modul 1 - bpsdm.pu.go.id filejasa dalam membuat dokumen penawaran pengadaan pekerjaan jalan dan...

100
MODUL 1 MANAJEMEN KONSTRUKSI DAN MANAJEMEN KONTRAK

Upload: vankiet

Post on 24-Jul-2019

690 views

Category:

Documents


130 download

TRANSCRIPT

MODUL 1 MANAJEMEN KONSTRUKSI DAN

MANAJEMEN KONTRAK

i

KATA PENGANTAR

Volume/kuantitas item pekerjaan dijadikan dasar penawaran oleh penyedia

jasa dalam membuat dokumen penawaran pengadaan pekerjaan jalan dan

jembatan. Langkah – langkah preventif untuk meminimalisir terjadinya review

desain perlu diketahui oleh personil di lingkungan Direktorat Jenderal Bina

Marga dan dinas-dinas terkait yang bertanggung jawab atas proyek

kebinamargaan sebagai upaya mendukung percepatan Pembangunan

Infrastruktur di Indonesia yang terkadang terganjal sengketa konstruksi.

Oleh karena itu Pusdiklat Jalan, Perumahan, Permukiman, dan Pengembangan

Infrastruktur Wilayah menyelenggarakan pelatihan Perhitungan Kuantitas

Pekerjaan Jalan dan Jembatan. Melalui pelatihan ini diharapkan dapat

membantu meningkatkan kompetensi ASN di lingkungan Direktorat Jenderal

Bina Marga, agar mampu menerapkan perhitungan kuantitas pekerjaan jalan

dan jembatan, sehingga tidak terjadi permasalahan/dispute dalam

pelaksanakan pekerjaan di lapangan serta meminimalisir terjadinya review

desain.

Kami mengaharapkan agar peserta Pelatihan Perhitungan Kuantitas Pekerjaan

Jalan dan Jembatan dapat memanfaatkan modul ini secara optimal, bahkan

dapat menggali kedalaman substansinya di antara sesama peserta dan para

Widyaiswara dalam berbagai kegiatan pembelajaran selama pelatihan

berlangsung.

Kepada penulis dan seluruh anggota Tim yang telah berpartisipasi, kami

ucapkan terima kasih. Semoga modul ini dapat dipergunakan sebaik-baiknya.

Bandung, Desember 2018

Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Jalan, Perumahan, Permukiman, dan Pengembangan

Infrastruktur Wilayah

Ir. Thomas Setiabudi Aden, M.Sc.Eng NIP. 19640520 198903 1020

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i

DAFTAR ISI ............................................................................................... ii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... iv

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL .............................................................v

PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 2

B. Deskripsi Singkat.................................................................................. 2

C. Tujuan Pembelajaran .......................................................................... 3

D. Materi Pokok Dan Sub Materi Pokok ................................................... 3

E. Estimasi Waktu .................................................................................... 3

PENYIAPAN PEKERJAAN KONSTRUKSI ............................................ 5

A. Pengertian Dan Lingkup Manajemen Konstruksi ................................. 6

B. Penyusunan cost program (anggaran) ............................................... 11

C. Penyusunan cost project (EE dan OE) ................................................ 12

D. Rangkuman ........................................................................................ 32

E. Latihan Soal ....................................................................................... 32

PENYIAPAN KONTRAK KONSTRUKSI .............................................35

A. Dokumen kontrak .............................................................................. 36

B. Penandatanganan kontrak ................................................................ 55

C. Rangkuman ........................................................................................ 57

D. Latihan Soal ....................................................................................... 57

PASCA PENANDATANGAN KONTRAK ............................................59

A. Persiapan Pelaksanaan ...................................................................... 60

B. Pelaksanaan Kontrak ......................................................................... 66

C. Serah Terima Hasil Pekerjaan ............................................................ 77

D. Rangkuman ........................................................................................ 81

E. Latihan Soal ....................................................................................... 82

PENUTUP......................................................................................83

iii

A. Evaluasi Kegiatan Belajar ................................................................... 84

B. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ......................................................... 84

C. Kunci Jawaban ................................................................................... 85

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 90

GLOSARIUM............................................................................................ 91

Gambar 1. Elemen Utama Suatu Proyek Konstruksi........................................ 6

Gambar 2. Tugas Manajemen Konstruksi ........................................................ 9

Gambar 3. Masa Kontrak Dan Kegiatan Pendukungnya Berdasarkan FIDIC .. 10

Gambar 4. Skema bagian bagian kontrak ...................................................... 38

Gambar 5. Tahapan Kegiatan Pelaksanaan Kontrak ...................................... 60

Gambar 6 Skema PCM ............................................................................... 61

Gambar 7 Revisi Skedul Akibat Perpanjangan Waktu (Benar) Perubahan Jadwal

Pelaksanaan Pekerjaan; ................................................................................ 64

Gambar 8. Alur Serah Terima Hasil Pekerjaan ............................................... 77

Gambar 9. Masa Pemeliharaan ..................................................................... 80

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Elemen Utama Suatu Proyek Konstruksi ........................................ 6

Gambar 2. Tugas Manajemen Konstruksi ........................................................ 9

Gambar 3. Masa Kontrak Dan Kegiatan Pendukungnya Berdasarkan FIDIC .. 10

Gambar 4. Skema bagian bagian kontrak ...................................................... 38

Gambar 5. Tahapan Kegiatan Pelaksanaan Kontrak ...................................... 60

Gambar 6 Skema PCM ............................................................................... 61

Gambar 7 Revisi Skedul Akibat Perpanjangan Waktu (Benar) Perubahan Jadwal

Pelaksanaan Pekerjaan; ................................................................................. 64

Gambar 8. Alur Serah Terima Hasil Pekerjaan ............................................... 77

Gambar 9. Masa Pemeliharaan ..................................................................... 80

v

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

Petunjuk penggunaan modul ini dimaksudkan untuk mempermudah peserta

Pelatihan Perhitungan dan Pengukuran Kuantitas Pekerjaan Jalan dan

Jembatan. Oleh karena itu, sebaiknya peserta pelatihan memperhatikan

beberapa petunjuk berikut ini.

1. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan ini, sampai Anda mempunyai

gambaran kompetensi yang harus dicapai, dan ruang lingkup modul ini.

2. Baca dengan cermat bagian demi bagian, dan tandailah konsep-konsep

pentingnya.

3. Segeralah membuat Ringkasan Materi tentang hal-hal esensial yang

terkandung dalam modul ini.

4. Untuk meningkatkan pemahaman Anda tentang isi modul ini, tangkaplah

konsep-konsep penting dengan cara membuat pemetaan keterhubungan

antara konsep yang satu dengan konsep lainnya.

5. Untuk memperluas wawasan Anda, bacalah sumber-sumber lain yang

relevan baik berupa kebijakan maupun subtansi bahan ajar dari media

cetak maupun dari media elektronik.

6. Untuk mengetahui sampai sejauh mana pemahaman Anda tentang isi

modul ini, cobalah untuk menjawab soal-soal latihan secara mandiri,

kemudian lihat kunci jawabannya.

7. Apabila ada hal-hal yang kurang dipahami, diskusikanlah dengan teman

sejawat atau widyaiswara atau catat untuk bahan diskusi pada saat

tutorial.

Peserta membaca dengan seksama setiap Sub Kegiatan belajar dan

bandingkan dengan pengalaman Anda yang dialami di lapangan.

PENDAHULUAN

2

Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

A. Latar Belakang

Pada pelaksanaan pekerjaan Jalan dan Jembatan diperlukan suatu acuan

pelaksanaan yang menjadi patokan bagi para pelaksana dalam melaksanakan

pekerjaannya. Dokumen kontrak merupakan dokumen yang sangat penting

dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, yang sekaligus dijadikan dasar atau

patokan dalam melaksanakan setiap item pekerjaan. Dokumen kontrak

memuat segala ketentuan teknik, administratif, dan hukum tentang pekerjaan

yang harus dilaksanaan sesuai dengan perjanjian yang diatur dalam dokumen

kontrak. Dokumen kontrak mengandung perintah dan larangan serta

ketentuan teknik lainnya yang harus dilaksanakan dan dipenuhi oleh pelaku

jasa konstruksi. Bila tidak dicermati dan dilaksanakan sesuai dengan perintah

maka akan berdampak kesalahan dalam pelaksanaan atau kerugian yang

berakibat hukum seperti denda, ganti rugi atau lainnya.

Pada saat menyusun dokumen kontrak selain syarat syarat umum dan

spesifikasi, hal yang harus disiapkan dengan baik adalah daftar quantitas dan

biaya. Perhitungan Analisa harga satuan akan menentukan kebutuhan jumlah

dan komposisi bahan, peralatan, dan tenaga kerja yang diperlukan dalam

penyelesaian suatu kegiatan proyek konstrusi. Perhitungan volume pekerjaan

yang akan dikerjakan dan perhitungan harga satuan pekerjaan akan

menghasilkan total biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan

tersebut. Variabel waktu dalam penyelesaian pekerjaan tersebut merupakan

komponen yang sensitif.

Sehingga, fungsi manajemen konstruksi perlu diterapkan dalam mengelola

pelaksanaan proyek. Unsur unsur bahan (material), tenaga keja (man),

peralatan (mechine), biaya (money), spesifikasi (metode), dan waktu sangat

menentukan dalam pembentukan mekanisme menejemen agar dapat

berlangsung dengan baik.

B. Deskripsi Singkat

Pengertian menejemen konstruksi diuraikan secara terbatas sebagai

pengantar ke modul modul berikutnya. Mulai dari penandatangan kontrak,

persiapan pelaksanaan, pelaksanaan konstruksi, sampai dengan serah terima

pekerjaan.

Manajemen kontrak dimaksudkan adalah menyiapkan kegiatan penanganan

jalan dan jembatan yang tepat dan berbagai hal agar pelaksannaan konstruksi

melalui kontrak konstrusi dapat berjalan dengan baik sehingga tercapai

3

Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

sasaran yang diharapkan dengan tepat mutu, tepat waktu, tepat sasaran, dan

hasilnya berfungsi dengan baik.

C. Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran terdiri dari hasil belajar dan indikator hasil belajar

sebagai berikut :

C.1. Hasil Belajar

Setelah mengikuti proses pembelajaran Manajemen Konstruksi dan

Manajemen Kontrak peserta diharapkan mampu memahami dan menerapkan

penyiapan kegiatan pekerjaan konstruksi, penyiapan kontrak konstruksi dan

kegiatan pasca penandatanganan kontrak konstruksi.

C.2. Indikator Hasil Belajar

Keberhasilan yang diharapkan dari peserta adalah setelah mengikuti pelatihan

ini peserta diharapkan akan mampu :

D. Materi Pokok Dan Sub Materi Pokok

Dari indikator hasil belajar yang terdiri dari 2 (dua) kelompok dan dijabarkan

di masing-masing materi pokok tersebut ke sub materi pokok sebagai berikut:

1. Penyiapan Pekerjaan Konstruksi

a. Pengertian dan lingkup manajemen konstruksi

b. Penyusunan Cost Program (anggaran)

c. Penyusunan Cost Project (EE dan OE)

2. Penyiapan Kontrak Konstruksi

a. Dokumen Kontrak

b. Penandatanganan Kontrak

3. Pasca Penandatanganan Kontrak

a. Persiapan Pelaksanaan Kontrak

b. Pelaksanaan Kontrak

c. Serah terima hasil pekerjaan

E. Estimasi Waktu

Alokasi waktu yang diberikan untuk pelaksanaan kegiatan belajar mengajar

untuk mata pelatihan “Manajemen Konstruksi dan Manajemen Kontrak”

4

Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

pada peserta Pelatihan Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

ini adalah 4 (empat) jam pelajaran (JP) @ 45 menit.

PENYIAPAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

Indikator Keberhasilan

Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta

pelatihan diharapkan mampu menjelaskan

penyiapan pekerjaan konstruksi sesuai dengan

NSPK yang berlaku.

6

Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

A. Pengertian Dan Lingkup Manajemen Konstruksi

Manajemen konstruksi adalah ilmu yang mengenai aspek-aspek manajerial

dan teknologi industri konstruksi. Manajemen konstruksi juga dapat diartikan

sebagai sebuah model bisnis yang dilakukan oleh konsultan konstruksi dalam

memberi nasihat dan bantuan dalam sebuah proyek pembangunan.

Manajemen konstruksi adalah cara mengelola dan mengorganisir berbagai

aset, sumber daya manusia, waktu serta kualitas pekerjaan proyek, sehingga

proyek menghasilkan kualitas yang maksimal dalam waktu yang sudah

direncanakan.

Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa Manajemen

konstruksi adalah proses penerapan fungsi-fungsi manajemen (perencanaan,

pelaksanaan dan pengawasan) secara sistimtis pada suatu proyek konstruksi

dengan mengunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien agar

tercapai tujuan proyek konstruksi secara optimal. Langkah-langkah dalam

membuat perencanaan, penjadwalan dan pengendalian proyek konstruksi

dapat dengan menggunakan bar chart dan kurva-S. Keberhasilan suatu proyek

konstruksi (mencapai tujuan akhir dengan menyelaraskan 3 tujuan utama

proyek yaitu biaya optimal, mutu yang bagus dan waktu yang tepat) sangat

dipengaruhi oleh kejelian perencana dalam menjadwal pelaksanaan suatu

proyek konstruksi.

Gambar 1. Elemen Utama Suatu Proyek Konstruksi

Ketiga elemen tersebut berkaitan dan saling mempengaruhi. Kualitas mutu

berkaitan dengan biaya yang dikeluarkan, besar kecilnya biaya secara umum

menunjukkan tinggi rendahnya mutu untuk suatu pekerjaan. Demikian pula

dengan waktu pelaksanaan, tinggi rendahnya mutu secara tidak langsung

7

Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

berkaitan dengan lama waktu pelaksanaan. Dari waktu yang lebih lama secara

otomatis akan menambah biaya pelaksanaan. Bentuk saling mempengaruhi

ini memberikan beberapa kebutuhan akan teknik untuk manajemen proses

konstruksi.

Dari beberapa batasan tersebut suatu proyek konstruksi membutuhkan

perencanaan, penjadwalan dan pengendalian proyek dengan tujuan untuk

menyelaraskan antara biaya proyek yang optimal, mutu pekerjaan yang

berkualitas dan waktu pelaksanaan yang tepat. Manajemen konstruksi

(construction management), adalah bagaimana agar sumber daya yang

terlibat dalam proyek konstruksi dapat diaplikasikan oleh manajer proyek

secara tepat. Sumber daya dalam proyek konstruksi dapat dikelompokkan

menjadi manpower, material, machines, money, method (Ervianto ,2005).

Proyek konstruksi adalah suatu usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu

yang dibatasi oleh waktu dan sumber daya. Proyek konstruksi merupakan

sekumpulan aktivitas yang saling berhubungan dimana ada titik awal dan titik

akhir serta hasil tertentu, proyek konstruksi biasanya bersifat lintas fungsi

organisasi sehingga membutuhkan bermacam keahlian (skills) dari berbagai

profesi dan organisasi. Setiap proyek konstruksi adalah unik, bahkan tidak ada

dua proyek konstruksi yang persis sama. Proyek konstruksi adalah aktivitas

sementara dari personil, material, serta sarana untuk

menjadikan/mewujudkan sasaran-sasaran (goals) proyek dalam kurun waktu

tertentu yang kemudian berakhir. Proyek konstruksi merupakan suatu

rangkaian kegiatan yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan tertentu

(bangunan/konstruksi) dalam batasan waktu, biaya dan mutu tertentu. Proyek

konstruksi selalu memerlukan resources (sumber daya) yaitu man (manusia),

material (bahan bangunan), machine (peralatan), method (metode

pelaksanaan), money (uang), information (informasi), dan time (waktu).

Construction Management Association of America (CMAA) menyatakan

bahwa ada tujuh kategori utama tanggung jawab seorang manajer konstruksi,

yaitu:

a. perencanaan proyek manajemen,

b. manajemen harga,

c. manajemen waktu,

d. manajemen kualitas,

e. administrasi kontrak,

f. manajemen keselamatan dan

g. praktik profesional.

8

Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

Peranan Manajemen Konstruksi dalam Industri Konstruksi adalah layanan

yang sangat baik yang disediakan untuk mengkoordinasikan dan

mengkomunikasikan seluruh proses konstruksi. Sebagai manajer proyek

konstruksi akan menangani semua tahap konstruksi proyek. Manajemen

konstruksi merupakan suatu usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu

yang dibatasi oleh waktu, sumber daya dan dana untuk mencapai suatu hasil

pembangunan yang efektif, efisien memenuhi standar teknis dan sasaran

proyek. Proses penerapan fungsi-fungsi manajemen (perencanaan,

pelaksanaan dan pengawasan serta pengendalian) secara sistimatis pada

suatu proyek dengan menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan

efisien agar tercapai tujuan proyek secara optimal.

A.1. Tujuh Ciri Umum “Proyek Konstruksi”

Berikut ini adalah tujuh ciri umum proyek konstruksi:

1. Kejelasan tujuan, sasaran, harapan dan strategi, sehingga dapat dipakai

sebagai dasar kesepakatan.

2. Kejelasan Rencana Kerja, Jadwal dan Anggaran Biaya

3. Kejelasan Peran dan Tanggung Jawab semua pihak yg terlibat.

4. Kejelasan mekanisme monitoring, koordinasi, pengendalian dan

pengawasan pelaksanaan tugas

5. Kejelasan mekanisme sistem evaluasi kerja yang dapat digunakan sebagai

feed back (umpan balik) bagi manajemen

6. Sistem kerja yang bersifat DINAMIS, tidak terikat pada kerangka

“organisasi rutin”

7. Kejelasan pemahaman mengenai “tatacara” dan “dasar2 peraturan

birokrasi”, dan pengetahuan tentang cara2 pengatasan kendala birokrasi.

A.2. Fungsi Manajemen Konstruksi

a. Perencanaan (Planning)

Menentukan apa yang harus dikerjakan, kapan harus mengerjakannya, dan

bagaimana cara mengerjakan proyek.

b. Pengorganisasian (Organizing)

Mengorganisir beberapa divisi untuk melaksanakan tugas dan

tanggungjawabnya dalam proses pembuatan proyek.

c. Pengarahan (Actuating)

Melakukan pembinaan motivasi, memberikan pelatihan, bimbingan, dan

arahan lainnya kepada pelaksana dalam melaksanakan tugas dan

tanggungjawabnya yang telah direncanakan.

9

Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

d. Pengontrolan (Controlling)

Melakukan pengawasan terhadap kegiatan proyek diseluruh divisi serta

mengevaluasi deviasi (penyimpangan) yang terjadi selama proyek

berlangsung hingga menentukan pencegahan dini untuk menghindari

kegagalan.

Gambar 2. Tugas Manajemen Konstruksi

A.3. Karakteristik proyek konstruksi

Berikut ini adalah karakteristik proyek konstruksi:

1. Waktu proyek terbatas artinya adalah jangka waktu proyek tersebut dari

waktu mulai proyek hingga waktu selesai/akhir proyek sudah ditentukan.

2. Hasilnya tidak berulang, artinya produk suatu proyek hanya sekali, bukan

produk rutin/berulang.

3. Mempunyai tahapan kegiatan-kegiatan berbeda-beda, dengan pola di

awal sedikit, berkembang makin banyak, menurun dan berhenti.

4. Intensitas kegiatan-kegiatan (tahapan, perencanaan, tahapan

perancangan dan pelaksanaan).

5. Banyak ragam kegiatan dan memerlukan klasifikasi tenaga beragam pula.

6. Lahan/lokasi proyek tertentu, artinya luasan dan tempat proyek sudah

ditetapkan, tidak dapat sembarang tempat.

10

Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

7. Spesifikasi proyek tertentu, artinya persyaratan yang berkaitan dengan

bahan, alat, tenaga dan metoda pelaksanaannya yang sudah ditetapkan

dan harus memenuhi prosedur persyaratan tersebut.

Gambar 3. Masa Kontrak Dan Kegiatan Pendukungnya Berdasarkan FIDIC

Manajemen kontrak diartikan disini lebih luas dari manajemen konstruksi,

dimulai dari penyusunan pekerjaan konstruksi, penysusunan kontrak, tanda

tangan kontrak sampai penyerahan hasil pekerjaan.

Terdapat 3 fungsi dasar dari manajemen kontrak yaitu:

1. Kegiatan perencanaan: Penetapan Tujuan dan sasaran, Perencanaan

anggaran, desain dan penyiapan dokumen yang diperlukan dalam

kegiatan prakontrak.

2. Kegiatan Pelaksanaan: pelaksanaan prakontrak dan pasca tanda tangan

kontrak, sampai serah terima hasil pekerjaan.

3. Kegiatan Pengendalian: monitoring, pengawasan, pengendalian,

koordinasi, dan evaluasi.

