modul pratikum fisika terapan -...
TRANSCRIPT
MODUL
PRATIKUM FISIKA TERAPAN
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
2019
TATA TERTIB PRAKTIKUM KEWAJIBAN PRAKTIKAN:
1. Setiap praktikan datang 5 menit sebelum pelaksanaan praktikum
2. Memakai pakaian rapi, jas lab dan safety shoes pada saat praktikum
3. Sebelum praktikum, praktikan mengumpulkan tugas pendahuluan untuk percobaan
yang akan dilakukan.
4. Setiap praktikan sebelum memulai praktikum harus menyerahkan laporan resmi
percobaan minggu sebelumnya.
5. Setiap praktikan mengumpulkan laporan sementara setelah melakukan praktikum
untuk mendapatkan persetujuan dari pembimbing praktikum
6. Setiap praktikan merapikan dan menyerahkan peralatan yang selesai dipinjam pada
petugas laboratorium.
7. Sebelum meninggalkan ruangan Lab, kelompok yang bertugas (piket) menyapu/
membersihkan Lab.
SANKSI PELANGGARAN:
1. Prakikan yang terlambat harus melapor pada dosen pembimbing untuk mendapat ijin
praktikum
2. Praktikan yang berhalangan hadir harus memberikan surat ijin tidak masuk
3. Praktikan yang tidak mengumpulkan tugas pendahuluan tidak diperkenankan
mengikuti praktikum.
4. Praktikan yang merusakkan peralatan wajib mengganti sesuai alat yang dirusak.
5. Praktikan yang tidak dapat mengikuti praktikum secara keseluruhan dinyatakan tidak
lulus praktikum fisika.
Surabaya, 13 Pebruari 2013
Penyusun
Catatan: Tugas pendahuluan dan laporan ditulis tangan pada kertas A4 dengan margin kiri 4cm, atas, kanan dan bawah masing-masing 3cm.
GERAK BENDA PADA BIDANG MIRING
M1
I. TUJUAN PRAKTIKUM
Pada praktikum M1, praktikan diharapkan:
1. dapat membaca dan menggunakan stopwatch dengan benar,
2. mampu menerapkan hukum gerak jatuh bebas
3. menentukan koefisien gaya gesek pada bidang miring baik permukaan
kasar atau licin
4. dapat memahami tentang gerak pada bidang miring.
II. TEORI
Dinamika Partikel adalah cabang ilmu fisika yang mempelajari tentang
gaya yang yang menyebabkan sebuah benda bergerak. Pada modul ini, benda masih
dianggap sebagai partikel, artinya benda hanya dilihat sebagai satu titik pusat massa saja.
Untuk itu gerak translasi saja yang akan diperhatikan. Dengan demikian massa katrol
diabaikan, karena katrol bergerak melingkar. Karena massa katrol diabaikan, maka
memen inersia katrol juga diabaikan, sehingga katrol mengalami kesetimbangan momen.
Tegangan tali sebelum dan sedudah lewat katrol sama.
Dasar untuk menyelesaikan persoalan dinamika partikel diatas adalah
Hukum Newton I, II dan III. Yaitu:
Hukum Newton I : ∑𝐹 = 0
Hukum Newton II : ∑𝐹 = 𝑚.𝑎
Hukum Newton III : 𝐹 𝑎𝑘𝑠𝑖 = − 𝐹 𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖
Ada beberapa gaya yang harus dikenali di bab ini, antara lain gaya normal
(𝑁), gaya gesek (𝑓), tegangan tali (𝑇), gaya berat (𝑤 = 𝑚𝑔) dll.
Bila suatu benda bergerak pada suatu bidang, dimana bidang tersebut tidak licin,
maka akan timbul gaya gesek. Gaya gesek timbul karena permukaan dua bidang yang
bersentuhan. Arah gaya gesekan pada benda berlawanan dengan arah gerak benda. Besar
gaya gesek dipengaruhi oleh benda dan koefisien gesek. Gaya gesekan terdiri dari :
