modul mekflu ii

Upload: windy-chyntia-dewi

Post on 25-Feb-2018

447 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 Modul Mekflu II

    1/43

    MODUL PRAKTIKUM

    MEKANIKA FLUIDA IIDipergunakan untuk praktikum mahasiswa Teknik Lingkungan ITB

    PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN

    FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN

    INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG2015

  • 7/25/2019 Modul Mekflu II

    2/43

    PERATURAN PRAKTIKUM MEKANIKA FLUIDA II 2016RESPONSI

    1.

    Peserta wajib menghadiri responsi praktikum.

    2. Responsi diadakan setiap 2 minggu sekali hari Rabu, pk 09.00 10.00 di RSG lt. 6 labtek IX C sesuai

    dengan jadwal mata kuliah mekanika fluida 2.

    3. Responsi akan berlangsung selama kurang lebih 60 menit, terdiri dari penjelasan praktikum dan tes

    responsi.

    PRAKTIKUM

    Pelaksanaan Praktikum

    1.

    Praktikum dilaksanakan selama 90 menit, sudah termasuk tes di akhir praktikum.

    2. Tidak mengikuti praktikum berarti tidak lulus praktikum dan otomatis tidak lulus mata kuliah

    Mekanika Fluida II.

    3.

    Praktikan diharapkan hadir tepat waktu dengan toleransi keterlambatan maksimal 10 menit.

    a.

    5 - 10 menit (Jam di Lab. TPA) dikenakan sanksi perorangan (-10) dan kelompok (-5) dari nilai

    laporan.

    b. Sedangkan lebih dari 10 menit, praktikan tidak diperbolehkan mengikuti praktikum shift

    tersebut (harus mengikuti praktikum shift lain) dengan sanksi perorangan dan kelompok tetap

    diberlakukan.

    4.

    Praktikan tidak diperkenankan bercanda berlebihan selama praktikum.

    5. Bagi praktikan yang memecahkan properti laboratorium, segera lapor ke koordinator asisten dan

    mengganti item tersebut setelah kejadian berlangsung.

    6. Praktikan tidak boleh menggunakan fasilitas apapun di laboratorium tanpa izin dari asisten yang

    bertugas.

    Kelengkapan Praktikum

    1.

    Jurnal praktikum wajib dibawa selama kegiatan praktikum dan menjadi salah satu aspek penilaian.

    2.

    Seluruh praktikan yang mengikuti praktikum wajib mengisi daftar absen yang tersedia dilaboratorium pada saat praktikum dilaksanakan.

  • 7/25/2019 Modul Mekflu II

    3/43

    agar tidak mengganggu aktivitas selama praktikum. Jika kelengkapan tersebut tidak dipenuhi,

    praktikan tidak diizinkan mengikuti praktikum.

    4.

    Praktikan harus memakai jas lab dan nametag sebelum memasuki ruangan lab dan dibuka setelah

    praktikum selesai di luar lab.

    5. Nametag mengikuti format praktikum mekanika fluida I (Nama-shift). Disamakan untuk semua

    praktikan.

    6.

    Peralatan pribadi yang diperlukan untuk praktikum, meliputi stopwatch/ HP berstopwatch (1 per

    kelompok), penggaris 30 cm (2 per kelompok), kalkulator (1 per kelompok), alat tulis (perorangan),

    kertas reuse halaman A4 kalkulator (1 per kelompok). Peralatan tersebut harap disiapkan

    sebelum memasuki laboratorium.

    7.

    Tas praktikan disusun rapi di ruang asisten.

    8. Praktikan tidak diperbolehkan menggunakan aksesoris di tangan (termasuk jam tangan) selama

    praktikum.

    Izin Praktikum

    1.

    Praktikan yang tidak dapat mengikuti praktikum hanya boleh dikarenakan oleh 2 alasan :

    a. Sakit, dengan melampirkan surat sakit (hanya menerima surat sakit dari dokter) paling lambat

    1 minggu setelah praktikum, diberikan pada asisten yang bertugas saat praktikum.

