moniliasis uas
TRANSCRIPT
TUGAS MAKALAH
MONILIASIS
Oleh : Kelompok IX
Ilmasari 130915210
Suprapti 130915212
Prima Sulthonul Hakim 130915213
Syarifudin 130915215
Mira Utami Ningsih 130915216
Ayu Puspita 130915217
Irna Susanti 130915219
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA
2010
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-
Nya sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah
Keperawatan muskuloskeletal dengan judul Asuhan Keperawatan Klien dengan
moniliasis tepat waktu.
Terima kasih kami ucapkan kepada dosen pembimbing, teman-teman yang
telah membantu kami dalam menyelesaikan dan menyempurnakan makalah
kelompok ini. Kami menyadari bahwa tulisan kami ini masih jauh dari
kesempurnaan dan masih banyak kekurangan, untuk itu kami sangat tebuka
terhadap saran dan kritik bagi perbaikan tulisan kami.
Semoga tulisan ini nantinya berguna bagi kami khususnya dan bagi para
pembaca pada umumnya dalam memahami konsep dan keterampilan dalam
pemberian asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sensori.
Surabaya, Oktober 2010
penulis
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Infeksi jamur kandida (moniliasis) adalah salah satu tanda yang paling
awal dan paling umum ditemukan pada penderita HIV/AIDS. Candida albicans
adalah jamur yang sering menyebabkan terjadinya kandidiasis. Sekitar 35%
Candidada albicans dapat ditemukan pada apusan mulut yang dilakukan secara
rutin.
Moniliasis oral pada bayi baru lahir bukan merupakan temuan jarang di
rumah sakit kelas penduduk di wilayah ini. Monilial infeksi rongga mulut dan
saluran pencernaan di satu sisi dan dari saluran pernapasan dan sistemik infeksi di
sisi lain telah menarik perhatian dalam literatur dalam beberapa tahun terakhir, 1,
~, G, 10.12,1, terutama berkenaan dengan kerjasama dengan lisan terapi
antibiotik spektrum luas. Dalam studi nistatin dalam pengobatan moniliasis lisan
di chitdren`s mengaku Departemen Pediatrics, M.G.M. Medical College, lndore,
diamati bahwa orang bayi di dalam Dia dehidrasi berikut diare dikaitkan dengan
sariawan, kematian itu jelas lebih tinggi dibandingkan untuk yang pada bayi
menderita diare dan dehidrasi tanpa sariawan. Dalam laporan terbaru oleh penulis
pada moniliasis oral pada bayi baru lahir dalam kaitannya untuk moniliasis vagina
pada ibu 9 itu diamati bahwa dari 500 bayi baru lahir yang penyeka oral diperiksa,
14,6 persen. menghasilkan budaya positif untuk. 5% kasus moniliasis
menunjukkan sariawan klinis. Mengingat temuan dalam penyelidikan tersebut,
kemudian belajar diperpanjang untuk tambahan 213 bayi yang baru lahir untuk
menentukan kejadian dan sifat morbiditas dan kematian pada kelompok monilial
dibandingkan dengan kontrol, total 713 bayi yang baru lahir yang tersedia untuk
penyelidikan ini. \Diagnosis kandidiasis adalah dengan budaya jamur dari darah
atau langsung dari tempat infeksi. Pada pasien ini, ditemukan plak putih yang
meluas mengenai mukosa bukal dan permukaan ventral dan dorsal lidah, tepi
hiperemis (-), sariawan (+). Selain itu terdapat lekopeni yang mengarahkan
kecurigaan terhadap penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus.
2
1.1 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah konsep teori moniliasis?
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mengetahui dan mampu menjelaskan konsep moniliasis
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Menjelaskan konsep teori dekubitus
1.3 Manfaat
Menjelaskan dan mampu melakukan asuhan keperawatan pada klien
dekubitus.
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Moniliasis adalah suatu infeksi yang disebabkan oleh jamur
Candida, terutama Candida albicans. Kandidiasis adalah infeksi
oportunistik yang sangat umum pada orang terinfeksi HIV. Infeksi ini
disebabkan oleh sejenis jamur yang umum, yang disebut kandida. Jamur
ini, semacam ragi, ditemukan di tubuh kebanyakan orang. Sistem
kekebalan tubuh yang sehat dapat mengendalikan jamur ini. Jamur ini
biasa menyebabkan penyakit pada mulut, tenggorokan dan vagina. Infeksi
Oportunistik ini dapat terjadi beberapa bulan atau tahun sebelum Infeksi
Oportunistik lain yang lebih berat. (yogie, 2008).
