milis daarut tauhiid februari 2006

192
Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid Bulan Februari 2006 1 Pengantar Kata Alhamdulillahirobbil ‘Alamiin. Segala puji bagi Allah Subhanahu Wata’ala, tuhan semesta alam atas segala kuasa-Nya pada segala sesuatu, Shalawat dan salam semoga senantiasa di limpahkan kepada Rasulullah Shalallohu ‘Alaihi Wasalam. Ebook kumpulan artikel dari Mailing List Daarut-Tauhiid ini merupakan lanjutan dari kumpulan artikel dan cerita Mailing List Daarut-Tauhiid edisi Januari 2006 yang lalu, Semoga ebook ini dapat memeberikan manfaat untuk siapa saja yang membacanya. Dari segi penyuguhan tidak banyak hal yang berubah, demikian juga cara pengambilan artikel dari mailing tersebut, tidak semua mail yang dipublikasikan di mailing list saya masukan dalam ebook ini, hanya artikel atau cerita-cerita tertentu yang sekiranya dapat diambil hikmahnya saja yang diambil. Beberapa kalimat atau paragraph pada artikel di mailing list memiliki karakter yang tidak dapat dibaca atau memiliki karakter asing. Asumsi saya adalah pengirim email mencoba untuk mengirim artikel yang memiliki huruf Arab, namun karena mail yang dikirim dalam format teks biasa dan sisi client tidak memiliki jenis font arab maka yang muncul adalah karakter yang tidak dapat dikenali. Pada bagian karakter tersebut saya menggantinya dengan kalimat <Karakter huruf arab yang tidak sempurna> atau dengan kalimat sejenis.dalam beberapa posisi mungkin terdapat tulisan ayat Al-Qur’an. Pada beberapa bagian yang terdapat karakter tidak sempurna tersebut dan dibawahnya terdapat terjemahan Al-Qur’an dan keterangan surat serta ayatnya, saya mencoba untuk mengganti karakter yang tidak sempurna tersebut dengan tulisan ayat Al-Qur’an, namun untuk Hadits saya mohon maaf tidak bisa menggantinya dengan tulisan hadits tersebut karena hingga kini saya tidak punya program khusus untuk Hadits. Saya sampaikan terimakasih kepada sahabat sekalian yang telah memberikan saran-saran kepada saya atas ebook edisi januari 2006, saya mohon untuk tidak berhenti memberikan saran-saran kreatif atas ebook ini. Semoga Allah SWT memberikan pahala yang berlipat ganda serta memberikan kemudahan atas segala sesuatu urusan., Saran-saran masih saya tunggu di alamat yang sama dengan yang dulu, bisa melalui email di [email protected] , atau melalui Yahoo!Messenger pada ID isnt08, ataupun melalui GoogleTalk dengan terlebih dahulu Invite saya di [email protected] Semoga Allah SWT memberikan balasan atas hamba-hamba-Nya yang telah memberikan ilmunya, dan semoga Allah SWT mengampuni dosa-dosa kedua orang tua kita serta dosa guru- guru kita dan dosa kita semua. Amiiin........ Penyusun Muhamad Isnanto

Upload: isnanto

Post on 14-Jun-2015

1.375 views

Category:

Documents


14 download

DESCRIPTION

Koleksi Artikel yang di publikasi melalui mailing list Daarut-Tauhiid Bulan Febuari 2006

TRANSCRIPT

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 1

Pengantar Kata Alhamdulillahirobbil ‘Alamiin. Segala puji bagi Allah Subhanahu Wata’ala, tuhan semesta alam atas segala kuasa-Nya pada segala sesuatu, Shalawat dan salam semoga senantiasa di limpahkan kepada Rasulullah Shalallohu ‘Alaihi Wasalam. Ebook kumpulan artikel dari Mailing List Daarut-Tauhiid ini merupakan lanjutan dari kumpulan artikel dan cerita Mailing List Daarut-Tauhiid edisi Januari 2006 yang lalu, Semoga ebook ini dapat memeberikan manfaat untuk siapa saja yang membacanya. Dari segi penyuguhan tidak banyak hal yang berubah, demikian juga cara pengambilan artikel dari mailing tersebut, tidak semua mail yang dipublikasikan di mailing list saya masukan dalam ebook ini, hanya artikel atau cerita-cerita tertentu yang sekiranya dapat diambil hikmahnya saja yang diambil. Beberapa kalimat atau paragraph pada artikel di mailing list memiliki karakter yang tidak dapat dibaca atau memiliki karakter asing. Asumsi saya adalah pengirim email mencoba untuk mengirim artikel yang memiliki huruf Arab, namun karena mail yang dikirim dalam format teks biasa dan sisi client tidak memiliki jenis font arab maka yang muncul adalah karakter yang tidak dapat dikenali. Pada bagian karakter tersebut saya menggantinya dengan kalimat <Karakter huruf arab yang tidak sempurna> atau dengan kalimat sejenis.dalam beberapa posisi mungkin terdapat tulisan ayat Al-Qur’an. Pada beberapa bagian yang terdapat karakter tidak sempurna tersebut dan dibawahnya terdapat terjemahan Al-Qur’an dan keterangan surat serta ayatnya, saya mencoba untuk mengganti karakter yang tidak sempurna tersebut dengan tulisan ayat Al-Qur’an, namun untuk Hadits saya mohon maaf tidak bisa menggantinya dengan tulisan hadits tersebut karena hingga kini saya tidak punya program khusus untuk Hadits. Saya sampaikan terimakasih kepada sahabat sekalian yang telah memberikan saran-saran kepada saya atas ebook edisi januari 2006, saya mohon untuk tidak berhenti memberikan saran-saran kreatif atas ebook ini. Semoga Allah SWT memberikan pahala yang berlipat ganda serta memberikan kemudahan atas segala sesuatu urusan., Saran-saran masih saya tunggu di alamat yang sama dengan yang dulu, bisa melalui email di [email protected], atau melalui Yahoo!Messenger pada ID isnt08, ataupun melalui GoogleTalk dengan terlebih dahulu Invite saya di [email protected] Semoga Allah SWT memberikan balasan atas hamba-hamba-Nya yang telah memberikan ilmunya, dan semoga Allah SWT mengampuni dosa-dosa kedua orang tua kita serta dosa guru-guru kita dan dosa kita semua. Amiiin........

Penyusun

Muhamad Isnanto

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 2

Daftar Isi Dimanakah Surga Dimanakah Neraka 4 Sahabat Sejati 7 Riwayat Tahun Hijriah. 9 Paus Dan Al-Quran 11 Haji Pengabdi Syetan 15 Keutamaan Bulan Muharam 17 Pintu Keluar Dari Adzab Allah Ta’ala 21 Dasar-Dasar Memahami Tauhiid 23 Da'i Yang Nyaris Putus Asa 26 Buah Kebeningan Hati 31 Puisi-Puisi Yang Memendam Cinta 33 Kesombongan Dan Provokasi Berlabel Freedom Of Speech/Expression 38 Kerugian Dan Keberuntungan 42 Uereka!!! Inilah Gambaran Muhammad Itu 44 Talbis Iblis Terhada Para Ulama 47 Terobosan Baru Islamonline: Situs Besar Tentang Rasulullah Saw. 49 Taushiyah Aa Gym (7b) 50 Pergulatan Menyibak Hijab 51 Renungan Kejujuran(1) 57 Ciri-Ciri Hamba Allah Yang Mencitai Allah Swt. 60 Pemuda Yang Menganiaya Dirinya Sendiri 61 Hukum Merayakan Hari Valentine Buat Umat Islam 64 Shalat Berjamaah 67 Kehalifahan Islam 70 Kiat Menjemput Maut 75 Bertengkar Dengan Indah 76 Merajut Benang Ukhuwah 79 Sikap Islam Terhadap Pornoaksi 81 Jangan Bersifat Kekanak-Kanakan 84 Pasti Bahagia Bila Ada Cinta 85 Cinta, Six Power Of Love 86 Renungan Kejujuran (2), Penjelasan Sunnah Dan Bersama Salaf 91 Calon-Calon Penghuni Surga 92 Ilmu Hakekat Para Awliya 98 Dunia Islam Telah Kehilangan Pedang Kekuatan Langit 103 Cinta Diatas Cinta 108 Apabila Dunia Mulai Suram Akhiratpun Nampak 109 Kenapa Harus Menikah 111 Mengenang Sepuluh Tahun Kesyahidan Muhandis Yahya Ayyasy 114 Who Is Muhammad (Saw) Anyway..? 129 Renungan 100 Langkah 134 Khairukum Anfa’uhum Linnaas 137 Agar Cinta Tak Bertepuk Sebelah Tangan 139 Zikir, Fikir Dan Ikhtiar 142 Menjadi Muslimah Produktif Dari Rumah 144 Perlu Etika Dan Moral Dalam Bioteknologi 147 Mengakhirkan Dan Meninggalkan Shalat 150

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 3

Hukum Memberikan Hadiah Kepada Para Atasan Didalam Kerja 152 Kunci Menyingkap Hijab 153 Sikap Seorang Suami Sewaktu Istrinya Dalam Keadaan Haid 159 Biografi Al-Imam Asy-Syafi’i 161 Tips Sehat Rambut Berjilbab 168 Intisari Surat An-Naziat: Malaikat-Malaikat Pencabut Nyawa 169 Cacat Mental Dakwah 171 Hilangnya Iman 174 Tata Cara Shalat 176 Akhlak Muslim Sejati 181

--------------------------------oOo--------------------------------

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 4

Pengirim : firliana putri Email : [email protected] Tgl. Email : 01-02-2006

DIMANAKAH SURGA DIMANAKAH NERAKA Bagian terakhir dari kehidupan Akhirat adalah Surga dan Neraka. Surga adalah tempat yang digambarkan sangat indah dan penuh fasilitas, yang disediakan bagi orang-orang yang banyak berbuat kebajikan. Sedangkan Neraka, adalah tempat yang digambarkan sangat mengerikan yang disediakan untuk orang-orang yang banyak berbuat dosa dan kejahatan. Dimanakah kedua tempat itu berada? Sampai sejauh ini, kebanyakan kita tidak memperoleh kesimpulan yang cukup memadai untuk menggambarkan Surga. Padahal sebenarnya Al-Qur'an memberikan informasi yang sangat banyak tentang keduanya. Jika kita mencermatinya, Insya Allah kita bisa memperoleh gambaran yang lumayan baik. Yang pertama, Surga itu ternyata luasnya seluas langit dan Bumi. Hal ini disebutkan Allah didalam firmanNya QS. Ali Imran (3) : 133 ”Dan bersegeralah kalian kepada ampunan Allah dan Surga yang luasnya seluas langit dan Bumi, yang disediakan kepada orang-orang yang bertakwa” Seberapakah luasnya langit dan bumi? menjawab pertanyaan ini, harus terlebih dahulu pertanyaan : Langit yang mana, dan Bumi yang mana? Lho, apakah ada beberapa langit dan Ternyata langit kita ada 7 buah, dan demikian Apakah ada informasinya di dalam Al Qur'an? yang dijelaskan oleh Allah di dalam firmanNya. QS Ath Talaaq (65) : 12 "Allah-lah yang menciptakan tujuh langit, dan seperti itu pula Bumi. Bagaimanakah menjelaskan bahwa langit dan Bumi itu ada tujuh? Hal ini memang sangat abstrak, tetapi sebenarnya bisa dijelaskan dengan teori dimensi. Akan tetapi secara ringkas dan global saya coba uraikan di sini. Berulangkali, Allah memang mengatakan bahwa Dia menciptakan langit alam semesta ini sebenarnya bukan hanya satu, melainkan tujuh. Langit yang pertama dihuni oleh manusia, hewan, dan tumbuhan, serta benda-benda langit seperti bintang, planet, galaksi, supercluster dan lain sebagainya. Langit yang disebut sebagai langit Dunia ini berdimensi 3. Langit kedua dihuni oleh bangsa jin. Mereka memiliki dimensi 4. Alamnya sebenarnya berdampingan dengan kita, akan tetapi tidak bersentuhan, karena memang dimensinya berbeda. Perbandingannya bagaikan 'Dunia Bayangan' yang 2 dimensi dan hidup di permukaan tembok, dengan 'Dunia Manusia' yang berdimensi 3, hidup di dalam ruangan. Kedua dunia itu hidup berdampingan tetapi tidak bercampur aduk. Langit ketiga sampai ke enam, berturut-turut adalah berdimensi 5, 6, 7, dan 8. Semua langit itu digunakan dalam masa penantian' oleh jiwa-jiwa manusia yang telah mati, selama di Alam

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 5

Barzakh. Rasulullah, diceritakan pernah bertemu jiwa para Nabi ketika menjalani Mi'raj ke langit yang ke tujuh. Langit yang ke tujuh adalah langit tertinggi, yang berdimensi 9. Di langit inilah terdapat Surga dan Neraka. Ketika berada di Sidratul Muntaha, di langit ke tujuh, Rasulullah pernah melihat Surga. Hal ini diceritakan di ayat berikut ini. QS. An Najm (53) : 14 – 15 ”Di Sidratul Muntaha” ”Di dekatnya ada Surga tempat tinggal” Langit ke tujuh adalah langit yang 'terbesar' dan 'tertinggi' di antara ke tujuh langit itu. Sebab, menurut teori dimensi, langit yang lebih rendah dimensinya, termuat oleh langit yang lebih tinggi dimensinya. Berarti, langit ke tujuh memuat langit ke enam, memuat langit ke lima, ke empat ke tiga, ke dua dan ke satu. Bayangkan, ibarat sebuah kubus (dimensi 3) yang tersusun dari lembaran-lembaran luasan (dimensi 2), dan tersusun oleh garis-garis (berdimensi 1), serta memuat titik titik dalam jumlah tak berhingga, sebagai komponen penyusunnya. Pendek kata, langit ke tujuh memuat seluruh eksistensi yang ada di langit pertama sampai ke tujuh. Maka, ketika Surga itu berada di langit ke tujuh, sebenarnya Surga itu memang memiliki luas yang seluas luasnya: terbentang antara langit dan Bumi. Bukan hanya langit Dunia, melainkan langit Akhirat, yaitu di langit yang ke tujuh. Akan tetapi, semua itu bisa diobservasi dari Bumi yang kita tempati ini. Kenapa bisa demikian? Bumi yang kita tempati ini berada di dalam pertama alias langit Dunia. Akan tetapi, karena langit pertama menjadi komponen penyusun Langit Kedua, maka Bumi ini juga berada di langit ke dua. Jika sebuah garis tersusun dari titik-titik, dan sebuah luasan tersusun dari garis garis yang dijejer, maka titik-titik itu pun akan menjadi penyusun luasan Demikian pula, Bumi sebagai komponen penyusun langit pertama, juga tetap eksis di langit ke dua, di langit tiga sampai langit yang ke tujuh. Hanya saja, karena sudut pandang setiap langit adalah berbeda beda, maka Bumi yang sama dilihat dari langit pertama akan berbeda dibandingkan dengan dilihat dari langit kedua. Demikian pula akan berbeda jika dilihat dari langit ke tiga sampai langit ke tujuh. Sehingga, kita bisa memahami apa yang dikatakan di QS. 65 : 12 di atas, bahwa sebagaimana langit, Bumi temyata juga ada 7 buah. Sebenarnya, bukan ada 7 buah Bumi, melainkan Bumi yang satu tersebut memiliki 7 wajah sesuai dengan sudut pandang langitnya. Dari Bumi yang satu itu juga kita sebenarnya bisa mengobservasi langit yang ke tujuh. Untuk bisa merasakan Surga dan Neraka, kita tidak perlu beranjak ke mana-mana. Cukup dari Bumi saja! Karena itu Allah mengatakan bahwa Akhirat itu sebenarnya terjadi di Bumi, seperti dikatakan Allah di QS. 7:25. Di Bumi itulah kita hidup, di Bumi itu kita mati, dan di Bumi itu pula kita dibangkitkan.

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 6

Jadi, pada kenyataannya, kita ini sudah berada di dalam Akhirat (langit ke tujuh) sejak hidup di dunia. Hanya karena keterbatasan fisik dan indera kita saja, maka kita tidak menyadari bahwa kita telah berada di dalam alam Akhirat sejak awal. Alam Akhirat bukanlah alam yang sekarang tidak ada, lantas nanti diadakan setelah terjadinya kiamat. Bukan begitu. Alam Akhirat ini sekarang sudah ada. Bahkan, sejak alam semesta diciptakan, Allah sudah menciptakan Akhirat, Surga dan Neraka di langit yang ke tujuh. Tapi kita belum bisa merasakannya, karena badan kita 'terikat' di dimensi 3. Sementara itu, Akhirat berada di dimensi 9. Buktinya, Rasulullah sudah pernah melihat Surga itu di langit ke tujuh, saat Mi'raj. Dan ketika itu, sebenarnya Rasulullah tidak beranjak dari Bumi. Beliau hanya mengalami perjalanan dimensional, dari dimensi 3 di langit pertama menuju dimensi 9 di langit ke tujuh. Tetapi beliau masih tetap berada di Bumi! Oleh sebab itu, Surga ini bisa ditampakkan atau tidak ditampakkan oleh Allah kepada kita, karena ia memang sudah ada. Persoalannya, ia tersembunyi dari pandangan kita dikarenakan terbatasnya dimensi manusia. Jika batas-batas dimensi itu disingkapkan oleh Allah, kita akan bisa 'melihatnya' atau bahkan merasakannya. Nah, hal itu bakal terjadi kepada kita setelah terjadinya kiamat Bumi. Alam semesta bergerak menciut kembali, sehingga hukum alamnya akan berbalik 180 derajat. Indera kita, termasuk 'mata hati', bakal bisa mengobservasi dan merasakan seluruh langit yang tujuh itu dari Bumi. Kita lantas bisa 'melihat' Surga dan Neraka, termasuk para malaikat yang hidup di langit ke tujuh. Dialah Allah yang menciptakan cinta, maka cintailah Allah diatas segalanya karena Ia telah memberikan kita hati untuk mencinta dan cintailah apa yang Allah cinta terhadap nya.

-------------------------oOo-------------------------

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 7

Pengirim : eka naningsih Email : [email protected] Tgl. Email : 01-02-2006

Sahabat Sejati Publikasi : 21-01-2006

KotaSantri.com : "Barangsiapa yang salah memilih tukang cukur, ia akan menyesal sebulan. Barangsiapa yang keliru memilih teman hidup, ia akan menyesal di dunia. Dan barangsiapa yang salah memilih agama, maka ia akan menyesal dunia akhirat." Itulah untaian kata-kata yang masih terus terngiang dalam benak kita. Mutiara hikmah yang dipesankan leluhur, orang tua, dan guru ngaji di waktu kecil, agar kita lebih jeli dalam mengarungi bahtera kehidupan ini, agar kita mantap menatap masa depan. Kehadiran sahabat sejati menjadi dambaan setiap kita. Ia adalah pelita penerang dalam kehidupan. Ia bak bintang yang menemani sang rembulan di langit malam, bersama menghiasi panorama kegelapan. Ia selalu membawa keteduhan dan kesejukan dimana pun ia berada. Tak heran bila kepergiannya pun akan meninggalkan sejuta kenangan. Hari-hari kebersamaan dengannya selalu sulit untuk dilupakan, selamanya. Ikatan ukhuwah bagi sahabat semacam ini tak akan putus diterjang badai kepentingan duniawi bernama materi, pangkat, jabatan, dan kekuasaan. Jarak yang jauh, perbedaan waktu dan ruang juga bukan menjadi penghalang, karena pancaran kasih sayangnya timbul dari lubuk hati yang dalam. Bukan dari lisan yang suka berbohong. Bukan pula dari titah nafsu yang penuh noda. Dia mungkin tak sempat sekolah ke luar negeri, jangankan ke luar negeri melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi tidak mampu. Tidak dapat ke sana-ke mari sebebas kita-kita juga. Kehidupan dunianya pun kadang masih 'Senin - Kamis'. Tapi di tengah kondisi yang seperti itu ia masih sempat untuk selalu melemparkan senyum keakraban saat berpapasan. Ia masih punya waktu untuk menyediakan sapa mesra saat bertemu. Tausyiahnya begitu menyentuh. Kata-katanya memberikan tetes embun kesejukan. Kondisi yang ada menjadikannya begitu tawadhu' dengan segala keagungan yang dimilikinya. Subhanallaah, kesabarannya membuat semua kekurangan yang dipunyainya menjadi nikmat yang tak terkira, menjadi pesona yang tak ternilai. Ia memang tidak harus selalu mengiyakan semua tingkah laku kita. Ia tidak mesti selalu sependapat dan melulu memuji. Tidak pula harus selalu tampak sejalan dengan pikiran kita. Tapi ada kalanya ia laksana obat, pahit namun mampu mengusir penyakit yang mungkin hinggap di tubuh sahabatnya. Ia berani mengkritik bijak setiap kesalahan kita. Ia takut kekurangan dan kesalahan itu akan membuat sahabatnya tercela di mata orang lain. Baginya, biarlah ucapannya terasa pahit di depan sang sahabat, ketimbang sang sahabat cacat di mata Allah, di mata agamanya, di mata orang lain. Ia juga setia mengingatkan di saat sang sahabat lalai. Ia memang tak hanya piawai membuat kita ceria dibuai hiburan dan pujian tulusnya, tapi juga mahir membuat kita menangisi kekeliruan, menyadari segenap kesalahan, menginsyafi segala kelalaian. Lalu ia membimbing dengan ikhlas, mengajak berjalan bersama, berjuang bersama. Dan yang terpenting, ia selalu mendukung,

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 8

mengarahkan, dan memberi gagasan-gagasan cerdas untuk mengarungi kehidupan ini menuju muara cinta-Nya yang hakiki. Ia akan mencintai kita sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri. Merasa gembira dengan kegembiraan kita, turut bersedih kala duka menyapa kita. Ia hafal benar bunyi hadits : "Tidak sempurna iman seorang di antara kamu hingga ia mencintai saudaranya seperti halnya ia mencintai dirinya sendiri." Ia juga selalu ingat sabda Rasul SAW : "Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain." "Islam hanya akan bisa bangkit kembali dengan cara seperti ini. Bukankah Rasulullah SAW telah mempersaudarakan kaum Anshar dan Muhajirin hingga persaudaraan mereka sampai melebihi saudara kandung?" Begitu jawabnya setiap ditanya tentang urgensi persaudaraan. Ia pun sering membacakan hadits tentang tujuh golongan yang akan mendapatkan naungan Allah di hari yang tidak ada naungan selain naungan-Nya. Ia juga tidak pernah bosan melantunkan hadits tentang syarat merasakan manisnya iman. Saling mencintai demi keridaan Allah, itulah prinsip hidup pegangannya. "Engkau membutuhkan sesuatu dariku dan aku bisa mempersembahkan yang terbaik untukmu," kata-katanya yang selalu menghiasi lisannya yang sederhana. Merekalah yang digambarkan Rasulullah SAW sebagai sekelompok hamba Allah di akhirat. Mereka bukan dari golongan nabi dan syuhada, akan tetapi kedudukan mereka di sisi Allah sangat mulia, bahkan cahaya benderang dari wajah mereka membuat para nabi dan syuhada merasa iri. Mereka tidak merasa takut ketika orang lain merasa takut, dan mereka tidak merasa khawatir ketika orang lain dilanda kekhawatiran. Sosok seperti inilah yang mampu menjadikan persahabatan sebagai jembatan menuju ridha Ilahi. Berbahagialah mereka yang sempat mendapatkan makhluk yang satu ini. Merasakan keindahan hakiki ditemani sosok mulia ini, sang pujaan hati, sahabat sejati. (Nur Sidi)

----------------------oOo----------------------

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 9

Pengirim : L.Meilany Email : [email protected] Tgl. Email : 01-02-2006

RIWAYAT TAHUN HIJRIAH.

L.meilany 27/01/06 -27 Dzulhijjah 1426H

Tahun Hijriah adalah sistim penanggalan Islam yang didasarkan atas peredaran bulan [qomariyah]. Maka disebut juga Tahun Qomariyah. Penamaan yang lebih populer adalah 'Tahun Hijriah'. Karena awal tarikh hijriah dihitung dari hijrahnya Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wasallam, dari Mekahke Madinah. Sedangkan sistim penanggalan yang didasarkan pada waktu perputaran bumi mengelilingi matahari disebut sistim penanggalan Syamsiah atau disebut juga kelender Masehi. Karena didasarkan pada awal kelahiran Isa Almasih. Hijrah berasal dari kata yang artinya : memalingkan muka dari seseorang dan tidak memperdulikan lagi. Seorang muslim yang terpaksa meninggalkan kampung halaman atau tanah airnya karena agama disebut Muhajir. Yang dianggap hari hijrah ialah hari tanggal 8 Rabi'ul Awwal - 20 September 622M. Penetapan tahun Hijriah dilakukan pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab, Tepatnya pada tahun ke-empat ia berkuasa, yakni hari Kamis, 8 Rabi'ul Awwal 17 H. Tarikh Islam mulai dihitung dari tanggal 1 Muharram, yaitu 15 Juli 622 M. Menurut perhitungan, tarikh islam kira-kira 11 hari lebih singkat dari tahun menurut perhitungan peredaran matahari. Sedikit informasi untuk menghitung bagaimana tahun hijriah (H) bertepatan atau sebaliknya dengan tahun masehi (M) maka dapat dipakai rumus M = 32/33 ( H+622 ) atau sebaliknya H = 33/32 (M-622). Sebelum penetapan tahun Hijriah, dari masa ke masa, orang Arab menandai tahun berdasarkan peristiwa-peristiwa penting. Seperti penamaan 'Tahun Azan' sebagai tahun pertama, karena pada saat itulah di syari'atkan azan. Atau penamaan 'Tahun Wada' yang artinya 'perpisahan' sebagai tahun kesepuluh. Sebab pada masa itulah, Nabi melaksanakan 'haji wada' yang merupakan haji terakhir sebagai perpisahan dengan kaum muslimin. Ketika Rasulullah lahir, tahunnya dinamakan Tahun Gajah, karena pada tahun tersebut bersamaan dengan terjadinya serangan tentara bergajah yang hendak menurunkan Ka'bah. Perhitungan tahun kamariah sendiri sudah dikenal jauh sebelum Islam. Satu tahun kamariah lamanya 354 hari, 8 jam, 47 menit dan 46 detik. Terdiri dari 12 bulan, masing-masing lamanya 29 hari, 12 jam, 44 menit dan 3 detik. Perhitungan waktu berdasarkan matahari dan bulan disebut dalam Al Qur'an [ QS Yuunus; 10:5] "Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya, dan Dia tentukan perjalannya, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan hisab. Allah menjadikan tidak lain kecuali dengan benar..................." Tahun Hijriah terdiri dari 12 [dua belas] bulan dengan jumlah hari 30 dan 29 yang silih berganti setiap bulan.

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 10

Yakni : Muharram, Shafar, Rabi'ul Awwal, Rabi'ul Akhir, Jumadil Awwal, Jumadil Akhir, Rajab, Sya'ban, Ramadhan, Syawal, Dzulqaidah, Dzulhijjah. Penetapan bulan sebanyak 12 ini, sesuai dengan firman Allah SWT [At Taubah; 9:36] "Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan; dalam ketetapan Allah, sejak hari Dia menciptakan langit dan bumi. Di antaranya empat bulan yang dihormati[ Muharram, Rajab, Dzulqaidah dan Dzulhijjah]. Demikian itulah ketetapan agama yang lurus, ................ "

---------------------------oOo---------------------------

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 11

Pengirim : Dermawan Soesilo Email : [email protected] Tgl. Email : 01-02-2006

"Paus dan Al-Quran" Sumber : www.hidayatullah.com

Kristen dan Paus menolak paham relativisme iman, aneh, jika kaum Muslim malah ikut-ikutan mengadopsi nilai-nilai relativisme dalam Barat. Baca Catatan Akhir Pekan Adian Husaini ke- 132 Ahad, 29 Januari 2006 Oleh: Adian Husaini Pada 17 Januari lalu, Surat Kabar 'New York Sun', menurunkan tulisan Daniel Pipes, berjudul "The Pope and the Koran" (Paus dan Al-Quran). Pipes, yang dikenal sebagai 'ilmuwan garis keras' dalam memandang Islam, mengungkap pernyataan Paus Benediktus XVI tentang Al-Quran , dalam sebuah seminar tentang pemikiran Fazlur Rahman, pada September 2005 lalu. Paus, seperti dikutip Pipes, dari Pastor Joseph D. Fessio, menyatakan, bahwa dalam pandangan tradisional Islam, Tuhan telah menurunkan kata-kata-Nya kepada Muhammad, yang merupakan kata-kata abadi. Al-Quran sama sekali bukan kata-kata Muhammad. Karena itu bersifat abadi, sehingga tidak ada peluang untuk menyesuaikannya dengan kondisi dan situasi atau menafsirkannya kembali. (There's no possibility ofadapting it or interpreting it). Menurut Paus, sifat Al-Quran yang semacam itu, memiliki perbedaan utama dengan konsep dalam Yahudi dan Kristen. Pada kedua agama ini, kata Paus, Tuhan bekerja melalui makhluknya. Maka, kata-kata dalam Bible, bukan hanya kata-kata Tuhan, tetapi juga kata-kata Isaiah, kata-kata Markus. Dalam istilah Paus, "Tuhan menggunakan manusia dan memberikan inspirasi kepada mereka untuk mengungkapkan kata-katanya kepada manusia. (He's used His human creatures, and inspired them to speak His word to the world). Karena itu, menurut Paus, kaum Yahudi dan Kristen, dapat mengambil apa yang baik dalam tradisi (kitab) mereka dan menghaluskannya. Jadi, kata Paus, dalam Bible itu sendiri ada logika internal yang memungkinkan untuk disesuaikan dan diaplikasikan sesuain dengan situasi dan kondisi yang baru. (Thereis, in other words, "an inner logic to the Christian Bible, which permits it and requires it to be adapted and applied to new situations."). Dalam istilah Paus, Bible adalah "kata-kata Tuhan yang turun melalui komunitas manusia." Konsep itu tentu sangat berbeda dengan Al-Quran, yang hingga kini diyakini oleh kaum Muslimin, sebagai "lafdhan wa ma'nan minallah" (lafadz dan maknanya dari Allah). Meskipun sama-sama keluar dari mulut Rasulullah saw, tetapi sejak awal sudah dibedakan antara Al-Quran dengan hadits Nabi. Menurut Paus, karena sifat Al-Quran yang seperti itu, maka Al-Quran tidak dapat diubah dan tidak dapat diaplikasikan.(something dropped out of Heaven, which cannot be adapted or applied). Sifat yang tetap dan tidak berubah dari Al-Quran itu, kata Paus, memiliki dampak besar, yakni bahwa Islam adalah agama yang tetap (statis), yang terpaku pada satu teks yang tidak dapat diadaptasikan. (This immutability has vast consequences: it means "Islam is stuck. It's stuck with a text that cannot be adapted).

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 12

Daniel Pipes sendiri dalam artikelnya menyatakan kritiknya terhadap pendapat Paus tentang Al-Quran tersebut. Al-Quran, kata Pipes, tetap bisa diinterpretasikan, dan penafsiran itu selalu berubah. Al-Quran, sebagaimana Bible, juga memiliki sejarah. Jadi, simpul Pipes, Islam bukanlah statis, fixed, atau beku (stuck), sebagaimana dikatakan Paus, tetapi yang sangat besar diperlukan untuk membuat Islam terus bergerak atau berubah. (As this suggests, Islam is not stuck. But huge efforts are needed to get it moving again). Demikian pandangan Paus dan Pipes tentang Al-Quran dan Islam. Pandangan Paus tentang Al-Quran itu perlu dicermati, sebab Paus yang sekarang memang dikenal sangat gigih dalam mempertahankan dogma-dogma keimanan Katolik. Ia dikenal sangat konservatif dalam menjaga doktrin Katolik. Pandangannya tentang Al-Quran, pada satu sisi, memberikan pengakuan bahwa ada perbedaan yang mendasar antara konsep Al-Quran sebagai Kalamullah, dengan konsep Bible sebagai 'firman Tuhan', yang mengandung unsur manusiawi. Ini yang seharusnya juga disadari oleh umat Islam, khususnya kalangan cendekiawannya, sehingga tidak mudah begitu saja mengadopsi metodologi penafsiran Bible (hermeneutika) ke dalam metode penafsiran Al-Quran. Karakteristik Al-Quran yang teks-nya diakui sebagai wahyu oleh umat Islam, sangat berbeda dengan karakteristik teks Bible yang diakui oleh Paus, mengandung unsur-unsur manusiawi. Tetapi, pada sisi lain, gambaran Paus tentang Al-Quran dan Islam, juga terlalu sederhana, bahwa seolah-olah semua ajaran Islam dan penafsiran terhadap Al-Quran adalah statis dan sama sekali tidak berubah. Untuk hal-hal yang pokok (qath'iy) memang ayat-ayat Al-Quran tidak bisa ditafsirkan dengan multi tafsir. Semua kaum Muslimin akan bersepakat tentang hal-hal yang pokok dalam ajaran Islam. Semua umat Islam, misalnya, akan meyakini, bahwa Nabi Isa a.s. adalah nabi utusan Allah, bukan Tuhan atau anak Tuhan. Nabi Isa juga tidak mati di tiang salib, sebagaimana diyakini oleh Paus dan pengikutnya. Tetapi, tidak semua penafsiran Al-Quran bersifat beku dan jumud. Banyak ayat-ayat yang memungkinkan ada perbedaan pendapat dalam penafsiran. Dalam ilmu tafsir, ayat-ayat itu dikenal dengan istilah 'ayat-ayat dzanniy'. Tapi, apa pun perbedaan penafsiran dalam ayat-ayat dzanniy, umat Islam tetap berpegang pada teks Al-Quran yang sama. Tidak pernah umat Islam terpikir untuk membuat Al-Quran baru, kecuali dilakukan oleh sebagian kecil kalangan yang terpengaruh oleh cara berpikir dalam tradisi Kristen tentang Kitab mereka. Jadi, gambaran Paus tentang 'statisitas' Islam, tidak sepenuhnya benar. Tapi, gambaran kaum liberal, yang mencoba menggambarkan Islam sebagai agama yang selalu berkembang mengikuti zaman dan situasi, juga tidak sepenuhnya benar.

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 13

Karena Islam masih memiliki teks wahyu yang asli dalam bahasa Arab, yang dijadikan pegangan umat Islam, sehingga ada doktrin-doktrin pokok dalam Islam yang sudah sempurna sejak zaman Rasulullah saw, dan tidak pernah berubah sampai akhir zaman. Umat Islam memiliki teks wahyu yang asli, karena itu tidak ada masalah bagi umat Islam untuk menerapkan penafsiran secara tekstual terhadap Al-Quran. Seperti dijelaskan pada catatan sebelumnya, masalah otentisitas teks Bible, hingga kini terus menjadi bahan perdebatan hangat di kalangan teolog dan pakar Bible. Penemuan sejumlah naskah Bible di Nag Hammadi, tahun 1945, juga menambah daftar panjang perdebatan tentang teks-teks Bible mana yang sebenarnya otoritatif untuk dijadikan sebagai 'Kitab Suci'. Kini, kaum Kristen hanya menjadikan empat Bible (Matius, Markus, Lukas, Yohanes), sebagai kitab yang disahkan (canon). Sejumlah Bible, seperti Bible Marry, Thomas, atau Bible Philip, tidak dipandang sebagai kitab canon. Karena itu, kini buku-buku tentang Gnostik Bible dan Gnostik Christian terus bermunculan, yang menggugat tradisi Kekristenan yang berlangsung sekitar 2000 tahun. Elaine Pagels, misalnya, dalam bukunya, The Gnostic Gospels, (London: Penguin Books, 1979), memunculkan berbagai tantangan pemikiran serius yang membongkar dasar-dasar keimanan kaum Kristen, termasuk masalah keabsahan Bible. Sayangnya, sebagian kalangan Muslim sendiri, justru kemudian terjebak dalam keraguan tentang kebenaran Al-Quran sebagai Kalamullah. Tanpa sadar, bahwa pandangan semacam itu telah menghancurkan keyakinan agamanya sendiri, tanpa bekal keilmuan yang memadai. Kadangkala pandangan tentang Al-Quran yang disamakan dengan Bible hanya dijadikan batu pijakan untuk melakukan liberalisasi di dalam penafsiran al-Quran. Yang perlu digarisbawahi pada kata-kata Diniel Pipes adalah ungkapannya, bahwa Islam bisa diubah dan bisa berubah, dan untuk melakukannya dilakukan usaha yang sangat besar. Usaha kaum orientalis dan Barat untuk mengubah Islam sudah dan sedang terus berjalan. Mereka berusaha menjadikan Islam sebagai 'evolving religion', agam yang selalu berkembang dan berubah, sehingga Islam menjadi tanpa bentuk lagi, sehingga tidak ada lagi Islam yang satu, tidak ada Islam yang asli. Sebab, setiap agama akan selalu menyesuaikan diri dengan kondisi dan situasi yang baru, sebagaimana yang terjadi dalam Yahudi dan Kristen. Yang ada, kata mereka, adalah Islam yang banyak, Islam yang warna-warni, dan masing-masing pihak tidak boleh mengklaim diri atau kelompoknya yang benar sendiri. Fenomena penyebaran paham 'Islam relatif' ini sebenarnya sungguh keterlaluan, sebab Paus saja, yang mengakui adanya usnur manusiawi dalam Bible, menolak keras paham relativisme iman. Dalam bukunya yang berjudul, The Rise of Benedict XVI, (New York: Doubleday, 2005), John L. Allen, J.R. menempatkan satu bab berjudul Battling A "Dictatorship of Relativism". Menurut Kardinal Francis George dari Chicago, terpilihnya Ratzinger sebagai Paus di awal abad ke-21

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 14

sangat tepat, sebab, setelah Komunis runtuh, saat ini tantangan terbesar dan tersulit justru datang dari peradaban Barat. Benediktus XVI adalah orang yang datang dari Barat dan memahami sejarah dan kebudayaan Barat. (Today the most difficult challenge comes from the West, and Benedict XVI is a man who comes from the West, who understands the history and the culture of the West). Tahun 1978, saat terpilihnya Paus Yohannes Paulus II, tantangan terberat yang dihadapi Katolik adalah Komunisme. Dan tahun 2005, para Kardinal telah memilih seorang Paus yang tepat untuk menghadapi apa yang disebut oleh Benediktus XVI sebagai "dictatorship of relativism" in the West". (hal. 165-166). Dalampengantar bukunya, Reason, Relativism, and God, (London: Macmillan Press Ltd, 1986), Joseph Runzo menulis: "We live in an age of relativism". Juga dia katakan: "relativism has become a dominant element in twentieth century theology". (hal. 10) Jadi, jika kaum Kristen yang kitab sucinya mengandung unsur-unsur manusiawi menolak paham relativisme iman, maka tentulah sangat aneh, jika kaum Muslim malah ikut-ikutan mengadopsi nilai-nilai relativisme dalam peradaban Barat, yang ujung-ujungnya, adalah hilangnya keyakinan kaum Muslimin terhadap kebenaran agamanya sendiri. Wallahu a'lam. (Jakarta, 27 Januari 2006/hidayatullah.com). Catatan Akhir Pekan (CAP) Adian Husaini merupakan kerjasama antara Radio Dakta 107 FM dan www.hidayatullah.com.

--------------------oOo--------------------

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 15

Pengirim : Samsul Bachri Email : [email protected] Tgl. Email : 01-02-2006

Haji Pengabdi Syetan

Ali Mustafa Yaqub Imam Besar Masjid Istiqlal, Jakarta

[Kolom, Gatra Nomor 10 Beredar Senin, 16 Januari 2006]

IBADAH haji 1426 H, pekan lalu, usai sudah. Jamaah haji Indonesia mulai pulang ke Tanah Air. Bila mereka ditanya apakah Anda ingin kembali lagi ke Mekkah, hampir seluruhnya menjawab, ''Ingin.'' Hanya segelintir yang menjawab, "Saya ingin beribadah haji sekali saja, seperti Nabi SAW." Jawaban itu menunjukkan antusiasme umat Islam Indonesia beribadah haji. Sekilas, itu juga menunjukkan nilai positif. Karena beribadah haji berkali-kali dianggap sebagai barometer ketakwaan dan ketebalan kantong. Tapi, dari kacamata agama, itu tidak selamanya positif. Kendati ibadah haji telah ada sejak masa Nabi Ibrahim, bagi umat Islam, ia baru diwajibkan pada tahun 6 H. Walau begitu, Nabi SAW dan para sahabat belum dapat menjalankan ibadah haji karena saat itu Mekkah masih dikuasai kaum musyrik. Setelah Nabi SAW menguasai Mekkah (Fath Makkah) pada 12 Ramadan 8 H, sejak itu beliau berkesempatan beribadah haji. Namun Nabi SAW tidak beribadah haji pada 8 H itu. Juga tidak pada 9 H. Pada 10 H, Nabi SAW baru menjalankan ibadah haji. Tiga bulan kemudian, Nabi SAW wafat. Karenanya, ibadah haji beliau disebut haji wida' (haji perpisahan). Itu artinya, Nabi SAW berkesempatan beribadah haji tiga kali, namun beliau menjalaninya hanya sekali. Nabi SAW juga berkesempatan umrah ribuan kali, namun beliau hanya melakukan umrah sunah tiga kali dan umrah wajib bersama haji sekali. Mengapa? Sekiranya haji dan atau umrah berkali-kali itu baik, tentu Nabi SAW lebih dahulu mengerjakannya, karena salah satu peran Nabi SAW adalah memberi uswah (teladan) bagi umatnya. Selama tiga kali Ramadan, Nabi SAW juga tidak pernah mondar-mandir menggiring jamaah umrah dari Madinah ke Mekkah. Dalam Islam, ada dua kategori ibadah: ibadah qashirah (ibadah individual) yang manfaatnya hanya dirasakan pelakunya dan ibadah muta'addiyah (ibadah sosial) yang manfaatnya dirasakan pelakunya dan orang lain. Ibadah haji dan umrah termasuk ibadah qashirah. Karenanya, ketika pada saat bersamaan terdapat ibadah qashirah dan muta'addiyah, Nabi SAW tidak mengerjakan ibadah qashirah, melainkan memilih ibadah muta'addiyah. Menyantuni anak yatim, yang termasuk ibadah muta'addiyah, misalnya, oleh Nabi SAW, penyantunnya dijanjikan surga, malah kelak hidup berdampingan dengan beliau. Sementara untuk haji mabrur, Nabi SAW hanya menjanjikan surga, tanpa janji berdampingan bersama beliau. Ini bukti, ibadah sosial lebih utama ketimbang ibadah individual. Di Madinah, banyak ''mahasiswa'' belajar pada Nabi SAW. Mereka tinggal di shuffah Masjid Nabawi. Jumlahnya ratusan. Mereka yang disebut ahl al-shuffah itu adalah mahasiswa Nabi SAW yang tidak memiliki apa-apa kecuali dirinya sendiri, seperti Abu Hurairah. Bersama para sahabat, Nabi SAW menanggung makan mereka. Ibadah muta'addiyah seperti ini yang

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 16

diteladankan beliau, bukan pergi haji berkali-kali atau menggiring jamaah umrah tiap bulan. Karenanya, para ulama dari kalangan Tabiin seperti Muhammad bin Sirin, Ibrahim al-Nakha'i, dan Malik bin Anas berpendapat, beribadah umrah setahun dua kali hukumnya makruh (tidak disukai), karena Nabi SAW dan ulama salaf tidak pernah melakukannya. Dalam hadis qudsi riwayat Imam Muslim ditegaskan, Allah dapat ditemui di sisi orang sakit, orang kelaparan, orang kehausan, dan orang menderita. Nabi SAW tidak menyatakan bahwa Allah dapat ditemui di sisi Ka'bah. Jadi, Allah berada di sisi orang lemah dan menderita. Allah dapat ditemui melalui ibadah sosial, bukan hanya ibadah individual. Kaidah fikih menyebutkan, al-muta'addiyah afdhol min al-qashirah (ibadah sosial lebih utama daripada ibadah individual). Jumlah jamaah haji Indonesia yang tiap tahun di atas 200.000 sekilas menggembirakan. Namun, bila ditelaah lebih jauh, kenyataan itu justru memprihatinkan, karena sebagian dari jumlah itu sudah beribadah haji berkali-kali. Boleh jadi, kepergian mereka yang berkali-kali itu bukan lagi sunah, melainkan makruh, bahkan haram. Ketika banyak anak yatim telantar, puluhan ribu orang menjadi tunawisma akibat bencana alam, banyak balita busung lapar, banyak rumah Allah roboh, banyak orang terkena pemutusan hubungan kerja, banyak orang makan nasi aking, dan banyak rumah yatim dan bangunan pesantren terbengkalai, lalu kita pergi haji kedua atau ketiga kalinya, maka kita patut bertanya pada diri sendiri, apakah haji kita itu karena melaksanakan perintah Allah? Ayat mana yang menyuruh kita melaksanakan haji berkali-kali, sementara kewajiban agama masih segudang di depan kita? Apakah haji kita itu mengikuti Nabi SAW? Kapan Nabi SAW memberi teladan atau perintah seperti itu? Atau sejatinya kita mengikuti bisikan setan melalui hawa nafsu, agar di mata orang awam kita disebut orang luhur? Apabila motivasi ini yang mendorong kita, maka berarti kita beribadah haji bukan karena Allah, melainkan karena setan. Sayangnya, masih banyak orang yang beranggapan, setan hanya menyuruh kita berbuat kejahatan atau setan tidak pernah menyuruh beribadah. Mereka tidak tahu bahwa sahabat Abu Hurairah pernah disuruh setan untuk membaca ayat kursi setiap malam. Ibadah yang dimotivasi rayuan setan bukan lagi ibadah, melainkan maksiat. Jam terbang iblis dalam menggoda manusia sudah sangat lama. Ia tahu betul apa kesukaan manusia. Iblis tidak akan menyuruh orang yang suka beribadah untuk minum khamr. Tapi Iblis menyuruhnya, antara lain, beribadah haji berkali-kali. Ketika manusia beribadah haji karena mengikuti rayuan iblis melalui bisikan hawa nafsunya, maka saat itu tipologi haji pengabdi setan telah melekat padanya. Wa Allah a'lam

--------------------------oOo--------------------------

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 17

Pengirim : Dermawan Soesilo Email : [email protected] Tgl. Email : 01-02-2006

KEUTAMAAN BULAN MUHARAM Sumber: www.surau.org

Bulan Muharam, bulan pertama dalam kalender Hijriah. Bulan ini termasuk salah satu dari keempat bulan haram sebagaimana difirmankan Allah SWT yang artinya, "Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) din yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya; dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa." (At-taubah: 36). Empat bulan sebagaimana tersebut dalam ayat di atas adalah Muharam, Rajab, Zulkaidah, dan Zulhijah. Dalam empat bulan ini kaum muslimin diharamkan untuk berperang melawan orang kafir. Bila mata bertemu mata akan datang rasa kasih. Bila hati bertemu hati akan datang rasa sayang. Tapi bila dahi bertemu sajadah akan terasa kebesaran Allah SWT. SELAMAT TAHUN BARU 1 MUHARRAM 1427 H Keutamaan Muharam "Puasa yang paling utama setelah puasa Ramadan adalah puasa pada bulan Muharam, sedang salat yang paling afdal sesudah salat fardu adalah salat malam." (HR Muslim) Ibnu Rajab al-Hambali mengatakan, Muharam disebut dengan syahrullah (bulan Allah) memiliki dua hikmah.Pertama, untuk menunjukkan keutamaan dan kemuliaan bulan Muharam. Kedua, untuk menunjukkan otoritas Allah dalam mengharamkan bulan Muharam. Pengharaman bulan ini untuk perang adalah mutlak hak Allah saja, tidak seorang pun selain-Nya berhak mengubah keharaman dan kemuliaan bulan Muharam. Di samping itu, bulan Muharam juga memiliki banyak keutamaan. Salah satunya adalah sebagaimana sabda Rasulullah saw. di atas, "Puasa yang paling utama setelah puasa Ramadan adalah puasa pada bulan Muharam, sedang salat yang paling afdal sesudah salat fardu adalah salat malam." (HR Muslim). Puasa pada bulan Muharam yang sangat dianjurkan adalah pada hari yang kesepuluh, yaitu yang lebih dikenal dengan istilah 'aasyuura. Aisyah--semoga Allah meridainya--pernah ditanya tentang puasa 'aasyuura, ia menjawab, "Aku tidak pernah melihat Rasulullah saw. puasa pada suatu hari yang beliau betul-betul mengharapkan fadilah pada hari itu atas hari-hari lainnya, kecuali puasa pada hari kesepuluh Muharam." (HR Muslim). Pada zaman Rasulullah, orang Yahudi juga mengerjakan puasa pada hari 'aasyuura. Mereka mewarisi hal itu dari Nabi Musa. Dari Ibnu Abbas r.a., ketika Rasulullah saw. tiba di Madinah, beliau melihat orang-orang Yahudi berpuasa. Rasulullah saw. bertanya, "Hari apa ini? Mengapa kalian berpuasa?" Mereka menjawab, "Ini hari yang agung, hari ketika Allah menyelamatkan

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 18

Musa dan kaumnya serta menenggelamkan Fir'aun. Maka Musa berpuasa sebagai tanda syukur, maka kami pun berpuasa." Rasulullah saw. bersabda, "Kami orang Islam lebih berhak dan lebih utama untuk menghormati Nabi Musa daripada kalian." Abu Qatadah berkata, Rasulullah saw. Bersabda, "Puasa 'aasyuura menghapus dosa satu tahun, sedang puasa arafah menghapus dosa dua tahun." (HR Muslim, Tirmizi, Abu Daud). Pada awalnya, puasa 'aasyuura hukumnya wajib. Namun, setelah turun perintah puasa Ramadan, hukumnya menjadi sunah. Aisyah r.a. berkata, "Rasulullah saw. memerintahkan untuk puasa 'aasyuura sebelum turunnya perintah puasa Ramadan. Ketika puasa Ramadan diperintahkan, siapa yang ingin boleh puasa 'aasyuura dan yang tidak ingin boleh tidak berpuasa 'aasyuura." (HR Bukhari, Muslim, Tirmidzi). Ibnu Abbas r.a. menyebutkan, Rasulullah saw. melakukan puasa 'aasyuura dan beliau memerintahkan para sahabat untuk berpuasa. Para sahabat berkata, "Ini adalah hari yang dimuliakan orang Yahudi dan Nasrani. Maka Rasulullah saw. bersabda, "Tahun depan insya Allah kita juga akan berpuasa pada tanggal sembilan Muharam." Namun, pada tahun berikutnya Rasulullah telah wafat. (HR Muslim, Abu Daud). Berdasar pada hadis ini, disunahkan bagi umat Islam untuk juga berpuasa pada tanggal sembilan Muharam. Sebagian ulama mengatakan, sebaiknya puasa selama tiga hari: 9, 10, 11 Muharam. Ibnu Abbas r.a. berkata, Rasulullah saw. bersabda, "Puasalah pada hari 'aasyuura dan berbedalah dengan orang Yahudi. Puasalah sehari sebelum 'asyuura dan sehari sesudahnya." (HR Ahmad). Ibnu Sirrin melaksanakan hal ini dengan alasan kehati-hatian. Karena, boleh jadi manusia salah dalam menetapkan masuknya satu Muharam. Boleh jadi yang kita kira tanggal sembilan, namun sebenarnya sudah tanggal sepuluh. (Majmuu' Syarhul Muhadzdzab VI/406) . Wallahu a'lam. sumber : alislam.or.id Hikmah Tahun Baru Islam: Merancang Hidup Lebih Baik Setiap memasuki tahun baru Islam, kita hendaknya memiliki semangat baru untuk merancang dan melaksanakan hidup ini secara lebih baik. ''Saudaraku, aku adalah penduduk Madinah yang kaya raya.'' Kalimat itu diucapkan seorang sahabat Rasulullah, Sa'ad bin Rabi, kepada sahabat lainnya, Abdurrahman bin 'Auf. Sa'ad tak bermaksud pamer dan sombong, tapi hendak meyakinkan Abdurrahman agar mau menerima tawarannya. ''Silakan pilih separuh hartaku dan ambillah,'' tegas Saad. Tidak hanya itu, Saad menambah penawarannya. ''Aku pun mempunyai dua orang istri, coba perhatikan yang lebih menarik perhatian Anda, akan kuceraikan ia hingga Anda dapat memperistrinya.'' Abdurrahman menolak halus tawaran tulus nan menggiurkan itu. Malah ia minta ditunjukkan letak pasar. Ia menolak ikan, tapi mau kail agar bisa memancing sendiri. ''Semoga Allah memberkati Anda, istri, dan harta Anda. Tunjukkanlah letak pasar agar aku dapat berniaga.'' jawabnya. Rekaman peristiwa dan dialog antara Sa'ad dan Abdurrahman itu, sebagaimana diriwayatkan Anas bin Malik, terjadi saat Rasulullah SAW mempersaudarakan kaum Muhajirin dan Anshar di Madinah. Saad adalah penduduk Madinah, sedangkan Abdurrahman termasuk kaum Muhajirin. Saad bukan satu-satunya kaum Anshar yang menjadi penolong kaum Muhajirin.

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 19

Dengan semangat persaudaraan Islam, saat umat Islam Makkah hijrah ke Madinah bersama Rasulullah, umat Islam Madinah dengan suka-cita menyambut kaum pendatang, memberi bantuan, dan bersama-sama membangun negeri Islam Madinah. Keindahan ukhuwah Islamiyah kaum Muslimin generasi awal itu, antara Anshar dan Muhajirin, seakan tampak di pelupuk mata ketika kita memasuki Tahun Baru Islam 1425 Hijriyah, hari Minggu kemarin (22 Februari 2004 M). Kita pun seyogianya menggali kembali hikmah yang terkandung di balik peristiwa hijrah yang dijadikan momentum awal perhitungan Tahun Hijriyah ini. Tahun hijriyah mulai diberlakukan pada masa Khalifah Umar bin Khattab. Sistem penanggalan Islam itu tidak mengambil nama 'Tahun Muhammad' atau 'Tahun Umar'. Artinya, tidak mengandung unsur pemujaan seseorang atau penonjolan personifikasi, tidak seperti sistem penanggalan Tahun Masehi yang diambil dari gelar Nabi Isa, Al-Masih (Arab) atau Messiah (Ibrani). Tidak juga seperti sistem penanggalan Bangsa Jepang, Tahun Samura, yang mengandung unsur pemujaan terhadap Amaterasu O Mi Kami (dewa matahari) yang diproklamasikan berlakunya untuk mengabadikan kaisar pertama yang dianggap keturunan Dewa Matahari, yakni Jimmu Tenno (naik tahta tanggal 11 pebruari 660 M yang dijadikan awal perhitungan Tahun Samura). Atau penangalan Tahun Saka bagi suku Jawa yang berasal dari Raja Aji Saka. Menurut dongeng atau mitos, Aji Saka diyakini sebagai raja keturunan dewa yang datang dari India untuk menetap di Tanah Jawa. Penetapan nama Tahun Hijriyah (al-Sanah al-Hijriyah) merupakan kebijaksanaan Khalifah Umar. Seandainya ia berambisi untuk mengabadikan namanya dengan menamakan penanggalan itu dengan Tahun Umar sangatlah mudah baginya melakukan itu. Umar tidak mementingkan keharuman namanya atau membanggakan dirinya sebagai pencetus ide sistem penanggalaan Islam itu. Ia malah menjadikan penanggalan itu sebagai jaman baru pengembangan Islam, karena penanggalan itu mengandung makna spiritual dan nilai historis yang amat tinggi harganya bagi agama dan umat Islam. Selain Umar, orang yang berjasa dalam penanggalan Tahun Hijriyah adalah Ali bin Abi Thalib. Dialah yang mencetuskan pemikiran agar penanggalan Islam dimulai penghitungannya dari peristiwa hijrah, saat umat Islam meninggalkan Makkah menuju Yatsrib (Madinah). Dalam buku Kebangkitan Islam dalam Pembahasan (1979), Sidi Gazalba, cendekiawan Islam asal Malaysia, menuliskan, ''Dipandang dari ilmu strategi, hijrah merupakan taktik. Strategi yang hendak dicapai adalah mengembangkan iman dan mempertahankan kaum mukminin.'' Hijrah adalah momentum perjalanan menuju Daulah Islamiyah yang membentuk tatanan masyarakat Islam, yang diawali dengan eratnya jalinan solidaritas sesama Muslim (ukhuwah Islamiyah) antara kaum Muhajirin dan kaum Anshar. Jalinan ukhuwah yang menciptakan integrasi umat Islam yang sangat kokoh itu telah membawa Islam mencapai kejayaan dan mengembangkan sayapnya ke berbagai penjuru bumi. Kaum Muhajirin-Anshar membuktikan, ukhuwah Islamiyah bisa membawa umat Islam jaya dan disegani. Bisa dimengerti, jika umat Islam dewasa ini tidak disegani musuh-musuhnya, menjadi umat yang tertindas, serta menjadi bahan permainan umat lain, antara lain akibat jalinan ukhuwah Islamiyah yang tidak seerat kaum Mujahirin-Anshar.

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 20

Dari situlah mengapa konsep dan hikmah hijrah perlu dikaji ulang dan diamalkan oleh umat Islam. Setiap pergantian waktu, hari demi hari hingga tahun demi tahun, biasanya memunculkan harapan baru akan keadaan yang lebih baik. Islam mengajarkan, hari-hari yang kita lalui hendaknya selalu lebih baik dari hari-hari sebelumnya. Dengan kata lain, setiap Muslim dituntut untuk menjadi lebih baik dari hari ke hari. Hadis Rasulullah yang sangat populer menyatakan, ''Barangsiapa yang hari ini lebih baik dari kemarin, adalah orang yang beruntung. Bila hari ini sama dengan kemarin, berarti orang merugi, dan jika hari ini lebih jelek dari kemarin, adalah orang celaka.'' Oleh karena itu, sesuai dengan QS 59:18, ''Hendaklah setiap diri memperhatikan (melakukan introspeksi) tentang apa-apa yang telah diperbuatnya untuk menghadapi hari esok (alam akhirat).'' Pada awal tahun baru hijriyah ini, kita bisa merancang hidup agar lebih baik dengan hijrah, yakni mengubah perilaku buruk menjadi baik, melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. ''Muhajir adalah orang yang meninggalkan segala larangan Allah,'' sabda Rasulullah. Kita ubah ketidakpedulian terhadap kaum lemah menjadi sangat peduli dengan semangat zakat, infak, dan sedekah. Selain itu juga mengubah permusuhan dan konflik menjadi persaudaraan dan kerjasama, mengubah pola hidup malas-malasan menjadi giat bekerja, mengubah hidup pengangguran dan peminta-minta menjadi pekerja mandiri, dan tidak bergantung pada belas kasih orang lain. Lihat saja teladan Abdurrahman bin Auf dengan semangat wirausahanya. Ia memilih berdagang untuk mencari nafkah hidupnya ketimbang menerima belas kasihan orang lain. Tidak kalah pentingnya, tahun ini kita harus hijrah pilihan politik, dari parpol dan politisi busuk kepada parpol dan politisi harum, dari rezim korup dan zalim kepada pembentukan pemerintahan Islami yang bersih. Dengan kekuatan iman dan keeratan ukhuwah Islamiyah seperti kaum Muhajirin dan Anshar, umat Islam bisa kuat dan bahu-membahu memenangkan partai Allah (hizbullah) yang menegakkan syiar Islam berasaskan tauhid dan ukhuwah, bukan memenangkan partai setan (hizbusy syaithon) yang mengibarkan bendera kebatilan. Wallahu a'lam. Selamat Tahun Baru Islam 1 Muharram 1427 Hijriyah.

-------------------------oOo-------------------------

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 21

Pengirim : Ibnu Qittun Email : [email protected] Tgl. Email : 01-02-2006

PINTU KELUAR DARI ADZAB ALLAH TA'ALA Penulis : Al-Ustadz Ja'far Umar Thalib

Adzab Allah Ta'ala itu bisa juga berfungsi sebagai peringatan dari-Nya bagi hamba-

hamba Allah yang masih mampu berfikir dengan benar dengan akal sehat. Demikianlah kehendak Allah Ta'ala dengan menimpakan berbagai adzab-Nya di muka bumi, agar menjadi peringatan bagi hamba-hamba Allah dari kalangan manusia dan jin. Allah berfirman:

"Telah nyata kerusakan di muka bumi di daratan atau di lautan sebagai akibat perbuatan manusia, agar Allah merasakan kepada mereka sebagian dari apa yang mereka kerjakan, semoga dengan itu mereka kembali kepada kebenaran." ( QS. Rum ayat 41 )

Al-Imam Ibnu Abi Hatim meriwayatkan tafsir Ibnu Abbas terhadap ayat ini sebagai berikut: "Kerusakan itu ialah dengan berkurangnya barakah karena ulah para hamba Allah, agar dengan demikian mereka mau bertaubat." ( Tafsir Ibnu Abi Hatim jilid 9 hal. 3092 riwayat ke 17500).

Adapun pengertian bertaubat kepada Allah Ta'ala itu sebagai pintu keluar dari adzab-Nya ialah kembali beramal dan menegakkan pengamalan agama-Nya. Hal ini sebagaimana yang telah diterangkan oleh Rasulullah shallallahu 'alayhi wa alihi wasallam dalam sabdanya berikut ini:

"Apabila kalian berjual beli dengan cara Al-Inah[1], dan kalian memegangi ekor-ekornya sapi dan kalian senang dengan pertanian sehingga kalian meninggalkan jihad karenanya; maka Allah akan menimpakan kepada kalian kehinaan. Tidak akan bisa menghilangkan kehinaan itu, sehingga kalian kembali kepada agama kalian." (HR. Abu Dawud dalam Sunannya hadits ke 3462).

Maka meninggalkan kewajiban Jihad fi sabilillah itu menyebabkan datangnya adzab Allah ta'ala dalam bentuk kehinaan dan jalan keluarnya untuk selamat dari adzab Allah itu adalah kembali menjalankan agama Allah.

Dalam pada itu, Allah Ta'ala dengan rahmat-Nya yang meliputi segala sesuatu juga telah memberikan jalan keluar dari kepungan adzab-Nya. Hal ini sebagaimana yang Allah Ta'ala nyatakan dalam firman-Nya sebagai berikut:

"Dan tidaklah Allah menurunkan adzab atas mereka sedangkan engkau ada di tengah-tengah mereka. Juga Allah tidak akan mengadzab mereka sedangkan mereka meminta ampun kepada Allah." (QS. Al-Anfal ayat 33)

Dalam ayat ini Allah ta'ala menegaskan bahwa tertahannya adzab-Nya itu pada suatu kaum, bila kaum itu memohon ampun kepada Allah Ta'ala atas dosa-dosanya dan bertaubat atas kedurhakaannya terhadap Allah. Keberadaan Rasulullah shallallahu 'alayhi wa alihi wasallam di tengah-tengah mereka, juga menjadi sebab tertahannya adzab Allah. Dan sepeninggal beliau, penahan adzab Allah itu hanyalah tinggal istighfar (permohonan ampunan-Nya) dan bertaubat dari segala kedurhakaan kepada-Nya. Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma menerangkan:

"Sesungguhnya Allah telah menjadikan di ummat ini dua jaminan keamanan sehingga mereka tetap saja terjaga dan diselamatkan dari kengerian adzab Allah selama kedua jaminan itu ada di tengah mereka. Maka dari kedua jaminan keamanan tersebut, salah satunya ada yang diambil (yakni diwafatkan) oleh Allah di sisi-Nya (yaitu wafatnya Rasulullah shallallahu 'alayhi wa alihi wasallam ), dan jaminan keamanan yang kedua tetap ada di kalangan kalian (yaitu istighfar dan taubat)."

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 22

Lebih tegas lagi telah diriwayatkan oleh Al-Imam At-Tirmidzi dengan sanadnya dari Abi Musa Al-Asy'ari radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alayhi wa alihi wasallam telah bersabda:

"Allah telah menurunkan kepadaku dua jaminan keamanan bagi ummatku: "Dan tidak akan Allah menyiksa mereka sedangkan engkau ada di tengah-tengah mereka, dan tidak akan Allah menyiksa mereka sedangkan mereka meminta ampun atas dosa-dosa mereka." Maka apabila aku meninggalkan dunia ini, aku tinggalkan di kalangan mereka jaminan keamanan yang lainnya, yaitu Al-Istighfar (yakni permohonan minta ampun kepada Allah) yang berlaku jaminan ini sampai hari kiamat." (HR. At-Tirmidzi dari Abi Burdah bin Abi Musa dari bapaknya radhiyallahu 'anhu, lihat Tafsir Ibnu Katsir juz 3 hal. 703)

Jadi dua jaminan keamanan dari ancaman adzab Allah itu adalah:

1. Keberadaan Rasulullah shallallahu 'alayhi wa alihi wasallam sepanjang kehidupan di dunia ini. Sehingga di manapun beliau berada, Allah tidak akan mengadzab kaum yang beliau tinggal bersama mereka.

2. Al-Istighfar dan Taubat, yang dengannya Allah Ta'ala akan menahan turunnya adzab terhadap suatu kaum.

Jaminan keamanan yang pertama telah tiada di tengah kita, karena beliau telah

meninggalkan dunia ini dan telah sampai di alam kubur. Jadi yang masih ada di tengah kita adalah Al-Istighfar dan Taubat saja. Maka oleh karena itu, agar adzab Allah itu tidak membinasakan dan meluluhlantakkan ummat ini, maka harus diserukan kepada mereka terus menerus untuk mau beristighfar dan bertaubat kepada Allah Ta'ala dari segala kedurharkaan dan kemaksiatan.

Sedangkan taubat kepada Allah Ta'ala itu hanyalah dengan kembali kepada agama Allah sebagaimana yang diajarkan dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah seperti yang telah dicontohkan dan dilangkahkan oleh para Salafus Shalih (yakni generasi para shahabat Nabi shallallahu 'alayhi wa alihi wasallam , dan generasi para murid Shahabat Nabi yang dinamakan Tabi'in, dan generasi para murid Tabi'in yang dinamakan Tabi'it Tabi'in). Dan memang hanya itulah jalan keluar dari segala adzab Allah yang sedang mengepung ummat ini. Wallahu a'lamu bis shawab. ------------------------------------------------ [1] Berjual beli dengan cara Al-'Inah contohnya ialah bila seorang membeli barang dengan pembayaran tempo, kemudian menjualnya lagi kepada orang lain dengan cara kontan tapi dengan harga lebih murah, dengan alasan dia sedang membutuhkan dana segar. Yang demikian ini terlarang dalam Islam dan sama dengan riba hukumnya.

------------------------------oOo------------------------------

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 23

Pengirim : a_rofiq Email : [email protected] Tgl. Email : 01-02-2006

Dasar-dasar Memahami Tauhid

Syaikh Muhammad At-Tamimi Pendahuluan Ketahuilah, bahwa sesunguhnya kelurusan ajaran Nabi Ibrahim 'alaihis salam adalah beribadah kepada Allah secara ikhlas dalam melaksanakan ibadah kepada-Nya. Allah berfirman [artinya]: "Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supayamereka beribadah kepada-Ku. Aku tidak menghendaki rezki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi-Ku makan. (Adz-Dzariyaat1:56~57)" Dan bila Anda telah tahu bahwasanya Allah menciptakanmu untuk beribadah kepada-Nya, maka ketahuilah bahwa ibadah tidak disebut ibadah kecuali bila disertai dengan tauhid. Sebagaimana shalat, tidaklah disebut shalat bila tidak disertai dengan bersuci. Bila ibadah dicampuri syirik, maka rusaklah ibadah itu, sebagaimana rusaknya shalat bila disertai adanya hadatz (tidak suci). Allah berfirman [artinya]: "Tidaklah pantas orang-orang musyrik itu memakmurkan mesjid-mesjid Allah, sedang mereka mengakui bahwa mereka sendiri kafir. Itulah orang-orang yang sia-sia pekerjaannya, dan mereka itu kekal di dalamneraka" (At-Taubah: 17) Oleh karena itu, perlu dipahami bahwa ibadah yang bercampur dengan kesyirikan akan merusak ibadah itu sendiri. Dan ibadah yang bercampur dengan syirik itu akan menggugurkan amal sehingga pelakunya menjadi penghuni neraka, Allah berfirman [artinya]: "Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar." (An-Nisaa': 48) Kemurnian ibadah akan mampu dicapai bila memahami 4 kaidah yang telah Allah nyatakan dalam firman-Nya: [Kaidah Pertama] Engkau harus mengetahui bahwa orang-orang kafir yang diperangi oleh Rasulullahshallallahu 'alaihi wa sallam, mereka meyakini bahwa Allah sebagai Pencipta, Pemberirizki, Yang menghidupkan, Yang mematikan, Yang memberi manfa'at, Yang memberimadzarat, Yang mengatur segala urusan (tauhid rububiyah). Tetapi semuanya itu tidak menyebabkan mereka sebagai muslim, Allah berfirman: "Katakanlah: 'Siapa yang memberi rizki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapa yang kuasa[menciptakan] pendengaran dan penglihatan, dan siapa yang mengeluarkan yang mati dari yang hidup, dan siapa yang mengatur segala urusan?' Maka mereka akan menjawab: 'Allah'. Maka katakanlah: 'Mengapa kamu tidak bertakwa [kepada-Nya]." (Yunus:31) [Kaidah Kedua] Mereka (musyrikin) berkata :"Kami tidak berdo'a kepada mereka (Nabi, orang-orang shalih dll) kecuali agar bisa mendekatkan kepada Allah dan mereka nantinya akan memberi syafa'at. Maksud kami kepada Allah, bukan kepada mereka. Namun hal tersebut dilakukan dengan cara melalui syafaat dan mendekatkan diri kepada mereka".

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 24

Dalil tentang mendekatkan diri yaitu firman Allah [artinya]:"Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata):"Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya". Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar" ( Az-Zumar: 3) Adapun dalil tentang syafa'at yaitu firman Allah [artinya]:"Dan mereka menyembah selain Allah apa yang tidak dapat mendatangkan kemudharatan kepada mereka dan tidak pula kemanfa'atan, dan mereka berkata: "Mereka itu adalah pemberi syafa'at kepada kami di sisi Allah". Katakanlah:"Apakah kamu mengabarkan kepada Allah apa yang tidak diketahui-Nya dilangit dan tidak [pula] di bumi" Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka mempersekutukan [itu]." (Yuunus: 18) Syafa'at itu ada 2 macam: Syafa'at munfiyah (yang ditolak) Syafa'at mutsbitah (yang diterima) Syafa'at munfiyah adalah syafa'at yang dicari dari selain Allah. Sebab tidak seorangpunyang berkuasa dan berhak untuk memberikannya kecuali Allah, Allah berfirman [artinya]:"Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah [di jalan Allah] sebagian dari rezki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi persahabatan yang akrab dan tidak ada lagi syafa'at. Dan orang-orang kafir itulah orang-orang yang zalim. (Al-Baqarah: 254) Adapun syafa'at mutsbitah adalah syafa'at yang dicari dari Allah. Pemberi syafa'at itu dimuliakan dengan syafa'at, sedangkan yang diberi hak untuk memberikan syafa'at adalah orang yang diridhai Allah, baik ucapan maupun perbuatannya setelah memperoleh izin-Nya. Allah berfirman [artinya]: "Siapakah yang mampu memberi syafa'at disamping Allah tanpa izin-Nya?" (Al-Baqarah:255) [Kaidah Ketiga] Sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menerangkan kapada manusia tentang macam-macam sistem peribadatan yang dilakukan oleh manusia. Diantara mereka ada yang menyembah matahari dan bulan, diantara mereka ada pula yang menyembah orangorang shaleh, para malaikat, para wali, pepohonan, dan bebatuan. Mereka semua diperangi oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, dalilnya adalah firman Allah [artinya]:"Dan perangilah mereka sehingga tidak ada lagi fitnah, dan dien ini menjadi milik Allah semuanya."(Al-Baqarah:193) Sedangkan dalil larangan beribadah kepada matahari dan bulan adalah firman Allah [artinya]: "Dan sebagian dari tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah bersujud kepada matahari dan janganlah [pula] kepada bulan, tetapi bersujudlah kepada Allah Yang menciptakannya, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah."(Fushilat:37) Dan dalil larangan beribadah kepada orang-orang shaleh adalah: "Katakanlah: 'Panggillah mereka yang kamu anggap selain Allah, maka mereka tidak akan mempunyai kekuasaan untuk menghilangkan bahaya daripadamu dan tidak pula memindahkannya'. Orang-orang yang mereka

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 25

seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Rabb mereka siapa di antara mereka yang lebih dekat [kepada Allah] dan mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan azab-Nya; sesungguhnya azab Rabbmu adalah sesuatu yang [harus] ditakuti. (Al-Ishra:56-57) Adapun dalil tentang larangan beribadah kepada para malaikat adalah: "Dan [ingatlah] hari[yang di waktu itu] Allah mengumpulkan mereka semuanya kemudian Allah berfirman kepada malaikat:"Apakah mereka ini dahulu menyembah kamu?" Malaikat-malaikat itu menjawab: "MahaSuci Engkau.Engkaulah pelindung kami, bukan mereka; bahkan mereka telah menyembah jin; kebanyakan mereka beriman kepada jin itu".Maka pada hari ini sebahagian kamu tidak berkuasa [untuk memberikan] kemanfaatan dan tidak pula kemudharatan kepada sebahagian yang lain.DanKami katakan kepada orang-orang yang zalim:"Rasakanlah olehmu azab neraka yang dahulunya kamu dustakan itu". (Sabaa': 40-42) Larangan beribadah kepada para Nabi dalilnya:"Dan [ingatlah] ketika Allah berfirman: "Hai'Isa putera Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia:"Jadikanlah aku dan ibuku dua orang Ilah selain Allah". 'Isa menjawab:" Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku [mengatakannya]. Jika aku pernah mengatakannya maka tentulah Engkau telah mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri-Mu.Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang ghaib-ghaib"Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku [mengatakannya] yaitu: "Sembahlah Allah, Rabbku dan Rabbmu", dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka. Maka setelah Engkau wafatkan (angkat) aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha Meyaksikan atas segala sesuatu. Jika engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya adalah hamba-hamba Engkau, dan jika Engkau mengampuni mereka, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (Al-Maidah:116-118) Adapun dalil tentang larangan penyembahan terhadap pepohonan, bebatuan adalah hadits Abi Waqid Al-Laitsi, dia berkata: " Kami keluar bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menuju Hunain. Kami adalah para pemuda yang telah mengenal bentuk-bentuk kesyirikan. Orang-orang musyrik mempunyai tempat duduk untuk beristirahat dan menggantungkan senjata. Tempat itu dikenal sebagai Dzatu Anwath. Lalu kami melalui pohon bidara dan [sebagian] kami mengatakan: "Wahai Rasulullah, buatlah bagi kami Dzatu Anwath seperti yang mereka (musyrikin) miliki. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Allahu Akbar, itu adalah assunnan (jalan), kamu kamu telah mengatakan -demi dzat yang menguasai diriku-sebagaimana yang telah dikatakan oleh Bani Israel kepada Musa, "Hai Musa, buatlah untuk kami sebuah ilah (berhala) sebagaimana mereka mempunyai beberapa ilah (berhala)". Musa menjawab:"Sesungguhnya kamu ini adalah kaum yang bodoh". Sesungguhnya mereka itu akan dihancurkan kepercayaan yang dianutnya dan akan batal apa yang selalu mereka kerjakan. Musa menjawab:"Patutkah aku mencari Ilah untuk kamu yang selain dari pada Allah, padahal Dialah yang telah melebihkan kamu atas segala umat." (Al-A'raf:138-140) [Kaidah Keempat] Sesungguhnya kaum musyrik zaman kita labih parah kesyirikannya dibanding musyrikin zaman dahulu, sebab musyrikin zaman dahulu, mereka berdo'a secara ikhlas kepada Allah ketika mereka ditimpa bahaya, akan tetapi mereka berbuat syirik ketika mereka dalam keadaan senang. Sedangkan orang-orang musyrik zaman sekarang, mereka terus menerus melakukan perbuatan syirik, baik dalam bahaya maupun ketika sedang senang, hal ini sebagaimana diterangkan Allah

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 26

dalam Al-Qur'an: "Maka apabila mereka naik kapal mereka berdo'a kepada Allah dengan memurnikan keta'atan kepada-Nya, maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai ke darat, tiba-tiba mereka [kembali] mempersekutukan [Allah], agar mereka mengingkari nikmat yang telah Kami berikan kepada mereka dan agar mereka (hidup) bersenang-senang [dalam kekafiran]. Kelak mereka akan mengetahui [akibat perbuatannya]." (Al-Ankabut: 65-66) Copyleft © 2001 www.perpustakaan-islam.com - Islamic Digital Library

---------------------------oOo---------------------------

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 27

Pengirim : wahyuannisha Email : [email protected] Tgl. Email : 01-02-2006

Da'i yang Nyaris Putus Asa Sumber : http://www.eramuslim.com/i.php/ksl/view/0043.htm

Assalamu'alaikum ustadz, Sebelum mengutarakan pertanyaan, mungkin saya akan menceritakan tentang kondisi saya yang sangat rentan dan dekat dengan murka Allah. Sampai detik ini, saya adalah seorang pengemban dakwah yang dikenal semangat dan suka mencharger orang untuk senantiasa istiqamah di jalan Allah. Sungguh ironis, ketika orang-orang mengenal saya sebagai orang yang kuat dan semangat di medan dakwah, di dalam saya sangat rapuh, rapuh dalam dakwah ke keluarga. Hidupkanlah Islam pada dirimu, tentu hiduplah Islam di lingkunganmu. Saya banyak belajar dari hal-hal tersebut, coba hamba terapkan sedikit demi sedikit, karena memang porsi waktu saya untuk keluarga sedikit dibandingkan intensitas saya di luar rumah (saya adalah seorang anakketiga dari tiga bersaudara). Kekacauan di rumah adalah belum taatnya keluarga terhadap hukum-hukum Allah, sebagaimana yang saya sangat harapkan. Ya..saya sangat sadar terhadap proses yang dilalui keluarga saya, baik ayah, ibu maupun kakak saya yang berusaha mengimbangi saya. Tapi saya tidak pernah mempermasalahkan proses yang terjadi, saya sadar dan maklum sepenuhnya. Saya berusaha menemani mereka dalam berproses, sekaligus saya berproses untuk menjadi lebih baik dari hari kemaren. Ketika proses menuju tegaknya Islam di keluarga menjadi sesuatu yang sudah menjadi agenda, dan keluarga saya memang sudah tahu misi saya, dakwah itu mengalir sewajarnya sebuah proses, walaupun tidak secepat proses seorang Khodijah ataupun Umar bin Khoththob dalam tunduk secara mutlak kepada hukum Allah. Dalam dakwah yang mengalir itulah saya menghadapi ujian dari Allah, ujian yang benar-benar membuat saya merenung habis-habisan dan bahkan menanyakan kembali pemahaman saya selama ini. Sasalah yang ada hanyalah masalah kecil, yang kemudian menjadi sangat besar dan sulit sekali untuk memaklumi masalah tersebut. yang membuat saya tersentak penuh kekagetan, dan bahkan membuat saya benar-benar memutuskan untuk hilang dari peredaran keluarga. Ustadz rakhimakumullah, sesungguhnya saya malu pada Allah, dan kepada anda untuk menceritakan masalah yang sangat sepele ini, namun hal ini sangat menggganggu keoptimalan dakwah saya, sehingga saya harus secepatnya berkonsultasi dengan seseorang dan terutama dengan Allah.

