nyeri, bedah saraf untuk penatalaksanaan nyeri kronis

22
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nyeri a. Definisi nyeri Nyeri adalah sebuah sensasi yang dapat dirasakan pada ujung saraf bebas yang terdapat dikulit, otot, sendi dan mukosa dan juga dalam organ-organ visceral. 1 Rasa nyeri merupakan mekanisme perlindungan. Rasa nyeri timbul bila ada kerusakan jaringan dan hal ini akan menyebabkan individu bereaksi dengan cara memindahkan stimulus nyeri. 4 b. Klasifikasi nyeri Klasifikasi nyeri secara umum dibagi menjadi dua, yakni nyeri akut dan kronis. Nyeri akut merupakan nyeri yang terjadi atau insisi bedah dan memiliki awitan yang cepat dengan intensitas yang bervariasi. Nyeri akut biasanya menutun sesuai dengan proses penyembuhan dan umumnya terjadi kurang dari enam bulan. Rasa nyeri merupakan sensasi normal untuk mengikatkan diri bahwa adanya kemungkinan cedera dan meningkatkan kewaspadaan diri. Berbeda dengan nyeri kronis, rasa sakit yang terus menerus berlanjut, sinyal rasa sakit tetap dirasakan selama berminggu-minggu, bulan, bahkan bertahun-tahun. Nyeri kronik adalah nyeri konstan atau intermmiten yang menetap sepanjang satu periode waktu. Nyeri kronik 1

Upload: preston-mitchell

Post on 26-Nov-2015

141 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

Nyeri, Bedah saraf untuk penatalaksanaan nyeri kronis

TRANSCRIPT

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. Nyeria. Definisi nyeriNyeri adalah sebuah sensasi yang dapat dirasakan pada ujung saraf bebas yang terdapat dikulit, otot, sendi dan mukosa dan juga dalam organ-organ visceral.1 Rasa nyeri merupakan mekanisme perlindungan. Rasa nyeri timbul bila ada kerusakan jaringan dan hal ini akan menyebabkan individu bereaksi dengan cara memindahkan stimulus nyeri.4b. Klasifikasi nyeri

Klasifikasi nyeri secara umum dibagi menjadi dua, yakni nyeri akut dan kronis. Nyeri akut merupakan nyeri yang terjadi atau insisi bedah dan memiliki awitan yang cepat dengan intensitas yang bervariasi. Nyeri akut biasanya menutun sesuai dengan proses penyembuhan dan umumnya terjadi kurang dari enam bulan. Rasa nyeri merupakan sensasi normal untuk mengikatkan diri bahwa adanya kemungkinan cedera dan meningkatkan kewaspadaan diri. Berbeda dengan nyeri kronis, rasa sakit yang terus menerus berlanjut, sinyal rasa sakit tetap dirasakan selama berminggu-minggu, bulan, bahkan bertahun-tahun. Nyeri kronik adalah nyeri konstan atau intermmiten yang menetap sepanjang satu periode waktu. Nyeri kronik berlangsung lama, intermiten bervariasi dan biasanya berlangsung lebih dari enam bulan.2Berdasarkan kualitasnya rasa nyeri ada nyeri cepat dan rasa nyeri lambat. Bila diberikan stimulus, rasa nyeri cepat timbul dalam waktu kira-kira 0,1 detik, sedangkan rasa nyeri lambat timbul setelah 1 detik atau lebih dan kemudian secara perlahan bertambah selama beberapa detik dan kadangkala bahkan sampai beberapa menit.4Rasa nyeri lambat juga mempunyai banyak nama seperti rasa nyeri terbakar lambat, nyeri pegal, nyeri berdenyut-denyut, nyeri mual, nyeri kronik. Jenis rasa nyeri ini biasanya dikaitkan dengan kerusakan jaringan. 4Rasa nyeri dapat dirasakan melalui berbagai jenis rangsangan. Semua ini dikelompokkan sebagai rangsangan nyeri mekanis, suhu dan kimiawi. Pada umumnya, nyeri cepat diperoleh melalui rangsangan jenis mekanis atau suhu, sedangkan nyeri lembat dapat diperoleh melalui ketiga jenis tersebut. 4c. EtiologiNyeri kronis terus berlanjut, terkadang sinyal rasa nyeri tetap menembus ke system saraf selama berminggu-minggu, bulan, bahkan bertahun-tahun. Mungkin pada awalnya mengalami kecelakaan sampai akhirnya terkiril, bisa juga karena adanya infeksi yang serius, atau mungkin ada penyebab rasa sakit yang sedang berlansung seperti artritis, kanker, infeksi telinga, tetapi beberapa orang yang menderita nyeri kronis tidak adanya cedera dimasa lalu atau bukti dari adanya kerusakan pada jaringan. Banyak kondisi sakit kronis yang mengenai orang lansia. Umum keluhan nyeri kronisnya yaitu nyeri kepala, nyeri pinggang, nyeri kanker, nyeri artritis, nyeri neurogenic (nyeri akibat kerusakan pada saraf perifer atau system saraf pusat itu sebdiri), nyeri psikogenik (nyeri bukan karena penyakit atau karena luka masa lalu atau terlihat adanya tanda kerusakan dalam atau luar system saraf. 4

