model pembelajaran snowball throwing

5
Model Pembelajaran Snowball Throwing merupakan salah satu metode cooperative learning. Menurut Saminanto (2010:37) “ Metode Pembelajaran Snowball Throwing disebut jugametode pembelajaran gelundungan bola salju ”. Metode pembelajaran ini melatih siswa untuk lebih tanggap menerima pesan dari siswa lain dalam bentuk bola salju yang terbuat dari kertas,dan menyampaikan pesan tersebut kepada temannya dalam satu kelompok.Lemparan pertanyaan tidak menggunakan tongkat seperti metode pembelajaran Talking Stik akan tetapi menggunakan kertas berisi pertanyaan yang diremas menjadi sebuah bola kertas laludilempar-lemparkan kepada siswa lain. Siswa yang mendapat bola kertas lalu membuka danmenjawab pertanyaannya.Metode ini memilki kelebihan diantaranya ada unsur permainan yang menyebabkan metode inilebih menarik perhatian siswa. Langkah-langkah pembelajaran metode snowball throwing Menurut Suprijono (2009:128) dan Saminanto (2010:37), langkah- langkah pembelajaran metodesnowball throwing adalah:1. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan, dan KD yang ingin dicapai.2. Guru membentuk siswa berkelompok, lalu memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi.3. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing- masing, kemudianmenjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya.4. Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskansatu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketuakelompok.5. Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan dilempar darisatu siswa ke siswa yang lain selama ± 5 menit.6.

Upload: albinuz-deka-indra

Post on 20-Nov-2015

19 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Snowball

TRANSCRIPT

Model Pembelajaran Snowball Throwingmerupakan salah satu metode cooperative learning.Menurut Saminanto (2010:37) Metode Pembelajaran Snowball Throwing disebut jugametode pembelajaran gelundungan bola salju. Metode pembelajaran ini melatih siswa untuklebih tanggap menerima pesan dari siswa lain dalam bentuk bola salju yang terbuat dari kertas,dan menyampaikan pesan tersebut kepada temannya dalam satu kelompok.Lemparan pertanyaan tidak menggunakan tongkat sepertimetode pembelajaranTalking Stikakan tetapi menggunakan kertas berisi pertanyaan yang diremas menjadi sebuah bola kertas laludilempar-lemparkan kepada siswa lain. Siswa yang mendapat bola kertas lalu membuka danmenjawab pertanyaannya.Metode ini memilki kelebihan diantaranya ada unsur permainan yang menyebabkan metode inilebih menarik perhatian siswa.Langkah-langkah pembelajaran metode snowball throwingMenurut Suprijono (2009:128) dan Saminanto (2010:37), langkah-langkah pembelajaran metodesnowball throwing adalah:1.Guru menyampaikan materi yang akan disajikan, dan KD yang ingin dicapai.2.Guru membentuk siswa berkelompok, lalu memanggil masing-masing ketua kelompokuntuk memberikan penjelasan tentang materi.3.Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudianmenjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya.4.Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskansatu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketuakelompok.5.Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan dilempar darisatu siswa ke siswa yang lain selama 5 menit.6.Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untukmenjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secarabergantian.7.Evaluasi8.Penutup9.Tujuan pembelajaran adalah tercapainya perubahan perilaku atau kompetensi pada siswasetelah mengikuti kegiatan pembelajarantercapainya perubahan perilaku atau kompetensipada siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaranTujuan tersebut dirumuskan dalam bentuk pernyataan atau deskripsi yang spesifik. Yangmenarik untuk digarisbawahi yaitu dari pemikiran Kemp dan David E. Kapel bahwaperumusan tujuan pembelajaran harus diwujudkan dalam bentuk tertulis. Hal inimengandung implikasi bahwa setiap perencanaan pembelajaran seyogyanya dibuat secaratertulis (written plan).Upaya merumuskan tujuan pembelajaran dapat memberikan manfaat tertentu, baik bagi

