mhaisswa minat nabung

108
PENGARUH PENGETAHUAN MAHASISWA TENTANG PERBANKAN SYARI’AH TERHADAP MINAT MENABUNG DI PERBANKAN SYARI’AH DI YOGYAKARTA ( STUDY DI UPN,UII,UGM 2008-2009 ) THE INFLUENCE OF STUDENT KNOWLEDGE ABOUT ISLAMIC BANKING TOWARD THEIR INTEREST TO HAVE SAVING AT ISLAMIC BANKING IN YOGYAKARTA ( STUDY AT UPN,UII,UGM 2008-2009 ) SKRIPSI Ditulis dan diajukan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam Program Studi Ekonomi Islam Oleh: RACHMAD AGUNG SULISTYO 03423028 PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM FAKULTAS ILMU AGAMA ISLAM UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2010

Upload: faza-asysyirban

Post on 05-Jul-2015

1.012 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: mhaisswa minat nabung

PENGARUH PENGETAHUAN MAHASISWA TENTANG PERBANKAN SYARI’AH TERHADAP MINAT MENABUNG DI PERBANKAN SYARI’AH DI YOGYAKARTA

( STUDY DI UPN,UII,UGM 2008-2009 )

THE INFLUENCE OF STUDENT KNOWLEDGE ABOUT ISLAMIC BANKING TOWARD THEIR INTEREST TO HAVE SAVING AT ISLAMIC

BANKING IN YOGYAKARTA ( STUDY AT UPN,UII,UGM 2008-2009 )

SKRIPSI

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi persyaratan

guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam

Program Studi Ekonomi Islam

Oleh:

RACHMAD AGUNG SULISTYO

03423028

PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM

FAKULTAS ILMU AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

2010

Page 2: mhaisswa minat nabung

NOTA DINAS Yogyakarta, 30 Dzulhijjah 1430 H HAL : SKRIPSI 17 Desember 2009 M Kepada : Yth. Dekan Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indonesia

di Yogyakarta

Assalamu`alaikum wr. wb.

Berdasarkan penunjukan Dekan Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indonesia

dengan surat nomor : 104/Dek/70/FIAI/VI/09 tanggal 29 JUNI 2009 atas tugas kami sebagai

pembimbing skripsi Saudara :

Nama : Rachmad Agung Sulistyo

Nomor Pokok/NIMKO : 03423028

Mahasiswa Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indonesia :

Jurusan : Ekonomi Islam

Tahun Akademik : 2009/2010

Judul Sripsi : ”Pengaruh Pengetahuan Mahasiswa Tentang Perbankan Syari’ah

Terhadap Minat Menabung Di Perbankan Syari’ah Di Yogyakarta

( Study Di UPN,UII,UGM 2008-2009 )”

setelah kami teliti dan kami adakan perbaikan seperlunya, akhirnya kami berketetapan bahwa

skripsi saudara tersebut di atas memenuhi syarat untuk diajukan ke sidang Munaqasah Fakultas

Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indonesia.

Demikian, semoga dalam waktu dekat bisa dimunaqasahkan, dan bersama ini kami

kirimkan 4 (empat) eksemplar skripsi dimaksud.

Wassalamu`alaikum Wr. Wb.

Dosen Pembimbing,

DRS. H . ASMUNI, MA.

Page 3: mhaisswa minat nabung

HALAMAN PENGESAHAN

Page 4: mhaisswa minat nabung

HALAMAN MOTTO

Page 5: mhaisswa minat nabung

HALAMAN PERSEMBAHAN

” Sebening Tetesan Embun Pagi Dan Secerah Sinarnya Mentari ”

Karya Kecilku ini Ku Persembahkan kepada :

Bapak, Emak, Keluargaku, Dan Orang-Orang Tercinta

Yang selalu Mendukung, Mendoakan, Dan Membimbing

Penuh Kasih Sayang, Cinta, serta Ketulusan

” Tak Ada Kata Yang Indah Selain Doa Buat Kalian ”

Page 6: mhaisswa minat nabung

KATA PENGANTAR

Assalamu’allaikum Wr. Wb

Segala Puji Syukur kehadirat 4JJI SWT yang menggegam segala yang ada di dalam jiwa

ini, serta atas limpahan Rahmat, Hidayah, dan Inayah–Nya, yang selalu berikan jalan bagi

hambanya yang mau berusaha, Shalawat serta Salam semoga tetap tercurahkan kepada Putra

Padang Pasir, Nabi Akhirul Zaman, junjungan Nabi Muhammad SAW, beserta Keluarga,

Sahabat, dan Umatnya, sehingga penulisan Skripsi yang berjudul “ Pengaruh Pengetahuan

Mahasiswa Tentang Bank Syari’ah Terhadap Minat Menabung Di Perbankan Syari’ah Di

Yogyakarta ( Study Di UPN,UII,UGM 2008-2009 ) ” dapat terselesaikan dengan baik.

Penulisan Skripsi ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai

pihak, baik berupa pengarahan, bantuan serta doa. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima

kasih dan mohon maaf yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Sesepuh, Pengasuh serta Guru Bahrul Ulum, terima kasih atas gemblengan, ilmu serta

doa, sehingga penulis bisa seperti sekarang, semoga 4JJI selalu mengampuni dosa

kalian. amin.

2. Abah ( Alm ) selaku pengasuh Ar-Roudloh beserta Keluarga, terima kasih atas

kesabaran mendidik, serta merawat penulis, dan memberikan tempat untuk menuntut

ilmu, semoga 4JJI membalasnya yang setimpal. amin.

3. Kedua Orang Tuaku, Bapak Sunardi dan Ibu Utik Rochdiyati dan Keluargaku, yang

selalu memberikan dukungan, doa, kasih sayang, kesabaran dan cintanya.

4. Rektor Universitas Islam Indonesia, Prof. Dr. Edy Suandi Hamid. M.Ec.

5. Bapak Drs. M. Fajar Hidayanto, MM, selaku Dekan Fakultas Ilmu Agama Islam

Universitas Islam Indonesia.

6. Bapak Nur Kholis, S.Ag, M.Sh.Ec. selaku Ketua Jurusan Ekonomi Islam Universitas

Islam Indonesia.

Page 7: mhaisswa minat nabung

7. Bapak Drs. H. Asmuni MTh, MA selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang sabar dan

semangat, memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan Skripsi ini

sehingga tercapai hasil yang baik dan terima kasih waktu dan tenaganya.

8. Seluruh civitas akademika di lingkungan FIAI Universitas Islam Indonesia.

9. Nenek, Kakekku serta Keluargaku Arif, Ucrit, Mbak Wulan, Mbak Atik, Mas Wawan

dan Lek Hani, Lek Bag, Terimakasih support, keceriaan,doa yang menjadi semangat

dalam menyelesaikan semuanya.

10. Keluarga besar Bani Cokro Sudiro terima kasih banyak atas setiap doanya, that`s the

best things.

11. Saudaraku seperjuangan El- Redha People terima kasih pelajaran hidup yang kalian

berikan padaku, ku selalu rindukan bersama kalian, terima kasih segalanya.

12. My Best Friends keluarga galon Aray, Pak Dul, Kakak Ipar, Komandan, Oon, Dayak,

canda tawa selalu ada saat disamping kalian, ( kapan naik gunung rek, ku pingin jadi

orang kaya ).

13. Anak-anak Kost “Briliant“, Menyenangkan bersama kalian, terima kasih jamuannya.

14. Keluarga Kraton Bu Dokter, Tante, Ucil, Rental, Bu Guru, Unyil, Oneng, Pak Hakim,

Jangkung, Pak Ketu, Si Elektro…..Ayo semangat 45 rek, kapan jalan-jalan…..

15. Keluarga kecilku Dijogja Ki Gendeng, Wong Elek, Kloneng, Sayangku, Mbenk,

Inyong, Tekal, Heny, Slamet, Dian, Nisa’, Komeng, Cak Horas, Panut, Cah Smp, Cak

Indi, Ucok, Bang Jhon, Pak Pung, Daeng, Azis, Iteng, Sony, Gembus, dan Pak Ustad

terima kasih bantuan dan dukungan, serta doa, hanya doa yang bisa ku berikan padamu

sobat, ku tunggu kalian dipintu kesuksesan.amin.

16. Sahabatku di HMI terima kasih semangat dan semuanya, Revolusi sampai mati..

17. Sobatku yang ” gila ” Ridho, Klaten, Purworejo, Santet, Teguh, Pipit, Gondhes,

Guse...ku salut akan kalian, dunia menunggu orang2 seperti kalian....

18. Friend Futsalku Bento, Wong Deso, Pak Dhe, Beben, Katrok, Kholiq, Si Mas, Delon,

Bayu, Ucok, Iwan, Oki, dan temen2 yang lain.....Kpan futsal lagi...

19. Teman-Teman Ekis angkatan 2003 ~.....jangan menyerah .....~

20. Sahabatku Lek Kidi ” Si Dewa senyum ”, terima kasih masukan dan saran...kau selalu

berpikir dewasa..makasih Sahabat.....semoga menjadi keluarga Sakinah, Mawaddah,

Warahmah..sing sabar lek...

Page 8: mhaisswa minat nabung

21. Terima kasih Lis atas semua yang kamu berikan padaku, support, waktu, fasilitas, dan

kesabarannya, masih ada orang seperti kamu, ” tak ada alasan tidak ” terima kasih juga

cinta dan kasih sayangmu, semoga 4JJI berikan yang terbaik dalam hidupmu....

22. Someone terimakasih segalanya, kau ajarkan aku tentang kedewasaan, kesabaran, cinta,

serta kasih sayang, selalu ada hari esok,..semoga 4JJI berikan hati yang lembut

untukmu......

23. Shepiaku selalu ada cerita bersamamu, dimana kau sekarang.

24. Semua pihak yang telah membantu dan tidak mungkin disebutkan satu persatu.

Akhirnya penulis berharap, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua

dan dapat memberikan sumbangan lebih dalam ilmu pengetahuan.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

YOGYAKARTA, JANUARI 2010

RACHMAD AGUNG SULISTYO

Page 9: mhaisswa minat nabung

ABSTRAKSI

PENGARUH PENGETAHUAN MAHASISWA TENTANG BANK SYARI’AH TERHADAP MINAT MENABUNG DI PERBANKAN SYARI’AH DI

YOGYAKARTA ( STUDY DI UPN,UII,UGM 2008-2009 )

Penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengetahuan

Mahasiswa berpengaruh terhadap keputusan untuk menabung di Bank Syari’ah. Penelitian dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada 100 responden dengan metode pengambilan Purposive Sampling. Ada Empat teknik analisis yang digunakan untuk menganalis data, yaitu Regresi Linier Sederhana, Uji F, Uji T, dan Model Summary. Analisis Pertama dilakukan untuk mengetahui pengaruh pengetahuan Mahasiswa tentang Bank Syari’ah terhadap minat menabung, yang Kedua pengujian dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas, dan pengujian yang terakhir untuk mencari hubungan variabel tidak bebas ( minat menabung ).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan pengaruh pengetahuan Mahasiswa berpengaruh positif terhadap keputusan minat menabung, dikarenakan Mahasiswa adalah Agent Of Change, yang mempunyai pola berpikir lebih maju daripada masyarakat awam, dan pengetahuan Mahasiswa lebih cepat, melalui pelajaran maupun study yang ada dikampus, sehingga pengetahuan memacu dan merangsang minat untuk menabung di Bank Syari’ah, dibuktikan dengan adanya study tentang Ekonomi Islam, serta didukung juga pembayaran Mahasiswa melalui Bank Syari’ah.

Dalam mencari analisis pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dilakukan dengan menggunakan Analisis Regresi Linier Sederhana, sedangkan pengumpulan data dilakukan melalui Kuesioner yang dibagikan kepada Mahasiswa dari masing-masing Universitas, dan didukung pula dengan literatur yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

Berdasarkan Analisis Regresi diperoleh kesimpulan bahwa pengetahuan Mahasiswa tersebut mempunyai hitungt yang lebih besar dari tabelt , sehingga dapat dikatakan bahwa variabel-variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap minat menabung. Hal ini ditunjukkan dengan nilai hitungt = 17,040 > 2.000 dengan tingkat Probabilitas 0,05. Sedangkan nilai hitungF > tabelF (290,376 > 3,96 ) dengan taraf signifikansi sebesar 0.000. Pengaruh variabel-variabel terhadap pengambilan keputusan menabung ditunjukkan dengan 2R sebesar 0,748. Ini berarti bahwa 74,8% pengetahuan Mahasiswa dapat menjelaskan variabel menabung. Sedangkan sisanya sebesar 25,2% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam skripsi ini.

Page 10: mhaisswa minat nabung

DAFTAR ISI

Halaman Judul .........................................................................................................................

Halaman Nota Dinas................................................................................................................

Halaman Pengesahan ..............................................................................................................

Halaman Pernyataan................................................................................................................

Halaman Motto .......................................................................................................................

Halaman Persembahan.............................................................................................................

Halaman Kata Pengantar .........................................................................................................

Halaman Abstraksi ..................................................................................................................

Halaman Daftar Isi ..................................................................................................................

Halaman Daftar Tabel .............................................................................................................

Transliterasi Arab Latin...........................................................................................................

i

ii

iii

iv

v

vi

vii

viii

ix

x

xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah ...........................................................................................

1.2. Batasan Masalah ......................................................................................................

1.3. Rumusan Masalah …………………………………..................................………..

1.4. Tujuan Penelitian …...……………………...……………………………...………

1.5. Manfaat Penelitian ……………………….……………………………..…………

1.6. Kajian Pustaka……………………………………………………………….…….

1.7. Hipotesis Penelitian…………………………………………………….………….

1.8. Sistematika Penulisan …………………………………………………………..…

BAB II DESKRIPSI UMUM PERBANKAN SYARI’AH

2.1. Gambaran Umum Perbankan Syari’ah ………………………………………..…..

2.1.1. Pengertian Bank Syari’ah .............................................................................

2.1.2. Bank Syari’ah Dan Strategi Pengembanganya.............................................

2.1.3. Peranan Bank Syari’ah ……………….……………………………..……..

2.1.4. Karakteristik Dasar Bank Syari’ah...............................................................

2.1.5. Prinsip Operasional Bank Syari’ah………………………………..……….

2.1.6. Produk-Produk Bank Syari’ah…………………………………………..…

2.1.6.1. Produk Penyaluran Dana………………........................................

2.1.6.2 Produk Penghimpunan Dana…………………………..…………

2.2. Perilaku Konsumen Dalam Islam…….....................................................................

2.3. Sikap Masyarakat Yogyakarta Terhadap Perbankan Syari’ah……………………..

1

4

4

4

5

5

9

9

11

11

15

16

18

19

19

20

21

31

32

Page 11: mhaisswa minat nabung

2.4. Perilaku Konsumen Dalam Perbankan Syari’ah ………......…................................

2.4.1. Pengertian Perilaku Konsumen ....................................................................

2.4.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen.............................

2.4.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Memilih Produk....

2.5. Loyalitas Nasabah…………………………………………….................................

2.5.1. Pengertian Loyalitas Nasabah………………………………………………

2.5.2 Konsep Loyalitas Nasabah………………………………………………….

2.5.3 Pengukuran Loyalitas Nasabah………………………..................................

2.5.4 Loyalitas Dalam Islam……………………………………………………...

2.5.5 Pengaruh Produk,Harga,Tempat,Dan Promosi Terhadap Loyalitas Nasabah

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Pengumpulan Data ……………………………………………...............................

3.2 Pengambilan Sampel.................................................................................................

3.3 Analisis Data.............................................................................................................