1. Gaya gesekan statis (𝑓𝑠) yaitu gaya gesekan yang terjadi pada benda diam.
𝑓𝑠 = sµ .𝑁
2. Gaya gesekan kinetis (𝑓𝑘), yaitu gaya gesekan yang terjadi pada benda bergerak.
𝑓𝑘 = µ𝑘.𝑁
𝑚1 𝑇 𝑚1 𝑔 𝑇 𝑚2 𝑚2 𝑔 Gambar 1. Sudut 0o
( )gm
ammgmk
2
211 +−=µ (1)
N T T m2g sin Ɵ f Ɵ m2g cos Ɵ m1 m2g m1g
Gambar 2. Sudut Ɵ
( )θ
θµ
cossin
2
2121
gmammgmgm
k+−−
= (2)
dimana :
𝑓𝑠 = gaya gesek statis (𝑁)
𝑓𝑘 = gaya gesek kinetis (𝑁)
sµ = koefisien gesek statis sµ
µ𝑘 = koefisien gesek kinetis
𝑁 = gaya normal
𝑔 = percepatan grafitasi = 9,81 m/s2
𝑎 = percepatan gerak benda (m/s2 )
Untuk persamaan geraknya yaitu : 20 2
1 attvs += (3)
Dimana : 𝑠 = jarak tempuh (m)
𝑣0 = kecepatan awal (m/s)
𝑡 = waktu menempuh jarak s (secon)
III. PERALATAN
1. Satu set peralatan gerak pada bidang
2. Stop watch
3. Satu set beban
4. Penggaris
IV. LANGKAH PERCOBAAN
1. Buatlah rangkaian percobaan seperti pada Gb 1 dengan sudut 00
2. Catatlah panjang lintasan m2 dan catat waktu yang diperlukan untuk
menempuh panjang lintasan tersebut
3. Gantilah m2 dengan benda yang berbeda
4. Catatlah panjang lintasan m2 dan catat waktu yang diperlukan untuk
menempuh panjang lintasan tersebut
5. Ulangi langkah (1) sampai dengan (4) untuk sudut kemiringan 300 (seperti
Gb 2)
V. TUGAS PENDAHULUAN
1. Dapatkan rumus (1) dan (2) dari Hukum Newton II
2. Sebuah balok yang bermassa m1 = 2 kg, terletak pada bidang miring licin
seperti pada gambar dibawah. Balok ini dihubungkan oleh seutas tali melalui
katrol kecil tanpa gesekan dengan balok kedua yang bermassa m2 = 3 kg
tergantung vertikal. Tentukan :
a. Percepatan masing-masing benda
b. Tegangan tali
N T T 60o m2g sin Ɵ f m2g cos Ɵ m1 m2g m1g
VI. TUGAS UNTUK LAPORAN RESMI
1. Hitung koefisien gesekan antara bidang dengan benda yang berbeda untuk
setiap sudut dengan kemiringan yaitu sudut 00 dan 300
2. Hitung kecepatan akhir benda
3. Buat analisa dan kesimpulan tentang percobaan yang telah dilakukan
LABORATORIUM FISIKA
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA (PPNS)
LAPORAN SEMENTARA Nomor percobaan : M 1 Nama percobaan : Gerak pada Bidang datar Kelompok : No Nama NRP Tanda Tangan Surabaya, 1 Mengetahui 2 3 4 (………………….) 5
m1 = …… Sudut 00 No Aluminium
m2 = …… Kayu
m2 = ……
….. cm ….. cm ….. cm ….. cm ….. cm ….. cm
1
2
3
Rata-rata
Sudut 300 No Aluminium
m2 = …… Kayu
m2 = …… ….. cm ….. cm ….. cm ….. cm ….. cm ….. cm
1
2
3
Rata-rata
GAYA SENTRIFUGAL
M2
I. TUJUAN PRAKTIKUM
Praktikan diharapkan dapat mendefinisikan tentang gaya sentrifugal serta dapat
membaca dan menggunakan alat ukur.Praktikan dapat memahami tentang gaya
sentrifugal dan prinsip kerjanya. Praktikan juga diharapkan mampu membandingkan
frekuensi perhitungan dengan percobaan, serta mampu memberikan kesimpulan.
II. TEORI
Benda berotasi mempunyai percepatan yang arahnya ke pusat yang disebut
percepatan sentripetal (as) yang besarnya :
RRvas
22
ω== (1)
Dan sesuai hukum Newton II, percepatan ini menyebabkan gaya sentripetal yang arahnya
ke pusat. Besarnya :
RmRvmFs
22
ω== (2)
Dimana : v = kecepatan linier (m/s )
R = radius rotasi (m)
ω = kecepatan sudut (rad/s)
m = massa benda (kg)
g = percepatan grafitasi bumi (m/s2)
Menurut hukum Newton III, setiap benda yang mendapat gaya, maka benda tersebut akan
memberikan gaya rekasi yang besarnya sama tetapi arahnya berlawanan. Gaya reaksi dari
gaya sentripetal ini dinamakan gaya sentrifugal. Pada percobaan ini benda akan berputar
dengan besar kecepatan yang konstan, menimbulkan gaya sentrifugal sehingga mampu
mengangkat massa beban (M) yang berada di tengah/pusat.
M
m1 m2
r1
r2
Gb 1 Peralatan Sentrifugal
Besar frekuensi yang diperlukan untuk mengangkat beban M.g ( Newton ) adalah :
∑=
= n
iii Rm
gMf
1
.21π
(3)
III. PERALATAN
1. Satu set peralatan gaya sentrifugal
2. Tachometer
IV. LANGKAH PERCOBAAN
1. Jalankan peralatan gaya sentrifugal dengan satu lengan beban (m1 dan m2)
yang berpengaruh, sedangkan m3 dan m4 terkunci.
2. Naikkan frekuensi rotasi hingga beban M tepat bergerak naik dan catat
frekuensi f.
3. Ulangi langkah 1 dan 2 dengan menggunakan dua lengan beban (m1, m2, m3
dan m4) berpengaruh semuanya.
VI. TUGAS PENDAHULUAN
Turunkan persamaan ∑
=
= n
iii Rm
gMf
1
.21π
VII. TUGAS UNTUK LAPORAN RESMI
1. Hitung frekuensi berdasarkan percobaan dan frekuensi secara perhitungan
2. Tentukan persentase error frekuensi tersebut
3. Buat analisa dan kesimpulan tentang percobaan yang telah dilakukan
LABORATORIUM FISIKA
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA (PPNS)
LAPORAN SEMENTARA Nomor percobaan : M2 Nama percobaan : Gaya Sentrifugal Kelompok : No Nama NRP Tanda Tangan Surabaya, 1 Mengetahui 2 3 4 5 (………………….)
