mini cex ipd bunut irma dr. katharina

28
Revisi Mini-Cex HEMATEMESIS MELENA, JAUNDICE, ANEMIA, HIPOALBUMINEMIA, DAN DISLIPIDEMIA Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Bagian Ilmu Penyakit Dalam Program Pendidikan Profesi Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung Oleh: IRMA AMALIA 12100112031 Preseptor: Katharina Setyawati, dr., SpPD PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER

Upload: nikkitaihsan

Post on 24-Oct-2015

154 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

ini adalah file mini c ex irma amalia sang permaisuri dari sukabumi yang nekat naik bis sendirian

TRANSCRIPT

Page 1: Mini Cex Ipd Bunut Irma Dr. Katharina

Revisi Mini-Cex

HEMATEMESIS MELENA, JAUNDICE, ANEMIA, HIPOALBUMINEMIA, DAN DISLIPIDEMIA

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu TugasBagian Ilmu Penyakit Dalam

Program Pendidikan Profesi DokterFakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung

Oleh:IRMA AMALIA

12100112031

Preseptor:Katharina Setyawati, dr., SpPD

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTERFAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAMRSUD SYAMSUDIN, SH. SUKABUMIPeriode 16 September 2013 – 5 Oktober 2013

Page 2: Mini Cex Ipd Bunut Irma Dr. Katharina

KASUS

IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. A

Usia : 43 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Cikawung Margaluyu RT 03/RW10, Sukaraja

Pekerjaan : Wiraswasta (penjaga warung di rumah)

Pendidikan : MI

Status Marital : Sudah menikah, dengan 2 anak.

Tanggal Masuk RS : 23 September 2013

Tanggal Pemeriksaan : 29 September 2013

ANAMNESIS

Sumber : Autoanamnesis dan heteroanamnesis (suami)

Keluhan Utama :

Lemas badan sejak 4 hari SMRS

Riwayat Penyakit Sekarang :

Sejak 2 bulan SMRS, pasien mengeluhkan nyeri perut bagian atas yang hilang timbul. Nyeri dirasakan muncul terutama jika pasien terlambat makan, namun kadang muncul tiba-tiba. Setelah pasien makan, keluhan membaik. Keluhan tidak semakin parah seiring dengan pergerakan pasien. Keluhan disertai sendawa terus-menerus, dan mual serta muntah yang kadang-kadang muncul. Muntah berupa makanan, berwarna pink. Sebelum sakit, pasien BAB sekitar 1-2 kali sehari, namun setelah sakit menjadi sekitar 5 hari sekali, keras, berwarna hitam, tidak berlendir. BAK berwarna seperti teh, jumlah seperti biasa sekitar 1 gelas aqua.

Page 3: Mini Cex Ipd Bunut Irma Dr. Katharina

Keluhan demam disangkal oleh pasien. Pasien juga mengeluhkan bengkak dan kemerahan pada kaki kiri, serta nyeri saat diinjakan. Hal ini membuat pasien sulit berjalan. Akhirnya, pada sekitar hari ke sembilan, pasien memeriksakan diri ke RS Hermina.

Pasien dirawat inap selama 7 hari di rumah sakit Hermina. Pasien diberi tahu bahwa terdapat gangguan lambung dan liver. Pasien melakukan transfusi darah sebanyak 3 labu di RS Hermina. Pada saat masa perawatan selesai, dokter menyatakan pasien sudah boleh pulang dan pasien merasa keluhan nyeri perut dan kakinya sudah hilang. Namun, di rumah pasien merasa belum benar-benar sehat, malas beraktifitas dan suami pasien menyatakan pasien tidak benar-benar kembali ke kondisi sebelum sakit.

Sekitar 2 minggu setelah keluar dari RS Hermina, pasien merasakan demam yang tiba-tiba muncul. Demam muncul terus-menerus tanpa adanya naik turun di hari yang sama. Meskipun tidak pernah kembali ke suhu orang sebelum sakit, pasien dan suami menyatakan demam meningkat setiap 3 hari sekali, 3 hari demam turun dan satu hari demam tinggi. Pasien tidak mengukur suhu tubuhnya dengan alat pengukur suhu, namun pasien dan suami menyatakan demamnya tidak terlalu tinggi. Pasien menyatakan nafsu makannya benar-benar menurun. BAB lunak, berwarna hitam, tidak ada darah segar maupun lendir. BAK berwarna seperti teh. Pasien menyangkal memiliki riwayat adanya sensasi panas saat BAK maupun sering terbangun malam hari karena ingin BAK. Keluhan nyeri kepala, pegal-pegal badan, dan nyeri-nyeri sendi disangkal pasien. Keluhan nyeri perut dan mual muntah disangkal oleh pasien. Keluhan batuk, berkeringat malam dan sesak disangkal oleh pasien. Keluhan menggigil dan berkeringat banyak disangkal pasien. Seminggu kemudian, pasien memeriksakan diri ke praktek dokter umum dan diberi pengobatan untuk lambung dan demamnya, namun pasien tidak mengetahui nama obatnya. Keluhan membaik dengan pengobatan ini.