3.4 Populasi Dan Sampel................................................................................................

3.5 Teknik Pengumpulan Data........................................................................................

3.6 Jenis Data Dan Sumber Data....................................................................................

3.7 Definisi Operasional Variabel...................................................................................

3.8 Metode Analisis Data................................................................................................

3.8.1. Uji Validitas dan Reliabilitas..........................................................................

3.8.2. Alat Analisis Data...........................................................................................

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

4.1. Analisis Deskriptif…..…………………………………………………………..…

4.2. UJi Validitas Dan Reliabilitas………. ……………………………………………

4.3. Hasil Penelitian ( Uji Hipotesis ) .............................................................................

4.4. Pembahasan ( Interpretasi )......................................................................................

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ………………………………………………………..………………

5.2. Saran…………………………………………….....................................................

5.3. Keterbatasan Penelitian…………………………………………………………....

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

33

33

34

37

45

45

47

49

52

54

56

56

56

57

58

58

59

60

60

60

63

65

67

71

74

75

75

Page 12: mhaisswa minat nabung

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Kategori Loyalitas menurut Jacoby Dan Chestnut 48

Tabel 2.2 Skala Loyalitas 52

Tabel 3.1 Populasi Kampus Tahun 2009 63

Tabel 3.2 Jenis Kelamin 64

Tabel 3.3 Umur 64

Tabel 3.4 Validitas Untuk Variabel Pengetahuan Mahasiswa 65

Tabel 3.5 Validitas Untuk Variabel Minat Menabung 66

Tabel 3.6 Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian 67

Tabel 3.7 Hasil Analisis Regresi Berganda 68

Tabel 3.8 Hasil Analisis Uji F 68

Tabel 3.9 Hasil Analisis Uji T 70

Tabel 3.10 Hasil Uji Koefisien Determinasi 66

Page 13: mhaisswa minat nabung

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN

Transliterasi adalah pengalihan tulisan dari satu bahasa ke dalam tulisan bahasa lain.

Dalam skripsi ini transliterasi yang dimaksud adalah pengalihan tulisan bahasa ‘Arab ke bahasa

latin.

Penulisan transliterasi ‘Arab-Latin di sini menggunakan transliterasi dari keputusan

bersama Menteri Agama RI dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI no. 158 tahun 1987 dan

no. 0543 b/U/1987. Secara garis besar uraiannya adalah sebagai berikut:

1. Konsonan tunggal Huruf Arab Nama Huruf latin Keterangan

alif tidak dilambangkan tidak dilambangkan ا

Ba b be ب

Ta t te ت

sa’ s es (dengan dengsn titik diatas ) ث

Jim j je ج

Ha h ha (dengan titik di bawah) ح

Kha kh ka dan ha خ

Dal d de د

Żal ż zet (dengan titik di atas) ذ

Ra r er ر

Zai z zet ز

Sin s es س

Syin sy es dan ye ش

Page 14: mhaisswa minat nabung

Sad S es (dengan titik di bawah) ص

Dad d de (dengan titik di bawah) ض

Ta t te (dengan titik di bawah) ط

Za z zet (dengan titik di bawah) ظ

ain ‘ koma terbalik (di atas)‘ ع

Gain g ge غ

Fa f ef ف

Qaf q ki ق

Kaf k ka ك

Lam l el ل

Mim m em م

Nun n en ن

Wau w we و

Ha h ha ه

hamzah ‘ apostrof ء

Ya y ye ي

2. Vokal Vokal bahasa Arab seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri dari vokal tunggal atau

monoftong dan rangkap atau diftong.

a. Vokal Tunggal

Vokal tunggal bahasa Arab lambangnya berupa tanda atau harakat, transliterasinya

sebagai berikut:

Page 15: mhaisswa minat nabung

Tanda Nama Huruf Latin Nama

------ Fathah a a

------ Kasrah i i

------ Dammah u u

Contoh:

yahabu بهذي kataba بتك

dzukira رك ذ su’ila لئس

b. Vokal Rangkap

Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara harakat

dan huruf, transliterasinya sebagai berikut:

Tanda Nama Huruf Latin Nama

Fathah dan ya ai a dan i -----ى

Fathah dan wawu au a dan u -----و Contoh:

haula لوه kaifa فيك 3. Maddah

Maddah atau vokal panjang yang berupa harakat dan huruf, transliterasinya berupa

huruf dan tanda:

A. Fathah + huruf alif, ditulis = a dengan garis di atas, seperti

rijālun B. Fathah + huruf alif layyinah, ditulis = a dengan garis di atas, seperti

Page 16: mhaisswa minat nabung

mūsā يسوم

C. Kasrah + huruf ya' mati, ditulis = i dengan garis di atas, seperti

mujībun بيجم

D. Dammah + huruf wawu mati, ditulis = u dengan garis di atas, seperti:

qulūbuhum مهبولق4. Ta’ Marbutah

Transliterasi untuk ta’ marbutah ada dua:

a. Ta’ Marbutah hidup

Ta’ Marbutah yang hidup atau yang mendapat harakah fathah, kasrah dan dammah,

transliterasinya adalah “t”.

b. Ta’ Marbutah mati

Ta’ marbutah yang mati atau mendapat harakat sukun, transliterasinya adalah “h”

Contoh: ةحلط – Talhah

c. Kalau pada kata yang terakhir dengan ta’ marbutah diikuti oleh kata yang menggunakan

kata sandang “al” serta bacaan kedua kata itu terpisah maka ta’ marbutah itu

ditransliterasikan dengan “h”.

Contoh: ةنجلا ةضور - Raudah al-jannah

5. Syaddah (Tasydid)

Syaddah atau tasydid yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan sebuah

tanda syaddah, dalam transliterasi ini tanda syaddah tersebut dilambangkan dengan huruf yang

sama dengan huruf yang diberi tanda syaddah itu.

Contoh: ر – rabbana na’ima - معن

Page 17: mhaisswa minat nabung

6. Penulisan Huruf Alif Lam

A. Jika bertemu dengan huruf qamariyah,maupun qomariyah ditulis dengan metode yang

sama yaitu tetapi ditulis al-, seperti :

al-karīm al-kabīr ريبكلا ميركلا

al-rasūl al-nisa’

B. Berada di awal kalimat, ditulis dengan huruf capital, seperti :

al-Azīz al-hakīm ميكحلا زيزعلا

C. Berada di tengah kalimat, ditulis dengan huruf kecil, seperti :

Yuhib al-Muhsinīn نينسحملا

7. Hamzah

Sebagaimana dinyatakan di depan, hamzah ditransliterasikan dengan apostrof. Namun

itu hanya berlaku bagi hamzah yang terletak di tengah dan di akhir kata. Bila terletak di awal

kata, hamzah tidak dilambangkan, karena dalam tulisan Arab berupa alif.

Contoh:

umirtu ترمأ syai’un ئش

8. Penulisan Kata atau Kalimat

Pada dasarnya setiap kata, baik fi’il (kata kerja), isim atau huruf, ditulis terpisah. Hanya kata-

kata tertentu yang penulisannya dengan huruf Arab sudah lazim dirangkaikan dengan kata

lain, karena ada huruf Arab atau harakat yang dihilangkan. Dalam transliterasi ini penulisan

kata tersebut ditulis dengan kata sekata.

Contoh:

Wa innallāha lahuwa khairu al-Rāziqīn ريخ وهل هللا

Fa ‘aufū al-Kaila wa al- Mīzān نازيملا و ليكلا اوفوأف

Page 18: mhaisswa minat nabung

9. Meskipun dalam sistem tulisan Arab huruf kapital tidak dikenal, dalam transliterasi ini huruf

tersebut digunakan juga. Penggunaan huruf kapital seperti yang berlaku dalam EYD, seperti

huruf kapital yang digunakan untuk menuliskan huruf awal nama diri dan permulaan kalimat.

Bila nama diri itu didahului oleh kata sandang, maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap

harus awal nama diri tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya.

Contoh: wamā Muhammadun illā Rasūl لوسر امو

10. Kata yang sudah bahasa Arab yang sudah masuk bahasa Indonesia maka kata tersebut ditulis

sebagaimana yang biasa ditulis dalam bahasa Indonesia. Seperti kata: al-Qur'an, hadis, ruh,

dan kata-kata yang lain. Selama kata-kata tersebut tidak untuk menulis kata bahasa Arab

dalam huruf Latin.

Page 19: mhaisswa minat nabung

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Bank Syari’ah akan dapat berkembang dengan baik bila mengacu pada Demand

(Permintaan) masyarakat akan Produk dan Jasa Bank Syari’ah. Dengan modal UU dan Nilai-

Nilai Moral, Perbankan Syari’ah harus mampu membuktikan bahwa keberadaannya dapat

melayani kebutuhan masyarakat baik dari sisi Surplus Unit (Kelebihan Dana) maupun Dificit

Unit (Kekurangan Dana). Walaupun pengembangan Bank Syari’ah secara intensif masih relatif

baru (± 10 tahun terhitung dari diberlakukannya UU Nomor 10 Tahun 1998),1

Sehubungan dengan diundangkannya UU No.7 tahun 1992 tersebut, kemudian

mengundang sambutan masyarakat Pebisnis Perbankan, tanpa kecuali Pebisnis Perbankan di

Yogyakarta, bahwa usaha menghadirkan lembaga keuangan yang berasaskan Syari’ah, bukanlah

hal yang baru, tetapi sesungguhnya sudah cukup lama diperjuangkan, baik ditingkat Dunia

maupun ditingkat Nasional. Upaya intensif pendirian Bank Syari’ah di Indonesia, dapat

ditelusuri jejaknya sejak dikeluarkannya Paket Oktober 1988 (Pakto’88) dan Paket Januari 1990

(Pakjan ’90).

memiliki hikmah

tersendiri bagi dunia Perbankan Nasional dimana Pemerintah membuka lebar kegiatan usaha

Perbankan dengan berdasarkan pada Prinsip Syari’ah. Sehingga pembedaan pengaturan

Perbankan Syari’ah dengan Konvensional bukan disebabkan Perbankan Syari’ah yang masih

Infant (Muda), tetapi karena memang Perbankan Syari’ah beroperasi dengan sistem yang

berbeda dengan Perbankan Konvensional.

2

1 Muhammad (2004), Bank Syariah Analisis Kekuatan,Kelemahan,Peluang Dan Ancaman, Yogyakarta:Ekonisia; hal 23. 2 Pada era sebelum deregulasi perbankan 1 Juni 1983, bank-bank di Indonesia, terutama bank swasta memang belum berkembang. Hal ini disebabkan oleh pengawasan dan pengaturan yang membatasi ruang gerak dari bank-bank tersebut, sehingga bank-bank swasta belum bisa berkembang seperti sekarang ini. Ruddy Tri Santoso (1997), Mengenal Dunia Perbankan Yogyakarta: Andi, hlm. 17. Menurut Kasmir, bisnis perbankan di Indonesia pada era 1960-an hingga 1970-an merupakan bisnis yang belum begitu berkembang. Bank masih terkesan angker, karena bank tidak perlu mencari nasabah, tetapi nasabahlah yang mencari bank. Kemudian tahun 1980-an hingga 1990-an, kesan bank menjadi terbalik, karena bank justru mulai aktif mengejar nasabah. Meskipun pada pertengahan tahun 1997 hingga tahun 2000 merupakan masa kehancuran bagi dunia perbankan di Indonesia, karena banyak bank swasta maupun bank milik pemerintah yang dilikuidasi dan dimerger. Kasmir (2003), Manajemen Perbankan Jakarta: Raja Grafindo Persada, hlm. 3.

Paket Deregulasi tersebut berisi tentang Liberalisasi Industri Perbankan, guna

mendorong akses masyarakat terhadap Financial Market dan memacu Perbankan ke arah

kompetisi yang sehat dan efisien. Pada waktu itu para Ulama telah berusaha untuk mendirikan

Page 20: mhaisswa minat nabung

Bank bebas bunga, namun tidak ada perangkat hukum yang mendukung, kecuali penetapan

bunga sebesar 0% oleh Perbankan.3

Namun, Eksperimen tersebut tidak berhasil karena salah pengelolaan dan kurangnya

Sumber Daya Insani (SDI). Akhirnya Bank tersebut juga ditutup.

Sejarah mencatat perkembangan Bank Syari’ah di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh

berdirinya Bank Syari’ah di Negara-Negara lain. Eksperimen Pertama kali mengenai Perbankan

Syari’ah pada masa modern dilakukan di Delta Sungai Nil dari tahun 1963-1973, yaitu Bank

Tabungan Pedesaan Mit-Ghamr. Pendirian ini dipelopori oleh Ahmad An-Najjar. Eksperimen

Pertama kali ini berhasil, tetapi karena terjadi gejolak politik di Negara tersebut maka Bank

tersebut ditutup. Kemudian Eksperimen Kedua dilakukan di Karachi (Pakistan), pada bulan Juni

1965, yaitu Bank Koperasi. Pelopor pendirian Bank tersebut adalah S.A. Irsyad.

4 Lebih lanjut, pada tahun 1971

didirikan Bank Islam di Mesir, yaitu Nasser Social Bank, berlokasi di Kairo dan mulai beroperasi

tahun 1972. Pada tahun 1975, di Dubai juga didirikan Dubai Islamic Bank dan merupakan usaha

swasta terbatas dengan modal sebesar 50 juta Dirham.5 Di Iran, Perbankan Syari’ah mulai

diterapkan pada tahun 1979. Kemudian disusul Negara-Negara lain di kawasan Asia Barat

seperti Siprus, Kuwait, Bahrain, Uni Emirat Arab dan Turki. Sedangkan di Asia Tenggara, Bank

Islam juga didirikan di Malaysia, yaitu Bank Islam Malaysia Berhad, yang dioperasikan

berdasarkan prinsip Syari’at Islam.6

Kemudian, pada tahun 1973 di Philipina juga didirikan Bank Islam, yaitu Philiphine

Amanah Bank. Pendirian Bank tersebut melalui Dekrit Presiden Ferdinand Marcos.

7

3 Zainul Arifin (2000), Memahami Bank Syari’ah , Jakarta: Alvabeta, hlm. 26. Akibat dari pemberlakuan Pakto’88 adalah jumlah bank semakin bertambah dan persaingan untuk menghimpun dana dari masyarakat semakin besar. Bank-bank memperoleh kesempatan untuk menciptakan berbagai produk dan saling berlomba menawarkan tingkat suku bunga deposito maupun tabungan yang lebih tinggi. Lukman Dendawijaya (2000), Manajemen Perbankan Jakarta: Ghalia Indonesia, hlm. 10. 4 Umar Chapra (2001), Masa Depan Ilmu Ekonomi Islam Jakarta: Gema Insani Press, hlm. 222. Referensi lain Karsum, “Pandangan Tentang Riba dan Bunga Bank Islam Fiqh Kontemporer Studi Pandangan M. Dawam Rahardjo (2002),” Fakultas Syari’ah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, hlm. 124. 5 Kamaruzzaman Bustamam-Ahmad (2002) “Reposisi Bank Sentral di Indonesia: Perspektif Sistem Ekonomi Islam,”dalam Islam Historis: Dinamika Studi Islam di Indonesia Yogyakarta: Galang Press, hlm. 198. 6 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syari’ah, hlm. 22-24. 7 Setya (April 2003), “Swiss Surga Keuangan Islam,” dalam MODAL, No. 6/I , hlm. 29.

Berdirinya

Islamic Development Bank (IDB) juga memicu berdirinya Bank-Bank Islam di seluruh Dunia.

Di Indonesia, Bank Islam pertama adalah Bank Muamalat Indonesia (BMI) yang didirikan pada

tahun 1991, namun baru mulai beroperasi tanggal 1 Mei 1992. Berawal dari rekomendasi

Lokakarya MUI tentang Bunga Bank dan Perbankan tanggal 18-20 Agustus 1990 di Cisarua

Page 21: mhaisswa minat nabung

Bogor 8, kemudian dipertegas dalam Munas VI MUI tanggal 22-25 Agustus 1990. Hasil

Lokakarya ini di dukung oleh Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), sebagai tindak

lanjut tahun 1991 ditandatangani akta pendirian PT. Bank Muamalat Indonesia sebagai Bank

Umum Syari’ah pertama di Indonesia, Bank Muamalat Indonesia lahir sebagai hasil kerja Tim

Perbankan MUI, yang akte pendiriannya ditandatangani pada tanggal 1 November 1991. 9

Bank Syari’ah adalah suatu sistem Perbankan yang berdasarkan Syari’at Islam.

Sedangkan yang di maksud dengan Prinsip Syari’ah adalah aturan perjanjian berdasarkan

Hukum Islam antara Bank dan pihak lain untuk menyimpan dana, pembiayaan kegiatan usaha

dan kegiatan lainnya sesuai dengan Syari’ah. Dengan perkembangan sistem Perbankan yang

begitu pesat, maka perlu adanya strategi pengembangan Perbankan. Untuk mengetahui strategi

pengembangan Bank Syari’ah, Muhammad Syafii Antonio

10

Dan pengetahuan dapat diperoleh :

dalam bukunya, “Bank Syariah

dari Teori ke Praktek” mengemukakan bahwa strategi pengembangan Perbankan Syari’ah di

arahkan untuk meningkatkan kompetisi usaha yang sejajar dengan sistem Perbankan

Konvensional ataupun antar Bank Syari’ah lainnya yang di lakukan secara Komprehensif dengan

mengacu pada Analisis Kekuatan dan Kelemahan Perbankan Syari’ah di Indonesia saat ini.