M = ……… kg M2 = ……… kg M4 = ……… kg
M1 = ……… kg M3 = ……… kg
Salah satu lengan dikunci No r1 ( cm ) r2 ( cm ) F 1.
1 2.
………. ………. 3.
4.
5.
F rata – rata =
No r1 ( cm ) r2 ( cm ) r3 ( cm ) r4 ( cm ) F
……….
1.
2.
2 ………. ………. ………. 3.
4.
5.
F rata – rata =
SISTEM KATROL (DINAMIKA PARTIKEL) M3
I. TUJUAN PRAKTIKUM Mahasiswa mampu melakukan percobaan dinamika pada katrol tunggal dan ganda
serta mampu melakukan pengukuran waktu dan perhitungan percepatan baik secara praktek
maupun teori.
II. Teori Pada percobaan ini massa katrol, massa tali dan gesekan diabaikan. Dengan
menerapkan hukum Newton II dan asumsi m1 turun maka untuk sistem katrol
tunggal didapatkan persamaan
m1.g – T = m1.a T = m1.g –m1.a T – m2.g = m2.a (m1.g – m1.a) – m2.g = m2.a
gmmmma .
)21()21(
+−
=
dimana:
a = percepatan (m/s2) m1, m2 = massa beban (kg) g = percepatan grafitasi bumi (9,81 m/s2) T = tegangan tali (N)
Demikian juga untuk sistem katrol ganda, percepatan benda dapat dihitung dengan
penerapan hukum Newton:
T2 = 2T1 s1 = 2s2 a1 = 2 a2 Dengan asumsi m1 turun dapat dirumuskan: m1.g – T1 = m1.a1 T1 = m1.g - m1.a1 T1 = m1.g - m1.2a2 T2 – m2.g = m2.a2 2T1 – m2.g = m2.a2 2(m1.g - m1.2a2) - m2.g = m2.a2 2m1.g – m2.g = m2.a2 + 4m1a2
m1
m2
katrol
tali
m1m2
katrol
tali
katrol
T1
T1
T1
T2
gmmmma .
4)2(
21
212 +
−= – g
mm
mma .
212
)2(
21
211
+
−=
III. Alat dan bahan
1. Dua buah katrol
2. Tali
3. Beban
4. Stopwatch
IV. Langkah Percobaan 1. Buatlah rangkaian percobaan seperti gambar katrol tunggal
2. Jika jarak yang ditempuh benda 1 = S1 dan benda 2 = S2, catatlah waktu yang
diperlukan untuk menempuh jarak masing-masing (t1 dan t2)
3. Lakukan langkah (1) dan (2) untuk massa dan jarak yang sama sebanyak 5 kali
4. Lakukan langkah (1), (2) dan (3) untuk jarak yang sama tapi massa berbeda
5. Buatlah rangkaian seperti gambar katrol ganda
6. Lakukan langkah percobaan (2) s/d (4)
V. Tugas Untuk Laporan Resmi 1. Hitung percepatan benda 1 dan benda 2 secara teori dan praktek
2. Bandingkan kedua hasil perhitungan
3. Hitunglah tagangan tali
VI. Tugas Pendahuluan Pesawat angkat sederhana untuk penanganan komponen kapal, konstruksinya
seperti gambar katrol ganda, dengan beban m2 adalah 500 kg dan massa m1
diganti gaya F. Massa katrol diabaikan dan percepatan gravitasi bumi 9,8 m/s2.
a. Berapa gaya F tersebut yang harus diberikan agar sitem setimbang diam
atau bergerak dengan kecepatan konstan?
b. Jika kemampuan tali T1 menahan beban adalah 3000 Newton, berapa
percepatan maksimal mengangkat beban m2 sebesar 500 kg yang
menyebabkan tali tersebut rawan putus?
LABORATORIUM FISIKA
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA (PPNS)
LAPORAN SEMENTARA Nomor percobaan : M 3 Nama percobaan : Sistem Kontrol Kelompok : No Nama NRP Tanda Tangan Surabaya, 1 Mengetahui 2 3 4 (……………….)