d. PatofisiologiAntara stimulus cedera jaringan dan pengalman subjektif nyeri terdapat empat proses tersendiri yaitu transduksi, transmisi, modulasi dan persepsi.Transduksi nyeri adalah proses rangsangan yang mengganggu sehingga menimbulkan aktivitas listrik di reseptor nyeri. Transmisi adalah Penyaluran impuls nyeri dari tempat transduksi melewati saraf perifer sampai ke terminal di medulla spinalis dan jaringan neuron pemancar yang naik dari medulla spinalis ke otak. Modulasi nyeri melibatkan aktivitas saraf melalui jalur saraf desendens dari otak yang dapat mempengaruhi transmisi nyeri setinggi medulla spinalis. Modulasi juga melibatkan factor-faktor kimia yang menimbulkan atau meningkatkan aktivitas di reseptor nyeri afern primer. Akhirnya persepsi nyeri adalah pengalaman subjektif nyeri yang bagaimanapun juga dihasilkan oleh aktivitas transmisi nyeri oleh saraf. 4Sewaktu memasuki medulla spinalis, sinyal rasa nyeri melewati dua jaras ke otak, melalui (1) traktus neospinotalamikus dan (2) traktus paleospinotalamikus. 4Traktus neospinotalamukus untuk rasa nyeri cepat. Serabut rasa nyeri cepat tipe A terutama dilalui oleh rasa nyeri mekanik dan nyeri suhu akut. Beberapa serabut traktus neospinotalamikus berakhir di daerah retikularis batang otak, tetapi sebagian besar melewati semua jalur ke thalamus tampa hambatan, berakhir dikompleks ventrobasal di sepanjang columna dorsalis-traktus lemniskus medialis untuk sensasi raba. Ada beberapa serabut yang berakhir di kelompok nuklear posterior. 4Kemampuan system saraf untuk melokalisasi rasa nyeri cepat dalam tubuh. Nyeri jenis cepat dan tajam dapat dilokalisasikan dengan jauh lebih pasti di berbagai bagian tubuh daripada nyeri yang lambat dan kronis. Namun, ketika hanya reseptor nyeri yang terangsang, tanpa stimulasi secara bersamaan reseptor taktil, bahkan rasa nyeri cepat masih kurang bisa dilokalisasikan, seringkali hanya dalam luas daerah perangsangan 10 sentimeter atau lebih. Ternyata ketika reseptor taktil yang merangsang system lemniskus medialis-kolumna dorsalis dirangsang bersamaan, lokasi nyeri dapat ditemukan dengan pasti. 4Jaras paleospinotalamikus adalah system yang jauh lebih tua, dan menjalarkan rasa nyeri terutama dari serabut nyeri tipe C lambat kronik perifer, walaupun jaras ini menjalarkan beberapa sinyal dari serabut tipe A juga. Serabut-serabut perifer berakhir di dalam medulla spinalis hamper seluruhnya di lamina II dan III kornu dorsalis, yang disebut substansia gelatinosa, seperti yang digambarkan oleh serabut radiks dorsalis tipe C paling lateral. Ujung saraf nyeri tipe C yang memasuki medulla spinalis mungkin mengeluarkan transmitter glutamate dan transmitter substansi P. transmitter glutamate bekerja secara cepat dan hanya berlangsung beberapa milidetik. Substansi dilepaskan jauh lebih lambat, mencapai pemekatan dalam waktu beberapa detik atau bahkan beberapa menit. Hanya sepersepuluh sampai seperempat serabut yang melewati seuruh alur ke talumus. Namun demikian, serabut-serabut ini kebanyakan berakhir di satu daritiga daerah berikut: (1) nucleus retikularis medulla, pons, dan mesensefalon; (2) area tektal dari mesensefalon dalam sampai kolikuli superior dan inferior; atau (3) daerah periaurikueduktus substansia grisea, yng mengelilingi aqueduktus Sylvii. 4