    Pemberitahuan bahwa praktikan sakit harus disampaikan oleh teman satu kelompok ke asisten

    yang bertugas pada saat praktikum dilaksanakan.

    b. Ijin, dengan melampirkan surat ijin (yang dibuat oleh wali/orangtua) pada hari praktikum

    dilaksanakan, diberikan pada asisten praktikum. Pemberitahuan bahwa praktikan izin harus

    disampaikan oleh teman satu kelompok ke asisten yang bertugas pada saat praktikum

    dilaksanakan.

    2. Bagi praktikan yang tidak hadir, diharapkan mengikuti praktikum modul tersebut di shift lain (boleh

    kelas yang sama atau berbeda) dan mengumpulkan laporan serta mengikuti tes akhir sesuai dengan

    shift yang diikutinya. Jika praktikan tidak dapat mengikuti praktikum modul tersebut, maka

    diharapkan mengumpulkan :

    a. Tugas berupa resume dua buah jurnal/paper yang berkaitan atau di dalamnya ada pembahasan

    tentang fenomena hidrolika (mekanika fluida). Resume sebanyak 1-2 halaman (tidak

    mengandung tabel/gambar) tulistangan. Print out paper asli harap disertakan (menggunakan

  • 7/25/2019 Modul Mekflu II

    4/43

  • 7/25/2019 Modul Mekflu II

    5/43

    Gambar 1 Format Cover JurnalLAPORAN PRAKTIKUM

    Laporan praktikum merupakan laporan per orangan dan ditulis tangan kecuali Gambar, Tabel, Grafik,

  • 7/25/2019 Modul Mekflu II

    6/43

    minggu setelah praktikum. Laporan diserahkan pada asisten yang bertugas sesuai dengan jam

    praktikum secara berkelompok. Laporan yang dikumpulkan setelah jam praktikum shift kelompoknya

    dianggap terlambat 1 (satu) hari. Keterlambatan pengumpulan laporan dikenai sanksi perorangan -5(minus lima) nilai laporan/ hari. Jika praktikan tidak mampu menyelesaikan laporan tepat waktu

    dikarenakan sakit, harap memberikan surat sakit pada waktu pengumpulan laporan yang ditentukan.

    No. Bab Bobot

    1 Teori Dasar 15

    2 Tujuan 5

    3 Prinsip 10

    4 Data Awal 4

    5 Pengolahan Data 10

    6 Data Akhir 47 Analisis (A) 30

    8 Analisis (B) 10

    9 Kesimpulan 10

    10 Daftar Pustaka 2

    Ketentuan isi laporan :

    COVER laporan mengikuti format yang sudah diberikan, diketik dengan font Times New Roman

    (Gambar 2)

    TEORI DASAR dikerjakan secara perorangan 1-2 halaman tulis tangan termasuk gambar ilustrasi

    (boleh merupakan print-out yang ditempel).

    TUJUAN diharapkan jumlahnya minimal 2 poin lebih banyak dari yang tercantum di modul

    berdasarkan hal-hal yang praktikan temukan saat praktikum.

    PRINSIP dijelaskan dalam bentuk paragraf, merupakan prinsip praktikum (metoda yang

    dilakukan saat praktikum hingga tercapai tujuan praktikum)

    DATA AWAL dan DATA AKHIR (dalam bentuk tabel boleh manual/ komputer)

    PENGOLAHAN DATA berisi tahapan-tahapan perhitungan lengkap untuk 1 variasi debit

    ANALISIS (A) diharapkan berisi :

    o Analisis data dan grafik

    o Analisis komponen rumus-rumus yang digunakan kaitannya dengan hasil pengolahan

    data

    o Analisis kondisi yang didapatkan saat praktikum

    o Faktor-faktor kesalahan yang mungkin terjadi saat praktikum

    o Analisis umum lainnya (Seluruhnya dibandingkan dengan literatur)

    ANALISIS (B)meliputi contoh aplikasi dalam bidang teknik lingkungan disertai penjelasannya.

    Minimal dicantumkan 2 contoh aplikasi

    Jika mengutip kalimat yang merupakan hasil pemikiran orang lain dari buku jurnal atau

  • 7/25/2019 Modul Mekflu II

    7/43

    KESIMPULAN diharapkan menjawab seluruh poin yang dituliskan di bagian TUJUAN

    DAFTAR PUSTAKA minimal mencantumkan dua sumber textbook, atau jurnal (nasional atau

    internasional)

    UJIAN PRAKTIKUM

    Ujian praktikum dilaksanakan untuk menilai pemahaman praktikan akan prinsip-prinsip mekanika fluida

    saluran terbuka yang diaplikasikan di praktikum. Ujian praktikum merupakan ujian individual dan

    tertulis.