Ukuran keberhasilan pelaksanaan kegiatan/satker:

1. Diselesaikan dalam waktu sesuai rencana.

2. Dilaksanakan dengan kualitas sesuai yang ditetapkan.

3. Dilaksanakan dengan kuantitas sesuai yang ditetapkan.

11

Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

4. Diselesaikan dalam batasan biaya yang direncanakan.

5. Dilaksanakan dengan tertib administrasi sesuai yang ditetapkan.

6. Berfungsi sesuai yang direncanakan

B. Penyusunan cost program (anggaran)

Hasil survey kondisi jalan dan survey lalu lintas yang dilaksanakan rutin setiap

tahun serta berbagai kajian yang dilakukan dapat disusun suatu analisis

kebutuhan penanganan jalan yang sudah ada (existing road) dan pembanguan

jalan baru yang memang dibutuhkan. Berdasarkan hasil analisis tesebut,

rencana strategis (RENSTRA), konsultasi regional (konreg), musyawarah

rencana pembangunan (musrenbang) dan berbagai masukan dapat disusun

daftar kegiatan pekerjaan jalan.

Pemeliharaan rutin, preventif, rehabilitasi minor, rehabilitasi mayor,

rekonstruksi, pelebaran normalisasi merupakan kegiatan yang diperlukan

dalam menjaga kondisi jalan yang sudah ada menjadi dapat berfungsi secara

optimal. Pembangunan jalan baru dan pelebaran penambahan lajur

merupakan kegiatan penambahan asset jalan yang bertujuan untuk

memenuhi pertumbuhan lalu lintas, membuka daerah terisolir,

pengembangan wilayah dan sebagainya.

Sehingga program penanganan jalan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu

pertama peningkatan kapasitas yang terdiri dari pembangunan jalan baru dan

penambahan jumlah lajur jalan yang ada. Kedua preservasi jalan atau

penanganan asset jalan yang ada agar dapat berfungsi dengan layak. Yang

terdiri dari pemeliharaan rutin, preventif, rehabilitasi, rekonstruksi, dan

pelebaran.

Berdasarkan data kondisi jalan dan volume lalu lintas diusulkan program

penanganan jalan yang memerlukan biaya atau Cost program disusun

berdasarkan prioritas, kebutuhan penanganan jalan. Penentuan jenis

penanganan jalan dan cost program dapat dilakukakan melalui pendekatan

teori penurunan pelayanan jalan (deterioration model), dengan berbagai

scenario jenis penanganan dengan berbagai konsekuensi ikutannya. Data

jalan dan lalu lintas disurvei dan disimpan dalam data base IRMS (Interurban

Road Management System), penyusunan program penanganan jalan dan

anggaran biayanya dapat dilakukan menggunakan program RAMS (Road Asset

Mangemnet System).

Untuk jalan baru dan pelebaran dapat digunakan perkiraan biaya berdasarkan

studi kelayakan. Dokumen Kajian lingkungan dan analisis keselamatan jalan

12

Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

diperlukan dalam penyusunan program ini. Dalam penyusunan program

tahunan harus memperhatikan dokuman RENSTRA (Rencana Strategis) yang

tersusun untuk kegiatan lima tahun.

C. Penyusunan cost project (EE dan OE)

C.1. Umum

Cost project dilakukan dalam penyusunan harga perkiraan sendiri atau Owner

Estimate (OE). Penysunan OE didasarkan pada target program, pagu anggaran

dan nilai Engineering Estimate (EE) yang telah dibuat oleh perencana.

Penyusunan dan penetapan HPS bertujuan untuk menilai kewajaran harga

penawaran dan/atau kewajaran harga satuan, dasar untuk menetapkan batas

tertinggi penawaran yang sah dalam pengadaan barang/pekerjaan

konstruksi/jasa lainnya dan dasar untuk menetapkan besaran nilai jaminan

pelaksanaan bagi penawaran yang nilainya lebih rendah 80% (delapan puluh

persen) dari nilai HPS.

PPK menyusun HPS berdasarkan pada:

a. hasil perkiraan biaya/Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang telah disusun

pada tahap perencanaan pengadaan;

b. Pagu Anggaran yang tercantum dalam DIPA/DPA atau untuk proses

pemilihan yang dilakukan sebelum penetapan DIPA/DPA mengacu kepada

Pagu Anggaran yang tercantum dalam RKA K/L atau RKA Perangkat

Daerah; dan

c. hasil reviu perkiraan biaya/Rencana Anggaran Biaya (RAB) termasuk

komponen keuntungan, biaya tidak langsung (overhead cost), dan Pajak

Pertambahan Nilai (PPN).

PPK dapat menetapkan tim atau tenaga ahli yang bertugas memberikan

masukan dalam penyusunan HPS. HPS dihitung secara keahlian dan

menggunakan data/informasi yang dapat dipertanggungjawabkan.

Data/informasi yang dapat digunakan untuk menyusun HPS antara lain:

a. harga pasar setempat yaitu harga barang/jasa di lokasi barang/jasa

diproduksi/diserahkan/dilaksanakan, menjelang dilaksanakannya

pemilihan Penyedia;

b. informasi biaya/harga satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh

Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah;

13

Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

c. informasi biaya/harga satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh

asosiasi. Yang dimaksud dengan asosiasi adalah asosiasi profesi keahlian,

baik yang berada di dalam negeri maupun di luar negeri. Informasi

biaya/harga satuan yang dipublikasikan termasuk pula sumber data dari

situs web komunitas internasional yang menayangkan informasi

biaya/harga satuan profesi keahlian di luar negeri yang berlaku secara

internasional termasuk dimana Pengadaan Barang/Jasa akan

dilaksanakan;

d. daftar harga/biaya/tarif barang/jasa setelah dikurangi rabat/potongan

harga (apabila ada) yang dikeluarkan oleh

pabrikan/distributor/agen/pelaku usaha;

e. inflasi tahun sebelumnya, suku bunga pinjaman tahun berjalan dan/atau

kurs tengah Bank Indonesia valuta asing terhadap Rupiah;

f. hasil perbandingan biaya/harga satuan barang/jasa sejenis dengan

Kontrak yang pernah atau sedang dilaksanakan;

g. perkiraan perhitungan biaya/harga satuan yang dilakukan oleh konsultan

perencana (engineer’s estimate);

h. informasi biaya/harga satuan barang/jasa di luar negeri untuk

tender/seleksi internasional; dan/atau

i. informasi lain yang dapat dipertanggungjawabkan.

Total HPS merupakan hasil perhitungan HPS ditambah Pajak Pertambahan

Nilai (PPN). HPS tidak boleh memperhitungkan biaya tak terduga, biaya lain-

lain, dan Pajak Penghasilan (PPh). Nilai HPS bersifat terbuka dan tidak bersifat

rahasia. Sedangkan rincian harga satuan bersifat rahasia, kecuali rincian harga

satuan tersebut telah tercantum dalam Dokumen Anggaran Belanja.

Perhitungan HPS untuk Pekerjaan Konstruksi berdasarkan hasil perhitungan

biaya harga satuan yang dilakukan oleh konsultan perencana (Engineer’s

Estimate) berdasarkan rancangan rinci (Detail Engineering Design) yang

berupa Gambar dan Spesifikasi Teknis. Perhitungan HPS telah

memperhitungkan keuntungan dan biaya overhead yang wajar untuk

Pekerjaan Konstruksi sebesar 15% (lima belas persen).

Perhitungan anggaran biaya terdiri dari 5 hal pokok diantaranya:

a. Menghitung banyaknya bahan yang digunakan dan harganya

b. Menghitung jam kerja (jumlah dan harga) yang diperlukan

c. Menghitung jenis dan banyaknya peralatan

d. Menghitung biaya-biaya yang tidak terduga

e. Menghitung prosentase keuntungan, waktu, tempat dan jenis pekerjaan

14

Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

Tahap-tahap penyusunan harga perkiraan sendiri terdiri dari:

a. Daftar kuantitas atau volume pekerjaan yang diperlukan sering disebut Bill

of Quality (BoQ)

b. Harga Satuan Pekerjaan

c. Rencana Anggaran Biaya Proyek merupakan jumlah seluruh biaya yang

diperlukan untuk menyelesaikan proyek konstruksi.

Analisa harga satuan akan menguraikan suatu perhitungan harga satuan

bahan dan pekerjaan yang secara teknis dirinci secara detail berdasarkan

suatu metode kerja dan asumsi-asumsi yang sesuai dengan yang diuraikan

dalam suatu spesifikasi teknik, gambar disain untuk suatu pekerjaan

konstruksi jalan dan jembatan. Harga satuan pekerjaan terdiri atas biaya

langsung dan biaya tidak langsung. Komponen biaya langsung terdiri atas upah

tenaga kerja, bahan dan peralatan. Komponen biaya tidak langsung terdiri

atas biaya umum atau over head dan keuntungan. Biaya over head dan

keuntungan belum termasuk pajak-pajak yang harus dibayar, besarnya sesuai

dengan ketentuan yang berlaku. Analisa ini digunakan sebagai suatu konsep

dasar perhitungan harga perkiraan sendiri (HPS) atau owner’s estimate (OE)

yang dituangkan sebagai mata pembayaran suatu pekerjaan.

Dalam membuat Analisa harga satuan, setiap satuan pengukuran memerlukan

asumsi metoda pelaksanaan pekerjaan atau cara kerja yang digunakan

sehingga rumusan Analisa harga satuan yang diperoleh mencerminkan harga

aktual di lapangan. Dalam penerapannya, perhitungan harga satuan harus

disesuaikan dengan Spesifikasi yang digunakan, peraturan-peraturan dan

ketentuan-ketentuan yang berlaku, serta pertimbangan teknis (Engineering

judgement) terhadap situasi dan kondisi lapangan setempat.

C.2. Komponen Harga Satuan Dasar (HSD)

Harga satuan dasar yang digunakan harus sesuai dengan asumsi

pelaksanaan/penyediaan yang aktual (sesuai dengan kondisi lapangan) dan

mempertimbangkan harga pasar setempat pada waktu penyusunan HPS.

Komponen utama harga satuan pekerjaan terdiri dari 3 (tiga) komponen,

yaitu: bahan, alat dan tenaga kerja.

Komponen bahan digunakan dalam mata pembayaran tertentu tergantung

pada jenis pekerjaannya. Faktor yang mempengaruhi harga satuan komponen

bahan antara lain adalah kualitas, kuantitas, dan lokasi asal bahan. Faktor-

faktor yang berkaitan dengan kuantitas dan kualitas bahan harus ditetapkan

dengan mengacu kepada Spesifikasi yang berlaku.

15

Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

Komponen alat digunakan dalam mata pembayaran tertentu tergantung pada

jenis pekerjaannya. Faktor yang menentukan satuan komponen peralatan

antara lain: jenis peralatan, efisiensi kerja, kondisi cuaca, kondisi medan, jenis

material/bahan yang dikerjakan. Di samping peralatan mekanis, hampir

semua nomor mata pembayaran memerlukan alat bantu manual, seperti:

sekop, gerobak sorong, keranjang, timba dan lain-lain, namun karena

harganya relatif kecil maka untuk memudahkan analisa, alat bantu manual

tidak di analisa (dalam contoh perhitungan Analisa harga satuan diisi dengan

angka nol). Jika beberapa jenis peralatan digunakan dalam mata pembayaran

tertentu, maka produktivitas peralatan ditentukan oleh peralatan utama yang

digunakan dalam mata pembayaran tersebut.

Komponen tenaga kerja yang digunakan dalam mata pembayaran tertentu

tergantung pada jenis pekerjaannya. Faktor yang menentukan harga satuan

komponen tenaga kerja antara lain: jumlah tenaga kerja, lokasi pekerjaan dan

tingkat keahlian tenaga kerja. Penetapan jumlah dan keahlian tenaga kerja

mengikuti produktivitas peralatan utama.

C.3. Harga Satuan Dasar Bahan

Harga Satuan Dasar Bahan Baku

Harga satuan dasar bahan baku adalah harga yang diperlukan untuk

menghasilkan satu satuan bahan dasar/baku untuk pembuatan barang yang

diinginkan, misal: batu, pasir, dan lain-lain. Harga Bahan baku diperhitungkan

dari sumber bahan (quarry), tetapi dapat pula diterima di Base Camp/Gudang

setelah memperhitungkan ongkos bongkar-muat dan pengangkutannya.

Bahan baku diberi keterangan sumber bahan, misal: bahan diambil dari quarry

(batu kali, pasir, dan lain-lain) atau bahan diambil dari pabrik atau gudang

grosir (semen, aspal, besi, dan sebagainya).

Harga satuan dasar bahan baku diacu dari data harga pasar setempat yang

diperoleh dari survey menjelang dilaksanakannya pengadaan dengan

mempertimbangkan:

a. informasi biaya satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh Badan Pusat

Statistik (BPS);

b. informasi biaya satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh asosiasi

terkait dan sumber data lain yang dapat dipertanggung jawabkan;

c. daftar biaya/tarif barang/jasa yang dikeluarkan oleh pabrikasi/ ditributor

tunggal;

16

Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

d. biaya kontrak sebelumnya atau yang sedang berjalan dengan

mempertimbangkan faktor perubahan biaya;

e. inflasi tahun sebelumnya, suku bunga berjalan dan/atau kurs tengah Bank

Indonesia;

f. hasil perbandingan dengan kontrak sejenis, baik yang dilakukan dengan

instansi lain maupun pihak lain;

g. perkiraan perhitungan biaya yang dilakukan oleh konsultan perencana

(engineer’s estimate);

h. norma indeks; dan/atau;

i. informasi lain yang dapat dipertangungjawabkan.

Harga Satuan Dasar Bahan Olahan

Harga satuan dasar bahan olahan adalah harga yang diperlukan untuk

menghasilkan satu satuan bahan antara/olahan dari suatu bahan baku, misal:

agregat kasar dan agregat halus. Bahan olahan merupakan hasil produksi di

plant (pabrik) atau beli dari produsen di luar proyek. Bahan olahan diberi

keterangan tempat bahan tersebut diolah, misalnya di base camp atau di

lokasi khusus. Dalam penetapan harga satuan bahan olahan di lokasi tertentu,

khususnya untuk agregat, ada tiga tahapan yang harus dilakukan, yaitu:

masukan (input), proses dan luaran (output). Contoh perhitungan bahan

dasar olahan, sebagai berikut:

1) Masukan (Input)

Masukan yang diperlukan untuk perhitungan HSD bahan olahan antara lain:

a. Jarak quarry (bila bahan dasar diambil dari quarry). Jarak yang

diperhitungkan sebagai jarak angkut adalah jarak dari sumber bahan

(quarry) ke lokasi di mana alat berada (contoh : pemecah batu).

b. Harga Satuan Bahan Baku atau Bahan Dasar. Yaitu harga satuan dasar

(contoh batu kali), berupa data otentik yang tersedia.

c. Harga Satuan Dasar Alat. Merupakan biaya pemakaian peralatan per satu

satuan waktu yang merupakan. luaran dari Analisa Harga Satuan Dasar

Alat.

d. Harga Satuan Dasar Tenaga Kerja. Yaitu harga satuan dasar tenaga kerja

berupa data otentik yang tersedia.

e. Kapasitas Alat. Merupakan kapasitas dari alat yang dipergunakan,

misalnya alat pemecah batu (stone crusher) dalam ton per jam, dan Wheel

Loader dalam m3 heaped (kapasitas bucket).

17

Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

f. Faktor Efisiensi Alat. Merupakan faktor efisiensi kerja dari alat yang

dipergunakan, yang meliputi faktor kondisi operator, faktor kondisi

peralatan, faktor kondisi cuaca, faktor kondisi medan kerja (lapangan) dan

faktor kondisi manajemen kerja.

g. Faktor kehilangan material. Yaitu faktor untuk memperhitungkan material

yang tercecer pada saat diolah.

2) Proses

Perhitungan bahan olahan dilakukan antara lain meliputi:

a. Biaya kerja alat dalam memproduksi bahan olahan yang bersangkutan,

berdasarkan waktu yang dibutuhkan alat tersebut dan biaya sewa alat.

b. Biaya kebutuhan bahan dasar (batu kali dan pasir) yang diperlukan.

c. Perhitungan tenaga kerja yang diperlukan.

d. Biaya kerja alat dalam proses pencampuran (blending).

3) Keluaran (Output)

Harga satuan bahan olahan merupakan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk

menghasilkan satu satuan bahan olahan yangdiinginkan. Proses perhitungan

pengolahan akan menghasilkan harga satuan dasar bahan, misal: untuk

agregat kasar dan agregat halus sebagai keluaran. Harga satuan dasar bahan

olahan ini merupakan masukan dalam proses perhitungan Analisa harga

satuan pekerjaan.

Harga Satuan Dasar Barang Jadi

Harga satuan barang jadi adalah harga satuan yang diperlukan untuk

menghasilkan barang yang direncanakan terpasang atau siap pakai. Biasanya

harga satuan barang jadi ini tercantum dalam mata pembayaran menurut

spesifikasi. Harga satuan barang tercantum dalam spesifikasi ada yang

merupakan barang siap pakai untuk pelayanan. Barang jadi dapat

diperhitungkan diterima di Base Camp/Gudang atau di pabrik setelah

memperhitungkan ongkos bongkar-muat dan pengangkutannya serta biaya

pemasangan, misal tiang pancang beton pracetak, geosintetik dan lain lain.

Komponen harga satuan dasar barang jadi ini terdiri dari biaya untuk input dan

proses untuk menghasilkan satu satuan barang jadi dimaksud. Masukan/input

bahan/material yang dibutuhkan dalam proses perhitungan harga satuan

suatu jenis pekerjaan adalah harga satuan dasar bahan/material yang

18

Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

diperlukan dalam proses. Proses pengolahan bahan tersebut untuk menjadi

barang jadi yang direncanakan memerlukan alat, tenaga kerja dan biaya lain.

Harga satuan barang jadi merupakan seluruh biaya yang dikeluarkan tersebut

untuk menghasilkan satu satuan barang jadi yang diperlukan sesuai dengan

yang tercantum dalam mata pembayaran pekerjaan tersebut.

C.4. Harga Satuan Dasar Alat

Harga satuan dasar alat adalah biaya yang diperlukan untuk mengoperasikan

alat dalam memproduksi suatu barang selama satu satuan waktu tertentu.

Masukan Perhitungan Biaya Alat

Masukan yang diperlukan dalam perhitungan biaya alat yaitu biaya pemakaian

peralatan per satuan waktu, antara lain :

a. Jenis Alat. Adalah jenis peralatan yang dipergunakan misalnya Wheel

Loader, Backhoe-Excavator, Asphalt Mixing Plant (AMP).

b. Kapasitas Alat. Adalah kapasitas peralatan yang dipergunakan, misalnya

AMP 50 ton/jam (kapasitas produksi per jam), Wheel Loader 1,20 m3

(kapasitas bucket untuk tanah gembur, kondisi heaped).

c. Umur Ekonomis Alat. Umur ekonomis peralatan antara lain dapat dihitung

berdasarkan kondisi penggunaan dan pemeliharaan yang normal, dengan

menggunakan standar dari pabrik pembuat.

d. Jam Kerja Alat Per Tahun. Adalah jumlah jam kerja peralatan dalam 1

(satu) tahun.

e. Harga Pokok Alat. Harga peralatan yang dipakai dalam perhitungan biaya

alat pada Analisa harga satuan pekerjaan.

f. Nilai Sisa Alat. Nilai sisa alat ini banyak tergantung pada kondisi

pemakaian dan pemeliharaan selama waktu pengoperasian. Untuk

perhitungan Analisa harga satuan ini maka nilai sisa alat dapat diambil

rata-rata10% dari harga pokok alat, tergantung dari karakteristik (dari

pabrik pembuat) dan kemudahan pemeliharaan alatnya.

g. Tingkat Suku Bunga. Merupakan tingkat suku bunga bank pinjaman

investasi yang berlaku pada waktu pembelian peralatan yang

bersangkutan. Perencana teknis / Pengguna jasa menentukan nilai suku

bunga ini dengan mengambil nilai rata-rata dari beberapa bank komersil

terutama di wilayah tempat proyek berada.

19

Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

h. Asuransi dan Pajak. Besarnya nilai asuransi dan pajak kepemilikan

peralatan ini umumnya diambil rata-rata per tahun sebesar 0,1% untuk

asuransi dan 0,1% untuk pajak, atau dijumlahkan menjadi sebesar 0,2%

dari harga pokok alat, atau 2% dari nilai sisa alat (apabila nilai sisa alat =

10% dari harga pokok alat).

i. Tenaga Mesin. Merupakan kapasitas tenaga mesin penggerak dalam

horsepower (HP).

j. Upah Tenaga. Upah tenaga kerja dalam perhitungan biaya operasi

peralatan disini terdiri dari biaya upah operator/driver dan pembantu

operator/driver dalam Rp./jam.

k. Harga Bahan Bakar dan Pelumas. Harga bahan bakar dan miyak pelumas

maupun minyak hidrolik dalam perhitungan biaya operasi peralatan

adalah harga bahan bakar dan minyak pelumas serta minyak hidrolik

setempat.

