modul percobaan iii

22
MODUL PERCOBAAN III TERMOKIMIA Nama : Rifki Adrianda NIM : 16310193 Tanggal Percobaaan : 19 Oktober 2010 Tanggal laporan : 20 Oktober 2010 Nama asisten : Febrina LABORATORIUM KIMIA DASAR FMIPA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Upload: aloneinthelast

Post on 26-Jun-2015

458 views

Category:

Documents


27 download

TRANSCRIPT

Page 1: Modul Percobaan III

MODUL PERCOBAAN IIITERMOKIMIA

Nama : Rifki Adrianda

NIM : 16310193

Tanggal Percobaaan : 19 Oktober 2010

Tanggal laporan : 20 Oktober 2010

Nama asisten : Febrina

LABORATORIUM KIMIA DASARFMIPA

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Page 2: Modul Percobaan III

TERMOKIMIA

I.TUJUAN PERCOBAAN

1. menentukan tetapan kalorimeter.2. menentukan kalor reaksi Zn(s) + CuSO4(aq).3. menentukan kalor pelarutan etanol dalam air.4. menentukan kalor penetralan reaksi asam basa beberapa senyawa.

II. TEORI DASAR

Termokimia mempelajari perubahan kalor dalam suatu reaksi kimia. Perubahan kalor yang terjadi dipelajari pada tekanan tetap. Perubahan sistem yang dipelajari hanya menyangkut zat padat dan zat cair saja(perubahan volume sangat kecil), maka kerja yang bersangkutan dengan sistem tersebut (=PV) dapat diabaikan. Oleh karena itu,perubahan entalpi dan perubahan energi dalam ∆U dalam hal ini adalah identik. Jumlah perubahan kalor sebagai hasil reaksi kimia dapat diukur dalam suatu kalorimeter.

Kalorimeter adalah suatu tabung yang dibuat sedemikian sehingga tidak ada pertukaran atau perpindahan kalor dengan sekeliling. walaupun ada, pertukaran kalor harus kecil sehingga dapat diabaikan . kalorimeter sederhana dapat digunakan botol termos gelas kimia yang dihubungkan atau dibungkus busa plastik atau botol plastik. Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa ada pertukaran kalor antara kalorimeter dengan isinya, seingga perlu menera kalorimeter yakni menentukan kalor yang diserap oleh kalorimeter seteliti mungkin sesuai dengan persoalan yang dipelajari.

Jumlah kalor yang diserap oleh kalorimeter untuk menaikkan temperaturnya sebesar satu derajat disebut sebagai tetapan kalorimeter. Salah satu cara untuk menentukan tetapan kalorimeter seperti yang dilakukan pada percobaan ini, adalah dengan mencampurkan sejumlah air “dingin” dengan sejumlah air “panas” di dalam kalorimeter yang akan ditentukan tetapannya.

Perbedaan temperatur air yang dicampurkan harus diatur agar tidak lebih dari 10 derajat. Jika kalorimeter tidak menyerap kalor dari campuran air ini, kalor yang diberikan kalor yang diberikan oleh air panas harus sama denfan kalor yang diserap oleh air dingin. Tetapi karena kalorimeter juga meyerap kalor, maka kalor yang diserap oleh kalorimeter adalah selisih kalor yang diberikan oleh air yang lebih panas dan kalor yang diserap oleh air dingin. Harga tetapan kalorimeter diperoleh dengan membagi jumlah kalor yang diserap kalorimater dengan perubahan temperaturnya pada kalorimeter. Dengan demikian satuan dari tetapan kaorimeter adala J/K.

Sistem adalah sejumlah zat yang dipelajari sifat-sifat dan prilakunya. Segala sesuatu di luar sisitem disebut lingkungan. Suatu sistem terpisah dari lingkungannya dengan batas-batas tertentu yang dapat nyata atau tidak nyata.