    NILAI PRAKTIKUM

    Nilai total praktikum merupakan penggabungan dari nilai keaktifan praktikan dalam praktikum, nilai

    jurnal, nilai tes responsi, nilai tes akhir, nilai laporan, dan nilai ujian praktikum.

  • 7/25/2019 Modul Mekflu II

    8/43

    MODUL 01 ALIRAN SERAGAM DAN KEMIRINGAN SALURAN

    A. SASARAN

    a. Membuktikan fenomena aliran seragam (profil aliran)

    b. Menentukan koefisien chezy (C)

    c. Menentukan koefisien manning (n)

    d. Menentukan bilangan reynold (NRE)

    e. Menentukan korelasi antara koefisien chezy (C) dan koefisien manning (n)

    B. TEORI DASAR

    Aliran seragam terjadi apabila :

    a.

    Kedalaman (y), luas penampang (A), kecepatan (v), dan debit (Q) sepanjang segmen

    saluran adalah konstan

    b. Slope energi, muka air, dan dasar saluran sejajar

    Persamaan-persamaan yang berhubungan dengan aliran seragam adalah :

    1. Persamaan Dasar

    Dimana :

    = Kecepatan aliran (m/s)

    = konstanta tahanan aliran = jari-jari hidrolis (m) = slope energi

    = konstanta

    2. Persamaan Chezy

    Dimana :

    = Kecepatan aliran (m/s) = konstanta tahanan aliran

    = jari-jari hidrolis (m) = slope energi

    3. Persamaan manning

    Dimana :

    = Kecepatan aliran (m/s) = konstanta tahanan aliran = jari-jari hidrolis (m)

    = slope energi

    Genniya Haya Nur Sadrina dan Widi Ajeng Luthfiyya

  • 7/25/2019 Modul Mekflu II

    9/43

    4. Persamaan Reynold

    Dimana :

    = Kecepatan aliran (m/s) = bilangan Reynold = Densitas (kg/m3) = Diameter hidrolis (4R)(m) = viskositas kinematik (N/m2) = viskositas dinamis (m2/s)

    C. CARA KERJA

    1. Ukur temperatur air pada awal percobaan setelah hydraulic bench dinyalakan.

    2.

    Operasikan Hydraulic Bench dengan beban tertentu, catat beban yang digunakan

    dan waktu yang diperlukan untuk menaikkan bebannya.

    3. Kalibrasi alat pengukur kedalaman.

    4. Ukur lebar saluran terbuka.

    5. Ukur kedalaman di 6 titik sepanjang saluran ( 3 di hulu dan 3 di hilir dengan jarak

    yang sama) dengan menggunakan alat pengukur kedalaman. Catat posisi tiap titik

    (x).

    6. Lakukan percobaan sebanyak 5 variasi debit. Setiap kali variasi debit dilakukan tiga

    kali pengukuran waktu.

    7. Ukur temperatur air pada akhir percobaan.

    D. TABEL DATA

    Massa beban (kg) m

    Suhu air awal (0C) Tawal

    Suhu air akhir (0C) Takhir

    Lebar saluran (m) L

  • 7/25/2019 Modul Mekflu II

    10/43

  • 7/25/2019 Modul Mekflu II

    11/43

    F. ILUSTRASI

    Gambar 1.Fenomena Aliran seragam

  • 7/25/2019 Modul Mekflu II

    12/43

  • 7/25/2019 Modul Mekflu II

    13/43

    ALIRAN BERUBAH LAMBAT

    Perilaku dasar berubah lambat:

    1.Kedalaman hidrolis berubah secara lambat pada arah longitudinal

    2.

    Faktor pengendali aliran ada di kombinasi di hulu & hilir

    3.Analisis menentukan struktur saluran yang aman dan op mal

    Asumsi:

    1.steady flow dan distribusi tekanan ditentukan oleh gaya hidrostatis

    2.kehilangan tekanan didekati aliran seragam

    3.Slope kecil

    4.