Moniliasis oral dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan klinis
dari kandidiasis mukokutaneus di rongga mulut akibat munculnya etiologi
dan faktor - faktor predisposisi yang memungkinkan terjadinya infeksi.
Kandidiasis oral merupakan salah satu penyakit pada rongga mulut berupa
lesi merah dan lesi putih yang disebabkan oleh jamur jenis Kandida sp,
dimana Kandida albikan merupakan jenis jamur yang menjadi penyebab
utama. Kandidiasis oral pertama sekali dikenalkan oleh Hipocrates pada
tahun 377 SM, yang melaporkan adanya lesi oral yang kemungkinan
disebabkan oleh genus Kandida.
2.2 Penyebab
Jamur Candida, terutam Candida albicans.
Sering terjadi setelah lingkungan yang normal tergangtung oleh
kelembaban atau panas
Antibiotik sistemik dan steroid oral mungkin mengganggu flora
normal dan menyebabkan lingkungan yang menguntungkan untuk
pertumbuhan jamur
Sering ditemukan pada penderita yang sangat muda, gemuk, diabetes
atau debil
4
2.3 Epidemiologi
a. Terjadi terutama pada anak usia bayi.
b. Pada anak-anak yang lahir dari ibu dengan moniliasica vaginitis.
c. Diamati pada orang dewasa dengan imunosupresi dan pada
pengguna steroid untuk waktu yang lama.
2.4 Tanda dan gejala
Penyakit ini ditandai dengan plak-plak putih dari bahan lembut
menyerupai gumpalan susu yang dapat dikelupas, yang meninggalkan
permukaan perdarahan mentah. Penyakit ini biasanya menyerang bayi
yang sakit atau lemah, individu dengan kondisi kesehatan buruk, pasien
dengan tanggap imun lemah, serta kurang sering, pasien yang telah
menjalani pengobatan dengan antibiotik.Oral thrush disebut dengan oral
candidiasis atau moniliasis, dan sering terjadi pada masa bayi tetapi
seiring dengan bertambahnya usia, angka kejadian semakin jarang,
kecuali pada bayi yang mendapatkan pengobatan antibiotik.B.
EtiologiPada umumnya oral thrush disebabkan oleh jamur candida
albicans yang ditularkan melalui vagina ibu yang terinfeksi selama
persalinan(saat bayi baru lahir) atau transmisi melalui botol susu dan
puting susu yang tidak bersih, atau cuci tangan yang tidak benar.
Oral thrush pada bayi terjadi 7-10 hari setelah persalinan. Jamur
candida albicans bersifat saprofit sehingga jika daya tahan tubuh bayi
turun atau pada pengguna antibiotika yang lama dapat terjadi
pertumbuhan jamur ini secara cepat dan dapat menimbulkan infeksi
berupa oral thrush dan diare, sehingga apabila penggunaan antibiotik
tertentu pada usia dibawah 1 tahun akan mengakibatkan sariawan atau
oral thrush yang menetap. Candida albicans tahan terhadap hampir
semua antibiotika yang biasa dipergunakan dan dapat berkembang
sewaktu mikroorganisme lain tertekan.Oral thrush juga dapat terjadi
karena bakteri di dalam mulut karena kurang menjaga kebersihan di
mulut. Lesi-lesi mulut mempunyai konsistensi yang lunak, menonjol,
bercak-bercak keputihan yang menutupi daerah-daerah yang kecil atau
luas pada mukosa mulut, bercak bercak dapat dihapus dan meninggalkan
5
permukaan daging yang berdarahKeadaan ini didukung oleh abrasi
mulut, kurangnya kebersihan mulut, superinfeksi setelah terapi
antibiotika, malnutrisi, cacat imunologi, dan hipoparatiroidisme. Infeksi
berat dapat menyebar menuruni esophagus.C.