Upaya tersebut dilakukan melalui peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM).

SDM ( Sumber Daya Manusia ) meliputi pengetahuan, Pengetahuan tentang Bank

Syari’ah, dapat diperoleh melalui dalam ataupun luar, bisa melalui Teman/Kampus/Relasi

Bisnis, sesuai dengan pendapat Philip Kothler yang menyatakan bahwa kelompok acuan

merupakan salah satu dari faktor-faktor utama yang mempengaruhi perilaku pembeli. Kelompok

acuan merupakan penjabaran dari faktor sosial, Teman/Kampus/Relasi Bisnis merupakan

kelompok primer, yang mana orang tersebut secara terus-menerus beriteraksi dengan mereka. 11

1. Eksternal : Radio, Majalah, Teman, Tetangga.

2. Internal : Kelompok Study Ekonomi Islam, pelajaran tentang Perbankan Syari’ah.

Dan dari pengetahuan tersebut terbentuklah suatu ketertarikan pada suatu masyarakat

atau Mahasiswa, untuk mencoba atau minat mengetahui sistem Perbankan Syari’ah melalui

8 Muh Syafii Antonio (1999) Bank Syariah Wacana Ulama Dan Cendekiawan , Bank Indonesia, Tazkia Institut hlm : 278. 9 Syamsul Anwar (1995) Permasalahan Produk-Produk Bank Syariah : Studi Tentang Bai’ Muajjal, Yogyakarta :

P3M UIN Sunan Kalijaga, hlm.17. 10 Muh Syafii Antonio (2001) Bank Syariah dari Teori ke Praktek, Jakarta:Gema Insani Press.hlm 227-229 11 Philip Kotler Dan Anderson (1995), Strategi Pemasaran Untuk Organisasi Nirbala, Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.

Page 22: mhaisswa minat nabung

menabung, dan salah satunya bukti minat tersebut terbentuklah forum yang membahas tentang

Perbankan Islam,dan pihak Bank pun merespon akan antusias Mahasiswa dengan kerjasama

dengan pihak Universitas dengan menyediakan produk-produk Bank Syari’ah seperti tabungan,

karena tabungan bagi Mahasiswa untuk transfers uang dan untuk menabung dan adanya bagi

hasil yang ditawarkan pihak Bank.

Dari pemaparan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan mengkaji

masalah tersebut dengan mengangkat tema :

“PENGARUH PENGETAHUAN MAHASISWA TENTANG PERBANKAN SYARI’AH TERHADAP MINAT MENABUNG DI PERBANKAN SYARI’AH DI YOGYAKARTA”

B. BATASAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang, maka penelitian di batasi oleh faktor potensi ekonomi dan

preferensi pengembangan jaringan Bank Syari’ah di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, dan

produk-produk Bank Syari’ah yang di tawarkan kepada masyarakat.

C. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah, maka masalah penelitian ini adalah :

1. Bagaimana potensi minat Mahasiswa terhadap Bank Syari’ah di wilayah Daerah

Istimewa Yogyakarta khususnya Mahasiswa UPN,UII,UGM, berdasarkan potensi

ekonomi dan preferensi masyarakat terhadap Bank Syari’ah?

2. Bagaimana pengaruh pengetahuan Mahasiswa tentang Bank Syari’ah menarik minat

masyarakat, khususnya Mahasiswa UPN,UII,UGM, untuk menabung di Bank Syari’ah di

Daerah Istimewa Yogyakarta ?

3. Produk-produk Bank Syari’ah apa yang diminati masyarakat, khususnya Mahasiswa

UPN,UII,UGM, baik untuk produk penghimpunan dana, pembiayaan maupun jasa

layanan Bank Syari’ah?

D. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah ingin

mendiskripsikan dan menganalisis :

1. Potensi minat masyarakat khususnya Mahasiswa UPN,UII,UGM, terhadap Bank Syari’ah

di DIY berdasarkan potensi ekonomi dan preferensi masyarakat terhadap Bank Syari’ah.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat masyarakat, khususnya Mahasiswa

UPN,UII,UGM, untuk menabung di Bank Syari’ah.

Page 23: mhaisswa minat nabung

3. Produk-produk Bank Syari’ah yang diminati masyarakat, khususnya Mahasiswa

UPN,UII,UGM, baik untuk produk Penghimpunan Dana, Pembiayaan maupun Jasa

layanan Bank Syari’ah.

E. MANFAAT PENELITIAN

Hasil penelitian ini bermanfaat bagi :

1. Perbankan

a. Mengembangkan produk dan layanan jasa Bank Syari’ah sesuai dengan karakteristik

masyarakat dan daerah.

2. Masyarakat

a. Memiliki alternatif sistem Perbankan jika melakukan hubungan dengan Perbankan

dan masalah keuangan (Penyimpanan dan Pembiayaan).

b. Memperoleh layanan Perbankan Syari’ah sesuai dengan minat dan harapannya.

3. Manfaat Akademis

a. Berguna sebagai bahan pertimbangan dan informasi bagi peneliti lain yang berkaitan

dengan penelitian ini. Di sisi lain, penelitian ini dapat menambah wawasan dan

kepustakaan bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

F. KAJIAN PUSTAKA

Kegiatan penelitian selalu bertitik tolak dari pengetahuan yang sudah ada. Pada umumnya

semua ilmuwan akan memulai penelitiannya dengan cara menggali apa yang sudah dikemukakan

atau di temukan oleh ahli-ahli sebelumnya. Pemanfaatan terhadap apa-apa yang dikemukakan

atau di temukan oleh ahli tersebut dapat dilakukan dengan mempelajari, mendalami, mencermati,

menelaah dan mengidentifikasi hal–hal yang sudah ada, untuk mengetahui apa yang sudah ada

dan apa yang belum ada melalui laporan hasil penelitian dalam bentuk jurnal-jurnal atau karya

ilmiah.

Dalam penelitian yang ditulis oleh Murniasih berjudul “Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Nasabah Dalam Melakukan Transaksi di Bank Syari’ah Yogyakarta”

mengungkapkan bahwa faktor-faktor yang mendorong nasabah dalam melakukan transaksi di

Bank Syari’ah terdiri dari 3 faktor : Agama, Jaminan, dan Keadilan.12

12 Lihat Murniasih (2003), “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nasabah Dalam Melakukan Transaksi di Bank Syariah”, Skripsi Universitas Ahmad Dahlan.

Bagi kalangan Muslim

yang taat, Bunga Bank dianggap sebagai hal yang diharamkan Agama. Sebab Bunga Bank di

Page 24: mhaisswa minat nabung

kategorikan sebagai Riba. Oleh karena itu, sebagian Umat Islam di Indonesia menuntut adanya

Bank yang bebas bunga.

Pada tahun 1992 lahirlah Bank Muamalat Indonesia sebagai Bank yang beroperasi

dengan tidak menggunakan Bunga (Riba). Karena BMI menggunakan sistem bagi hasil (non

bunga) maka Bank Syari’ah (BMI) terbebas dari resiko tingkat bunga, resiko nilai tukar dan

resiko kredit dan ini menyebabkan BMI tetap bertahan dan eksis ketika Indonesia dilanda krisis

moneter.

Penelitian tentang Bank Muamalat Indonesia sebelumnya pernah dilakukan oleh H.Alfred

L.13

Peneliti sebelumnya Muhibbudin.

Penelitian yang mengambil tema Analisis Sikap Nasabah Terhadap Produk BMI (Study

Pada BMI Cabang Surabaya), Bank Muamalat Indonesia merupakan alternatif pilihan bagi

sebagian masyarakat yang menginginkan kehidupan ekonomi yang berorientasi pada ajaran

Agama. Peran serta aktif Bank Muamalat Indonesia menjadi sangat penting dalam upaya

meningkatkan Perekonomian Makro yang berorientasi kerakyatan dengan tingkat ketahanan

yang tinggi. Pemahaman terhadap sikap nasabah beserta karakteristiknya sangat membantu

pengelolaan dan strategi pengembangan Bank Muamalat Indonesia yang lebih berorientasi pada

nasabah, sehingga mampu bersaing dengan Bank lain.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : Karakteristik nasabah Bank

Muamalat Indonesia, Motivasi nasabah mengambil produk Bank Muamalat Indonesia, serta

Sikap nasabah terhadap produk Bank Muamalat Indonesia. Adapun hasil dari penelitian ini,

ialah: nasabah Bank Muamalat Indonesia mempunyai berbagai karakteristik dalam hal lama

menjadi nasabah, serta motivasi dalam mengambil produk, dalam motivasi nasabah mengambil

produk ada yang berorientasi untuk mendapatkan keuntungan kehidupan di akherat dan dunia. 14

13 Lihat H.Alfred L (2002) Analisis Sikap Nasabah Terhadap Produk BMI (studi pada BMI cabang Surabaya),

Tesis Magister Studi Islam UII , hlm.13. 14 Lihat Muhibbudin, (2002), Tanggapan masyarakat terhadap bank syariah (studi pada Bank Muamalat

Makassar), Tesis Magister Studi Islam UII, hlm.12.

mengangkat tema Tanggapan Masyarakat Terhadap

Bank Syari’ah (Study Pada Bank Muamalat Indonesia Cabang Makassar), di mana dijelaskan

pada penelitian tersebut bahwa ciri khas Bank Syari’ah adalah menggunakan pendekatan yang

mengutamakan prinsip keadilan, dan tidak memberlakukan sistem bunga. Para ahli Ekonomi

Islam sepakat bahwa reorganisasi Perbankan Islam harus dilakukan dengan berdasarkan Syirkah

(Kemitraan Usaha) dan Mudharabah (Bagi Hasil). Dalam tinjauan lain, karakteristik kondisi

Sosial, Budaya, dan, Keagamaan pada Masyarakat Makassar yaitu jumlah mayoritas Muslim dan

Page 25: mhaisswa minat nabung

tingkat religiusitas yang tinggi. Masyarakat Makassar dalam kehidupan kesehariannya diduga

mempunyai pengaruh terhadap persepsi masyarakat dan pandangan mereka terhadap keberadaan

Bank Syari’ah.

Penelitian yang berjudul “ Potensi, Preferensi, dan Perilaku Masyarakat Terhadap Bank

Syari’ah di Wilayah Jawa Tengah dan DIY ”, yang dilakukan untuk menganalisa Potensi,

Preferensi, dan Perilaku masyarakat terhadap Bank Syari’ah di wilayah Jawa Tengah dan DIY

tahun 2000. metode analisis yang digunakan adalah Model Logit. Preferensi terhadap Bank

Syari’ah menunjukkan bahwa masyarakat memilih karena keuntungan relatif dari Bank Syari’ah,

tingkat Kompabilitas/Tingkat Kecocokan Perbankan Syari’ah, tingkat Komprehensif/Seberapa

Jauh Bank Syari’ah memiliki dimensi universal, yang menyangkut aspek Ekonomi, Sosial dan

Budaya, serta tingkat Triabilitas/Observabilitas Bank Syari’ah.15

Untuk mencari nasabah maka perlu adanya Pengenalan, Promosi dan Pemasaran nama

dan produk Bank Syari’ah terhadap masyarakat. Penelitian Ulfah Safrini,

16 yang mengangkat

tentang “ Pengaruh Strategi Pemasaran Shar-E Terhadap Loyalitas Nasabah (Study Bank

Muamalat Indonesia)”, dimana peneliti menjelaskan bahwa variabel promosi mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap Loyalitas Nasabah. Semakin baik promosi yang ditawarkan

kepada nasabah, maka sikap Loyalitas Nasabah pun akan semakin tinggi. Oleh karena itu,

promosi merupakan sesuatu yang paling ampuh untuk menarik dan mempertahankan nasabah.

Salah satu tujuan promosi Bank adalah menginformasikan segala produk yang ditawarkan dan

berusaha menarik calon nasabah yang baru.17

Peneliti Indah Piliyanti,

18

15 BI dan UNDIP (2000), Ringkasan Eksekutif Potensi, Preferensi dan Perilaku Masyarakat Terhadap Bank Syariah di Wilayah Jawa Tengah dan DIY, (Semarang: Tim BI dengan Pusat Penelitian Kajian Pembangunan Lembaga Penelitian UNDIP) hlm. 26-28. 16 Lihat Ulfah Safrini (2002) Pengaruh Strategi Pemasaran Shar-E terhadap Loyalitas Nasabah . (Studi pada Bank Muamalat Indonesia cabang Yogyakarta) Tesis Pasca Sarjana UIN fak.Syariah KUI.hlm 64 17 Ibid hlm 175-176 18 Lihat Indah Piliyanti (2002), Penerapan konsep the celestial management (studi pada Bank Muamalat Indonesia

cabang Yogyakarta), Tesis Magister Studi Islam UII, hlm.14.

mengangkat tema penerapan konsep” The Celestial

Management (Study Pada Bank Muamalat Indonesia Cabang Yogyakarta)”, di mana peneliti

menjelaskan Bank Syari’ah dalam prakteknya harus mengacu pada etika dan nilai-nilai Ilahiyah

sebagai konsekuensi atas konsep Syari’ah yang dianutnya. Sehingga apabila hal-hal tersebut

diabaikan, maka reputasi sebagai Bank Syari’ah pertama di Indonesia telah memiliki konsep

manajemen yang digunakan sebagai Budaya Organisasi disebut dengan The Celestial

Management. Konsep ini mencoba menjelaskan pesan-pesan Agama dan Hadist Nabi SAW

Page 26: mhaisswa minat nabung

dalam berbisnis, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan konsep The Celestial

Management pada Bank Muamalat Indonesia Cabang Yogyakarta.

Untuk mengetahui sejauh mana pemahaman-pemahaman Karyawan terhadap konsep The

Celestial Management, dan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman Karyawan pada konsep

The Celestial Management Terhadap Performance Quality (Kinerja Karyawan). Juga untuk

mengetahui peran komitmen organisasional dalam memediasi hubungan antara pemahaman

Karyawan dan Performance Quality atau Kinerja Karyawan. Adapun hasil serta manfaat yang

didapat dari penelitian ini ialah, bahwa secara teori membuktikan bahwa Manajemen Berbasis

Spritual (Spiritual Based Management) mampu menunjukkan kinerja terbaik, Implikasi

Manajerial dari penelitian ini adalah memberi masukan pada manajemen Bank Muamalat

Indonesia Cabang Yogyakarta tentang pemahaman Karyawan terhadap konsep The Celestial

Management, komitmen Karyawan dan kinerja Karyawan saat ini.

Penelitian lainnya, ”Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syari’ah (Study Kasus Bank

Muamalat Dan BNI Syari’ah).” Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Preferensi

Masyarakat Terhadap Bank Muamalat dan BNI Syari’ah. Dalam penelitian ini Preferensi

Terhadap Sistem Bank Syari’ah menunjukkan bahwa salah satu yang menyebabkan masyarakat

memilih Bank Syari’ah karena masyarakat memiliki pertimbangan Agama, yaitu masyarakat

yang menyamakan Bunga Bank adalah Riba yang diharamkan, dan juga beranggapan bahwa

dalam kegiatan Operasional Konvensional terdapat kegiatan usaha yang tidak sejalan dengan

nilai-nilai Dasar Keuangan Syari’ah, seperti Penyaluran Dana kepada kegiatan Usaha dan Jasa

Non Halal, adanya kecenderungan kegiatan Spekulatif (Maysir), pembagian keuntungan secara

Tidak Adil (Gharar).

Di dalam penelitian ini dan penelitian sebelumnya yang sama-sama meneliti tentang

Preferensi Bank Syari’ah hanya sekedar menjelaskan salah satu Preferensi Masyarakat Terhadap

Bank Syari’ah adalah pertimbangan Agama, sedangkan dalam study kasus ini kualitas produk

tidak menjadi bahasan. Dengan melihat sekilas terhadap penelitian-penelitian terdahulu tersebut

di atas, hanya beberapa penelitian yang dianggap relevan yang menjadi acuan penulis, sedangkan

penelitian yang berkaitan dengan yang penyusun maksud belum ada study tersebut dan pada

Skripsi inilah penelitian itu diperlengkap.

Page 27: mhaisswa minat nabung

G. HIPOTESIS PENELITIAN

Ho:b=0 Secara serentak pengetahuan Mahasiswa tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap minat menabung Mahasiswa di Perbankan Syari’ah di Yogyakarta.

Ho:b≠0 Secara serentak pengetahuan Mahasiswa Tentang Perbankan Syari’ah

berpengaruh secara signifikan terhadap minat menabung Mahasiswa di

Perbankan Syari’ah di Yogyakarta.