e. TatalaksanaPenatalaksanaan nyeri secara farmakologis meliputi penggunaan opioid (narkotik), nonopioid/NSAIDs seta ko-analgesik. Penatalaksanaan nonfarmakologis terdiri dari berbagai tindakan penangannan nyeri berdasarkan stimulasi fisik maupun perilaku kognitif.2Pembedahan biasanya digunakan sebagai pemilihan terakhir untuk manajement nyeri, setelah terapi medikamentosa gagal. Bedah saraf merupakan pilihan untuk mengatasi nyeri dapat di bagi menjadi Ablative prosedur dan augmentative. Ablative prosedur ini bertujuan untuk mengurangi sumber rasa sakit atau memutuskan rangsangan nyeri di sepanjang jalur sensorik. Augmentative stimulator mini yang tersedia untuk implantasi atau pemberian obat pada saraf yang mentransmisikan sinyal nyeri. Penggunaan stimulasi kolom dorsal sumsum tulang belakang pertama kali dimulai pada tahun 1960, itu tidak terlalu popular. Tujuan mengusulkan mekanisme ini didasarkan dari adanya teori mengontrol dari nyeri, yang dimana terdapat stimulasi dari serabut A yang besar dapat mengurangi sinyal input dari serabut saraf C kecil yang mengurangi transmisi nyeri setelah system saraf pusat.5Neurosurgical management of pain topiknya banyak membahas tentang manajemen nyeri kronis. Banyak prosedur bedah yang telah dilakukan dalam upaya untuk mengurangi rasa sait kronis, dan biasanya melilbatkan eksisi jaringan saraf. Tekhnik bedah saraf ini, berdasarkan pemahaman saat ini memalui patofisiologi nyeri, mencoba mengubah atau memodulasi jalur nyeri. Kadang-kadang untuk mengobati penyebab nyerinya tersebut. Hanya ketika menterapi dan mengobati penyebab dari penyakitnya sebaiknya terapi lainnya untuk terapi kronik juga di perhatikan.3B. Bedah Sarafa. DefinisiBedah saraf adalah bidang khusus bedah untuk pengobatan penyakit atau kondisi dari system saraf pusat dan tulang belakang. Bidang bedah saraf merupakan salah satu spesialisasi bedah yang paling canggih dan meliputi teknologi bedah dan pencitraan canggih dan penelitian baru dalam bedah saraf molekuler dan terapi gen.6