    Tidak terjadi re-aerasi

    5.Koefisien corolis tidak berubah

    6.Koefisien gesek tidak bervariasi terhadap kedalaman

    7.Saluran prismatik

    Rumusrumus yang digunakan :

    C.CARA KERJA

    1.Ukur lebar saluran, panjang saluran, dan tinggi ambang yang akan digunakan.

    2.Operasikan hydraulic benchdan ukur temperatur awal.

    3.Tempatkan dua ambang di hilir saluran, dan ukur kedalaman saluran pada 10 titik

    yang ditentukan di sepanjang saluran.

    4.Lakukan pengukuran sebanyak 3 variasi waktu (dengan hydraulic bench) pada satu

    titik kedalaman yang sama, dan 5 variasi debit setiap kali pengukuran.

    5.Jika pengukuran telah selesai, matikan hydraulic benchdan ukur temperatur akhir air.

  • 7/25/2019 Modul Mekflu II

    14/43

  • 7/25/2019 Modul Mekflu II

    15/43

  • 7/25/2019 Modul Mekflu II

    16/43

    MODUL 03 LONCATAN HIDROLIS

    Floriana Ayumurti, Arlieza Raudhah, dan Raihan Anandya

    A. SASARAN

    1. Q aktual

    2. Bilangan Froude

    3. Energi Spesifik

    4. Efisiensi Loncatan

    B. CARA KERJA

    1. Ukur suhu awal

    2. Jalankan Hydraulic Bench untuk memperoleh debit aktual

    3. Tempatkan sluice gate +/ 90 cm dari inlet sehingga membentuk loncatan hidrolis

    4. Atur bukaan sluice gate sehingga membentuk loncatan hidrolis

    5. Ukur panjang loncatan dan kedalaman aliran di 6 titik sesuai gambar

    6. Lakukan dengan 5 variasi debit

    7. Ukur suhu akhir

    C. TABEL DATA

    Massa beban (kg) =

    T air awal (C) =

    T air akhir (C) =

    Variasi

    Beban

    (kg)

    Waktut rata

    (s)

    Kedalaman

    L (m) Y6/Y2Hi

    (m)t 1 t 2 t 3 Y1 Y2 Y3 Y4 Y5

    D. TABEL HASILVolume

    Air (m3)Q (m3/s) A1 (m2) A2 (m2) A3 (m2) A4 (m2) A5 (m2) A6 (m2)

  • 7/25/2019 Modul Mekflu II

    17/43

    Volume

    Air (m3)Q (m3/s) P1 (m) P2 (m) P3 (m) P4 (m) P5 (m) P6 (m)

    R1 R2 R3 R4 R5 R6V1

    (m/s)

    V2

    (m/s)

    V3

    (m/s)

    V4

    (m/s)

    V5

    (m/s)

    V6

    (m/s)Fr Fr2

    ES1 ES2 ES3 ES4 ES5 ES6 Beda E E6/E2

    GRAFIK

    1.

    Fr2terhadap Y6/Y2

    2.

    Fr2terhadap Y6/Y2

    3.

    Fr2terhadap Y6/Y2

    4.

    Y terhadap L

    5.

    Y6/Y2 terhadap L

    6.

    Q terhadap L

    7.

    ES terhadap Y (untuk setiap variasi debit)

    8.

    Seluruh grafik menggunakan regresi power, kecuali grafik ES terhadap Y dan Y terhadap L

    RUMUS YANG DIGUNAKAN

  • 7/25/2019 Modul Mekflu II

    18/43

    ILUSTRASI

  • 7/25/2019 Modul Mekflu II

    19/43

  • 7/25/2019 Modul Mekflu II

    20/43

    dengan persamaan:

    =

    . (3)

    =

    = . (4)

    =

    2 (5)

    Keterangan:

    Q = debit aliran (m3/dt)

    hu = kedalaman di atas ambang (m)

    Cd = koefisien discharge

    b = lebar ambang (m)

    F = angka Froud (froud number)

    y = kedalaman aliran tiap titik (m)

    A = luas saluran (m2)

    Jika:

    F1 disebut aliran super kritik.

