nisbah bobot ampas teh hitam dan ampas kopi sebagai...

Download Nisbah Bobot Ampas Teh Hitam dan Ampas Kopi sebagai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10423/2/T1_652012024_Full... · dibandingkan dengan standar baku mutu arang aktif sesuai

If you can't read please download the document

Upload: ledang

Post on 06-Feb-2018

228 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • Nisbah Bobot Ampas Teh Hitam dan Ampas Kopi sebagai Adsorben Cu (II) dan Zn (II) Dalam Pengolahan Limbah Cair Batik

    ( Weight Ratio of Black Tea Waste and Spent Coffee Grounds as Cu (II) and Zn (II) Adsorbent in the Batik Wastewater Treatment )

    Oleh : Yosephine Liliana Intan Danar Saputri

    NIM : 652012024

    TUGAS AKHIR

    Diajukan kepada Program Studi Kimia, Fakultas Sains dan Matematika guna memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Sains

    Program Studi Kimia Fakultas Sains dan Matematika

    Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

    2016

  • ii

  • PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

    iii

  • iv

  • 1

    Nisbah Bobot Ampas Teh Hitam dan Ampas Kopi sebagai Adsorben Cu (II) dan Zn (II) Dalam Pengolahan Limbah Cair Batik

    ( Weight Ratio of Black Tea Waste and Spent Coffee Grounds as Cu (II) and Zn (II) Adsorbent in the Batik Wastewater Treatment )

    Yosephine Liliana Intan Danar Saputri*, Sri Hartini** dan A. Ign. Kristijanto**

    *Mahasiswa Program Studi Kimia Fakultas Sains dan Matematika **Dosen Program Studi Kimia Fakultas Sains dan Matematika

    Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga Jln. Diponegoro no 52 60 Salatiga 50711 Jawa Tengah Indonesia

    [email protected]

    ABSTRACT The objectives of this study were : Firstly, to determine the weight ratio of black

    tea waste and spent coffee grounds in the batik wastewater purification process. Secondly, to determine the adsorption isotherm models of various weight ratio of black tea waste and spent coffee grounds as adsorbent of the batik wastewater as revealed by the government quality standards (Perda Jateng No. 5 / 2012). Data were analyzed by Randomized Completely Block Design (RCBD), 5 treatments and 5 replications, and as the block is the time analysis. As the treatments were various weight ratio of black tea waste and spent coffee grounds (g / g), which are : 15 : 5 ; 12,5 : 7,5 ; 10 : 10 ; 7,5 : 12,5 ; and 5 : 15, respectively. To test the differences between treatment means, the Honestly Significant of Differences (HSD) were used at 5% level of significant.

    The results of the study showed that the weight ratio (12,5 gr : 7,5 gr) of black tea waste and spent coffee grounds can decrease effectively the following parameters : 84,90% COD, 91,98% copper (Cu) and 62,68% zinc (Zn) in period of 600 minutes contact time with stirring. The adsorption isotherm model for COD is Freundlich Isotherm with the maximum capacity of adsorption is 59,88 mg/g, while the adsorption isotherm model of Cu and Zn are Langmuir Isotherm with the maximum capacity of adsorption is 43,67 mg/g (Cu) and 41,67 mg/g (Zn).

    Keywords : Isotherm Adsorption, Spent Coffee Grounds, Black Tea waste, Batik Wastewater

    PENDAHULUAN

    Industri batik, di beberapa wilayah Indonesia, merupakan salah satu sumber

    penghasilan utama yang menopang kelangsungan hidup keluarga. Menjamurnya

    industri ini akan berdampak pada peningkatan sumber pencemar lingkungan, terutama

    air, yang berasal dari limbah cair industri tersebut. Limbah cair industri batik pada

    umumnya mengandung logam berat (Zn, Cu, Cr, Cd, Ni, Pb, Fe dan Ag), NH3 bebas,

    mailto:[email protected]

  • 2

    sulfida, bahan organik seperti fenol serta bahan kimia seperti NaOH, minyak dan lemak.

    Keberadaan zat tersebut menyebabkan limbah cair batik memiliki kadar BOD, COD,

    TSS, kekeruhan tinggi (Hernayanti dan Proklamasiningsih, 2004). Sumber mata air

    yang ada akan mengalami penurunan kualitas apabila tercemar oleh limbah ini,

    sehingga perlu adanya langkah pengolahan terlebih dahulu sebelum dibuang ke

    lingkungan.

    Salah satu teknik yang bisa dilakukan dalam pengolahan limbah cair adalah

    penjerapan. Dalam proses penjerapan juga terdapat beberapa faktor yang dapat

    mempengaruhi yaitu karakteristik adsorben, ukuran partikel, luas permukaan, sifat

    serapan, temperatur, pH sistem, dan waktu kontak. Beberapa bahan baku yang

    digunakan sebagai adsorben antara lain serbuk kayu, batu bara muda, tempurung kelapa,

    tempurung kelapa sawit, kopi, ampas teh, sekam padi, tempurung biji karet, tempurung

    biji jarak, dan tempurung biji kemiri (Sudarja dan Caroko, 2012).