b. Kategori umum penyakit bedah sarafAda lima kategori umum penyakit bedah saraf yang umum dikelola oleh ahli bedah saraf: serebrovaskular (perdarahan dan aneurisma), cedera kepala traumatis, degenerasi penyakit tulang blakang, tumor di SSP dan operasi untuk kelainan bawaan.6Penyakit serebrovakular yang biasanya membutuhkan operasi termasuk perdarahan intracranial spontan, perdarahan subarachnoid spontan, perdarahan intraserebral spontan, aneurisma serebral, perdarahan intraserebral hipertensi.6c. Prosedur bedah sarafMengatasi nyeri dengan metode bedah saraf dapat juga dibagi menjadi Ablatif dan augmentative. AblatifProsedur ini bertujuan untuk mengurangi sumber rasa sakit atau memutuskan rangsangan nyeri di sepanjang jalur sensorik. Eksisi neuron adalah prosedur umum untuk mengurangi rasa sakit setelah cedera saraf perifer. prosedur untuk merusak (destructive procedure) Spinal cord yaitu cordotomy yang artinya pemotongan beberapa bagian jaras saraf nyeri. Kordotomi dilakukan pada region toraks medulla spinalis untuk mengurangi nyeri. sebelumnya telah digunakan sebagai pengobatan untuk pasien dengan malignansi terminal, dengan komplikasi termasuk retensi urin, hemiparesis. Komplikasi lain termasuk cedera pada saluran spinorecticular di serviks cord, yang mempengaruhi pernapasan. Sifat yang tidak permanen dari pengurang nyeri (yang mungkin akan hilang setelah 1-2 tahun) atau kemungkinan merangsang rasa sakit (jika lesi mempengaruhi jalur nociceptive) membuat destruktif prosedur tidak cocok untuk sakit kronis bukan kanker.5Contoh ablative yang lain adalah prosedur mencakup hypophysectomy, yang secara signifikan mengurangi rasa sakit pada pasien terminal cancer. Sebelumnya, ini dilakukan melalui rute transsphenoidal dengan anestesi umum. Saat ini radiosurgery dapat digunakan untuk hypophysectomy untuk mengurangi risiko operasi terbuka dan anestesi umum.5

Augmentative Stimulator mini yang tersedia untuk implantasi atau pemberian obat pada saraf yang mentransmisikan sinyal nyeri. Penggunaan stimulasi kolom dorsal sumsum tulang belakang pertama kali dimulai pada tahun 1960, itu tidak terlalu popular. Tujuan mengusulkan mekanisme ini didasarkan dari adanya teori mengontrol dari nyeri, yang dimana terdapat stimulasi dari serabut A yang besar dapat mengurangi sinyal input dari serabut saraf C kecil yang mengurangi transmisi nyeri setelah system saraf pusat. 5Saat ini stimulasi column dorsalis secara luas digunakan untuk nyeri neuropatik (karena ketidaknormalan dari neurons meskipun sumber iritasi mungkin tidak ada) berasal dari tulang belakang yang refrakter terhadap pengobatan. Pasien yang dipilih untuk prosedur implantasi harus dilakukan pemeriksaan terhadap impantasi timah dibawah pengaruh anestesi lokal atau umum dengan fluoroscopic percutaneous. Laminektomi terbuka untuk percobaan implantasi percobaan timah. Tes akan berlangsung selama beberapa hari. Jika ada respon yang memuaskan, timah akan ditanamkan di daerah subkutan. Jika tidak sesuai harapan maka timah akan dihilangkan. Indikasi lain untuk stimulasi column dorsalis termasuk pengurangan nyeri pada angina pectoris dan iskemik anggota badan masih kontroversial. 5Untuk nyeri nosioceptif, yang karena nyeri terus menerus adanya stimulasi dari sumber iritan, narkotika adalah obat pilihan. Dengan adanya blood brain barrier, jumlah obat yang mencapai system saraf pusat (SSP) banyak berkurang. Narkotika yang langsung menembus sawar otak dosisnya harus diturunkan sehingga mengurangi efek samping sistemik. Namun, membutuhkan pengntrolan saat pemberian, karena overdosis akan menyebabkan penekanan pernapasan dan kematian. Sekarang adanya pompa yang telah terprogram memungkinkan pemasukan infus secara bertahap dengan aliran terkontrol. Hal alat yang sama dapat digunakan untuk infus baclofen untuk mengurangi spastisitas dan nyeri yang berhubungan dengan spasme otot. 5Stimulasi otak dalam telah digunakan untuk mengurangi nyeri dan berbagai sasaran telah diusulkan. Periventricular gray (PVG) dan periaqueductal gray ( PAG) adalah target untuk nyeri nosiseptif, sementara nucleus ventropostero-lateral (VPL) dan Ventralis posteromedialis (VPM) di thalamus digunakan untuk nyeri tubuh dan nyeri wajah. Untuk pasien dengan nyeri campuran, implantasi berbagai target dengan simultan dapat memberikan hasil yang menjanjikan. Stimulasi korteks motoric (MCS) pertama kali dilaporkan pada tahun 1991. Itu digunakan terutama untuk nyeri thalamic, sekunder terhadap stroke. Ini juga berguna dalam nyeri wajah pusat, dengan hasil tinggi sebagai pengurang rasa sakit 83% pada 77% pasien. Singkatnya, dengan kemajuan di komputer dan teknologi elektronik, prosedur augmentatif dapat digantikan prosedur ablative dalam pengelolaan pasien dengan nyeri kronis.5d. Macam-macam Prosedur bedah saraf Minimally invasive spine surgery Microvascular decompression Peripheral nerve surgery Base of skull surgery Pituitary surgery Cervical spine surgery Functional neurosurgery Brain tumour excision Coiling of aneurysms Embolization of cerebral and dural based AVMs Embolization of Tumours Microsurgical repair aneurysms Minimally invasive spine surgeryKemajuan terbaru dalam tekhnologi bedah berarti bahwa fokus pengobatannya adalah untuk kondisi tulang belakang yang telah berkembang ke arah menjaga kenormalan gerakan dari tulang belakang dan struktur bebas yang berdekatan dengan area yang bermasalah. Penurunan waktu yang dihabiskan di ruang operasi dan rumah sakit. Panjang sayatan bedah jauh lebih sedikit dan rasa sakit yang terkait dengan operasi minimal. Minimally invasive spine surgery sesuai untuk rasa nyeri, kelemahan, dan mati rasa karena kompresi saraf dan memiliki peran kecil di nyeri punggung atau rematik. 7

