motorik halus

Upload: deni-demian-renovtri

Post on 16-Oct-2015

961 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

  • UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK

    MELALUI BERMAIN MEMBATIK PADA KELOMPOK B RA AL-ISLAM

    MANGUNSARI 02 GUNUNGPATI SEMARANG

    TAHUN AJARAN 2013/2014

    SKRIPSI

    Oleh:

    ESTY RATNASARI

    NPM 09150010

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

    FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

    IKIP PGRI SEMARANG

    TAHUN 2013

  • UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK

    MELALUI BERMAIN MEMBATIK PADA KELOMPOK B RA AL-ISLAM

    MANGUNSARI 02 GUNUNGPATI SEMARANG

    TAHUN AJARAN 2013/2014

    SKRIPSI

    Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP PGRI Semarang

    untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

    Dalam Menyelesaikan Program

    Sarjana Pendidikan

    Oleh:

    EstyRatnasari

    NPM 09150010

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

    FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

    IKIP PGRI SEMARANG

    TAHUN 2013

  • SKRIPSI

    UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK

    MELALUI BERMAIN MEMBATIK PADA KELOMPOK B RA AL-ISLAM

    MANGUNSARI 02 GUNUNGPATI SEMARANG

    TAHUN AJARAN 2013/2014

    Yang disusun dan diajukan oleh

    EstyRatnasari

    NPM 09150010

    Telah disetujui oleh pembimbing untuk dilanjutkan

    Di hadapan Dewan Penguji

    Pembimbing I

    AgungPrasetyoS.Psi. M.Pd.Psi

    NPP. 046901158

    Pembimbing II

    DwiPrasetiyawati D.H.,S.Pd.,M.Pd.

    NPP. 108401280

  • SKRIPSI

    UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK

    MELALUI BERMAIN MEMBATIK PADA KELOMPOK B RA AL-ISLAM

    MANGUNSARI 02 GUNUNGPATI SEMARANG

    TAHUN AJARAN 2013/2014

    Yang disusun dan diajukan oleh

    EstyRatnasari NPM 09150010

    Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

    Padatanggal November 2013 Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

    Dewan Penguji

    Ketua, Sekretaris

    Dr. M. Th. S. R. Retnaningdyastuti, M.Pd Agung PrasetyoS.Psi. M.Pd.Psi

    NIP.19530603 198103 2001 NPP. 046901158

    Penguji I

    Agung Prasetyo S.Psi.M.Pd.Psi NPP.046901158

    Penguji II Dwi Prasetiyawati D.H., S.Pd.,M.Pd. NPP.108401280

    Penguji III

    Muniroh Munawar S.Pi.,M. Pd NPP.097901230

  • MOTTO DAN PERSEMBAHAN

    Motto hidupku :

    Belajarlah dari telur. Jika sebuah telur dipecahkan oleh kekuatan dari

    luar, maka kehidupan di dalam telur akan berakhir, Tapi jika sebuah telur

    dipecahkan oleh kekuatan dari dalam, maka kehidupan baru telah lahir. Hal

    hal besar selalu di mulai dari dalam. Jangan pernah menyerah, terus

    berjuang Life Is So Beautiful.(Penulis)

    Persembahan:

    Kupersembahkan skripsi ini untuk:

    1. Ayah dan Ibuku tercinta yang

    selalu mendoakan setiap kebaikan

    untukku,

    2. Kedua saudaraku sayang, yang

    telah memotivasiku,

    3. Dan teman-teman terbaik yang sudah

    membantu dalam proses pembuatan

    skripsi ini.

  • KATA PENGANTAR

    Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Pengasih atas limpahan Rahmat dan kasih NYA, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Skripsi yang berjudul Upaya Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Bermain Membatik Pada Kelompok B RA Al-Islam Mangunsari 02 Gunungpati Semarang Tahun Ajaran 2013/2014 ini disusun untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan.

    Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari hambatan dan rintangan serta kesulitan-kesulitan. Namun berkat bimbingan, bantuan, nasihat, dan dorongan serta saran-saran dari berbagai pihak, khususnya Pembimbing, segala hambatan dan rintangan serta kesulitan tersebut dapat teratasi dengan baik. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini dengan tulus hati penulis sampaikan terima kasih kepada: 1. Dr. Muhdi, SH., M.Hum. Rektor IKIP PGRI Semarang yang telah member

    kesempatan kepada penulis untuk menimba ilmu di IKIP PGRI Semarang. 2. Dr. M. Th. S. R. Retnaningdyastuti, M.Pd., Dekan Fakultas ilmu pendidikan

    yang telah member izin penulis untuk melakukan penelitian. 3. Agung Prasetyo S.Psi.,M.Pd.Psi. Ketua Program Studi Pendidikan Anak

    Usia Dini yang telah menyetujui usulan topic skripsi penulis, serta sebagai Pembimbing I yang telah mengarahkan penulis dengan penuh ketekunan dan kecermatan dan DwiPrasetiyawati D.H., S.Pd.,M.Pd. Pembimbing II yang telah membimbing penulis dengan penuh dedikasi yang tinggi.

    4. Bapak dan ibu dosen Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini yang telah member bekal ilmu kepada penulis selama belajar di IKIP PGRI Semarang.

    5. Kepala Sekolah RA Al- Islam Mangunsari 02 yang telah mengizinkan penulis melakukan penelitian di Instansi yang dipimpinnya.

    6. Berbagai pihak yang tak mungkin penulis sebutkan satu persatu pada kesempatan ini.

    7. Teman-teman senasib sepenanggungan yang telah memberikan dorongan dan bantuan baik material maupun moral sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

    Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pendidik, khususnya pendidik di dunia pendidikan menengah.

    Semarang, November 2013 Penulis,

  • ABSTRAK

    EstyRatnasari. NPM: 09150010 Upaya Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui BermainMembatik Pada Kelompok BRA Al-Islam Mangunsari 02 GunungpatiSemarang Tahun Ajaran 2013/2014.

    Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan mulai awal masuk sekolah sampai pertengahan semester I Tahun Pelajaran 2013/2014 pada anak kelompok TK B RA AL ISLAM Mangunsari 02 menunjukkan keterlambatan dalam keterampilan motorik halusnya dalam kegiatanmembatik yang ditandai dengan kurang trampilanya siswa dalam pengembangan motorik halus dalam menentukan gerak yang telah dilatih sebelumnya, kurang mampu menggunakan konsep dalam melakukan kegiatan, kurangnya ketelitian anak dalam melakukan kegiatan membatik dalam pembelajaran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak kelompok B di RA Al-Islam Mangunsari 02 Gunungpati Semarang melalui bermain membatik.

    Metode penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas. Obyek penelitian tindakan kelas ini adalah anak kelompok B di RA Al-Islam Mangunsari 02 Gunungpati Semarang yang berjumlah 22 anak.

    Hasil penelitian ini yaitu terjadi peningkatan kemampuan motorik halus anak dengan penjelasan sebagai berikut pada siklus I tingkat kemampuan motorik halus anak yang termasuk mencapai ketuntasan indikator 82 %.Pada siklus II tingkat kemampuan motorik halus anak yang termasuk mencapai ketuntasan indikator 86 %.

    Berdasarkan seluruh kegiatan penelitian tindakan kelas dapat disimpulkan bahwa melalui bermain membatik terjadi peningkatan kemampuan motorik halus anak pada kelompok B di RA Al-Islam Mangunsari 02 GunungpatiSemarang.

    Kata kunci : Bermain, membatik, Motorik Halus

  • DAFTAR ISI

    Halaman

    SAMPUL LUAR i

    SAMPUL DALAM ii

    PERSETUJUAN iii

    PENGESAHAN iv

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN v

    KATA PENGANTAR vi

    ABSTRAK vii

    DAFTAR ISI viii

    DAFTAR TABEL ix

    DAFTAR GAMBAR x

    DAFTAR GRAFIK xi

    DAFTAR LAMPIRAN xii

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang 15

    B. Identifikasi Masalah 19

    C. Pembatasan Masalah 19

    D. Perumusan Masalah 20

    E. Tujuan Penelitian 20

    F. Manfaat Penelitian 21

  • BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

    A. Kemampuan Motorik Halus 23

    1. Pengertian Perkembangan motorik 23

    2. Pengertian Motorik Halus 25

    3. Tujuan dan Fungsi Perkembangan Motorik..26

    4. Metode Pengembangan Motorik Halus 26

    5. Prinsip Perkembangan Motorik 29

    6. Stimulasi Meningkatan Perkembangan Fisik Motorik 30

    B. Bermain Membatik 31

    1. Pengertian Bermain 31

    2. Manfaat Positif Bermain 33

    3. Jenis Bermain 34

    4. Pengertian Membatik 36

    5. Sejarah Batik.................................................................................... 37

    6. Macam-macam Teknik Membatik... 38

    7. Tujuan dan Manfaat Membatik untuk Anak...40

    C. Penelitian Yang Relevan 41

    D. Kerangka Berpikir 43

    E. Hipotesis Tindakan 44

    BAB III METODE PENELITIAN

    A. Setting Penelitian 45

    B. Subyek Data 45

    C. Sumber Data 46

  • D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data 46

    E. Validasi Data 47

    F. Analisis Data 48

    G. Indikator Kinerja 49

    H. Prosedur Penelitian 50

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil Penelitian 53

    1. Deskipsi Kondisi Awal 53

    2. Deskripsi Siklus I 54

    3. DeskripsiSiklus II 63

    B. Pembahasan Antar Siklus 71

    BAB V SIMPULAN DAN SARAN

    A. Simpulan 74

    B. Saran 75

    DAFTAR PUSTAKA 77

    LAMPIRAN 79

  • DAFTAR TABEL

    Tabel 3.1 Kriteria Deskriptif Presentase 48

    Tabel 3.2 Rencana Aktivitas Siklus 1 dan Siklus 2 51

    Tabel 4.1 Kemampuan Motorik Halus Anak Kondisi Awal 53

    Tabel 4.2 Kemampuan Motorik Halus Anak Siklus I 60

    Tabel 4.3 Kemampuan Motrik Halus Anak Siklus II 69

    Tabel 4.4 Peningkatan hasil belajar anak dalam Kemampuan Motorik Halus Anak

    antara Siklus I dan Siklus II 72

  • DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Kerangka Berpikir 44

    Gambar 4.1 Proses kegiatan membatik dan jumputan 56

    Gambar 4.2 Proses kegiatan membatik dan jumputan dibantu oleh

    Guru 57

    Gambar 4.3 Proses kegiatan membatik jumputan, guru hanya mengamati 58

    Gambar 4.4 Anak membatik secara mandiri 59

    Gambar 4.5 Anak melihatkan hasil karyanya 60

    Gambar 4.6 Kegiatan membatik dengan teknik mengecap 65

    Gambar 4.7 Anak Membatik dengan Pelepah Pisang sesuai keinginanya 66

    Gambar 4.8 anak melakukan kegiatan membatik dengan pelepah pisang 67

    Gambar 4.9 Kegiatan anak mempraktekan teknik mengecap 68

    Gambar 4.10 beberapa Anak sudah mampu membatik dengan teknik

    Mengecap dengan hasil rapi 69

  • DAFTAR GRAFIK

    Grafik 4.1 Hasil observasi Kondisi awal Kemampuan motorik Halus 53

    Grafik 4.2 Hasil observasi Siklus pada I 61

    Grafik 4.3 Hasil observasi Siklus pada II 70

    Grafik 4.4 Hasil observasi antar siklus Kemampuan Motorik Halus.. 73

  • DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Kisi-Kisi Lembar Observasi Siklus I

    Lampiran 2 Daftar Nama Anak Kelompok B RA Al-Islam

    Mangunsari 02

    Lampiran 3 Lembar Observasi Pra Siklus

    Lampiran 4 Biodata

    Lampiran 5 RKH

    Lampiran 6 Rekapitulasi Hasil Observasi Siklus I

    Lampiran 7 Rekapitulasi Hasil Observasi Siklus II

    Lampiran 8 Lembar Observasi Per anaksiklus I

    Lampiran 9 Lembar Observasi Per anaksiklus I

    Lampiran10 Lembar Observasi Per anaksiklus II

    Lampiran 11 Surat Permohonan Izin Penelitian

    Lampiran12 Surat Keterangan Telah mengadakan Penelitian

    Lampiran13 Pernyatan Keaslian Tulisan

    Lampiran 13 Rekapitulasi Proses bimbingan

    Lampiran 15 Dokumentasi

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional

    pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa, pendidikan anak usia dini (PAUD)

    adalah suatu upaya untuk pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak

    lahir sampai dengan 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian

    rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan

    perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam

    memasuki pendidikan lebih lanjut Depdiknas, (2007: 2).