    Penelitian terdahulu telah banyak memuat kemampuan limbah teh dan ampas kopi

    sebagai bahan alternatif penjerap logam berat, namun masih belum ada yang membahas

    kemampuan penjerapan apabila kedua bahan ini dicampurkan. Kemampuan kedua

    bahan tersebut dalam mengadsorpsi logam semakin diperkuat dengan penelitian yang

    dilakukan oleh Zuorro and Lavecchia (2010) mengenai kemampuan adsorpsi berbagai

    macam adsorben seperti limbah teh hijau, limbah teh hitam, limbah ampas kopi, karbon

    aktif dalam menjerap logam berat pada limbah industri dengan urutan hasil limbah teh

    hitam > limbah ampas kopi > limbah teh hijau > fullers earth > karbon aktif.

  • 3

    Berdasarkan latar belakang di atas, tujuan penelitian ini adalah :

    1) Menentukan efektivitas nisbah bobot campuran adsorben ampas teh hitam dan

    ampas kopi dalam penjerapan logam Cu (II) dan Zn (II) dari limbah cair industri

    batik.

    2) Menentukan model isoterm adsorpsi nisbah bobot campuran ampas teh hitam dan

    ampas kopi yang berpengaruh dalam proses penjerapan logam Cu (II) dan Zn (II)

    limbah cair industri batik.

    BAHAN DAN METODA

    1. Bahan dan Piranti

    1.1 Bahan

    Ampas teh hitam diperoleh dari pedagang minuman Tong Tjie di Kampus UKSW,

    sedang ampas kopi diperoleh dari pedagang minuman kopi di wilayah Salatiga.

    Limbah cair batik yang belum diolah diperoleh dari kawasan Industri Batik Laweyan

    di kota Solo.

    Bahan kimiawi yang digunakan antara lain HCl (PA, E-Merck, Germany), ZnCl2

    (PA, E-Merck, Germany), Na2S2O3 (PA, E-Merck, Germany), HNO3 (PA, E-Merck,

    Germany), NaOH (PA, E-Merck, Germany), HgSO4 (PA, E-Merck, Germany),

    K2Cr2O7 (PA, E-Merck, Germany), H2SO4 (PA, E-Merck, Germany), AgSO4 (PA, E-

    Merck, Germany), Indikator Ferroin, Indikator Amilum, dan Ferro Ammonium Sulfat.

    1.2 Piranti

    Piranti yang digunakan antara lain peralatan refluks, Spektrofotometer HACH

    DR/EL 2000, Furnace Vulcan TM A - 500, Oven wtb binder, Drying Cabinet TZNAS ,

    Sop Ohaus Mouisture Balance MB 25, Timbangan Digital Ohaus Pioneer TM, pH

  • 4

    meter HANNA Instrument 9812, JAR TEST dan Spektrofotometer HACH DR/EL

    2700.

    2. Metoda

    2.1 Pembuatan Adsorben dari Ampas Kopi (Imawati dan Adhitiyawarman,

    2015)

    Ampas kopi dikeringkan dalam oven pada suhu 105 selama 5 jam lalu

    dikarbonisasi pada suhu 600 selama 20 menit. Ampas kopi didinginkan, dihitung

    rendemennya dengan cara membandingkan bobot sampel sebelum dan setelah

    dikarbonisasi. Selanjutnya ampas kopi diayak dengan ukuran 60 mesh.

    Seratus lima puluh gram ampas kopi direndam dalam larutan 500 mL pengaktif

    HCl 0,1 M selama 48 jam lalu ditiriskan dan dicuci dengan akuades hingga netral.

    Kemudian dikeringkan di oven pada suhu 110 selama 3 jam untuk penghilangan

    kadar air. Dilakukan perhitungan rendemen, kadar air, dan kadar abu untuk

    dibandingkan dengan standar baku mutu arang aktif sesuai SNI No.06-3730-1995

    (Lampiran 1).

    2.2 Pembuatan Adsorben dari Ampas Teh Hitam (Retnowati, 2005)

    Ampas teh dari limbah minuman teh dicuci dengan air mengalir selama 24 jam

    lalu dibilas dengan akuades kemudian dikeringkan dalam drying cabinet selama

    semalam. Setelah kering, ditambah air deionisasi dan dikocok selama 20 menit

    kemudian air nya dibuang. Pencucian diulang sebanyak dua kali, selanjutnya

    dikeringkan dalam oven pada suhu 100 selama 12 jam. Adsorben dicuci dengan

    HCl 0,1 M selama 48 jam lalu ditiriskan kemudian dicuci dengan akuades hingga

    netral, selanjutnya dikeringkan dalam oven pada suhu 100 selama 12 jam.

