o iジ く∈猟repository.unair.ac.id/91044/1/management of orbital...neuropati kranialis, abses...

17
EYEll口 員‖ B ORBITAL EISOnBER PROCEEDING B00K INDONEStAN SOCIEttY OF OPHTHALMiC AND PLASTIC RECONSTRUCTIVE SURGERY rrd sigわ t Daソ 17 ハυ dltOrlυ m Fκ υ 6ル ι γο gyα 々α rtα 15-160′ ε ember 2θ 17 i薇 ASO無 MEE丁 lNG World Sight Doy 2017 O iジ

Upload: others

Post on 08-Jan-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: O iジ く∈猟repository.unair.ac.id/91044/1/Management of Orbital...neuropati kranialis, abses otak, dan kematian. OFB merupakan komplikasi yang terjadi pada trauma yang 18 ′″AsopFs

EYEll口 員‖B ORBITAL EISOnBERPROCEEDING B00K

INDONEStAN SOCIEttY OF OPHTHALMiC

AND PLASTIC RECONSTRUCTIVESURGERY

助 rrd sigわ t Daソ 2θ17ハυdltOrlυ m Fκ υ6ルι γοgyα α々rtα ′15-160′εember 2θ 17

i薇ASO無どⅢ

MEE丁lNGWorld Sight Doy 2017

O iジ く∈猟

Page 2: O iジ く∈猟repository.unair.ac.id/91044/1/Management of Orbital...neuropati kranialis, abses otak, dan kematian. OFB merupakan komplikasi yang terjadi pada trauma yang 18 ′″AsopFs

|

,730 0800

,3∞ 0900 B..L stlrirll ttdriqu. 6c Oh.i: Dr. Ci.o (,!.l rd( aEa, rq OE tit tli l' !llI!ao.9aa.it 0.8 Sriid'rJ..a (lL a7.talr C

"∞10∞

S.(b6liL(l). tn i t&rd,n in ld, lttd.arl$n!*.n l'4.r,, E r ta teraGlr. irE O..n*n

:0∞ 11∞ Anr.rb. bmlLr Elocrl6>P.rl.|lr.

^a5rFr@!:P,rli* r. rlE{!!

hMfil, d. h.lirrrr h,!oX, i. td rturltrr,$,, i,l,l.ra.d, ,. |tardla lsGlrtrr, 5i,t ll.r r. $rrr.rH oFt rt s!.raGl1100‐ 1200

-11.@ 蹴 漱

"mat

SamLヵmK山 =,ぃlth

S.nbutr l6.h khn

t d ! MOOliAlt t:.k r.lrm..r !n .trb, t9,rrG} M!r; C.l,drir Irlr ^atiar

Lilt !-itt .Gr..ldarc,, M, iiul4 D.il. !..t (ll

1030● 4“ r. clo otrr r.d, t{t6. rr<1 Ticori!,r lAy!ralla.ao.la 50 聾ⅢⅢ

―,M・l

14● ■ 5∞ ●7mJf● ●ぃ bOdb D.. dr, l@rt r! N rolm 1.5..rl(n

S20 15“

h{ I ra.dmioi dr.l n^l Ur n,lrfln; C. tao.htttr: .r. ,.r{ a61!aIm

"Ю0340 tt. $.6n b6kh, t .MllL M.l6

./o ' 6,50

,r, Nl M;h L.Irl ln.4 M.ar6.rlJC.M.nd oth.l lrn irbnx dr l,nbl i.ll.ll5.M{n

"m ● 40

"4● 0● 5,

M」

"m-1・7●

■■年“0● 35 1103

IN"― ●.5● H●10110.15. l0-2! dr At nn.,.rn rrF lrr*., Md.rr.rl- !o tal{

`ILい― .Sp●

r. Aalt t{r.Gro. $.ra(o104S ,:“

M● k。●sII“

色ユJ塗型国壼ヒ世型Ш口J堕J壼JdL塑国L奎壼

"●●":17-`… …0o .nd don r tn 6.clo6a.nY

b. tffi G. rle.rl! lo.Mln MAl..lr,rt.rE i.!oi.n,50.M(n

Atulo. rrdl h odloolrly ヒJ"中 .噸1255 ,30, r. N.tdn trrr.. $.iim

OS i31S n l!, dMrbn/rrn r !d[ 奎コ塑Ⅲ■.SP Hnr. A'q. X.lrlw , !p l.(O. 9.[6

1325 ,34S 0,bl

Lrl s irorlr.br: d. a &nnr artDdra 34.b.. ltl-h.. tir(rc: c. $qtoi.: rt t{.t{i- r- lr-n la-nF.ll@ hquq,Lrrl| dH*rrM.n ii'. ci@ onrrr<t irrrl rl(f,, Ilcoott[ t rr!

!]50‐ 13 SS llF 6't a.n I a!a. il.l1355‐ 14■ 5 おヽ |

2?11..1s - r4.m

SUSUNAN ACARA

!--

{ tNAsop?s MEETIN?t A-z EyELtD AND oRBtrAL DBanDER

Page 3: O iジ く∈猟repository.unair.ac.id/91044/1/Management of Orbital...neuropati kranialis, abses otak, dan kematian. OFB merupakan komplikasi yang terjadi pada trauma yang 18 ′″AsopFs

KATA PENGANTAR

Teman Se.iawat Yth.

Selamat datang di Yogyakarta,

Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas rahmat dan kasihnya sehinggaterselenggara seminar dalam rangka World Sight Day yang diperingati setiap hari kamiskedua bulan Oktober yang pada tahun ini jatuh pada tanggal 12 Oktober 2017. padaperingatan WSD tahun ini Departemen llmu Kesehatan Mata bersama Seminat Oncology,Oculoplasty,danRekonstruksimengadakanseminardengantopikbahasan,,A_ZEyelidond

OrbitolDisorder".