Gambar 1 (Katrol Tunggal) SA = SB = S = ….. m
No mA (kg)
mB (kg)
S (m) t1 (dt) T2 (dt) T3 (dt) Trata-rata
1
2
Gambar 2 (Katrol Ganda)
BA SS21
= BA aa21
=
No mA (kg)
mB (kg)
S (m) t1 (dt) T2 (dt) T3 (dt) Trata-rata
1
2
AYUNAN MATEMATIS
M4
I. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Praktikan mampu menghitung besarnya nilai perioda suatu getaran
2. Praktikan mampu menghitung percepatan gravitasi menggunakan bandul
sederhana
II. TEORI
Bandul sederhana adalah sebuah benda ideal yang terdiri dari sebuah titik
massa, yang digantungkan pada tali ringan yang tidak dapat mulur. Jika bandul ditarik ke
samping dari posisi seimbangnya dan dilepaskan, maka bandul akan berayun dalam
bidang vertikal karena pengaruh gravitasi. Gerakannya merupakan gerak osilasi dan
periodik. Sehingga dapat disebut menempuh sebuah ayunan sederhana, Waktu yang
diperlukan sebuah benda (beban) untuk menempuh lintasan A-B-C-B-A disebut dengan
periode ayunan sederhana. Apabila sebuah bandul digantung dengan kawat dan diberi
simpangan kecil kemudian dilepaskan, maka akan berayun dengan getaran selaras, (Gb.1)
Maka akan berlaku persamaan :
Gambar 1. Ayunan dengan getaran selaras
lgf
π21
=
glT π2=
f = Jumlah getaran perdetik ( 1det − )
T = Perioda (s)
G = percepatan grafitasi bumi (cm/ 2det )
l = panjang kawat, satuan (cm)
III. PERALATAN YANG DIGUNAKAN
A. Bandul matematis dan fisis serta perlengkapannya 1 set
B. Beban setangkup 1 buah
C. Stop watch 1 buah
IV. PROSEDUR KERJA
1. Atur alat seperti gambar rangkaian dengan panjang kawat 50 cm
2. Atur agar ujung bandul berada tepat ditengah
3. Beri simpangan kecil pada bandul dan lepaskan. Usahakan agar ayunan
mempunyai lintasan bidang dan tidak berputar.
4. Amati lama waktu ayunan (t) mulai saat awal berayun, hingga 6 kali ayunan
dengan menggunakan stopwatch.
5. Ulangi langkah (1) – (4) sebanyak lima kali
6. Ulangi (1)-(5) dengan panjang kawat berbeda
V. PERTANYAAN DAN TUGAS
1. Hitung percepatan grafitasi bumi dengan persamaan (1) dan gunakan ralat
perhitungan.
2. Hitung dengan membuat grafik beserta hitungannya antara T2 dengan l
pada bandul matematis
3. Hitunglah persentase kesalahan dari percobaan anda serta kesimpulan.
VI. TUGAS PENDAHULUAN
1. Tuliskan bunyi hukum Hooke dan buktikan persamaannya !
2. Berdasarkan persamaan 1
a. bagaimana pengaruh panjang kawat terhadap periode (T)
b. bagaimana pengaruh berat bandul terhadap periode (T)
LABORATORIUM FISIKA
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA (PPNS)
LAPORAN SEMENTARA Nomor percobaan : M 4 Nama percobaan : Ayunan Matematis Kelompok : No Nama NRP Tanda Tangan Surabaya, 1 Mengetahui 2 3 4 (………………….)
Jumlah Getaran = ....
No Waktu Panj kawat 50 cm 60 cm 70 cm 80 cm
1. 2. 3. 4. 5.
Rata-rata T
AYUNAN FISIS
M5
I. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Menghitung perioda suatu getaran
2. Menghitung momen inersia suatu sistem menggunakan bandul fisis
3. Menghitung percepatan gravitasi bumi
II. TEORI
Untuk menghitung percepatan gravitasi bumi dapat menggunakan
Pusat Massa
Pusat Ayunan
d
θ
persamaan :
Imgdf
π21
= (1)
mgdIT π2= (2)
Dengan : d = Jarak pusat ayunan dan pusat massa
I = momen inersia benda jika diputar dengan pusat
putar di pusat ayunan
III. PERALATAN
1. Satu set peralatan ayunan fisis
2. Penggaris
3. Stopwatch
IV. LANGKAH PERCOBAAN
1. Tentukan pusat massa
2. Tentukan pusat ayunan
3. Ayun batang dengan simpangan kecil, catat waktu untuk 6 kali getaran
sempurna
4. Ambil titik ayun yang lain dan ulangi langkah 3
V. TUGAS PENDAHULUAN
1.
Pada gambar di atas terdapat empat buah partikel yang dihubungkan oleh
sebuah batang yang massanya diabaikan. Partikel-partikel tersebut memiliki
berat yang berbeda dengan jarak antar partikel satu sama lain sebesar R.
Tentukanlah momen inersia sistem partikel jika:
a. Sistem diputar terhadap poros A
b. Sistem diputar terhadap poros B
2. Sebuah batang kaku ringan dengan panjang l.5 m. Batang tersebut diayun
dengan simpangan 100 dari sumbu normal dengan pusat ayunan adalah 0.2 m
dari salah satu ujung batang. Tentukan besar gravitasi yang mempengaruhi
batang tersebut!
VI. TUGAS UNTUK LAPORAN RESMI
1. Hitung periode (T)
2. Hitung percepatan gravitasi bumi dengan menggunakan rumus yang ada
3. Hitung persentase error gravitasi bumi yang didapatkan secara teori dan
praktek
4. Buat analisa dan kesimpulan tentang percobaan yang telah dilakukan
LABORATORIUM FISIKA
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA (PPNS)
LAPORAN SEMENTARA Nomor percobaan : M 5 Nama percobaan : Ayunan Fisis Kelompok : No Nama NRP Tanda Tangan Surabaya, 1 Mengetahui 2 3 4 (……………….)
d (cm) Waktu (t) d1 = ................ t1=................ t2=................ t3=................
d2 = ................ t1=................ t2=................ t3=................