    Pembelajaran merupakan bentuk penyelenggaraan pendidikan yang

    memadukan secara sistematis dan berkesinambungan suatu kegiatan.

    Pembelajaran di taman kanak-kanak bersifat spesifik didasarkan pada

    tugas-tugas pertumbuhan dan perkembangan anak dengan

    mengembangkan aspek-aspek perkembangan yang meliputi moral dan

    nilai-nilai agama, sosial, emosional, kemandirian, berbahasa, kognitif,

    fisik/motorik dan seni. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah,

    kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti

    bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak

    bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa

    sebagai anak didik.

  • Perkembangan motorik adalah perkembangan dari unsur

    pengembangan dan pengendalian gerak tubuh. Perkembangan motorik

    berkembang dengan kematangan syarat dan otot. Motorik halus

    merupakan gerakan yang menggunakan otot-otot kecil dan detail.

    Perkembangan motorik adalah gerakan yang menggunakan otot-otot

    halus yang berkoordinasi dengan otak dalam melakukan sesuatu

    kegiatan. Motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan tubuh

    melalui kegiatan yang terkoordinir antara susunan saraf, otot, otak, dan

    spinal cord. Motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot

    halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh

    kesempatan untuk belajar dan berlatih.

    Perkembangan motorik sangat dipengaruhi oleh organ otak. Lewat

    bermain terjadi stimulasi pertumbuhan otot-ototnya ketika anak

    melompat, melempar, atau berlari. Selain itu anak bermain dengan

    menggunakan seluruh emosi, perasaan, dan pikiranya. Pendidikan di

    Taman kanak-kanak (TK) dilaksanakan dengan prinsip Bermain sambil

    belajar, atau belajar seraya bermain. Sesuai dengan perkembangan, oleh

    sebab itu diharapkan seorang pendidik yang kreatif dan inovatif agar

    anak bisa merasa senang, tenang, aman dan nyaman selama dalam proses

    belajar mengajar.

    Dave mengemukakan dalam Suyadi, (2010: 73) bahwa

    mengembangkan teori bloom ini dengan mengklasifikasikan domain

    psikomotorik ke dalam lima kategori, yaitu : Imitation ( Peniruan) adalah

  • ketrampilan untuk menentukan suatu gerakan yang telah dilatih

    sebelumnya, Manipulation ( Penggunaan konsep) adalah kemampuan

    menggunakan konsep dalam melakukan kegiatan, Presition (Ketelitian)

    kemampuan berkaitan dengan gerak yang mengindikasikan tingkat

    kedetailan tertentu. Articulation (perangkaian) kemampuan untuk

    melakukan serangkaian gerakan kombinatif dan berkesinambungan.

    Naturalization (Kewajaran/Kealamiaahan kemampuan melakukan

    gerakan wajar dan luwes.

    Sesuai dengan kenyataan yang ada di lapangan, peneliti

    menemukan suatu permasalahan yang terdapat pada anak kelompok TK

    B RA AL ISLAM Mangunsari 02 . Berdasarkan observasi yang peneliti

    lakukan mulai awal masuk sekolah sampai pertengahan semester I Tahun

    Pelajaran 2013/2014 menunjukkan keterlambatan dalam keterampilan

    motorik halusnya dalam kegiatan membatik yang ditandai dengan kurang

    trampilanya siswa dalam pengembangan motorik halus dalam

    menentukan gerak yang telah dilatih sebelumnya, kurang mampu

    menggunakan konsep dalam melakukan kegiatan, kurangnya ketelitian

    anak dalam melakukan kegiatan membatik dalam pembelajaran.

    Aktivitas anak dalam keterampilan menggerakan motorik halus

    dalam perkembangan membatik dari kreativitas anak masih belum

    trampil dengan ketidakmaksimalan ini penyebabnya yaitu penggunaan

    metode dalam menumbuhkembangkan kreativitas anak dalam

    meningkatkan ketrampilan motorik halusnya. Pendidikan di TK dalam

  • pelaksanaan pembelajaran guru harus mempunyai kemampuan

    menyesuaikan metode sesuai dengan karakteristik tujuan anak yang

    diberi pembelajaran. Untuk pengembangan kemampuan dasar anak

    dilihat dari kemampuan fisik/motoriknya maka guru-guru RA Al- Islam

    Mangunsari 02 akan membantu meningkatkan keterampilan fisik/motorik

    anak dalam hal memperkenalkan dan melatih gerakan motorik kasar dan

    halus anak, meningkatkan kemampuan mengelola, mengontrol gerakan

    tubuh dan koordinasi, serta meningkatkan keterampilan tubuh dan cara

    hidup sehat sehingga dapat menunjang pertumbuhan jasmani yang kuat

    sehat dan terampil. Sedangkan kompetensi dasar motorik anak TK yang

    diharapkan dapat dikembangkan guru saat anak memasuki lembaga

    prasekolah/TK adalah anak mampu melakukan aktivitas fisik secara

    terkoordinasi dalam rangka kelenturan dan persiapan untuk menulis,

    keseimbangan, kelincahan, dan melatih keberanian. Mengekspresikan

    diri dan berkreasi dengan berbagai gagasan dan imajinasi dan

    menggunakan berbagai media/bahan menjadi suatu karya seni. Untuk

    mengembangkan kemampuan motorik anak TK, guru dapat

    menggunakan berbagai metode pembelajaran diantaranya melatih

    gerakan-gerakan kasar dan halus, meningkatkan kemampuan mengelola,

    mengontrol gerakan tubuh dan koordinasi, serta meningkatkan

    keterampilan tubuh dan cara hidup sehat. Lebih lanjut dalam menentukan

    metode untuk mengembangkan keterampilan motorik anak, guru

    memperhatikan tempat kegiatan, apakah di dalam ataukah di luar kelas,

  • keterampilan apa yang hendak dikembangkan melalui berbagai

    kegaiatan, serta tema dan pola yang dipilih dalam kegiatan pembelajaran.

    Maka penelitian tindakan kelas ini, peneliti mengambil judul

    tentang Upaya Meningkatkan Kemampuan motorik halus Anak Melalui

    Bermain Membatik Pada kelompok TK B RA AL ISLAM Mangunsari

    02 Kota semarang tahun pelajaran 2013/2014. Dengan kegiatan

    membatik mendorong peneliti untuk digunakan sebagai langkah

    meningkatkan kemampuan motorik halus anak pada kelompok TK B RA

    AL ISLAM Mangunsari 02 Kota Semarang. Diharapkan dari kegiatan

    tersebut dapat meningkatkan keberhasilan kegiatan belajar di kelas .

    B. Identifikasi Masalah

    Permasalahan yang terkait dengan Upaya Meningkatkan

    Kemampuan motorik halus Anak Melalui Bermain Membatik Pada

    kelompok TK B RA AL ISLAM Mangunsari 02 Kota semarang tahun

    pelajaran 2013/2014diidentifikasikan sebagai berikut :

    1. Kurang trampilanya siswa dalam pengembangan motorik halus dalam

    menentukan gerak yang telah dilatih sebelumnya

    2. Kurang mampu menggunakan konsep dalam melakukan kegiatan

    membatik,

    3. kurangnya ketelitian anak dalam melakukan kegiatan membatik dalam

    pembelajaran.

  • 4. Anak kurang mampu berkreasi dalam hal melipat-lipat dan membentuk

    pola.

    5. Anak kurang terampil menggunakan tangannya saat memegang pensil.

    6. Anak kurang mampu menggunakan tangan mereka secara mandiri.

    C. Pembatasan Masalah

    Adapun lingkup masalah yang akan di bahas adalah sebagai

    berikut: Penelitian ini hanya akan membahas upaya meningkatkan

    Kemampuan motorik halus anak melalui bermain membatik pada

    kelompok TK B RA AL ISLAM Mangunsari 02 Kota Semarang Tahun

    Pelajaran 2012/2013.

    D. Rumusan Masalah

    Berdasarkanlatar belakang masalah anak identifikasi permasalahan

    yang telah dipaparkan diatas maka permasalahan dalam penelitian

    tindakan kelas ini adalah:

    Apakah dalam kegiatan membatik dengan media tissuedan pelepah

    pisang dapat meningkatkan motorik halus pada anak kelompok TK B

    RA AL ISLAM Mangunsari 02 Gunungpati Semarang.

    E. Tujuan Penelitian

    Sebagaimana rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian yang

    dilakukan peneliti ini adalah:

  • 1. Tujuan Umum

    Untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak.

    2. Tujuan Khusus

    Untuk Meningkatkan Kemampuan motorik halus Anak Melalui

    Bermain Membatik Padakelompok TK B RA AL ISLAM

    Mangunsari 02 Kota semarang tahun pelajaran 2013/2014.

    F. Manfaat Penelitian

    Sebagai idealnya suatu karya ilmiah,maka hasil penelitian ini

    diharapkan akan dapat manfaat yang bersifat teoritis dan praktis

    sebagaimana dalam pemaparan berikut:

    1. Manfaat teoritis

    a. Bagi anak TK

    Manfaat ini ditujukan agar anak dapat meningkatkankemampuan

    motorik halus dan dapat mengembangkan kecakapan hidup dalam

    kehidupansehari- hari.

    b. Bagi guru TK

    Manfaat ini ditujukan agar guru dapat meningkatkan profesionalisme

    dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran ditaman kanak-kanak

    khususnya dalam meningkatkankemampuan motorik halus pada anak

    TK.

  • c. Bagi instasi TK

    Manfaat ini ditujukan agar institusi taman kanak-kanak dapat lebih

    meningkatkan kualitas fungsi pembelajaran melalui bermain

    membatik untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak TK.

    2. Manfaat praktis

    a. Bagi anakTK

    Manfaat ditunjukan agar anak kelompok TK B RA Al-Islam

    Mangunsari Gunungpati Semarang dapat meningkatkan Kemampuan

    motorik halusnya dengan bermain membatik menggunakan media

    tissue dan pelepah pisang.

    b. Bagi guru TK

    Manfaat ditujukan agar guru dikelompok TK B RA Al-Islam

    Mangunsri 02 Gunungpati Semarang dapat meningkatkan

    keprofesionalan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di

    taman kanak-kanak khususnya dalam peningkatan kemampuan

    motorik halus anak kelompok TK B RA Al-Islam Mangunsari

    Gunungpati Semarang yang diwujudkan dalam kegiatan pembelajaran

    melalui bermain membatik.

    c. Bagi institut TK

    Manfaat ini ditunjukan agar institut TK Al-Islam Mangunsari 02

    Gunungpati Semarang dapat lebih meningkatkan kualitas dan fungsi

    pembelajaran khususnya pada pembelajaran melalui bermain

    membatik sehingga anak didik lebih baik hasil pembelajaranya.

  • BAB II

    KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

    A. Motorik Halus

    1. Definisi Perkembangan Motorik

    Motorik adalah semua gerakan yang mungkin dapat dilakukan

    seluruh tubuh. Masa lima tahun pertama adalah masa pesatnya

    perkembangan motorik anak. Sedangkan perkembangan motorik dapat

    disebut sebagai perkembangan dari unsur kematangan dan pengendalian

    gerak tubuh. Perkembangan motorik ini erat kaitanya dengan

    perkembangan pusat motorik di otak.