H. SISTEMATIKA PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Batasan Masalah

C. Rumusan Masalah

D. Tujuan Penelitian

E. Manfaat Penelitian

F. Kajian Pustaka

G. Hipotesis penelitian

I. Sistematika Pembahasan

BAB II DESKRIPSI UMUM PERBANKAN SYARI’AH

A. Gambaran Umum Bank Syari’ah

1. Pengertian Bank Syari’ah

2. Peranan Bank Syari’ah

3. Karakteristik Dasar Bank Syari’ah

4. Prinsip Operasional Bank Syari’ah

5. Produk-Produk Bank Syari’ah

B. Perilaku Konsumen Dalam Islam

C. Sikap Masyarakat Yogyakarta Terhadap Perbankan Syari’ah

D. Perilaku Konsumen Dalam Perbankan Syari’ah

E. Loyalitas Nasabah

1. Pengertian Loyalitas Nasabah

2. Konsep Loyalitas Nasabah

3. Pengukuran Loyalitas Nasabah

4. Loyalitas Dalam Islam

5. Pengaruh Produk,Harga,Tempat,Dan Promosi Terhadap Loyalitas Nasabah.

Page 28: mhaisswa minat nabung

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pengumpulan Data

B. Pengambilan Sampel

C. Analisis Data

D. Populasi Dan Sampel

E. Tekhnik Pengumpulan Data

F. Jenis Data Dan Sumber Data

G. Definisi Operasional Variabel

H. Metode Analisis Data

1. Uji Validitas Dan Reabilitas

2. Alat Analisis Data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

A. Analisis Deskriptif

B. Uji Validitas Dan Reabilitas

C. Hasil Penelitian ( Uji Hipotesis )

D. Pembahasan ( Interpretasi )

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Berisikan Kesimpulan Yang Telah Dibahas Sebagai Jawaban Atas Masalah Pokok

B. Beserta Saran Yang Diharapkan Akan Menjadi Menjadi Masukan Sebagai Tindak

Lanjut Dari Penelitian Ini.

DAFTAR PUSTAKA

A. Berisikan Referensi Yang Mendukung Skripsi Ini.

LAMPIRAN

A. Berisikan Tabel Yang Mendukung.

Page 29: mhaisswa minat nabung

BAB II

DESKRIPSI UMUM PERBANKAN SYARI’AH

2.1 GAMBARAN UMUM PERBANKAN SYARI’AH.

2.1.1 Pengertian Bank Syari’ah

Kata Syari’ah adalah kata Bahasa Arab yang secara harfiahnya berarti jalan yang

ditempuh atau garis yang mesti dilalui. Secara Terminologi, definisi Syari’ah adalah Peraturan

dan Hukum yang telah digariskan oleh Allah SWT, atau telah digariskan pokok-pokoknya dan

dibebankan kepada kaum Muslimin supaya mematuhinya, agar Syari’ah ini diambil oleh Umat

Muslim sebagai penghubung dengan Allah SWT dan Manusia.19

“Kemudian kami jadikan kamu berada di atas suatu Syari’at (peraturan) dari urusan

(Agama itu), Maka ikutilah Syari’at itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang

tidak Mengetahui.“ (Al-Jatsiyah:18).

Maka secara singkat, Syari’ah

itu berisi Peraturan dan Hukum-Hukum, yang menentukan garis hidup yang harus dilalui oleh

seorang Muslim. sebagaimana Firman Allah SWT :

20

Istilah Bank Islam atau Bank Syari’ah merupakan fenomena baru dalam dunia Ekonomi

Modern, kemunculannya seiring dengan upaya yang dilakukan oleh para Pakar Islam dalam

mendukung Ekonomi Islam yang diyakini akan mampu mengganti dan memperbaiki sistem

Ekonomi Konvensional yang berbasis Bunga.

21 Karena itulah Sistem Bank Islam menerapkan

sistem Bebas Bunga (Interest Free) dalam operasionalnya, dan karena hal itu rumusan yang

paling lazim untuk mendefinisikan Bank Islam atau Bank Syari’ah adalah Bank yang beroperasi

sesuai dengan prinsip-prinsip Syari’at Islam, dengan mengacu kepada Al-Qur’ān dan As-Sunnah

sebagai landasan Dasar Hukum dan Operasional.22

Selanjutnya definisi Bank Syari’ah dengan melihat fungsinya sebagai suatu Lembaga

atau Badan Keuangan adalah Lembaga Keuangan yang usaha pokoknya memberi Kredit dan

Jasa-Jasa dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang, yang sistem operasionalnya

19 Syaikh Mahmud Syalthut (1959), Al-Islam,’Aqidah wal Syariah, cet. 1, hlm. 68. 20 Al-Qur’ān Karīm dan Terjemahan Artinya (1999), Yogyakarta : UII Press. 21 Lihat tulisan Omar Hazeim Abdul Karem (2004), Perbankan Islam dalam Perspektif perbandingan antara

Indonesia dan Irak, hlm. 1. 22 Karen Perwataatmadja dan M. Syafii Antonio (1992), Apa dan Bagaimana Bank Islam, Yogyakarta : Dana Bhakti

Wakaf, hlm. 1-2.

Page 30: mhaisswa minat nabung

disesuaikan dengan prinsip-prinsip Syari’at Islam.23 Menurut Ensiklopedi Islam, Bank Islam

adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan Kredit dan Jasa-Jasa dalam lalu

lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip-

prinsip Syari’at Islam.24

Di mana dalam sistem Ekonomi Islam, penumpukan kekayaan sangat dihindarkan dan

langkah-langkah dilakukan secara otomatis untuk memindahkan aliran kekayaan kepada anggota

masyarakat yang membutuhkan, maka dalam hal ini Bank Syari’ah menjadi fasilitas bagi pihak

yang memiliki Kelebihan Dana (Surplus Unit) untuk dapat disalurkan kepada pihak yang

Kekurangan Dana (Deficit Unit) melalui produk-produk yang ada dalam Bank Syari’ah, sistem

Ekonomi Islam merupakan sistem yang Adil dan Seksama serta berupaya menjamin kekayaan

agar tidak terkumpul hanya kepada satu kelompok saja, akan tetapi tersebar ke seluruh

masyarakat.

25

“Supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang Kaya saja di antara kamu. apa

yang diberikan Rasul kepadamu, Maka terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu, Maka

tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah amat keras hukumannya.”

(Al-Hasyr : 7).

Sebagaimana yang dijelaskan dalam ayat Al-Qur’ān :

26

Berdasarkan rumusan tersebut, Bank Syari’ah berarti Bank yang tata cara beroperasinya

berdasarkan pada tata cara bermuamalat secara Islam,

27 yang mengacu kepada ketentuan-

ketentuan Al-Qur’an dan Hadist.28

Dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan yang kemudian

diperbaharui dengan UU No.10 tahun 1998 yang berlaku saat ini, tidak ada definisi secara

khusus tentang pengertian Bank Syari’ah. Namun terdapat definisi yang mengarah pada

pengertian Bank Syari’ah, yaitu Pengertian Bank dan Pengertian Prinsip Syari’ah:

29

Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk Simpanan dan

Menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk lainnya dalam rangka

23 Warkum Sumitro (1997), Asas-Asas Perbankan Islam dan Lembaga (BAMUI) dan Takaful), Jakarta : Raja

Grafindo Persada, hlm. 5. 24 Hasan Syadily (1984), Ensiklopedia Islam, Jakarta : Ichtiar Baru, hlm. 194. 25Afzalur Rahman (1995), Doktrin Ekonomi Islam Jilid 1, alih bahasa Soeroyo dan Nastangin, Yogyakarta : PT.

Dana Bhakti Wakaf, hlm. 9. 26 Al-Qur’ān Karīm dan Terjemahan Artinya (1999), Yogyakarta : UII Press. 27Muamalah adalah ketentuan-ketentuan yang mengatur hubungan manusia dengan manusia, baik hubungan pribadi

maupun antara perorangan dengan masyarakat.yang termaktub dalam al-Qur’ān dan Hadis. Adiwarman karim (2003), Bank Islam., hlm. 11.

28Abdul Wahab Khalaf (1984), Hukum-Hukum Islam, alih bahasa Noer Iskandar al-Barsany dan Moh. Tolchah Mansoer, Bandung : Risalah, hlm. 46.

29Undang-Undang Perbankan (1998), hlm.9-10.

Page 31: mhaisswa minat nabung

meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Prinsip Syari’ah adalah aturan perjanjian berdasarkan Hukum Islam antara Bank dan

pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya

yang dinyatakan sesuai dengan Syari’ah, antara lain, pembiayaan berdasarkan prinsip Bagi Hasil

(Mudharabah), pembiayaan berdasarkan prinsip Penyertaan Modal (Musyarakah), prinsip Jual

Beli barang dengan memperoleh keuntungan (Murabahah), atau pembiayaan barang modal

berdasarkan prinsip Sewa Murni Tanpa Pilihan (Ijarah), atau dengan adanya pilihan pemindahan

kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak Bank oleh pihak lain (Ijarah Wa Istiqna).

Maka dari beberapa Pengertian dan Penjelasan Bank Syari’ah di atas, dapat disimpulkan

bahwa Bank Syari’ah adalah Lembaga Keuangan yang usaha pokoknya adalah Menghimpun

Dana dari masyarakat yang kemudian disalurkan kembali, dalam bentuk Kredit dan Jasa-Jasa

lain dalam lalu-lintas pembayaran serta peredaran uang yang beroperasi sesuai dengan Prinsip-

Prinsip Syari’at Islam. Dengan mengacu kepada Al-Qur’ān dan As-Sunnah sebagai Landasan

Hukum dan Operasionalnya.

Menurut Ajaran Islam, Syari’at itu berasal dari Allah SWT. Yang di dalamnya terdapat

Sumber Hukum dan Sumber Undang-Undang, serta Perintah dan Larangan yang disampaikan

kepada manusia dengan perantaraan Rasulullah SAW dan termaktub di dalam kitab Suci Al-

Qur’ān. Perintah dan Larangan ini dalam bahasa teknis Ilmu Fiqih disebut dengan Hukum

Taklifi. Sehingga timbul usaha untuk memahami dan menafsirkan Perintah dan Larangan

tersebut, yang dilakukan secara sistematis oleh Para Ulama dengan menggunakan metode

tertentu. Hasil dari usaha sistematis untuk Memahami dan Menafsirkan Perintah dan Larangan

Allah SWT ini dinamakan Fiqih. Maka Fiqih adalah Tafsiran dari Ulama atas Syari’ah.

Selanjutnya Syari’ah itu terbagi menjadi Dua, yakni Ibadah dan Muamalah, maka sebagai

konsekuensi logis dari hal ini adalah bahwa Fiqih pun terbagi menjadi Dua, yakni Fiqih Ibadah30

dan Fiqih Muamalah.31

30 Fiqih Ibadah adalah tafsiran ulama atas perintah dan larangan dalam bidang ibadah yang mengatur hubungan

manusia dengan penciptannya Allah SWT, seperti : sholat, puasa, zakat, dll. Adiwarman Karim (2003), Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, Jakarta : IIIT Indonesia, hlm. 13.

31 Fiqih Muamalah adalah tafsiran ulama atas perintah dan larangan dalam bidang muamalah yang mengatur hubungan manusia dengan sesama manusia lainnya seperti, transaksi dalam ekonomi, dll. Adiwarman Karim (2003), Bank Islam., hlm. 13.

Secara Umum, Syari’ah ini telah ditetapkan dan ditegakkan pondasinya serta

disempurnakan dasar-dasarnya pada masa Nabi Muhammad SAW. Sehingga tidak ada lagi

perkembangan Syari’at sesudah Nabi Muhammad SAW.

Page 32: mhaisswa minat nabung

Sebagaimana Firman Allah SWT:

“Pada hari Ini Telah Kusempurnakan untuk kamu Agamamu, dan Telah Ku-cukupkan

kepadamu nikmat-Ku, dan Telah Ku-ridhai Islam itu jadi Agama bagimu. Maka barang siapa

terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, Sesungguhnya Allah Maha Pengampun

lagi Maha Penyayang.” (Al-Maidah : 3).32

Bank Islam atau disebut dengan Bank Syari’ah adalah Bank yang beroperasi dengan tidak

mengandalkan pada Bunga. Bank Islam atau biasa disebut dengan Bank Tanpa Bunga adalah

Lembaga Keuangan/Perbankan yang Operasional dan Produknya dikembangkan berlandaskan

pada Al-Quran dan Hadist Nabi SAW. Antonio dan Purwaatmaja membedakan menjadi Dua

pengertian yaitu Bank Islam dan Bank yang beroperasi dengan Prinsip Syari’ah Islam. Bank

Syari’ah adalah (1) Bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip Syari’at Islam; (2) Bank

yang tata cara beroperasinya mengacu kepada ketentuan-ketentuan Al-Qur’an dan Hadist,

Sementara Bank yang beroperasi sesuai dengan Prinsip Syari’at Islam adalah Bank yang dalam

beroperasinya itu mengikuti ketentuan-ketentuan Syari’at Islam khususnya yang menyangkut

tata cara Bermuamalat secara Islam.

33

Berdasarkan rumusan tersebut, Bank Islam berarti Bank yang tata cara beroperasinya

didasarkan pada tata cara Bermuamalat secara Islam, yakni mengacu kepada ketentuan-ketentuan

Al-Qur’an dan Hadist. Sedangkan pengertian Muamalat adalah ketentuan-ketentuan yang

mengatur hubungan Manusia dengan Manusia, baik hubungan pribadi maupun hubungan

perorangan dengan masyarakat.

34

Kaitan Bank dengan Uang dalam satu unit bisnis adalah penting, namun didalam

pelaksanaannya harus menghilangkan adanya Ketidakadilan, Ketidakjujuran dan “Penghisapan”

Untuk menghindari pengoperasian Bank dengan sistem Bunga, Islam memperkenalkan

Prinsip-Prinsip Muamalah Islam. Dengan kata lain, Bank Syari’ah lahir sebagai salah satu solusi

alternatif terhadap persoalan pertentangan antara Bunga Bank dengan Riba. Dengan lahirnya

Bank Islam di Indonesia, yang gencarnya, pada sekitar tahun 90-an atau tepatnya setelah ada

Undang-Undang No. 7 Tahun 1992, yang direvisi dengan Undang-Undang Perbankan No. 10

Tahun 1998, dalam bentuk sebuah Bank yang beroperasinya dengan sistem Bagi Hasil atau Bank

Syari’ah.

32 Al-Qur’ān Karīm dan Terjemahan Artinya (1999), Yogyakarta : UII Press. 33 Muhammad (2004), Manajemen Dana Bank Syariah. Yogyakarta: Ekonosia, Hlm. 1 34 Sumitro, Warkum (2002), Asas-asas Perbankan Islam dan Lembaga-lembaga Terkait (BMI dan Takaful) di Indonesia. Jakarta: PT Raja Grafindo, Hlm. 5.

Page 33: mhaisswa minat nabung

(pada umumnya Bank Konvensional melakukan transaksi yang bersifat tidak boleh tidak, pasti,

selalu untung dan tidak pernah rugi) dari satu pihak ke pihak lain (Bank dengan Nasabahnya).

Kedudukan Bank Islam dalam hubungan dengan para kliennya adalah sebagai Mitra Investor dan

Pedagang, sedangkan dalam hal Bank pada umumnya, hubungannya adalah sebagai Kreditur dan

Debitur.35

Setelah memperoleh dana dalam bentuk simpanan dari masyarakat, maka oleh Perbankan

dana tersebut diputarkan kembali atau dijualkan kembali ke masyarakat dalam bentuk pinjaman

atau lebih dikenal dengan istilah Kredit (Lending). Dalam pemberian kredit juga dikenakan jasa

pinjaman kepada penerima Kredit (Kreditur) dalam bentuk Bunga dan biaya administrasi.

Sedangkan bagi Bank yang berdasarkan prinsip Syari’ah dapat berdasarkan Bagi Hasil atau

Penyertaan Modal. Besarnya Bunga kredit sangat dipengaruhi oleh besarnya Bunga Simpanan.

Semakin besar atau semakin mahal Bunga Simpanan, maka semakin besar pula Bunga Pinjaman

dan demikian pula sebaliknya. Jadi dapat disimpulkan bahwa kegiatan Menghimpun Dana

(Funding) dan Menyalurkan Dana (Lending) ini merupakan kegiatan utama Perbankan.