Proses Perhitungan Harga Satuan Dasar Alat

Komponen proses HSD alat, terdiri atas:

- Biaya Pasti atau biaya kepemilikan (Owning Cost), adalah biaya yang selalu

harus dikeluarkan walaupun alat tersebut tidak bekerja/digunakan.

- Biaya Tidak Pasti atau Biaya Operasi (Operating Cost) adalah biaya yang

dikeluarkan apabila alat tersebut bekerja/digunakan.

a. Biaya Pasti atau biaya kepemilikan (Owning Cost).

Biaya pasti (Owning Cost) adalah merupakan biaya pengembalian modal dan

bunga setiap tahun, dihitung sebagai berikut:

(B-C) x D + F G = -------------------- W

Keterangan:

G = Biaya Pasti per jam (Rp.)

B = Harga Pokok Alat Setempat

C = Nilai Sisa Alat

D = Faktor Angsuran / Pengembalian Modal

i x (1+i)*A D = ------------------

20

Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

(1+i)*A – 1

A = Umur Ekonomis Alat [tahun]

F = Biaya Asuransi dan Pajak dan Lain-lain per tahun

= 0,002 x B atau

= 0,02 x C

i = Tingkat suku bunga pinjaman investasi [% per tahun]

W = jumlah jam kerja alat dalam satu tahun

- Untuk peralatan yang bertugas berat, dianggap bekerja terus menerus

dalam setahun selama 8 jam/hari dan 250 hari/tahun, maka: W = 8 x 250

= 2000 jam/tahun.

- Untuk peralatan yang bertugas tidak terlalu berat atau sedang, dianggap

bekerja selama 200 hari dalam 1 tahun dan 8 jam/hari, maka: W = 8 x 200

= 1600 jam/tahun.

- Untuk peralatan yang bertugas ringan, dianggap bekerja selama 150

hari/tahun dan 8 jam/hari, maka: W = 8 x 150 = 1200 jam/tahun.

b. Biaya Operasi

Perhitungan Biaya Operasi (Cara Teoritis)

Besarnya biaya operasi tiap unit peralatan dihitung sebagai berikut:

a) Biaya Bahan Bakar (H)

Kebutuhan bahan bakar tiap jam dihitung berdasarkan data tenaga mesin

penggerak sesuai yang tercantum dalam manual ditambah pemakaian bahan

bakar yang digunakan untuk proses produksi (misalnya untuk

pengeringan/pemanasan agregat dan pemanasan aspal pada peralatan AMP,

serta pemanasan permukaan perkerasan pada Hot Recycler).

b) Biaya Minyak Pelumas (I)

Minyak pelumas yang meliputi minyak pelumas mesin, minyak hidrolik,

pelumas transmisi, Tongue Converter, power steering, gemuk (grease) dan

minyak pelumas lainnya, kebutuhan per jam dihitung berdasarkan kebutuhan

jumlah minyak pelumas dibagi tiap berapa jam minyak pelumas yang

bersangkutan harus diganti sesuai manual pemeliharaan dari pabrik pembuat.

21

Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

c) Biaya Pemeliharaan / Bengkel (J)

Pemeliharaan peralatan rutin seperti penggantian saringan udara, saringan

bahan bakar, saringan minyak pelumas serta perbaikan ringan lainnya.

d) Biaya Perbaikan / Bengkel (K)

Biaya perbaikan ini meliputi:

- Biaya penggantian ban (untuk peralatan yang memakai roda ban)

- Biaya penggantian komponen-komponen yang aus (yang penggantiannya

sudah dijadwalkan) seperti swing & fixed jaw pada jaw crusher, cutting

edge pada pisau Bulldozer, saringan (screen) pada stone crusher dan AMP.

- Penggantian battery/ accu.

- Perbaikan undercarriage & attachment.

- Biaya bengkel.

e) Upah Operator/Driver (M)

Besarnya upah untuk operator/driver dan pembantu operator/driver

diperhitungkan sesuai dengan ”besar perhitungan upah kerja”, tetapi upah

per jam diperhitungkan upah 1 (satu) jam kerja efektif.

Perhitungan Biaya Operasi (Cara Pendekatan)

Mengingat banyaknya model/tipe dan jenis peralatan dari berbagai

merk/pabrik, yang dijadikan rujukan, maka estimator yang menyusun Analisa

biaya pekerjaan akan mengalami kesulitan dalam menghitung biaya operasi

peralatan apabila menggunakan data-data manual dari tiap-tiap alat yang

bersangkutan. Untuk memudahkan perhitungan biaya operasi alat dapat

dipergunakan tata cara perhitungan dengan rumus-rumus pendekatan secara

rata-rata yang bisa dipakai untuk seluruh macam peralatan.

Semua masukan (input) pada PAHS ini merupakan bentuk idealisasi

perhitungan yang tidak dapat diperbandingkan secara kasus per kasus dengan

perhitungan penawaran kontraktor dimana merekalah yang mempunyai

sumber daya dan mengelolanya dari waktu ke waktu. Perhitungan cara

pendekatan dengan rumus rata-rata untuk biaya tidak pasti atau biaya operasi

adalah sebagai berikut:

a) Biaya Bahan Bakar (H)

22

Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

Banyaknya bahan bakar per jam yang digunakan oleh mesin penggerak dan

tergantung pada besarnya kapasitas tenaga mesin, biasanya diukur dengan

satuan HP (Horse Power).

H = (12,00 s/d 15,00)% x HP

Keterangan:

H = banyaknya bahan bakar yang dipergunakan dalam 1 (satu) jam

dengan satuan liter/jam

HP = Horse Power, kapasitas tenaga mesin penggerak

12,00% = untuk alat yang bertugas ringan

15,00% = untuk alat yang bertugas berat

Untuk AMP harus ditambah dengan pemakaian bahan bakar pada burner

agregat dan pada burner aspal. Untuk Hot Recycler harus ditambah bahan

bakar untuk pemanasan permukaan perkerasan.

b) Biaya Minyak Pelumas (I)

Banyaknya minyak pelumas (termasuk pemakaian minyak yang lain serta

grease) yang dipergunakan oleh peralatan yang bersangkutan dihitung dengan

rumus dan berdasarkan kapasitas tenaga mesin.

I = (2,5 s/d 3)% x HP

Keterangan:

I = banyaknya minyak pelumas yang dipakai dalam 1 (satu) jam dengan

satuan liter/jam

HP = kapasitas tenaga mesin (Horse Power)

2,5% = untuk pemakaian ringan

3% = untuk pemakaian berat.

c) Biaya Bengkel (J)

Besarnya biaya bengkel (workshop) tiap jam dihitung sebagai berikut:

J = (6,25% s/d 8,75%) x (B/W)

23

Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

Keterangan:

B = Harga pokok alat setempat

W = Jumlah jam kerja alat dalam satu tahun

6,25% = untuk pemakaian ringan

8,75% = untuk pemakaian berat

d) Biaya Perbaikan (K)

Untuk menghitung biaya perbaikan termasuk penggantian suku cadang yang

aus, dipakai rumus:

K = (12,5% s/d 17,5%) x (B/W)

Keterangan:

B = Harga pokok alat setempat

W = Jumlah jam kerja alat dalam satu tahun

12,5% = untuk pemakaian ringan

17,5% = untuk pemakaian berat

e) Upah Operator / Driver (M)

Upah Operator dan Pembantu Operator atau Driver, dihitung sesuai dengan

standar dan ketentuan yang ada.

Keluaran (Output)

Keluaran harga satuan dasar alat adalah Harga Satuan Dasar Alat yang meliputi

biaya Pasti dan biaya tidak pasti atau biaya operasi per satu satuan waktu

tetentu. Keluaran Harga Satuan Dasar Alat ini selanjutnya merupakan

masukan (input) untuk proses Analisa harga satuan pekerjaan.

C.5. Harga Satuan Dasar Tenaga Kerja

Biaya tenaga kerja standar dapat dibayar dalam sistim hari orang standar atau

jam orang standar. Besarnya sangat dipengaruhi oleh:

- keahlian tenaga kerja

24

Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

- jumlah tenaga kerja

- faktor kesulitan pekerjaan

- ketersediaan peralatan

- pengaruh lamanya kerja.

- lokasi pekerjaan.

- pengaruh tingkat persaingan tenaga kerja.

Hari Orang Standar (Standard Man Day)

Yang dimaksud dengan pekerja standar di sini adalah pekerja terampil yang

biasa mengerjakan satu macam pekerjaan seperti pekerja galian, pekerja

pengaspalan, pekerja pasangan batu, pekerja las dan lain sebagainya. Dalam

sistem pengupahan digunakan satu satuan upah berupa orang hari standar

(Standard Man Day) yang disingkat dengan HO atau MD, yaitu sama dengan

upah pekerjaan dalam 1 hari kerja (8 jam kerja termasuk 1 jam istirahat).

Jam Orang Standar (Standard Man Hour)

Di dalam standar hari orang yang dimaksud satu hari kerja adalah 8 jam terdiri

atas 7 jam kerja (efektif) dan 1 jam istirahat. Apabila perhitungan upah

dinyatakan dengan jam orang, maka jam orang dihitung sebagai berikut:

UPAH JAM ORANG = 𝐔𝐏𝐀𝐇 𝐎𝐑𝐀𝐍𝐆 𝐇𝐀𝐑𝐈

(𝟕 𝐉𝐀𝐌 𝐊𝐄𝐑𝐉𝐀)

Data harga satuan dasar tenaga kerja yang dijadikan rujukan dalam

perhitungan analisa harga satuan adalah sebagai berikut:

a. Sumber data harga standar upah berdasarkan U.M.R. (Upah Minimum

Regional) didapat dari ketetapan yang dikeluarkan Menteri Tenaga Kerja

mengenai besarnya Upah Minimum Regional, biasanya diadakan

peninjauan kembali setiap tahun.

b. Data lain yang resmi atau mempunyai kekuatan hukum.

C.6. Biaya Umum Dan Keuntungan (Overhead & Profit)

Biaya Umum (Overhead)

Biaya umum adalah biaya yang dikeluarkan untuk mendukung terwujudnya

pekerjaan (proyek) yang bersangkutan, atau biaya yang diperhitungkan

sebagai biaya operasional meliputi pengeluaran untuk:

25

Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

a. pengeluaran biaya kantor pusat yang bukan dari biaya pengadaan untuk

setiap mata pembayaran,

b. biaya upah pegawai lapangan,

c. biaya manajemen (bunga bank, jaminan bank, tender, dll)

d. biaya akuntansi,

e. biaya pelatihan dan auditing,

f. biaya perijinan dan registrasi,

g. biaya iklan, humas dan promosi,

h. biaya penyusutan peralatan penunjang,

i. biaya kantor, listrik, telephone, dll

j. biaya pengobatan pegawai kantor/lapangan

k. biaya travel, pertemuan/rapat

l. biaya asuransi di luar peralatan

m. dan lain sebagainya.

Biaya umum/overhead ini dihitung berdasarkan persentase dari biaya

langsung yang besarnya tergantung dari lama waktu pelaksanaan pekerjaan,

besarnya tingkat bunga yang berlaku dan lain sebagainya sesuai dengan

ketentuan yang berlaku.

Keuntungan (Profit)

Keuntungan ini sudah termasuk biaya resiko pekerjaan.

Perkiraan Biaya Umum dan Keuntungan

Besarnya Biaya Umum dan Keuntungan ditentukan dengan

mempertimbangkan antara lain tingkat suku bunga pinjaman bank yang

berlaku, tingkat inflasi, overhead kantor pusat dan lapangan, resiko investasi.

Ini merupakan kewenangan kontraktor yang sampai dengan saat ini belum ada

ketentuan resmi dari Pemerintah yang mengatur nilai maksimum biaya umum

dan keuntungan kontraktor. Untuk kepentingan perkiraan harga melalui AHS

ini dapat ditentukan Biaya Umum dan Keuntungan maksimum sebesar 15%

(Penjelasan Perpres 54 tahun 2010. Pasal 66, Ayat 8).

C.7. Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan

26

Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

Harga satuan setiap mata pembayaran yang merupakan luaran (output)

diperoleh melalui proses perhitungan dan masukan. Dalam hal ini, masukan

yang dimaksud antara lain berupa harga satuan dasar untuk bahan, alat, upah

tenaga kerja serta biaya umum. Berdasarkan masukan tersebut dilakukan

perhitungan untuk menentukan koefisien upah tenaga kerja dan peralatan

setelah terlebih dahulu menentukan asumsi-asumsi dan faktor-faktor bahan

serta prosedur kerjanya. Jumlah dari seluruh hasil perkalian koefisien tersebut

dengan harga satuan dasar ditambah dengan biaya umum dan laba (overhead

dan profit) akan menghasilkan harga satuan pekerjaan untuk setiap mata

pembayaran. Faktor bahan dipengaruhi oleh jenis bahan yang digunakan dan

untuk faktor alat dipengaruhi oleh tipe serta kondisi peralatan, cuaca dan

keterampilan operator alat, sehingga besaran angka koefisien bahan dan

angka koefisien peralatan pada setiap lokasi pekerjaan dapat berbeda, hal ini

juga dipengaruhi oleh asumsi, metode kerja, jenis bahan dan kondisi peralatan

yang akan digunakan. Selanjutnya harga satuan setiap mata pembayaran

dikalikan dengan volume pekerjaan sehingga menghasilkan harga pekerjaan

setiap mata pembayaran. Jumlah harga pekerjaan seluruh mata pembayaran

ditambah dengan PPN 10 % menjadi Perkiraan rencana anggaran Biaya (RAB).

Bahan

Bahan yang dimaksud adalah bahan/material yang memenuhi

ketentuan/persyaratan yang tercantum dalam dokumen buku Spesifikasi, baik

mengenai jenis, kuantitas maupun komposisinya bila merupakan suatu

produk campuran. Perhitungan dilakukan antara lain berdasarkan:

a. Faktor kembang dan susut

b. Faktor kehilangan bahan

c. Kuantitas

d. Harga Satuan Dasar Bahan

Perhitungan yang dilakukan adalah untuk mendapatkan kuantitas komponen

bahan dalam satuannya masing-masing, misalnya: aspal dalam kg, semen

dalam kg atau zak, dan sebagainya, untuk memperoleh satu satuan

produk/hasil pekerjaan yang bersangkutan.

Faktor kembang susut dan faktor kehilangan bahan pada dasarnya ditetapkan

berdasarkan pengalaman, pengamatan atau percobaan.

27

Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

Faktor Kembang Susut

Besarnya faktor konversi akan sangat tergantung pada jenis bahan, kondisi

bahan dan alat yang digunakan. Faktor konversi kembang susut bahan

digunakan untuk jenis berat volume bahan dalam kondisi lepas atau padat.

Faktor Kehilangan

Dalam menentukan keperluan bahan (bahan dasar yang ada di quarry) perlu

diperhitungkan pula adanya faktor kehilangan akibat pengerjaan atau

angkutan. Faktor kehilangan karena pemadatan berkisar antara 0 % dan 25 %.

Faktor kehilangan bahan (bahan baku yang ada di stock pile) disebabkan

berbagai hal ditunjukkan untuk bahan berbentuk curah seperti batu pecah,

pasir, aspal dalam tangki, timbunan asbuton, kapur, tanah dan sejenisnya atau

faktor kehilangan bahan berbentuk kemasan yang ditimbun atau disusun

dalam gudang, di luar gudang atau di tempat penyimpanan bahan lainnya,

seperti aspal dalam drum, semen Portland dalam kemasan zak, asbuton butir

dalam kemasan karung plastik polypropylene, cat dalam kaleng, bahan lainnya

yang dikemas dalam dos karton dan lain-lain.

Faktor Kuantitas dan Proporsi Bahan (dari Spesifikasi Teknik)

Untuk mata pembayaran hasil olahan yang terdiri atas beberapa macam

bahan/material seperti Hot Rolled Sheet (HRS), Asphaltic Concrete (AC), beton

semen dan lain-lain, komposisi campuran dan proporsi bahan-bahan tersebut

harus mengikuti ketentuan yang tercantum dalam Spesifikasi Teknis yang

berlaku. Satuan kuantitas bahan adalah volume atau berat setiap jenis bahan

dalam satuannya masing-masing (zak, kg, dsb) yang diperlukan dalam suatu

mata pembayaran dengan memperhatikan satuan produk mata pembayaran

yang bersangkutan, misalkan Agregat kelas A dalam satuan m3, HRS dan AC

dalam satuan Ton, beton semen dalam satuan m3 dan lain-lain. Kuantitas

(banyaknya) bahan akan tergantung pada kondisi padat atau lepas. Berbagai

jenis tanah dalam keadaan asli (sebelum digali), telah lepas karena pengerjaan

galian atau pengurugan kemudian dipadatkan, volumenya akan berlainan

akibat dari faktor pengembangan dan penyusutan bahan.

Alat

Komponen alat dihitung berdasarkan perhitungan:

- Koefisien alat

28

Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

- Harga satuan dasar alat

Koefisien Alat

Koefisiean alat adalah waktu yang diperlukan (dalam satuan jam) oleh suatu

alat untuk menyelesaikan atau menghasilkan produksi sebesar satu satuan

volume jenis pekerjaan yang bersangkutan (sesuai dengan satuan volume

pembayaran). Data utama yang diperlukan untuk perhitungan efisiensi alat ini

adalah:

- Jenis alat

- Faktor efisiensi alat

- Waktu siklus, dan

- Kapasitas produksi

Jenis Alat

Jenis alat yang diperlukan dalam suatu mata pembayaran disesuaikan dengan

ketentuan yang tercantum dalam spesifikasi teknis, misalnya dalam mata

pembayaran Hot Rolled Sheet dalam spesifikasi diharuskan menggunakan alat

pemadat roda baja (Tandem Roller) untuk penggilasan awal (breakdown

rolling) dan alat pemadat roda karet (Pneumatic Tyre Roller) untuk

penggilasan antara (intermediate rolling) serta alat pemadat roda baja tanpa

vibrasi untuk pemadatan akhir.

Berbagai jenis peralatan telah dibuat untuk dipakai pada pekerjaan-pekerjaan

tertentu. Pada umumnya satu jenis peralatan hanya mampu melaksanakan

satu jenis kegiatan pelaksanaan pekerjaan, misalnya Asphalt Paving Machine

(Asphalt Finisher) fungsinya adalah untuk menghampar campuran aspal panas

atau hotmix sebagai lapisan perkerasan jalan, namun ada juga jenis peralatan

yang dapat dan boleh dipakai untuk beberapa jenis kegiatan atau fungsi

misalnya Bulldozer, yang fungsi utamanya adalah untuk mengupas lapisan

permukaan tanah, tapi dapat juga berfungsi sebagai pembongkar batu-batu

atau akar-akar pohon didalam lapisan permukaan tanah serta untuk

pemadatan awal pada penimbunan tanah dan sebagai alat untuk meratakan

timbunan / hamparan batu.

29

Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

Faktor Efisiensi Alat

Hasil produksi yang sebenarnya dari suatu peralatan yang melaksanakan

pekerjaan sesuai fungsi peralatan yang bersangkutan tidak akan sama dengan

hasil perhitungan berdasarkan data kapasitas yang tertulis pada brosur. Hal ini

diakibatkan karena banyak faktor yang mempengaruhi hasil produksi

peralatan yang bersangkutan dalam pengoperasiannya. Faktor-faktor

dimaksud adalah:

- Faktor operator

- Faktor peralatan

- Faktor cuaca

- Faktor kondisi medan / lapangan

- Faktor manajemen kerja.

Faktor efesiensi alat adalah faktor gabungan dari faktor-faktor tersebut diatas,

sehingga sulit untuk memberikan estimasi besaran pada masing-masing faktor

diatas, untuk mempermudah pengambilan nilai faktor yang digunakan dalam

perhitungan produksi peralatan yang sebenarnya, faktor-faktor diatas

digabungkan menjadi satu faktor yang merupakan faktor kondisi kerja secara

umum atau disebut working condition. Selanjutnya faktor tersebut di sebut

sebagai faktor efesiensi alat Fa, dengan besaran berdasarkan kondisi

sebenarnya di lapangan.