    Motorik adalah terjemahan dari kata motor yang menurut

    Gallahue dalam Samsudin, (2008 : 10) adalah suatu dasar biologi atau

    mekanika yang menyebabkan terjadinya suatu gerak. Dengan kata lain,

    gerak adalah suatu tindakan yang didasari oleh proses motorik. Proses

    tumbuh kembang kemampuan gerak anak disebut perkembangan

    motorik. Hurlock dalam Rosmala Dewi, (2005 : 2) bahwa perkembangan

    motorik berarti perkembangan pengendalian gerakan jasmaniah melalui

    kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot yang berkoordinasi.

    Kemampuan motorik itu sendiri di bagi menjadi dua jenis, yakni motorik

    kasar dan motorik halus. Gerakan motorik kasar bersifat gerakan utuh,

    sedangkan gerakan motorik halus lebih bersifat ketrampilan detail.

  • Sedangkan Rini Hildayani, (2005 : 280) berpendapat bahwa

    perkembangan motorik adalah perubahan secara progesif pada kontrol

    dan kemampuan untuk melakukan gerakan yang diperoleh melalui

    interaksi antara faktor kematangan dan latihan/pengalaman selama

    kehidupan yang dapat dilihat melalui perubahan/pergerakan yang

    dilakukan.

    Dalam kaitanya dengan perkembangan motorik anak,

    perkembangan motorik berhubungan dengan perkembangan kemampuan

    gerak anak. Gerak merupakan unsur utama dalam perkembangan motorik

    anak. Perkembangan motorik anak akan dapat terlihat secara jelas

    melalui berbagai gerakan dan permainan yang dapat mereka lakukan.

    Jika anak banyak bergerak maka akan semakin banyak manfaat yang

    dapat diperoleh anak ketika makin terampil menguasai gerak motoriknya.

    Anak-anak yang baik perkembangan motoriknya, biasanya juga

    mempunyai keterampilan sosial yang positif. Perkembangan lainya yang

    berhubungan dengan kemampuan motorik adalah anak akan semakin

    cepat bereaksi, semakin baik koordinasi mata dan tanganya, dan anak

    semakin tangkas bergerak.

    Secara umum perkembangan motorik dikategorikan menjadi dua

    yaitu motorik kasar dan motorik halus. Keterampilan motorik kasar,

    yaitu gerakan yang dihasilkan dari kemampuan untuk mengontrol otot-

    otot besar. Keterampilan motorik halus yaitu gerakan terbatas dari

    bagian-bagian yang meliputi otot kecil.

  • Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa perkembangan

    motorik adalah proses perubahan kemampuan anak yang berhubungan

    erat dengan kondisi fisik dan intelektual yang berlangsung secara

    bertahap sesuai dengan kecepatan perkembangan setiap anak.

    2. Pengertian Motorik Halus

    Perkembangan gerak motorik halus adalah meningkatnya

    pengoordinasian gerak tubuh yang melibatkan otot dan syaraf yang jauh

    lebih kecil dan detail. Kelompok otot dan syaraf inilah yang nantinya

    mampu mengembangkan gerak motorik halus Suyadi, (2010: 69). Pada

    usia ini, koordinasi mata-tangan akan semakin baik. Anak sudah dapat

    menggunakan kemampuannya untuk melatih diri dengan bantuan orang

    dewasa. Santrock, (2007: 216) berpendapat bahwa keterampilan motorik

    halus adalah ketrampilan motorik yang melibatkan gerakan yang lebih

    diatur dengan halus seperti keterampilan tangan. Pada usia 4-6 tahun

    koordinasi mata tangan anak semakin baik.

    Gerakan motorik halus apabila gerakan hanya melibatkan bagian-

    bagian tubuh tertentu saja dan di lakukan oleh otot-otot kecil, seperti

    ketrampilan menggunakan jari jemari tangan dan gerakan pergelangan

    tangan yang tepat Bambang, dkk (2007: 14). Semakin baiknya gerakan

    motorik halus anak membuat anak dapat berkreasi. Dalam melakukan

    gerakan motorik halus anak juga memerlukan dukungan ketrampilan

    fisik lain serta kematangan mental.

  • Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa motorik halus

    adalah gerakan bagian tubuh yang melibatkan otot kecil dan detail

    terutama bagian jari.

    3. Tujuan dan Fungsi Perkembangan Motorik

    Penguasaan ketrampilan yang tergambar dalam kemampuan

    menyelesaikan tugas motorik tertentu. Kualitas motorik terlihat dari

    seberapa jauh anak tersebut mampu menampilkan tugas motorik yang

    diberikan dengan tingkat keberhasilan tertentu. Jika tingkat keberhasilan

    dalam melaksanakan tugas motorik tinggi, berarti motorik yang

    dilakukanya efektif dan efisien.

    Tujuan pengembangan motorik halus di usia 4-6 tahun adalah

    mampu mengembangkan kemampuan motorik halus yang berhubungan

    dengan ketrampilan gerak kedua tangan, mampu menggerakan anggota

    tubuh yang berhubungan dengan gerak jari-jemari, mampu

    mengkoordinasikan indra mata dan aktivitas tangan, mampu

    mengendalikan emosi dalam beraktivitas motorik halus.

    Sedangkan fungsi pengembangan ketrampilan motorik halus adalah

    mendukung aspek pengembangan aspek lainya seperti kognitif dan

    bahasa serta social karena pada hakkatnya setiap pengembangan tidak

    dapat terpisah satu sama lain.

  • Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan tujuan dan fungsi

    motorik halus adalah untuk mengetahui peningkatan perkembangan anak

    sesuai dengan tugas motoriknya.

    4. Metode untuk Pengembangan Motorik Halus

    Perkembangan motorik halus merupakan kemampuan anak dalam

    melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan

    dilakukan oleh otot-otot kecil. Agar motorik anak dapat berkembang

    dengan baik dan sempurna perlu dilakukan stimulasi yang terarah dan

    terpadu.Bermain dalam masa kanak-kanak adalah kegiaatan yang sangat

    serius dan merupakan sarana untuk mengembangkan daya imajinasi.

    Dalam hal ini, yang paling menunjang untuk itu yakni melatih dan

    mengembangkan motorik halus. Karena motorik halus sangat

    menentukan kepekaan dan daya kreatiftas anak. Untuk mengasah

    motorik halus ada banyak hal, yaitu dengan melakukan hal-hal sebagi

    berikut :

    a. Usia 0-3 bulan

    Menggantungkan mainan yang dapat berputar atau berbunyi

    atau berwarna cerah sehingga membuat bayi tertarik dan melihat,

    menggapai atau menendang mainan tersebut.Letakan atau sentuhkan

    sebuah mainan kecil, berbunnyi dan berwarna cerah pada tangan bayi

    atau punggung jari-jarinya.Ajak bayi meraba dan merasakan berbagai

  • bentuk permukan seperti mainan binatang, mainan plastisin, kain-kain

    perca, dan lain-lain.

    b. Usia 3-6 bulan

    1) Stimulasi sebelumnya tetap dilanjutkan

    2) Letakan mainan sejenis rattle lalu coba tarik pelan-pelan untuk

    melatih bayi memegang dengan kuat. Letakan sebuah mainan

    ditangan bayi dan perhatikan apakah ia memindahkanya ketangan

    yang lain. Lain waktu berikan mainan pada kedua tanganya.

    c. Usia 6-9 bulan

    1) Mengambil benda-benda kecil, seperti remahan roti.

    2) Memasukan benda kedalam wadah.

    3) Bermain gendering dengan menggunakan kaleng kosong bekas dan

    tunjukan cara memukulnya. Buat bunyi-bunyian dengan

    membenturkan 2 kubus atau balok yang tidak dapat pecah.

    d. Usia 9-12 bulan

    1) Bermain dengan mainan yang mengapung di air.

    2) Meyusun balok atau kotak.

    3) Menggambar dengan menggunakan krayon atau pensil berwarna.

    4) Bermain dengan mengunakan peralatan memasak, tentunya yang

    aman dan berbahan plastik khusus buat si kecil.

    5) Membiarkan anak bebas bereksplorasi di alam identik membuat

    anak kotor karena jenis permainan dan alat bermain yang

    dipergunakan dapat mengakibatkan tubuh, pakaian, dan tempat

  • bermain kotor dan berantakan. Kaitanya dengan ini orang tua

    sengaja harus menyiapkan barang-barang yang dibutuhkan.

    Biarkan anak bermain secara bebas sesuai dengan keinginannya

    selama tidak membahayakan diri anak.

    e. Usia 4-5 tahun

    1) Mencontoh bentuk silang ( +, x ), lingkaran, bujur sangkar, segitiga

    secara bertahap.

    2) Mengambar bebas dengan menggunakan pensil berwarna, krayon,

    arang, kapur tulis, dan sebagainya.

    3) Menggunting kertas mengikuti garis lurus, lengkung, dan

    gelombang.

    4) Melipat kertas secara horizontal, vertikal, diagonal menjadi

    bermacam-macam benda.

    f. Usia 5-6 tahun

    1) Mencontoh bentuk silang ( +, x ), lingkaran, bujur sangkar, segitiga

    secara bertahap.

    2) Mencetak angka 1-5

    3) Menjahit sederhana dengan menggunakan tali sepstu, benang, wol,

    tali rafia, dan sebagainya.

    4) Menjiplak bentuk-bentuk yang telah tersedia.

    Koordinasi gerakan ini terjadi pada dasarnya sejalan dengan

    kematangan syaraf dan otot. Sehingga tingkat ketercapaian

    perkembangan motorik setiap anak akan berbeda.

  • Dalam uraian diatas dapat disimpulkan bahwa anak mengalami

    perkembangan motorik halusnya melalui tahapan-tahapan atau pada usia-

    usia tertentu.

    5. Prinsip Perkembangan Motorik

    Ada beberapa prinsip-prinsip dalam perkembangan motorik halus

    diantaranya:

    a. Bergantung pada kematangan otot

    Perkembangan bentuk kegiatan motorik sejalan dengan perkembangan

    daerah sistim syaraf. Gerak terampil belum dapat dikuasai sebelum

    mekanisme otot anak berkembang. Selama masa kanak-kanak, otot lurik

    yaitu otot yang mengendalikan gerakan volunteer berkembang. Sebelum

    anda cukup matang dalam sistem saraf dan ponotonanya, tidak mungkin

    ada tindakan yang terkoordinasi

    b. Belajar ketrampilan motorik tidak terjadi sebelum anak matang.

    Sebelum sistem saraf dan otot berkembang dengan baik, upaya untuk

    mengajarkan gerakan terampil bagi anak akan sia-sia.

    c. Perkembangan motorik mengikuti pola yang dapat diramalkan

    Perkembangan motorik mengikuti hukum arah perkembangan, yaitu

    cephalocoudal(perkembangan menyebar ke seluruh tubuh dari kepala ke

    kaki). Perkembngan motorikdapat diramalkan yaitujika seseorang anak

    lebih awal pandai duduk maka ia akan berjalan lebih awal dibanding

    dengan anak yang duduknya terlambat.

  • d. Dimungkinkan menentukan norma perkembangan motorik

    Berdasarkan umur rata-rata dimungkinkan untuk menentukan norma

    untuk bentuk kegiatan motorik lainya. Norma tersebut dapat di gunakan

    guru dan orang tua untuk mengetahui apa yang diharapkan pada anak.

    Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa

    mengembangkan motorik halus pada anak TK prinsip-prinsip yang harus

    diperhatikan yaitu pembelajaran yang berorientasi pada kebutuhan anak.