Jumlah Getaran =
Momen Inersia benda = kg m2
HUKUM ARCHIMEDES
F1
I. TUJUAN PRAKTIKUM
Setelah melakukan praktikum, praktikan diharapkan mampu memahami prinsip
hukum Archimedes dan menerapkannya pada benda setimbang di zat cair. Praktikan juga
dapat menentukan rapat jenis fluida cair, menghitung besar gaya apung berdasarkan
persamaan Archimedes, dan dapat menentukan besar rongga dalam suatu benda.
II. TEORI
Jika suatu benda dicelupkan ke dalam zat cair, maka benda itu akan mendapat
gaya ke atas sebesar berat zat cair yang dipindahkan. Secara matematis gaya Archimedes
(gaya ke atas), dapat dirumuskan sebagai berikut :
gVF ccA ρ= (1)
Dimana : FA = gaya ke atas yang dialami benda (N)
( dalam praktikum besar FA dapat dicari dengan dinamometer)
FA = w1 - w2
Vc = volume zat cair yang dipindahkan (m3)
ρc = massa jenis zat cair (kg/m3)
g = percepatan gravitasi bumi (m/s2)
FA
w2 w1
Ketentuan :
1. Jika ρbenda < ρcairan , maka benda akan mengapung
2. Jika ρbenda = ρcairan , maka benda akan melayang
3. Jika ρbenda > ρcairan , maka benda akan tenggelam
III. PERALATAN
1. Fluida cair (air, minyak, oli)
2. Beban
3. Dinamometer
4. Penggaris
5. Statip
IV. LANGKAH PERCOBAAN
1. Timbang dan catat massa benda yang digantungkan pada dinamometer (w1)
(kayu yang tidak berongga)
2. Massa benda yang digantungkan pada dinamometer dimasukkan ke dalam zat
cair, timbang dan catat (w2)
3. Menghitung volume fulida yang dipindahkan
4. Dengan menggunakan persamaan hukum Archimedes, tentukan ρcairan
5. Ulangi langkah 1 – 4 untuk massa benda yang berbeda
6. Ulangi langkah 1 – 4 untuk fulida yang berbeda
V. TUGAS UNTUK LAPORAN RESMI
1. Hitunglah gaya apung berdasarkan percobaan
2. Hitunglah massa jenis zat cair
3. Hitung prosentase kesalahan masa jenis fluida
VI. TUGAS PENDAHULUAN
1. Diketahui massa jenis air laut 1,2 (gr/cm3), massa jenis es 0,8 (gr/cm
3). Tentukan
Berapa bagian volume gunung es yang tercelup dalam air.
2. Sebuah benda memiliki berat di udara sebesar 500 N. Berapakah massa jenis
benda tersebut jika saat di dalam air benda tersebut memiliki berat sebesar 400
N? (massa jenis air adalah 1.000 kg/m3)
3. Sebuah perahu massanya 4.000 kg terapung di laut. Jika massa jenis air laut
adalah 1.030 kg/m3 barapa m3 air laut yang dipindahkan?
LABORATORIUM FISIKA
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
LAPORAN SEMENTARA Nomor percobaan : F 1 Nama percobaan : Hukum Archimedes Kelompok : No Nama NRP Tanda Tangan Surabaya, 1 Mengetahui 2 3 4 (………………….)
Volume fluida = …….. cm3
No Benda W1 (N)
Air Minyak
Olie Perubahan volume
W2 (N) W2 (N)
W1 (N) Air Minyak
Oli
1 Pejal
Rongga
2 Pejal
Rongga
KALORIMETRI
P1
I. TUJUAN
Setelah melaksanakan praktikum ini, praktikan diharapkan mampu memahami
prinsip kerja hukum Joule dan memahami konsep perubahan bentuk energy. Praktikan
dapat menghitung besar energi listrik yang melalui suatu penghantar, menentukan energi
thermal (kalor) yang timbul di dalam kalorimetri dan membuktikan kebenaran hukum
Joule serta dapat menentukan kapasitas panas spesifik tembaga.
II. TEORI
Kalor adalah bentuk energi yang dipindahkan melalui perbedaan temperatur.
Kalor berpindah dari benda bertemperatur tinggi ke benda temperatur lebih rendah.
Jumlah kalor yang diserap benda sebanding dengan massa benda itu pada perubahan
temperaturnya. Secara matematis dirumuskan sebagai :
TCTcmQ ∆=∆= (1)
Dimana : Q = Kalor yang diserap (Joule, erg, kalori)
m = massa benda (kg)
∆T = Perubahan temperatur yang terjadi
c = Kalor jenis ( joule/kg0C)
C = Kapasitas kalor ( joule/0C)
Pada percobaan ini, energi listrik akan diubah menjadi energi panas oleh tahanan kawat
spiral dan panas tersebut digunakan untuk menaikkan suhu air disekitarnya beserta wadah
tembaga. Besar energi listrik yang ditimbulkan oleh arus listrik sesuai dengan persamaan
:
W = v . i . t (2)
Dimana : W = Energi listrik (Joule)
v = Beda potensial (volt)
i = Arus listrik (Ampere)
t = waktus (detik)
Dengan asumsi semua energi listrik ditransfer sebagai energi panas dari wadah dan air,
maka dapat ditulis dalam persamaan matematis sebagai berikut :
W = ( ) ( )wadahTmcairTmc ∆+∆ (3)
III. PERALATAN
1. Kalorimeter dengan insulasi panas
2. Stopwatch
3. Termometer
4. Travo
5. Avometer
6. Kabel penghubung
IV. LANGKAH PERCOBAAN
1. Timbanglah wadah tembaga (mw)
2. Isi wadah tembaga dengan air sampai 1/4 penuh, lalu timbang lagi (mt = ma +
mw)
3. Letakkan wadah tembaga dalam insulator yang sudah dipasang jaket, pasang
pengaduk, tutup dan pasang termometer.