Aktivitas Perbankan yang Pertama adalah menghimpun dana dari masyarakat luas yang

dikenal dengan istilah didunia Perbankan adalah kegiatan Funding, maksudnya adalah

mengumpulkan atau mencari dana dengan cara membeli dari masyarakat luas. Pembelian dana

dari masyarakat ini dilakukan oleh Bank dengan cara memasang berbagai strategi agar

masyarakat mau menanamkan dananya dalam bentuk simpanan. Jenis simpanan yang dapat

dipilih oleh masyarakat adalah Giro, Tabungan, Sertifikat Deposito dan Deposito Berjangka.

Agar masyarakat mau menyimpan uangnya di Bank, maka pihak Perbankan memberikan

rangsangan berupa balas jasa yang akan diberikan kepada si penyimpan. Balas jasa tersebut

dapat berupa Bunga, Bagi Hasil, Hadiah, Pelayanan atau Balas Jasa lainnya. Semakin tinggi

balas jasa yang diberikan, akan menambah minat masyarakat untuk menyimpan uangnya. Oleh

karena itu pihak Perbankan harus memberikan berbagai rangsangan dan kepercayaan sehingga

masyarakat berminat untuk menanamkan dananya.

36

Kelangsungan perkembangan Bank Syari’ah bergantung pada Kredibilitas dan

Profesionalitasnya, bukan karena dana dalam jumlah besar “hasil produksinya” sendiri.

Kredibiltas dan Profesionalitas memungkinkan sebuah Lembaga Keuangan dapat memelihara

2.1.2. Bank Syari’ah dan Strategi Pengembangannya

35 Muhammad, (2002), “Manajemen Pembiayaan Bank Syariah”, UPP AMP YKPN, Yogyakarta, hal.1 36 Kasmir, (2003),“Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya”,Raja Grafindo Persada, Jakarta, hal.24

Page 34: mhaisswa minat nabung

kepercayaan nasabah atau bahkan masyarakat luas, serta dapat beroperasi dengan efisiensi.

Efisiensi memungkinkan Lembaga Keuangan yang bersangkutan untuk bertahan dan

berkembang, sehingga menambah Kredibilitas lebih lanjut. Lembaga Keuangan yang tidak

kredibel atau tidak profesional niscaya tidak akan bisa langgeng, apalagi untuk berkembang.

Bank Syari’ah akan dapat berkembang jika melakukan tindakan-tindakan sebagai berikut : (1)

Mendukung strategi pengembangan ekonomi regional, (2) Memfasilitasi segmen pasar yang

belum terjangkau, (3) Memfasilitasi distribusi utilitas barang modal untuk kegiatan produksi

melalui skema Sewa-menyewa ( Ijarah ), (4) Mampu mengelola persepsi masyarakat pada

umumnya atau masyarakat pengelola Bank Syari’ah itu sendiri secara baik.37

Serta peran ulama juga dibutuhkan untuk mengembangkan strategi Bank Syari’ah dalam

mensosialisasikan kepada masyarakat, setidaknya ada Empat peran penting ulama : (1)

Menjelaskan kepada masyarakat bahwa Perbankan Syari’ah pada dasarnya adalah penerapan

Tathbig Fiqih Muamalah Maaliyah (bagaimana hubungan manusia dengan Harta, Ekonomi,

Bisnis, dan Keuangan ), (2) Mengembalikan masyarakat pada Fitrah Alam dan Fitrah Usaha

yang sebelumnya telah mengikuti Syari’ah, (3) Menyarankan kepada para Pengusaha agar

mengikuti langkah yang ditempuh oleh Bank Syari’ah dalam berbagi hasil dan berbagai resiko,

(4) Membantu menyelamatkan perekonomian bangsa melalui pengembangan sosialisasi

Perbankan Syari’ah.

38

Berbicara tentang peranan sesuatu, tidak dapat dipisahkan dengan fungsi dan kedudukan

sesuatu itu. Diantara Bank-Bank yang beroperasi dengan sistem Bagi Hasil adalah Bank

Muamalat Indonesia, Bank IFI Syari’ah, Bank Syari’ah Mandiri, dan BNI Syari’ah ditambah

dengan BPR-BPR Syari’ah dan Baitul Mal Wa Tamwil. Hadirnya Lembaga Keuangan ini

diharapkan mampu menjangkau masyarakat paling bawah untuk mengenal dan memanfaatkan

Jasa Bank.

2.1.3. Peranan Bank Syari’ah.

39

Fungsi dan peran Bank Syari’ah yang diantaranya tercantum dalam pembukaan Standar

Akutansi yang dikeluarkan oleh AAOIFI (Accounting And Auditing Organization For Islamic

Financial Institution), sebagai berikut:

40

37 Muhammmad (2002) Manajemen Bank Syariah, Yogyakarta: UPP AMP YKPN, hal 10 38 Muh Syafii Antonio (1999) Bank Syariah Wacana Ulama Dan Cendekiawan , Bank Indonesia, Tazkia Institut hlm 287. 39 Ibid., Hlm. 65 40 Heri Sudarsono (2004), Bank dan Lambaga Keuangan Syariah Deskripsi dan Ilustrasi. Yogyakarta: Ekonosia, hlm. 39

Page 35: mhaisswa minat nabung

a. Manajer Investasi Bank Syari’ah dapat mengelola Investasi Dana Nasabah.

b. Investor Bank Syari’ah dapat menginvestasikan dana yang dimilikinya maupun

dana nasabah yang dimilikinya maupun dana nasabah yang dipercayakan

kepadanya.

c. Penyedia Jasa, lalu lintas keuangan dan lalu lintas Pembayaran Bank Syari’ah dapat

melakukan kegiatan layanan jasa Perbankan sebagaimana lazimnya.

d. Pelaksanaan kegiatan Sosial, sebagai ciri yang melekat pada Entitas Keuangan

Syari’ah, Bank Islam juga memiliki kewajiban untuk mengeluarkan dan mengelola

(Menghimpun, Mengadministrasi dan Mendistribusikan) Zakat serta Dana-Dana

Sosial lainnya.

Donnely Jr, sebagaimana dikutip Ratih Huriyati, menjelaskan bahwa terdapat Enam

karakteristik pemasaran jasa Perbankan yang mempengaruhi distribusinya, yaitu sebagai berikut:

41

a. Intangibility (Tidak Berwujud) Bisnis Perbankan berkaitan dengan unsur kepercayaan.

Pada hakekatnya nasabah menaruh kepercayaan kepada Bank dalam hal Pengelolaan

Investasi Keuangannya. Hal tersebut sulit untuk dilihat seperti halnya pemasaran barang,

sehingga mempengaruhi kebijakan promosi jasa Perbankan.

b. Inseparability (Ketergantungan) Jasa Perbankan tidak dapat dipisahkan dari individu

penjualnya, karena jasa tersebut dibuat dan disalurkan langsung pada saat yang sama.

c. Perishability (Tidak Tahan Lama) Jasa merupakan suatu hal yang tidak dapat disimpan,

dijual atau dikembalikan, dan mudah usang, sehingga terjadi permasalahan jika

permintaan akan jasa tersebut berfluktuasi.

d. High Individualized Marketing System. Pemasar yang baik akan menggunakan suatu

sistem pemasaran yang dapat dimanfaatkan, khusus dan cocok dengan jenis produk yang

akan dipasarkan.

e. Lack Of Need For Logistic Function. Bank memasarkan produk yang tidak berwujud,

maka penghapusan atau pengurangan fungsi marketing tertentu sangat dimungkinkan.hal

ini dapat terlihat dari sisi logistik dimana para Pemasar Jasa Bank tidak memerlukan

perhatian khusus pada tempat Penyimpanan, Transportasi, dan Inventori Kontrol.

41 Ibid., hlm. 43-44.

Page 36: mhaisswa minat nabung

f. Client Relationship. Transaksi Perbankan memungkinkan hubungan antara Penjual dan

Pembeli sangat erat, dan bukan sekedar hubungan langganan biasa saja akan tetapi lebih

erat lagi sehingga merupakan “Client Relationship”.

2.1.4. Karakteristik Dasar Bank Syari’ah

Aktivitas Keuangan dan Perbankan dapat dipandang sebagai wahana bagi masyarakat

modern, untuk membawa mereka kepada Dua ajaran pokok Al-Qur’an, yaitu:

1. Prinsip At-Ta’awun, yaitu prinsip saling membantu dan bekerja sama di antara anggota

masyarakat untuk kebaikan, bukan untuk kemungkaran maupun kemaksiatan. Sebagaimana

Firman Allah Swt dalam surat Al-Maidah ayat 2:42

2. Prinsip Al-Ikhtinaz, yaitu menahan Uang (Dana) dan membiarkannya Menganggur

(Idle), karena tidak berputar dalam transaksi yang bermanfaat bagi masyarakat umum.

Sebagaimana Firman Allah Swt dalam surat An-Nisa’ ayat 29:

“ Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan

tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah,

sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya ”.

43

Perbankan Konvensional menggunakan instrumen Bunga dalam kegiatan operasionalnya,

sedangkan instrumen yang digunakan oleh Perbankan Islam adalah Bagi Hasil (Profit Sharing).

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan

jalan batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara

kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang

kepadamu ”.

44

42 Al-Qur’ān Karīm dan Terjemahan Artinya (1999), Yogyakarta : UII Press. 43 Ibid. 44 Sebelum nasabah terbiasa dengan prinsip bagi hasil atau bagi risiko, maka diterapkan mengenai distribusi pendapatan (revenue sharing). Namun dalam prakteknya revenue sharing mengandung kelemahan, yaitu jika pendapatan bank semakin rendah maka bagian bank setelah pendistribusian pendapatan tidak mampu membiayai kebutuhan operasionalnya. Bank akan mengalami kerugian dan membebani para pemegang saham. Arifin, Dasar-dasar Manajemen, hlm. 66-67.

Istilah Bunga merupakan terjemahan dari Interest, yang berarti tanggungan kepada pihak

peminjam uang yang biasanya dinyatakan dengan persentase dari uang yang dipinjamkan atau

Page 37: mhaisswa minat nabung

sejumlah uang yang dibayar atau dikalkulasi untuk penggunaan modal.45 Sedangkan mengenai

istilah Riba secara formal adalah suatu keuntungan moneter tanpa ada nilai imbangan yang

ditetapkan untuk salah Satu Pihak (dari Dua Pihak), yang mengadakan transaksi dalam

pertukaran dua nilai moneter.46

2.1.5. Prinsip Operasional Bank Syari’ah

Bank Syari’ah sebagai lembaga perantara keuangan juga harus melaksanakan mekanisme

Penghimpunan dan Penyaluran Dana secara seimbang, yaitu harus sesuai dengan ketentuan

Perbankan yang berlaku. Oleh karena itu, diperlukan kejelasan mengenai Sistem Operasional

Bank Syari’ah. Secara umum, konsep Sistem Operasional Bank Syari’ah adalah:

1. Bank Syari’ah sebagai lembaga penghimpun dana dari pihak yang surplus dana, yaitu

pihak yang mempercayakan uangnya kepada Bank untuk disimpan dan dikelola sesuai

dengan Prinsip Syari’ah. Yang dimaksud dana adalah dana dari pihak Pertama

(Pemodal dan Pemegang Saham), dana dari pihak Kedua (Pinjaman dari Bank dan

bukan Bank, serta dari Bank Indonesia), dan dana dari pihak Ketiga (Nasabah).47

2. Bank Syari’ah sebagai Penyalur Dana bagi pihak yang membutuhkan berupa

pembiayaan. Secara umum, pembiayaan yang diberikan oleh Bank Syari’ah meliputi

Tiga kerangka, yaitu Pembiayaan Tijarah (Jual Beli), Pembiayaan Syirkah (Kerjasama

atau Kongsi) dan Pembiayaan Al-Qardhul Hasan (Kebajikan).

48

Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Bank Indonesia No. 32/34/KEP/DIR tanggal

12 Mei 1999, ada beberapa prinsip dari Produk-Produk Bank Syari’ah yang sudah ditawarkan

kepada masyarakat:

49

Bank Syari’ah memiliki peran sebagai Lembaga Perantara (Intermediary) antara Unit-

Unit Ekonomi yang mengalami Kelebihan Dana (Surplus Unit) dengan unit-unit yang lain yang

mengalami Kekurangan Dana (Deficit Unit). Melalui Bank, kelebihan tersebut dapat disalurkan

kepada pihak-pihak yang memerlukan sehingga memberikan manfaat kepada Kedua belah pihak.

2.1.6. Produk-Produk Bank Syari’ah

45 Muhammad, Lembaga Keuangan Umat Kontemporer (Yogyakarta: UII Press, 1999), hlm 146-147. 46 Latifa M. Algaoud dan Mervyn K. Lewis, Perbankan Syari’ah: Prinsip, Praktik dan Prospek (Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2001), hlm. 56. 47 Dendawijaya, Manajemen Perbankan, hlm. 53-57. 48 Muhammad Ghafur W., “Pengaruh Tingkat Suku Bunga dan Tingkat Bagi Hasil terhadap Volume Simpanan Mudharabah di BMI tahun 1994-2001,” skripsi tidak dipublikasikan, FE UGM Yogyakarta (2003), hlm. 25-26. 49 Direktorat Perbankan Syari’ah, Himpunan Ketentuan Perbankan Syari’ah Indonesia, Mei 1999-Desember 2003 (Jakarta: Bank Indonesia, 2004), hlm. 1-4.

Page 38: mhaisswa minat nabung

Kualitas Bank Syari’ah sebagai lembaga perantara ditentukan oleh kemampuan manajemen Bank

untuk melaksanakan perannya.

Untuk memenuhi kebutuhan Modal dan Pembiayaan, Bank Syari’ah memiliki ketentuan-

ketentuan yang berbeda dengan Bank Konvensional. Secara umum piranti-piranti yang

digunakan Bank Syari’ah, yaitu50

1. Produk Penyaluran Dana (Financing)

:

2. Produk Penghimpunan Dana (Funding)

2.1.6.1 Produk Penyaluran Dana

Penyaluran Dana dari masyarakat oleh Bank Syari’ah dilaksanakan berdasarkan prinsip-

prinsip sebagai berikut :

A. Prinsip Al-Wadi’ah Untuk Simpanan Lancar

Al-Wadi’ah dapat diartikan sebagai Titipan dan Amanat dari pihak lain, dimana pihak

yang menerima amanat diwajibkan untuk menjaga dengan baik barang tersebut karena dapat

diambil oleh pemiliknya setiap waktu yang dikehendakinya. Landasan hukum dalam Al-Qur’an :

“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu untuk menyampaikan amanat (titipan) kepada yang

berhak menerimanya”. (QS. An-Nisaa : 58)51

Hukum Menitipkan dan Menerima Titipan adalah Jaiz.

52 Orang yang merasa sanggup

menerima amanat tersebut, lebih baik menerimanya. Menurut Ar-Rafi’i, orang yang merasa

sanggup hendaknya menerima dengan syarat: tidak memberatkan pada dirinya sendiri dan tidak

memungut biaya pemeliharaannya.53

50 Heri Sudarsono, (2003), “Bank dan Lembaga Keuangan Syariah”, Ekonisia, Yogyakarta, hal.56 51 Al-Qur’ān Karīm dan Terjemahan Artinya (1999), Yogyakarta : UII Press. 52 Sabiq, Fiqh as-Sunnah., hlm. 235. 53 Abdul Fatah Idris dan Abu Ahmadi (1994), Fiqih Islam Lengkap, cet. ke-2 Jakarta: Rineka Cipta, hlm. 179.

Berdasarkan kewenangan yang diberikan, maka Wadi’ah dibedakan menjadi Dua

macam, yaitu Wadi’ah Yad Amanah dan Wadi’ah Yadh Dhamanah. Wadi’ah Yad Amanah

berarti penerima titipan tidak berhak menggunakan dana atau barang titipan tersebut untuk

didaya gunakan. Sedangkan Wadi’ah Yadh Dhamanah adalah memberikan kewenangan kepada

penerima titipan untuk mendayagunakan barang atau dana yang dititipkan tersebut.

