nur aini feis

Upload: dandi

Post on 07-Jul-2018

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/19/2019 Nur Aini Feis

    1/134

    PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN

    AUDITOR DAN ETIKA AUDITOR TERHADAP

    KUALITAS AUDIT

    SKRIPSI

    Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Syarat-

    syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

     Oleh :

    Nur Aini

    NIM: 105082002767

    JURUSAN AKUNTANSI

    FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    1430 H/2009 M

  • 8/19/2019 Nur Aini Feis

    2/134

    PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN

    AUDITOR DAN ETIKA AUDITOR TERHADAP

    KUALITAS AUDIT

    SKRIPSI

    Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

    Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana

    Ekonomi

    OlehNur Aini

    NIM: 105082002767

    DI Bawah Bimbingan

    Pembimbing I Pembimbing II

    Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Amilin, SE.,Ak.,M.si

    NIP. 131 474 891 NIP. 150 370 232

    JURUSAN AKUNTANSI

    FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    1429 H/2009 M

  • 8/19/2019 Nur Aini Feis

    3/134

    PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN

    AUDITOR DAN ETIKA AUDITOR TERHADAP

    KUALITAS AUDIT

    SKRIPSI

    Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

    Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana

    Ekonomi

    OlehNur Aini

    NIM: 105082002767

    DI Bawah Bimbingan

    Pembimbing I Pembimbing II

    Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Amilin, SE.,Ak.,M.si

    NIP. 131 474 891 NIP. 150 370 232

    Penguji Ahli

    Rahmawati, SE.,MMNIP. 150 377 441

  • 8/19/2019 Nur Aini Feis

    4/134

    Hari ini Senin tanggal 18 Mei Tahun dua Ribu Sembilan telah dilakukan Ujian

    Komprehensif atas nama Nur Aini NIM: 105082002767 dengan judul Skripsi

    “PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN AUDITOR

    DAN ETIKA AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT”. Memperhatikan

    penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah

    dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

    pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam

    Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

    Jakarta, 18 Mei 2009

    Tim Penguji Ujian Komprehensif  

    Amilin, SE.,Ak.,M.si Hepi Prayudiawan SE.,Ak.,MM

    Ketua Sekretaris 

    Prof. Dr. Abdul Hamid, MS

    Penguji Ahli

  • 8/19/2019 Nur Aini Feis

    5/134

    Daftar Riwayat Hidup  

      IDENTITAS PRIBADI

    Nama : Nur Aini

    Tempat & Tgl. Lahir : Jakarta, 6 Juni 1987Alamat : Jl.Masjid Nurul Hidayah Rt007/012 No.26,

    Ciracas Jakarta-TimurTelepon : (021)8717531 / 08567532034

      PENDIDIKAN

    TK : TK Islam PB Soedirman

    SD : SD Islam PB Soedirman

    SMP : SLTP Islam PB Soedirman

    SMA : SMU Negeri 39 CijantungS1 : Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Ilmu

    Sosial Universitas Islam Negeri Syarif

    Hidayatullah Jakarta

      PENGALAMAN ORGANISASI

    1.  Anggota Paduan Suara Swarna Gita SMAN 39 Jakarta2.  Panitia Fushion II Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

      LATAR BELAKANG KELUARGA

    1.  Ayah : Muhammad Nasir2.  Tempat & Tgl. Lahir : Palembang, 27 Juli 19543.  Alamat : Jl.Masjid Nurul Hidayah Rt007/012 No.26,

    Ciracas Jakarta-Timur

    4.  Telepon : 021-8717531/08121088954

    5.  Ibu : Zubaidar6.  Tempat & Tgl. Lahir : Lahat, 6 Juli 19607.  Alamat : Jl.Masjid Nurul Hidayah Rt007/012 No.26,

    Ciracas Jakarta-Timur

    8.  Telepon : 021-8717531

    9.  Anak Ke dari : Satu dari Dua Bersaudara

  • 8/19/2019 Nur Aini Feis

    6/134

    THE INFLUENCE OF AUDITOR INDEPENDENCE, AUDITOR

    EXPERIENCE, AND AUDITOR ETHICS OF AUDIT QUALITY

    By: Nur Aini

     Abstract

    The objectives of this research was to explain the influence of auditor

    independence, auditor experience and auditor ethics to audit quality. Data used in

    this research was questionnaires from independent auditors, at audit firms in DKI

     Jakarta.

    Sampling method was using convenience sampling. 100 questionnaires wasdistribute. Total returned questionnaires was 78 (78%). The method of data

    analyzing used in this research was multiple regression method with auditor

    independence, auditor experience, auditor ethics is independence variable andaudit quality is dependent variable.

    This research showed that auditor independence, auditor experience, andauditor ethics has significant to audit quality. The t test showed that value of

    significant of auditor independence variable is 0.000, auditor experience variableis 0.026, and auditor ethics variable is 0.048.

    Keywords: Auditor Independence, Auditor Experience, Auditor Ethics, Audit

    Quality

  • 8/19/2019 Nur Aini Feis

    7/134

    PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN AUDITOR,

    DAN ETIKA AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT

    Oleh: Nur Aini

    Abstrak

    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan bukti empiris tentang

    pengaruh independensi auditor, pengalaman auditor dan etika auditor terhadap

    kualitas audit. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari auditor

    independen dari kantor akuntan publik di DKI Jakarta.

    Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner. Metode penentuan data yangdigunakan adalah convenience sampling.  Kuesioner yang disebarkan kepada

    auditor sebanyak 100 kuesioner. Jumlah kuesioner yang kembali adalah 78

    kuesioner (78%). Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresiberganda dimana auditor independensi auditor, pengalaman auditor, dan etika

    auditor sebagai variabel independent sedangkan kualitas audit sebagai variabeldependen.

    Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa independensi auditor, pengalamanauditor,dan etika auditor berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit.

    Hasil uji t menunjukkan bahwa nilai signifikansi dari variabel independensiauditor adalah 0.000, variabel pengalaman auditor sebesar 0.026, dan variabel

    etika auditor sebesar 0.048.

    Kata Kunci: Independensi Auditor, Pengalaman Auditor, Etika Auditor, Kualitas

    Audit.

  • 8/19/2019 Nur Aini Feis

    8/134

    Kata Pengantar

     Assalamu’alaikum Wr. Wb

     Bismillahirrahmanirrahim.

    Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat-

    Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar.

    Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurah kepada junjungan Nabi

    Muhammad SAW. Sang Teladan yang telah membawa kita ke zaman kebaikan.

    Skripsi ini merupakan tugas akhir yang harus diselesaikan sebagai syarat

    untuk memenuhi syarat-syarat untuk meraih gelar Sarjana Ekonomi. Dan atas

    izin-Nya, penulis telah menyelesaikan skripsi ini. Dalam realisasinya, penulis

    sadar sepenuhnya bahwa banyak pihak yang telah banyak membantu dalam proses

    penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, syukur Alhamdulillah penulis haturkan

    atas kekuatan yang telah Allah SWT anugerahkan. Dan selain itu, penulis juga

    ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya, kepada :

    1.  Kedua Orang tua Quw tercinta Ayah&Ibu terima kasih untuk semua Doa dan

    harapannya serta bantuan moral maupun material.

    2.  Adikku Rio, Nanda, Hilda, Ghina, Zilan, Darmawan terima kasih atas semua

    doanya dan support yang telah diberikan.

    3.  Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu

    Sosial dan Dosen Pembimbing 1, terima kasih atas bimbingan dan seluruh 

    advice yang telah diberikan.

    4.  Bapak Amilin, SE., Ak., M.si selaku Dosen Pembimbing 2, terima kasih atas

    bimbingan dan seluruh advice  yang telah diberikan kepada penulis. Terima

    kasih pak..

    5.  Bapak Afif Sulfa, SE., Ak., M.Si selaku Ketua Jurusan Akuntansi terima kasih

    atas semua bantuan yang telah Bapak berikan.

    6.  Seluruh Dosen yang telah memberikan ilmunya kepada penulis. Tanpa kalian

    semua penulis tidak akan mendapatkan ilmu yang sangat berharga yang akan

    bermanfaat selamanya.

  • 8/19/2019 Nur Aini Feis

    9/134

    7.  E_GalZ: Nisa, Nyonyah, nCun , aNa, Deffy, Repa, Vita, Erika, Anti, Angel,

    makasih untuk suPPortnya!!! Luv U ALL!!!fRienD’s 4-EvEr…

    8.  gELo girl’S : Lintah, Mirak, Bella, BurQi, Mala, i love u ALL SahaBaTQuw!!

    Jangan pernah lupakan perjuangan kita!!akhirnya...kita akan menghadapi

    dunia yang baru...Real World...Semangaaat!!!!!

    9.  Anak-anak akUn_E!!! Hayo SemangaT!!!kalian adalah sahabat-sahabat yang

    terbaik!!!

    10. Mas Dhani makasih atas inspirasi, semangat, dan motivasi yang selalu

    diberikan kepada penulis. LovE You…

    11. Bapak perpustakaan terimakasih pak atas semua buku-buku yang sangat

    membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

    12. Dan semua orang dan pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

    Akhir kata, Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam skripsi ini masih

     jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik,

    saran dan masukan konstruktif dari berbagai pihak agar dapat lebih memberikan

    manfaat dikemudian hari. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi

    semua pihak yang membacanya. Amin..

    Wassalammu’alaikum Wr. Wb.