    C. CARA KERJA

    1. Ambang lebar dipasang pada posisi tertentu dalam model saluran terbuka.

    2. Alat pengukur kedalaman dan venturimeter dikalibrasikan. Dimensi ambang dicatat.

    3. Pompa dinyalakan dengan debit air tertentu sesuai dengan yang diinginkan tetapi tidak

    meluap.

    4. Lakukan pula pegukuran debit aktual.

    5. Sekat dihilir diatur sedemikian rupa sehingga diperoleh keadaan loncat pertama,

    loncatan kedua, peralihan, tenggelam pertama, dan tenggelam kedua. Untuk masing

  • 7/25/2019 Modul Mekflu II

    21/43

    masing keadaan diperiksa apakah aliran sudah stabil. Jika sudah pengambilan data dapat

    dilakukan.

    6. Untuk masingmasing keadaan data tinggi muka air pada delapan titik pengamatan

    dicatat untuk menggambar profil aliran, dan untuk menghitung debit maka dapat

    dicatat dari venturimeter.

    7. Langkah 5 dan 6 diulang untuk dua debit yang berbeda. Namun yang dicatat hanya

    permukaan air di hulu (y1) dan kedalaman air di hilir (y2) saja.

    8. Setelah selesai langkah 7, sekat di hilir dikosongkan.

    9. Debit aliran diatur (mulai dari yang besar ke yang kecil).

    10. Tinggi muka air sebelum ambang (y1) dicatat.

    11. Langkah 9 dan 10 diulangi sampai didapat debit minimum yang masih dapat mengalir.

    12. Ulangi lagi langkah 110.

    D. TABEL DATA

    Tinggi ambang

    Lebar ambang

    Panjang ambang

    =

    =

    =

    cm

    cm

    cm

    Suhu Awal

    Suhu Akhir

    =

    =

  • 7/25/2019 Modul Mekflu II

    22/43

    E. TABEL HASIL

  • 7/25/2019 Modul Mekflu II

    23/43

  • 7/25/2019 Modul Mekflu II

    24/43

  • 7/25/2019 Modul Mekflu II

    25/43

    Q = debit aliran ( m3 /dtk )

    H = tinggi air di atas ambang ( m )

    t = tinggi ambang ( m )

    Gambar aliran di atas ambang tajam

    C. CARA KERJA

    1. Ukur tinggi ambang tajam yang digunakan, lebar saluran.

    2. Ukur kedalaman ketinggian muka air di 6 titik yang telah ditentukan (lihat ilustrasi),

    yaitu sebelum ambang, di atas ambang, dan setelah ambang dengan 3 variasi debit.

    D. TABEL DATA

    Tinggi ambang

    Lebar ambang

    Panjang ambang

    =

    =

    =

    cm

    cm

    cm

    Suhu Awal

    Suhu Akhir

    =

    =

  • 7/25/2019 Modul Mekflu II

    26/43

    E. TABEL HASIL

    Dibuat 3 tabel untuk 3 variasi debit

    GRAFIK

    1. Qteoritis terhadap Qaktual (linear)

    2. Qact vs b.(h 3/2) (linear)

    3. Y vs Fr (power)

    4. Es terhadap y untuk tiap variasi (grafik manual)

    F. ILUSTRASI

  • 7/25/2019 Modul Mekflu II

    27/43

  • 7/25/2019 Modul Mekflu II

    28/43

    MODUL 05 - ALAT UKUR DEBIT SALURAN TERBUKAKenny Wonosantoso dan Fiana Fauzia

    A.

    SASARAN1. Mengukur tinggi muka air di atas Notch (H)

    2. Menghitung nilai Qaktual dan Qteoritis

    3. Menghitung nilai Cd (Coefficient Discharge)

    B.

    TEORI DASARNotch pada dasarnya merupakan konstruksi dalam saluran terbuka. Notch biasanya digunakan dalam

    pengukuran kecepatan aliran saluran terbuka. Notch akan memberikan efek konstraksi pada aliran

    fluida sehingga ketinggian air diatas notchdapat digunakan untuk menentukan kecepatan fluida dan

    dapat diukur untuk mewakili besaran debit yang melaluinya. Alat ukur pada saluran terbuka ini dapat

    diklasifikasikan menjadi dua, yaitu u-notchdan v-notch.