Microvascular decompressionDekompresi mikrovaskuler (MVD) adalah prosedur pembedahan untuk pengobatan sindrom kompresi saraf kranial, yang paling umum dari sindrom ini adalah neuralgia trigeminus (nyeri yang terjadi pada salah satu sisi wajah). Sindrom lainnya termasuk spasme spasm (disalah satu sisi wajah sering berkedut), dan neuralgia glosopharingeal (nyeri berat pada ssatu sisi tenggorokan terkait dengan menelan).Operasi melibatkan pembuatan lubang di tengkorak belakang telinga, membuka selaput otak (dura) dan memeriksa asal dari saraf kranial yang terkena menggunakan mikroskop untuk pembesaran dan pencahayaan. Dalam kebanyakan kasus pembuluh darah, biasanya arteri, kadang-kadang pembuluh darah, ditemukan mengompresi asal saraf. 7

Peripheral nerve surgeryOtak dan sumsum tulang belakang membentuk system saraf pusat (SSP). Bedah melibatkan saraf di luar SSP disebut sebagai bedah saraf perifer. Saraf yang berasal dari sumsum tulang belakang di leher meninggalkan sumsum tulang belakang dan membentuk jaringan saraf yang disebut pleksus brakhialis sebelum membagi ke dalam saraf lengan. Demikian pula, saraf yang berasal dari tulang belakang lumbal membentuk pleksus lumbosacral sebelum membagi ke dalam saraf yang berada di kaki.Indikasi paling umum untuk bedah saraf perifer meliputi trauma saraf, tumor pada saraf dan entrapment syndrome yang melibatkan saraf. Carpal tunnel syndrome (CTS), carpal tunnel release (CTR). Gejala CTS temasuk rasa sakit dan mati rasa di tangan dan kadang-kadang sampai lengan, biasanya terjadi di malam hari atau saat berkendaraan mobil. Banyak jenis tumor terjadi dalam saraf, tetapi yang paling umum adalah tumor jinak yang di sebut schwannomas atau neurofibroma.7