Permasalahan yang ditemui kelopak mata dan orbita sangat beragam dariproblematika secara kosmetik hingga permasalahan yang membahayakan penglihatanpasien. Pada seminar ini akan dikupas tuntas bagaimana menyelamatkan penglihatanpasien tanpa meningalkan cacat kosmetik yang mungkin terjadi pasca tindakan. Selain ituakan diselenggarakan wet lab oculoplasti sederhana yang diharapkan dapat membantumeningkatkan keterampilan para dokter mata untuk pelayanan medis sehari-hari.

Sebagai Ketua Panitia acara inj, saya ingin mengucapkan terima kasih pada semuapembicara yang dengan sukarela membagjkan ilmu yang dimiliki. Special thank to ourdistinguished guest from Singapore National Eye Center, Dr Choo Cai Teck, MBBS, FRCS,FRCOpht, FAMS and prof. Rohit saiiu, MD from Tilganga tnstitute of ophthalmology,Kathmandu, Nepal for the kindness and willingness to share their knowledge with us here.We pleased to welcome you in Universitas Gadjah Mada and hopefully you can enjoy yourmoment in Yogyakarta.

Terima kasih pula saya sampaikan kepada semua patner kerja dab panitia yangmemberikan support dan bekerja keras sehingga acara ini dapat terselenggara denganbaik. Saya sebagai ketua panitia memohon maaf apabila ada kekurangan dalam kamimempersiapkan acara ini.

Akhir kata saya mengucapkan seramat datang dan seramat menikmati seminar worldSight Day 2017 ini. Semoga apa yang didapatkan hari ini dapat berguna untuk pasien kitasemua di masa datang.

Ketua Panitia, i

Dr. dr. Agus Supartoto, Sp.M(K)

―――” 0

111111,

―11つ■■11111,‐ 

― ・

Page 4: O iジ く∈猟repository.unair.ac.id/91044/1/Management of Orbital...neuropati kranialis, abses otak, dan kematian. OFB merupakan komplikasi yang terjadi pada trauma yang 18 ′″AsopFs

DAFTAR:S:

Management Of Orbital Foreign Bodies

Conjunctival Cyst

Ocular Surface Squamous Neoplasia; Manajemen Dan TatalaksanaOrbital Dermoid Cyst Management

Superficial Nevus

Panorama Of Retinoblastoma ln NepalEyelid Neurofibroma

Optic Nerve Glioma

Sphenoid Wing Meningioma

Hubungan Penggunaan lnjeksi progesteron Sebagai Alat Kontrasepsi rerhadapPeningkatan Kejadian Meningioma Orbitokranial Pada Wanita: Kajian pada Ekspresi

susunan Acara

Kata Pengantar

Daftar lsi

Blow Out Fracture

Canalicular Laceration Repair

Eyelid Laceration

Mrna Pr Dan Nf2 Sebagai Faktor Risiko

Do & Don't ln Oculoplastic &Reconstructive Surgery

Grafts ln The Eyelid RecontructionAmnion Graft ln Oculoplasty:

Daftar Peserta Pameran

l

ll

lll

1

2

8

18

31

32

37

43

67

72

79

80

Best Practice Using Of Amnion Graft MaterialOral Mucous GraftReposisi Lamela Anterior Dengan Lid SplitPenggunaan Krioterapi Pada Penatalaksanaan Ocular Surface Squamous Neoplasia

88

103

103

121

134

134

142

158

163

169

|

Page 5: O iジ く∈猟repository.unair.ac.id/91044/1/Management of Orbital...neuropati kranialis, abses otak, dan kematian. OFB merupakan komplikasi yang terjadi pada trauma yang 18 ′″AsopFs

MANAGEMENT OF ORB:TALFORE:GN BODIESDR.Hendrian D.SoebagiO.′ MD。′Ophthalmoiogist

Airlangga University― Dr.Soetomo Hospital′ Surabava

ABSTRACT

Orbital Foreign Body (OFB) is foreign body that have penetrated the orbital cavity

and lodged within it. OFB caused damage to surrounding structures, such as the optic

nerve and extraocular muscles. OFB could be difficult to be detected and missed

detection may lead to devastating clinical consequences. ln ocular trauma cases, it is

important to conduct a thorough investigation including a complete history and

physical examination, accompanied by diagnostic imaging to rule out globe ruptured,

optic damage and possibility of OFB.

Diagnostic imaging plays important role to determine the presence, location,

material, size, and number of OFB. lmaging options include CT scan, MRl, and X-ray,

each of which has particular advantages and limitations. All patients with OFB should

be treated with antitetanus prophylaxis. lf there is a history of recent injury or

presence of orbital infection, it is reasonable to give antibiotics. Before deciding toextract OFB, ophthalmic surgeon must consider the risk of surgery against the risks of

retention. Surgical removal usually attempted for all organic and inorganic matters

that toxic to orbitaltissue because of higher risk of inflammation and infection. C-arm

fluoroscopy is a high resolution-imaging machine that can provide real time image of

surgical site and surrounding tissue during surgery. This machine helps the surgeon to

determine the exact location and number of OFB, and also provide surgical approach

guiding in OFB extraction. The clinical outcome of OFB depends on the severity of the

inciting trauma, location and material of OFB.