    C.

    CARA KERJA

    1. Jalankan hydraulic bench dan pasang beban, catat massa beban yang digunakan dan waktu yang

    dibutuhkan untuk pengaliran.

    2.

    Ukur suhu air awal percobaan.

    3. Ukur kedalaman air seperti pada gambar

    4. Lakukan tiga kali pengukuran untuk setiap variasi debit, dimana dalam percobaan ini dilakukan lima

    kali variasi debit.

    5. Ukur suhu akhir percobaan.

    6.

    Hitung debit dan koefisien Cd dengan rumus:

  • 7/25/2019 Modul Mekflu II

    29/43

    D.

    TABEL DATA

    Besaran Nilai

    T air awal (oC)

    T air akhir (oC)

    Massa beban (kg)

    b (lebar notch) (cm)

    VariasiWaktu Kedalaman (m) U-Notch Kedalaman (m) V-notch

    t1 t2 t3 H1 H2 H3 H1 H2 H3

    1

    2

    3

    4

    5

    E. TABEL HASIL

    VariasiWaktu rata-

    rata (s)

    Kedalaman

    rata-rata (m)

    Q aktual (

    m/s)

    Q teoritis

    (m/s)Cd

  • 7/25/2019 Modul Mekflu II

    30/43

    F.

    ILUSTRASI

  • 7/25/2019 Modul Mekflu II

    31/43

    MODUL 06 VENTURIFLUME

    Zeneth Ayesha Thobarony

    A. SASARAN

    1. Memperoleh nilai Q actual.

    2. Mendapatkan nilai Qteoritis (mengunakan persamaan aliran kritis)

    3. Menghitung Cd (koefisien disharge).

    4. Menghitung Fr (bilangan Froude): dihitung pada setiap titik.

    5.

    Menghitung Re (Bilangan Reynolds): dihitung pada setiap titik.

    6. Menghitung ES (Energi spesifik): dihitung pada setiap titik.

    7. Mengetahui nilai Yc (Kedalaman kritis)

    B. TEORI DASAR

    Venturiflume adalah sebuah alat yang memberikan penyempitan tibatiba pada sua tu

    saluran sehingga menyebabkan terjadinya aliran kritis pada saluran terbuka dan

    menciptakan kedalaman kritis. Berikut adalah gambaran sebuah venturi flume :

    1. Gambar Penyempitan Saluran

    Tampak Atas

    Tampak Samping

  • 7/25/2019 Modul Mekflu II

    32/43

    2. Gambar TitikTitik Pengukuran Kedalaman Air

    Tampak Atas

    Tampak Samping

    Rumusrumus yang digunakan dalam pengukuran debit aliran dengan menggunakan

    Venturiflume adalah :

    Perhitungan Debit Aktual (Manometer)

    Perhitungan Energi Spesifik Penyempitan

    Dengan : dan

    Perhitungan Debit Teoritis

    ( )

  • 7/25/2019 Modul Mekflu II

    33/43

    Perhitungan Bilangan Froude

    Perhitungan Energi Spesifik di Setiap Titik

    Perhitungan Kedalaman Kritis

    Notes : ES kritis didapatkan dari grafik

    - Perhitungan Bilangan Reynolds

    C. CARA KERJA

    1. Atur dasar saluran dengan kemiringan kecil (0.25%).

    2.

    Letakkan plat venturi kirakira pada jarak 4 dari outlet saluran (plat harus dipasang

    tepat berlawanan satu sama lain).

    3. Ukur suhu air pada awal percobaan.

    4. Jalankan Hydraulic bench, catat perbedaan tinggi manometer air raksa pada setiap

    debit.