    Jakarta, 15 Juni 2009

    Penulis

  • 8/19/2019 Nur Aini Feis

    10/134

    DAFTAR ISI

    Lembar pengesahan skripsi………………………………..................... i

    Lembar pengesahan ujian komprehensif………………………………. iii

    Daftar riwayat hidup…………………………………………………... iv

     Abstract ………………………………………………………………... v

    Abstrak………………………………………………………………… vi

    Kata Pengantar………………………………………………………… vii

    Daftar Isi…….…………………………………………………………. ix

    Daftar Tabel……………………………………………………………. xii

    Daftar Gambar…………………………………………………………. xiii

    Daftar Lampiran………………………………………………………... xiv

    BAB I PENDAHULUAN

    A.  Latar Belakang Penelitian……………………………………….. 1

    B.  Perumusan Masalah……………………………………………... 6

    C.  Tujuan dan Manfaat Penelitian………………………………….. 6

    BAB II KERANGKA TEORITIS

    A.  Konsep Auditing………………………………………………… 8

    1.  Pengertian Audit…………………………………………….. 8

    2.  Tujuan Audit………………………………………………… 9

    3.  Jenis Audit…………………………………………………… 10

    4.  Perbedaan Audit Internal dan Audit Eksternal……………… 11

    5.  Standar Auditing…………………………………………….. 12

    B.  Etika……………………………………………………………… 14

    1.  Definisi Etika………………………………………………… 14

    2.  Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik………………… 16

    3.  Tiga Pendekatan Etika………………………………………... 17

    4.  Prinsip-prinsip Etika………………………………………….. 18

    5.  Dilemma Etika………………………………………………… 20

  • 8/19/2019 Nur Aini Feis

    11/134

    C.  Teori Moral Development………………………………………… 21

    D.  Teori Keagenan…………………………………………………… 25

    E.  Independensi……………………………………………………… 27

    F.  Pengalaman Auditor……………………………………………… 29

    G.  Kualitas Audit…………………………………………………….. 30

    H.  Penelitian Terdahulu………………………………………………. 32

    I.  Kerangka Pemikiran ……………………………………………… 33

    J.  Perumusan Hipotesis……………………………………………… 34

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN

    A.  Ruang Lingkup Penelitian………………………………………. 35

    B.  Metode Penentuan Sampel……………………………………… 35

    C.  Metode Pengumpulan Data…………………………………….... 36

    D.  Metode Analisis ……………………….……………………….... 37

    E.  Operasionalisasi Variabel Penelitian dan Pengukurannya……….. 43

    BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

    A.  Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian……………………… 48

    1.  Tempat dan Waktu Penelitian………………………………... 48

    2.  Karakteristik Responden……………………………………... 50

    B.  Penemuan………………………………………………………… 55

    1.  Statistik Deskriptif…………………………………………… 55

    2.  Uji Kualitas Data……………………………………………... 56

  • 8/19/2019 Nur Aini Feis

    12/134

    a.  Uji Reliabilitas……………………………………………. 56

    b.  Uji Validitas……………………………………………… 59

    3.  Uji Hipotesis…………………………………………………. 62

    a.  Uji Asumsi Klasik………………………………………... 62

    b.  Analisis Regresi Berganda……………………………….. 66

    c.  Uji Koefisien Determinasi………………………………... 68

    d.  Uji Statistik t……………………………………………… 69

    C.  Pembahasan……………………………………………………….. 71

    BAB V PENUTUP

    A.  Kesimpulan……………………………………………………….. 75

    B.  Implikasi…………………………………………………………... 76

    DAFTAR PUSTAKA

  • 8/19/2019 Nur Aini Feis

    13/134

    DAFTAR TABEL

    No Keterangan Halaman

    3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian……………….. 46

    4.1 Daftar Kantor Akuntan Publik………………………. 48

    4.2 Data Penyebaran Kuesioner…………………………. 50

    4.3 Data Sampel Penelitian………………………………. 51

    4.4-1 Karakteristik Responden Auditor Eksternal…………. 52

    4.4-2 Karakteristik Responden Auditor Eksternal

    (pendidikan)………………………………………….. 53

    4.4-3 Karakteristik Responden Auditor Eksternal

    (pengalaman kerja)……………………………………. 54

    4.5 Statistik Deskriptif……………………………………. 55

    4.6-1 Uji Reliabilitas Independensi Auditor………………… 56

    4.6-2 Uji Reliabilitas Pengalaman Auditor…………………. 57

    4.6-3 Uji Reliabilitas Etika Auditor…………………………. 57

    4.6-4 Uji Reliabilitas Kualitas Audit………………………… 58

    4.7-1 Uji Validitas Independensi Auditor……………………. 59

    4.7-2 Uji Validitas Pengalaman Auditor……………………… 60

    4.7-3 Uji Validitas Etika Auditor……………………………... 60

    4.7-4 Uji Validitas Kualitas Audit…………………………….. 61

    4.8 Uji Multikolinearitas……………………………………. 64

    4.9 Koefisien Regresi……………………………………….. 66

    4.10 Uji Koefisien Determinasi……………………………….. 68

    4.11 Uji Statistik t…………………………………………… 69

  • 8/19/2019 Nur Aini Feis

    14/134

    DAFTAR GAMBAR

    No Keterangan Halaman

    2.1 Model Penelitian…………............................ 33

    4.1 Normal P-Plot……………………………… 62

    4.2 Grafik Histogram…………………………... 63

    4.3 Scatterplot………………………………….. 65

  • 8/19/2019 Nur Aini Feis

    15/134

    Daftar Lampiran

    No. Keterangan  Halaman

    1 Hasil Uji Regresi Linier Berganda………………... 80

    2 Hasil Uji Asumsi Klasik…………………………... 81

    3 Deskriptif Statistik………………………………... 85

    4 Hasil Uji Reliabilitas……………………………… 88

    5 Hasil Uji Validitas………………………………… 89

    6 Surat Izin Penelitian………………………………. 93

    7 Kuesioner Penelitian……………………………… 94

    8 Daftar Jawaban Responden……………………… 95

    9 Daftar Kantor Akuntan Publik…………………… 106

    10 Data Pembagian Kuesioner………………………. 107

  • 8/19/2019 Nur Aini Feis

    16/134

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A.  Latar Belakang Penelitian

    Banyak masalah yang terjadi pada berbagai kasus bisnis yang

    melibatkan profesi seorang akuntan. Akuntan adalah profesi yang

    keberadaannya sangat tergantung dengan adanya kepercayaan dari

    masyarakat yang menggunakan jasanya. Oleh karena itu, jika akuntan

    tidak mendapatkan kepercayaan dari masyarakat, maka mereka tidak akan

    menggunakan jasa akuntan, sehingga profesi akuntan tidak perlu ada.

    Masalah-masalah yang ditimbulkan membuat kepercayaan para

    pemakai laporan keuangan khususnya laporan keuangan auditan terhadap

    auditor mulai menurun. Akibatnya, para pemakai laporan keuangan

    seperti investor dan kreditur mulai mempertanyakan kembali eksistensi

    akuntan publik sebagai pihak independen yang menilai kewajaran laporan

    keuangan.

    Hubungan akuntan dengan pengguna jasanya memiliki bentuk yang

    khusus jika dibandingkan dengan profesi lainnya. Profesi lain

    mendapatkan penugasan dari pengguna jasa dan bertanggung jawab juga

    kepadanya, sementara akuntan mendapat penugasan dan memperoleh  fee

    dari perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan, namun bertanggung

     jawab kepada pengguna laporan keuangan. Kondisi seperti ini sering kali

    menempatkan akuntan pada situasi-situasi dilematis, oleh sebab itu sangat

  • 8/19/2019 Nur Aini Feis

    17/134

    penting bagi akuntan untuk melaksanakan audit dengan kompeten dan

    tidak bias (Arens dan Loebbecke, 2008).

    Kepercayaan masyarakat perlu dipulihkan dan hal itu sepenuhnya

    tergantung pada praktek profesional yang dijalankan para akuntan.

    Profesionalisme mensyaratkan tiga hal utama yang harus dimiliki oleh

    setiap anggota profesi yaitu: keahlian, pengetahuan, dan karakter.

    Karakter menunjukkan personality seorang profesional, yang diwujudkan

    dalam sikap dan tindakan etisnya.

    Etika profesi akuntan di Indonesia diatur dalam Kode Etik Akuntan

    Indonesia. Kode etik ini mengikat para anggota Ikatan Akuntan Indonesia

    dan akuntan lainnya yang bukan anggota (bab VII pasal 10 Kode Etik

    Akuntan Indonesia). Disamping itu, dengan adanya kode etik, maka para

    anggota profesi akan lebih dapat memahami apa yang diharapkan profesi

    terhadap para anggotanya (Sihwahjoeni dan Gudono, 2000). Etika

    professional auditor diterapkan oleh anggota Ikatan Akuntan Indonesia -

    Kompartemen Akuntan Publik (IAPI-KAP) dan staf profesional (baik

    yang anggota IAPI-KAP maupun yang bukan anggota IAPI-KAP) yang

    bekerja pada satu Kantor Akuntan Publik (KAP). Dalam hal staf

    profesional yang bekerja pada satu KAP yang bukan anggota IAPI-KAP

    melanggar aturan etika ini, maka rekan pimpinan KAP tersebut

    bertanggung jawab atas tindakan pelanggaran tersebut. Sikap dan

    tindakan etis akuntan akan sangat menentukan posisinya dimata

    masyarakat. Profesi seorang akuntan diharapkan memiliki profesionalitas,

  • 8/19/2019 Nur Aini Feis

    18/134

    integritas yang tinggi, bersikap independen, kompeten dan bertanggung

     jawab atas segala pekerjaannya. Auditor dengan kapasitas pemikian etis

    yang tinggi akan lebih baik dalam menghadapi konflik dan dilema etis,

    dan lebih independen dalam membuat keputusan yang terkait dengan

    dilema etis (St Vena Purnamasari, 2006).

    Independensi merupakan sikap yang bebas dari pengaruh pihak lain

    (tidak dikendalikan dan tidak bergantung pada pihak lain), secara

    intelektual bersikap jujur, dan objektif (tidak memihak) dalam

    mempertimbangkan fakta dan menyatakan opininya (Mulyadi, 2008).

    Sikap independen sangat dibutuhkan oleh seorang auditor eksternal dalam

    memberikan jasa audit yang disediakan untuk para pemakai laporan

    keuangan. Selain itu, independensi auditor eksternal juga merupakan

    salah satu faktor yang sangat penting untuk menilai kualitas atau mutu

    dari jasa audit yang dihasilkan.

    Berdasarkan Standar Profesional Akuntan Publik (2004), audit yang

    dilaksanakan auditor dapat dikatakan berkualitas jika memenuhi

    ketentuan dan standar pengauditan. Standar pengauditan tersebut

    mencakup mutu professional auditor, independensi, pertimbangan yang

    digunakan dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporan audit. Jadi

    seorang auditor dapat menghasilkan laporan audit yang berkualitas jika

    auditor tersebut melaksanakan pekerjaannya secara professional.

    Kompleksitas tugas yang dihadapi oleh seorang auditor akan

    menambah pengalaman serta pengetahuannya. Hal ini menunjukkan

  • 8/19/2019 Nur Aini Feis

    19/134

    bahwa auditor yang tidak berpengalaman mempunyai tingkat kesalahan

    yang lebih signifikan dibandingkan dengan auditor yang lebih

    berpengalaman. Pengalaman yang lebih akan menghasilkan pengetahuan

    yang lebih, pengalaman seorang auditor tentunya dapat berpengaruh

    terhadap kualitas audit yang dihasilkan oleh auditor tersebut.

    Dalam penelitian Rizmah Nurchasanah dan Wiwin Rahmanti (2004)

    menunjukkan bahwa faktor pengalaman audit berpengaruh signifikan

    terhadap kualitas audit. Nizarul, Trisni dan Liliek (2007) menemukan

    bahwa independensi berpengaruh signifikan tehadap kualitas audit,

    selanjutnya interaksi independensi dan etika auditor sebagai variabel

    moderasi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Hal ini berarti

    kualitas audit didukung oleh sampai sejauh mana auditor mampu bertahan

    dari tekanan klien disertai dengan perilaku etis yang dimiliki. Namun,

    dalam penelitian Nurul Dwi Ayuni (2008) menemukan bahwa

    pengalaman berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kulitas

    audit atas sistem informasi berbasis komputer. Susiana dan Arleen (2007)

    membuktikan bahwa independensi dan kualitas audit tidak berpengaruh

    secara signifikan terhadap integritas laporan keuangan.

    Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, terlihat bahwa

    kualitas audit tidak bisa diukur secara pasti sehingga hasil penelitiannya

    berbeda-beda. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti melakukan

    penelitian yang berjudul ”Pengaruh Independensi Auditor,

    Pengalaman Auditor dan Etika Auditor terhadap Kualitas Audit”.

  • 8/19/2019 Nur Aini Feis

    20/134

    Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya yang telah

    dilakukan oleh Nizarul, Trisni dan Liliek (2007). Perbedaan antara

    penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sebagai berikut:

    1. Menambahkan variabel pengalaman auditor dan etika auditor sebagai

    variabel independen. Pengalaman auditor dan etika auditor merupakan

    beberapa hal yang berkaitan dengan auditor dalam melaksanakan

    penugasannya dan pengaruhnya terhadap kualitas audit yang mereka

    hasilkan, karena itu penelitian ini menambahkan kedua variabel

    tersebut untuk mengetahui seberapa besar pengaruhnya terhadap

    kualitas audit.