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 28

Saya baru 2 bulanan tinggal dengan orang tua, karena sebelumnya saya kost di Jogja untuk kuliah, dan memang sejak SD saya pisah dengan orang tua. Dua bulan di kota yang baru, dengan sebuah keluarga yang saya miliki, sungguh sesuatu yang agak asing bagi saya yang terbiasa bebas. Terikat, sudah saya pertimbangkan dan saya siap dengan resiko itu.sebagai orang baru yang tinggal di kota besar, saya lumayan terkenal karena dalam waktu dekat sudah ada adek-adek yang mau belajar TPA ke rumah. Setiap hari mereka ke rumah. Awalnya tidak ada masalah. TPA berjalan lancar, dengan metode yang saya pake belajar sambil bermain. Ada masalah ketika ada teguran dari tetangga yang hanya komentar sama ibu saya, "Wah rame sekali, bu." Ayah saya ga tahan dengan teguran tersebut, beliau membahasnya sampai pembahasan yang keterlaluan, kekhawatiran yang sangat dan diposisikan sebagai masalah yang sangat serius. Padahal teguran seperti itukan biasa, komentar seperti... wah cakep, wah jerawatan...wah rame... adalah teguran yang bersifat sapaan semata. Akhirnya saya nggak oleh TPA di rumah. Dari sini saya mulai berpikir, keterlaluan sekali. Saya maklum dan dapat mengendalikan diri. Masalah selanjutnya adalah masalah makanan, anak-anak TPA datang lagi saat nggak ada orang tua di rumah. Kebetulan ada makanan atau kue di meja tamu, mereka minta dan saya bilang ambil, sampia akhirnya satu toples dihabiskan anak-anak, toples yang lain masih utuh. Ketika ibu pulang, saya disindir-sindir tentang habisnya makanan itu. Memang keterklaluan, hanya soal makanan. Saya habis disindir-sindir dan didiamin selama satu malam, padahal saya sudah ngajak ngomong, tapi beliau dingin aja. Ya sudah saya pikir, kita sama-sama perlu mendinginkan pikiran, mungkin saat itu pikiran kita masing-masing baru gak jernih, jadi marahan. Saya agak ga suka karena keakraban yang saya ciptakan disambut dingin sama ibu saya. Yup ilmu keikhlasan, saya mungkin belum cukup menguasainya. Akhirnya saya mempunyai keputusan untuk nginap di rumah teman, untuk merenungkan semuanya. karena saya pikir, saya akan banyak dosa ketika saya merepotkan ibu saya dengan ada di sampingnya, mungkin ibu saya baru sebel lihat muka saya. Malah saya berpikir untuk kost, masih dikota yang sama , hanya untuk menghindari banyaknya kesalahan yang bisa saja saya lakukan. Saya pindah dan tinggal bersama keluarga adalah untuk menghindari maksiat kepada Allah, tapi saya mendapatkan kenyataan ujian yang memancing saya untuk bermaksiat lagi kepada Allah. Maksiat di sini adalah kelambatan/kejumudan dalam dakwah keluarga (gagal). Bagaimana pendapat ustadz? Kalau saya memutuskan untuk kost, untuk mengindari dosa, dan apakah saya berdosa ketia memang mau merenungi perjalanan saya selama dua bulan di sini dengan tidak tinggal di rumah? Jazakumullah khoiron, DR Jawaban

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 29

Semoga Allah SWT menguatkan kaki kita dalam berpijak di jalan menuju tegaknya agama-Nya, Amien. Saudaraku, Apa yang Anda alami dengan masalah keliuarga Anda ini, adalah bagian utuh dari episode dakwah semua penyeru kebajikan. Sesuai dengan karakteristiknya, dakwah itu tidak selalu berada di jalan mulus. Terkadang ada aral, onak dan duri melintang di hadapan. Dan tidak jarang banyak di antara aktifisnya yang tergelincir saat melewati cobaan itu. Bukankah Allah SWT telah berfirman: Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan mengatakan, "Kami telah beriman," sedang mereka tidak diuji lagi? (QS Al-Ankabut: 2) Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta. (QS Al-Ankabut: 3) Salah satu di antara hambatan dakwah itu adalah keluarga. Seorang da'I mungkin saja sukses dalam dakwahnya kepada orang lain, namun tidak ada yang bisa memastikan bahwa dia pasti sukses juga ketika berdakwah kepada keluarganya sendiri. Dan kegagalan mendakwahi keluarga itu bukan cerita Anda seorang, melainkan bagian utuh dari kisah-kisah dakwah para nabi dan rasul. Bukankah ayah nabi Ibrahim as mengingkari dakwah yang beliau sampaikan? Bukankah anak dan istri nabi Nuh as membangkang dan meninggalkan ajaran beliau? Padahal keduanya termasuk Ulul Azmi, bukan? Bukankah Nabi Muhammad SAW gagal total dari meng-Islamkan pamandanya sendiri yang paling banyak jasanya dalam perjuangan dakwah, yaitu Abu Thalib? Bahkan kegagalan para nabi itu dalam mendakwahi keluarganya, belum ada apa-apanya dibandingkan dengan 'kegagalan' dakwah anda di keluarga. Sebab keluarga para nabi itu bukan hanya menentang dakwah, tetapi sudah sampai kepada tindakah kufur, mengingkari kebenaran risalah nabi, mengingkari syariat dan mengingkari adanya hari kiamat. Sedangkan 'kegagalan' dakwah anda di keluarga baru sampai taraf disindir gara-gara menghabis kue satu stoples. Sungguh sebuah perbandingan yang teramat jauh. Bagaimana mungkin anda lantas bersikap over sensitif seperti ini? Anda kan belum dibantai, belum digebuki, belum cincang-cincang seperti perkedel, lalu mengapa tiba-tiba merasa putus asa? Anda belum merasakan dilempari batu sebagaimana dahulu Rasulullah SAW mengalami saat tiba di Thaif. Anda belum dibakar hidup-hidup sebagaimana dahulu nabiyullah Ibrahim as. mengalaminya. Seorang tokoh da'i besar pernah mengatakan bahwa orang yang lahir di tengah badai, tidak akan ciut nyali hanya dengan hujan gerimis. Maka saran kami, keluarga anda itu adalah objek dakwah anda. Jangan tinggalkan objek daklwah anda. Sebagaimana seorang nakhoda kapal tidak akan

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 30

meninggalkan kapalnya yang dilamun ombak. Dia bertanggung-jawab atas apapun yang terjadi di kapalnya, bahkan meski harus menghadapi kenyataan yang paling buruk sekalipun. Ingatlah ketika Nabi Yunus as merasa gagal dalam berdakwah, lalu meninggalkan kaumnya. Tindakan seperti ini dianggap sebagai hal yang tidak dibenarkan. Sehingga Allah SWT menghukum beliau hingga ditelan ikan besar (huut) selama beberapa waktu. Dan tobat beliau selama di dalam perut ikan adalah : Karaketer tidak dikenali Tidak ada tuhan selain Engkau, sungguh Aku termasuk orang-orang yang dzalim. Nabi Yunus as. adalah seorang utusan Allah SWT, namun ketika meninggalkan lahan dakwahnya, beliau ditegur oleh Allah SWT. Dan beliau mengakui bila telah melakukan kezhaliman. Bagaimana dengan Anda, bukankah keluarga anda itu lahan dakwah anda. Mengapa anda berpikir untuk pindah kost? Apakah ini bukan sebuah pelarian diri dari kegagalan? Apakah jalan dakwah itu harus selalu licin dan mengkilat? Apakah jalan dakwah itu harus selalu bertabur bunga dan digelar dengan karpet merah? Urungkan saja niat anda untuk meninggalkan dakwah. Lalu kembalilah kepada keluarga anda. Hiduplah yang nyaman bersama mereka. Toh mereka bukan orang kafir yang harus dimusuhi. Mereka muslim dan orang baik-baik. Mengapa anda harus marah ketika mereka merasa terusik bila merasa terusik privasi mereka? Rumah itu adalah tempat mereka, hak mereka sepenuhnya untuk tinggal dan mendapatkan privasinya. Kalau anda menyulap rumah keluarga menjadi TPA, sementara penghuninya merasa terusik, siapakah yang zhalim dalam hal ini? Anda perlu sedikit merenungkannya, sebelum segala sesuatunya menjadi semakin tidak terarah. Mungkin tidak salah kalau anda mengadakan TPA di masjid atau di mushalla di lingkungan wilayah anda. Tapi perlu sekali diingatkan, minta izin dulu baik-baik kepada pengurusnya. Kalau diizinkan lakukan tapi kalau tidak sebaiknya anda tidak perlu memaksakan diri. Semoga Allah SWT melapangkan dada kita dan memberikan jalan keluar terbaik. Amien Wallahu a'lam bishshawab Wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh Ahmad Sarwat, Lc.

----------------------------oOo----------------------------

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 31

Pengirim : Tri Agus Yogawasista Email : [email protected] Tgl. Email : 01-02-2006

Buah Kebeningan Hati

Oleh: KH Abdullah Gymnastiar

Saudara-saudaraku, sungguh beruntung bagi siapapun yang mampu menata qolbunya menjadi bening, jernih, bersih, dan selamat. Sungguh berbahagia dan mengesankan bagi siapapun sekiranya memiliki qolbu yang tertata, terpelihara, dan terawat dengan sebaik-baiknya. Karena selain senantiasa merasakan kelapangan, ketenangan, ketenteraman, kesejukan, dan indahnya hidup di dunia ini, pancaran kebeningan hati pun akan tersemburat pula dari indahnya setiap aktivitas yang dilakukan.

Betapa tidak, orang yang hatinya tertata dengan baik, wajahnya akan jauh lebih jernih. Bagai embun menggelayut di ujung dedaunan di pagi hari yang cerah lalu terpancari sejuknya sinar mentari pagi; jernih, bersinar, sejuk, dan menyegarkan. Tidak berlebihan jika setiap orang akan merasa nikmat menatap pemilik wajah yang cerah, ceria, penuh sungging senyuman tulus seperti ini.

Begitu pula ketika berkata, kata-katanya akan bersih dari melukai, jauh dari kata-kata yang menyombongkan diri, terlebih lagi ia terpelihara dari kata-kata riya, subhanallah. Setiap butir kata yang keluar dari lisannya yang telah tertata dengan baik ini, akan terasa sarat dengan hikmah, sarat dengan makna, dan sarat akan mamfaat. Tutur katanya bernas dan berharga. Inilah buah dari gelegak keinginan di lubuk hatinya yang paling dalam untuk senantiasa membahagiakan orang lain.

Kesehatan tubuh pun terpancari pula oleh kebeningan hati, buah dari kemampuannya menata qolbu. Detak jantung menjadi terpelihara, tekanan darah terjaga, ketegangan berkurang,dan kondisi diri yang senantiasa diliputi kedamaian. Tak berlebihan jika tubuh pun menjadi lebih sehat, lebih segar, dan lebih fit. Tentu saja tubuh yang sehat dan segar seperti ini akan jauh lebih memungkinkan untuk berbuat banyak kepada umat.

Orang yang bening hati, akal pikirannya pun akan jauh lebih jernih. Baginya tidak ada waktu untuk berpikir jelek sedetik pun jua. Apalagi berpikir untuk menzhalimi orang lain, sama sekali tidak terlintas dibenaknya. Waktu baginya sangat berharga. Mana mungkin sesuatu yang berharga digunakan untuk hal-hal yang tidak berharga? Sungguh suatu kebodohan yang tidak terkira. Karenanya dalam menjalani setiap detik yang dilaluinya ia pusatkan segala kemampuannya untuk menyelesaikan setiap tugas hidupnya. Tak berlebihan jika orang yang berbening hati seperti ini akan lebih mudah memahami setiap permasalahan, lebih mudah menyerap aneka ilmu pengetahuan, dan lebih cerdas dalam melakukan beragam kreativitas pemikiran. Subhanallah, bening hati ternyata telah membuahkan aneka solusi optimal dari kemampuan akal pikirannya.

Walhasil, orang yang telah tertata hatinya adalah orang yang telah berhasil merintis tapak demi tapak jalan ke arah kebaikan tidak mengherankan ketika ia menjalin hubungan dengan sesama manusia pun menjadi sesuatu yang teramat mengesankan. Hatinya yang bersih membuat terpancar darinya akhlak yang indah mempesona, rendah hati, dan penuh dengan kesantunan. Siapapun yang berjumpa akan merasa kesan yang mendalam, siapapun yang bertemu akan memperoleh aneka manfaat kebaikan, bahkan ketika berpisah sekalipun, orang seperti ini menjadi buah kenangan yang tak mudah dilupakan.

Dan, Subhanallah, lebih dari semua itu, kebeningan hatipun ternyata dapat membuat hubungan dengan Allah menjadi luar biasa mamfaatnya. Dengan berbekal keyakinan yang mendalam, mengingat dan menyebut-Nya setiap saat, meyakini dan mengamalkan ayat-ayat-Nya,

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 32

membuat hatinya menjadi tenang dan tenteram. Konsekuensinya, dia pun menjadi lebih akrab dengan Allah, ibadahnya lebih terasa nikmat dan lezat. Begitu pula do’a-do’anya menjadi luar biasa mustajabnya. Mustajabnya do’a tentu akan menjadi solusi bagi persoalan-persoalan hidup yang dihadapinya. Dan yang paling luar biasa adalah karunia perjumpaan dengan Allah Azza wa Jalla di akhirat kelak, Allahu Akbar.

Pendek kata orang yang bersih hati itu, luar biasa nikmatnya, luar biasa bahagianya, dan luar biasa mulianya. Tidak hanya di dunia ini, tapi juga di akhirat kelak. Tidak rindukah kita memiliki hati yang bersih?

Silahkan bandingkan dengan orang yang berperilaku sebaliknya; berhati busuk, semrawut, dan kusut masai. Wajahnya bermuram durja, kusam, dan senantiasa tampak resah dan gelisah. Kata-katanya bengis, kasar, dan ketus. Hatinya pun senantiasa dikotori buruk sangka, dendam kesumat, licik, tak mau kompromi, mudah tersinggung, tidak senang melihat orang lain bahagia, kikir, dan lain-lain penyakit hati yang terus menerus menumpuk, hingga sulit untuk dihilangkan. Tak berlebihan bila perilakunya pun menjadi hina dan nista, jauh dari perilaku terhormat, lebih dari itu, badannya pun menjadi mudah terserang penyakit. Penyakit buah dari kebusukan hati, buah dari ketegangan jiwa, dan buah dari letihnya pikiran diterpa aneka rona masalah kehidupan. Selain itu, akal pikirannya pun menjadi sempit dan bahkan lebih banyak berpikir tentang kezhaliman.

Oleh karenanya, bagi orang yang busuk hati sama sekali tidak ada waktu untuk bertambah ilmu. Segenap waktunya habis hanya digunakan untuk memuntahkan ketidaksukaannya kepada orang lain. Tidak mengherankan bila hubungan dengan Allah SWT pun menjadi hancur berantakan, ibadah tidak lagi menjadi nikmat dan bahkan menjadi rusak dan kering. Lebih rugi lagi, ia menjadi jauh dari rahmat Allah. Akibatnya pun jelas, do’a menjadi tidak ijabah (terkabul), dan aneka masalah pun segera datang menghampiri, naudzubillaah (kita berlindung kepada Allah).

Ternyata hanya kerugian dan kerugian saja yang didapati orang berhati busuk. Betapa malangnya. Pantaslah Allah SWT dalam hal ini telah mengingatkan kita dalam sebuah Firman-Nya :

"Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu. Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya." (Q.S. Asy-Syam [91] : 9-10).

Ingatlah saudaraku, hidup hanya satu kali dan siapa tahu tidak lama lagi kita akan mati. Marilah kita bersama-sama bergabung dalam barisan orang-orang yang terus memperbaiki diri, dan mudah-mudahan kita menjadi contoh awal bagaimana menjadikan hidup indah dan prestatif dengan bening hati, Insya Allah.

Sumber: Bundel Manajemen Qolbu

-------------------------oOo-------------------------

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 33

Pengirim : Fahmi Amhar Email : [email protected] Tgl. Email : 01-02-2006

Puisi-puisi untuk yang memendam cinta Assalaamu'alaikum w.w. Puisi-puisi ini bukan untuk "menyambut" Valentine Day. Tapi sekedar menunjukkan, dimensi cinta dalam Islam yang begitu dahsyat, karena datang dari Sang Maha Pemilik Cinta. Kata pepatah: To love someone, is nothing Be loved by someone, is something Be loved by someone who you love, is exciting Be loved by The Lover, is everything Puisi berikut ini mirip, tapi tidak identis. Puisi pertama adalah do'a seorang wanita untuk lelaki pujaannya. Puisi kedua adalah do'a seorang lelaki untuk wanita pujaannya. Puisi ketiga adalah do'a seseorang (lelaki ataupun wanita) untuk sahabat / saudaranya yang wanita Puisi keempat adalah do'a seseorang (lelaki ataupun wanita) untuk sahabat / saudaranya yang lelaki. Mudah-mudahan puisi-puisi ini bisa menjadi kado untuk suami / istri terkasih, juga untuk pasangan-pasangan yang akan merajut mahligai rumah tangga. Wassalam FA.- PUISI PERTAMA Doa seorang wanita untuk lelaki pujaannya Aku berdoa untuk seorang pria, yang akan menjadi bagian dari hidupku Seorang pria yang sungguh mencintai-Mu lebih dari segala sesuatu. Seorang pria yang akan meletakkanku pada posisi kedua di hatinya setelah Engkau seorang pria yang hidup bukan untuk dirinya sendiri tetapi untuk-Mu. Seorang pria yang mempunyai hati sungguh mencintai dan haus akan Engkau dan memiliki keinginan untuk mentauladani sifat-sifat Agung-Mu. Seorang pria yang mengetahui bagi siapa dan untuk apa ia hidup, sehingga hidupnya tidaklah sia-sia seorang pria yang mempunyai hati yang bijak bukan hanya sekedar otak yang cerdas.

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 34

Seorang pria yang tidak hanya mencintaiku tetapi juga menghormatiku seorang pria yang tidak hanya memujaku tetapi dapat juga menasehati ketika aku berbuat salah seorang pria yang mencintaiku bukan karena kecantikanku tetapi karena hatiku. Seorang pria yang dapat menjadi sahabat terbaikku dalam tiap waktu dan situasi seorang pria yang dapat membuatku merasa sebagai seorang wanita ketika di sebelahnya. Seorang pria yang membutuhkan dukunganku sebagai peneguhnya seorang pria yang membutuhkan do'aku untuk kehidupannya seorang pria yang membutuhkan senyumanku untuk mengatasi kesedihannya seorang pria yang membutuhkan diriku untuk membuat hidupnya menjadi sempurna. Dan aku juga meminta . Buatlah aku menjadi seorang perempuan yang dapat membuat seorang pria itu bangga berikan aku sebuah hati yang sungguh mencintai-Mu, sehingga aku dapat mencintainya dengan cinta-Mu, bukan mencintainya dengan sekedar cintaku Berikanlah sifat-Mu yang lembut sehingga kecantikanku datang dari-Mu bukan dari luar diriku Berikan aku tangan-Mu sehingga aku selalu berdoa untuknya. Berikanlah aku penglihatan-Mu sehingga aku dapat melihat banyak hal baik dalam dirinya dan bukan hal buruk saja Berikanlah aku mulut-Mu yang penuh dengan kata-kata kebijaksanaan-Mu dan pemberi semangat, sehingga aku dapat mendukungnya setiap hari, dan aku dapat tersenyum padanya setiap pagi. Dan bilamana akhirnya kami akan bertemu, aku berharap kami berdua dapat mengatakan "Betapa besarnya Engkau karena telah memberikan kepadaku seorang yang dapat membuat hidupku menjadi sempurna". Aku mengetahui bahwa Engkau menginginkan kami bertemu pada waktu yang tepat dan Engkau akan membuat segala sesuatunya indah pada waktu yang Kau tentukan. Amien. PUISI KEDUA Doa seorang lelaki untuk wanita pujaannya Aku berdoa untuk seorang wanita , yang akan menjadi bagian dari hidupku Seorang wanita yang sungguh mencintai-Mu lebih dari segala sesuatu. Seorang wanita yang akan meletakkanku pada posisi kedua di hatinya setelah Engkau seorang wanita yang hidup bukan untuk dirinya sendiri tetapi untuk-Mu. Seorang wanita yang mempunyai hati sungguh mencintai dan haus akan Engkau dan memiliki keinginan untuk mentauladani sifat-sifat Agung-Mu.

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 35

Seorang wanita yang mengetahui bagi siapa dan untuk apa ia hidup, sehingga hidupnya tidaklah sia-sia seorang wanita yang mempunyai hati yang bijak bukan hanya sekedar otak yang cerdas. Seorang wanita yang tidak hanya mencintaiku tetapi juga menghormatiku seorang wanita yang tidak hanya memujaku tetapi dapat juga menasehati ketika aku berbuat salah seorang wanita yang mencintaiku bukan karena lahiriahku tetapi karena hatiku. Seorang wanita yang dapat menjadi sahabat terbaikku dalam tiap waktu dan situasi seorang wanita yang dapat membuatku merasa sebagai seorang laki-laki ketika di sebelahnya. Seorang wanita yang membutuhkan dukunganku sebagai peneguhnya seorang wanita yang membutuhkan do'aku untuk kehidupannya seorang wanita yang membutuhkan senyumanku untuk mengatasi kesedihannya seorang wanita yang membutuhkan diriku untuk membuat hidupnya menjadi sempurna. Dan aku juga meminta . Buatlah aku menjadi seorang laki-laki yang dapat membuat seorang wanita itu bangga berikan aku sebuah hati yang sungguh mencintai-Mu, sehingga aku dapat mencintainya dengan cinta-Mu, bukan mencintainya dengan sekedar cintaku Berikanlah sifat-Mu yang kuat sehingga kekuatanku datang dari-Mu bukan dari luar diriku Berikan aku tangan-Mu sehingga aku selalu berdoa untuknya. Berikanlah aku penglihatan-Mu sehingga aku dapat melihat banyak hal baik dalam dirinya dan bukan hal buruk saja Berikanlah aku mulut-Mu yang penuh dengan kata-kata kebijaksanaan-Mu dan pemberi semangat, sehingga aku dapat mendukungnya setiap hari, dan aku dapat tersenyum padanya setiap pagi. Dan bilamana akhirnya kami akan bertemu, aku berharap kami berdua dapat mengatakan "Betapa besarnya Engkau karena telah memberikan kepadaku seorang yang dapat membuat hidupku menjadi sempurna". Aku mengetahui bahwa Engkau menginginkan kami bertemu pada waktu yang tepat dan Engkau akan membuat segala sesuatunya indah pada waktu yang Kau tentukan. Amien. PUISI KETIGA Doa seseorang untuk sahabat / saudaranya yang wanita Aku berdoa untuk seorang pria, yang akan menjadi bagian dari hidup sahabatku Seorang pria yang sungguh mencintai-Mu lebih dari segala sesuatu. Seorang pria yang akan meletakkan sahabatku pada posisi kedua di hatinya setelah Engkau seorang pria yang hidup bukan untuk dirinya sendiri tetapi untuk-Mu. Seorang pria yang mempunyai hati sungguh mencintai dan haus akan Engkau

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 36

dan memiliki keinginan untuk mentauladani sifat-sifat Agung-Mu. Seorang pria yang mengetahui bagi siapa dan untuk apa ia hidup, sehingga hidupnya tidaklah sia-sia seorang pria yang mempunyai hati yang bijak bukan hanya sekedar otak yang cerdas. Seorang pria yang tidak hanya mencintai sahabatku tetapi juga menghormatinya seorang pria yang tidak hanya memujanya tetapi dapat juga menasehatinya ketika berbuat salah seorang pria yang mencintainya bukan karena kecantikannya tetapi karena hatinya. Seorang pria yang dapat menjadi sahabat terbaiknya dalam tiap waktu dan situasi seorang pria yang dapat membuatnya merasa sebagai seorang wanita ketika di sebelahnya. Seorang pria yang membutuhkan dukungannya sebagai peneguhnya seorang pria yang membutuhkan do'anya untuk kehidupannya seorang pria yang membutuhkan senyumannya untuk mengatasi kesedihannya seorang pria yang membutuhkan dirinya untuk membuat hidupnya menjadi sempurna. Dan aku juga meminta . Buatlah sahabatku menjadi seorang perempuan yang dapat membuat seorang pria itu bangga berikan dia sebuah hati yang sungguh mencintai-Mu, sehingga dia dapat mencintainya dengan cinta-Mu, bukan mencintainya dengan sekedar cinta Berikanlah sifat-Mu yang lembut sehingga kecantikannya datang dari-Mu bukan dari luar dirinya Berikan dia tangan-Mu sehingga dia selalu berdoa untuknya. Berikanlah dia penglihatan-Mu sehingga dia dapat melihat banyak hal baik dalam diri suaminya dan bukan hal buruk saja Berikanlah dia mulut-Mu yang penuh dengan kata-kata kebijaksanaan-Mu dan pemberi semangat, sehingga dia dapat mendukungnya setiap hari, dan dia dapat tersenyum padanya setiap pagi. Dan bilamana akhirnya mereka akan bertemu, aku berharap mereka berdua dapat mengatakan "Betapa besarnya Engkau karena telah memberikan kepada kami seorang yang dapat membuat hidup kami menjadi sempurna". Aku mengetahui bahwa Engkau menginginkan mereka bertemu pada waktu yang tepat dan Engkau akan membuat segala sesuatunya indah pada waktu yang Kau tentukan. Amien. PUISI KEEMPAT Do'a seseorang untuk sahabat / saudaranya yang lelaki. Aku berdoa untuk seorang wanita , yang akan menjadi bagian dari hidup sahabatku Seorang wanita yang sungguh mencintai-Mu lebih dari segala sesuatu. Seorang wanita yang akan meletakkan sahabatku pada posisi kedua di hatinya setelah Engkau

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 37

seorang wanita yang hidup bukan untuk dirinya sendiri tetapi untuk-Mu. Seorang wanita yang mempunyai hati sungguh mencintai dan haus akan Engkau dan memiliki keinginan untuk mentauladani sifat-sifat Agung-Mu. Seorang wanita yang mengetahui bagi siapa dan untuk apa ia hidup, sehingga hidupnya tidaklah sia-sia seorang wanita yang mempunyai hati yang bijak bukan hanya sekedar otak yang cerdas. Seorang wanita yang tidak hanya mencintai sahabatku tetapi juga menghormatinya seorang wanita yang tidak hanya memuja sahabatku tetapi dapat juga menasehati ketika dia berbuat salah seorang wanita yang mencintai sahabatku bukan karena lahiriahnya tetapi karena hatinya. Seorang wanita yang dapat menjadi sahabat terbaiknya dalam tiap waktu dan situasi seorang wanita yang dapat membuatnya merasa sebagai seorang laki-laki ketika di sebelahnya. Seorang wanita yang membutuhkan dukungannya sebagai peneguhnya seorang wanita yang membutuhkan do'anya untuk kehidupannya seorang wanita yang membutuhkan senyumannya untuk mengatasi kesedihannya seorang wanita yang membutuhkan dirinya untuk membuat hidupnya menjadi sempurna. Dan aku juga meminta . Buatlah sahabatku itu menjadi seorang laki-laki yang dapat membuat seorang wanita itu bangga berikan dia sebuah hati yang sungguh mencintai-Mu, sehingga dia dapat mencintainya dengan cinta-Mu, bukan mencintainya dengan sekedar cinta Berikanlah sifat-Mu yang kuat sehingga kekuatannya datang dari-Mu bukan dari luar dirinya Berikan dia tangan-Mu sehingga dia selalu berdoa untuknya. Berikanlah dia penglihatan-Mu sehingga dia dapat melihat banyak hal baik dalam diri istrinya dan bukan hal buruk saja Berikanlah dia mulut-Mu yang penuh dengan kata-kata kebijaksanaan-Mu dan pemberi semangat, sehingga dia dapat mendukungnya setiap hari, dan dia dapat tersenyum padanya setiap pagi. Dan bilamana akhirnya mereka akan bertemu, aku berharap mereka berdua dapat mengatakan "Betapa besarnya Engkau karena telah memberikan kepada kami seorang yang dapat membuat hidup kami menjadi sempurna". Mereka mengetahui bahwa Engkau menginginkan mereka bertemu pada waktu yang tepat dan Engkau akan membuat segala sesuatunya indah pada waktu yang Kau tentukan. Amien.

-----------------------oOo-----------------------

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 38

Pengirim : AL shahida Email : [email protected] Tgl. Email : 10-02-2006

Kesombongan dan Provokasi Berlabel Freedom of Speech/Expression

Assalamualaiakum wr wb Saya forwardkan rangkuman seorang ukhti yang journalist, yang juga berdomisili di London, UK, urutan atau sequence bagaimana perseteruan tentang karton Nabi kita Rasulullah. Bagus sekali untuk dicermati agar kita bisa mendudukkan masalahny. Sehingga bisa kita hadapi dengan kepala cingin, bukan dengan tantrum, histeris dan membakar gedung. Terus terang tatkala terjadinya hal ini mungkin banyak diantara kita yang tidak tahu, bahkan kami tengah berada ditempat musibah. Dari sini kita tambah paham bahwa sesungguhnya Muslim di Denmark cukup bersabar dan tawaqqal. Entah memang kita yang suka over -reactive atau memang mereka yang melewati batas the 'damage is done' . Di akhir tulisan ini tampa kesombongan mereka, adanya kesengajaan untuk memancing umat Islam , globally. Jadi betul betul nyata apa yang dikatakan oleh Alquran kebencian dan kecemburuan mereka terhadap Islam dan Muslim.. Pahitnya menjadi minoritas dinegeri Eropa kami rasakan, manisnya banyak dan kami nikmati dan syukuri. We expect for the worse, atau sebaliknya, Allah saja yang maha Merekeyasa. Insya Allah ada hikmah dibalik semua ini bahwa kita umat Islam sudah waktunya menyatu dalam bersikap, ada dalam satu barisan sehingga kita tahu siapa musuh kita yang sesungguhnya. wassalamualaikum wr wb, teteh

----------- Kronolgi 'cartoon Row'

Kesombongan dan Provokasi Berlabel Freedom of Speech/Expression

Assalamualaiakum wr wb Beralamat di no 3 Grondal Street, gedung itu bisa dicapai dengan bus no 9 di kota Aarhus, Denmark. Bangunan itu adalah kantor pusat Jyllands-Posten, surat kabar dengan sirkulasi 150 ribu eksemplar. Dimana Redaktur Budaya, Flemming Rose, memutuskan menerbitkan gambar kartun Nabi Muhammad SAW, untuk memancing perdebatan mengenai multikulturalisme. Beberapa hari terakhir, akibat dari keputusan Rose 6 bulan lalu itu telah mengakibatkan kontroversi panjang (dan dalam), bahkan telah menumpahkan darah. Penuh dengan perdebatan, demonstrasi, perusakan gedung, pemboikotan produk, intervensi diplomatik dengan memanasnya hubungan Islamic world dan the West, antara religion dan secular society, antara jurnalis dan politikus, antara role of faith dengan freedom of speech.

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 39

Tensions that look unlikely to disappear soon. Jan Lund, redaktur luar negeri Jyllands-Posten bercerita bahwa ada diskusi kecil sebelum keputusan untuk menerbitkan kartun. 'I don't remember anyone raising any objections. The idea seemed good. The intention was to provoke a debate about the extent to which we self-censor in our coverage of Muslim issues.'. (the Observer, 5 Februari 06) Rose sendiri berkata bahwa pemuatan kartun itu diinspirasi oleh percakapannya dengan Komedian Denmark, Frank Hvam, yang menurut Rose 'he did not dare make fun of the Koran'. Juga oleh cerita penulis buku asal Denmark, Bent Bl�Enikow, yang ketika membuat buku tentang Nabi Muhammad SAW tidak ada ilustrator yang mau menggambar sosok Muhammad. Ketika akhirnya ada yang bersedia, ia meminta untuk tidak disebutkan namanya. Rose juga bercerita bahwa tahun lalu, ketika teatre Denmark menampilkan tiga productions yang menampilkan kritik pada President George W Bush atau memperolok Presiden AS itu, tidak satu pun menampilkan Osama bin Laden. Akhirnya, pada 30 September Rose memutuskan untuk 'mencoba' menampilkan 12 kartun Nabi Muhammad SAW, pada halaman 3 koran tersebut. Salah satu Kartun tersebut menampilkan Nabi Muhammad SAW, dengan memakai surban yang ternyata adalah bom. Kartun lain menampilkan Nabi dengan tanduk di kepala. Sementara yang lain menggambarkan beberapa pembom bunuh diri yang datang di pintu surga disambut oleh Nabi yang berkata, 'Stop stop, we ran out of virgins!'. Kartun-kartun tersebut, offended, melecehkan Islam, tidak hanya karena berani menggambar Nabi Muhammad SAW, sesuatu yang dilarang dalam Islam, juga karena menggambarkan Nabi sebagai a man of terror and violence. Tidak jelas apakah Jyllends-Posten mengerti signifikansi dari keputusan menerbitkan kartun tersebut. Namun dalam editorial hari itu, Rose menulis; 'Among writers, artists and theatre people, there is a trend for self-censorship,'tulisnya. 'This means artists are avoiding the major issue of our time: the meeting of secular and Muslim cultures.' Pemilihan kata oleh Rose dimana ia jelas-jelas membagi dua budaya antara secular dan muslim (as the 'other�Ethe opposite pole to European secularism), memperburuk keputusannya menerbitkan kartun tersebut. If Rose's aim was indeed to provoke debate, he succeeded. Reaksi terhadap terbitnya kartun tersebut awalnya hanyalah beruba beberapa surat berisi kemarahan. Namun pada pertengahan Oktober, ketika dua dari kartunis menerima ancaman pembunuhan, pemberitaan menjadi ramai yang memicu perdebatan dan juga komentar anti-Muslim di Denmark. A minor storm was on its way to becoming much bigger.

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 40

Bermula dengan demonstrasi 5000 muslim di Copenhagen. Satu minggu kemudian, beberapa diplomat negara-negara Islam melakukan protes terhadap PM Denmark , Anders Fogh Rasmussen. Namun pada 19 Oktober PM Resmussen menolak untuk bertemu dengan 11 duta besar dari negara-negara Islam termasuk Saudi Arabia, Pakistan and Iran. Penolakan itu, dan juga penerbitan ulang kartun tersebut di Norwegia pada 10 Januari , berakibat dengan penarikan Duta Besar Saudi Arabia dan Libya dari Copenhagen pada 26 Januari. Kemudian, di beberapa tempat terjadi pembakaran bendera Denmark. Juga aksi pemboikotan produk-produk asal Denmark di Timur Tengah, tindakan yang disebut sebagai, "the only language the west understands". Dan benar, tampaknya mereka menjadi understands, ketika tiba-tiba ekonomi Denmark ikut terancam. Ketika para pengusaha . Denmark berkata bahwa mereka akan butuh waktu minimal 5 tahun untuk recover dari aksi boikot ini. Prime Minister Rasmussen pun berubah sikap, ia pada 2 Februari tampil di televisi-televisi Arab menyatakan penyesalan dan mengakui bahwa kartun tersebut telah melukai umat Islam di seluruh dunia. Carsten Juste, pemimpin redaksi Jyllands-Posten, juga menyatakan permintaan maaf. Dan mengaku bahwa surat kabar yang ia pimpin telah 'indisputably offended many Muslims'. Namun jika keduanya mengira permohonan maaf itu akan menghentikan kontroversi tersebut, mereka salah. Roger Köppel, pemimpin redaksi surat kabar yang terbit di Berlin, Die Welt , menganggap permintaan maaf Denmark adalah suatu kesalahan. 'Instead of standing up for the right to freedom of expression, Denmark had timidly succumbed to bullying', begitu pendapat Köppel. He decided it was time for the rest of Europe to stake a stand. Köppel juga berkata, 'The fact that a European country - 'one of us' - had caved in was for us the trigger to say that this is a really important story,' 'It is at the core of our culture that the most sacred things can be subjected to criticism, laughter and satire. We also know that moral double standards sometimes guide certain reactions in the Arab world. If we start to stop using our right to the freedom of expression within our legal boundaries then we start to develop an appeasement mentality.' The row now moved up a gear. Köppel menerbitkan pada halaman pertama Die Welt's dengan headline 'Protests against Mohammad pictures successful', dan menampilkan pembesaran kartun yang paling provokatif yang diterbitkan Jyllands-Posten, Kartun dimana Nabi digambarkan memakai surban beruba bom yang siap meledak. Tiga surat kabar lain di Jerman juga menerbitkan kartun tersebut. Di Paris, journalists tabloid France Soir, juga berpendapat bahwa kartun tersebut seharusnya di terbitkan. Halaman satu France Soir di isi dengan kartun karya mereka sendiri dengan headline 'Yes we have the right to caricature God.' Sementara 12 kartun asal Denmark, dengan disertai komentar-komentar dari a campaigner for freedom of expression ditampilkan dalam dua halaman dalam. Pada 1 Februari, across Europe; Italia, Spanyol, Austria dll, puluhan surat kabar--meskipun tidak satu pun surat kabar Inggris ikut menerbitkan kartun tersebut--dan televisi termasuk semua TV besar di Prancis menampilkan kartun tersebut.

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 41

Sementara BBC, menampilkan sepintas gambar surat kabar-surat kabar yang memuat kartun tersebut. Kabar adanya re-publication of the cartoons mengakibatkan gelombang amarah baru muslim di seluruh dunia. Kini, beberapa pihak berusaha meredamkan suasana. Beberapa pemimpin redaksi yang menerbitkan kembali kartun-kartun tersebut telah dipecat. Di Prancis, President Chirac dan Prime Minister de Villepin berusaha menempuh jalan tengah, berbicara mengenai the right of free speech namun juga respect for religious belief. Jack Straw, Menteri luar negeri Inggris menyatakan, "The right of freedom of speech in all societies and all cultures has to be exercised responsibly and does not extend to an obligation to insult." Juga kementerian luar negeri Amerika Serikat. These cartoons are indeed offensive to the belief of Muslims,' begitu kata juru bicara State Department, Kurtis Cooper. 'We all fully recognise and respect freedom of the press and expression, but it must be coupled with press responsibility. Inciting religious or ethnic hatreds in this manner is not acceptable.' 'Freedom of speech is never absolute. It entails responsibility and judgment,' kata Kofi Annan, Sekertaris Jenderal PBB. Kembali ke Denmark, journalists at Jyllands-Posten, mengakui bahwa akibat dari tindakan mereka masih akan berlangsung lama, the storm is unlikely to die down soon. Apakah mereka menyesal? "We apologised for hurting the feelings of a lot of Muslims in this. But we don't apologise for printing the cartoons." (Nurani Susilo, dari berbagai sumber) Pengajian Al-Ikhlas London Email : [email protected] Web site : http://al-ikhlas.blogspot.com/ " Kasihanilah anak yatim, buatlah ia dekat denganmu dan berilah ia makan dari makanmu ".

-------------------------oOo-------------------------

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 42

Pengirim : abuluthfi ar-rasyid Email : [email protected] Tgl. Email : 10-02-2006

Kerugian Dan Keberuntungan Kalau kita suka membaca al-Qur’an, pastinya kita mengenal dengan surat al-Ashr surat ke 103 yang mana didalamnya dikatakan “Sesunggunya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat-menasihati supaya menaati kebenaran serta nasihat-menasihati supaya tetap dalam kesabaran.�E(QS. Al-Ashr: 2-3) Kita akan dikatakan berada dalam kerugian apabila diri kita tidak mengisi hidup ini dengan hal-hal yang bermanfaat, dan akan dikatakan berada dalam kebaikan apabila diri kita mengisi hidup ini dengan hal-hal yang bermanfaat, baik untuk dunia maupun untuk akhirat. Sebab, segala sesuatu juga ada konsekwensi yang harus ditanggungnya. Persoalannya, kearah mana kehidupan kita itu berjalan? Menurut suatu riwayat ada tiga kemungkinan. “Siapa yang kualitas dan kuantitas amal saleh hari ini sama dengan hari kemarin, itulah orang yang tertipu waktu. Siapa yang kualitas dan kuantitas amal saleh hari ini lebih buruk dibandingkan hari kemarin, itulah orang yang merugi. Siapa yang kualitas dan kuantitas amal saleh hari ini lebih baik dari hari kemarin itulah orang yang mendapat rahmat.�EDari tiga kemungkinan ini, ada di posisi manakah kita saat ini? Perlu kita ketahui bahwa kita (manusia) menurut Syekh Fadhlullah Haeri dalam “Cahaya Al-Qur’an�Ememiliki sifat bingung, ia berayun dari satu situasi ke situasi lainnya, dari satu ketidakpuasan ke ketidakpuasan lainnya, dari satu ilusi ke ilusi lainnya. Kehidupannya tidak memuaskan karena ia tidak bisa beristirahat atau memperoleh kedamaian dan ketenangan didalamnya, itulah keadaan normal dari kehidupan dunia ini, dengan fluktuasi-fluktuasinya yang meletihkan manusia. Dari kondisi seperti inilah, kalau tidak di barengi dengan keimanan yang kuat, maka kita akan terjerumus kedalam golongan orang-orang yang dilalaikan oleh angan-angan kosong, yang akan merugikan diri kita sendiri. Allah SWT berfirman, “Biarkanlah mereka (di dunia ini) makan dan bersenang-senang dan dilalaikan oleh angan-angan (kosong), maka kelak mereka akan mengetahui (akibat perbuatan mereka).�E(QS. Al-Hijr (15): 3) Maka ketaatanlah yang akan melepaskan diri kita dari kerugian, ini bukannya lari dari masalah melainkan keyakinan yang hakiki kepada Allah SWT bahwa dibalik segala sesuatu ada kekuasaan-Nya yang akan membawa diri kita kedalam suasana yang aman dan damai serta akan memperoleh keberuntungan yang mutlak dari Allah SWT. Maka, untuk menuju kepada suasana yang seperti itu, Allah telah memberikan rujukan kepada kita dengan ayat ke tiga dari surat Al-Ashr yang artinya, “Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat-menasihati supaya menaati kebenaran serta nasihat - menasihati supaya tetap dalam kesabaran.�Ayat ini merupakan formula untuk lepas dari kerugian tadi, yang mana poin-poinnya sebagai berikut: 1. Aamanuu

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka Ayat-ayat-Nya, bertambahalah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah mereka bertawakkal, (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rejeki yang Kami

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 43

berikan kepada mereka. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rejeki (nikmat) yang mulia.�(QS. Al-Anfal (8): 2-4)

2. ‘Amilush shaalihaat Syekh Muhammad Abduh mendifinisikan amal saleh sebagai perbuatan yang berguna bagi diri pribadi, keluarga, kelompok dan manusia secara keseluruhan. Dan perlu di ingat bahwa amal saleh ini sangat berkaitan erat dengan poin pertama yaitu iman, sebab amal saleh tanpa di barengi dengan keimanan kepada Allah SWT. akan sia-sia, sebagaimana firman Allah SWT, yang artinya, “Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan.�E(QS. Al-Furqan (25): 23) Oleh sebab itu, segala sesuatu juga tergantung kepada niatnya.

3. Watawaa Shaubil Haqq Rasulullah SAW., bersabda, “Siapa yang melihat kemunkaran, maka ubahlah dengan kekuasaannya, Apabila tidak mampu, maka ubahlah dengan lisannya, dan kalau tidak mampu juga, maka ubahlah dengan hati, dan itulah iman yang paling lemah. Kewajiban ini ditujukan kepada setiap individu Muslim, kapan dan dimanapun kita melihat kemungkaran, maka kita wajib mengubahnya sesuai dengan kadar kemampuan kita. Sebab mengajak orang lain berada dalam kebenaran bukan hanya tugas para ulama, kiayi, ustadz atau lembaga-lembaga dakwah lainnya, tapi ini merupakan kewajiban setiap individu. Dan ini merupakan pengamalan diri dari ajaran Islam yang kita kuasai. Dan siapa saja yang tidak mau mengajak orang lain kepada kebenaran Islam setelah ia mengetahuinya, maka ia termasuk dari golongan orang yang merugi. Nasihat-menasihati supaya menaati kebenaran ini memerlukan ilmu dan kearifannya, maka firman Allah ini bisa dijadikan rujukannya, “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dia-lah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia-lah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. 16:125)

4. Watawaa Shaubish Shabr “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: ‘Innaa lillahi wa innaa ilaihi raaji'uun � � � � �� � � � � � � �� � � � �� � � � � � � ��

Maka, mengajak orang untuk berada dalam kebenaran juga ini memerlukan kesabaran, sebab manusia itu makhluk yang unik dengan karakter yang berbeda-beda dan tarap pengetahuan yang berbeda-beda pula. Oleh karena itu Allah SWT menawarkan kepada kita dengan firmannya, “Hai orang-orang yang beriman jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (QS. Al-Baqarah (2):153) Akhir kata, semoga kita menjadi orang-orang yang beruntung di dunia dan di akhirat dan bukan termasuk orang-orang yang rugi. Wallahu a’lam die-jkmhal.com

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 44

Pengirim : Samsul Bachri Email : [email protected] Tgl. Email : 10-02-2006

Uereka!!! Inilah Gambaran Muhamad Itu

1. "HIKKOMAMITTAQIM VIKULLO MAHAMADDIM ZEHDUDIVEZEH RAAI BENUTS YARUSHALAM" (Song of Solomon 5:16). Terjemah yang betul seharusnya: "His mouth is most sweet: yea he is Muhammad the great. This is my beloved and this is my friend, O' daughter of Jerusalem." "Mulut (kata-kata)nya teramat manis: ya dialah Muhammad Yang Agung. Inilah kekasihku, dan inilah temanku, wahai puteri Yerusalem". Dalam Alkitab Terjemahan Baru 1974: "Kata-katanya manis semata-mata, segala sesuatu padanya menarik. Demikianlah kekasihku, demikianlah temanku, hai puteri-puteri Yerusalem" (Kidung Agung 5:16). Kata 'MAHAMADDIM' terdapat hanya sekali dalam Bible, dan penerjemahnya biasanya mengatakan sebagai "Dia yang dicintai oleh semua". Dalam bahasa Ibrani, tambahan "IM", sebagaimana dalam Mahammad-im, dapat mengindikasikan salah satu dari dua hal: 1) jamak atau 2) junjungan tinggi atau yang agung (grandeur). Dalam ayat di atas, kata 'Mahammadim' didahului oleh padanan Ibrani "Dia adalah ...", karena itu menjadikan kata 'Mahammad' sebagai tunggal, dan bermakna tunggal, maka kata 'im' harus menjadi sebuah term "yang agung" (grandeur). Kata 'Mahammad' ini, adalah sebuah proper name (ismul 'alam) oleh sebab itu tidak dapat diterjemahkan. Menerjemahkan kata itu serasa menerjemahkan kata Benjamin Franklin, dengan demikian tak ada terjemahnya dan kembali pada kata ganti (dlamir) "dia". Ayat ini mengabarkan kedatangan Rasulullah tercinta, Muhammad (Saw.).

2. "Aku akan membangkitkan untuk mereka seorang nabi sepertimu di antara saudara-saudara

mereka. Aku jadikan perkataanKu pada mulutnya. Ia akan berbicara pada mereka tentang segala sesuatu yang Aku perintahkan dengannya. Dan barangsiapa yang tidak mentaati perkataannya yang ia katakan dengan mengatasnamakanKu, maka Akulah yang akan membalas terhadap orang itu. Adapun nabi yang berani menyombongkan diri dan berbicara mengatasnakanKu dengan apa yang tidak aku perintahkan padanya atau dengan nama Tuhan lain, maka akan terbunuh. Jika kamu ingin membedakan antara nabi benar dengan nabi dusta, inilah tanda-tandamu bahwa apa yang dikatakan nabi itu atas nama Tuhan dan ia tidak mengatakannya sedang ia berbohong, ingin mengagungkan dirinya, karena itu janganlah engkau takuti ia" (Ulangan 18:18-22). Orang-orang Yahudi mengatakan bahwa kabar ini adalah untuk Yusak ben Nun pengganti Musa, padahal mereka menunggu pada jaman Isa seorang nabi lain selain Al Masih. Mereka mengirim Yohanes Baptis dan bertanya padanya, "Apakah engkau Elia itu?" "Bukan", jawab Yohanes. "Apakah engkau Al Masih?" Tanya mereka. "Bukan", jawabnya. "Apakah engkau nabi?" Tanya mereka selanjutnya.

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 45

"Bukan", jawab Yohanes. "Lalu apa pikiranmu kamu membaptis jika kamu bukan Elia, bukan Al Masih, bukan pula nabi" kata mereka (Yohnaes 1). Ini menunjukkan bahwa Taurat mengatakan tentang ciri nabi mirip Musa. Dan pada akhir Kitab Ulangan telah dinashkan bahwa tidak bangkit seorang nabi pun pada Bani Israel seagung Musa. Artinya, nabi yang dijanjikan itu akan bangkit dari luar Bani Israel.

3. Berkatalah ia: "TUHAN datang dari Sinai dan terbit kepada kami dari Seir. Dan Dia tampak bersinar dari pegunungan Paran, dan bersamaNya ribuan orang kudus. Di sebelah kanan-Nya tampak sebuah api menyala" (Ulangan 33:2). Dari terjemahan Injil berbahasa Arab cet 1844M. Kedatangan Allah dari Sinai adalah turunnya Taurat pada Musa. Terbit dari Seir adalah turunnnya Injil pada Isa. Tampak bersinar dari pegunungan Paran adalah turunnya Al Quran pada Muhammad. Karena Paran adalah nama sebuah gunung dari pegunungan Makkah. Paran adalah nama Makkah. "Maka tinggallah ia (Ishmael) di padang gurun Paran, dan ibunya mengambil seorang isteri baginya dari tanah Mesir". (Kejadian 21:21). Paran (Makkah) adalah tempat dimana Ishmael, bapak orang-orang Arab, menetap. Lihat "The Bible Came from Arabia", K. Salibi p. 215

4. "Mereka (Bani Israel) menyerangKu dengan Tuhan lain. Mereka membuatKu marah dengan sembahan-sembahan mereka yang batil. Maka Aku juga akan menyerang mereka dengan bangsa lain, sebuah bangsa bebal yang akan membuat mereka marah" (Ulangan 32:21). Maksud dari bangsa bebal disini adalah bangsa Arab. Karena mereka pada masa itu berada pada kebodohan dan kesesatan. Tidak mempunyai ilmu tentang kitab-kitab suci, juga ilmu-ilmu akal. Mereka merupakan penyembah berhala dan tidak diperhitungkan oleh orang-orang Yahudi, karena mereka keturunan Hagar budak Mesir.

5. "Jika kalian mencintaiku, maka jagalah wasiat-wasiatku. Aku akan meminta pada Bapa untuk mengirim pada kalian Paraklytos yang lain, yang akan tinggal bersama kalian hingga akhir masa" (Yohanes 14:15-16). Dalam Ulangan 16:7. "Namun akau katakan yang benar pada kalian. Bagi kalian, lebih baik saya pergi. Karena jika saya tidak pergi Paraklytos itu tidak datang pada kalian. tapi jika saya pergi, saya akan mengirimkannya pada kalian". Ini sekaligus mengatakan bahwa bahasa ibu Isa putera Maryam adalah Ibrani, bukan Yunani. Paraklytos searti dengan "Ahmad" dalam bahasa Arab, artinya "yang terpuji". "Dan (ingatlah) ketika Isa Putera Maryam berkata: "Wahai Bani Israel, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepada kalian. Membenarkan kitab suci (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang rasul yang akan datang sesudahku, yang bernama Ahmad"

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 46

(Al Quran 61:6). "(Yaitu) orang-orang yang mengikuti Rasul, Nabi yang ummy (tidak dapat membaca dan menulis) yang (namanya) mereka temui tertulis dalam Taurat dan Injil" (Al Quran 7:157).

6. "Tuhan datang dari Te'man, dan Orang Suci dari gunung Paran. Selah. Keagungannya menutupi langit, dan bumi penuh dengan pujian padanya" (Habakkuk 3:3)

Ayat di atas berbicara tentang Tuhan (pertolongan Tuhan) datang dari Te'man, sebuah oase di utara Madinah (J. Hasting, Dictionary of The Bible), dan Orang suci datang dari Paran (Makkah). Orang Suci yang dalam penganiayaan bermigrasi dari Paran dan mendapat sambutan hangat dengan pujaan dan pujian di Madinah. Ini adalah gambaran migrasi Muhammad dari Makkah ke Madinah.

7. "Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari salah seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah rasul Allah dan penutup nabi-nabi" (Al Quran 33:40).

8. Ketika Muhammad bertemu Gabriel yang mengatakan, "Bacalah dengan nama Tuhanmu

yang menciptakan. Menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang paling mulia. Yang mengajarkan dengan perantaraan pena. Mengajarkan manusia apa-apa yang tidak ia ketahui" di Gua Hira dan pulang ke rumah dalam keadaan ketakutan dan kedinginan, istrinya Khadijah membawanya kepada salah seorang pamannya yang bernama Waraqah ben Naufal.

Waraqah ben Naufal adalah seorang pendeta Kristen terkenal. Pada mulanya, ia adalah seorang penyembah berhala sebagaimana suku-suku Arab pada umumnya waktu itu. Karena ia tidak menemukan kepuasan batin, lalu meninggalkan penyembahan berhala dan masuk Kristen, mempelajari Taurat, Injil, dan bahasa Ibrani. Pada usianya yang tua, ia mengetahui banyak tentang kitab-kitab suci yang diturunkan pada Musa, Isa, dan ajaran nabi-nabi lainnya.

Waraqah berkata, "Aku beritakan, aku beritakan! Aku bersaksi bahwa kamulah yang diberitakan Isa Putera Maryam, keagungan kamu sebagaimana Musa! Kamulah nabi yang diutus! Sungguh kamu akan diperintahkan berjuang di jalan Allah setelah hari ini. Jikalau aku menemui hari itu, aku akan berjuang bersamamu...!" Dalam riwayat lain oleh Al Baihaqy: "Demi jiwaku yang ada di tanganNya, sesungguhnya engkau adalah nabi ummat ini! Namus Agung yang datang pada Musa telah datang kepadamu! Sungguh engkau akan didustakan! Sungguh engkau akan disakiti! Sungguh engkau akan diusir dari negerimu! Sungguh engkau akan berperang! Jikalau aku menemui hari itu, sungguh aku akan berjuang bersama Allah, hingga kemenangan yang Dia tahu!" Waraqah menyebutkan Namus Agung datang pada Musa, bukan Isa. Padahal Isa adalah masa terdekat dengan Muhammad, karena orang-orang Kristen tidak mengakui bahwa Isa seorang nabi, namun salah satu dari Tiga Oknum (Allah, Tuhan Anak, Roh Kudus). Wallahu A'lam Bi Shawab. Semoga Damai, FARKHAN KURNIAWAN

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 47

Pengirim : Aryadi Email : [email protected] Tgl. Email : 10-02-2006

Talbis Iblis terhadap Para Ulama Di antara manusia ada yang memiliki hasrat dan semangat yang tinggi, sehingga mereka bisa mendalami berbagai cabang ilmu syariat, berupa ilmu Al-Qur an, hadits, fiqih dan sastra. Lalu Iblis mendatangi mereka dengan talbis-nya yang lembut, sambil membisikkan kesombongan kepada mereka, karena mereka bisa mendalami berbagai macam ilmu dan bisa mengulurkan manfaat kepada orang lain. Di antara mereka ada yang tidak pernah bosan menggali ilmu dan merasakan kenikmatan dalam penggalian ini, yang tentu saja karena bisikan Iblis. Iblis bertanya kepadanya, Sampai kapan engkau merasa letih melakukan semua ini? Tenangkan badanmu dalam memikul beban ini dan lapangkan hatimu dalam menikmati ilmu. Karena jika engkau melakukan kesalahan, maka ilmu dapat membebaskan dirimu dari hukuman. Lalu Iblis membisikinya tentang kelebihan yang dimiliki para ulama. Jika seseorang terkecoh dan menerima bisikan serta talbis Iblis ini, maka dia akan celaka. Jika setuju, maka dia dapat berkata, Jawaban atas pernyataanmu dapat ditinjau dari tiga sisi: 1. Memang para ulama diutamakan karena ilmu. Namun andaikan tidak ada amal, maka ilmu itu

tidak ada artinya apa-apa. Jika aku tidak mengamalkannya, berarti aku sama dengan orang yang tidak mengerti maksudnya, hingga keadaan diriku tak ubahnya orang yang mengumpulkan makanan dan memberikan makanan itu kepada orang-orang yang kelaparan, tapi dia sendiri tidak makan dan tidak mempergunakan makanan itu untuk menghilangkan rasa laparnya.

2. Dapat menyanggahnya dengan celaan yang ditujukan kepada orang yang tidak mengamalkan ilmu, seperti kisah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam tentang seseorang yang dilemparkan ke dalam neraka, lalu ususnya terburai, seraya berkata, Dulu aku menyuruh kepada yang ma ruf namun aku justru tidak melaksanakannya, dan aku mencegah dari yang mungkar, namun justru aku melaksanakannya. (Diriwayatkan Al-Bukhary dan Muslim). Abud-Darda Radhiyallahu Anhu berkata, Celaka bagi orang yang tidak berilmu (sekali), dan kecelakaan bagi orang yang berilmu namun tidak beramal (tujuh kali).

3. Menyebutkan hukuman bagi orang-orang yang berilmu, karena tidak mau mengamalkan ilmunya, seperti Iblis dan lain-lainnya. Celaan terhadap orang yang berilmu namun tidak beramal adalah dengan firman Allah, Seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal. (Al-Jumu ah: 5).

Iblis memperdayai orang-orang yang mendalami ilmu dan juga beramal dari sisi lain. Iblis membaguskan di hadapan mereka sikap sombong karena ilmu, dengki terhadap saingan, riya dalam mencari kedudukan. Kadang-kadang Iblis menunjukkan kepada mereka, bahwa yang demikian itu termasuk hak yang wajib mereka lakukan. Jika tidak melakukannya, justru mereka melakukan suatu kesalahan. Jalan keluar bagi siapa yang enggan melihat dosa takabur, dengki dan riya , bahwa iimu tidak bisa menghalangi akibat dari hal-hal itu, bahkan hukumannya berlipat karena kelipatan hujjah hukuman itu. Siapa yang melihat sirah para ulama salaf yang juga aktif beramal, tentu akan memandang hina dirinya sendiri dan tidak berani takabur. Siapa yang mengetahui Allah, tentu tidak akan berbuat riya , dan siapa yang memperhatikan takdir Allah yang ditetapkan menurut kehendak-Nya, maka dia tidak akan berani mendengki.

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 48

Iblis menyusup ke dalam diri mereka sambil membawa syubhat dengan cara yang pintar, seraya berkata, Yang kalian cari adalah ketinggian kedudukan dan bukan takabur, karena kalian adalah para pembawa syariat. Yang kalian cari adalah kemuliaan agama dan memberantas ahli bid ah. Jika kalian membicarakan orang-orang yang dengki, akan menimbulkan kemarahan terhadap syariat. Sebab para pendengki itu suka mencela siapa pun yang menghadapi mereka. Jadi apa yang kalian kira sebagai riya , sama sekali bukan riya . Sebab siapa pun di antara kalian akan menjadi panutan, sekalipun dia hanya berpura-pura khusyu dan pura-pura menangis, sebagaimana dokter yang menjadi panutan orang yang sakit. Talbis Iblis ini baru terungkap, jika ada seseorang di antara mereka yang bersikap sombong kepada yang lain atau menampakkan kedengkian kepadanya, maka ulama itu tidak marah kepadanya seperti kemarahannya jika kesombongan atau kedengkian itu tertuju kepada dirinya, sekalipun mereka semua termasuk dalam jajaran ulama. Iblis juga memperdayai orang-orang yang menekuni ilmu, sehingga mereka senantiasa berjaga pada malam hari dan tekun pada siang hari dalam menyusun kitab. Iblis membisikkan kepada mereka bahwa maksud perbuatan ini ialah menyebarkan agama. Padahal maksud mereka yang sesungguhnya adalah agar namanya terkenal dan statusnya sebagai penulis menjadi tenar. Talbis Iblis ini tersingkap, tatkala orang-orang memanfaatkan karangannya dan membacanya, sementara karangan orang lain tidak dibaca, maka dia merasa senang, sekalipun memang tujuannya untuk menyebarkan ilmu. Di antara orang salaf ada yang berkata, Apa pun ilmu yang kumiliki, lalu ada yang memanfaatkannya, sekalipun tanpa menisbatkannya kepada diriku, maka aku merasa senang. Di antaranya ada yang merasa senang karena banyak pengikutnya. Iblis menciptakan talbis, bahwa kesenangan ini karena banyaknya orang yang mencari ilmu. Padahal dia senang karena banyak yang menyebut nama dirinya. Dia merasa ujub karena perkataan dan i1mu mereka yang ditimba darinya. Talbis Iblis ini tersingkap, ketika ada di antara mereka yang memisahkan diri darinya lalu bergabung dengan ulama lain yang lebih tenar darinya, maka dia merasa berat hati. Yang demikian ini bukan merupakan sifat orang-orang yang tulus dalam mengajarkan ilmu. Perumpamaan orang yang tulus dalam mengajar ialah seperti para dokter yang mengobati beberapa pasien karena Allah. Jika sebagian pasien itu ada yang sembuh, maka yang lain merasa senang. Ada para ulama yang selamat dari talbis Iblis yang nyata. Tapi Iblis tetap mendatangi mereka dengan talbis-nya yang tersembunyi, seraya berkata kepadanya, Aku tidak pernah bertemu seseorang seperti dirimu. Jika ulama itu senang dengan ucapan semacam ini, maka dia telah melakukan kesalahan karena ujub. Jika tidak, berarti dia telah selamat. As-Sary As-Sagathy berkata, Andaikan seseorang memasuki sebuah kebun yang di dalamnya ada semua pepohonan yang diciptakan Allah, ada semua burung yang diciptakan Allah, lalu makhluk-makhluk itu berkata kepadanya dengan bahasanya masing-masing, Wahai wali Allah , lalu dia merasa senang mendengarnya, maka dia menjadi tawanan di tangan makhluk-makhluk itu. Dikutip dari Talbis Iblis karya Ibnul Jauzy, Edisi terjemahan Perangkan Syetan Penerbit Pustaka Al-Kautsar.

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 49

Pengirim : wahyuannisha Email : [email protected] Tgl. Email : 10-02-2006

Terobosan Baru Islamonline: Situs Besar Tentang Rasulullah SAW

7 Peb 2006 12:13 WIB Manajemen situs Islamonline.net, kini tengah mempersiapkan sebuah situs khusus yang rencananya akan diterjemahkan ke seluruh bahasa dunia berisi kehidupan Rasulullah saw. Ini adalah ide positif setelah dalam beberapa kali, Rasulullah saw menjadi ajang pelecehan sejumlah orang dan media massa dan puncaknya adalah kartun Rasulullah saw. Menurut Dr. Muhyiddin Alqarra Daghi, wakil kepala manajemen Islamonline, "Kami telah menetapkan untuk membuat sebuah situs internet besar tentang Muhammad Rasulullah Rahmatan lil Alamiin, yang pengelolaannya berada di bawah Islamonline.net, yang selama ini dianggap sebagai situs agama terbesar di dunia." Menurutnya, situs Rasulullah itu nantinya akan berisi pengenalan terhadap Rasulullah saw, baik sirah hidupnya yang mulia dan jawaban terhadap tuduhan atas Rasulullah saw. "Untuk tahap awal kami akan memulainya dengan dua bahasa, yakni Inggris dan Arab. Tapi ke depan kami akan meneruskannya hingga bisa digunakan dalam beragam bahasa di dunia. Dengan izin Allah, situs ini akan menjadi jawaban bagi dunia sekaligus menyebarkan misi yang diemban Rasulullah saw ke seluruh dunia," jelas Muhyiddin Al-Qarra. Ia menghimbau kaum Muslimin untuk mendukung proyek ini, secara moril maupun materil. "Kami menyeru saudara-saudara Muslim untuk mendukung proyek situs Rasulullah yang akan berada di bawah bimbingan Dr. Yusuf Al-Qardhawi ini. Qardhawi telah membolehkan penyaluran harta zakat dan shadaqah untuk membiayai situs Islam seperti Islamonline, dan menyebutnya sebagai aksi "jihad modern"," ujarnya. Dukungan itu juga terkait penerjemahan situs itu ke dalam berbagai bahasa dunia karena hingga saat ini, kemungkinan Islamonline.net baru mampu menyelenggarakannya dalam dua bahasa, Inggris dan Arab. Menurut Al-Qarra, ini adalah terobosan positif yang diperoleh setelah mendengarkan pentingnya kaum Muslimin memiliki ide kreatif yang efektif dalam banyak hal untuk menanggapi tema pelecehan terhadap Rasulullah saw. (na-str/iol) http://www.eramuslim.com/i.php/brt/view/015f.htm

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 50

Pengirim : Humas DTjkt Email : [email protected] Tgl. Email : 10-02-2006

Tausyiah Aa Gym (7B) Ass, sahabt2ku skalian Dalam rangka meningkatkan kekuatan ruhiyah kita Sebagai amalan B yg pertama BERIBADAH DENGAN BENAR DAN ISTIQOMAH ialah A. SHOLAT TEPAT WAKTU , B. BERJAMAAH C. DI MASJID Ternyata kunci nya amat sederhana yaitu DATANGLAH KE MASJID LEBIH AWAL Selain kita mndapatkan keutamaan tiga hal diatas Juga dijanjikan oleh rosul Ahli sholat yg datang sebelum azan akn bercahaya bagai cahaya matahari di akherat kelak Yang datang ketika azan bercahaya bagai cahaya bulan purnama Yang datang sesudah azan bercahaya bagai kilauan bintang Selamat menikmati menantikan azan dimasjid sambil berzikir Pecinta Alloh akan mengutamakan yang dicintainya Silakn disebar kepada seluruh anggotanya ya Wassalamu alaikum warahmatullohi wabarokaatuh aagym=

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 51

Pengirim : shofy nafsany Email : [email protected] Tgl. Email : 10-02-2006

Pergulatan Menyibak Hijab

Semua manusia, hakikatnya berjalan menuju Allah. Namun jalan yang harus ditempuh tidaklah mudah, karena di sana terhampar ribuan hijab yang menghalangi. Untuk itu, dibutuhkan ketangguhan iman dan ilmu agar dapat memenangkan pergulatan demi pergulatan menyibak hijab, sehingga selamat sampai di Mahligai-Nya.