Keywords : Orbitol Foreign Bodies, CT scan, MRl, C-arm fluoroscopy

PENDAHULUAN

Orb′ ta′ Foreむη BοC″ (OFB)merupakan benda asing yang

mёngalami pё netrasi dan berdiann di

dalanl orbita dan diluar bola mata.OFB

止 準

dapat menimbulkan komplikasi

kebutaan, trombosis sinus kavernosus,

neuropati kranialis, abses otak, dan

kematian. OFB merupakan komplikasi

yang terjadi pada trauma yang

18

♂ ′″AsopFs MtFrrNalス =zど vEL′Dパ Arυ OPB′ 7■とDrSORDど月

― _

Page 6: O iジ く∈猟repository.unair.ac.id/91044/1/Management of Orbital...neuropati kranialis, abses otak, dan kematian. OFB merupakan komplikasi yang terjadi pada trauma yang 18 ′″AsopFs

mengenai orbita Penegakkan diagnosis

OFB sulit d‖ akukan terutama pada oFB

berbahan lner: dan berukuran kecil

Kesulitan terladi karena kasus tersebut

,arang menimbulkan reaksi inlamasi

(Fulcher et αた′ 2002,Tas&Top′ 2014,

Oruc et oた ′2016)

Tata laksana oFB sangat beragam

tergantung pada komposisi bahan,

lokasi, keadaan k‖ nis penderita′ dankerusakan ianngan yang d■ lmbulkan

Permasalahan pertama yaitu untuk

menentukan apakah oFB akan

d‖ akukan ekstraksi atau tidak

Permasalahan berikutnya adalah untuk

memi‖ h pendekatan ekstraksi vang

tepat, apabila OFB akan dilakukan

ekstraksi{Foster et α′′2016,Rowlands

&Ehrlich,2016)

ANATOM:ORB:TAOrbita merupakan kavitas tulang

yang terdiri atas b。 la mata′ otOt

ekstraokular′ saraf′ lemak′ danpembuluh darah Masing― masing orbita

berbentuk seperti buah pir dengan

apeks yang terdapat pada bagian

posterio「 Pada apeks terdapat kanalis

optikus Volume masing― masing Orbita

sekitar 30 cc, dengan seperlima

diantaranya d isi Oleh bola mata

Jaringan lunak orbita terdiri atas OtOt

ekstraokular, lemak orb■ a′ keleniar

_コ`=「

` 19

lakrimalis, saraf, dan pembuluh darah

Terdapat beberapa spasium padi

rongga orbita yang dapat menjad

spasium patologis yang dapat beris

darah, pus, maupun cairan patologil

lain. Spasium tersebut diantarany;adalah spasium subperiosteal,sub

Tenon,ekstrakonal intrakonal 6

subarahnoid. Spasium ekstrakona

merupakan spasium yang terletak d

antara periorbita dan muscle cont

beserta fascia yang membungkusnya

Spasium intrakonal merupakan spasiunyang berada di dalam muscle cone

(Khurana, 2007; Foster et o1.,201,6)-

ORBI|AL FOREIGN BODY

Epidemiologi

OFB merupakan komplikasi yang

dapat terjadi pada trauma orbita. pade

kasus yang dilaporkan oleh Korobelnilet ol., dati 160 mata pasien dengar

trauma didapatka n 23 mata l!4.4o/o\.

dengan OFB tanpa laserasi bola mata

Sementara itu, Cillino et o/. melaporkardari 29a mata dengan traum:didapatkan 50 mata (16.8%) dengarOFB. Studi yang dilakukan oleh Napora

et o/. melaporkan dari 62 pasien dengar

trauma, sebanyak 10 pasien (L6%l

merupakan OFB. Mayoritas kasu:

terjadi pada pasien pria (80-90%) dar

70% berumur dibawah 30 tahun. Hal in

Page 7: O iジ く∈猟repository.unair.ac.id/91044/1/Management of Orbital...neuropati kranialis, abses otak, dan kematian. OFB merupakan komplikasi yang terjadi pada trauma yang 18 ′″AsopFs

|

|

attuga berlaku pada pasien di RSUD

〕畔Dr.Soetomo, Surabavao Sebanvak 21

alpasien dengan trauma OFB peiuru pada

rihahun 2OLt-2017, terbanyak 95,23%

Eilmerupakan laki-laki dan rata-rata umurtYlpasien 24,712,62 tahun.1, Komposisi bahan OFB penting untuk

ld‖ dentifikasi karena terkait dengan

nl:1蹂

露:iЛ 尾 電 鷺 鼎 彗『 ∬

囀IMayontas oFB berbahan metalik.′lsebanvak 71,43% kasus oFB di RSUDl滞 Dr.Soetomo′ Surabaya merupakanЛlbahanshgremetalik(peluru).NapOra et

lar. rnelaporkan 85%kasus benda asing

lberbbhan metaiik(Fulcher et a′ .′ 2002′

INapora et al′ 2009).

■|

JIロロ暉獨澤口甲冒冒暉硼目岡甲興同鳳岡畢口甲馴範屈即電

III「島鴨豪L甲口愚国覇出旧L署口覇月L聯暉J習躙群L目

Penegakkan diagnosis OFB sulit

dilakukan. Sebuah studi melaporkan

sekitar 25-60% kasus OFB tidak

terdiagnosis pada pemeriksaan awal

karena minimnya gejala dan tanda yang

ditimbulkan. Pada OFB berbahan

metalik, mayoritas port d'entree

terdapat pada kelopak mata dan

konjungtiva, dimana port d'entree

tersebut berukuran kecil dan dapat

sembuh sendiri. Sementara itu, pada

beberapa kasus OFB berbahan organik,

pemeriksaan pencitraan tidak dapat

menemukan adanya benda asing

(Fulcher et al.,2OO2l.