guru maupun siswa. Nana Syaodih Sukmadinata (2002) mengidentifikasi 4 (empat)manfaat dari tujuan pembelajaran, yaitu: (1) memudahkan dalam mengkomunikasikanmaksud kegiatan belajar mengajar kepada siswa, sehingga siswa dapat melakukanperbuatan belajarnya secara lebih mandiri; (2) memudahkan guru memilih dan menyusunbahan ajar; (3) membantu memudahkan guru menentukan kegiatan belajar dan mediapembelajaran; (4) memudahkan guru mengadakan penilaian.Dalam pendekatan masalah khusus dalam pembelajaran atau sering di kenal denganistilah SME, mendeskripsikan bahwa pendekatan ini akan menciptakan pembelajaranyang spesifik sesuai dengan bidangnya. Pendekatan ini lebih mempertimbangkan apayang harus dipelajari tentang materi tersebut. Tidak bisa dipungkiri bahwa identifikasitujuan pembelajaran melalui pendekatan masalah khusus dalam pembelajaran,mengandung makna sebagai pengetahuan dan pengertian berdasarkan informasi yangditerima.Pendekatan berikutnya yaitu pendekatan penguraian isi pembelajaran. Pendekatan inilebih menetapkan berdasarkan fakta-fakta dari masalah yang di tampilkan, tapi sebuahasumsi menyatakan bahwa frekuensi akan mempengaruhi masalah seperti siswa yangberada dalam kelas unggul tetapi tidak belajar dengan tipe yang benar atau yidak sesuiadengan isi pembelajaran. Pendekatan ini sering terjadi jika tipe yang benar dan sesuaidengan isi pembelajaran sesuai denga isi standar kurikulum dan bagan kerja, perangkatpembelajaran, pelatihan manual, dan lain sebagainya. Masalah pada pendekatan ini, harussesuai dengan standar isi dimana tidak banyak yang sesuai atau tidak ada jalan keluaryang cukup mampu untuk organisasi atau kebutuhan sosial.Tujuan khusus melalui pendekatan tugas akan valid jika melalui perencanaan yang tepatdan melalui latihan dengan petugas yang ahli dalam pelatihan tersebut atau jika pendesainpembelajaran dapat melatih pemahaman dan kecakapan untuk mengkonfirmasi ataumengubah tujuan pembelajaran setelah menemukan fakta. Pendekatan yang keempatyaitu pendekatan pada teknologi penampilan, dimana dalam tujuan pembelajaran disusundalam menanggapi masalah atau kesempatan dalam sebuah struktur. Tidak adapertimbangan atas gagasan sebelumnya dari apa yang harus dipelajari dari apa yang akantermasuk dalam tujuan pembelajaran atau dalam kenyataan adanya kebutuhan untuksemua pembelajaran. Pendesain terlibat dalam analisis pelaksanaan dan proses asesmenkebutuhan untuk mengidentifikasi masalah dengan tepat, dimana hal tersebut bukanlahtugas yang mudah.Kegiatan menyusun rencana pembelajaran merupakan salah satu tugas penting gurudalam memproses pembelajaran siswa. Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasionalyang dituangkan dalam Permendiknas RI No. 52 Tahun 2008 tentang Standar Prosesdisebutkan bahwa salah satu komponen dalam penyusunan Rencana PelaksanaanPembelajaran (RPP) yaitu adanya tujuan pembelajaran yang di dalamnyamenggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh pesertadidik sesuai dengan kompetensi dasar.Agar proses pembelajaran dapat terkonsepsikan dengan baik, maka seorang guru dituntutuntuk mampu menyusun dan merumuskan tujuan pembelajaran secara jelas dan tegas. Dengan harapan dapat memberikan pemahaman kepada para guru agar dapatmerumuskan tujuan pembelajaran secara tegas dan jelas dari mata pelajaran yang menjaditanggung jawabnya.Salah satu sumbangan terbesar dari aliran psikologi behaviorisme terhadap pembelajaranbahwa pembelajaran seyogyanya memiliki tujuan. Gagasan perlunya tujuan dalampembelajaran pertama kali dikemukakan oleh B.F. Skinner pada tahun 1950. Kemudiandiikuti oleh Robert Mager pada tahun 1962 kemudian sejak pada tahun 1970 hinggasekarang penerapannya semakin meluas hampir di seluruh lembaga pendidikan di dunia,termasuk di Indonesia.Merujuk pada tulisan Hamzah B. Uno (2008) berikut ini dikemukakan beberapapengertian yang dikemukakan oleh para ahli. Robert F. Mager (1962) mengemukakanbahwa tujuan pembelajaran adalah perilaku yang hendak dicapai atau yang dapatdikerjakan oleh siswa pada kondisi dan tingkat kompetensi tertentu. Kemp (1977) danDavid E. Kapel (1981) menyebutkan bahwa tujuan pembelajaran suatu pernyataan yangspesifik yang dinyatakan dalam perilaku atau penampilan yang diwujudkan dalam bentuktulisan untuk menggambarkan hasil belajar yang diharapkan. Henry Ellington (1984)bahwa tujuan pembelajaran adalah pernyataan yang diharapkan dapat dicapai sebagaihasil belajar. Sementara itu, Oemar Hamalik (2005) menyebutkan bahwa tujuanpembelajaran adalah suatu deskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan tercapaioleh siswa setelah berlangsung pembelajaran

Langkah-Langkah Model Pembelajaran Snowball Throwing. semoga bermanfaat

1) Pengertian Model Pembelajaran Snowball ThrowingModel snowball throwing (melempar bola) merupakan jenis pembelajaaran kooperatif yang didesain seperti permainan melempar bola. Metode ini bertujuan untuk memancing kreatifitas dalam membuat soal sekaligus menguji daya serap materi yang disampaikan oleh ketua kelompok. Karena berupa permainan, Siswa harus dikondisikan dalam keadaan santai tetapi tetap terkendali tidak ribut, kisruh atau berbuat onar.

2) Langkah-langkah Model Pembelajaran Snowball Throwinga) Guru menyampaikan materi yang akan disajikan. Guru membentuk kelompok kelompok dan memnggil masing masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi.b) Masing masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya.c) Kemudian masing masing siswa diberikan satu lembar kerja untuk menuliskan pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok.d) Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa lain selama kurang lebih 5 menit.e) Setelah siswa mendapat satu bola / satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian.f) Evaluasig) Penutup.

3) Ciri ciria) Komunikatif.b) Sistem belajar dua arah ( guru dan siswa sama sama berperan aktif)c) Menyenangkan

4) Kelebihana) Melatih kesiapan siswab) Saling memberikan pengetahuanc) Terciptanya suasana belajar yang komunikatif.