Page 39: mhaisswa minat nabung

Aplikasi dalam dunia Perbankan biasanya diterapkan untuk Penghimpunan Dana seperti

Giro (Current Account) dan Tabungan Berjangka (Saving Account).54

B. Prinsip Al-Mudharabah Untuk Simpanan Yang Diinvestasikan

Al-Mudharabah sebenarnya merupakan suatu bentuk penyertaan yang berakar dari Al-

Musyarakah. Al-Musyarakah sendiri adalah suatu bentuk perkongsian antara Dua Belah Pihak

atau Lebih dalam suatu usaha atau proyek dimana masing-masing pihak berhak atas segala

keuntungan dan bertanggungjawab atas segala kerugian yang terjadi sesuai dengan porsi

penyertaannya masing-masing. Berbeda dengan Al-Musyarakah, pada Al-Mudharabah ada pihak

yang Menyediakan Dana saja (Shahibul ‘mal) dan ada pihak yang bertanggung jawab atas

Pengelolaan Usaha saja (Mudharib). Keuntungan dibagikan sesuai dengan rasio laba yang telah

disepakati bersama sebelumnya dan manakala rugi Shahibul Mal akan kehilangan sebagian dari

modalnya, sedang Mudharib akan kehilangan imbalan dari kerja keras dan manajerial skill yang

disumbangkannya.55

A. Al-Mudharabah

2.1.6.2. Produk Penghimpunan Dana

Penghimpunan Dana kepada masyarakat oleh Bank Syari’ah dilaksanakan berdasarkan

prinsip-prinsip sebagai berikut :

Perjanjian Usaha antara Pemilik Modal (Bank Syari’ah) dan Pengusaha, di mana pemilik

modal menyediakan seluruh dana yang diperlukan dan pihak pengusaha melakukan pengelolaan

atas usaha, misalnya kendaraan dan rumah.

Mudarabah berasal dari kata ضرألا ىف برضلا yaitu bepergian untuk urusan dagang.

Disebut juga Qiradh, yang berasal dari kata Al-Qath’u (Potongan), karena pemilik memotong

sebagian hartanya untuk diperdagangkan dan memperoleh sebagian dari labanya.56

Menurut Hasbi Ash-Shiddiqy, Qiradh atau Mudarabah adalah seseorang memberikan

modal kepada orang lain untuk diperniagakan dan dipersekutui Untung atau Laba, diharuskan.

Hukum tersebut disepakati oleh para Mudjtahidin, begitu juga Imam Malik, Ahmad dan Abu

Hanifah. Namun, menurut para Mudjtahidin Qiradh dengan Mata Uang (bukan mata uang Perak)

adalah tidak sah. Sedangkan Asyhab dan Abu Yusuf membolehkan, jika mata uang tersebut

laku.

57

54 Arifin, Dasar-Dasar Manajemen, hlm. 24. 55 Ibid. hal. 57 56 Sabiq, Fiqh as-Sunnah, III: 212. 57 Ash-Shiddieqy, T.M., Hasbi (1970), Hukum-hukum Fiqih Jakarta: Bulan Bintang, hlm. 426.

Page 40: mhaisswa minat nabung

Pada dasarnya Mudarabah dapat dikategorikan sebagai salah satu Musyarakah, namun

para Cendekiawan Fiqh Islam menempatkan Mudarabah dalam posisi yang khusus dan

memberikan landasan hukum tersendiri.58 Sebagaimana Firman Allah Swt dalam Surat al-

Muzzammil ayat 20:59

Dari ayat di atas dapat disimpulkan bahwa Mudarib adalah Enterpreneur atau sebagian

dari orang-orang yang melakukan perjalanan, untuk mencari karunia Allah dari keuntungan

investasinya.

“ Orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah dan orang-orang

yang lain lagi berperang di jalan Allah, maka bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Quran

dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman

yang baik. Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh

(balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya.

Dan mohonlah ampunan kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha

Penyayang” (QS. Muzzammil: 20).

60

Mudarabah bisa juga disebut sebagai Muamalat, yaitu akad antara Kedua Belah Pihak,

kemudian Salah Satu Pihak mengeluarkan sejumlah uang kepada pihak lainnya untuk

diperdagangkan. Dan keuntungannya dibagi sesuai dengan kesepakatan awal. Dengan Ijma’

Ulama, maka Mudarabah itu diperbolehkan.

61

58 Perwataadmadja dan Antonio, Apa dan Bagaimana, hlm. 19. 59 Al-Qur’ān Karīm dan Terjemahan Artinya (1999), Yogyakarta : UII Press. 60 Perwataadmadja dan Antonio, Apa dan Bagaimana, hlm. 19.

61 Sabiq, Fiqh as-Sunnah, hlm. 212.

Mengenai pembagian keuntungan, Ibnu Rusyd berkata, “Para Ulama sepakat bahwa

Pelaksana (Mudarib) tidak boleh mengambil keuntungan yang menjadi bagiannya, tanpa dihadiri

oleh Pemilik Modal (Sahibul Mal).” Karena kehadiran Sahibul Mal merupakan prasyarat dalam

Pemecahan Harta (Keuntungan).

Berdasarkan kewenangan yang diberikan kepada Mudarib, maka Mudarabah dibedakan

menjadi Dua macam, yaitu Mudarabah Mutlaqah, artinya Mudarib diberi kewenangan untuk

menentukan pilihan investasi yang dikehendaki dan Mudarabah Muqayadah, artinya alokasi

investasi ditentukan oleh Pihak Pertama (Pemilik Dana) sedangkan Mudarib bertindak sebagai

pelaksana atau pengelola dana tersebut.

Page 41: mhaisswa minat nabung

Aplikasi dalam dunia Perbankan, Mudarabah biasanya diterapkan dalam sisi

Penghimpunan Dana seperti Tabungan dan Deposito Berjangka. Sedangkan pada sisi

pembiayaan digunakan pada Produk-Produk Pembiayaan Modal Kerja pada bidang Jasa dan

Perdagangan.

B. Al-Musyarakah

Suatu perjanjian kerjasama antara Dua Pihak atau Lebih dalam suatu usaha atau proyek

tertentu, dimana masing-masing pihak berhak atas segala keuntungan dan bertanggungjawab atas

segala kerugian yang terjadi sesuai dengan penyertaan masing-masing, contohnya Modal Kerja.

Misalnya, PT. MLM bekerja sama dengan A untuk menjual produknya. Dalam kesepakatan, PT.

MLM menyediakan barang, sedang A menanggung biaya transportasi pemasaran (sesuai dengan

kesepakatan).

Syirkah berarti Ikhtilath (Percampuran). Menurut para Fuqaha’ (Imam Hanafi), Syirkah

berarti akad antara orang Arab yang berserikat dalam hal Modal/Keuntungan.62 Sedangkan

menurut Ahli Fiqh lain, Syirkah adalah percampuran hak dari Dua (Lebih) orang menjadi Satu,

sehingga diusahakan dengan Satu Nama.63 Definisi lain mengenai Syirkah adalah perjanjian

antara pihak-pihak yang menyertakan modal dalam suatu kegiatan ekonomi dengan pembagian

keuntungan atau kerugian sesuai dengan Nisbah yang disepakati.64

Landasan mengenai Musyarakah terdapat dalam surat Ash-Shaad ayat 24:

65

" Sesungguhnya dia telah berbuat zalim kepadamu dengan meminta Kambingmu itu untuk

ditambahkan kepada Kambingnya. Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu

sebagian mereka berbuat zalim kepada sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan

mengerjakan amal yang saleh; dan amat sedikitlah mereka ini." Dan Daud mengetahui bahwa Kami

mengujinya, maka ia meminta ampun kepada Tuhannya lalu menyungkur sujud dan bertaubat ” . Yang dimaksud dengan kata Al-Khulatha dalam ayat di atas adalah mereka yang berserikat.66

62 Ibid., hlm. 294. 63 Ibid., hlm. 294. 64 Arifin, Dasar-Dasar Manajemen, hlm. 20. 65 Al-Qur’ān Karīm dan Terjemahan Artinya (1999), Yogyakarta : UII Press. 66 Sabiq, Fiqh as-Sunnah, hlm. 294.

Page 42: mhaisswa minat nabung

Syirkah terdiri dari 2 kelompok, yaitu:

a. Syirkah Amlak adalah lebih dari satu orang memiliki suatu jenis barang tanpa akad

(bisa bersifat Ikhtiari atau Jabari).67

b. Syirkah ‘Uqud adalah bahwa Dua Orang (lebih) melakukan akad untuk bergabung

dalam suatu kepentingan harta dan hasilnya berupa keuntungan. Syirkah ‘Uqud

terdiri dari 4 kelompok, yaitu: Syirkah ‘Inan, Muwafadhah, ‘Abdan dan Wujuh.

Hukum dari Syirkah tersebut bahwa partner

tidak berhak bertindak dalam penggunaan milik partner lainnya tanpa izin dari yang

bersangkutan.

68

Menurut Imam Hanafi keempat Syirkah tersebut diperbolehkan, jika syarat-

syaratnya terpenuhi. Kemudian menurut Imam Syafi’i membatalkan semua, kecuali

Syirkah ‘Inan. Sedangkan Hambali membolehkan semuanya, kecuali Syirkah

Muwafadah. Dan menurut Imam Maliki membolehkan semuanya, kecuali Syirkah

Wujuh.69 Adapun rukun dari dari Syirkah adalah Ijab dan Qabul.70

Selanjutnya aplikasi Musyarakah dalam dunia Perbankan, biasanya digunakan untuk

pembiayaan proyek tertentu. Pada lembaga keuangan khusus yang diperbolehkan melakukan

investasi dalam kepemilikan perusahaan, maka ditetapkanlah skema Modal Ventura.

B. Al-Murabahah

Menjual dengan harga asal atau harga pokok ditambah dengan Margin Keuntungan yang

disepakati. Misalnya, PT. MLM meminta A menjual produknya. Kemudian PT. MLM

menyerahkan barang-barangnya untuk dijual oleh A. Selanjutnya hak yang diperoleh A adalah

berdasarkan kesepakatan antara A dengan PT. MLM.

67 Ikhtiari adalah bahwa dua orang dihibahkan/diwariskan sesuatu, kemudian mereka menerrima, maka barang yang dihibahkan/diwariskan milik mereka berdua. Sedangkan jabari adalah sesuatu yang berstatus sebagai milik lebih dari satu orang (umum), tanpa adanya usaha dari mereka dalam proses pemilikan barang tersebut. Misalnya: harta warisan, syirkah berlaku untuk barang warisan, tanpa ada usaha dari pemilik. Ibid., hlm. 294. 68 Pengertian syirkah ‘inan adalah persekutuan dalam urusan harta oleh dua orang, kemudian mereka memperdagangkannya dengan keuntungan dibagi dua dan tidak disyaratkan jumlah modalnya sama atau wewenang dan keuntungan. Kemudian syirkah muwafadlah adalah bergabungnya dua atau lebih, untuk melakukan kerja bersama dalam satu urusan, dengan ketentuan modal, wewenang dan agama yang sama. Syirkah wujuh adalah bahwa dua orang (lebih) membeli sesuatu tanpa permodalan, yang ada hanya berpegang kepada nama baik dan kepercayaan pedagang kepada mereka. Sedangkan syirkah ‘abdan (syirkah fisik) adalah bahwa dua orang atau lebih berpendapat untuk menerima pekerjaan, dengan ketentuan upah yang mereka terima dibagi sesuai dengan kesepakatan. Syirkah ini disebut sebagai syirkah a’mal (syirkah kerja) atau syirkah shana’i (syirkah para tukang) maupun syirkah taqabbul (syirkah penerimaan). Ibid., hlm. 295-297. 69 Ibid., hlm. 295. Referensi lain baca ash-Shiddieqy, Hukum-hukum Fiqih, hlm. 396-403. 70 Sayyid Sabiq, Fiqh as-Sunnah, hlm. 295.

Page 43: mhaisswa minat nabung

Murabahah adalah pembelian barang dengan pembayaran ditangguhkan (1 bulan, 3

bulan, 1 tahun dst). Sedangkan pembiayaan Murabahah adalah pembiayaan yang diberikan

kepada nasabah dalam rangka pemenuhan kebutuhan Produksi (Inventory).71

Adapun dasar-dasar perniagaan seperti yang tercantum dalam surat An-Nisa’ ayat 29

adalah: 1) Saling meridhai antara penjual dengan pembeli, sedangkan tindak penipuan,

pendustaan atau pemalsuan itu diharamkan, 2) Semua yang ada di dunia perniagaan dan apa

yang terkandung di dalam maknanya merupakan Kebathilan (Tidak Kekal). Hendaknya tidak

melalaikan orang yang berakal, demi mempersiapkan kehidupan Dunia maupun Akhirat

nantinya, dan 3) Bahwa semua jenis perniagaan itu mengandung Kebathilan. Oleh karena itu,

perlu toleransi jika terjadi penambahan harga, karena kepandaian pedagang dalam menawarkan

barang dagangannya, bukan karena pemalsuan atau penipuan.

72

Landasan Syari’ah mengenai Murabahah terdapat dalam Surat An-Nisa’ 29:

73

Yang dimaksud dengan kata Al-Bathil (Al-Buthlan) adalah kesia-siaan atau kerugian.

Atau mengambil harta tanpa pengganti yang hakiki dan keridhaan dari pemilik harta tersebut,

maupun menafkahkan harta ke jalan yang tidak benar, seperti riba dan penipuan dalam jual beli.

Sedangkan kata Bainakum adalah harta yang haram akibat perselisihan antara orang yang

memakan dan orang yang dimakan hartanya.

“ Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan

jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di

antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah adalah Maha

Penyayang kepadamu “.

74

Secara Etimologis, Salam berarti Salaf (Pendahuluan). Sedangkan Ba’i As-Salam adalah

akad jual beli suatu barang, di mana harga dibayar segera dan barangnya diserahkan kemudian,

Selanjutnya, aplikasi dalam dunia perbankan biasanya diterapkan pada produk

pembiayaan untuk pembelian barang-barang Investasi, baik Domestik maupun Luar Negeri,

seperti melalui Letter of Credit (L/C).

a. Salam

71 Perwataadmadja dan Antonio, Apa dan Bagaimana, hlm. 25. 72 Mustafa al-Maraghi (1986), Terjemah Tafsir al-Maraghi, alih bahasa Bahrun Abubakar dan Hery Noer Aly Semarang: Toha Putra, hlm. 27-28. 73 Al-Qur’ān Karīm dan Terjemahan Artinya (1999), Yogyakarta : UII Press. 74 Al-Maraghi, Terjemah Tafsir al-Maraghi, hlm. 25-26.

Page 44: mhaisswa minat nabung

sesuai dengan jangka waktu yang disepakati.75 Sebagaimana Firman Allah SWT dalam Surat

Al-Baqarah 282:76

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara tunai untuk waktu

yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara

kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana

Allah mengajarkannya, meka hendaklah ia menulis, dan ...”

Yang dimaksud dengan kata Dain pada ayat di atas adalah muamalat tidak secara tunai,

untuk barang yang terkandung dalam jaminan. Oleh karena itu, kriteria barang harus jelas dan si

pemebeli meyakini akan dipenuhi oleh si penjual pada waktu yang sudah ditetapkan.77

Jumhur Ulama berpendapat, perlunya menuliskan tempo dalam jual beli Salam, karena

Salam tidak boleh berlangsung sekarang. Sedangkan menurut Imam Syafi’i hal tersebut boleh

(seketika), karena lebih utama dan untuk menghindari terjadinya penipuan. Pendapat tersebut

juga dibenarkan oleh As-Syaukani.

78

Aplikasi dalam dunia Perbankan sering digunakan pada pembayaran para Petani jangka

pendek dan pada pembiayaan barang-barang industri, misalnya produk Garmen (Pakaian Jadi).

Adapun harga yang dibayarkan bukan berupa utang, melainkan dalam bentuk tunai dan segera

dibayarkan. Karena Bank tidak bermaksud melakukan Salam untuk memperoleh barang,

melainkan menjual barang tersebut untuk mencari keuntungan. Oleh karena itu, transaksi dalam

bentuk Salam yang dilakukan oleh Bank, selalu diikuti dengan transaksi penjualan kepada pihak

atau nasabah lain.

79

b. Istishna’ (Purchase By Order Or Manufacture)

Ba’i Al-Istishna’ adalah Akad Jual Beli antara Pemesan/Pembeli (Mustashni’) dengan

Produsen/Penjual (Shani’), di mana barang yang akan diperjualbelikan harus terlebih dahulu

ditentukan kriterianya dengan jelas. Ishtisna’ dengan Salam sebenarnya hampir sama,

75 Sabiq, Fiqh as-Sunnah, III: 171. 76 Al-Qur’ān Karīm dan Terjemahan Artinya (1999), Yogyakarta : UII Press. 77 Sabiq, Fiqh as-Sunnah, III: 171. 78 Ibid., hlm. 172. 79 Arifin, Dasar-Dasar Manajemen, hlm. 27.