4. Catat temperatur mula-mula
5. Hubungkan pemanas kalorimeter dengan arus AC 20 volt dan pasang avo
untuk membaca arus, lalu hidupkan stopwatch.
6. Catat pembacaan temperatur setiap selama 2 menit sampai dicapai temperatur
800C
V. TUGAS PENDAHULUAN
1. Air sebanyak 100 gram yang memiliki temperatur 25oC dipanaskan dengan
energi sebesar 1.000 kalori. Jika kalor jenis air 1 kal/goC, tentukanlah
temperatur air setelah pemanasan tersebut!
2. Air teh sebanyak 200 cm3 dengan suhu 950C dituangkan ke dalam cangkir
gelas (massa gelas 300 gr) yang suhunya 250C. Bila keseimbangan telah
tercapai dan tidak ada aliran kalor lain disekitarnya, tentukan suhu
campurannya! (Kalor jenis gelas 0,2 kal/gr0C, massa jenis air 1 gr/cm3, kalor
jenis air 1 kal/gr0C)
VI. TUGAS UNTUK LAPORAN RESMI
1. Dengan asumsi semua energi listrik ditransfer sebagai energi panas dari wadah
dan air , tentukan kapasitas panas spesifik dari kalorimeter (tembaga) pada
rentang temperatur :
AC
A
V
Transformator
Elemen Pemanas
a. dari T awal sampai T2
b. dari T2 sampai 800C
c. dari T awal sampai 800C
( diketahui kalor jenis air : ca = 1 kalori/g0
C)
2. Tentukan persentase error kapasitas panas spesifik tembaga yang didapatkan
secara teori dan praktek
3. Buat grafik hubungan antara temperatur (x) dan waktu (y)
4. Buat analisa dan kesimpulan tentang percobaan yang telah dilakukan
LABORATORIUM FISIKA
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
LAPORAN SEMENTARA Nomor percobaan : P 1 Nama percobaan : Kalorimeter Kelompok : No Nama NRP Tanda Tangan Surabaya, 1 Mengetahui 2 3 4 (……………….)
V = 20 volt I = …….. ampere
C air = 1 Cgrkal
0
No t ( menit ) T0 C 1
2
3
4
5
6
7
8
No t ( menit ) T0 C 9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
TITIK KRITIS GAS
P2
II. TUJUAN PRAKTIKUM
Pada praktikum ini akan diamati perubahan volume dan variasi tekanan dari gas SF6
(Sulfur Hexaflouride) pada temperatur yang berbeda. Sehingga praktikan diharapkan dapat
mengetahui temperatur kritis, tekanan kritis, dan volume kritis dari suatu gas.
III. TEORI
Persamaan gas ideal menunjukkan hubungan antara tekanan, temperatur dan volume
dari gas. Persamaan gas ideal dinyatakan dengan:
P.V = n.R.T (1)
dimana P adalah tekanan, V adalah volume, n adalah jumlah mol gas, R = 8.314472
J·K−1·mol−1 adalah konstanta gas, dan T adalah temperatur.
Akan tetapi, gas tidak ideal (real gases) menunjukkan penyimpangan dari gas ideal.
Persamaan yang umum digunakan untuk real gases adalah Persamaan Van der Waal’s, yang
dinyatakan dengan:
(2)
dimana adalah volume molar. Nilai a dan b merupak konstanta yang dapat dicari dari
percobaan ketika suatu gas mencapai titik kritisnya. Titik kritis suatu gas merupakan titik
dimana suatu gas tidak dapat dibedakan lagi fasenya, antara fase gas dan cair. Pada titik
kritis, terdapat Temperatur kritis (TCr), Tekanan kritis (PCr) dan Volume kritis (VCr). Ketika
suatu gas dikompresi pada temperatur di bawah temperatur kritis, maka gas akan mencair,
sehingga fase gas dan cair dari gas dapat dibedakan. Namun, pada temperatur kritis atau di
atasnya, gas tersebut tidak dapat dikondensasi, sehingga tidak lagi terdapat batas fasa dari
gas. Kondisi suatu gas pada temperatur, volume, dan temperatur tertentu umumnya
ditunjukkan dengan diagram P-V. Seperti pada Gambar 1, ditunjukkan diagram P-V untuk
gas SF6.
Gambar 1 Diagram P-V Gas SF6
Pada Gambar 1, titik kritis untuk gas SF6 terjadi pada temperatur 45,5 oC, tekanan 37 bar,
dan volume 0,5 cm3. Dengan mengetahui nilai dari titik kritis, maka konstanta a dan b untuk
persamaan Van der Waal’s.
(3)
(4)
(5)
III. PERALATAN
Peralatan yang digunakan pada percobaan ini adalah satu set peralatan titik kritis (Critical
Point Apparatus), yang ditunjukkan pada Gambar 2.