Adapun keempat macam sistem tersebut adalah:

Page 3: Modul Percobaan III

a. Sistem Terbuka; sistem yang dapat bertukar materi (n), kalor (Q), maupun usaha (W) dengan lingkungannya. Contohnya sejumlah zat dalam wadah terbuka.

b. Sistem Tertutup; sistem yang kalor dan usahanya masih bisa bertukaran dengan lingkungan, akan tetapi materinya sudah tidak dapat bertukar lagi. Contohnya air dalam suatu botol tertutup.

c. Sistem Tersekat; sistem yang hanya usahanya saja yang bisa bertukar dengan lingkungan, sedangkan materi dan kalornya tidak dapat. Contohnya adalah termos biasa.

d. Sistem Terisolasi; sistem yang baik materi, kalor, maupun energi tak dapat bertukar dengan lingkungan. Contohnya adalah termos yang ideal.

Keadaan sistem juga ditentukan oleh sejumlah variabel, misalnya suhu, tekanan, volume, massa, dan konsentrasi. Variabel sistem dapat bersifat intensif, artinya tidak bergantung pada ukuran sistem (tekanan, suhu, massa jenis, dll) atau bersifat ekstensif yang berarti tergantung pada ukuran sisitem (massa, volume, energi, entropi, dll).

Setiap besaran atau variabel yang hanya bergantung pada keadaan sistem dan tidak bergantung pada bagaimana keadaan itu tercapai disebut fungsi keadaan. Fungsi keadaaan misalnya suhu, tekanan, volume, dan energi dalam entropi. Diferensial dari setiap fungsi keadaan merupakan diferensial total.

Jika etanol dilarutkan dalam air maka akan dilapaskan sejumlah kalor. Besarnya perubahan kalor bergantung pada kosentrasi awal dan konsentrasi akhir pelarutan yang terbentuk. Secara teoritis, perubahan kalor maksimum terjadi jika etanol dilarutkan dalam volume air yang tak terhingga. Klaor ini disebut kalor pelarutan atau entalpi pelarutan.

III ALAT DAN BAHAN

AirTimbanganKalorimeterBuretGelas kimiaCuSO4 1 MBubuk ZnEtanol (C2H5OH)HCl 2 MNaOHNH4OH 2,05 M

IV. CARA KERJA DAN PENGAMATAN

1. Penentuan tetapan kalorimeter25 cm3 air dimasukkan ke dalam kalorimeter dengan buret dan temperaturnya

dicatat. 25 cm3 air di dalam gelas kimia dipanaskan sampai ±10 derajat di atas temperatur kamar dan catat temperaturnya . air yang telah dipanaskan tersebut dicampurkan dengan air yang ada di dalam kalorimeter kemudian diaduk atau dikocok. temperaturnya diamati dan dicatat selama 10 menit dengan selang 1 menit setelah pencampuran. Dari pengamatan

Page 4: Modul Percobaan III

dibuat kurva temperatur vs selang waktu untuk menentukan penurunan harga air panas dan penaikan temperatur air dingin.

2. Penentuan kalor reaksi Zn(s) + CuSO4(aq)50 cm3 larutan CuSO4 1 M dimasukkan ke dalam kalorimeter. Temperaturnya dicatat

salama 2 menit dengan selang waktu 0,5 menit. 3,00 g - 3,10 g bubuk Zn ditimbang dengan teliti(berat atom Zn=65,4). Bubuk Zn tersebut dimasukkan ke dalam larutan CuSO4 atau kalorimeter. Kemudian temperaturnya dicatat selama 10 menit dengan selang 1 menit setelah pencampuran. Kenaikan temperaturnya diukur dengan menggunakan grafik. (misalkan ∆T)

3. Penentuan kalor pelarutan etanol dalam air.18 cm3 air dimasukkan ke dalam kalorimeter dengan menggunakan buret.

Temperatur air tersebut diukur selama 2 menit dengan selang waktu0,5 menit. Etanol dimasukkan ke dalam buret kedua kemudian temperaturnya diukur. 29 cm3 etanol dimasukkan ke dalam kalorimeter yang berisi air. Campuran tersebut dikocok dan dicatat temperaturnya selama 4 menit dengan selang waktu 0,5 menit. Percobaan tersebut diulangi untuk volume yang berbeda seperti pada tabel di bawah ini. ∆H untuk campuran lain dihitung seperti pelarutan per mol etanol pada berbagai perbandingan mol air/mol etanol.