Disamping faktor-faktor di atas masih ada faktor-faktor lain yang hanya

berpengaruh pada alat tertentu, misalnya faktor kedalaman galian hanya

diperlukan pada peralatan Backkoe Excavator, faktor kemiringan permukaan

berlaku hanya pada pengupasan dengan memakai Bulldozer. Oleh karena itu

untuk mengetahui hasil produksi peralatan yang sebenarnya maka faktor

faktor di atas harus dimasukkan dalam rumusan perhitungan kapasitas hasil

produksi peralatan. Untuk penyederhanaan perhitungan maka faktor kondisi

medan/lapangan diambil 1(satu) (default) sehingga parameter-parameter

yang lain dapat diambil yang aktual sehingga tidak terjadi perhitungan ganda

dari faktor kondisi Seperti telah dijelaskan sebelumnya, maka disamping

kelima faktor seperti disebutkan di atas masih ada faktor-faktor lainnya yang

berpengaruh pada peralatan-peralatan tertentu, misalnya faktor kedalaman

penggalian, yang hanya berlaku pada peralatan penggali (Backhoe Excavator).

Besaran faktor-faktor ini tampil dalam tata cara perhitungan hasil produksi

peralatan pada peralatan-peralatan tertentu yang bersangkutan.

30

Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

Waktu Siklus

Contoh penentuan waktu siklus untuk Dump Truck. Waktu siklus Dump Truck

dihitung sejak saat mulai diisi sampai penuh (T1), kemudian menuju tempat

penumpahan (T2), lama penumpahan (T3) dan kembali kosong ke tempat

semula (T4) dan siap untuk diisi atau dimuati kembali. Waktu siklus, Ts =

T1+T2+T3+T4, dalam satuan menit.

Kapasitas Produksi

Kapasitas alat yang akan digunakan harus sesuai dengan besarnya pekerjaan

yang akan dilaksanakan dan ketentuan yang tercantum dalam spesifikasi (bila

ada), misalkan dalam mata pembayaran AC untuk penggilasan awal diperlukan

Tandem Roller dengan kapasias 6-8 ton dan untuk penggilasan antara

diperlukan Pneumatic Tyre Roller kapasitas 8-10 ton.

Untuk alat utama seperti Asphalt Mixing Plant (AMP) dan Stone Crusher,

kapasitasnya tergantung dari volume dan lamanya waktu yang diperlukan

untuk pekerjaan yang berhubungan dengan alat tersebut. Setiap jenis

peralatan mempunyai fungsi kapasitas hasil produksi atau kapasitas hasil kerja

sesuai fungsi daripada peralatan yang bersangkutan misalnya Wheel Loader

yang berfungsi memindahkan material ke atas Dump Truck mempunyai

kapasitas atau kemampuan memindahkan materialnya dalam satu kurun

waktu (misalnya dalam per jam). Satuan kapasitas produksi disini dihitung

dalam m3 per jam (m3/jam) atau ton per jam (ton/jam).

Kapasitas produksi tiap satu jenis peralatan bisa berbeda, karena perbedaan

kapasitas (besar kecilnya) komponen utama peralatan yang bersangkutan

(pada Wheel Loader tergantung pada besar kecilnya bucket). Contoh lain

misalnya peralatan Asphalt Mixing Plant (AMP), mempunyai kapasitas

produksi yaitu campuran aspal panas besaran tertentu yang dihitung dalam

ton per jam (ton/jam).

Perhitungan kapasitas produksi peralatan per-jamnya bisa dihitung sesuai

dengan cara yang tercantum dalam rumus umum yaitu rumus perhitungan

produksi peralatan per jam, atau berdasarkan hasil produksi selama bekerja 4

jam pertama ditambah hasil produksi selama bekerja 3 jam kedua, kemudian

hasil produksi hariannya dibagi 7 untuk memperoleh hasil produksi rata-rata

tiap jam-nya. Di samping itu ada peralatan yang bisa berdiri sendiri dalam

operasinya, tapi ada peralatan yang bergantung pada peralatan lain seperti

misalnya Dump Truck, yang tidak bisa mengisi muatannya sendiri, harus diisi

memakai Loader atau Excavator. Jadi isi muatan bak Dump Truck tergantung

31

Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

pada berapa banyak yang bisa ditumpahkan oleh pengisinya (Loader atau

Excavator).

Tenaga Kerja

Pekerjaan produksi suatu jenis barang memerlukan tenaga kerja yang dapat

dilaksanakan perorangan atau kelompok pekerja dilengkapi dengan peralatan

yang diperlukan berdasarkan metode kerja yang ditetapkan. Dalam

pelaksanaan pekerjaan diperlukan keterampilan yang memadai untuk dapat

melaksanakan suatu jenis pekerjaan tersebut. Kelompok kerja utama dapat

dilengkapi dengan kelompok kerja pendukung. Kuantitas tiap kualifikasi

tenaga untuk menghasilkan satu satuan jenis barang dalam satu satuan waktu,

dinyatakan dalam angka dan disebut koefisien. Harga komponen tenaga kerja

suatu pekerjaan merupakan jumlah dari seluruh perkalian harga satuan

tenaga kerja yang terlibat sesuai kualifikasinya dengan koefisien tenaga kerja

masing masing.

Komponen upah dasar tenaga kerja, adalah upah berdasar UMR, ditambah

tunjangan, seperti: Makan, Transport, kesehatan, keselamatan kerja,

akomodasi, Perlengkapan K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja).

Biaya Umum Dan Keuntungan

Perlu diperhitungkan adanya biaya umum dan keuntungan yang berupa

prosentase dari biaya yang telah dihitung ersebut. Biaya Umum dan

Keuntungan dapat diambil maksimum sebesar 15%.

C.8. Rencana Anggaran Biaya Proyek

Harga satuan setiap mata pembayaran adalah harga suatu jenis pekerjaan

tertentu persatuan tertentu berdasarkan rincian metode pelaksanaan, yang

memuat jenis, kuantitas dan harga satuan dasar dari komponen tenaga kerja,

bahan, dan peralatan yang diperlukan dan di dalamnya sudah termasuk biaya

umum dan keuntungan. Volume pekerjaan untuk setiap mata pembayaran

disesuaikan dengan kebutuhan per proyek yang dicantumkan dalam Daftar

Kuantitas dan Harga (BOQ/Bill of Quantities). Besarnya volume pekerjaan juga

dapat mempengaruhi besarnya harga satuan setiap pekerjaan itu sendiri.

Harga pekerjaan setiap mata pembayaran akan tercantum dalam Daftar

Kuantitas dan Harga (BOQ/Bill Of Quantities) yang merupakan hasil perkalian

volume pekerjaan dengan harga satuan setiap mata pembayaran. Harga total

32

Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

seluruh mata pembayaran merupakan jumlah dari seluruh hasil perkalian

volume pekerjaan dengan harga satuan masing-masing mata pembayaran.

Pajak Pertambahan Nilai (PPN) besarnya adalah 10 persen dari Harga Total

Seluruh Mata Pembayaran. Rencana anggaran biaya proyek merupakan

jumlah dari harga total seluruh mata pembayaran ditambah dengan Pajak

Pertambahan Nilai (PPN).

D. Rangkuman

Manajemen konstruksi juga dapat diartikan sebagai sebuah model bisnis yang

dilakukan oleh konsultan konstruksi dalam memberi nasihat dan bantuan

dalam sebuah proyek pembangunan.

Cost program disusun berdasarkan prioritas, kebutuhan penanganan jalan

Cost project dilakukan dalam penyusunan harga perkiraan sendiri atau Owner

Estimate (OE). Penysunan OE didasarkan pada target program, pagu anggaran

dan nilai Engineering Estimate (EE) yang telah dibuat oleh perencana.

E. Latihan Soal

1. Apa yang dimaksud dengan manajemen konstruksi?

2. Apa yang anda ketahui dengan Cost program?

3. Uraikan tentang penyusunan EE.

4. Kapan dan bagaimana OE disusun?

5. Apa saja yang termasuk komponen dasar harga satuan?

PENYIAPAN KONTRAK KONSTRUKSI

Indikator Keberhasilan

Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta

diharapkan mampu mampu memahami penyiapan

kontrak konstruksi sesuai dengan NSPK yang berlaku.

36

Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

A. Dokumen kontrak

A.1. Pengertian kontrak

Hukum Kontrak adalah norma atau kaidah atau aturan hukum yang mengatur

hubungan hukum antar para pihak berdasarkan kata sepakat untuk

menimbulkan akibat hukum dalam melaksanakan suatu obyek perjanjian atau

prestasi. Sehingga Administrasi Kontrak adalah Sesuatu yang menggambarkan

secara menyeluruh penanganan kontrak sejak sebelum tanda tangan (pra-

kontrak ) sampai dengan kontrak berakhir.

Dokumen kontrak adalah dokumen-dokumen yang mengatur hubungan

hukum antara Pengguna Jasa dengan Penyedia barang/jasa untuk

melaksanakan suatu pekerjaan. Dalam hal ini yang dilakukan adalah kontrak

konstruksi.

Dokumen kontrak secara umum bersumber dari dokumen lelang, semua

dokumen lelang yang masih berlaku hingga akhir kontrak menjadi bagian dari

dokumen kontrak. Sesuatu hal yang tidak/belum termasuk dalam dokumen

lelang tidak dapat menjadi bagian dokumen kontrak kecuali ada

perubahannya (addendum kontrak).

Bagian dokumen kontrak terdiri dari:

1. Dokumen lelang termasuk perubahannya

2. Dokumen penawaran penyedia jasa

3. Evaluasi panitia lelang

4. Kontrak (dokumen yang ditandatangani)

5. Addendum (perubahan, penambahan/pengurangan dari dokumen

kontrak sebelumnya)

Dokumen yang mempunyai kekuatan hukum, yang dibuat oleh dua orang atau

lebih, yang berisi tentang hak dan kewajiban dari pihak-pihak yang

bersangkutan untuk melaksanakan sebuah perjanjian pekerjaan guna

membuat keputusan dimana hasil kesepakatan tersebut ditulis dalam sebuah

kontrak, diperlukan sebuah penawaran dan penerimaan. Dalam membuat

perjanjian harus melibatkan pihak-pihak yang berkompeten dan berdasarkan

hukum yang berlaku.

Aspek Kontrak Konstruksi:

a. Aspek teknis

b. Aspek hukum

c. Aspek keuangan

37

Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

d. Aspek perpajakan

e. Aspek perasuransian

f. Aspek sosial ekonomi

g. Aspek administrasi

Jenis-Jenis Kontrak

a. Berdasarkan Perpres 16/2018 Pengadaan Barang/ Pekerjaan

Konstruksi/Jasa Lainnya

Kontrak Lump Sum

Kontrak Harga Satuan

Kontrak Gabungan Lump Sum dan Harga Satuan

Kontrak Terima Jadi (Turnkey)

Kontrak payung

b. Kontrak Tahun Jamak

Bentuk kontrak

a. Bukti Pembelian/pembayaran

b. Kuitansi

c. Surat Perintah Kerja (SPK)

d. Surat Perjanjian

e. Surat Pesanan

38

Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

Gambar 4. Skema bagian bagian kontrak

Bahasa dan Undang-Undang dalam dokumen kontrak

a. Apabila tidak disiapkan versi terjemahannya :

Kontrak NCB menggunakan Bahasa Indonesia

Kontrak ICB menggunakan Bahasa Inggris

b. Apabila terdapat perbedaan interpretasi yang mengikat :

NCB (Bahasa Indonesia)

ICB (Bahasa Inggris)

c. Undang-undang yang berlaku dalam dokumen kontrak adalah Undang-

undang Negara Republik Indonesia

Pihak-pihak penyelenggara kontrak

a. Pemilik (the employer)

b. Direksi pekerjaan (the engineer)

c. Wakil direksi pekerjaan (engineer’s representative)

d. Kontraktor (the contractor)

e. Subkontraktor (the subcontractor)

Komunikasi dalam penyelenggara kontrak

a. Komunikasi yang berlaku adalah dalam bentuk tertulis sesuai bahasa di

kontrak dan

39

Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

b. Pemberitahuan hanya berlaku jika telah diterima oleh yang bersangkutan

Sumber data kontrak

a. FIDIC

Federation Internationale Des Ingenieurs Conseils (Asosiasi Konsultan

Teknik Sedunia)

b. JCT

Joint Contract Tribunal (Perhimpunan Asosiasi Konsultan Bangunan di

Inggris)

A.2. Penyusunan dokumen kontrak

Dalam KUH Perdata, pasal 1320 disebutkan bahwa untuk sahnya suatu

perjanjian diperlukan empat syarat, yaitu:

a. Adanya sepakat mereka yang mengikatkan dirinya;

b. Adanya kecakapan untuk membuat suatu perikatan;

c. Adanya hal tertentu (terang & jelas); dan

d. Adanya suatu sebab yang halal.

Dalam pasal 1338 disebutkan pula bahwa semua perjanjian yang dibuat secara

sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya.

Pasal 64 ayat (4)

PPK menetapkan bagian dari rancangan Dokumen Pengadaan yang terdiri

atas:

a. Rancangan SPK; atau

b. Rancangan surat perjanjian, termasuk:

Syarat-syarat umum Kontrak;

Syarat-syarat khusus Kontrak;

Spesifikasi teknis, KAK dan/atau gambar;

Daftar kuantitas dan harga; dan

Dokumen lainnya.

c. HPS

Pasal 65

a. PPK menyusun rancangan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 64 ayat (4) huruf a dan huruf b.

40

Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

b. Rancangan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa disusun dengan berpedoman

pada Standar Kontrak Pengadaan Barang/Jasa.

c. Ketentuan lebih lanjut mengenai Standar Kontrak Pengadaan Barang/Jasa

serta pedoman penyusunan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa diatur

dengan peraturan Kepala LKPP.

Pasal 86

Penandatanganan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa;

a. PPK menyempurnakan rancangan Kontrak Pengadaan Barang/ Jasa untuk

ditandatangani.

b. Penandatanganan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa dilakukan setelah

DIPA/DPA disahkan.

c. Para pihak menandatangani Kontrak setelah Penyedia Barang/ Jasa

menyerahkan Jaminan Pelaksanaan paling lambat 14 (empat belas) hari

kerja terhitung sejak diterbitkannya SPPBJ.

d. Penandatanganan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa yang kompleks

dan/atau bernilai diatas Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah)

dilakukan setelah memperoleh pendapat ahli hukum Kontrak.

e. Pihak yang berwenang menandatangani Kontrak Pengadaan Barang/Jasa

atas nama Penyedia Barang/Jasa adalah DIreksi yang disebutkan namanya

dalam Akta Pendirian/Anggaran Dasar Penyedia Barang/Jasa, yang telah

didaftarkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

f. Pihak lain yang bukan Direksi atau yang namanya tidak disebutkan dalam

Akta Pendirian/Anggaran Dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (5),

dapat menandatangani Kontrak Pengadaan Barang/Jasa, sepanjang

mendapat kuasa/ pendelegasian wewenang yang sah dari Direksi atau

pihak yang sah berdasarkan Akta Pendirian/Anggaran Dasar

untukmenandatangani Kontrak Pengadaan Barang/Jasa.

Dokumen Kontrak Kerja Konstruksi didefinisikan sebagai keseluruhan

dokumen yang mengatur hubungan hukum antara Pejabat Pembuat

Komitmen dan Penyedia Jasa dalam penyelenggaraan pekerjaan konstruksi.

Beberapa peraturan lainnya terkait dengan kontrak disebutkan dalam Perpres

No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagai

berikut:

a. Addendum Surat Perjanjian;

b. Pokok Perjanjian;

c. Surat Penawaran berikut Daftar Kuantitas dan Harga;

41

Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

d. Syarat-syarat Khusus Kontrak;

e. Syarat-syarat Umum Kontrak;

f. Spesifikasi Khusus;

g. Spesifikasi Umum;

h. Gambar-gambar dan;

i. Dokumen lainnya seperti : jaminan-jaminan, SPPBJ, BAHP, BAPP.

Urutan kekuatan hukum kontrak menurut Perpres No.54 tahun 2010, sebagai

berikut:

a. Addendum Surat Perjanjian;

Addendum surat perjanjian dibuat jika harus ada perubahan dari isi perjanjian

yang telah di buat terlebih dahulu (perubahan dari pokok perjanjian).

b. Pokok Perjanjian;

Adalah suatu surat perjanjian yang menyatakan bahwa yang diikat dalam

kontrak kerja tersebut adalah “ Pekerjaan Konstruksi “ Surat tersebut harus

ditanda tangani oleh yang berwenang dari kedua belah pihak yang mengikat

perjanjian serta memuat secara ringkas pokok pekerjaan yang diperjanjikan,

hak dan kewajiban para pihak yang terikat dalam perjanjian, nilai atau harga

kontrak pekerjaan, dan yang lainnya yang dirasa perlu.

c. Surat Penawaran berikut Daftar Kuantitas dan Harga;

Surat Penawaran adalah surat Penawaran dari Penyedia Jasa kepada Panitia

Pelelangan sehubungan dengan undangan/pengumuman pelelangan yang

disampaikan oleh Panitia Pelelangan kepada peserta pelelangan. Dalam surat

penawaran tersebut berisi besaran harga penawaran, jangka waktu

pelaksanaan pekerjaan dan masa berlaku dari penawaran tersebut, serta

lampiran-lampirannya.

Lampiran-lampiran surat penawaran:

Surat kuasa ( bila diperlukan )

Jaminan penawaran

Daftar kuantitas dan harga

Analisa harga satuan pekerjaan utama

Daftar harga satuan dan upah

Daftar harga satuan dasar bahan

Daftar harga satuan peralatan

Metode pelaksanaan

42

Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

Jadual waktu pelaksanaan

Daftar personil inti

Daftar peralatan utama

Bagian pekerjaan yang disubkontrakkan

Rekaman surat perjanjian kemitraan (bila diperlukan)

d. Syarat-syarat Khusus Kontrak;

Syarat-syarat khusus kontrak adalah ketentuan ketentuan yang merupakan

perubahan, penambahan dan atau penjelasan dari ketentuan-ketentuan yang

ada pada syarat-syarat umum kontrak.

e. Syarat-syarat Umum Kontrak;

Ketentuan Umum

1. Definisi

a) Pekerjaan Konstruksi

b) Pengguna anggaran

c) Kuasa pengguna anggaran

d) Satuan Kerja

e) Pejabat pembuat komitmen (PPK)

f) Penyedia jasa

g) Sub penyedia jasa

h) Panitia pengadaan

i) Unit layanan pengadaan (Procurement unit)

j) Peserta lelang

k) Kontrak harga satuan

l) Kontrak kerja konstruksi

m) Harga kontrak kerja konstruksi

n) Dokumen Pengadaan

o) Hari

p) Direksi Pekerjaan

q) Direksi Teknis

r) Daftar kuantitas dan harga

s) Harga perkiraan sendiri (HPS)

t) Pekerjaan utama

u) Mata pembayaran utama

v) Harga satuan dasar

43

Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

w) Harga satuan pekerjaan(HSP)

x) Metode pelaksanaan pekerjaan

y) Metoda kerja

z) Jadual waktu Pelaksanaan

aa) Personal inti

bb) Bagian pekerjaan yang disubkontrakkan

cc) Analisa harga satuan pekerjaan

dd) Pekerjaan harian

ee) Pekerjaan sementara

ff) Perintah perubahan

gg) Tanggal mulai kerja

hh) Tanggal penyelesaian pekerjaan

ii) Masa pemeliharaan

jj) Mediator

kk) Konsiliator

ll) Arbiter

mm) Kegagalan bangunan

2. Penerapan

Ketentuan-ketentuan pada syarat-syarat umum kontrak harus

diterapkan secara luas tanpa melanggar ketentuan yang ada dalam

dokumen kontrak keseluruhan dan peraturan perundang-undangan

yang berlaku.

3. Asal Jasa

Jasa Konstruksi adalah dari Penyedia jasa nasional yang berdomisili di

wilayah RI, Penyedia jasa asing harus mempunyai kantor perwakilan

di wilayah RI.

4. Penggunaan Dokumen Kontrak dan Informasi “Undang-Undang RI

nomor 14 Tahun 2008 Tentang” KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK “

5. Hak Paten, Hak Cipta dan Merek

6. Jaminan

7. Asuransi

8. Keselamatan Kerja. Penyedia jasa bertanggung jawab atas

keselamatan kerja di lapangan sesuai dengan ketentuan “Kesehatan

& Keselamatan Kerja (K3)

9. Pembayaran

10. Harga dan Sumber Dana

11. Wewenang dan Keputusan PPK

44

Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

12. Direksi Teknis dan Panitia Peneliti Pelaksanaan Kontrak

13. Delegasi

14. Penyerahan Lapangan

15. Surat Perintah Mulai Kerja

16. Persiapan Pelaksanaan Kontrak

17. Selambat-lambatnya 7 hari sejak tanggal SPMK, PPK harus sudah

melaksanakan Rapat persiapan pelaksana kontrak (Pre Construction

meeting)

18. Program Mutu

19. Perkiraan Arus Uang

20. Pemeriksaan Bersama

21. Perubahan Kegiatan Pekerjaan

22. Pembayaran Untuk Perubahan

23. Perubahan Kuantitas dan Harga

24. Amandemen kontrak

25. Hak Dan Kewajiban Para Pihak

26. Resiko PPK dan Penydia Jasa

27. Laporan Hasil Pekerjaan

28. Cacat Mutu

29. Mengatur tentang cacat mutu,

30. jika hasil pengujian memperlihatkan adanya cacat mutu, maka biaya

pengujian dan perbaikan menjadi tanggung jawab penyedia jasa.