    6. Stimulasi Untuk Meningkatkan Perkembangan Fisik Motorik

    Dave mengemukakan dalam Suyadi, (2010: 73) bahwa

    mengembangkan teori bloom ini dengan mengklasifikasikan domain

    psikomotorik ke dalam lima kategori, yaitu :

    a. Imitation (Peniruan)

    Adalah ketrampilan untuk menentukan suatu gerakan yang

    telah dilatih sebelumnya. Latihan ini bisa dilakukan dengan

    cara mendengarkan atau memperlihatkan.

    b. Manipulation (Penggunaan konsep)

    Adalah kemampuan untuk menggunakan konsep dalam

    melakukan kegiatan. Kemampuan inijuga sering disebut dengan

    kemampuan manipulasi.

    c. Presition (Ketelitian)

    Adalah kemampuan yang berkaitan dengan gerak yang

    mengindikasikan tingkat kedetailan tertentu.Pada tahap ini telah

  • mencapai tingkat control yang lebih tinggi.Sehingga kesalahan

    dapat dieliminasi.

    d. Articulation (Perangkaian)

    Adalah kemampuan untuk melakukan serangkaian gerakan

    secara kombinatif dan berkesinambungan.Kemampuan ini

    mebutuhkan koordinasi antar organ tubuh, saraf, dan mata

    secara cermat.

    e. Naturalization (Kewajaran/Kealamiahan)

    Adalah kemampuan untuk melakukan gerakan yang wajar dan

    luwes. Untuk dapat melakukan gerak fisik motorik pada tahap

    ini diperlukan koordinasi mata, tangan, dan anggota badan yang

    lain.

    Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa anak usia

    dini mengalami perkembangan yang sangat pesat terutama dalam

    perkembangan motoriknya, dan perkembangan tersebut akanlebih

    matang apabila diberi stimulus yang sesuai dengan tahap perkembangan

    anak.

    B. Bermain Membatik

    1. Pengertian Bermain

    Bermain merupakan salah satu kebutuhan penting bagi anak dan

    orang tua harus menyadari itu dan tidak melarang anak-anaknya untuk

    bermain.Orang tua justru harus mengarahkan serta memfasilitasi anaknya

  • untuk bermain.Batasan mengenai bermain menurut James Sully dalam

    Mayke, (2001:15) bermain memang mempunyai manfaat tertetu.Yang

    penting dan perlu ada di dalam kegiatan bermain adalah rasa senang yang

    ditandai oleh tertawa.Karena itu suasana hati dari orang yang sedang

    melakukan kegiatan, memegang peran untuk menentukan apakah orang

    tersebut sedang bermain atau bukan.

    Dengan bermain, anak bisa belajar untuk beradaptasi,

    bersosialisasi, serta bisa bebas berekspresi. Dengan bermain

    sesungguhnya anak-anak juga belajar berbagai macam pengetahuan,

    sikap, dan keterampilan, sebagaimana telah diamanatkan oleh Unesco

    dengan empat pilar belajar, yakni :

    a. Belajar untuk mengetahui (learning to know),

    Dengan meningkatkan interaksi dengan lingkungan fisik dan sosialnya,

    diarapkan anak mampu memahami pengetahuannya berkaitan dengan

    lingkungan sekitar.

    b. Belajar untuk melakukan (learning to do),

    Anak harus diberdayakan agar mau dan mampu berbuat untuk

    memperkaya pegalaman belajarnya.

    c. Belajar untuk menjadi dirinya sendiri (learning to be),

    Dari hasil interaksi dengan lingkungannya diharapkan dia dapat

    membangun pengetahuan dan kepercayaan diri dan sekaligus

    membangun jati diri.

  • d. Belajar untuk hidup bersama (learning to live together),

    Kesempatan berinteraksi dengan berbagai individu atau kelompok

    individu yang bervariasi, akan membentuk kepribadianya untuk

    memahami kemajemukan dan melahirkan sikap-sikap positif dan toleran

    terhadap keanekaragaman dan perbedaan masing-masing individu.

    2. Manfaat Positif Bermain

    Beberapa manfaat positif dari kegiatan bermain sebagai berikut :

    a. Pada saat anak-anak sedang bermain, anak-anak juga dapat belajar,

    bukan saja dari aspek pengetahuan, tetapi juga penanaman sikap

    mental dan keterampilan.

    b. Dalam acara bermain tersebut, anak-anak sebenarnya juga dapat

    belajar untuk meningkatkan berbagai tipe kecerdasannya, mulai dari

    olah pikir, hati, sampai dengan olah raga.

    c. Beberapa jenis permainan yang ada memang dirancang secara khusus

    untuk meningkatkan percaya diri dan keberanian anak-anak.

    d. Beberapa jenis permainan yang lain dirancang hanya untuk dapat

    merasa fun atau bersenang-senang. Namun selain rasa senang,

    permainan itu pun masih memiliki manfaat untuk dapat belajar

    keterampilan.

    e. Ada beberapa jenis permainan yang secara khusus untuk

    meningkatkan keterampilan anak, seperti membuat kerajinan dari

    tanah liat. Meski tidak terlalu menantang, ketertarikan anak dalam

  • kegiatan ini pun cukup baik untuk memberikan pengalaman kepada

    anak-anak untuk mulai mencintai dunia seni, seperti kerajinan dari

    tanah, yang setelah menjadi dewasa kelak, kecintaan anak-anak dapat

    saja berkembang menjadi kecintaan terhadap dunia bisnis dalam

    bidang seni kerajinan. Sayang tempat bermain anak-anak ini belum

    menyiapkan fasilitas untuk kerajinan membatik. Alangkah asiknya

    jika tempat ini dapat dilengkapi dengan fasilitas ini. Anak-anak akan

    bermain corat-coret untuk melukis batik.

    3. Jenis Bermain

    Ada beberapa jenis-jenis kegiatan bermain diantaranya:

    a. Kegiatan Bermain Aktif

    Kegiatan bermain aktif adalah kegiatan yang memberikan kesenangan

    dan kepuasan pada anak melalui aktivitas yang mereka lakukan

    sendiri.Kegiatan bermain aktif dapat diartikan sebagai kegiatan yang

    melibatkan banyak aktivitas tubuh atau gerakan tubuh. Faktor - Faktor

    yang mempengaruhi kegiatan bermainaktif :

    1) Kesehatan

    Anak yang sehat akan lebih banyak melakukan kegiatan bermain

    aktif dan memperoleh rasa puas dari apa yang mereka lakukan.

    2) Penerimaan sosial dari kelompok teman bermain

    Kegiatan bermain pada umumnya melibatkan sejumlah anak. Kalau

    anak merasa diterima oleh teman-teman sepermainan, ia akan lebih

  • menyukai jenis kegiatan bermain dan sebagaian besar waktu

    bermain tentu akan terisi oleh jenis kegiatan tersebut.

    3) Tingkat kecerdasan anak

    Kecerdasan akan berpengaruh terhadap variasi kegiatan bermain.

    4) Jenis kelamin

    Anak perempuan umumnya tidak begitu sering melakukan kegiatan

    bermain yang sifatnya agak kasar dibandingkan anak laki-laki.

    5) Alat permainan

    Alat permainan yang tersedia untuk anak akan menentukan jenis

    bermainnya.

    6) Lingkungan tempat

    Tempat yang memungkinkan anak melakukan kegiatan bermain.

    b. Kegiatan bermain pasif

    Hiburan merupakan salah satu bentuk permainan pasif.Dalam hal ini

    anak memperoleh kesenangan bukan berdasarkan kegiatan yang

    dilakukan sendiri.

    Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan bermain

    dapat dilakukan sembari belajar, belajar dalam hal ini adalah dengan

    bermain anak dapat belajar beradaptasi, belajar bertanggung jawab, dan

    belajar bersosialisasi dengan teman sebaya.

  • 4. Pengertian Membatik

    Pada dasarnya, batik sebenarnya merupakan proses menghias

    dengan cara menahan penyerapan warna menggunakan lilin malam atau

    dikenal dengan wax-resist-dyeing Wijayanti, dkk (2013 : 1).

    Menurut Arini, (2011 : 6) Kata batik berasal dari bahasa jawa

    amba yang berarti menulis dan titikMembatik adalah membuat corak

    atau gambar (terutama dengan tangan) dengan menerangkan malam pada

    kain.Teknik pembuatan batik cenderung seperti apa yang dilakukan oleh

    seorang pelukis, tidak terikat pada canting yang biasa digunakan dalam

    proses pembuatan batik. Penggarapannya sama persis seperti melukis,

    hanya teknik proses pewarnaannya saja yang menggunakan teknik

    membatik.

    Menurut Tim Penyusun Kamus, batik adalah corak atau gambar

    (pada kain) yang pembuatannya secara khusus dengan menuliskan atau

    menerakan malam, kemudian pengolahannya diproses dengan cara

    tertentu.Batik memiliki keunikan-keunikan dalam segi teknik (tulis, cap,

    printing, jumputan),bahan dan alat-alat pembuatnya. Keunikan-keunikan

    tersebut membuat batik menjadi materi yang menantang untuk diajarkan

    di kelas.

    Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa membatik

    merupakan kegiatan membuat corak atau gambar dengan teknik tertentu.

  • 5. Sejarah Batik

    Belum dapat diketahui dengan pasti kapan manusia mulai

    menghias kain dengan menggunakan kain dengan menggunakan teknik

    ini. Namum menurut Soetopo dalam Wijayanti dkk (2013 : 1),kegiatan

    menghias kain yang disebut dengan membatik sudah dikerjakan orang

    mesir sejak 4.000 tahun sebelum masehi.

    Sekitar 100 tahun sebelum masehi teknik menghias kain tersebut

    menyebar di daratan Persia dan india melalui jalur perdagangan. Motif

    yang dihasilkan masing-masing daerah berbeda sesuai dengan

    kebudayaan dan kepercayaan masyarakat setempat. Sekitar abad ke 5-6

    masehi, orang-orang india datang ke tanah melayu untuk melakukan

    perdagangan dan penyebaran agama. Sejak saat itu teknik menghias kain

    mengalami perkembangan pesat di bumi nusantara.

    Pada awalnya, teknik batik berkembang di lingkungan dalam

    keratin jawa.Kain batik dibuat di lingkungan keratin dan hanya

    dikenakan para raja, keluarga raja, kerabat, serta para pejabat istana.

    Namun, beberapa kerabat raja dan pejabat istana yang tinggal di luar

    lingkungan istana membawa dan mengerjakan batik di wilayah tempat

    tinggalnya. Seiring dengan berjalannya waktu, teknik membatik pun

    ditiru masyarakat sekitar keraton.Pada akhirnya, kesenian membatik ini

    tidak lagi hanya berkembang di dalam lingkungan keratin, tetapi juga

    diluar keraton.

  • Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa teknik membatik

    tidak hanya terdapat diindonesia namun, perkembangan teknik ini

    mencapai puncaknya di Indonesia dan terus berkembang hingga saat ini.

    6. Macam-Macam Teknik Membatik untuk Anak Usia Dini

    Ragam teknik pembuatan batik dapat dibedakan melalui alat yang

    digunakan pada saat tahap proses pembuatan. Anak dikenalkan cara

    membatik, Tapi teknik cara maupun alatnya tidak sama dengan

    membatik umumnya. Sangat sederhana sesuai umur anak usia dini sekitar

    4-5 tahun. Walaupun pembuatan yang sederhana, tetapi anak mampu

    memahami apa arti membatik dan senang serta semangat untuk mencoba

    membatik.