Volume (cm3)air etanol

18,0 29,027,0 19,336,0 14,536,0 11,636,0 5,845,,0 4,8

4. Penentuan kalor penetaralan HCl dan NaOH25 cm3 HCl dimasukkan ke dalam kalorimeter dan dicatat kedudukan

kalorimeternya. 25 cm3 NaOH 2,05 M diukur dan dicatat temperaturnya. Temparatur NaOH diatur sedemikian rupa sehingga sama dengan temperatur HCl. Basa ini dicampurkan ke dalam kalorimeter dan temperatur campuran dicatat selama 5 menit dengan selang 0,5 menit. Dari pengamatan dibuat grafik untuk memperoleh perubahan temperatur akibat reaksi ini. ∆H penetralan dihitung dengan kerapatan larutan 1,03 g cm3 dan kalor jenisnya 3,96 J g-1 K-1.

5. Penetuan kalor penetaralan HCl dan NH4OH25 cm3 HCl dimasukkan ke dalam calorimeter dan kedudukan kalorimeternya

dicatat. 25 cm3 NH4OH 2,05 M diukur dan dicatat temperaturnya. Temparatur NH4OH diatur sedemikian rupa sehingga sama dengan temperatur HCl. Basa ini keumudian dicampurkan ke dalam kalorimeter dan temperatur campuran dicatat selama 5 menit dengan selang 0,5 menit. Dari pengamatan dibuat grafik untuk memperoleh perubahan temperatur akibat

Page 5: Modul Percobaan III

reaksi ini. ∆H penetralan dihitung dengan kerapatan larutan 1,015 g cm3 dan kalor jenisnya 3,96 J g-1 K-1.

6. Penentuan kalor penetaralan NaOH dan CH3COOH25 cm3 NaOH dimasukkan ke dalam kalorimeter dan dicatat kedudukan

kalorimeternya. 25 cm3 CH3COOH 2.05 M diukur dan temperaturnya dicatat. Temparatur CH3COOH diatur sedemikian rupa sehingga sama dengan temperatur NaOH. Basa ini dicampurkan ke dalam kalorimeter dan temperatur campuran dicatat selama 5 menit dengan selang 0,5 menit. Dari pengamatan dibuat grafik untuk memperoleh perubahan temperatur akibat reaksi ini. ∆H penetralan dihitung dengan kerapatan larutan 1,098 g cm3, dan kalor jenisnya 4,02 J g-1 K-1.

V. DATA PENGAMATANPercobaan I

Penentuan tetapan kalorimeterTemperatur air dingin(T1) = 298 KTempertaur air panas(T2) = 310 KTemperatur air dingin + air panas

Waktu(Menit)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Temperatur

(K)306 306 306 305,9 305,9 305,9 305,9 305,8 305,8 305,8

Percobaan IIPenetuan kalor reaksi Zn(s) + CuSO4(aq)

Temperatur awal larutan CuSO4 = 300KTemperatur Zn(s) + CuSO4

Waktu(Menit)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Temperatur(K)

312 313,5 316 317,5 317,5 318 319 323 327 328

Percobaan IIIPenentuan kalor pelarutan etanol dalam airTemperatur awal air

Waktu(Menit)