Apabila tidak ditemukan cacat mutu maka biaya pengujian dan

perbaikan menjadi tanggung jawab PPK

31. Jadual Pelaksanaan Pekerjaan

32. Penyedia Jasa Lainnya

33. Wakil Penyedia Jasa

34. Pengawasan

35. Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan

36. Kontrak Kritis

37. Perpanjangan Waktu Pelaksanaan

38. Kerja sama antara Penyedia Jasa dan Sub penyedia jasa

39. Penggunaan Penyedia Jasa Usaha Kecil Termasuk Koperasi Kecil

40. Peringatan Dini

41. Rapat Pelaksanaan

42. Itikad Baik

43. Penghentian dan Pemutusan Kontrak

44. Pemanfaatan Milik Penyedia Jasa

45

Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

45. Bahasa dan Hukum

46. Perpajakan

47. Penyusuaian Harga

48. Denda dan Ganti Rugi

49. Serah Terima Pekerjaan

50. Gambar Pelaksanaan

51. Penyedia jasa harus menyerahkan kepada direksi pekerjaan gambar

pelaksanaan (as build drawing)) paling lambat 14 hari sebelum

penyerahan akhir pekerjaan, apabila terlambat menyerahkan PPK

dapat menahan sejumlah uang sesuai ketentuan dalam syarat-syarat

khusus

52. Perhitungan Akhir

53. Kegagalan Bangunan

Ketentuan Khusus

1. Personil

2. Penilaian Pekerjaan

3. Percepatan

4. Penemuan-Penemuan

5. Kompensasi

6. Penangguhan Pembayaran

7. Hari Kerja

8. Pengambil Alihan

9. Pedoman Pengoperasian dan Pemeliharaan

10. Penyesuaian Biaya

11. Penundaan atas perintah PPK

12. Instruksi

f. Spesifikasi Khusus (bila ada);

g. Spesifikasi Umum;

Spesifikasi teknis disusun oleh panitia pengadaan berdasarkan data dari

PPK dan jenis pekerjaan yang akan dilelangkan dengan ketentuan sebagai

berikut :

1. Tidak mengarah kepada merk/produk tertentu, tidak menutup

kemungkinan digunakan produksi dalam negeri

2. Semaksimal mungkin menggunakan standar nasional (SNI)

46

Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

3. Metoda pelaksanaan harus logis, realistic dan dapat dilaksanakan

4. Jadual waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metode pelaksanaan

5. Harus mencatumkan macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan

utama minimal yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan

6. Harus mencatumkan syarat-syarat bahan yang dipergunakan dalam

pelaksanaan pekerjaan

7. Harus mencantumkan syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk

8. Harus mencantumkan criteria kinerja produk (Out put performance)

yang diinginkan

9. Harus mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara

pembayaran

h. Gambar-gambar dan;

Gambar-gambar untuk pelaksanaan pekerjaan harus disusun oleh Panitia

pengadaan secara terinci, lengkap dan jelas antara lain :

1. Peta lokasi

2. Lay out

3. Potongan memanjang

4. Potongan melintang

5. Detail-detail

6. Dan lain-lain yang diperlukan

i. Daftar Kuantitas

Panitia menyiapkan dan menyusun bentuk / format/daftar untuk

keperluan penyedia jasa. Dalam menyiapkan penawarannya sebagai

berikut:

1. Daftar kuantitas terdiri dari :

Rekapitulitas daftar kuantitas dan harga

Daftar kuantitas dan harga

2. Analisa harga satuan terdiri dari :

AHS mata pembayaran utama

Daftar harga dasar upah, bahan dan peralatan

j. Bentuk-bentuk Jaminan

Jaminan yang harus disediakan oleh Penyedia Jasa pada saat penawaran

adalah:

Jaminan Penawaran

47

Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

Jaminan Sanggah Banding

Pada saat Kontrak adalah :

Jaminan Pelaksanaan

Jaminan Uang Muka

Jaminan Pemeliharaan

k. Penyitaan Jaminan Penawaran

1. Peserta terlibat KKN

2. Calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 tidak

bersedia menambah jaminan pelaksanaan dalam hal harga

penawarannya di bawah 80 %

3. Calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 setelah

dilakukan evaluasi, tidak hadir dalam klarifikasi dan/atau verifikasi

kualifikasi dgn alasan yang tidak dapat diterima

4. Calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2

mengundurkan diri atau gagal tanda tangan kontrak

l. Kajian Teknis

Kegiatan yang harus dilakukan oleh Penyedia Jasa yang diawasi oleh

direksi teknis utk mengevaluasi kembali gambar dan volume yang ada di

dokumen kontrak

1. Pendataan lapangan yang telah diserahkan

2. Pengukuran-pengukuran yang diperlukan

3. Perhitungan ulang kebutuhan Volume item pekerjaan → sebagai

dasar perubahan kontrak

4. Proses penyelesaian hasil rekayasa lapangan

m. Pembayaran

1. Pembayaran Uang Muka :

Jaminan uang muka harus diterbitkan oleh Bank atau Asuransi

sesuai ketentuan kontrak

Konfirmasi kembali kepada penerbit Jaminan secara lisan dan

tulisan

Besaran Pembayaran uang muka perlu diperhatikan ketentuan-

ketentuan sesuai kontrak (APBN murni atau Loan)

48

Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

Pengaturan pengembalian uang muka sedapat mungkin

dilunaskan sebelum progres mencapai 100 %

2. Sertifikat Bulanan :

Penagihan dari Penyedia Jasa dapat dilakukan setiap bulan sesuai

dengan tanggal yang disepakati.

Penagihan tersebut dapat dilakukan berdasarkan sertifikad yang

dilampiri dengan data pendukung (back up data).

3. Retensi

Akan dibayar kembali sesuai ketentuan yang berlaku, yaitu jika ada

uang penyedia jasa yang ditahan sebagai jaminan.

4. Penyesuaian Harga:

Dapat diberikan kepada penyedia jasa apabila diatur didalam kontrak

(> 13 bln). Terutama untuk paket pekerjaan dengan tahun jamak.

n. Adendum (Perubahan Kontrak)

Kontrak hanya dapat diubah melalui adendum kontrak. Perubahan

kontrak dapat dilaksanakan apabila disetujui oleh para pihak meliputi:

1. Perubahan pekerjaan disebabkan oleh sesuatu hal yang dilakukan

oleh para pihak dalam kontrak sehingga mengubah lingkup pekerjaan

dalam kontrak

2. Perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan akibat adanya perubahan

pelaksanaan pekerjaan

3. Perubahan harga kontrak akibat adanya perubahan pekerjaan,

perubahan pelaksanaan pekerjaan

Perubahan kontrak dapat terjadi apabila kedua belah pihak (Pengguna

Jasa dan Penyedia Jasa) menyepakatinya. Kesepakatan ini harus dibuat

tertulis yang dikenal dengan“Addendum kontrak“, apabila :

1. Perubahan pekerjaan disebabkan oleh sesuatu hal yang dilakukan

oleh para pihak dalam kontrak sehingga mengubah lingkup pekerjaan

dalam kontrak

2. Mengubah spesifikasi teknis dan gambar pekerjaan sesuai dgn

kebutuhan lapangan

3. Merubah jadwal pelaksanaan

4. Merubah harga satuan

5. Merubah jenis peralatan

6. Merubah lokasi pekerjaan

7. Merubah jenis pekerjaan

49

Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

8. Merubah Personil inti

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses perubahan kontrak

1. Pekerjaan tambah tidak boleh melebihi 10 % dari nilai harga kontrak

awal

2. Seluruh perubahan tsb.harus didasari karena kebutuhan teknis

lapangan dgn justifikasi teknis

3. Perhatikan besaran volume perubahan terhadap dampak perubahan

harga satuan yang dapat berpengaruh pada eskalasi harga

4. Proses dan dampak terhadap munculnya item pekerjaan baru

terutama pada harga

o. Pembayaran Prestasi Pekerjaan

Pembayaran prestasi dapat dilaksanakan dgn 2 cara :

Pembayaran dgn sistem serifikat bulanan (MC)

Pembayaran dgn system termin

Secara umum kontrak yg berlaku adalah Kontrak Harga satuan yang

Pembayarannya berdasarkan progres per bulan(MC)

MC adalah pembayaran sementara

MC dibuat berdasarkan Back up data

Khusus untuk kontrak Tahun Jamak pembayaran prestasi Pekerjaan akan

diikuti juga dengan pembayaran Eskalasi.

p. Pengujian di luar Spesifikasi

Apabila Direksi Pekerjaan/the Employer memerintahkan untuk dilakukan

pengujian di luar Spesifikasi, maka:

apabila ternyata menunjukkan adanya cacat mutu, biaya pengujian

menjadi beban Kontraktor;

apabila ternyata tidak menunjukkan adanya cacat mutu, biaya

pengujian menjadi Peristiwa Kompensasi.

q. Eskalasi Harga

50

Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

Rumus Eskalasi yg digunakan adalah yang sesuai ketentuan kontrak (

Keppres 80/thn 2003).

Hn = Ho(a+b.Bn/Bo+c.Cn/Co+d.Dn/Do+.........)

Hn = Harga satuan saat dikerjakan.

Ho = Harga satuan pd saat penawaran.

A = Koeffisien tetap keuntungan/overhead)

= 0.15 jika tdk diajukan dlm penawaran.

B,c,d = koef.komponen harga satuan (tenaga, bahan,alat dsb).

Bn,Cn,Dn = Indek harga komponen pd saat pekerjaan dilaksanakan.

Bo,Co,Do = Indek harga komponen pada saat penyusunan harga

penawaran hari sebelum pemasukan) Indeks harga yg digunakan

bersumber dari penerbitan BPS. Penetapan koeffisien komponen harga

satuan dilakukan oleh menteri.

Perlu perhatian untuk eskalasi jika :

Terjadi revisi jadwal pekerjaan

Terdapat addendum terhadap volume pekerjaan

Terjadi perubahan Major item

Muncul item pekerjaan baru

r. Tata Cara Penanganan Kontrak Kritis (SCM)

Show Cause Meeting (SCM)

Kontrak Kritis :

Periode I Fisik : 0 – 70 % Dev > -10 %

Periode II Fisik : 70 – 100 % Dev > - 5 %

Mekanisme :

Test Case 1 : Tingkat Satker, surat peringatan 1

Test Case 2 : Atasan Langsung, surat peringatan 2

Test Case 3 : Tingkat Atasan, surat peringatan 3

s. Penghentian dan Pemutusan Kontrak

51

Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

Penghentian kontrak dapat dilakukan karena Pekerjaan yang sudah selesai

atau keadaan Darurat yang mengakibatkan tidak bisa diteruskan

pekerjaan tersebut.

Pemutusan kontrak dilakukan bila penyedia jasa Cidera janji atau tidak

bisa memenuhi ketentuan-ketentuan dalam kontrak dan Pemutusan

kontrak dapat dilakukan bila para pihak terbukti melakukan kolusi

kecurangan atau tindak korupsi baik dalam proses pelelangan mau pun

pelaksanaan pekerjaan.

PPK dapat memutuskan Kontrak secara sepihak apabila :

1. Kebutuhan Barang/Jasa tidak dapat ditunda melebihi

batasberakhirnya Kontrak;

berdasarkan penelitian PPK, Penyedia Barang/Jasa tidak akan

mampu menyelesaikan keseluruhan pekerjaan walaupun

diberikan kesempatan sampai dengan 50 hari kalender sejak

masa berakhirnya pelaksanaan pekerjaan untuk menyelesaikan

pekerjaan;

setelah diberikan kesempatan menyelesaikan pekerjaan sampai

dengan 50 hari kalender sejak masa berakhirnya pelaksanaan

pekerjaan, Penyedia Barang/Jasa tidak dapat menyelesaikan

pekerjaan;

2. Penyedia Barang/Jasa lalai/cidera janji dalam melaksanakan

kewajibannya dan tidak memperbaiki kelalaiannya dalam jangka

waktu yang telah ditetapkan;

3. Penyedia Barang/Jasa terbukti melakukan KKN kecurangan, dan/atau

pemalsuan dalam proses Pengadaan yang diputuskan oleh instansi

Yang berwenang; dan/atau

4. pengaduan tentang penyimpangan prosedur, dugaan KKN, dan/atau

pelanggaran persaingan sehat dalam pelaksanaan Pengadaan

Barang/Jasa dinyatakan benar oleh instansi yang berwenang.

Pemberian kesempatan kepada Penyedia Barang/Jasa

menyelesaikan pekerjaan sampai dengan 50 hari kalender, sejak

masa berakhirnya pelaksanaan pekerjaan sebagai mana dimaksud

pada ayat (1) huruf a.1. dan huruf a.2., dapat melampaui Tahun

Anggaran.

Dalam hal pemutusan Kontrak dilakukan karena kesalahan

Penyedia Barang/Jasa:

Jaminan Pelaksanaan dicairkan;

52

Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

sisa Uang Muka harus dilunasi oleh Penyedia Barang/Jasa

atau

Jaminan Uang Muka dicairkan;

Penyedia Barang/Jasa membayar denda keterlambatan; dan

Penyedia Barang/Jasa dimasukkan dalam Daftar Hitam.

t. HPS

Data yang dipakai untuk menyusun HPS berdasarkan pada data harga

pasar setempat yang diperoleh berdasarkan hasil survei menjelang

dilaksanakannya pengadaan, dengan mempertimbangkan informasi yang

meliputi:

1. informasi biaya satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh Badan

Pusat Statistik (BPS);

2. informasi biaya satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh asosiasi

terkait dan sumber data lain yang dapat dipertanggungjawabkan;

3. daftar biaya/tarif yang dikeluarkan oleh pabrikan/distributor tunggal

4. biaya kontrak sebelumnya atau yang sedang berjalan dengan

mempertimbangkan faktor perubahan biaya;

5. inflasi tahun sebelumnya, suku bunga berjalan dan/atau kurs tengah

Bank Indonesia;

6. hasil perbandingan dengan kontrak sejenis, baik yang dilakukan

dengan instansi lain maupun pihak lain;

7. perkiraan perhitungan biaya yang dilakukan oleh konsultan perencana

(engineer’s estimate

8. norma indeks; dan/atau

9. informasi lain yang dapat dipertanggung jawabkan.

Catatan:

Nilai total HPS terbuka dan tidak rahasia.

Riwayat HPS harus didokumentasikan secara baik.

HPS tidak dapat digunakan sebagai dasar perhitungan kerugian

negara.

Syarat penandatanganan kontrak sebagai berikut:

1. Paling lambat 14 hari setelah surat penunjukan penyedia jasa (SPPJ).

2. Menyerahkan jaminan pelaksanaan.

3. Pek > Rp 100 milyar setelah memperoleh pendapat Ahli Hukum Kontrak

Profesional atau ditetapkan dengan Keputusan Menteri.

53

Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

Adapun sanksi bagi pembatalan SPPBJ, dapat berakibat pencairan jaminan

penawaran dan Tidak boleh mengikuti PBJ pemerintah selama 2 ( dua ) tahun,

apabila:

1. Calon penyedia jasa tidak dapat menyerahkan jaminan pelaksanaan;

2. Menolak SPPBJ dengan alasan yang tidak dapat diterima

3. Mengundurkan diri dengan alasan yang tidak dapat diterima.

Daftar simak yang harus diperhatikan sebelum penandatanganan kontrak

meliputi aspek sebagai berikut:

1. Surat perjanjian;

2. Para pihak yang berwenang menandatangani kontrak;

3. Spesifikasi teknis;

4. Gambar kontrak;

5. Surat Penawaran berikut Daftar kuantitas dan harga;

6. SSUK;

7. SSKK;

8. Dokumen lainnya:

a. SPPBJ; BAHP, BAPP;

b. Jaminan-jaminan;

c. Dan lain-lain.

Dokumen lain yang harus diperhatikan dalam penyusunan kontrak, meliputi:

1. Berita Acara Hasil Pemilihan (BAHP);

2. Berita Acara Penetapan Pemenang (BAPP);

3. Surat Penetapan Penyedia Jasa (SPPBJ);

4. Berita acara Pre-Award Meeting;

5. Jaminan-jaminan.

Kontrak/perjanjian terdiri dari:

Surat Perjanjian;

Syarat Umum Kontrak;

Syarat Khusus Kontrak; dan

Lampiran/Dokumen lain yang merupakan bagian dari kontrak.

A.3. Isi kontrak

Kontrak sekurang-kurangnya memuat ketentuan:

54

Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

1. Adanya para pihak yang menandatangani kontrak (nama,jabatan dan

alamat);

2. Adanya pokok pekerjaan yang diperjanjikan (uraian mengenai jenis dan

jumlah barang/jasa yang diperjanjikan);

3. Adanya hak dan kewajiban para pihak yang terikat di dalam perjanjian;

4. Nilai atau harga kontrak pekerjaan serta syarat-syarat pembayaran.

5. Adanya persyaratan dan spesifikasi teknis yang jelas dan terperinci;

6. Penjelasan mengenai lokasi dari pekerjaan yang akan dilaksanakan;

7. Jangka waktu penyelesaian/penyerahan pekerjaan dengan disertai jadwal

waktu penyelesaian/penyerahan yang pasti (time schedule).

8. Syarat-syarat umum dan syarat – syarat khusus kontrak;

9. Spesifikasi umum dan spesifikasi khusus pekerjan;

10. Jaminan – jamnan:

11. Ketentuan khusus mengenai:

a. Ketentuan mengenai pemutusan kontrak secara sepihak;

b. Ketentuan mengenai keadaan memaksa;

c. Ketentuan mengenai kewajiban para pihak bila terjadi kegagalan

dalam pelaksanaan pekerjaan;

d. Ketentuan mengenai perlindungan tenaga kerja (keselamatan kerja

bidang konstruksi/K-3, ASTEK dsb)’

e. Ketentuan mengenai bentuk dan tanggung jawab atas gangguan

lingkungan;

f. Ketentuan mengenai kontrak kritis;

g. Ketentuan mengenai penyelesaian perselisihan.

Ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam kontrak

konstruksi di Indonesia:

1. Undang-undang No.18/1999 tentang jasa konstruksi;

2. PP. No. 29/2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi;

3. Keppres RI No.42/2002 tentang Pedoman Pelaksanaan APBN;

4. Perpres RI No.54/2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, dan

perobahannya;

5. Permen PUPR No 31/PRT/M/2015 tetntang standar dokumen

pengadaaan;

6. Kontrak/perjanjian untuk pengadaan barang/jasa dalam negeri tidak

dapat dilakukan dalam bentuk valuta asing.

55

Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

B. Penandatanganan kontrak

B.1. Umum

Kontrak ditandatangani oleh para pihak setelah diterbitkannya surat

keputusan penetapan penyedia barang/jasa (SPPBJ) dan penyedia telah

menyerahkan jaminan pelaksanaan kepada pengguna barang/jasa yang

nilainya dan penerbit jaminan sesuai ketentuan yang ditetapkan. Pekerjaan

jasa konsultasi tidak diperlukan jaminan pelaksanaan. Pengadaan dengan nilai

sampai dengan Rp 50.000.000,- bentuk kontrak cukup dengan kwitansi

pembayaran serta dengan meterai yang cukup. Pengadaan dengan nilai diatas

Rp50000.000 s/d Rp200.000.000,- bentuk kontrak SPK dan tanpa jaminan

pelaksanaan. Pengadaan dengan nilai diatas Rp200.000.000,- bentuk kontrak

berupa kontrak pengadaan barang/jasa dengan jaminan pelaksanaan. Kontrak

untuk pekerjaan pengadaan barang/jasa yang bernilai diatas

Rp100.000.000.000,- (100 milyar rupiah) ditanda tangani oleh pengguna

barang/jasa setelah memperoleh pendapat ahli hukum kontrak yang

profesional. Dalam melakukan perikatan, para pihak sedapat mungkin

menggunakan standar kontrak atau contoh SPK. Yang dikeluarkan oleh

pimpinan instansi yang bersangkutan. Yang diperlukan instansi lainnya.

B.2. Hak dan tanggung jawab para pihak

Setelah kontrak ditandatangani, para pihak bersama-sama melakukan

pemeriksaan lapangan.

1. Dibuat berita acara pemeriksaan lapangan.

2. Dibuat surat penyerahan lapangan.

Penyedia dapat menerima uang muka.

