mikrozonasi gempa jakarta dengan periode ulang … filemikrozonasi gempa jakarta dengan periode...

2

Click here to load reader

Upload: dangliem

Post on 17-May-2019

212 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MIKROZONASI GEMPA JAKARTA DENGAN PERIODE ULANG … fileMIKROZONASI GEMPA JAKARTA DENGAN PERIODE ULANG 500 TAHUN Widya Yunita Program Studi Teknik Sipil ... Secara sederhana tahapan

MIKROZONASI GEMPA JAKARTA

DENGAN PERIODE ULANG 500 TAHUN

Widya Yunita

Program Studi Teknik Sipil - Institut Teknologi Bandung, [email protected]

Kata kunci : Mikrozonasi, Peak Surface Acceleration, Amplification Factor

ABSTRAK: Tugas Akhir saya dibuat untuk menentukan suatu pemetaan mikrozonasi gempa

wilayah Jakarta guna mengetahui aktivitas seismik sekaligus memprediksi kerusakan yang mungkin

terjadi di wilayah yang lebih spesifik. Pada Tugas Akhir, akan dibuat peta mikrozonasi resiko

gempa Kota Jakarta berupa peta mikrozonasi peak surface acceleration dan peta mikrozonasi

amplification factor dengan periode ulang 500 tahun yang disertai dengan selubung respons spektra

untuk jenis tanah wilayah Jakarta. Dari data tanah di beberapa titik lokasi tinjauan dan data gempa

dari hasil deagregasi, dapat ditentukan percepatan gempa di permukaan dengan melakukan

perambatan gelombang geser. Perambatan dilakukan dengan menggunakan program NERA

berdasarkan teori perambatan gelombang geser 1-dimensi. Berdasarkan hasil analisis, kota Jakarta

memiliki kelas lokasi tanah sedang (SD) dan lunak (SE). Sementara hasil akhir dari analisis

perambatan gelombang geser untuk periode ulang 500 tahun dengan sumber mekanisme gempa

gabungan All Sources, kota Jakarta memiliki nilai Peak Surface Acceleration berkisar antara 0,22 g

sampai 0,38 g dan Amplification Factor antara 1,01 sampai dengan 1,75. Dari sini, diperoleh suatu

peta mikrozonasi dan selubung respons spectra untuk setiap jenis tanah SD dan SE.

PENDAHULUAN

Gempa bumi merupakan suatu fenomena

alam yang sering terjadi di Indonesia. Belajar

dari pengalaman kejadian gempa bumi di

Indonesia, sudah seharusnya dilakukan

peninjauan berbagai potensi kerusakan yang

akan dihadapi jika terjadi gempa bumi

terutama di kota-kota besar yang merupakan

pusat kegiatan utama. Jakarta merupakan

ibukota negara Indonesia yang menjadi pusat

kegiatan pemerintahan dan perekonomian

negara Indonesia. Jakarta memang tidak

memiliki potensi menjadi pusat gempa.

Jakarta hanya mungkin mengalami goncangan

akibat aktivitas seismik di pusat gempa luar

Jakarta. Namun, goncangan ini bisa saja

menjadi lebih besar akibat pengaruh tanah

atau kondisi geologi kota Jakarta. Jenis tanah

tertentu dapat mengamplifikasi goncangan

hingga dua kali lipatnya. Oleh karena itu,

diperlukan suatu pemetaan mikrozonasi

gempa wilayah Jakarta untuk mengetahui

aktivitas seismik sekaligus memprediksi

kerusakan yang mungkin terjadi di wilayah

yang lebih spesifik. Dengan

METODOLOGI Secara sederhana tahapan laporan Tugas Akhir

digambarkan dalam suatu bagan alir seperti

terlihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Diagram Alir Tahapan Pengerjaan Penelitian

ANALISIS

Menurut hasil investigasi geologi yang pernah

dilakukan sebelumnya oleh Tim Geologi Tata

Lingkungan Jakarta, Jakarta memilki

kedalaman batuan dasar berkisar antara 90-

Page 2: MIKROZONASI GEMPA JAKARTA DENGAN PERIODE ULANG … fileMIKROZONASI GEMPA JAKARTA DENGAN PERIODE ULANG 500 TAHUN Widya Yunita Program Studi Teknik Sipil ... Secara sederhana tahapan

350 m. Dalam laporan kali ini,

diinterpretasikan bahwa kedalaman batuan

dasar Jakarta sebesar 340 m.