1 2 3 4 5 6

Temperatur

(K)298 298 298 298 298 298

Page 6: Modul Percobaan III

Temperatur awal etanol

Temperatur pencampuran

Waktu (menit)0.5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4

Vair Vetanol

18 29 306 306 306 306 305,9 305,9 305,9 305,827 19,3 306,2 306,2 306,1 306 306 306 306 30636 14,5 306,3 306 306 306 306 306 306 30636 11,6 305 305 305 305 305 305 305 30536 5,8 302,5 302,7 302,8 302,9 302,9 302,9 302,9 302,945 4,8 301,5 301,8 302,9 302,9 302,9 302,9 302,9 302,9

Volume (cm3) Massa (g) ∆Tmula-

mula∆Takhir ∆T

∆H per mol

Mol air /mol etanolair etanol air Etanol

18 29 18 23 305,93 306,06 0,13 227 19,3 27 15,3 306,06 306,21 0,15 536 14,5 36 11,49 306,04 306,17 0,13 836 11,6 36 9,19 305 305 0 1036 5,8 36 4,59 302,81 302,59 0,22 2045 4,8 45 3,8 302,59 301,76 0,83 30

Percobaan IVPenentuan kalor penetralan NaOH dan HClTemperatur awal NaOH = 300 KTemperatur awal HCl = 300 K

Waktu(Menit)

30 60 90 120 150 180 210 240 270 300

Temperatur

(K)308,5 308,3 308,2 308,1 308 308 308 308 308 308

Percobaan VPenentuan kalor penetralan NH4OH dan HClTemperatur awal NH4OH = 300 KTemperatur awal HCl = 300 K

Waktu(detik)

30 60 90 120 150 180 210 240 270 300

Waktu(Menit)

1 2 3 4 5 6

Temperatur

(K)299 299 299 299 299 299

Page 7: Modul Percobaan III

Temperatur

(K)309 308,8 308,5 308,5 308,5 308,2 308 308 308 308

Percobaan VIPenentuan kalor penetralan NaOH dan CH3COOHTemperatur awal NH4OH = 300 KTemperatur awal HCl = 300 K

Waktu(detik)

30 60 90 120 150 180 210 240 270 300

Suhu(K)

309 308 308 307,8 307,6 307,5 307,5 307,5 307,5 307,2

V. PERHITUNGAN

1. Penentuan tetapan kalorimeterKalor yang diserap air dinginq1= massa air dingin x kalor jenis x penaikan temperaturq1= m x c x ∆T25 cm3 x 4,2 J g-1 K-1 x (306,01 - 298)Kq1= 841,05 joule

Kalor yang diserap air panasq2= massa air panas x kalor jenis air x peanaikan temperatureq1= m x c x ∆Tq2= 25 cm3 x 4,2 J g-1 K-1 x (310 - 306,01)Kq2= 418,95 joule

kalor yang diterima kalorimeterq3= q2 - q1q3= 418,95 joule - 841,05 jouleq3= -422,1 joule

tetapan kalorimeter

k= q3∆T

=422,1 joule8,1K

=52,11JK-1

Page 8: Modul Percobaan III

0 2 4 6 8 10 12305.7

305.75

305.8

305.85

305.9

305.95

306

306.05

f(x) = − 0.025454545454544 x + 306.04

kurva pencampuran air panas dan air dingin

(Menit)Linear ((Menit))TemperaturLinear (Temperatur)Linear (Temperatur)(K)Linear ((K))

Axis Title

Axis Title

2. Penentuan kalor reaksi Zn(s) + CuSO4(aq)

kalor yang diserap kalorimeterq4 = k x ∆Tq4 = 52,11 joule K-1 x 9,87 K = 513,80 joule

Kalor yang diserap larutanq5 = massa larutan ZnSO4 x kalor jenis larutan x peanaikan temperaturq5 = m x c x ∆Tq5 = (1,14 x 50) g x 3,52 J g-1 K-1 x 9,86=1978,31 Joule

kalor yang dihasilkan oleh reaksiq6 = q4 + q5q6 = 513,80 joule + 1978,31 Jouleq6 = 2492,11 joule