Page 45: mhaisswa minat nabung

perbedaannya hanya terletak pada cara pembayarannya. Pada Salam pembayarannya harus di

muka, sedangkan Istishna’ pembayarannya bisa di awal, di tengah maupun di akhir.80

C. Al-Ijarah ( Jasa-jasa ) Pembiayaan Bank untuk pengadaan barang ditambah keuntungan yang disepakati dengan

sistem pembayaran sewa tanpa diakhiri dengan pemilikan.81

Ijarah berasal dari kata Ajru, yang berarti ‘Iwadlu (Ganti). Sedangkan menurut

Terminologi Syara’ Ijarah adalah suatu jenis akad untuk mengambil manfaat dengan jalan

penggantian.

Misalnya Ijarah sama dengan

Transaksi Jual Beli, hanya saja yang menjadi objek dalam transaksi ini adalah dalam bentuk

manfaat. Pada akhir masa sewa dapat saja diperjanjian bahwa barang yang diambil manfaatnya

selama masa sewa akan dijual belikan antara pemilik barang.

82 Pemilik yang menyewakan manfaat disebut Mu’ajjir, sedangkan pihak lain yang

Memberikan Sewa disebut Musta’jir. Adapun barang yang diambil manfaatnya disebut Ma’jur

dan Jasa yang diberikan sebagai Imbalan Menyewa disebut Ajran/Ujrah.83

Para Cendekiawan Fiqh Muslim membagi Ijarah menjadi 2 bagian, yaitu menyewa untuk

jangka waktu tertentu dan menyewa untuk suatu proyek atau usaha tertentu.

84 Bentuk yang

Pertama banyak diterapkan dalam Sewa-Menyewa aset/barang, sedangkan bentuk yang Kedua

digunakan untuk para Staf Ahli atau Para Pekerja usaha-usaha tertentu. Secara garis besar, Nash-

Nash Al-Qur’ān lebih banyak merujuk pada jenis Ijarah yang Kedua. Sebagaimana Firman Allah

SWT dalam Surat Al-Qashash ayat 26:85

Kemudian Surat Ath-Thalāq ayat 6:

“Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang

bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk

bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya."

86

80 Ibid., hlm. 28. 81 Martono, (2002), “Bank dan Lembaga Keuangan Lain”, Ekonisia, Yogyakarta, hal. 99 82 Sabiq, Fiqh Sunnah, III: 198. 83 Ibid., hlm. 198. 84 Perwataadmadja dan Antonio, Apa dan Bagaimana, hlm 29-30. 85 Al-Qur’ān Karīm dan Terjemahan Artinya (1999), Yogyakarta : UII Press. 86 Al-Qur’ān Karīm dan Terjemahan Artinya (1999), Yogyakarta : UII Press.

Page 46: mhaisswa minat nabung

“Tempatkanlah mereka (para isteri) di mana kamu bertempat tinggal menurut kemampuanmu

dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk menyempitkan (hati) mereka. Dan jika mereka

(Isteri-Isteri yang sudah ditalaq) itu sedang hamil, maka berikanlah kepada mereka nafkahnya

hingga mereka bersalin, kemudian jika mereka menyusukan (anak-anak)mu untukmu maka

berikanlah kepada mereka upahnya, dan musyawarahkanlah di antara kamu (segala sesuatu)

dengan baik; dan jika kamu menemui kesulitan maka perempuan lain boleh menyusukan (anak

itu) untuknya”.

Adapun Ijma’ para Ulama mengenai Ijarah adalah sepakat, karena tidak ada satupun

Ulama yang membantahnya. Meskipun terdapat perbedaan di antara mereka, namun hal itu tidak

dianggap.

Selanjutnya, hikmah di Syari’atkannya Ijarah karena semua manusia membutuhkannya

bagi kelangsungan hidup mereka.87

a. Qardhul Hasan (Benevolent Loan)

Jika terdapat kesepakatan pemilikan barang pada akhir masa

sewa disebut Ijarah Mumtahiya Bittamilk (Financial Lease With Purchase Option). Aplikasi

dalam Dunia Perbankan adalah Leasing, baik dilakukan dalam bentuk Operating Lease maupun

Financial Lease.

Qardhul Hasan (Benevolent Loan) adalah suatu pinjaman lunak yang diberikan atas dasar

kewajiban sosial semata, dimana si peminjam tidak dituntut untuk mengembalikan apapun

kecuali modal pinjaman.88 Landasan Syari’ah mengenai Pinjaman Tunai Kebajikan (Qardhul

Hasan) terdapat dalam Surat Al-Baqarah ayat 245:89

“Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan

hartanya di jalan Allah), maka Allah akan meperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan

lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezki) dan kepada-Nya-

lah kamu dikembalikan”. Pada dasarnya pinjaman Qardhul Hasan diberikan kepada mereka yang membutuhkan

pinjaman konsumtif jangka pendek (untuk tujuan yang penting) dan para pengusaha kecil yang 87 Dalam hal ini manusia membutuhkan tempat tinggal, sebagian dari mereka membutuhkan orang lain, mereka juga membutuhkan kendaraan/angkutan, kemudian membutuhkan berbagai peralatan dan membutuhkan lahan untuk bercocok tanam. Sabiq, Fiqh as-Sunnah, hlm. 200. 88 Perwataadmadja dan Antonio, Apa dan Bagaimana, hlm. 33. 89 Al-Qur’ān Karīm dan Terjemahan Artinya (1999), Yogyakarta : UII Press.

Page 47: mhaisswa minat nabung

kekurangan dana (Lack Of Fund), tetapi mempunyai prospek bisnis yang baik. Sumber dana

untuk pemberian pinjaman tunai kebajikan ini berasal dari dana yang dikumpulkan oleh

Lembaga Amil Zakat (ZIS).90

b. Wakalah (Deputyship)

Wakalah bermakna Tafwidh, yang berarti Penyerahan, Pendelegasian atau Pemberian

Mandat.91 Atau pelimpahan kekuasaan oleh seseorang kepada yang lain, dalam hal-hal yang

dapat diwakilkan.92 Sebagaimana Firman Allah dalam Surat Al-Kahfi 19:93

Islam Mensyari’atkan Wakalah karena manusia memang membutuhkannya. Manusia

tidak dapat memenuhi semua kepentingannya sendiri, mereka selalu membutuhkan orang lain

sebagai Delegasi atau Wakil untuk kepentingannya.

“Dan demikianlah Kami bangunkan mereka agar mereka saling bertanya di antara

mereka sendiri. Berkatalah salah seorang di antara mereka: Sudah berapa lamakah kamu

berada (disini?)." Mereka menjawab: "Kita berada (disini) sehari atau setengah hari." Berkata

(yang lain lagi): "Tuhan kamu lebih mengetahui berapa lamanya kamu berada (di sini). Maka

suruhlah salah seorang di antara kamu untuk pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini,

dan hendaklah dia lihat manakah makanan yang lebih baik, maka hendaklah ia membawa

makanan itu untukmu, dan hendaklah ia berlaku lemah-lembut dan janganlah sekali-kali

menceritakan halmu kepada seorangpun”.

94 Firman Allah SWT dalam Surat Yusuf

ayat 55:95

90 Perwataadmadja dan Antonio, Apa dan Bagaimana, hlm. 33-34. 91 Sabiq, Fiqh as-Sunnah, III: 226. 92 Ibid., hlm. 226. 93 Al-Qur’ān Karīm dan Terjemahan Artinya (1999), Yogyakarta : UII Press. 94 Ibid., hlm. 226. 95 Al-Qur’ān Karīm dan Terjemahan Artinya (1999), Yogyakarta : UII Press.

“Berkata Yusuf: "Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir); sesungguhnya aku adalah

orang yang pandai menjaga, lagi berpengetahuan."

Page 48: mhaisswa minat nabung

Wakalah juga termasuk jenis Tolong-Menolong (Ta’awun) atas dasar Kebajikan dan

Taqwa. Sehingga Umat Muslim membolehkan hal tersebut. Sebagaimana Firman Allah SWT

dalam Surat Al-Maidah ayat 2:96

c. Kafalah (Guaranty)

“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-

menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah,

sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya”.

Menurut Epistemologi, Kafalah berarti Adh-Dhammu (Menggabungkan), Dhaman

(Jaminan), Hamalah (Beban) dan Za’amah (Tanggungan).97 Sedangkan menurut pengertian

Syara’ Kafalah berarti proses penggabungan tanggungan Kafiil menjadi tanggungan Ashiil,

dalam tuntutan dengan materi sama/hutang maupun barang/pekerjaan. Menurut Imam-Imam

lainnya, Kafalah adalah menggabungkan Dua tanggungan dalam permintaan/hutang.98

Sedangkan landasan Syari’ah mengenai Kafalah terdapat dalam Surat Yusuf ayat 72:

99

Para Ulama Berijma’ membolehkannya, karena orang-orang Islam pada zaman

Nubuwwah mempraktekkan hal ini dan tidak ada ulama yang menegur atau melarangnya.

“Penyeru-penyeru itu berkata: "Kami kehilangan piala raja, dan siapa yang dapat

mengembalikannya akan memperoleh bahan makanan (seberat) beban unta, dan aku menjamin

terhadapnya."

100

d. Sharf

Sharf adalah menjual Mata Uang (Emas dan Perak) dengan Mata Uang lainnya. Menjual

Emas dengan Emas atau Perak dengan Perak itu tidak diperbolehkan, kecuali Tunai/Kontan. Di

96 Ibid. 97 Sabiq, Fiqh as-Sunnah, III: 283. 98 Istilah-istilah dalam kafalah di antaranya kafiil, ashiil, makful lahu dan makful bihi. Kafiil adalah orang yang berkewajiban melakukan makful bihi (penanggung) dan semua urusan harta berada di tangannya. Kemudian ashiil adalah orang yang berhutang (yang ditanggung). Sedangkan makful lahu adalah orang yang menghutangkan dan makful bihi adalah orang/barang/pekerjaan yang wajib dipenuhi oleh makful lahu. Ibid., hlm. 283. 99 Al-Qur’ān Karīm dan Terjemahan Artinya (1999), Yogyakarta : UII Press 100 Sabiq, Fiqh as-Sunnah, III: 283-284.

Page 49: mhaisswa minat nabung

sisi lain, menjual Emas dengan Emas atau Perak dengan perak secara sukatan itu diperbolehkan,

tetapi sifat Emas/Perak Keduanya serupa. Pendapat tersebut disepakati oleh para Mudjtahidin.101

e. Hiwalah (Transfer Service)

Kata Hiwalah diambil dari kata Tahwil, yang berarti Intiqal (Perpindahan). Yang

dimaksud di sini adalah memindahkan hutang dari tanggungan Muhil (Debitur) menjadi

tanggungan Muhal’alaih.102

Islam membenarkan Hiwalah dan membolehkannya jika diperlukan. Sebagaimana Imam

Bukhari dan Muslim meriwayatkannya dari Abu Hurairah r.a., bahwa Rasulullah SAW

bersabda:

103

Di dalam Hadits tersebut Rasulullah SAW memerintahkan kepada orang menghutangkan,

jika orang yang berhutang menghiwalahkan kepada orang yang mampu, hendaknya menerima

Hiwalah tersebut dan mengikuti kepada Muhal’alaih. Menurut Jumhur Ulama perintah tersebut

Sunnah, namun kebanyakan pengikut Imam Hambali, Ibn Jarir, Abu Tsur dan Az-Zahiriyah

berpendapat bahwa hukumnya wajib bagi Kreditur menerima Hiwalah tersebut.

104

2.2. PERILAKU KONSUMEN DALAM ISLAM.

Selanjutnya, Aplikasi dalam Dunia Perbankan berupa penerapan Factoring atau Anjak

Piutang, dimana para nasabah yang memiliki piutang kepada pihak Ketiga memindahkan piutang

itu kepada Bank, Post-Date Check, dimana Bank bertindak sebagai juru tagih, tanpa

membayarkan terlebih dahulu piutang tersebut dan Bill Discounting.

Kebutuhan Konsumen yang kini dan yang telah diperhitungkan sebelumnya, merupakan

insentif pokok bagi kegiatan-kegiatan ekonominya sendiri.

101 Ash-Shiddieqy, Hukum-hukum Fiqih, hlm. 369-370.

102 Muhil adalah orang yang berhutang, sedangkan muhal adalah orang yang mengutangkan, dan muhal’alaih adalah orang yang melakukan pembayaran hutang. Sabiq, Fiqh as-Sunnah, III: 217. 103 Al-Azdi, Abū Dāwud bin al-Asy’as as-Sijistani, Sunan Abi Dāwud, edisi Shidqi Muhammad Jamil (Beirut: Dar al-Fikr, 1414H/1994M), III: 212, hadits nomor 3345, “Bab fii Mathli.” Hadits dari Qa’nabi dari Mālik dari Ibn Zinād dari A’waj dari Abu Hurairah r.a. 104 Sabiq, Fiqh as-Sunnah, III: 217.

Page 50: mhaisswa minat nabung

Mereka mungkin tidak hanya menyerap pendapatannya tetapi juga memberi insentif

untuk meningkatkannya.105

Sikap berlebihan dalam hal konsumsi yang dituntun oleh perilaku para konsumen Muslim

yang mengutamakan kepentingan orang lain. Oleh karena itu, yang dibutuhkan adalah

menentukan apakah tingkatan konsumsi yang berlaku dalam suatu masyarakat berada dibawah

atau diatas tingkat sederhana.

Dalam rangka menganalisis Perilaku Konsumen seseorang bisa saja berpandangan sempit

dan statik dengan mengatakan, bahwa Konsumen dalam suatu masyarakat Islam hanya dituntun

secara ketat dengan sederetan larangan (yakni: makan Daging Babi, Minum-Minuman Keras,

Mengenakan pakaian Sutra, Cincin Emas (untuk Pria), dan seterusnya). Karena dalam Syari’at

semua larangan-larangan itu mempunyai keabsahan yang pasti.

106

Dalam Islam pada hakikatnya konsumsi adalah suatu pengertian yang positif. Larangan-

Larangan dan perintah mengenai Makanan dan Minuman harus dilihat sebagai bagian usaha

untuk meningkatkan sifat Perilaku Konsumsi. Dengan mengurangi pemborosan yang tidak perlu,

Islam menekankan perilaku mengutamakan kepentingan orang lain yaitu pihak konsumen. Sikap

moderat dalam Perilaku Konsumen ini kemudian menjadi logik dari gaya konsumsi Islam, yaitu

sifat Nisbi dan Dinamik.

107

Keberadaan Bank Syari’ah bagi masyarakat Indonesia pada umumnya dan masyarakat

Daerah Istimewa Yogyakarta pada khususnya merupakan sistem yang dapat dianggap baru. Bank

Syari’ah yang beroperasi berdasarkan Syari’at Islam, dilaksanakan dengan menggunakan sistem

Bagi Hasil (Non Bunga). Oleh karena itu, produk-produk yang ditawarkan harus sesuai dengan

konsep Syari’at Islam. Diantara produk yang ditawarkan oleh Bank Syari’ah kepada masyarakat

pengguna jasa Perbankan Syari’ah adalah : (1) produk Funding (Pengumpulan Dana), meliputi :

Giro Wadi’ah; Tabungan Mudharabah dan Deposito Mudharabah; (2) produk Financing

(Pembiayaan Dana), meliputi : (a) konsep Jual-Beli : Al-Bai’u Bithaman Ajil; Murabahah; Ba’i

As Salam (b) konsep sewa menyewa : Ijarah; dan (c) pembiayaan bagi hasil Mudharabah dan

2.3. SIKAP MASYARAKAT YOGYAKARTA TERHADAP BANK SYARI’AH.

105 M. Abdul Manan (1997), Teori dan Praktek Ekonomi Islam Yogyakarta: Dana Bhakti Prima Yasa, hlm. 44 106 Ibid., hlm. 50 107 Ibid., hlm. 51

Page 51: mhaisswa minat nabung

Musyarakah. (d). konsep kebajikan : Al-Qardhul Hasan (3) jasa, meliputi : Wakalah

(Transfer/Kliring/LLG/Inkaso), Kafalah (Letter of Credit, Bank Garansi)108

Perilaku Konsumen adalah kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat

dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk didalamnya

proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan.

.

Dengan berbagai macam produk tersebut, terkadang masyarakat masih merasa asing dengan

keberadaannya.