1. Untuk usaha kecil setinggi-tingginya 30% dari nilai kontrak.

2. Untuk usaha selain usaha kecil setingi-tingginya 20% dari nilai kontrak.

3. Dilakukan setelah penyedia barang/jasa menyerahkan jaminan uang muka

dengan nilai sekurang-kurangnya sama dengan jumlah uang muka yang

diberikan.

4. Jaminan uang muka harus diterbitkan oleh bank umum atau asuransi yang

mempunyai program asuransi kerugian (surety bond) dan harus

direasuransikan sesuai dengan ketentuan menteri keuangan.

5. Masa berlaku jaminan uang muka mengacu kepada KUH Perdata Pasal

1831 dan Pasal 1832 dan tanda-tangan penjamin.

56

Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

6. Pengembalian uang muka diperhitungkan berangsur-angsur secara

proporsional pada setiap pembayaran prestasi pekerjaan dan harus lunas

pada saat prestasi pekerjaan mencapai 100%.

7. Untuk kontrak tahun jamak (multi years) nilai jaminan uang muka secara

bertahap dapat dikurangi sesuai dengan pencapaian prestasi pekerjaan.

Pembayaran prestasi pekerjaan dapat dilakukan dengan sertifikat bulanan

(monthly certificate) atau sistim termin dengan memperhitungkan angsuran

uang muka dan kewajiban pajak.

Penyedia barang/jasa dilarang mengalihkan tanggung jawab seluruh

pekerjaan utama.

1. Dengan mensubkontrakan kepada pihak lain dengan cara dan alasan

apapun.

2. Kecuali disubkontrakan kepada penyedia barang/jasa spesialis.

Terhadap pelanggaran pada butir “4”, dikenakan sanksi berupa denda yang bentuk dan besarnya sesuai dengan yang diatur dalam kontrak.

B.3. Perubahan kontrak

Perubahan kontrak dilakukan sesuai dengan kesepakatan para pihak.

Bila terjadi perubahan atas lingkup pekerjaan, metoda kerja atau waktu

pelaksanaan, maka tata cara perubahan itu harus sesuai dengan ketentuan

yang berlaku.

B.4. Penghentian dan pemutusan kontrak

Penghentian kontrak dilakukan bilamana terjadi hal-hal diluar kekuasaan para

pihak dalam melakukan kewajibannya. Hal tersebut disebabkan oleh:

1. Perang, perang saudara, pemberontakan.

2. Kekacauan dan huru-hara.

3. Bencana alam yang dinyatakan resmi oleh pemerintah.

4. Keadaan yang ditetapkan dalam kontrak.

Pemutusan kontrak bila para pihak cedera janji/tidak memenuhi kewajiban

dan tanggung jawab yang diatur dalam kontrak.

Pemutusan kontrak yang disebabkan kelalaian penyedia barang/jasa,

dikenakan sanksi yang ditetapkan dalam kontrak, berupa

1. Jaminan pelaksanaan menjadi milik negara.

57

Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

2. Sisa uang muka harus dilunasi oleh penyedia barang/jasa.

3. Membayar denda dan ganti rugi kepada negara.

4. Pengenaan daftar hitam untuk jangka waktu tertentu.

5. Pengguna barang/jasa dapat memutuskan secara sepihak; Apabila denda

keterlambatan pelaksanaan pekerjaan akibat kesalahan penyedia telah

melampaui besarnya jaminan pelaksanaan.

Pemutusan kontrak akibat kesalahan pengguna barang/jasa:

1. Dikenakan sanksi, berupa kewajiban mengganti kerugian yang menimpa

penyedia barang/jasa.

2. Kewajiban tsb, sesuai dengan yang ditetapkan dalam kontrak dan

ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Kontrak batal demi hukum, bila isi kontrak melanggar ketentuan perundan-

undangan yang berlaku.

Kontrak dibatalkan, bila para pihak terbukti melakukan KKN, kecurangan dan

pemalsuan dalam proses pengadaan maupun pelaksanaan kontrak.

C. Rangkuman

Dokumen kontrak secara umum bersumber dari dokumen lelang, semua

dokumen lelang yang masih berlaku hingga akhir kontrak menjadi bagian dari

dokumen kontrak.

Kontrak ditandatangani oleh para pihak setelah diterbitkannya surat

keputusan penetapan penyedia barang/jasa (SPPBJ) dan penyedia telah

menyerahkan jaminan pelaksanaan kepada pengguna barang/jasa yang

nilainya dan penerbit jaminan sesuai ketentuan yang ditetapkan.

D. Latihan Soal

1. Apa yang dimaksud dengan Kontrak?

2. Apa yang dimaksud dengan hukum kontrak?

3. Apa yang dimaksud dengan dokumen kontrak?

4. Dalam Penyusunan Dokumen Kontrak, terdapat empat syarat indikator

sahnya suatu perjanjian menurut KUHP Pasal 1320. Uraikan.

5. Apa saja Isi dokumen kontrak yang anda ketahui?

6. Apa saja syarat dalam penandatanganan kontrak?

PASCA PENANDATANGAN KONTRAK

Indikator Keberhasilan

Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta

diharapkan mampu memahami tahapan pasca

penandatangan kontrak sesuai dengan NSPK yang

berlaku.

60

Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

A. Persiapan Pelaksanaan

Secara garis besar, tahapan kegiatan pelaksanaan kontrak dapat dilihat pada

Gambar berikut ini:

Gambar 5. Tahapan Kegiatan Pelaksanaan Kontrak

Pelaksanaan kontrak konstruksi meliputi tahapan sebagai berikut:

1. Penyerahan Lapangan

Sebelum SPMK terbit, dilaksanakan pemeriksaan bersama (direksi teknis

dan/atau konsultan pengawas serta penyedia jasa) untuk inventarisasi barang

milik PPK. Selanjutnya dibuat berita acara penyerahan lapangan.

SPMK sendiri diterbitkan paling lambat 14 hari kerja setelah kontrak

ditandatangani. Apabila penyedia jasa tidak segera mulai kerja setelah SPMK

maka Pejabat Pembuat Komitmen menerbitkan surat peringatan. Dan apabila

penyedia jasa tidak dapat mulai pekerjaan karena kesalahan Pejabat Pembuat

Komitmen maka penyedia jasa berhak mendapatkan kompensasi dari Pejabat

Pembuat Komitmen.

2. Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak ( PCM )

Tujuan dari PCM yaitu mempersiapkan koordinasi pelaksanaan pekerjaan

dalam rangka mencapai kesepakatan. PCM wajib diikuti para

penanggungjawab ketiga unsur proyek.

61

Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

Gambar 6 Skema PCM

Rencana Kerja

1. Bagan Jadwal Pelaksanaan kontrak yang menunjukkan waktu dan urutan

kegiatan utama yang membentuk pekerjaan

2. Rencana Mobilisasi

3. Rencana Relokasi

4. Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi (RK3K)

5. Program Mutu dalam bentuk Rencana Mutu Kontrak (RMK)

6. Rencana Manajemen dan Keselamatan Kerja

7. Rencana Inspeksi dan Pengujian

8. Dokumen Rencana Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan (jika ada),

Dokumen Upaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan (jika ada), atau

sekurang-kurangnya standar dan prosedur pengelolaan lingkungan yang

berlaku khusus untuk kegiatan tersebut

9. Komunikasi dan Korespondensi

10. Rapat Pelaksanaan dan Jadwal

11. Pelaksanaan Pekerjaan

12. Pelaporan dan Pemantauan

13. Dokumen Penyelesaian Pekerjaan/ Penyerahan Pertama Pekerjaan

Selesai

Diselenggarakan selambat-lambatnya 7 hari setelah SPMK, diikuti oleh direksi

pekerjaan, direksi teknis, unsur perencanaan dan penyedia jasa. Rapat ini

bertujuan untuk menghasilkan kesepakatan-kesepakatan beberapa materi

yang dapat menimbulkan masalah dalam pelaksanaan pekerjaan. Hasil rapat

62

Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

persiapan pelaksanaan kontrak dituangkan dalam berita acara. PCM antara

lain membahas:

a. Pasal-pasal dalam dokumen kontrak, perihal:

1. Pekerjaan tambah kurang;

2. Penyelesaian perselisihan;

3. Pemeliharaan pekerjaan;

4. Kompensasi;

5. Denda;

6. Pemutusan kontrak;

7. Dan lain-lain yang dinilai perlu.

b. Tata cara penyelenggaraan pekerjaan, perihal:

1. Organisasi kerja;

2. Tata cara pengaturan pekerjaan (PCM,SCM,FC);

3. Jadwal pelaksanaan pekerjaan;

Menyiapkan rencana pelaksanaan pekerjaan

Mengenali kegiatan utama

Mengatur dan melaporkan perkembangan

Menyediakan tenaga, peralatan dan bahan untuk memonitor

Memperkirakan tenaga kerja, peralatan dan bahan, serta

pengawasan/pengendalian keuangan, sesuai waktu yang

ditetapkan (Kurva “S”)

4. Suatu jadwal kerja penting untuk hal – hal sebagai berikut:

Memberikan rencana pelaksanaan dan urutan pelaksanaan

pekerjaan dalam jangka waktu yang ditetapkan;

Identifikasi kegiatan – kegiatan utama;

Sebagai alat komunikasi mengenai rencana pekerjaan;

Mengukur dan melaporkan kemajuan;

Sebagai alat untuk pemantauan dan;

Sebagai dasar untuk memberikan kebutuhan pekerjaan, alat dan

bahan, serta pengendalian keuangan.

5. Keuntungan pemutakhiran jadwal terhadap kontraktor, yaitu :

merupakan rencana tindakan tertulis

dasar periode waktu untuk penyelesaian

dasar penentuan periode kontrak yang efektif

dasar untuk efisiensi

dasar pengendalian pekerjaan

dasar pengendalian biaya

63

Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

6. Jadwal pengadaan bahan, mobilisasi peralatan dan personil;

7. Penyusunan rencana pemeriksaan lapangan dan pembuatan shop

drawing;

8. Sosialisasi kepada masyarakat dan pemerintah daerah setempat

mengenai rencana kerja;

9. Penyusunan program mutu;

10. Buku Harian, Laporan dan lain-lain yang dinilai perlu.

c. Prog. Mutu (RMK) dan Rencana Penerapan SMK3

d. Mobilisasi

e. Pemeriksaan Bersama (MC 0%)

f. Pembayaran Uang Muka

g. Pembayaran Prestasi Pekerjaan

h. Perubahan Kegiatan Pekerjaan

Apabila terdapat perbedaan yang signifikan antara kondisi lokasi

pekerjaan pada saat pelaksanaan dengan gambar dan spesifikasi yang

ditentukan dalam Dokumen Kontrak, maka PPK bersama penyedia dapat

melakukan perubahan kontrak yang meliputi antara lain:

1. menambah atau mengurangi volume pekerjaan yang tercantum

dalam kontrak;

2. menambah atau mengurangi jenis pekerjaan;

3. mengubah spesifikasi teknis dan gambar pekerjaan sesuai dengan

kebutuhan lokasi pekerjaan; dan/atau

4. melaksanakan pekerjaan tambah yg belum tercantum dalam kontrak

yg diperlukan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan sesuai lingkup

kontrak awal.

5. Pekerjaan tambah harus mempertimbangkan tersedianya anggaran

dan paling tinggi 10% dari nilai kontrak awal.

6. Perintah perubahan pekerjaan dibuat oleh PPK secara tertulis kepada

penyedia kemudian dilanjutkan dengan negosiasi teknis dan harga

dengan tetap mengacu pada ketentuan yang tercantum dalam

kontrak awal.

Prinisp-Prinsip Perubahan Jadwal Pelaksanaan :

Kurva S awal tetap dipertahankan

Revisi Skedul tidak betujuan untuk memperkecil deviasi

Proses Revisi skedul dimulai pada tanggal terjadinya perubahan.

64

Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

Gambar 7 Revisi Skedul Akibat Perpanjangan Waktu (Benar) Perubahan Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan;

7. Perpanjangan waktu pelaksanaan dapat diberikan oleh PPK atas

pertimbangan yang layak dan wajar untuk hal-hal sebagai berikut:

pekerjaan tambah;

perubahan disain;

keterlambatan yang disebabkan oleh PPK;

masalah yang timbul di luar kendali penyedia; dan/atau

keadaan kahar

8. Waktu penyelesaian pekerjaan dapat diperpanjang sekurang-

kurangnya sama dengan waktu terhentinya kontrak akibat keadaan

kahar atau waktu yang diperlukan utk menyelesaikan pekerjaan.

i. Denda & Ganti Rugi

j. Keadaan Kahar (Force Majeur)

k. Pemberlakuan Kontrak Kritis (SCM)

l. Penghentian dan Pemutusan Kontrak

m. Laporan Hasil Pekerjaan

n. Perpanjangan Waktu Pelaksanaan

o. Kerjasama Antara Penyedia B/J dengdn Subkontraktor

65

Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

p. Serah terima Pekerjaan

Setelah pekerjaan selesai 100%, penyedia mengajukan permintaan secara

tertulis kepada PPK untuk penyerahan pekerjaan. Dalam rangka penilaian

hasil pekerjaan, PPK menugaskan Panitia/Pejabat Penerima Hasil

Pekerjaan. Apabila memerlukan keahlian teknis khusus dapat dibantu oleh

tim/tenaga ahli untuk membantu pelaksanaan tugas Panitia/Pejabat

Penerima Hasil Pekerjaan. PPK akan mengambil alih lokasi dan hasil

pekerjaan dalam jangka waktu tertentu setelah dikeluarkan surat

keterangan selesai/pengakhiran pekerjaan.

q. Kompensasi

Peristiwa Kompensasi yg dapat diberikan kepada penyedia yaitu:

1. PPK mengubah jadwal yang dapat mempengaruhi pelaksanaan

pekerjaan;

2. keterlambatan pembayaran kepada penyedia;

3. PPK tidak memberikan gambar-gambar, spesifikasi dan/atau instruksi

sesuai jadwal yang dibutuhkan;

4. penyedia blm bisa masuk ke lokasi sesuai jadwal dlm kontrak;

5. PPK menginstruksikan kepada pihak penyedia utk melakukan

pengujian tambahan yang setelah dilaksanakan pengujian ternyata

tdk ditemukan kerusakan/kegagalan/penyimpangan;

6. PPK memerintahkan penundaan pelaksanaan pekerjaan;

7. PPK memerintahkan untuk mengatasi kondisi tertentu yang tidak

dapat diduga sebelumnya dan disebabkan oleh PPK;

8. Ketentuan lain dalam SSKK.

Perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan hanya dapat

diberikan jika berdasarkan data penunjang dan perhitungan

kompensasi yang diajukan oleh penyedia kepada PPK, dapat

dibuktikan perlunya tambahan waktu akibat Peristiwa

Kompensasi.

Penyedia tidak berhak atas ganti rugi dan/atau perpanjangan

waktu penyelesaian pekerjaan jika penyedia gagal atau lalai untuk

memberikan peringatan dini dalam mengantisipasi atau

mengatasi dampak Peristiwa Kompensasi.

Penyelesaian Sengketa dalam Kontrak dapat dilakukan melalui pengadilan dan

di luar pengadilan. Pemilihan jenis penyelesaian sengketa ini ditetapkan daam

Dokumen Pemilihan/Kontrak. Timbulnya sengketa biasanya bermula dari

situasi dimana ada pihak yang merasa dirugikan oleh pihak lain. Atau diawali

66

Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

dengan perasaan tidak puas yang bersifat subyektif dan tertutup. Dapat juga

Proses sengketa terjadi karena tidak adanya titik temu antara pihak-pihak

yang bersengketa. Dengan demikian diperlukan adanya dasar/alasan dalam

penetapan/pemilihan jenis penyelesaian sengketa.

Dokumen Penyelesaian Pekerjaan/ Penyerahan Pertama Pekerjaan Selesai

B. Pelaksanaan Kontrak

Pelaksanaan Kontrak terdiri atas:

a. Penetapan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa

b. (SPPBJ);

c. Penandatanganan Kontrak;

d. Pemberian uang muka;

e. Pembayaran prestasi pekerjaan;

f. Perubahan Kontrak;

g. Penyesuaian harga;

h. Penghentian Kontrak atau Berakhirnya Kontrak;

i. Pemutusan Kontrak;

j. Serah Terima Hasil Pekerjaan; dan/atau

k. Penanganan Keadaan Kahar.

1. Penggunaan Program Mutu; Program Mutu Pengadaan Barang/Jasa.

a. Harus disusun oleh penyedia barang/jasa dan disepakati oleh

pengguna barang/jasa.

b. Hal tsb dilakukan pada saat rapat persiapan pelaksanaan kontrak.

c. Program mutu dapat direvisi sesuai dengan kondisi lapangan.

Program Mutu Pengadaan Barang/Jasa Paling Tidak Berisi sbb:

a. Informasi pengadaan barang/jasa.

b. Organisasi proyek, pengguna barang/jasa dan penyedia barang/jasa.

c. Jadwal pelaksanaan.

d. Prosedur pelaksanaan pekerjaan.

e. Prosedur instruksi kerja.

f. Pelaksana kerja.

2. Mobilisasi.

67

Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

Lingkup kegiatan mobilisasi tergantung pada jenis dan volume pekerjaan yang

harus dilaksanakan, dan secara umum harus memenuhi berikut:

a. Penyewaan atau pembelian sebidang lahan yang diperlukan untuk base

camp Penyedia Jasa dan kegiatan pelaksanaan.

b. Mobilisasi semua Personil Penyedia Jasa sesuai dengan struktur organisasi

pelaksana yang telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

c. Mobilisasi personil dan peralatan dapat dilakukan secara bertahap sesuai

dengan kebutuhan lapangan namun ketentuan ini hanya berlaku untuk

pentahapan mobilisasi peralatan utama dan personel terkaitnya dan

harus sudah diatur jadwalnya terlebih dahulu saat tahap pengadaan jasa

pemborongannya. Pengaturan mobilisasi secara bertahap ini tidak

menghapuskan denda akibat keterlambatan mobilisasi setiap tahapannya

sesuai jadwal yang disepakati dan merupakan bagian yang tidak terpisah

dari Kontrak.

d. Mobilisasi dan pemasangan peralatan sesuai dengan daftar peralatan

yang tercantum dalam Penawaran, dari suatu lokasi asal ke tempat

pekerjaan dimana peralatan tersebut akan digunakan menurut Kontrak

ini.

e. Penyediaan dan pemeliharaan base camp Penyedia Jasa, jika perlu

termasuk kantor lapangan, tempat tinggal, bengkel, gudang, ruang

laboratorium beserta peralatan ujinya, dsb.

f. Dalam segala hal, mobilisasi personil dan peralatan utama yang dilakukan

secara bertahap dan terjadwal tidak boleh melampaui dua pertiga periode

pelaksanaan konstruksinya.

Dalam 7 Hari Spmk, Rapat Ppk Dan Kontraktor.

Paling Lambat 15 Hari Menyerahkan Program

Dalam 30 Hari Harus Dimulai

Masa Mobilisasi 90 Hari

Laboratorium Selesai Dalam 60 Hari

Pembayaran Mobilisasi:

50% setelah laboratorium selesai dan peralatan 50% (i).

20% setelah peralatan utama dikerahkan (ii).

30% setelah mobilisasi selesai (iii).

Mobilisasi Alat:

Izin pemasukan barang

68

Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

Izin mengoperasikan peralatan

Izin menggunakan jalan/jembatan

Komposisi peralatan

Mendatangkan peralatan

Lokasi Material:

Nama lokasi

Jarak ke proyek/lokasi pek

Pengujian laboratorium

Estimasi kuantitas

Pertimbangan yang diperlukan

3. Pemeriksaan Bersama.

Pemeriksaan bersama oleh pengguna barang/jasa dan penyedia

barang/jasa dilakukan pada tahap awal periode pelaksanaan

kontrak/pelaksanaan pekerjaan.

Dalam hal tsb diatas, pengguna barang/jasa dapat membentuk

panitia/pejabat peneliti pelaksanaan kontrak.

Bila dalam pemeriksaan bersama tsb mengakibatkan perubahan isi

kontrak, maka harus dituangkan dalam bentuk adendum kontrak.

4. Gambar Kerja (Shop Drawing).

Gambar memperlihatkan dimensi konstruksi sebagai penjabaran dari

spesifikasi teknis, Gambar kerja/pelaksanaan (shop drawing) merupakan

acuan detail untuk pelaksanaan di lapangan. Gambar pelaksanaan/shop

drawing adalah pemeriksan ulang desain terhadap keadaan lapangan

karena terdapat kemungkinan perubahan (penyesuaian).

5. Pembayaran Uang Muka.

Usaha Kecil maximum 30% dan Usaha Non Kecil maximum 20%.

6. Pengukuran Prestasi Pekerjaan.

69

Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

Kriteria dan mekanisme pengukuran terhadap prestasi pekerjaan

ditentukan dalam SSKK (Syarat-Syarat Khusus Kontrak).