∆ H R = 2492,11 joule0,04mol

= 62.302,75 J/mol

0 2 4 6 8 10 12300

305

310

315

320

325

330

f(x) = 1.68787878787879 x + 309.866666666667

Kurva Suhu Pencampuran Zn + CuSO4

(Menit)Linear ((Menit))TemperaturLinear (Temperatur)Linear (Temperatur)(K)Linear ((K))

Axis Title

Page 9: Modul Percobaan III

3. Penentuan kalor pelarutan etanol dalam air.Bagian 1

Kalor yang diserap air, q7

q7 = massa air x kalor jenis x peanaikan temperatur q7 = m x c x ∆T q7 = 18 g x 4,2 J g-1 K-1 x 0,13 K= 9,83 Joule

Kalor yang diserap etanol, q8

q8= m x c x ∆Tq8= (0,793 x 29)g x 1,92 J g-1 K-1 x 0,13 K = 5,74 joule

Kalor yang diserap kalorimeter, q9

q9 = k x ∆Tq9 = 52,11 joule K-1 x 0,13 K = 6,77 JouleKalor yang dihasilkan dari reaksi, q10

q10 = q7 + q8 + q9

q10 = 9,83 Joule + 5,74 joule + 6,77 Joule = 22,34 Joule

Kalor yang dihasilkan pada pelarutan

∆ H = 22,34Joule2958mol

= 44,68 joule mol-1

∆ Hmol

= 44,68 joule /mol

2958mol

= 44,68 joule /mol

0,5mol = 22,34 Joule

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5305.7

305.75

305.8

305.85

305.9

305.95

306

306.05f(x) = − 0.0547619047619077 x + 306.060714285714

Chart Title

(menit)Linear ((menit))TemperaturLinear (Temperatur)Linear (Temperatur)(K)Linear ((K))

Axis Title

Axis Title

Bagian 2Kalor yang diserap air,q7

Page 10: Modul Percobaan III

q7 = massa air x kalor jenis x penaikan temperatureq7 = m x c x ∆Tq7 = 27 g x 4,2 J g-1 K-1 x 0,15 K= 17,01 Joule

Kalor yang diserap etanol, q8

q8= m x c x ∆Tq8= (0,793 x 19,3)g x 1,92 J g-1 K-1 x 0,15 = 4,41 joule

Kalor yang diserap kalorimeter, q9

q9 = k x ∆Tq9 = 52,11 joule K-1 x 0,14 K= 7,29 Joule

Kalor yang dihasilkan dari reaksi, q10

q10 = q7 + q8 + q9

q10 = 17,01 Joule + 4,41 joule + 7,29 Joule = 28,71 Joule

Kalor yang dihasilkan pada pelarutan

∆ H = 28,71 joule19,358

mol = 28,71 joule0,33mol

= 87 J/mol

∆ Hmol

= 87J /mol19,358

mol = 87J /mol0,33mol

= 28,71 joule

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9305.85

305.9305.95

306306.05

306.1306.15

306.2306.25

f(x) = − 0.0321428571428563 x + 306.207142857143

Chart Title

(detik)Linear ((detik))TemperaturLinear (Temperatur)Linear (Temperatur)(K)Linear ((K))

Axis Title

Axis Title

Bagian 3Kalor yang diserap air,q7

q7 = massa air x kalor jenis x peanaikan temperaturq7 = m x c x ∆Tq7 = 36 g x 4,2 J g-1 K-1 x 0,13 K= 19,66 Joule