Pada bayi, gejala sariawan berupa suhu badan meninggi hingga
40 derajat Celcius, mengeluarkan air liur lebih dari biasa, rewel, tak mau
makan atau makanan dimuntahkan, tak mau susu botol bahkan ASI, dan
gelisah terus. Biasanya disertai dengan bau mulut yang kurang sedap,
akibat kuman atau jamur. Sedangkan pada balita, kadang suhu yang naik
tak terlalu tinggi dan nafsu makannya berkurang.
Bentuk sariawan akan terlihat seperti vesikel atau bulatan kecil.
Warnanya putih atau kekuningan. Mula-mula berdiameter 1-3 mm.
Kemudian berkembang berbentuk selaput. Jika selaputnya mengikis,
maka akan terlihat berbentuk seperti lubang/ulkus. Besarnya sariawan
tetap, tidak membesar, melebar, atau menjalar seperti halnya bisul.
Biasanya pemunculan vesikel ini bersamaan dengan timbulnya panas.
Adakalanya vesikel baru muncul 1-2 hari setelah panas. Kadang malah
tanpa disertai panas, jika vesikel yang muncul cuma satu. Yang
membuat panas umumnya sariawan karena jamur candida atau virus
herpes.
Sebetulnya sariawan bisa sembuh sendiri seperti sariawan
herpetik. Namun sariawan karena jamur harus diobati dengan obat anti-
jamur. Biasanya memakan waktu penyembuhan sekitar seminggu. Jika
sariawan tidak diobati akan bisa berkelanjutan. Memang tak sampai
menyebar ke seluruh tubuh, paling hanya di sekitar mulut. Tetapi, sangat
memungkinkan terjadinya diare, apabila jamurnya tertelan, mengalir
lewat pembuluh darah.
Gejala yang mudah dikenali, adalah lidah yang menjadi agak
licin, berwarna kemerah-merahan, timbul luka dibagian bawah dan
pinggir atau pada belahan bagian tengah lidah. Pada pipi bagian dalam
tampak bintik-bintik putih, terkadang terdapat benjolan kecil yang dapat
pecah sehingga mulut terasa perih.
6
Secara keseluruhan Gejala oraltrush yaitu :
1. Tampak bercak keputihan pada mulut, seperti bekas susu yang sulit
dihilangkan.
2. Bayi kadang-kadang menolak untuk minum atau menyusu
3. Mukosa mulut mengelupas
4. Lesi multiple (luka-luka banyak) pada selaput lendir mulut sampai
bibir memutih menyerupai bekuan susu yang melekat, bila
dihilangkan dan kemudian berdarah.
5. Bila terjadi kronis maka terjadi granulomatosa (lesi berbenjol kecil)
menyerang sejak bayi sampai anak-anak yang berlangsung lama
hingga beberapa tahun akan menyerang kulit anak.
6. gejala yang muncul adalah suhu badan meninggi sampai 40 derajat
Celcius.
7. Tak mau makan atau makan dimuntahkan, tak mau susu botol
bahkan ASI, dan gelisah terus
8. Bayi banyak mengeluarkan air liur lebih dari biasanya. Secara
psikis, dia akan rewel.
2.5 Klasifikasi
a. moniliasis akut: menghasilkan plak putih melekat seperti rennet,
menyebar secara acak di mukosa mulut. Sisa untuk pelat adalah
perdarahan yang tampak permukaan. Lesi intra oral biasanya
disertai pembengkakan dan retakan dari sudut luka dan keropeng
di wajahnya.
b. Moniliasis kronis, adalah jenis langka infeksi Candida albicans,
yang menyebabkan lesi granulomatosa biasanya dimulai pada
masa bayi atau masa kanak-kanak. Progress penyakit tidak hanya
terejadi pada mukosa oral tetapi juga kuku dan kulit wajah dan
kulit kepala. Granuloma memanifestasikan moniliasico oleh
reaksi inflamasi mendalam oleh granulasi jaringan produksi.
Dalam kebanyakan kasus yang menyebabkan kematian
didapatkan keterlibatan abses paru dan sering disertai dengan lesi
ginjal
7
2.6 Faktor-fakor penyebab moniliasis
Infeksi kandida dapat terjadi, apabila ada faktor predisposisi baik
endogen maupun eksogen.
a) Faktor endogen meliputi perubahan fisiologik, umur,dan
imunologik.