Gambar 2. Critical Point Apparatus
IV. LANGKAH PERCOBAAN
1. Pastikan katup pada selang air tertutup dan jarum suhu pada pemanas adalah 25 oC
2. Set volume gas sebesar 0,5 cm3 dengan memutar roda
3. Hidupkan pemanas air
4. Buka katup selang air untuk mengaliran air ke tabung gas (mercury) sampai tabung mercury terendam
5. Atur suhu pada termostat (bejana) sebesar 37 oC
6. Tunggu sampai suhu air di tabung stabil 37 oC
7. Catat besar tekanan pada manometer
8. Ubah volume gas dengan perubahan tiap 0,4 cm2, catat nilai tekanan pada manometer
9. Ulangi langkah 5-8 sampai volume gas mendekati 4 cm3 V. TUGAS PENDAHULUAN
1. Jelaskan yang dimaksuk dengan titik kritis suatu gas!
2. Pilih salah satu jenis gas, tuliskan nilai temperatur kritis dan tekanan kritis nya, kemudian tuliskan persamaan Van der Waals nya! (Setiap anggota kelompok jenis gas-nya harus berbeda)
VII. TUGAS UNTUK LAPORAN RESMI
1. Plot diagram P-V untuk masing-masing temperatur, kemudian dapatkan nilai TCr dan PCr!
2. Hitung nilai VCr menggunakan persamaan (3)!
3. Hitung konstanta Van der Waals a dan b menggunakan persamaan (4) dan (5)!
4. Dengan menggunakan nilai TCr dan PCr gas SF6 secara teori, hitung nilai VCr, a dan b secara teori!
5. Hitung presentase kesalahan (percent error) untuk nilai VCr, a dan b!
LABORATORIUM FISIKA
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
LAPORAN SEMENTARA Nomor percobaan : P2 Nama percobaan : Titik Kritis Gas Kelompok : No Nama NRP Tanda Tangan Surabaya, 1 Mengetahui 2 3 4 (………………….)
Gas SF6
No Volume (Cm3)
Isoterm 37oC
Isoterm 40oC
Isoterm 43oC
Isoterm 46oC
Isoterm 49oC
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
TRANSFORMATOR
L1
I. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Praktikan mampu membaca dan menggunakan alat ukur listrik serta merangkai
transformator dengan benar
2. Praktikan dapat mengetahui prinsip kerja transformator, menghitung besar
efisiensi dan membaca arus masuk dan keluar pada transformator
II. TEORI
Prinsip kerja transformator adalah berdasarkan hukum faraday, yaitu Jika ada
kumparan listrik berada dalam medan magnet yang fluks-fluks magnetiknya berubah
terhadap waktu maka pada kkumparan tersebut akan muncul GGL Induksi.
Jika pada kumparan primer trafo diberi arus bolak balik, maka disekitar kumparan
ini terjadi medan magnet yang berubah-ubah, sehingga fluks-fluks magnetik yang ada
disekitar kumparan primer ini juga berubah. Menurut Faraday, Jika ada kumparan listrik
berada dalam medan magnet yang fluks-fluks magnetiknya berubah terhadap waktu maka
pada kkumparan tersebut akan muncul GGL Induksi. Maka terjadilah GGL induksi pada
kumparan sekunder.
Trasformator adalah peralatan yang digunakan untuk menaikkan atau menurunkan
tegangan.
Daya dari sistem listrik dapat dihitung dari persamaan P = v.i = i.R.i
Dimana : P = Daya (watt)
v = Tegangan (volt)
i = Arus (ampere)
R = Hambatan / resistansi (ohm)
Sedangkan efisiensi dari suatu transformator dapat dihitung dengan perbandingan daya
output dan input :
%100xPP
in
out=η
III. PERALATAN
1. Avometer 5 buah
2. Variabel resistor
3. Transformator
4. Kabel penghubung
IV. LANGKAH PERCOBAAN
1. Buatlah rangkaian seperti pada gambar berikut :
v v1
1A A
2
2
RAC
2. Pasanglah transformator untuk N1 = 900 lilitan dan N2 = 300 lilitan
3. Catat i1, v1, i2, v2. Lakukan sebanyak 3 kali pengukuran dengan harga R yang
berbeda
4. Ulangi langkah 3 untuk N1 = 900 lilitan dan N2 = 600 lilitan
V. TUGAS PENDAHULUAN
1. Sebutkan fungsi transformator
2. Sebutkan bagian-bagian transformator dan macam-macam transformator
3. Sebuah transformator step-up mengubah tegangan dari 50 V menjadi 200 V.
Jika efisiensi transformator 75 % dan terdapat daya yang hilang 150 Watt.
Hitung kuat arus primer dan sekundernya.
VI. TUGAS UNTUK LAPORAN RESMI
1. Hitung daya input dan output
2. Hitung efisiensi transformator untuk N2 = 300 lilitan
3. Hitung efisiensi transformator untuk N2 = 600 lilitan
4. Tentukan persentase error efisiensi transformator yang didapatkan secara teori
dan praktek
5. Buat analisa dan kesimpulan tentang percobaan yang telah dilakukan
LABORATORIUM FISIKA
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA (PPNS)
LAPORAN SEMENTARA Nomor percobaan : L 1 Nama percobaan : Transformator Kelompok : No Nama NRP Tanda Tangan Surabaya, 1 Mengetahui 2 3 4 (………………….)