Empat hari sebelum masuk RS, pasien tiba-tiba mengeluh lemas badan. Keluhan disertai pusing dan haus. Pasien dibawa ke IGD RS R. Syamsudin, SH dengan digendong oleh suami, karena pasien benar-benar merasa sangat lemas dan tidak bisa bergerak. Suami pasien menyadari munculnya warna kekuningan pada bagian putih mata sejak sehari sebelum keluhan lemas badan muncul. Keluhan mual, muntah, demam, dan nyeri atau rasa tidak enak pada perut disangkal. BAB masih berwarna hitam, lunak, tanpa darah segar dan tanpa lendir. BAK masih berwarna seperti teh. Pasien dan suami menyatakan adanya penurunan BB yang cukup tampak pada pasien.

Page 4: Mini Cex Ipd Bunut Irma Dr. Katharina

Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat keluhan seperti ini (mata kekuningan, lemas badan, maupun BAB hitam) baru pertama kali dialami pasien.

Riwayat jantung berdebar, tangan bergetar, tidak tahan tempat panas, dan ada benjolan di leher, disangkal oleh pasien.

Riwayat nyeri dada yang muncul tiba-tiba, sesak napas saat berjalan jauh dan semakin lama semakin parah, kebutuhan banyak bantal saat tidur disangkal oleh pasien.

Pasien tidak mengetahui tekanan darah sebelum keluhan-keluhan yang sekarang muncul.

Pasien tidak pernah mengecek gula darah sebelumnya.

Pasien memiliki riwayat mulut bengkak dan badan gatal-gatal setelah konsumsi lele. Riwayat alergi obat disangkal pasien.

Riwayat pengobatan Tbc atau pengobatan 6 bulan disangkal pasien.

Riwayat Keluarga

Tidak terdapat anggota keluarga yang mengeluhkan gejala yang serupa dengan pasien

Riwayat kebiasaan

Pasien sering merasakan nyeri ulu hati jika terlambat makan maupun konsumsi makanan pedas, sehingga pasien tidak pernah konsusmsi makanan pedas.

Pasien sering jajan sembarangan.

Pasien jarang mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran.

Riwayat Sosioekonomi

Pasien memiliki 2 anak, berusia 21 tahun dan 17 tahun. Suami pasien bekerja dan pasien memiliki usaha membuka warung di rumah.

Lingkungan rumah pasien bukan merupakan daerah yang sering mengalami banjir.

Page 5: Mini Cex Ipd Bunut Irma Dr. Katharina

PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum : tampak sakit sedang

Kesadaran : kompos mentis

TB : 154 cm

BB : 46 kg

IMT : 19,3 kg/m2

Tekanan Darah : 120/70 mmHg

Nadi : 100 x/menit, reguler, isi cukup

RR : 2 8 x/menit

Suhu : 3 7,5 0 C

Head to toe

Kulit : jaundice

Kepala

Rambut : Distribusi baik dan tidak mudah dicabut

Mata

- Konjungtiva tidak pucat dan tidak hiperemis - Sclera ikterik - Pupil isokor, refleks cahaya direk +/+

Hidung

- Tidak ada sekret - Tidak ada deviasi septum- Tidak ada pernafasan cuping hidung

Telinga : Tidak ada sekret

Mulut : Mukosa basah

Lidah : Mukosa sublingual dan lingua frenulum ikterik

Tonsil : Tidak ada pembesaran dan tidak hiperemis

Page 6: Mini Cex Ipd Bunut Irma Dr. Katharina

Gigi dan gusi : Tidak hiperemis dan tidak ada pembengkakan

Muka : Tidak tampak deformitas

Leher

- Tidak ada pembesaran KGB

- Tidak ada deviasi trakea

- Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid

- JVP tidak meningkat (5 + 3 mmH2O)