Anugerah terbesar bagi seorang hamba adalah ketika bisa mengenal dan berjumpa dengan Allah. Ketika itu tidak ada lagi istilah predikat hamba dan Tuhan, yang ada adalah ke-Esa-an wujud-Nya. Tetapi untuk bisa berjumpa dengan Allah, ada syarat yang harus dipenuhi, yaitu beramal shaleh dan tidak syirik dalam beribadah walau dengan seorang juapun. Sebagaimana firman-Nya: "Barangsiapa yang ingin berjumpa dengan Tuhannya maka beramal shaleh dan tidak menyukutukan seorang jua pun dalam ibadahnya." (Al Kahfi: 110). Dalam muqadimah kitab Ad Durun Nafis dijelaskan: Salah satu yang dapat menghalangi untuk sampai kepada Allah adalah syirik, baik syirik jali (nyata) maupun syirik khafi (tersembunyi). Tidak sedikit orang yang syirik dalam menjalankan ibadah, seperti berharap kepada selain Allah, padahal seorang hamba hanya boleh berharap kepada Allah. Syirik dapat menjelma jadi hijab yang menutup dan membutakan mata hati. Akibatnya, seseorang tidak dapat memandang hakikat di balik yang dipandang dan hanya terjebak pada pandangan lahiriah. "Dan barangsiapa yang buta (hatinya) di dunia ini, niscaya di akhirat (nanti) ia akan lebih buta (pula) dan lebih tersesat dari jalan (yang benar)." (Al Isra': 72). Buta yang dimaksud dalam ayat tersebut, bukan buta lahiriah melainkan buta secara batiniah, yaitu buta mata hati. Buta mata hati, menyebabkan seseorang tidak memiliki kepekaan menangkap tanda-tanda kebesaran Tuhan, sehingga tidak dapat menyaksikan keindahan sifat-sifat Allah yang bertebaran di wilayah ruhani dan duniawi. "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal." (Al'Imran: 193) Syahwat duniawi Ada dua faktor yang dapat menghijabi hamba dalam memandang Allah, yaitu syahwat duniawi dan syahwat ruhani. Dua syahwat tersebut berpotensi menjadi hijab seseorang, antara lain keinginan untuk meraih derajat dunia dan akhirat. Dunia kaitannya dengan adat tabiat, sedangkan akhirat berkaitan dengan derajat ruhani. Syahwat duniawi ialah rasa cinta yang berujung ingin memiliki dan menguasai apa saja yang ada di sekeliling kehidupannya. Sehingga seluruh ruang hatinya dipenuhi oleh rasa cinta sesuatu, hingga lupa kepada Allah. Contohnya: Rasa cinta yang tumbuh kepada suami, istri, anak, harta, dan lain sebagainya seperti diisyaratkan dalam firman-Nya:

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 52

"Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)." (Al-Imran: 14). Ketika seorang suami sangat mencintai istrinya, kemudian dengan cintanya itu sampai lupa memandang Allah, maka perempuan tersebut menjadi hijab bagi suaminya. Selama seorang suami mencintai istri, tidak mungkin mencintai Allah. Begitu juga sebaliknya, seorang istri yang mencintai suaminya, tidak akan bisa mencintai Allah. Perlu dipahami di sini, bahwa sesungguhnya Allah itu pencemburu. Jika ada seorang hamba yang berani mengambil resiko dengan mencintai selain diri-Nya, maka jangan harap akan sampai keharibaan-Nya. Tapi jika suami istri tersebut menerapkan cintanya sesuai dengan kaidah tauhid, yakni sebagai penjabaran dari cintanya kepada Allah. Maka cintanya itu tidak menjadi hijab, bahkan bisa menjadi pemicu untuk merobek tirai-tirai Ilahi. Syahwat ruhani Disamping syahwat duniawi, ada pula syahwat ruhani yang menjadi hijab. Syahwat ruhani itu bersifat kemegahan dan kenikmatan akhirat, termasuk di dalamnya keinginan untuk mendapatkan rahasia-rahasia yang ada wilayah ruhaniah. Seperti mendambakan derajat ruhani yang tinggi sampai ma'rifah, mendapat anugerah bisa keluar masuk alam jin, jadi waliyullah yang bisa bertamasya melihat-lihat syurga dan neraka, bahkan ingin jadi orang yang sempurna di wilayah ruhani dan sebagainya. Semua keinginan tersebut, sekalipun baik maksudnya, namun bisa menjadi hijab bagi orang yang sedang menuju Allah. Karena keinginan tersebut, merupakan angan-angan yang muncul dari syahwat yang tersembunyi (syahwatul khafiah). Hal itu juga dapat memalingkan perjuangan orang yang menuju Allah. Cinta & Hijab Pertama kali Allah menebar hijab adalah ketika Adam as. dan Hawa di ciptakan. Dalam hubungan Adam-Hawa itulah mula-mula adanya gambaran jelas tentang hijab. Kemudian contoh konflik antar para Malaikat ketika menyikapi penciptaan manusia. Konflik berlanjut di syurga tatkala para Malaikat di perintahkan untuk menghormati Adam as., ternyata ada Malaikat yang menolak, karena dirinya merasa lebih tinggi derajatnya dari manusia, terutama dari asal penciptaan Adam as. sebagai manusia pertama. Ketidak patuhan Malaikat tersebut akibat terhijab oleh keangkuhannya. Tidak hanya sampai disitu, ternyata Allah pun memberi rambu-rambu di syurga, tatkala Adam as. di pertemukan dengan Hawa, sebagaiman dibentangkan larangan untuk tidak mendekati sebatang pohon, yang ternyata berbuah khuldi. Pergulatan Adam as. dalam menghadapi larangan Allah, tidaklah ringan. Karena di sana Adam as., di uji cintanya kepada Hawa sekaligus kepatuhannya pada Allah. Sejarah mencatat, ternyata keimanan Adam as., dapat diruntuhkan oleh rasa cintanya kepada Hawa, sehingga ia berani mengambil resiko untuk memetik buah khuldi. Itulah hijab cinta yang ada pada diri Adam as. Pelajaran penting yang dapat dipetik dari peristiwa tersebut. Yang baik dan benar: Mencintai suami atau istri, wajib dilandasi oleh kepatuhannya kepada Allah, bukan sebatas cinta yang dipicu oleh syahwat. Pada kasus lain, dapat dilihat dalam sejarah Nabi Ibrahim as. dengan anaknya Nabi Ismail as.. Betapa berat pergulatan batin Nabi Ibrahim as. ketika beliau harus meninggalkan istri dan

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 53

anaknya yang baru dilahirkan, hanya untuk memenuhi panggilan Allah berdakwah ke negeri lain. Selama bertahun-tahun Siti Hajar juga harus berjuang membesarkan anaknya seorang diri di tengah padang pasir yang tandus. Pergulatan batin Siti Hajar pun tidak ringan. Namun ternyata tidak hanya sampai di situ. Ujian bagi Nabi Ibrahim as. dan Siti Hajar, berlanjut dengan turunnya perintah Allah pada Nabi Ibrahim as., untuk menyembelih anak semata wayang yang baru dijumpainya. Namun karena Nabi Ibrahim as. sangat patuh dan mengutamakan kecintaannya kepada Allah, ketimbang kecintaannya kepada anak dan istrinya, maka luluslah Nabi Ibrahim as. dalam ujian tersebut. Sejarah itu merupakan tonggak awal munculnya ibadah nusuk (pengorbanan), yang kini disempurnakan menjadi ibadah haji. Nabi Muhammad saw. pun banyak mengikuti syariat Nabi Ibrahim as. yang dikenal sebagai Abu Tauhid (bapak ahli tauhid). "Ikutilah agama Ibrahim seorang yang hanif" dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan" (An-Nahl: 123). Dengan semakin majunya peradaban manusia, yang dibarengi dengan pesatnya perkembangan teknologi dan pengetahuan, ternyata tidak serta merta membuat manusia menjadi tambah santun dalam menghadapi konflik kehidupan. Berbagai persoalan kerap dinilai hanya sebatas lahiriahnya. Itu adalah salah satu akibat dari kesibukan mengurus kebutuhan duniawi yang tak ada habis-habisnya, sehingga kekurangan waktu untuk merenung dan menyadari keberadaan Allah di setiap kejadian. Bagaimana mungkin bisa mendekatkan diri pada Allah (taqarrub), selama hati seorang salik masih diliputi oleh rasa cinta kepada istri, suami, anak, keluarga, harta benda dan sebagainya. Karenanya, "ceraikan" semua itu dari dalam hati, cukup ditempatkan dalam jiwa. Cintailah Allah dengan sepenuh hati, jangan biarkan sesuatu selain Allah memenuhinya. Karena hati orang yang beriman itu rumah Allah. Rumah Allah, haruslah bersih dari segala sesuatu selain diri-Nya. Sebab anak, istri, suami, harta, pangkat, dan jabatan itu bisa menjadi hijab untuk mencintai Allah dan sekaligus menjadi ujian dan cobaan. "Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar". (At Taghaabun: 15). Karena itu, jangan mudah terpesona pada segala sesuatu yang terjadi di dunia ini. Karena dunia diciptakan sebagai ujian bagi orang-orang yang beriman. Bagi para ahli tasawuf dunia bahkan dianggap sebagai penjara yang terlaknat. Sebagaimana yang tertera pada kitab Siarus Salikin: "Dunia itu terlaknak, bagi barangsiapa yang ada di dalamnya, maka ia akan ikut terlaknat, kecuali yang berada di jalan Allah". Pada hakikatnya seseorang tidak bisa menguasai dunia, karena apa yang dimiliki hanya sebatas yang dipakai, seperti baju dan perhiasan. Begitu pula rumah mewah, hanya bisa dinikmati sebatas yang di tempati. Singkatnya, apa saja yang ada pada seorang hamba hakikatnya milik Allah. Karena itu, jalan terbaik satu-satunya adalah mengembalikan semuanya kepada Allah. Ribuan hijab Banyak hal di dunia ini dapat menjadi hijab bagi seseorang dalam memandang Allah. Dalam hadis qudsi dinyatakan: "Bahwa Allah menghijabi diri-Nya dengan 70.000 hijab." Pengertian 70.000 hijab jangan dipahami secara lafzhiah (tekstual), namun lebih tepat dipahami secara maknawi (subtansi). Artinya, bahwa Allah sengaja menciptakan ribuan hijab, supaya orang yang

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 54

berjalan menuju kepada-Nya melakukan perjuangan menyingkap hijab. Sehingga dengan demikian, kualitas keimanan dan keyakinan seseorang teruji. Perjuangan untuk berjumpa dengan Allah dengan segala rintangannya diibaratkan orang mencari mutiara di laut. Untuk mendapatkan mutiara berkualitas baik, seseorang harus mampu menyelam sampai ke dasar. Padahal semakin dalam menyelam, panorama laut semakin indah. Meski ikan berwarna warni dan karang yang mempesona terkadang menyimpan bahaya, namun kebanyakan orang tidak menyadarinya. Dan bagi siapapun yang tidak waspada, semua itu dapat melenakan dan membuat lupa pada tujuan utamanya (mendapatkan mutiara). Ungkapan tersebut di atas, merupakan metafor yang menyiratkan betapa sulitnya proses menyingkap hijab dalam perjalanan menuju Sang Khaliq. Sesungguhnya bukan sesuatu yang menghijabi Allah, bukan pula sesuatu yang menjadikan Allah majhul (bodoh), melainkan pandangan seorang hamba yang terhijab. Hakikatnya yang menjadi hijab adalah zhan (baca: zon atau prasangka), apakah itu prasangka baik atau pun prasangka buruk dalam memandang sesuatu. Allah sendiri menyuruh hamba-bamba-Nya untuk menjauhi prasangka. "Wahai orang-orang yang beriman jauhilah kebanyakan dari sangka-sangka, sesungguhnya sebagaian dari sangka-sangka adalah dosa." (Al Hujarat: 12). Sesungguhnya Allah tidak terhijabi. Namun manusia dengan segala keterbatasan pandangnya yang kerap membuat Allah terhalang. Hal itu bisa terjadi karena zhan atau prasangka yang dibiarkan tumbuh subur dalam hati dan pikirannya. Padahal zhan atau prasangka itu ibarat virus kanker yang mematikan. Sekecil apapun pemunculannya, harus diwaspadai dan segera diambil tindakan agar penyebarannya tidak menjalar keseluruh tubuh. Zhan atau prasangka tersebut muncul dalam berbagai sendi kehidupan. Diantaranya pangkat, jabatan, materi, anak dan masih banyak lagi. Kelebihan maupun kekurangan fisik juga termasuk zhan yang terkadang membuat seseorang salah persepsi terhadap Allah. Kecantikan berlebih memunculkan kesombongan, sementara cacat fisik bisa membuat seseorang sibuk merasa rendah diri sehingga tidak sempat mencari tahu makna dari rencana penciptaan Yang Maha Kuasa. Untuk menjernihkan hati dan mengembalikan kesadaran, perlu proses panjang melalui riyadhah dan mujahadah. Wujud hijab Hijab itu pada hakikatnya tidak berwujud, karena tidak ada wujud apapun selain wujud Allah. Sebagaimana Syekh Ibn 'Athaillah menyatakan: "Dan salah satu yang menunjukkan wujud Ke-Maha Perkasaan Allah adalah terhijabnya kamu oleh sesuatu yang sebenarnya tidak ada wujudnya." Para arifin billah telah sepakat bahwasanya sesuatu selain Allah hakikatnya 'adam mahdhi artinya: tidak ada wujud yang berdiri dengan sendirinya, melainkan manifestasi dari wujud-Nya. Apabila menganggap ada wujud yang berdiri sendiri selain wujud Allah, berarti telah terjebak pada syirik dan hilanglah kemurnian tauhid yang sesungguhnya. Faktor penyebab hijab bagi orang yang menuju kepada Allah, adalah memandang wujud selain Allah itu ada. Allah menciptakan segala wujud akwan (keadaan) ini dari-Nya dan kembali kepada-Nya. Karena wujud tiap sesuatu itu hakikatnya adalah dengan-Nya, bagi-Nya dan serta-Nya. Alam semesta hakikatnya 'adam (tidak ada).

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 55

Keadaan apapun hakikatnya juga tidak ada, karena yang maujud (ada) hanya Allah. Karena wujud alam pada hakikatnya tidak ada, jika menjadi ada dalam pandangan seseorang, maka itulah yang menjadi hijab dalam memandang wujud Allah. Syekh Abul Hasan As Sadzili ra. berkata, " Bahwasanya kami memandang Allah dengan mata Iman dan yaqin. Hal itu telah menjadi alasan kami untuk senantiasa memandang Allah. Dan kami bertanya tentang keberadaan makhluk, adakah wujud makhluk sebagai sesuatu selain Allah? Jawabnya: Ternyata kami tidak menemukan wujud selain Allah. Apabila ada wujud selain Allah, maka hal itu merupakan sebuah fatamorgana yang bila dicari dan dikejar tidak akan ditemukan." Pada hakikatnya tidak ada sesuatu yang mendindingi Allah, kecuali diri makhluk itu sendiri. Kalau ada yang menganggap Allah terhijabi, berarti orang tersebut belum mengerti hakikat hijab. Bagaimana mungkin Allah bisa dihijabi oleh sesuatu, padahal Allah Maha segala-galanya. Kalau Allah terhijab sesuatu, berarti ada suatu kekuatan lain yang mampu menghijabi Allah. Kalau ada sesuatu yang lebih kuat menghijabi Allah, berarti Allah majhul (terpedaya), berarti juga ada yang lebih dominan daripada Allah. Maha Suci Allah dari sangkaan orang-orang yang tertutup mata hatinya. Kedekatan-Nya Bagaimana Allah terhijabi sementara Dia begitu dekat kepada hamba-hamba-Nya. "Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya." (Qaaf: 16 ) Ayat tersebut menegaskan keberadaan Allah yang sangat dekat kepada hamba-hamba-Nya. Jika dibuat misal, maka kedekatan Allah dengan hamba bagaikan ruh dengan jasad. Bagaimana bisa, jasad mencari ruh, sementara ruh meliputi jasad. Ruh tak akan tampak tanpa adanya jasad. Jasad tak akan hidup tanpa adanya ruh. Kendatipun dua hal tersebut berbeda wujud, namun hakikatnya satu dalam arti melengkapi pada kenyataan wujud. Tergantung dari sisi mana melihatnya. Apapun yang terlalu dekat, bisa menjadi hijab. Begitu juga sebaliknya, sesuatu yang jauh juga bisa tidak terlihat. Maka tidak terlihat itu juga hijab. Sengaja Allah menciptakan hijab bagi diri-Nya dibalik alam semesta ini, karena tidak ada yang mampu menghijabi Allah kecuali Allah. Karena hakikatnya tidak ada suatu apapun melainkan perwujudan-Nya. Allah menghijabi diri-Nya dengan berbagai cara, diantaranya dengan menciptakan akal dan nafsu. Akal dapat menjadi hijab bagi hamba dalam memandang Allah karena akal bersandar kepada dalil-dalil logika yang rasional. Dengan rasionalitasnya akal akan menuntut fakta yang riil dan menolak hal-hal yang bersifat abstrak dan irasional. Sesuatu yang tidak dapat dijangkau oleh akal, tidak riil dan tidak rasional, dianggap sebagai kemustahilan bagi akal. Disitulah munculnya hijab. Sementara akal dan rasio tidak akan mampu menjangkau kedalaman wilayah ketuhanan. Ada keterbatasan-keterbatasan yang membelenggu akal dan rasio dalam memahami wilayah ketuhanan. Karena keterbatasannya itu, maka dalam memahami wilayah ketuhanan harus memakai akal yang didasari iman.

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 56

Sedangkan nafsu dapat menjadi hijab dalam memandang Allah karena nafsu menghendaki kesenangan duniawi semata. Maka bagi orang yang terpedaya dengan nafsunya niscaya akan sulit memandang Allah. Sebab salah satu karakter nafsu adalah selalu mengajak untuk berpaling dari Allah. Sesungguhnya hijab adalah selimut diri-Nya. Dibalik hijab tersimpan sebuah rahasia wujud Kemaha Perkasaan-Nya dan ke-Elokan-Nya. Jika seorang hamba telah menyingkap hijab, maka akan menemui dirinya fana' (sirna) dan bersemayam di baqa' billah (kekal dengan Alah). Setelah memahami berbagai hijab, baik hijab dunia maupun hijab ruhani, dapat dimengerti betapa hidup seorang hamba dipenuhi oleh pergulatan demi pergulatan untuk menyingkap hijab. Dimanapun, kapanpun, bahkan dalam setiap tarikan nafasnya. Adalah merupakan sebuah anugerah, bila diberi kemampuan dapat mencermati setiap pergulatan menuju kepada-Nya. Karena sesungguhnya hanya Allah sajalah yang dapat menyingkap hijab-hijab wujud-Nya. http://www.akmaliah.com/index.php?option=com_content&task=view&id=77&Itemid=19 Dikutip dari Majalah "KASYAF" Edisi 2. KASYAF adalah majalah Kajian Tauhid dan Hakikat yang terbit setiap dua bulan sekali. Tema yang diangkat adalah tema-tema yang terkait dengan tauhid dan hakikat, yang dalam banyak hal dapat menjadi penerang bagi siapapun yang berjalan menuju kepadaNYA. Sebagian pembaca menyebutnya bukan sekedar majalah, melainkan sebuah kitab.. Wallahu 'alam. Saat ini sedang beredar Edisi 5 yang mengangkat tema "Hakikat HIJRAH". KASYAF dapat diperoleh di toko buku atau lapak-lapak koran terdekat atau dapat langsung menghubungi Bagian Marketing/Sirkulasi (Sdr. Ahmad Rivai) Telp (021)87710094 atau kunjungi websitenya : www.akmaliah.com

-------------------oOo-------------------

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 57

Pengirim : Wahyu Hadi Email : [email protected] Tgl. Email : 10-02-2006

Renungan Kejujuran (1) Kamis, 02 Februari 06

Berikut ini beberapa renungan seputar kejujuran, kami memandang penting untuk disampaikan agar ia menjadi jalan hidup orang-orang yang jujur dan perilaku orang-orang beriman. Betapa butuhnya kita untuk merenung-kan aib diri kita, serta kekurangan kita dalam hal kejujuran ini. Sisi kejujuran yang begitu penting telah menjadi fenomena kelemahan manusia di masa ini, sehingga telah tersebar di kalangan mereka lawan dari sikap jujur (dusta). Maka saya (penulis) dengan rasa senang hati menyusun tulisan ini -atas izin Allah - agar menjadi bahan renungan untuk kita semua. Alangkah bagusnya ungkapan yang menggambarkan tentang kejujuran, sebagaimana bait berikut: Kejujuran adalah satu keharusan atasmu. Walaupun dirimu terbakar oleh panasnya janji. Carilah olehmu keridhaan al-Maula. Celakalah orang yang membuat murka Allah dan mencari ridho manusia. Renungan Pertama (Tentang Definisi) Kejujuran adalah lawan dari dusta dan ia memiliki arti kecocokan sesuatu sebagaimana dengan fakta. Di antaranya yaitu kata "rajulun shaduq (sangat jujur)", yang lebih mendalam maknanya daripada shadiq (jujur). Al-mushaddiq yakni orang yang membenarkan setiap ucapanmu, sedang ash-shiddiq ialah orang yang terus menerus membenar-kan ucapan orang, dan bisa juga orang yang selalu membuktikan ucapannya dengan perbuatan. Di dalam al-Qur'an disebutkan (tentang ibu Nabi Isa), "Dan ibunya adalah seorang”shiddiqah." (Al-Maidah: 75). Maksudnya ialah orang yang selalu berbuat jujur. (Lisanul Arab 10/193-194) Kejujuran merupakan simbol Islam dan neraca keimanan, pondasi agama, dan menjadi tanda kesempurnaan orang yang memiliki sifat ini. Ia menempati kedudukan yang tinggi di dalam agama dan dalam urusan dunia. Dengan kejujuran akan terpilah orang yang beriman dan orang munafik, terpilih penghuni surga dari penduduk neraka. Dengannya seorang hamba akan dapat meraih kedudukan al-Abrar (orang baik), dan dengannya akan men-dapatkan keselamatan dari api neraka. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam disifati dengan ash-shadiqul amin (jujur dan terpercaya) , dan sifat ini telah diketahui oleh orang Quraisy sebelum beliau diutus menjadi rasul. Demikian pula Nabi Yusuf ’alaihis salam juga disifati dengannya, sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala, (Setelah pelayan itu berjumpa dengan Yusuf dia berseru),"Yusuf, hai orang yang amat dipercaya." (QS.Yusuf:46) Khalifah Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu juga mendapatkan julukan ini (ash-shiddiq). Ini semua menunjukkan hawa kejujuran merupakan salah satu perilaku kehidupan terpenting para rasul dan pengikut mereka. Dan kedudukan tertinggi sifat jujur adalah "ash-shiddiqiyah" Yakni tunduk terhadap rasul secara utuh (lahir batin) dan diiringi keikhlasan secara sempurna kepada Pengutus-Nya (Allah subhanahu wata’ala). Imam Ibnu Katsir berkata, "Jujur merupakan karakter yang sangat terpuji, oleh karena itu sebagian besar shahabat tidak pernah coba-coba melakukan kedustaan baik pada masa jahiliyah

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 58

maupun setelah masuk Islam. Kejujuran merupakan ciri keimanan, sebagaimana pula dusta adalah ciri kemunafikan, maka barang siapa jujur dia akan beruntung. (Tafsir Ibnu Katsir 3/643) Renungan ke Dua (Al-Qur'an dan Kejujuran) Al-Qur'an menyebutkan sifat jujur dalam banyak ayat serta menganjurkan kepada kejujuran, dan bahwa ia merupakan buah dari ikhlas dan takwa. Di antara ayat-ayat tersebut adalah: 1. Firman Allah subhanahu wata’ala artinya, "Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah

kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.�E(QS. At-Taubah:119) Maksudnya ialah; "Jadilah kalian semua bersama dengan orang-orang yang jujur dalam ucapan mereka, dalam perbuatan dan segala keadaan mereka. Mereka adalah orang-orang yang yang ucapannya jujur, perbuatannya dan keadaannya tiada lain kecuali kejujuran semata, bebas dari kemalasan, kebosanan, selamat dari tujuan-tujuan yang buruk, dan selalu memuat keikhlasan dan niat yang baik. (Tafsir Ibnu Sa’di hal 355)

2. Firman Allah subhanahu wata’ala artinya, "Supaya Allah memberikan balasan kepada orang-orang yang benar itu karena kebenarannya." (QS. al-Ahzab:24) Yakni mereka memperoleh semua itu dengan sebab kejujuran mereka dalam ucapan, keadaan dan interaksi mereka dengan Allah subhanahu wata’ala, serta kesesuaian mereka antara lahir dengan batinnya.( Tafsir Ibnu Sa’di hal 661)

3. Firman Allah subhanahu wata’ala artinya, "Allah berfirman, "Ini adalah suatu hari yang bermanfaat bagi orang-orang yang benar kebenaran mereka." (QS. al-Maidah:119) Kejujuran mereka ketika di dunia akan memberikan manfaat kepada mereka di hari Kiamat. Dan tidak ada sesuatu yang bermanfaat bagi seorang hamba pada hari Kiamat serta tidak ada yang menyelamatkannya dari adzab Allah kecuali kejujuran.

4. Firman Allah subhanahu wata’ala artinya, "Dan gembirakanlah orang-orang beriman bahwa mereka mempunyai kedudukan yang tinggi (qadama shidqin) di sisi Rabb mereka." QS.Yunus:2) Maksudnya yaitu keimanan yang benar (jujur), bahwasannya mereka kelak akan mendapatkan "qadama shidqin" yakni balasan yang tak terhingga, pahala yang amat banyak di sisi Rabb mereka dengan sebab apa yang dulu pernah mereka lakukan berupa amal shalih dan kebenaran (jujur). (Tafsir Ibnu Sa’di hal 661) Ibnu Abbas z berkata, "Qadama shiqin" maknanya adalah rumah kejujuran (di surga, red)," dan diriwayatkan darinya juga, "Pahala yang baik karena perbuatan mereka dahulu (di dunia) yang baik." (Al-Jami�ELiahkamil Qur’an 8/306)

5. Firman Allah subhanahu wata’ala artinya, "Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan membenarkannya, mereka itulah orang-orang yang bertaqwa. (QS. Az-Zumar:33) Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, "Kejujuran saja belum cukup bagimu, bahkan merupakan keharusan untuk membenarkan (mempercayai) orang-orang yang jujur. Amat banyak manusia yang jujur namun dia menolak untuk membenarkan (mempercayai) orang lain yang jujur, entah karena sombong atau karena hasad atau selain keduanya." (Madarij as-Salikin 1/306)

6. Allah subhanahu wata’ala menyifati Diri-Nya dengan kejujuran dan kebenaran, sebagaimana firman-Nya artinya, "Katakanlah, "Benarlah (apa yang difirmankan) Allah". (QS. Ali Imran:95). Dan juga firman-Nya, "Dan siapakah yang lebih benar perkataan(nya) daripada Allah." (QS. An-Nisa':87)

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 59

7. Allah subhanahu wata’ala menyebutkan tentang "qadama shidqin", "lisana shidiqin", "maq'ada shidqin" dan juga "mudkhala/mukhraja shidqin". Penjelasannya adalah sebagai berikut, 1. Firman Allah subhanahu wata’ala artinya, "Dan gembirakanlah orang-orang beriman

bahwa mereka mempunyai kedudukan yang tinggi (qadama shidqin) di sisi Rabb mereka". QS.Yunus:2) Ibnu Abbas berkata radhiyallahu ‘anhu (sebagai-mana tersebut di atas), "Makna qadama shidqin ialah rumah kejujuran, disebabkan oleh perbuatan mereka yang telah lalu (di dunia)."

2. Firman Allah subhanahu wata’ala artinya, "Dan Kami anugerahkan kepada mereka sebagian dari rahmat Kami dan Kami jadikan mereka buah tutur yang baik lagi tinggi (lisana shidqin)." (QS. Maryam:50) Diriwayatkan juga dari Ibnu Abbas i]radhiyallahu ‘anhu, bahwa makna firman Allah "lisana shidqin" adalah pujian-pujian yang baik.

3. Firman Allah subhanahu wata’ala artinya, "Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa itu di dalam taman-taman dan sungai-sungai, di tempat yang disenangi (maq'adi shidqin) di sisi (Rabb) Yang Maha Berkuasa.�E(QS. 54:54-55) Makna "maq'adi shidqin" yaitu majlis (tempat duduk) yang haq yang tidak ada kesia-siaan dan ucapan kotor di dalamnya yakni surga. (Al-Jami’liahkam Al-Qur’an 17/150)

4. Firman Allah subhanahu wata’ala artinya, "Dan katakanlah, "Ya Rabb-ku, masukkanlah aku secara masuk yang benar dan keluarkanlah (pula) aku secara keluar yang benar." (QS. Al-Israa': 80) Artinya adalah "Jadikan permulaan (mulai) dan pengakhiran (selesai) dari segala sesuatu adalah dalam rangka ketaatan kepada-Mu, dan dalam keridhaan-Mu." Ini disebabkan karena memuat keikhlasan dan kesesuaian dengan apa yang diperintahkan. (Tafsir Ibnu Sa’di hal 465)

Imam Ibnul Qayyim berkata, "Kelima macam ini (yang tersebut di atas, red) merupakan hakikat kejujuran, yaitu kebenaran yang berkesinambungan, terhubung dengan Allah subhanahu wata’ala dan sampai kepada-Nya, yaitu segala sesuatu yang sesuai dengan perintah Allah dan dilakukan karena-Nya berupa ucapan dan perbuatan.�Maka balasan dari semua itu di dunia dan di akhirat adalah (taufik untuk) masuk (mulai) perbuatan dengan benar dan keluar (selesai) darinya dengan benar, yaitu dari awal hingga akhirnya adalah haq, eksist, dan dengan petunjuk Allah serta dalam rangka mencari keridhaan-Nya. (Madarij as-Salikin 2/270). Wallahu a'lam. Sumber: Majalah “Al Jundi Al Muslim No.121 Ramadhan 1420, oleh Syaikh Sulthan Fuad Al-Thubaisyi. bagian ke 1 dari 4 edisi.

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 60

Pengirim : Hudzaifah.org Email : [email protected] Tgl. Email : 10-02-2006

Ciri Hamba-Hamba Allah yang Mencintai Allah SWT Ustadz Muhammad Arifin Ilham

Hudzaifah.org - Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Saudara-saudariku yang kucintai karena Allah. Kali ini kita membahas tentang ciri hamba-hamba Allah yang mencintai Allah SWT. Yang pertama, Allah tujuan hidupnya, Allah ghayatuna. Kemudian yang kedua, sangat taat kepada Allah SWT, istiqomah, berpegang teguh pada syariat Allah SWT. Yang ketiga, mencintai mereka yang dicintai oleh Allah, (yaitu) para Rasul, para Anbiyya, para aulia, hamba-hamba Allah yang jujur, para syuhada, hamba-hamba Allah yang shaleh. Kemudian yang keempat, dengan sangat senang hati melakukan apa yang Allah perintahkan untuk dirinya, dan apa yang Allah larang untuk dirinya. Karena ia tahu perintah-larangan Allah untuk kemaslahatan dirinya. Yang kelima, selalu ingat kepada Allah, selalu berdzikir kepada Allah SWT. Selama berdzikir berarti selama itu ia bersama Allah. Yang keenam, mengunjungi rumah Allah, Ka'bah Baitullah, Haji bagi mereka yang mampu. Umroh demi umroh, mengunjungi rumah Allah, masjid, musholla, ia jaga shalat berjamaah. Kemudian mengunjungi nabi Muhammad SAW ke Madinah, ziarah, bershalawat kepada beliau, dan menjadikan beliau sebagai teladan dalam hidupnya. Mencintai Allah berarti mencintai nabi Allah. Kemudian sangat senang membaca kalamullah, Al Qur'anul karim. Yang kesembilan, sangat senang menyampaikan ajaran Allah, mendakwahkan ajaran Allah, pada diri sendiri, keluarga, handai taulan, kepada siapa pun. Kemudian percaya yakin, benar-benar beriman kepada semua janji-janji Allah. Janji Allah di dunia, janji Allah di akhirat. Keyakinan kepada janji Allah melahirkan akhlaq yang mulia. Kemudian percaya yakin beriman ditolong oleh Allah. Inilah Allah janjikan dalam surat Yunus ayat 62. "Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa. Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan (dalam kehidupan} di akhirat. Tidak ada perobahan bagi kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. Yang demikian itu adalah kemenangan yang besar." (QS. Yunus: 62-64)

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 61

Sesungguhnya kekasih-kekasih Allah tidak takut apa yang akan terjadi, tidak bersedih apa yang sudah terjadi. Karena mereka benar-benar cinta, beriman kepada Allah, dan mereka hidup dalam ketaqwaan kepada Allah. Bagi mereka kebahagiaan di dunia dan kebahagiaan di akhirat, dan itu pasti bagi mereka. Itulah kemenangan besar untuk mereka. Kemudian, selalu melakukan yang terbaik untuk Allah, jihad fii sabilillah. Kemudian merindukan perjumpaan dengan-Nya. Subhanallah. Dan sangat senang menikmati ibadah, khusyuk dalam beribadah, merupakan bukti cinta kepada Allah, kekasih menghadap kekasih. Bukankah kekasih senang bermesraan dengan kekasihnya. Waktu bermesraan dengan kekasih adalah waktu-waktu beribadah kepada-Nya. Subhanakallahumma wabihamdika asyhaduallaailaahailla anta astaghfiruka wa atubuilaik. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. [] Sumber : http://www.hudzaifah.org/Article312.phtml

-----------------------------oOo-----------------------------

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 62

Pengirim : abuluthfi ar-rasyid Email : [email protected] Tgl. Email : 10-02-2006

Pemuda Yang Menganiaya Dirinya Sendiri Orang yang menganiaya dirinya sendiri adalah pemuda yang mengira bahwa hidup ini adalah nyanyi, dansa, main-main, hiburan, makan, minum, tidur pergi dan pulang. Mereka tidak menyadari bahwa kelak Allah akan meminta pertanggungjawaban darinya atas tiap menit yang ia habiskan dalam hidupnya. Dia adalah pemuda yang menjadikan liburan atau masa cutinya untuk melampiaskan ambisi nafsunya, melakukan berbagai pelanggaran, dan menambah keburukan. Dia sama sekali lupa akan pengawasan Yang Tunggal lagi Esa, yaitu Tuhan bumi dan langit. Bila kamu menyendiri dengan tindakan dosamu dalam kegelapan karena hawa nafsu mendorongmu melakukan pelanggaran maka malulah kamu kepada Pengawasan Tuhan Katakanlah kepada hawa nafsu: “Sesungguhnya Tuhan yang menciptakan kegelapan melihatku”. Dia adalah pemuda yang lupa akan adanya pengawasan dari Allah yang selalu melihatnya dan lupa akan hari perjumpaan dengan-Nya. Dia mendengar musik dan nyanyian serta menari bersama dengan orang-orang yang menari mengikuti irama musik. Dia lupa bahwa sesungguhnya dia adalah keturunan Khalid bin Walid yang namanya harum sepanjang masa lagi dikenal didunia sebagai sosok yang berhasil membinasakan para penyembah berhala dimuka bumi untuk meninggikan panji laa ilaaha illallaah. Dia lupa bahwa sesungguhnya dirinya adalah kleturunan Sa d bin Abu Waqqash yang telah berhasil yang telah berhasil menghantam Iwan Kisra dan mengumandangkan takbir dikerajaannya. Setelah runtuh kerajaannya jadilah mereka seperti yang disebutkan dalam firman-Nya: “Alangkah banyaknya taman dan mata air yang mereka tinggalkan dan kebun-kebun serta tempat-tempat yang indah-indah, dan kesenangan-kesenangan yang mereka menikmatinya. Demikianlah Kami wariskan semua itu kepada kaum yang lain. (QS. Ad-Dukhaan (44): 25-28) Dia lupa bahwa dirinya adalah keturunan Umar bin Khaththab yang bila disebutkan namanya diberbagai tempat pertemuan para kaisar dan para kisra, mereka (bagaikan orang yang) pingsan taksadarkan diri (karena gentar) Hai orang-orang yang pernah melihat Umar saat mengenakan jubahnya yang sederhana lauk yang disantapnya hanya minyak (seadanya) dan gubuk adalah tempat tinggalnya Kisra goyah diatas singgasananya karena gentar dan raja-raja Romawi takut kepadanya Adapun masa kini keturunan Umar, Khalid dan Sa d keluar dengan bernyanyi-nyanyi dan menari-nari sambil bermain-main dengan penuh semangat. Demi Allah, ini tidak pantas, bathil, aniaya, dan melampaui batas. Padahal pertumbuhan generasi muda dari kalangan kita (seharusnya) mengikuti apa yang dibiasakan oleh orang tuanya Ya Tuhan kami, ini umat yang pernah meninggalkan nama-Mu diatas bintang-bintang. Janganlah engkau menyia-nyiakan generasi penerusnya dan peliharalah

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 63

mereka sebagaimana Engkau memelihara para pendahulunya. Ya Tuhan kami, mereka adalah keturunan orang-orang yang pernah membuat manusia terdiam untuk mendengarkan kalam-Mu yang manusiawi. Siapakah yang pernah mengangkat senjata untuk meninggikan nama-Mu di atas ketinggian bintang-bintang sebagai menara petunjuk Kami dahulu bagaikan gunung diatas gunung dan barangkali kami bagaikan ombak lautan diatas ombak lautan. Siapakah yang bertanggungjawab atas generasi keturunan Umar, Khalid, dan Sa’d ini sehingga mereka menjadi kalangan para penyanyi laki-laki dan perempuan dan para penari laki-laki dan perempuannya?. Pemuda dari golongan ini selalu menunggu-nunggu masa liburan dengan penuh antusias untuk memuaskan kesenangan-kesenangannya. Adapun mengenai shalat lima waktu, jangan tanyakan hal itu, karena sesungguhnya mereka telah menyia-nyiakannya; Al-Qur’an telah ditinggalkannya; dzikir tidak lagi dikenalnya; dan mesjid tidak pernah didatanginya. Yang disukainya adalah majalah-majalah porno; kesenangannya adlah nyanyian-nyainyian gila; dan teman-temannya adalah mereka yang menjadi sampah masyarakat. die Cambuk Hati Dr. Aidh bin Abdullah al-Qarni. Sumber: http://www.jkmhal.com/main.php?sec==content&cat==2&id= 46

-----------------------------oOo-----------------------------

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 64

Pengirim : Dermawan Soesilo Email : [email protected] Tgl. Email : 10-02-2006

HUKUM MERAYAKAN HARI VALENTINE BUAT UMAT ISLAM

Oleh : Ustadz Ahmad Sarwat Assalamu'alaikum wr. wb. Langsung saja pertanyaan saya Ustadz, bagaimana hukum merayakan hari Valentine dalam pandangan syariah Islam? Mohon dijelaskan hakikat dan sejarahnya. Mohon dijelaskan, terima kasih Wassalamu'alaikum wr. wb. Nurahini Hendrawati Jawaban Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh Boleh jadi tanggal 14 Pebruari setiap tahunnya merupakan hari yang ditunggu-tunggu oleh banyak remaja, baik di negeri ini maupun di berbagai belahan bumi. Sebab hari itu banyak dipercaya orang sebagai hari untuk mengungkapkan rasa kasih sayang. Itulah hari valentine, sebuah hari di mana orang-orang di barat sana menjadikannya sebagai fokus untuk mengungkapkan rasa kasih sayang. Dan seiring dengan masuknya beragam gaya hidup barat ke dunia Islam, perayaan hari valentine pun ikut mendapatkan sambutan hangat, terutama dari kalangan remaja ABG. Bertukar bingkisan valentine, semarak warna pink, ucapan rasa kasih sayang, ungkapan cinta dengan berbagai ekspresinya, menyemarakkan suasan valentine setiap tahunnya, bahkan di kalangan remaja muslim sekali pun. Perayaan Valentine's Say adalah Bagian dari Syiar Agama Nasrani Valentine's Day menurut literatur ilmiyah yang kita dapat menunjukkan bahwa perayaan itu bagian dari simbol agama Nasrani. Bahkan kalau mau dirunut ke belakang, sejarahnya berasal ari upacara ritual agama Romawi kuno. Adalah Paus Gelasius I pada tahun 496 yang memasukkan upacara ritual Romawi kuno ke dalam agama Nasrani, sehingga sejak itu secara resmi agama Nasrani memiliki hari raya baru yang bernama Valentine's Day. The Encyclopedia Britania, vol. 12, sub judul: Chistianity, menuliskan penjelasan sebagai berikut: "Agar lebih mendekatkan lagi kepada ajaran Kristen, pada 496 M Paus Gelasius I menjadikan upacara Romawi Kuno ini menjadi hari perayaan gereja dengan nama Saint Valentine's Day untuk menghormati St. Valentine yang kebetulan mati pada 14 Februari (The World Encylopedia 1998).

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 65

Keterangan seperti ini bukan keterangan yang mengada-ada, sebab rujukannya bersumber dari kalangan barat sendiri. Dan keterangan ini menjelaskan kepada kita, bahwa perayaan hari valentine itu berasal dari ritual agama Nasrani secara resmi. Dan sumber utamanya berasal dari ritual Romawi kuno. Sementara di dalam tatanan aqidah Islam, seorang muslim diharamkan ikut merayakan hari besar pemeluk agama lain, baik agama Nasrani ataupun agama paganis (penyembah berhala) dari Romawi kuno. Katakanlah: "Hai orang-orang kafir. Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang Aku sembah. Dan Aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang Aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku." (QS. Al-Kafirun: 1-6) Kalau dibanding dengan perayaan natal, sebenarnya nyaris tidak ada bedanya. Natal dan Valentine sama-sama sebuah ritual agama milik umat Kristiani. Sehingga seharusnya pihak MUI pun mengharamkan perayaan Valentine ini sebagaimana haramnya pelaksanaan Natal bersama. Fatwa Majelis Ulama Indonesia tentang haramnya umat Islam ikut menghadiri perayaan Natal masih jelas dan tetap berlaku hingga kini. Maka seharusnya juga ada fatwa yang mengharamkan perayaan valentine khusus buat umat Islam. Mengingat bahwa masalah ini bukan semata-mata budaya, melainkan terkait dengan masalah aqidah, di mana umat Islam diharamkan merayakan ritual agama dan hari besar agama lain. Valentine Berasal dari Budaya Syirik. Ken Swiger dalam artikelnya "Should Biblical Christians Observe It?" mengatakan, "Kata "Valentine" berasal dari bahasa Latin yang berarti, "Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat dan Maha Kuasa". Kata ini ditunjukan kepada Nimroe dan Lupercus, tuhan orang Romawi". Disadari atau tidak ketika kita meminta orang menjadi "to be my Valentine", berarti sama dengan kita meminta orang menjadi "Sang Maha Kuasa". Jelas perbuatan ini merupakan kesyirikan yang besar, menyamakan makhluk dengan Sang Khalik, menghidupkan budaya pemujaan kepada berhala. Icon si "Cupid (bayi bersayap dengan panah)" itu adalah putra Nimrod "the hunter" dewa matahari. Disebut tuhan cinta, karena ia rupawan sehingga diburu wanita bahkan ia pun berzina dengan ibunya sendiri. Islam mengharamkan segala hal yang berbau syirik, seperti kepercayaan adanya dewa dan dewi. Dewa cinta yang sering disebut-sebut sebagai dewa Amor, adalah cerminan aqidah syirik yang di dalam Islam harus ditinggalkan jauh-jauh. Padahal atribut dan aksesoris hari valentine sulit dilepaskan dari urusan dewa cinta ini. Walhasil, semangat Valentine ini tidak lain adalah semangat yang bertabur dengan simbol-simbol syirik yang hanya akan membawa pelakunya masuk neraka, naudzu billahi min zalik. Semangat valentine adalah Semangat Berzina Perayaan Valentine's Day di masa sekarang ini mengalami pergeseran sikap dan semangat. Kalau di masa Romawi, sangat terkait erat dengan dunia para dewa dan mitologi sesat, kemudian di masa Kristen dijadikan bagian dari simbol perayaan hari agama, maka di masa sekarang ini identik dengan pergaulan bebas muda-mudi. Mulai dari yang paling sederhana seperti pesta,

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 66

kencan, bertukar hadiah hingga penghalalan praktek zina secara legal. Semua dengan mengatasnamakan semangat cinta kasih. Dalam semangat hari Valentine itu, ada semacam kepercayaan bahwa melakukan maksiat dan larangan-larangan agama seperti berpacaran, bergandeng tangan, berpelukan, berciuman, petting bahkan hubungan seksual di luar nikah di kalangan sesama remaja itu menjadi boleh. Alasannya, semua itu adalah ungkapan rasa kasih sayang, bukan nafsu libido biasa. Bahkan tidak sedikit para orang tua yang merelakan dan memaklumi putera-puteri mereka saling melampiaskan nafsu biologis dengan teman lawan jenis mereka, hanya semata-mata karena beranggapan bahwa hari Valentine itu adalah hari khusus untuk mengungkapkan kasih sayang. Padahal kasih sayang yang dimaksud adalah zina yang diharamkan. Orang barat memang tidak bisa membedakan antara cinta dan zina. Ungkapan make love yang artinya bercinta, seharusnya sedekar cinta yang terkait dengan perasan dan hati, tetapi setiap kita tahu bahwa makna make love atau bercinta adalah melakukan hubungan kelamin alias zina. Istilah dalam bahasa Indonesia pun mengalami distorsi parah. Misalnya, istilah penjaja cinta. Bukankah penjaja cinta tidak lain adalah kata lain dari pelacur atau menjaja kenikmatan seks? Di dalam syair lagu romantis barat yang juga melanda begitu banyak lagu pop di negeri ini, ungkapan make love ini bertaburan di sana sini. Buat orang barat, berzina memang salah satu bentuk pengungkapan rasa kasih sayang. Bahkan berzina di sana merupakan hak asasi yang dilindungi undang-undang. Bahkan para orang tua pun tidak punya hak untuk menghalangi anak-anak mereka dari berzina dengan teman-temannya. Di barat, zina dilakukan oleh siapa saja, tidak selalu Allah SWT berfirman tentang zina, bahwa perbuatan itu bukan hanya dilarang, bahkan sekedar mendekatinya pun diharamkan. Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk. (QS Al-Isra': 32) Wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh Sumber : eramuslim.com

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 67

Pengirim : A Nizami Email : [email protected] Tgl. Email : 14-02-2006

SHOLAT BERJAMAAH a. Hukum Shalat Berjama'ah Shalat berjama'ah itu adalah wajib bagi tiap-tiap mukmin laki-laki, tidak ada keringanan untuk meninggalkannya terkecuali ada udzur (yang dibenarkan dalam agama). Hadits-hadits yang merupakan dalil tentang hukum ini sangat banyak, di antaranya: Dari Abu Hurairah radhiallaahu anhu, ia berkata, Telah datang kepada Nabi shallallaahu alaihi wasallam seorang lelaki buta, kemudian ia berkata, 'Wahai Rasulullah, aku tidak punya orang yang bisa menuntunku ke masjid, lalu dia mohon kepada Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam agar diberi keringanan dan cukup shalat di rumahnya.' Maka Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam memberikan keringanan kepadanya. Ketika dia berpaling untuk pulang, beliau memanggilnya, seraya berkata, 'Apakah engkau mendengar suara adzan (panggilan) shalat?', ia menjawab, 'Ya.' Beliau bersabda, 'Maka hendaklah kau penuhi (panggilah itu)'. (HR. Muslim) Dari Abu Hurairah radhiallaahu anhu ia berkata: 'Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam bersabda, 'Shalat yang paling berat bagi orang munafik adalah shalat Isya' dan shalat Subuh. Seandainya mereka itu mengetahui pahala kedua shalat tersebut, pasti mereka akan mendatanginya sekalipun dengan merangkak. Aku pernah berniat memerintahkan shalat agar didirikan kemudian akan kuperintahkan salah seorang untuk mengimami shalat, lalu aku bersama beberapa orang sambil membawa beberapa ikat kayu bakar mendatangi orang-orang yang tidak hadir dalam shalat berjama'ah, dan aku akan bakar rumah-rumah mereka itu'. (Muttafaq 'alaih) Dari Abu Darda' radhiallaahu anhu, ia berkata, 'Aku mendengar Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam bersabda, 'Tidaklah berkumpul tiga orang, baik di suatu desa maupun di dusun, kemudian di sana tidak dilaksanakan shalat berjama'ah, terkecuali syaitan telah menguasai mereka. Maka hendaklah kamu senan-tiasa bersama jama'ah (golongan yang banyak), karena sesungguhnya serigala hanya akan memangsa domba yang jauh terpisah (dari rombongannya)'. (HR. Ahmad, Abu Daud, An-Nasai dan lainnya, hadits hasan ) Dari Ibnu Abbas, bahwasanya Nabi shallallaahu alaihi wasallam bersabda, 'Barangsiapa mendengar panggilan adzan namun tidak mendatanginya, maka tidak ada shalat baginya, ter-kecuali karena udzur (yang dibenarkan dalam agama)'. (HR. Abu Daud, Ibnu Majah dan lainnya, hadits shahih) Dari Ibnu Mas'ud radhiallaahu anhu, ia berkata, 'Sesungguhnya Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam mengajari kami sunnah-sunnah (jalan-jalan petunjuk dan kebenaran) dan di antara sunnah-sunnah tersebut adalah shalat di masjid yang dikuman-dangkan adzan di dalamnya. (HR. Muslim) b. Keutamaan Shalat Berjama'ah Shalat berjama'ah mempunyai keutamaan dan pahala yang sangat besar, banyak sekali hadits-hadits yang menerangkan hal tersebut di antaranya adalah: Dari Ibnu Umar radhiallaahu anhuma, bahwasanya Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam bersabda, 'Shalat berjama'ah dua puluh tujuh kali lebih utama daripada shalat sendirian. (Muttafaq 'alaih)

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 68

Dari Abu Hurairah radhiallaahu anhu, ia berkata, 'Bersabda Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam, 'Shalat seseorang dengan berjama'ah lebih besar pahalanya sebanyak 25 atau 27 derajat daripada shalat di rumahnya atau di pasar (maksudnya shalat sendirian). Hal itu dikarenakan apabila salah seorang di antara kamu telah berwudhu dengan baik kemudian pergi ke masjid, tidak ada yang menggerakkan untuk itu kecuali karena dia ingin shalat, maka tidak satu langkah pun yang dilangkahkannya kecuali dengannya dinaikkan satu derajat baginya dan dihapuskan satu kesalahan darinya sampai dia memasuki masjid. Dan apabila dia masuk masjid, maka ia terhitung shalat selama shalat menjadi penyebab baginya untuk tetap berada di dalam masjid itu, dan malaikat pun mengu-capkan shalawat kepada salah seorang dari kamu selama dia duduk di tempat shalatnya. Para malaikat berkata, 'Ya Allah, berilah rahmat kepadanya, ampunilah dia dan terimalah taubatnya.' Selama ia tidak berbuat hal yang mengganggu dan tetap berada dalam keadaan suci'. (Muttafaq 'alaih) c. Berjama'ah dapat dilaksanakan sekalipun dengan seorang makmum dan seorang imam Shalat berjama'ah bisa dilaksanakan dengan seorang makmum dan seorang imam, sekalipun salah seorang di antaranya adalah anak kecil atau perempuan. Dan semakin banyak jumlah jama'ah dalam shalat semakin disukai oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. Dari Ibnu Abbas radhiallaahu anhuma, ia berkata, 'Aku pernah bermalam di rumah bibiku, Maimunah (salah satu istri Nabi shallallaahu alaihi wasallam), kemudian Nabi shallallaahu alaihi wasallam bangun untuk shalat malam, maka aku pun ikut bangun untuk shalat bersamanya, aku berdiri di samping kiri beliau, lalu beliau menarik kepalaku dan menempatkanku di samping kanannya'. (Muttafaq 'alaih) Dari Abu Sa'id Al-Khudri dan Abu Hurairah radhiallaahu anhuma, keduanya berkata, 'Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam bersabda, 'Barangsiapa ba-ngun di waktu malam hari kemudian dia membangunkan isterinya, kemudian mereka berdua shalat berjama'ah, maka mereka berdua akan dicatat sebagai orang yang selalu berdzikir kepada Allah'. (HR. Abu Daud dan Al-Hakim, hadits shahih) Dari Abu Sa'id Al-Khudri radhiallaahu anhu, 'Bahwasanya seorang laki-laki masuk masjid sedangkan Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam sudah shalat bersama para sahabatnya, maka beliau pun bersabda, 'Siapa yang mau bersedekah untuk orang ini, dan menemaninya shalat.' Lalu berdirilah salah seorang dari mereka kemudian dia shalat bersamanya'. (HR. Abu Daud dan At-Tirmidzi, hadits shahih) Dari Ubay bin Ka'ab radhiallaahu anhu, ia berkata, 'Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam bersabda, Shalat seseorang bersama orang lain (berdua) lebih besar pahalanya dan lebih mensucikan daripada shalat sendirian, dan shalat seseorang ditemani oleh dua orang lain (bertiga) lebih besar pahalanya dan lebih menyucikan daripada shalat dengan ditemani satu orang (berdua), dan semakin banyak (jumlah jama'ah) semakin disukai oleh Allah Ta'ala'. (HR. Ahmad, Abu Daud dan An-Nasai, hadits hasan) d. Hadirnya Wanita Di Masjid dan Keutamaan Shalat Wanita Di Rumahnya Para wanita boleh pergi ke masjid dan ikut melaksanakan shalat berjama'ah dengan syarat menghindarkan diri dari hal-hal yang membangkitkan syahwat dan menim-bulkan fitnah, seperti mengenakan perhiasan, bersolek dan menggunakan wangi-wangian. Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam bersabda: Janganlah kalian melarang para wanita (pergi) ke masjid dan

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 69

hendaklah mereka keluar dengan tidak me-makai wangi-wangian. (HR. Ahmad dan Abu Daud, hadits shahih) Dan beliau juga bersabda: Perempuan yang mana saja yang memakai wangi-wangian, maka janganlah dia ikut shalat Isya' berjama'ahbersama kami. (HR. Muslim) Pada kesempatan lain, beliau juga bersabda: Perempuan yang mana saja yang memakai wangi-wangian, kemudian dia pergi ke masjid, maka shalatnya tidak diterima sehingga dia mandi. (HR. Ibnu Majah, hadits shahih) Jika salah seorang dari kalian (wanita) menghadiri mesjid maka janganlah menyentuh wangi-wangian. (HR. Muslim) Beliau juga bersabda: Jangan kamu melarang istri-istrimu (shalat) di masjid, namun rumah mereka sebenarnya lebih baik untuk mereka. (HR. Ahmad, Abu Daud dan Al-Hakim, hadits shahih) Dalam sabdanya yang lain: Shalat seorang wanita di salah satu ruangan rumahnya lebih utama daripada di bagian tengah rumahnya dan shalatnya di kamar (pribadi)-nya lebih utama daripada (ruangan lain) di rumahnya. (HR. Abu Daud dan Al-Hakim) Beliau bersabda pula: Sebaik-baik tempat shalat bagi kaum wanita adalah bagian paling dalam (tersembunyi) dari rumahnya.(HR. Ahmad dan Al-Baihaqi, hadits shahih) http://www24.brinkster.com/sholatkita/berjamaah.htm Tertarik masalah Ekonomi? Mari bergabung ke milis Ekonomi Nasional Kirim email ke: [email protected]

--------------------------oOo--------------------------

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 70

Pengirim : Arief Ludiantoro Email : [email protected] Tgl. Email : 14-02-2006

Kekalifahan Islam Sohbet Mawlana Shaykh Muhammad Nazim 'Adil Al-Haqqani An-Naqshbandi Lefke,

Cyprus 15 Januari 2006 Suhbat saat kunjungan Shehzade Salim Effendi, keturunan Sultan Abdul Hamid Khan. Dunia Islam telah kehilangan Pedang Kekuatan Langit-nya - di manakah pedang itu kini berada? A´udhu bi-Llahi mina shaytâni rajûS Bismillahi r-Rahmani r-Rahim La hawla wa la quwatta illa bi-Llahi -l 'Aliyu -l 'Azim Dengan nama Allah Ta'ala Yang Maha Pemurah, Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Tak ada tuhan selain Allah! Hanya Allah swt! Dialah Tuhan kita, Tuhan sekalian alam, Tuhan seluruh ciptaan, satu-satunya Tuhan! Tuhan Yang Esa! Tak mungkin ada dzat entitas lain yang tanpa batas, karena hanya Dia-lah Sang Pencipta, tanpa awal bagi-Nya, tanpa akhir bagi-Nya, karena Wujud-Nya tak bermula dan tak berakhir- kalian mesti beriman! Kalian harus percaya dan mengimaninya! Segala sesuatu yang lainnya dapat muncul, kemudian lenyap. Segala sesuatu yang lain, jika Ia berseru: "Wujudlah!" akan muncul dan eksis. Dan jika Ia berkata, "Lenyaplah!" akan hilang dan lenyap dari eksistensinya. Kalian mesti percaya, kalian mesti mengetahui tentang Pencipta kalian! Kalian harus beriman pada Pencipta kalian. - Madad, ya Sulthanal Awliya' - dan hal pertama yang kalian mesti percayai adalah lewat diri kalian sendiri. Kalian harus beriman dan percaya bahwa: "Diriku wujud"; Adalah suatu kewajiban untuk berkata bahwa, "Kami ada dan wujud", tapi wujud dan eksistensi kalian sama sekali berbeda dengan Wujud Sang Pencipta. Pencipta, Wujudnya tak bermula dan tak berakhir, namun bagi diri kita terdapat suatu permulaan, dan untuk setiap sesuatu yang bermula, pastilah ada akhirnya. Karena itu - kita ada dan wujud sekarang; [tapi] kita tidaklah wujud sebelum satu abad yang lalu, seratus tahun yang lalu, dan setelah seratus tahun yang akan datang tak akan ada lagi yang wujud dari orang-orang yang kini hidup di zaman ini. Kalian harus mengetahui Sifat-Sifat Ilahiah Sang Pencipta, kalian harus tahu akan Wujud Ilahiah Sang Pencipta, dan tak seorang pun dari makhluq-Nya mampu memahami makna sejati Keabadian. Wujud dan Eksistensi Tuhan kita adalah Abadi; artinya: Wujud-Nya adalah dari pra-'azali hingga pasca-abadi, itu berarti: Ia Subhanahu wa Ta'ala tak memiliki awal mula, dan tak pula memiliki akhir! Itulah pengetahuan dasar yang seluruh manusia mesti mencapainya, dan mereka harus berkata, "Tuhan kami wujud di pra-azali hingga pasca-abadi... Ia akan terus wujud dalam kekekalan-Nya dalam keabadiaan-Nya." Sifat Abadi hanyalah bagi Diri-Nya, tidak untuk seorang pun yang lain, karena wujud ini tak akan mampu mendukung dua Pencipta, sebagaimana suatu singgasana tak akan mungkin diduduki Dua Raja atau Dua Sultan. Sebuah singgasana hanyalah bagi seseorang, dan tak mungkin dua untuk dua. Dalam agama Nasrani, mereka berkata, "Sang Raja dan Sang Ratu", duduk berdekatan di dua kursi. Tak pernah terjadi dalam dunia Kristen bahwa Sang Raja duduk dengan Ratunya dalam

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 71

kursi yang sama. Kursi sang raja adalah bagi sang raja, dan kursi bagi sang ratu tak akan pernah serupa dengan kursi sang raja. Sang Ratu melambangkan kelemahan atau tak adanya kekuatan, sementara Raja melambangkan kekuatan. Karena itulah, sang Raja selalu membawa pedang, sementara Ratu tak pernah membawa pedang. Pernahkah kalian melihat sang Ratu Inggris membawa sebilah pedang? Sekalipun kini ia menjadi Ratu, tapi tak pernah memegang pedang. Tidak! Hanya Raja yang membawa pedang! Sang Raja menunggangi kudanya seperti ini.... Sementara Ratu duduk seperti ini... (menyamping). Hal ini adalah sesuatu yang penting, kalian mesti memahaminya! Kini tengah datang berita baru. Dan Allah Ta'ala memerintahkan, sedari awal, bagi seseorang untuk memegang pedang kekuatan sebagai wakil dari Diri-Nya sendiri, wakil bagi Allah, Ia SWT menginginkan satu orang di muka bumi ini, bukan dua (atau lebih) orang. Karena itu, seluruh Dunia Islam mesti memiliki seseorang itu yang membawa sebilah pedang yang melambangkan kekuatan Samawi melalui tangannya! Pedangnya di atas pedang-pedang seluruh pembantu-pembantunya, menteri-menterinya. Pedangnya di atas seluruh pedang yang ada di Wilayah Dunia Islam; tak seorang pun boleh berdiri di depan pedangnya, pedang yang telah dikaruniakan padanya dari Aturan-Aturan Langit! Seorang Khalifah! Kini, dunia Islam tengah berada dalam kedudukannya yang paling buruk, karena mereka telah kehilangan pedang Langit yang seharusnya hanya dipegang oleh satu orang. Itulah Perintah Allah! Sedangkan Dunia Muslim kini mereka membuat pedang-pedang imitasi bagi diri mereka sendiri sambil mengatakan, "Kami memiliki kekuatan!" Tidak! Mereka tak pernah mendapat dukungan Langit! Karena itu, dunia Islam kini berada dalam kondisinya yang terburuk, kondisi yang paling lemah dan paling menyedihkan. Mereka mengutuki Amerika, mengutuki Inggris, menyumpahi Rusia, beberapa di antara mereka menyumpah-nyumpahi Cina, beberapa di antaranya ke Arab, beberapa di antaranya Turki - Nonsense! Tak masuk akal! Mereka berkata, "Kenapa Amerika datang ke Iraq? Kenapa memasukinya?" Tanyalah pada dirimu sendiri! Lihatlah bagaimana perintah Allah Ta'la! Allah Ta'ala menciptakan Iraqian, Syrian, Libanese, Jordanian, Egyptian, Lybian, Saudian, Qatarian, Shaytanian...? Mengapa kalian menyumpahi Amerika? Mengapa tak melihat dan membaca kitab suci kalian? Seseorang datang dan berkata, "Kami dari al-Qaida, kami datang untuk mengendalikan seluruh dunia!" Kalian tak dapat melakukannya! Kalian tak dapat melakukannya! Kalian tak dapat melakukannya, selama kalian masih melawan Aturan-Aturan Ilahiah yang memerintahkan pada kalian untuk memberikan Pedang Langit tersebut hanya pada ia yang memang pantas untuk memegang pedang tersebut. Pedang Langit tersebut, di manakah sekarang? Di mana kalian menyembunyikannya, wahai Dunia Muslim? Mereka (Dunia Muslim) kini tengah sibuk dengan urusan lain, yaitu ketika mereka berkata, "Saat musim Hajji ini, 300 Hajji telah wafat saat mereka melempar Syaitan (jumrah)." Itulah berita yang kini tengah hangat, telah meninggal dunia 340 atau 350 orang? Apa itu?! Itu berita yang penting? Dan mereka hanya berkata, "Oh, kami hanya akan pergi mengunjungi Baitullah dan mendatangi Mina, kemudian di Mina, kami akan tinggal selama satu hari" - beberapa di antara mereka meminum Nargileh, menyalakan pula Televisi ... Berapa kali Allah SWT telah mengaruniakan pada saya untuk berada di Arafat, di zaman ketika masih dengan metode Salaf as-Salih, ketika mereka membaca Hizbul A'zam, 7 Surat yang mesti dibaca Haji dalam tenda mereka dan membaca Do'a tersebut dari awal hingga akhir. Alhamdulillah, mungkin lebih dari dua puluh

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 72

kali Allah telah melimpahkan karunianya pada saya untuk berada di Arafat, dan tiap kali waktu Wuquf saya membacanya dari awal hingga akhir, selesai di saat Maghrib. Kini, orang-orang melakukan banyak hal, hal-hal yang nonsense, yang tak masuk akal, untuk melalui hari itu! Menaruh berbagai ragam Televisi, melihatnya, dan tak pernah peduli di mana mereka tengah berada dan tak mengetahui apa yang mesti mereka minta! Begitu banyak orang-orang tak berakal berkata, "Ohhh para haji mereka berdoa untuk masyarakat Iraq dan mereka memohon kasih sayang bagi orang-orang yang tertimpa gempa bumi..." Inilah luka-luka mereka! Kalian mesti meminta... [tapi] kalian tak tahu apa yang akan kalian minta. Suatu waktu seseorang mendatangi istana Sultan dan sang Sultan bertanya, "Apa yang kau inginkan?" dan jika orang itu berkata, "Wahai, Sultan, aku meminta dua karung jerami, karena untaku sedang lapar, karena itu aku minta dua karung rumput dan jerami", maka Sultan-pun berkata, "Berikan padanya dan bawa dia pergi! Ia datang padaku dan aku bertanya padanya 'Apa yang kau inginkan?' dan ia cuma meminta 'Aku ingin jerami atau rumput atau meminta seekor unta atau sebuah perahu atau dua'?" Orang macam ini, apa yang kalian pikir tentang dia? Orang gila atau orang bijak? Jika seseorang mendatangi sang Raja, sang Sultan, tak mengetahui apa yang mesti diminta, hanya jerami, ia pun hanyalah hewan! Kalian datang ke Arafat dan kalian hanya meminta, "Wahai Allah, selamatkan penduduk Iraq, dan limpahkan rahmat-Mu pada orang-orang yang tertimpa gempa bumi?" Bagaimana dengan Dunia Islam, dengan Dunia Muslim? Dan bagaimana pula dengan seluruh ummat manusia? Di manakah rasa belas kasih sayangmu bagi bagian lain dari Ummat Muslim? Mereka pun kini tengah berada dalam tekanan para tiran dan para penindas!! Mengapa kalian tak memohon, "Wahai Allah, selamatkanlah Mu'minin, orang-orang yang mengimani-Mu, Dunia Muslim dari para tiran?" Mengapa kalian tak mengatakannya? Mengapa tak memohon, "Wahai Tuhan kami, kirimkanlah bagi kami (seorang Raja)" - sebagaimana Bani Israel memohon pada Nabi mereka, mengatakan, 'Mohonlah agar Allah mengirim pada kami seorang Malik, seorang Raja, untuk mengumpulkan manusia, 'ibad wa l-bilad?' "Malikun yamliku 'ibad wa l-bilad"? Mengapa tak meminta, "Wahai Allah, kirimkan pada kami, ia yang telah Kau janjikan pada hamba-Mu yang paling Kau cintai di saat kami tengah lemah saat ini, untuk membangkitkan kembali Islam"? Mengapa kalian tak meminta! Mereka meminta untuk orang-orang Iraq, bagaimana pula dengan 1,5 milliar Muslim? Orang-orang Iraq cuma berjumlah 30 juta orang, gempa bumi yang terjadi hanya menimpa 3 atau 5 juta orang- keseluruhan mungkin cuma 40 juta orang - bagaimana dengan 1,5 milliar Muslim, yang kini mereka tengah berada di bawah sepatu para Zhalim dan para Penindas! Mengapa kalian tak meminta! Mereka tak tahu apa yang mesti mereka minta! Dan terjadilah peristiwa itu - 300 orang wafat saat melakukan jumrah, melempar batu!" Tentu saja ini meninggalkan kesan negatif di pikiran orang-orang! Lalu mereka akan takut untuk pergi melakukan Hajji, karena, "Tempat yang demikian berbahaya, kita pun bisa berada di bawah kaki orang-orang dan mati!" Bukanlah suatu berita yang baik untuk mengabarkannya dari Timur ke Barat. Jangan berkata apa pun (tentangnya, red.)! Kesalahannya adalah pada pemerintah di Saudi Arabia. Mereka berpikir bahwa polisi atau kekuatan keamanan mereka dapat mengendalikan semuanya. Kekuatan keamanan mungkin 40, 100, 200, 500, atau bahkan 1000, tapi yang datang adalah sepuluh ribu, puluhan ribu orang - apa

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 73

yang dapat kalian lakukan? Mereka bukan dari besi! Mereka pun dapat terdorong pula ke tanah, dan dapat pula terbunuh! Jangan sentuh! Terlalu banyak hal sudah berubah di daerah itu. Mereka berpikir hal itu akan lebih baik bagi haji saat mereka menunaikan ibadah hajinya; tapi, mereka salah! Biarkanlah (tempat itu) seperti sebelumnya, seperti saat zaman Nabi: Orang berdatangan, melempar, dan pergi. (Tapi) kini mereka membuat jembatan-jembatan, tembok-tembok, dan lantai - untuk apa semua ini? Malah justru membuatnya semakin berbahaya! Juga Syariat Suci, Aturan Suci mengatakan bahwa wanita dan orang-orang yang lemah semestinya tak pergi! Mereka boleh mewakilkan hajinya pada orang-orang muda yang dapat bergerak dengan cepat, melempar, dan pergi! Tak perlu bagi orang-orang yang lemah dan khususnya bagi wanita! Karena itu Syari'at berkata, bagi wanita yang sendiri, tak baik untuk melakukan Hajji. Harus beserta putranya, atau saudara laki-lakinya, suaminya, atau siapa pun dari keluarganya yang dapat melindunginya! Dan kalian pun boleh melempar batu mewakilinya, lalu kalian melempar untuk diri kalian sendiri dan segera pergi berlalu - dengan begitu setengah dari beban telah hilang! Jangan pula berkata, "Saat melempar jumrah itu hanya dari permulaan setelah Zuhur hingga masuk malam." Tidak! Kita punya Empat Mazhab! Katakanlah: "Kalian dapat melempar selama 24 jam", selesailah masalahnya, karena saat ini yang menjadi masalah adalah mereka membatasinya dalam waktu yang pendek dan orang-orang pun berlarian ke situ. Buatlah agar sesuai dengan empat Mazhab: 24 jam! Setelah Maghrib, saya melihat dan menyaksikan masih banyak orang datang dan melempar (batu mereka) dengan istri-istri mereka, dengan ibunda mereka, melempar dan dengan bebas pergi! Kenapa hanya membuatnya terbatas dari Dzuhur hingga Maghrib? Jangan, buatlah seperti ini: "24 Jam kalian dapat melempar!" Jika ada yang berkata - sebagai dendanya (untuk melempar jumrah di malam hari, red.) adalah mengorbankan menyembelih seekor kambing! Menyembelih seekor kambing adalah jauh lebih mudah daripada terbunuhnya seorang manusia! Harga seorang manusia (maksudnya 'diyat', red.), jika ia terbunuh, agar sang pembunuh bebas (setelah ahli waris mau memberi maaf, red.) adalah 100 ekor unta! Sedangkan untuk jumrah ini cukup dengan seekor kambing, jika dilakukan lebih awal (sebelum Zuhur) atau lebih lambat (setelah Maghrib). Tapi dalam Fiqh berbagai Mazhab, mengatakan, beberapa di antara mereka: "Dari pagi hingga malam". Beberapa yang lain berkata, "Dari sore hari hingga malam." Beberapa berkata, "Jika tidak di siang hari, kalian boleh melakukannya di malam hari, tapi kalian mesti menyembelih seekor kambing." Mengapa mereka tidak menggunakannya (pendapat keempat Mazhhab)? (Tapi) begitulah, sekarang tak ada lagi 'Aalim, tak ada lagi orang yang akal pikirannya bekerja, habis! Tiga juta manusia - bagaimana bisa mereka semua datang dan melempar (pada saat yang sama)? Buatlah lebih mudah! Nabi - sallAllahu 'alayhi wa aalihi wasallam - bersabda, "Yassiruu wa laa tu'assiruu!" "Permudahlah, dan jangan persulit!" Tapi, tak seorang pun mengatakan apa pun, habis! Jika kalian berkata, "Kami pikir bahwa Anda salah". Tidak! Saya tidak salah, merekalah yang salah! Saya tahu apa yang saya katakan! Semoga Allah mengampuni diri saya dan kalian semua, dan melimpahkan barakah-Nya pada kalian di hari-hari suci ini (di bulan Dzul Hijjah). Semoga Allah melimpahkan Rahmat-Nya pada

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 74

ummah dari hamba-Nya yang paling Ia cintai, untuk mengirimkan pada kita seseorang yang akan memimpin kita pada jalan yang lurus dan mengumpulkan qalbu-qalbu kita pada Kecintaan Allah! Demi kehormatan ia yang paling terhormat di Hadirat Ilahiah-Nya! Faatihah! Wa min Allah at tawfiq Wassalam, arief hamdani HP 0816 830 748 www.mevlanasufi.blogspot.com

----------------------oOo----------------------

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 75

Pengirim : agussyafii Email : [email protected] Tgl. Email : 14-02-2006

KIAT MENJEMPUT MAUT Alkisah menurut shirah, pernah Nabi Ibrahim as berdialog dengan Malaikat Maut soal sakratulmaut. Sahabat Allah itu bertanya, "Dapatkah engkau memperlihatkan rupamu saat engkau mencabut nyawa manusia yang gemar berbuat dosa?" Malaikat menjawab pendek: "Engkau tak akan sanggup.". "Aku pasti sanggup," tegas beliau. "Baiklah, berpalinglah dariku," pinta si Malaikat. Saat Nabi Ibrahim as berpaling kembali, di hadapannya telah berdiri sesosok makhluk berkulit legam dengan rambut berdiri, berbau busuk, dan berpakaian serba hitam. Dari hidung dan mulutnya tersembur jilatan api. Seketika itu pula Nabi Ibrahim as jatuh pingsan! Ketika tersadar kembali, beliau pun berkata kepada Malaikat Maut, "Wahai Malaikat Maut, seandainya para pendosa itu tak menghadapi sesuatu yang lain dari wajahmu di saat kematiannya, niscaya cukuplah itu menjadi hukuman untuknya." Di kesempatan lain, kisah yang diriwayatkan oleh 'Ikrimah dari Ibn 'Abbas ini, menceritakan Nabi Ibrahim as meminta Malaikat Maut mengubah wujudnya saat mencabut nyawa orang-orang beriman. Dengan mengajukan syarat yang sama kepada Ibrahim as, Malaikat Maut pun mengubah wujudnya. Maka di hadapan Nabi yang telah membalikkan badannya kembali, telah berdiri seorang pemuda tampan, gagah, berpakaian indah dan menyebar aroma wewangian yang sangat harum. "Seandainya orang beriman melihat rupamu di saat kematiannya, niscaya cukuplah itu sebagai imbalan amal baiknya," kata Nabi Ibrahim as. Wassalam, agussyafii Untuk kisah hikmah ini selanjutnya bisa dilihat didownload www.fitrah.or.id: http://www.fitrah.or.id/index.php?option=com_remository&Itemid=27&func=selectcat\&cat=5

----------------------oOo----------------------

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 76

Pengirim : Ahmad Bustam Email : [email protected] Tgl. Email : 14-02-2006

Bertengkar Dengan Indah From: MOH. ISNAENI H., (IH)

Buat Yang Udah Nikah, Mau Nikah, Punya Niat Untuk Nikah Sebarkan kepada orang2 yang kalian kenal........mudah2an bermanfaat. Bertengkar adalah phenomena yang sulit dihindari dalam kehidupan berumah tangga, kalau ada seseorang berkata: "Saya tidak pernah bertengkar dengan isteri saya !" Kemungkinannya dua, oleh jadi dia belum beristeri, atau ia tengah berdusta. Yang jelas kita perlu menikmati saat-saat bertengkar itu, sebagaimana lebih menikmati lagi saat saat tidak bertengkar. Bertengkar itu sebenarnya sebuah keadaan diskusi, hanya saja dihantarkan dalam muatan emosi tingkat tinggi. Kalau tahu etikanya, dalam bertengkarpun kita bias mereguk hikmah, betapa tidak, justru dalam pertengkaran, setiap kata yang terucap mengandung muatan perasaan yang sangat dalam, yang mencuat dengan desakan energi yang tinggi, pesan pesannya terasa kental, lebih mudah dicerna ketimbang basa basi tanpa emosi. Tulisan ini murni non politik, jadi tolong jangan tergesa-gesa membacanya. Bacalah dengan sabar, lalu renungi dengan baik, setelah itu...terapkan dalam keseharian kita.......setuju friend's??? .....Suatu ketika seseorang berbincang dengan orang yang akan menjadi teman hidupnya, dan salah satunya bertanya; apakah ia bersedia berbagi masa depan dengannya, dan jawabannya tepat seperti yang diharap. Mereka mulai membicarakan : seperti apa suasana rumah tangga ke depan. Salah satu diantaranya adalah tentang apa yang harus dilakukan kala mereka bertengkar. Dari beberapa perbincangan hingga waktu yang mematangkannya, tibalah mereka pada sebuah emorandum of Understanding, bahwa kalaupun harus bertengkar, maka :

1. Kalau bertengkar tidak boleh berjama'ah Cukup seorang saja yang marah-marah, yang terlambat mengirim sinyal nada tinggi harus menunggu sampai yang satu reda. Untuk urusan marah pantang berjama'ah, seorangpun sudah cukup membuat rumah jadi meriah. Ketika seorang marah dan saya mau menyela, segera ia berkata "STOP" ini giliran saya ! Saya harus diam sambil istighfar. Sambil menahan senyum saya berkata dalam hati : "kamu makin cantik kalau marah,makin energik ..." Dan dengan diam itupun saya merasa telah beramal sholeh, telah menjadi jalan bagi tersalurkannya luapan perasaan hati yang dikasihi... "duh kekasih .. bicaralah terus, kalau dengan itu hatimu menjadi lega, maka dipadang kelegaan perasaanmu itu aku menunggu ...."

Demikian juga kalau pas kena giliran saya "yang olah raga otot muka", saya menganggap bahwa distorsi hati, nanah dari jiwa yang tersinggung adalah sampah, ia harus segera dibuang agar tak menebar kuman, dan saya tidak berani marah sama siapa siapa kecuali pada isteri saya :) Maka kini giliran dia yang harus bersedia jadi keranjang sampah. pokoknya khusus untuk marah, memang tidak harus berjama'ah, sebab ada sesuatu yang lebih baik untuk dilakukan secara berjama'ah selain marah :)

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 77

2. Marahlah untuk persoalan itu saja, jangan ungkit yang telah terlipat masa (maksudnya masa lalu kita) Siapapun kalau diungkit kesalahan masa lalunya, pasti terpojok, sebab masa silam adalah bagian dari sejarah dirinya yang tidak bisa ia ubah. Siapapun tidak akan suka dinilai dengan masa lalunya. Sebab harapan terbentang mulai hari ini hingga ke depan. Dalam bertengkar pun kita perlu menjaga harapan dan bukan menghancurkannya. Sebab pertengkaran di antara orang yang masih mempunyai harapan, hanyalah sebuah foreplay, sedang pertengkaran dua hati yang patah asa, menghancurkan peradaban cinta yang telah sedemikian mahal dibangunnya. Kalau saya terlambat pulang dan ia marah,maka kemarahan atas keterlambatan itu sekeras apapun kecamannya, adalah "ungkapan rindu yang keras". Tapi bila itu dikaitkan dgn seluruh keterlambatan saya, minggu lalu,awal bulan kemarin dan dua bulan lalu, maka itu membuat saya terpuruk jatuh.> Bila teh yang disajinya tidak manis (saya termasuk penimbun gula), sepedas apapun saya marah,maka itu adalah "harapan ingin disayangi lebih tinggi". Tapi kalau itu dihubungkan dgn kesalahannya kemarin dan tiga hari lewat,plus tuduhan "Sudah tidak suka lagi ya dengan saya", maka saya telah menjepitnya dengan hari yang telah pergi, saya menguburnya di masa lalu, ups saya telah membunuhnya, membunuh cintanya. Padahal kalau cintanya mati, saya juga yang susah ... OK, marahlah tapi untuk kesalahan semasa, saya tidak hidup di minggu lalu, dan ia pun milik hari ini .....