Perubahan fisiologik seperti kehamilan (karena perubahan
pH dalam vagina); kegemukan (karena banyak keringat);
debilitas; latrogenik; endokrinopati (gangguan gula darah
kulit); penyakit kronik seperti: tuberkulosis, lupus
eritematosus dengan keadaan umum yang buruk.
Umur contohnya: orang tua dan bayi lebih mudah terkena
infeksi karena status imunologiknya tidak sempurna.
Imunologik contohnya penyakit genetik.
b) Faktor eksogen meliputi: iklim, panas, dan kelembaban
menyebabkan respirasi meningkat, kebersihan kulit, kebiasaan
berendam kaki dalam air yang terlalu lama menimbulkan maserasi
dan memudahkan masuknya jamur, dan kontak dengan penderita
misalnya pada thrush, dan balanopostitis.
2.7 Tipe-tipe kandidiasi
Candidiasis dapat dibagi ke dalam jenis berikut ini:
1. Oral candidiasis.
2. Perlèche, luka dan radang pada tepi kanan/kiri mulut luar, penyebab
candida albicans.
3. Candidal vulvovaginitis, infeksi membran mucous vagina.
4. Candidal intertrigo, infeksi pada kulit.
5. Diaper candidiasis, infeksi pada daerah yang ditutupi diaper (popok)
bayi.
6. Congenital cutaneous candidiasis, infeksi pada kulit bayi lahir
prematur.
7. Perianal candidiasis, infeksi pada kulit muara anus.
8. Candidal paronychia, infeksi pada lipatan kuku.
8
9. Erosio interdigitalis blastomycetica, infeksi pada kulit jari.
10. Chronic mucocuntaneous candidiasis, infeksi kronis pada kuku dan
mukosa kulit.
11. Candidiasis sistemik, infeksi yang menyebar dan menyebabkan
keracunan darah khususnya pada imun rendah.
12. Candidid, peradangan pada kulit tangan akibat jamur dari kaki
(seperti dermatophytids).
13. Antibiotik candidiasis, dapat terjadi karena kelebihan pemakaian
atau pe-resep-an berbagai antibiotik (seperti oxytetracycline yang
umumnya digunakan untuk mengontrol acne). Efek dari antibiotik
adalah mengurangi flora bakteri yang umum terdapat dalam sistem
gastrointestinal, sehingga menimbulkan lingkungan yang kondusif
untuk perkembangbiakan Candida yang ada karena tidak adanya
kompetisi utama. Situasi ini dapat tetap stabil sampai pasien berhenti
mengkonsumsi antibiotik. efek antibiotik yang diharapkan terjadi
pada satu wilayah tubuh, akan berefek negatif pada wilayah lain jika
pemakaiannya berlebihan, contohnya di wilayah genital/kemaluan.
Bakteri flora yang normal terdapat pada wilayah kemaluan dan tidak
berbahaya bagi tubuh akan banyak yang terbunuh oleh antibiotik ini.
Gejalanya, akan muncul kemerahan dan rasa gatal (jamur-an pada
genital wanita dan rasa gatal pada genital pria) yang dapat
berlangsung selama periode pemakaian antibiotik. Ruam dapat
diobati atau dikontrol oleh obat antifungal yang cocok, tetapi infeksi
kemungkinan baru dapat terhapus bila keseimbangan jumlah
bakteri / fungal asli telah dikembalikan seperti semula (dengan
berhenti menggunakan antibiotik).
2.8 Pemeriksaan
a. KOH preparation
Uji hidroksida kalium adalah prosedur di mana kalium hidroksida
(KOH) digunakan untuk mendeteksi jamur dengan melarutkan sel-
sel manusia dalam suatu budaya. The difference in cell wall
composition of human cells and fungal cells allows this procedure to
9
help distinguish the two cells. Perbedaan dalam komposisi dinding
sel dari sel manusia dan sel jamur memungkinkan prosedur ini untuk
membantu membedakan dua sel. KOH denatures the proteins in the
human cell; only the fungal cells remain to be seen under the
microscope. KOH denatures protein dalam sel manusia, hanya sel-
sel jamur tetap terlihat di bawah mikroskop.