    2. Menghilangkan etika auditor sebagai variabel moderasi. Etika auditor

    diubah menjadi salah satu variabel independen dalam penelitian ini,

    untuk mengetahui pengaruhnya terhadap kualitas audit.

    3. Menjadikan kantor-kantor akuntan publik yang berada di DKI Jakarta

    sebagai populasi dalam penelitian. Hal ini dimaksudkan agar hasil

    penelitian yang didapat menjadi lebih maksimal dengan memperluas

    pengambilan sampel.

    B.  Perumusan Masalah

    Dalam penelitian ini masalah yang ingin diteliti adalah:

    1.  Apakah independensi auditor berpengaruh secara signifikan terhadap

    kualitas audit?

    2.  Apakah pengalaman auditor berpengaruh secara signifikan terhadap

    kualitas audit?

  • 8/19/2019 Nur Aini Feis

    21/134

    3.  Apakah etika auditor berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas

    audit?

    C.  Tujuan dan Manfaat Penelitian

    Tujuan penelitian ini adalah:

    1.  Untuk menguji pengaruh independensi auditor terhadap kualitas audit.

    2.  Untuk menguji pengaruh pengalaman auditor terhadap kualitas audit.

    3.  Untuk menguji pengaruh etika auditor terhadap kualitas audit.

    Manfaat penelitian ini adalah:

    1.  Bagi profesi akuntan.

    Informasi ini dapat digunakan sebagai motivasi bagi para akuntan

    untuk dapat lebih independen dalam melaksanakan profesinya, serta

    membangkitkan naluri profesionalnya dalam memberikan pelayanan

     jasa bagi masyarakat luas.

    2.  Bagi organisasi IAPI.

    Untuk mengetahui seberapa jauh independensi, pengalaman dan etika

    auditor berpengaruh terhadap kualitas audit. Sehingga dapat dijadikan

    pedoman sebagai seorang auditor untuk memelihara independensinya

    dan terus menambah pengetahuan dari berbagai pengalaman yang

    telah dilewati.

    3.  Bagi pemakai laporan keuangan yang telah diaudit.

    Penelitian ini dapat meningkatkan kepercayaan mereka terhadap

    laporan yang dihasilkan oleh auditor, sehingga dapat dijadikan

  • 8/19/2019 Nur Aini Feis

    22/134

    sebagai informasi yang relevan dalam menentukan keputusan yang

    akan dilaksanakan.

    4.  Bagi Pemerintah (Bapepam)

    Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

    kepada Bapepam sebagai pengawas pasar modal, untuk melihat

    seberapa besar pengaruh independensi auditor, pengalaman auditor

    dan etika auditor terhadap kualitas audit yang dihasilkan dari laporan

    keuangan yang diaudit. Penelitian ini juga berguna untuk

    meningkatkan kualitas keterbukaan laporan keuangan yang disajikan

    oleh perusahaan publik.

    5.  Bagi mahasiswa.

    Memberikan informasi dan gambaran mengenai pengaruh

    independensi, pengalaman dan etika auditor terhadap kualitas audit,

    sehingga dapat menjadi salah satu sarana bahan bacaan dan

    pengembangan ilmu pengetahuan.

  • 8/19/2019 Nur Aini Feis

    23/134

    BAB II

    KERANGKA TEORITIS

    A.  Konsep Auditing

    1.  Pengertian Audit

    Committee on Basic Auditing Concepts of the American Accounting

     Association  dalam Kell & Boynton (2002:6), mendefinisikan auditing

    sebagai:

    “ A systematic process of objectively obtaining and evaluating

    evidence regarding assertions about economic actions and events to

    ascertain the degree of correspondence between those assertions and

    established criteria and communicating the results to interested users ”.

    Sedangkan menurut Sukrisno Agoes (2008:3) auditing ialah:

    “Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, olehpihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun

    oleh manajemen, beserta catatan pembukuan dan bukti pendukungnya,dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran

    laporan keuangan tersebut” .

    Berdasarkan beberapa definisi tersebut, maka dapat peneliti simpulkan

    bahwa auditing merupakan suatu proses untuk memperoleh dan

    mengevaluasi bukti mengenai asersi tentang peristiwa ekonomi dengan

    menentukan derajat kesesuaian antara asersi yang dibuat dengan kriteria

    yang telah ditetapkan, kemudian hasilnya tersebut dikomunikasikan

    kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

    2.  Tujuan Audit

  • 8/19/2019 Nur Aini Feis

    24/134

      Tujuan umum audit dalam Kell & Boynton (2002:6) adalah untuk

    menyatakan pendapat atas kewajaran, dalam semua hal yang material,

    posisi keuangan dan hasil usaha serta arus kas sesuai dengan prinsip

    akuntansi yang berlaku umum. Sedangkan tujuan audit spesifik ditentukan

    berdasar asersi-asersi yang dibuat oleh manajemen yang tercantum dalam

    laporan keuangan.

    Asersi manajemen (management assertion) adalah pernyataan yang

    tersirat atau yang dinyatakan dengan jelas oleh manajemen mengenai jenis

    transaksi dan akun terkait dalam laporan keuangan. Asersi manajemen

    berhubungan langsung dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum,

    sehingga auditor harus memahami asersi–asersi manajemen agar audit

    dapat dilaksanakan dengan memadai.

    Arens dan Loebbecke (2008:147) atau SPAP seksi 326

    menggolongkan asersi manajemen kedalam lima kategori pernyataan yang

    luas, yaitu:

    1.  Keberadaan ( Existence) atas Keterjadian (Occurance)

    2.  Kelengkapan (Completness)

    3.  Penilaian dan Alokasi (Valuation and Allocation)

    4.  Hak dan Kewajiban ( Right and Obligation)

    5.  Penyajian dan Pengungkapan (Presentation and Disclosure)

    3.  Jenis Audit

  • 8/19/2019 Nur Aini Feis

    25/134

      Menurut Kell & Boynton (2002: 8-9) terdapat tiga jenis audit yang

    ada umumnya menunjukkan karakteristik kunci yang tercakup dalam

    definisi audit. Jenis-jenis audit tersebut adalah audit laporan keuangan,

    audit kepatuhan, dan audit opersional.

    a.  Audit Laporan Keuangan

    Audit laporan keuangan bertujuan untuk menentukan apakah laporan

    keuangan secara keseluruhan telah disajikan sesuai dengan kriteria-

    kriteria tertentu, kriteria itu adalah prinsip akuntansi yang berlaku

    umum.

    b.  Audit Operasional

    Audit operasional merupakan penelaahan atas bagian manapun dari

    prosedur dan metode operasi suatu organisasi untuk menilai efisiensi

    dan efektifitasnya. Umumnya, pada saat selesainya audit operasional,

    auditor akan memberikan sejumlah saran kepada manajemen untuk

    memperbaiki jalannya operasi perusahaan.

    c.  Audit Ketaatan

    Audit ketaatan bertujuan untuk mempertimbangkan apakah audittee

    (klien) telah mengikuti prosedur atau aturan tertentu yang telah

    ditetapkan pihak yang memiliki otoritas lebih tinggi.

    4.  Perbedaan Audit Internal dan Audit Eksternal

  • 8/19/2019 Nur Aini Feis

    26/134

      Terdapat beberapa perbedaan antara Audit Internal dan Audit

    eksternal, yaitu sebagai berikut:

    Audit Internal Audit Eksternal

    1.  Merupakan karyawanperusahaan, atau bisa sajamerupakan entitas independen.

    2.  Melayani kebutuhan organisasi,meskipun fungsinya harus

    dikelola oleh perusahaan.

    3.  Fokus dengan kejadian-kejadian dimasa depan dengan

    mengevaluasi kontrol yang

    dirancang untuk meyakinkan

    pencapaian tujuan organisasi.

    4.  Langsung berkaitan denganpencegahan kecurangan dalam

    segala bentuknya atauperluasan dalam setiap aktivitas

    yang ditelaah.

    5.  Independen terhadap aktivitasyang diaudit, tetapi siap sedia

    untuk menaggapi kebutuhan

    dan keinginan dari semua

    tingkatan manajemen.

    6.  Menelaah aktivitas secaraterus-menerus.

    1.  Merupakan orang yangindependen diluar perusahaan.

    2.  Melayani pihak ketiga yangmemerlukan informasi

    keuangan yang dapat

    diandalkan.

    3.  Fokus pada ketepatan dankemudahan pemahaman dari

    kejadian-kejadian masa lalu

    yang dinyatakan dalam laporan

    keuangan.

    4.  Sesekali memperhatikanpencegahan dan pendeteksian

    kecurangan secara umum,namun akan memberikan

    perhatian lebih bila kecurangantersebut akan mempengaruhi

    laporan keuangan secaramaterial.

    5.  Independen terhadapmanajemen dan dewan direksi

    baik dalam kenyataan maupun

    secara mental.

    6.  Menelaah catatan-catatan yangmendukung laporan keuangan

    secara periodik-biasanya sekali

    setahun.

    Sumber: Sawyer (2005:8)

    Auditor internal dan eksternal haruslah berkoordinasi. Teknik-teknik

    yang digunakan dalam audit keuangan, baik yang dilakukan auditor

  • 8/19/2019 Nur Aini Feis

    27/134

    eksternal maupun internal bisa jadi serupa, namun tujuan dan hasil yang

    diharapkan bisa berbeda. Mereka mencerminkan dua profesi yang berlainan

    yang harus saling menghargai satu sama lain dan memanfaatkan kelebihan

    masing-masing. (Sawyer:2005)

    5.  Standar Auditing

    Menurut PSA No. 01 (SA Seksi 150)

    Standar auditing berbeda dengan prosedur auditing. “Prosedur”

    berkaitan dengan tindakan yang harus dilaksanakan, sedangkan “standar”

    berkenaan dengan kriteria atau ukuran mutu kinerja tindakan tersebut dan

    berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai melalui penggunaan

    prosedur tersebut. Jadi, berlainan dengan prosedur auditing, standar

    auditing mencakup mutu professional ( professional qualities) auditor

    independen dan pertimbangan ( judgement ) yang digunakan dalam

    pelaksanaan audit dan penyusunan laporan audit. (Soekrisno Agoes:2008)

    Standar auditing yang telah ditetapkan dan disahkan oleh Ikatan

    Akuntan Publik Indonesia, seperti yang terdapat dalam SPAP terdiri dari

    sepuluh standar yang dikelompokkan menjadi tiga kelompok besar, yaitu:

    a.  Standar Umum

    1.  Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki

    keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.

  • 8/19/2019 Nur Aini Feis

    28/134

    2.  Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan,

    independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.

    3.  Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor

    wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan

    seksama.

    b.  Standar Pekerjaan Lapangan

    1.  Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan

    asisten harus disupervisi dengan semestinya.

    2.  Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh

    untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup

    pengujian yang akan dilakukan.

    3.  Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,

    pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar

    memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang

    diaudit.

    c.  Standar Pelaporan

    1.  Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah

    disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di

    Indonesia.

  • 8/19/2019 Nur Aini Feis

    29/134

    2.  Laporan auditor harus menunjukkan, jika ada, ketidakkonsistenan

    penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan

    periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi

    tersebut dalam periode sebelumnya.