3. Thorax

Inspeksi

- Tipe pernafasan : torakoabdominal - Pergerakan dada simetris - Ictus cordis terlihat di ICS V midclavicular line

Palpasi :

Paru (anterior dan posterior)

- ICS simetris dan tidak ada pelebaran- Vokal fremitus kanan = kiri

Jantung

- PMI teraba dan tidak ada thrill

Perkusi

Paru (anterior dan posterior)

- Sonor kanan dan kiri - Batas paru hepar : ICS 5 linea midclavicular dextra, peranjakan 1

jari

Jantung

- Batas kanan : linea sternalis dextra - Batas kiri : linea midclavicularis sinistra - Batas atas : ICS 3

Auskultasi

Page 7: Mini Cex Ipd Bunut Irma Dr. Katharina

Paru (anterior dan posterior)

- Vokal resonan kanan = kiri - Wheezing -/-, ronchi -/-

Jantung

- S1 dan S2 reguler, - Tidak ada gallop, tidak ada murmur

Abdomen

Inspeksi : Perut tampak datar, tidak ada lesi atau scar

Auskultasi : Bising usus (+)

Perkusi

- Pekak samping (+), pekak pindah (-)- Ruang t raube dullness

Palpasi

- Nyeri tekan di bagian epigastrik - Hepa r

3 cm di bawah arkus kostarum kanan dan 16 cm di bawah procesus xyphoideus, tepi tumpul, permukaan reguler, konsistensi kenyal.

- Splee n Shuffner II

- Murphy’s sign +

Ketok CVA -/-

Eksremitas Atas

Tidak ada edema, palmar erythema

Kekuatan otot: 5/5

Capillary refill ≤ 2 detik

Ekstremitas Bawah

Pitting edema +/+

Kekuatan otot 5/5

Page 8: Mini Cex Ipd Bunut Irma Dr. Katharina

Capillary refill ≤ 2 detik

PERMASALAHAN PASIEN

Anamnesis

- Nyeri epigastrik Pola: hilang timbul Pencetus: terlambat makan, tiba-tiba Faktor yang memperingan: makan

- Mual - Hematemesis - BAB: konstipasi, melena- BAK: warna seperti teh- Malaise- Demam: onset tiba-tiba, continuous, suhu tidak terlalu tinggi - Nafsu makan turun- Kekuningan pada bagian putih mata- Penurunan berat badan- Lemas badan: onset tiba-tiba- Pusing- Haus- Data:

Riwayat keluhan seperti ini (mata kekuningan, lemas badan, maupun BAB hitam) baru pertama kali dialami pasien.

Tidak terdapat anggota keluarga yang mengeluhkan gejala yang serupa dengan pasien

- Faktor resiko: Alergi makanan Jajan sembarangan. Jarang mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran.

Pemeriksaan Fisik

- Takipneu - Subfebris - Jaundice- Sclera ikterik - Mukosa sublingual dan lingua frenulum ikterik- Nyeri tekan epigastrik

Page 9: Mini Cex Ipd Bunut Irma Dr. Katharina

- Hepatomegali, tepi tumpul, permukaan reguler, konsistensi kenyal.- Splenomegali- Murphy’s sign +- Palmar erythem - Pitting edema ekstremitas bawah

DIAGNOSIS BANDING

1. Hematemesis melena e causa differential diagnosis: Ulkus duodenum Ulkus gaster

2. Jaundice e causa differential diagnosis Gangguan posthepatik: cholecystitis e causa cholelithiasis Gangguan intrahepatik: sirosis

3. Lemas e causa anemia e causa differential diagnosis: Pendarahan akut Hemolitik

PEMBAHASAN

1. Hematemesis melenaPasien ini mengalami gejala hematemesis melena atas dasar:Anamnesis

1. Riwayat muntah berwarna pink2. BAB berwarna hitam.

Rencana diagnostik

1. Endoskopi esofagogastroduodenoskopi: untuk mencari sumber pendarahan

Diagnosis banding dari hematemesis melena pada pasien ini diantaranya:

a. Duodenal ulcer atas dasar:Anamnesis

1. Nyeri epigastrik yang membaik setelah makan2. Mual 3. Hematemesis4. Melena

Pemeriksaan Fisik1. Nyeri tekan epigastrik

Rencana diagnostik dan harapan

Page 10: Mini Cex Ipd Bunut Irma Dr. Katharina

1. Endoskopi: ulcer dengan pendarahan aktif di duodenum

Rencana Terapeutik

Nonfarmakologi:

Rawat interna NGT → puasa dan nutrisi parenteral jika produktif

Diet cair jika tidak produktif

Farmakologi

No TUJUAN TIPE OBAT

NAMA OBAT

DOSIS

1 Nutrisi Nutrisi parenteral

Trofusin

2 Menekan produksi asam

lambung

Proton pump

inhibitor

Rocer (Omeprazol)

1x20mg

3 Eradikasi H. Pylori

Sefalosporin generasi 3 + β-lactamase

inhibitor

Cefoperazon sulbactam

2x1

4 Menghentikan pendarahan pada

hematemesis melena

Vitamin K Vit K 3x1

b. Gastric ulcer Anamnesis

1. Nyeri epigastrik: hilang timbul2. Mual3. Hematemesis4. Melena

Pemeriksaan Fisik:1. Nyeri tekan epigastrik

Rencana diagnostik dan harapan:1. Endoskopi: ulcer dengan pendarahan aktif di duodenum

Rencana Terapeutik

Nonfarmakologi:

Rawat interna NGT → puasa dan nutrisi parenteral jika produktif

Page 11: Mini Cex Ipd Bunut Irma Dr. Katharina

Diet cair jika tidak produktif

Farmakologi

No TUJUAN TIPE OBAT

NAMA OBAT

DOSIS

1 Nutrisi Nutrisi parenteral

Trofusin

2 Menekan produksi asam

lambung

Proton pump

inhibitor

Rocer (Omeprazol)

1x20mg

3 Eradikasi H. Pylori

Sefalosporin generasi 3 + β-lactamase

inhibitor

Cefoperazon sulbactam

2x1

4 Menghentikan pendarahan pada

hematemesis melena

Vitamin K Vit K 3x1

2. JaundicePasien ini mengalami gejala jaundice atas dasar:Anamnesis

1. Kekuningan pada bagian putih mata2. BAK: warna seperti teh → susp. hiperbilirubinemia direk

Pemeriksaan Fisik 1. Kulit jaundice2. Sklera ikterik3. Mukosa sublingual dan lingua frenulum ikterik

Rencana diagnostik1. Bilirubin total, direk, dan indirek2. Fungsi Hepar (SGOT, SGPT, gamma GT, ALP)3. USG abdomen : hepatobilier

Diagnosis banding dari jaundice pada pasien ini diantaranya:

a. Cholecystitis e causa cholelithiasis Anamnesis

1. Nyeri epigastrik yang hilang timbul secara tiba-tiba2. Mual3. Muntah4. BAK berwarna teh5. Kekuningan pada bagian putih mata6. Demam: suhu tidak terlalu tinggi

Page 12: Mini Cex Ipd Bunut Irma Dr. Katharina

7. Jarang mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran.

Pemeriksaan Fisik

1. Subfebris 2. Kulit jaundice3. Sklera ikterik4. Mukosa sublingual dan lingua frenulum ikterik5. Murphy’s sign +6. Hepatomegali ← kolestatik hepatitis

Rencana diagnostik dan harapan1. Hematologi rutin: leukositosis (10.000-15.000) sel/μL2. Kolesterol darah: ↑3. Bilirubin serum: ↑4. ALP: ↑ 5. SGOT SGPT : ↑ (< 5 kali lipat)6. Prothrombin Time7. USG

Adanya calculi Tanda-tanda inflamasi gallbladder (penebalan

dinding, cairan perikolesistik, dilatasi bile duct) Hydrops atau mucocele ← komplikasi Hepatomegali ← komplikasi

Rencana teurapeutik

Nonfarmakologi:

Rawat interna Diet hepar: rendah lemak Konsul bedah digestif

cholecystectomy or cholecystostomy elektif dalam 72 jam

Farmakologi

No TUJUAN TIPE OBAT NAMA OBAT

DOSIS

1 Mengurangi ukuran batu kolesterol

Ursodeoxycholic acid

Urhanex 2x1

2 Membantu menjaga kesehatan fungsi hati (terjadi koletatik hepatitis)

Suplemen dan terapi penunjang

Proliva 1x1

3 Mengatasi infeksi Sefalosporin generasi 3 + β-

Cefoperazone sulbactam

2x1

Page 13: Mini Cex Ipd Bunut Irma Dr. Katharina

lactamase inhibitor

4 Membantu mengatasi insufisiensi hati

Nutrisi parenteral

aminofusin hepar

b. SirosisAnamnesis

1. Mudah lelah2. Lemas3. Nafsu makan berkurang4. Mual5. Penurunan BB6. Demam yang tidak begitu tinggi

Pemeriksaan Fisik:1. Subferbis2. Jaundice3. Sclera ikterik 4. Mukosa sublingual dan lingua frenulum ikterik5. Eritema palmaris6. Hepatomegali 7. Splenomegali