    Diantaranya adalah membatik dengan teknik jumputan dan

    membatik dengan teknik mengecap yang bisa dilakukan dalam kegiatan

    belajar mengajar untuk anak usia dini. Teknik membatik ini dapat

    dimasukan dalam kegiatan belajar mengajar dikelas.Dengan kegiatan ini

    anak dapat mengasah kemampuan motorik halus dan kreativitasnya

    sesuai dengan keinginannya.Pembelajaran membatik dapat diberikan

    untuk anak dan bisa di praktekan untuk anak. Beberapa macam teknik

    membatik diantaranya :

    a. Membatik dengan teknik Jumputan

    Jumputan merupakan salah satu jenis batik yang pembuatannya

    dilakukan dengan cara mengikat kencang di beberapa bagian kain

  • kemudian dicelupkan pada pewarna. Oleh karena itu, sebagian orang

    juga menyebut Jumputan sebagai batik ikat celup.Teknik ini

    menggunakan tali-tali sebagai penolak warna.Bagian-bagian kain

    dijumput dan diikat dengan kuat menggunakan karet gelang atau tali

    rafia. Setelah itu kain diwarnai dengan cara dikuaskan. Jadi teknik ini

    tidak menggunakan celupan.Hal ini dilakukan untuk menghindari zat

    warna terlalu banyak dan merembes ke bagian ikatan. Untuk

    pembelajaran anak usia dini cukup menggunakan media yang ada

    disekitar anak dan sering di jumpai anak. Cukup menggunakan media

    tissue sebagai bahan dasarnya yang kemudian di celupkan ke pewarna

    sesuai dengan keinginan anak. Dari bahan yang sederhana dan murah,

    anak-anak bisa berkreasi dan pembelajaran motorik halus tidak lagi

    membosankan untuk mereka.

    b. Membatik dengan teknik mengecap pada proses pembuatan batik cap

    alat bantu yang digunakan adalah cap batik waktu pekerjaan

    membatik dengan metode mengecap jauh lebih cepat. Dalam hal ini

    pembelajaran yang akan diberikan oleh anak dpat dilakukan dengan

    cara sederhana dengan memanfaatkan barang-barang disekitar

    lingkungan anak/ bahan-bahan alam contohnya dengan memberikan

    kegiatan membatik dengan media kertas, pewarna dan alat

    mengecapnya dapat menggunakan media pelepah pisang. Anak dapat

    mengikuti sesuai dengan arahan dari guru.

  • 7. Tujuan dan Manfaat Membatik

    Mengajarkan materi membatik ternyata menyenangkan, baik untuk

    guru maupun siswa.Siswa sangat antusias mengikuti kegiatan belajar

    mengajar.Pelajaran membatik bisa memberikan ruang kepada siswa

    untuk bisa berekspresi.Keasyikan bermain dengan media batik membuat

    mereka sangat menikmati pelajaran.Dorongan untuk segera

    menyelesaikan karya batiknya membuat waktu yang tersedia dalam

    pembelajaran terasa sangat singkat.Suasana yang tercipta dalam

    pembelajaran membatik seolah seperti sedang bermain-main.

    Dalam suasana belajar seperti digambarkan, tugas guru menjadi

    terasa sangat ringan. Guru tinggal melayani apa keinginan siswa. Guru

    hanya sekedar mengarahkan, menunjukkan awal dan arah menuju akhir.

    Selebihnya siswa bisa mandiri dengan keasyikan, kebanggaan dan

    kepuasannya berkarya.Siswa bisa menjadi sangat aktif, kreatif, dan

    produktif.Ada kebanggaan ketika seorang guru bisa mewariskan salah

    satu kekayaan budaya bangsa kepada para anak didik.

    Aktivitas membatik punya banyak manfaat, bagi anak-anak juga

    orang dewasa. Namun, membatik memberi dampak yang tak sama pada

    anak dan dewasa. Kemampuan anak dan dewasa dalam membatik pun

    berbeda.

    Membatik tidak mudah, namun bisa dilakukan siapa saja. Anak

    usia lima pun bisa diajarkan membatik, namun perlu pendampingan

    orangtua.Untuk anak, membatik lebih kepada pengenalan warisan budaya

  • sejak dini.Jika melihat filosofinya, belajar membatik katanya juga

    memiliki banyak manfaat, baik lahir maupun batin. Manfaat secara batin,

    dengan membatik peserta didik dapat belajar sabar dan tekun dalam

    melakukan pekerjaan. Karena membatik memerlukan keuletan dan

    ketekunan.Manfaat secara lahir, karya batik yang dihasilkan mempunyai

    nilai jual tinggi sehingga dapat menjadi solusi untuk pendapatan dalam

    memenuhi kebutuhan hidup.

    C. Penelitian yang Relevan

    1. Sri, Ismiati, 2012, Meningkatkan kemampuan motorik halus melalui

    kegiatan menggambar dekoratif anak usia 5-6 tahun di PAUD

    Bougenvile Kekalik Barat Tahun Ajaran 2012/2013. Jenis penelitian ini

    adalah pengembangan deskriftif kualitatif dengan menggunakan metode

    pengumpulan data observasi, pemberian tugas, hasil karya dan

    dokumentasi.Hasil penelitian menunjukan bahwa terjadi peningkatan

    kemampuan motorik halus dalam kegiatan menggambar dekoratif. Pada

    pengembangan I dengan rata-rata persentase yaitu 47,5%, II yaitu 63,8%

    dan III yaitu 75%. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa

    kegiatan mendekoratif gambar dapat digunakan sebagai kegiatan main

    yang dapat meningkatkan perkembangan kemampuan motorik halus anak

    usia 5-6 tahun, jika dilakukan pengembangan yang berulang-ulang.

    2. Elok Muthoharoh, 2013, Upaya Meningkatkan Kemampuan Motorik

    Halus Melalui Kegiatan Memasak (Cooking Class) Pada Anak TK

  • TUNAS BANGSA Kelompok B. Pada anak TK Tunas Bangsa kelompok

    B, yang kemampuan motorik halusnya terutama dalam kegiatan

    menggunting, mencetak dan membentuk, masih belum sesuai dengan

    capaian perkembangan yang diharapkan, hal ini dikarenakan kegiatan

    yang dilaksanakan dan media yang digunakan kurang bervariasi dan

    kurang menarik minat anak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mencari

    alternatif pembelajaran yang menyenangkan, yaitu dengan kegiatan

    memasak (cooking class). Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas

    yang terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan,

    pengamatan dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus,

    setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan, dan menggunakan tehnik

    analisis data deskriptif kwalitatif. Dari hasil penelitian ini terbukti ada

    peningkatan kemampuan motorik halus anak sebesar 18,27%. Ini terlihat

    dari hasil prosentase siklus I, 63,33 % menjadi 81,6 % pada silkus II.

    Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan motorik halus

    anak dapat ditingkatkan melalui kegiatan memasak (cooking class).

    D. KERANGKA BERFIKIR

    Pada anak kelompok TK B RA AL ISLAM Mangunsari 02

    menunjukkan keterlambatan dalam keterampilan motorik halusnya dalam

    kegiatan menggambar, yang ditandai dengan kurang trampilanya siswa

    dalam pengembangan kreativitas menggunakan media kertas atau tissue

    dan pelepah pisang dalam pembelajaran.

  • Berbagai alternatif untuk mengembangkan kemampuan motorik

    halus anak dapat dilakukan oleh guru,di antaranya dengan bermain

    membatik, Dengan bermain membatik diharapkan dapat meningkatkan

    perkembangan motorik anak terutama motorik halus.

    Bermain membatik yang dirancang guru merupakan jenis kegiatan

    dan permainan yang aktif,kreatif dan menyenangkan sehingga membuat

    anak-anak TK akan tertarik dalam bermain sambil belajar.Diharapkan

    pada akhirnya dengan penelitian ini mampu memberikan data-data yang

    empiris sebagai penunjang penigkatnan kemampuan motorik halus anak

    terutama di kelompok TK B RA AL-ISLAM Mangunsari 02.

    Berdasarkan pemaparan kerangka berfikir pada penulisan ini,maka

    penulis dapat memberikan kerangka berfikir sebagaimana yang tertera di

    bawah ini :

  • Gambar 2.1 Kerangka Berfikir

    E. Hipotesis Tindakan

    Dengan berdasarkan pada kerangka berpikir di atas dapat diajukan

    hipotesistindakan yakni melalui bermain membatik dapat meningkatkan

    kemandirian belajar pada kelompok B TK RA AL-ISLAM Mangunsari

    02 Tahun Ajaran 2013/2014.

    KONDISI AWAL

    GURU : Kurang mampu

    mengasah kemampuan

    motorik halus anak

    SISWA : Masih kurang terampil dalam mengembangkan kemampuan motorik halus

    TINDAKAN

    KONDISI AKHIR

    MENGGUNAKAN METODE BERMAIN

    MEMBATIK

    Kemampuan motorik halus

    anak Meningkat

    SIKLUS 1 : Bermain membatik dengan teknik jumputan dengan media tissue

    SIKLUS 2 : Bermain membatik dengan teknik mengecap dengan media pelepah pisang

  • BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Setting Penelitian

    1. Waktu Penelitian

    Penelitian direncanakan akan dilaksanakan dua siklus, Waktu penelitian

    dilakukan pada semester ganjil, bulan Juli-September 2013 kurang lebih

    selama 3 bulan.Penelitian dilakukan karena peneliti telah melakukan

    observasi di TK dan peneliti telahmenyesuaikan jadwal dengankepala

    sekolah. Peneliti melakukan penelitian dilatarbelakangi karena

    kemampuan motorik halus anak kelompok TK B RA AL-ISLAM

    Mangunsari 02 masih rendah.

    2. Tempat Penelitian

    Lokasi penelitian tindakan kelas yang dilakukan peneliti adalah RA AL-

    ISLAM Mangunsari 02 Kecamatan Gunungpati Kabupaten Semarang

    Tahun ajaran 2013/2014.

    B. SubyekPenelitian

    Penelitian tidakan kelas ini dilakukan di kelompok TK B RA AL-ISLAM

    Mangunsari 02 Desa Mangunsari Kecamatan Gunungpati Kabupaten

    Semarang pada tahun ajaran 2013/2014. Subyek penelitian tindakan kelas

    ini adalah anak didik kelompok TK B yang berjumlah 22 anak terdiri

    dari 11 laki-laki dan 11 perempuan.

  • C. Sumber Data

    Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data yang di dapat dari

    anak sebagai subyek penelitian. Sumber data lain diperoleh dari

    pengamatan guru dan teman sejawat.

    D. Teknik dan Alat pengumpulan data

    1. Teknik Pengumpulan Data

    Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

    sebagai berikut:

    a. Observasi

    Observasi merupakan suatu cara pengumpulan data yang pengisianya

    berdasarkan atas pengamatan langsung terhadap sikap dan perilaku.

    Observasi dilakukan untuk mengamati kemungkinan penerapan

    bermain membatik terhadap kemampuan motorik halus anak.

    Pengamatan dilakukan pada saat pelaksanaan tindakan pembelajaran

    yaitu meliputi aktivitas anak didik selama proses belajar mengajar.

    b. Penugasan

    Penilaian melalui pemberian tugas dilakukan dengan cara memberikan

    tugas kepada anak secara individu yang berkaitan dengan kemapuan

    yang ingin dicapai yaitu meningkatkan kemampuan motorik halus

    anakmelalui bermain membatik.

  • c. Dokumentasi

    Dokumentasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah daftar nama

    anak-anak didik dan foto kegiatan anak pada saat penelitian.

    2. Alat Pengumpulan Data

    a. Lembar Penugasan

    Merupakan lembar penilaian yang digunakan untuk menilai anak

    yang mencakup proses dan hasil kegiatan anak yang berkaitan

    dengan pengetahuan, sikap, dan perilaku, serta ketrampilan yang

    telah direncanakan dalam progam kegiatan belajar.

    b. Lembar observasi

    Lembar observasi merupakan lembar yang digunakan untuk

    menilai selama pengamatan berlangsung.

    E. Validitas Data

    1. Validitas data merupakan teknik pemeriksaan data yang

    memanfaatkan data dari sumber luar untuk keperluan pengecekan atau

    sebagai perbandingan dalam penelitian.