Page 11: Modul Percobaan III

Kalor yang diserap etanol, q8

q8= m x c x ∆Tq8= (0,793 x 14,5)g x 1,92 J g-1 K-1 x 0,13 K = 2,87 joule

Kalor yang diserap kalorimeter, q9

q9 = k x ∆Tq9 = 52,11 joule K-1 x 0,13 K = 6,77 Joule

Kalor yang dihasilkan dari reaksi, q10

q10 = q7 + q8 + q9

q10 = 19,66 Joule + 2,87 joule + 6,77 Joule = 29,30 Joule

Kalor yang dihasilkan pada pelarutan

∆ Hmol

= 26,782 joule

(0,2x 14,5)46

mol = 26,782 joule0,22mol

= 121,73 J/mol

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9305.85

305.9305.95

306306.05

306.1306.15

306.2306.25

306.3306.35

f(x) = − 0.025000000000001 x + 306.15

Chart Title

(detik)Linear ((detik))TemperaturLinear (Temperatur)Linear (Temperatur)(K)Linear ((K))

Axis Title

Axis Title

Bagian 4Kalor yang diserap air,q7

q7 = massa air x kalor jenis x peanaikan temperaturq7 = m x c x ∆Tq7 = 36 g x 4,2 J g-1 K-1 x 0 K = 0 Joule

Kalor yang diserap etanol, q8

q8= m x c x ∆Tq8= (0,793 x 11,6)g x 1,92 J g-1 K-1 x 0 K = 0 joule

Kalor yang diserap kalorimeter, q9

q9 = k x ∆Tq9 = 52,5 joule K-1x 0 K = 0 Joule

Page 12: Modul Percobaan III

Kalor yang dihasilkan dari reaksi, q10

q10 = q7 + q8 + q9

q10 = 0 joule + 0 joule + 0 joule = 0 Joule

Kalor yang dihasilkan pada pelarutan

∆ Hmol

= 0 J

(0,2x 11,6)46

mol = 0 J/mol

0 1 2 3 4 5 6 7 8 90

50

100

150

200

250

300

350

f(x) = 305

Chart Title

(detik)Linear ((detik))TemperaturLinear (Temperatur)Linear (Temperatur)(K)Linear ((K))

Axis Title

Axis Title

Bagian 5Kalor yang diserap air,q7

q7 = massa air x kalor jenis x peanaikan temperaturq7 = m x c x ∆Tq7 = 36 g x 4,2 J g-1 K-1 x 0,21 K = 31,752 Joule

Kalor yang diserap etanol, q8

q8= m x c x ∆Tq8= (0,793 x 5,8)g x 1,92 J g-1 K-1 x 0,21 K = 1,636 joule

Kalor yang diserap kalorimeter, q9

q9 = k x ∆Tq9 = 52,5 joule K-1 x 0,21 K = 11,025 Joule

Kalor yang dihasilkan dari reaksi, q10

q10 = q7 + q8 + q9

q10 = 31,752 joule + 1,636 joule + 11,025 joule = 44,413 Joule

Kalor yang dihasilkan pada pelarutan

Page 13: Modul Percobaan III

∆ Hmol

= 44,413 J

(0,2x 5,8)46

mol = 555,1625 J/mol

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9302.3

302.4

302.5

302.6

302.7

302.8

302.9

303f(x) = 0.04880952380952 x + 302.592857142857

Chart Title

(detik)Linear ((detik))TemperaturLinear (Temperatur)Linear (Temperatur)(K)Linear ((K))

Axis Title

Axis Title

Bagian 6Kalor yang diserap air,q7

q7 = massa air x kalor jenis x peanaikan temperaturq7 = m x c x ∆Tq7 = 45 g x 4,2 J g-1 K-1 x 0,18 K = 34,02 Joule