Base of skull surgeryTumor atau kelainan vascular seperti aneurisma sering terjadi di dasar atau lantai tengkorak. Kelainan ini memberikan tantangan bedah secara signifikan mengingat fakta bahwa sebagian besar pembuluh darah utama ke otak dan dari otak, serta sebagian besar saraf kranial melintasi bagian ini.Dalam beberapa kali ahli bedah saraf telah mengembangkan keterampilan khusus dan peralatan untuk memungkinkan operasi harus dilakukan dengan aman dalam yang sebelumnya dianggap bisa dioperasi. Kemajuan dalam pembesaran dan pencahayaan dengan keadaan mikroskop seni operasi, computer yang dihasilkan oleh alat neuronavigation, tekhnologi laser, endoskopi dan stimulasi intraoperative dan mesin pemantauan, telah membuat semua jenis operasi lebih banyak.Gabungan pendekatan dengan ahli bedah THT dan bedah kepala dan leher telah memungkinkan ahli bedah saraf North Shore untuk mengangkat tumor yang sulit yang berada di pangkalan tengkorak melalui penfekatan trans-hidung dan cranio-wajah. Kemajuan dalam endoskopi dan latihan tertentu yang memungkinkan operasi ini halus dari otak dan harus dilakukan melalui hidung. 7

Pituitary surgeryBedah dalam dan di sekitar kelenjar hipofisis adalah prosedur bedah saraf yang relatif umum yang sering dilakukan melalui hidung (endonasal transsphenoidal). Tumor hipofisis mewakili sekitar 15% dari semua tumor otak, namun berprilaku sangat berbeda untuk tumor otak intrinsik. Indikasi untuk pembedahan adalah ketidakseimbangan hormone, karena produksi berlebihan dari hormone atau tekanan pada struktur sekitarnya. Bila tidak diobati maka akan menyebabkan penurunan kesehatan secara progresif atau kehilangan penglihatan dan kebutaan. Tumor hipofisis ganas jarang terjadi. Dengan adanya tekhnik terbaru seperti Minimally invasive operation technique, termasuk penggunaan endoskopi, operasi telah menjai lebih aman dan lebih efektif untuk mengobati kondisi ini. Tumor yang sangat besar kadang-kadang mungkin perlu diobati dengan kraniotomi dan base of skull surgery mirip dengan tumor otak lainnya. 7

Cervical spine surgeryAdalah berbagai kondisi yang memerlukan cervical spine surgery, dari saraf dan sumsum tulang belakang untuk mengurangi ketidakstabilan dan rasa sakit. Masalah bedah yang paling umum adalah brachialgia (lengan rasa sakit dari saraf yang terjepit). Kondisi ini pada kebanyakan kasus akan meningkat bila tanpa operasi. Bagaimanpun, mungkin diperlukan pada mereka dengan kelemahan atau nyeri yang tak kunjung henti. Pembedahan sering dilakukan melalui pendekatan invasif minimal menggunakan microdiscectomy dan microforaminotomy. Sesekali brachialgia mungkin perlu dirawat oleh discectomy lengkap dan kemudian fusi atau artroplasti (disc buatan). Penjepitan dari tulang belakang jarang diselesaikan dengan pendekatan invasif minimal karena sifat dari kondisi tersebut. Bagaimanapun, mungkin memerlukan pembedahan dari bagian belakang atau depan leher. Pembedahan untuk kondisi seperti pukulan cemeti (salah urat) dan sakit leher rematik sungguh jarang diindikasikan.7

Functional neurosurgeryBedah saraf fungsional telah ada selama sekitar 60 tahun, benar-benar dimulai pada akhir perang dunia kedua. Meskipun awalnya berfokus terutama pada pengobatan bedah Penyakit Parkinson, sejak pengembangan Levodopa pada tahun 1968 dan munculnya kembali dari operasi ini sebagai subspesialisasi di Bedah Saraf, penekanan bedah telah menjadi lebih luas untuk mengobati kondisi lain seperti tremor esensial dan distonia dll. Teknik yang saat ini hampir secara eksklusif menstimulasi otak yang mendalam dari inti subthalamic, thalamus dan pallidus Globus. 7