    3.  Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang

    memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.

    4.  Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat

    mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi

    bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan.

    B.  Etika

    1.  Definisi Etika

     Ethics (etika) adalah strandar prilaku yang menjadi dasar penilaian

    benar atau salah, jujur atau tidak jujur, adil atau tidak adilnya tindakan

    seseorang (Weygandt, Kieso, & Kimmel, 2007). Etika secara umum

    diartikan sebagai perangkat prinsip moral atau nilai. Masing-masing orang

    memiliki perangkat nilai, sekalipun tidak dapat diungkapkan secara

    eksplisit. Perilaku beretika diperlukan oleh masyarakat agar semuanya

    dapat berjalan lancar serta teratur sesuai dengan ketentuan yang ada,

    kebutuhan akan etika dalam masyarakat cukup penting sehingga banyak

    diantara nilai etika yang dimasukkan dalam undang-undang.

    Di Indonesia, etika diterjemahkan menjadi kesusilaan karena sila

    berarti dasar, kaidah atau aturan, sedangkan su  berarti baik, benar dan

  • 8/19/2019 Nur Aini Feis

    30/134

    bagus. Selanjutnya, selain kaidah etika masyarakat juga terdapat apa yang

    disebut dengan kaidah professional yang khusus berlaku dalam kelompok

    profesi yang besangkutan. Oleh karena merupakan konsensus, maka etika

    tersebut dinyatakan secara tertulis atau formal yang selanjutnya disebut

    sebagai ‘kode etik’. Sifat sanksinya juga moral psikologik, yaitu

    dikucilkan atau disingkirkan dari pergaulan kelompok profesi yang

    bersangkutan (Desriani,1993 dalam Gudono,2000).

    Etika adalah seperangkat prinsip moral atau nilai (Arens dan

    loebbecke, 2008), atau aturan perilaku yang ditetapkan oleh organisasi

    profesi untuk melindungi kepentingan anggota dan masyarakat sebagai

    pemakai jasanya. Aturan tersebut berisi hal-hal yang boleh dan tidak boleh

    dilakukan dan harus ditaati oleh setiap anggota organisasi.

    Etika dalam bahasa Yunani terdiri dari dua kata yaitu: ethos  berarti

    kebiasaan atau adat, dan ethikos berarti perasaan batin atau kecenderungan

    batin mendorong manusia dalam bertingkah laku. “Etika sebenarnya

    meliputi suatu proses penentuan yang komplek tentang apa yang harus

    dilakukan seseorang dalam situasi tertentu.

    Profesi itu sendiri meliputi kombinasi unik dari pengalaman dan

    pembelajaran masing-masing individu seperti yang dikemukakan oleh

    Ward et al. (1993) dalam Gudono (2000). Jadi secara umum etika

    menggambarkan suatu perwujudan dan penetapan suatu norma sikap dan

    tingkah laku yang membantu manusia bertindak secara bebas dan dapat

  • 8/19/2019 Nur Aini Feis

    31/134

    dipertanggung jawabkan karena setiap tindakan lahir dari keputusan

    pribadi yang bebas.

    2.  Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik

    Dalam SPAP (IAPI:2004) aturan etika kompartemen akuntan publik,

    Anggota KAP harus mematuhi standar berikut ini beserta interpretasi yang

    terkait yang dikeluarkan oleh badan pengatur standar yang ditetapkan

    IAPI:

    a.  Kompetensi Profesional

    Anggota KAP hanya boleh melakukan pemberian jasa profesional

    yang secara layak (reasonable) diharapkan dapat diselesaikan dengan

    kompetensi profesional.

    b.  Kecermatan dan Keseksamaan Professional

    Anggota KAP wajib melakukan pemberian jasa professional dengan

    kecermatan dan keseksamaan professional.

    c.  Perencanaan dan Supervisi

    Anggota KAP wajib merencanakan dan mensupervisi secara memadai

    setiap pelaksanaan pemberian jasa profesional.

    d.  Data Relevan yang Memadai

  • 8/19/2019 Nur Aini Feis

    32/134

    Anggota KAP wajib memperoleh data relevan yang memadai untuk

    menjadi dasar yang layak bagi simpulan atau rekomendasi sehubungan

    dengan pelaksanaan jasa profesionalnya.

    3.  Tiga Pendekatan Etika

    Etika merupakan ilmu yang menyelidiki tingkah laku moral dalam

    Satyanugraha (2003), studi etika dapat dibedakan dalam: 

    1.  Etika Deskriptif

    Melukiskan tingkah laku moral dalam arti luas, misalnya adat

    kebiasaan, anggapan-anggapan tentang baik dan buruk, tindakan-

    tindakan yang diperbolehkan atau tidak diperbolehkan. Etika deskriptif

    mempelajari moralitas yang terdapat pada individu-individu tertentu,

    kebudayaan-kebudayaan tertentu. Karena etika deskriptif hanya

    melukiskan ia tidak memberikan penilaian.

    2.  Etika Normatif

    Mendasarkan pada pemahaman yang diperoleh dari etika

    deskriptif, studi ini berusaha untuk menjelaskan dan memastikan

    prinsip-prinsip moral dengan berbagai cara. Disini ahli bersangkutan

    tidak bertindak sebagai penonton netral, seperti halnya dalam etika

    deskriptif, tapi ia melibatkan diri dengan mengemukakan penilaian

    tentang perilaku manusia. Penilaian itu dibentuk atas dasar norma-

    norma. Ia mengemukakan alasan-alasan mengapa suatu tingkah laku

  • 8/19/2019 Nur Aini Feis

    33/134

    harus disebut baik atau buruk dan mengapa suatu anggapan moral

    dapat dianggap benar atau salah.

    3.  Meta Etika

    Meta etika merupakan studi dari etika normative. Awalan meta

    (dari bahasa Yunani) mempunyai arti “melebihi, “melampaui”.

    Menunjukkan bahwa yang dibahas bukanlah moralitas secara

    langsung, melainkan ucapan-ucapan kita dibidang moralitas, meliputi

    penjelasan dan penilaian asumsi dan investigasi kebenaran dari

    argumentasi moral.

    4.  Prinsip-prinsip Etika

    Prinsip-prinsip etika menurut Kode Etik Profesi AICPA ( American

     Institute of Certified Public accountants) dalam Seprian (2007) adalah

    sebagai berikut:

    1.  Tanggung jawab

    Dalam melaksanakan tanggung jawab sebagai profesional, para

    anggota harus berusaha menjadi profesional yang peka serta memiliki

    pertimbangan moral atas seluruh aktivitas mereka.

    2.  Kepentingan publik

    Para anggota harus menerima kewajiban untuk bertindak sedemikian

    rupa agar dapat melayani kepentingan publik, menghargai kepercayaan

    publik, serta menunjukan komitmennya pada profesionalisme.

    3.  Integritas

  • 8/19/2019 Nur Aini Feis

    34/134

    Mempertahankan dan memperluas keyakinan publik, para anggota

    harus menunjukan selruh tanggung jawab profesionalnya dengan

    tingkat inte-gritas tertinggi.

    4.  Obyektivitas dan independensi

    Anggota harus mempertahankan obyektivitas dan terbebas dari konflik

    antar kepentingan dalam melaksanakan tanggung jawab

    profesionalnya.

    5. 

     Due care

    Seorang anggota harus selalu memperhatikan standar teknik dan etika

    profesi, selalu berusaha untuk meningkatkan kompetensi dan kualitas

     jasa yang diberikannya, serta melaksanakan tanggung jawab

    profesional sesuai dengan kemampuan terbaiknya.

    6.  Lingkup dan sifat jasa

    Anggota yang berpraktek bagi publik harus memperhatikan prinsip-

    prinsip pada Kode Etik Profesi dalam menentukan lingkup dan sifat

     jasa yang akan disediakannya.

    5.  Dilemma Etika

    Menurut Arens dan Loebecke (2008) dilemma etika adalah: “Situasi

    yang dihadapi seseorang dimana keputusan mengenai perilaku yang pantas

    harus dibuat”. Maksudnya adalah dalam kehidupan sehari-hari seseorang

    dihadapkan pada situasi dimana terjadi pertentangan batin, karena

    sebenarnya ia tahu bahwa keputusan yang diambilnya salah. Auditor,

  • 8/19/2019 Nur Aini Feis

    35/134

    akuntan dan kalangan bisnis lainnya menghadapi banyak dilemma etika

    dalam karier bisnis mereka. Misalnya bernegosiasi dengan klien yang

    mengancam untuk mencari auditor baru kalau perusahaannya tidak

    memperoleh pendapat wajar tanpa pengecualian, jelas merupakan dilemma

    etika. Dalam Seprian (2007), untuk menyelesaikan dilemma etika dapat

    dilakukan dengan cara Pendekatan enam langkah berikut ini:

    1. Memperoleh fakta-fakta yang relevan.

    2. Mengidentifikasikan isu-isu etika berdasarkan fakta-fakta tersebut.

    3. Menentukan siapa yang akan terkena pengaruh dari keluaran (outcome)

    dilema tersebut dan bagaimana cara masing-masing pribadi atau

    kelompok itu dipengaruhi.

    4. Mengidentifikasikan berbagai alternatif yang tersedia bagi pribadi yang

    harus menyelesaikan dilema tersebut.

    5. Mengidentifikasikan konsekuensi yang mungkin terjadi pada setiap

    alternatif.

    6. Memutuskan tindakan yang tepat untuk dilakukan.

    C.  Teori Moral Development

    Teori ini dikembangkan oleh Lawrence Kohlberg (1958) dengan

    mengikuti perkembangan dari keputusan moral seiring penambahan usia yang

    semula diteliti Piaget (1932), yang menyatakan bahwa logika dan moralitas

    berkembang melalui tahapan-tahapan konstruktif. Teori ini berpandangan

    bahwa penalaran moral, merupakan dasar dari perilaku etis dan mempunyai

    enam tahapan perkembangan yang dapat teridentifikasi. Kohlberg memperluas

  • 8/19/2019 Nur Aini Feis

    36/134

    pandangan dasar ini, dengan menentukan bahwa proses perkembangan moral

    pada prinsipnya berhubungan dengan keadilan dan perkembangannya

    berlanjut selama kehidupan walaupun ada dialog yang mempertanyakan

    implikasi filosofis dari penelitiannya.

    Keenam tahapan perkembangan moral dari Kohlberg dikelompokkan ke

    dalam tiga tingkatan: pra-konvensional, konvensional, dan pasca-

    konvensional. Tidak dimungkinkan untuk melompati suatu tahapan; setiap

    tahap memiliki perspektif yang baru dan diperlukan, dan lebih komprehensif,

    beragam, dan terintegrasi dibanding tahap sebelumnya. Kohlberg

    menggunakan cerita-cerita tentang dilema moral dalam penelitiannya, dan ia

    tertarik pada bagaimana orang-orang akan menjustifikasi tindakan-tindakan

    mereka bila mereka berada dalam persoalan moral yang sama. Teorinya

    didasarkan pada tahapan perkembangan konstruktif; setiap tahapan dan

    tingkatan memberi tanggapan yang lebih adekuat terhadap dilema-dilema

    moral dibanding tahap atau tingkat sebelumnya.