3. Kalau marah jangan bawa-bawa keluarga Saya dengan isteri saya terikat baru beberapa asa, tapi saya dengan ibu dan bapak saya hampir berkali lipat lebih panjang dari itu, demikian juga ia dan kakak serta pamannya. Dan konsep Quran, seseorang itu tidak menanggung kesalahan fihak lain (QS.53:38-40). Saya tidak akan terpantik marah bila cuma saya yang dimarahi, tapi kalau ibu saya diajak serta, jangan coba coba. Begitupun dia, semenjak saya menikahinya, saya telah belajar mengabaikan siapapun di dunia ini selain dia, karenanya mengapa harus bawa bawa barang lain ke kancah "awal cinta yang panas ini". Kata ayah saya : "Teman seribu masih kurang, musuh satu terlalu banyak". Memarahi orang yang mencintai saya, lebih mudah dicari ma'afnya dari pada ngambek pada yang tidak mengenal hati dan diri saya..". Dunia sudah diambang pertempuran, tidak usyah ditambah tambah dengan memusuhi mertua!

4. Kalau marah jangan di depan anak-anak, Anak kita adalah buah cinta kasih, bukan buah

kemarahan dan kebencian. Dia tidak lahir lewat pertengkaran kita, karena itu, mengapa mereka harus menonton komedi liar rumah kita. Anak yang melihat orang tua nya bertengkar, bingung harus memihak siapa. Membela ayah, bagaimana ibunya. Membela ibu, tapi itu 'kan bapak saya. Ketika anak mendengar ayah ibunya bertengkar :

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 78

Ibu : "Saya ini cape, saya bersihkan rumah, saya masak, dan kamu datang main suruh begitu, emang saya ini babu ?!!!" Bapak : "Saya juga cape, kerja seharian, kamu minta ini dan itu dan aku harus mencari lebih banyak untuk itu, saya datang hormatmu tak ada, emang saya ini kuda ????!!!! Anak : "...... Yaaa ...ibu saya babu, bapak saya kuda .... terus saya ini apa ?" Kita harus berani berkata : "Hentikan pertengkaran !" ketika anak datang, lihat mata mereka, dalam binarannya ada rindu dan kebersamaan. Pada tawanya ada jejak kerjasama kita yang romantis, haruskah ia mendengar kata bahasa hati kita ???

5. Kalau marah jangan lebih dari satu waktu shalat, Pada setiap tahiyyat kita berkata :

"Assalaa-mu 'alaynaa wa 'alaa'ibaadilahissholiihiin" Ya Allah damai atas kami, demikian juga atas hamba hambamu yg sholeh ....

Nah andai setelah salam kita cemberut lagi, setelah salam kita tatap isteri kita dengan amarah, maka kita telah mendustai Nya, padahal nyawamu ditangan Nya. OK, marahlah sepuasnya kala senja, tapi habis maghrib harus terbukti lho itu janji dengan Ilahi .... Marahlah habis shubuh, tapi jangan lewat waktu dzuhur, Atau maghrib sebatas isya ... Atau habis isya sebatas....??? Nnngg .. Ah kayaknya kita sepakat kalau habis isya sebaiknya memang tidak bertengkar ... :)

6. Kalau kita saling mencinta, kita harus saling mema'afkan, Tapi yang jelas memang begitu,

selama ada cinta, bertengkar hanyalah "proses belajar untuk mencintai lebih intens" Ternyata ada yang masih setia dengan kita walau telah kita maki-maki.

Ini saja, semoga bermanfa'at, "Dengan ucapan syahadat itu berarti kita menyatakan diri untuk bersedia dibatasi". Selamat tinggal kebebasan tak terbatas yang dipongahkan manusia pintar tapi bodoh bABy@ngel

----------------------oOo----------------------

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 79

Pengirim : suryati Email : [email protected] Tgl. Email : 14-02-2006

Merajut Benang Ukhuwah Di tengah semangat pecah-belah yang dihembuskan orang-orang yang memusuhi Islam, ukhuwah menjadi menjadi sangat penting. Bagaimana bentuk ukhuwah dan apa saratnya? DR. Abdul Halim Mahmud dalam bukunya" Merajut Benang Ukhuwah Islamiyah" merinci satu persatu permasalahan itu, sebagai berikut: Ta'aruf Kata ta'aruf berarti saling mengenal. Misalnya ada kalimat ta'araftu ila Fulan artinya: saya memperkenalkan diri kepada si Fulan. Di sini dimaksudkan, hendaknya seorang Muslim mengenal saudaranya yang seiman, menyangkut nama, nasabnya dan status sosialnya. Di samping itu, kenalilah juga apa yang disukai dan yang tidak disukainya. Mengenal secara baik karakteristik saudara kita, akan menjadi kunci pembuka hati persaudaraan. Ta'aluf Kandungan makna Ta'aluf adalah: menyatunya seorang Muslim dengan saudaranya sesama Muslim. Bahwa semangat bersatu kepada saudara seiman dan seakidah hendaknya menjadi jiwa Muslim. Rasulullah bersabda,"Orang mukmin itu mudah disatukan. Tidak ada kebaikan bagi orang yang tidak bisa menyatu dan tidak bisa mempersatukan." (HR.Imam Ahmad) Tafahum Syarat ukhuwah selanjutnya adalah tafahum, yakni sikap saling memahami antara seorang Muslim dengan saudaranya sesama Muslim, dengan menciptakan kesepahaman dalam prinsip-prinsip pokok ajaran Islam (ushuluddin), lalu hal-hal yang berkaitan dengan masalah cabang (furu'iyyah). Kita diperingatkan oleh Allah SWT agat tidak saling berbantah-bantahan. "Tatalah kepada Allah dan Rasul-Nya serta janganlah berbantah-bantahan yang akan mengakiibatkan kalian menjadi gentar dan hilang kekuatan kalian." (QS.Al-Anfal:46) Ri'ayah dan Tafaqud Ia adalah sikap respek seorang Muslim dengan yang lainnya. Bila saudaranya membutuhkan bantuan, maka tanpa dimintanya segera bergegas memberikan bantuannyasesuai dengan kemampuannya. Termasuk dalam pengertian ri'ayah dan tafaqud adalah menutupi aibnya, sertaberusaha menghilangkan rasa cemasnya. Ta'awun Ta'awun berarti saling membantu. Maksudnya, Allah SWT memerintahkan kita untuk saling membantu melaksanakan kebaikan (al-birr), dan meninggalkan kemunkaran(at-taqwa). Dengan ber-ta'awun yakni memberi petunjuk kepada saorang Muslim untuk mendapatkan ridha Allah, serta melakukan amal sholeh lebih berharga dari pada memperoleh suatu yang sangat istimewa. Rasulullah Saw bersabda, "Demi Allah, jika Allah memberi hidayah kepada seseorang karena dakwah yang kau sampaikan kepadanya, sungguh hal itu lebih baik bagimu daripada unta merah.." (HR.Abu Dawud)

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 80

Tanashur Langkah ukhuwah yang terakhir ini adalah sejenis dengan ta'awun.Hanya pengertian tanashur lebih mendalam dan lebih luas lagi, bahkan di sana menggambarkan semangat cinta dan loyalitas. Tanashur memiliki makna: • Tidak menjerumuskan saudaranya kepada sesuatu yang buruk • Mencegah sudaranya agar tidak tergelincir dalam tindak dosa dan kejahatan • Menolongnya menghadapi setiap orang yang menghalanginya dari jalan kebenaran, hidayah

dan dakwah • Membrikan pertolongan kepada orang yang dizhalimi maupun yang menzhalimi(mencegah

perbuatan zhalim) tersebut. (Diambil dari rubrik "Fiqih Ukhuwah" majalah Hidayatullah, edisi Mei 2004) Yathie (hidup ini hanya sekali, maka janganlah disia-siakan. Mari kita kembali kepada niat yang baik InsyaAlloh akan mendapatkan yang baik pula.....Amien)

-----------------------oOo-----------------------

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 81

Pengirim : mufid mujaddid Email : [email protected] Tgl. Email : 14-02-2006

Sikap Islam Terhadap Pornoaksi AL-IKHWAN.NET - Selasa, 07 Pebruari 2006 Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. (QS An-Nur, 24/31) Ketahuilah wahai ikhwan wa akhwat fiLLAH -Semoga ALLAH SWT memuliakan antum dalam diin ini- bahwa Islam adalah Diin yang sempurna berdasarkan firman ALLAH SWT dalam Al-Qur'an[1], maka berbagai persoalan dalam kehidupan kemanusiaan dasar-dasarnya telah diberikan secara lengkap baik dalam Al-Qur'an maupun dalam As- Sunnah, tinggallah kita para da'i dan da'iyyah mempelajari hukumnya lalu mengamalkannya. Dalam ayat di atas ALLAH SWT menjelaskan tentang kaidah-kaidah dasar dalam mengatasi masalah pornoaksi dalam kehidupan manusia. Jika kita kaitkan ayat ini dengan ayat sebelumnya (munaasabaat bimaa qablahaa), maka nampak bahwa dalam permasalahan pornoaksi ini ALLAH SWT memerintahkan kepada kaum laki-laki 2 hal, yaitu hendaklah mereka (kaum laki-laki beriman) menundukkan pandangan mereka & menahan kemaluan mereka[2]. Sementara kepada wanita yang beriman, ALLAH SWT memerintahkan hukum yang lebih banyak untuk mengatasi masalah ini yaitu : 1. Menahan pandangan & kemaluan; 2. Menutup aurat, kecuali kepada yang bukan mahram, yaitu kepada 12 golongan saja (suami,

ayah, mertua, anak kandung, anak tiri, saudara kandung, keponakan (dari saudara laki2), keponakan (dari saudara perempuan), wanita muslimah, hamba sahaya, pelayan & orang yang tidak memiliki syahwat lagi, anak-anak yang belum baligh;

3. Tidak bertingkahlaku yang dapat menimbulkan gairah syahwat. Imam Ibnu Katsir rahimahuLLAH menyebutkan dalam tafsirnya[3] bahwa sababun-nuzul (sebab turunnya) ayat ini sebagaimana diceritakan oleh Muqatil bin Hayyan ia berkata : Telah sampai kepadaku -ALLAHu a'lam- dari Jabir bin AbdiLLAH al-Anshary bahwa Asma' binti Murtsid adalah berkenaan dengan kunjungan sekelompok wanita ketika Asma binti Maurits adhiyaLLAHu 'anha sedang berada di sebuah rumah bani Haritsah, para wanita tersebut datang tanpa menutup auratnya, sehingga nampaklah betisnya serta perhiasan yang melingkari pergelangan kaki mereka, serta terbuka bagian atas dari dada serta leher-leher mereka, maka berkatalah Asma' : Tidak ada yang lebih menjijikkan dari (pemandangan) seperti ini! Maka ALLAH SWT menurunkan ayat tersebut di atas (membenarkan Asma').

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 82

Didahulukannya yaghdhudhna absharihinna (menundukkan pandangan) dari yahfazhna furujahunna (menjaga kemaluan) dalam ayat ini, menunjukkan bahwa berdosanya kemaluan biasanya dimulai dengan dosa yang dilakukan oleh kedua biji mata, oleh sebab itu maka kedua mata yang lebih dulu diperintah untuk ghadhdhul bashar (menundukkan pandangan) [4]. Imam Al-Qurthubi menukil beberapa hadits juga yang memerintahkan orang-orang beriman untuk menundukkan pandangan, diantaranya : "Pandangan mata itu salah satu anak panah Iblis, maka barangsiapa yang menundukkan pandangannya (dari melihat yang diharamkan ALLAH SWT -pen), maka ALLAH SWT akan memberikan manisnya iman di dalam hatinya. Pengarang tafsir Ad-Durrul Mantsur[5] mensitir hadits Nabi SAW yang melarang duduk-duduk di tepi jalan, kecuali jika mampu memenuhi hak jalan, yaitu menjawab salam, menundukkan pandangan, dan menunjukkan jalan pada orang yang tersesat. Sementara arti illa maa zhahara minha (kecuali bagian tubuh yang biasa nampak), berkata Al-A'masy dari Ibnu Abbas radhiyaLLAHu 'anhuma : yaitu wajah dan 2 telapak tangan serta cincin (di jari tangan), demikianlah juga pendapat Ikrimah, Sa'id bin Jubair, Abu Sya'tsa, Adh-Dhahhak, Ibrahim an-Nakha'i, serta demikian pula pendapat jumhur ulama[6]. Imam An-Nasafi dalam tafsirnya menjelaskan[7] bahwa istitsna' (pengecualian) dalam ayat tersebut menunjukkan bolehnya lelaki memandang wajah & 2 tapak tangan wanita ajnabiyyah (asing) sepanjang untuk mengenal & tidak melekatkan pandangan untuk menikmati, hal ini juga diperkuat oleh Imam Qurthubi bahwa lafaz min dalam kata min absharihim bermakna lit-tab'idh (menunjukkan sebagian)[8]. Lalu hendaklah mereka takut kepada ALLAH SWT jika sampai melakukan zina mata[9], karena DIA Maha Mengetahui lirikan mata yang khianat diantara kalian & apa yang kalian sembunyikan di dalam hati kalian[10], oleh sebab itu sekalipun yang dilihat adalah bagian yang dibolehkan dilihat (wajah & 2 tapak tangan), jika untuk dinikmati maka tidak dibolehkan, karena Nabi SAW telah memalingkan wajah Al-Fadhl bin Abbas radhiyaLLAHu 'anhuma ke arah lain ketika sepupunya ini memandang lekat2 kepada seorang wanita dari suku Khats'am[11] Adapun makna walyadhribna bikhumurihinna 'ala juyubihinna (hendaklah mereka melabuhkan kerudungnya sampai ke dada), maka maknanya adalah agar menutupi rambut dan leher demikian pula telinga sampai ke dada [12]. Adanya penjelasan batasan-batasan ini tujuannya adalah untuk menjelaskan perbedaan wanita muslimah dengan wanita jahiliyyah, dimana para wanita jahiliyyah Arab biasa menampakkan rambut, dada bagian atas, telinga serta tengkuk mereka. Ayat ini sejalan pula dengan ayat lainnya dalam Al-Qur'an yang selain memerintahkan menutup dengan kerudung juga menutup dengan baju yang panjang (jilbab) sehingga maknanya adalah agar kedua pakaian tersebut (kerudung & jilbab panjang) benar-benar menutup auratnya (tidak ada yang dikecualikan & tidak ada yang bisa tembus pandang/transparan) [13] Kata-kata walyadhribna (melabuhkan) bermakna walyasydudna (bersungguh-sungguh atau benar-benar), Imam Ibnu Katsir juga menyebutkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Abu Daud, Ibnu Abi Hatim, Ibnu Jarir & Abu Na'im dari Aisyah radhiyaLLAHu 'anha yang menyebutkan : "Semoga ALLAH SWT merahmati wanita muhajirat generasi pertama, karena begitu ALLAH SWT menurunkan ayat ini maka seketika itu juga mereka menutupkan apapun yang bisa menutupi mereka (tidak menunggu menjahit baju dulu, dsb Epen).[14]" Hal ini sangat berbeda dengan sebagian wanita muslimah di zaman ini, yang ketika telah disampaikan tentang kewajiban berjilbab, maka masih ada diantara mereka yang mengemukakan berbagai alasan, sampai diantara mereka ada yang berkata : Saya menunggu datangnya hidayah ALLAH barulah akan berjilbab.. Atau kata-kata yang semisalnya, tidakkah mereka mengetahui bahwa hidayah

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 83

tersebut haruslah dicari[15] & diusahakan dengan sungguh-sungguh barulah hidayah tersebut akan datang[16]?! Berkaitan dengan ayat ini juga Imam Ibnu Katsir menyebutkan dalam tafsirnya[17] bahwa nabi SAW pun melarang terjadinya campur-baur antara lelaki dengan wanita (ikhthilath), sehingga beliau SAW dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Abu Daud memerintahkan agar ba'da shalat wanita muslimah tidak segera keluar dari mesjid untuk memberikan kesempatan kepada para kaum lelaki keluar & pulang lebih dahulu, sehingga tidak ada percampuran diantara mereka. Dan terakhir ayat tersebut ditutup dengan perintah untuk bertaubat oleh ALLAH SWT atas berbagai pelanggaran dan maksiat yang telah dilakukan selama ini, semoga DIA mengampuni kita, karena dalam hadits Nabi SAW senantiasa beristighfar setiap hari lebih dari 70 kali & dalam riwayat lainnya 100 kali[18]. Dan Imam Al-Wahidi menambahkan[19] bahwa makna watuubuu ilaLLAH tersebut adalah agar kaum muslimah kembali kepada hukum ALLAH SWT & mentaati apa yang diperintah & dilarang-NYA, yaitu dari semua adab yang telah diterangkan dalam ayat tersebut. ALLAHu a'lamu bish Shawab... REFERENSI: [1] QS Al-Maidah, 5/3 [2] QS An-Nur, 24/30 [3] Tafsir Ibnu Katsir, III/378 [4] Tafsir Al-Qurthubi, XII/205 [5] Tafsir Durrul Manstur, VI/177 [6] Tafsir Ibnu Katsir, III/378, Tafsir Al-Baghawi I/32 [7] Tafsir An-Nasafi, III/143 [8] Tafsir Al-Qurthubi, XII/205 [9] Hadits shahih riwayat Muslim, dalam Tafsir Al-Qurthubi, XII/205 [10] QS Ghafir, 40/19 [11] Hadits Bukhari Muslim, dalam Tafsir Al-Qurthubi, XII/205 [12] Tafsir Ibnu Katsir, III/378 [13] QS Al-Ahzaab, 33/59 [14] Tafsir Ibnu Katsir, III/378, Tafsir Al-Baghawi I/32 [15] QS Ar-Ra'du, 13/11 [16] QS Al-Ankabut, 29/69 [17] Tafsir Ibnu Katsir, III/378 [18] Tafsir Al-Baghawi I/32 [19] Tafsir Al-Wajiz, I/761 Nabiel Fuad Al-Musawa Sumber: http://www.al-ikhwan.net/content/view/71/36/

-------------------------oOo-------------------------

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 84

Pengirim : abuluthfi ar-rasyid Email : [email protected] Tgl. Email : 14-02-2006

Jangan Bersifat Kekanak-kanakan

Jangan Bersifat Kekanak-Kanakkan-->“Kapan saja kalian diberi (kenikmatan), kalian

bergembira dengan pemberian itu, ketika kalian mendapat penolakkan, kalian merasa sedih karena ditolak. Ketahuilah, sifat seperti itu menunjukkan sifat kekanak-kanakkan yang masih melekat padamu, dan tidak sungguh-sungguh engkau menghambakan diri kepada Allah. Adalah watak manusia apabila mendapatkan kebahagiaan dan diberi kenikmatan merasa gembira dan bersuka ria. Sebaliknya , apabila mendapat kesusahan tidak mendapatkan kenikmatan, ia merasa susah dan bersedih hati. Ia senang ketika diberi, dan susah ketika ditolak. Sifat itu menunjukkan rendahnya mutu pengabdian dirinya terhadap Allah, karena suatu kenikmatan dan pemberian apa pun semuanya berasal dari Allah SWT. Ukuran pengabdiannya sebagai hamba hanya tergantung kepada pemberian dan penolakkan, bukan karena merasa sebagai hamba Allah yang berbuat dan bertindak, menerima atau tidak menerima, susah atau senang dan lain sebagainya, tidak mempengaruhi penghambaannya terhadap Allah Ta’ala serata tidak pula mengurangi ibadahnya.

Orang yang hanya merasa senang, ketika menerima pemberian, dan hanya merasa susah ketika tidak menerima pemberian, Orang seperti ini tingkat imannya masih seperti anak-anak, sangat mudah terpengaruh.

Sebenarnya gambaran sifat seperti diatas adalah watak manusia yang tidak syukur nikmat. Ia lupa bahwasannya Allah Ta’ala selalu memberi menurut kemampuan manusia. Hanya manusia yang lupa dan merasa tidak pernah merasa pemberian Allah. Orang seperti ini berada dalam kebimbangan iman karena kurang syukurnya kepada Allah.

Sifat kekanak-kanakan itu ialah sifat yang tidak bersyukur dan sifat merasa tidak pernah meneriama, walaupun sudah banyak ia mendapat kenikmatan dari Allah. Sikapnya tidak menunjukkan ia sebagai hamba Allah ketika senang atau susah, ia mengeluh ketika susah, ia pun mengeluh ketika senang. Imannyagoncang dan ibadahnya rusak. Sifat ini akan meningkat menjadi orang yang kegelisahan, seperti digambarkan oleh Allah Ta’ala dalam kitab suci al-Qur’anul Karim, “Sesungguhnya manusia itu diciptakan gelisah. Jika tertimpa keburukan, ia susah, apabila menerima kebaikan, ia menjadi kikir, kecuali orang yang tetap mendirikan shalat dan terus menerus dalam keadaan shalat.�(QS. Al-Ma’arij: 19-24)

Sebenarnya orang yang beribadah kepada Allah dalam mengarungi lautan kehidupan ini hendaklah memiliki prinsip yang mantap. Penyadur kita ini mengatakan: a)) Ketika mendapatkan kebahagiaan anda tidak hanyut. b)) Ketika mendapatkan kesusahan anda tidak tenggelam.

Layarkan bahtera anda diatas lautan kehidupan ini dengan jiwa pasrah dan memohon perlindungan Allah. Ketika angin bertiup lembut, dan kapal berlayar dengan tenang dan laju janganlah hanyut dalam kegembiraan dan lupa daratan. Ketika angin berhembus kencang dan badai memukul layar sehingga sobek, dan ombak dan gelombang laut membocorkan kapal maka jangan tenggelam dalam kesusahan lalu berputus asa Disaat-saat seperti ini ber-ikhtiar-lah dan memohon pertolongan Allah. Itulah sifat orang beribadah dan sikap orang beriman.[]

die Mutu Manikan dari Kitab Al-Hikam Syekh Ahmad Atailah

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 85

------------------------oOo------------------------ Pengirim : Ferry Hadary Email : [email protected] Tgl. Email : 14-02-2006

Pasti Bahagia Bila Ada Cinta Ia tua, bahkan buruk laku dan rupa. Sementara sang istri tak hanya cantik jelita. Segala yang tampak sungguh memesona. Tutur kata mesra, perhatian, penuh kasih sayang serta cinta. Tak heran, semua itu jelas mengundang beribu tanda tanya. Sementara, kisah lain tak urung pula membuat rasa heran mencuat. Ketika laki-laki kaya dan tampan tersebut ternyata mantap menjalani sebuah tekad. Padahal, baru saja keraguan itu sesaat menyergap hatinya saat melihat seorang perempuan yang sungguh tak sepadan. Namun, segera dibuatnya sebuah keputusan besar. Sepenggal hati kini telah bertemu dengan pasangan yang dijanjikan. Kedua biduk pun dikayuh dalam mahligai cinta. Bahagia, mengarungi samudera kehidupan. Berbilang usia pernikahan membuat mereka semakin tampak mesra. Bertambah guratan keriput juga tak mengurangi rasa sayang diantaranya. Bahkan setiap keluarga itu utuh sepanjang hidup mereka. Sungguh!!! Keajaiban cinta kembali menakjubkan manusia. Jika nalar yang digunakan untuk menilainya, maka itu tiada guna. Karena cinta pasti menyatukan hati yang berserakan. Apa jua rupa dan laku pemiliknya. Memang, seperti begitulah adanya cinta. Pribadi-pribadi yang mengagumkan ternyata lahir dari cinta. Mungkin cinta mereka tak setara di pandangan manusia. Tetapi, pelaku cinta pasti mengharapkan ganjaran yang teramat sangat berharga dari Sang Pemiliknya. Bukankah surga adalah sebuah janji atas ketaatan seorang istri kepada suaminya? Itulah yang diharapkan perempuan cantik tersebut ketika berkhidmat kepada sang suami yang buruk laku dan rupa. Serupa pula yang dirasakan laki-laki kaya dan tampan. Jiwanya senantiasa nyaman karena aliran kebaikan yang dilakukan oleh pasangannya. Mengalir, deras, berlimpah, menuju sebuah muara, cinta. Begitulah, kisah cinta mereka ternyata berbuah bahagia. Segala kekurangan yang ada ternyata menumbuhkan kebesaran jiwa. Keikhlasan itu membuat hati lapang menerima sebagaimana apa adanya. Jikalau pun ada air mata yang mengalir, itu adalah tanda kearifan. Tawa yang berderai tentu pula karena sesaknya dada dengan suka cita. Segala kebaikan terangkum dalam laku dan kata. Tak heran seluruhnya menghembuskan aura cinta. Benar, bila ada cinta, bahagia pun purna. ALlahu a'lamu bish-shawaab. MERENGKUH CINTA DALAM BUAIAN PENA Al-Hubb FiLlah wa LiLlah, -Abu Aufa-

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 86

Pengirim : hasbi qasim Email : [email protected] Tgl. Email : 14-02-2006

C I N T A 6 (Six) POWER of LOVE (Jusuur Al Mahhabbah-6

Jembatan cinta seorang Muslim Sejati) “Hak Muslim atas Muslim yang lain ada enam. Beliau di tanya:”Apakah enam hal itu, Ya RasuluLLah?”. Beliau bersabda : “Bila kamu bertemu dengannya ucapkanlah Salam kepadanya, jika dia mengundangmu maka penuhilah, bila meminta nasehat/ tausiah maka nasehatilah, bila bersin lalu membaca hamdaLLah maka do’akan dia, bila dia sakit maka jenguklah dia dan jika meninggal antarkan jenazahnya”. (HR Bukhari dan Muslim) Cinta adalah ungkapan jiwa. Cinta adalah kekuatan. Cinta adalah bukti. Cinta adalah memberi. Cinta adalah engkau rela menjadi abu atau tiada karenanya, seperti perkataan awan kepada hujan yang membuatnya tiada, kayu kepada api yang membuatnya menjadi abu atau lukisan pasir pada pantai yang mebuatnya hilang. Seorang petani, dia rela berpanas di bawah terik matahari agar tanaman yang di tanamnya bisa tumbuh dengan subur dan menghasilkan bulir-bulir padi atau sayuran. Seorang ibu rela bergadang semalaman untuk menunggu buah hatinya yang sedang terbaring sakit dan menangis. Semua karena cinta. Sebagaimana Allah SWT dengan sifat RahmanNya memberikan Kasih-Nya kepada semua makhluk-Nya di dunia baik ia beriman maupun kafir, dan juga sifat RahimNya kepada hamba-hambaNya yang bertaqwa kelak nanti di yaumil akhir. Syaih DR Saâ?Tid Hawa membagi 3 tingkatan cinta : AlMahabbatul Ula, AlMahabbatul Wustha dan Al Mahhabtul Adna. Setiap tingkatan itu masih ada tahapan dan tingkatannya lagi. Bahasan kita sekarang adalah pada tingkatan cinta yang kedua yaitu Al Mahhabatul wustha atau cinta menengah dan hubungan antara seorang muslim dengan muslim lainnya. RasuluLLah dalam hadist diatas telah memberikan jembatan yang indah untuk memperbaiki dan merekatkan tali cinta dan kasih sayang antara sesama muslim. Dalam Alqurâ?Tan, Allah Rabbul Izzah sang pemilik cinta dan kemuliaanpun telah mengajarkan bahwa setiap muâ?Tmin adalah bersaudara. “Innamal Mu’minuuna ikhwah”.Sesungguhnya setiap mu’min itu adalah bersaudara”(QS Al Hujurat:10). Dalam hubungan persaudaraan ini tentulah kita membutuhkan jembatan-jembatan. Dan jembatan yang akan menopang dan mengantarkan bukti cinta ini telah di ajarkan RasuluLLah. Dan ini akan begitu bermakna dan bernilai apabila kita mampu untuk melakukannya. Jembatan-jembatan cinta inilah yang tidak hanya mampu untuk menghantarkan kita pada perasaan ukhuwwah dan rasa cinta pada sesama saudara muslim kita yang sejati, tidak hanya sebatas retorika tapi sekaligus juga menopang cinta dan hubungan ukhuwwah itu sendiri. Dengan perantara Ta’aruf (saling Mengenal), Tafahum (Saling mengerti), Ta’awun (Saling bekerjasama) dan ujungnya adalah Takaful (saling menanggung), kemudian dia akan berkembang menjadi buliran-buliran tali persaudaraan dalam bingkai ukhuwah. Dari Salamus Shadr hingga Itsar. Sungguh indah islam mengajarkan tentang nilai-nilai persaudaraan dan kesatuan hati ini. Maka menjadilah kita muslim yang paling berbahagia dengan keutamaan-keutamaan ini.

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 87

“Dan (Dialah) yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman)[622]. Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha Gagah lagi Maha Bijaksana.” (QS Al Anfal:63) [622]. Penduduk Madinah yang terdiri dari suku Aus dan Khazraj selalu bermusuhan sebelum Nabi Muhammad s.a.w hijrah ke Medinah dan mereka masuk Islam, permusuhan itu hilang. Sub Bagian satu. Dan Jembatan-Jembatan Mahabbah dalam Ukhuwwah itu adalah : 1. Menebarkan Salam. Seorang muslim dimanapun dia berada, tak ada batasan territorial selama

dia telah bersaksi maka Rabb-Nya adalah Allahu ahad, Rasulnya Muhammad SAW dan kiblatnya adalah Kaâ?Tbah yang mulia maka ucapan salamnya wajib kita menjawab begitu jua sebaliknya adalah kita sangat di anjurkan untuk mengucapkan kalimat-kalimah keselamatan ini padanya. Salam adalah ungkapan tahiyyat/ penghormatan yang pertama kali di turunkan Allah kepada rasulNya dan merupakan penghormatan para ahli surga “Tahiyyatuhum yauma yalqounahu salaamuun. Salam penghormatan kepada mereka (orang-orang muâ?Tmin) itu pada hari mereka menemui-Nya iasalah : Salam.”(Al Ahzab:44)

Salam adalah ungkapan cinta pada saudara kita, ungkapan indah yang di ajarkan Rasul junjungan yang mulia maka bagaimana mungkin masih ada di antara kita yang menginginkan salam ini harus di rubah dengan cara salam yang sempit. Huyyita masa’an (Selamat sore), huyyita shobahan (selamat pagi) jangan sungguh jangan engkau ucapkan lagi kalimat ini. Ada salam yang sangat indah dan general setiap saat dan waktu, mendoakan keselamatan, mendapatkan Rahmat dan berkah dari Allah SWT yaitu Assalamualaikum WarahmatuLLahi Wabarakatuh niscaya engkau akan mendapatkan 30 pahala kebaikan. ((HR Abu Dawud dan Tirmidzi). Subhanallah.

2. Menghadiri Undangan Di antara jembatan cinta yang di bentangkan dalam islam terhadap saudara muslim kita adalah menghadiri undangannya. Saudara kita mau mengundang kita karena ia menyanyngi kita dan masih menginginkan tali persaudaraan ini semakin erat. Ia bisa menjadi wajib bila undangan ini adalah walimatul ‘Arsy atau juga sunnah dan juga bisa jatuh kepada haram bila terdapat kemungkaran dalam undangan. Penuhilah undangan yang terlebih dahulu, kemudian hadirilah yang selainnya bila masih mempunyai waktu. Akan tetapi bila undangan itu harus di hadiri pada waktu bersamaan maka sampaikanlah kata maaf dengan lembut kepada saudara mulsim yang mengundang kita, semoga lain kali Allah SWT masih mengizinkan kita untuk menghadiri undangannya atau minimal bersilaturrahim ke rumahnya.

3. Memberikan Tausiah/ nasehat bila saudara kita memintanya Mereka adalah kaum yang tidak

merugi. Bukankah Allah sang pemilik segala kekuatan telah mengatakan dengan sumpahnya “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.”(QS Al Ashr:1-3). Yup benar sekali saudaraku!, mereka yang saling memberi nasehat dan taushiah dalam kebenaran adalah kaum yang tidak akan merugi selamanya. Bukankah engkau telah memahaminya bahwa agama ini adalah nasehat. Bagi siapa? Kata para sahabat. Maka RasuluLLah yang mulia mengatakan dari celah-celah giginya yang suci Bagi Allah, kitab-Nya, rasul-Nya, para pemimpin kaum muslimin dan kaum muslimin pada umumnya”(HR Muslim).

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 88

Ali bin Abi Thalib pun juga mengatakan “Orang-orang yang beriman saling menasehati, sedangkan orang-orang munafik adalah saling mencurangi” Inilah yang membedakan seorang muslim dan munafik. Luruskan niat saat menaserhati saudara kita, sampaikan dengan keikhlasan karena Allah semata, lemah lembut dan menyampaikan secara rahasia. Seorang penyair mengatakan “Liputilah aku dengan nasehatmu dalam kesendirian. Dan jauhkanlah kepadaku nasehat dalam keramaian. Sungguh nasehat di depan orang. Suatu bentuk pencelaan yang aku tidak suka mendengarnya. Bila engkau menyalahiku dan melanggar perintahku. Janganlah engkau gelisah jika tidak mendapati ketaatan.”

4. Bila ia bersin, maka berdo’alah untuknya Duhai, indah nian ajaran islam ini. Ia telah mengatur tentang hal-hal yang dianggap sepele oleh sebagian banyak orang. Saat saudara kita bersin kemudian ia memuji RabbNya yang agung “AlhamdfuliLLah” maka segera sambutlah dengan “YarhamukaLLah” dan ia secepatnya akan menyambarnya dengan untain kalimah do’a yang mengharap “YahdikumuLLah wa yuslihu baalakum”(HR Bukhari,Abu Dawud, Tirmidzi dan Ahmad).

Do’a adalah harapan. Dan sungguh akan berbahagia bila saudara kita begitu mencintai kita hingga kita bersin pun ia juga mendo’akan. Jembatan cinta yang ke empat ini merupakan satu diantara enam jembatan yang begitu ringan kita mengucapkan tapi bukti kita peduli dan mecintai saudara kita. Mendoakan saudara kita yng bersin adalh Fardhu ‘Ain hukumnya, merupakanj kewajiban fardiyah/ individu bukan kewajiban kolektif/ kifayah.

5. Bila dia sakit, maka jenguk dan do’akanlah. Di antara yang lain dari jembatan cinta ini adalah mejenguk saudara muslim kita yang sedang sakit. Rasulullah mengatakan “Barang siapa menjenguk saudaranya yang sakit maka dia senantiasa di dalam taman-taman surga, hingga dia kembali”(HR Muslim).

RasuluLLah juga memberikan contoh yang konkret bagaimana beliau menjenguk sahabat-sahabatnya yang sedang sakit. Kepada Sa’ad bin Abi Waqqas RA, Jabir dan lain-lain. Bila menjenguk sahabat-sahabatnya yang sakit beliau duduk sebentar di dekat kepalanya lalau meletakkan tangan beliau pada dada yang sakit itu. Inilah bentuk kelembutan RasuluLLah. Lembut akhlak dan tingkah laku beliau kepada sesama saudaranya. Saat engkau menjenguk saudaramu yang terbaring sakit, ikutilah pesan Rasul yang mulia. Berbicaralah lemah lembut terhadapnya dan jangan terlalu lama bersamanya karena itu akan membuat sakitnya semakin parah dan dia akan terganggu. Bawalah buah tangan secukupnya bila engkau mempunya kelebihan rezeki dan bacakanlah untuknya do’a ‘As AlukaLLahal adziim, Robbal ‘arsyil ‘adzim aiyyasfiyaka”(HR Bukhari dalam fathul Bari). Seorang penyair mengatakan : “Sang kekasih sakit, maka kujenguklah dia. Akupun sakit karena kekhawatiranku kepadanya. Dan ketika kekasih dating menjengukku. Akupun sembuh sebab memandangnya.” Al-Syahrawi seorang qadhi oengikut madzhab Hanafi juga berkata: “Demi Allah, aku tidak berkunjung kepadamu. Melainkan bumi terasa dekat bagiku. Tidaklah jauh wajahku dari pintumu. Melainkan aku datang kepadamu.”

6. Antarkan jenazah saudaramu jika ia meninggal dunia. Ini adalah satu adab seorang muslim dengan muslim lainnya. Hingga berpisahnya ruh seorang muslim untuk menemui Rabb-Nya pun seorang muslim masih mempunyai hak untuk menghulurkan tanda cintanya pada

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 89

saudaranya yang telah meninggal tersebut dengan cara mengantarkannya hingga ke peristirahatan terakhir.

Ikatan cinta dalam bingkai ukhuwah antara seorang muslim tidak hanya terbatas pada kehidupan nyata di dunia saja, tapi juga hingga ke alam barzah dengan cara memandikan hingga mendoakan mereka untuk mendapatkan kebaikan dari Allah SWT. RasuluLLah memberikan keutamaan berupa satu qirath apabila kita mengurus jenazah saudara kita hingga menyolatkan dan mendapatkan dua qirath apabila sampai memakamkanya. (HR Bukhari, Muslim). Berapakah dua qirath itu, maka sang pecinta sejati RasuluLLah SAW yang telah membuktikan dengan cinta misinya mengatakan adalah “Seperti dua gunung yang besar”

Maka inilah enam jembatan cinta yang di bentangkan RasuluLLah SAW untuk kebaikan kehidupan ukhuwwah sesama muslim. Inilah enam kekuatan yang akan menopang dan mengantarkan kita pada bukti cinta sejati terhadap saudara kita. Tiada kebahagiaan yang kita raih dan rasakan kecuali kita mampu melihat saudara kita menyunggingkan senyum di bibirnya karena kita memikul sebagian beban hidupnya yang berat dengan amalan-amalan yang ringan ini. Merasakan jabatan erat malaikat dan mendapatkan salam dari Allah SWT karena cinta kita pada saudara muslim. Mempertautkan hati-hati kita dalam bingkai persaudaraan, merasakan keindahan berjuang di jalanNya, merasakan keindahan bertawakal kita pada Allah. Kita bermunajat kepada Allah, semoga Dia akan meneguhkan ikatan cinta ini dengan jembatan-jembatan yang telah dibentangkan oleh RasuluLLah kemudian Dia akan memenuhi hati kita dengan cahayaNya yang tak pernah redup dan malapangkan dada kita dengan limpahan iman dan keindahan islam serta kepasrahan kepadaNya sebagaimana do’a Rabithah yang telah di ajarkan oleh imam asSyahid Hasan Al Banna. Sub bagian dua Bagaimana seni mempertautkan hati.

1. Menahan amarah 2. Melenyapkan dendam dan perasaan benci di dada 3. Mengerahkan Harga diri-Izzah dan Harta di Jalan Allah SWT. 4. Mengemban kesalahan orang lain. 5. Menyelesaikan Perselisihan dan mengupayakan Perdamaian 6. Muhasabah dan Instropeksi diri.

Sekarang kita hanya bisa menyimpulkan bahwa Allah telah menyuruh kita sebagai hamba-hamba yang beiman untuk saling bersatu padu, mengatur barisan dan shaf-shaf yang rapi sebagaimana bangunan yang kokoh. Dia juga melarang kita untuk saling mengolok-olok, mencaci maki, jua bercerai berai. Marilah kita berpegang teguh pada tali Allah SWT, seraya senantiasa bersikap lemah lembut dan berkasih sayang terhadap sesame mu’min dan bersikap keras terhadap orang kafir yang memusuhi kita. Landasa kita adalah Aqidah dan Tauhid yang satu. Tiada Ilah yang berhak di sembah kecuali Dia yang Esa dan perkasa. Tiada Rasul yang patuhi kecuali junjungan mulia RasuluLLah Muhammad Saw. Tiada kitab yang kita agungkan dan ikuti isinya kecuali alqur’an. Dan tiada kiblat yang kita hadapkan wajah kita kapadanya 5 kali sehari kecuali Ka’bah BaituLLah. Ketika Allah SWt menciptakan perbedaan antara kita maka yakinlah itu adalah akan menjadi seperti sebuah Taman bunga, dengan beraneka macam warna bunga akan tetapi menambah semarak keindahan dan wewangian. Sesungguhnya perbedaan yang terjadi dianatar

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 90

hamba-hamba yang saling mencintai, tidak seharusnya akan merusak tali kasih sayang dan tidak merubah apa yang ada dalam jiwa. Tapi justru akan menambah perasaan cinta dan mahabbah antara mereka. Kita kembalikan semua perselisihan kepada Allah dan RasulNya seraya memohon dan berharap Dia akan memberikan petunjukNya. Ya Rabbi, bersihkanlah hati-hati kami dengan air keyakinan, siramilah jiwa kami dari telaga islam dan sejukkanlah dada kami dengan ketenangan hamba-hambaMu yang beriman. Awal Purnama Batam, 15 Jul 2005 Dari buku Jusuur al Mahabbah-6 Power of Love DR Syaih ‘Aid bin AbduLLah Al Qarni (dari www.rumahzakat.org) ¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤ H a s b i www.infaqjamai.com Email: [email protected] Mobile Phone : 0815 6337 6227 / 0813 220 64 572 Yahoo Messenger ID : hasbi_aziizi ¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 91

Pengirim : Wahyu Hadi Email : [email protected] Tgl. Email : 14-02-2006

Renungan Kejujuran (2) Penjelasan Sunnah dan Bersama Salaf Jumat, 10 Februari 06

Penjelasan As-Sunnah Banyak sekali hadits-hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang membicarakan keutamaan jujur, di antaranya adalah: Diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud radhiyallahu ‘anhu dia berkata, "Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, "Wajib atas kalian semua untuk jujur, karena jujur akan membimbing kepada kebaikan, dan kebaikan akan membimbing ke surga. Seseorang senantiasa berbuat jujur dan memilih kejujuran sehingga dia ditulis di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Dan jauhilah oleh kalian dusta, karena dusta akan membawa kepada keburukan, dan keburukan akan menyeret ke neraka. Seorang hamba senantiasa berdusta, dan dia memilih kedustaan, sehingga ditulis di sisi Allah sebagi pendusta." (HR. Al-Bukhari dan Muslim). (11) Al Munawi rahimahullah tatkala menjelaskan hadits di atas mengatakan: (Wajib atas kalian jujur), yaitu ucapan yang benar (haq), dan kadang pula mencakup pada perbuatan anggota badan, misalnya jika seseorang yang jujur dalam berperang, maka tentu dia akan menunaikan hak-haknya. (Sesungguhnya kejujuran akan membimbing kepada kabaikan), yaitu kepada amal shalih yang murni, sedang al-birr maknanya adalah sebuah sebutan untuk sesuatu yang mencakup segala macam kebaikan. (Kebaikan akan membimbing ke surga), yakni akan mengantarkan masuk ke dalam surga. Ibnul Arabi rahimahullah berkata, "Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan bahwa kejujuran adalah pangkal segala macam kebaikan. Karena seseorang jika telah menjatuhkan pilihan pada kejujuran maka dia tidak akan bermaksiat kepada Allah. Sebab -misalnya- dia ingin meminum khamer, atau berzina, atau menyakiti orang maka dia akan takut dicap sebagai peminum atau pezina. Sebab jika dia ditanya tentang perbuatan itu, maka kalau diam berarti dia dalam keraguan, jika menjawab tidak maka dia berdusta, dan kalau dia jujur menjawab ya, maka jatuhlah kehormatan dan harga dirinya. Dan akhirnya dia pun me-milih untuk menjauhi perbuatan itu. (Seseorang senantiasa jujur), maksudnya jujur dalam ucapannya. (Memilih kejujuran), yakni berusaha maksimal dalam melaksanakan kejujuran itu. (Sehingga ditulis disisi Allah sebagai orang jujur), yakni dia dihukumi dengan kejujuran itu dan berhak menyandang predikat sebagai orang yang jujur. (Jauhilah dusta), yaitu berhati-hatilah darinya. (Karena dusta akan mengantarkan kepada keburukan), yakni dia akan mengajak untuk condong dari jalan yang lurus serta akan membangkit-kan kemaksiatan.

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 92

(Dan dusta akan mengantarkan ke neraka), yakni menjadikan pelakunya terjerumus di dalamnya. (Seseorang selalu berusta dan memilih dusta sehingga ditulis di sisi Allah I sebagai pendusta), yakni dia dihukumi sebagai orang pendusta, dan berhak mendapatkan julukan tersebut berikut berbagai konsekuensinya. (12) Diriwayatkan dari Ubadah Ibnu ash-Shamit radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, "Berilah aku jaminan dengan enam perkara, maka aku akan menjamin untuk kalian dengan surga. (Yaitu) jujurlah kamu jika berbicara, tepatilah jika kamu berjanji, tunaikanlah amanat jika engkau diberi kepercayaan, jagalah kemaluan kalian, tundukkan pandangan kalian, dan tahanlah tangan kalian (jangan mengganggu atau menyakiti)." (HR. Ahmad) (13) Diriwayatkan dari Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, "Aku memberikan jaminan dengan sebuah rumah di dalam surga bagi orang yang meninggalkan dusta, meskipun hanya senda gurau. " (HR. al-Baihaqi) (14) Diriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu ‘anha dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallambeliau bersabda, "Seorang mukmin dikenali dengan sikap rendah hatinya, kelembutan ucapannya dan kejujuran ucapannya." (15)

Renungan Ke Empat, Bersama Para Salaf Terdapat banyak ungkapan tentang kejujuran dan hakikatnya yang disampaikan oleh para salaf, di antaranya sebagai berikut: 1. Umar radhiyallahu ‘anhu berkata, "Kalian wajib untuk jujur, meskipun membawamu kepada

kematian." 2. Dan perkataan beliau yang lainnya, "Kejujuran yang membuatku menjadi terhina lebih aku

sukai daripada kedustaan yang mengangkat kedudukanku." 3. Al-Hasan al-Bashri rahimahullah berkata, "Jika engkau ingin menjadi orang-orang yang

benar (jujur) maka wajib atasmu sikap zuhud dalam urusan dunia dan menahan diri dari menyakiti ahlul millah (sesama muslim)."

4. Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah berkata, "Seandainya kejujuran diletakkan pada luka, maka tentu luka itu akan sembuh."

5. Abu Sa'id al Qurasyi rahimahullah berkata, "Orang jujur adalah orang yang siap menghadapi kematian dan dia tidak malu terhadap keburukan dirinya seandainya tersingkap, sebagaimana firman Allah, "Katakanlah, "Jika kamu (menganggap bahwa) kampung akhirat (surga) itu khusus untukmu di sisi Allah, bukan untuk orang lain, maka inginilah kematian(mu), jika kamu memang benar." (QS. Al-Baqarah:94)

6. Abdul Wahid bin Zaid rahimahullah berkata, "Jujur adalah menepati janji terhadap Allah dengan beramal."

7. Bisyar al-Haafi rahimahullah mengatakan, "Barang siapa yang bermuamalah dengan Allah I secara jujur maka dia akan merasa sepi dari manusia. Dan juga dikatakan, "Jujur adalah kesesuaian antara yang tersembunyi dengan yang terucap."

8. Dikatakan juga bahwa jujur adalah kesamaan antara yang disembunyikan dengan yang tampak. Artinya bahwa orang yang berdusta adalah orang yang menampakkan kebaikan tetapi batinnya menyembunyikan keburukan seperti halnya orang munafik yang secara lahir adalah seperti orang yang baik padahal batinnya tidak demikian.

9. Ada sebagian yang mengatatakan, "Kejujuran adalah mengucapkan kebenaran dalam kondisi yang membahayakan."

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 93

10. Ada pula yang lain mengatakan, " Jujur adalah berkata benar di hadapan orang yang kau takuti dan kau harapkan." (16)

11. Ada pula seseorang yang berkata, "Barang siapa yang tidak melakukan kewajiban yang kontinyu, maka tidak akan dapat melaksanakan kewajiban yang temporer. Ditanyakan, "Apakah kewajiban yang kontinyu itu? Lalu dijawab, "Jujur."

12. Dikatakan pula, "Barang siapa yang mencari keridhaan Allah dengan jujur maka Allah akan memberikan kepadanya cermin yang dengannya dia bisa melihat yang haq dan yang batil.

13. Juga dikatakan, "Wajib atasmu berlaku jujur meskipun engkau khawatir bahwa jujur itu akan memberikan madharat kepadamu, padahal sesungguhnya dia akan memberikan manfaat kepadamu. Dan tinggalkan dusta meskipun engkau melihat bahwa dusta itu memberimu manfaat, sebab ia jutru akan mendatangkan madharat kepadamu.

Sumber: Majalah “Al Jundi Al Muslim�ENo.121 Ramadhan 1426, oleh Syaikh Sulthan Fuad Al-Thubaisyi, bagian ke 2 dari 4 edisi.

---------------------------oOo---------------------------

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 94

Pengirim : firliana putri Email : [email protected] Tgl. Email : 14-02-2006

CALON CALON PENGHUNI SURGA

Siapakah calon-calon penghuni Surga? Allah menginformasikan nya kepada kita. Sebagian di antara mereka digambarkan dalam ayat ayat berikut ini.

QS. Al Ahqaf (46) :15 "Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya,

ibunya mengandung dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila ia telah dewasa, dan umumya sampai empat puluh tahun ia berdoa : Ya, Tuhanku tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhoi, berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri. QS. Al Ahqaf (46) : 16

"Mereka itulah orang-orang yang diterima dari mereka amal yang baik yang telah mereka kerjakan, dan Kami ampuni kesalahan-kesalahan mereka, bersama penghuni penghuni Surga, sebagai janji yang benar yang telah Kami janjikan kepada mereka"

Mengikuti ayat tersebut, kita memperoleh kesimpulan tentang siapakah orang yang bakal masuk

Surga. 1. Orang yang berbuat baik kepada ibu bapaknya 2. Orang yang pandai bersyukur kepada Allah atas segala nikmat yang diterimanya. 3. Orang yang beramal saleh dengan mengharap ridho Allah. 4. Orang yang bertaubat atas segala kesalahan yang pernah dia lakukan. 5. Orang yang berserah diri hanya kepada Allah saja.

ldealnya, kita bisa mengerjakan kelima hal tersebut dalam kehidupan kita. Maka Insya Allah kita akan menjadi salah satu dari penduduk Surga. Itulah janji Allah. Orang yang demikian, kata Allah, akan diterima amalannya dan dimaafkan segala kesalahannya. Bagaimanakah penjelasannya? Marilah kita bahas lebih jauh.

1. Berbuat Baik kepada Ibu Bapak.

Kenapa orang yang berbuat baik kepada ibu bapaknya menjadi calon penghuni Surga? Sebab, orang tua adalah wakil Allah di muka Bumi, berkaitan dengan penciptaan manusia. Kalau tidak ada orang tua kita, maka kita pun tidak akan pernah ada di muka Bumi ini.

Karena itu, kita bisa merasakan betapa besar dan sentralnya peranan orang tua dalam kehidupan kita. lbu kitalah yang bersusah payah mengandung, memelihara dan mendidik sampai kita dewasa. Dan bapak kita berusaha mati-matian untuk menafkahi keluarga. Mempertahankan hidup kita sampai dewasa. Sampai bisa dilepas untuk bisa hidup mandiri. Maka, kata Allah di dalam ayat tersebut, anak yang bisa membalas budi kepada orang tuanya dan mendoakan mereka termasuk perhatian kepada anak cucunya akan memperoleh penghargaan yang tinggi dari Allah.

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 95

Orang yang seperti ini, telah 'membantu' Allah untuk menciptakan generasi-generasi yang berkualitas di muka Bumi bagi masa depannya. Maka, ia berhak memperoleh kebahagiaan Surga.

2. Orang Yang Pandai Bersyukur.

Orang yang pandai bersyukur menunjukkan bahwa ia adalah orang yang bijak. Sedangkan orang yang bijak menunjukkan bahwa dia orang yang memiliki pemahaman yang mendalam. Dan, orang yang memiliki pemahaman yang mendalam menunjukkan bahwa ia telah makan asam garam kehidupan.

Dalam konteks agama, ia bukan hanya orang yang bisa berteori di dalam beragama, melainkan

telah menjalani agama ini dengan sepenuh hatinya. la telah 'bertemu' Allah dalam setiap aktivitas kehidupannya.

Bagaimana seseorang bisa bersyukur, kalau ia tidak pernah 'bertemu Allah'. Kepada siapakah

ia bersyukur jika ia tidak paham bahwa Allah lah Tuhan semesta alam. Bahwa Allah lah yang telah memberinya kenikmatan itu. Baik berupa kesehatan, harta, kedudukan, ilmu pengetahuan, dan berbagai macam kenikmatan lainnya.

Orang yang bisa bersyukur adalah orang yang telah melewati masa-masa kritis dalam

keimanannya, dalam ketakwaannya. la telah ditempa kehidupan yang memberikan kesimpulan bahwa hidup ini temyata milik Allah. Bukan miliknya. Karena itu, ia mensyukuri segala nikmat yang diperolehnya, sebab ia tahu persis bahwa semua itu semata-mata pemberianNya ... ! Maka, orang yang demikian ini sangat pantas tinggal di Surga.

3. Beramal Saleh, Mengharap Ridha Allah. Kenapa pulakah orang yang beramal saleh pantas masuk Surga? Orang yang beramal saleh adalah orang-orang yang sepanjang hidupnya ingin bermanfaat sebesar-besarnya. Baik buat dirinya sendiri, buat keluarganya, buat sahabat-sahabatnya, buat masyarakatnya, buat bangsa dan akhirnya buat syiar agamanya.

Orang yang bisa beramal saleh adalah orang yang paham tentang misi kehidupan dan misi beragamanya. ia telah menemukan pemahaman yang menyeluruh (holistik) atas kehidupannya. Dan, setelah paham semua itu, ia lantas melakukan amalan yang bermanfaat sepanjang hidupnya. Di mana pun dia berada.

Maka, orang yang demikian adalah orang-orang yang telah melewati tahapan iman dan takwa. Sebab Iman adalah Keyakinan. Dan Takwa adalah kemampuan mengendalikan diri saat melakukan amalan. Kedua duanya telah dijalankannya secara praktis saat ia melakukan amalan yang saleh.

Maka, pantaslah seorang yang banyak amalan salehnya akan memasuki Surga. Karena

sebenarnya, itu adalah gambaran praktis dari seorang yang telah tinggi keimanan dan takwanya. Apalagi amalan salehnya itu bukan karena pamer atau pamrih, melainkan karena ingin mencari ridha Allah.

4. Orang yang Bertaubat.

Siapakah orang yang tidak pernah berbuat salah? Siapa pulakah manusia yang tidak pernah berdosa? Tidak ada, kecuali hamba hambaNya yang dijaga agar tetap makshum oleh Allah, sebagaimana Rasulullah saw.

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 96

Karena itu, Allah telah menetapkan Dirinya sebagai Dzat Yang Maha Pengampun dan Penerima Taubat. Jika Allah menghukum manusia karena kesalahannya, maka manusia seluruh muka Bumi ini tidak ada yang tersisa satu pun dari azabNya. Tetapi Allah Maha Pengampun dan Maha Pemaaf.

Maka, sebenarnya, orang-orang yang bisa masuk Surga itu lebih dikarenakan sifat Pengampun

dan PemaafNya saja. Jika tidak, maka sungguh tidak ada yang pantas masuk ke dalam Surga Allah itu, disebabkan oleh begitu banyak dosa yang telah diperbuatnya.

Karena itu, Allah mengatakan di dalam ayat tersebut bahwa orang-orang yang pantas masuk Surga itu adalah orang-orang yang selalu bertaubat kepadaNya.

Bertaubat adalah memohon ampunan dan belas kasih permaafan dari Allah atas segala dosa

dan kesalahan yang telah di perbuatnya. Dan dia berjanji kepada dirinya sendiri dan kepada Allah untuk tidak mengulangi kesalahan itu lagi.

Kalau kita sepenuh hati memohon ampunanNya dan bertaubat, Insya Allah Dia akan

memaafkan dosa-dosa kita, sebesar apa pun dosa yang telah kita lakukan. Tidak ada dosa di alam semesta ini yang besamya melebihi besamya Kasih Sayang Allah. Demikian pula, tidak ada dosa di dunia ini yang besarnya mengalahkan sifat Pengampun dan Pemaafnya Allah.

Maka, datanglah kepadaNya dengan berendah diri dan penuh penyesalan, Insya Allah Dia

akan mengampuni dosa-dosa yang pernah kita lakukan, seluruhnya. Dan Ia akan memasukkan kita ke dalam golongan hamba-hambaNya di dalam Surga.

5. Berserah Diri Hanya kepada Allah Saja.

Puncak dari seluruh perjalanan keagamaan kita ini sebenarnya adalah berserah diri kepada Allah. Seluruh tahapan-tahapan kualitas yang pernah kita jalani dalam beragama, muaranya adalah berserah diri kepada Allah saja. Hal ini dikemukan Allah di dalam berbagai ayatNya.

QS. An Nisaa : 125 "Dan siapakah yang lebih baik agamanya di antara kalian, selain orang orang yang berserah

diri hanya kepada Allah, dan dia selalu berbuat kebajikan”

Berserah diri adalah tingkatan tertinggi di dalam beragama Islam. Sehingga secara retorika, Allah bertanya kepada kita : siapakah yang lebih baik agamanya di antara manusia, kecuali orang-orang yang berserah diri kepada Allah? Jawaban atas pertanyaan itu telah diberikan sendiri olehNya, bahwa yang terbaik adalah berserah diri

Di ayatNya yang lain, secara tegas Allah menempatkan 'berserah diri' itu di atas keimanan dan

ketakwaan. QS. Ali Imran (3) : 102 "Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kalian dengan takwa yang sebenar-benarnya,

dan janganlah kalian mati kecuali dalam keadaan berserah diri (Islam)." Keimanan adalah langkah awal, dimana seseorang 'dianjurkan' untuk memperoleh keyakinan

bahwa apa yang akan dia jalani di dalam beragama ini adalah benar dan bermanfaat. Setelah ia peroleh keyakinan itu, maka ia mesti menjalankan dalam kehidupan yang

sesungguhnya. Sebab beragama ini memang bukan sekadar pengetahuan dan keyakinan saja, melainkan untuk dijalani. Diamalkan. Itulah Takwa : sebuah upaya terus-menerus untuk tetap

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 97

istidomah di dalam menjalani agama. Ini tidak mudah. Karena itu Allah mengatakan di ayat tersebut bertakwalah kalian dengan 'sebenar benarnya'. Dengan upaya yang sangat keras dan sungguh-sungguh.

Dan puncaknya, adalah berserah diri kepada Allah semata. Orang yang sudah makan asam garam kehidupan dalam proses peribadatan yang sangat panjang.

Ketika seseorang sudah mencapai tingkatan 'berserah diri kepada Allah', maka bisa dikatakan

dia sudah menemukan hakikat kehidupan. Bahwa segala yang ada ini tenyata bukan miliknya.

Harta yang dia punyai pun sebenarnya bukan miliknya. Karena ternyata, dia tidak pernah bisa menolak kehadiran maupun lenyapnya harta itu ketika sudah waktunya.

Demikian pula istri atau suami, dan keluarga yang dicintainya. Semuanya juga bukan miliknya.

Karena suatu ketika, mereka satu per satu akan meninggalkannya. Kekuasaan, juga tidak pernah ada yang kekal abadi. Kekuasaan yang dia peroleh hari ini,

suatu ketika harus dilepasnya pula. Dia dibatasi oleh umur dan kondisi di sekelilingnya. Bahkan dirinya dan hidupnya. Ternyata, juga bukan miliknya. Dia tidak pernah bisa

menghindari sakit, lelah, sedih, gembira dan berbagai masalah yang menghampiri kehidupannya. Bahkan akhirnya, dia tidak pernah bisa melawan proses ketuaan. Suatu ketika dia harus merelakan kehidupannya, meninggalkan dunia yang fana, untuk kembali kepada Sang Pemilik Kehidupan.

Maka, ujung dari seluruh perjalanan kehidupannya itu, ia menyimpulkan untuk berserah, diri

kepada Allah saja. la mengakui, bahwa dirinya bukan apa-apa. Allah lah yang memiliki dan berkuasa atas segala-galanya di alam semesta.

la letakkan seluruh rasa possessive nya, rasa kepemilikannya terhadap dunia. Dia menata

hatinya untuk kembali kepada Allah. Berserah diri sepenuh-penuhnya, sebagaimana yang selalu ia ikrarkan dalam setiap shalatnya : "sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku kuserahkan hanya untuk Allah semata . . . "

Kalau sudah demikian adanya, maka sesungguhnya ia telah memperoleh Surga dunia. Dan

setelah hari kiamat nanti, Allah akan memasukkan orang itu ke dalam Surga yang sesungguhnya. Bukan hanya 'wilayah Surga' yang penuh dengan taman-taman indah, mata air mata air yang jernih, buah-buahan yang sedap rasanya, serta berbagai kenikmatan kebendaan. Karena sejak di dunia ia telah terlanjur memperoleh kesimpulan bahwa semua kenikmatan benda itu adalah 'semu belaka'!

'Kenikmatan Yang Sejati' telah dia peroleh lewat dzikir-dzikirnya yang panjang kepada Allah.

Telah dia rasakan saat-saat shalat malam dalam keheningan semesta. Dan telah dia 'genggam' dalam seluruh tarikan nafas maupun denyut jantungnya yang selalu membisikkan kalimat-kalimat tauhid : Allah ... Allah ... Allah ...

----------------------oOo----------------------

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 98

Pengirim : arief ludiantoro Email : [email protected] Tgl. Email : 14-02-2006

Ilmu Hakikat Para Awliya

Mawlana Shaykh Muhammad Hisham Kabbani ar-Rabbani Zawiyah Michigan, Juni 12, 2004

Kita telah memperbincangkan tentang enam hakikat yang berada di dalam hati manusia: haqiqat al-jazbah, haqiqat al-fayd, haqiqat at-tawajjuh, haqiqat at-tawassul, haqiqat al-irshaad, haqiqat at-ta'i. Haqiqat at-tawajjuh adalah rahasia kerendah hatian kepada Allah, wa min haythu kharajta fa- walloo wajhaka shatra al-masjid il-haraam. Dan dari mana saja kamu keluar(datang), maka palingkanlah wajahmu kea rah Masjidil Haram, sesungguhnya ketentuan itu benar-benar sesuatu yang hak dari Tuhanmu. Dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan. [2:149] Dan kalian akan memahaminya dengan gabungan ini fa aynama takoonoo fa thamma wajhAllah. Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah, Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui. [2:115] Jika kalian meletakkan kedua dua ayat ini bersama, kalian akan dapati bahawa Ka’bah merupakan tempat di mana di hadapkan wajah kalian dan di situlah wujudnya Allah. Apakah itu Masjidil Haram? Ia merupakan tempat paling suci di antara masjid masjid, di mana dosa adalah di larang. Hakikat menghadapkan wajah, sirr at-tawajjuh, di mana tiada dosa akan berlaku, itulah haqiqat at-tawajjuh. Ia berarti pada hakikatnya kalian hanya di benarkan menghadapkan wajah kalian pada satu tempat yang suci. Selain itu adalah dilarang kalian menhadapkan wajah kalian. Masjidil Haram adalah tempat di mana dilarang dari melakukan apa sahaja jenis dosa. Oleh itu kalian mesti berada di dalam keadaan suci sepanjang masa perjalanan, sumpama kalian sedang berhadapan dengan Allah, Seumpama kalian sedang berhadapan menghadap Ka'bah. Perjalanan kalian tidak boleh di MTV; ianya tidak boleh seperti di dalam panggung wayang. Tidak boleh membazir masa jika kalian benar benar ingin mencapai hakikat. Jika kalian tidak ingin mencapai hakikat itu maka tidak mengapa. Tetapi jika kalian ingin mengatakan bahawa Saya adalah seorang pengikut, seorang mureed, maka kalian mesti mengikut jalan ini. Kalian tidak boleh berkata. â?�ESaya adalah seorang pelajar, tetapi membuat apa sahaja yang kalian inginkan. Jika tidak kalian merupakan pelajar tetapi yang jahil jahl. Itu merupakan bertentangan dengan pengetahuan ilmu. Dan pengetahuan adalah bertentangan dengan kejahilan. Terdapat jahlun baseet wa jahlan muraqqab. Kejahilan yang mudah dan kejahilan yang terkumpul. Mereka memberitahu kalian, Kamu mahu faedah mudah atau faedah terkumpu? Kesemua rumah yang kalian beli adalah melalui faedah terkumpul. Inilah shark loan, atau loan sharks. Mereka penipu. Mereka katakan kamu akan membayar faedah untuk lima tahun

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 99

pertama.Ini merupakan contoh kejahilan mudah dan kejahilan terkumpul. Kejahilan mudah adalah apabila kalian jahil dalam perkara. Kalian tidak tahu segala perkara yang kalian lakukan dalam kehidupan. Kalian jahil. Dalam sains, dalam perusahaan, dalam mengarahkan kehidupan. Tetapi kejahilan terkumpul adalah apabila kalian jahil pada jalan Allah. Ini adalah merbahaya. Itulah kejahilan terkumpul. Ia bertambah. Kerana ianya tercatit. Jika kalian jahil dalam perusahaan, tidak mengapa. Jika kalian jahil dalam membetulkan paip, siapa kisah?. Jika kalian jahil dalam bercucuk tanam, siapa kisah? Tetapi jika kalian jahil pada jalan Allah maka ia di catit sebagai dosa, dua dosa, tiga dosa, empat dosa, sepuluh dosa, seratus dosa dan sebagainya sehingga terkumpul kejahilan tersebut. Oleh itu jika kalian mempunyai kejahilan terkumpul ini bermakna kalian tahu yang kalian melakukan sesuatu yang salah tetapi terus melakukannya. Kejahilan mudah ialah kalian melakukan sesuatu yang salah tetapi ianya tidak di kira kerana ianya berkaitan dengan dunia. Jika saya tidak tahu bagaimana membuat sebuah kerusi tidak mengapa, tetapi jika saya tidak tahu cara solat ini bahaya. Apabila kalian telah mencapai sepuluh peringkat mureed dan mencapai dua peringkat hakikat : hakikat al-jazbah dan hakikat al-favd, dan Allah merestukan ke atas kalian kesemua hiasan, pelangi warna warni, Setelah itu Dia menghadapkan kalian ke wajahNya. Fa ayna ma tuwallu fa thamma wajhAllah . Kemudian kalian akan dilengkapi dengan pakaian syurgawi. Kerana inilah para awliya apabila mereka bergerak kemana mana, mereka sentiasa berhubung dengan Yang Maha Wujud. Bukan seperti orang awam. Kita sedang menerangkan apa yang dialami oleh para awliya, kita masih tidak sampai ke tahap itu, jika sampai kita juga adalah awliya. Oleh itu haqiqat at-tawajjuh adalah apabila Allah memberikan rahmat ke atas kalian, kalian akan menjadi seperti ayah, ayatun min ayaatillah, petunjuk Tuhan yang menggerakkan bumi. Apabila kalian bergerak di atas muka bumi dengan kuasa, apabila kalian menghadapkan diri kalian ke wajah Allah, dengan keizinan Allah dan Kuasanya dan kuasa dan keizinan dari Rasulullah, kalian dapat berhubung dengan sesiapa sahaja melalui jarak yang jauh. Kalian dapat berhubung dari hati kalian dengan hati yang lain. Kerana kalian di pakaikan dengan pakaian kuasa. Allah memakaikan kalian. Oleh itu kalian dapat melihat pengikut kalian, membimbing mereka melalui kehidupan mereka. Ini merupakan arahan kepada awliya, arahan syurgawi dari Rasulullah saw untuk melihat mureed mereka sekurang kurangnya tiga kali sehari. Dan apabila mereka memerhatikan kalian, mereka akan memberi petunjuk. Hari ini mereka berkata kamu layari internet. Terdapat juga awliya yang melayari syurga internet. Apabila mereka mahu mereka akan memberi petunjuk kepada mureed mereka, mereka memberi petunjuk 3 kali sehari dan juga terdapat peringkat yang lebih tinggi daripada itu. Salah satu contoh, semasa saya dan abang saya masih muda, kami telah pergi ke Damascus, dari Beirut ke Damascus. Satu hari ibu saya sangat sedih. Ibu saya berkata kamu perlu belajar, kamu perlu . . . Ibu berkata jangan pergi Tetapi kami masih muda dan kalian tahu orang muda kurang mendengar kata. Dan Rasulullah saw mengingatkan kita. Syurga di bawah tapak kaki ibu. Pernah suatu ketika Rasulullah saw berkata lihatlah bapamu, bapamu, bapamu kemudian ibumu. Bapa merupakan tiang di dalam Islam kerana apabial seorang bapa hilang dari sebuah keluarga. Keluarga itu akan runtuh. Seorang bapa adalah penting sepenting tiang. Abuka thumma abuka thumma abuka, thumma ummuk. Terdapat 3 tiang dan seorang ibu. Kemudian Rasulullah saw bersabda Syurga itu di bawah tapak kaki ibu, untuk menunjukkan tanpa tiang yang ke 4 kalian tidak dapat masuk ke dalam syurga.

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 100

Ini bereti tanpa tiang ke 4 kalian tidak mendapat bangunan yang sempurna ia pasti roboh. Fa la taqulu lahuma uffin wa la tanharhuma wa qul lahuma qawlan kareema. Maka sekali kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan dan janglah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia [17:23] Apa yang telah kita katakan kepada mereka sekarang? Rasulullah saw berkata, Jika kalian adalah Muslim dan ibubapa kalian bukan Muslim maka kalian bertanggung jawab membawa mereka ke gereja. Kalian harus membawa mereka ke pintu gereja dan menunggu mereka habis sembahyang. Inilah Islam. Apa yang telah kita lakukan hari ini? Allahu Akbar. Kerana itulah kalian tidak boleh berkata 'ah' kepada ibu bapak kalian sekalipun. Jadi semasa kami muda, itu telah kami katakan lebih dari. Kami meninggalkan rumah dan pergi kepada GrandShaykh. Ibu saya tidak tertawa. Kami tiba dan naik ke atas. Kalian harus melintasi ruangan jalan dan pintu pintu untuk tiba masuk ke rumah. Kebiasaannya pintu adalah tertutup dan kalian perlu memanggil seseorang untuk membuka pintu. Kami baru sahaja tiba untuk mengetuk pintu apabila Shaykh Abdullah al Faiz al Daghtani membuka pintu. Dengan segera beliau berkata, kembalilah dari mana kalian datang, Jangan datang ke sini dengan membuat ibu kalian marah. GrandSyaykh tidaklah seperti Mawlana Shaykh Nazim yang sentiasa senyum dan gembira. Apabila pakaian tajalli di pakaian ke atas beliau kalian akan melarikan diri. Kami lari balik. Kembali memandu balik sepanjang 5 jam. Kami kembali ke rumah, buat ibu kembali gembira dan segalanya telah selesai, Kemudian kami pergi kembali ke esokan harinya kepada GrandShaykh. Haqiqat at-tawajjuh. Kali ini kami mengetuknya. Kali ini tidak mengapa. Dia tidak menendang kami keluar. Dia menghantar hambanya untuk membuka pintu. Kami mengetuk. Kali kemudiannya Dia menunjukkan tidak perlu mengetuk pintu. Saya tahu kalian akan kembali.Kami pun masuk. Beliau berkata, Saya memberitahu rahasia ini untuk barakah kamu berdua. Kami telah di beri autority dari Rasulullah saw untuk melihat mureed-mureed sekurang kurangnya 3 kali sehari dalam masa 24 jam. Dan apabila para awliya melihat mereka tidak memberi gula-gula, cokelat untuk membuat kalian gembira. Untuk menggembirakan seseorang adalah mudah. Tetapi melihat mereka dan menciptakan kesusahan dan kami mengira berapa sabarnya mureed dengan kesusahan tersebut. Mereka mampu menanggungnya atau tidak. Jika mereka mampu awliya akan mengambil tanggungan itu dan membersihkan dari kalian. Jika kalian tidak mampu awliya juga akan memohon bagi pihak kalian keampunan, untuk memastikan kalian senantiasa bersih. Inilah caranya Shaykh melihat ke dalam hati- hati muridnya, Shaykh akan menguji kalian dan melihat reaksi kalian. Jika reaksinya marah beliau gagal, jika lulus maka beliau akan di naikkan. Berapa kali dalam sehari kalian menhadapi kesusahan? Pastikan setiap kali kalian berada dalam kesusahan, ingatlah, Allah menguji kalian, Rasulullah saw sedang memerhatikan kalian, Shaykh kalian sedang memerhatikan kalian sekarang, dia sedang menguji kalian sekarang. Bagaimana kalian harus bertindak balas? Ingatlah pada setiap masa saya melihat apa yang sedang kalian lakukan. Saya sedang melihat kamu semasa kamu sedang bergaduh dan bertekak dengan ibu kamu. Adakah kamu akan kehilangan apa apa jika kamu katakan “Maafkan kami wahai ibu kami tidak akan pergi, kami akan belajar?”. Beliau sedang menyatakan apa yang telah berlaku sedangkan beliau berada 5 jam jauh dari situ. Bagaimana Grandshayikh dapat melihatnya? Inilah yang berlaku pada saya.