Brain tumour excisionKelompok ini memiliki pengalaman yang sangat luas dari semua teknik bedah dalam menghilangkan tumor otak yang paling kompleks dari otak orang dewasa. Memiliki akses pada peralatan terbaru termasuk navigasi stereotactic, aspirasi USG, dan mikroskop. Hal ini aktif mengembangkan scan MRI fungsional untuk lokalisasi daerah otak yang masih bagus sebelum dimulainya operasi. Setelah sedemikian tinggi menempatkan tumor otak, memungkinkan untuk dilakukan prosedur bedah saraf cukup kompleks sebagai rutinitas dalam anggota kelompok. Kelompok ini telah mengukuhkan hubungan yang sangat erat dengan neuro-onkologi untuk membentuk layanan neuro-onkologi sangat sibuk, sebuah layanan yang sering disebut dari luar batas-batas layanan shore bidang kesehatan.7

Coiling of aneurysmsAneurisma adalah kelainan pembuluh darah otak yang muncul akibat penipisan dan degenerasi dinding pembuluh darah arteri. Penyebabnya adalah kelainan bawaan, hipertensi, dan adanya infeksi atau trauma. Kondisi ini menimbulkan kelemahan pada dinding pembuluh darah sehingga membentuk tonjolan seperti balon yang biasanya hanya menjadi jelas ketika telah pecah. Pengobatan tradisional melibatkan operasi otak terbuka dan penerapan klip Titanium bermunculan untuk menutup jalan wilayah masuknya aneurisma, dengan coiling (kumparan). Namun, seluruh perawatan dilakukan melalui pengontrolan. Teknologi tinggi, koil platinum dirancang khusus ditempatkan di dalam "kubah" aneurisma untuk menutupnya dari dalam. Sesekali penggantungan khusus diperlukan untuk mendukung massa kumparan. Ini disebut stent. Ini paradigma pengobatan baru telah menjadi begitu sukses sehingga di banyak negara, sebagian besar aneurisma diperlakukan dengan cara ini. 7

Embolization of cerebral and dural based AVMsMalformasi arteriovenosa Palsy adalah kelainan bawaan yang ditandai oleh sebuah kelompok lokal atau regional dari arteri yang menghubungkan langsung ke sistem vena untuk menciptakan sebuah kompleks aliran tinggi jalinan pembuluh darah. Daerah-daerah aliran lokal tinggi berhubungan dengan risiko seumur hidup yang signifikan dari perdarahan dan cacat. Dura berbasis AVMs diperoleh lesi arteri ekstrakranial yang diperbesar. Mereka juga bisa berbahaya jika arus menjadi intracranial. Teknik intervensi telah membuat pengobatan operatif dari AVMs jauh lebih aman dan secara teknis lebih mudah. Dengan menempatkan suatu zat seperti lem khusus di pembuluh, aliran melalui AVM dapat dikurangi secara dramatis, sehingga mengurangi waktu bedah dan risiko. 7

Embolization of TumoursBanyak tumor dipasok oleh pembuluh darah abnormal atau bahkan dapat terdiri dari pembuluh darah padat. Kemungkinan sulit untuk mengakses melalui pendekatan bedah langsung, tetapi sering dapat dengan aman menggunakan embolized dengan pengobatan endovascular. Partikel kecil ditempatkan di pembuluh darah tumor untuk memblokir mereka. Hal ini pada gilirannya mengurangi risiko perdarahan pada operasi. 7Penggunaan Stent intrakranial dan ekstrakranial Penyumbatan atau penyempitan-penyempitan arteri penting yang mensuplai otak, bisa menyebabkan stroke atau TIA. Sekarang untuk membuka penyumbatan ini dengan menempatkan stent di penyempitan, dan memungkinkan untuk semakin berkembang dan melebarkan area penyempitan. Stent mewakili kemajuan terbaru dalam radiologi intervensi dan menjadi lebih banyak digunakan untuk pencegahan stroke. 7