    Tahapan-tahapan

    Tingkat 1 (Pra-Konvensional) 

    1. Orientasi kepatuhan dan hukuman

    2. Orientasi minat pribadi ( Apa untungnya buat saya?)

    Tingkat 2 (Konvensional) 

    3. Orientasi keserasian interpersonal dan konformitas (Sikap anak baik )

    4. Orientasi otoritas dan pemeliharaan aturan sosial ( Moralitas hukum dan

    aturan)

  • 8/19/2019 Nur Aini Feis

    37/134

    Tingkat 3 (Pasca-Konvensional) 

    5. Orientasi kontrak sosial

    6. Prinsip etika universal (Principled conscience)

    Tingkat 1: Pra-Konvensional

    Tingkat pra-konvensional dari penalaran moral umumnya ada pada anak-

    anak, walaupun orang dewasa juga dapat menunjukkan penalaran dalam tahap

    ini. Seseorang yang berada dalam tingkat pra-konvensional menilai moralitas

    dari suatu tindakan berdasarkan konsekuensinya langsung. Tingkat pra-

    konvensional terdiri dari dua tahapan awal dalam perkembangan moral, dan

    murni melihat diri dalam bentuk egosentris.

    Dalam tahap pertama, individu-individu memfokuskan diri pada

    konsekuensi langsung dari tindakan mereka yang dirasakan sendiri. Sebagai

    contoh, suatu tindakan dianggap salah secara moral bila orang yang

    melakukannya dihukum. Semakin keras hukuman diberikan dianggap semakin

    salah tindakan itu. Tahap dua menempati posisi apa untungnya buat saya,

    perilaku yang benar didefinisikan dengan apa yang paling diminatinya.

    Penalaran tahap dua kurang menunjukkan perhatian pada kebutuhan orang

    lain, hanya sampai tahap bila kebutuhan itu juga berpengaruh terhadap

    kebutuhannya sendiri.

    Dalam tahap dua perhatian kepada orang lain tidak didasari oleh loyalitas

    atau faktor yang bersifat intrinsik. Kekurangan perspektif tentang masyarakat

    dalam tingkat pra-konvensional, berbeda dengan kontrak sosial (tahap lima),

  • 8/19/2019 Nur Aini Feis

    38/134

    sebab semua tindakan dilakukan untuk melayani kebutuhan diri sendiri saja.

    Bagi mereka dari tahap dua, perpektif dunia dilihat sebagai sesuatu yang

    bersifat relatif secara moral.

    Tingkat 2: Konvensional

    Tingkat konvensional umumnya ada pada seorang remaja atau orang

    dewasa. Orang di tahapan ini menilai moralitas dari suatu tindakan dengan

    membandingkannya dengan pandangan dan harapan masyarakat. Tingkat

    konvensional terdiri dari tahap ketiga dan keempat dalam perkembangan

    moral.

    Dalam tahap tiga, seseorang memasuki masyarakat dan memiliki peran

    sosial. Individu mau menerima persetujuan atau ketidaksetujuan dari orang-

    orang lain karena hal tersebut merefleksikan persetujuan masyarakat terhadap

    peran yang dimilikinya. Dalam tahap empat, adalah penting untuk mematuhi

    hukum, keputusan, dan konvensi sosial karena berguna dalam memelihara

    fungsi dari masyarakat. Penalaran moral dalam tahap empat lebih dari sekedar

    kebutuhan akan penerimaan individual seperti dalam tahap tiga; kebutuhan

    masyarakat harus melebihi kebutuhan pribadi.

    Tingkat 3: Pasca-Konvensional

    Tingkatan pasca konvensional, juga dikenal sebagai tingkat berprinsip,

    terdiri dari tahap lima dan enam dari perkembangan moral. Kenyataan bahwa

    individu-individu adalah entitas yang terpisah dari masyarakat kini menjadi

  • 8/19/2019 Nur Aini Feis

    39/134

    semakin jelas. Akibat ‘hakekat diri mendahului orang lain’ ini membuat

    tingkatan pasca-konvensional sering tertukar dengan perilaku pra-

    konvensional. Dalam tahap lima, individu-individu dipandang sebagai

    memiliki pendapat-pendapat dan nilai-nilai yang berbeda, dan adalah penting

    bahwa mereka dihormati dan dihargai tanpa memihak. Permasalahan yang

    tidak dianggap sebagai relatif seperti kehidupan dan pilihan jangan sampai

    ditahan atau dihambat. pemerintahan yang demokratis merupakan contoh

    tindakan yang berlandaskan pada penalaran tahap lima.

    Dalam tahap enam, penalaran moral berdasar pada penalaran abstrak

    menggunakan prinsip etika universal. Hukum hanya valid bila berdasar pada

    keadilan, dan komitmen terhadap keadilan juga menyertakan keharusan untuk

    tidak mematuhi hukum yang tidak adil. Walau Kohlberg yakin bahwa tahapan

    ini ada, ia merasa kesulitan untuk menemukan seseorang yang

    menggunakannya secara konsisten. Tampaknya orang sukar, kalaupun ada,

    yang bisa mencapai tahap enam dari model Kohlberg ini.

    D.  Teori Keagenan

     Agent memiliki informasi yang lebih banyak ( full information) dibanding

    dengan  principal di sisi lain, sehingga menimbulkan adanya asimetry

    information. Informasi yang lebih banyak dimiliki oleh manajer dapat memicu

    untuk melakukan tindakan-tindakan sesuai dengan keinginan dan kepentingan

    untuk memaksimumkan utilitynya. Sedangkan bagi pemilik modal dalam hal

    ini investor, akan sulit untuk mengontrol secara efektif tindakan yang

  • 8/19/2019 Nur Aini Feis

    40/134

    dilakukan oleh manajemen karena hanya memiliki sedikit informasi yang ada.

    Oleh karena itu, terkadang kebijakan-kebijakan tertentu yang dilakukan oleh

    manajemen perusahaan tanpa sepengetahuan pihak pemilik modal atau

    investor.

    Teori keagenan dapat dipandang sebagai suatu versi dari game theory

    (Mursalim, 2005), yang membuat suatu model kontraktual antara dua atau

    lebih orang (pihak), dimana salah satu pihak disebut agent dan pihak yang lain

    disebut  principal. Principal mendelegasikan pertanggungjawaban atas

    decision making kepada agent , hal ini dapat pula dikatakan bahwa  principal

    memberikan suatu amanah kepada agent untuk melaksanakan tugas tertentu

    sesuai dengan kontrak kerja yang telah disepakati. Wewenang dan

    tanggungjawab agent maupun  principal diatur dalam kontrak kerja atas

    persetujuan bersama.

    Scott (2000) menyatakan bahwa perusahaan mempunyai banyak kontrak,

    misalnya kontrak kerja antara perusahaan dengan para manajernya dan

    kontrak pinjaman antara perusahaan dengan krediturnya. Kontrak kerja yang

    dimaksud adalah kontrak kerja antara pemilik modal dengan manajer

    perusahaan, dimana antara agent dan principal ingin memaksimumkan utility

    masing-masing dengan informasi yang dimiliki.

    Menurut Scott (2000), terdapat dua macam asimetri informasi yaitu:

    1.   Adverse selection, yaitu bahwa para manajer serta orang-orang dalam

    lainnya biasanya mengetahui lebih banyak tentang keadaan dan prospek

    perusahaan dibandingkan investor pihak luar. Dan fakta yang mungkin

  • 8/19/2019 Nur Aini Feis

    41/134

    dapat mempengaruhi keputusan yang akan diambil oleh pemegang saham

    tersebut tidak disampaikan informasinya kepada pemegang saham.

    2.   Moral hazard, yaitu bahwa kegiatan yang dilakukan oleh seorang manajer

    tidak seluruhnya diketahui oleh pemegang saham maupun pemberi

    pinjaman. Sehingga manajer dapat melakukan tindakan diluar pengetahuan

    pemegang saham yang melanggar kontrak dan sebenarnya secara etika

    atau norma mungkin tidak layak dilakukan.

    Manajer sebagai pengelola perusahaan lebih banyak mengetahui

    informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang

    dibandingkan pemilik (pemegang saham). Oleh karena itu sebagai pengelola,

    manajer berkewajiban memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan

    kepada pemilik. Sinyal yang diberikan dapat dilakukan melalui pengungkapan

    informasi akuntansi seperti laporan keuangan. Asimetri antara manajemen

    (agent ) dengan pemilik ( principal) memberikan kesempatan kepada manajer

    untuk bertindak oportunis, yaitu memperoleh keuntungan pribadi. Dalam hal

    pelaporan keuangan, manajer dapat melakukan manajemen laba (earnings

    management ) untuk menyesatkan pemilik (pemegang saham) mengenai

    kinerja ekonomi perusahaan.

    Akuntan publik diharapkan dapat menjembatani kepentingan pihak

    investor dan kreditor dengan pihak manajemen (agent ) dalam mengelola

    keuangan perusahaan. Sebagai perantara, akuntan harus dapat bertindak jujur,

    bijaksana, dan profesional.

  • 8/19/2019 Nur Aini Feis

    42/134

      Akuntan publik harus mempunyai tanggung jawab bahwa informasi yang

    mereka berikan disajikan secara lengkap dan jujur kepada para pengguna

    informasi tersebut. Sehingga mereka dapat mengetahui kinerja perusahaan

    yang sesungguhnya dan dapat dijadikan sebagai dasar yang tepat untuk

    mengambil keputusan.

    E.  Independensi

    Tanggung jawab yang besar, maka merupakan suatu hal yang penting

    bagi akuntan yang bekerja di suatu kantor akuntan publik untuk memiliki

    independensi dan keahlian yang tinggi. Jika akuntan tidak independen

    terhadap manajemen kliennya, pendapat yang dia berikan tidak mempunyai

    arti. Dalam Seprian (2007) independensi akuntan publik mencakup dua aspek,

    yaitu: (1) independensi sikap mental, dan (2) independensi penampilan.

    Setiap akuntan harus menjaga integritas dan keobjektivan dalam tugas

    proesional dan setiap auditor harus independen dari semua kepentingan yang

    bertentangan atau pengaruh yang tidak layak. Ia juga harus menghindari

    situasi yang dapat menimbulkan kesan pada pihak ketiga bahwa ada

    pertentangan kepentingan atau keobjektivan sudah tidak dapat dipertahankan.

    Mautz dan Sharaf (1993) menyatakan bahwa untuk dapat menjalankan

    kewajibannya, ada tiga komponen yang harus dimiliki oleh auditor, yaitu

    kompetensi, independensi, dan due professional care. Mempertahankan

    perilaku yang independen bagi auditor dalam memenuhi tanggung jawab

  • 8/19/2019 Nur Aini Feis

    43/134

    mereka adalah penting. Tetapi yang juga penting adalah bahwa pemakai

    laporan keuangan tersebut memiliki kepercayaan atas independensi tersebut.

    Shockley (1981) dalam Nizarul, Trisni dan Liliek (2007) melakukan

    penelitian tentang empat faktor yang berpengaruh terhadap independensi

    akuntan publik dimana responden penelitiannya adalah kantor akuntan publik,

    bank dan analis keuangan. Faktor yang diteliti adalah pemberian jasa

    konsultasi kepada klien, persaingan antar KAP, ukuran KAP dan lama

    hubungan audit dengan klien.

    Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa KAP yang memberikan jasa

    konsultasi manajemen kepada klien yang diaudit dapat meningkatkan risiko

    rusaknya independensi yang lebih besar dibandingkan yang tidak memberikan

     jasa tersebut. Tingkat persaingan antar KAP juga dapat meningkatkan risiko

    rusaknya independensi akuntan publik. KAP yang lebih kecil mempunyai

    risiko kehilangan independensi yang lebih besar dibandingkan KAP yang

    lebih besar. Sedangkan faktor lama ikatan hubungan dengan klien tertentu

    tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap independensi akuntan publik.

    Kepercayaan masyarakat terhadap profesi akuntan publik berhubungan

    langsung dengan mutu pemeriksaan dan salah satu elemen penting dalam

    kendali mutu tersebut adalah independensi.

    F.  Pengalaman Auditor

  • 8/19/2019 Nur Aini Feis

    44/134

      Libby (1995) dalam Koroy (2005:917) menyatakan bahwa pekerjaan

    auditor adalah pekerjaan yang melibatkan keahlian (expert ). Semakin

    berpengalaman seorang internal auditor maka semakin mampu dia

    menghasilkan kinerja yang lebih baik dalam tugas-tugas yang semakin

    kompleks, termasuk dalam melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap

    penerapan struktur pengendalian intern.

    Pengalaman audit diperoleh auditor selama mereka mengerjakan

    penugasan auditnya. Pengalaman akan diperoleh jika prosedur penugasan dan

    supervisi berjalan dengan baik. Prosedur penugasan adalah prosedur yang

    menjamin terjadinya keseimbangan antara kebutuhan, keahlian,

    pengembangan dan pemanfaatan personel dalam pelaksanaan perikatan (IAPI

    2004).

    Salah satu ciri dari keahlian (expertise) auditor yang sudah diteliti dalam

    riset keperilakuan adalah mengenai perhatiannya terhadap informasi negatif

    dan positif (auditor attendance to negative and positive information), yang

    telah ditunjukkan Anderson dan Maletta (1994) dalam Koroy (2007). Hasil

    studi mereka didasarkan pada temuan dalam pengauditan dan psikologi yang

    menunjukkan pengalaman memainkan peran penting dalam sejauh mana

    perilaku konservatif/berorientasi negatif diperlihatkan. Anderson dan Maletta

    mendapatkan mahasiswa dan staf auditor yang tidak berpengalaman lebih

    memperhatikan informasi negatif dibandingkan auditor senior.

    Dalam rangka memenuhi persyaratan sebagai seorang profesional, auditor

    harus menjalani pelatihan yang cukup. Pelatihan tersebut berupa kegiatan-

  • 8/19/2019 Nur Aini Feis

    45/134

    kegiatan, seperti seminar, simposium, lokakarya pelatihan itu sendiri dan

    kegiatan penunjang keterampilan lainnya.  Auditor yang kurang

    berpengalaman terlalu terfokus pada informasi negatif sehingga semakin

    negatif juga mereka dalam membuat pertimbangan audit.

    G.  Kualitas Audit

    DeAngelo (1981) menyatakan bahwa kualitas audit dapat dilihat dalam

    dua dimensi, pertama auditor harus mampu mendeteksi salah saji material,

    kedua salah saji tersebut harus dilaporkan. Kemampuan untuk mendeteksi

    salah saji material sangat dipengaruhi oleh kemampuan teknologi auditor,

    prosedur audit dan jumlah sampling yang digunakan. Kemampuan untuk

    melaporkan salah saji material secara tepat tergantung pada sikap

    independensi auditor, jika auditor berada dalam tekanan personal, emosional

    dan keuangan maka auditor dapat kehilangan independensinya.

    Audit yang berkualitas akan mampu mengurangi faktor ketidakpastian

    yang berkaitan dengan laporan keuangan yang disajikan oleh pihak

    manajemen. Karena itu wajar jika kemudian kualitas audit menjadi topik yang

    selalu memperoleh perhatian mendalam dari profesi akuntan, pemerintah dan

    masyarakat serta para investor. Berkaitan dengan kasus Enron, WorldCom,

    dan jatuhnya KAP Arthur Andersen merupakan saat yang tepat

    mempertanyakan kualitas audit yang telah diberikan oleh KAP big

    international  tersebut. Hal tersebut telah melahirkan perubahan terhadap

    undang-undang di Amerika Serikat dengan berlakunya Sarbanes-Oxley Act  

  • 8/19/2019 Nur Aini Feis

    46/134

    Juni tahun 2002 diikuti dengan PMK No. 17/PMK.01/2008 tentang Jasa

    Akuntan Publik  di Indonesia. Undang-undang tersebut diantaranya mengatur

    tentang rotasi wajib bagi auditor serta KAP tidak diperbolehkan memberikan

     jasa non audit disamping pemberian jasa audit pada klien karena dapat

    mengganggu independensi auditor. Kualitas audit akan selalu diragukan jika

     jasa-jasa lain yang diberikan dianggap membahayakan keobjektifan dan

    independensi auditor.

    H.  Penelitian Terdahulu

    Nizarul, Trisni dan Liliek (2007) menemukan bahwa independensi

    berpengaruh signifikan tehadap kualitas audit, selanjutnya interaksi

    independensi dan etika auditor sebagai variabel moderasi berpengaruh

    signifikan terhadap kualitas audit. Hal ini berarti kualitas audit didukung oleh

    sampai sejauh mana auditor mampu bertahan dari tekanan klien disertai

    dengan perilaku etis yang dimiliki.

    Nurul Dwi Ayuni (2008) menemukan bahwa pendidikan, pelatihan

    berpengaruh positif terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis

    komputer. Namun pengalaman berpengaruh negatif dan tidak signifikan

    terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer. Hal ini berarti

    variabel independen yang terdiri dari pelatihan, pendidikan dan pengalaman

    auditor secara bersama-sama tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

    variabel dependen yaitu kualitas audit atas sistem informasi berbasis

    komputer.

  • 8/19/2019 Nur Aini Feis

    47/134

    Susiana dan Arleen (2007) melakukan penelitian mengenai pengaruh

    independensi, mekanisme corporate governance, dan kualitas audit terhadap

    integritas laporan keuangan. Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa

    independensi dan kualitas audit tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

    integritas laporan keuangan.

    Rizmah Nurchasanah dan Wiwin Rahmanti (2004) menganalisis faktor-

    faktor penentu kualitas audit. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa

    faktor pengalaman audit dan faktor keterlibatan pimpinan KAP berpengaruh

    signifikan terhadap kualitas audit.

    I.  Kerangka Pemikiran

    Dalam penelitian ini, peneliti akan membahas mengenai pengaruh

    independensi, pengalaman audit dan etika auditor terhadap kualitas audit. 

    Berdasarkan kerangka teori yang telah dikemukakan, dapat disederhanakan

    dalam bentuk model sebagai berikut:

    Variabel Independen Variabel Dependen

    Independensi

    Auditor

    PengalamanAuditor

    EtikaAuditor

    Kualitas Audit

  • 8/19/2019 Nur Aini Feis

    48/134

     

    Gambar 2.1

    Model Penelitian

    J.  Perumusan Hipotesis

    Berdasarkan atas landasan teori dan kerangka pemikiran di atas, maka

    hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

    Ha1 : Independensi auditor berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas

    audit.

    Ha2 : Pengalaman auditor berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas

    audit.

    Ha3 : Etika auditor berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit.

  • 8/19/2019 Nur Aini Feis

    49/134

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    A.  Ruang Lingkup Penelitian

    Penelitian ini dirancang untuk meneliti pengaruh independensi,

    pengalaman dan etika auditor terhadap kualitas audit. Dalam penelitian ini,

    data diambil dari sejumlah sampel yang ada dalam populasi. Populasi

    penelitian ini adalah kantor-kantor akuntan publik yang ada di DKI Jakarta .

    Unit analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat

    individual dengan sampel penelitian seluruh auditor independen yang bekerja

    di kantor akuntan publik, yaitu partner, manajer, supervisor, auditor senior dan

    auditor junior.

    B.  Metode Penentuan Sampel

    1.  Populasi dan Sampel

    Populasi ( population) yaitu sekelompok orang, kejadian atau segala

    sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu (Indriantoro dan Supomo,

    2004: 115). Sedangkan sebagian dari elemen-elemen populasi disebut

    dengan sampel. Sehingga sampel dalam penelitian ini adalah kantor-kantor

    akuntan publik yang berada di DKI Jakarta.

    2.  Teknik Penentuan Sampel

  • 8/19/2019 Nur Aini Feis

    50/134

      Teknik penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik

    Convenience Sampling. Metode ini memilih sampel dari elemen populasi

    (orang atau kejadian) yang datanya mudah diperoleh peneliti. Elemen

    populasi yang dipilih sebagai subyek sampel adalah tidak terbatas

    sehingga peneliti memiliki kebebasan untuk memilih sampel yang paling

    cepat dan murah (Indriantoro dan Supomo, 2004: 130).

    C.  Metode Pengumpulan Data

    Metode pengumpulan data untuk mendukung penelitian ini adalah

    menggunakan data primer dan data sekunder, berikut penjelasan mengenai

    kedua metode tersebut, yaitu:

    1.  Data Primer

    Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperpleh secara

    langsung dari sumber asli (tidak melalui perantara) (Indriantoro dan

    Supomo, 2004: 146-147). Dalam penelitian ini data dikumpulkan melalui

    daftar pertanyaan kepada pihak yang berhubungan langsung dengan

    masalah penelitian, untuk memperoleh data yang sebenarnya kuesioner

    dibagikan secara langsung kepada responden, yaitu dengan mendatangi

    tempat responden dan menitip kepada teman yang bekerja di kantor

    akuntan publik.

    Responden yang mengembalikan kuesioner yang telah diisi akan

    dijadikan sampel penelitian. Untuk itu kuesioner-kuesioner dari responden

    tersebut diseleksi terlebih dahulu guna mendapatkan kuesioner yang terisi

  • 8/19/2019 Nur Aini Feis

    51/134

    secara lengkap seperti yang diharapkan peneliti untuk kepentingan

    analisis.

    2.  Data Sekunder

    Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh

    peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan

    dicatat oleh pihak lain) (Indriantoro dan Supomo, 2004: 147). Data

    sekunder penelitian ini berasal dari buku, jurnal-jurnal, tesis, skripsi, serta

    dari internet yang berkaitan dengan independensi, pengalaman, etika

    auditor serta kualitas audit.

    D.  Metode Analisis

    Metode analisis data yang digunakan di penelitian ini adalah metode

    analisis statistik yang perhitungannya dilakukan dengan menggunakan SPSS

    versi 16.0. analisis ini bertujuan untuk menentukan pengaruh antara variabel

    independensi auditor (X1), pengalaman auditor (X2), etika auditor (X3)

    dengan kualitas audit (Y).

    1.  Statistik Deskriptif

    Statistik deskriptif digunakan oleh peneliti untuk memberikan

    informasi mengenai karakteristik variabel penelitian yang utama dan daftar

    demografi responden. Statistik deskriptif memberikan gambaran atau

  • 8/19/2019 Nur Aini Feis

    52/134

    deskripsi suatu data yang dilihat dari rata-rata (mean), standar deviasi,

    varian, maksimum, ,minimum, sum, range, kurtosis dan skewness

    (kemencengan distribusi) (Imam Ghozali, 2005).