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 101

Oleh itu apabila berhadapan dengan kesusahan, katakanlah sekarang Shaykh saya sedang melihat, saya harus tenangkan diri, bergerak seperti kincir angin, apabila angina lalu ia akan berputar. Jadilah seperti pokok pine. Apabila salji dan panas ia tetap hijau. Jangan seperti kekacang, apabila kamu tekan ia akan pecah. Siapakah di sini kekacang? Sila angkat tangan. Ujian yang mudah, lalu kalian kecewa, Kelmarin merupakan ujian yang mudah baginya, dia mengecewakan. Kerana kelmarin dia kecewa. Jika dia tidak kecewa dia mungkin akan di angkat. Sepuluh kali lebih tinggi dari tingkat yang sedia ada oleh Mawlana Syaikh. Kerana awliya akan menghantar pelbagai jenis ujian menggunakan jalan yang berbeza beza, ianya seperti teka teki. Fulan terlalu marah kelmarin dan mengatakan pada dirinya, Kenapakah hanya dia berkata kata dan aku tidak berkata kata? Pertandingan. Pertandingan adalah baik dalam islam kerana siapa yang beribadah lebih maka dia mendapat lebih. haqiqat at-tawajjuh,setelah Syaikh mencapai tingkat mureed, maka akan terbukalah sifat sifat tersebut. Di sini saya berikan contoh seperti anak murid Sayyidina Jamaluddin al-Ghumuqi al Husayni. Semasa beliau membuka ke enam enam kuasa di dalam hatinya dan mengangkat mureednya. Haqiqat at-tawajjuh akan memberikan kuasa untuk mencapai, tingkat pertama kewalian, dan pada ketika itu dia akan mencapai haqiqat al arwaah. Kita telah membincangkan haqiqat al quloob, haqiqat al asraar, haqiqat al arwaah. Apabila wangian itu datang maka kalian dapat mengarahkan wangian tersebut. Melalui haqiqat al fayd, kemudian kalian mampu memberi petunjuk kepada siapa yang kalian mahu, petunjuk kepada mereka bagaimana yang di kehendaki Allah. Syaikh akan mula berkomunikasi dengan muridnya. Muridnya akan mula menerima apa yang di berikan oleh Syaikh, murid akan mendapat apa yang ditunjukkan. Murid akan memulakan perjalanannya fa ayna ma takoon fa thamma wajhAllah fa ayna ma kunta fa Walla wajhaka shatra al- masjid al-haraam Apabila mencapa haqiqat at tawajjuh kalian dapat berkomunikasi dengan sesiapa sahaja yang kalian mahu. Tanpa menggunakan telefon bimbit. Satu hari saya melihat perkara ini. Syaikh yang berada di Damascus, Ahmad al Haroon seorang yang sangat terkenal dengan maqamnya di Damascus. Beliau mempunyai murid di Aleppo 500 batu jauh. Beliau sedang duduk dengan pengikutnya dan beliau inginkan sesuatu dari pengikutnya itu. Cerita ini berlaku 50 tahun yang lepas. Tiada telefon di kala itu, tiada telefon bimbit, tiada talian telefon. Mereka ingin menghantar maklumat menyatakan apa yang diperlukan oleh pengikut daripada murid tersebut. Syeikh Ahmad al Haroon membuka talipingganya dan mengangkat pada paras mulutnya dan berkata , Hello, kamu Ahmad saya perlukan di sini sekarang, bawa sekali buku yang aku hendak. Beliau meletakkan tali pinggangnya. 5 jam kemudian pintu di ketuk. Mereka membuka pintu, murid tersebut berada di situ. Wahai Syaikh ku, kamu memanggilku dan aku telah membawa buku tersebut. Bagaimana Syaikh Ahmad al haroon melakukannya? Berkomunikasi dengan sambungan telinga. Mereka mendengar kalian. Ini adalah mudah, paling asas. Mereka tidak melihat pada perkara tersebut, Mereka melihat lebih kepada pengetahuan, ini adalah penting Apabila kalian mencapai perkara ini, ia akan memberi kalian tingkat yang lebih tinggi, haqiqat al tawassul, Hubungan Hakikat. Mereka akan memakaikan kalian yang mana kalian akan mewarisi dari Rasulullah saw rahasia sebanyak mana yang kalian dapat ambil. Ini bergantung kepada kemampuan pengisian

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 102

kalian, sebanyak mana yang mampu di simpan oleh hati kalian. Walaupun kalian hanya mengambil setitis, kesemua para awliya akan mengambil dari titisan itu. Lautan hubungan kepada Rasulullah saw adalah lautan. Titisan itu adalah lautan kepada mereka. Ianya cukup untuk menenggelamkan seluruh dunia. Kesemua awliya sedang berenang dalam titisan warisan Rasulullah saw itu. Fikirkan sebanyak mana kuasa Allah yang telah Allah berikan kepada Rasulullah pada hari perhitungan. Kita ini umpama bayi yang masih dalam Pampers. Untuk memahami pengetahun para awliya yang berenang di dalam titisan tersebut, kalian tidak mungkin memahaminya. Bagaimana kalian ingin memahami Hakikat Sayyidina Muhammad? Hari ini mereka menulis buku mengenai Rasulullah SAW, ilm al awraaq. Pengetahun di atas kertas. Titisan yang bagi para awliya yang sedang berenang itu adalah lautan yang mungkin akan di berikan kepada kalian para murid dan semua murid akan berenang di dalam titisan tersebut seperti berenang di dalam lautan. Kerana itulah Dia berkata, , wa kullu min rasulullahi multamisan para awliya mendapatnya dari Rasulullah SAW dan mereka hanya mengambil setitis dan setitis yang mereka ambil itu merupakan lautan bagi kita. Mereka memakaikan kalian dengan ke 4 kuasa itu sekarang. Haqiqat al tawassul. Hakikat ini bermakna apabila mereka melakukan sajda, mereka tidak akan mengangkat kepala sehingga kesemua murid telah lepas keseluruhannya. Kalian tidak dapat bekerja dengan kerajaan tanpa kelulusan untuk melihat perkara perkara yang sulit. Kamu memerlukan kelulusan untuk melihat perkara yang sulit dalam kerohanian. Kelulusan itu mestilah bersih. Kalian harus mempunyai CV yang bersih, latarbelakang yang bersih. Mereka membersihkan kalian melalui sajda. Dalam sajda mereka akan membawa segala pengikut dan membersihkan mereka dan mempersembahkan kepada Rasulullah SAW. Ini lah hakikat kebenarannya kepada para pengikut. Ya Allah may you sanctify the souls & secrets and increase the Maqam of Grand Sheikh Sultan Ul-Awliya Hadhrat Abdullah Al-Faiz Ad-Daghestani & Sultan ul-Awliya Mawlana Sheikh Hadhrat As-Sayidi Muhammad Nazim Al-Haqqani (Allahumma Amin). Bihurmati habib, Fatihah Wa min Allah at Tawfiq wassalam,arief hamdani www.mevlanasufi.blogspot.com

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 103

Pengirim : arief ludiantoro Email : [email protected] Tgl. Email : 15-02-2006

Dunia Islam telah kehilangan Pedang Kekuatan Langit

Sohbet Mawlana Shaykh Muhammad Nazim 'Adil Al-Haqqani An-Naqshbandi

5 Januari 2006. (Suhbat saat kunjungan Shehzade Salim Effendi, keturunan Sultan Abdul Hamid Khan). Dunia Islam telah kehilangan Pedang Kekuatan Langit-nya di manakah pedang itu kini berada? A´udhu bi-Llahi mina shaytâni rajûS Bismillahi r-Rahmani r-Rahim. La hawla wa la quwatta illa bi-Llahi -l 'Aliyu -l 'Azim. Dengan nama Allah Ta'ala Yang Maha Pemurah, Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Tak ada tuhan selain Allah! Hanya Allah! Dialah Tuhan kita, Tuhan sekalian alam, Tuhan seluruh ciptaan, satu-satunya Tuhan! Tuhan Yang Esa! Tak mungkin ada dzat entitas lain yang tanpa batas, karena hanya Dia-lah Sang Pencipta, tanpa awal bagi-Nya, tanpa akhir bagi-Nya, karena Wujud-Nya tak bermula dan tak berakhir- kalian mesti beriman! Kalian harus percaya dan mengimaninya! Segala sesuatu yang lainnya dapat muncul, kemudian lenyap. Segala sesuatu yang lain, jika Ia berseru: "Wujudlah! akan muncul dan eksis. Dan jika Ia berkata, "Lenyaplah! akan hilang dan lenyap dari eksistensi nya. Kalian mesti percaya, kalian mesti mengetahui tentang Pencipta kalian! Kalian harus beriman pada Pencipta kalian. “Madad, ya Sulthanal Awliya” dan hal pertama yang kalian mesti percayai adalah lewat diri kalian sendiri. Kalian harus beriman dan percaya bahwa: "Diriku wujud” Adalah suatu kewajiban untuk berkata bahwa, "Kami ada dan wujud” tapi wujud dan eksistensi kalian sama sekali berbeda dengan Wujud Sang Pencipta. Pencipta, Wujudnya tak bermula dan tak berakhir, namun bagi diri kita terdapat suatu permulaan, dan untuk setiap sesuatu yang bermula, pastilah ada akhirnya. Karena itu kita ada dan wujud sekarang; [tapi] kita tidaklah wujud sebelum satu abad yang lalu, seratus tahun yang lalu, dan setelah seratus tahun yang akan datang tak akan ada lagi yang wujud dari orang-orang yang kini hidup di zaman ini. Kalian harus mengetahui Sifat-Sifat Ilahiah Sang Pencipta, kalian harus tahu akan Wujud Ilahiah Sang Pencipta, dan tak seorang pun dari makhluq-Nya mampu memahami makna sejati Keabadian. Wujud dan Eksistensi Tuhan kita adalah Abadi; artinya: Wujud-Nya adalah dari pra-'azali hingga pasca-abadi, itu berarti: Ia Subhanahu wa Ta'ala tak memiliki awal mula, dan tak pula memiliki akhir! Itulah pengetahuan dasar yang seluruh manusia mesti mencapainya, dan mereka harus berkata, "Tuhan kami wujud di pra-azali hingga pasca-aba dia akan terus wujud dalam kekekalan-Nya dalam keabadiaan-Nya.” Sifat Abadi hanyalah bagi Diri-Nya, tidak untuk seorang pun yang lain, karena wujud ini tak akan mampu mendukung dua Pencipta, sebagaimana suatu singgasana tak akan mungkin diduduki Dua Raja atau Dua Sultan. Sebuah singgasana hanyalah bagi seseorang, dan tak mungkin dua untuk dua.

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 104

Dalam agama Nasrani, mereka berkata, "Sang Raja dan Sang Ratu duduk berdekatan di dua kursi. Tak pernah terjadi dalam dunia Kristen bahwa Sang Raja duduk dengan Ratunya dalam kursi yang sama. Kursi sang raja adalah bagi sang raja, dan kursi bagi sang ratu tak akan pernah serupa dengan kursi sang raja. Sang Ratu melambangkan kelemahan atau tak adanya kekuatan, sementara Raja melambangkan kekuatan. Karena itulah, sang Raja selalu membawa pedang, sementara Ratu tak pernah membawa pedang. Pernahkah kalian melihat sang Ratu Inggris membawa sebilah pedang? Sekalipun kini ia menjadi Ratu, tapi tak pernah memegang pedang. Tidak! Hanya Raja yang membawa pedang! Sang Raja menunggangi kudanya seperti ini. Sementara Ratu duduk seperti ini (menyamping). Hal ini adalah sesuatu yang penting, kalian mesti memahaminya! Kini tengah datang berita baru. Dan Allah Ta'ala memerintahkan, sedari awal, bagi seseorang untuk memegang pedang kekuatan sebagai wakil dari Diri-Nya sendiri, wakil bagi Allah, Ia SWT menginginkan satu orang di muka bumi ini, bukan dua (atau lebih) orang. Karena itu, seluruh Dunia Islam mesti memiliki seseorang itu yang membawa sebilah pedang yang melambangkan kekuatan Samawi melalui tangannya! Pedangnya di atas pedang-pedang seluruh pembantu-pembantunya, menteri-menterinya. Pedangnya di atas seluruh pedang yang ada di Wilayah Dunia Islam; tak seorang pun boleh berdiri di depan pedangnya, pedang yang telah dikaruniakan padanya dari Aturan-Aturan Langit! Seorang Khalifah! Kini, dunia Islam tengah berada dalam kedudukannya yang paling buruk, karena mereka telah kehilangan pedang Langit yang seharusnya hanya dipegang oleh satu orang. Itulah Perintah Allah! Sedangkan Dunia Muslim kini mereka membuat pedang-pedang imitasi bagi diri mereka sendiri sambil mengatakan, "Kami memiliki kekuatan!” Tidak! Mereka tak pernah mendapat dukungan Langit! Karena itu, dunia Islam kini berada dalam kondisinya yang terburuk, kondisi yang paling lemah dan paling menyedihkan. Mereka mengutuki Amerika, mengutuki Inggris, menyumpahi Rusia, beberapa di antara mereka menyumpah-nyumpahi Cina, beberapa di antaranya ke Arab, beberapa di antaranya Turki “Nonsense! Tak masuk akal! Mereka berkata, "Kenapa Amerika datang ke Iraq? Kenapa memasukinya?” Tanyalah pada dirimu sendiri! Lihatlah bagaimana perintah Allah Ta'la! Allah Ta'ala menciptakan Iraqian, Syrian, Libanese, Jordanian, Egyptian, Lybian, Saudian, Qatarian, Shaytanian” Mengapa kalian menyumpahi Amerika? Mengapa tak melihat dan membaca kitab suci kalian? Seseorang datang dan berkata, “kami datang untuk mengendalikan seluruh dunia!” Kalian tak dapat melakukannya! Kalian tak dapat melakukannya! Kalian tak dapat melakukannya, selama kalian masih melawan Aturan-Aturan Ilahiah yang memerintahkan pada kalian untuk memberikan Pedang Langit tersebut hanya pada ia yang memang pantas untuk memegang pedang tersebut. Pedang Langit tersebut, di manakah sekarang? Di mana kalian menyembunyikannya, wahai Dunia Muslim? Mereka (Dunia Muslim) kini tengah sibuk dengan urusan lain, yaitu ketika mereka berkata, "Saat musim Hajji ini, 300 Hajji telah wafat saat mereka melempar Syaitan (jumrah)”. Itulah berita yang kini tengah hangat, telah meninggal dunia 340 atau 350 orang? Apa itu?! Itu berita yang penting? Dan mereka hanya berkata, "Oh, kami hanya akan pergi mengunjungi Baitullah dan mendatangi Mina, kemudian di Mina, kami akan tinggal selama satu hari”.Beberapa di antara mereka meminum Nargileh menyalakan pula Televisi.

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 105

Berapa kali Allah SWT telah mengaruniakan pada saya untuk berada di Arafat, di zaman ketika masih dengan metode Salaf as-Salih, ketika mereka membaca Hizbul A'zam, 7 Surat yang mesti dibaca Haji dalam tenda mereka dan membaca Do'a tersebut dari awal hingga akhir. Alhamdulillah, mungkin lebih dari dua puluh kali Allah telah melimpahkan karunianya pada saya untuk berada di Arafat, dan tiap kali waktu Wuquf saya membacanya dari awal hingga akhir, selesai di saat Maghrib. Kini, orang-orang melakukan banyak hal, hal-hal yang nonsense, yang tak masuk akal, untuk melalui hari itu! Menaruh berbagai ragam Televisi, melihatnya, dan tak pernah peduli di mana mereka tengah berada dan tak mengetahui apa yang mesti mereka minta! Begitu banyak orang-orang tak berakal berkata, "Ohhh para haji mereka berdoa untuk masyarakat Iraq dan mereka memohon kasih sayang bagi orang-orang yang tertimpa gempa bumi. “Inilah luka-luka mereka! Kalian mesti meminta”. [tapi] kalian tak tahu apa yang akan kalian minta. Suatu waktu seseorang mendatangi istana Sultan dan sang Sultan bertanya, "Apa yang kau inginkan?” dan jika orang itu berkata, "Wahai, Sultan, aku meminta dua karung jerami, karena untaku sedang lapar, karena itu aku minta dua karung rumput dan jerami” maka Sultan-pun berkata, "Berikan padanya dan bawa dia pergi! Ia datang padaku dan aku bertanya padanya 'Apa yang kau inginkan?�Edan ia cuma meminta 'Aku ingin jerami atau rumput atau meminta seekor unta atau sebuah perahu atau dua Orang macam ini, apa yang kalian pikir tentang dia? Orang gila atau orang bijak? Jika seseorang mendatangi sang Raja, sang Sultan, tak mengetahui apa yang mesti diminta, dia hanya meminta jerami, ia pun hanyalah hewan! Demikian juga bila kalian datang ke arafah, kepada Allah dan hanya meminta dunia, maka kalian tak lebih dari hewan. Mintalah sesuatu yang lebih berharga kepada Allah, mintalah istiqomah. Kalian datang ke Arafat dan kalian hanya meminta, Wahai Allah, selamatkan penduduk Iraq, dan limpahkan rahmat-Mu pada orang-orang yang tertimpa gempa bumi? ”Bagaimana dengan Dunia Islam, dengan Dunia Muslim? Dan bagaimana pula dengan seluruh ummat manusia? Di manakah rasa belas kasih sayangmu bagi bagian lain dari Ummat Muslim? Mereka pun kini tengah berada dalam tekanan para tiran dan para penindas!! Mengapa kalian tak memohon, "Wahai Allah, selamatkanlah Mu'minin, orang-orang yang mengimani-Mu, Dunia Muslim dari para tiran?” Mengapa kalian tak mengatakannya? Mengapa tak memohon, "Wahai Tuhan kami, kirimkanlah bagi kami (seorang Raja) sebagaimana Bani Israel memohon pada Nabi mereka, mengatakan, 'Mohonlah agar Allah mengirim pada kami seorang Malik, seorang Raja, untuk mengumpulkan manusia, 'ibad wa l-bilad?’ malikun yamliku 'ibad wa l-bilad’ Mengapa tak meminta, "Wahai Allah, kirimkan pada kami, ia yang telah Kau janjikan pada hamba-Mu yang paling Kau cintai di saat kami tengah lemah saat ini, untuk membangkitkan kembali Islam” Mengapa kalian tak meminta! Mereka meminta untuk orang-orang Iraq, bagaimana pula dengan 1,5 milliar Muslim? Orang-orang Iraq Cuma berjumlah 30 juta orang, gempa bumi yang terjadi hanya menimpa 3 atau 5 juta orang- keseluruhan mungkin Cuma 40 juta orang bagaimana dengan 1,5 milliar Muslim, yang kini mereka tengah berada di bawah sepatu para Zhalim dan para Penindas! Mengapa kalian tak meminta! Mereka tak tahu apa yang mesti mereka minta! Dan terjadilah peristiwa itu 300 orang wafat saat melakukan jumrah, melempar batu! ”Tentu saja ini meninggalkan kesan negatif di pikiran orang-orang! Lalu mereka akan takut untuk pergi melakukan Hajji, karena, "Tempat yang demikian berbahaya, kita pun bisa berada di bawah kaki

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 106

orang-orang dan mati!”. Bukanlah suatu berita yang baik untuk mengabarkannya dari Timur ke Barat. Jangan berkata apa pun tentangnya! Mereka berpikir bahwa polisi atau kekuatan keamanan mereka dapat mengendalikan semuanya. Kekuatan keamanan mungkin 40, 100, 200, 500, atau bahkan 1000, tapi yang datang adalah sepuluh ribu, puluhan ribu orang “apa yang dapat kalian lakukan? Mereka bukan dari besi! Mereka pun dapat terdorong pula ke tanah, dan dapat pula terbunuh!” Jangan sentuh! Terlalu banyak hal sudah berubah di daerah itu. Mereka berpikir hal itu akan lebih baik bagi haji saat mereka menunaikan ibadah hajinya; tapi, mereka salah! Biarkanlah (tempat itu) seperti sebelumnya, seperti saat zaman Nabi: Orang berdatangan, melempar, dan pergi. (Tapi) kini mereka membuat jembatan-jembatan, tembok-tembok, dan lantai untuk apa semua ini? Malah justru membuatnya semakin berbahaya! Juga Syariat Suci, Aturan Suci mengatakan bahwa wanita dan orang-orang yang lemah semestinya tak pergi! Mereka boleh mewakilkan hajinya pada orang-orang muda yang dapat bergerak dengan cepat, melempar, dan pergi! Tak perlu bagi orang-orang yang lemah dan khususnya bagi wanita! Karena itu Syari'at berkata, bagi wanita yang sendiri, tak baik untuk melakukan Hajji. Harus beserta putranya, atau saudara laki-lakinya, suaminya, atau siapa pun dari keluarganya yang dapat melindunginya! Dan kalian pun boleh melempar batu mewakilinya, lalu kalian melempar untuk diri kalian sendiri dan segera pergi berlalu dengan begitu setengah dari beban telah hilang! Jangan pula berkata, "Saat melempar jumrah itu hanya dari permulaan setelah Zuhur hingga masuk malam”. Tidak! Kita punya Empat Mazhab! Katakanlah: "Kalian dapat melempar selama 24 jam selesailah masalahnya, karena saat ini yang menjadi masalah adalah mereka membatasinya dalam waktu yang pendek dan orang-orang pun berlarian ke situ. Buatlah agar sesuai dengan empat Mazhab: 24 jam! Setelah Maghrib, saya melihat dan menyaksikan masih banyak orang datang dan melempar (batu mereka) dengan istri-istri mereka, dengan ibunda mereka, melempar dan dengan bebas pergi! Kenapa hanya membuatnya terbatas dari Dzuhur hingga Maghrib? Jangan, buatlah seperti ini: “Jam kalian dapat melempar!” Jika ada yang berkata “sebagai dendanya (untuk melempar jumrah di malam hari, adalah mengorbankan menyembelih seekor kambing! Menyembelih seekor kambing adalah jauh lebih mudah daripada terbunuhnya seorang manusia! Harga seorang manusia maksudnya 'diyat red.), jika ia terbunuh, agar sang pembunuh bebas (setelah ahli waris mau memberi maaf, red.) adalah 100 ekor unta! Sedangkan untuk jumrah ini cukup dengan seekor kambing, jika dilakukan lebih awal (sebelum Zuhur) atau lebih lambat (setelah Maghrib). Tapi dalam Fiqh berbagai Mazhab, mengatakan, beberapa di antara mereka: "Dari pagi hingga malam Beberapa yang lain berkata, "Dari sore hari hingga malam.”Beberapa berkata, "Jika tidak di siang hari, kalian boleh melakukannya di malam hari, tapi kalian mesti menyembelih seekor kambing. Mengapa mereka tidak menggunakannya (pendapat keempat Mazhhab)? (Tapi) begitulah, sekarang tak ada lagi 'Aalim, tak ada lagi orang yang akal pikirannya bekerja, habis! Tiga juta manusia bagaimana bisa mereka semua datang dan melempar (pada saat yang sama)? Buatlah lebih mudah! Nabi “sallAllahu 'alayhi wa aalihi wasallam “ bersabda, "Yassiruu wa laa tu'assiruu!” “Permudahlah, dan jangan persulit!”. Tapi, tak seorang pun mengatakan apa pun,

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 107

habis! Jika kalian berkata, "Kami pikir bahwa Anda salah”. Tidak! Saya tidak salah, merekalah yang salah! Saya tahu apa yang saya katakan! Semoga Allah mengampuni diri saya dan kalian semua, dan melimpahkan barakah-Nya pada kalian di hari-hari suci ini (di bulan Dzul Hijjah). Semoga Allah melimpahkan Rahmat-Nya pada ummah dari hamba-Nya yang paling Ia cintai, untuk mengirimkan pada kita seseorang yang akan memimpin kita pada jalan yang lurus dan mengumpulkan qalbu-qalbu kita pada Kecintaan Allah! Demi kehormatan ia yang paling terhormat di Hadirat Ilahiah-Nya! Faatihah! Wa min Allah at Tawfiq wassalam,arief hamdani www.mevlanasufi.blogspot.com

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 108

Pengirim : Hudzaifah.org Email : [email protected] Tgl. Email : 15-02-2006

Cinta di Atas Cinta... Hudzaifah.org - Perempuan oh perempuan ! Pengalaman bathin para pahlawan dengan

mereka ternyata jauh lebih rumit dari yang kita bayangkan. Apa yang terjadi, misalnya jika kenangan cinta hadir kembali di jalan pertaubatan seorang pahlawan? Keagungan!

Itulah, misalnya, pengalaman bathin Umar bin Abdul Aziz. Sebenarnya Umar seorang ulama, bahkan seorang mujtahid. Tapi ia dibesarkan di lingkungan istana Bani Umayyah, hidup dengan gaya hidup mereka, bukan gaya hidup seorang ulama. Ia bahkan menjadi trendsetter di lingkungan keluarga kerajaan. Shalat jamaah kadang ditunda karena ia masih sedang menyisir rambutnya.

Tapi, begitu ia menjadi khalifah, tiba-tiba kesadaran spiritualnya justru tumbuh mendadak pada detik inagurasi nya. Iapun bertaubat. Sejak itu ia bertekad untuk berubah dan merubah dinasti Bani Umayyah. Aku takut pada neraka katanya menjelaskan rahasia perubahan itu kepada seorang ulama terbesar zamannya, pionir kodifikasi hadits, yang duduk di sampingnya, Al Zuhri.

Ia memulai perubahan besar itu dari dari dalam dirinya sendiri, istri, anak-anaknya, keluarga kerajaan, hingga seluruh rakyatnya. Kerja keras ini membuahkan hasil; walaupun hanya memerintah dalam 2 tahun 5 bulan, tapi ia berhasil menggelar keadilan, kemakmuran dan kejayaan serta nuansa kehidupan zaman Khulafa Rasyidin. Maka iapun digelari Khalifah Rasyidin kelima.

Tapi itu ada harganya. Fisiknya segera anjlok. Saat itulah istrinya datang membawa kejutan besar; menghadiahkan seorang gadis kepada suaminya untuk dinikahinya (lagi). Ironis, karena Umar sudah lama mencintai dan sangat menginginkan gadis itu, juga sebaliknya. Tapi istrinya, Fatimah, tidak pernah mengizinkannya; atas nama cinta dan cemburu. Sekarang justru sang istrilah YANG MEMBAWANYA SEBAGAI HADIAH. Fatimah hanya ingin memberikan dukungan moril kepada suaminya.

Itu saat terindah dalam hidup Umar, sekaligus saat paling mengharu-biru. Kenangan romantika sebelum saat perubahan bangkit kembali, dan menyalakan api cinta yang dulu pernah membakar segenap jiwanya. Tapi saat cinta ini hadir di jalan pertaubatannya, ketika cita-cita perubahannya belum selesai.

Cinta dan cita bertemu atau bertarung, di sini, di pelataran hati Sang Khalifah, Sang Pembaru. Apa yang salah kalau Umar menikahi gadis itu? Tidak ada! Tapi, Tidak! Ini tidak boleh terjadi. Saya benar-benar tidak merubah diri saya kalau saya masih harus kembali ke dunia perasaan semacam ini, Kata Umar.

Cinta yang terbelah dan tersublimasi diantara kesadaran psiko-spiritual, berujung dengan keagungan; Umar memenangkan cinta yang lain, karena memang ada cinta di atas cinta! Akhirnya ia menikahkan gadis itu dengan pemuda lain.

Tidak ada cinta yang mati di sini. Karena sebelum meninggalkan rumah Umar, gadis itu bertanya dengan sendu, Umar, dulu kamu pernah sangat mencintaiku. Tapi kemanakah cinta itu sekarang? Umar bergetar haru, tapi ia kemudian menjawab, Cinta itu masih tetap ada, bahkan kini rasanya jauh lebih dalam!

M Anis Matta Lc. Sumber : Tarbawi 55/4/Muharram 1424H http://www.hudzaifah.org/Article313.phtml

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 109

Pengirim : abuluthfi ar-rasyid Email : [email protected] Tgl. Email : 15-02-2006

Apabila Dunia Mulai Suram Akhiratpun Nampak “Apabila cahaya keyakinan telah menerangi hatimu, pasti engkau dapat melihat akhirat sangat dekat denganmu, daripada perjalananmu menuju kesana. Kalian akan melihat pula keindahan dunia ini telah ditutupi kesuraman yang mencekam yang datang menimpanya. Nurul yaqin adlah cahaya yang menembus hati manusia akan kebenaran hari akhirat yang tetap menjelma kelak. Kebenaran hari akhirat yang bakal datang itu adlah kebenaran mutlak yang tak datang dipungkiri. Dunia ini fana dan penuh kebatilan, itupun takmungkin dibantah. Nurul yaqin yang bercahaya dari hati hamba Allah menunjukkan kebenaran adanya hari akhirat yang gaib dari penglihatan, pendengaran dan pengetahuan manusia. Hari akhir itu jauh, akan tetapi dekat dihati hamba yang yakin bakal datangnya hari itu. Perjalanan menuju akhirat adalah perjalanan yang panjang, akan tetapi menjadi pendek dan singkat bagi hamba yang makrifat. Hamba Allah yang hatinya terpercik sinar Ilahiyah, memandang hidup dunia ini sementara, penuh dengan kepalsuan, kebatilan dan banyak kerusakan. Dunia ini ditempuh sesuai dengan usia yang telah ditetapkan oleh Allah Ta’ala untuk manusia. Batas usia yang tertentu itu dimanfaatkan selektif mungkin oleh para hamba Allah dengan amal ibadah serta kepatuhan si hamba pada perintah dan larangan Allah. Pancaran sinar iman dan cahaya keyakinan dari dada hamba Allah akan menembus alam kebaikan negeri akhirat. Dadanya yang bersinar iman, seperti sabda Nabi SAW., “Sesungguhnya cahaya keyakinan itu apabila telah masuk ke dalam hati, maka lapanglah dada menerimanya,

“Ditanyakan kepada Rasulullah, “Apakah hal seperti itu ada tanda-tandanya?�EJawab Nabi SAW., “Ya, engkau menghindarkan dirimu dari tipuan dunia, serta bersegera mendekati akhirat yang abadi dan bersiap-siaplah menunggu datangnya maut”. Sahabat Anas ra. bertutur, ketika Rasulullah SAW. dalam suatu perjalanan berjumpa dengan pemuda Ansar, beliau bertanya, “Bagaimana keadaanmu pada pagi hari ini ya Haritsah?” Ia menjawab, “Aku menjadi seorang mukmin yang bersungguh-sungguh. Mendengar ini Rasulullah SAW., mengingatkan, “Wahai Haritsah, perhatikanlah ucapanmu, karena setiap yang engkau ucapkan haruys sesuai dengan amalanmu. Haritsah menjelaskan kepada Rasulullah SAW., “Ya Rasulullah, jiwaku ini sangat bosan melihat keadaan dunia ini, lalu bangun tengah malam dan berpuasa siang hari. Saat ini seakan-akan aku berhadapan dengan ‘Arsy Allah, dan melihat ahli surga yang sedang bersilaturahmi. Demikian juga terbayang olehku bagaimana ahli neraka itu disiksa dan merintih kesakitan. Rasulullah pun menjelaskan, “Engkau telah melihat itu semua, maka hendaklah tetap pendirianmu. Engkau telah dianugerahi cahaya keimanan didalam hatimu. Haritsah memohon kepada Rasulullah, agar didoakan dapat mati syahid. Lalu Rasulullah SAW., berdoa untuk Haritsah. Ketika pada suatu masa datanglah perintah dari Rasulullah bagi para pemuda untuk bersikap jihad fi sabilillah, maka Haritsahlah yang pertama mendaftarkan dirinya. Ia pun syahid dalam suatu pertempuran melawan orang kafir. Ketika ibunya mendengar berita tewasnya Haritsah sebagai Syuhada, ia segera menjumpai Rasulullah SAW. Sang ibu yang sangat mencintai putranya itu bertanya, “Ya Rasulullah, benarkah berita tentang kematian Haritsah? Jika ia disurga, aku tidak akan menyesal dan tidak akan menangis. Akan tetapi jika lain dari itu, maka

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 110

aku akan menyesal dan menangis selama hidupku didunia. Rasulullah pun menyenangkan hati ibu ini, dengan jawaban, “Haritsah telah masuk surga, bukan hanya satu surga tapi surga dalam surga-surga. Ia telah mencapai surga firdaus yang sangat tinggi. Ibu Haritsah ini pun kembali dengan senyaum-senyum sambil berkata, “Sangatlah beruntung wahai kau anakku ”. Sahabat Anas menjelaskan pula, “Pada suatu hari sahabat Mu’adz bin Jabal menemui Rasulullah SAW sambil menangis. Mu’adz ditanya oleh Rasulullah SAW., “Bagaimana pagi ini wahai Mu’adz?. “Aku pagi ini merasakan benar-benar keimananku”, jawabnya. Rasulullah mengingatkan agar perkataannya harus sesuai dengan hakikat amalnya. Rasulullah bertanya pula, “Bagaimana perasaanmu itu?”, Mu’adz menjawab, “Apabila berada diwaktu pagi, aku merasa tidak akan sampai petang tidak mungkin sampai pagi. Setiap melangkahkan kakiku, aku merasa tidak dapat melangkahkan kakiku yang lain. Aku melihat dalam hayalanku manusia telah dipanggil menerima suratan amalnya bersama para Nabi dan berhala-berhala yang mereka sembah selain Allah. Aku pun seperti melihat siksaan dan rintihan ahli neraka, dan kesenangan yang diterima ahli surga serta kenikmatannya. Nabi SAW., bersabda, “Engkau telah mengetahu itu semua, maka jangan beranjak dari imanmu itu. Rasulullah memberitakan kepada kami, perihal tewasnya para sahabat seperti Za’id, Ja’far bin Abi Thalib, Abdullah bin rowahah ra. Dalam sabda beliau, “Mereka adalah Syuhada. Mereka tidak akan senang, apabila mereka masih berada di tengah-tengah kita. Rasulullah bertutur dengan wajah sedih, dan nampak air matanya menetes bagaikan manik lepas dari talinya. Para sahabat yang dipaparkan diatas telah menunjukkan, bagaimana mereka telah melihat dan membayangkan kehidupan akhirat dalam makrifat mereka, seperti yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Para sahabat biasanya mendapat khasyaf dari Allah SWT., karena makrifat yang mereka milikibegitu tinggi. Bayangan tentang masa depan dan negeri akhirat, tentang surga dan neraka, seperti mereka melihat situasi hari akhirat itu dengan sungguh-sungguh. Hal ini dibenarkan oleh Rasulullah SAW. Mereka sangat senang mendengar penjelasan dari Rasulullah SAW., tentang apa yang telah tampak dalam khasyaf mereka. Para sahabat melihat keindahan dunia ramai ini begitu memukai yang dapat menghanyutkan setiap orang yang memandangnya bahkan sangt memikat. Kehati-hatian para hamba Allah yang shalih akan mampu mengarahkan mereka kepada pengetahuan yang hakiki tentang dunia yang sangat mempesona itu. Siapa yang tidak hati-hati dalam hidup dunia, ia akan mudah tergelincir dalam perangkap yang sangat indah, akan tetapi menyesatkan. Perangkap yang indah itu akan menyilaukan penglihatannya, yang lama kelamaan akan menjadikan buta dan kehilangan jalan kebenaran menuju Allah Ta’ala. Ia akan kehilangan jalan menuju ke negeri yang aman tenteram, yaitu negeri akhirat. Dunia adalah jembatan menuju akhirat. Karena negeri akhirat itulah tujuan perjalanan manusia yang terakhir. Camkanlah. die Mutu Manikan dari Kitab Al-Hikam Syekh Ahmad Atailah

-----------------------------oOo-----------------------------

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 111

Pengirim : Fuji Email : [email protected] Tgl. Email : 16-02-2006

Kenapa Harus Menikah? Karya : Chandraleka prayoga.net

"Thayyibaa tu litthayyibiina watthayyibuuna litthayyibaati" Wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik untuk wanita-wanita yang baik (pula). (QS. An Nur 24:26)

Berikut beberapa alasan mengapa harus menikah, semoga bisa memotivasi kaum muslimin untuk memeriahkan dunia dengan nikah. 1. Melengkapi agamanya "Barang siapa menikah, maka ia telah melengkapi separuh dari

agamanya. Dan hendaklah ia bertaqwa kepada Allah dalam memelihara yang separuhnya lagi. (HR. Thabrani dan Hakim).

2. Menjaga kehormatan diri "Wahai para pemuda! Barang siapa diantara kalian berkemampuan untuk nikah, maka nikahlah, karena nikah itu lebih mudah menundukkan pandangan dan lebih membentengi farji (kemaluan). Dan barang siapa yang tidak mampu, maka hendaklah ia puasa, karena puasa itu dapat membentengi dirinya. (HSR. Ahmad, Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasaiy, Darimi, Ibnu Jarud dan Baihaqi).

3. Senda guraunya suami-istri bukanlah perbuatan sia-sia "Segala sesuatu yang di dalamnya tidak mengandung dzikrullah merupakan perbuatan sia-sia, senda gurau, dan permainan, kecuali empat (perkara), yaitu senda gurau suami dengan istrinya, melatih kuda, berlatih memanah, dan mengajarkan renang. (Buku Adab Az Zifaf Al Albani hal 245; Silsilah Al Ahadits Ash Shahihah no. 309). Hidup berkeluarga merupakan ladang meraih pahala.

4. Bersetubuh dengan istri termasuk sedekah Pernah ada beberapa shahabat Nabi SAW berkata kepada beliau, "Wahai Rasulullah, orang-orang kaya telah memborong pahala. Mereka bisa shalat sebagaimana kami shalat; mereka bisa berpuasa sebagaimana kami berpuasa; bahkan mereka bisa bersedekah dengan kelebihan harta mereka.”Beliau bersabda, "Bukankah Allah telah memberikan kepada kalian sesuatu yang bisa kalian sedekahkan? Pada tiap-tiap ucapan tasbih terdapat sedekah; (pada tiap-tiap ucapan takbir terdapat sedekah; pada tiap-tiap ucapan tahlil terdapat sedekah; pada tiap-tiap ucapan tahmid terdapat sedekah); memerintahkan perbuatan baik adalah sedekah; mencegah perbuatan munkar adalah sedekah; dan kalian bersetubuh dengan istri pun sedekah. Mereka bertanya, "Wahai Rasulullah, kok bisa salah seorang dari kami melampiaskan syahwatnya akan mendapatkan pahala?�EBeliau menjawab, "Bagaimana menurut kalian bila nafsu syahwatnya itu dia salurkan pada tempat yang haram, apakah dia akan mendapatkan dosa dengan sebab perbuatannya itu?”. (Mereka menjawab, "Ya, tentu.” Beliau bersabda,) "Demikian pula bila dia salurkan syahwatnya itu pada tempat yang halal, dia pun akan mendapatkan pahala. (Beliau kemudian menyebutkan beberapa hal lagi yang beliau padankan masing-masingnya dengan sebuah sedekah, lalu beliau bersabda, "Semua itubisa digantikan cukup dengan shalat dua raka'at Dhuha. (Buku Adab Az Zifaf Al Albani hal 125).

5. Adanya saling nasehat-menasehati 6. Bisa mendakwahi orang yang dicintai 7. Pahala memberi contoh yang baik

"Siapa saja yang pertama memberi contoh perilaku yang baik dalam Islam, maka ia mendapatkan pahala kebaikannya dan mendapatkan pahala orang-orang yang meniru perbuatannya itu tanpa dikurangi sedikit pun. Dan barang siapa yang pertama memberi

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 112

contoh perilaku jelek dalam Islam, maka ia mendapatkan dosa kejahatan itu dan mendapatkan dosa orang yang meniru perbuatannya tanpa dikurangi sedikit pun.�E(HR. Muslim, Buku Riyadush Shalihin Bab Orang yang pertama kali melakukan kebaikan atau kejahatan.) Bagaimana menurut Anda bila ada seorang kepala keluarga yang memberi contoh perbuatan yang baik bagi keluarganya dan ditiru oleh istri dan anak-anaknya? Demikian juga sebaliknya bila seorang kepala keluarga memberi contoh yang jelek bagi keluarganya?

8. Seorang suami memberikan nafkah, makan, minum, dan pakaian kepada istrinya dan keluarganya akan terhitung sedekah yang paling utama. Dan akan diganti oleh Allah, ini janji Allah. Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata: Rasulullah SAW, bersabda: "Satu dinar yang kamu nafkahkan di jalan Allah, satu dinar yang kamu nafkahkan untuk memerdekakan budak, satu dinar yang kamu berikan kepada orang miskin dan satu dinar yang kamu nafkahkan kepada keluargamu, maka yang paling besar pahalanya yaitu satu dinar yang kamu nafkahkan kepada keluargamu. HR Muslim, Buku Riyadush Shalihin Bab Memberi nafkah terhadap keluarga).

Dari Abu Abdullah (Abu Abdurrahman) Tsauban bin Bujdud., ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: "Dinar yang paling utama adalah dinar yang dinafkahkan seseorang kepada keluarganya, dinar yang dinafkahkan untuk kendaraan di jalan Allah, dan dinar yang dinafkahkan untuk membantu teman seperjuangan di jalan Allah. (HR. Muslim, Buku Riyadush Shalihin Bab Memberi nafkah terhadap keluarga). Seorang suami lebih utama menafkahkan hartanya kepada keluarganya daripada kepada yang lain karena beberapa alasan, diantaranya adalah nafkahnya kepada keluarganya adalah kewajiban dia, dan nafkah itu akan menimbulkan kecintaan kepadanya. Muawiyah bin Haidah RA., pernah bertanya kepada Rasulullah SAW: 'Wahai Rasulullah, apa hak istri terhadap salah seorang di antara kami? beliau menjawab dengan bersabda, "Berilah akan bila kamu makan dan berilah pakaian bila kamu berpakaian. Janganlah kamu menjelekkan wajahnya, janganlah kamu memukulnya, dan janganlah kamu memisahkannya kecuali di dalam rumah. Bagaimana kamu akan berbuat begitu terhadapnya, sementara sebagian dari kamu telah bergaul dengan mereka, kecuali kalau hal itu telah dihalalkan terhadap mereka. (Adab Az Zifaf Syaikh Albani hal 249). Dari Sa'ad bin Abi Waqqash RA., dalam hadits yang panjang yang kami tulis pada bab niat, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda kepadanya: "Sesungguhnya apa saja yang kamu nafkahkan dengan maksud kamu mencari keridhaan Allah, niscaya kamu akan diberi pahala sampai apa saja yang kamu sediakan untuk istrimu. (HR. Bukhari dan Muslim, Buku Riyadush Shalihin Bab Memberi nafkah terhadap keluarga) Dari Abdullah bin Amr bin 'Ash ra., ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: "Seseorang cukup dianggap berdosa apabila ia menyianyiaka orang yang harus diberi belanja. (HR. Bukhari dan uslim, Buku Riyadush Shalihin Bab Memberi nafkah terhadap keluarga). Dan akan diganti oleh Allah, ini janji Allah "Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan maka Allah akan menggantinya. (Saba 39). Dari Abu Hurairah RA, ia berkata: Nabi SAW bersabda: "Setiap pagi ada dua malaikat yang datang kepada seseorang, yang satu berdoa: "Ya Allah, berikanlah ganti kepada orang yang

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 113

menafkahkan hartanya. Dan yang lain berdoa: "Ya Allah, binasakanlah harta orang yang kikir. (HR. Bukhari dan Muslim, Buku Riyadush Shalihin Bab Memberi nafkah terhadap keluarga).

9. Seorang pria yang menikahi janda yang mempunyai anak, berarti ikut memelihara anak yatim Janji Allah berupa pertolongan-Nya bagi mereka yang menikah. 1. Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu dan orang-orang yang layak

(berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (Pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui. (An Nur: 32)

2. Ada tiga golongan manusia yang berhak Allah tolong mereka, yaitu seorang mujahid fi

sabilillah, seorang hamba yang menebus dirinya supaya merdeka dan seorang yang menikah karena ingin memelihara kehormatannya. (HR. Ahmad 2: 251, Nasaiy, Tirmidzi, Ibnu Majah hadits no. 2518, dan Hakim 2: 160)

L'ttle s'thing for my self..

--------------------------------------oOo---------------------------------------

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 114

Pengirim : Abu Afifah Email : [email protected] Tgl. Email : 16-02-2006

Mengenang Sepuluh Tahun Kesyahidan Muhandis Yahya Ayyasy Lembaran kehidupan yang mencerminkan keteguhan iman, jihad dan perjuangan <Karakter huruf arab yang tidak sempurna> Di antara orang-orang mu‘min itu ada orang-orang yang menepati apa yang mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang enunggu-nunggu dan mereka sedikitpun tidak merubah (janjinya).(Qs. Al Ahzab, 33: 23) Sepuluh tahun yang lalu, tepatnya pada 5 Januari 1996, seorang insinyur yang juga ahli bom dari anak kandung jihad dan perlawanan Palestina, ikut meramaikan barisan kafilah syuhada di tanah suci para nabi, Palestina. Muhandis (insinyur) Yahya Ayyasy -- dialah yang mendirikan madrasah jihad untuk menggebleng istisyhadiyun (para pelaku syahid) -- gugur dalam sebuah pembunuhan keji terencana dari rezim teroris Israel. Ketika seorang yang bijak dan jujur akan menulis tentang sejarah Palestina, baik tentang sejarah perjuangan rakyatnya ataupun konflik yang ada di dalamnya, semua pasti akan memposisikan Yahya Ayyasy atau yang lebih dikenal semasa hidupnya dengan sebutan “sang Insinyur sebagai sosok yang sangat menonjol. terlebih setelah membaca tentang perjuangan dan jihadnya dalam membela agama Allah dan negeri Palestina tercinta. Sampai akhirnya ia gugur fi sabilillah demi membela tanah dan bangsa Palestina. Ia rela melakukan semua itu berdasarkan permahamannnya yang begitu mendalam tentang konflik yang terjadi di negeri ini, tanah suci Palestina. Sejak pertama kali memegang setir kendaraan yang dipenuhi oleh alat peledak, sebagai persembahan untuk rakyat Palestina dan wujud perlawanan total terhadap penjajah Israel yang tidak faham memahami bahasa kecuali rentetan kekerasan demi kekerasan, Yahya Ayyasy telah menyadari apa yang akan menimpa dirinya. Sampai-sampai seluruh komandan (seniornya) merasa kehabisan cara untuk menasehati Yahya Ayyasy, dan akhirnya mereka mengakui seraya berkata, “Apa yang bisa kita lakukan untuk melarang seorang pemuda yang memang rindu dan menghendaki kematian?’ “Sang Insinyur itulah lambang legenda hakiki perjuangan rakyat Palestina. Sosok mujahid yang telah mampu membunuh rasa prustasi dalam dada rakyat Palestina. Dengan aksinya, dia mampu mereformasi semangat juang seluruh pemuda dan pejuang Palestina. Mampu mengembalikan ruh jihad dalam kehidupan seluruh rakyat yang sedang berjuang dan melakukan perlawanan terhadap penjajah Israel di tanah suci Palestina. Perjuangannya akan selalu ditulis oleh tinta emas, sebuah legenda yang mengisahkan keteguhan seorang pejuang sejati dalam berjihad dalam kondisi sulit sekalipun. Kisah tentang sosok “Sang Insinyur’ itu telah masyhur dan sangat terkenal, rasa cinta dan kagum akan selalu tertanam kuat dalam hati teman seperjuangannya. Namannya akan selalu mengiang di telinga setiap orang, akan menghiasi lisan dan bibir setiap manusia yang mengerti sebuah arti perjuangan. Keteguhan dan perjuangannya akan selalu diingat oleh ratusan ribu, bahkan jutaan, orang Islam ketika mereka diterpa berbagai konflik yang terus menerpa bagaikan

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 115

air bah, ketika ditimpa rasa sakitnya penyiksaan, paksaan dan panjajahan yang tak henti-hentinya menggelayuti langit biru tempat mereka berteduh dari sengatan matahari. Muhandis Yahya Ayyasy, dikenal memiliki keberanian yang membuat musuh-musuhnya tak berdaya, dikenal memiliki keteguhan yang membuat rakyat Palestina tegar dalam perjuangan. Ia dikenal sebagai ahli strategi, itu ia gunakan untuk membuat balancing kekuatan dan daya perjuangan bangsa Palestina yang hampir pupus di hadapan kekuatan militer Israel yang canggih dan modern. Ia tranfer system perjuangan dari medan peperangan berskup kecil dan terbatas ke medan perang yang luas dan mencakup seluruh penjuru Palestina. dengan strategi itu, peperangan yang tadinya terjadi antara aktifis Palestina melawan Israel menjadi sebuah palagan yang menghadapkan antara musuh yang takut mati (Israel) dengan pejuang perlawanan rakyat Palestina yang merindukan kematian, demi menggapai kemerdekaan.

Selain itu, ia juga mampu memperkenalkan ‘‘rasa � � menjadi seorang pejuang sejati kepada rakyat Palestina ketika berada dalam tingkat hamasah (semangat) yang tinggi. Dengan kemampuan seperti itu, Yahya Ayyasy seakan menyendiri dalam perjuangan mengembalikan hamasah juang rakyat Palestina yang hampir pupus ditelan kegetiran berhadapan dengan kekuatan militer super canggih. Ia tegaskan di hadapan rakyatnya, bahwa bangsa Palestina masih pantas hidup sehingga tidak layak menggali kuburan sendiri dengan rasa frustasi itu, bahwa frustasi tidak lebih dari sekadar abu yang membuat samar pandangan dan menutupi bara api yang membara di dada bangsa Palestina sendiri. Dalam usiaya yang realtif pendek, ia telah mampu berbuat banyak bagi bangsa dan rakyat Palestina yang hampir kehilangan rasa perjuangan. Sejak awal terjun ke medan jihad, Yahya Ayyasy sudah sangat mafhum akan kondisi real bangsa Palestina yang lemah dan terkungkung oleh kekuatan raksasa Israel, musuh yang menggunakan kekuatan senjata militer sebagai tameng utama dan kecanggihan intelejen berlapis dalam menghancurkan kekuatan dan potensi perlawanan rakya Palestina yang terjajah. Melihat kondisi seperti itu, sementara waktu sangat mendesak, maka ia persembahkan hidupnya untuk membela kepentingan agama dan bangsanya. Segera ia bangun kembali pundi-pundi kekuatan bangsa Palestina yang seperti hidup dalam ‘‘kesendirian’ dan ‘‘kesunyian’ selama beberapa kurun waktu, yang telah memunculkan image bahwa perjuangan itu hanyalah khayalan yang tidak akan menguntungkan mereka, serta tidak akan mengembalikan kemerdekaan mereka yang sudah terampas. Sejatinya ‘‘pribadi yang istimewa’ ini kalau melihat pengorbanan, semangat dan kecepatannya melakukan gerakan pembaharuan sangat berhak untuk mendapatkan penghargaan dari kita semua. Minimal dengan mengkaji lebih mendalam tentang kisah kehidupannya, mengkaji keistimewaan dan kejeniusannya dalam meneruskan perjuangan bangsanya, mengemban risalah jihad fi sabilillah dengan mengorbankan jiwa dan raganya demi menggapai cita-cita kemerdekaan bangsa dan rakyatnya. Yahya Ayyasy, seorang pemuda yang sangat sederhana. Bahkan terkesan kampungan. Bagi orang biasa pada umumnya yang menyandang gelar sarjana bidang arsitektur seperti yang ia miliki pasti lebih mengutamakan mencari pekerjaan di sebuah perusahaan bonafid di luar negeri. Jelas akan memperoleh gaji yang sangat menjajikan. Namun, tidak demikian halnya dengan pahlawan kita ini. Ia justru melupakan kenikmatan duniawi dan fatamorgana itu. Ia lebih memilih jalan jihad dan muqowamah (perlawanan) untuk membela tanah air tercinta. Hal inilah yang memang sesuai dengan jalan pikiran dan perasaan batinnya. Itu ia buktikan dengan

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 116

kemampuannya merealisasikan seluruh cita-citanya dalam bentuk sebuah aksi perlawanan total terhadap penjajah Israel. Yang dicatat dalam perjalanan sejarah bukanlah cita-cita Ir Yahya Ayyasy, walaupun pada akhirnya sejarah selalu mencatat semua pahlawannya. Pun ia bukanlah bintang bersinar yang sedang mencari popularitas, walaupun pada realitanya manusia selalu mengagumi pahlawan mereka, dengan mengingat dan menyanjungnya. Semua orang akan selalu mengingat kegagahan pahlawan yang mampu mengubah warna kehidupan rakyatnya. Bahkan lebih jauh dari itu, mampu meninggikan Islam dan kalimat Allah SWT. Itu semua karena memang dalam faktanya, para pejuang, komandan dan pahlawan Hamas bukanlah pejuang yang lahir secara “kebetulan Bukan pula pejuang yang lahir menumpang sebuah moment penting. Tetapi mereka adalah pejuang sejati yang lahir dari kesigapan dan kesiapan mental dan intelektual untuk melaksanakan tugas mereka sebagai pahlawan, yang berjuang melawan musuh bersama terbitnya matahari. “Kami sudah melepaskan semua status Yahya Ayyasy tanpa kami tinggalkan sedikitpun dalam hati kami, sejak ia menjadi orang nomor satu yang kalian buru. Sesungguhnya Yahya Ayyasy bukan lagi anakku, melainkan ia sudah menjadi anak kandung Brigade Izzuddin al Qassam. Maka carilah di sana kalau kalian berani. (Ibunda Sang Muhandis) Perjalanan Kehidupan Sang Muhandis Di sudut kota Rafat, pada tanggal 6 Maret 1966 M, lahir seorang bayi yang kemudian diberi nama Yahya Abdullathif Sathi Ayyasy. Ayyasy kecil tumbuh di pangkuan keluarga yang patuh beragama (multazim), sehingga ia melewati masa kecilnya dengan penuh ketenangan dan kasih sayang, ia pun dikenal sebagai anak yang sopan dan kalem. Sampai-sampai salah seorang pamannya pernah mengatakan, “Anak ini sangat kalem sekali, tidak terlalu suka bergaul dengan anak-anak sebayanya, dia agak tertutup.� Ketika Ayyasy kecil mulai tumbuh besar dan usianya genap 6 tahun, ia masuk sekolah dasar di kampung halamannya hingga sekolah menengah. Di sekolah, semua guru sangat kagum dengan kejeniusan Ayyasy kecil, ia sangat lain dari teman-teman sekelasnya. Ketika masih kelas satu, ia tidak hanya mampu menguasai pelajaran kelas satu saja, namun juga mampu menguasai pelajaran kelas dua. Ayyasy berhasil menyelesaikan studinya di tingkat SMU di Badya pada tahun 1984 dengan nilai komulatif 92,8%. Selepas lulus SMU, Ayyasy masuk melanjutkan di Universitas Beir Zeit fakultas Teknik Kelistrikan. Ia termasuk mahasiswa yang paling aktif di fakultasnya, banyak berpartisipasi dalam gerakan Islam. Ia juga sering aktif terlibat dalam bentrokan langsung atau tidak langsung, baik dengan sesama mahasiswa ataupun dengan pihak keamanan Israel. Ayyasy lulus dari Universitas Beir Zeit pada tahun 1991 dengan nilai cumlaoude. Selanjutnya ia menikah dengan anak bibinya pada tanggal 9 September 1992 M. Dari pernikahannya ini, ia dikaruniahi anak pertama bernama Barra yang lahir pada tanggal 1 Januari 1993. Ketika itu Ayyasy berada dalam pengasingan. Dua hari sebelum ia gugur syahid, anak keduanya lahir diberi nama Abdullathif dengan mengambil nama kakeknya. Namun ketika ia syahid dan dibawa kerumahnya, anak keduanya itu akhirnya diberi nama Yahya. Syeikhul Ikhwan di Rafat Muhandis Yahya Ayyasy telah bergabung dengan Ikhwan Muslimin selepas lulus dari SMU. Setelah dibaiat pada tahun 1985, ia dikenal sebagai prajurit (jundi) yang sangat patuh, meski

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 117

statusnya masih sebagai anggota biasa Ikhwan Muslimin, di sebuah kelompok Ikhwan di kota Ramallah. Dalam kelompoknya, Sang Muhandis dikenal sebagai pekerja keras dan ulet dengan setumpuk tugas dakwah, baik di dalam kampus ataupun di kota Ramallah dan kampungnya sendiri, Rafat. Ia bahkan menggunakan kendaraan orang tuannya yang dibeli khusus untuk membantu memperlancar aktifitas gerakan Hamas di Rafat. Ketika memulai aktifitas dakwah di Rafat, yang pertama ia lakukan adalah melakukan konsolidasi dan pemantapan pondasi-pondasi bagi kader dakwah. Mereka terdiri dari pemuda-pemuda potensial dan teman-teman kampung halamannya. Mereka bergerak dalam sebuah wadah yang terorganisasi rapi. Sampai terbentuk sebuah wadah yang pasti bagi kaderisasi dakwah di Rafat. Ketika Gerakan Perlawanan Islam Hamas membidani lahirnya Intifadhoh pertama, perkumpulan yang dibentuk Sang Muhandis menjadi ujung tombak Intifadhoh. Bahkan bisa dikatakan sebagai kelompok andalan dalam perlawanan Intifadhoh Palestina. Selain mempunyai peranan yang sangat signifikan dalam mengembangkan dakwah di Rafat, sifat bijak, akhlaq dan kesopanan Sang Muhandis membuat rakyat Palestina menggelarinya “Syeikhul Ikhwan di Rafat Karena, senyatanya dari tahun 1988 sampai tahun 1992 setiap masalah, konflik dan permasalahan yang muncul di daerah itu selalu dirujukkan kepada Sang Muhandis, Yahya Ayyasy. Anak Kandung Brigade Izzuddin al Qassam Sebenarnya, Yahya Ayyasy mulai aktif berperan dalam aktifitas yang bersifat militer pada saat Intifadhoh yang pertama meletus, khususnya pada tahun 19901991. Saat itu ia berhasil mendapatkan solusi tepat ketika Hamas kesulitan mendapatkan bahan peledak. Ia berhasil membuat bahan peledak sendiri dari bahan-bahan kimia dasar yang banyak terdapat di warung-warung obat, apotik dan klinik umum. Ketika bahan peledak sudah siap maka operasi bom syahadah berarti 75 persen sudah siap, tinggal mendapatkan kendaraan yang akan diisi penuh oleh bahan peledak, dan juga tombol kendalinya. Setelah upaya ini dirasa telah sukses, episode selanjutnya adalah drama kucing-kucingan dan adu strategi antara Sang Muhandis dan militer Israel. Bermula ketika militer Israel secara kebetulan menemukan mobil yang dipenuhi bahan peledak yang siap untuk dioperasikan. Setelah menangkap beberapa orang dan melakukan intograsi ketat, akhirnya agen Syabak (Dinas Intelijen Dalam Negeri Israel) dari militer Israel untuk pertama kalinya memasukan nama Yahya Ayyasy dalam daftar orang-orang yang diburu pihak keamanan Israel. Pada tanggal 25 April 1993, Sang Muhandis memutuskan kabur dari rumahnya. Itu dilakukan setelah semakin keras upaua penangkapan oleh pihak militer Israel atas dirinya. Prediksi Yahya Ayyasy memang sangat tepat, karena pada sore harinya, satu kekuatan besar militer Israel mendatangi rumahnya dan melakukan penggeledahan sampai memeriksa ruang bawah rumah tersebut. Ketika tidak berhasil menemukan Sang Muhandis, militer Israel dengan biadab menghancurkan sebagian harta milik pribadi Yahya Ayyasy. Sejak saat itu, Yahya Ayyasy memulai kehidupan baru. Ia hidup dalam pelarian dan pengasingan untuk melangsungkan jihad dan perlawanan terhadap penjajah Israel. Karena tidak berhasil menemukan Yahya Ayyasy, salah seorang perwira agen Syabak yang ikut serta dalam aksi tersebut mengambil photo Jawwad Abu Salmiyah, salah satu teman akrab Yahya Ayyasy yang sudah syahid. Yahya Ayyasy memang selalu menyimpan dan menjaga photo

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 118

temannya itu dengan sangat hati-hati. Setelah mendapatkan photo temannya perwira israel tadi lantas menghampiri bapak Sang Muhandis seraya berkata penuh ancaman, “Katakan kepada anakmu, Yahya Ayyasy! Ia harus menyerahkan diri, atau kalau tidak maka kami akan menghancurkan rumah kalian di depan mata kalian sendiri. Sejak saat itu ancaman dan terror terus ditebar oleh militer Israel, khususnya dari kasatuan intelejen Syabak kepada keluarga Sang Muhandis dan seluruh penduduk kampung tempat tinggalnya. Strategi ini dilakukan untuk menjatuhkan mental warga kampung Rafat dan keluarga Sang Muhandis, agar mau memberitahukan tempat dan keberadaannya. Strategi ini pun diharapkan dapat memaksa Yahya Ayyasy mundur dari kancah jihad dan perjuangan, karena khawatir terhadap keluarganya. Namuan ternyata prediksi militer israel kali ini salah total, strategi mereka tidak ampuh membuat warga kampung dan juga keluarga Yahya Ayyasy gentar dan takut. Malah sebaliknya, mampu meyakinkan warga kampung Rafat dan bahkan seluruh rakyat Palestina untuk tidak gentar melakukan perlawanan dan jihad fi sabilillah, sebagai upaya untuk mendapatkan kembali kemerdekaan yang dirampas Israel. Kesemangatan semacam itu telah mengembalikan rasa percaya diri rakyat Palestina untuk terus berjuang. Selama hampir tiga tahun lebih, kiprah jihad Sang Muhandis telah mengalirkan madu perjuangan bagi bangsa Palestina dan menambatkan buah racun di tubuh zionis Israel. Mereka salah total dalam menggunakan strategi pencarian Yahya Ayyasy. Mereka selalu mengalami kegagalan demi kegagalan, hari demi hari. Kebanggaan mereka terhadap badan intelejen sekaliber Syabak mulai terkikis, mulai meragukan eksistensi Syabak bahkan seluruh kesatuan militer Israel. Bahkan mereka sempat mendapat malu yang sangat, ketika pada suatu hari mengadakan penggeledahan di rumah Yahya Ayyasy setelah aksi bom bunuh diri Sholih Shawi di Tel Aviv dan menekan keluarganya dengan mengancam ibunda Yahya Ayyasy. Namun yang dia dapati adalah hal di luar dugaan, dengan bangga dan penuh percaya diri ibunda Sang muhandis berkata, “Kami sudah melepaskan semua status Yahya Ayyasy tanpa kami tinggalkan sedikitpun dalam hati kami, sejak ia menjadi orang nomor satu yang kalian buru. Sesungguhnya Yahya Ayyasy bukan lagi anakku, melainkan ia sudah menjadi anak kandung Brigade Izzuddin al Qassam. Maka carilah di sana kalau kalian berani. Dan ternyata, perkataan ibunda Sang Muhandis ini sempat menjadi berita besar koran ternama Israel, Yedeot Aharonot. “Aku bernadzar kepada Allah bahwa diriku adalah untuk Allah, kemudian untuk agama Islam. Maka tidak ada pilihan bagiku kecuali kemenangan atau mati syahid, karena perang melawan Israel itu harus terus berlanjut sampai semua orang Yahudi keluar dari setiap jengkal tanah Palestina. (Muhandis Yahya Ayyasy) Memetik Pelajaran dari Sang Muhandis Dasar Akidah dan Iman Kondisi bi’ah (lingkungan) tempat seseorang tumbuh dan berkembang berkembang yang dipenuhi dengan nuansa keagamaan dan akidah yang kuat, punya pengaruh sangat signifikan dalam membentuk jiwa seseorang yang siap rela mengorbankan diri, jiwa dan hartanya untuk berjihad di jalan Allah. Dengan bi’ah seperti itu, maka jiwa seseorang akan memiliki pondasi iman yang kokoh dan kuat yang menjalar dalam seluruh tubuhnya, akan tumbuh subur dalam jiwanya sikap dan sifat terpuji seperti keikhlasan, kejujuran, tawakkal dan budi pekerti luhur. Itulah bekal utama seseorang yang ingin mendapatkan syahid fi sabilillah dan keteladanan yang dicatat oleh sejarah.

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 119

Meskipun Yahya Ayyasy telah meninggalkan kita untuk selama-lamanya, ia sudah menorehkan keberhasilannya untuk sampai dipuncak perjuangan dan kemenangan dalam jalan kehidupannya yang abadi. Meski begitu, sesungguhnya kita mempunyai kewajiban lain terhadap kisah perjalanannya, yaitu dengan mengikuti jejak jihadnya yang didasari oleh keimanan yang kokoh dan keteguhan hati yang matang. Kita juga harus mengikuti jejak kehidupannya yang dipenuhi dengan pelbagai pelajaran berharga yang sangat mudah bagi kita untuk mengikutinya. Juga mengikuti jejak pejuang besar nan abadi di tanah Palestina, dengan meneruskan jejak perjuangannya. Keberadaan Yahya Ayyasy mengindikasikan bahwa umat ini masih mampu mengeluarkan “produk yang unggul, menghasilkan seorang pejuang yang bisa menyinarkan secercah cahaya sebagai penunjuk jalan bagi masa depan umat Islam. Dengan pondasi akidah dan iman yang kokoh, umat Islam bisa melahirkan pejuang yang besar sekelas Yahya Ayyasy yang bisa dijadikan sebagai sinar penunjuk kepada jalan kebenaran yang bisa diikuti oleh segenap umat Islam. Penjelasan berikut menegaskan tentang syakhshiyah (kepribadian) Sang Muhandis. Pertama, gabungan sikap wara� dan takwa dengan kesucian ruhiyah dan kesederhanaan jiwa tertanam menyatu dalam kepribadian Sang Muhandis. Seorang Pemuda yang begitu ta’at kepada perintah Allah SWT dengan melakukan perintah dan menjauhi segala larangan-Nya. Ketaatan itu bisa terlihat dari kabiasaannya membaca Al Qur-an yang dilakukan secara rutin dan kontinyu, serta berusaha untuk menghafal dan menghayatinya. Dari kebiasaan menghayati Al Qur-an itulah muncul sebuah tekad dan kemauan yang kuat dan tanpa ragu untuk terus berjalan di atas jalan jihad fi sabilillah, walaupun kekuatan musuh terus menghadang. Kedua, Muhandis Yahya Ayyasy adalah seorang sosok pribadi dan gaul. Ia selalu bersemangat dalam hidupnya, selalu mengunjungi teman-temannya, bersilaturahmi dengan seluruh koleganya. Juga dikenal sebagai pribadi yang mencintai dan menyayangi sesamanya. Dalam kesehariannya, Yahya Ayyasy sangat dikenal dengan sikap tanggung jawabnya dengan melaksanakan seluruh tugas dan kewajiban yang dibebankan di pundaknya. Itu bukan berarti Ayyasy adalah orang yang suci, namun ia hanya berusaha untuk menjauhi suasana lingkungan yang sudah terkontaminasi oleh “virus” budaya yang terkena polusi. Ketiga, Muhandis Yahya Ayyasy selalu mengarahkan kehidupan dunianya untuk melakukan kebajikan semata. Ia memposisikan itu sebagai wasilah dan perantara untuk mencapai ridho Allah semata. Dari pemahaman seperti itulah, akhirnya ia selalu membantu setiap orang yang datang kepadanya meminta uluran tangan dan bantuannya. Keempat, Muhandis Yahya Ayyasy juga dikenal sebagai orang yang toleran dalam kesehariannya, baik di lingkungan rumah, kampus maupun kampung halamnnya. Ini terbukti bahwa ia tidak pernah dendam kepada orang yang berbuat jahat kepadanya. Kelima, ia juga mempunyai sikap yang kalem, bijaksana, teliti dan hati-hati dalam memutuskan setiap permasalahan. Saking telitinya, ia bagaikan menyelami semua permasalahan yang muncul sampai ke akar-akarnya. Itu semua dilakukan hanya untuk mencapai ridha Allah SWT, untuk menggapai posisi para Nabi-Nabi, Shidiqin dan syuhada. Dan kelima, nampaknya, Muhandis Yahya Ayyasy tidak pernah merasakan kenikmatan dunia dan kemewahannya. Itu karena ia dikenal memiliki sikap iffah (menjaga diri) dan zuhud, tidak pernah mengharapkan apapun kecuali ridha Allah SWT. Bahkan ketika Hamas tempat di mana ia mencurahkan segala aktifitasnya mengirim uang untuk membantu kebutuhan keluarganya, ia kembalikan uang tersebut dengan nada marah, “Menyangkut masalah uang yang kalian kirimkan kepadaku, apakah uang itu sebagai balasan dari

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 120

apa yang telah aku lakukan selama ini? Ketahuilah, aku tidak pernah mengharapkan balasan dari semua ini kecuali kepada Allah SWT. Aku memilih jalan jihad bukan untuk mendapatkan materi, sebab kalau aku menginginkan materi aku tidak akan pernah memilih jalan jihad ini. Janganlah kalian terlalu memperhatikanku, perhatikanlah kebutuhan keluarga syuhada dan para tahanan politik. Sungguh, mereka lebih membutuhkan bantuan kalian daripada aku dan keluargaku Dan karena ia tidak mengharapkan apapun kecuali ridha Allah dan sorganya, maka ia selalu melakukan pekerjaannya secara rahasia dan sembunyi-sembunyi, jauh dari publikasi media dan kepentingan pribadi untuk mendapatkan popularitas. Kebiasaan untuk merahasiakan aksi itu mampu meminimalisir kegagalan rencana aksi yang ia lakukan, serta dapat meningkatkan ketajaman sasaran. Semua itu ia lakukan berdasarkan kesadaran dan kajian yang mendalam tentang makna sirriyyah (rahasia) dalam sebuah gerakan. Itu juga timbul dari pemahaman, bahwa pekerjaan yang ia lakukan menuntut waktu yang banyak dan keikhlasan yang tinggi untuk mencapai cita-cita dalam menghadapi konflik dengan penjajah. Sekiranya Muhandis Yahya Ayyasy ingin melaksanakan aksinya dengan cepat, ia pasti mampu merealisasikan. Itu ia buktikan dengan hasil karya aksi jihad yang ia persembahkan, bukan hanya sekadar perkataan lisan. Karena pada hakikatnya ketika beraksi, ia telah mewakili sebuah organisasi dan sejarah, bukan mengatasnamakan dirinya. Tetapi sekali lagi, ia tidak menghendaki popularitas dari kesuksesan jihadnya. Ia hanya menginginkan balasan dari Allah SWT, dengan selalu mengulang-ngulang sebuah ayat al Qur-an, wamaa romaita idz ramaita walaakinnallaha romaa: dan bukanlah kamu yang melempar ketika kamu melempar, namun Allah lah yang melempar. Al Sirriyyah Wal Kitman Merahasiakan sesuatu merupakan suatu kebiasaan alami dalam kehidupan pribadi Yahya Ayyasy. Juga salah satu strategi dalam setiap amal dan aksi yang ia lakukan. Itu semua didasarkan kepada sebuah hadits Rasulullah SAW yang bersabda, ista’iinu ‘alaa qodhooi hawaaijikum bil kitman: mintalah pertolongan dalam menyelesaikan urusan kalian dengan kitman (menutup-nutupi amal-kerja yang dilakukan). Muhandis Yahya Ayyasy, dan juga anggota pasukan berani mati Brigade Izzuddin Al Qassam lainnya, selalu bekerja dan beraksi dengan system rahasia (sirriyyah) dan ditutup-tutupi (kitman). Itu sudah menjadi kebijakan dasar dalam seluruh kegiatan dan aksi mereka. Itu semua untuk mengantisipasi agar rencana aksi dan aktifitas mereka tidak bocor ke tangan intelejen musuh sehingga rencana aksi gagal sebelum dilaksanakan. Dari pengalaman, keberhasilan pihak israel menggagalkan aksi yang mereka lakukan disebabkan oleh karena intelejen Israel berhasil mencuri informasi dari para mata-matanya. Jihad adalah salah satu kewajiban kita umat Islam. Namun menggagalkan rencana jihad adalah strategi Zionis dan dunia internasional. Apalagi kini Islam telah dicap sebagai musuh nomor wahid bagi tatanan militer internasional dalam abad modern dan seluruh jaringannya. Dalam situasi seperti ini, maka kebiasaan Sang Muhandis dan pejuang lainnya untuk selalu merahasiakan gerakannya merupakan keharusan bagi kita untuk mengikutinya. Meloloskan Diri Dari Intaian Musuh Termasuk kecerdikan Sang Muhandis adalah kemampuannya menghadapi para penjajah, kelihaiannya bersembunyi dan meloloskan diri dari intaian ribuan mata-mata intelejen dan militer Israel yang dipilih dari kesatuan khusus militer Israel. Serta kemampuannya meloloskan diri dari pengawasan polisi penjaga perbatasan yang dilengkapi dengan berbagai peralatan canggih, juga anggota intelejen Syabak yang tersebar di setiap sudut kota. Mereka dikerahkan untuk

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 121

melancarkan kebijakan rezim penjajah Israel yang memutuskan untuk mengasingkan Sang Muhandis. Itu dilakukan karena mereka kesullitan untuk menangkapnya. Karenanya, tidak mengherankan kalau intelejen Israel menggelarinya sebagai “Al ‘Abqory” (Sang Jenius), “Carlos Tsa’lab (Carlos Sang Srigala, seorang mafia asal Italia yang kesohor dengan kecerdikannya, selalu lolos dari kejaran polisi Italia) dan “Rajulun Bialfi Wajhin (lelaki dengan seribu wajah). Selain itu, militer Israel juga biasa menyebutnya dengan sebutan “ar Rajulul Muqaddas (lelaki suci) atau “ar Rajulu Dzu Sab’ati Arwahin (lelaki dengan tujuh nyawa) yang terkadang tidak kelihatan oleh orang lain. Sebenarnya, semua gelar dan sebutan yang mereka berikan itu hanyalah upaya untuk menyembunyikan ketidakmampuan intelejen Israel menangkap Sang Muhandis. Karena militer Israel dan segenap perangkatnya telah berusaha memburu dan mencarinya selama empat tahun dan selalu gagal. Sementara dalam jenjang waktu itu, Sang Mujahid Yahya Ayyasy selalu melakukan aksi tanpa henti. Dalam kurun waktu itu pula, ia kirimkan jiwa-jiwa perindu sorga ke segenap penjuru dan setiap waktu di dalam entitas Yahudi israel. Dan itu dilakukan secara tiba-tiba. Mereka (Israel) selalu dihebohkan oleh ledakan-ledakan bom yang membuat mereka kalang kabut. Dan saat itu, setiap ada ledakan bom di target Yahudi Israel, mereka hanya bisa mengkambing hitamkan sekelompok organisasi jihad. Dan setiap kali terjadi ledakan, militer Israel dan petinggi Syabak selalu mengatakan bahwa Yahya Ayyasy tidak bisa ditemukan, karena berada dalam persembunyian yang tidak bisa dijangkau oleh Israel. Menurut mereka, jangankan menemukan sosok Yahya Ayyasy, sekadar mendapatkan berita keberadaannya saja tak mampu mereka peroleh. Kecerdikan Sang Muhandis ini membuat petinggi intelejen Syabak semakin geram sekaligus bimbang dalam menghadapi “drama yang diperankan oleh Yahya Ayyasy. Dan merupakan pukulan telak bagi Israel dan perangkat militernya, ketika Sang Muhandis berhasil menembus masuk ke Gaza City. Padahal ketika itu ia dalam pengawasan yang super ketat. Kali ini pun memaksa mereka harus keunggulan Sang Muhandis. Berita tentang keberhasilan Sang Muhandis masuk menyebrang kota Gaza yang sudah dijaga ketat agar Yahya Ayyasy tidak bisa masuk membuat Yitzak Rabin berang. Dalam sebuah rapat antara petinggi militer dan pihak intelijen Israel, Rabin sampai memukul meja rapat dengan nada marah dan suara sangat tinggi. Rabin meminta seluruh perangkat keamanan Israel mulai dari polisi, tentara sampai satuan intelejen Syabak memberikan keterangan bagaimana Yahya Ayyasy bisa lolos dan masuk ke Jalur Gaza. padahal sudah dijaga oleh ribuan polisi, mata-mata dan tentara. Rabin nampaknya kehabisan akal untuk mengetahui bagaimana negaranya bisa kecolongan oleh seorang Yahya Ayyasy, Sang Insinyur yang nampak kampungan. Jihad, Menang Atau Mati Syahid Karakter lain menyangkut syakhshiyah (pribadi) Yahya Ayyasy, adalah keteguhannya melanjutkan semua aktifitas jihad dan melanjutkan semua aksi melawan Israel, serta kesiapannya untuk mati syahid di jalan Allah. Beliau menolak usulan sebagian orang yang menganjurkan dirinya keluar dari Palestina dan lari ke negeri tetangga. Meskipun sebenarnya hal itu sangat memungkinkan baginya. Orang seperti Yahya Ayyasy itulah yang ditakuti oleh para pemimpin penjajah Israel. Ia ditakuti semua tentara Israel bahkan semua warga Israel akibat aksi yang dilakukan. Karenanya tidak mengherankan kalau warga Yahudi menyimpan baik-baik photo Sang Muhandis dan ditempel di kantor-kantor mereka. Orang seperti Yahya Ayyasy sangat menyadari bahwa setiap ajal kematian telah ditentukan oleh Allah SWT. Dan kesadaran ini merupakan bekal dasar bagi seorang mujahid seperti dirinya, untuk terus mlenjutkan jalan jihad fi sabililillah, kemudian ia wariskan seluruh ilmu dan pengalamannya kepada saudaranya sesama pejuang Palestina.