Microsurgical repair aneurysmsAda beberapa jenis malformasi vaskular serebral. Malformasi arteriovenosa (AVM) adalah yang paling berkaitan dan kompleks. Mereka bawaan dan disebabakan oleh penyimpangan dalam proses perkembangan normal pembuluh darah. Malformasi ini terdiri dari jaringan arteri yang terhubung langsung dengan sistem vena. Kebanyakan pembuluh normal terletak dalam apa yang dikenal sebagai nidus, atau titik koneksi pusat AVM. Para nidus mungkin diskrit atau difus. Konsekuensi hemodinamik dari pengaturan ini adalah yang normal arus tinggi dilakukan melalui koneksi ini. Malformasi arteriovenosa paling sering hadir dengan perdarahan sekunder tetapi mereka juga dapat hadir dengan kejang dan masalah saraf. Diagnosa dicapai melalui tes gratis termasuk CT, MRI dan angiografi serebral. Pengobatan ini sangat bervariasi dan tergantung pada ukuran dan lokasi, sifat hemodinamik dan morfologi, presentasi klinis dan usia. Pilihan berkisar dari pengamatan dan pencitraan serial ke eksisi bedah. Dalam beberapa kasus pengobatan radiasi terfokus mungkin tepat. Dalam banyak kasus, operasi kini telah dibuat lebih aman dengan kemampuan untuk melakukan embolisasi pra operasi menggunakan teknik endovascular. Strategi operasi adalah untuk semakin mengenali dan menutup jalan pengumpan arteri yang didedikasikan untuk AVM, sambil menjaga pembuluh normal.7

BAB IIIKESIMPULAN

1. Nyeri sebagai suatu sensori subjektif dan pengalaman emosional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dirasakan dalam kejadian - kejadian di mana terjadi kerusakan.2. Klasifikasi nyeri ada nyeri cepat dan nyeri lambat, dan nyeri kronik merupakan nama lain dari nyeri lambat.3. Antara stimulus cedera jaringan dan pengalman subjektif nyeri terdapat empat proses tersendiri yaitu transduksi, transmisi, modulasi dan persepsi.4. Bedah saraf adalah bidang khusus bedah untuk pengobatan penyakit atau kondisi dari system saraf pusat dan tulang belakang.5. Ada lima kategori umum penyakit bedah saraf yang umum dikelola oleh ahli bedah saraf: serebrovaskular (perdarahan dan aneurisma), cedera kepala traumatis, degenerasi penyakit tulang blakang, tumor di SSP, bedah sara fungsional, operasi untuk kelainan bawaan dan manajemen bedah saraf dari SSP.6. Prosedur bedah saraf ada Minimally invasive spine surgery, microvascular decompression, peripheral nerve surgery, base of skull surgery, pituitary surgery, cervical spine surgery, functional neurosurgery, brain tumour excision, minimal invasive. Endovascular treatment of cerebrovascular pathology, coiling of aneurysms, embolization of cerebral and dural based AVMs, embolization of Tumours, microsurgical repair aneurysms.7. Kemajuan di komputer dan teknologi elektronik, prosedur augmentatif dapat digantikan prosedur ablative dalam pengelolaan pasien dengan nyeri kronis.

DAFTAR PUSTAKA

1. Audree and cardona. Perioperative pain management in the neurosurgical patient. Elsevier saunders, no.25, pp 655-674.2007. available at http://www.med.nyu.edu/ accessed at may 31,20122. National institute of neurological disorders and stroke. Pain. Stanford school of medicine. 2012. Available at http://neurosurgery.stanforf.edu/ accessed at may 31,20123. Anaesthesia. Neurosurgical technique in treatment of chronic pain. 2005. Available at http://www.frca.co.uk/ accessed at may 31,20124. Guyton and hall, sensasi somatic sensasi nyeri dalam buku ajar fisiologi kedokteran, ed.11. EGC. 2008. hal 625-6355. Hung, Kwan-ngai. Chronic pain: neurosurgical perspectives.(medical bulletin). Vol 11, no.12, 2006. Available at http://www.fmshk.org/ accessed at may 31, 2012.6. Miller, E. neurosurgery. 2000. Available at http://www.surgeryencyclopedia.com/La-Pa/Neurosurgery.html accessed at june 1, 20127. North shore private hospital. Neurosurgical procedures. Available at http://www.northshoreprivate.com.au/neurosurgery/neurosurgical-procedures.aspx accessed at june 1, 2012 1