  • 5

    2.3 Isoterm Adsorpsi

    Untuk menjelaskan isoterm adsorpsi, digunakan 2 isoterm Langmuir dan

    Freundlich. Model isoterm adsorpsi mendefinisikan bahwa kapasitas adsorpsi

    maksimum terjadi akibat adanya lapisan tunggal (monolayer) adsorbat di permukaan

    adsorben (Handayani dan Sulistiyono, 2009).

    Persamaan Langmuir ditulis sebagai berikut menurut Sumanjit et al., (2007 dalam

    Putra, 2014).

    Keterangan : Ce (mg/l) : Konsentrasi akhir parameter fisiko kimiawi saat

    kesetimbangan.

    X (mg/g) : Massa parameter yang diserap gram adsorben.

    Cm : Massa parameter pada saat 1 gram adsorben yang dapat

    menjerapsecara sempurna. (Kapasitas maksimum adsorpsi)

    b : Konstanta isoterm untuk penjerapan partikel adsorben.

    Dari persamaan Langmuir berdasarkan nilai faktor pemisahan (RL) dapat

    diindikasikan tipe isoterm Langmuir, (RL = 0) menunjukkan bahwa irreversible, (0<

    RL< 1) menunjukkan bahwa favourable, (RL = 1) menunjukkan bahwa linear dan (RL >

    1) menunjukkan bahwa unfavourable. Nilai dari RL dapat dituliskan dengan persamaan

    sebagai berikut (Anbalagan et al., 2011)

    Keterangan : RL : Nilai Faktor Pemisahan.

    KL : Konstanta Langmuir.

    Co : Konsentrasi Awal Logam.

  • 6

    2.4 Pengaplikasian Adsorben

    Lima toples ukuran 2.000 mL masing masing diisi limbah batik sebanyak 1.000

    mL. Penambahan berbagai kombinasi variasi bobot ampas teh hitam dan ampas kopi

    (gram / gram) berukuran 60 mesh dilakukan secara bersama yaitu (15 : 5) ; (12,5 : 7,5)

    ; (10 : 10) ; (7,5 : 12,5) ; dan (5 : 15). Larutan diaduk menggunakan JAR TEST dengan

    kecepatan pengadukan dijaga pada 100 rpm selama 600 menit. Setiap 30 menit

    dilakukan pengambilan sampel untuk pengukuran pH, TDS, TSS, COD, Cu dan Zn

    Setelah didiamkan selama 15 menit, larutan disaring menggunakan kertas saring

    Whatman no. 41. Konsentrasi logam dari filtrat dianalisa menggunakan

    Spektrofotometer HACH DR/EL 2700.

    2.5 Pengukuran Parameter Fisiko Kimiawi.

    Perubahan - perubahan yang terjadi selama perlakuan dapat diketahui dengan

    melakukan beberapa analisa tehadap parameter fisika dan kimia yang dapat dilihat

    pada Tabel 3.

    Tabel 3. Parameter Pendukung dan Piranti Parameter Piranti / Metoda FISIKAWI DHL (Daya Hantar Listrik) (s/cm) pH meter HANNA Instrument 9812 Total Suspended Solids (TSS) (mg / l) Spektrofotometer HACH DR/EL 2000 KIMIAWI COD (mg / l) Titrimetrik (Alaerts dan Santika, 1987) pH pH meter HANNA Instrument 9812 Seng (Zn) (mg / l) AtomicAdsorption Spectroscopy (AAS). Tembaga (Cu) (mg / l) AtomicAdsorption Spectroscopy (AAS).

    Analisa Data

    Data penelitian dianalisis menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan

    5 perlakuan dan 5 kali ulangan. Sebagai perlakuan adalah berbagai variasi bobot ampas

    teh hitam dan ampas kopi, yaitu (15 g : 5 g) ; (12,5 g : 7,5 g) ; (10 g : 10 g) ; (7,5 g :

  • 7

    12,5 g) ; dan (5 g : 15 g) dengan total massa 20 g sedangkan sebagai kelompok adalah

    waktu analisis (30, 60, 90, 120, 150, 180, 210, 240, 300, 330, 360, 420, 450, 480, 510,

    540, 570, 600 menit). Pengujian purata antar perlakuan digunakan uji Beda Nyata Jujur

    (BNJ) dengan tingkat kebermaknaan 5% (Steel and Torie, 1989).

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    1. Karakterisasi Awal Parameter Fisiko - Kimiawi dari Limbah Batik

    Hasil karakterisasi parameter fisiko kimiawi awal limbah batik sebelum

    diperlakukan dengan penambahan ampas teh hitam dan ampas kopi dengan berbagai

    variasi bobot disajikan pada Tabel 4.