Kedalaman pemboran yang diperoleh dari

hasil tes boring log di berbagai titik lokasi

tinjauan tidak mencapai 340 m. Oleh karena

itu, properties dinamik tanah diperoleh

dengan menggunakan grafik hubungan

kedalaman dengan kecepatan gelombang.

Hubungan ini dibuat dengan persamaan linier

untuk kecepatan geser batuan dasar sebesar

760 m/s dengan kedalaman sebesar 340 m.

Dalam analisis, data tanah yang digunakan

mengacu pada data hasil test boring log yang

dikumpulkan dari proyek-proyek sebelumnya

yang ada di Jakarta. Data boring log ini

berjumlah 55 lokasi dan tiap lokasi

diwakilkan dengan satu atau dua data boring

logs yang dianggap paling mewakili setiap

lokasi tinjauan. Pada akhirnya, akan

dihasilkan 55 data PSA (Peak Surface

Acceleration) dan Fa (Amplification Factor)

pada periode ulang 500 tahun.

Dalam analisis perambatan gelombang,

diperlukan sebuah data percepatan gempa di

batuan dasar yang biasa disebut dengan Peak

Ground Acceleration (PGA). Data gempa

yang berupa ground motion di batuan dasar

ini diperoleh dari hasil analisis resiko gempa.

Ground motion diambil berdasarkan beberapa

mekanisme sumber gempa. Dalam studi ini

deagregasi dilakukan untuk T=0.2 detik dan

T=1.0 detik dari sumber gempa Megatrust,

Benioff, dan Sallow Crustal untuk periode

ulang 500 tahun dan sumber Gempa All

Sources.

Hasil perambatan di setiap titik lokasi

tinjauan menghasilkan respons spektra

permukaan yang berbeda-beda. Berdasarkan

hasil tersebut, dibuat suatu respons spektra

rekomendasi yang diperoleh dengan membuat

selubung dari spectra rata-rata beserta standar

deviasi untuk setiap jenis tanah. Jenis tanah

diperoleh dengan melakukan

pengklasifikasian lokasi tanah berdasarkan

nilai N-SPT pada 30 meter pertama lapisan

tanah (RSNI gempa 2011). Berdasarkan hasil

analisis dari 55 lokasi tinjauan, klasifikasi

tanah Jakarta pada umumnya dapat

dikelompokkan ke dalam kelas lokasi SD

(tanah sedang) dan SE (tanah lunak).

Selanjutnya, dengan program Surfer v.9

dibuat suatu peta mikrozonasi gempa dari

hasil perambatan program NERA.

SIMPULAN

Simpulan dari tugas akhir ini yaitu:

Kota Jakarta memiliki kelas lokasi tanah

sedang (SD) dan lunak (SE)

Dengan teori perambatan gelombang geser 1-

dimensi, diperoleh nilai Peak Surface

Acceleration berkisar antara 0,22 g sampai

0,38 g dan Amplification Factor antara 1,01

sampai dengan 1,75 untuk periode ulang 500

tahun dengan sumber mekanisme gempa

gabungan All Sources

REFERENSI

[1] Bardet, J., P., Tobita, T. (2001). NERA A

Computer Program for Non-linear

Earthquake site Response Analyses of

Layered Soil Deposits. Department of

Civil Engineering, University of Southern

California.

[2] International Code Council. (2000).

International Building Code 2000.

International Code Council. International

Conference of Building Officials.

Whittier, CA, and others.

[3] Hutabarat, Dedi. (2011). Mikrozonasi

Gempa Jakarta. Tugas Akhir Sarjana,

ITB.

[4] Irsyam, M. (2010). Diktat Kuliah

Dinamika Tanah dan Rekayasa Gempa.

Bandung, Penerbit ITB.

[5] Kramer, S.L., (1996). Geotechnical

Earthquake Engineering. Upper Saddle

River, New Jersey 07458: Prentice Hall,

Inc.

[6] Standar Nasional Indonesia (2011). Tata

Cara Perencanaan Ketahanan Gempa

untuk Bangunan Gedung (SNI 2011).

Badan Standardisasi Nasional.