Kalor yang diserap etanol, q8

q8= m x c x ∆Tq8= (0,793 x 4,8)g x 1,92 J g-1 K-1 x 0,18 = 1,161 joule

Kalor yang diserap kalorimeter, q9

q9 = k x ∆Tq9 = 52,5 joule K-1x 0,18 K = 9,45 Joule

Kalor yang dihasilkan dari reaksi, q10

q10 = q7 + q8 + q9

q10 = 34,02 joule + 1,161 joule + 9,45 joule = 44,631 Joule

Kalor yang dihasilkan pada pelarutan∆ Hmol

= 44,631 J

(0,2x 4,8)46

mol = 637,58 J/mol

Page 14: Modul Percobaan III

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9300.5

301

301.5

302

302.5

303

303.5

f(x) = 0.182142857142853 x + 301.767857142857

Chart Title

(detik)Linear ((detik))TemperaturLinear (Temperatur)Linear (Temperatur)(K)Linear ((K))

Axis Title

Axis Title

4. Penetuan kalor penetaralan HCl dan NaOH

Kalor yang diserap, q11

q11 = m x c x ∆Tq11 = (50 x 1,03)g x 3,96 J g-1 K-1 x (308,37 - 299)K= 1910,917 Joule

Kalor yang diserap calorimeter, q12

q12 = k x ∆Tq12 = 52,5 joule K-1 x 9,37 K= 491,925 Joule

Kalor yang dihasilkan oleh reaksi, q13

q13 = q11 + q12

q13 = 1910,917 joule + 491,925 joule = 2402,842 joule

Kalor penetralan, ∆Hn

∆ H n = 2402,842 joule0,05mol

= 48.056,84 J/mol

Page 15: Modul Percobaan III

0 50 100 150 200 250 300 350307.7307.8307.9

308308.1308.2308.3308.4308.5308.6

f(x) = − 0.00159595959595961 x + 308.373333333333

Kurva Suhu Pencampuran HCl + NaOH

(Menit)Linear ((Menit))TemperaturLinear (Temperatur)Linear (Temperatur)(K)Linear ((K))

Axis Title

Axis Title

5. Penentuan kalor penetaralan HCl dan NH4OHKalor yang diserap, q14

q14 = m x c x ∆Tq14 = (50 x 1,015)g x 3,96 J g-1 K-1 x 8,98 K = 1804,71 Joule

Kalor yang diserap kalorimeter, q15

q15 = k x ∆T q15 = 52,5 joule K-1 x 8,98 K= 471,45 Joule

Kalor yang dihasilkan oleh reaksi, q16

q16 = q14 + q15

q16 = 1804,71 joule + 471,45 joule = 2276,16 joule

0 50 100 150 200 250 300 350307.4307.6307.8

308308.2308.4308.6308.8

309309.2

f(x) = − 0.00381818181818184 x + 308.98

Kurva Suhu Pencampuran NH4OH dan HCl

(detik)Linear ((detik))TemperaturLinear (Temperatur)Linear (Temperatur)(K)Linear ((K))

Axis Title

Axis Title

Page 16: Modul Percobaan III

6. Penentuan kalor penetaralan NaOH dan CH3COOH

Kalor yang diserap, q17

q17 = m x c x ∆Tq17= (50 x 1,098)g x 4,02 J g-1 K-1 x 8,49 K= 1873,72 Joule

Kalor yang diserap kalorimeter, q18

q18 = k x ∆T q18 = 52,5 joule K-1 x 8,49 K= 445,725 Joule

Kalor yang dihasilkan oleh reaksi, q19

q19 = q17 + q18

q19 = 1873,72 joule + 445,725 joule = 2319,445 joule

Kalor Penetralan (∆ H n) = 2319,445 joule0,05mol

= 46.388,9 J/mol

0 50 100 150 200 250 300 350306

306.5

307

307.5

308

308.5

309

309.5

f(x) = − 0.00468686868686872 x + 308.533333333333

Kurva Suhu Pencampuran NaOH dan CH3COOH

Series1(detik)Linear ((detik))SuhuLinear (Suhu)Linear (Suhu)(K)Linear ((K))

Axis Title

Axis Title

VI. PEMBAHASAN

Hukum pertama termodinamika menyatakan bahwa “energi dalam sistem tersekat

adalah tetap (asas kekekalan energi)”. Pada percobaan yang dilakukan, berlaku asas

Black yang menyatakan bahwa :

Apabila dua benda yang suhunya berbeda dan dicampur, maka benda yang lebih

panas melepas kalor kepada benda yang lebih dingin sampai temperatur keduanya

sama.