    Tabel 4. Karakterisasi Awal Limbah Batik Parameter Awal *Baku Mutu

    KIMIAWI pH 8,4 6 9

    COD (mg/L) 848 150 Chrom total (mg/L) 0,0299 1,0

    Pb (mg/L) 1,0662 0,1 Cu (mg/L) 4,6133 2 Cd (mg/L) 2,2615 0,05 Zn (mg/L) 7,1546 5

    FISIKAWI Kekeruhan (FTU) 64 -

    Warna (PtCo) 360 - DHL( ) 1.550 -

    TDS (ppm) 760 1000 TSS (ppm) 1,25 50

    Keterangan : ( - ) : Tidak ada Baku Mutu, keterangan ini juga berlaku untuk Tabel 4. *Baku Mutu sesuai Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No. 5 Tahun 2012

    tentang Baku Mutu Limbah Industri Batik.

    Dari Tabel 4 terlihat paramater kimiawi yang belum memenuhi baku mutu limbah

    industri batik adalah COD, Pb, Cu, Cd, dan Zn, sedangkan parameter kimiawi (pH dan

    chrom total) dan fisikawi (TDS dan TSS) sudah memenuhi baku mutu yang ditetapkan.

  • 8

    Dalam penelitian ini digunakan nisbah bobot ampas teh hitam dan ampas kopi

    sebagai adsorben alami. Kedua bahan ini dipilih karena selain gampang diperoleh,

    ampas teh hitam dan ampas kopi memiliki kandungan selulosa, lignin, karbohidrat yang

    memiliki grup hidroksil dalam strukturnya. Gugus fungsional adalah lignin, tannin atau

    senyawa phenolik lainnya terutama karboksilat (-COO-), fenolik hidroksil dan golongan

    oksil dengan pengaktivasi (HCl) mampu menjadi agen pengikat pengotor limbah cair

    batik (Nandal et al., 2014). Berbagai kombinasi variasi nisbah bobot ampas teh hitam

    dan ampas kopi (g / g) yang digunakan yaitu (15 : 5) ; (12,5 : 7,5) ; (10 : 10) ; (7,5 :

    12,5) ; (5 : 15).

    2. Pengaruh Nisbah Bobot Campuran Ampas Teh Hitam dan Ampas Kopi

    terhadap Penurunan COD, Cu, dan Zn

    Rataan kandungan parameter kimiawi berkisar antara 0,37 0,03 ppm, sampai

    dengan 137,6 10,88 ppm, sedangkan parameter fisikawi (TDS dan TSS) telah

    memenuhi baku mutu meski sebelum diberi perlakuan, berkisar antara 39,06 0,89

    mg/L - 812 13,60 mg/L (Tabel 5 dan Lampiran 1). Penambahan kombinasi nisbah

    bobot ampas teh hitam dan ampas kopi (7,5 g : 12,5 g) dengan pengadukan selama 600

    menit menurunkan COD, sedangkan nisbah (12,5 g : 7,5 g) menurunkan Cu dan Zn

    limbah cair batik.

  • Tabel 5. Rataan Kandungan Parameter Fisiko Kimiawi ( ) Limbah Cair Batik Berbagai Kombinasi Nisbah Bobot Ampas Teh Hitam dan Ampas Kopi dalam Waktu Kontak 600 menit.

    No. Parameter Konsentrasi Parameter

    Awal

    Nisbah Bobot Ampas Teh Hitam dan Ampas Kopi (g / g) BM A

    (AT 15 : AK 5) B

    (AT 12,5 : AK 7,5) C

    (AT 10 : AK 10) D

    (AT 7,5 : AK 12,5) E

    (AT 5 : AK 15)

    KIMIAWI 1. pH 8,4 Purata SE 8,84 0,07 8,16 0,14 8,76 0,11 8,76 0,07 8,8 0,09 6 9 W = 0,14 (b) (a) (b) (b) (b) 2. COD (mg/L) 848 Purata SE 134,4 10,88 137,6 10,88 163,2 8,88 128 14,05 150,4 17,77 150 W = 18,633 (ab) (ab) (c) (a) (bc) 3. Cu (mg/L) 4,6133 Purata SE 1,34 0,02 0,37 0,03 0,8 0,04 0,99 0,07 0,76 0,05 2 W = 0.07 (d) (a) (b) (c) (b) 4. Zn (mg/L) 7,1546 Purata SE 2,65 0,03 2,67 0,01 3,13 0,16 4,16 0,02 3,56 0,10 5 W = 0.0336 (a) (a) (b) (d) (c)

    FISIKAWI

    Keterangan : *W = BNJ 5%; BM = Ba Peratura erah Provinsi Jawa Tengah No. 5 Tahu 2012 tentang Baku Mutu Limbah Indu ri Batik. ku Mutu n Da n st

    5. TDS (mg/L) 760 Purata SE 812 13,60 812 10,39 738 20,40 760 8,78 784 6,80 1000 W = 20,68 (d) (d) (a) (b) (c) 6. TSS (mg/L) 1,25 Purata SE 52,2 1,04 45,8 1,62 46,4 1,42 44,84 1,68 39,06 0,89 50 W = 2.3068 (c) (b) (b) (b) (a)

    *Angka - angka yang diikuti dengan huruf yang sama menunjukkan antar perlakuan tidak ada beda secara bermakna, sedangkan angka angka yang diikuti huruf yang berbeda menunjukkan adanya beda nyata.