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 122

Karenanya, Muhandis Yahya Ayyasy sangat marah ketika ada sebagian teman seperjuangannya mengusulkan agar dirinya meninggalkan Palestina. Sebaliknya ia jawab usulan itu dengan mengatakan, “Itu mustahil, aku bernadzar kepada Allah bahwa diriku adalah untuk Allah, kemudian untuk agama Islam. Maka tidak ada pilihan bagiku kecuali kemenangan atau mati syahid, karena perang melawan Israel itu harus terus berlanjut sampai semua orang Yahudi keluar dari setiap jengkal tanah Palestina Ia bagaikan halilintar yang ketika berhenti menggelegar, bukanlah pertanda berakhirnya hujan namun sebaliknya, hujan lebat nan deras baru dimulai. Begitulah Yahya Ayyasy, kesyahidan bukanlah akhir perjuangannya. Namun sebaliknya, kehidupan jihad di Palestina telah lahir kembali dengan semangat dan ruh baru. Buronan Nomor Wahid Berbagai keberhasilan Yahya Ayyasy dalam banyak aksi, membuat pasukan keamanan Israel baik militer atau kepolisian tercabik-cabik. Ini yang membuat Sang Muhandis sebagai buron Israel nomor wahid. Mereka pun akhirnya memutuskan memburu Sang Mujahid selama hampir lima tahun. Aparat keamanan Israel mengerahkan seluruh kekuatannya untuk menangkap sang buron nomor wahid ini. Yaitu dengan membentuk Pasukan Khusus gabungan seluruh pasukan keamanan Israel antara militer, polisi dan intelejen. Pasukan khusus ini bertugas mengawasi setiap gerak-gerik Yahya Ayyasy. Untuk mengefektifkan system pengawasan terhadap, Pasukan Khusus ini akhirnya membentuk beberapa divisi yang dengan tugas masing-masing. Divisi satu bertugas mengkaji kepribadian dan kebiasaan hidup Yahya Ayyasy, divisi dua bertugas mengawasi seluruh teman-teman akrabnya dan divisi tiga bertugas mengawasi Yahya Ayyasy di setiap sudut kota, kamp pengungsian, hutan, gunung dan gua. Mereka ditugaskan mencari berita keberadaan Yahya Ayyasy selama dua puluh empat jam tanpa henti. Dengan kesigapan pasukan khusus itu, sehingga tidak satu sudutpun dari kota Tepi Barat yang lepas dari mata-mata pasukan khusus, untuk mencari Sang Pejuang legendaries, Muhandis Yahya Ayyasy. Dalam banyak kesempatan Allah SWT telah menyelamatkan nyawa Yahya Ayyasy dari ancaman musuh-musuh Islam. Banyak kasus pengepungan tentara Israel yang gagal karena Ayyasy sudah mengetahuinya hanya beberapa menit sebelum mereka sampai ke tempat tujuan. Seperti kasus penyergapan yang terjadi di kampung Kashobah di kota Nablus dan di kampung Syeikh Ridhwan di Gaza City, yang mengakibatkan dua teman karib Sang Muhandis, Kamal Kahil dan Ibrahim Da’as gugur syahid. Waktu penyergapan Selama hampir empat tahun Yishak Rabin sibuk membuat rencana penangkapan terhadap Yahya Ayyasy, sampai-sampai ia posisikan Sang Muhandis sebagai target utama operasi penangkapan yang digelar militer Israel. Namun yang kemudian membuat semua kalangan terhenyak, baik internasional maupun regional Palestina, ketika tiba-tiba ia mati dibunuh seorang Yahudi radikal, di saat ia serius sibuk mempersiapkan penangkapan Yahya Ayyasy. Ia terbunuh sebelum pasukan intelejen Israel mampu menangkap Sang Muhandis. Dengan insiden terbunuhnya Yishak Rabin, berarti itu pukulan telak yang mencoreng kredibilitas lembaga keamanan Israel yang selama ini menjadi kebanggaan warga Yahudi. Mereka selama ini meyakini, bahwa intelijen Israel selalu berhasil mengungkap kejahatan sebelum terjadi. Dinas intelijen yang selalu disebut-sebut sebagai yang paling bonafid di tingkat internasional, karena bisa mengungkap sebuah masalah dengan kemampuan meminimalisir perangkat yang

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 123

digunakan dan kecepatan waktu yang tidak bisa disaingi oleh lembaga intelejen manapun, ternyata hanya isapan jempol belaka. Faktanya, mereka tidak bisa menjaga “bos” mereka sendiri dari telikung para pembunuh. Insiden itu sendiri telah membuat pamor lembaga intelejen Israel jatuh melorot tajam. Karena terbukti, lembaga itu tidak bisa berbuat apapun untuk negeranya. Bahkan menangkap seorang insinyur kampungan saja tidak mampu, terlebih menjaga Perdana Menteri mereka dari pembunuh. Dan ini membuat para petinggi militer Israel semakin kikuk menghadapi para pejuang Palestina dan tekanan dari warga Yahudi. Sebagai solusi awal untuk mengembalikan pamor intelejen, keamanan dan militer Israel agar tidak hancur, mereka dituntut harus dapat melakukan sesuatu yang monumental di depan rakyat Israel. Tidak ada jalan lain bagi Shimon Peres, pengganti Rabin, menghabisi Yahya Ayyasy dan mencopot Kepala intelejen Syabak, Jendral Karemy Gilon. Itulah yang menjadi tuntutan kelompok-kelompok Yahudi, pencopotan Gilon sendiri baru dilakukan dua hari setelah penangkapan dan pembunuhan Sang Muhandis. Pembunuhan Yahya Ayyasy sendiri, dalam prediksi sebagian besar kalangan militer dan pejabat pemerintahan Israel, menjadi satu-satunya solusi untuk mengembalikan pamor mereka yang hilang di tengah masyrakat Yahudi Internasional dan Israel akibat terbunuhnya Yitzaq Rabin. Oleh karena itu, mereka memutuskan untuk menghabisi Yahya Ayyasy dengan berbagai strategi yang mereka susun secara apik. Para pejabat militer dan intelejen Israel ingin membuktikan diri mereka tetap yang terbaik dan berhak mendapat peghargaan dari warganya. Mereka juga ingin membuktikan bahwa pemerintahan sekarang mampu membalas, aksi-aksi musuh yang telah banyak menelan korban warga Yahudi. Karenanya, para pejabat militer Israel berusaha sekuat tenaga menjadikan Yahya Ayyasy sebagai Common Enemy warga Yahudi dan pemerintah secara bersamaan. Dan bahwasannya, dengan membunuh Yahya Ayyasy berarti dendam mereka sudah terbalaskan. Untuk lebih meyakinkan rakyatnya, militer Israel mengawali dengan membunuh banyak aktifis jihad dan tokoh pejuang Palestina seperti Fathy Syaqoqy, Hany Abid, Kamal Kahil, Ibrahim Annafar dan Mahmud Khawaba. Selain itu sebagian kalangan militer dan intelejen Israel meyakini, selama ini Yahya Ayyasy sudah menjadi ‘‘maskot” perlawanan dan jihad di Palestina. Ia sudah menjadi idola dan figure yang sangat berpengaruh bagi seluruh rakyat Palestina, baik dari gerakan Hamas ataupun dari gerakan perlawanan jihad lainnya. Sehingga dengan membunuhnya, berarti pemerintah Israel bisa menghentikan arus deras hawa jihad dan perjuangan yang sedang menggelora dan berkobar dalam dada setiap pemuda Palestina. Juga bisa meredam perlawanan total yang dilakukan pejuang Palestina yang selama ini banyak merepotkan pemerintah dan militer Israel. Mereka juga ingin memberi pelajaran kepada rakyat Palestina, bahwa perlawanan dan perjuangan mereka sudah berakhir. Bahwa rakyat Palestina harus realistis, karena tidak ada pilihan bagi mereka kecuali bekerja sama dengan Israel untuk menggalang perdamaian. Itulah ‘‘khayalan” di benak dan otak para penjajah Israel. Namun faktanya walaupun pemerintah Israel berusaha meyakinkan semua pihak bahwa membunuh Yahya Ayyasy berarti menghentikan jihad banyak kalangan dalam masyrakat Yahudi sendiri yang meragukan dan bahkan tidak percaya sama sekali, bahwa pembunuhan Yahya Ayyasy bisa menghentikan jihad dan perlawanan rakyat Palestina, serta mampu menghentikan perlawanan bersenjata yang banyak dilakukan oleh berbagai kalangan dan gerakan perlawanan

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 124

Palestina. Di kalangan masyrakat Palestina sendiri, pembunuhan Sang Muhandis minimal bagi Hamas telah memberi peluang untuk melakukan evaluasi bagi seluruh aktifitas jihad yang dilakukan selama ini, juga perjalanan Intifadhoh yang terbukti efektif membuat pemerintahan Zionis kalang kabut. Dari evaluasi itu, Hamas bisa menghitung untung rugi dari insiden syhahidnya Sang Muhandis. Karena, walaupun kehilangan salah seorang pejuang handalnya, sesungguhnya gerakan Hamas mendapatkan keuntungan dari insiden itu. Karena senyatanya pemenang dari pertarungan adu strategi tersebut adalah Hamas dan rakyat Palestina. Sementara Israel, yang memiliki kelengkapan persenjataan adalah pihak yang kalah. Realitanya, mereka tidak bisa menangkap Sang Muhandis di luar Jalur Gaza. Padahal mereka sudah mengusirnya dari Jalur Gaza sejak empat tahun sebelumnya. Israel baru bisa menangkap dan membunuhnya, justru ketika Sang Muhandis berhasil menerobos penjagaan ketat militer dan polisi Israel di setiap sudut dan perbatasan Gaza City. Dan faktanya, selama dalam jangka waktu yang sangat singkat sekitar 10 hari sebelum akhirnya ia tertangkap Yahya Ayyasy berhasil mengkoordinir anak buahnya untuk melakukan 4 aksi bom syahadah (mati syahid) beruntun yang menewaskan puluhan orang Yahudi. Ini merupakan keberhasilan Hamas dan Yahya Ayyasy pada khususnya. Karena, meskipun situasi dan kondisi keamanan juga penjagaan super ketat dilakukan oleh tentara Israel, ternyata mereka berhasil menjalankan aksinya tanpa bisa dicegah oleh Israel. Jum’at kelabu Tanggal 10 Sya’ban 1416 H bertepatan dengan tanggal 5 Januari 1996 M, jatuh pada hari Jum’at. Hari itu memang beda dengan hari Jum’at lainnya, ketika televisi Zionis di seantero Israel mengumumkan Yahya Ayyasy sudah terbunuh ditangan tentara Israel dalam sebuah operasi penangkapan atas dirinya. Seluruh tanah Palestina seakan bergetar, terlebih ketika berita itu menyebar ke setiap telinga para pecinta jihad. Getaran syahidnya Sang Muhandis telah membuat seluruh rakyat Palestina bersimpuh lumpuh dan diselimuti rasa sedih yang tiada tara. Antara perasaan ragu dan tidak percaya, berkecamuk menjadi satu tanpa bisa dihalau. Kesedihan itupun menjadi kenyataan, ketika akhirnya Hamas tempat Yahya Ayyasy bernaung mengumumkan secara resmi kesyahidan Sang Mujahid, Muhandis Yahya Abdul Lathif Syati Ayyasy pergi untuk selamanya, menyusul meramaikan barisan syuhada Palestina. Setelah malang melintang di jalan jihad, akhirnya Yahya Ayyasy mendapatkan apa yang ia cita-citakan, syahadah. Nampaknya telah tiba saatnya bagi Sang Mujahid menghadap Rabbnya. Pada Jum’at pagi tanggal 5 Januari 1996, tangan-tangan kotor Zionis Israel merenggut nyawa sang mujahid. Setelah mereka menggunakan berbagai cara dan strategi tingkat tinggi, serta menggunakan teknologi canggih yang belum pernah digunakan oleh intelijen Negara manapun. Yahya Ayyasy akhirnya gugur syahid setelah telepon genggam, milik salah satu temannya, yang ia gunakan ternyata sudah dipasang peledak oleh intelijen Israel, bekerja sama dengan aparat keamanan Otoritas Palestina. Sesungguhnya Gerakan Perlawanan Islam Hamas dengan syahidnya Sang Muhandis yakin bahwa gerakan jihad dan perjuangan mengusir penjajah Israel tidak akan pernah berhenti. Perjuangan bangsa Palestina akan terus berjalan sampai cita-cita kemerdekaan tercapai dan hak-hak bangsa Palestina serta umat Islam dikembalikan. Sampai orang-orang Yahudi terusir dari Palestina. Itulah perjalanan jihad yang tidak ada pilihan lain kecuali dua hal; menang atau mati syahid!!

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 125

Seluruh isi Palestina menangis, deraian air membanjiri jalan-jalan Jalur Gaza. Seluruh seluruh penduduk Gaza, Nablus, Tulkarm dan Hebron bingung dibuatnya. Jum’at malam kelabu pun berlalu dengan sangat berat untuk dilewati oleh gunung-gunung, bukit-bukit dan seluruh manusia yang cinta akan jihad dan perjuangan. Dan ketika ombak-ombak berhenti berdesir menunggu kedatangan Sang Mujahid, tiba-tiba segerombolan orang berlomba berlari menuju rumah Sang Muhandis dibesarkan. Mereka memeluk penuh rindu, seraya bersumpah akan melakukan aksi balasan atas kebiadaban yang dipentaskan tentara Zionis Israel. Mereka begitu yakin dengan do’a ibunda Sang Muhandis, yang selalu mengatakan dalam dukanya, Rabbi wa Qolbi Rodhiina ‘Alaik: hatiku dan Tuhanku, telah rela melepaskan kepergianmua. Sekiranya mereka boleh meminta dan mendapat kesempatan, pastilah setiap orang yang berta’ziah pada waktu itu ingin sekali menjadi orang yang menguburkan jenazah Sang Mujahid. Atau minimal mendapat kesempatan untuk menyaksikan wajah Sang Mujahid. Atau sekedar meraba telapak tangannya supaya bisa belajar bagaimana cara memukul musuh yang baik, serta bagaimana seharusnya kita menjalani kehidupan ini. Saat itu, setiap orang mendadak menjadi jelmaan Yahya Ayyasy, dan Yahya Ayyasy sudah menjelma dalam jasad setiap orang yang datang melayatnya. Keagungan syahadahnya (mati syahid) telah membuat rakyat Palestina tidak rela hanya menjadikannya sebagai warga kampung Rafat saja, atau hanya menjadi “anak” Hamas semata. Karena kehidupan dan seluruh aktifitasnya, ia korbankan untuk seluruh tanah dan bangsa Palestina. Maka kesyahidannya pun harus menjadi milik seluruh rakyat Palestina. Dengan kesyahidan Sang Muhandis, rakyat Palestina diberi secercah cahaya harapan dan cita. Ia bagaikan halilintar yang ketika berhenti menggelegar, bukanlah pertanda berakhirnya hujan namun sebaliknya, hujan lebat nan deras baru dimulai. Begitulah Yahya Ayyasy, kesyahidan bukanlah akhir perjuangannya. Namun sebaliknya, kehidupan jihad di Palestina telah lahir kembali dengan semangat dan ruh baru.Respon optimal yang diperlihatkan rakyat Palestina yang muncul akibat kesyahidan Yahya Ayyasy, mengindikasikan beberapa hal penting: Pertama, merupakan polling spontan dengan hasil bahwa pilihan jihad dan perlawanan masih terus menggelora di dalam hati dan jiwa rakyat Palestina. Kedua, rakyat Palestina juga memastikan bahwa siapa saja yang berjuang untuk tanah dan bangsa Palestina dengan ikhlas dan bertanggungjawab, seperti Imad Aqil, Yahya Ayyasy, Iwadh Salma, Usamah Halas dan juga yang lainnya, akan mendapatkan tempat khusus di hati umat Islam dan rakyat Palestina. Itu dapat disaksikan dalam proses penguburan jenazah Imad Aqil dan Yahya Ayyasy. Ketika ratusan ribu rakyat mengiringi kepergianya. Ketiga, bahwa rasa geram yang membara dari setiap orang yang mengantarkan jenazah Yahya Ayyasy, mengindikasikan rasa kemarahan dan kongesti rakyat Palestina terhadap musuh Zionis. Karena dengan Intifadhoh Al Aqsha, seluruh kebohongan dari kesepakatan dalam perjanjian dengan zionis Yahudi terungkap lugas. <Huruf Arab dengan karakter yang tidak teratur> “Orang terhormat akan memilih cara kematian yang dia cintai untuk berjumpa dengan Allah, karena akhir kesudahan seorang manusia pasti akan datang juga selama Allah telah mentakdirkan. (Muhandis Yahya Ayyasy)

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 126

Aksi-aksi Monumental Sang Muhandis Ayyasy, yang menyalakan semangat perlawanan, lambang syahadah, sinar yang terus bersinar. Ia adalah cabang yang melahirkan ribuan tangkai, hingga iringan “kafilah syuhada”�terus berjalan sepanjang sejarah. Ia adalah bintang yang merangkul seluruh mujahidin dalam pengkuan syuhada. Ia adalah pohon selasih yang tumbuh di atas tanah Palestina, itulah sekuntum mawar yang terus menebar wewangian di atas tanah jihad Palestina. Begitulah kami mensifati seorang mujahid, Komandan Satuan Berani Mati dalam Brigade Izzuddin Al Qassam, sayap militer Gerakan Perlawanan Islam Hamas. Yahya Ayyasy, ia bukanlah manusia biasa dan bukan pula manusia yang miskin pengalaman dan bakat. Ia adalah seorang pribadi yang sulit ditemukan bandingannya di jaman ini, seorang mujahid yang sarat dengan pengalaman. Ia juga seorang komandan yang tegas, seorang mukmin yang wara� jiwanya dipenuhi iman, ruhiyahnya dipenuhi kejernihan, cahaya dan takwa. Yahya Ayyasy, tumbuh dalam keluarga yang ta’at agama sehingga bekal pengetahuan agama ia terima langsung dari keluarganya. Itu pula yang membuatnya menjadi hafidz Al Qur-an Al Karim. Ayyasy selalu rangking dalam setiap fase pendidikanya dari sejak Sekolah Dasar sampai di Sekolah Menengah Umum. Ini pula yang membuat Ayyasy mengambil keputusan melanjutkan kuliah di fakultas teknik lsitrik di Universitas Beir Zeit, yang ia tuntaskan pada tahun 1991. Di Kampus, Ayyasy merupakan mahasiswa teladan dengan prestasi istimewa di tempat kuliahnya. Meski demikian, kesibukan belajar di kampus tidak pernah menghalanginya untuk memikirkan kondisi rakyat dan bangsanya yang sedang berusaha mengusir penjajah Israel. Karena kepeduliannya dengan kondisi bangsa dan umat Islam, maka ia memutuskan untuk mnggunakan kemampuan sesuai dengan bidang yang ia kuasai. Ayyasy pun berusaha keras memberikan konstribusi perjuangan dengan membuat bahan peledak dan bom. Ia bahkan berhasil menciptakan banyak cara untuk meledakan bom dalam menjerat lawan. Ia juga sangat ahli dalam berkelit menghindari incaran Israel, serta gesit dalam bergerak. Terbukti, pada masa kepemimpinannya di Brigade Izzuddin al Qassam, aksi-aksi balasan ke target-target Israel tercatat paling dahsyah. Salah satu kejeniusan Sang Muhandis adalah kemampuanya melakukan aksi bom syahid di daerah, yang menurut pengakuan pasukan keamanan Israel, sudah steril dari gangguan kemanan pihak manapun. Karena sudah dijaga ketat oleh tentara dan polisi Israel. Setelah berhasil melakukan berbagai aksi bom syahid ke markas-markas militer Israel dan kantor-kantor pusat pemerintah Israel, pasukan berani mati Brigade Izzuddin al Qassam berbagai aksi susulan pun siap dilancarkan. Di antara aksi-aksi bom syahadah yang paling monumental, yang diarsiteki oleh Sang Muhandis adalah: 1. Pada 6 April 1994. Seorang aktifis Brigade al Qassam, asy Syahid Raid Zakarina berhasil

meledakan mobil penuh bahan peledak di dekat bus Israel di kota Ufulah. Aksi tersebut mengakibatkan sedikitnya 8 orang Israel tewas dan 30 orang lebih luka-luka. Menurut pernyataan resmi Hamas, aksi bom syahadah tersebut dilakukan sebagai aksi balasan atas pembantaian yang dilakukan oleh kelompok Yahudi radikal terhadap jama’ah muslim yang sedang sholat di masjid al Ibrahimy di kota Hebron.

2. Pada 13 April 1994. Terjadi aksi bom syahadah yang dilakukan oleh salah satu kader Hamas yang bernama Ammar Amarinah. Dengan membalut bom di badannya, Ammar ke dalam bus Israel di kota Khadhira dan meledakkan dirinya. Akibatnya, sekitar 5 orang Zionis tewas dan 10 orang lainnya luka-luka.

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 127

3. Pada 19 Oktober 1994. Seorang aktifis Hamas, Sholih Nazal yang juga anggota Pasukan Berani Mati Brigade al Qassam meledakan bom yang diikat pada tubuhnya dalam sebuah kendaraan umum Yahudi di jalan Deiz Naguf di kota Tel Aviv. Aksi tersebut mengakibatkan, sedikitnya, 22 orang Yahudi tewas dan melukai sekitar 40 orang lebih.

4. Pada 25 Desember 1994. Seorang anggota polisi Palestina, Usamah Radhi yang juga anggota rahasia Brigade al Qassam meledakan bom syahid dekat kendaraan militer Israel dan berhasil melukai 13 orang anggota militer Israel.

5. Pada 22 Januari 1995. Dua orang pejuang Palestina meledakan dirinya di maskas militer Zionis Israel di daerah Beit Leid, dekat daerah Nataniya. Aksi tersebut mengakibatkan 23 orang anggota militer Israel terbunuh dan melukai sekitar 40 orang lainnya. Aksi tersebut disinyalir merupakan aksi yang paling besar dari aksi-aksi sebelumnya. Menurut hasil penelitian dan pemeriksaan pihak militer Israel, dalam bahan peledak berhasil ditemukan sidik jari Yahya Ayyasy.

6. Pada 9 April 1995. Dua gerakan jihad Palestina, Hamas dan Jihad Islam, melancarkan dua aksi bom syahadah terhadap Pemukiman Yahudi di Jalur Gaza. Yang mengakibatkan tujuh orang pemukim Yahudi terbunuh. Dua aksi ini dilakukan sebagai aksi balasan terhadap kejahatan yang dilakukan oleh pasukan intelejen Israel yang meledakan satu rumah penduduk di kampung Syeikh Ridwan, yang menelan korban 5 orang Palestina mati syahid, salah satu korbannya adalah Kamal Kahil salah seorang komandan Brigade al Qassam.

7. Pada 24 Juli 1995. Salah seorang pejuang Palestina, yang juga murid Sang Muhandis dalam kesatuan Pasukan Berani Mati Brigade al Qassam, meledakan bom syahid dalam sebuah bus Zionis Israel di daerah Ramat Ghan, dekat kota Tel Aviv. Aksi tersebut menewaskan sedikitnya 6 orang Yahudi dan melukai sekitar 33 orang lainnya.

8. Pada 21 Agustus 1995. Serangan bom syahid terjadi dalam kendaraan umum di kampung Ramat Asykul, di kota Jerusalem. Mengakibatkan 5 orang Yahudi tewas dan 100 orang lebih terluka. Setelah kejadian tersebut, murid-murid Sang Muhandis langsung mengatakan bahwa mereka bertanggungjawab atas aksi di Ramat Asykul.

9. Itulah sepenggal cerita tentang kehidupan Sang Muhandis yang diwarnai oleh izzah dan keagungan. Sosok yang telah mengisi setiap detik umurnya dengan hal yang sangat istimewa. Yang membuat namanya terukir dalam deretan nama para pahlawan umat ini. Ia menjadi symbol dan figure yang diikuti oleh para generasi penerus jihad. Lembaran kehidupannya menjadi rujukan tarbiyah setiap pejuang kebenaran. Itu karena, pada hakikatnya, Yahya Ayyasy merupakan sosok yang menjelma dari sebuah “madrasahyang mendidik kemuliaan akhlaq, pentingnya pengorbanan, jihad fi sabilillah dan mengutamakan kepentingan umat di atas kepentingan hawa nafsu pribadi yang sempit.

<Huruf Arab dengan karakter yang rusak> berusahalah meniru mereka walaupun tidak bisa persis sama sungguh, meniru orang yang mulia adalah suatu kemenangan Inilah target utama dan tujuan dasar kami menulis kembali mengenai sosok Sang Legendaris. Agar Yahya Ayyasy bisa tetap menjadi symbol perjuangan bagi seluruh umat Islam, meskipun kini ia sudah meninggalkan kita. Selain itu, kami juga ingin menjaga daya ingat umat islam akan makna seorang pahlawan, khususnya di tanah suci Palestina. Ini menjadi sangat urgen karena rakyat Palestina sedang menghadapi konspirasi musuh internasional yang ingin menghapus dan menghalangi jalan menuju semangat jihad yang baru. Yang memang sangat membutuhkan figure-figure handal. Walaupun kita juga sangat yakin bahwa musuh-musuh agama Allah itu

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 128

tidak akan berhasil menghalangi lahirnya kembali para mujahid baru. Karena yang melahirkan Yahya Ayyasy menjadi seorang pahlawan, juga masih terus akan melahirkan pahlawan –pahlawan baru, orang-orang yang akan tetap consern dengan jihad. Inilah dien Islam, dengan akidah, syariat dan keagungan ajaranya, dengan kitab suci Al Qur-an, Sunnah Rasul dan sejarah para pahlawannya yang suci, akan terus melahirkan pejuang-pejuang sejati. Selalu tunduk mengikuti sunnatullah “gugur satu tumbuh seribu kullama ghaba kaukabun thala‘a kaukabun akhar: setiap kali terbenam bintang yang satu, akan segera muncul bintang yang lain. Begitulah sunnah para pejuang Islam, ketika satu pejuang hilang, akan lahir satu atau bahkan lebih pejuang yang lainnya, bahkan dengan kemampuan yang sangat kuat untuk menyinari malam yang gelap gulita. <Huruf arab dengan karakter yang rusak> apabila satu pejuang telah hilang akan datang pengganti yang lebih berpengaruh semua orang akan mengikuti apa yang dikatakan Semoga Allah SWT. mengasihi orang yang kita cintai, Sang Munhadis, pencetak pejuang berani mati, arsitek dan ahli strategi, Yahya Abdul Latif Syathi Ayyasy. Semoga Allah menerimanya, juga semua syuhada dalam barisan hamba-Nya yang diridhai. Dan semoga Allah menolong semua pejuang penerus Sang Muhandis yang sedang berjalan di atas jalan jihad peninggalannya. Generasi Islam yang agung, inilah jalan dan penunjuk yang benar! Jalan manakah yang akan kita lalui? Saudaraku, berjalanlah di jalan yang diberkahi Allah, yakinlah akan tibanya pertolongan-Nya. Yakinlah, Allah selalu bersama dan tidak akan meninggalkan kita. In tanshurullaaha yanshurkum wayutsabbit aqdaamakum; jika kalian menolong (agama) Allah, pasti Dia menolong kalian serta meneguhkan kaki-kaki kalian

---------------------------------oOo---------------------------------

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 129

Pengirim : Arief Amiharyanto A. Email : [email protected] Tgl. Email : 16-02-2006

Who is Muhammad (SAW) anyway ? Ikut-ikutan ah sama ribut2 nJilen-mPosten. Siapa sih Muhammad (SAW-pen) sampai kartunnya aja bikin orang Islam sedunia pada ngambek? Tulisan ini mencoba memberikan persepsi lain atas Muhammad (SAW) dari orang2 yang bukan pengikutnya. Tujuannya sih, biar yang belum baca jadi baca, yang sudah baca baca lagi, (pengikutnya) yang belum cinta jadi cinta, yang sudah cinta jadi tambah cinta melebihi cinta pada dirinya, yang sudah cintanya kayak gitu yaa biar bisa nularin deh sama yang lain. ENCYCLOPEDIA BRITANNICA "Sejumlah besar sumber awal menunjukkan bahwa dia adalah seseorang yang jujur dan berbudi baik yang dihormati dan ditaati orang-orang yang sepertinya (jujur dan berbudi baik) (Vol. 12)" MAHATMA GANDHI (Komentar mengenai karakter Muhammad di YOUNG INDIA): "Pernah saya bertanya-tanya siapakah tokoh yang paling mempengaruhi manusia... Saya lebih dari yakin bahwa bukan pedanglah yang memberikan kebesaran pada Islam pada masanya. Tapi ia datang dari kesederhanaan, kebersahajaan, kehati-hatian Muhammad; serta pengabdian luar biasa kepada teman dan pengikutnya, tekadnya, keberaniannya, serta keyakinannya pada Tuhan dan tugasnya. Semua ini (dan bukan pedang ) menyingkirkan segala halangan. Ketika saya menutup halaman terakhir volume 2 (biografi Muhammad), saya sedih karena tiada lagi cerita yang tersisa dari hidupnya yang agung”. Sir George Bernard Shaw (The Genuine Islam,' Vol. 1, No. 8, 1936.) "Jika ada agama yang berpeluang menguasai Inggris bahkan Eropa - beberapa ratus tahun dari sekarang, Islam-lah agama tersebut." “Saya senantiasa menghormati agama Muhammad karena potensi yang dimilikinya. Ini adalah satu-satunya agama yang bagi saya memiliki kemampuan menyatukan dan merubah peradaban. Saya sudah mempelajari Muhammad sesosok pribadi agung yang jauh dari kesan seorang anti-kristus, dia harus dipanggil 'sang penyelamat kemanusiaan " "Saya yakin, apabila orang semacam Muhammad memegang kekuasaan tunggal di dunia modern ini, dia akan berhasil mengatasi segala permasalahan sedemikian hingga membawa kedamaian dan kebahagiaan yang dibutuhkan dunia: Ramalanku, keyakinan yang dibawanya akan diterima Eropa di masa datang dan memang ia telah mulai diterima Eropa saat ini "Dia adalah manusia teragung yang pernah menginjakkan kakinya di bumi ini. Dia membawa sebuah agama, mendirikan sebuah bangsa, meletakkan dasar-dasar moral, memulai sekian banyak gerakan pembaruan sosial dan politik, mendirikan sebuah masyarakat yang kuat dan dinamis untuk melaksanakan dan mewakili seluruh ajarannya, dan ia juga telah merevolusi pikiran serta perilaku manusia untuk seluruh masa yang akan datang. Dia adalah Muhammad (SAW). Dia lahir di Arab tahun 570 masehi, memulai misi mengajarkan agama kebenaran, Islam (penyerahan diri pada Tuhan) pada usia 40 dan meninggalkan dunia ini pada usia 63. Sepanjang masa kenabiannya yang pendek (23 tahun) dia telah merubah Jazirah Arab dari paganisme dan pemuja makhluk menjadi para pemuja Tuhan yang Esa, dari peperangan dan

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 130

perpecahan antar suku menjadi bangsa yang bersatu, dari kaum pemabuk dan pengacau menjadi kaum pemikir dan penyabar, dari kaum tak berhukum dan anarkis menjadi kaum yang teratur, dari kebobrokan ke keagungan moral. Sejarah manusia tidak pernah mengenal tranformasi sebuah masyarakat atau tempat sedahsyat ini dan bayangkan ini terjadi dalam kurun waktu hanya sedikit di atas DUA DEKADE." MICHAEL H. HART (THE 100: A RANKING OF THE MOST INFLUENTIAL PERSONS IN HISTORY, New York, 1978) Pilihan saya untuk menempatkan Muhammad pada urutan teratas mungkin mengejutkan semua pihak, tapi dialah satu-satunya orang yang sukses baik dalam tataran sekular maupun agama. (hal. 33). Lamar tine, seorang sejarawan terkemuka menyatakan bahwa: "Jika keagungan sebuah tujuan, kecilnya fasilitas yang diberikan untuk mencapai tujuan tersebut, serta menakjubkannya hasil yang dicapai menjadi tolok ukur kejeniusan seorang manusia; siapakah yang berani membandingkan tokoh hebat manapun dalam sejarah modern dengan Muhammad? Tokoh-tokoh itu membangun pasukan, hukum dan kerajaan saja. Mereka hanyalah menciptakan kekuatan-kekuatan material yang hancur bahkan di depan mata mereka sendiri. Muhammad bergerak tidak hanya dengan tentara, hukum, kerajaan, rakyat dan dinasti, tapi jutaan manusia di dua per tiga wilayah dunia saat itu; lebih dari itu, ia telah merubah altar-altar pemujaan, sesembahan, agama, pikiran, kepercayaan serta jiwa... Kesabarannya dalam kemenangan dan ambisinya yang dipersembahkan untuk satu tujuan tanpa sama sekali berhasrat membangun kekuasaan, sembahyang - sembahyangnya, dialognya dengan Tuhan, kematiannnya dan kemenangan-kemenangan (umatnya) setelah kematiannya; semuanya membawa keyakinan umatnya hingga ia memiliki kekuatan untuk mengembalikan sebuah dogma. Dogma yang mengajarkan ketunggalan dan kegaiban (immateriality) Tuhan yang mengajarkan siapa sesungguhnya Tuhan. Dia singkirkan tuhan palsu dengan kekuatan dan mengenalkan tuhan yang sesungguhnya dengan kebijakan. Seorang filsuf yang juga seorang orator, apostle (hawariyyun, 12 orang pengikut Yesus-pen.), prajurit, ahli hukum, penakluk ide, pegembali dogma-dogma rasional dari sebuah ajaran tanpa pengidolaan, pendiri 20 kerajaan di bumi dan satu kerajaan spiritual, ialah Muhammad. Dari semua standar bagaimana kehebatan seorang manusia diukur, mungkin kita patut bertanya: adakah orang yang lebih agung dari dia?" (Lamar tine, HISTOIRE DE LA TURQUIE, Paris, 1854, Vol. II, pp 276-277) "Dunia telah menyaksikan banyak pribadi-pribadi agung. Namun, dari orang orang tersebut adalah orang yang sukses pada satu atau dua bidang saja misalnya agama atau militer. Hidup dan ajaran orang-orang ini seringkali terselimuti kabut waktu dan zaman. Begitu banyak spekulasi tentang waktu dan tempat lahir mereka, cara dan gaya hidup mereka, sifat dan detail ajaran mereka, serta tingkat dan ukuran kesuksesan mereka sehingga sulit bagi manusia untuk merekonstruksi ajaran dan hidup tokoh-tokoh ini. Tidak demikian dengan orang ini. Muhammad (SAW) telah begitu tinggi menggapai dalam berbagai bidang pikir dan perilaku manusia dalam sebuah episode cemerlang sejarah manusia. Setiap detil dari kehidupan pribadi dan ucapan-ucapannya telah secara akurat didokumentasikan dan dijaga dengan teliti sampai saat ini. Keaslian ajarannya begitu terjaga, tidak saja oleh karena penelusuran yang dilakukan para pengikut setianya tapi juga oleh para penentangnya. Muhammad adalah seorang agamawan, reformis sosial, teladan moral, administrator massa, sahabat setia, teman yang menyenangkan, suami yang penuh kasih dan seorang ayah yang penyayang - semua menjadi satu. Tiada lagi manusia dalam sejarah melebihi atau bahkan menyamainya dalam setiap aspek kehidupan tersebut - hanya dengan kepribadian seperti dia-lah

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 131

keagungan seperti ini dapat diraih." K. S. RAMAKRISHNA RAO, Professor Philosophy dalam bookletnya, "Muhammad, The Prophet of Islam" Kepribadian Muhammad, hhmm sangat sulit untuk menggambarkannya dengan tepat. Saya pun hanya bisa menangkap sekilas saja: betapa ia adalah lukisan yang indah. Anda bisa lihat Muhammad sang Nabi, Muhammad sang pejuang, Muhammad sang pengusaha, Muhammad sang negarawan, Muhammad sang orator ulung, Muhammad sang pembaharu, Muhammad sang pelindung anak yatim-piatu, Muhammad sang pelindung hamba sahaya, Muhammad sang pembela hak wanita, Muhammad sang hakim, Muhamad sang pemuka agama. Dalam setiap perannya tadi, ia adalah seorang pahlawan. Saat ini, 14 abad kemudian, kehidupan dan ajaran Muhammad tetap selamat, tiada yang hilang atau berubah sedikit pun. Ajaran yang menawarkan secercah harapan abadi tentang obat atas segala penyakit kemanusiaan yang ada dan telah ada sejak masa hidupnya. Ini bukanlah klaim seorang pengikutnya tapi juga sebuah simpulan tak terelakkan dari sebuah analisis sejarah yang kritis dan tidak bias. PROF. (SNOUCK) HURGRONJE: Liga bangsa-bangsa yang didirikan Nabi umat Islam telah meletakkan dasar-dasar persatuan internasional dan persaudaraan manusia di atas pondasi yang universal yang menerangi bagi bangsa lain. Buktinya, sampai saat ini tiada satu bangsa pun di dunia yang mampu menyamai Islam dalam capaiannya mewujudkan ide persatuan bangsa-bangsa. Dunia telah banyak mengenal konsep ketuhanan, telah banyak individu yang hidup dan misinya lenyap menjadi legenda. Sejarah menunjukkan tiada satu pun legenda ini yang menyamai bahkan sebagian dari apa yang Muhammad capai. Seluruh jiwa raganya ia curahkan untuk satu tujuan: menyatukan manusia dalam pengabdian kapada Tuhan dalam aturan-aturan ketinggian moral. Muhammad atau pengikutnya tidak pernah dalam sejarah menyatakan bahwa ia adalah putra Tuhan atau reinkarnasi Tuhan atau seorang jelmaan Tuhan dia selalu sejak dahulu sampai saat ini menganggap dirinya dan dianggap oleh pengikutnya hanyalah sebagai seorang pesuruh yang dipilih Tuhan. THOMAS CARLYLE in his HEROES AND HEROWORSHIP Betapa menakjubkan) seorang manusia sendirian dapat mengubah suku-suku yang saling berperang dan kaum nomaden (Baduy) menjadi sebuah bangsa yang paling maju dan paling berperadaban hanya dalam waktu kurang dari dua decade. "Kebohongan yang dipropagandakan kaum Barat yang diselimutkan kepada orang ini (Muhammad) hanyalah mempermalukan diri kita sendiri. "Sesosok jiwa besar yang tenang, seorang yang mau tidak mau harus dijunjung tinggi. Dia diciptakan untuk menerangi dunia, begitulah perintah Sang Pencipta Dunia. EDWARD GIBBON and SIMON OCKLEY speaking on the profession of ISLAM write: Saya percaya bahwa Tuhan adalah tunggal dan Muhammad adalah pesuruh-Nyaadalah pengakuan kebenaran Islam yang simpel dan seragam. Tuhan tidak pernah dihinakan dengan pujaan-pujaan kemakhlukan; penghormatan terhadap Sang Nabi tidak pernah berubah menjadi pengkultusan berlebihan; dan prinsip-prinsip hidupnya telah memberinya penghormatan dari pengikutnya dalam batas-batas akal dan agama (HISTORY OF THE SARACEN EMPIRES, London, 1870, p. 54).

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 132

Muhammad tidak lebih dari seorang manusia biasa. Tapi ia adalah manusia dengan tugas mulia untuk menyatukan manusia dalam pengabdian terhadap satu dan hanya satu Tuhan serta untuk mengajarkan hidup yang jujur dan lurus sesuai perintah Tuhan. Dia selalu menggambarkan dirinya sebagai 'hamba dan pesuruh Tuhan dan demikianlah juga setiap tindakannya. SAROJINI NAIDU, penyair terkenal India (S. Naidu, IDEALS OF ISLAM, vide Speeches & Writings, Madras, 1918, p. 169): Inilah agama pertama yang mengajarkan dan mempraktekkan demokrasi; di setiap masjid, ketika adzan dikumandangkan dan jemaah telah berkumpul,demokrasi dalam Islam terwujud lima kali sehari ketika seorang hamba dan seorang raja berlutut berdampingan dan mengakui: 'Allah Maha Besar.. Saya terpukau lagi dan lagi oleh kebersamaan Islam yang secara naluriah membuat manusia menjadi bersaudara. DIWAN CHAND SHARMA: "Muhammad adalah sosok penuh kebaikan, pengaruhnya dirasakkan dan tak pernah dilupakan orang-orang terdekatnya. (D.C.Sharma, THE PROPHETS OF THE EAST,Calcutta,1935,pp. 12) James A. Michener, "Islam: The Misunderstood Religion," in READER'S DIGEST (American edition), May 1955, pp. 68-70. Muhammad, seorang inspirator yang mendirikan Islam, dilahirkan pada tahun 570 masehi dalam masyarakat Arab penyembah berhala. Yatim semenjak kecil dia secara khusus memberikan perhatian kepada fakir miskin, yatim piatu dan janda, serta hamba sahaya dan kaum lemah. Di usia 20 tahun, dia sudah menjadi seorang pengusaha yang sukses, dan menjadi pengelola bisnis seorang janda kaya. Ketika mencapai usia 25, sang majikan melamarnya. Meski usia perempuan tersebut 15 tahun lebih tua Muhammad menikahinya dan tetap setia kepadanya sepanjang hayat sang istri. "Seperti halnya para nabi lain, Muhammad memulai tugas kenabiannya dengan sembunyi2 dan ragu2 karena menyadari kelemahannya. Tapi "Baca adalah perintah yang diperolehnya, dan eskipun sampai saat ini diyakini bahwa Muhammad tidak bisa membaca dan menulis dan keluarlah dari mulutnya satu kalimat yang akan segera mengubah dunia: "Tiada tuhan selain Tuhan. "Dalam setiap hal, Muhammad adalah seorang yang mengedepankan akal. Ketika putranya, Ibrahim, meninggal disertai gerhana dan menimbulkan anggapan ummatnya bahwa hal tersebut adalah wujud rasa belasungkawa Tuhan kepadanya, Muhammad berkata: "Gerhana adalah sebuah kejadian alam biasa, adalah suatu kebodohan mengkaitkannya dengan kematian atau kelahiran seorang manusia. "Sesaat setelah ia meninggal, sebagian pengikutnya hendak memujanya sebagaimana Tuhan dipuja, akan tetapi penerus kepemimpinannya (Abu Bakar-pen.) menepis keingingan ummatnya itu dengan salah satu pidato relijius terindah sepanjang masa: 'Jika ada diatara kalian yang menyembah Muhammad, maka ketahuilah bahwa ia telah meninggal. Tapi jika Tuhan-lah yang hendak kalian sembah, ketahuilah bahwa Ia hidup selamanya (Ayat terkait:Q.S.Al Imran,44.) W. Montgomery Watt, MOHAMMAD AT MECCA, Oxford, 1953, p. 52. "Kesiapannya menempuh tantangan atas keyakinannya, ketinggian moral para pengikutnya, serta pencapaiannya yang luar biasa �Esemuanya menunjukkan integritasnya. Mengira Muhammad

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 133

sebagai seorang penipu hanyalah memberikan masalah dan bukan jawaban. Lebih dari itu, tiada figur hebat yang digambarkan begitu buruk di Barat selain Muhammad. Annie Besant, THE LIFE AND TEACHINGS OF MUHAMMAD, Madras, 1932, p. 4. "Sangat mustahil bagi seseorang yang memperlajari karakter Nabi Bangsa Arab, yang mengetahui bagaimana ajarannya dan bagaimana hidupnya untuk merasakan selain hormat terhadap beliau, salah satu utusan-Nya. Dan meskipun dalam semua yang saya gambarkan banyak hal-hal yang terasa biasa, namun setiap kali saya membaca ulang kisah-kisahnya, setiap kali pula saya mersakan kekaguman dan penghormatan kepada sang Guru Bangsa Arab tersebut." Bosworth Smith, MOHAMMAD AND MOHAMMADANISM, London, 1874, p. 92. "Dia adalah perpaduan Caesar dan Paus; tapi dia adalah sang Paus tanpa pretensinya dan seorang caesar tanpa Legionnaire-nya: tanpa tentara, tanpa pengawal, tanpa istana, tanpa pengahasilan tetap; jika ada seorang manusia yang pantas untuk berkata bahwa dia-lah wakil Tuhan penguasa dunia, Muhammad lah orang itu, karena dia memiliki kekuatan meski ia tak memiliki segala instrument atau penyokongnya. John William Draper, M.D., L.L.D., A History of the Intellectual Development of Europe, London 1875, Vol.1, pp.329-330 "Empat tahun setelah kematian Justinian, pada 569 AD, telah lahir di Mekkah Arabia seorang manusia yang sangat besar pengaruhnya terhadap ummat manusia Muhammad John Austin, "Muhammad the Prophet of Allah," in T.P. 's and Cassel's Weekly for 24th September 1927. Dalam kurun waktu hanya sedikit lebih dari satu tahun, ia telah menjadi pemimpin di Madinah. Kedua tangannya memegang sebuah tuas yang siap mengguncang dunia. Professor Jules Masserman "Pasteur dan Salk adalah pemimpin dalam satu hal (intelektualitas-pen). Gandhi dan Konfusius pada hal lain serta Alexander, Caesar dan Hitler mungkin pemimpin pada kategori kedua dan ketiga (reliji dan militer pen.). Jesus dan Buddha mungkin hanya pada kategori kedua. Mungkin pemimpin terbesar sepanjang masa adalah Muhammad, yang sukses pada ketiga kategori tersebut. Dalam skala yang lebih kecil Musa melakukan hal yang sama.

--------------------------oOo--------------------------

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 134

Pengirim : Rina (FTI-PA) Email : [email protected] Tgl. Email : 21-02-2006

Renungan 100-Langkah Rasulullah saw bersabda: "Barangsiapa menghadap Allah (meninggal dunia), sedangkan ia biasa melalaikan Shalatnya, maka Allah tidak mempedulikan sedikit-pun perbuatan baiknya (yang telah ia kerjakan tsb)". (Hadist Riwayat Tabrani) 100 Langkah Menuju Kesempurnaan Iman 1. Bersyukur apabila mendapat nikmat; 2. Sabar apabila mendapat kesulitan; 3. Tawakal apabila mempunyai rencana/ program; 4. Ikhlas dalam segala amal perbuatan; 5. Jangan membiarkan hati larut dalam kesedihan; 6. Jangan menyesal atas sesuatu kegagalan; 7. Jangan putus asa dalam menghadapi kesulitan; 8. Jangan usil dengan kekayaan orang; 9. Jangan hasud dan iri atas kesuksesan orang; 10. Jangan sombong kalau memperoleh kesuksesan; 11. Jangan tamak/ pelit kepada harta; 12. Jangan terlalu ambisius akan sesuatu kedudukan; 13. Jangan hancur karena kezaliman; 14. Jangan goyah karena fitnah; 15. Jangan bekeinginan terlalu tinggi yang melebihi kemampuan diri; 16. Jangan campuri harta dengan harta yang haram; 17. Jangan sakiti perasaan ayah dan ibu; 18. Jangan usir orang yang meminta-minta; 19. Jangan sakiti anak yatim; 20. Jauhkan diri dari dosa-dosa yang besar; 21. Jangan membiasakan diri melakukan dosa-dosa kecil; 22. Banyak berkunjung ke rumah Allah (masjid); 23. Lakukan shalat dengan ikhlas dan khusyu; 24. Lakukan shalat fardhu di awal waktu, berjamaah dan di masjid; 25. Biasakan shalat malam; 26. Perbanyak dzikir dan do'a kepada Allah; 27. Lakukan puasa wajib dan puasa sunat; 28. Sayangi dan santuni fakir miskin; 29. Jangan ada rasa takut kecuali hanya kepada Allah; 30. Jangan marah berlebih-lebihan; 31. Cintailah seseorang dengan tidak berlebih-lebihan; 32. Bersatulah karena Allah dan berpisahlah karena Allah; 33. Berlatihlah konsentrasi pikiran; 34. Penuhi janji apabila telah diikrarkan dan mintalah maaf apabila karena sesuatu sebab tidak dapat dipenuhi; 35. Jangan mempunyai musuh, kecuali dengan iblis/syetan; 36. Jangan percaya ramalan manusia; 37. Jangan terlampau takut miskin; 38. Hormatilah setiap orang;

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 135

39. Jangan terlampau takut kepada manusia; 40. Jangan sombong, takabur dan besar kepala; 41. Bersihkan harta dari hak-hak orang lain; 42. Berlakulah adil dalam segala urusan; 43. Biasakan istighfar dan taubat kepada Allah; 44. Bersihkan rumah dari patung-patung berhala; 45. Hiasi rumah dengan bacaan Al-Quran; 46. Perbanyaklah & menyambung silaturahmi; 47. Tutup aurat sesuai dengan petunjuk Islam; 48. Bicaralah secukupnya, jangan berbicara dengan berteriak; 49. Beristri/ bersuami kalau sudah siap segala-galanya; 50. Hargai waktu, disiplin waktu dan manfaatkan waktu; 51. Biasakan hidup bersih, tertib dan teratur; 52. Jauhkan diri dari penyakit-penyakit bathin; 53. Sediakan waktu untuk santai dengan keluarga; 54. Makanlah secukupnya tidak kekurangan dan tidak berlebihan; 55. Hormatilah kepada guru dan ulama; 56. Sering-sering bershalawat kepada nabi; 57. Cintailah keluarga Nabi Muhammad SAW; 58. Jangan terlalu banyak hutang ataupun royal; 59. Jangan terlampau mudah berjanji; 60. Selalu ingat akan saat kematian dan sadar bahwa kehidupan dunia adalah kehidupan sementara; 61. Jauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat seperti mengobrol yang tidak berguna; 62. Bergaullah dengan orang-orang shaleh; 63. Sering bangun di penghujung malam, berdoa dan beristighfar; 64. Lakukan ibadah haji dan umrah apabila sudah mampu; 65. Maafkan orang lain yang berbuat salah kepada kita; 66. Jangan dendam dan jangan ada keinginan membalas kejahatan dengan kejahatan lagi, balaslah dengan kebaikan; 67. Jangan membenci seseorang karena paham dan pendirian ataupun beda pendapat; 68. Jangan benci kepada orang yang membenci kita; 69. Berlatih untuk berterus terang dalam menentukan sesuai pilihan; 70. Ringankan beban orang lain dan tolonglah mereka yang mendapatkan kesulitan; 71. Jangan melukai hati orang lain; 72. Jangan membiasakan berkata dusta; 73. Berlakulah adil, walaupun kita sendiri akan mendapatkan kerugian; 74. Jagalah amanah dengan penuh tanggung jawab; 75. Laksanakan segala tugas dengan penuh keikhlasan dan kesungguhan; 76. Hormati orang lain yang lebih tua dari kita; 77. Jangan membuka aib orang lain ataupun berburuk sangka; 78. Lihatlah orang yang lebih miskin daripada kita, lihat pula orang yang lebih berprestasi dari kita; 79. Ambilah pelajaran dari pengalaman orang-orang arif dan bijaksana; 80. Sediakan waktu untuk merenung apa-apa yang sudah dilakukan; 81. Jangan minder karena miskin dan jangan sombong karena kaya;

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 136

82. Jadilah manusia yang selalu bermanfaat untuk agama, bangsa dan negara; 83. Kenali kekurangan diri dan kenali pula kelebihan orang lain; 84. Jangan membuat orang lain menderita dan sengsara; 85. Berkatalah yang baik-baik atau tidak berkata apa-apa; 86. Hargai prestasi dan pemberian orang; 87. Jangan habiskan waktu untuk sekedar hiburan dan kesenangan; 88. Akrablah dengan setiap orang, walaupun yang bersangkutan tidak menyenangkan; 89. Sediakan waktu untuk berolahraga yang sesuai dengan norma-norma agama dan kondisi diri kita; 90. Jangan berbuat sesuatu yang menyebabkan fisik atau mental kita menjadi terganggu; 91. Ikutilah nasihat orang-orang yang arif dan bijaksana; 92. Pandai-pandailah untuk melupakan kesalahan orang dan pandai-pandailah untuk melupakan jasa kita; 93. Jangan berbuat sesuatu yang menyebabkan orang lain terganggu, dan jangan berkata sesuatu yang dapat menyebabkan orang lain terhina; 94. Jangan cepat percaya kepada berita jelek yang menyangkut teman kita, sebelum dicek kebenarannya; 95. Jangan menunda-nunda pelaksanaan tugas dan kewajiban; 96. Sambutlah uluran tangan setiap orang dengan penuh keakraban dan keramahan dan tidak berlebihan; 97. Jangan memforsir diri untuk melakukan sesuatu yang di luar kemampuan diri; 98. Waspadalah akan setiap ujian, cobaan, godaan dan tantangan. Jangan lari dari kenyataan kehidupan; 99. Yakinlah bahwa setiap kebajikan akan melahirkan kebaikan dan setiap kejahatan akan melahirkan kerusakan; 100. Jangan sukses di atas penderitaan orang dan jangan kaya dengan memiskinkan orang; "Anda ingin beramal shaleh...? Tolong kirimkan kepada rekan-rekan muslim lainnya yang anda kenal" Wassalamu'alaikum wr.wb.

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 137

Pengirim : abuluthfi ar-rasyid Email : [email protected] Tgl. Email : 21-02-2006

Khairukum Anfa'uhum Linnaas kibat dari dua belas gambar kartun yang melecehkan sosok Rasulullah SAW yang dimuat surat kabar Denmark ‘Jyllands-Postenyang sangat provokatif, mengakibatkan kemarahan kaum muslimin di berbagai negara. Kemarahan yang terjadi di berbagai negara di dunia ini tak bisa terbendung, boikot produk-produk Denmark, demonstrasi di mana-mana, dan pembakaran kedutaan Denmark dan Norwegia di Damaskus dan Konsulat Denmark di Beirut. tak bisa terelakkan lagi, ini terjadi karena berbagai protes yang dilayangkan untuk tidak memuat gambar itu di abaikan oleh Jyllands-Posten karena atas nama kebebasan, seperti yang ditulisnya dalam kata pengantar di tengah gambar-gambar Nabi Muhammad sebagaimana berikut ini: Masyarakat modern dan sekuler telah ditolak oleh beberapa muslim. Mereka menuntut posisi khusus, meminta pertimbangan khusus bagi perasaan keagamaan mereka. Ini tidak cocok dengan demokrasi dan kebebasan berbicara, di mana anda harus siap dengan penghinaan. Ini tidak selalu menarik dan indah untuk dilihat, dan ini tidak berarti bahwa perasaan keagamaan harus selalu dibuat lucu, tetapi hal tersebut sekarang menjadi kurang penting dalam konteks ini. (Jyllands-Posten, 30 September 2005, di tengah gambar-gambar kartun Nabi Muhammad) Inilah hasil dari kebebasan yang kebablasan. Kenapa? Karena seperti yang ditulis Jyllands-Posten bahwa demokrasi dan kebebasan berbicara, di mana anda harus siap dengan penghinaan, pelecehan dan lain sebagainya. Padahal yang namanya kebebasan pasti ada batasannya atau rambu-rambunya atau kode etik yang harus di patuhi, apalagi ini untuk konsumsi umum. Melakukan protes, ini juga pasti ada batasan-batasannya, tidak seenaknya melakukan protes sehingga terprovokasi dan mengakibatkan kemarahan yang tak terkendali, dan hasilnya, adanya ancaman, adanya pengrusakan, adanya pembakaran bangunan dan lain sebagainya. Dan ini akan berdampak negatif bagi kita semua kaum muslimin di berbagai negara. Karena, ini seolah membenarkan anggapan mereka yang islamofobia (yang sudah dibentuk media) bahwa memang orang Islam itu keras, suka membunuh, tidak menghormati perjanjian, dan terbukti dengan merusak kantor utusan diplomatik yang dilindungi hukum internasional, bahkan ancaman pembunuhan, yang akan memperburuk anggapan terhadap Islam dan kaum Muslimin itu sendiri. Coba kita melihat kebelakang ke zaman Rasulullah SAW yang mana Rasulullah sendiri, ketika di Mekah dilempari kotoran, dikata-katai orang gila, bahkan diancam mau dibunuh. Apa yang dilakukan beliau ketika belasan tahun kemudian kembali ke kota Mekah, sebagai pemenang? "Pergilah kalian, kalian sekarang bebas." Ingat bahwa itu dilakukan Sang Nabi ketika menang.

Rasulullah SAW bersabda, “Khairukum anfa'uhum linnaas�E (Yang terbaik di antara kamu adalah yang paling bermanfaat bagi manusia). Malahan dalam firman-nya Allah mengatakan kepada kita kaum muslimin bahwa, “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 138

Allah.�E(QS. 3: 110) Dari pernyataan Allah dan teladannya Rasulullah SAW ini seharusnya menjadi pemacu bagi diri kita kaum muslimin untuk meningkatkan kemampuan diri kita dalam memberdayakan segala potensi yang ada sehingga kita bisa membangun dan memperkokoh tatanan kehidupan, perekonomian, politik, pertahanan dan keamanan di lingkungan kita khususnya dan negara pada umumnya. Sehingga kita kaum muslimin tidak terpinggirkan lagi dalam percaturan dunia, malahan menjadi contoh bagi negara-negara lain dalam memajukan negaranya. Oleh karena itu, mari kita susun lagi barisan sehingga umat bersatu, jadi satu kekuatan yang disegani dan yang ‘Rahmatan lil ‘alamiin Dan sebagai ungkapan rasa kecintaan kita kepada Rasulullah, mari kita mengenang beliau melalui sebuah syair nasyid miliknya The Zikr dari Malaysia yang berjudul ‘Rasulullah Rasulullah dalam mengenangmu kami susuri lembaran sirahmu pahit getir perjuanganmu membawa cahaya kebenaran Engkau taburkan pengorbananmu untuk ummatmu yang tercinta biar terpakasa tempuh derita cekalnya hatimu menempuh ranjaunya Tak terjangkau tinggi pekertimu tidak tergambar indahnya akhlakmu tidak terbalas segala jasamu sesungguhnya engkau Rasul mulia tabahkan hatimu menempuh dugaan mengejar erti kesabaran menjulang panji kemenangan terukir namamu di dalam Al-Quran Rasulullah kami ummatmu walau tak pernah melihat wajahmu kami cuba mengingatimu dan kami cuba mengamal sunnahmu Kami sambung perjuanganmu walau kami dicaci dihina tapi kami tak pernah kecewa Allah dan Rasul sebagai pembela Wallahu a’lam die-jkmhal.com

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 139

Pengirim : Hudzaifah.org Email : [email protected] Tgl. Email : 21-02-2006

Agar Cinta Tak Bertepuk Sebelah Tangan Oleh : Ayat Al Akrash

Engkau ingin berjuang, tapi tidak mampu menerima ujian, rusak oleh pujian, tidak sepenuhnya menerima pimpinan dan tidak begitu setiakawan. Engkau ingin berjuang, tapi tidak sanggup berkorban, tidak sanggup terima cobaan dan hanya ingin jadi pemimpin agar pengikut menjadi agak segan. Engkau ingin berjuang, tapi kesehatan dan kerehatan tidak sanggup engkau korbankan dan waktu tidak sanggup engkau luangkan. Engkau ingin berjuang, tapi dirimu tidak engkau tingkatkan, disiplin diri engkau abaikan, janji kurang engkau tunaikan dan kasih sayang engkau abaikan Engkau ingin berjuang, tapi para tamu engkau abaikan, anak isteri engkau lupakan dan ilmu berjuang engkau tinggalkan. Engkau ingin berjuang, tapi pandangan engkau tidak diselaraskan, rasa bertuhan engkau abaikan dan iman taqwa engkau lupakan. - Qathrunnada - Hudzaifah.org - Benarkah engkau seorang pejuang? Mengaku diri sebagai pejuang, sebagai jundullah, sebagai aktivis, namun akhlak maupun tsaqafahnya tidak mencerminkan hal itu. engaku diri sebagai mujahid, namun niat ternoda oleh selain-Nya. Inilah yang Allah Subhanahu wa Ta'ala sindir di dalam Al Qur'an, "Apakah kamu mengira kamu akan dibiarkan saja mengatakan 'kamiberiman' sedang mereka tidak di uji lagi?" (QS. Al Ankaabut: 2-3) Sang Pejuang Sejati Masing-masing kita sebaiknya mengevaluasi diri, apakah kita memang sudah benar-benar menjadi pejuang di jalan-Nya atau jangan-jangan, baru sebatas khayalan dan angan-angan kosong belaka. Inginkan syurga, tetapi tidak siap menggadaikan diri, harta dan jiwa. "Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antaramu, dan belum nyata orang-orang yang sabar." (QS. 3:142). Ya, kita mengira akan masuk surga dengan pegorbanan yang sedikit, seakan ingin menyamakan diri dengan hukum ekonomi kapitalis, "Mendapatkan output yang sebesar-besarnya, semaksimal mungkin, dengan input yang seminimal mungkin." Aduhai., sesungguhnya hari akhir itu adalah perkara yang besar. Dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi itu, sangat mahal harganya. Rasulullah SAW bersabda, "Generasi awal sukses karena zuhud dan teguhnya keyakinan, sedang ummat terakhir hancur karena kikir dan banyak berangan muluk kepada Allah." Saat nasyid-nasyid perjuangan dilantunkan, gemuruh di dalam dada menjadi berkobar-kobar untuk berjuang. Tetapi sayang, ternyata hanya tersimpan di dalam dada dan semangat itu ikut surut seiring dengan berakhirnya lantunan nasyid. Tidak keluar dalam amaliyah yang nyata. Demi Allah., keimanan bukanlah dilihat dari yang paling keras teriakan takbirnya, bukan pula dari yang paling deras air matanya kala muhasabah, dan bukan pula dari yang paling ekspresif menunjukkan kemarahan kala melihat Israel menyerang Palestina. Bukan pula dari yang paling banyak simbol-simbol keagamaannya. Karena itu semua hanya sesaat. Sesungguhnya

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 140

keistiqomahan dalam berjuang, itulah indikasi keimanan sang pejuang yang sebenarnya. Pejuang yang sabar menapaki hari-hari dengan mengibarkan panji Illahi Rabbi. Yang selalu bermujahadah mengamalkan Al Qur'an. Teguh pendirian. Tak kenal henti. Hingga terminal akhir, surga. Pengorbanan Apakah dengan memakai sedikit waktu untuk berda'wah, sudah menganggap diri telah melakukan totalitas perjuangan? Padahal para nabi tidaklah menjadikan da'wah ini hanya sekedarnya saja, tetapi sebagaimana dicantumkan dalam Surat Nuh ayat 5, "....Wahai Tuhanku, sesungguhnya aku telah menyeru kaumku siang dan malam." Pun dalam surat Al Muzzamil, "Hai orang yang berkemul, bangunlah lalu berilah peringatan, dan Rabbmu agungkanlah." Sejak ayat itu turun, sang nabi akhir zaman selalu siaga dalam kehidupan. Bahkan, hingga menjelang ajalnya, Rasulullah tengah menyiapkan peperangan untuk menegakkan Al Haq. Sang pejuang, tetapi makanannya adalah sebaik-baik makanan, dan pakaiannya adalah sebaik-baik pakaian. Dan dengan tanpa rasa berdosa, asyik menonton sinetron-sinetron cinta dan acara gosip, mendengar lagu-lagu cinta, berghibah, perut kenyang, banyak tidur, dan mengabaikan waktu, lalu berharap mendapatkan syurga? Sangatlah jauh. bagaikan punduk merindukan rembulan. Alangkah berbedanya dengan yang dicontohkan Rasulullah saw, Abu Bakar, Umar, Mush'ab bin Umair dan para sahabat yang lainnya. Yang setelah mendapatkan hidayah, mereka justru menjauhi kemewahan hidup. Mereka mampu secara ekonomi, tetapi mereka tidak rela menikmati dunia yang melalaikan. Seorang pejuang harus memahami jalan mendaki yang akan dilaluinya. Sang Nabi tak pernah tertawa keras apatah lagi terbahak-bahak. Dan hal itu dikarenakan keimanan yang tinggi akan adanya hari akhir, akan adanya surga dan neraka. Ada amanah da'wah yang besar di pundaknya, lantas bagaimana mungkin seorang pejuang akan banyak bercanda? Imam Syahid Hasan Al Banna memasukkan "keseriusan" atau tidak banyak bergurau sebagai bagian dari 10 wasiatnya. Dan dikisahkan pula bahwa Sholahuddin Al Ayyubi tak pernah tertawa karena Palestina belum terbebaskan. Keringnya suasana ruhiyah di lingkungan kita, bisa jadi karena di antara kita -saat di luar halaqah- jarang saling bertaushiyah tentang hari akhir. Bahkan sungguh aneh, dapat tertawa dan tidak menyimak ketika Al Qur'an dibacakan di dalam pembukaan ta'lim. Atau saat kaset murottal diputar, mengobrol tak mengindahkan. Yang mengindikasikan bahwa Al Qur'an itu baru sampai di tenggorokan saja. "Akan tiba suatu masa dalam ummat ketika orang membaca Al Qur'an, namun hanya sebatas tenggorokannya saja (tidak masuk ke dalam hatinya)." (HR. Muslim). Dimanakah air mata keimanan? Ya Rabbi., ampunilah kelemahan kami dalam menggusung panji-Mu. Kederisasi generasi sebaiknya tidak melulu tentang pergerakan dan mengabaikan aspek keimanan. Keimanan harus senantiasa dihembuskan dimana saja karena ia adalah motor penggerak yang hakiki. Iman adalah akar. 20 Muwashofat Sang Pejuang Setidaknya, ada 20 kriteria yang harus dimiliki pejuang, yang disarikan dari Al Qur'an dan hadits, yaitu : 1. Aqidahnya bersih (saliimul 'aqiidah) 2. Akhlaknya solid (Matiinul khuluqi) 3. Ibadahnya benar (Shohiihul I'baadah) 4. Tubuhnya sehat dan kuat (Qowiyyul jismi) 5. Pikirannya intelek (Mutsaqqoful fikri)

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 141

6. Jiwanya bersungguh-sungguh (Mujaahadatun nafsi) 7. Mampu berusaha mencari nafkah (Qaadiirun 'alal kasbi) 8. Efisien dalam memanfaatkan waktu (Hariisun 'alal waqti) 9. Bermanfaat bagi orang lain (Naafi'un lighoirihi) 10. Selalu menghindari perkara yang samar-samar (Ba'iidun 'anisy syubuhat) 11. Senantiasa menjaga dan memelihara lisan (Hifdzul lisaan) 12. Selalu istiqomah dalam kebenaran (istiqoomatun filhaqqi) 13. Senantiasa menundukkan pandangan dan memelihara kehormatan (Gaddhul bashor wahifdul

hurumat) 14. Lemah lembut dan suka memaafkan (Latiifun wahubbul 'afwi) 15. Benar, jujur dan tegas (Al Haq, Al-amanah-wasyja'ah) 16. Selalu yakin dalam tindakan (Mutayaqqinun fil'amal) 17. Rendah hati (Tawadhu') 18. Berpikir positif dan membangun (Al-fikru wal-bina') 19. Senantiasa siap menolong (Mutanaashirun lighoirihi) 20. Bersikap keras terhadap orang-orang kafir (Asysyidda'u 'alal kuffar) Penutup Menjadi pejuang, hendaknya bukanlah angan-angan kita belaka. Menjadi pejuang, memiliki kriteria (muwashofat) yang harus di penuhi. Jangan sampai kita terkena hadits ini, "Akan datang suatu masa untuk ummatku ketika tidak lagi tersisa dari Al Qur'an kecuali mushafnya dan tidak tersisa Islam kecuali namanya dan mereka tetap saja menyebut diri mereka dengan nama ini meskipun mereka adalah orang yang terjauh darinya." (Ibnu Babuya, Tsawab ul-A mal). Pejuang di jalan-Nya hendaknya bukan dari kacamata kita, tetapi dari kacamata Allah Subhanahu wa Ta'ala. Alangkah ruginya bila kita menganggap diri sebagai pejuang, padahal dalam andangan Allah Subhanahu wa Ta'ala, kita tak ada apa-apanya. Maka, bersama-sama kita memuhasabahi diri, agar cinta kita kepada-Nya bukan hanya angan semata, agar cinta kita tak bertepuk sebelah tangan. Karena pembuktian cinta haruslah mengikuti dengan keinginan yang dicinta. Jika tidak, maka patut dipertanyakan kebenaran cintanya itu. Cinta sejati, tidak anya dimulut dan disimpan di dalam dada saja, tetapi harus dibuktikan, agar sang kekasih percaya bahwa kita mencintainya. Kita mencintai-Nya dan Dia pun mencintai kita. "Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya.." (QS. Al Maidah : 54 - 56). http://www.hudzaifah.org/Article265.phtml

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 142

Pengirim : Handayani, Eky S. Email : [email protected] Tgl. Email : 21-02-2006

Zikir, Fikir dan Ikhtiar Kadang suatu keadaan memaksa kita untuk melakukan suatu hal yang selama ini kita anggap tidak dapat kita lakukan. Saya pernah melihat berita di TV dimana seorang Ibu mampu mengangkat sebuah mobil sedan seorang diri untuk menyelamatkan putranya yang terjepit di bawah mobil tersebut. Setelah melakukan atraksi luarbiasa tersebut, si ibu yang kemudian diwawancara juga tak habis pikir bagaimana bisa ia melakukannya. Dalam keadaan terjepit, Allah memberikannya kekuatan untuk menolong anaknya. Subhanallah. Namun ilustrasi di atas mungkin terlalu ekstrem untuk memulai cerita saya. Sebenarnya saya hanya ingin mengantar anda kepada suatu kesimpulan bahwa dalam keadaan kepepet, manusia bisa melakukan apa saja - bahkan mengangkat sebuah mobil sedan seorang diri seperti fragmen di atas tadi. Oke, saya mulai saja ya: Sejak dulu saya memang mempunyai cita-cita untuk berwira-usaha. Saya ingin mempunyai sebuah toko baju muslim yang dilengkapi dengan taman bermain, toko buku, kafe, salon dan butik. (Istilah kerennya 'one-stop shoping for mom and kids. Jadi di toko saya itu Ibu-ibu bisa asik memilih-milih baju di butik atau creambath di salon, sementara anak-anaknya dititipkan di taman bermain ataupun di toko buku. What a dream !). Tapi cita-cita tersebut rasanya sangat jauh di awang-awang. Banyak kendala yang harus saya lalui untuk mewujudkannya. Pertama, keterbatasan modal (klise ya). Lalu kedua, belum ada keberanian (klise lagi, ihik). Dan yang ketiga (semoga yang terakhir) belum ada kesempatan. Kebetulan saya seorang Ibu pekerja yang sehari-hari waktunya habis di kantor dan mengurus rumah tangga. Mana sempat... Cita-cita saya tersebut terus menghiasi diary saya di tiap awal tahun sebagai salah satu resolusi yang harus saya wujudkan di tahun tersebut. Seperti biasa, ketika tiba di akhir tahun saya mendapati ternyata resolusi yang satu ini, lagi-lagi masih belum bisa terlaksana. Tapi tidak untuk tahun ini. Saya sadar untuk memulai sesuatu, kita tidak harus melakukannya dari yang besar. Dari yang kecil-kecil dulu, InsyaAllah, bisa menjadi besar. Alhamdulillah, sejak pertengahan Januari lalu saya sudah memulai bisnis baju muslim wanita secara kecil-kecilan. Kebetulan eks penjahit Ibu saya (dulu Ibu saya mempunyai konveksi baju-baju seragam) mau membantu. Dengan modal ala kadarnya, dan dukungan dari suami dan keluarga besar, saya mulai berproduksi. Hingga kini memasuki satu bulan, dagangan saya sudah mulai laku banyak yang laku dan beberapa kios di ITC seputar Jakarta bersedia saya titipi. Sebuah prestasi awal yang membuat saya bersemangat. Nggak papa toh titip-titip dulu, InsyaAllah, suatu hari bisa punya toko sendiri seperti yang saya impi-impikan selama ini. Kenapa tidak dari dulu-dulu ya? Ternyata toh kalau sudah dijalani, ada saja waktunya, ada saja jalannya untuk mewujudkan suatu cita-cita. Setelah dipikir-pikir, sebenarnya sih faktor yang utama adalah keberanian untuk memulai. Ya, selama ini ternyata saya tidak berani untuk mulai

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 143

mewujudkan cita-cita saya! Semua itu didasari oleh rasa takut gagal dan merasa tidak mempunyai jiwa wirausaha. Lalu apa yang membuat saya berhasil mengalahkan semua ketakutan saya itu? Tak lain dan tak bukan karena kepepet. Kepepet ingin mempunyai penghasilan tambahan di tengah menjulangnya kenaikan harga-harga barang kebutuhan pokok. Tiba-tiba saya harus berpikir keras untuk memutar uang gaji saya dan suami untuk biaya hidup sehari-hari. Saya berusaha menggali bakat-bakat terpendam saya. Salah satunya adalah mendesain baju dan sedikit keahlian menyulam. Lalu sebuah ide muncul di kepala. Bagaimana kalau memproduksi baju muslim dengan harga terjangkau tapi dengan mutu yang tak kalah dengan yang di butik? Why not? Apalagi sekarang baju muslim dengan sulaman tangan sedang in dan harganya bisa mencapai tus-tusan ribu. (Tapi jangan khawatir, baju muslim produksi saya bisa dijangkau dengan harga di bawah tus-tusan kok. Kualitasnya? InsyaAllah tidak kalah deh. Hehehe, sekalian promosi :-) Sayapun lalu menyuarakan niat saya pada suami. Alhamdulillah beliau mendukung. Kami pun mengorek tabungan. Menghitung-hitung dan membuat feasibility study (ceile!). Saya lalu enghubungi Ibu saya, minta nomor telepon eks penjahitnya. Gayung ternyata bersambut. Sang penjahit rupanya juga sedang butuh kerjaan. Ibu saya pun bersedia ikut membantu menyulam. Maka, mulailah kami berproduksi. Sekarang saya boleh berbangga karena saya sudah berhasil mewujudkan cita-cita saya. Memang sih, ini semua masih merupakan langkah awal. Jalan ke depan masih panjang dan berliku. Tapi semua itu, InsyaAllah, akan saya coba jalani dengan niat dan tekat kuat. Seperti kata Aa Gym: Zikir, Fikir dan Ikhtiar. Amin. Eky Sri Handayani Wijaya Graha Puri Office ACNielsen Indonesia Phone: 021 7204260 ext. 240

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 144

Pengirim : suryati Email : [email protected] Tgl. Email : 22-02-2006

Menjadi Muslimah Produktif dari Rumah Oleh: Ahmad Kusyairi Suhail, MA

"Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu, dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ta'atilah Allah dan Rasul- Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai Ahlul Bait (keluarga rumah tangga Nabi SAW) dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya". (QS Al Ahzab (33): 33. Menjadi wanita shalihah adalah idaman setiap muslimah. Karena wanita shalihah adalah sebaik-baik perhiasan dunia, mengalahkan tumpukan emas, intan dan permata serta perhiasan dunia apa pun. Juga, hanya wanita shalihahlah yang mampu melahirkan generasi rabbani yang selalu siap memikul risalah Islamiyah menuju puncak kejayaan. Namun, menjadi wanita shalihah bukanlah perkara mudah. Alhamdulillah, Allah SWT yang Maha Kasih telah menyiapkan perangkat-perangkat arahan bagi semua muslimah untuk dapat menjadi wanita shalihah, di antaranya melalui ayat di atas. Taujih Rabbani, memuliakan wanita bukan membelenggu Perintah untuk Mulaazamatul Buyut (menetap di rumah) dalam ayat di atas meskipun secara konteks ditujukan bagi para isteri Rasulullah SAW, tetapi juga berlaku untuk semua muslimah sampai akhir zaman. Meski demikian, perintah ini tidak boleh dimaknai bahwa wanita sama sekali dilarang ke luar rumah. Sebab, Nabi SAW pernah bersabda: "Janganlah kalian larang kaum wanita pergi ke masjid- masjid Allah" (Muttafaq Alaih). Imam Malik dalam kitabnya "Al Muwaththa'" meriwayatkan bahwa Aisyah RA pernah keluar rumah membesuk ayahnya, Abu Bakar RA yang sedang sakit. Sebagian isteri Nabi SAW juga pernah keluar rumah demi menunaikan ibadah haji maupun ikut dalam perjalanan perang fi sabilillah bersama Rasulullah SAW. Karenanya perintah dalam ayat di atas harus dimaknai sebagai isyarat bahwa rumah adalah tempat asal kehidupan kaum hawa sehingga keberadaannya di luar rumah hendaknya tidak boleh menjadi prioritas utama hingga kemudian mendominasi kehidupannya. Perlu diartikan bahwa perintah menetap di rumah adalah dalam rangka memuliakan diri wanita serta memperkokoh posisi dan kehormatannya. Sama sekali bukan untuk membelenggu dan merendahkan wanita sebagaimana sering disuarakan oleh para propagandis gerakan feminisme. Dengan fokus tinggal di rumah, muslimah tentu lebih dapat berkonsentrasi dalam mentarbiyah dan mendidik anak, menciptakan suasana rapi, indah dan nyaman, serta mampu mencurahkan perhatian kepada anggota keluarganya sehingga mereka semua dapat merasakan suasana rumah bak syurga'. Berkesesuaian dengan itu, maka dalam Islam tanggung jawab mencari nafkah pun tidaklah dibebankan kepada isteri, melainkan menjadi kewajiban suami.