    2.  Uji Kualitas Data

    a. Uji Reliabilitas

    Uji reliabilitas dilakukan terhadap pernyataan-pernyataan yang

    sudah valid untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap

    konsisten apabila dilakukan pengukuran ulang pada kelompok yang

    sama dengan alat ukur yang sama. Hasil uji reliabilitas dengan bantuan

    SPSS akan menghasilkan Cronbach Alpha. Jika hasil dari Cronbach

     Alpha  memiliki nilai diatas 0,6 maka dikatakan bahwa data tersebut

    mempunyai keandalan atau reliabel (Imam Ghozali, 2005: 41-42 ).

    b. Uji Validitas

    Suatu instrumen pengukur dikatakan valid jika instrument tersebut

    mengukur apa yang seharusnya diukur. Dengan kata lain, instrumen

    tersebut dapat mengukur construct   sesuai yang diharapkan dengan

    peneliti (Indriantoro dan Supomo, 2004: 181). Suatu intrumen

    penelitian dikatakan valid apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:

    1)  Bila r hitung > r tabel, maka dinyatakan valid

    2)  Bila r hitung < r tabel, maka dinyatakan tidak valid

    (Imam Ghozali, 2005: 45)

  • 8/19/2019 Nur Aini Feis

    53/134

    3.  Uji Hipotesis

    a.  Uji Asumsi Klasik

    1)  Uji Normalitas

    Bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel

    terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal

    ataukah tidak, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng (bell

    shaped ). Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti

    distribusi normal, yaitu distribusi data tersebut tidak melenceng ke

    kiri atau ke kanan (Santoso, 2003). Analisis grafik adalah salah

    satu cara termudah untuk melihat normalitas data dengan cara

    membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang

    mendekati distribusi normal probability plot.

    2)  Uji Multikolinieritas

    Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model

    regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas

    (independen) (Imam Ghozali, 2005:91-92). Multikolinieritas dapat

    dideteksi dengan menganalisis matrik korelasi variabel-variabel

    bebas. Jika terjadi kemiripan antar variabel independen dalam

    suatu model akan menyebabkan terjadinya korelasi yang sangat

    kuat antara suatu variabel independen dengan variabel independen

    yang lain (Imam Ghozali, 2005).

    3)  Uji Heteroskesdastisitas

  • 8/19/2019 Nur Aini Feis

    54/134

      Uji Heteroskesdastisitas bertujuan untuk menguji apakah

    dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual

    satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Imam Ghozali, 2005:

    105). Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan

    lain tetap, maka disebut homoskedastisitas, jika berbeda disebut

    heteroskedastisitas. Pada gambar scatter plot, jika titik-titik

    menyebar merata diatas dan dibawah atau disekitar angka nol,

    maka tidak terjadi heteroskedastisitas sedangkan jika titik-titik data

    membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit atau

    mengumpul disatu titik, maka telah terjadi heteroskedastisitas.

    b.  Analisis Regresi Berganda

    Peneliti menggunakan analisis regresi berganda karena ingin

    mengetahui bagaimana variabel dependen dapat diprediksikan melalui

    tiga variabel independen. Untuk mengetahui ada atau tidaknya

    pengaruh antara tiga variabel bebas (X1, X2, X3) dengan variabel

    terikat (Y) dipergunakan analisis regresi linier dengan persamaan

    matematik sebagai berikut:

    Y = α + βX1 + βX2 + βX3 + е 

    Dimana:

    Y = Kualitas Audit

    α  = Konstanta, harga Y bila X = 0

  • 8/19/2019 Nur Aini Feis

    55/134

    β  = Koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan ataupun

    penurunan variabel terikat (Y) yang didasarkan pada variabel

    bebas (X).

    X1 = Independensi Auditor

    X2 = Pengalaman Auditor

    X3 = Etika Auditor

    e = Error

    Nilai koefisien regresi atau b diperoleh dengan menggunakan

    program SPSS versi 16.0.

    c.  Uji Koefisien Determinasi

    Koefisien determinasi pada intinya mengukur sebarapa jauh

    kemampuan model dalam menrangkan variasi varibel dependen. Nilai

    r² yang mendekati 1 menunjukkan bahwa variabel-variabel independen

    memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

    memprediksi variabel dependen. (Imam Ghozali,2005 : 84-85)

    Untuk mengetahui besar atau kecilnya pengaruh variabel bebas

    (X) terhadap variabel terikat (Y) dipergunakan koefisien determinasi

    dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

    KD = r² x 100%

    Dimana:

    KD = Koefisien Determinasi

    r = Koefisien Korelasi

  • 8/19/2019 Nur Aini Feis

    56/134

     

    d.  Uji Statistik t

    Uji statistik t digunakan untuk mengetahui hubungan masing-

    masing variabel bebas secara individual terhadap variabel terikat.

    Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh masing-masing variabel

    bebas secara individual terhadap variabel terikat digunakan tingkat

    signifikan 5%. Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut:

    1)  Jika probabilitas < 0,05 maka Ha diterima

    2)  Jika probabilitas > 0,05 maka Ha ditolak

    (Imam Ghozali,2005 : 55-58).

    E.  Operasionalisasi Variabel Penelitian dan Pengukurannya

    Variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini merupakan variabel

    independen (X) dan variabel dependen (Y). Variabel-variabel tersebut

    dioperasionalkan sebagai berikut:

    1.  Variabel Independen

    a.  Independensi auditor (XI)

    Independensi Akuntan Publik adalah sikap yang diharapkan dari

    diri seorang akuntan publik untuk tidak mempunyai kepentingan

  • 8/19/2019 Nur Aini Feis

    57/134

    pribadi dalam pelaksanaan tugasnya, yang bertentangan dengan prinsip

    integritas dan obyektivitas. Ada tiga dimensi untuk mengukur variabel

    independensi akuntan publik yaitu: independensi dalam program audit,

    independensi dalam verifikasi, dan independensi dalam pelaporan.

    Instrumen pengukuran variabel ini dikembangkan dari teori yang

    dikemukakan oleh Mautz & Sharaf (1993). Variabel ini digali dengan

    11 pernyataan. Respon dari responden diukur dengan skala Likert dari

    mulai sangat tidak setuju sampai dengan sangat setuju.

    b.  Pengalaman auditor (X2)

    Pengalaman Auditor adalah pengalaman auditor dalam melakukan

    general audit. Ada dua dimensi untuk mengukur variabel pengalaman

    audit yaitu: dimensi jangka waktu menekuni bidang audit dan dimensi

    banyaknya penugasan audit/temuan kasus yang pernah ditangani.

    Instrumen pengukuran variabel ini menggunakan instrumen

    pengukuran variabel yang digunakan oleh Ida Suraida (2003). Variabel

    ini digali dengan 2 pernyataan. Semua item pertanyaan diukur pada

    skala 1 sampai 5.

    c.  Etika auditor (X3)

    Penerapan Etika Akuntan Publik adalah aplikasi seperangkat

    aturan atau norma atau pedoman yang mengatur perilaku manusia,

    baik yang harus dilakukan maupun yang harus ditinggalkan yang

    dianut oleh kalangan profesi akuntan publik. Ada dua dimensi untuk

  • 8/19/2019 Nur Aini Feis

    58/134

    mengukur variabel penerapan etika akuntan publik yaitu: dimensi

    kesadaran etis dan dimensi kepedulian pada etika profesi. Instrumen

    pengukuran variabel ini menggunakan instrumen pengukuran variabel

    yang digunakan oleh Ida Suraida (2003). Semua item pertanyaan

    diukur pada skala Likert 1 sampai 5.

    2.  Variabel Dependen

    •  Kualitas Audit (Y)

    Kualitas Audit adalah probabilitas dimana seorang auditor

    menemukan dan melaporkan tentang adanya suatu pelanggaran dalam

    sistem akuntansi kliennya. Ada empat dimensi untuk mengukur

    variabel kualitas audit yaitu: kualitas teknis, kualitas jasa, hubungan

    auditor-klien, dan independensi. Instrumen pengukuran variabel ini

    dikembangkan oleh DeAngelo (1981). Variabel ini digali dengan 10

    indikator melalui 17 pernyataan. Respon dari responden direkam

    dengan skala Likert dari mulai sangat tidak setuju sampai dengan

    sangat setuju.

    Sebagai penjabaran lebih lanjut dari operasionalisasi variabel,

    dalam tabel 3.1 disajikan pengukuran variabel yang terdiri dari: nama

    variabel, dimensi, indikator, dan skala pengukuran. Seluruh indikator

    tersebut diukur pada tingkat skala ordinal.

  • 8/19/2019 Nur Aini Feis

    59/134

     

    Tabel 3.1

    Operasionalisasi Variabel Penelitian

    No Variabel Dimensi Indikator Skala

    Pengukuran 

    Reputasi Ordinal 

    Kemampuan Ordinal

    Jaminan Ordinal

    Kualitas Teknis

    Hubungan auditor-klien Ordinal

    Empati Ordinal

    Daya Tanggap Ordinal

    Kualitas Jasa

    Jasa Non Audit Ordinal

    Keahlian Ordinal

    Pengalaman Ordinal

    Hubungan

    Auditor-KlienStatus Ordinal

    1. Variabel

    Kualitas

    Audit

    De Angelo

    (1981)

    Independensi Obyektivitas Ordinal

    2. Variabel

    Pengalaman

    Jangka waktu

    audit

    Lamanya pengalaman audit Ordinal

  • 8/19/2019 Nur Aini Feis

    60/134

     

    Auditor

    Ida Suraida

    (2003) 

    Jumlah

    penugasan

    Banyaknya penugasan Ordinal

    Bebas dari intervensimanajerial

    Ordinal

    Bebas dari intervensi

    prosedur audit

    Ordinal

    Independensidalam program

    audit

    Bebas persyaratan Ordinal

    Bebas mengakses data Ordinal

    Bebas bekerja sama Ordinal

    Bebas dari pengaruhmanajerial

    Ordinal

    Independensi

    dalam verifikasi

    Bebas dari kepentinganpribadi

    Ordinal

    Bebas dari keinginan

    pribadi

    Ordinal

    Bebas dari tekanan Ordinal

    Menghindari katamenyesatkan

    Ordinal

    3. VariabelIndependensi

    Auditor

    Mautz dan

    Sharaf (1993)

    Independensi

    dalam pelaporan

    Bebas menggunakan

     judgement

    Ordinal

    Anggaran waktu audit Ordinal

    Kerahasiaan informasi klien Ordinal

    Kesadaran Etis

    Peran ganda auditor Ordinal

    Mendukung profesi auditor Ordinal

    Sosialisasi ke rekan sejawat Ordinal

    Kebanggaan Ordinal

    Kesamaan nilai Ordinal

    Aturan etika profesi Ordinal

    Kepuasan mengaudit Ordinal

    Ketidakpedulian Ordinal

    Kepuasan sebagai auditor Ordinal

    4. Variabel

    Etika Auditor

    Ida Suraida

    (2003)

    Kepedulian

    pada etika

    profesi

    Auditor adalah profesi

    terbaik

    Ordinal

  • 8/19/2019 Nur Aini Feis

    61/134

     

    BAB IV

    PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

    A.  Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

    1.  Tempat dan Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilakukan di kantor-kantor akuntan publik yang berada

    diwilayah DKI Jakarta. Kantor akuntan publik yang telah diberi kuesioner

    sebanyak 20 KAP. Berikut data dari kantor-kantor akuntan publik tersebut:

    Table 4.1Daftar Kantor Akuntan Publik

    No Kantor Akuntan Publik Alamat

    1. Jamaludin Iskak, BAP Jl. Tanjung Duren Barat III No. 1E

    Jakarta Barat 11470

  • 8/19/2019 Nur Aini Feis

    62/134

    2. DRS. Irwanto Jl. Imam Bonjol No. 61

    Jakarta Pusat

    3. Aria & Jonardi Jl. Senen Raya No. 135

    Jakarta Pusat 104104. Akhyadi & Chris (Pusat) Jl. K.H. Abdullah Syafi’ie kav. A-19

    kebon Baru, Tebet

    Jakarta Selatan 12830

    5. Haryanto Sahari & Rekan Gedung PricewaterhouseCoopers

    Jl. H.R. Rasuna Said X-7 No. 6Jakarta 12940

    6. DRS. Usman & Rekan (Pusat) Jl. Cipulir V No.5 Kebayoran LamaJakarta Selatan 12230

    7. DRS. Mulyamin Sensi Suryanto Jl. Jend. Sudirman kav. 32Jakarta Pusat 10220

    8. Hertanto, Sidik, Hadisoeryo &Rekan

    Jl. Dharmawangsa VI,Kebayoran Baru

    Jakarta Selatan 12160

    9. Osman Bing Satrio & Rekan

    (Pusat)

    Jl. Medan Merdeka Selatan No. 17

    Jakarta Pusat 10110

    10. DRS. Mohammad Yoesoef Jl. Damar 4 No. 15, Jati bening 2

    Bekasi 17412

    11. DRS. Mucharam & Amron Jl. Tanah Merdeka kav. Rambutan

    Jakarta Timur 13830

    12. Bambang Sutjipto, Ngumar &

    Rekan

    Jl. Transyogi KM. 3

    Jakarta Timur 1743513. Joachim Sulistyo & Rekan Jl. Imam Bonjol No. 61

    Jakarta Pusat 10310

    14. Tia Adityasih & Rekan Jl. Padang Panjang No.1 Manggarai

    Jakarta Selatan 12970

    15. Hendrawinata Gani & Hidayat

    (Pusat)

    Jl. Jend. Sudirman kav. 32

    Jakarta Pusat 10220

    16. Hadori & Rekan (Pusat) Jl. Cassablanca kav. 18

    Jakarta Selatan 12870

    17. Siddharta Siddharta & Widjaja Jl. Jend. Sudirman kav. 28

    Jakarta Pusat 10210

    18. Tanubrata Sutanto & Rekan Jl. Kuningan Madya kav. 5-6

    Jakarta Selatan 1298019. Soejatna, Mulyana & Rekan Kompleks Rukan Taman Meruya

    Blok M No. 78Jakarta Barat 11650

    20. Eddy Prakarsa Permana &Siddharta

    Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-2 No. 5Jakarta Selatan 12950

    Sumber : Data Primer Diolah

  • 8/19/2019 Nur Aini Feis

    63/134

      Sebelumnya telah dikemukakan dalam metodologi penelitian bahwa

    pengumpulan data dilaksanakan melalui penyebaran kuesioner penelitian secara

    langsung kepada para responden. Penyebaran kuesioner berlangsung selama dua

    bulan, yaitu dimulai pada tanggal 27 Februari 2009 sampai tanggal 30 april 2009.

    Dalam penyebaran kuesioner ini tidak dilakukan secara rutin/setiap hari, akan

    tetapi dilakukan dalam waktu-waktu tertentu disesuaikan dengan kesiapan dari

    peneliti.

    2.  Karakteristik Responden

    Kuesioner yang dibagikan berjumlah 100 buah dengan tingkat

    proporsi pembagian sebagai berikut:

    Tabel 4.2

    Data Penyebaran Kuesioner

    No Kantor Akuntan Publik Kuesioner yangtelah disebar

    Kuesioner yangtelah kembali

    1. Jamaludin Iskak, BAP 5 5

    2. DRS. Irwanto 6 6

    3. Aria & Jonardi 5 2

    4. Akhyadi & Chris (Pusat) 5 5

    5. Haryanto Sahari & Rekan 20 14

    6. DRS. Usman & Rekan

    (Pusat)

    5 4

    7. DRS. Mulyamin Sensi

    Suryanto

    5 5

  • 8/19/2019 Nur Aini Feis

    64/134

    8. Hertanto, Sidik, Hadisoeryo

    & Rekan

    4 1

    9. Osman Bing Satrio & Rekan

    (Pusat)

    2 2

    10. DRS. Mohammad Yoesoef 2 2

    11. DRS. Mucharam & Amron 4 4

    12. Bambang Sutjipto, Ngumar& Rekan

    5 5

    13. Joachim Sulistyo & Rekan 5 5

    14. Tia Adityasih & Rekan 4 3

    15. Hendrawinata Gani &

    Hidayat (Pusat)

    4 4

    16. Hadori & Rekan (Pusat) 5 2

    17. Siddharta Siddharta &

    Widjaja

    2 1

    18. Tanubrata Sutanto & Rekan 2 1

    19. Soejatna, Mulyana & Rekan 5 2

    20. Eddy Prakarsa Permana &

    Siddharta

    5 5

    Jumlah 100 78

    Sumber : Data Primer Diolah

    Table 4.3

    Data Sampel Penelitian

    Responden

    (Auditor Eksternal)Keterangan

    ∑  %

    Kuesioner yangditerima

    78 78

    Kuesioner yang

    salah/tidak

    dikembalikan

    22 22

    Jumlah Kuesioner

    yang disebar

    100 100

  • 8/19/2019 Nur Aini Feis

    65/134

      Sumber : Data Primer Diolah

    Jumlah kuesioner yang kembali dari total kuesioner yang telah disebar

    adalah sebanyak 78 kuesioner atau 78%. Jumlah kuesioner yang tidak

    dikembalikan/salah adalah 22 buah atau 22% (lihat tabel 4.3). Kuesioner

    sebanyak 22 buah yang tidak kembali disebabkan karena waktu penelitian

    yang diambil oleh peneliti, bertepatan dengan waktu penugasan auditor,

    sehingga ketika menyebarkan kuesioner para auditor sedang tidak berada

    di kantor akuntan publik tempat mereka bekerja melainkan berada di

    tempat klien yang mereka audit. Oleh karena itu, para auditor eksternal

    tidak sempat untuk mengisi kuesioner penelitian ini.

    Tabel 4.4-1

    Karakteristik Responden Auditor Eksternal

    Jabatan

    Keterangan Auditor

    Junior

    Auditor

    Senior

    Super

    -visor

    Manajer Partner  jumlah

    Jenis kelamin:

    a. Pria

    b. Wanita25

    17

    12

    13

    4

    1

    4

    -

    2

    -

    47

    31

    Jumlah 78

    Sumber : Data Primer Diolah

    Karakteristik responden auditor eksternal berdasarkan jenis kelamin

    dapat dilihat pada tabel 4.4-1. Pada tabel tersebut terlihat bahwa auditor

    yang berjenis kelamin pria berjumlah 47 orang, dimana 25 orang menjabat

    sebagai auditor junior, 12 orang menjabat sebagai auditor senior, 4 orang

  • 8/19/2019 Nur Aini Feis

    66/134

    sebagai supervisor, 4 orang sebagai manajer, dan 2 orang sebagai partner.

    Sedangkan auditor yang berjenis kelamin wanita sebanyak 31 orang, yang

    terdiri atas 17 orang auditor junior, 13 orang auditor senior, dan 1 orang

    supervisor.

    Berdasarkan data yang telah diperoleh tersebut, dapat terlihat dengan

     jelas bahwa mayoritas responden auditor eksternal adalah berjenis kelamin

    pria, yaitu sebanyak 47 orang yang rata-rata mendominasi seluruh jabatan

    di kantor akuntan publik. Sedangkan 31 orang berjenis kelamin wanita,

    yang hanya menjabat sebagai auditor, auditor senior, dan supervisor.

    Tabel 4.4-2

    Karakteristik Responden Auditor Eksternal (Pendidikan)

    PendidikanKeterangan

    D3 S1 S2 S3

    Jumlah

    Jabatan:a. Auditor Junior

    b. Auditor Senior

    c. Supervisor

    d. Manajer

    e. Partner

    5

    -

    -

    -

    -

    36

    24

    3

    2

    1

    1

    1

    2

    2

    1

    -

    -

    -

    -

    -

    42

    25

    5

    4

    2

    Jumlah 5 66 7 - 78

    Sumber : Data Primer Diolah

    Pada tabel 4.4-2 terlihat bahwa auditor eksternal mayoritas memiliki

    latar belakang pendidikan S1, yaitu sebanyak 66 orang, yang terdiri atas 36

    orang auditor junior, 24 orang auditor senior, 3 orang supervisor, 2 orang

    manajer dan 1 orang partner. Sedangkan yang berlatar belakang

  • 8/19/2019 Nur Aini Feis

    67/134

    pendidikan D3 sebanyak 5 orang yang seluruhnya merupakan auditor

     junior. Sisanya adalah auditor yang berlatar belakang pendidikan S2

    sebanyak 7 orang yang terdiri dari 1 orang auditor junior, 1 orang auditor

    senior, 2 orang supervisor, 2 orang manajer, dan 1 orang partner. Pada

    tabel tersebut terlihat dengan jelas bahwa tidak terdapat responden auditor

    eksternal yang berlatar belakang pendidikan S3.

    Tabel 4.4-3

    Karakteristik Responden Auditor Eksternal (Pengalaman Kerja)

    PengalamanKerjaKeterangan

    < 3 thn 3-5 thn 5-10 thn > 10 thn

    Jumlah

    Jabatan:

    a. Auditor Juniorb. Auditor Senior

    c. Supervisord. Manajer

    e. Partner

    36

    11

    -

    -

    -

    6

    10

    2

    -

    -

    -

    4

    2

    2

    -

    -

    -

    1

    2

    2

    42

    25

    5

    4

    2

    47 18 8 5 78

    Sumber : Data Primer Diolah

    Auditor eksternal yang telah memiliki pengalaman kerja kurang dari 3

    tahun sebanyak 47 orang, yang terdiri atas 36 orang auditor junior dan 11

    orang auditor senior. Pengalaman kerja selama 3 sampai 5 tahun sebanyak

    18 orang auditor eksternal, yang terdiri atas 6 orang auditor junior, 10

    orang auditor senior, dan 2 orang supervisor. Sedangkan yang memiliki

    pengalaman 5 sampai 10 tahun sebanyak 8 orang auditor eksternal, yang

  • 8/19/2019 Nur Aini Feis

    68/134

    terdiri dari 4 orang auditor senior, 2 orang supervisor, dan 2 orang

    manajer. Auditor eksternal yang memiliki pengalaman kerja lebih dari 10

    tahun berjumlah 5 orang, yang terdiri dari 1 orang supervisor, 2 orang

    manajer dan 2 orang partner. Pengalaman kerja auditor didominasi oleh

    auditor yang memiliki pengalaman kerja kurang dari 3 tahun, yaitu sebesar

    60% atau sebanyak 47 orang dari 78 orang auditor eksternal. Hal ini

    disebabkan mayoritas responden adalah auditor junior.

    B.  Penemuan

    1.  Statistik