    5. Ukur kedalaman air pada titiktitik seperti ditujukan pada gambar.

    6. Percobaan dilakukan 3 (tiga) kali pencatatan.

    7. Percobaan dilakukan dengan 5 (lima) variasi debit.

    8. Ukur suhu air pada akhir percobaan.

    D. TABEL DATA

    Massa beban =

    T air awal = b (lebar saluran) =

    T air akhir = bt (lebar penyempitan) =

  • 7/25/2019 Modul Mekflu II

    34/43

    Tabel data untuk perhitungan Q actual

    VariasiKedalaman (cm)

    H1 H2

    1

    2

    3

    4

    5

    Tabel data untuk perhitungan Q teoritis

    VariasiKedalaman (cm)

    Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 Y7

    1

    2

    3

    4

    5

    E. TABEL HASIL

    1. Q Teoretis untuk setiap variasi

    Varisi H Mano Qaktual EPenyempitan QTeoritis Cd

    1

    2

    3

    4

    5

  • 7/25/2019 Modul Mekflu II

    35/43

    2. Bilangan Froude untuk Setiap Titik

    VariasiBilangan Froude

    Fr1 Fr2 Fr3 Fr4 Fr5 Fr6 Fr7

    1

    2

    3

    4

    5

    3.

    Nilai Energi Spesifik untuk Setiap Titik

    VariasiEnergi Spesifik

    Es1 Es2 Es3 Es4 Es5 Es6 Es7

    1

    2

    3

    4

    5

    4. Nilai Kedalaman Kritis Pada Berbagai Variasi Debit (Yc)

    Variasi Yc

    1

    2

    3

    4

    5

  • 7/25/2019 Modul Mekflu II

    36/43

  • 7/25/2019 Modul Mekflu II

    37/43

    F. ILUSTRASI

    Tampak atas dan samping Parshall Flume

  • 7/25/2019 Modul Mekflu II

    38/43

    VII-1

    MODUL 07 HIDROLIKA SUNGAI

    Reza Eka Putra - Zakky Rabbani

    A. SASARAN

    1. Menghitung debit aliran sungai

    2. Menghitung distribusi kecepatan di seluruh penampang sungai

    3. Menghitung jarijari hidrolis sungai

    4. Menentukan penampang melintang sungai

    5. Menentukan kecepatan aliran sungai

    B. TEORI DASAR

    Sungai merupakan contoh saluran terbuka alami. Sungai terbentuk dengan adanya aliran air dari satu

    atau beberapa sumber air yang berada di ketinggian, contohnya di sebuah puncak bukit atau gunung

    yang tinggi, dimana air hujan banyak jatuh di daerah itu kemudian terkumpul di bagian cekung. Karena

    penuh, akhirnya mengalir keluar melalui bagian bibir cekungan yang paling mudah tergerus air dan

    membentuk badan sungai.

    Sungai memiliki debit yang variatif disebabkan karena proses-proses alamiah yang terjadi sepanjang

    hulu ke hilir. Karakteristik sungai ditentukan dengan besar debit, penampang, kecepatan sungai dan

    sebagainya. Menurut Sosrodarsono dan Takeda (2006), debit air sungai adalah laju aliran air yang

    melewati suatu penampang melintang dengan persatuan waktu. Besarnya debit dinyatakan dalam

    satuan meter kubik per detik (m3/detik). Pengukuran debit sungai menjadi penting mengingat

    distribusi kecepatan aliran di dalam alur tidak sama secara horisontal dan vertikal. Beberapa metode

    pengukuran debit aliran sungai adalah:

    1. Area velocity method

    2. Fload area method

    3. Metode kontinyu

    Faktor yang dapat mempengaruhi debit air sungai, antara lain:

    1. Intensitas hujan

    2. Penggundulan hutan

    3. Pengalihan hutan menjadi lahan pertanian

    4. Intersepsi

    5. Evaporasi dan transpirasi

  • 7/25/2019 Modul Mekflu II

    39/43

    VII-2

    C. CARA KERJA

    1. Mengukur lebar sungai.

    2. Penampang sungai dibagi menjadi beberapa segmen dengan lebar tiap segmen sebesar

    1 meter.

    3. Ukur kedalaman di tiap sisi segmen (Di dan Dii untuk penghitungan penampang saluran

    sungai) serta ukur pula kedalaman di tengah segmen (H) untuk pengukuran kecepatan

    aliran sungai.

    4. Mengukur kecepatan dari dasar tiap segmen. Pengukuran kecepatan dilakukan di tengah

    segmen dengan ketinggian tiap 10 cm dari dasar sungai dengan menggunakan

    propeller.Propeller dihadapkan ke arah arus sungai.