Komposisi dan Sifat Benda Asing

Komposisi bahan OFB penting untuk

diidentifkasi karena terkait dengan

visibilitas pada pemeriksaan pencitraan

dan reaksi benda asing terhadap organ

orbita. Klasifikasi komposisi bahan OFB

berbeda-beda pada tiap literatur. Pada

dasarnya, komposisi bahan dapat

diklasifikasikan menjadi bahan organik

dan non-organik. Bahan non-organik

dapat diklasifikasikan menjadi non-

organik metalik dan non-organik non-

metalik. Bahan organik contohnya

adalah material hewan dan material

tumbuhan, seperti : kayu dan daun.

Bahan non-organik metalik contohnya

adalah besi, tembaga, timah, timbal,

l-a

Fti呻 `― =「

LE¬〕r 4 27 P 20r20 20120 MULTIPLE

が こ… ■~I…

蘭Ⅲ…r'橘…… t稿ここ・

:ri― I・ [一流 … 価~… 3逓…

lrttF暉零型響

田賢甲

襲電器露♂

甲暉電窮霊警

尋甲電緊旧歴で

i‐格一高‐ヽ-1-~百 ~‐

TIア`¬ 醸 …

1

|:

20 24 L LP‐11-,

-

I ragel 7. Poslen denEon Traumo oFB peluru

t'Tqhun 2077-2077 dt RiUD Dr.Soetomo,i

'Suroboyo.

Page 8: O iジ く∈猟repository.unair.ac.id/91044/1/Management of Orbital...neuropati kranialis, abses otak, dan kematian. OFB merupakan komplikasi yang terjadi pada trauma yang 18 ′″AsopFs

dan bahan logam lain. Bahan non-

organik non-metalik contohnya adalahplastik, kaca, dan batu (Rowlands &Ehrlich,2015).

Komposisi bahan OFB penting

diketahui karena untuk memperkirakan

reaksi kimianya. Hal ini berkaitandengan sifat toksisitas benda asing.

Semakin inert benda asing maka

semakin tidak menyebabkan toksisitas.

Bahan non-organik non-metalik

mayoritas merupakan bahan inert,

sedangkan bahan ortanik sering

menimbulkan inflamasi dan infeksiakibat reaksinya dengan organ orbita(Denniston & Murray,2014i Rowlands &Ehrlich,2016).

Ukuran dan lokasi penting

diketahui karena pengaruh terhadappenatalaksanaan yang akan dilakukan.Fragmen kecil OFB yang bersifat inert,

lebih baik ditinggalkan dan dilakukan

observasl terhadap komplikasi, Hal ir,berkaitan dengan adanya risiko padi

I

proses pembedahan (Oruc et al.,2OL6,Rowlands & Ehrlich, 2016).

Patofisiologi Benda Asing Pada Ronggi I

Orbita :

Masuknya benda asing ke ronggi (

orbita diikuti dengan perpindahar r

energi kinetik dari benda ke orbita I

Kerusakan jaringan orbita merupakar ihasil dari absorbsi energi kinetik ketiki (

obyek mengenai jaringan orbita. Energ r

kinetik besar berarti kerusakan jaringar jorbita yang ditimbulkan juga lebit .besar. Absorbsi energi kinetik padi ijaringan sekitar orbita dapa'

mengakibatkan teriadinya hematomtlaserasi kulit dan jaringan ika /superfisial, deformasi bola mata, serti

dapat meningkatkan tekanan padi ,rongga orbita (Kuhn et ol., 2002 ,

Karcioglu, 2006; Rowlands & Ehrlich ,2015). I

Benda asing dapat menyebabkar Imasalah tersendiri tergantung padi

r

komposisi bahan yang terkandung .

Benda asing dengan komposisi bahar 1

non-organik dapat menimbulkar (

berbagai tipe reaksi kimia dengar ,jaringan orbita tergantung padi

I

jenisnya. Benda yang bersifat iae4 Itidak terjadi reaksi dengan jaringar

I-J.<-

+-Platinum Alumunium Besi Orga

Perak Seng Tembata

Emas Nikel Tanah

Timah Merkuri

Kaca

Plastik

Batu

nik

--{ 21

Page 9: O iジ く∈猟repository.unair.ac.id/91044/1/Management of Orbital...neuropati kranialis, abses otak, dan kematian. OFB merupakan komplikasi yang terjadi pada trauma yang 18 ′″AsopFs

forbita. OFB Yang mengandung besi

i(siderosis) dapat menyebabkan kelainan

iyang menyebabkan Perubahan

idegeneratif terutama pada struktur

lepitelial jaringan orbita' Bahan tembaga

l(chalcosis) dapat menyebabkan reaksi

tsupurasi dan nekrosis pada jaringan

lorbita. Bahan organik yang masuk ke

lorbita dapat menghasilkan reaksi

I proliferasi yang ditandai dengan adanYa

lformasi giont cells pada jatingan orbita'

tselain itu, bahan organikjuga membawa

lmikroorganisme, seperti bakteri dan

ijamur, sehingga menyebabkan infeksi

isekunder (Karcioglu, 2006; Khurana'

,2007).',|

lDrAcNosls IRB,TAL FaRE'GN BoDY

f AnamneslsI Anamnesis yang mendalam

'terhadap mekanisme terjadinYa trauma

)sangat penting. Dengan anamnesis Yang

imendalam, daPat diketahui Pula

komposisi bahan dan perkiraan ukuran

ibenda asing yang masuk. Dengan

imengetahui perkiraan kecePatan benda

iasing, dapat diprediksi sejauh mana

ikerusakan jaringan orbita yang terlibat'lobyek dengan kecepatan tinggi dapat

imenyebabkan kerusakan jaringan yang

llebih masif daripada obyek dengan

lkecepatan rendah karena besarnYa

!