    9

  • 10

    Hasil rataan COD selama 600 menit pengadukan Tabel 5 berkisar antara 128

    14,05 mg/L - 163,20 8,88 mg/L. Dari beberapa nisbah bobot campuran ampas teh

    hitam dan ampas kopi, terlihat bahwa nisbah bobot (7,5 g : 12,5 g) paling efektif

    menurunkan COD sesuai baku mutu yang disyaratkan. Menurut penelitian Reza and

    Abedin (2011) ampas teh hitam mampu menurunkan COD dari 259,85 mg/L menjadi

    27,58 mg/L pada 1.000 mL larutan Dychufix Turkish Blue G selama 120 menit.

    Hasil rataan Cu berkisar antara 0,37 0,03 mg/L - 1,34 0,02 mg/L (Tabel 5). Dari

    berbagai variasi nisbah bobot yang digunakan, nisbah bobot ampas teh hitam dan ampas

    kopi (12,5 g : 7,5 g) memberikan nilai yang optimum untuk Cu, sedangkan untuk logam

    Zn diperoleh rata rata berkisar antara 2,65 0,03 mg/L - 4,16 0,02 mg/L dan

    memberikan nilai yang optimum pada nisbah bobot (12,5 g : 7,5 g). Kemampuan

    penyerapan logam Cu dan Zn ini terjadi karena adanya proses pertukaran ion yang

    berlangsung pada permukaan adsorben dengan Cu maupun Zn. Gugus fungsional pada

    ampas teh hitam dan ampas kopi yang berperan dalam pengikatan logam Cu dan Zn ini

    adalah karboksilat (Kyzas, 2012). Terjadi reaksi antara muatan positif ion Cu dan Zn

    dan beberapa muatan negatif pada permukaan protein, dimana ikatan kovalen terbentuk

    antara ion Cu atau ion Zn dan N- , O- atau C- terminal protein. Selain itu, senyawa

    fenolik yang terkandung dalam daun teh memiliki afinitas yang signifikan untuk

    menangkap logam berat dari suatu larutan (Zuorro and Lavecchia, 2010), sedangkan

    kopi terdapat komposisi quinic acid dan niacin yang memiliki gugus karboksilat

    (Anonim, 2015). Perbedaan persentase efekitivitas pengolahan dari masing masing

    logam berat pada dosis adsorben dan waktu kontak yang sama disebabkan oleh adanya

    perbedaan afinitas kimia masing masing dan kapasitas pertukaran ion yang

  • 11

    dipengaruhi oleh gugus fungsional yang ada pada permukaan adsorben tersebut (Thakur

    and Parmar, 2013).

    3. Efektivitas Pengolahan Limbah Cair Batik dengan Berbagai Nisbah Bobot

    Ampas Teh Hitam dan Ampas Kopi terhadap Penurunan COD, Cu, dan Zn

    Berikut akan disajikan efektivitas pengolahan parameter fisiko - kimiawi limbah cair

    batik menggunakan penambahan berbagai nisbah bobot ampas teh hitam dan ampas

    kopi dalam waktu kontak 600 menit. Efektivitas yang dihasilkan berkisar antara 62,68

    % - 91,98 % (Tabel 6).

    Tabel 6. Efektivitas Pengolahan (dalam %) Nisbah Bobot Ampas Teh Hitam : Ampas Kopi (g / g)

    No Parameter Nisbah Bobot AT dan AK

    (gr / gr)

    Konsentrasi Awal

    Konsentrasi Akhir

    Efektivitas Pengolahan

    (%) *BM

    KIMIAWI

    1. COD (mg/L) (7,5 : 12,5) 848 137,6 83,77 150 2. Cu (mg/L) (12,5 : 7,5) 4,6133 0,37 91,98 2 3. Zn (mg/L) (12,5 : 7,5) 7,1546 2,67 62,68 5

    FISIKAWI

    Keterangan : AT = Ampas Teh Hitam ; AK = Ampas Kopi, *BM = Baku Mutu

    4. TDS (mg/L) (10 : 10) 760 738 2,90 1000 5. TSS (mg/L) (5 : 15) 1,25 39,06 - 50

    Berdasarkan Tabel 6 terlihat bahwa efektivitas pengolahan COD dengan nisbah

    bobot ampas teh hitam dan ampas kopi (7,5 g : 12,5 g) sebesar 84,90%. Hasil ini lebih

    rendah dari penelitian yang dilakukan oleh Reza and Abedin (2011) yang menghasilkan

    efektivitas COD menggunakan ampas teh hitam sebesar 89,39% selama 90 menit,

    namun hasil ini lebih tinggi daripada penelitian Qiao et al., (2013) yang menghasilkan

    efektivitas COD menggunakan ampas kopi sebesar 67,4%.