b. Pengambilan sampel
c. Endoskopi
2.7 Diagnosa banding
Dapat dibagi berdasarkan tempatnya yaitu :
Kandidiasis kutis lokalisata dengan:
1). eritrasma: lesi di lipatan, lesi lebih merah, batas tegas, kering tidak
ada satelit, pemeriksaan dengan sinar Wood positif,
2). dermatitis intertriginosa,
3). dermatofitosis (tinea)
Kandidiasis kuku dengan tinea unguium
Kandidiasis vulvovaginitis dengan:
1). trikomonas vaginalis,
2). gonore akut,
3). Leukoplakia,
4). liken planus
2.8 Pengobatan
Terdiri dari 2 cara pengobatan pada kandidiasis oral yaitu
1) Medik /pengobatan
Memberikan obat antijamur, misalnya :a. Miconazol : mengandung
miconazole 25 mg per ml, dalam gel bebas gula. Gel miconazole
dapat diberikan ke lesi setelah makan.b.Nystatin : tiap pastille
mengandung 100.000 unit nistatin. Satu pastille harus dihisap
perlahan-lahan 4 kali sehari selama 7-14 hari. Pastille lebih enak
daripada sediaan nistatin lain. Nistatin ini mengandung gula.
2) Keperawatan
10
Masalah dari oral thrush pada bayi adalah bayi akan sukar minum
dan risiko terjadi diare. Upaya agar oral thrush tidak terjadi pada
bayi adalah mencuci bersih botol dan dot susu, setelah itu diseduh
dengan air mendidih atau direbus hingga mendidih (jika botol tahan
rebus) sebelum dipakai.
Apabila di bangsal bayi rumah sakit, botol dan dot dapat disterilkan
dengan autoclaff dan hendaknya setiap bayi menggunakan dot satu-
satu atau sendiri-sendiri tetapi apabila tidak memungkinkan atau
tidak cukup tersedia hendaknya setelah dipakai dot dicuci bersih
dan disimpan kering, nanti ketika akan dipakai seduh dengan air
mendidih.
Bayi lebih baik jangan diberikan dot kempong karena selain dapat
menyebabkan oral thrush juga dapat mempengaruhi bentuk
rahang.Jika bayi menetek atau menyusu ibunya, untuk menghindari
oral thrush sebelum menyusu sebaiknya puting susu ibu
dibersihkan terlebih dahulu atau ibu hendaknya selalu menjaga
kebersihan dirinya.Adanya sisa susu dalam mulut bayi setelah
minum juga dapat menjadi penyebab terjadinya oral thrush jika
kebetulan ada bakteri di dalam mulut.
Untuk menghindari kejadian tersebut, setiap bayi jika selesai
minum susu berikan 1-2 sendok teh air matang untuk membilas sisa
susu yang terdapat pada mulut tersebut.Apabila oral thrush sudah
terjadi pada anak dan sudah diberikan obat, selain menjaga
kebersihan mulut berikanlah makanan yang lunak atau cair sedikit-
sedikit tetapi frekuensinya sering dan setiap habis makan berikan
air putih dan usahakan agar sering minum.Oral thrush dapat
dicegah dengan selalu menjaga kebersihan mulut dan sering-
seringlah minum apalagi sehabis makan.
Sariawan dapat sembuh dengan sendirinya, kecuali sariawan akibat
jamur yang harus diobati dengan obat antijamur. Masa
penyembuhan relatif lama, yaitu seminggu. Jika tak segera diobati,
dapat berkelanjutan meski hanya menyebar di sekitar mulut saja.
11
Tapi jamur yang tertelan dan melewati pembuluh darah, juga bisa
menyebabkan diare.