energi kinetlk vang tenibat uwamotO&

‖iff,2006;Karcioし lu,2006,Kuhn,2008)

Trauma dengan OFB′ diawa‖ oleh

luka penetraSi. POrt d′elltree OFB

kadangkala hanva berupa lesi minimal′

seperti luka kecil pada kulit kelopak

mata POrt d′ entree dapat Sembuh

sendiri tergantung pョ da luas area vang

terlibat Lintasan dan titik masuk dari

obvek vang maSuk dapat memprediksi

struktur orbita vang paling parah

terkena dampak trauma Jika terdapat

gelala penurunan penglihatan dan bOla

mata masih utuh, keterilbatan nervuS

Optikus patut diWaspadal penglihatan

dobel dapat merupakan akibat dari

trauma vang mengena1 0tOt

ekstraokular, saraf yang mempersarafi

otot, atau akibat dari adanva massa,

seperti perdarahan orbita, vang

menvebakan malpoSiSi bola mata

OWamOtO&‖ iff′ 2006)

pemeriksaan Fis:k

Tuluan utama dari eValuaSi pada

kasus OFB adalah untuk menemukan

adanva OFB dan kelainan patO10gis vang

disebabkannya Sehingga dPpat

dilakukan penatalaksanaan vang tOpat

dan Optimal PemerikSaan mata paska

trauma haruS dilakukan Secara hati‐hati,

mengingat kemungkinan adanya ruptur

22 ~―

Page 10: O iジ く∈猟repository.unair.ac.id/91044/1/Management of Orbital...neuropati kranialis, abses otak, dan kematian. OFB merupakan komplikasi yang terjadi pada trauma yang 18 ′″AsopFs

bola mata (Khurana, 2007; Kuhn,2008; nyeri pergerakan bola

Foster et al.,20L6l, penurunan tajam

Penurunan tajam penglihatan pada

kasus OFB dapat disebabkan oleh tiga

mekanisme, yaitu ; adanya kompresi

nervus optikus, perubahan status

refraksi akibat tekanan pada bola mata,

dan adanya keratopathy exposure pada

kasus OFB yang disertai lagoftalmos.

Adanya kelainan pada pemeriksaan

pupil bisa disebabkan oleh kompresi

pada nervus optikus. Hambatan gerak

bola mata disebabkan oleh beberapa

mekanisme, yaitu : adanya OFB yang

mengenai otot ekstraokular, gangguan

pada saraf yang menginervasi ototekstraokular, atau adanya inflamasi dan

infeksi yang mengenai otot ekstraokular

(Khurana, 2007; Foster et ol,,2Ot6l.

KomplikasiOFB

Komplikasi OFB dapat timbul pada

obyek berbahan toksik yang tidak

dilakukan ekstraksi. Komplikasi yang

dapat terjadi, yaitu : proptosis, fistula

kronis, abses orbita, selulitis orbita,

kerusakan otot ekstraokular, dan saraf

intrakranial. OFB dapat menyebabkan

selulitis orbita, terutama pada OFB

berbahan toksik. Temuan klinis pada

selulitis orbita, yaitu : demam,

leukositosis, eritema, proptosis,

kemosis, ptosis, restriksi palpebra, dan

tI.t

mata. AdanyiI

penglihatanj

gangguan persepsi warna, restriksi

lapang pandangan, dan abnormalitaq

refleks pupil merupakan tanda

neuropati optik. Penundaan

撃 23

kebutaan′ trombosis sinus kavernosus

neuropati kranialis, abses otak,

kematian(Khurana′ 2007;Foster et

2016).

PEMER:KSAAN PENCITRAAN

FORFrC″ BODy

Pencitraan merupakan salah

landasan dalam menegakkan

OFB yang dikombinasikan dengan

dan gejala klinis yang ada. Foto

Ultrasonography (USG)

Computed Tomogrophy (CT) sco4

Mognetic Resonance lmoging

merupakan pemeriksaan

yang dapat digunakan

menegakkan diagnosis. Pencitraan

Page 11: O iジ く∈猟repository.unair.ac.id/91044/1/Management of Orbital...neuropati kranialis, abses otak, dan kematian. OFB merupakan komplikasi yang terjadi pada trauma yang 18 ′″AsopFs

dengan USG kurang direkomendasikan

(Quaghebeur, 2007; Otuc et o1,,2076]..

Folo X-roy

Pemeriksaan X-roy memiliki

sensitivitas sebesar 69-90% untuk OFB

metalik, 7L-77% OFB kaca, dan 0-15%

untuk OFB organik seperti kayu. Ukuran

obyek juga merupakan hal yang penting

dalam menegakkan diagnosis melalui

pemeriksaan x-toy dimana pada

beberapa studi sebelumnya, obyek

dengan ukuran kurang dari 0.5 x 0.2 mm

tidak terlihat pada pemeriksaan.

Pemeriksaan X-roy diperlukan minimal 2

plo,n (frontal dan lateral) untuk dapat

mengetahui lokasi dengan lebih tepat(Quaghebeur, 2007; Lockwood et o/.,

i 2016).

i Pemeriksaan X-rdy memilikirtkelebihan, seperti : biaya yang relatif

{rendah dan ketersediaan yang mudah di

lberbagai fasilitas kesehatan. Akan

Itetapi, pemeriksaan ini memiliki

kelemahan seperti tidak dapat

mendeskripsikan obyek secara detail,

tidak dapat mengetahui lokasi obyek

secara tepat, dan tidak dapat

mendeskripsikan adanya kerusakan

jaringan orbita (Quaghebeur, 2007).