7. Pembayaran Prestasi Pekerjaan.

Sesuai prestasi fisik nyata dilapangan berdasarkan laporan proges fisik

dari konsultan upervisi. (Montly Certificate atau Termin yang ditentukan

dalam SSKK).

8. Perubahan Kegiatan Pekerjaan.

Untuk kepentingan pemeriksaan, pengguna barang/jasa dapat

membentuk panitia/pejabat peneliti pelaksanaan kontrak.

Bila terapat perbedaan yang signifikan antara kondisi lapangan dan

gambar, spesifikasi yang ditentukan dalam dokumen kontrak maka

pengguna barang/jasa dan penyedia barang/jasa dapat melakukan

perubahan kontrak yang meliputi:

a. Menambah/mengurangi volume pekerjaan yang tercantum dalam

kontrak.

b. Menambah atau mengurangi jenis pekerjaan.

c. Mengubah spesifikasi pekerjaan sesuai dengan kebutuhan lapangan.

d. Melaksanakam pekerjaan tambah yang belum termasuk dalam

kontrak, yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan.

e. Pekerjaan tambah tidak boleh melebihi 10% dari harga kontrak awal.

f. Perintah perubahan dibuat secara tertulis oleh pengguna barang/jasa

ditujukan kepada penyedia barang/jasa.

g. Selanjutnya ditindaklanjuti dengan negosiasi teknis dan harga, dengan

mengacu pada ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam kontrak

awal.

h. Harga negosiasi dituangkan dalam berita acara dan sebagai dasar

dalam penyusunan adendum kontrak.

9. Denda dan Ganti Rugi.

a. Denda adalah sanksi finansial yang dikenakan pada penyedia

barang/jasa.

b. Ganti rugi adalah sanksi finansial yang dikenakan pada pengguna

barang/jasa.

70

Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

c. Denda dan ganti rugi tsb disebabkan oleh terjadinya cidera janji yang

tercantum dalam kontrak.

d. Besarnya denda atas keterlambatan penyelesaian pekerjaan adalah

1/1000 dari harga kontrak setiap hari keterlambatan.

e. Besarnya ganti rugi atau keterlambatan pembayaran adalah:

1) Bunga terhadap nilai tagihan yang terlambat dibayar.

2) Tingkat suku bunga yang diberikan adalah yang berlaku pada saat

itu (ketetapan BI), atau dapat diberikan kompensasi sesuai dalam

dokumen kontrak.

3) Tata cara pembayaran denda-ganti rugi diatur dalam dokumen

kontrak.

4)

10. Penyesuaian Harga.

Penyesuaian harga dilakukan sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam

dokumen kontrak. Penyesuaian harga diberlakukan terhadap kontrak jangka

panjang-lebih dari 12(dua belas) bulan.

11. Keadaan Kahar (force majeur).

Apabila terjadi keadaan kahar maka penyedia barang/jasa:

a. Dalam waktu 14 (empat belas) hari dari hari terjadinya keadaan kahar

memberitahukan kepada pengguna barang/jasa.

b. Pemberitahuan tsb harus disertai pernyataan keadaan kahar dari instansi

yang berwenang.

12. Perpanjangan Waktu.

Jika terjadi Peristiwa Kompensasi sehingga penyelesaian pekerjaan akan

melampaui Tanggal Penyelesaian maka penyedia berhak untuk meminta

perpanjangan Tanggal Penyelesaian berdasarkan data penunjang. PPK

berdasarkan pertimbangan Pengawas Pekerjaan memperpanjang Tanggal

Penyelesaian Pekerjaan secara tertulis. Perpanjangan Tanggal Penyelesaian

harus dilakukan melalui Adendum Kontrak.

PPK berdasarkan pertimbangan Pengawas Pekerjaan harus telah menetapkan

ada tidaknya perpanjangan dan untuk berapa lama, dalam jangka waktu 21

(dua puluh satu) hari kalender setelah penyedia meminta perpanjangan. Jika

penyedia lalai untuk memberikan peringatan dini atas keterlambatan atau

71

Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

tidak dapat bekerja sama untuk mencegah keterlambatan sesegera mungkin,

maka keterlambatan seperti ini tidak dapat dijadikan alasan untuk

memperpanjang Tanggal Penyelesaian.

13. Penghentian dan Pemutusan Kontrak.

Telah dijelaskan pada SSUK.

14. Amandemen Kontrak.

Amandemen kontrak harus segera dibuat bila terjadi perubahan kontrak.

Perubahan kontrak dapat terjadi apabila:

Perubahan pekerjaan yang disebabkan oleh sesuatu hal yang dilakukan

oleh para pihak dalam kontrak sehingga mengubah lingkup pekerjaan;

Perubahan jadual pelaksanaan pekerjaan akibat adanya perubahan

pekerjaaan;

Perubahan harga kontrak akibat adanya perubahan pekerjaan.

15. Gambar Terlaksana (As Built Drawing).

Penyedia jasa harus menyerahkan kepada direksi pekerjaan gambar

pelaksanaan (as built drawing) paling lambat setelah penyerahan pertama

pekerjaan. Apabila penyedia jasa terlambat menyerahkan gambar

pelaksanaan, maka pengguna jasa dapat menahan sejumlah uang sesuai

ketentuan dalam syarat-syarat kontrak.

Apabila penyedia jasa tidak menyerahkan gambar pelaksanaan, maka

pengguna jasa dapat mempehitungkan pembayaran kepada penyedia jasa

dengan ketentuan sesuai syarat-syarat khusus kontrak.

16. Pengendalian Pelaksanaan Pekerjaan.

Pengawasan; Melihat, mencatat, mengukur, dan membuat laporan.

Evaluasi; Analisa, identifikasi masalah, pengelompokan masalah, dan

upaya pemecahan masalah.

Tindak turun tangan (T3); Tindakan konkrit yang dilakukan dalam

pemecahan masalah tersebut sesuai hasil pengelompokan.

Beberapa hal yang dikendalikan dalam pelaksanaan pekerjaan yaitu:

72

Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

a. Waktu;

Tujuan dari pengendalian waktu:

Agar kemajuan pekerjaan tepat waktu.

Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam proses

pencapaian sasaran.

Agar tidak terjadi kenaikan biaya.

Menghindari terjadinya (SIAP).

b. Mutu;

c. Volume;

d. Biaya; dan

e. Tertib administrasi.

Alat pengendalinya yaitu program kerja;

a. Program kerja yang baik:

Diagram balok (Bar Chart);

Kurva s (“S” Curve);

Diagram vektor (Vector Diagram).

b. Pilih program kerja yang sesuai:

Upper level -> Kurva S

Lower level -> Diagram Balok, Diagram Vektor

Penilaian Jadwal Waktu Pelaksanaan;

a. Penjadwalan adalah suatu rencana tata cara yang menunjukkan waktu

dan urutan operasi atau pelaksanaan setiap jenis pekerjaan.

b. Dalam urutan perencanaan proyek yang normal, kontraktor akan

membuat beberapa jadwal dasar:

Jadwal Kegiatan

Jadwal Sumber Daya

Jadwal Kemajuan Keuangan

Jadwal Uang Tunai

c. Pentingnya jadwal bagi seorang pengawas.

d. Jadwal waktu pelaksanaan konstruksi yang realistis merupakan

Rencana tindakan yang tertulis

Dasar periode waktu untuk penyelesaian setiap jenis pekerjaan

Dasar penentuan periode kontrak yang efektif

Dasar pemakaian semua sumber daya yang efisien

73

Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

Dasar koordinasi dan pengendalian pekerjaan

Dasar pengendalian biaya dan perkiraan uang tunai (‘cash flow’).

17. Manajemen Mutu

Definisi-definisi yang berhubungan dengan Manajemen Mutu:

Pengendalian Mutu (Quality Control / QC): Proses memeriksa mutu hasil

produk atau jasa pelayanan tertentu dari Penyedia jasa untuk menentukan

apakah hasil-hasil tersebut memenuhi standar mutu terkait yang

dipersyaratkan di dalam spesifikasi teknis, memperbaiki kesalahan-kesalahan

atas mutu yang diperoleh lebih rendah serta cara-cara mengidentifikasi untuk

menghilangkan sebab-sebab produk atau kinerja jasa pelayanan yang tidak

memenuhi syarat.

Jaminan Mutu (QA, Quality Assurance): Proses mengevaluasi prosedur standar

dan instruksi kerja seluruh produk atau jasa pelayanan, yang dievaluasi oleh

Direksi Pekerjaan atau Direksi Teknik untuk dapat menjamin bahwa mutu hasil

pekerjaan yang dilaksanakan oleh Penyedia jasa dapat diterima atau ditolak

sebagai dasar persetujuan pembayaran pekerjaan yang memenuhi syarat

kontrak.

Penyusunan Program Mutu;

a. Program mutu disusun oleh penyedia paling sedikit berisi :

informasi mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan;

organisasi kerja penyedia;

jadwal pelaksanaan pekerjaan;

prosedur pelaksanaan pekerjaan;

prosedur instruksi kerja; dan

pelaksana kerja.

b. Program mutu dapat direvisi sesuai dengan kondisi lokasi pekerjaan.

18. Penyelesaiaan Perselisihan (Dispute)

Para Pihak berkewajiban untuk berupaya sungguh-sungguh menyelesaikan

secara damai semua perselisihan yang timbul dari atau berhubungan dengan

Kontrak ini atau interpretasinya selama atau setelah pelaksanaan pekerjaan

ini. Penyelesaian perselisihan atau sengketa antara para pihak dalam Kontrak

dapat dilakukan melalui musyawarah, arbitrase, mediasi, konsiliasi atau

pengadilan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.

Penyelesaian perselisihan atau sengketa yang dipilih ditetapkan dalam SSKK.

74

Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

Apabila hal ini tidak diatur dengan baik maka perselisihan atau sengketa akan

berlarut-larut atau berkepanjangan tanpa ada penyelesaian. Yang pasti,

walaupun perselisihan ini pertama-tama disepakati untuk diselesaikan melalui

jalan musyawarh untuk mufakat, teteapi yang sering terjadi adalah tidak

ditetapkannya batas waktu musyawarah sehinnga musyawarah terus

berlangsung tanpa batas waktu. Walaupun dikatakan bahwa jika

musyawaraha tidak menghasilkan mufakat maka perselisihan dapat

diselesaikan melalui lembaga Abritase atau pengadilan, masalahnya adalah

kapan perselisihan tersebut dapat diserahkan ke Abritase atau pengadilan

karena musyawarah terlus berlangsung tanpa batas waktu.

Oleh karena itu, batas waktu musyawarah utuk mufakat harus ditetapkan.

Lembaga yang akan menyelesaikan perselisihan hasrus ditetapkan dengan

tegas sesuai ketentuan Undang-Undang No.18 Tahun 1999 Pasal 36 dan

Peraturan Pemerintah No.26 Tahun 2000 Pasal 49 ayat 1.

19. Kompensasi

Peristiwa Kompensasi yang dapat diberikankepada penyedia yaitu:

a. PPK mengubah jadwal yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan;

b. Keterlambatan pembayaran kepada penyedia;

c. PPK tidak memberikan gambar-gambar, spesifikasi dan/atau instruksi

sesuai jadwal yang dibutuhkan;

d. Penyedia belum bisa masuk ke lokasi sesuai jadwal dalam kontrak;

e. PPK menginstruksikan kepada pihak penyedia untuk melakukan pengujian

tambahan yang setelah dilaksanakan pengujian ternyata tidak ditemukan

kerusakan/kegagalan/penyimpangan;

f. PPK memerintahkan penundaan pelaksanaan pekerjaan;

g. PPK memerintahkan untuk mengatasi kondisi tertentu yang tidak dapat

diduga sebelumnya dan disebabkan oleh PPK;

h. Ketentuan lain dalam SSKK.

Jika Peristiwa Kompensasi mengakibatkan pengeluaran tambahan dan/atau

keterlambatan penyelesaian pekerjaan maka PPK berkewajiban untuk

membayar ganti rugi dan/atau memberikan perpanjangan waktu

penyelesaian pekerjaan.

Ganti rugi hanya dapat dibayarkan jika berdasarkan data penunjang dan

perhitungan kompensasi yang diajukan oleh penyedia kepada PPK, dapat

dibuktikan kerugian nyata akibat Peristiwa Kompensasi.

75

Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

Perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan hanya dapat diberikan jika

berdasarkan data penunjang dan perhitungan kompensasi yang diajukan oleh

penyedia kepada PPK, dapat dibuktikan perlunya tambahan waktu akibat

Peristiwa Kompensasi.

Penyedia tidak berhak atas ganti rugi dan/atau perpanjangan waktu

penyelesaian pekerjaan jika penyedia gagal atau lalai untuk memberikan

peringatan dini dalam mengantisipasi atau mengatasi dampak Peristiwa

Kompensasi.

20. Bagian Pekerjaan yang Disubkontrakan

Pekerjaan spesialis atau bagian pekerjaan bukan pekerjaan utama yang

ditetapkan sebagaimana tercantum dalam penawaran, yang pelaksanaannya

diserahkan kepada penyedia lain dan disetujui terlebih dahulu oleh PPK.

21. Pengalihan dan/atau Subkontrak

Penyedia dilarang untuk mengalihkan sebagian atau seluruh Kontrak ini.

Pengalihan seluruh kontrak hanya diperbolehkan dalam hal pergantian nama

Penyedia, baik sebagai akibat peleburan (merger) maupun akibat lainnya.

Penyedia dilarang mengalihkan pelaksanaan pekerjaan utama berdasarkan

Kontrak, dengan melakukan subkontrak kepada pihak lain, kecuali sebagian

pekerjaan utama kepada penyedia spesialis setelah mendapat persetujuan

tertulis dari PPK. Penyedia tetap bertanggung jawab atas bagian pekerjaan

yang disubkontrakkan.

Jika ketentuan di atas dilanggar maka Kontrak diputuskan dan Penyedia

dikenakan sanksi sebagaimana diatur dalam SSKK.

22. Kerjasama dengan Sub Kontraktor

Penyedia yang mempunyai harga Kontrak di atas Rp25.000.000.000,00 (dua

puluh lima miliar rupiah) sampai dengan Rp50.000.000.000,00 (lima puluh

miliar rupiah) wajib bekerja sama dengan penyedia Usaha Mikro, Usaha Kecil

dan Koperasi Kecil, yaitu dengan cara men-subkontrakkan sebagian pekerjaan

yang bukan pekerjaan utama.

Penyedia yang mempunyai harga Kontrak di atas Rp50.000.000.000,00 (lima

puluh miliar rupiah) wajib bekerja sama dengan penyedia Usaha Mikro, Usaha

76

Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

Kecil dan Koperasi Kecil, yaitu dengan mensubkontrakkan sebagian pekerjaan

yang bukan pekerjaan utama kepada sub penyedia jasa dari lokasi pekerjaan

setempat, kecuali tidak tersedia sub penyedia jasa yang dimaksud.

Bagian pekerjaan yang disubkontrakkan tersebut harus diatur dalam Kontrak

dan disetujui terlebih dahulu oleh PPK. Penyedia tetap bertanggung jawab

atas bagian pekerjaan yang disubkontrakkan tersebut. Ketentuan-ketentuan

dalam subkontrak harus mengacu kepada Kontrak serta menganut prinsip

kesetaraan.

23. Buku dan Laporan

Pemeriksaan pekerjaan dilakukan selama pelaksanaan kontrak untuk

menetapkan volume pekerjaan atau kegiatan yang telah dilaksanakan guna

pembayaran hasil pekerjaan. Hasil pemeriksaan pekerjaan dituangkan dalam

laporan kemajuan hasil pekerjaan.

Untuk kepentingan pengendalian dan pengawasan pelaksanaan pekerjaan,

seluruh aktivitas kegiatan pekerjaan dilokasi pekerjaan dicatat dalam buku

harian sebagai bahan laporan harian pekerjaan yang berisi rencana dan

realisasi pekerjaan harian. Laporan harian berisi:

a. Jenis dan kuantitas bahan yang berada di lokasi pekerjaan;

b. Penempatan tenaga kerja untuk tiap macam tugasnya;

c. Jenis, jumlah dan kondisi peralatan;

d. Jenis dan kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan;

e. Keadaan cuaca termasuk hujan, banjir dan peristiwa alam lainnya yang

berpengaruh terhadap kelancaran pekerjaan; dan

f. Catatan-catatan lain yang berkenaan dengan pelaksanaan.

Laporan harian dibuat oleh penyedia, apabila diperlukan diperiksa oleh

konsultan, dan disetujui oleh wakil PPK.

Laporan mingguan terdiri dari rangkuman laporan harian dan berisi hasil

kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu minggu, serta hal-hal penting

yang perlu ditonjolkan.

Laporan bulanan terdiri dari rangkuman laporan mingguan dan berisi hasil

kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu bulan, serta hal-hal penting yang

perlu ditonjolkan.

77

Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

C. Serah Terima Hasil Pekerjaan

Pelaksanaan penyerahan hasil pekerjaan 100% (seratus persen) dari Penyedia

kepada Pejabat Penandatangan Kontrak sampai dengan serah terima hasil

pekerjaan kepada PA/KPA dijelaskan dalam bagan alur berikut:

Gambar 8. Alur Serah Terima Hasil Pekerjaan

Serah terima hasil pekerjaaan dilaksanakan setelah pekerjaan selesai 100%

(seratus persen) sesuai ketentuan yang termuat dalam Kontrak, Penyedia

mengajukan permintaan secara tertulis kepada Pejabat Penandatangan

Kontrak untuk serah terima barang/jasa. Pejabat Penandatangan Kontrak

melakukan pemeriksaan terhadap barang/jasa yang diserahkan. Pejabat

Penandatangan Kontrak dan Penyedia menandatangani Berita Acara Serah

Terima.

a. Setelah pekerjaan selesai 100% (seratus persen) sesuai dengan ketentuan

yang tertuang dalam Kontrak, Penyedia mengajukan permintaan secara

tertulis kepada Pejabat Penandatangan Kontrak untuk penyerahan hasil

pekerjaan.

b. Sebelum dilakukan serah terima, Pejabat Penandatangan Kontrak

melakukan pemeriksaan terhadap hasil pekerjaan, yang dapat dibantu

oleh Konsultan Pengawas atau tim ahli dan tim teknis.

c. Pemeriksaan dilakukan terhadap kesesuaian hasil pekerjaan terhadap

kriteria/spesifikasi yang tercantum dalam Kontrak.

d. Apabila dalam pemeriksaan hasil pekerjaan tidak sesuai dengan ketentuan

yang tercantum dalam Kontrak dan/atau cacat hasil pekerjaan, Pejabat

78

Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

Penandatangan Kontrak memerintahkan Penyedia untuk memperbaiki

dan/atau melengkapi kekurangan pekerjaan.

e. Apabila dalam pemeriksaan hasil pekerjaan telah sesuai dengan

ketentuan yang tercantum dalam Kontrak maka Pejabat Penandatangan

Kontrak dan Penyedia menandatangani Berita Acara Serah Terima.

f. Setelah penandatanganan Berita Acara Serah Terima, Pejabat

Penandatangan Kontrak menyerahkan barang/hasil pekerjaan kepada

PA/KPA.

g. PA/KPA meminta PjPHP/PPHP untuk melakukan pemeriksaan

administratif terhadap barang/hasil pekerjaan yang diserahterimakan.

h. PjPHP/PPHP melakukan pemeriksaan administratif proses pengadaan

barang/jasa sejak perencanaan pengadaan sampai dengan serah terima

hasil pekerjaan, meliputi dokumen program/penganggaran, surat

penetapan PPK, dokumen perencanaan pengadaan, RUP/SIRUP, dokumen

persiapan pengadaan, dokumen pemilihan Penyedia, dokumen Kontrak

dan perubahannya serta pengendaliannya, dan dokumen serah terima

hasil pekerjaan.

i. Apabila hasil pemeriksaan administrasi ditemukan

ketidaksesuaian/kekurangan, PjPHP/PPHP melalui PA/KPA

memerintahkan Pejabat Penandatanganan Kontrak untuk memperbaiki

dan/atau melengkapi kekurangan dokumen administratif.

j. Hasil pemeriksaan administratif dituangkan dalam Berita Acara.