Saat sariawan, biasanya si kecil enggan makan atau minum. Berikut
kiat untuk membantunya mendapatkan asupan yang dibutuhkan:
a. Suapi makannya dengan menggunakan sendok secara perlahan-
lahan. Usahakan minum menggunakan sedotan dan gelas, untuk
menghindari kontak langsung dengan sariawan serta tak
menimbulkan gesekan dan trauma lebih lanjut.
b. Berikan makanan yang bertekstur lembut dan cair, pada intinya
yang mudah ditelan dan disuapi. Hindari makanan yang terlalu
panas atau terlalu dingin, agar tidak menambah luka.
c. Makanan yang banyak mengandung vitamin C dan B serta zat
besi, dapat memercepat proses penyembuhan. Misalnya buah-
buahan dan sayuran hijau. Kekurangan vitamin C dapat
memudahkan si kecil mengalami sariawan.
d. Olesi bagian yang sariawan dengan madu.Jika telah diberi obat,
biasanya obat kumur, tetapi tak juga sembuh, kemungkinan ada
penyebab lain. Misalnya kuman yang telah bertambah, pemakaian
obat dengan dosis tak tepat, atau cara memberi makanan yang
membuat sariawan si kecil kembali mengalami trauma di lidah.
Bisa juga lantaran daya tahan tubuh anak yang rendah. Biasanya anak
yang sering sariawan, lebih banyak akibat daya tahan tubuhnya rendah
dan kebersihan mulut dan gigi yang tak terjaga.
Beberapa terapi non-obat tampaknya membantu. Terapi tersebut belum
diteliti dengan hati-hati untuk membuktikan hasilnya, seperti:
mengurangi penggunaan gula
minum teh Pau d’Arco. Ini dibuat dari kulit pohon Amerika
Selatan,
memakai bawang putih mentah atau suplemen bawang putih.
Bawang putih diketahui mempunyai efek anti-jamur dan
antibakteri. Namun bawang putih dapat mengganggu obat
protease inhibitor
12
kumur dengan minyak pohon teh (tea tree oil) dapat dilarutkan
dengan air,
memakai kapsul laktobasilus (asidofilus).
Efek samping yang paling umum adalah mual, muntah dan sakit
perut. Kurang dari 20 persen orang mengalami efek samping ini.
Kandidiasis dapat kambuhan. Beberapa dokter meresepkan obat anti-jamur
jangka panjang. Ini dapat menyebabkan resistansi. Ragi dapat bermutasi
sehingga obat tersebut tidak lagi berhasil. Beberapa kasus parah tidak
menanggapi obat-obatan lain. Amfoterisin B mungkin dipakai. Obat ini
yang sangat manjur dan beracun, dan diberi secara intravena (disuntik).
Efek samping utama obat ini adalah masalah ginjal dan anemia (kurang
darah merah). Reaksi lain termasuk demam, panas dingin, mual, muntah
dan sakit kepala. Reaksi ini biasa membaik setelah beberapa dosis
pertama.
2.9 Pencegahan
Sebenarnya Tidak ada cara untuk mencegah terpajan pada
Candida. Obat-obatan tidak biasa dipakai untuk mencegah kandidiasis,
Karena ada beberapa alasan:
1. Penyakit tersebut tidak begitu bahaya,
2. Ada obat-obatan yang efektif untuk mengobati penyakit tersebut,
3. Ragi dapat menjadi kebal (resistan) terhadap obat-obatan.
Tetapi ada beberapa cara untuk mencegah penyakit moniliasis, misalnya:
Memperkuat sistem kekebalan tubuh adalah cara terbaik untuk
mencegah jangkitan kandidiasis.
Hindari berganti-ganti pasangan seks, (jika terpaksa) gunakan
kondom (walau itu hanya mungkin melindungi daerah kontak seks),
Jaga kebersihan, namun hati-hati terhadap bahan kimia tertentu yang
dapat merusak keseimbangan mokroorganisme pada vagina dan
anus.
13
Jangan minum antibiotik tanpa pengawasan medis (dokter) karena
dapat menimbulkan resistensi (kekebalan) jamur terhadap antibiotik
tersebut di kemudian hari, hal ini sudah sering dianjurkan.
14
WOC
15
BAB 3
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
1. Identitas
Moniliasis Oral dapat menyerang semua umur, baik pria maupun
wanita, terutama pada bayi yang baru lahir. Meningkatnya prevalensi
infeksi kandida albican ini dihubungkan dengan kelompok pekerja
HIV/AIDS, penderita yang menjalani transplantasi dan kemoterapi
maligna. Odds dkk (1990) dalam penelitiannya mengemukakan bahwa dari
6545 penderita HIV/AIDS, sekitar 44,8% adalah penderita kandidiasis.