Computed Tomography lCfl Scon

Pemeriksaan CT scon merupakan

pemeriksaan radiologi pilihan. CT scon

dapat memberikan informasi mengenai

bentuk, lokasi, dan perkiraan ukuran

obyek. Selain itu, pemeriksaan ini juga

dapat memberikan informasi mengenai

karakteristik kerusakan jaringan orbita

yang disebabkan oleh oFB. Pemeriksaan

CT scon juga dapat membantu dalam

menentukan surgicol opproach apabila

akan dilakukan tindakan bedah

{twamoto & lliff, 2006; Quaghebeur,

2007; Fostet et ol., 2076]..

Pemeriksaan CT scon memiliki

sensitivitas tinggi pada bahan metalik

dengan sensitivitas 100% pada obyek

metalik dengan ukuran >0,06 .m3 dan

sebesar 65% pada obyek berukuran

<0.06 mm3. Pemeriksaan CT scon juga

memiliki kemampuan yang baik dalam

mendeteksi adanya bahan kaca.

Pemeriksaan CT scon bahan kaca

dengan ukuran diameter >1..5 mm

memiliki sensitivilas 960/o, sedangkan

obyek berukuran <0.5 mm memiliki

*

Page 12: O iジ く∈猟repository.unair.ac.id/91044/1/Management of Orbital...neuropati kranialis, abses otak, dan kematian. OFB merupakan komplikasi yang terjadi pada trauma yang 18 ′″AsopFs

Gqmbdt S. CT scqn psdo OFa bohqn (A)

metqlik (pelutu); (B) kqcq

Tidak seperti oFB berbahan metalik

dan kaca, bahan organik sering tidak

tampak pada pemeriksaan CT scan. Hal

ini dikarenakan oleh bervariasinya

densitas yang dipancarkan obyek

organik seperti kayu, mulai dari

densitas rendah yang sama dengan

densitas udara, hingga densitas yang

sama dengan struktur orbita seperti

lemak (lwamoto & lliff, 2006).

Pemeriksaan cf scon memiliki

kelebihan yaitu : sensitif terhadap

bahan logam, memberikan informasi

lokasi dengan tepat (high spotiol

resolutionl dan menghasllkan

pencitraan tulang dengan baik.

Kekurangannya, yaitu : memiliki

sensitivitas yang lebih rendah

dibanding MRI untuk mendeskripsikan

detail.iaringan lunak dan kontra indikasi

pada wanita hamil (lwamoto & lliff,2006; Quaghebeut,2O0T; Foster et ol.,

2016).

sensitivitas 48Yo. (Kubal,

Lockwood et ol,,20L6]..

2008; Mdgnetic Resonance tmaging (MRll

Pemeriksaan MRt meruPakat

pemeriksaan pencitraan non-invosive

MRI terutama dilakukan pada oFt

berbahan organik seperti kayu, dimani

obyek kayu tampak sebagai obyek yant

lebih hipointensif. Pemeriksaan MR

sebaiknya tidak digunakan sebaga

pemeriksaan awal kareni

dikontraindikasikan pada bahar

metalik. Bahan metalik pada MRI dapa

menyebabkan pergerakan obyek yant

tidakterkendali sehLngga menyebabkar

kerusakan jaringan orbita (Quaghebeur

2OO7l.

cqmbor4. OFB kdyu podo (Al cf scdn; (Bt

MRI

Pemeriksaan MRI memilil

kelebihan, yaitu : sensitif terhadap OFt

yang bersifat rodioJuscen seperti bahal

organik, memberikan informasi lokas

dengan tepat, dan dapat menghasilkat

pencitraan jaringan lunak dengan bail

sehingga dapat mengetahui adanyi

komplikasi. Kekurangannya, yaitu

biaya pemeriksaan mahal, tidak semui

fasilitas kesehatan tersedia, dat

*:--,-* 25

Page 13: O iジ く∈猟repository.unair.ac.id/91044/1/Management of Orbital...neuropati kranialis, abses otak, dan kematian. OFB merupakan komplikasi yang terjadi pada trauma yang 18 ′″AsopFs

kan adanya pemeriksaan pre-

untuk memastikan tidak

bahan metalik (lwamoto &

,2006).

ATA LAKSANA OR3′ Tハι FORど′G″

Jenis Tata Laksana

Manajemen kasus OFB sangat

m. Semua pasien dengan OFB

rus diberikan profilaksis antitetanuspertama kali datang. Profilaksis

nus diberikan sebanyak 0.5 ml

lU) secara intramuskular. Pasien

diberikan antibiotik spektrum luas

jberbahan logam reaktif harus dilakukan

iekstraksi (Foster et o/., 2016; Rowlands

I& ehrticir, zoro1.

I

r ,.= # 26

Ekstraksi juga dilakukan apabila OFB

dapat teraba atau berada pada anteriororbita. Sementara itu, apabila berada

pada posterior orbita dan bersifat inert,

OFB dapat dibiarkan. Pilihan ekstraksi

OFB iuga diindikasikan apabila terdapatgangguan tajam penglihatan, nyeripersisten, diplopia, inflamasi, dan

infeksi (Foster et o/., 2016).

EkstraksiOFB

Untuk dapat memilih teknik yang

tepat pada ekstraksi OFB, dokter harus

mengetahui dengan pasti lokasi OFB

dan struktur yang akan dilalui saat

dilakukan tindakan. Tindakan ekstraksi

secara garis besar dibagi menjadi dua,yaitu pendekatan transorbital dan

ekstraorbital. Pendekatan transorbitalbiasanya dilakukan oleh ahli mata,

sedangkan pendekatan ekstraorbital

dilakukan oleh ahli THT-KL atau bedah

saraf (Hayek et o/., 2006).