    Dari Tabel 6 menunjukkan bahwa efektivitas Cu dengan nisbah bobot (12,5 g : 7,5

    g) mencapai 91,98%. Hasil ini lebih tinggi daripada 2 penelitian sebelumnya, yaitu

  • 12

    Seniunaite (2014) yang mendapatkan efektivitas penjerapan Cu dari larutan standar

    sebesar 85,9% menggunakan ampas kopi selama 60 menit dan penelitian Thakur and

    Parmar (2013) yang mendapatkan efektivitas Cu sebesar 89% menggunakan ampas teh

    hitam selama 120 menit.

    Efektivitas Zn dengan nisbah bobot (12,5 g : 7,5 g) sebesar 62,68% (Tabel 6). Hasil

    ini lebih tinggi dari penelitian Wu et al., (2015) dengan menggunakan ampas kopi yang

    memiliki efektivitas sebesar 44% selama 180 menit. Sebaliknya lebih rendah dari

    penelitian Thakur and Parmar (2013) dengan penambahan ampas teh selama 120 menit

    memiliki efektivitas sebesar 90%.

    4. Isoterm Adsorpsi Parameter Fisiko - Kimiawi Limbah Cair Batik dengan

    Menggunakan Ampas Teh Hitam dan Ampas Kopi dalam Waktu Kontak 600

    menit

    Hasil perhitungan isoterm adsorpsi Langmuir dan Freundlich dari logam berat

    limbah cair batik disajikan dalam (Tabel 7).

    Isoterm Adsorpsi Chemical Oxygen Demand (COD)

    Model isoterm adsorpsi COD dalam pengolahan limbah cair batik pada nisbah

    bobot ampas teh hitam : ampas kopi (12,5 g : 7,5 g) mengikuti isoterm Freundlich

    dengan persamaan y = 1,0514x 1,8865 dengan nilai KF = 0,0130 (Tabel 7).

    Menurut penelitian Dhas (2008), model isoterm adsorpsi COD pada limbah

    tekstil menggunakan karbon teraktivasi dan batu kapur mengikuti isoterm

    Freundlich dengan nilai R2 > 0,96.

  • Tabel 7. Isoterm Adsorpsi Langmuir dan Freundlich Paramater Kimiawi dari Limbah Cair Batik Menggunakan Nisbah Bobot Ampas Teh Hitam dan Ampas Kopi

    No. Parameter NB (AT : AK) (g / g) Langmuir RL b Cm

    (mg / g) Freundlich n Log KF KF

    1. COD (12,5 : 7,5) y = 0.0167x - 0.2676 - 0,0200 - 0,0624 59,8802 y = 1.0514x - 1.8865 0,9487 - 1,8865 0,0130 R = 0.7194 (r = 0,8482) R = 0.8456 (r = 0,9196)

    2. Tembaga (Cu) (12,5 : 7,5) y = 0,0229x -0,0153 - 0,1781 - 1,4967 43.6681 y = - 0,9816x -1,0021 -1,0187 - 1,0021 0,0995 R2 = 0,8906 (r = 0,9437) R2 = 0,3005 (r = 0,5482)

    3. Seng (Zn) (12,5 : 7,5) y = 0.024x - 0.059 - 0,5291 - 0,4068 41,6667 y = -1.6623x - 0.0216 - 0,6016 - 0,0216 0,9515 R2 = 0.8423 (r = 0,9178) R2 = 0.2464 (r = 0,4964) Keterangan : NB = Nisbah Bobot ; AT = Ampas Teh Hitam ; AK = Ampas Kopi ; RL = Faktor Pemisahan ; Cm = Kapasitas Adsorpsi Maksimum (mg/g) ; b = Konstanta

    Langmuir ; n = Konstanta Freundlich ; R2= Koefisien Determinasi ; r = Koefisien Korelasi ; log KF = Kapasitas adsorpsi

    13

  • 14

    Isoterm Adsorpsi Tembaga (Cu)

    Model isoterm adsorpsi Cu dalam pengolahan limbah cair batik pada nisbah bobot

    ampas teh hitam : ampas kopi (12,5 g : 7,5 g) mengikuti persamaan Langmuir dengan

    persamaan Ce/(x/m) = 0,0229x 0,0153 dengan nilai R2 = 0,8906 dan r = 0,9437. Dari

    persamaan Langmuir diperoleh kapasitas adsorpsi maksimum Cm (mg/g) sebesar

    43,6681 mg/g (Tabel 7),

    Hasil penelitian Kyzas (2012) menunjukkan bahwa ampas kopi dapat

    menurunkan Cu (II) dari larutan standar CuSO4.5H2O dan mengikuti model isoterm

    Langmuir Freundlich dengan nilai R2 = 0,993 , b = 0,612 serta kapasitas adsorpsi

    maksimum Cu (II) sebesar 70 mg/g. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Cay et

    al., (2004) menunjukkan bahwa ampas teh hitam dapat menurunkan Cu mengikuti

    model isoterm Freundlich dengan nilai KF = 2,8379 dan nilai R2 = 0,992.