No
N1 = 900 lilitan N2 = 300 lilitan N2 = 600 lilitan
I1 V1 I2 V2 I1 V1 I2 V2 R 1
2
3
RANGKAIAN LISTRIK
L2
I. TUJUAN
Praktikan diharapkan mampu memahami prinsip hukum Kirchoff serta dapat
menghitung besar Arus dan tegangan pada suatu rangkaian seri dan paralel.
II. TEORI
Rangkaian listrik adalah suatu kumpulan elemen atau komponen listrik yang saling
dihubungkan dengan cara-cara tertentu dan paling sedikit mempunyai satu lintasan
tertutup. Elemen atau komponen yang akan dibahas pada mata kuliah Rangkaian Listrik
terbatas pada elemen atau komponen yang memiliki dua buah terminal atau kutub pada
kedua ujungnya.
ARUS LISTRIK
Arus merupakan perubahan kecepatan muatan terhadap waktu atau muatan yang
mengalir dalam satuan waktu dengan simbol i dengan kata lain arus adalah muatan yang
bergerak. Selama muatan tersebut bergerak maka akan muncul arus tetapi ketika muatan
tersebut diam maka arus pun akan hilang. Arah arus searah dengan arah muatan positif
(arah arus listrik) atau berlawanan dengan arah aliran elektron. Suatu partikel dapat
menjadi muatan positif apabila kehilangan elektron dan menjadi muatan negatif apabila
menerima elektron dari partikel lain. Satuannya : Ampere (A)
Arah arus positif mengalir dari potensial tinggi ke potensial rendah dan arah arus
negatif mengalir sebaliknya. Macam-macam arus :
1. Arus searah (Direct Current/DC)
Arus DC adalah arus yang mempunyai nilai tetap atau konstan terhadap satuan waktu,
artinya dimanapun kita meninjau arus tersebut pada waktu berbeda akan mendapatkan
nilai yang sama
2. Arus bolak-balik (Alternating Current/AC)
Arus AC adalah arus yang mempunyai nilai yang berubah terhadap satuan waktu dengan
karakteristik akan selalu berulang untuk perioda waktu tertentu (mempunyai perioda
waktu : T).
TEGANGAN
Tegangan atau beda potensial adalah kerja yang dilakukan untuk menggerakkan satu
muatan (sebesar satu coulomb) pada elemen atau komponen dari satu terminal/kutub ke
terminal/kutub lainnya, atau pada kedua terminal/kutub akan mempunyai beda potensial
jika kita menggerakkan/memindahkan muatan sebesar satu coulomb dari satu terminal ke
terminal lainnya.
Gambar Rangkaian Seri dan Pararel
(a) Rangakaian seri (b) Rangkaian pararel
i = i1 = i2 = i3 Vp= V1 = V2 = V3
Vs = V1 + V2 + V3 i = i1 + i2 + i3
Rs = R1 + R2 + R3 1/Rp = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3
III. PERALATAN
1 Board tempat percobaan 2 Resistor
3 Avometer
4 Kabel penghubung
IV. LANGKAH PERCOBAAN
1. Rangkailah percobaan I, ukurlah arus yang mengalir dan tegangan pada R1
2. Rangkailah percobaan I, ukurlah arus yang mengalir dan tegangan pada R2
3. Rangkailah percobaan I, ukurlah arus yang mengalir dan tegangan pada R3
4. Rangkailah percobaan I, ukurlah arus yang mengalir dan tegangan pada titik A-B
5. Ulangi langkah 1 sampai 4 dengan menggunakan rangkaian percobaan 2
R1 R2 R3
E
BA
Rangkaian Percobaan 1
R1 R2 R3E
A
B
Rangkaian Percobaan 2
VI. TUGAS PENDAHULUAN
Perhatikan gambar 1 dan gambar 2, diketahui R1 = 40 ohm, R2 = 60 ohm, R3 = 80
ohm, V= 10 volt, Hitung Arus dan Tegangan pada R1, R2, R3 dan Titik A-B
VII. TUGAS UNTUK LAPORAN RESMI
1. Hitung arus dan tegangan secara teori pada R1, R2, R3 dan titik A-B
2. Bandingkan hasil (1) dengan hasil praktikum untuk rangkaian percobaan 1 dan
percobaan 2.
3. Tentukan persentase error arus dan tegangan yang didapatkan secara teori dan
praktek
4. Buat analisa dan kesimpulan tentang percobaan yang telah dilakukan
LABORATORIUM FISIKA
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
LAPORAN SEMENTARA Nomor percobaan : L 2 Nama percobaan : Rangkaian Listrik Kelompok : No Nama NRP Tanda Tangan Surabaya, 1 Mengetahui 2 3 4 (………………….)
Seri
No R1 R2 R3 I1 I2 I3 IAB V1 V2 V3 VAB 1
2
Pararel
No R1 R2 R3 I1 I2 I3 IAB V1 V2 V3 VAB 1
2
Contoh Cover
LAPORAN RESMI
PRATIKUM FISIKA TERAPAN
(NAMA PERCOBAAN)
Kelompok :
Nama :
NRP :
NAMA PROGRAM STUDI
NAMA JURUSAN
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
2019