Rencana diagnostik dan harapan:1. SGOT SGPT: meningkat, SGOT lebih meningkat dari

SGPT2. ALP: meningkat ≤ 3 kali3. Bilirubin: normal pada SH kompensata, dan meningkat

pada yang lanjut4. Anti HbsAg, anti HCV: + 5. Albumin menurun6. USG hepatobilier: ukuran hepar (normal, membesar, atau

mengecil), asites

Rencana Terapeutik

Nonfarmakologi:

Rawat interna NGT → puasa dan nutrisi parenteral jika produktif

Diet cair jika tidak produktif

Farmakologi

Page 14: Mini Cex Ipd Bunut Irma Dr. Katharina

No TUJUAN TIPE OBAT NAMA OBAT

DOSIS

1 Membantu menjaga kesehatan fungsi hati (terjadi koletatik hepatitis)

Suplemen dan terapi penunjang

Proliva 1x1

2 Membantu mengatasi nsufisiensi hati

Nutrisi parenteral

aminofusin hepar

3. Lemas e causa anemiaPasien ini mengalami lemas e causa anemia atas dasarAnamnesis

1. Lemas badan2. Malaise3. Pusing

Pemeriksaan Fisik

1. Takipneu

Rencana diagnostik dan harapan

1. Hematologi rutin: Hb ↓ untuk menegakan diagnosis2. Jumlah retikulosit: untuk mengetahui penyebab3. MDT (ukuran sel, konten Hb, bentuk): untuk mengetahui penyebab

Diagnosis banding dari jaundice pada pasien ini diantaranya:

a. Anemia pendarahan akutAnamnesis

1. Lemas badan: onset tiba-tiba2. Hematemesis 3. BAB: konstipasi, melena4. Malaise5. Penurunan berat badan6. Pusing7. Haus8. Riwayat keluhan seperti ini (lemas badan, maupun BAB

hitam) baru pertama kali dialami pasien.9. Tidak terdapat anggota keluarga yang mengeluhkan gejala

yang serupa dengan pasien.

Pemeriksaan Fisik

Page 15: Mini Cex Ipd Bunut Irma Dr. Katharina

1. Takipneu

Rencana diagnostik dan harapan

1. Indeks RBC: RDW ↑2. MDT

Rencana Terapeutik

Nonfarmakologi:

Rawat interna

Farmakologi:

1. Tatalaksana hematemesis melena2. Transfusi PRC sampai Hb 10 mg/dl.

b. Anemia Hemolitik

Anamnesis

1. BAK: warna seperti teh2. Kekuningan pada bagian putih mata3. Lemas badan4. Pusing5. Nyeri epigastrik

Pemeriksaan Fisik

1. Takipneu2. Jaundice3. Sclera ikterik 4. Mukosa sublingual dan lingua frenulum ikterik5. Nyeri tekan epigastrik6. Hepatomegali, tepi tumpul, permukaan reguler, konsistensi

kenyal.7. Splenomegali

Rencana diagnostik dan harapan

3. Retikulosit: ↑4. Index RBC: polikromatofilik makrositer/normositer5. MDT

Rencana Terapeutik

Page 16: Mini Cex Ipd Bunut Irma Dr. Katharina

Nonfarmakologi:

Rawat interna

Farmakologi:

1. Tunggu hasil MDT2. Transfusi PRC sampai Hb 10 mg/dl.

RENCANA DIAGNOSTIK

1. Hematologi Rutin (Hb, Ht, leukosit, trombosit), jumlah retikulosit

2. Indeks RBC: MCV, MCH, MCHC, RDW

3. Bilirubin total, direk, dan indirek

4. Fungsi Hepar (SGOT, SGPT, gamma GT, ALP)

5. Kolesterol darah

6. HbsAg dan Anti HCV

7. Albumin darah

8. Prothrombin Time

9. Fungsi Ginjal (ureum, kreatinin)

10. MDT (Morfologi Darah Tepi)

11. USG abdomen : hepatobilier

12. Esofagogastroduodenoskopi

HASIL PEMERIKSAAN

Pemeriksaan Hasil InterpretasiHematologi :HbHtLeukosit

10,6 g/dl32,7%

13400/μl

↓↓↑

Page 17: Mini Cex Ipd Bunut Irma Dr. Katharina

Trombosit 534000 ↑Bilirubin TotalBilirubin DirekBilirubin IndirekKesimpulan: Hiperbilirubinemia

direk

21,08 mg/dl17,36 mg/dl3,72 mg/dl

↑82% dari total17% dari total

SGOTSGPTGamma-GTALP

2609 U/L/37˚C134 U/L/37˚C184 U/L/37˚C1191 U/L/37˚C

↑ 84 kali↑ 3 kali↑ 5 kali↑ 12 kali

Albumin 1,72 grm ↓Kolesterol Total Trigliseride

498 mg/dl264 mg/dl

↑↑

GDS 87 mg/dl NormalUreumKreatinin

20,8 mg/dl0,70 mg/dl

NormalNormal

Prothrombin Time: data tidak tersedia

HBS Ag (-)/ negatif; Anti HCV (-)/negatif

MDT: data belum tersedia

USG: - Hepatomegali ringan disertai tanda-tanda bendungan hepar- Biliarektasis- Hidrops kandung empedu- Asites

Diagnosa: Hepatomegali Esofagogastroduodenoskopi: belum dilakukan

DIAGNOSA KERJA

1. Hematemesis melena e causa ulkus duodenum 2. Jaundice e causa cholecystitis e causa cholelithiasis 3. Anemia e causa pendarahan4. Dislipidemia5. Hipoalbuminemia

Page 18: Mini Cex Ipd Bunut Irma Dr. Katharina

TATALAKSANA

Nonfarmakologis

Diet hepar Konsul bedah digestif

Farmakologis

- IVFD aminofusin hepar : triofusin 500 : RL = 1 : 1 : 1/ 20 tpm- Urhanex 2x1- Proliva 1x1- Atarvastatin 20 mg 1x1 ← dislipidemia- Cefoperazon sulbactam 2x1- Rocer inj. 1x1- Vit K inj. 3x1

PROGNOSIS

Quo ad vitam: dubia ad bonam

Quo ad functionam: dubia ad bonam

Quo ad sanasionam : ad malam

HIPERBILIRUBINEMIA KONJUGASI KOLESTASIS ATAU OBSTRUKTIF

Aliran empedu dapat terganggu pada tingkat mana saja dari mulai sel hati (kanalikulus) sampai dengan ampula Vater.

1. Kolestastasis intrahepatikPenyebab paling sering kolestasis intrahepatik adalah hepatitis, keracunan obat, penyakit hati karena alkohol, dan penyakit hepatitis autoimun.

Page 19: Mini Cex Ipd Bunut Irma Dr. Katharina

Penyebab lain diantaranya sirosis hati bilier primer, kolstasis pada kehamilan, karsinoma metastatik, dan penyakit-penyakit lain yang jarang.Virus hepatitis, alkohol, keracunan obat, dan kelainan autoimun merupakan penyebab tersering. Peradangan intrahepatik mengganggu transport bilirubin konjugasi dan menyebabkan ikterus. Hepatitis A merupakan penyakit self limited dan dimanifestasikan dengan adanya ikterus yang timbul secara akut. Hepatitis B dan C akut sering tidak menimbulkan ikterus pada tahap awal, tetapi bisa berjalan kronis dan menahun dan mengakibatkan gejala hepatitis menahun atau bahkan sudah menjadi sirosis hati. Tidak jarang penyakit hati menahun juga disertai gejala kuning, sehingga kadang-kadang didiagnosis salah sebagai penyakit hepatitis akut. Alkohol bisa memperngaruhi gangguan pengambilan empedu dan sekresinya, dan mengakibatkan kolestasis. Pemakaian alkohol secara terus-menerus bida menimbulkan perlemakan (steatosis), hepatitis, dan sirosis dengan berbagai tingkat ikterus. Perlemakan hati merupakan penemuan yang sering, biasanya dengan manifestasi yang ringan tanpa ikterus, tetapi kadang-kadang bisa menjurus ke sirosis. Hepatitis karena alkohol biasanya memberi gejala ikterus yang seringnya akut dan dengan keluhan gejala yang lebih berat. Jika ada nekrosis sel hati ditandai dengan peningkatan transaminase yang tinggi. Penyebab yang lebih jarang adalah hepatitis autoimun yng biasanya sering mengenai kelompok muda terutama perempuan. Data terakhir menyebutkan juga kelompok yang lebih tua bisa dikenai. Dua penyakit autoimun yang berpengaruh pada sistem bilier tanpa terlalu menyebabkan reaksi hepatiits adalah sirosis bilier primer dan cholangitis sklerosing. Sirosis bilier primer merupakan penyakit hati yang bersifat progresif dan terutama mengenai perempuan paruh baya. Gejala yang mencolok adalah rasa lelah dan gatal yang sering merupakan penemuan awal, sedangkan kuning merupakan gejala yang timbul kemudian. Kolangitis sklerosis primer merupakan penyakit kolsetatik lain, lebih sering dijumpai pada laki-laki, dan sekitar 70% menderita penykit peradangan usus. PSG bisa menjurus ke kolangiokarsinoma.banyak obat mempunyai efek dalam kejadian ikterus kolestatik, seperti asetaminofen, penisilin, kontrasepsi oral, klorpromazin, dan steroid estrogenik atau anabolik.