Masa Pemeliharaan

a. Penyedia wajib memelihara hasil pekerjaan selama masa pemeliharaan

sehingga kondisi tetap seperti pada saat penyerahan pertama pekerjaan.

b. Setelah masa pemeliharaan berakhir, Penyedia mengajukan permintaan

secara tertulis kepada Pejabat Penandatangan Kontrak untuk penyerahan

akhir pekerjaan.

c. Pejabat Penandatangan Kontrak menerima penyerahan akhir pekerjaan

setelah Penyedia melaksanakan semua kewajibannya selama masa

pemeliharaan dengan baik. Pejabat Penandatangan Kontrak wajib

melakukan pembayaran sisa nilai kontrak yang belum dibayar atau

mengembalikan Jaminan Pemeliharaan.

d. Khusus Pekerjaan Konstruksi:

79

Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

1) masa pemeliharaan paling singkat untuk pekerjaan permanen selama

6 (enam) bulan, sedangkan untuk pekerjaan semi permanen selama 3

(tiga) bulan; dan

2) masa pemeliharaan dapat melampaui Tahun Anggaran.

e. Khusus Pengadaan Barang, masa garansi diberlakukan sesuai kesepakatan

para pihak dalam Kontrak

f. Apabila Penyedia tidak melaksanakan kewajiban pemeliharaan

sebagaimana mestinya, maka Pejabat Penandatangan Kontrak berhak

untuk tidak membayar retensi atau mencairkan Jaminan Pemeliharaan

untuk membiayai perbaikan/pemeliharaan, serta Penyedia dikenakan

sanksi Daftar Hitam.

g. Dalam hal terdapat nilai sisa penggunaan uang retensi atau uang

pencairan Jaminan Pemeliharaan untuk membiayai

Pembiayaan/Pemeliharaan maka Pejabat Penandatangan Kontrak wajib

menyetorkan kepada Kas Negara.

h. Apabila dalam pemeriksaan hasil pekerjaan telah sesuai dengan

ketentuan yang tercantum dalam Kontrak maka Pejabat Penandatangan

Kontrak dan Penyedia menandatangani Berita Acara Serah Terima akhir.

i. PA/KPA mengalokasikan anggaran untuk keperluan operasional PPK

selama masa pemeliharaan oleh Penyedia.

j. Jaminan Pemeliharaan dikembalikan 14 (empat belas) hari kerja setelah

masa pemeliharaan selesai.

Apabila penyedia tidak melaksanakan kewajiban pemeliharaan sebagaimana

mestinya, maka PPK berhak menggunakan uang retensi untuk membiayai

perbaikan/pemeliharaan atau mencairkan Jaminan Pemeliharaan.

a. Penyedia dapat mengajukan secara tertulis PHO setelah pekerjaan selesai

100 %

b. Panitia memeriksa dan menilai hasil pekerjaan, kekurangan dan cacat

harus diperbaiki

c. Belum selesai berlaku denda

d. Jika sdh 100 % pembayaran 95 %, 5 % ditahan sampai FHO atau dapat

ditukar dgn jaminan pemeliharaan

80

Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

Gambar 9. Masa Pemeliharaan

1. Pekerjaan setelah selesai 100% sesuai dengan yang tertuang dalam

kontrak, penyedia mengajukan permintaan secara tertulis kepada

pengguna untuk penyerahan pekerjaan. Atas permintaan penyerahan

pekerjaan tsb pengguna:

a. Melakukan penilaian terhadap hasil pekerjaan yang telah

diselesaikan.

b. Pemeriksaan dilakukan baik secara sebagian atau seluruh pekerjaan.

c. Penyedia ditugaskan untuk memperbaiki, melengkapi kekurangan

pekerjaan sebagaimana yang disyaratkan dalam kontrak, bila ternyata

tidak sesuai.

2. Penguna barang/jasa menerima penyerahan pekerjaan setelah seluruh

hasil pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan kontrak.

3. Penyedia barang/jasa wajib melakukan pemeliharaan atas hasil pekerjaan

dengan masa pemeliharaan yang ditetapkan dalam kontrak, sehingga

kondisinya tetap seperti pada waktu penyerahan pertama pekerjaan

(PHO=Provisional Hand Over).

4. Penyedia barang/jasa dapat memperoleh uang retensi dengan

menyerahkan jaminan pemeliharaan:

a. Retensi pemeliharaan selama masa pemeliharaan sebesar 5% dari

nilai kontrak.

81

Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

b. Pembayaran dapat dilakukan 100% dari nilai kontrak, tetapi penyedia

barang/jasa harus menyerahkan jaminan Bank sebesar 5% dari nilai

kontrak.

c. Jaminan Bank tsb yang diterbitkan oleh Bank Umum atau perusahaan

asuransi yang mempunyai program asuransi kerugian (surety bond)

dan direasuransikan sesuai dengan ketentuan menteri keuangan.

5. Masa pemeliharaan: Pekerjaan semi permanen selama 3 (tiga) bulan, dan

Masa pemeliharaan dapat melampaui tahun anggaran.

6. Setelah masa pemeliharaan berakhir dan kondisinya tetap seperti pada

waktu PHO, pengguna menerima penyerahan kedua pekerjaan tsb (FHO =

Final Hand Over) dan jaminan pemeliharaan dikembalikan kepada

penyedia barang/jasa.

D. Rangkuman

Kontrak adalah perjanjian atau persetujuan tertulis yang merupakan tindakan

para pihak, dimana masing-masing pihak didalamnya dituntut untuk

melakukan prestasi.

Unsur Perjanjian/Kontrak:

Adanya para pihak.

Adanya persetujuan antara para pihak tersebut.

Adanya tujuan yang akan dicapai.

Adanya prestasi yang akan dilaksanakan.

Adanya bentuk tertentu (bentuk kontrak).

Adanya syarat-syarat tertentu.

Pelaksanaan kontrak konstruksi meliputi tahapan sebagai berikut:

Penyerahan Lapangan;

Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak ( PCM );

Prog. Mutu (RMK) dan Rencana Penerapan SMK3;

SPMK;

Mobilisasi;

Pemeriksaan Bersama (MC 0%);

Pembayaran Uang Muka;

Pembayaran Prestasi Pekerjaan;

Perubahan Kegiatan Pekerjaan;

82

Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

Denda & Ganti Rugi;

Keadaan Kahar (Force Majeur);

Pemberlakuan Kontrak Kritis (SCM);

Penghentian dan Pemutusan Kontrak;

Laporan Hasil Pekerjaan;

Perpanjangan Waktu Pelaksanaan;

Kerjasama Antara Penyedia B/J dengdn Subkontraktor;

Serahterima Pekerjaan;

KompensasI.

Setelah pekerjaan selesai 100% (seratus perseratus), penyedia mengajukan

permintaan secara tertulis kepada PPK untuk penyerahan hasil pekerjaan.

Dalam rangka penilaian hasil pekerjaan, PPK dapat menugaskan Panitia

Penerima Hasil Pekerjaan. Apabila memerlukan keahlian teknis khusus dapat

dibantu oleh tim/tenaga ahli untuk membantu pelaksanaan tugas Panitia

Penerima Hasil Pekerjaan.

Panitia Penerima Hasil Pekerjaan melakukan penilaian terhadap hasil

pekerjaan yang telah diselesaikan oleh penyedia. Apabila terdapat

kekurangankekurangan dan/atau cacat hasil pekerjaan, penyedia wajib

memperbaiki/menyelesaikannya, atas perintah PPK. PPK menerima

penyerahan pertama pekerjaan setelah seluruh hasil pekerjaan dilaksanakan

sesuai dengan ketentuan Kontrak sejak tanggal berita acara penyerahan

pekerjaan dan telah diterima oleh Panitia Penerima Hasil Pekerjaan.

E. Latihan Soal

1. Bagaimana mekanisme PCM (Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak),

dan apa tujuan serta hal apa saja yang dibahas didalamnya?

2. Apa saja ketentuan umum dari SPMK (Surat Perintah Mulai Kerja)?

3. Bagaimana cara melakukan penyelesaian perselisihan antara

pengguna barang/jasa dan penyedia barang/jasa?

4. Bagaimana pelaksanaan serah terima hasil pekerjaan?

PENUTUP

84

Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

A. Evaluasi Kegiatan Belajar

Dalam evaluasi kegiatan belajar, perlu dilakukan evaluasi kegiatan kediklatan,

yaitu evaluasi hasil pembelajaran modul ini dan isi materi pokok tersebut

kepada para peserta, pengajar maupun pengamat materi atau Narasumber,

berupa soal/kuisioner tertulis:

1. Untuk evaluasi bagi peserta, maka pengajar/widyaiswara melakukan

evaluasi berupa orientasi proses belajar dan tanya jawab maupun diskusi

perorangan/kelompok dan/atau membuat pertanyaan ujian yang terkait

dengan isi dari materi modul tersebut.

2. Untuk evaluasi untuk pengajar/widyaiswara dilakukan oleh para peserta

dengan melakukan penilaian yang terkait penyajian, penyampaian materi,

kerapihan pakaian, kedisiplinan, penguasaan materi, metoda pengajaran,

ketepatan waktu dan penjelasan dalam menjawab pertanyaan, dan lain-

lain.

3. Demikian juga untuk evaluasi penyelenggaraan Pelatihan, yaitu peserta

dan pengajar/widyaiswara akan mengevaluasi Panitia/ Penyelenggara

Pelatihan terkait dengan penyiapan perlengkapan pelatihan, sarana dan

prasarana untuk belajar, fasilitas penginapan, makanan dll.

4. Evaluasi materi dan bahan tayang yang disampaikan pengajar kepada

peserta, dilakukan oleh peserta, pengajar/widyaiswara maupun

pengamat materi/Narasumber untuk pengkayaan materi.

B. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Dari evaluasi proses kegiatan pelatihan dari peserta, pengajar/ widyaiswara

maupun penyelenggara melalui system monitoring, yang harus dilakukan

evaluasi secara keseluruhan dan disampaikan kepada pihak-pihak yang terkait

untuk perbaikan dan peningkatan pada proses yang akan datang.

B.1. Evaluasi dan umpan balik untuk peserta :

a. Jumlah peserta dan persyaratan peserta perlu dievaluasi terhadap

persyaratan dalam kurikulum yang direncanakan, dan perlu diseleksi

lebih baik dimasa akan datang;

b. Hasil internalisasi peserta setelah pelatihan di Unit Organisasinya

(UNOR) untuk mengetahui keberhasilan dari proses pelatihan dan

peningkatan proses pelatihan selanjutnya.

85

Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

B.2. Evaluasi dan umpan balik untuk pengajar

Hasil evaluasi/penilaian pengajar oleh peserta perlu segera disampaikan

kepada pengajar bersangkutan agar diketahui hasil penilaiannya dan untuk

perbaikan dalam pembelajaran berikutnya.

B.3. Evaluasi dan Umpan Balik untuk Penyelenggara

Evaluasi Penyelenggara yang dilakukan oleh Peserta dan Pengajar, perlu

segera ditindaklanjuti untuk perbaikan yang akan datang.

C. Kunci Jawaban

Dalam menjawab soal-soal latihan, peserta dapat mendalami narasi dan isi

dari modul serta pengalaman peserta di lapangan, maupun literature yang

terkait.

Berikut adalah kunci jawaban untuk soal-soal yang ada dalam setiap akhir bab

modul ini.

BAB 2 PENYIAPAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

Soal 1 : Manajemen konstruksi adalah proses penerapan fungsi-fungsi manajemen (perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan) secara sistimtis pada suatu proyek konstruksi dengan mengunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien agar tercapai tujuan proyek konstruksi secara optimal

Soal 2 : Cost program adalah biaya yang diperlukan untuk program penanganan jalan.

Soal 3 : Engineering estimate (EE) adalah perkiraan biaya yang disusun oleh engineer atau konsultan perencana pada waktu melakukan desain pekerjaan konstruksi jalan.

Soal 4 : Pada saat penyiapan pengadaan pekerjaan konsrtuksi, Owner estimate (OE) atau harga perkiraan sendiri (HPS) disusun berdasarkan target program, EE, dan pagu anggaran.

Soal 5 Komponen bahan, peralatan, dan upah tenaga kerja.

BAB 3 PENYIAPAN KONTRAK KONSTRUKSI

Soal 1 : Kontrak adalah perjanjian tertulis antara PPK dengan Penyedia Barang/Jasa atau Pelaksana Swakelola.

Soal 2 : Hukum Kontrak adalah norma atau kaidah atau aturan hukum

yang mengatur hubungan hukum antar para pihak

86

Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

berdasarkan kata sepakat untuk menimbulkan akibat hukum

dalam melaksanakan suatu obyek perjanjian atau prestasi.

Soal 3 : Dokumen kontrak adalah dokumen yang mengatur hubungan

hukum antara Pejabat Pembuat Komitmen (Pengguna Jasa)

dengan Penyedia barang/jasa untuk melaksanakan suatu

pekerjaan. Dalam hal ini yang dilakukan adalah kontrak

konstruksi.

Soal 4 : Dalam KUH Perdata, pasal 1320 disebutkan bahwa untuk

sahnya suatu perjanjian diperlukan empat syarat, yaitu:

a) Adanya sepakat mereka yang mengikatkan dirinya;

b) Adanya kecakapan untuk membuat suatu perikatan;

c) Adanya hal tertentu (terang & jelas); dan

d) Adanya suatu sebab yang halal.

Soal 5 : Kontrak sekurang-kurangnya memuat ketentuan:

1) Adanya para pihak yang menandatangani kontrak

(nama,jabatan dan alamat);

2) Adanya pokok pekerjaan yang diperjanjikan (uraian

mengenai jenis dan jumlah barang/jasa yang

diperjanjikan);

3) Adanya hak dan kewajiban para pihak yang terikat di dalam

perjanjian;

4) Nilai atau harga kontrak pekerjaan serta syarat-syarat

pembayaran.

5) Adanya persyaratan dan spesifikasi teknis yang jelas dan

terperinci;

6) Penjelasan mengenai lokasi dari pekerjaan yang akan

dilaksanakan;

7) Jangka waktu penyelesaian/penyerahan pekerjaan dengan

disertai jadwal waktu penyelesaian/penyerahan yang pasti

(time schedule).

8) Syarat-syarat umum dan syarat-syarat khusus kontrak;

9) Spesifikasi umum dan spesifikasi khusus pekerjan;

10) Jaminan – jaminan:

11) Ketentuan khusus mengenai:

a) Ketentuan mengenai pemutusan kontrak secara

sepihak;

87

Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

b) Ketentuan mengenai keadaan memaksa;

c) Ketentuan mengenai kewajiban para pihak bila terjadi

kegagalan dalam pelaksanaan pekerjaan;

d) Ketentuan mengenai perlindungan tenaga kerja

(keselamatan kerja bidang konstruksi/K-3, ASTEK dsb)’

e) Ketentuan mengenai bentuk dan tanggung jawab atas

gangguan lingkungan;

f) Ketentuan mengenai kontrak kritis;

g) (g) Ketentuan mengenai penyelesaian

perselisihan.

Soal 6 : Kontrak ditandatangani oleh para pihak setelah diterbitkannya surat keputusan penetapan penyedia barang/jasa (SPPBJ) dan penyedia telah menyerahkan jaminan pelaksanaan kepada pengguna barang/jasa yang nilainya dan penerbit jaminan sesuai ketentuan yang ditetapkan. Kontrak untuk pekerjaan pengadaan barang/jasa yang bernilai diatas Rp100.000.000.000,- (100 milyar rupiah) ditanda tangani oleh pengguna barang/jasa setelah memperoleh pendapat ahli hukum kontrak yang profesional.

BAB 4 PASCA PENANDATANGANAN KONTRAK

Soal 1 : PCM diselenggarakan selambat-lambatnya 7 hari setelah SPMK, diikuti oleh direksi pekerjaan, direksi teknis, unsur perencanaan dan penyedia jasa. Rapat ini bertujuan untuk menghasilkan kesepakatan-kesepakatan beberapa materi yang dapat menimbulkan masalah dalam pelaksanaan pekerjaan. Hasil rapat persiapan pelaksanaan kontrak dituangkan dalam berita acara. PCM antara lain membahas:

a. Pasal-pasal dalam dokumen kontrak, perihal: 1) Pekerjaan tambah kurang; 2) Penyelesaian perselisihan; 3) Pemeliharaan pekerjaan; 4) Kompensasi; 5) Denda; 6) Pemutusan kontrak; 7) Dan lain-lain yang dinilai perlu.

b. Tata cara penyelenggaraan pekerjaan, perihal: 1) Organisasi kerja; 2) Tata cara pengaturan pekerjaan (PCM,SCM,FC);

88

Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

3) Jadwal pelaksanaan pekerjaan; • Menyiapkan rencana pelaksanaan pekerjaan • Mengenali kegiatan utama • Mengatur dan melaporkan perkembangan • Menyediakan tenaga, peralatan dan bahan untuk

memonitor • Memperkirakan tenaga kerja, peralatan dan bahan,

serta pengawasan/pengendalian keuangan, sesuai waktu yang ditetapkan (Kurva “S”)

4) Suatu jadwal kerja penting untuk hal – hal sebagai berikut: • Memberikan rencana pelaksanaan dan urutan

pelaksanaan pekerjaan dalam jangka waktu yang ditetapkan;

• Identifikasi kegiatan – kegiatan utama; • Sebagai alat komunikasi mengenai rencana

pekerjaan; • Mengukur dan melaporkan kemajuan; • Sebagai alat untuk pemantauan dan; • Sebagai dasar untuk memberikan kebutuhan

pekerjaan, alat dan bahan, serta pengendalian keuangan.

5) Keuntungan pemutakhiran jadwal terhadap kontraktor,yaitu : • merupakan rencana tindakan tertulis • dasar periode waktu untuk penyelesaian • dasar penentuan periode kontrak yang efektif • dasar untuk efisiensi • dasar pengendalian pekerjaan • dasar pengendalian biaya

6) Jadwal pengadaan bahan, mobilisasi peralatan dan personil;

7) Penyusunan rencana pemeriksaan lapangan dan pembuatan shop drawing;

8) Sosialisasi kepada masyarakat dan pemerintah daerah setempat mengenai rencana kerja;

9) Penyusunan program mutu; 10) Buku Harian, Laporan dan lain-lain yang dinilai perlu.

c. Prog. Mutu (RMK) dan Rencana Penerapan SMK3

d. Mobilisasi

e. Pemeriksaan Bersama (MC 0%)

f. Pembayaran Uang Muka

g. Pembayaran Prestasi Pekerjaan

89

Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

h. Perubahan Kegiatan Pekerjaan

Soal 2 : Sebelum SPMK terbit, dilaksanakan pemeriksaan bersama

(direksi teknis dan/atau konsultan pengawas serta penyedia

jasa) untuk inventarisasi barang milik PPK. Selanjutnya dibuat

berita acara penyerahan lapangan.

SPMK sendiri diterbitkan paling lambat 14 hari kerja setelah

kontrak ditandatangani. Apabila penyedia jasa tidak segera

mulai kerja setelah SPMK maka Pejabat Pembuat Komitmen

menerbitkan surat peringatan. Dan apabila penyedia jasa tidak

dapat mulai pekerjaan karena kesalahan Pejabat Pembuat

Komitmen maka penyedia jasa berhak mendapatkan

kompensasi dari Pejabat Pembuat Komitmen.

Soal 3 : Penyelesaian perselisihan atau sengketa antara para pihak

dalam Kontrak dapat dilakukan melalui musyawarah, arbitrase,

mediasi, konsiliasi atau pengadilan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundangundangan. Penyelesaian perselisihan atau

sengketa yang dipilih ditetapkan dalam SSKK.

Soal 4 : Serah terima hasil pekerjaaan dilaksanakan setelah pekerjaan

selesai 100% (seratus persen) sesuai ketentuan yang termuat

dalam Kontrak, Penyedia mengajukan permintaan secara

tertulis kepada Pejabat Penandatangan Kontrak untuk serah

terima barang/jasa. Pejabat Penandatangan Kontrak

melakukan pemeriksaan terhadap barang/jasa yang

diserahkan. Pejabat Penandatangan Kontrak dan Penyedia

menandatangani Berita Acara Serah Terima.

Setelah penandatanganan Berita Acara Serah Terima, Pejabat

Penandatangan Kontrak menyerahkan barang/hasil pekerjaan

kepada PA/KPA.

PA/KPA meminta PjPHP/PPHP untuk melakukan pemeriksaan

administratif terhadap barang/hasil pekerjaan yang

diserahterimakan.

DAFTAR PUSTAKA

Republik Indonesia. 2018. Perpres No. 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan

Barang dan Jasa Pemerintah. Kementerian Hukum dan Hak Asasi

Manusia. Jakarta.

Republik Indonesia. 2015. Permen PUPR No. 31/PRT/M/2015 tentang

Perubahan Ke-3 Permen PU No. 07/PRT/M/2011 tentang Standar dan

Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi.

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Jakarta.

GLOSARIUM

Hukum Kontrak : Norma atau kaidah atau aturan hukum yang mengatur hubungan hukum antar para pihak berdasarkan kata sepakat untuk menimbulkan akibat hukum dalam melaksanakan suatu obyek perjanjian atau prestasi

Manajemen konstruksi

: Cara mengelola dan mengorganisir berbagai aset, sumber daya manusia, waktu serta kualitas pekerjaan proyek, sehingga proyek menghasilkan kualitas yang maksimal dalam waktu yang sudah direncanakan