    2. Motorik halus anak diukur dengan menggunakan analisis kualitatif

    yang merupakan bentuk angka dengan rumus sebagai berikut :

    Rumus : P = F x 100%

    N

  • Keterangan :

    P = Presentase yang diharapkan

    F = Hal yang dicapai anak didik

    N = Jumlah anak didik

    Proses pembelajaran (observasi, wawancara) yang divaliditasi datanya

    melalui triangulasi yaitu:

    1) Triangulasi sumber dalam penelitian ini yaitu pengambilan data

    dari siswa dan guru.

    2) Triangulasi metode dalam penelitian ini yaitu menggunakan

    metode pemberian tugas bermain membatik (membatik dengan

    teknik jumputan) menggunakan media tissue.

    3) Triangulasi alat dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan

    lembar observasi.

    F. Analisis Data

    Data kualitatif dipaparkan dengan kalimat yang dipisah-pisahkan

    menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan. Hasil perhitungan,

    dikonsultasikan dengan tabel kriteria deskriptif presentase, yang

    dikelompokkan dalam 3 kategori, yaitu Baik, Cukup, Kurang sebagai

    berikut

  • Tabel 3.1. Kriteria Deskriptif Presentase

    NO Kriteria Skor perolehan

    1 Baik 80 100 2 Cukup 54 79 3 Kurang 30 53

    Purwanto, (2009: 103)

    Dari tabel diatas, hasil belajar anak di RA Al-Islam Mangunsari 02

    gunungpati Semarang menggunakan ketentuan sebagai berikut :

    a. (Baik) : Anak sudah mampu melakukan kegiatan motorik halus

    b. (Cukup) : Anak cukup mampu melakukan kegiatan motorik halus

    c. O (Kurang) : Anak belum mampu melakukan kegiatan motorik halus

    G. IndikatorKinerja

    a. Guru terampil mengelola proses pembelajaran yang memanfaatkan

    kegiatan bermain membatik yang ditandai dengan aktifitas guru

    minimal baik dalam lembar observasi.

    b. Terjadi perubahan sikap dan perilaku anak dalam proses pembelajaran

    yang memanfaatkan media membatik (membatik dengan teknik

    jumputan) menggunakan media tissue dan pelepah pisang yang

    ditandai dengan aktivitas anak minimal baik dalam lembar observasi.

    c. 80% anak RA AL-Islam Mangunsari 02 Kecamatan Gunungpati

    Kabupaten Semarang mengalami ketuntasan belajar dalam

    pembelajaran secara mandiri.

  • Data penelitian dianalisis dengan menggunakan teknik analisis

    deskriptif kompratatif berdasarkan hasil tindakan yang dilaksanakan pada

    setiap siklus saat mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode

    bermain membatik. Analisis deskripsi presentasi digunakan untuk

    mengetahui besarnya pengaruh bermain membatik terhadap kemampuan

    motorik halus anak.

    H. Prosedur Penelitian

    Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain penelitian

    tindakan kelas (PTK).Penelitian tindakan kelas (PTK) dilaksanakan

    dengan bentuk siklus yang berulang. Terdapat empat langkah dalam PTK

    yang merupakan satu siklus yaitu:

    1. Perencanaan (Planning)

    Rencana penelitian tindakan kelas merupakan tindakan yang tersusun

    dan harus memiliki pandangan jauh kedepan, yakni untuk

    memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran serta hasil

    belajar anak.

    2. Pelaksanaan Tindakan (Acting)

    Tindakan guru sebagai peneliti yang dilakukan secara sadar dan

    terkendali dan yang merupakan variasi praktik yang cermat dan

    bijaksana untuk mengembangkan tindakan-tindakan selajutnya.

  • 3. Pengamatan (observing)

    Tahap ketiga yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh

    pengamat.Pada bagian pengamatan, dilakukan perekaman data yang

    meliputi proses dan hasil dari pelaksanaan kegiatan. Pengamatan

    dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan,keduanya berlangsung

    dalam waktu bersamaan.Tujuan dilakukanya pengamatan adalah

    untuk mengumpulkan bukti hasil tindakan yang sudah dilaksanakan

    agar dapat dievaluasi dan dijadikan landasan bagi pengamat dalam

    melakukan refleksi.

    4. Refleksi (Reflekting)

    Tahap terakhir dalam penelitian tindakan kelas ini adalah refleksi.

    Refleksi yaitu kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang

    sudah terjadi.

    Penelitian ini dirancang sebagai suatu penelitian tindakan kelas

    yang berkolaborasi dengan melibatkan guru kelas untuk bersama-sama

    melaksakan penelitian.Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai

    pegajar, sedangkan guru bertindak sebagai pengamat. Proses penelitian

    tindakan kelas direncanakan tediri dari dua siklus:

  • Tabel 3.2 Aktivitas Penelitian Siklus I dan Siklus II

    AKTIVITAS SIKLUS I SIKLUS II

    Perencanaan a. Guru menyusun RKH

    b. Guru mengidentifikasi

    masalah

    c. Guru menyusun rencana

    pembelajaran dengan

    bermain membatik.

    a. Guru menyusun RKH

    b. Guru mengidentifikasi

    masalah

    c. Guru menyusun kembali

    tentang pembenahan

    bermain membatik

    sesuai siklus 1.

    Pelaksanaan

    a. Guru mengkondisikan

    anak untuk menilai

    pembelajaran.

    b. Guru menyampaikan

    materi pembelajaran.

    c. Guru menyuruh anak

    untuk menirukan kegiatan

    yang diperagakan guru

    (praktek bermain

    membatik).

    d. Menyuruh anak untuk

    maju kedepan mencoba

    untuk mempraktekan

    kegiatan bermain

    membatik.

    e. Bermain membatik

    dengan meniru pola

    dengan bantuan

    f. Memberikan hadiah,

    a. Guru mengkondisikan

    anak untuk menilai

    pembelajaran.

    b. Guru menyampaikan

    materi pembelajaran.

    c. Guru Menyuruh anak

    untuk menirukan

    kegiatan yang

    diperagakan guru

    (praktek bermain

    membatik).

    d. Menyuruh anak untuk

    maju kedepan mencoba

    untuk mempraktekan

    kegiatan bermain

    membatik.

    e. Bermain membatik

    dengan menirukan pola

    secara mandiri.

    f. Memberikan hadiah,

  • berupa pujian, tepuk

    tangan, acungan jempol,

    bagi anak yang berani

    maju.

    g. Memberi motivasi dan

    semangat.

    berupa pujian, tepuk

    tangan, acungan jempol,

    bagi anak yang berani

    maju.

    g. Memberi motivasi dan

    semangat

    Observasi Melakukan pengamatan

    dengan melibatkan teman

    sejawat untuk mengamati

    bagaimana keaktifan

    anak dan kinerja guru

    dengan menngunkan

    lembar pengamatan.

    Melakukan pengamatan

    dengan melibatkan

    teman sejawat untuk

    mengamati bagaimana

    keaktifan anak dan

    kinerja guru dengan

    menggunakan lembar

    pengamatan.

    Refleksi

    Hasil akhir dari siklus I

    belum sesuai/belum

    mencapai indikator yang

    ditentukan maka perlu

    ditindak lanjuti ke siklus

    berikutnya.

    Pada siklus II. Hasil

    belajar sudah mencapai

    indikator yang

    ditentukan. Kinerja

    guru sudah naik dengan

    kriteria kinerja guru

    baik.

  • BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Deskripsi kondisi awal Berdasarkan data hasil kondisi awal diperoleh keterangan bahwa

    kemampuan keterampilan motorik halus anak kelompok B RA Al-Islam

    Mangunsari 02 Kota Semarang, Kota Semarang,dari 22 anak 27%

    dinyatakan tuntas atau mencapai indikator kinerja, 23% dinyatakan

    cukup, 50% dinyatakan kurang. Selengkapnya dapat dilihat dalam tabel

    berikut ini:

    Tabel 4.1 Kondisi Awal NO Nilai Kemampuan

    Motorik Halus Nilai Jumlah

    Anak Tingkat

    Keberhasilan (%)

    1 Baik 6 27% 2 Cukup 5 23% 3 Kurang 11 50%

    Jumlah 22 Persentase (%) 100%

    Grafik 4.1 Kondisi Awal

    0%

    10%

    20%

    30%

    40%

    50%

    Baik Cukup Kurang

    Baik

    Cukup

    Kurang

  • B. Deskripsi Siklus I

    Siklus I dilakukan lima kali penggulangan pada bulan Juli 2013

    selama 2 jam 30 menit. Pada siklus I ulangan 1-5 peneliti menyapaikan

    materi pokok membatik dengan media tissue dengan indikator membatik

    dan jumputan.

    Adapun kegiatan yang dilakukan selama proses pembelajaran pada

    siklus I ulangan pertama sampai kelima yang meliputi tahap

    perencanaan, pelaksanaan observasi dan refleksi di uraikan sebagai

    berikut:

    1. Perencanaan

    Pada siklus I Pembelajaran dilakukan 5x pertemuan, perencanaan

    penelitian tindakan kelas dimulai dari Rencana Kegiatan Harian (RKH)

    yang memfokuskan pada materi pokok membatik dengan media

    tissuedengan indikator membatik dan jumputan. Kemudian guru

    menyiapkan media untuk membatik dan jumputan dan membatik

    mencap yang akan disampaikan kepada siswa. Media untuk membatik

    yang disiapkan adalah tissue untuk media/tempat untuk pemberian corak

    dan pewarna/cat air bahan untuk memberi warna sesuai yang diinginkan

    dan.Untuk menarik perhatian anak, guru yang menyiapkan peraga untuk

    membatik. Hal ini dilakuakan agar anak memfokuskan perhatian pada

    proses pembelajaran yang di sampaikan guru.

  • 2. Pelaksanaan

    Berpedoman padan RKH yang telah disusun, guru melaksanakan

    siklus I pertemuan pertama sampai kelima yang memfokuskan pada

    materi pokok kemampuan motorik halus dengan indikator membatik dan

    jumputan. Guru mengawali proses-proses pembelajaran dengan

    mengkondisikan siswa dengan mengatur tempat duduk agar tenang dan

    siap mengikuti proses pembelajaraan.

    Guru memberikan apresepsi/pengantar untuk mengaitkan materi.

    Apersepsi difokuskan pada contoh-contoh membatik dan jumputan

    menggunakan tissue pada tema diri sendiri dengan sub tema kesukaan.

    Langkah berikutnya guru memberikan contoh menggamati dengan media

    tissue yang dilipat dengan bentuk dasar segitiga hingga menjadi bentuk

    segitiga kecil kemudian ujung sudutnya di celupkan ke pewarna/cat air

    dengan berbagai warna dengan indikator membatik dan jumputan.

    Alat peraga tersebut disiapkan guru di sekolah sehingga waktu

    membatik guru memberikan kesempatan pada siswa untuk memberikan

    komentar terhadap hasil membatik dan jumputan yang disampaikan guru,

    komentar bisa berwujud pertanyaan ataupun menanggapi dari yang di

    contohkan guru.

    Untuk menggunakan sejauh penguasaan materi guru memberikan

    tugas untuk menjawab pertanyaan dari contoh membatik yang telah di

    sampaikan pertanyaan bisa sambil memperaktikan.

  • a. Pertemuan ke-1

    Pelaksanaan pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa (16 Juli

    2013). Kegiatan yang dilaksanakan meliputi: (a) Guru mengkondisikan

    peserta didik, (b) Guru melakukan apersepsi pada peserta didik, (c)

    guru mengenalkan bahan untuk membatik dan jumputan menggunakan

    media tissue, (d) guru memberikan arahan tentang tata cara membatik

    dengan melipat menjadi bentuk segitiga kecil yang nantinya ujungnya

    di beri berbagai macam warna, (e) guru memberikan kegiatan

    membatik pada peserta didik, (f) guru memberikan pujian recalling

    kepada peserta didik pada akhir pembelajaran dan motivasi anak.