2. Kolestasis ektrahepatikPenyebab paling sering adalah batu duktus koledokus dan kanker pankreas. Penyebab lain yang relatif lebih jarang adalah striktur jinak (operai terdahulu) pada duktus koledokus, karsinoma duktus koledokus,

Page 20: Mini Cex Ipd Bunut Irma Dr. Katharina

pancreatiti atau psedocyst pankreas dan kolangitis sklerosing. Kolestasis mencerminkan kegagalan sekresi empedu. Mekanismenya sangat kompleks, bahkan juga pada obstruksi mekanis empedu. Efek patofisiologi mencerminkan efek backup konstituen empedu (yang terpenting bilirubin, garam empedu dan lipid) ke dalam sirkulasi sistemik dan kegagalannya untuk masuk usus halus untuk eksresi. Retensi bilirubin menghasilkan campuran hiperbilirubinemia dengan kelebihan bilirubin konjugasi masuk ke dalam urin. Tinja sering berwarna lebih pucat karena lebih sedikit yang bisa mencapai saluran cerna usus halus. Peningkatan garam empedu dalam sirkulasi selalu diperkirakan sebagai penyebab keluhan gatal, walaupun sebenarnya hubungannya belum jela sehingga patogenesis gatal masih belum diketahui dengan pasti.Garam empedu dibutuhkan untuk penyerapan lemak, dan vitamin K, gangguan eksresi garam empedu dapat berakibat steatorrhea dan hipoprotrombinemia pada keadaan kolestasis yang berlangsung lama (primary biliary sirosis). Gangguan penyerapan Ca dan vitamin D, serta vitamin lain yang larut lemak, dapat terjadi dan dapat menyebabkan osteoporosis atau osteomalasia. Retensi kolesterol dan fosfolipid mengakibatkan hiperlipidemia, walaupun sintesis kolesterol di hati dan esterifikasi yang berkurang dalam darah turut berperan; konsentrasi trigliserida tidak berpengaruh. Lemak beredar dalam darah sebagai lipoprotein densitas rendah yang unik dan abnormal yang disebut sebagai lipoprotein X.

Manifestasi klinis

Tidak jarang kolestasis eekstrahepatik dan intrahepatik sukar dibedakan, padahal membedakan keduanya sangat penting dan urgent. Gejala awal terjadinya perubahan warna urin yang menjadi lebih kuning, gelap, tinja pucat, dan gatal (pruritus) yang menyeluruh adalah tanda klinis adanya kolestasis. Kolestasis kronis bisa menimbulkan pigmentasi kulit kehitaman, ekskoriasi karena pruritus, pendarahan diathesis, sakit tulang, dan endapan lemak kulit (xanthelasma atau xanthoma). Gambaran seperti diatas tidak tergantung penyebabnya. Keluhan sakit perut, gejala sistemik (sepereti anoreksia, muntah, demam) atau tambahan tanda gejala mencerminkan penyebab penyakit dasarnya daripada kolestasisnyadan karenanya dapat memberi petunjuk etiologinya.

Referensi:

Page 21: Mini Cex Ipd Bunut Irma Dr. Katharina

Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid I edisi 5