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 145

Kontraproduktif Feminisme Jika di negara-negara Islam para penyeru gerakan feminisme amat antusias mempropagandakan feminisme dan gender, di negara Barat sinyal gerakan ini justru semakin meredup karena sudah terasa dampak negatif yang ditimbulkan dari gerakan ini di lapangan kehidupan. Di balik kemajuan pasrtisipasi angkatan kerja wanita di dunia maskulin, tidak sedikit dari kalangan cendekiawan Barat yang mengkritik bahwa kondisi wanita bukan menjadi lebih baik, melainkan menjadi memburuk. Dalam buku A Lesser Life: The Myth of Women's Liberation America (1986), Sylvia Hewlett mengulas dengan rinci kondisi wanita yang menyedihkan karena adanya gerakan feminisme. Istilah feminization of poverty (pemiskinan wanita) semakin terdengar pada pertengahan tahun 1980-an (Membincang Feminisme, h. 211, Risalah Gusti, 1996). Bahkan, Miles Markjanli, penulis Amerika kenamaan, menyuarakan dengan lantang agar kaum hawa kembali ke rumah. Dalam makalah berjudul "Rumah Kerajaan Perempuan Tanpa Sengketa", ia menulis: "Aku selalu berupaya meyakinkan para perempuan bahwa mereka lebih berhak untuk berlaku sebagai pendidik di rumah .." Apa yang sudah terungkap di atas, semakin meyakinkan kita terhadap kebenaran taujih Ilahi dalam ayat tersebut. Dan pelanggaran terhadap perintah Allah SWT jelas akan menimbulkan bencana' di semua aspek kehidupan.

Tafsir "Tabarruj Al Jahiliyyah Al Ula" Ibnu Katsir saat menafsiri ayat ini memaparkan bentuk-bentuk tabarruj' di zaman jahiliyah. Di antaranya seperti dikatakan Imam Mujahid: Dahulu wanita keluar rumah berjalan (bercampur) di antara kaum lelaki. Inilah tabarruj jahiliyah! Sementara Imam Qatadah melihat tabarruj jahiliyah pada gaya wanita yang berjalan dengan lenggak-lenggok memancing birahi. Sedangkan Imam Muqaatil bin Hayyaan berpendapat, bahwa tabarruj itu adalah ketika wanita melempar kerudungnya ke kepalanya tanpa mengikatnya sehingga terlihatlah rambut, perhiasan dan lehernya! (Tafsir Ibnu Katsir IV/218). Beragam pandangan yang dikemukakan ini telah memberi gambaran pada kita bahwa tabarruj di masa jahiliyah yang diterapi oleh Al Qur'an adalah untuk mensucikan masyarakat Islam dari dampak-dampak negatif yang bisa ditimbulkannya serta menjauhkan manusia semua dari benih- benih fitnah (syahwat). Maka, memahami ayat dan penafsiran soal ini dapat menjadi pijakan setiap muslimah dalam beraktifitas, sehingga membawanya kepada kecantikan ruhiyah, kecantikan kehormatan dan kecantikan perasaan. Produktif dari Rumah Yang amat menarik untuk diperhatikan dalam ayat di atas adalah bersamaan dengan perintah menetap di rumah, Allah SWT juga memerintahkan kaum wanita agar rajin mendirikan shalat, menunaikan zakat dan menta'ati Allah dan Rasul-Nya. Ini memberikan pemahaman kepada kita, bahwa menetap di rumah tidaklah identik dengan pasif, statis, mandeg dan stagnan. Sama sekali tidak! Justru rumah hendaknya menjadi perusahaan' bagi berbagai proyek-proyek besar' yang mampu memproduksi berbagai macam amal kebajikan untuk kemaslahatan diri muslimah sendiri (seperti shalat) juga kemaslahatan bagi orang lain dan lingkungannya (seperti zakat). Dengan demikian, sesungguhnya ayat di atas secara tegas menganjurkan muslimah agar menjadi sosok yang selalu produktif dan kreatif di rumah. Produktifitas dan kreatifitas ini pun hendaknya

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 146

tidak selalu dikaitkan dengan dengan hal-hal yang bersifat materi orientied, melainkan juga mencakup hal-hal yang bersifat spiritual. Aneka busana dan perlengkapannya, misalnya, sering menjadi produk home industri' yang mudah digarap kaum muslimah dari rumah. Begitu pula aktifitas lain yang dengan kemudahan teknologi masa kini memungkinkan untuk dilakukan dari rumah. Yang demikian ini sah-sah saja dan tidak menyalahi aturan Islam. Namun, tentunya akan sangat berarti dan memiliki nilai jual' yang tinggi di sisi Allah SWT manakala sentuhan halus tangan-tangan muslimah itu juga dapat memproduksi' generasi rabbani, pembawa panji suci yang rajin mengaji dan merespon panggilan Ilahi seperti shalat. Jika ini yang terjadi, maka terwujudnya negeri seperti digambarkan dalam Al Qur'an; Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafuur, bukanlah mimpi. Insya Allah. Yathie (hidup ini hanya sekali, maka janganlah disia-siakan. Mari kita kembali kepada niat yang baik InsyaAlloh akan mendapatkan yang baik pula.....Amien)

----------------------oOo----------------------

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 147

Pengirim : uniadee Email : [email protected] Tgl. Email : 22-02-2006

Perlu Etika & Moral Dalam Bioteknologi Penulis : Sri Nurilla Fazari

Kategori : Agama dan Bioteknologi Sumber : http://pikiran-rakyat.com/cetak/1004/19/1104.htm

Abstrak : SECARA leksikal, makna bioteknologi adalah teknik yang mengubah suatu bahan mentah melalui proses transformasi biologi untuk menghasilkan barang dan jasa yang bermanfaat demi kelangsungan hidup manusia sepanjang hayatnya. Mungkin di millenium ketiga ini kita sering mendengar istilah bioteknologi ini. Padahal, sudah sejak abad 11, manusia sebetulnya menggunakan prinsip dasar ini. Pembuatan makanan seperti tempe, peuyeum, dan yoghurt adalah makanan hasil bioteknologi. Bioteknologi sudah merebak di banyak bidang seperti, pertanian, peternakan, kesehatan. Semuanya bertujuan agar kita survival dalam kehidupan. Di bidang pertanian ada kapas transgenik, jagung, buah-buahan (seperti durian Bangkok), bunga (misalnya bunga tulip yang berwarna- warni di Jepang), dan hampir semua tanaman dapat dilakukan rekayasa genetika. Hasilnya pun sangat menakjubkan. Bayangkan saja, dengan lahan yang makin sempit, ternyata tanaman yang dihasilkan lebih banyak dan berkualitas dari segi ukuran, rasa, mutu, serta tahan hama penyakit. Negara tercinta kita Indonesia sebagai negeri tropis ini memang banyak hama tanaman dimana-mana. Jadi, membutuhkan bioteknologi itu. Lihat saja saat panen di satu tempat, hama pasti menyerang. Intinya di iklim tropis, hama-hama penyakit seperti dipelihara karena berkembang terus. Jauh berbeda dengan musim di negara-negara Eropa yang bermusim dingin. Secara alami dapat mengatasi hama. Tidak terbayangkah kehebatan rekayasa genetika pada tanaman sehingga tanaman di Indonesia benar-benar menjadi bebas hama? Hasilnya pun akan lebih baik? Di Indonesia sendiri, seperti dikatakan oleh Marlene Nalley (2001) dalam makalah "Falsafah Sains", belum banyak diterapkan metode bioteknologi, terutama dalam bidang pertanian. Negara-negara lain yang telah berkutat dengan bioteknologi justru menggunakan tanaman Indonesia sebagai plasma nutfah mereka, seperti contohnya durian Bangkok, dan nangka kuning di Amerika. Dalam peningkatan bidang peternakan telah dirancang suatu ilmu berbasis bioteknologi seperti kloning (yang terkenal adalah domba Dolly), inseminasi buatan (peternakan sapi di Lembang sudah menggunakannya), fertilisasi in vitro (telah berkembang pesat dan berhasil dilakukan riset pada kelinci, mencit, sapi, babi, domba, sampai manusia), splitting (yang mampu menghasilkan anak kembar identik pada domba, sapi, babi, dan kuda, dan masih banyak lagi).

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 148

Contoh di Indonesia adalah babi transgenik, hasil penelitian yang dilakukan oleh Dr. Muladno bersama teman-temannya di Institut Pertanian Bogor (IPB), menjadi jawaban terbaru kenapa Allah mengharamkan manusia makan babi. Penelitian ini sudah berhasil memproduksi hemoglobin manusia sebanyak 10-15% dari total hemoglobin manusia selain beberapa organ dalam babi yang dapat dicangkokkan ke dalam tubuh manusia karena "kemiripannya". Sedangkan di bidang kesehatan, sudah jelas dapat mengatasi penyakit dengan melakukan pengubahan terhadap susunan gen-gen yang termutasi. Produksi hormon insulin untuk pengidap diabetes mellitus juga adanya pra-Implantasi Genetik Diagnosis yang memungkinkan stem cells memproduksi sel-sel yang diacu karena kekurangan. Contohnya kasus Molly, gadis berusia 6 tahun yang merupakan anak tunggal dan orang tuanya menginginkan cara yang benar-benar aman untuk menghindarkan putrinya dari penyakit leukimia. Dengan metode ini akhirnya memacu sumsum tulang belakang untuk menghasilkan sel darah. Begitu mengagumkan karunia Allah SWT yang menciptakan otak dan akal pada manusia. Dengan kecerdasan, manusia mencari ilmu setinggi-tingginya demi kesejahteraan manusia sendiri. Dengan mengingat bahwa semua yang ada dalam diri adalah pemberian-Nya, maka ilmu pengetahuan pun dapat sejalan dengan etika dan moral. Beberapa pihak mengatakan tanpa hal tersebut seseorang dapat menyalahgunakannya pada tempat yang salah, seperti menciptakan monster, misalnya. Tidak terbayangkan andaikata ada orang yang memang berminat "menciptakan" Hulk (manusia raksasa hijau). Atau mengamplifikasi DNA tua dari gen dinosaurus seperti yang terlihat dalam film Jurassic Park. Sehebat apapun otak manusia, pastilah penciptaan kita tidak sempurna 100%, lagipula siapa yang dapat mengklaim bahwa dirinya seorang perfect tanpa cacat? Seperti halnya kemantapan jalan bioteknologi ini, banyak pihak yang kontra karena mereka tidak menjamin keamanan makanan hasil transgenik, malah membahayakan. Selain demi kesehatan, tanaman transgenik dapat merusak keseimbangan alam di mana serbuk sari jagung di alam bebas dapat mengawini gulma-gulma liar, sehingga menghasilkan gulma unggul yang sulit dibasmi. Kemudian juga jagung yang direkayasa sebagai pakan unggas dan menjadikan produk akhir unggas tersebut terdapat genetic modified organism (GMO) yang dikhawatirkan membahayakan manusia. Selain itu, malah ada dugaan bahwa SARS yang menggoyahkan dunia kemungkinan akibat rekayasa genetika virus Corona. Walaupun belum ada laporan resmi, teknologi secanggih apapun pastilah akan berdampak terhadap lingkungan. "Setiap waktu ilmuwan akan mengadakan penelitian dia harus sadar akan kedudukannya sebagai manusia di bumi ini. Dia harus sadar bahwa ilmu pengetahuan yang dapat dikuasainya hanyalah sebagian kecil saja dari Al-Ilm, ilmu yang dikuasai oleh Tuhan Yang Maha Kuasa, dan bahwa ia hanya pesuruh-Nya di bumi ini yang diminta untuk menjaga keseimbangan antara mahluk yang ada di bumi ini" (Nasoetion, 1998)

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 149

Menurut saya, inilah filsafat yang harus dipegang kita sebagai manusia berakal untuk mengembangkan ilmu pengetahuan tanpa kerusakan moral, etika, dan bahaya material spiritual. Penulis adalah mahasiswa Departemen Biologi 2001 ITB

-------------------------oOo-------------------------

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 150

Pengirim : A Nizami Email : [email protected] Tgl. Email : 22-02-2006

Mengakhirkan dan Meninggalkan Sholat Dikutip dari Kitab Habib Hasan bin Sholeh Al-Bahr Al-Jufri

Saudara-saudara Rahimakumullah, ketahuilah bahwa sesungguhnya bencana yang dahsyat, perbuatan yang paling buruk, dan aib yang paling nista adalah kurangnya perhatian masyarakat kita pada Sholat Lima Waktu, Sholat Jum'at dan Sholat Berjamaah, padahal semua itu adalah ibadah-ibadah yang dengannya Allah meninggikan derajat dan menghapuskan dosa-dosa maksiat. Dan sholat adalah cara ibadah seluruh penghuni bumi dan langit. Rasulullah SAW bersabda: "Langit merintih dan memang ia pantas merintih, karena pada setiap tempat untuk berpijak terdapat malaikat yang bersujud atau berdiri (sholat) kepada Allah Azza Wa Jalla." (HR. Imam Turmudzi, Ibnu Majah dan Ahmad) Orang yang meninggalkan sholat karena dilalaikan oleh urusan dunia akan celaka nasibnya, berat siksanya, merugi perdagangannya, besar musibahnya, dan panjang penyesalannya. Dengarkanlah nasihatku tentang nasib orang yang meninggalkan sholat, baik semasa hidup maupun setelah meninggal. Sesungguhnya Allah merahmati orang yang mendengarkan nasihat kemudian memperhatikan dan mengamalkannya. Allah SWT berfirman: "Sesungguhnya sholat adalah kewajiban yang ditentukan waktunya bagi orang-orang yang beriman." (QS. An-Nisa', 4:103) Abu Hurairah RA meriwayatkan, "Setelah Isya' aku bersama Umar bin Khattab RA pergi ke rumah Abu Bakar AsShiddiq RA untuk suatu keperluan. Sewaktu melewati pintu rumah Rasulullah SAW, kami mendengar suara rintihan. Kami pun terhenyak dan berhenti sejenak. Kami dengar beliau menangis dan meratap." "Ahh..., andaikan saja aku dapat hidup terus untuk melihat apa yang diperbuat oleh umatku terhadap sholat. Ahh..., aku sungguh menyesali umatku." "Wahai Abu Hurairah, mari kita ketuk pintu ini," kata Umar RA. Umar kemudian mengetuk pintu. "Siapa?" tanya Aisyah RA. "Aku bersama Abu Hurairah." Kami meminta izin untuk masuk dan ia mengizinkannya. Setelah masuk, kami lihat Rasulullah SAW sedang bersujud dan menangis sedih, beliau berkata dalam sujudnya: "Duhai Tuhanku, Engkau adalah Waliku bagi umatku, maka perlakukan mereka sesuai sifat-Mu dan jangan perlakukan mereka sesuai perbuatan mereka." "Ya Rasulullah, ayah dan ibuku menjadi tebusanmu. Apa gerangan yang terjadi, mengapa engkau begitu sedih?" "Wahai Umar, dalam perjalananku ke rumah Aisyah sehabis mengerjakan sholat di mesjid, Jibril mendatangiku dan berkata, "Wahai Muhammad, Allah Yang Maha Benar mengucapkan salam kepadamu," kemudian ia berkata, "Bacalah!" "Apa yang harus kubaca?"

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 151

"Bacalah: "Maka datanglah sesudah mereka pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan sholat dan memperturutkan hawa nafsunya, mereka kelak akan menemui kesesatan." (QS. Maryam, 19:59) "Wahai Jibril, apakah sepeninggalku nanti umatku akan mengabaikan sholat?" "Benar, wahai Muhammad, kelak di akhir zaman akan datang sekelompok manusia dari umatmu yang mengabaikan sholat, mengakhirkan sholat (hingga keluar dari waktunya), dan memperturutkan hawa nafsu. Bagi mereka satu dinar (uang) lebih berharga daripada sholat." Hadits ini juga diriwayatkan oleh Ibnu Umar RA. Abu Darda berkata, "Hamba Allah yang terbaik adalah yang memperhatikan matahari, bulan dan awan untuk berdzikir kepada Allah, yakni untuk mengerjakan sholat." Diriwayatkan pula bahwa amal yang pertama kali diperhatikan oleh Allah adalah sholat. Jika sholat seseorang cacat, maka seluruh amalnya akan ditolak. Rasulullah SAW bersabda: "Wahai Abu Hurairah, perintahkanlah keluargamu untuk sholat, karena Allahakan memberimu rezeki dari arah yang tidak pernah kamu duga." Atha' Al-Khurasaniy berkata, "Sekali saja seorang hamba bersujud kepada Allah di suatu tempat di bumi, maka tempat itu akan menjadi saksinya kelak di hari kiamat. Dan ketika meninggal dunia tempat sujud itu akan menangisinya." Rasulullah SAW bersabda: "Sholat adalah tiang agama, barang siapa menegakkannya, maka ia telah menegakkan agama, dan barang siapa merobohkannya, maka ia telah merobohkan agama." (HR. Imam Baihaqi) "Barang siapa meninggalkan sholat dengan sengaja, maka ia telah kafir." (HR. Bazzar dari Abu Darda ), kafir yang dimaksud disini adalah ingkar terhadap perintah Allah karena perbuatan orang kafir adalah tidak pernah shalat. Dalam Shahih Muslim dijelaskan bahwa Rasulullah saw bersabda yang membedakan antara orang beriman dengan orang kafir adalah shalat. Maka maukah kita disamakan dengan orang kafir, padahal Rasulullah saw bersabda"Barang siapa mengikuti kebiasaan suatu kaum maka dia termasuk kaum tersebut". Orang2 kafir adalah orang yang tidak pernah shalat, maukah kita termasuk golongan mereka. "Barang siapa bertemu Allah sedang ia mengabaikan sholat, maka Allah sama sekali tidak akan mempedulikan kebaikannya." (HR. Thabrani) "Barang siapa meninggalkan sholat dengan sengaja, maka terlepas sudah darinya jaminan Muhammad." (HR. Imam Ahmad dan Baihaqi) "Allah telah mewajibkan sholat lima waktu kepada hamba-Nya. Barang siapa menunaikan sholat pada waktunya, maka di hari kiamat, sholat itu akan menjadi cahaya dan bukti baginya. Dan barang siapa mengabaikannya, maka ia akan dikumpulkan bersama Firaun dan Haman." (HR. Ibnu Hibban dan Ahmad) . Wasiat ini mudah-mudahan sangat bermanfaat buat kita semuanya umat Islam. Tugas kita semua untuk saling mengingatkan sesama Muslim akan pentingnya Sholat! smoga bermanfaat, [email protected] http://www.dudung.net/index.php?naon=depan&action=detail&id=649&cat=2

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 152

Pengirim : Azhar Kuntoaji Email : [email protected] Tgl. Email : 22-02-2006

HUKUM MEMBERIKAN HADIAH KEPADA PARA ATASAN DI DALAM BEKERJA

Oleh Syaikh Abdul Aziz bin Baz Pertanyaan. Apakah hukum terhadap seseorang yang menyerahkan sesuatu yang berharga kepada atasannya dalam bekerja dan mengklaimnya hanya sebagai hadiah ? Jawaban Ini adalah sebuah kesalahan dan sarana yang dapat menimbulkan petaka yang banyak, seharusnya atasan/kepala bagian tidak menerimanya. Ia bisa menjadi risywah (suap) dan sarana menuju kebiasaan menjilat dan berkhianat kecuali bila dia menerimanya untuk rumah sakit dan keperluannya bukan untuk dirinya pribadi. Dia perlu memberitahukan kepada si pemberinya akan hal itu sembari berkata kepadanya, "Ini untuk keperluan rumah sakit saya menerimanya bukan untuk kepentingan diri saya pribadi". Sikap yang lebih berhati-hati, memulangkannya dan tidak menerimanya baik untuk dirinya ataupun untuk rumah sakit, sebab hal itu dapat menyeretnya untuk mengambilnya buat keperluan pribadi. Bisa jadi akan timbul salah sangka terhadapnya dan bisa jadi pula karena hadiah tersebut, si pemberi berani lancang terhadapnya dan menginginkan agar dia diperlakukan lebih baik daripada terhadap karyawan yang lainnya, sebab ketika Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam mengutus sebagian pegawai untuk mengumpulkan harta zakat, pegawai ini berkata kepada beliau (setelah itu) : "Ini bagian anda dan ini bagianku yang dihadiahkan kepadaku". Beliau mengingkari hal itu dan berbicara di tengah manusia sembari mengatakan. "Artinya : Ada apa gerangan dengan seorang pegawai yang aku utus lantas berkata, 'ini untukmu dan ini untukku yang dihadiahkan kepadaku'. Tidaklah dia duduk-duduk (tinggal) saja di rumah ayahnya atau rumah ibunya hingga dilihat apakah benar dia akan diberikan hadiah atau tidak?" 1 Hadits tersebut menunjukkan bahwa wajib bagi pegawai pada bagian bidang apa saja dalam instansi-instansi pemerintah untuk menunaikan tugas yang telah diserahkan kepadanya. Tidak ada hak baginya untuk menerima hadiah yang terkait dengan pekerjaannya ; bila dia menerimanya, maka hendaklah menyalurkan ke Baitu Mal dan tidak boleh dia mengambilnya untuk kepentingan pribadi berdasarkan hadits yang shahih di atas. Disamping itu, ia merupakan sarana untuk berbuat keburukan dan mengesampingkan amanat. La-hawla wa la Quwwata illa billah. [Fatawa Ajilah Li Mansubi Ash-Shahihah, Hal. 44-45, dari Fatwa Syaikh Ibn Baz] [Disalin dari buku Al-Fatawa Asy-Syar'iyyah Fi Al-Masa'il Al-Ashriyyah Min Fatawa Ulama Al-Balad Al-Haram, edisi Indonesia Fatwa-Fatwa Terkini-2, hal 40-41 Darul Haq] _________ Foote Note [1]. Dikeluarkan oleh Al-Bukhari di dalam Kitab Al-Iman (6626), Muslim di dalam Shahihnya, kitab Al-Imarah (1832)

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 153

Pengirim : shofy nafsany Email : [email protected] Tgl. Email : 22-02-2006

Kunci Menyingkap Hijab Banyak cara yang bisa dilakukan untuk menyibak hijab, terutama bagi setiap orang yang berjalan menuju Allah (salik). Sebab ketika seseorang tidak mampu menyibak hijab, berarti selama itu pula dia tidak bisa lepas dari jeratan syirik, baik syirik jali (nyata) maupun syirik khafi (tersembunyi). Syarat utama untuk berjumpa dengan Allah tidak boleh syirik sama sekali, teristimewa dalam menjalankan ibadah. Perjuangan yang harus terus dilakukan ialah mencari cara agar mampu menyibak hijab itu sendiri. Sebagaimana diketahui, yang selalu mengajak orang berpaling dari Allah adalah nafsu yang ada di dalam diri, terutama nafsu ammarah, lawwamah dan sawwalat (uraian tentang nafsu dapat dilihat pada Kasyaf Edisi 1). Nafsu, meski di satu sisi berfungsi menggairahkan hidup, namun jika tidak dikendalikan dan tidak dikembalikan kepada Allah, dapat menyeret seseorang pada tipu daya kehidupan dunia. Nafsu dapat membuat batin terombang-ambing, karena desakan beragam peristiwa, keadaan, keinginan dan ambisi. Dalam situasi demikian, pandangan seseorang akan mudah terhijab (terdindingi) dan berpaling kepada selain Allah. Untuk itu dibutuhkan kemampuan mengendalikan nafsu agar tidak terhalang dalam memandang Allah. Karena ketika nafsu tidak mampu dikendalikan, maka nafsu tersebut akan mengusai diri sepenuhnya, bahkan dapat menjadi tuhan selain Allah. Sebagaimana dijelaskan dalam firman-Nya:

����������� ���������������������������� �!�"��#������$���%&'(�!�)*+,-��./�0���%&'(�!�1,�,234�5�1,��6+7���89�2�:���%&'(�!�1;'�<� �=�>?����@,A�

��B�,��,CDE�C�F�,��,C�2�=�G$���%�8�����H�!�"F��(� IJK�

"Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?" (Al Jaatsiyah: 23). Pada saat nafsu telah menguasai diri, itu pertanda hijab telah menutupi pandangan hati, juga tidak menutup kemungkinan akan merambah ke pendengaran, penglihatan dan akal. Pada akhirnya, penglihatan tidak mampu menyaksikan keindahan sifat Allah, pendengaran tidak mampu merasakan dahsyatnya ayat-ayat Allah dan akalnya tidak mampu menerima percikan cahaya Ilahi. Itu semua adalah tanda dari orang yang sedang disesatkan Allah. "Barangsiapa yang dikehendaki Allah (kesesatannya), niscaya disesatkan-Nya. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah (untuk diberi-Nya petunjuk), niscaya Dia menjadikan-Nya berada di atas jalan yang lurus" (Al An'aam: 39).

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 154

Salah satu cara untuk menyingkap hijab adalah dengan jalan mengendalikan nafsu dan mematikannya. Dalam hadis Nabi saw. menganjurkan:

<Karakter tidak dikenali> "Matikan nafsumu sebelum kamu mati." (tertera pada Kitab Addurun Nafis).

Orang yang sudah mampu mengendalikan hawa nafsunya, akan memiliki pandangan yang jernih dalam menatap Wujudul Haq (wujud Allah). Diumpamakan bagai telaga yang airnya jernih, tampak jelas keindahan semua isinya. Sebaliknya, telaga yang airnya kotor tidak terlihat apapun, kecuali hanya kekeruhan. Orang yang dapat menahan diri dari keinginan hawa nafsunya dan takut Tuhannya, akan memetik keindahan syurga.

�L������M������7N��O�����1,��'=�P�P���Q���RS34L>���� ��!�TU��?VW��� ;XK�

"Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya syurga sebagai tempatnya." (An Naajiyat: 40). Orang-orang seperti itulah yang akan dapat menikmati keindahan syurga, yaitu terbukanya tirai Ilahi. Barangsiapa rindu berjumpa dengan Allah, hendaklah menahan diri dari mengikuti hawa nafsu. Berbahagialah orang-orang yang telah membersihkan jiwanya dari keterikatan hawa nafsu. "Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri, dan mengingat nama Tuhannya lalu senantiasa berhubungan (memandang Allah)." (Al 'Ala: 14-15). Hijab paling dahsyat ialah zhan (baca: zon atau prasangka). Disusul hijab "rasa" yang sangat berbahaya dan bisa meruntuhkan benteng keyakinan. Semua itu adalah hijab dalam memandang wujud Allah.

�YEZC�[\����]L�L>�����\Q���=�T�?^3�'+�0��,_�����F`�%abQc����

Dd�T�?^+�2�:����b=�!2�"�89;e$��67���f�g�2�P��2�h,��%�LH���D=�T����ij���

�C^,!�G$���Dd�T��3(���%�LH���"$���A.k�+�!�l<��6�0� #JK�

"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan sangka-sangka, karena sebagian dari sangka-sangka itu dosa." (Al Hujaraat: 13). Apa yang telah menjadi prasangka kebanyakan orang tentang adanya sesuatu selain Allah, sesungguhnya jauh dari kebenaran. Karena prasangka tersebut, hanya sebuah pandangan atau sebatas persepsi yang sudah melekat erat sesuai alur kehidupan.

��������V�W�1,��=�M�,��m*+,-�f�H����H�!2�6no���pq���r�"s����f�LH�����

r�"s����8q�a;:3t!��0�,��K uY�3v����bG3��"� IwK�

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 155

"Dan mereka tidak mempunyai sesuatu pengetahuanpun tentang itu. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan sedang sesungguhnya persangkaan itu tiada berfaedah sedikitpun terhadap kebenaran. (An Najm: 28). Karenanya, singkirkan segala prasangka dari dalam hati dan pikiran, dengan cara syuhud. Yakni memandang ke-esa-an wujud Allah melalui basyiratul qalbi (mata hati). Penyibak hijab Pengertian syuhud sebagai basyiratul qalbi (pandangan mata hati) seperti kaidah yang tertera dalam kitab Addurun Nafis: SYUHUUDUL KATSRAH FILWAHDAH, SYUHUUDUL WAHDAH FILKATSRAH "Pandang yang banyak pada yang satu dan pandang yang satu pada yang banyak". Sampai menemukan keyakinan dan pandangan yang benar, andai diungkapkan dalam bentuk kata-kata, maka lahirlah: ŵidak aku melihat sesuatu, melainkan aku melihat Allah padanya, tidak aku melihat sesuatu melainkan aku melihat Allah sertanya, tidak aku melihat sesuatu melainkan aku melihat Allah sebelumnya, tidak aku melihat sesuatu melainkan aku melihat Allah sesudahnya¡¦ Itulah kunci-kunci penyibak hijab. Kunci-kunci tersebut harus dipraktekkan dengan landasan pemahaman tentang tauhidul af'al, tauhidul asma, tauhidus sifat dan tauhidu dzat (esa perbuatan, nama, sifat dan zat Allah). Inilah yang menjadi tonggak keyakinan, untuk memandang setiap kejadian di alam semesta pada hakikatnya perbuatan Allah, setiap nama hakikatnya nama Allah, setiap sifat hakikatnya sifat Allah dan setiap zat hakikatnya adalah zat Allah. Bila semua perbuatan, nama, sifat dan zat telah disandarkan kepada Allah, maka akan membuahkan sikap terpuji yang disebut akhlakul karimah. Selanjutnya orang tersebut akan memiliki sikap tegar dalam menghadapi berbagai ujian dan cobaan. Sebagaimana terlukis pada kehidupan Rasulullah saw. Beliau memiliki sifat sabar, ikhlas, tawadhu (rendah hati) dan sifat terpuji lainnya. Akhlak tersebut tidak dipaksakan, tetapi muncul apa adanya sebagai refleksi syuhud. Acuan syuhud adalah kalimat laailaha illallah (tidak ada tuhan selain Allah), yang berlanjut pada makna: Tidak ada sesuatu apapun selain Allah. Rasulullah saw. bersabda: "Kunci syurga itu laailaha illallah". Disebut kunci syurga, karena syurga bagi orang yang sedang menuju Allah dipahami sebagai syurga dalam arti ma'rifah. Seseorang tidak akan ma'rifah tanpa membuka kuncinya. Kunci itu adalah mengamalkan kalimat laailaha illallah sampai menemukan hakikat fana.

P9�F�M�����YED<'+�-�)H�� I,K�%&xD6�����

��M:����6�'=�P��2`�K9�'+Y�3v���,y���3F�R����� IzK�

Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan" (Ar Rahmaan: 26-27). Tatkala sampai pada derajat fana, maka tersibaklah tirai yang menghalangi dalam memandang Allah. Fana ini pun sebagai kunci pembuka tirai ilahi.

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 156

Namun perlu digaris bawahi di sini, syuhud bukanlah wacana akal dan bukan pula perdebatan lisan, tapi Syuhud ada dalam rasa. Bagaimana rasa kehambaan sirna dalam rasa-Nya, tentunya rasa dalam arti esa. Demikian syuhud bagi para arifin billah. Tapi syuhud bagi salikin, dengan sarana ilmu tauhid untuk memandang kepada-Nya, hingga tertanam ÁÊlmal yaqin (keyakinan ilmu). Syuhud juga dilakukan dengan menggunakan syua’ basyirah (penglihatan akal) dan ainul basyirah (penglihatan ilmu). Kemudian mengaplikasikan ilmu itu ke dalam kehidupannya, seiring zikir yang istiqomah. Sehingga muncul inner power atau kekuatan dari dalam diri yang dapat memicu semangat berjalan menuju kepada-Nya. Akhirnya dengan pengamalan syuhud yang benar akan runtuh segala prasangka dan tersingkaplah seluruh hijab. Menghadirkan Allah Membiasakan syuhud sekaligus diiringi zikir, ibadah, dan thariqah (tarikat) itu harus dilakukan dengan bimbingan seorang mursyid, yakni seorang pembimbing yang waliyan mursyidan, waratsatul anbiya (pembimbing yang bijak dan benar-benar sebagai pewaris nabi). Untuk bisa mengamalkan syuhud dengan baik dan benar perlu diiringi dengan zikir. Baik dengan zikir lisan, zikir aqli (akal), zikir qalbi (hati) maupun zikir sirri (rahasia). Juga diperlukan upaya yang sungguh-sungguh agar Allah selalu hadir (hudhurullah) di dalam hati, sehingga secara perlahan-lahan akan selalu memandang Allah. Bahkan yang ada dan yang dipandang hanya keelokan dan keagungan wujud Allah. Hudhurullah adalah membalik kesadaran hamba menjadi kesadaran robbaniyah (ketuhanan). Apabila pandangan hamba menghadap kepada Allah niscaya hilanglah mahluk dan yang tampak adalah wujud-Nya. Sebaliknya apabila pandangan hamba menghadap kepada mahluk, niscaya hilanglah Allah. Dua pandangan tersebut tidak dapat berjalan secara bersamaan. Untuk memahami hal tersebut harus mengerti istilah ÅÏafi itsbat¡¦dalam kalimat Laailaaha illallah. Lafaz laa adalah nafi, artinya meniadakan. Sedangkan lafaz Ilaaha sebagai manfi, artinya yang ditiadakan. Adapun itsbat-nya adalah lafaz Illa, artinya kecuali. Dan mutsbit-nya adalah Allah. Lafaz Ilaha berarti sesuatu yang dimaknai Tuhan. Sesuatu yang menjadi tuhan, meliputi segala yang dicintai dan disayangi hingga membatu dan berubah jadi berhala dalam hati. Karena itu, dalam kalimat nafi istbat yang harus dinafikan adalah pandangan kepada makhluk. Sebab selama memandang makhluk, tidak mungkin dapat memandang Allah dan untuk dapat memandang Allah, harus fana kemakhlukannya. Allah dan makhluk tidak dapat disatukan juga tak bisa dipisahkan, masalah ini bagaikan keberadaan malam dengan siang. Semua yang ada di bumi itu binasa. Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan" (Ar Rahmaan: 26-27). Menunggu Warid Untuk menyibak hijab, seseorang tidak bisa mengandalkan kekuatan dan kemampuan dirinya, melainkan semata-mata dengan kekuatan dan anugerah Allah. Banyak orang yang terhijab dalam memandang Allah, karena belum mendapatkan warid (anugerah) dari Allah. Namun kehadiran anugerah Allah tidak bisa didikte oleh kehendak hamba, melainkan semata-mata karena kehendak-Nya. Seseorang yang berharap dan menunggu anugerah Allah, seyogianya melakukan kaifiat (tata cara) riyadhah dan mujahadah (ibadah dan berjuang) untuk mendekatkan diri kepada Allah. Karena itu, apapun usaha yang dilakukan seseorang untuk menyingkap hijab dengan mengamalkan zikir, mengendalikan nafsu, melaksanakan qiyamul lail (sholat malam) dan

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 157

melakukan riyadhah mujahadah, semua itu tidak lepas dari minnah atau anugerah Allah. Sehingga semua amal ibadah yang dilakukan tetap dikembalikan kepada Allah. Sebaliknya, apabila amal ibadah tersebut disandarkan pada dirinya sendiri, malah menambah hijab. Maka apa pun yang dilakukan, hendaklah dipandang bahwa semua itu adalah warid (anugerah) dari Allah. Perlu dipertegas di sini, bahwa anugerah Allah tidak dapat dicari dengan usaha apapun, melainkan hanya bersandar kepada Allah semata. Tersingkapnya hijab bagi hamba dalam memandang Allah, karena telah mendapatkan percikan anwar ilahiyah (cahaya Allah). Ketika seseorang telah mendapatkan warid, maka hatinya senantiasa lega dan lapang dalam menghadapi apapun, termasuk sesuatu yang tidak sesuai dengan nafsunya. Bimbingan Syekh Mursid Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa untuk menyibak hijab, yang paling utama adalah kemampuan mengendalikan nafsu, nafsu yang selalu mengajak ingkar kepada Allah, nafsu yang membenamkan seseorang pada kenikmatan hidup secara syahwati, nafsu yang memalingkan pandangan seseorang pada selain Allah. Disamping itu, juga harus menghilangkan prasangka. Karena prasangka yang muncul dari akal pikiran, biasanya telah tercampur dengan adat kebiasaan yang berlaku di seputar kehidupannya. Jika ingin menghilangkan prasangka tentang adanya sesuatu selain Allah, maka harus bisa menerapkan syuhud dengan benar. Tidak ada jalan lain, kecuali dengan sungguh-sungguh mempelajari dan memahami ilmu tauhid yang mukasyafah (terbuka). Untuk mempelajari ilmu tauhid yang benar, harus mendapat bimbingan dari seorang mursyid, yaitu seorang pembimbing spiritual yang memiliki "mandat ruhaniah" untuk membimbing salikin menuju kepada-Nya. Adalah merupakan anugerah besar bagi seseorang yang telah dipertemukan dengan seorang pembimbing yang demikian, karena hanya dengan petunjuk dan anugerah dari Allah sajalah seseorang bisa dipertemukan dengan mursyid. Dalam Al Qur'an telah diisyaratkan bahwa bagi orang yang mendapatkan petunjuk dari Allah maka akan dipertemukan dengan seorang guru yang mampu membimbing dalam wilayah ruhaniah, yaitu yang disebut Syekh Mursyid yang kamil mukamil (sempurna).

{�U��(���RSMB|@�����`�����2'+}�]P��~�UL(���!�t*��,4M��F�Z��`�

K��,B��3�����`�������=N��A�Dd�E��J�3�L(��d�`�Xm��B,�@����Dd2 ���

&���W?��M�����>,_��%��6,�~`�M�,��,��������G$���T�����,CDE�C��$��������

,C�hM��B3����f�������D9�+M�!���'+��C�������������,�����^C,"t�P�� #zK�

"Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barangsiapa yang disesatkan-Nya, maka kamu tidak akan mendapatkan seorang wali yang dapat memberi petunjuk kepadanya." (Al Kahfi: 17). Yang dimaksud wali dalam ayat di atas ialah pemimpin spiritual. Pemimpin tersebut adalah orang yang telah mencapai puncak spritual, mereka itulah yang dikenal dengan gelar Waliyullah

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 158

atau Arifin billah. Para Waliyullah inilah yang memiliki mandat ruhaniah untuk menjadi mursyid (pembimbing) bagi para penempuh jalan menuju Allah. Mursyid dalam arti pembimbing bagi orang yang menuju Allah, berbeda dengan ulama yang hanya sebatas memahami ilmu fikih belaka. Juga berbeda dengan para akademisi dan pakar tasawuf yang biasanya hanya sebatas wacana, tidak mengenal apalagi menyelami wilayah ruhaniah yang sesungguhnya. Dengan memperoleh bimbingan dari seorang syekh mursyid yang kamil mukamil, seorang salik akan terbimbing dalam perjuangan menyibak ribuan hijab yang menghalangi perjalanannya. Ketika hijab kegelapan telah tersingkap, maka cahaya ketuhanan (anwarul Ilahiyah) akan menerobos menerangi hati. Dan nyatalah rahasia-rahasia ketuhanan melalui penglihatan mata hati (bashiratul qalb). Dikutip dari KASYAF Edisi 2, Majalah Kajian Tauhid dan Hakikat. Saat ini sedang beredar KASYAF Edisi 5 yang mengangkat thema "HIJRAH MENUJU MAKRIFATULLAH". KASYAF dapat diperoleh di lapak-lapak koran terdekat di Jabodetabek atau dapat menghubungi Bagian Sirkulasi, Sdr. Ahad Rivai, telp. (021) 87710094, 87703641. Email: [email protected], Website: http: www.akmaliah.com

---------------------------oOo---------------------------

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 159

Pengirim : Service, Customer Email : [email protected] Tgl. Email : 22-02-2006

Sikap seorang suami sewaktu istrinya dalam keadaan HAID

Z��Q�2+�Gt�?���� ��!� ����B3����f�D927���2 �U�`���f����;���M!�����$���,_^����&��� ����B3����f�8q���r�2 ��=��3�(�%a�.���

�HD���M����f��`�{��HD�r��(���2 �2([�M�,����3����!d�F��������$���%�LH���"$���

�+,��������=~S�nh�����+,������Z��J�� ���o�B3���� IIIK�

Dan mereka menanyai engkau tentang haid. Katakanlah: "Dia adalah angguan maka inggalkanlah istri yang dalam haid. Jangan dekati mereka hingga mereka ersuci, maka ktika mereka telah suci, datangilah mereka dari hal yang ALLAH perintahkan adamu. " ALLAH menyukai orang-orang bertobat dan menyukai orang-orang suci. Di antara begitu banyak rahasia dan pokok ilmu yang terkandung dalam Aquran, umumnya tidak terdapat pada ajaran agama lain, ialah petunjuk entang sikap seorang suami sewaktu istrinya dalam keadaan haid. Walaupun al ini tampaknya berupa persoalan kecil saja, tetapi kalau diperhatikan dengan seksama akan ternyata mencakup berbagai segi kehidupan, namun yang kita bicarakan hanyalah mengenai larangan, yaitu: 1. Keadaan haid atau menstruasi pada perempuan umumnya berlaku beberapa hari setiap bulan.

Waktu itu terjadi pembersihan dalam rahimnya hingga dia mengeluarkan darah kotor berbau busuk. Ketika itu dia dinamakan dalam keadaan kotor, karenanya tidak boleh melakukan Shalat dan puasa, tercantum pada Ayat 4/43 dan 2/185. Waktu itu dia tergolong pada orang-orang atas beban berat atau 'ALAA SAFARIN, dan memang perempuan yang dalam haid agak gelisah serba sulit pada pekerjaan sehari-hari.

2. Sewaktu istri dalam keadaan haid demikian, hendaklah si suami tidak mencampurinya dan

tidak mendekatinya agar: a. Tidak terjadi penyakit yang mungkin timbul dari adanya darah kotor. b. Tidak sempat mengetahui betapa busuknya darah tersebut hingga kecintaannya tidak

berkurang terhadap istrinya. c. Tidak membuang-buang benih dirinya, karena hubungan seksual waktu itu tidak akan

menimbulkan kehamilan. d. Supaya kekuatannya tersimpan selama beberapa hari untuk dipakai pada malam-malam

berikutnya dalam hubungan suami-istri wajar produktif. 3. Sewaktu istri dalam keadaan haid, hendaklah perempuan itu menjauhkan diri dari suaminya

dengan menyatakan secara hormat dan jujur bahwa dirinya dalam keadaan kotor tidak boleh didekati. Dengan begitu, suaminya tidak sempat membaui bau busuk yang melekat pada dirinya hingga tidak Menimbulkan rasa jijik. Dan dengan demikian juga dia tidak menyebabkan cinta suaminya jadi berkurang terhadap dirinya.

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 160

Sungguh sederhana ungkapan di atas ini tetapi cukup menyadarkan orang tentang alasan bagi larangan mendekati istri yang dalam haid. Karena persoalan haid terdapat pada setiap rumah tangga manusia di dunia sebagai suatu ketentuan yang tidak dapat dielakkan, maka alasan-alasan bagi larangan tadi hendaklah disadari oleh tiap suami-istri berdasarkan iman dan ilmu. Selain berbentuk ujian bagi manusia dalam kehidupan kini, maka haid itu adalah pembersihan rahim bukan atas kehendak manusia tetapi menurut ciptaan ALLAH dan sekaligus menyatakan kekurangan ilmu manusia tentang keadaan dirinya sendiri apalagi tentang alam kelilingnya di mana terkandung nikmat dalam jumlah tak terhingga. Bahagialah mereka yang mematuhi hukum ALLAH, dan benarlah maksud Ayat:

��B����u2+3�����B�F�pq��u2+3���T�8����Z��!�pj��(� #zK�H�����f��PC!2(�Y�B�2,Q�G$���8q�$�� ���3�c��T�p����"$���

�P�s4�t���*�,�SP� #wK��$������*'+�2�������Z������29�������Z��!>�+�22(� #�K�

Z��,7"$������H�!!MC����,��KH����G$���8q��H�s�2+3����bG3��"�Dd2 ���Z��s�'+3����

IXK� 17. Maka apakah (Allah) yang menciptakan itu sama dengan yang tidak dapat menciptakan (apa-

apa) ?. Maka Mengapa kamu tidak mengambil pelajaran. 18. Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan

jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. 19. Dan Allah mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu lahirkan. 20. Dan berhala-berhala yang mereka seru selain Allah, tidak dapat membuat sesuatu apapun,

sedang berhala-berhala itu (sendiri) dibuat orang.

---------------------------------oOo---------------------------------

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 161

Pengirim : Ibnu Qittun Email : [email protected] Tgl. Email : 22-02-2006

AL-IMAM ASY-SYAFI'IE (MUHAMMAD BN IDRIS ASY-SYAFI'IE)

ANAK YATIM YANG DIMULIAKAN OLEH ALLAH TA'ALA Di kampung miskin di kota Ghazzah (orang Barat menyebutnya Gaza) di bumi Palestina, pada th. 150 H (bertepatan dengan th. 694 M) lahirlah seorang bayi lelaki dari pasangan suami istri yang berbahagia, Idris bin Abbas Asy-Syafi'ie dengan seorang wanita dari suku Azad. Bayi lelaki keturunan Quraisy ini akhirnya dinamai Muhammad bin Idris Asy-Syafi'ie[1] <#_ftn1>. Demikian nama lengkapnya sang bayi itu, namun kebahagiaan keluarga miskin ini dengan kelahiran bayi tersebut tidaklah berlangsung lama. Karena beberapa saat setelah kelahiran itu, terjadilah peristiwa menyedihkan, yaitu ayah sang bayi meninggal dunia dalam usia yang masih muda. Bayi lelaki yang rupawan itu pun akhirnya hidup sebagai anak yatim. Sang ibu sangat menyayangi bayinya, sehingga anak yatim Quraisy itu tumbuh sebagai bayi yang sehat. Maka ketika ia telah berusia dua tahun, dibawalah oleh ibunya ke Makkah untuk tinggal di tengah keluarga ayahnya di kampung Bani Mutthalib. Karena anak yatim ini, dari sisi nasab ayahnya, berasal dari keturunan seorang shahabat Nabi shallallahu 'alayhi wa alihi wasallam yang bernama Syafi' bin As-Sa'ib. Dan As-Sa'ib ayahnya Syafi', sempat tertawan dalam perang Badr sebagai seorang musyrik kemudian As-Sa'ib menebus dirinya dengan uang jaminan untuk mendapatkan status pembebasan dari tawanan Muslimin. Dan setelah dia dibebaskan, iapun masuk Islam di tangan Rasulullah shallallahu 'alayhi wa alihi wasallam . Maka nasab bayi yatim ini secara lengkap adalah sebagai berikut: Muhammad bin Idris bin Al-Abbas bin Utsman bin Syafi' bin As-Sa'ib bin Ubaid bin Abdi Yazid bin Hasyim bin Al-Mutthalib bin Abdi Manaf bin Qushai bin Kilab bin Murrah bin Ka'ab bin Lu'ay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin An-Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma'ad bin Adnan. Dari nasab tersebut, Al-Mutthalib bin Abdi Manaf, kakek Muhammad bin idris Asy-Syafi'ie , adalah saudara kandung Hasyim bin Abdi Manaf kakek Nabi Muhammad shallallahu 'alayhi wa alihi wasallam . Kemudian juga saudara kandung Abdul Mutthalib bin Hasyim, kakek Nabi Muhammad shallallahu 'alayhi wa alihi wasallam , bernama Syifa', dinikahi oleh Ubaid bin Abdi Yazid, sehingga melahirkan anak bernama As-Sa'ib ayahnya Syafi'. Kepada Syafi' bin As-Sa'ib radhiyallahu 'anhuma inilah bayi yatim tersebut dinisabkan nasabnya sehigga terkenal dengan nama Muhammad bin Idris Asy-Syafi'ie Al-Mutthalibi. Dengan demikian nasab yatim ini sangat dekat dengan Nabi Muhammad shallallahu 'alayhi waalihi wasallam . Bahkan karena Hasyim bin Abdi Manaf, yang kemudian melahirkan Bani Hasyim, adalah saudara kandung dengan Mutthalib bin Abdi Manaf, yang melahirkan Bani Mutthalib, maka Rasulullah shallallahu 'alayhi wa alihi wasallam bersabda: "Hanyalah kami (yakni Bani Hasyim) dengan mereka (yakni Bani Mutthalib) berasal dari satu nasab. Sambil beliau menyilang-nyilangkan jari jemari kedua tangan beliau." (HR. Abu Nu'aim Al-Asfahani dalam Hilyah nya juz 9 hal. 65-66).[2] <#_ftn2> Di lingkungan Bani Al-Mutthallib, dia tumbuh menjadi anak lelaki yang penuh vitalitas. Di usia kanak-kanaknya, dia sibuk dengan latihan memanah sehingga di kalangan teman sebayanya, dia amat jitu memanah. Bahkan dari sepuluh anak panah yang dilemparkannya, sepuluh yang kena sasaran, sehingga dia terkenal sebagai anak muda yang ahli memanah. Demikian terus

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 162

kesibukannya dalam panah memanah sehingga ada seorang ahli kedokteran medis waktu itu yang menasehatinya. Dokter itu menyatakan kepadanya: "Bila engkau terus menerus demikian, maka sangat dikuatirkan akan terkena penyakit luka pada paru-parumu karena engkau terlalu banyak berdiri di bawah panas terik mata hari."[3] <#_ftn3> Maka mulailah anak yatim ini mengurangi kegiatan panah memanah dan mengisi waktu dengan belajar bahasa Arab dan menekuni bait-bait sya'ir Arab sehingga dalam sekejab, anak muda dari Quraisy ini menjadi tokoh dalam bahasa Arab dan sya'irnya dalam usia kanak-kanak. Disamping itu dia juga menghafal Al-Qur'an, sehingga pada usia tujuh tahun telah menghafal di luar kepala Al-Qur'an keseluruhannya.[4] <#_ftn4> Demi ia merasakan manisnya ilmu, maka dengan taufiq Allah dan hidayah-Nya, dia mulai senang mempelajari fiqih setelah menjadi tokoh dalam bahasa Arab dan sya'irnya. Remaja yatim ini belajar fiqih dari para Ulama' fiqih yang ada di Makkah, seperti Muslim bin Khalid Az-Zanji yang waktu itu berkedudukan sebagai mufti Makkah. Kemudian beliau juga belajar dari Dawud bin Abdurrahman Al-Atthar, juga belajar dari pamannya yang bernama Muhammad bin Ali bin Syafi', dan juga menimba ilmu dari Sufyan bin Uyainah. Guru yang lainnya dalam fiqih ialah Abdurrahman bn Abi Bakr Al-Mulaiki, Sa'id bin Salim, Fudhail bin Al-Ayyadl dan masih banyak lagi yang lainnya. Dia pun semakin menonjol dalam bidang fiqih hanya dalam beberapa tahun saja duduk di berbagai halaqah ilmu para Ulama' fiqih sebagaimana tersebut di atas. Ia pun demi kehausan ilmu, akhirnya berangkat dari Makkah menuju Al-Madinah An Nabawiyah guna belajar di halaqah Imam Malik bin Anas di sana. Di majelis beliau ini, si anak yatim tersebut menghapal dan memahami dengan cemerlang kitab karya Imam Malik, yaitu Al-Muwattha' . Kecerdasannya membuat Imam Malik amat mengaguminya. Sementara itu Asy-Syafi'ie sendiri sangat terkesan dan sangat mengagumi Imam Malik di Al-Madinah dan Imam Sufyan bin Uyainah di Makkah. Beliau menyatakan kekagumannya setelah menjadi Imam dengan pernyataannya yang terkenal berbunyi: "Seandainya tidak ada Malik bin Anas dan Sufyan bin Uyainah, niscaya akan hilanglah ilmu dari Hijaz." Juga beliau menyatakan lebih lanjut kekagumannya kepada Imam Malik: "Bila datang Imam Malik di suatu majelis, maka Malik menjadi bintang di majelis itu." Beliau juga sangat terkesan dengan kitab Al-Muwaththa' Imam Malik sehingga beliau menyatakan: "Aku tidak membaca Al-Muwattha' Malik, kecuali mesti bertambah pemahamanku."[5] <#_ftn5> Dari berbagai pernyataan beliau di atas dapatlah diketahui bahwa guru yang paling beliau kagumi adalah Imam Malik bin Anas, kemudian Imam Sufyan bin Uyainah. Di samping itu, pemuda ini juga duduk menghafal dan memahami ilmu dari para Ulama' yang ada di Al-Madinah, seperti Ibrahim bin Sa'ad, Isma'il bin Ja'far, Atthaf bin Khalid, Abdul Aziz ad-Darawardi. Beliau banyak pula menghafal ilmu di majelisnya Ibrahim bin Abi Yahya. Tetapi sayang, guru beliau yang disebutkan terakhir ini adalah pendusta dalam meriwayatkan hadits, memiliki pandangan yang sama dengan madzhab Qadariyah yang menolak untuk beriman kepada taqdir dan berbagai kelemahan fatal lainnya. Sehingga ketika pemuda Quraisy ini telah terkenal dengan gelar sebagai Imam Syafi'ie, khususnya di akhir hayat beliau, beliau tidak mau lagi menyebut nama Ibrahim bin Abi Yahya ini dalam berbagai periwayatan ilmu. Ketika Muhammad bin Idris As-Syafi'i Al-Mutthalibi Al-Quraisy telah berusia dua puluh tahun, dia sudah memiliki kedudukan yang tinggi di kalangan Ulama' di jamannya dalam berfatwa dan berbagai ilmu yang berkisar pada Al-Qur'an dan As-Sunnah. Tetapi beliau tidak mau berpuas diri dengan ilmu yang dicapainya. Maka beliaupun berangkat menuju negeri Yaman demi menyerap ilmu dari para Ulama'nya. Disebutkanlah sederet Ulama' Yaman yang didatangi oleh beliau ini seperti: Mutharrif bin Mazin, Hisyam bin Yusuf Al-Qadli dan banyak lagi yang lainnya. Dari Yaman, beliau melanjutkan tour ilmiahnya ke kota Baghdad di Iraq dan di kota ini beliau banyak mengambil ilmu dari Muhammad bin Al-Hasan, seorang ahli fiqih di negeri Iraq. Juga

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 163

beliau mengambil ilmu dari Isma'il bin Ulaiyyah dan Abdul Wahhab Ats-Tsaqafi dan masih banyak lagi yang lainnya.[6] <#_ftn6> Sejak di kota Baghdad, Imam Muhammad bin Idri Asy-Syafi'ie mulai dikerumuni para muridnya dan mulai menulis berbagai keterangan Agama. Juga beliau mulai membantah beberapa keterangan para Imam ahli fiqih, dalam rangka mengikuti sunnah Nabi Muhammad shallallahu 'alayhi wa alihi wasallam . Kitab fiqih dan Ushul Fiqih pun mulai ditulisnya. Popularitas beliau di dunia Islam yang semakin luas menyebabkan banyak orang semakin kagum dengan ilmunya sehingga orang pun berbondong-bondong mendatangi majelis ilmu beliau untuk menimba ilmu. Tersebutlah tokoh-tokoh ilmu agama ini yang mendatangi majelis beliau untuk menimba ilmu padanya seperti Abu Bakr Abdullah bin Az-Zubair Al-Humaidi (beliau ini adalah salah seorang guru Al-Imam Al-Bukhari), Abu Ubaid Al-Qasim bin Sallam, Ahmad bin Hanbal (yang kemudian terkenal dengan nama Imam Hanbali), Sulaiman bin Dawud Al-Hasyimi, Abu Ya'qub Yusuf Al-Buaithi, Abu Tsaur Ibrahim bin Khalid Al-Kalbi, Harmalah bin Yahya, Musa bin Abil Jarud Al-Makki, Abdul Aziz bin Yahya Al-Kinani Al-Makki (pengarang kitab Al-Haidah ), Husain bin Ali Al-Karabisi (beliau ini sempat di tahdzir oleh Imam Ahmad karena berpendapat bahwa lafadh orang yang membaca Al-Qur'an adalah makhluq), Ibrahim bin Al-Mundzir Al-Hizami, Al-Hasan bin Muhammad Az-Za'farani, Ahmad bin Muhammad Al-Azraqi, dan masih banyak lagi tokoh-tokoh ilmu yang lainnya. Dari murid-murid beliau di Baghdad, yang paling terkenal sangat mengagumi beliau adalah Imam Ahmad bin Hanbal atau terkenal dengan gelar Imam Hanbali. Diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Mizzi dengan sanadnya bersambung kepada Imam Abdullah bin Ahmad bin Hanbal (putra Imam Hanbali). Beliau menceritakan : "Aku pernah bertanya kepada ayahku: <Wahai ayah, siapakah sesungguhnya Asy-Syafi'ie itu, karena aku terus-menerus mendengar ayah mendo'akannya?> Maka ayahku menjawab: <Wahai anakku, sesungguhnya Asy-Syafi'ie itu adalah bagaikan matahari untuk dunia ini, dan ia juga sebagai kesejahteraan bagi sekalian manusia. Maka silahkan engkau cari, adakah orang yang seperti beliau dalam dua fungsi ini (yakni fungsi sebagai matahari dan kesejahteraan) dan adakah pengganti fungsi beliau tersebut?>." Diriwayatkan pula oleh Imam Shalih bin Ahmad bin Hanbal (putra Imam Hanbali): "Pernah ayahku berjalan disamping keledai yang ditumpangi Imam Asy-Syafi'ie untuk bertanya-tanya ilmu kepadanya. Maka melihat demikian, Yahya bin Ma'ien sahabat ayahku mengirim orang untuk menegur beliau. Yahya menyatakan kepadanya: <Wahai Aba Abdillah ( kuniah bagi Imam Hanbali), mengapa engkau ridha untuk berjalan dengan keledainya Asy-Syafi'ie?>. Maka ayah pun menyatakan kepada Yahya: <Wahai Aba Zakariah ( kuniah bagi Yahya bin Ma'ien), seandainya engkau berjalan di sisi lain dari keledai itu, niscaya akan lebih bermanfat bagimu>."[7] <#_ftn7> Disamping Imam Hanbali yang sangat mengaguminya, juga diriwayatkan oleh Al-Khatib Al-Baghdadi dalam Tarikh nya dengan sanadnya dari Abu Tsaur. Dia menceritakan: "Abdurrahman bin Mahdi pernah menulis surat kepada Asy-Syafi'ie, dan waktu itu Asy-Syafi'ie masih muda belia. Dalam surat itu Abdurrahman meminta kepadanya untuk menuliskan untuknya sebuah kitab yang terdapat padanya makna-makna Al-Qur'an, dan juga mengumpulkan berbagai macam tingkatan hadits, keterangan tentang kedudukan ijma' (kesepakatan Ulama') sebagai hujjah/dalil, keterangan hukum yang nasikh (yakni hukum yang menghapus hukum lainnya) dan hukum yang mansukh (yakni hukum yang telah dihapus oleh hukum yang lainnya), baik yang ada di dalam Al-Qur'an maupun As-Sunnah. Maka Asy-Syafi'ie muda menuliskan untuknya kitab Ar-Risalah

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 164

dan kemudian dikirimkan kepada Abdurrahman bin Mahdi. Begitu membaca kitab Ar-Risalah ini, Abdurrahman menjadi sangat kagum dan sangat senang kepada Asy-Syafi'ie sehingga beliau menyatakan: "Setiap aku shalat, aku selalu mendo'akan Asy-Syafi'ie." Kitab Ar-Risalah karya Imam Asy-Syafi'ie akhirnya menjadi kitab rujukan utama bagi para Ulama' dalam ilmu Ushul Fiqih sampai hari ini. Pujian para Ulama' dan kekaguman mereka bukan saja datang dari orang-orang yang seangkatan dengan beliau dalam ilmu, akan tetapi datang pula pujian itu dari para Ulama' yang menjadi guru beliau. Antara lain ialah Sufyan bin Uyainah, salah seorang guru beliau yang sangat dikaguminya. Sebaliknya Sufyan pun sangat mengagumi Imam Asy-Syafi'ie, sampai diceritakan oleh Suwaid bin Saied sebagai berikut: "Aku pernah duduk di majelis ilmunya Sufyan bin Uyainah. Asy-Syafi'ie datang ke majelis itu, masuk sembari mengucapkan salam dan langsung duduk untuk mendengarkan Sufyan yang sedang menyampaikan ilmu. Waktu itu Sufyan sedang membacakan sebuah hadits yang sangat menyentuh hati. Betapa lembutnya hati beliau saat mendengar hadits itu menyebabkan Asy-Syafi'ie mendadak pingsan. Orang-orang di majelis itu menyangka bahwa Asy-Syafi'ie meninggal dunia sehingga peristiwa ini dilaporkan kepada Sufyan: <Wahai Aba Muhammad ( kuniah bagi Sufyan bin Uyainah), Muhammad bin Idris telah meninggal dunia>. Maka Sufyan pun menyatakan: <Bila memang dia meninggal dunia, maka sungguh telah meninggal orang yang terbaik bagi ummat ini di jamannya>."[8] <#_ftn8> Demikian pujian para Ulama' yang sebagiannya kami nukilkan dalam tulisan ini untuk menggambarkan kepada para pembaca sekalian betapa beliau sangat tinggi kedudukannya di kalangan para Ulama' yang sejaman dengannya. Apalagi tentunya para Ulama' yang sesudahnya. Imam Asy-Syafi'ie tinggal di Baghdad hanya dua tahun. Setelah itu beliau pindah ke Mesir dan tinggal di sana sampai beliau wafat pada tahun. 204 H dan usia beliau ketika wafat 54 th. Beliau telah meninggalkan warisan yang tak ternilai, yaitu ilmu yang beliau tulis di kitab Ar-Risalah dalam ilmu Ushul Fiqih. Di samping itu beliau juga menulis kitab Musnad Asy-Syafi'ie , berupa kumpulan hadits Nabi shallallahu 'alayhi wa alihi wasallam yang diriwayatkan oleh beliau; dan kitab Al-Um berupa kumpulan keterangan beliau dalam masalah fiqih. Sebagaimana Al-Um , kumpulan riwayat keterangan Imam Asy-Syafi'ie dalam fiqih juga disusun oleh Al-Imam Al-Baihaqi dan diberi nama Ma'rifatul Aatsar was Sunnan. Al-Imam Abu Nu'aim Al-Asfahani membawakan beberapa riwayat nasehat dan pernyataan Imam Asy-Syafi'ie dalam berbagai masalah yang menunjukkan pendirian Imam Asy-Syafi'ie dalam memahami agama ini. Beberapa riwayat Abu Nu'aim tersebut kami nukilkan sebagai berikut[9]: Imam Asy-Syafi'ie menyatakan : "Bila aku melihat Ahli Hadits, seakan aku melihat seorang dari Shahabat Nabi shallallahu 'alayhi wa alihi wasallam ." ( HR. Abu Nu'aim Al-Asfahani dalam Al-Hilyah nya juz 9 hal. 109) Ini menunjukkan betapa tinggi penghargaan beliau kepada para Ahli Hadits. Imam Asy-Syafi'ie menyatakan: "Sungguh seandainya seorang itu ditimpa dengan berbagai amalan yang dilarang oleh Allah selain dosa dan syirik, lebih baik baginya daripada ia mempelajari ilmu kalam." (HR. Abu Nu'aim Al-Asfahani dalam Al-Hilyah nya juz 9 hal. 111) Beiau menyatakan juga: "Seandainya manusia itu mengerti bahaya yang ada dalam Ilmu Kalam dan hawa nafsu, niscaya dia akan lari daripadanya seperti dia lari dari macan." Ini menunjukkan betapa anti patinya beliau terhadap Ilmu Kalam, suatu ilmu yang membahas perkara Tauhid dengan metode pembahasan ilmu filsafat.

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 165

Diriwayatkan oleh Ar-Rabi' bin Sulaiman bahwa dia menyatakan: Aku mendengar Asy-Syafi'ie berkata: "Barangsiapa mengatakan bahwa Al-Qur'an itu makhluk, maka sungguh dia telah kafir." ( HR. Abu Nu'aim Al-Asfahani dalam Al-Hilyah nya juz 9 hal. 113) Diriwayatkan pula oleh Abu Nu'aim Al-Asfahani bahwa Al-Imam Asy-Syafi'ie telah mengkafirkan seorang tokoh ahli Ilmu Kalam yang terkenal dengan nama Hafs Al-Fardi, karena dia menyatakan di hadapan beliau bahwa Al-Qur'an itu adalah makhluk. Demikian tegas Imam Asy-Syafi'ie dalam menilai mereka yang mengatakan bahwa Al-Qur'an itu makhluk. Dan memang para Ulama' Ahlis Sunnah wal Jama'ah telah sepakat untuk mengkafirkan siapa yang menyakini bahwa Al-Qur'an itu makhluk. Al-Imam Adz-Dzahabi meriwayatkan pula dengan sanadnya dari Al-Buwaithie yang menyatakan : "Aku bertanya kepada Asy-Syafi'ie: <Bolehkah aku shalat di belakang imam ahli bid'ah?> maka beliaupun menjawabnya: <Jangan engkau shalat di belakang imam yang Rafidli, ataupun Qadari ataupun Murji'ie>. Akupun bertanya lagi kepada beliau: <Terangkan kepadaku tentang siapakah masing-masing dari mereka itu?> Maka beliaupun menjawab: <Barangsiapa yang mengatakan bahwa iman itu hanya perkataan lisan dan hati belaka, maka dia itu murji'ie; barangsiapa yang mengatakan bahwa Abu Bakar dan Umar itu bukannya Imamnya Muslimin, maka dia itu adalah Rafidli. Barangsiapa yang mengatakan bahwa kehendak berbuat itu sepenuhnya dari dirinya (ykani tidak meyakini bahwa kehendak berbuat itu diciptakan oleh Allah), maka dia itu adalah Qadari>."[10] <#_ftn10> Demikian Imam Asy-Syafi'ie mengajarkan sikap terhadap Ahlil Bid'ah seperti yang disebutkan contohnya dalam pernyataan beliau, yaitu orang-orang yang mengikuti aliran Rafidlah yang di Indonesia sering dinamakan Syi'ah. Aliran Syi'ah terkenal dengan sikap kebencian mereka kepada para Shahabat Nabi shallallahu 'alayhi wa alihi wasallam , khususnya Abu Bakar dan Umar. Di samping Rafidlah, masih ada aliran bid'ah lainnya seperti Qadariyah yaitu aliran pemahaman yang menolak berima kepada rukun Iman yang keenam (yaitu keimanan kepada adanya taqdir Allah Ta'ala). Juga aliran Murji'ah yang menyatakan bahwa iman itu hanya keyakinan yang ada di hati dan amalan itu tidak termasuk dari iman. Murji'ah juga menyatakan bahwa iman itu tidak bertambah dengan perbuatan ketaatan kepada Allah dan tidak pula berkurang dengan kemaksiatan kepada Allah. Semua ini adalah pemikiran sesat, yang menjadi alasan bagi Imam Asy-Syafi'ie untuk melarang orang sholat di belakang imam yang berpandangan dengan salah satu dari pemikiran-pemikiran sesat ini. Imam Asy-Syafi'ie juga amat keras menganjurkan Ummat Islam untuk jangan ber taqlid (yakni mengikut dengan membabi buta) kepada seseorang pun sehingga meninggalkan Al-Qur'an dan As-Sunnah ketika pendapat orang yang diikutinya itu menyelisihi pendapat keduanya. Hal ini dinyatakan oleh beliau dalam beberapa pesan sebagai berikut: Al-Hafidh Abu Nu'aim Al-Asfahani meriwayatkan dalam Hilyah nya dengan sanad yang shahih riwayat Abdullah bin Ahmad bin Hanbal, katanya: "Ayahku telah menceritakan kepadaku bahwa Muhammad bin Idris Asy-Syafi'ie berkata: <Wahai Aba Abdillah (yakni Ahmad bin Hanbal), engkau lebih mengetahui hadits-hadits shahih dari kami. Maka bila ada hadits yang shahih, beritahukanlah kepadaku sehingga aku akan bermadzhab dengannya. Sama saja bagiku, apakah perawinya itu orang Kuffah, ataukah orang Basrah, ataukah orang Syam>."[11] Demikianlah para Ulama' bersikap tawadlu' sebagai kepribadian utama mereka. Sehingga tidak menjadi masalah bagi mereka bila guru mengambil manfaat dari muridnya dan muridnya yang

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 166

diambil manfaat oleh gurunya tidak pula kemudian menjadi congkak dengannya. Tetap saja sang murid mengakui dan mengambil manfaat dari gurunya, meskipun sang guru mengakui di depan umum tentang ketinggian ilmu di murid. Guru-guru utama Imam Asy-Syafi'ie (yakni Imam Malik dan Imam Sufyan bin Uyainah) dengan terang-terangan mengakui keutamaan ilmu Asy-Syafi'ie. Bahkan Imam Sufyan bin Uyainah banyak bertanya kepada Imam Asy-Syafi'ie saat Imam Asy-Syafi'ie ada di majelisnya. Padahal Imam Asy-Syafi'ie duduk di majelis itu sebagai salah satu murid beliau, dan bersama para hadirin yang lainnya, mereka selalu mengerumuni Imam Sufyan untuk menimba ilmu daripadanya.[12] <#_ftn12> Tetapi meskipun demikian, Imam Asy-Syafi'ie tidak terpengaruh oleh sanjungan gurunya. Beliau tetap mendatangi majelis gurunya dan memuliakannya. Di samping itu, hal yang amat penting pula dari pernyataan Imam Asy-Syafi'ie kepada Imam Ahmad bin Hanbal tersebut di atas, menunjukkan kepada kita betapa kuatnya semangat beliau dalam merujuk kepada hadits shahih untuk menjadi pegangan dalam bermadzhab, dari manapun hadits shahih itu berasal. Imam Asy-Syafi'ie menyatakan pula: "Semua hadits yang dari Nabi Muhammad shallallahu 'alayhi wa alihi wasallam maka itu adalah sebagai omonganku. Walaupun kalian tidak mendengarnya dariku."[13] <#_ftn13> Demikian beliu memberikan patokan kepada para murid beliau, bahwa hadits shahih itu adalah dalil yang sah bagi segala pendapat dalam agama ini. Maka pendapat dari siapapun bila menyelisihi hadits yang shahih, tentu tidak akan bisa menggugurkan hadits shahih itu. Bahkan sebaliknya, pendapat yang demikianlah yang harus digugurkan dengan adanya hadits shahih yang menyelisihinya. PENUTUP Masih banyak mutiara hikmah yang ingin kami tuangkan dalam tulisan ini dari peri hidup Imam Asy-Syafi'ie. Namun dalam kesempatan ini, rasanya tidak cukup halaman yang tersedia untuk memuat segala kemilau mutiara hikmah peri hidup beliau itu. Bahkan telah ditulis oleh para Imam-Imam Ahlus Sunnah wal Jama'ah kitab-kitab tebal yang berisi untaian mutiara hikmah peri hidup Imam besar ini. Seperti Al-Imam Al-Baihaqi menulis kitab Manaqibus Syafi'ie , juga Ar-Razi menulis kitab dengan judul yang sama. Kemudian Ibnu Abi Hatim menulis kitab berjudul Aadaabus Syafi'ie. Dan masih banyak lagi yang lainnya. Itu semua menunjukkan kepada kita, betapa agungnya Imam besar ini di mata para Imam Ahlus Sunnah wal Jama'ah. Semoga Allah Ta'ala menggabungkan kita di barisan mereka di hari kiamat nanti. Amin Ya Mujibas Sa'ilin. -Disadur dari MAJALAH SALAFY EDISI 03 / TH V / 1425 H / 2004 M- ------------------------------ [1] <#_ftnref1> Tarikh Baghdad, Al-Khatib Al-Baghdadi, jilid 2 hal. 58-59, Darul Fikr Beirut Libanon, tanpa tahun. [2] <#_ftnref2> Hilyatul Awliya' Wathabaqatul Asfiya' , Abu nu'aim Al-Ashfahani, jilid 9 hal 65-66. Juga hal. 67, Darul Fikr, Beirut �ELibanon, cet. 1416 H / 1996 M. Lihat pula Tahdzibul Kamal jilid 24 hal. 358-360. Al-Hafidh Al-Mutqin Jamaluddin Abul Hajjaj Yusuf Al-Mizzi, diterbitkan oleh Mu'assatur Risalah, cet. Pertama th. 1413 H / 1992 M. [3] <#_ftnref3> Tarikh Baghdad , Al-Khatib Al-Baghdadi, jilid 2 hal. 60. [4] <#_ftnref4> Ibid, hal. 63. [5] <#_ftnref5> Hilyatul Awliya' , Al-Hafidh Abu Nu'aim Ahmad bin Abdullah Al-Asfahani, jilid 9 hal 70, Darul Fikr Beirut Libanon, cet Th. 1416 H / 1996 M. [6] <#_ftnref6> Siar A'lamin Nubala' , Al-Imam Syamsuddin Muhammad bin Ahmad bin Utsman Adz-Dzahabi, jilid 10 hal 6-7, Mu'assasatur Risalah, cetakan ke 11 th. 1417 H / 1996 M.