Pemilihan pendekatan ekstraksi

antara transorbital dan ekstraorbital

beserta pemilihan insisi awal yang akan

dilakukan harus didasarkan pada lokasi

dari OFB tersebut. Pendekatan yang

dipilih adalah pendekatan yang paling

direct, paling minimal menimbulkan

komplikasi pembedahan, danpermasalahan estetika. Terdapat

beberapa macam

l:{-

I Trt. l.kr.n, oFB tergantung pada

komposisi bahan, lokasi, keadaan klinis

,penderita, dan kerusakan jaringan. OFB

iberbahan organik harus dilakukan

tekstraksi, karena dapat menyebabkan

/respon inflamasi dan infeksi. oFB

f berbahan anorganik non-metalik dapat

fdibiarkan dan dilakukan observasi. oFg

,lberbahan metalik non-reaktif juga

idibiarkan karena dapat ditoleransi

ldengan baik. Sementara itu, OFB yang

pendekatan

Page 14: O iジ く∈猟repository.unair.ac.id/91044/1/Management of Orbital...neuropati kranialis, abses otak, dan kematian. OFB merupakan komplikasi yang terjadi pada trauma yang 18 ′″AsopFs

transorbital (orbitotomi), yaitu :

pendekatan superior, inferior, medial,

dan lateral. Pemilihan pendekatan

berdasarkan pada tipe dan lokasi OFB,

serta kebutuhan untuk exposure OFByang adekuat (Dutton, 2013; Foster etal,,2Ot6).

Ekstraksi OFB dengan c‐arm c“ided

Surgery

C― ar′η dapat menvediakan

pencitraan χ‐rαソdengan resolusi tinggi

secara rea′ :′me sehingga dapat

memon■ or prosesialannya operasi dan

dapat segera mengamb‖ keputusan

yang tepat terkait kOndis1 0perasi.

Penggunaan C―arm dalam operasi

memiliki kelebihan dalam hal

mengurangitindakan invasif yang dapat

menvebabkan kerusakan organ lain

yang sehat συraЛ :θ Operasi.selain itu′

penggunaan C‐ arm juga dapatmengurangi lama waktu operasi.

Kekurangan dari penggunaan C― arm

yaitu meningkatkan terjadinya radiasi )

roy (Hatano et o1.,201,61.

鼈・静れ

Gombor 6. C-orm lluoroskopi

Pada kasus trauma mata dengan OFt

yang mencapai area retrobulbartindakan ekstraksi seringkali menemukesulitan. Hal tersebut disebabkar

sulitnya mendeteksi posisi tepat dar

OFB duronte operasi. Selain oleh karent

posisi, kesulitan juga dialami apabili

OFB didapatkan lebih dari satu atat

fragmented. Cara terbaik untul

ekstraksi oFB tersebut adalah dengar

bantuan pencitraan durante operasi

Alat yang sering digunakan pada kasur

seperti ini adalah C-orm. Perangkat C

orm akan memproyeksikan posis

instrumen dan benda asing ke dalan

suatu model volume orbita sehinggi

dokter dapat mengikuti gerakar

instrumennya pada monitor. C-arn,

biasa digunakan pada pendekatar

transorbital dengan menggunakan insis

I--

Gombar 5. lnsisi pado berbagqi pendekatan

orbitotomi

,_

L-1‐園‐囲

27

Page 15: O iジ く∈猟repository.unair.ac.id/91044/1/Management of Orbital...neuropati kranialis, abses otak, dan kematian. OFB merupakan komplikasi yang terjadi pada trauma yang 18 ′″AsopFs

|:∫軍#‖:‖l∫:ll[::|:rttr::i

llebih simpel dalam proSes

lo

Gambor 7. Gamborun C-om duronte operdsl

. potongan (A) onteroposterior; (B) ldterdl

Oleh karena Penggunaan c-orm

, pada kasus trauma mata ini memiliki

keuntungan mengurangi lama waktu

operasi serta mengurangi tindakan

invasif yang menyebabkan kerusakan

:organ lain yang sehat, hal ini tidak akan

i mempengaruhi penurunan visuol acuity

r pasien. Berdasarkan data pasien kasus

trauma mata dengan OFB di RSUD Dr'

Soetomo tahun 2011-2017 sebanyak 21

pasien, penggunaan c-arm tidak

mempengaruhi visuol ocuity pte opetasi

(P=0,095,o>0,01).

R!NGKASAN

Orbita′ FoにOn 30dソ (OFB)

merupakan benda aSlng yang

mengalami penetrasi dan berdiam di

dalam orbita dan diluar bola mata OFB

merupakan kompllkasi vang terladi

pada trauma orbita

Anamnesis merupakan dasar untuk

melakukan pemeriksaan fisik dan

penuniang se,ual prosedur diagnostik

AnamneslS terutama berguna untuk

mendapatkan informasl mengenaI

mekanisme trauma,kecepatan trauma,

kOmposISl bahan′ dan perkiraan ukuran

benda asing yang masuk Adanva OF3

dapat diketahui melalui berbagai

macam pemeriksaan pencitraan,seperti

: Comρυted Tomοgraρわソ (CT)SC●ら

Mαgnetた Resο"ance

′mag"g(M Rl)′

foto χ―ray,dan υ′trαsο″οgraρわy{usG)

mata pemeriksaan CT scan dan MRI

merupakan pemeriksaan vang pa‖ ng

sering dilakukan Pencitraan USG kurang

direkomendasikan karena resolusi vang

dihas‖kan semakin berkurang dengan

semakin posteriorletak obyek

Manajemen pada kasus OFB sangat

beragam Tata laksana OF8 tergantung

pada komposisi bahan′ lokasi′ keadaan

klinis penderita,dan kerusakan jaringan

vang ditimbulkan Dalam menentukantata laksana OFB′ dOkter harus

mempertimbangkan segala risiko vang

28 =

Page 16: O iジ く∈猟repository.unair.ac.id/91044/1/Management of Orbital...neuropati kranialis, abses otak, dan kematian. OFB merupakan komplikasi yang terjadi pada trauma yang 18 ′″AsopFs

dapat terjadi, baik risiko pembedahan

maupun risiko meninggalkan OFB pada

tempatnya.