    Gambar 4.1 Kegiatan membatik dan jumputan

    b. Pertemuan ke-2

    Pelaksanaan pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu (17 Juli

    2013). Kegiatan yang dilaksanakan meliputi: (a) Guru mengkondisikan

    peserta didik, (b) Guru melakukan apersepsi pada peserta didik, (c)

    guru mengenalkan bahan untuk kegiatan membatik, (d) guru

  • memberikan arahan tentang tata cara membatik, (e) guru memberikan

    kegiatan membuat membatik dengan mengecap pada peserta didik, (f)

    guru memberikan pujian recalling kepada peserta didik pada akhir

    pembelajaran dan motivasi anak.

    Gambar 4.2 Kegiatan membatik dan jumputan Anak meminta bantuan guru

    c. Pertemuan ke-3

    Pelaksanaan pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Kamis (18 Juli

    2013). Kegiatan yang dilaksanakan meliputi: (a) Guru mengkondisikan

    peserta didik, (b) Guru melakukan apersepsi pada peserta didik, (c)

    guru mengenalkan bahan untuk membatik dan jumputan menggunakan

    media tissue, (d) guru memberikan arahan tentang tata cara membatik

    dengan melipat menjadi bentuk segitiga kecil yang nantinya ujungnya

    di beri berbagai macam warna, (e) guru memberikan kegiatan

    membatik pada peserta didik, (f) guru memberikan pujian recalling

    kepada peserta didik pada akhir pembelajaran dan motivasi anak.

  • Gambar 4.3 Hasil Anak dalam kegiatan membatik dan jumputan

    d. Pertemuan ke-4

    Pelaksanaan pertemuan keempat dilaksanakan pada hari Senin (22 Juli

    2013). Kegiatan yang dilaksanakan meliputi: (a) Guru mengkondisikan

    peserta didik, (b) Guru melakukan apersepsi pada peserta didik, (c)

    guru mengenalkan bahan untuk kegiatan membatik, (d) guru

    memberikan arahan tentang tata caramembatik, (e) guru memberikan

    kegiatan membuatmembatik ada peserta didik, (f)guru memberikan

    pujian recalling kepda peserta didik pada akhir pembelajaran dan

    motivasi anak.

  • Gambar 4.4 Anak Melihatkan Hasil Karya Membatik dan Jumputan

    e. Pertemuan ke-5

    Pelaksanaan pertemuan kelima dilaksanakan pada hari Selasa (23 Juli

    2013). Kegiatan yang dilaksanakan meliputi: (a) Guru mengkondisikan

    peserta didik, (b) Guru melakukan apersepsi pada peserta didik, (c)

    guru mengenalkan bahan untuk membatik dan jumputan menggunakan

    media tissue, (d) guru memberikan arahan tentang tata cara membatik

    dengan melipat menjadi bentuk segitiga kecil yang nantinya ujungnya

    dicelupkan ke berbagai macam warna, (e) guru memberikan kegiatan

    membatik pada peserta didik, (f) guru memberikan pujian recalling

    kepada peserta didik pada akhir pembelajaran dan motivasi anak.

  • Gambar 4.5 Beberapa Hasil Karya Anak dalam Kegiatan Membatik dan Jumputan

    Tabel 4.2Kemampuan Motorik Halus Anak dalam Membatik Siklus 1

    Indikator Siklus 1 Pesentase

    (%) Tingkat Pencapaian Pekembangan Jumlah

    Membatik dan Jumputan

    Baik 18 anak 82% Cukup 2 anak 9% Kurang 2anak 9%

    Jumlah 22 anak 100%

    Berdasarkan hasil data diatas dapat disebutkan bahwa anak yang

    memiliki kemampuan motorik halus dalam kegiatan membatik tinggi 18

    anak (82%), kemammpuan motorik halus sedang 2 anak (9%), dan yang

    memiliki kemampuan motorik halus anak rendah 2 anak (9%). Dari

    pertemuan 1-5 perkembangan anak terjadi peningkatan, hal ini dapat di

    lihat dari pertemuan 1-2 anak masih meminta bantuan guru, pertemuan

    selanjutnya anak sudah bisa mandiri melakukan kegiatan bermain

  • membatik Pada siklus 1 pertemuan ke lima ini kemampuananak sudah

    mencapai keberhasilan.

    4.1 Grafik Presentase Kemampuan Motorik Halus

    1. Observasi

    Observasi dilakukan dengan melibatkan teman sejawat dengan

    menggunakan lembar observasi. Observasi dilakukan bersamaan dengan

    pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Pada tahap observasi siklus I

    yang dilakukan pada proses belajar mengajar sedang berlangsung, dapat

    diketahui aktivitas peneliti dalam mempersiapkan anak didik,

    menyampaikan penjelasan tentang tata tertib tentang bermain membatik,

    memberikan motivasi dan bimbingan terhadap anak didik. Kemudian

    anak melakukan bermain membatik sesuai dengan arahan atau penjelasan

    dari peneliti. Berdasarkan tabel dan gambar grafik diatas tentang hasil

    pengamatan kemampuan motorik halus melalui pembelajaran bermain

    membatik pada kelompok B RA Al-Islam Mangunsari 02 tahun ajaran

    2013/2014, pada siklus I mengalami peningkatan dalam kemampuan

    0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%

    Baik Cukup Kurang

    Baik

    Cukup

    Kurang

  • motorik halus. Sedangkan motorik halus adalah meningkatnya

    pengoordinasian gerak tubuh yang melibatkan otot dan syaraf yang jauh

    lebih kecil dandetail. Kelompok otot dan syaraf inilah yang nantinya

    mampumengembangkan gerak motorik halus, seperti meremas,

    menyobek, mengambar, menulis menurut Suyadi (2010 : 69).

    2. Refleksi

    Berdasarkan hasil penelitian, dalam pelaksanaan pembelajaran

    pada siklus I yang dilaksanakan dalam 5x pertemuan dapat diketahui

    bahwa tingkat kemampuan motorik halus siswa dalam siklus I sebesar

    82% terjadi peningkatan sebesar 55% dari kondisi awal yang hanya 27%

    kemampuan motorik halus anak. Hal ini membuktikan dengan lembar

    observasi kemampuan motorik halus anak yang mengalami peningkatan

    dari pertemuan ke-1 sebesar 41% kemampuan motorik halus baik, pada

    pertemuan ke-2 sebesar 50% kemampuan motorik halus baik, pada

    pertemuan ke-3 sebesar 64% kemampuan motorik halus baik dan

    pertemuan ke-4 sebesar 73% kemampuan motorik halus baik, pertemuan

    ke-5 sebesar 82% kemampuan motorik halus baik dibandingkan dengan

    kondisi awal yang semula hanya 27% kemampuan motorik halus baik.

    Siklus I sudah mengalami peningkatan 55% kemampuan motorik

    halus baik akan tetapi kemampuan motorik halus anak belum sesuai

    dengan tingkat keberhasilan dalam kriteria ketuntasan kemampuan

    motorik halus sehingga akan dilaksanakan siklus II.

  • C. Deskripsi Siklus II

    Dalam pelaksanaan siklus I, indikator penelitian yang telah

    ditetapkan belum tercapai. Oleh karena itu, dilanjutkan dengan siklus II.

    Siklus II dilaksanakan pada bulan Agustus 2013 selama 2 jam 30 menit

    yang terdiri dari lima kali penggulangan pada siklus II kegiatan

    membatik anak dengan membatik mengecap dengan media pelepah

    pisang secara mandiri dengan indikator mencap dengan berbagai media

    (pelepah pisang). Adapun kegiatan yang dilaksanakan selama

    pembelajaran pada siklus II yaitu meliputi tahap perencanaan,

    pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

    1. Perencanaan

    Mengacu pada kekurangan siklus I, perencanaan penelitian

    tindakan kelas pada siklus II di upayakan lebih cermat.Pada siklus II

    pertemuan 1-5 dimulai dari rencana kegiatan harian (RKH) yang

    memfokuskan pada materi kegiatan membatik mengecap dengan media

    pelepah pisang secara mandiri dengan indikator membatik dan jumputan

    serta mencap dengan berbagai media (pelepah pisang). Kemudian guru

    menyiapkan alat peraga/media untuk membatik mengecap dan cat

    air/pewarna sebagai pemberi warna atau corak.untuk alat peraga/media

    mengecap menggunakan pelepah pisang sebagai alat untuk mengecap

    dan cat air/pewarna. Hal ini dilakukan agar anak dapat memfokuskan

    perhatian pada proses pembelajaran yang di desain guru.

  • 2. Pelaksanaan

    Berdasarkan pada RKH yang telah disusun, guru melaksanakan

    siklus II pertemuan pertama-kelima yang memfokuskan pada materi

    mengecap bentuk gambar baju dengan indikator mengecap dengan

    berbagai media dengan alat peraga (pelepah pisang). Guru mengawali

    proses pembelajaran dengan mengkondisikan siswa dengan menggatur

    tempat duduk anak agar tenang dan siap mengikuti proses pembelajaran,

    guru memberikan apresepsi, pengantar untuk mengaitkan materi.

    Apersepsi difokuskan pada contoh-contoh membatik dengan cara

    mengecap yang kaitannya dengan tema diri sendiri.

    Langkah berikutnya guru melakukan mengecap dengan indikator

    mengecap dengan berbagai media dengan alat peraga (pelepah pisang).

    Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengikuti membatik

    dengan contoh mengecap dengan pelepah pisang yang sudah disediakan

    guru sesuai dengan indikator.

    Penelitian tindakan kelas siklus II melalui pembelajaran dan

    membatik mencap dengan pelepah pisang dilaksanakan lima kali

    pertemuan, yaitu :

    a. Pertemuan ke-1

    Pelaksanaan pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin (19

    Agustus 2013). Kegiatan yang dilaksanakan meliputi: (a) Guru

    mengkondisikan peserta didik, (b) Guru melakukan apersepsi pada

    peserta didik, (c) guru mengenalkan bahan untuk kegiatan membatik

  • dengan mengecap, (d) guru memberikan arahan tentang tata cara

    membatik dengan mengecap, (e) guru memberikan kegiatan membuat

    membatik dengan mengecap pada peserta didik, (f) guru memberikan

    pujian recalling kepada peserta didik pada akhir pembelajaran dan

    motivasi anak.

    Gambar 4.6 Kegiatan membatik dengan pelepah pisang

    b. Pertemuan ke-2

    Pelaksanaan pertemuan keempat dilaksanakan pada hari Selasa ( 20

    Agustus 2013). Kegiatan yang dilaksanakan meliputi: (a) Guru

    mengkondisikan peserta didik, (b) Guru melakukan apersepsi pada

    peserta didik, (c) guru mengenalkan bahan untuk kegiatan membatik

    dengan mengecap, (d) guru memberikan arahan tentang tata cara

    membatik dengan mengecap, (e) guru memberikan kegiatan

    membuatmembatik dengan mengecap pada peserta didik, (f) guru

    memberikan pujian recalling kepada pesertadidik pada akhir

    pembelajaran dan motivasi anak.

  • Gambar 4.7 Beberapa Anak melakukan kegiatan Membatik mengecap sesuai dengan keinginanya

    c. Pertemuan ke-3

    Pelaksanaan pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Rabu (21

    Agustus 2013). Kegiatan yang dilaksanakan meliputi: (a) Guru

    mengkondisikan peserta didik, (b) Guru melakukan apersepsi pada

    peserta didik, (c) guru mengenalkan bahan untuk membatik dengan

    cara mencap, (d) guru memberikan arahan tentang tata cara membatik

    dengan mengecap, (e) guru memberikan kegiatn membuatmembatik

    dengan mengecap pada peserta didik, (f) guru memberikan pujian

    recalling kepada pesertadidik pada akhir pembelajaran dan motivasi

    anak.