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 167

[7] <#_ftnref7> Tahdzibul Kamal fi Asma'ir Rijal , Al-Hafidh Al-Mutqin Jamaluddin Abil Hajjaj Yusuf Al-Mizzi, jilid 24 hal. 271. [8] <#_ftnref8> Siar A'lamin Nubala' , Adz-Dzahabi, jilid 10 hal. 18. Juga Abu Nu'aim Al-Asfahani meriwayatkannya dalam Hilyatul Auliya' juz 9 hal. 95. [9] <#_ftnref9> Hilyatul Auliya' , Abu Nu'aim Al-Asfahani, jilid 9 hal 109-113. [10] <#_ftnref10> Siar A'lamin Nubala' , Adz-Dzahabi, jilid 10 hal. 31 [11] <#_ftnref11> Hilyatul Auliya' , Al-Hafidh Abu Nu'aim Al-Asfahani, jilid 9 hal. 170. [12] <#_ftnref12> Demikian diriwayatkan oleh Al-Baihaqi dalam Manaqib nya dan Ibnu Asakir dalam Tarikh nya dan dinukil oleh Adz0Dzahabi dalam Siar A'lamin Nubala' jilid 10 hal. 17. [13] <#_ftnref13> Diriwayatkan dalam Aadaabus Syafi'ie dan Al-Bidayah . Adz-Dzahabi menukilkan riwayat ini dalam Siar A'lamin Nubala' jilid 10 hal. 35.

-----------------------------------------oOo-----------------------------------------

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 168

Pengirim : Arista Diki Email : [email protected] Tgl. Email : 24-02-2006

Tips Sehat Rambut Berjilbab

Jaman terus berkembang...perubahan sudah semakin baik...cuma, terkadang salah kaprah. JILBAB yang semestinya menutup aurat perempuan, terutama bagian kepala, dan sebagian dada; saat ini sepertinya sudah berubah. Demi mengikuti trend dan ngekor gaya salah seorang "artis", maka JILBAB saat ini semakin pendek saja, "ngepres" kepala, leher, bahkan baju pun semakin membentuk body sang pemakainya. Nah, kalau sudah demikian "harfiah" sekali hadits yang menyatakan hanya memperlihatkan wajah dan telapak tangan ya??

Nah coba deh..pertimbangkan lagi pemakaian JILBAB"gaya baru" itu...ternyata tidak sehat lho !!!

Bagi anda yang sering menutupi rambut dengan jilbab, topi atau sejenisnya kesehatan rambut harus anda perhatikan. Udara yang minimalis dalam jilbab ternyata bisa merusak rambut anda. Untuk itu simak tips berikut ini: 1. Pilihlah kerudung atau jilbab dari bahan yang mudah menyerap keringat. Seperti katun atau

kaos. Bahan kain yang mudah menyerap keringat dan berpori-pori besar sangat berguna untuk memudahkan sirkulasi udara dikepala.

2. Anda suka model kerudung modern. Boleh saja anda mengkreasikan model kerudung anda hingga berlapis-lapis. Tapi ingat jangan lebih dari 4 helai ya. Semakin tebal kerudung anda, makin sulit rambut anda bernafas.

3. Hindari menggunakan lapisan kerudung dengan terlalu sering dan kencang. Selain membuat rambut sulit bernafas, hal ini juga berpotensi untuk membuat kulit kepala lembab.

4. Jika hendak menggunakan jilbab lebih baik anda mengurai rambut anda atau jangan mengikatnya terlalu kencang. Untuk menghindari rambut yang digulung sebaiknya jangan biarkan rambut anda penjang melebihi 60 cm.

5. Hindari warna gelap untuk kerudung atau jilbab.Warna gelap mudah menyerap matahari. Jika aktivitas anda lebih banyak di bawah sinar matahari lebih baik pilih warna lembut atau putih.

6. Jangan terlalu sering mengikat kerudung anda dibagian leher. Udara yang keluar masuk ke rambut anda akan semakin menipis jika anda mengikat kerudung dileher. Kerudung sebaiknya dilepas hingga bagian tepinya menjuntai agar rambut muda bernafas.

Sumber : detikhot.com

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 169

Pengirim : mufid mujaddid Email : [email protected] Tgl. Email : 27-02-2006

Intisari Surat An Naziaat: Malaikat-malaikat Pencabut Nyawa AL-IKHWAN.NET - Jumat, 17 Pebruari 2006

Oleh : Dr. Amir Faishol Fath

Disebut dengan An Naziaat, karena dimulai dengan ungkapan tersebut, artinya para malaikat yang mencabut nyawa anak-anak Adam. Adapun hubungan surat An Naziaat dengan surat An Naba' sebelumnya adalah kesamaan tema di mana masing-masing sama-sama menegaskan akan terjadinya hari kebangkitan (Kiamat) sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Ringkasan surat An Naziaat sebagai berikut: 1. (ayat:1-5) Pembukaan, di dalamnya Allah bersumpah dengan: (a) Malaikat yang mencabut

ruh orang-orang kafir dengan keras, membuat orang-orang kafir itu tersiksa dan merasa sakit. (b) Malaikat yang mencabut nyawa orang-orang mukmin dengan lembut (c) Malaikat yang turun dari langit dengan cepat mendahului ruh-ruh orang mukmin menuju surga(d) Malaikat yang mengatur segala sesuatu untuk memenuhi kebutuhan penduduk bumi.

2. (ayat: 6-14) Allah menegaskan dengan sumpahnya bahwa Hari Kiamat pasti terjadi, dibuka dengan tiupan sangkakala, dan pada saat itu orang-orang kafir ketakutan, mereka menyesal mengapa selama di dunia tidak mentaati Allah. Mereka merasa rugi, telah membuang-buang waktu dalam pekerjaan tidak ada gunanya.

3. (ayat: 15-26) Allah menghibur Rasulullah dengan kisah Nabi Musa saat menghadapi Firaun. Supaya hatinya tidak sedih ketika melihat orang-orang Kafir Makkah tidak beriman dan mendustakan risalahnya. Pada kesempatan ini seakan Allah berfirman: Wahai Muhammad bukan hanya kamu yang ditolak dan dilawan oleh orang-orang kafir, Musa dulu juga pernah dilawan oleh Fir'aun. Dan Fir'aun perlawanannya lebih sadis lagi, karena tingkat kekafirannya telah mencapai puncak, perhatikan ia berkata " Aku Tuhanmu yang paling tinggi". Kisah ini juga bekal bagi para penerus perjuangan Rasulullah di setiap tempat dan zaman, sehingga ia tidak merasa sedih saat menghadapi tantangan.

4. (ayat: 27-33) Allah menyebutkan bukti-bukti kekuasaannya, agar tidak muncul lagi pribadi seperti Fir'aun yang mengingkari kebenaran. Dalam hal ini Allah menantang: buktikan mana lebih sulit menciptakan langit atau menciptakan kamu? Siapa yang mengangkat langit seluas ini tanpa tiang? Siapa yang mendatangkan malam dan siang? Seandainya semuanya malam apa yang akan terjadi pada kamu? Begitu juga sebaliknya? Siapa yang membuat bumi menghampar? Membuat gunung sebagai pasak sehingga bumi ini tegak dengan seimbang? Memancarkan air dan lain sebagainya? Siapa? Ayo jawab kamu atau Aku? Masihkah kau akan sombong? Merasa bisa segalanya. Lalu tidak mau beriman kapadaKu? Masihkah tidak percaya atas kemampuanku untuk membangkitkan kamu kembali setelah mati?

5. (ayat: 34-41) Allah menggambarkan bagaimana keadaan manusia pada saat Hari Kiamat tiba: Pada waktu itu manusia mulai mengingat masa lalunya ketika api neraka benar-benat ditampakkan didepan hidungnya. Masing-masing mulai siap-siap mempertanggungjawabkan sekecil apapun yang pernah ia lakukan selama di dunia. Sebab ternyata semua amal terdaftar secara rapi. Tidak ada amal sekecil atom atau lebih kecil lagi (baca: dzarrah) yang terlewatkan. Lalu Allah membagi manusia dua golongan: (a) golongan orang-orang yang dulunya tidak mau ikut ajaran Allah, tunduk pada hawa nafsu dan kepentingan dunia, mereka

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 170

itu ahli neraka Jahim (b) golongan orang-orang yang dulunya taat kepada Allah dan menahan hawa nafsunya dari perbuatan maksiat, mereka itu penduduk surga.

6. (ayat: 42-46) Allah menutup surat ini dengan kisah perbuatan orang kafir Makkah yang mengejek Rasulullah dengan bertanya-tanya kapan Muhammad Hari kiamat yang kau janjikan akan terjadi? (Mirip dengan pembukaan surat An Naba'). Tapi Allah segera mengajarkan Rasulullah: wahai Muhammad itu bukan tugasmu menjawab mengenai waktu Kiamat, karena hanya Aku yang tahu. Tugasmu hanya menyampaikan risalah dan ajaran dariKu supaya mereka tahu bahwa Kiamat pasti dan pasti terjadi dalam sekejap dan dalam waktu yang sangat singkat, seperti perubahan dari waktu siang ke malam hari. []

Sumber: http://www.al-ikhwan.net/

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 171

Pengirim : Hudzaifah.org Email : [email protected] Tgl. Email : 27-02-2006

Cacat Mental Dakwah Ustadz Tate Qomaruddin

Posted by: Admin on Monday, September 26, 2005 - 12:48 PM Hudzaifah.org - Idealnya, kondisi umat bisa diperbaiki dengan dakwah. Seperti sering diibaratkan orang, da'i adalah dokter dan umat adalah pasiennya. Namun apa jadinya sang pasien, jika sang dokter salah dalam melakukan pengobatan. Alih-alih medapatkan kesembuhan, malah sakit bertambah parah. Demikian halnya dalam dunia dakwah. Kesalahan yang dilakukan para da'i menyebabkan dakwah tidak mencapai tujuannya. Salah satu bentuk kesalahan tersebut adalah bila di dalam kancah dakwah berkembang penyakit mental. Di antara penyakit-penyakit mental (ma'nawiyah) dalam dakwah itu adalah: Pertama, sikap infi'aliyyah (reaksioner). Sebuah gerakan dakwah bisa dikategorikan reaksioner jika segala gerakannya tidak berangkat dari tujuan dan sasaran yang jelas; tidak berdasarkan tahapan-tahapan yang jelas, dan tidak menggariskan langkah-langkah yang jelas. Sehingga semua manuvernya tidak lebih dari reaksi terhadap kondisi sesaat yang muncul atau terhadap isu yang dianggap aktual. Dengan kata lain dakwah yang infi'aliyyah adalah dakwah yang tidak berpijak pada manhaj (jalan, sistem) yang jelas. Padahal Allah SWT telah menegaskan pentingnya manhaj yang jelas itu. "Katakanlah inilah jalanku, aku menyeru ke jalan Allah dengan pandangan yang jelas (bashirah)." (Yusuf 108) Akibatnya, gerakan dakwah terkesan ngawur alias tak tentu arah. Energi dakwah terkuras untuk merespon berbagai kasus, peristiwa, perkembangan politik, atau problem sosial yang fenomenal. Sementara itu, permasalahan umat yang sesungguhnya terabaikan. Ini bukan berarti gerakan dakwah tidak perlu merespon permasalahan fenomenal. Sebab, pada dasarnya gerakan dakwah memang dituntut mampu merespon bahkan mencari solusi bagi permasalahan yang muncul dalam kehidupan. Misalnya masalah korupsi, kerusuhan, dan masalah-masalah sosial lainnya. Akan tetapi dalam kaitan ini, ada beberapa hal yang harus ditegaskan. Pertama, berdasarkan paradigma Islam, segala problema kemasyarakatan maupun individual muncul akibat jauhnya manusia dari aqidah Islam dan syari'at Islam. Kedua, karena itu harus ada gerakan yang integral dan simultan untuk membenahi aqidah umat dan menumbuhkan keberpihakan terhadap syari'at Islam. Harus dipahami, Islamisasi kehidupan bukanlah sekedar membuat umat Islam melakukan shalat, puasa, haji, wirid, dan ritual lainnya. Sayangnya, justru corak pemahaman parsial macam itulah yang amat digandrungi oleh para penjajah dan kaum bermental penjajah dari bangsa sendiri. Sebab Islam dalam bentuknya yang ritual (sebagian orang menyebutnya agak keren sebagai 'Islam kultural') itu adalah Islam yang mudah ditaklukan dan dimanfaatkan untuk kepentingan-kepentingan tertentu. Untuk itulah orang-orang yang bermental penjajah itu senantiasa memberikan PR-PR kepada umat Islam agar terjebak dengan isu-isu sesaat. Akibatnya isu-isu abadi berupa pembinaan aqidah dan pemahaman akan keutuhan Islam tak tersentuh secara memadai.

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 172

Kedua, membangun figuritas (wijahiyyah). Islam mengajarkan ketaatan tapi melarang taqlid buta; memerintahkankesetiaan tapi mengharamkan kultus individu; mewajibkan penghormatan terhadap orang yang layak mendapatkannya namun mencela figuritas. Telah banyak kericuhan yang terjadi pada umat ini akibat sikap figuritas ini. Bayangkan, seseorang menolak kebenaran hanya karena kebenaran itu bukan disampaikan oleh orang yang dia figurkan. Dan menerima segala apa yang disampaikan oleh orang yang menjadi figurnya, betapa pun nyata-nyata salah menurut standar Qur'an dan Sunnah. Figuritas dapat memunculkan tradisi taqlid (sikap membebek). Sikap yang kemudian berkembang adalah kecintaan kepada tokoh, bukan kepada Islam. Berjuang karena figur, bukan keikhlasan. Pada waktu bersamaan, pembelaan terhadap Islam melemah. Hal ini menjelaskan pertanyaan, "Mengapa tokoh yang jelas salah dan menyimpang dari Islam terus dibela dengan berbagai alasan. Saat ada ancaman besar terhadap Islam banyak orang tidak bereaksi. Namun, ketika orang yang diidolakannya mendapatkan kritikan, ia membela mati-matian?" Islam memerintahkan agar kita taat kepada Rasulullah saw. Pada waktu bersamaan Allah juga memerintahkan, agar pengorbanan dan perjungan dilakukan karena Allah SWT, bukan karena Rasulullah saw. Ini ditegaskan dalam Al-Quran, "Muhammad itu tiada lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya rasul-rasul. Apakah jika ia wafat atau terbunuh kalian akan berbalik ke belakang (murtad)." (Ali Imaran 144) Ayat itu pula yang dibacakan Abu Bakar Ash-Shiddiq ketika menghadapi Umar Bin Khattab yang tidak percaya akan wafatnya Rasulullah SAW sehingga mengatakan, "Barang siapa yang mengatakan Muhammad telah meninggal akan saya penggal lehernya." Itu semua menegaskan kepada kita bahwa dalam beramal, berkorban dan berjuang, hanya Allah yang menjadi tujuan. Jika Allah SWT mengecam orang yang berjihad dan ber-Islam karena Rasulullah SAW, maka lebih buruk lagi orang yang berjuang karena manusia biasa. Yang paling buruk adalah orang yang menggunakan dakwah untuk membangun figuritas diri, bukan loyalitas kepada kebenaran. Ketiga, merasa paling hebat (i'tizaziyyah). Dakwah seharusnya mengarahkan orang pada sikap tawadhu' (rendah hati). Apabila seorang da'i dari awal merasa paling hebat dan dakwahnya paling benar, bukan sikap tawadhu' yang akan tumbuh. Boleh jadi yang subur adalah sikap sombong dan takabbur serta memandang orang lain dan gerakan dakwah lain tidak ada artinya. Perasaan selalu nomor satu adalah penyakit yang ditularkan iblis. Iblis merasa hebat dengan sesuatu yang sebetulnya bukan parameter kehebatan. "Aku lebih darinya (Adam). Engkau ciptakan aku dari api sedangkan Engkau ciptakan dia dari tanah," ujar iblis saat Allah berttanya tentang alasannya tidak mau sujud kepada Adam. Refleksi i'tizaziyyah dalam dakwah muncul dalam berbagai bentuk. Bentuk yang sering muncul adalah keengganan menjalin kerja sama dalam proyek dakwah. Bahkan merasa bisa melakukan da'wah sendiri tanpa bantuan orang lain. Hal yang juga sering muncul adalah klaim kebenaran mutlak untuk diri dan kelompok sendiri serta kesalahan mutlak untuk orang lain. Sering kali dalam bentuk pengkavlingan negeri akhirat. Yang mengikutinya "ditempatkan" di sorga. Dan yang tidak mendukungnya ia "masukkan" ke neraka. Seolah ia telah dititipi kunci surga oleh Allah swt.

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 173

Keempat, sikap merendahkan dan menafikan orang lain (intiqashiyyah). Bagaikan dua sisi mata uang, bangga dengan diri sendiri selalu bersanding dengan sikap merendahkan orang lain. Jika ini yang berkembang ada dua kemungkinan yang muncul jika melihat keberhasilan orang lain. Pertama, dengki, dan kedua menafikan keberhasilah itu. Dengki maupun sikap menutup mata terhadap keberhasilan yang dicapai orang pada dasarnya sama: tidak mensyukuri karunia Allah, karena karunia itu bukan turun kepada dirinya. "Katakanlah dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan." (QS. Yunus: 58) ------------------ Akankah da'wah seperti itu mampu menyelesaikan berbagai persoalan umat? Rasanya sulit. Problematika umat dewasa ini amat kompleks. Paling tidak, ada dua kebutuhan utama sebagai syarat untuk menyelesaikan segala persoalan umat. Pertama, adanya kerjasama ('amal jama'i) antar da'i dan kelompok dakwah. Kedua, terciptanya kondisi masyarakat yang mempunyai kesadaran dan wawasan Islam yang memadai. Wawasan Islam yang dimaksud termasuk pemahaman secara utuh tentang Islam yang syamil (integral). Namun, bagaimana mungkin terjalin amal jamai yang harmonis, saling menguntungkan dan penuh ukhwah jika terdapat i'tizaziyyah dan intiqashiyyah. Mungkinkah masyarakat akan sampai pada tingkat pemahaman yang baik jika mereka tidak diajak untuk menyelami keutuhan Islam, akibat terjebak dengan fenomena dan isu temporer. Masih beruntung kalau dakwah sekedar dianggap gagal menjalankan misinya. Yang ironis jika dakwah justru dituduh menambah ruwetnya persoalan. Nah! (Tate Qomaruddin) http://www.hudzaifah.org/Article257.phtml

--------------------oOo--------------------

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 174

Pengirim : abuluthfi ar-rasyid Email : [email protected] Tgl. Email : 27-02-2006

Hilangnya Iman Iman ini tempatnya di hati. Sesuai tempatnya yang berarti bolak-balik, Maka kondisi iman pun kadang naik kadang turun (Yajid wa yankus). Dan problem terberat dari menjaga konsistensi perjuangan kita dalam meningkatkan kualitas iman dan ibadah kepada Allah SWT adalah, pada menjaga terbolak-baliknya hati itu sendiri. Karena dari hati segalanya dimulai. Yang mana kata Rasulullah SAW hati itu lebih cepat terbolak-baliknya daripada air yang sedang mendidih. Maka tak heran kalau Rasulullah SAW selalu membaca do’a ini, “Yaa muqallibal quluubi tsabbit qalbii ‘alaa diinika�EWahai yang membolak-balikan hati, teguhkanlah hatiku dalam agama-Mu (HR. At-Tirmidzi) Karena yajid wa yankusnya iman itu, kalau kita tidak bisa menjaga konsistensi iman kita supaya tetap dalam keadaan diatas (yajid), maka jangan heran kalau keimanan yang ada didiri kita itu bisa hilang. Dan ini bisa saja terjadi kalau kita jarang bersyukur atau tidak sama sekali, tidak suka mengingat akhir hidup kita, dan lalai dalam menjalankan perintah Allah SWT. Oleh karena itu kita harus menjaganya dan berjuang sekuat tenaga agar keimanan kita itu selalu diatas (yajid) dengan: Qalbun Syakiran Hati yang selalu bersyukur adalah hati yang selalu menerima sekecil apa pun nikmat yang Allah berikan. Allah memberikan berbagai macam nikmat kepada makhluknya. Termasuk nikmat iman itu sendiri. Coba bayangkan oleh kita, apakah kita bisa melaksanakan shalat, syaum, zakat, infaq dan melakukan amal shalih lainnya itu karena kita sendiri? Pasti tidak. Karena, kita bisa melakukan itu semua karena Allah SWT memberikannya kepada kita. Dan itu harus kita syukuri. Dan mensyukurinya itu akan meningkatkat kualitas iman kita. Sebagaimana firman-Nya: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".(QS. Ibrahim (14): 7) “Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.�E(QS. Al-Baqarah (2): 152) Mengingat Akhir Hidup Kita Mengingat akhir hidup kita akan meningkatkan iman sehingga lebih berkualitas lagi. Kesadaran kita terhadap hari akhir adalah modal yang baik untuk lebih giat lagi dalam memperbaiki ibadah kita kepada Allah SWT. Karena kita tidak tahu akhir hidup kita. Apakah akhir hidup kita itu khusnul khatimah atau suul khatimah, itu tergantung kita yang menjalani hidup ini. Dan itu menuntut kita agar selalu siap dengan kedatangannya. Sebab Allah mengatakan kepada kita bahwa, “Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh,�E(QS. An-Nisaa�E(4): 78) Oleh karena itu pergunakanlah waktu yang ada untuk beribadah kepada Allah SWT sebaik mungkin dan seikhlas mungkin, dan itu harus di paksakan dan dibiasakan sebagai mana yang disabdakan oleh Rasulullah SAW., “Kebaikan itu kebiasaan.�Edan dalam hadits lain Rasulullah SAW., bersabda, “Sembahlah Allah dalam kesenangan jika engkau tidak mampu, maka

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 175

lakukanlah dalam kesabaran terhadap yang engkau benci. Maka engkau memperoleh kebaikan yang banyak. Maka dengan begitu, kita akan terbiasa melakukan ibadah kepada Allah SWT., sehingga gerak langkah kita di kondisikan untuk selalu beribadah kepada Allah SWT., begitu pula dengan mengingat kematian atau akhir hidup kita, itu akan lebih baik lagi. Ibarat HP yang sudah lemah powernya (batterynya) lalu di charger maka HP itupun akan aktif lagi. Maka chardernya iman adalah mengingat kematian atau akhir hidup kita. Tidak Lalai dalam Beribadah Apakah kita tahu, bagaimana orang yang bangkrut itu? Pasti kita semua tahu bahwa orang yang bangkrut itu adalah orang yang rugi dalam perdagangannya sehingga perdagangannya itu tidak berjalan lagi, orang yang bangkrut itu adalah orang yang rugi dalam perusahaanya sehingga perusahaannya tidak berjalan lagi dan lain sebagainya. Tapi Rasulullah SAW., berkata bahwa “Orang yang bangkrut itu adalah orang yang banyak pahala karena amal baiknya lalu dihadapkan kepada Allah SWT., ketika mau dimasukan ke dalam surga, terhalang oleh orang-orang yang telah didzoliminya ketika didunia. Lalu orang yang banyak amal shalihnya itu membayar dengan pahala yang dimilikinya, sampai pahala yang dimilikinya itu habis, karena saking banyaknya orang yang pernah di dzolominya itu. Tapi orang yang pernah di dzoliminya masih ada dan orang itu mengadu kepada Allah SWT. Karena amal baik yang dimiliki orang itu sudah habis, maka dosa orang yang mengadu kepada Allah itu ditimpakkan kepada orang yang mendzoliminya itu. Maka orang itu menjadi masuk neraka karena tidak ada lagi pahala yang dimilikinya dan yang ada hanya dosa yang menumpuk. Inilah akibat dari kelalaian sewaktu di dunia. Dia beriman kepada Allah SWT., melaksanakan shalat, puasa, zakat, dan lain sebagainya. Semuanya itu dilaksanakannya dengan baik, dan bisa dibilang dengan khusyu. Tapi, ibadah yang dilakukannya tidak mewujud dalam kehidupan sehari-harinya, sehingga banyak orang yang merasa di dzolimi oleh sikapnya, perkataannya, dan lain sebagainya. Maka Allah berfirman, “Kecelakaanlah bagi orang-orang yang lalai.�E(QS. Al-Maa’uun (107): 4-5) Atau bisa juga kita lalai karena kita sibuk mengejar dunia sehingga panggilan untuk beribadah kepada Allah dilalaikannya, malahan sampai tidak melaksanakannya. Maka pantas Allah berkata kepada kita bahwa, “Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur. (QS. At-Takaatsur (102): 1-2) Dan ini (lalai) biasanya tidak terasa oleh pelakunya, makanya selalu terulang. Dan kalau sudah seperti ini kejadiannya maka akan menjadi bom waktu yang sewaktu-waktu meledak dan puncaknya nanti, “Apabila langit terbelah, dan apabila bintang-bintang jatuh berserakan, dan apabila lautan dijadikan meluap, dan apabila kuburan-kuburan dibongkar, maka tiap-tiap jiwa akan mengetahui apa yang telah dikerjakan dan yang dilalaikannya. (QS. Al-Infithaar (82): 1-5) Ini menandakan bahwa, dalam ibadah itu tidak cukup hanya dengan “Hablum Minallaah�Esaja, tapi harus dibarengi dengan “Hablum Minannaas”, Maka, dengan menjaga keduanya supaya berjalan dengan baik dan ikhlas karena Allah semata. Dan ini merupakan refleksi dari tingkatan iman yang tinggi.

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 176

Oleh karena itu dengan memiliki Qalbun Syakiran, lalu selalu mengingat kematian atau akhir hidup kita dan tidak lalai dalam beribadah kepada Allah SWT., ini merupakan formula dalam menjaga iman kita agar tetap eksis dan berkualitas. Tapi kalau sebaliknya, kita tidak memiliki tiga poin itu maka ini pertanda iman kita melemah atau tidak ada sama sekali. “Barangsiapa yang beriman dan mengadakan perbaikan, maka tak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.�E(QS. Al-An’am (6): 48) Wallahu a’lam [email protected]

---------------------oOo---------------------

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 177

Pengirim : A Nizami Email : [email protected] Tgl. Email : 27-02-2006

Tata Cara Shalat

1. Seorang muslim yang hendak melakukan shalat hendaklah berdiri tegak setelah masuk waktu shalat dalam keadaan suci dan menutup aurat serta menghadap kiblat dengan seluruh anggota badannya tanpa miring atau menoleh ke kiri dan ke kanan.

Kemudian berniat untuk melakukan shalat yang ia maksudkan di dalam hatinya tanpa diucapkan. (lihat shalat-shalat wajib)

2. Kemudian melakukan takbiratul ihram, yaitu membaca Allahu Akbar sambil mengangkat

kedua tangannya sejajar dengan kedua bahunya ketika takbir.

Meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri di atas dada atau di bawahnya, tetapi di atas pusar.

Kemudian membaca do'a iftitah,lalu ta'awwudz (a'udzu billahi minasy syaithanirrajim) dan basmalah, kemudian membaca Al-Fatihah dan apabila telah selesai dia membaca aamiin. contoh salah satu do'a iftitah :

3.

"Allahu akbar kabiiraw walchamdulillaahi katsiiraw wasubchaanallaahi bukrataw wa-ashiilaa. Inni wajjahtu wajhiya lilladzii fatharassamaawaati wal-ardla chaniifam muslimaw wamaa ana minal musyrikiin. Inna shalaatii wanusukii wamachyaaya wamamaatii lillaahi rabbil 'aalamiina laa syariika lahuu wabidzaalika umirtu wa-ana minal muslimiin."

Surat Al fatihah : X*t����G$��� ��� ��S�����X*�,�S����

#K��CMB�3����e$��:¡�PZ��,B'+��23���� IK� ��� ��S����

X*�,�S����� JK��6�+����,yD���X��,��$��� ;K��¢�n�����C�6�2�Q�¢�n������£��,2�ht�'¤� �K���Q,C� ��

��~�<�: �����.kX��ht��B3���� ,K��~�<�¥����,7"$�����MB�2�Q��

Dd��3�'+�!��<D��A��¡�s�3t�B3���t*��3�'+�-�8q������,¦�$�p����� zK�

"Bismillaahirrachmaanirraachiim."

"Alchamdulillaahi rabbil 'aalamiin. Arrachmaanirrachiim. Maaliki yaumiddiin. Iyyaaka na 'budu wa

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 178

iyyaaka nasta'iin. Ihdinashshiraathal mustaqiim. Shiraathalladziina 'an'amta 'alaihim qhairil maqhdluubi 'alaihim waladldlaallin" "Aamiin"

4. Kemudian membaca salah satu surat atau apa yang mudah baginya di antara ayat-ayat Al-Qur'an.

misalnya surat Al-Ikhlash : "Bismillaahirrachmaanirraachiim." "Qulhuwallahu achad Allaahushshamad. Lam yalid walam yuulad. Walam yakullahuu kufuwan achad."

5. Kemudian mengangkat kedua tangan sejajar dengan bahunya lalu ruku' sambil mengucapkan Allahu Akbar selanjutnya memegang dua lutut dengan kedua tapak tangan dengan meratakan tulang punggung, tidak mengangkat kepalanya juga tidak terlalu membungkukkannya, dan jari-jari tangannya hendaknya dalam keadaan terbuka.

6. Pada saat ruku', membaca :

"Subchaana rabbiyal 'azhiimi wabichamdih" sebanyak tiga kali. artinya "Maha Suci Tuhanku Yang Maha Agung dan dengan memuji kepadaNya".

7.

Kemudian bangkit dari ruku' seraya mengangkat kedua tangan sejajar dengan kedua bahu sambil membaca

"Sami'allaahu liman Chamidah" artinya :"Allah Maha Mendengar orang yang memujiNya" sehingga tegak berdiri dalam keadaan i'tidal, kemudian membaca do'a :

"Rabbanaa lakal chamdu mil-ussamaawaati wamil-umaasyi'ta min syai-in ba'd" artinya "Wahai Tuhan kami, bagiMu segala puji sepenuh langit dan sepenuh bumi serta sepenuh apa saja yang Engkau kehendaki setelah itu"

8. Kemudian sujud sambil mengucapkan Allahu Akbar, lalu sujud bertumpu pada tujuh anggota sujud, yaitu dahi (yang termasuk di dalamnya) hidung, dua telapak tangan, dua lutut dan ujung dua tapak kaki. Hendaknya diperhatikan agar dahi dan hidung betul-betul mengenai lantai, serta merenggangkan bagian atas lengannya dari samping badannya dan tidak meletakkan lengannya (hastanya) ke lantai dan mengarahkan ujung jari-jarinya ke arah kiblat.

9. Kemudian membaca

"Subchaana rabbiyal a'laa wabichamdih "sebanyak tiga kali. artinya : "Maha Suci Tuhanku Yang Maha Tinggi dan dengan memuji kepadaNya"

10. Bangkit dari sujud sambil mengucapkan Allahu Akbar, kemudian duduk iftirasy, yaitu bertumpu pada kaki kiri dan duduk di atasnya sambil menegakkan telapak kaki kanan seraya membaca:

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 179

"Rabbiqhfirlii warchamnii wajburnii warfa'nii warzuqnii wahdinii wa'aafinii wa'fu 'annii" artinya: "Wahai Tuhanku ampunilah aku,kasihanilah aku,cukupilah kekuranganku,angkatlah (derajat)ku beririzqilah aku,beri petunjukla aku, sehatkanlah aku dan ma'afkanlah aku."

11. Kemudian sujud lagi seperti di atas, lalu bangkit untuk melaksanakan rakaat kedua sambil bertakbir. Kemudian melakukan seperti pada rakaat pertama, hanya saja tanpa membaca do'a iftitah lagi. Apabila telah menyelesaikan rakaat kedua hendaknya duduk untuk melaksanakan tasyahhud. Apabila shalatnya hanya dua rakaat saja seperti shalat Subuh, maka membaca tasyahhud kemudian membaca shalawat Nabi shallallaahu alaihi wasallam, lalu langsung salam, dengan mengucapkan:

"Assalaamu 'alaikum warachmatullaah" yang artinya : "Semoga kesejahteraan dan rahmat Allah bagimu." Sambil menoleh ke kanan, kemudian mengucapkan salam lagi sambil menoleh ke kiri.

12. Jika shalat itu termasuk shalat yang lebih dari dua rakaat, maka ketika selesai membaca tasyahhud. salah satu bunyi tasyahhud :

"Attachiyyatul mubaarakaatush shalawaatuth thayyibaayulillaah. Assalaamu 'alaika ayyuhannabiyyu warachmatullaahi wabaraakatuh. Assalaamu 'alaina wa'alaa 'ibaadillaahishshaalichiin. Asyhadu allaa ilaaha illallaah, wa-asyhadu anna Muchammadarrasuulullah. Allaahummashalli 'alaa Muchammad".

Kemudian bangkit berdiri sambil mengucapkan takbir dan mengangkat kedua tangan sejajar dengan kedua bahu, lalu mengerjakan rakaat berikutnya seperti rakaat sebelumnya, hanya saja terbatas pada bacaan surat Al-Fatihah saja.

13. Kemudian duduk tawarruk, yaitu dengan menegakkan telapak kaki kanan dan meletakkan telapak kaki kiri di bawah betis kaki kanan, kemudian mendudukkan pantat di lantai serta meletakkan kedua tangan di atas kedua paha. Lalu membaca tasyahhud, serta membaca shalawat kepada Nabi shallallaahu alaihi wasallam

"Wa 'alaa aali Muchammad kamaa shallaita 'alaa Ibraahim wa'alaa aali Ibraahim. Wabaarik 'alaa Muchammad wa 'alaa aali Muchammad kamaa baarata 'alaa Ibraahim wa 'alaa aali Ibraahiim. Fil 'aalamiina innaka chamiidum majiid"

dan disunnatkan meminta perlindungan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dari empat hal berikut:

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 180

"Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari siksa api Neraka, siksa kubur, fitnah hidup dan mati, dan dari fitnah Al-Masih Ad-Dajjal."

14.

Kemudian mengucapkan salam "Assalaamu 'alaikum warachmatullaah" dengan suara yang jelas sambil menoleh ke kanan, lalu mengucapkan salam kedua sambil menoleh ke kiri

---------------------------oOo---------------------------

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 181

Pengirim : A Nizami Email : [email protected] Tgl. Email : 27-02-2006

AKHLAK MUSLIM SEJATI Oleh: Ustad Arif Syarifuddin Lc.

(Makalah SII 2005 Musholla Teknik UGM)

Pembaca sekalian, seorang muslim yang memiliki akidah yang benar akan tampak dari akhlaknya yang mulia. Sesuai judulnya, tulisan berikut ini akan membahas tentang bagaimana akhlak

seorang muslim bukan hanya kepada sesama manusia, namun yang paling penting adalah akhlak kepada Robbnya, Pencipta manusia dan seluruh jagat raya.

Muqaddimah

��������� �������������� ���������������������������� �� !��"�#������$�%�� & %'()�*+��,�- ��)� -��./����$0/���1:

Sesungguhnya Alloh telah menjadikan Islam sebagai risalah penutup yang langgeng untuk seluruh manusia dengan beragam warna kulit dan jenis mereka serta di manapun dan kapan pun mereka berada. Dan Alloh telah memberikan Islam berbagai keistimewaan tersendiri yang menakjubkan, seperti ajarannya yang meliputi seluruh aspek kehidupan manusia, sifat asathiyyah yaitu tengah-tengah antara sifat ifrath (ghuluw/berlebihan) dan sifat tafrith (lalai dan meremehkan), serta senantiasa aktual dan sesuai untuk setiap waktu dan tempat. Maka dengan karunia Alloh, Islam menjadi petunjuk dan pembimbing bagi manusia, petunjuk menuju jalan kebahagiaan, kebaikan, kegembiraan dan kesenangan di dunia dan akhirat. Dan sebagaimana telah dimaklumi bahwa ajaran-ajaran Islam meliputi seluruh aspek kehidupan manusia. Islam mengatur hubungan antara pribadi manusia dengan Alloh Penciptanya, hubungan antara pribadi seseorang dengan yang lain dan hubungan antara pribadi seseorang dengan dirinya sendiri. Tiada satu pun sifat keutamaan dan akhlak mulia melainkan Islam menyeru kepadanya dan menganjurkan untuk berpegang dengannya. Sebaliknya tiada satu pun sifat kejelekan dan akhlak melainkan Islam peringatkan tentang bahayanya dan memerintahkan untuk menjauhinya. Sehingga kehidupan manusia bisa tertib dan teratur di bawah aturan Alloh yang kokoh, yang jika seseorang menjalankan ajaran-ajarannya ia akan sukses dan beruntung, sedangkan jika ia menjauhinya maka ia akan merugi. Akhlak mulia merupakan salah satu asas terpenting dalam ajaran Islam untuk membina pribadi dan memperbaiki masyarakat. Karena keselamatan masyarakat, kekuatan, kemuliaan, dan kewibawaan pribadi-pribadinya sangat tergantung kepada sejauh mana mereka berpegang dengan akhlak mulia tersebut. Dan masyarakat akan hancur dan rusak tatkala mereka meninggalkan dan menjauhi akhlak yang terpuji. Setiap syariat dan agama memiliki perhatian yang serius terhadap gejala penyakit akhlak yang dapat menjadikan masyarakat terperosok. Dan dengan masing-masing ajarannya memperingatkan umatnya akan bahaya akhlak yang buruk serta menyeru agar mereka menjauhinya. Sejarah telah menunjukkan kepada kita bahwa suatu umat yang bisa bangkit dan tegak, maju dan cemerlang peradabannya, adalah karena pribadi-pribadi mereka memiliki jiwa yang kuat, tekad yang bulat, cita-cita yang luhur, akhlak yang terpuji, perjalanan hidup yang mulia, saling berhubungan dengan erat di antara mereka dan keluarga mereka. Mereka menjauhi hal-hal yang

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 182

merusak, perbuatan-perbuatan hina dan buruk, tidak melampiaskan nafsu mereka dalam segala kelezatan dan syahwat, jauh dari kejahilan dan penyimpangan. Dan kita dapati semua itu dalam ajaran-ajaran Islam, karena Islam mengarahkan setiap pribadi manusia untuk membina fisik dan jiwanya secara sempurna dan seimbang, tidak timpang pada salah satunya. Islam menyeru agar mereka berpegang dengan akhlak mulia dan mendakwahkannya, dan agar mereka meninggalkan serta menjauhi segala akhlak yang buruk. Ajaran akhlak yang mulia ini telah diperlihatkan oleh suri teladan umat ini yaitu Rosululloh yang telah disifati oleh Alloh dengan firman-Nya,

�����2 1 *�3��4�5 “Dan sesungguhnya engkau benar-benar berada di atas akhlak yang mulia.” (QS. Al Qalam: 4) Sa’ad bin Hisyam pernah bertanya kepada ‘Aisyah radhiallohu ‘anha tentang akhlak Rosululloh, maka ‘Aisyah radhiallohu ‘anha menjawab,

�6�5�& 7 &��6��

“Akhlak beliau adalah Al Quran.” Lalu Sa’ad berkata, “Sungguh saya ingin berdiri dan tidak lagi menanyakan sesuatu yang lain.” (HR. Muslim) Oleh karena itu, Rosululloh merupakan sosok pribadi yang paling bagus akhlaknya seperti yang disaksikan oleh Anas bin Malik (pembantu Rosululloh) selama sepuluh tahun- ketika beliau berkata,

8 9���%'���:0���& 7 6�5

“Rosululloh adalah orang yang paling bagus akhlaknya.” (HR. Muslim) Maka pantaslah Rosululloh menjadi suri teladan bagi kita dalam segala aspek kehidupan beliau shalallahu ‘alaihi wa sallam seperti yang telah diberitakan oleh Alloh dalam firman-Nya,

;�<0=�>��?�@����?:0>�<��A?B�=*>C<��<& <7�=�<6<� <�@����<�<7<D<�<�?5E=���<$=0<�=��<�<�@����0>�=�</�<& <7�=<�?��;F<9<%<' ?G<7H��� “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rosululloh itu suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (pertemuan dengan) Alloh dan (keselamatan di) hari akhir dan dia banyak menyebut Alloh.” (QS. Al Ahzab: 21) Dan Rosululloh sendiri telah memotivasi umatnya yang beriman untuk berpegang teguh dengan akhlak yang bagus dan menjauhi akhlak yang buruk, seperti dalam sabda-sabda beliau berikut ini: - Dari Abu Darda’ bahwa Nabi bersabda,

$0/�-I����&�J�-�AB�K6L���A#�-� - 4�M���%'�-�F- �6���NO����P' Q���R S������ �,����&1�.

“Tiada suatu perkara yang paling memberatkan timbangan (kebaikan) seorang mukmin pada hari kiamat selain daripada akhlak mulia, dan sesungguhnya Alloh amat benci kepada seorang yang buruk perbuatan dan ucapannya.” (HR. At Tirmidzi dan disahihkan oleh Syaikh Albani)

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 183

- Dari Abu Hurairoh bahwa Rosululloh pernah ditanya tentang perkara yang paling banyak memasukkan manusia ke dalam surga, maka beliau menjawab,

T06, 4�M���%'���

“Bertakwa kepada Alloh dan berakhlak mulia.” Sementara ketika ditanya tentang perkara yang paling banyak memasukkan manusia ke dalam neraka, beliau menjawab,

U�Q���*Q��

“Mulut dan kemaluan” (HR. Tirmidzi dan dihasankan sanadnya oleh Syaikh Albani) Dan Rosululloh menjelaskan bahwa mukmin yang paling sempurna keimanannya adalah yang paling sempurna akhlaknya, seperti yang beliau sabdakan,

K�7��&1 *+V %9��*7� �5�*7� �5�. 6�5�*+9%'�� �/1��9-I���

“Sesungguhnya mukmin yang paling sempurna keimanannya adalah yang paling bagus akhlaknya, dan sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap istri-istrinya.” (HR. Tirmidzi dan disahihkan oleh Syaikh Albani) Bahkan Rosululloh telah menjadikan orang-orang yang berakhlak mulia sebagai orang-orang yang paling dekat duduknya dengan Rosululloh sebagaimana dalam sabdanya,

&1�. W�5��*C9� '��F- �6���$0/� %�X-�A9-�*C)�W��A�1�*C�'��-�&1 �&� L�G���F- �6���$0/� %�X-�A9-�*7��)��A�1�*CYS)�

.&06+�QZ����&0W�[Z��� �0� W�\: W�]&06+�QZ���� �B�&0W�[Z����&� L�G��� 9�����W�.���:0��� /: &��CZ��� “Sesungguhnya orang yang paling aku cintai di antara kalian dan paling dekat tempat duduknya denganku pada hari kiamat adalah yang paling bagus akhlaknya, dan sesungguhnya orang yang paling aku benci dan paling jauh tempat duduknya dariku pada hari kiamat adalah tsartsarun (yang banyak bicara), mutasyaddiqun (yang bicara sembarangan lagi mencela manusia) dan mutafaihiqun. Para sahabat berkata, “Wahai Rosulullah, kami telah mengetahui tsartsarun dan mutasyaddiqun, tapi siapakah mutafaihiqun itu?” Rosulullah menjawab, “Mutakabbirun (orang-orang yang sombong).” (HR. Tirmidzi dan disahihkan oleh Syaikh Albani) Namun, problem yang amat jelas kita lihat di dunia Islam sekarang yaitu bahwa umat Islam telah meninggalkan akhlak mulia yang diseru oleh agama mereka sendiri yang bersumber dari Al Kitab dan As Sunnah. Kita melihat bahwa agama Islam berada di suatu tempat dan kaum muslimin berada di tempat lain yang berjauhan. Seorang muslim hanya membawa Islam pada nama dan KTP-nya saja. Tetapi dalam praktek keseharian, muamalah dan seluk beluknya tidak didapati nilai-nilai ajaran Islam yang mulia tersebut. Arahan-arahan Islam tidak berlaku, norma-normanya tidak memiliki tempat, dan kaidah-kaidah Islam tidak lagi terhormat dalam diri mereka. Demikianlah kenyataan yang memilukan yang menimpa umat Islam, yang semakin hari sepertinya semakin jauh dan lalai dari mempraktekkan nilai-nilai agama mereka yang mulia, sehingga pantas pula jika umat Islam mengalami berbagai bencana hari demi harinya, kekalahan-kekalahan di setiap tempat mereka, serta ketertinggalan dari umat-umat yang lain. Umat Islam sepertinya tidak lagi memiliki ‘izzah (kemuliaan dan kewibawaan) yang dapat membuat umat-umat lain segan kepada mereka. Itu semua karena umat Islam tidak berpegang teguh dengan nilai-nilai ajaran agama mereka. Benarlah apa yang dikatakan oleh Umar bin Khaththab,

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 184

�+�B�$�� )���� J�_B�$0W�:D�� 97� 1 ��� 9�D���)���� J��� -���S)�J����`�a “Kita dahulu adalah kaum yang terhina lalu Alloh memuliakan kita dengan Islam, maka jika kita mencari kemuliaan dengan selainnya niscaya Alloh akan meghinakan kita.” (HR. Hakim dan ia berkata, “Shahih sesuai syarat/standar Bukhari dan Muslim, dan disahihkan oleh Syaikh Albani dalam ‘Shahih at Targhib wa at Tarhib’) Dan kaum muslimin akan tetap berada dalam kehinaan selama mereka meninggalkan ajaran-ajaran Islam yang agung lagi mulia dan cenderung mengikuti hawa nafsu dalam meraih kemewahan dunia sampai mereka mau kembali kepada agama mereka. Nabi bersabda,

b +X���*Z7�,�c�J� )�*Z�d���6����� D��*,O5��F9��� )�*Z�/ �,��D1 *C9/b���1��0���,��Z'���Je9/�f�fD�*C�������g��

“Apabila kalian berjual-beli dengan ‘inah (riba), memegangi ekor-ekor sapi dan senang dengan cocok tanam (yakni lebih condong kepada kesenangan dunia), serta meninggalkan jihad, niscaya Alloh akan menimpakan kehinaan kepada kalian yang tidak akan Alloh cabut sampai kalian mau kembali kepada agama kalian.” (HR. Abu Daud dan disahihkan oleh Syaikh Albani) Maka sudah saatnya bagi kaum muslimin untuk bangkit dengan kembali kepada ajaran-ajaran agama mereka yaitu Islam yang lurus, agar mereka dapat kembali memperoleh ‘izzah (kemuliaan dan kewibawaan) seperti yang telah diraih oleh pendahulu mereka Salafus Shalih sehingga mereka akan menjadi umat yang kuat dan kokoh yang disegani oleh umat-umat lainnya. Tentunya yang paling penting adalah menggali kembali nilai-nilai mulia Islam tersebut dengan mempelajari Kitabullah dan Sunnah Rosululloh serta siroh kehidupan as Salaf ash Shalih yang telah mewariskan jejak-jejak mulia yang harus kita telusuri dan ikuti, di antaranya adalah warisan akhlak yang baik dan mulia. Wallohul Muwaffiq. (Dari Tauthi’ah pentahqiq kitab Makarimul Akhlak karya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah –dengan perubahan-) Definisi Akhlak Akhlak menurut etimologi bahasa Arab adalah bentuk jamak dari Khuluq yang di antaranya berarti jalan hidup, adat kebiasaan, tabiat dan perangai. (Ibnul Atsir dalam Gharibul Hadits). (Dari Risalah Min Akhlak ar Rosul al Karim hal. 20 – Syaikh Abdul Muhsin Al Abbad) Sedangkan menurut istilah ia mengandung dua makna, salah satunya lebih umum dari yang lain, yaitu: Sifat yang tertanam dengan kokoh dalam setiap jiwa, baik yang terpuji maupun tercela. (Min Akhlak ar Rosul al Karim hal. 20 – Syaikh Abdul Muhsin Al Abbad) atau dengan ungkapan lain yaitu : Gambaran batin yang telah ditabiatkan kepada manusia. (Kitab al Ilmi hal. 256– Syaikh Ibnu Utsaimin) Sifat yang berwujud sikap berpegang teguh kepada hukum-hukum dan adab-adab syariat, baik berupa perintah yang harus/perlu dikerjakan atau larangan yang harus/perlu ditinggalkan. (Min Akhlak ar Rosul al Karim hal. 20– Syaikh Abdul Muhsin Al Abbad) atau dengan kata lain bahwa jenis kedua ini dapat dihasilkan dengan usaha dan latihan yang diupayakan oleh manusia. (Kitabul Ilmi hal. 256 – Syaikh Ibnu Utsaimin) Jadi, akhlak itu ada yang berupa tabiat dan perangai yang telah ditanamkan oleh Alloh pada setiap jiwa manusia dan bersifat umum, meliputi perangai yang terpuji dan tercela. Dan ada pula

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 185

yang berupa sifat yang diusahakan dengan mempelajari dan berpegang teguh kepada hukum-hukum dan adab-adab syariat dan ini lebih khusus dari yang pertama. Contoh jenis pertama adalah seperti apa yang dikatakan Nabi kepada Asyaj Abdul Qais ,

��� �+��/��6�M��2�B�&1�\: 6B�.� !��*�����\h6�M,��6�5� : 6B�]� �+����h�����6�5�$��]� �+)�\: 6B�.*+����h����& 6�5�K)�\

NO���������� �� �,���� �+��/��6�5�����A9���. “Sesungguhnya ada pada dirimu dua perangai yang disukai oleh Alloh yaitu santun dan hati-hati (tidak tergesa-gesa).” Asyaj berkata, “Apakah dua perangai tersebut adalah yang kuupayakan atau yang ditabiatkan kepadaku?” Nabi menjawab, “Dua perangai yang telah ditabiatkan kepadamu.” Maka Asyaj pun berkata, “Segala puji bagi Alloh yang telah mentabiatkan dua perangai yang Alloh sukai.” (HR. Abu Daud –dengan lafaz yang mendekati- dan lafaz ini dinukil dari Syarah al Aqidah ath Thahawiyah serta disahihkan oleh Syaikh Albani. Dan bagian pertama asalnya ada dalam Shahih Muslim juga diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Tirmidzi dan selainnya). (Min Akhlak ar Rosul al Karim hal. 256) Syaikh Ibnu Utsaimin mengatakan bahwa hadits ini menjadi dalil yang menunjukkan adanya akhlak terpuji yang berupa tabiat asal yang diberikan oleh Alloh kepada diri seseorang dan ada yang diupayakan. Dan bahwa yang merupakan tabiat itu lebih utama daripada yang diupayakan. (Kitab al Ilmi: 256) Adapun contoh jenis kedua adalah apa yang terisyaratkan dalam sabda beliau,

4�M���%'����� “Kebaikan itu (terletak pada) akhlak yang bagus/mulia.” (HR. Muslim) Dan seperti dalam jawaban ‘Aisyah radhiallohu ‘anha � ketika menafsirkan firman Alloh ,

*�3��4�5������2 1 Ia menjawab,

�6�5�& 7 &��6��

“Akhlaknya (Rosululloh) adalah Al Quran.” (HR. Muslim) (Min Akhlak ar Rosul al Karim hal. 21). Dan tentunya yang kita bahas adalah akhlak yang terpuji. Aspek Cakupan Akhlak Banyak orang yang memahami dan mengira bahwa akhlak mulia itu hanya menyangkut hubungan dengan makhluk yang lain dan tidak menyangkut hubungan dengan Khaaliq (Alloh). Namun itu merupakan pemahaman yang salah, karena akhlak mulia ini juga mencakupi hubungan dengan Khaaliq (Alloh) sebagaimana mencakupi hubungan dengan makhluk. Adapun yang menyangkut hubungan dengan Alloh, maka terangkum dalam tiga hal pokok yaitu: 1. Membenarkan segala kabar berita dari Alloh. 2. Melaksanakan dan merealisasikan hukum-hukumNya. 3. Bersabar dan ridho terhadap takdir Alloh. Inilah tiga perkara pokok yang bermuara kepadanya berbagai macam akhlak mulia terhadap Alloh. Berikut ini sedikit penjelasan tentang tiga hal tersebut.

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 186

I. Membenarkan segala berita dari Alloh. Artinya bahwa seseorang tidak boleh ragu dan bimbang terhadap kebenaran berita dari Alloh, karena Alloh subhanahu wa ta’ala tidaklah memberitakan sesuatu melainkan atas dasar ilmu-Nya lagi Dia adalah Yang paling benar perkataannya sebagaimana firman-Nya,

G/�'����-�i����-

“Dan siapakah yang lebih benar perkataan(nya) daripada Alloh.” (QS. An Nisaa: 87) Dengan akhlak ini seseorang bisa membela segala berita yang bersumber dari Alloh dan menjawab semua syubhat, baik dari kalangan kaum muslimin yang mengadakan bid’ah dalam agama maupun dari luar kaum muslimin. Demikian pula terhadap kabar berita dari Rosululloh, maka seseorang juga harus meyakini kebenarannya apalagi kalau itu adalah berita tentang perkara gaib yang sudah jelas bahwa beliau tidak mengatakannya kecuali dari wahyu Alloh. Alloh berfirman ketika menceritakan Rosul-Nya,

f1�0j�&1�.T0+�����4a9/� - �'0/�A'

“Dan tiadalah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” (QS. An Najm: 3-4) Sebagai contoh bahwa beliau pernah bersabda,

�� )O���kW��D1*7�'�����#�AB � Q#�T�5!����b���' 9��T�'1�AB�&(B�.��J9���*L��%�S��B

“Apabila lalat jatuh ke dalam minuman salah satu dari kalian maka celupkanlah (lalat tersebut) kemudian buanglah, karena pada salah satu sayapnya ada penyakit dan pada sayap yang lainnya ada penawar.” (HR. Al Bukhari) Maka dalam hadits ini terdapat berita dan termasuk perkara gaib yang tidak mungkin beliau mengatakannya dari diri beliau sendiri tanpa wahyu dari Alloh. Karena beliau adalah manusia yang tidak mengetahui perkara gaib kecuali apa yang diwahyukan kepada beliau. Bahkan Alloh yang memerintahkan Rosul-Nya,

f<�<=�<S=���>*<�=�<��f<�?�@����>?V�<J<5�N?�=9?��=*>C<��>:0>W<��f�=K>W �<'0>/� <-� @�?1�>k?�@,<��=&?1�;2<�<-�Al ?1�=*>C<��>:0>W<� mA<�?1 Katakanlah, “Aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa perbendaharaan Alloh ada padaku, dan tidak (pula) aku mengetahui yang ghaib dan tidak (pula) aku mengatakan kepadamu bahwa aku ini malaikat. Aku tidak mengikuti kecuali apa yang telah diwahyukan kepadaku…” (QS. Al An’am: 50). Maka berita Rosululloh di atas harus disikapi dengan akhlak mulia yaitu dengan menerimanya sepenuh hati dan bahwa apa yang diberitakan oleh Rosululloh adalah haq dan benar meskipun ada orang-orang yang membantahnya. (Lihat Kitab al Ilmi: 257-258) II. Melaksanakan dan Merealisasikan Hukum-hukum Alloh Akhlak seseorang terhadap hukum-hukum Alloh adalah dia harus menerimanya lalu melaksanakan dan merealisasikannya. Tidak menolak satu pun hukum Alloh. Jika seseorang menolaknya maka itu merupakan bentuk akhlak yang buruk terhadap Alloh yang telah menciptakannya. Dan penolakan ini mencakupi pengingkaran terhadap hukum tersebut, tidak mau mengamalkannya dengan kesombongan atau meremehkan pengamalannya.

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 187

Misalnya ibadah shiyam (puasa) yang dirasa berat bagi seseorang, karena dia harus meninggalkan hal-hal yang disukainya dan dibutuhkannya seperti makan, minum dan jima’. Tetapi seorang mukmin yang bagus akhlaknya terhadap Robbnya ia akan menerima beban berat tersebut dengan lapang dada dan tenang, maka ia pun menjalani hari-hari panjang yang panas dalam keadaan ridho dan lapang dadanya, karena dia orang yang berakhlak bagus terhadap Robbnya. Berbeda halnya dengan yang buruk akhlaknya terhadap Alloh, maka ia akan mengeluh dan tidak menyukai ibadah ini. Dan kalaulah bukan karena kekhawatirannya terhadap suatu akibat buruk tentulah dia tidak akan menunaikan shiyam. (Lihat Kitabul Ilmi: 259) III. Bersabar dan Ridho terhadap Takdir Alloh Kita semua mengetahui bahwa takdir Alloh yang berlaku pada setiap hamba itu ada yang menyenangkan hamba dan ada yang tidak. Misalnya setiap orang menginginkan sehat dan tidak menginginkan sakit. Tetapi Alloh menakdirkan dengan hikmah-Nya untuk memvariasikan dua keadaan tersebut pada setiap manusia. Maka seperti apa akhlak yang mulia terhadap Alloh dalam masalah takdir-Nya ini? Yaitu seseorang harus ridho dengannya dan tenang menerimanya. Dan meyakini bahwa tidaklah Alloh menakdirkan itu semua melainkan untuk suatu hikmah dan tujuan yang terpuji. Oleh karena itu Alloh memuji orang-orang yang bersabar –ketika ditimpa musibah dan mengucapkan kalimat istirja’ (innalillahi wa inna ilaihi rooji’un)- dalam firman-Nya,

/�) �����[)

“Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang bersabar.” (QS. Al Baqorah: 155) (Lihat Kitabul Ilmi hal. 256-262 –secara ringkas dan dengan perubahan-) Di antara bentuk-bentuk akhlak mulia terhadap Alloh juga adalah sebagai berikut: a. Ikhlas Yaitu memurnikan ibadah hanya untuk Alloh seperti yang Alloh firmankan,

<�@�����>�>�=�<�?�� @�?1��>�?->�� <-< </l����>�<��<�?�?�=M>-

“Padahal mereka tidak disuruh, kecuali supaya menyembah Alloh dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus…” (QS. Al Bayyinah: 5)

>/l����?�@�?��f<��.<�/l����>�<��H �?�=M>-�<�@����?�>�=� <B >n ?� <M=�� “Maka sembahlah Alloh dengan memurnikan keta’atan kepada-Nya. Ingatlah, hanya kepunyaan Alloh-lah agama yang bersih (dari syirik).” (QS. Az Zumar: 2-3) Di antara ciri ikhlas adalah seseorang mengerjakan ibadah dengan kontinu dan tetap istiqomah dalam ibadahnya tersebut. Seperti diisyaratkan dalam sabda Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam,

������5�&���0�������0��,�����0��6Z��*C� -I-�f1��0d0�������oB �/�f�������

“Istiqamahlah sampai tak terhingga, dan ketahuilah bahwa sebaik-baik amalan kalian adalah sholat, dan tidak ada yang memelihara wudhu kecuali mukmin.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah, disahihkan oleh Syaikh Albani). Dan hadits:

& �/ )������+# B��� %����b Z�/�K�����*Z/����D1

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 188

“Jika kalian melihat seseorang membiasakan diri (shalat di) masjid, maka saksikanlah bahwa ia seorang mukmin.” (HR. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah dan yang lainnya. Dan ada kelemahan pada sanadnya meskipun maknanya sahih sebagaimana dikatakan oleh Syaikh Albani dalam ta’liq/catatan beliau terhadap kitab Riyadhus Shalihin pada hadits no. 1067) (Makarimul Akhlak hal.27-28) b. Takwa Sesuai perintah Alloh,

</?O@��� <+p/<�� </ <�@�����0>6@,���0>9<-�=?-�?=�<�=Q?7�=*>C?,=I>/�?�?�0>�<�?)��0>9?-�<� =*>C<��=�?Q=S</<�?�?)�<&0>[=�<,�H��0> �=*>C<��=K<�=X</<�?�?Z<�='<�

“Hai orang-orang yang beriman (kepada para Rosul), bertakwalah kepada Alloh dan berimanlah kepada Rosul-Nya, niscaya Alloh memberikan rahmat-Nya kepadamu dua bagian, dan menjadikan untukmu cahaya yang dengan cahaya itu kamu dapat berjalan dan Dia mengampuni kalian…” (QS. Al Hadid: 28)

Hf=0<W��0>�0>W<�<�@�����0>6@,���0>9<-��</?O@��� <+p/<�� </ H��/?�<� “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Alloh dan katakanlah perkataan yang benar.” (QS. Al Ahzab: 70). (Makarimul Akhlak hal. 35-36) c. Rasa Malu Sifat malu yang dimaksud adalah yang bisa mencegah seseorang dari berlaku buruk dan maksiat kepada Alloh. Oleh karena itu Nabi menggolongkan sifat malu seperti ini sebagai bagian dari keimanan dalam sabdanya,

((& �/��-�� ����))

“Malu adalah bagian dari iman.” (HR. Muslim) (Makarimul Akhlak hal. 73) d. Taubat Taubat adalah di antara bentuk ibadah yang agung, yang maknanya adalah seseorang kembali kepada Alloh dan memohon ampunan-Nya setelah berbuat salah dan dosa. Sebesar apapun dosa dan kesalahan hamba, bila dia bertaubat kepada Alloh niscaya Alloh akan mengampuninya dan menghapus dosanya tersebut. Alloh berfirman,

</?O@���<N?b <�?�� </�=K>W �?�@����?F<�='<��=?-��0>a<9=6<,�f�=*?+?%>Q= <���<�<���0>B<�=�<�<�@����@&?1 �0>��? <�<�.>*�?'@����>�0>Q<S=���<0>j�>�@ ?1�H ��?�<��<�0> pO���>�?Q=S</ ��<�?1>�<���0>�?�=�<�<�=*>Cl)<�

Katakanlah, “Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Alloh. Sesungguhnya Alloh mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan kembalilah kamu kepada Rabbmu, dan berserah dirilah kepada-Nya…” (QS. Az Zumar: 53-54) Bahkan meskipun itu dosa kekafiran, jika seorang kafir meninggalkan kekafirannya dan menuju Islam, maka dosa-dosanya yang lalu akan diampuni. Alloh berfirman,

=�<W� <-�=*>+<��=�<Q=S>/��0>+<Z=9</�=&?1��>�<Q<7�</?O@�?��=K>W <q<�<�….

“Katakanlah kepada orang-orang kafir, jika mereka berhenti (dari kekafirannya) niscaya akan diampuni dosa-dosa mereka yang terdahulu.” (QS. Al Anfal: 38)

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 189

Dan Nabi pernah berkata kepada ‘Amr bin al ‘Ash yang dahulunya termasuk pembesar orang-orang kafir,

���� /�\& 7� -�`X,�$�� ��&��h���� -� ���W

“Wahai ‘Amr, tidakkah kau tahu bahwa Islam akan menutupi (dosa-dosa) yang terdahulu.” (HR Muslim) (Makarimul Akhlak hal. 103-105) Dan lain sebagainya. Adapun akhlak mulia terhadap sesama makhluk khususnya terhadap sesama Muslim, maka telah didefinisikan oleh al Hasan al Bashri rahimahulloh yang menyatakan bahwa akhlak mulia itu adalah:

FW�r�.T�9���:O)�.TD!��q7 ��0��

“Tidak menyakiti, ringan tangan (suka menolong) dan bermuka manis terhadap yang lain.” Maka dalam perkataan beliau terdapat tiga hal pokok yang merupakan akhlak mulia terhadap sesama makhluk, yaitu:

1. Tidak menyakiti orang lain. Baik terkait dengan harta, jiwa maupun harga dirinya. Barang siapa yang tidak bisa menahan diri dari menyakiti orang lain maka berarti dirinya berakhlak buruk. Padahal Rosululloh telah menyiarkan hal ini di hadapan kumpulan yang terbesar dari umatnya yaitu ketiak haji wada’ dengan sabdanya,

.$��'�*C����.*Cd�����.*C��0-��.*7� -b�&1 �Oj�*7��)�AB�.�Oj�*7�+#�AB�.�Oj�*C-0/�F-��7

“Sesungguhnya darah, harta dan harga diri kalin itu haram (terhormat), seperti terhormatnya hari, bulan dan negeri kalian ini.” (HR. Bukhori dan Muslim) Maka jika seseorang berkhianat dalam harta orang lain, memukul dan berbuat jahat terhadap orang lain atau mencela harga diri dan menggunjing orang lain, berarti dia bukan seorang yang berakhlak mulia terhadap sesama. Misalnya berlaku buruk terhadap tetangga, maka Nabi telah mengatakan tentang orang yang berlaku demikian dalam sabdanya,

K�W�-I/�f����.-I/�f����.-I/�f����\- : W�]���:0��� /�\�AB�.*�%-�N� M����s����6V�0)�s� ��-_/�f�NO��

*�%���F/�� ��6V�0)�s� ��-_/�f�-�F9X���K5�/�ft��[���Aj�4V�0���-. “Demi Alloh tidaklah seorang beriman (3x).” Beliau ditanya, “Siapakah itu wahai Rosululloh?” Beliau menjawab, “Yaitu yang tetangganya tidak merasa aman dengan kejahatannya.” Dalam riwayat Muslim: “Tidak akan masuk surga seseorang yang tetangganya tidak merasa aman dari kejahatannya.” (Kitabul Ilmi hal. 262 263) Dan seorang muslim yang dapat menahan diri dari menyakiti orang lain dengan lidah maupun anggota badannya, maka ia adalah muslim sejati, sebagaimana sabda Nabi ,

� %��s�/�-�8 9���*���-�*�%���…

“Muslim (sejati) adalah yang orang lain selamat dari (gangguan) tangan dan lidahnya…” (Muttafaqun ‘alaihi) (Ushul al Manhaj al Islami hal. 541)

2. Ringan tangan (suka menolong/dermawan) Sifat menolong dan dermawan bukan hanya dengan harta, tetapi meliputi pengorbanan jiwa, kedudukan dan harta. Jika seseorang memenuhi kebutuhan manusia, membantu

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 190

dalam mengarahkan urusan mereka, menebarkan ilmu dan membagi-bagikan hartanya kepada manusia, maka kita menyifati dirinya sebagai orang yang berakhlak mulia karena dia telah berkorban dalam hal-hal tersebut. Nabi bersabda,

�G�'����4,� %'�4�M)�8 9���4� 5�. +��,�F9%����Fu�%���k�,��.h97

“Bertakwalah kepada Alloh di manapun kau berada, dan susullah keburukan itu dengan kebaikan, serta pergaulilah manusia dengan akhlak yang mulia.” (HR. Ahmad, Tirmidzi dan Ad Darimi dan dihasankan derajatnya oleh Syaikh Albani) Maka jika seseorang dizalimi atau diperlakukan buruk oleh orang lain maka lebih baik memaafkannya. Karena Alloh memuji orang-orang yang mau memaafkan kesalahan orang lain dalam firman-Nya tentang sifat penghuni surga,

</?O@�� <o=�<S=���<�?�?v <C=��<�?��@�@Y��<�?��@�@%���A?B�<&0>6?Q=9>/ <�?9?%=�>�=���p?�>/�>�@���<�?8 @9���?<��<�?B <�=��<

“(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Alloh menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS. Ali Imran: 134) Alloh juga berfirman,

T06Z�����W���0Q�,�&� “dan kamu memaafkan itu lebih dekat kepada ketakwaan.” (QS. Al Baqarah: 134) Demikian pula dalam firman-Nya,

�������s��_B�w���� Q���B

“maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Alloh.” (QS. Asy Syura: 40) Artinya bahwa memaafkan kesalahan orang lain termasuk bentuk menolong, karena dengannya telah menggugurkan tanggungan dosa atau kafarah dari orang tersebut.

3. Bermuka manis Artinya seseorang menampakkan wajah yang ceria dan berseri di hadapan orang lain. Nabi pernah bersabda,

&�6�,�f 4�r���0)�x 5���6�,�&��0��. u�#�"������- “Janganlah kamu meremehkan sedikit pun perkara makruf/kebaikan, walaupun sekedar bertemu saudaramu dengan wajah berseri.” (HR. Muslim) Karena wajah ceria dan berseri membuat orang yang ditemui merasa senang, dan dapat mendatangkan kecintaan dan membuat hati lega, baik hatinya maupun hati orang lain. Dan di antara akhlak mulia yang harus diketahui oleh seseorang adalah mempergauli orang-orang dekatnya dengan pergaulan yang baik, seperti teman-temannya, karib kerabatnya, keluarganya. Yaitu dengan tidak merasa sempit/tertekan bersama mereka atau tidak menyempitkan dan

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 191

menekan mereka, namun semestinya ia bisa membuat mereka senang dalam batasan-batasan syariat Alloh. Nabi bersabda,

((A�j!�*7��5� ����j!�*7��5�*7��5))

“Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik kepada keluarganya, dan aku adalah yang paling baik kepada keluargaku daripada kalian.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah. Disahihkan oleh Syaikh Albani) Dan di antara yang paling berhak mendapatkan pergaulan yang baik dari seseorang adalah orang tuanya, terutama ibunya. Ada seorang laki-laki datang kepada Nabi lalu bertanya,

: W�]AZ) ���%�)�8 9���4'��-�.���:0��� /�\.2-� : W�\: W�]-�*L�\: W�.2-��\: W�]-�*L�\: W�.2-��\: W�]-�*L�\

x0)��yN� M����s�� *�%- “Siapakah orang yang paling berhak aku pergauli dengan baik?” Maka Nabi menjawab, “Ibumu.” Ia bertanya lagi, “Kemudian siapa lagi?” Beliau menjawab, “Ibumu.” Ia bertanya lagi, “Kemudian siapa lagi?” Beliau menjawab, “Ibumu.” Lalu bertanya lagi, “Kemudian siapa lagi?” Beliau menjawab, “Ayahmu.” (HR. Bukhari dan Muslim). (Kitabul Ilmi: 263-268) Dan sebagaimana telah disampaikan di atas bahwa akhlak mulia itu ada yang berupa tabiat asal yang diberi oleh Alloh dan ada yang dihasilkan melalui jalur usaha dan upaya. Dan bahwa yang berupa tabiat lebih sempurna daripada yang diupayakan. Sedangkan yang diperoleh dari jalur usaha bisa jadi seseorang terluput dalam banyak hal, karena ia perlu melatihnya dan bekerja keras serta perlu senantiasa ada pengingat di saat ada hal yang membuat seseorang goyah atau bergejolak dalam dirinya. Seperti ketika seseorang datang kepada Nabi dan meminta wasiat kepada beliau, maka Nabi mengatakan kepadanya, “Janganlah kamu marah.” Orang tersebut mengulang-ulang permintaan wasiatnya, dan Nabi tetap menjawab demikian. (HR. Bukhari). Nabi juga pernah bersabda,

�%Q �2��/�NO����/�[��� � 1�.F���� )��/�[���z�� `YS����9� “Orang yang kuat bukanlah yang bisa mengalahkan (lawannya), tetapi orang yang bisa menguasai dirinya di saat marah.” (HR. Bukhari dan Muslim) Maka menahan amarah dan menguasai diri di saat marah termasuk akhlak yang mulia. Dan Nabi telah memberikan penawar marah, yaitu jangan melampiaskan marah tersebut, lalu berlindung kepada Alloh dari syaitan yang terkutuk (HR. Tirmidzi). Jika dia sedang berdiri maka hendaknya duduk dan jika belum hilang juga maka hendaknya berbaring. (HR. Ahmad, Abu Daud dan Tirmidzi) Dan untuk memperoleh akhlak mulia dengan jalur usaha maka seseorang memerlukan hal-hal berikut: 1. Menelaah Kitabullah dan Sunnah Rosululloh, yang banyak memuat tentang pujian terhadap akhlak mulia, dengan demikian diharapkan seseorang terdorong untuk mengerjakannya. 2. Memilih teman-teman yang baik, shalih dan bisa dipercaya perbuatan dan amanah mereka. Karena Nabi pernah bersabda,

K- �7��0%���z��X���w� ����z��X���KG-� � 1 ��X,�&�� -1��9-�c Z�,�&�� -1�2/O�/�&�� -1�2%����K- �B���C���{B �2%����9- �/���X,�&�� -1�2) �L�i��/�&�� -1���C���{B �F��r� �/� FG��5

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Taihiid

Bulan Februari 2006 192

“Sesungguhnya perumpamaan teman baik dan teman buruk adalah seperti penjual minyak wangi dan pandai besi. Maka penjual minyak wangi bisa jadi memberimu, atau kamu membeli darinya atau (paling tidak) kamu mendapatkan bau wanginya. Sedangkan pandai besi bisa jadi akan membakar bajumu atau (paling tidak) kamu mendapatkan bau tak sedapnya.” (HR. Bukhori dan Muslim) Maka hendaknya seseorang memilih teman-teman yang berakhlak mulia dan jauh dari akhlak buruk.

3. Memperhatikan akibat buruk dari akhlak tercela. Orang yang berakhlak buruk dibenci, dijauhi serta dicela. Maka jika seseorang mengetahui akibat buruk dari akhlak yang tercela maka ia akan menjauhinya. (Kitabul Ilmi hal. 269-271)

Demikian yang bisa kami susun tentang Akhlak Muslim Sejati, mudah-mudahan bermanfaat bagi kita semua terutama yang sedang menuntut ilmu. Wallohu walliyut taufiq. Referensi: Makarimul Akhlak, oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah. Kitab al Ilmi, oleh Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin. Min Akhlak ar Rosul al Karim, oleh Syaikh Abdul Muhsin al Abbad. Ushul al Manhaj al Islami, oleh Syaikh Abdurrahman al Ubayyid.

-------------------------------oOo-------------------------------