c-orm dapat menYediakan

pencitraan X-roy dengan resolusi tinBgi

secara reol time sehingga dapat

membantu dalam melakukan Proses

ekstraksi OFB dan mengurangi gerakan

berlebihan yang dapat menyebabkan

lesi pada organ orbita lain. Oleh karena

penggunaan C-orm pada kasus trauma

mata tidak akan mempengaruhi

penurunan visuol ocuity pasien. C-orm

biasa digunakan pada pendekatan

transorbital dengan menggunakan insisi

transkonjungtiva karena relatif tidak

menimbulkan jaringan parut dan lebih

simpel dalam proses pelaksanaannya.

DAFTAR PUSTAKA

Bowling 8.,2016, Chapter 21: Trauma.

Cllalca′

ond Orbital Surgery. Philadelphiar

Lippincott williams & Wilkins,

247-80.Finkelstein M., LeBmann A. & Rubln

P.A., 1997, Projectile Metallic

Foreign Bodies in the orbit: A

Retrospective Study of

Epidemiologic Factors,

Management, and Outcomes.

OphthalmologY 1997 Jon;

104(1): 95-103.

Foster J.A., Charter K.D., Durairaj V.D.,

Kavanagh M.C. & Hartstein M.E.,

20L6, Chapter 1: Orbital

Anatomy; ChaPter 6: orbital

Trauma; Chapter 7: Orbital

surgery. ln: orbit, Eyelids dnd

Lacrimol System, section 7. San

Francisco: American AcademY of

Ophthalmology. L-t6) tO3 - 27.

Fulcher T.P, McNab A.A. & Sullivan T.J.,

2002, Clinical Features and

Mnagement of lntraorbital

Foreign Bodies. Americon

Journal of O?htholmologY

Journal 2OO2 March; 10913\:

494-500.

lwamoto M.A. & lliff N.T,, 2006,

87: Management ofDuone'.

ln; Konski's

Ophtholmologv: A Svstemic

Approoch, 8th Ed. SYdneY:

Elsevier, 2016. 861-85.

Denniston A.K.O. & Murray P.1., 2OL4,

Chapter t4i Orbit. Oxford

Hondbook of OphtholmologY, jrdedition. Oxford: Oxford

University Press. 593-624.

Dutton J.J., 2013, Part lll: Orbital

Surgery. ln I Atlos oI Oculoplastic

Trauma. ln:

Ophtholmology, volume 5

Philadelphia: Lippincott Williams

& Wilkins.

-:# 29

Page 17: O iジ く∈猟repository.unair.ac.id/91044/1/Management of Orbital...neuropati kranialis, abses otak, dan kematian. OFB merupakan komplikasi yang terjadi pada trauma yang 18 ′″AsopFs

Karcioglu 2.A., 2006, Chapter 77:

Clinicopathologic Correlates in

Orbital Disease. ln: Duone's

Ophthalmology, volume 3.

Philadelphia: Lippincott Williams

& Wilkins.

Khurana A.K., 2007, Chapter 1: Anatomy

and Development of the Eye;

Chapter 16:Diseases of the OrbiU

Chapter 17: Ocular lnjuries. ln:

Comprehensive Ophtholmology,

fourth edition. New Delhi: New

Age lnternational Limited

Publisher. 3-13, 377-400, 401-16.

Kuhn F., 2008, Section 1.3: Predicting

the Severity of an Eye lnjury: The

Ocular Trauma Score (OTS);

Section 2.13: Penetratinglnjuries and lOFBs. ln: Ocular

Traumotology. New York:

Sp)inger. 77 -22 &371-90.Napora K.J., Obuchowska 1., Sidorowicz

A. & Mariak 2., 2OO9,lntraocular

and lntraorbital Foreign Bodies

Characteristics in Patients with

Penetrating Ocular lnjury. K/in

Ocz Journol 2009; t11:307-72.Oruc M., Kankaya Y., Gursoy K., Sungur

N., Ulusoy M.G. & Kocer U.,

2015, An Extremely Long Lasting

Foreign Body in the Orbital Floor.

Turkish Journol of Plastic Surgery

2015;2al2l:87-9.

Quaghebeur G., 2007, Chapter L4:Radiological Techniques in

Ophthalmic lnvestigation. tn:

Ophtholmology, lnvestigotion

and Exomination Techniques.

Philadelphia: Elsevier Limited.159-95.

Rowlands M.A. & Ehrlich M., 2016,

Management of lntraorbitalForeign Bodies. OphtholmicPeorls: Trouma, 2076 lanuary:37-2.

Tas S. & Top H., 20L4, lntraorbitalWooden Foreign Body: Clinical

Analysis of 32 Cases, A 10 Year

Experience. Ulus Trovma Acil

Cerr Derg 2074 January; 2O(ll:51-5.

30 -