Terdapat sekitar, 45% pada neonates, 45-65% pada anak – anak
sehat, 50-65% pada pasien yang memakai gigi palsu lepasan, 65-88% pada
orang yang mengkonsumsi obat-obatan jangka panjang, 90% pada pasien
leukemia akut yang menjalani kemoterapi, dan 95 % pada pasien
HIV/AIDS
2. Keluhan Utama
Mulut terasa tebal, tidak dapat merasakan, gusi dan lidah luka, terbentuk
fissure pada sudut mulut,nyeri pada mulut.
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Adanya plak mukosa mulut putih disertai pendarahan mukosa atau
sekitarnya ketika serpihan putih tergerus atau lepas, bercak di mukosa pipi,
bercak putih pada lidah dan langit – alngit mulut, kemerahan di bibir,
kemerahan di sudut lidah dan luka, mulut terasa kering.
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Apakah memiliki penyakit HIV, pengguan ARV, penggunaan obat-obatan,
adanya riwayat transfuse bersama, seks bebas.
5. Riwayat Penyakit Keluarga
Apakah ada anggota keluarga yang mengalami/beresiko menderita
HIV/AIDS
16
6. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan cavum oral meliputi:
- Rasa kebal, nyeri di mulut, gusi dan gigi
- Pendarahan gusi
- Mulut kering
- Luka di mulut dan lidah
- Kesulitan mengunyah
- Perubahan rasa di mulut
- Pseudomembran/plak putik pada lidah atau langit-langit
- Caries gigi
b. Pemeriksaan sistemik
Peningkatan air liur, malaise dan kelemahan, penurunan BB,demam,
mual dan muntah.
7. Pengkajian Psikososial
Persepsi tentang sakitnya, ekspresi klien, apakah kooperatif saat
berkomunikasi, cemas, takut, sosialisasi dengan masyarakat.
8. Personal Hygiene
Bagaimana cara menggosok gigi yang benar, berapa kali sehari, apakah
menggunakan anti jamur atau tidak.
3.2 Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan membrane mukosa oral berhubungan dengan peningkatan jumlah
Kandida albicans.
2. Nyeri berhubungan dengan pelepasan plak pseudomembran.
3. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan
selera makan sekunder akibat penurunan persepsi pengecap, kesulitan
mengunyah.
4. Resiko penurunan penglihatan berhubungan dengan penyebaran Kandida
Albicans ke retina.
17
3.3 Intervensi
1. Gangguan membrane mukosa oral berhubungan dengan peningkatan jumlah
Kandida albicans.
Tujuan : Mukosa oral berwarna merah muda
Kriteria Standart :
- mukosa oral tidak kering
- tidak terdapat plak
- lidah bersih
- tidak terdapat stomatitis
- tidak terdapat lesi
- tidak terjadi perubahan rasa
Intervensi :
a. Jelaskan pentingnya hygiene oral setiap hari
Rasional : meningkatkan pemahaman klien tentang perawatan mulut
yang baik dan benar.
b. Ajarkan perawatan mulut yang benar dengan menggunakan larutan air
garam
Rasional : kumur air garam dapat mengurangi iritasi dan lesi yang
terdapat di mulut.
c. Kurangi pemberian rasa manis
Rasional : rasa manis meningkatkan jumlah mikroorganisme atau
media kuman dalam mulut.
d. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian obat anti jamur
Rasional : anti jamur mengurangi pertumbuhan jamur didalam mulut,
sehingga infeksi tidak semakin luas.
e. Observasi keadaan mulut pasien.
Rasional : mengetahui seberapa jauh perkembangan status atau kondisi
mulut setelah dilakukan perawatan.
2. Nyeri berhubungan dengan pelepasan plak pseudomembran.
Tujuan : Nyeri dapat berkurang
Kriteria Standart :
18
- Skala nyeri berkurang
- Tidak terdapat pendarahan pada mulut
- Lesi berkurang
- Pasien merasa lebih relaks
Intervensi :
a. Jelaskan penyebab nyeri yang dialami pasien
Rasional ; mengurangi persepsi negative terhadap nyeri yang dirasakan
sehingga pasien dapat beradaptasi dengan nyeri.
b. Kolaborasi pemebrian analgesic
Rasional : analgesic membantu mengurangi nyeri
c. Ajarkan tekhnik nafas dalam, relaksasi dan distraksi
Rasional : membantu mengalihkan perhatian terhadap nyeri yang
dirasakan.
d. Evaluasi kualitas,kuantitas dan skala nyeri
Rasional : membantu perkembangan perawatan nyeri untuk melakukan
intervensi selanjutnya
3. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan
selera makan sekunder akibat penurunan persepsi pengecap, kesulitan
mengunyah.