    Isoterm Adsorpsi Seng (Zn)

    Model isoterm adsorpsi Zn dalam pengolahan limbah cair batik pada nisbah bobot

    ampas teh hitam : ampas kopi (12,5 g : 7,5 g) mengikuti persamaan Langmuir dengan

    persamaan Ce/(x/m) = 0,024x - 0,059 dengan nilai R2 = 0,8423 dan r = 0,9178. Dari

    persamaan Langmuir diperoleh kapasitas adsorpsi maksimum Cm (mg/g) sebesar

    41,6667 mg/g (Tabel 7),

    Berdasarkan penelitian Wasewar et al., (2008 ), ampas teh hitam dapat

    menurunkan Zn mengikuti semua model isoterm (Langmuir, Freundlich, Redlich-

    Peterson, dan Tempkin) dengan kapasitas adsorpsi maksimum Zn (II) sebesar 14,2 mg/g

    dengan nilai R2 = 0,9917 pada suhu 333, serta nilai KF = 6,3624 dan R2 = 0,9684.

    Hasil penelitian Kumar et al., (2009) menunjukkan bahwa ampas kopi dapat

    menurunkan Zn (II) dari larutan standar ZnSO4.7H2O mengikuti model isoterm

  • 15

    Langmuir dengan nilai R2 = 0,968 dan kapasitas adsorpsi maksimum Zn (II) sebesar

    46,05 mg/g.

    KESIMPULAN

    Dari hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

    1) Antar berbagai kombinasi nisbah bobot ampas teh hitam dan ampas kopi, diperoleh

    hasil optimum untuk COD pada nisbah bobot (7,5 g : 12,5 g), sedangkan untuk

    parameter Cu dan Zn nisbah bobot (12,5 g : 7,5 g). Efektivitas yang diperoleh

    untuk parameter kimiawi COD, Cu, dan Zn berturut - turut adalah : 84,90%;

    91,98%; dan 62,68%.

    2) Model isoterm adsorpsi untuk COD adalah isoterm Freundlich, sedangkan untuk

    Cu dan Zn adalah isoterm Langmuir. Kapasitas adsorpsi untuk COD adalah 0,0130

    , sedangkan kapasitas adsorpsi maksimum Cu dan Zn berturut turut sebesar 43,67

    mg/g (Cu) dan 41,67 mg/g (Zn).

    SARAN

    Untuk penelitian selanjutnya digunakan arang ampas teh hitam yang diarangkan.

    Dilakukan decolorisasi pada masing masing ampas teh hitam maupun ampas kopi

    sebelum pengaplikasian adsorben.

    DAFTAR PUSTAKA

    Alaerts, G. & S.S Santika. 1987. Metode Penelitian Air. Surabaya : Usaha nasional.

    Anbalagan, K., P Senthilkumar and R Karthikeyan. 2015. Adsorption of Toxic Cr (VI) Ions From Aqueous Solution by Sulphuric Acid Modified Strychnos Potatorum Seeds in Batch and Column Studies. Desalination and Water Treatment. London, 21 May 2015. 1 23.

    Anonim. 2015. 10 Kandungan Kimiawi yang Terdapat pada Kopi. Diambil dari http://www.hasbihtc.com/10-kandungan-kimiawi-yang-terdapat-pada-kopi.html. [4 Mei 2016].

    Badan Standarisasi Nasional Indonesia. SNI No.06-3730-1995: Baku Mutu Arang Aktif. Jakarta : Badan Standarisasi Nasional Indonesia.

    http://www.hasbihtc.com/10-kandungan-kimiawi-yang-terdapat-pada-kopi.html

  • 16

    Cay, S., A Uyanik andA Ozasik. 2004. Single and binary component adsorption on copper (II) and cadmium (II) from aqueous solution using tea industry waste. Sep. Purif. Technol 38 (3), 273-280.

    Dhas, J.P.A/L.A. 2008. Removal of COD and colour from textile wastewater using limestone and activated carbon. Penang. Master of Science. Universiti Sains Malaysia. [Thesis]

    Handayani, M dan E Sulistiyono. 2009. Uji Persamaan Langmuir dan Freundlich pada Penyerapan Limbah Chrom (VI) oleh Zeolit. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Nuklir PTNBR BATAN. Bandung, 3 Juni 2009. 130 136.