Page 17: Modul Percobaan III

Banyaknya kalor yang dilepas benda yang lebih panas sama dengan banyaknya kalor

yang diterima benda yang lebih dingin.

Sebuah benda untuk menurunkan ∆T akan melepaskan kalor yang sama besarnya

deangan banyaknya kalor yang dibutuhkan benda tersebut untuk menaikkan

suhunya sebesar ∆T juga.

Qlepas = Qterima

mair panas x cair x k ∆T = mair dingin x cair x ∆t + k ∆T

Jika suatu zat menerima atau melepas kalor maka temperatur zat tersebut akan

berubah. Dengan mengetahui besar perubahan temperatur pada benda maka dapat

ditentukan besarnya kalor yang diserap atau dilepas oleh benda tersebut

Jika tetapan kalorimeter yang didapat pada percobaan di atas dibandingkan dengan

tetapan kalorimeter referensi maka dapat kita lihat perbedaan di antara keduanya. Hal

ini dapat terjadi karena beberapa faktor, yaitu:

1. kalorimeter yang digunakan tidak sempurna mengisolasi sistem sehingga ada kalor

yang dilepaskan ke lingkungan(keluar masuk sistem)

2. kemungkinan terjadi ketidaktepatan pada saat melakukan pengamatan.

3. Adanya ketidakpastian pengukuran.

4. Pengamat kurang teliti melakukan percobaan.

Ada empat macam sistem yaitu:

a. Sistem Terbuka, Contohnya sejumlah zat dalam wadah terbuka.

b. Sistem Tertutup, Contohnya air dalam suatu botol tertutup.

c. Sistem Tersekat, Contohnya adalah termos biasa.

d. Sistem Terisolasi, Contohnya adalah termos yang ideal.

Dari keempat macam sistem tersebut, kalorimeter termasuk sistem terisolasi.

Keadaan sistem juga ditentukan oleh sejumlah variabel, misalnya suhu, tekanan, volume,

massa, dan konsentrasi. Variabel sistem dapat bersifat intensif, artinya tidak bergantung pada

ukuran sistem (tekanan, suhu, massa jenis, dll) atau bersifat ekstensif yang berarti tergantung pada

ukuran sistem (massa, volume, energi, entropi, dll).

Page 18: Modul Percobaan III

VII. KESIMPULAN

Dari percobaan-percobaan yang dilakukan, Kita dapat mengambil kesimpulan bahwa

sebelum menentukan kalor reaksi, kalor pelarutan, dan kalor penetralan, kita harus menentukan

tetapan kalorimeter karena kalor yang dilepaskan oleh benda yang suhunya lebih panas tidak

seluruhnya diserap oleh benda ysng suhunya lebih dingin tetapi ada dari sebagian tersebut diserap

kalorimeter.

Pada saat melakukan percobaan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar hasil

yang diperoleh mendekati hasil yang sebenarnya.adapun hal-hal tersebut yaitu:

1. Memperhitungkan angka ketidakpastian.

2. Melakukan percobaan seteliti mungkin.

3. Menggunakan kalorimeter yang tertutup rapat dengan mengecek bagian-bagiannya.

4. Mengamati hasil percobaan dengan seksama.

VIII. DAFTAR PUSTAKA

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-smk/kelas_x/definisi-termokimia-dan-pengukuran-energi-dalam-reaksi-kimia/ tanggal akses 20 Oktober 2010

http://id.wikipedia.org/wiki/Termokimia tanggal akses 20 Oktober 2010

http://andykimia03.wordpress.com/2009/08/29/materi-energi-dan-termokimia/ tanggal akses 20 Oktober 2010