  • Gambar 4.8 Anak sedang mengerjakan kegiatan

    membatik dengan teknik mengecap

    d. Pertemuan ke-4

    Pelaksanaan pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Senin (26

    Agustus 2013). Kegiatan yang dilaksanakan meliputi: (a) Guru

    mengkondisikan peserta didik, (b) Guru melakukan apersepsi pada

    peserta didik, (c) guru mengenalkan bahan untuk membatik dengan

    cara mencap, (d) guru memberikan arahan tentang tata cara membatik

    dengan mengecap, (e) guru memberikan kegiatn membuatmembatik

    dengan mengecap pada peserta didik, (f) guru memberikan pujian

    recalling kepada pesertadidik pada akhir pembelajaran dan motivasi

    anak.

  • Gambar 4.9 Kegiatan Membatik dengan Teknik Mengecap

    e. Pertemuan ke-5

    Pelaksanaan pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Selasa (27

    Agustus 2013). Kegiatan yang dilaksanakan meliputi: (a) Guru

    mengkondisikan peserta didik, (b) Guru melakukan apersepsi pada

    peserta didik, (c) guru mengenalkan bahan untuk membatik dengan

    cara mencap, (d) guru memberikan arahan tentang tata cara membatik

    dengan mengecap, (e) guru memberikan kegiatn membuatmembatik

    dengan mengecap pada peserta didik, (f) guru memberikan pujian

    recalling kepada pesertadidik pada akhir pembelajaran dan motivasi

    anak.

  • Gambar 4.10 Hasil Membatik dengan Teknik Mengecap

    Tabel 4.3 Kemampuan Motorik Halus Anakdalam Membatik

    Siklus II

    Indikator

    Siklus II Pesentase (%) Tingkat Pencapaian Pekembangan Jumlah

    Membatik teknik

    mengecap

    Baik 19 anak 86% Cukup 2 anak 9% Kurang 1 anak 5%

    Jumlah 22 anak 100%

  • Grafik 4.2 Presentase KemampuanMotorik Halus Anak

    3. Observasi

    Observasi dilakukan dengan melibatkan teman sejawat dengan

    menggunkana lembar observasi. Berdasarkan Tabel dan Gambar grafik

    diatas tentang hasil pengamatan kemampuan motorik halus melalui

    bermain membatik dengan teknik mengecap pada kelompok B RA Al-

    Islam Mangunsari 02 tahun ajaran 2013/2014, pada siklus II kemampuan

    motorik halus mengalami peningkatan dengan porsentase 86% sedangkan

    kriteria ketuntasan yang diharapkan yaitu sebesar 80%.

    4. Refleksi

    Berasarkan hasil penelitian, dalam pembelajaran pada siklus II

    yang dilaksanakan dalam 5x pertemuan dapat diketahui bahwa tingkat

    kemampuan motorik halus anak dalam siklus II mengalami indikator

    keberhasilan dengan ketuntasan 80%. Hal ini dibuktikan dengan

    observasi, dokumentasi dan lembar observasi kemampuan motorik halus

    0%

    20%

    40%

    60%

    80%

    100%

    Baik Cukup Kurang

    Baik

    Cukup

    Kurang

  • anak yang mengalami peningkatan dari pertemuan ke-1 dengan

    presentase 82% sehingga mencapai porsentase 86% pada pertemuan 5.

    Maka hipotesis penelitian kemampuan motorik halus melalui

    bermain membatik pada kelompok B RA Al-Islam Mangunsari 02 tahun

    ajaran 2013/2014 diterima kebenarannya sehingga tidak perlu

    dilaksanakan siklus selanjutnya.

    D. Pembahasan antar siklus Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I dan II menunjukan

    bahwa dengan bermain membatik dapat meningkatkan kemampuan

    motorik halus anak. Hal ini terlihat dari pengamatan yang dilakukan oleh

    peneliti terhadap kemandirian dalam pengembangan motorik halus dan

    hasil belajar (tugas) siswa pada siklus II mengalami peningkatan dari

    siklus I.

    Kemandirian dalam pengembangan motorik halus siswa dalam

    proses pembelajaran pada siklus I sudah baik, namun beberapa anak

    masih bergantung pada guru begitu juga dalam menyelesaikannya.

    Sebagian besar siswa mampu mematuhi peraturan, khusunya dalam

    pembelajaran bermain membatik. Kemampuan anak dalam melakukan

    kegiatan membatik sudah baik, meskipun masih ada beberapa anak yang

    belum maksimal dalam kegiatan tersebut.

    Berdasarkan hasil kegiatan bermain membatik, diakhiri siklus I

    siswa tidak tuntas dari 22 siswa menyampai 55% sehingga belum

    mencapai indikator keberhasilan.

  • Berdasarkan kekurangan pada siklus I, guru berusaha memperbaiki

    proses pembelajaran pada siklus II. Hal utama yang dilakukan guru

    adalah memberi contoh cara membatik dengan teknik mengecap.

    Kegiatan tersebut ternyata berdampak baik dalam proses pembelajaran

    yang mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari data keberhasilan

    siswa pada siklus II. Perhatian siswa terhadap guru meningkat, siswa

    yang pada siklus I kurang aktif dalam pembelajarn, pada siklus II siswa

    mulai aktif dalam bertanya dan menjawab pertanyaan atau

    mengemukakan pendapat tanpa ditunjuk guru dan anak lebih mandiri

    dalam mengerjakan tugasnya.

    Pada siklus II guru dapat mengkondisikan siswa sebelum

    pembelajaran dengan baik, dalam menyampaikan apresiasi dan

    memberikan contoh juga sudah baik, sehingga sebagaian besar anak aktif

    dan antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Berdasarkan hasil

    penugasan mengalami peningkatan sebesar 86% dalam kategori baik. Hal

    ini menunjukan hasil belajar siswa pada siklus II sudah mencapai

    indikator kinerja yaitu ketuntasan belajar minimal 80%.

    Tabel 4.4 Hasil Siklus I dan Siklus II

    No Keterangan Persentase (%) Siklus I Siklus II

    1. Baik () 82% 86% 2. Cukup () 9% 9% 3. Kurang () 9% 5%

    Jumlah 100% 100%

  • Berdasarkan tabel diatas, hasil ketrampilan motorik halus siklus I dan

    siklus II dapat di gambarkan dengan grafik dibawah ini:

    Grafik 4.3 Presentase Siklus I dan II

    Berdasarkan grafik tersebut, dapat diketahui bahwa siklus I dan siklus

    II masing-masing telah mencapai indikator kinerja, sehingga dapat

    dikatakan bahwa dengan bermain membatik dapat meningkatkan motorik

    halus anak kelompok B RA Al-Islam Mangunsari 02 Gunungpati

    Semarang Tahun Ajaran 2013/2014.

    0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%

    Baik Cukup Kurang

    Siklus I

    Siiklus II

  • BAB V

    SIMPULAN DAN SARAN

    A. Simpulan

    Berdasarkan analisis dari pembahasan pada bab IV dapat ditarik

    kesimpulan dengan kegiatan membatik dapat meningkat kemampuan

    motorik halus anak terutama pada kelompok B RA Al-Islam Mangunsari

    02. Peningkatan tersebut dilihat dari semakin meningkatnya

    perkembangan motorik halus anak terutama dalam mengikuti kegiatan

    membatik pada kegiatan sekolah dan berhubungan dengan kesenian

    bangsa Indonesia terutama untuk mengenalkan kepada anak kebudayaan

    indonesia sejak dini.

    Upaya meningkatkan kemampuan fisik motorik halus anak melalui

    kegiatan membatik, diakhiri siklus I siswa tidak tuntas dari 22 siswa

    menyampai 50% sehingga belum mencapai indikator keberhasilan.

    Tingkat kemampuan motorik halus siswa dalam siklus I sebesar 82%.

    Pada siklus II terjadi peningkatan diketahui berhasil dengan angka

    keberhasilan 86% didukung dengan teori Rini Hildayani, (2005 : 280)

    yang berpendapat bahwa perkembangan motorik adalah perubahan secara

    progesif pada kontrol dan kemampuan untuk melakukan gerakan yang

    diperoleh melalui interaksi antara faktor kematangan dan

    latihan/pengalaman selama kehidupan yang dapat dilihat melalui

    perubahan/pergerakan yang dilakukan.

  • Berdasarkan analisis tersebut maka dapat ditarik kesimpulan dari

    hasil penelitian yang sejalan dengan hipotesis penelitian yang berbunyi

    bahwa meningkatkan kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan

    bermain membatik pada kelompok B RA Al-Islam Mangunsari 02

    Mangunsari Gunungpati Semarang dapat diterima keberadaannya.

    B. Saran

    Dari hasil penelitian ini, maka penulis ingin mengemukakan

    beberapa saran untuk dapat ditindak lanjut sebagai berikut:

    1. Bagi Guru

    a. Agar memberikan kesempatan kepada anak untuk aktif dan kreatif

    dalam pembelajaran.

    b. Guru diharapkan lebih kreatif dalam mengelola pembelajaran dan

    menggunakan teknik yang berinovatif.

    2. Bagi Sekolah

    a. Sekolah dapat memberi kesempatan kepada guru dalam

    mengembangkan profesinya.

    b. Alat peraga/media yang di buat oleh guru bisa menambah alat

    peraga di sekolah atau menambah perbendaharaan peraga.

    3. Bagi anak agar lebih baik dan kreatif dalam menuangkan imajinasi

    mereka, melatih ketekunan anak, sehingga dapat meningkat

    pengetahuan dan pemahaman anak terutama tentang kegiatan

  • membatik dan jumputan dengan media tissue, dan mengecap dengan

    berbagai media dengan alat peraga (pelepah pisang).

    4. Bagi peneliti di harapkan dapat menggunakan teknik pembelajaran

    yang lebih baik, dapat menyediakan media yang lebih praktis dan

    baik, untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Departemen Pendidikan Nasional.2000.Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

    Dewi, Rosmala. 2005. Berbagai Masalah Anak Taman Kanak-

    Kanak.Jakarta : Depdiknas. Hildayani, Rini. Dkk. 2005. Psikologi Perkembangan Anak.Jakarta

    Universitas Terbuka. Izzaty, Rita Eka. 2005. Mengenali Permasalah Perkembangan Anak Usia

    TK. Jakarta : Depdiknas. Musman, Asti. Dkk. 2011. Batik: Warisan Adiluhung Nusantara.

    Yokyakarta : G-Media Noorlaila, Iva. 2010. Panduan Lengkap Mengajar PAUD. Yokyakarta :

    Pinus Book Publisher. Rahman, Hibana S. 2005. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini.

    Yokyakarta : PGTKI Press. Samsudin.2008. Pembelajaran Motorik di Taman Kanak-Kanak.Jakarta :

    Litera. Santrock, John W. 2007. Perkembangan Anak. Jakarta : Erlangga.

    Saputra, yudha M. Dkk. 2005.Pembelajaran Kooperatif Untuk Meningkatkan Ketrampilan Anak TK. Jakarta: Depdiknas.

    Purwanto.2009. Metodologi Penelitian Kuantitatif Untuk Psikologi dan

    Pendidikan.Yokyakarta : Pustaka Pelajar Sujiono, Bambang. Dkk. 2007.Metode Pengembangan Fisik. Jakarta:

    Universitas Terbuka. Sumantri. 2005. Model Pengembangan Ketrampilan Motorik Halus.

    Jakarta: Depdiknas. Suyadi. 2010. Psikologi Belajar PAUD. Yokyakarta : PT. Pustaka Insani

    Madani. Tedjasaputra, Mayke S. 2001.Bermain, Mainan, dan Permainan.

    Jakarta : PT Grasindo

  • Wijayanti, Lucky.Dkk. 2013.Menjadi Perancang dan Perajin Batik. Solo : PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

  • DAFTAR NAMA ANAK KELOMPOK B

    RA. AL-ISLAM MANGUNSARI 02

    NO NAMA L/P 1 Alya Dewi Ariningtyas P 2 Afifah P 3 Sayidah Aisyah P 4 Latisha Andria Azisti P 5 Anik Wulansari P 6 Ardan Pristyanaja L 7 Rifqa Ayu Saputri L 8