    5. Ulangi langkah 4 dengan ketinggian 0,2 H; 0,6 H; 0,8 H.6. Mengukur kecepatan aliran sungai di permukaan menggunakan tali sepanjang 1 m

    dengan bola terapung di ujungnya. Hitung waktu yang dibutuhkan oleh aliran sungai

    untuk meregangkan tali dan bola terapung.

  • 7/25/2019 Modul Mekflu II

    40/43

    VII-3

    D. TABEL DATA

    Segmen 1 2 3 4 5 6Titik Segmen ABC CDE EFG GHI IJK KLM

    Titik Tengah Segmen B D F H J L

    Lebar Segmen (X, m)

    Kedalaman sisi kiri (Di, m)

    Kedalam sisi kanan (D ii, m)

    Kedalaman titik tengah segmen (H, m)

    0,2 H

    0,6 H

    0,8 H

    N

    Vp (m/s)S (m)

    t (detik)

    VH (m/s)

    N 0,2 H (Rps)R (putaran)

    t (detik)

    N 0,6 H (Rps)R (putaran)

    t (detik)

    N 0,8 H (Rps)R (putaran)

    t (detik)

    Vn (m/s)

    10 cm N10(Rps)R (putaran)

    t (detik)

    20 cm N20(Rps)R (putaran)

    t (detik)

    30 cm N30(Rps)R (putaran)

    t (detik)

    40 cm N40(Rps)R (putaran)

    t (detik)

    50 cm N50(Rps)R (putaran)

    t (detik)

    Catatan :

  • 7/25/2019 Modul Mekflu II

    41/43

    VII-4

    E. TABEL HASIL

    Segmen 1 2 3 4 5 6

    Titik Segmen ABC CDE EFG GHI IJK KLMTitik Tengah Segmen B D F H J L

    Lebar Segmen (X, m)

    Kedalaman sisi kiri (Di, m)

    Kedalam sisi kanan (D ii, m)

    Kedalaman titik tengah segmen (H, m)

    0,2 H

    0,6 H

    0,8 H

    m (m)

    A (m2)

    N 0,2 H (Rps)

    N 0,6 H (Rps)N 0,8 H (Rps)

    N10 (Rps)

    N20 (Rps)

    N30 (Rps)

    N40 (Rps)

    N50 (Rps)

    Vp (m/s)

    V 0,2H (m/s)

    V 0,6H (m/s)

    V 0,8H (m/s)

    V 10 (m/s)

    V 20 (m/s)V 30 (m/s)

    V 40 (m/s)

    V 50 (m/s)

    Vr (m/s)

    Er 1 (%)

    Er 2 (%)

    Q (m3/s)segmen

    Q (m3/s)total

    A total

    Vr total

    m total (m)

    Rh (m)Catatan :

  • 7/25/2019 Modul Mekflu II

    42/43

    VII-5

    abc

    F. PENGOLAHAN DATA

    1. Jumlah pengukuran tiap 10 cm

    i = H / 0,1

    2. Kecepatan putaran propellerN = R / t

    3. Kecepatan tiap 10 cm dari dasar

    N 0,71 V = (0,2240 x N) + 0,037

    0,71 N 9,85V = (0,2520 x N) + 0,017

    4. Kecepatan rata-rata

    Vr = ((Vn) + Vp) / (i+1)

    5. Perhitungan Error

    , dimana

    , dimana V2 = V0,6H

    6. Luas tiap Segmen

    A = [( Di +Dii). X ]/2

    7. Debit tiap segmen

    Q = A x Vr

    8. Debit total

    Qtotal = Q1 + Q2 + Q3 + ..+Q7

    9. Panjang Melintang

    m = [(Dii-Di)2

    + X2]

    0,5

    mabc= {(Diiabc Diabc)2

    + X2

    10. Jari-jari hidrolisRH = Atotal / m

    11. Vr total

    }0,5

    Vrtotal = (Vr1 + Vr2 + Vr3 + .+Vri) / i

  • 7/25/2019 Modul Mekflu II

    43/43

    GRAFIK

    1. Penampang melintang sungai

    2. Kecepatan terhadap kedalaman pada setiap segmen

    3. Kecepatan aktual terhadap bentang sungai4. Kontur distribusi kecepatan diseluruh penampang sungai

    G. ILUSTRASI