    Hernayanti dan E Proklamasiningsih. 2004. Fitoremediasi Limbah Cair Batik Menggunakan Kayu Apu (Pistia stratiotes L.) sebagai Upaya untuk Memperbaiki Kualitas Air . Phytoremediation of Batik Liquid Waste Using Water Lettuce (Pistia stratiotes L.) for Improving Water Quality. Jurnal Pembangunan Pedesaan 4 (03), 164 - 172.

    Imawati, A dan Adhitiyawarman. 2015. Kapasitas Adsorpsi Maksimum Ion Pb (II) oleh Arang Aktif Ampas Kopi Teraktivasi HCl dan H3PO4. JKK 4 (02), 50 - 61.

    Kumar, Y.P., C.B Kumar., B Samalatha and G.B Rao. 2009. Removal of Zinc from Aqueous Solution Using Coffee Industry Waste in Separation Processes ICSP 2009. Mishra, P.K., Mondal M.K., and Srivastava P., (Eds). India. Institute of Technology Banaras Hindu University. 118 126.

    Kyzas, G.Z. 2012. Commercial Coffe Wastes as Materials for Adsorption of Heavy Metals from Aqueous Solutions. Materials1826 1840.

    Nandal, M., R. Hooda and G. Dhania. 2014. Tea Wastes as a Sorbent for Removal of Heavy Metals from Wastewater. International Journal of Current Engineering and Technology 4(01), 243 247.

    Peraturan Daerah Jawa Tengah. 2012. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2012 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 10 Tahun 2004 Tentang Baku Mutu Air Limbah. Jawa Tengah : Gubernur Jawa Tengah.

    Putra, A.D.K. 2014.Nisbah Bobot Campuran Kulit Jeruk (Citrus sp.) dan Arang Tongkol Jagung (Zea mays L.) sebagai Adsorben dalam Pengolahan Air Limbah Tekstil. Salatiga. Fakultas Sains dan Matematika Universitas Kristen Satya Wacana. [Skripsi].

    Qiao, W., K Takayanagi., M Shofie., Q Niu., H.Q Yu., & Y.Y Li. 2013. Thermophilic anaerobic digestion of coffee grounds with and without waste activated sludge as co-substrate using a submerged AnMBR : System amendments and membrane performance. Bioresource Technology, 150, 249 258.

    Retnowati. 2005. Efektivitas Ampas Teh sebagai Adsorben Alternatif Limbah Cair Industri Tekstil. Bogor. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Institut Pertanian Bogor. [Skripsi]

  • 17

    Reza, A., & M.Z Abedin. 2011. Application of Bioadsorbents for The Wastewater Treatment of a Composite Knit Industry. Journal of the Environment 8(1), 19 26.

    Seniunaite, J., R Vaiskunaite and V Bolutiene. 2014. Coffee Grounds as an Adsorbent for Copper and Lead Removal from Aqueous Solutions. The 9th International ConferenceENVIRONMENTAL ENGINEERING. Lithuania, 22 23 May 2014. 1 6.

    Steel, R.G.D. and J.H Torie, 1981.Principle and Procedures of Statistic A Biometrical Approach, 2nd ed. Mc Grow-Hill International.Book Co, Kuga Kusha, Japan.

    Sudarja dan N Caroko. 2012. Kaji Eksperimental Efektivitas Penyerapan Limbah Cair Industri Batik Taman Sari Yogyakarta Menggunakan Arang Aktif Mesh 80 dari Limbah Gergaji Kayu Jati. Jurnal Ilmiah Semesta Teknika 14(01), 50 - 58.

    Thakur, L. S., & M Parmar. (2013). Adsorption of Heavy Metal (Cu2+, Ni2+ and Zn2+) from Synthetic Waste Water by Tea Waste Adsorbent. International Journal of Chemical and Physical Sciences 2(06), 6 19.

    Wasewar, K.L., M Atif.,B Prasad and I.M Mishra. 2008a. Adsorption of Zn using factory tea waste : kinetics, equilibrium and thermodynamics.CLEAN : Soil, Water, Air. 36 (3), 320 - 329.

    Wu, C. H., C.Y Kuo and S.S Guan. 2015. Adsorption Kinetics of Lead and Zinc Ions by Coffee Residues. Pol. J. Environ. Stud 24(2), 761 767.

    Zuorro, A and R Lavecchia. 2010. Adsorption of Pb(II) on Spent Leaves of Green and Black Tea. American Journal of Applied Sciences 7(02), 153 159.

    Qiao, W., K Takayanagi., M Shofie., Q Niu., H.Q Yu., & Y.Y Li. 2013. Thermophilic anaerobic digestion of coffee grounds with and without waste activated sludge as co-substrate using a submerged AnMBR : System amendments and membrane performance. Bioresource Technology, 150, 249 258.