Tujuan : kebutuhan nutrisi adekuat
Kriteria Standart :
- Tidak terjadi penurunan BB
- Pasien tidak tampak lemas
- Kadar Hb dan Albumin normal
- Porsi makan dihabiskan
- Intake dan output adekuat.
Intervensi :
a. Berikan diit lunak sedikit tapi sering
Rasional : diit lunak membantu mempermudah dalam mengunyah dan
menelan sehingga klien tidak merasa sakit saat menelan.
b. Motivasi klien untuk menghabiskan makanan
19
Rasional : dengan motivasi klien merasa diperhatikan dan lebih
semangat untuk makan.
c. Timbang BB setiap hari
Rasional : berat badan merupakan indicator untuk mengetahui status
nutrisi klien.
d. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian diit yang sesuai
Rasional : membantu memenuhi kebutuhan nutrisi kliensesuai jumlah
dan kebutuhan yang ideal.
3.4 Prioritas Keperawatan
a. memperbaiki fungsi mulut, tenggorokan dan kulit
b. Mencegah komplikasi
c. Mendukung proses penyembuhan
d. Memberikan informasi tentang proses penyakit dan pengobatan
20
BAB 4
KESIMPULAN
Sebagian besar penyakit kandidiasis dapat diobati secara mudah dengan
terapi lokal. Pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, penyakit ini
menjadi lebih sering terjadi. Obat-obatan antijamur sistemik dapat dipakai, tetapi
kandida mungkin menjadi resistan terhadapnya. Obat anti-jamur yang paling
manjur, amfoterisin B, dapat menimbulkan efek samping yang parah. Beberapa
terapi alam tampaknya memberi manfaat untuk mengendalikan infeksi kandida.
Moniliasis oral dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan klinis dari
kandidiasis mukokutaneus di rongga mulut akibat munculnya etiologi dan faktor -
faktor predisposisi yang memungkinkan terjadinya infeksi. dalam
penatalaksanaannya diperlukan pemeriksaan dan penentuan diagnosa yang tepat
berdasarkan gambaran klinis setiap lesi, anamnesis yang teliti, pemeriksaan
laboratorium yang akurat oleh dokter gigi, yang kemudian dilanjutkan dengan
melakukan terapi pada pasien dengan menggunakan obat anti jamur. Obat anti
jamur dapat diberikan secara topikal maupun sistemik, dengan syarat
pemakaiannya harus sesuai dengan tipe kandidiasis yang akan dirawat. Seperti
pada kasus di bawah ini yang mendapat terpai berupa penggantian glukosa dengan
cairan dextrosa 5% 5 tetes per menit, karena pada dasarnya cairan harus di ganti
pemasangannya setelah 5 hari, diit susu formula 35cc tiap 3 jam dinaikan bertahap
sesuai dengan BB. Medikamentosa dengan injeksi ampisilin 165mg tiap 12
jam,Injeksi gentamisin 8mg tiap 12 jam ,Injeksi sanmol 0,35mg, Injeksi nistatin
4x1cc, candistatin 1cc tiap 6 jam serta dengan rencana edukasi perawatan
neonatus dengan jemur pagi sebelum jam 9 selama setengah jam, perawatan mata,
oral higiene, tali pusat dan kebersihan anogenital, pemberian ASI yang benar, cara
pemandian bayi yang benar, pembuatan susu tambahan yang benar
21
DAFTAR PUSTAKA
Jimmo. 2008. Infeksi candida. Online di www.blogkita.com tanggal 16 November
2010
Nasronuddin.2007. HIV dan AIDS, Pendekatan Biologi Molekuler, Klinis dan
Sosial. Surabaya: Airlangga University Press.
Price, Sylvia. A. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis dan Proses Penyakit. Jakarta:
EGC
22