2.4. PERILAKU KONSUMEN DALAM PERBANKAN SYARI’AH

2.4.1. Pengertian Perilaku Konsumen

109

1. Perilaku Konsumen adalah Dinamis.

Menurut Loundon dan Bitta mengemukakan bahwa Perilaku Konsumen adalah proses

pengambilan keputusan yang mensyaratkan aktivitas individu untuk Mengevaluasi, Memperoleh,

menggunakan atau mengatur barang dan jasa.

Intinya dilihat dari pendapat diatas yaitu menempatkan Perilaku Konsumen sebagai

orientasi dari pemasaran yang berkaitan dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Penelitian

tentang Perilaku Konsumen nampaknya akan terus berkembang. Perilaku Konsumen mencakup

semua aktivitas pembeli, mantan pembeli dan pembeli potensial, dan pra-beli sampai pasca-beli,

dari mulai mengkonsumsi sampai berhenti mengkonsumsi.

Perusahaan yang berorientasi pada konsumen berarti harus memperlihatkan kebutuhan

konsumennya, yang tercermin pada perilaku konsumen tersebut. Dengan demikian perusahaan

tersebut perlu mengetahui Perilaku Konsumennya untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen

untuk mencapai tujuan perusahaan. Perilaku Konsumen oleh American Association

mendefinisikan bahwa Perilaku Konsumen sebagai interaksi dinamis antar pengaruh dan kognisi

Perilaku Konsumen dan kejadian disekitar kita dimana manusia melakukan aspek pertukaran

dalam hidup mereka. Ada Tiga ide penting dalam definisi diatas yaitu :

Definisi ini menekankan bahwa Perilaku Konsumen itu dinamis. Ini berarti bahwa

seseorang konsumen, group konsumen serta masyarakat luas selalu berubah dan bergerak

sepanjang waktu. Sifat dinamis Perilaku Konsumen menyiratkan bahwa suatu strategi pemasaran

yang sama dapat memberikan hasil yang sama sepanjang Waktu, Pasar, dan Industri.

108 Muhammad (2002), Manajemen Bank Syariah, Yogyakarta: UPP AMP YKPN, hal. 79. 109 James F. Enggel, (1995), “Perilaku Konsumen”, Binarupa Aksara, Jakarta, hal. 3

Page 52: mhaisswa minat nabung

2. Perilaku Konsumen melibatkan Interaksi.

Dalam definisi Perilaku Konsumen adalah keterlibatan interaksi antara pengaruh dan

kognisi, perilaku dan kejadian disekitarnya. Ini berarti bahwa untuk memahami konsumen dan

mengembangkan strategi pemasaran yang tepat kita harus memahami apa yang mereka pikirkan,

apa yang akan mereka lakukan dan apa serta dimana yang mempengaruhi serta dipengaruhi oleh

apa yang dipikirkan, dirasa dan dilakukan konsumen.

3. Perilaku Konsumen melibatkan Pertukaran.

Dalam definisi Perilaku Konsumen adalah pertukaran antara individu. Hal ini membuat

devisi Perilaku Konsumen tetap konsisten dengan definisi pemsaran yang sejauh ini juga

menekankan pertukaran. Kenyataannya, peran pemasaran adalah untuk menciptakan pertukaran

dengan konsumen melalui formulasi dan penerapan strategi pemasaran.

2.4.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Perilaku Konsumen atau Costumer Behavior adalah tingkah laku konsumen dalam

membeli suatu produk yang dipengaruhi berbagai unsur, baik dari dalam maupun dari luar.

Unsur-unsur tersebut membentuk suatu kekuatan yang merangsang konsumen sehingga ia

memutuskan untuk membeli produk tertentu.110

Perilaku Konsumen terdiri dari aktivitas yang melibatkan orang-orang sewaktu mereka

menyeleksi, membeli, dan menggunakan produk-produk serta jasa-jasa, sehingga hal tersebut

memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan keinginan-keinginan mereka.

111

Tujuan konsumen dalam pembelian adalah menukarkan pendapatannya dengan barang

dan jasa yang akan memberikan kepuasan maksimum kepadanya dan anggota-anggota

keluarganya.

112

Pada masa-masa yang lalu, para pemasar dapat memahami para konsumen melalui

pengalaman penjualan sehari-hari kepada mereka. Tetapi pertumbuhan besar dalam perusahaan

dan pasar telah menjauhkan banyak manajer pemasaran untuk kontak langsung dengan

pelanggan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi Perilaku Konsumen atau Perilaku

Pembelian, yaitu:

113

110 Ensiklopedi Ekonomi, hlm, 158. 111 Winardi (1991), Marketing dan Perilaku Konsumen, Bandung: Mandar Maju, hlm. 141 112 Winardi (1992), Aspek-aspek Manajemen Pemasaran, Bandung: Mandar Maju, hlm. 148 113 Philip Kotler (1995), Analisis,Perencanaan,Implementasi,Dan Pengendalian, Alih Bahasa: Ancella Anitawati Hermawan, Jakarta: Salemba Empat, hlm. 203

Page 53: mhaisswa minat nabung

1. Faktor Budaya

Faktor-Faktor budaya mempunyai pengaruh yang paling meluas dan mendalam terhadap

Perilaku Konsumen.

a. Kultur (Kebudayaan)

Kultur adalah Determinan paling fundamental dari keinginan dan perilaku seseorang.

b. Sub-Kultur

Setiap kultur terdiri dari sub-sub kultur yang lebih kecil yang memberikan identifikasi

dan sosialisasi anggotanya yang lebih spesifik.

c. Kelas Sosial

Kelas Sosial adalah bagian-bagian yang relatif Homogen dan tetap dalam suatu

masyarakat, yang tersusun secara hirarkis dan anggota-anggotanya memiliki tata nilai,

minat, dan perilaku yang mirip.

2. Faktor Sosial

Perilaku seorang konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, diantaranya:

a. Kelompok Acuan

Kelompok Acuan seseorang terdiri dari semua kelompok yang mempunyai pengaruh

langsung atau pengaruh tidak langsung terhadap pendirian atau perilaku seseorang.

Semua ini adalah kelompok di mana orang tersebut berada atau berinteraksi. Sebagian

merupakan kelompok Primer dimana orang tersebut secara terus menerus berinteraksi

dengan mereka. Seseorang juga termasuk dalam kelompok Sekunder yang cenderung

bersifat formal dan mempunyai interaksi yang tidak begitu rutin.

b. Keluarga

Orientasi keluarga terdiri dari Orang Tua seseorang.

c. Peran dan Status

Seseorang berpartisipasi dalam banyak kelompok sepanjang hidupnya. Posisi orang

tersebut dalam setiap kelompok dapat didefinisikan dalam istilah peran dan status.

3. Faktor Pribadi

Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi, yaitu:

a. Usia dan Tahap Siklus Hidup

Orang-orang membeli barang dan jasa yang berbeda sepanjang hidupnya.

b. Pekerjaan

Pekerjaan seseorang mempengaruhi pola konsumsinya.

Page 54: mhaisswa minat nabung

c. Keadaan Ekonomi

Keadaan Ekonomi meliputi pendapatan yang dapat dibelanjakan (tingkat Pendapatan,

Stabilitas dan Pola Waktunya), Tabungan dan Kekayaan, Hutang, Kekuatan untuk

Meminjam, dan Pendirian terhadap Belanja dan Menabung.

d. Gaya Hidup

Orang-orang yang berasal dari Sub Kultur, Kelas Sosial dan Pekerjaan yang sama

mungkin saja mempunyai gaya hidup yang berbeda.

e. Kepribadian dan Konsep Pribadi

Kepribadian didefinisikan sebagai karakteristik Psikologis yang berbeda dari seseorang

yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan tetap terhadap lingkungannya.

4. Faktor Psikologi

Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh Empat Faktor Psikologis utama, yaitu:

b. Motivasi

Ahli Psikologi telah mengembangkan teori motivasi manusia, terdapat Tiga Teori

yang paling dikenal, yaitu:

1) Teori Motivasi Freud. Freud mengansumsikan bahwa kekuatan Psikologis Riil

yang membentuk perilaku orang sebagian besar bersifat tidak sadar. Freud

melihat seseorang menahan banyak keinginan dalam proses Pertumbuhan dan

Menerima aturan-aturan sosial.

2) Teori Motivasi Maslow. Abraham Maslow berusaha menjelaskan mengapa

orang-orang terdorong oleh kebutuhan-kebutuhan tertentu pada waktu

tertentu.

3) Teori Motivasi Herzberg. Frederick Herzberg telah mengembangkan sebuah

teori motifasi "Dua Faktor", yang membedakan antara Dissatisfiers (Faktor

yang menyebabkan ketidakpuasan) dan Satisfies (Faktor yang menyebabkan

kepuasan).

c. Persepsi

Seseorang yang termotivasi adalah siap untuk bertindak. Bagaimana seseorang

benar-benar bertindak, dipengaruhi oleh persepsi dia mengenai situasi tertentu.

d. Pengetahuan

Pengetahuan menjelaskan perubahan dalam perilaku suatu individu yang berasal

dari pengalaman seperti:

Page 55: mhaisswa minat nabung

Pengetahuan tentang Bank Syari’ah dapat diperoleh melalui

Teman/Kampus/Relasi Bisnis, sesuai dengan pendapat Philip Kothler yang

menyatakan bahwa kelompok acuan merupakan salah satu dari faktor-faktor

utama yang mempengaruhi perilaku pembeli. Kelompok acuan merupakan

penjabaran dari faktor Sosial, Teman/ Kampus /Relasi Bisnis merupakan

kelompok Primer, yang mana orang tersebut secara terus-menerus beriteraksi

dengan mereka.

Dan pengetahuan dapat diperoleh :

1. Eksternal : Radio, Majalah, Teman, Tetangga.

2. Internal : Kelompok Study Ekonomi Islam, pelajaran tentang

Perbankan Syari’ah.

e. Kepercayaan dan Sikap Pendirian

Suatu Kepercayaan adalah Pikiran Deskriptif yang dianut seseorang melalui Satu

hal. Suatu pendirian menjelaskan Evaluasi Kognitif yang menguntungkan atau

tidak menguntungkan, perasaan emosional,dan kecenderungan yang mapan dari

seseorang terhadap suatu obyek atau ide.

2.4.3. Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Memilih Produk.

Pada Bisnis Perbankan, sangat diperlukan adanya kegiatan Riset Pasar untuk mengetahui

faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi masyarakat atau nasabah dalam memilih suatu produk

yang dipasarkan oleh suatu Perusahaan Perbankan.

Konsep pemasaran berorientasi kepada kepentingan serta kepuasan nasabah tanpa

merupakan tujuan utama Bank untuk mendapatkan laba dalam jangka panjang. Hal ini harus

didukung pula oleh sistem Administrasi dan Pola Manajemen yang dinamis, selain itu sasaran

pemasaran produk harus jelas, untuk mengetahui hal tersebut harus terlebih dahulu dilakukan

Riset Pemasaran. Setelah dilakukan Riset, disusun suatu rencana untuk memasuki Pangsa Pasar

yang telah ditentukan. Sebagai inti dari sistem Pemasaran, maka Marketing Mix mempunyai

peran yang sangat penting bagi keberhasilan usaha Perusahaan Umumnya dan Pemasaran

Khususnya. Empat element Marketing Mix adalah:

Page 56: mhaisswa minat nabung

1. Produk ( Product )

Pengertian Produk menurut Philip Kotler seperti yang dikutip Kashmir adalah : 114

Sedangkan Produk Jasa menurut Kotler, sebagaimana dikutip Ratih Hurriyati, merupakan

“Segala sesuatu yang dapat ditawarkan Produsen untuk diperhatikan, Diminta, Dicari, Dibeli,

digunakan atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan Pasar yang

bersangkutan”. Produk yang ditawarkan meliputi barang Fisik, Jasa, Orang atau Pribadi, Tempat,

Organisasi, dan Ide.

sesuatu yang dapat ditawarkan ke Pasar untuk mendapatkan perhatian untuk dibeli, untuk

digunakan atau dikonsumsi yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa produk adalah sesuatu yang memberikan

manfaat baik dalam hal memenuhi kebutuhan sehari-hari atau sesuatu yang ingin dimiliki oleh

Konsumen. Produk biasanya digunakan untuk dikonsumsi baik untuk kebutuhan Rohani maupun

Jasmani. Untuk memenuhi Keinginan dan Kebutuhan akan produk, maka Konsumen harus

mengorbankan sesuatu sebagai balas jasanya, misalnya dengan cara pembelian.

115

Produk Bank memiliki pengertian suatu Jasa yang ditawarkan kepada nasabah untuk

mendapatkan perhatian, untuk dimiliki, Digunakan/Dikonsumsi untuk memenuhi Kebutuhan dan

Keinginan nasabah.

116

Produk suatu Industri, merupakan hal yang bergerak mengikuti kemauan Pasar. Sehingga

produk sesuatu akan berjalan mengikuti siklus kehidupan. Siklus produk atau sesuatu adalah

berawal dari Lahir, Tumbuh, Berkembang, Tua dan Mati. Demikian juga produk Bank Syari’ah,

pada waktu tertentu akan mencapai pada tahapan tertentu. Meskipun kita tidak mengetahui,

kapan waktu tepatnya itu terjadi.

117

Dalam Dunia Perbankan, strategi produk yang dilakukan adalah mengembangkan suatu

produk adalah sebagai berikut:

118

a. Penentuan Logo dan Motto

Baik Logo maupun Motto harus dirancang dengan benar. Pertimbangan pembuatan Logo

dan Motto adalah: memiliki arti Positif, Menarik Perhatian, dan Mudah Diingat.

b. Menciptakan Merk 114 Kashmir, Pemasaran Bank…, hlm. 136. 115 Ratih Hurriyati, Bauran Pemasaran…, hlm. 50. 116 Kashmir, Manajemen Perbankan, hlm. 64. 117 Muhammad (2002), Manajemen Bank Syari’ah Yogyakarta:UPP AMP YKPN, hlm. 196. 118 Kashmir, Pemasaran Bank …hlm. 141-142.

Page 57: mhaisswa minat nabung

Karena jasa memiliki beraneka ragam, maka setiap Jasa harus memiliki nama. Tujuannya

agar mudah dikenal dan diingat pembeli.

Merek merupakan ekuitas perusahaan yang menambah Value bagi Produk dan Jasa yang

ditawarkan ke pelanggan dan juga menambah Value bagi perusahaan. Ekuitas Merek adalah

Aset Intangible yang dimiliki oleh sebuah merek karena Value yang diberikannya baik kepada si

Produsen maupun si Pelanggan.119

Sebuah merek bisa memiliki posisi sangat kuat dan menjadi Modal/Ekuitas, jika merek

tersebut memenuhi 4 faktor utama, yaitu Brand Awareness (Telah dikenal Konsumen), Strong

Brand Association (Memiliki Asosiasi merek yang baik), Perceived Quality (Dipersepsikan

sebagai Produk Berkualitas), dan Brand Loyalty (Memiliki Pelanggan setia).

120

1) Merek harus Khas/Unik

Agar suatu merek dapat mencerminkan makna-makna yang ingin disampaikan, maka ada

beberapa persyaratan yang harus diperhatikan, yaitu:

2) Merek harus menggambarkan sesuatu mengenai manfaat Produk dan

Pemakaiannya.

3) Merek harus menggambarkan Kualitas Produk

4) Merek harus mudah diucapkan, Dikenali dan Diingat

5) Merek tidak boleh mengandung arti yang buruk di Negara dan dalam Bahasa lain

6) Merek harus Menyesuaikan Diri dengan produk-produk baru yang mungkin

ditambahkan ke dalam lini produk.121

c. Menciptakan Kemasan

Kemasan merupakan pembungkus suatu produk. Dalam dunia Perbankan kemasan lebih

diartikan kepada pemberian Pelayanan atau Jasa kepada para nasabah disamping juga sebagai

pembungkus untuk beberapa jenis jasanya seperti Buku Tabungan, Cek, Bilyet Giro, atau Kartu

Kredit.

d. Keputusan Label

Label merupakan sesuatu yang dilengketkan pada produk yang ditawarkan dan

merupakan bagian dari kemasan.

119 Hermawan Kertajaya (2004), Positioning, Differensiasi dan Brand Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, hlm. 196. 120 Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, hlm. 101-102. 121 Ibid., hlm. 102-106.

Page 58: mhaisswa minat nabung

Jadi pada dasarnya, Produk adalah sekumpulan nilai kepuasan yang kompleks. Nilai

sebuah Produk ditetapkan oleh pembeli berdasarkan manfaat yang akan mereka terima dari

Produk tersebut.

Agar dapat memaksimalkan kepuasan yang diterima oleh konsumen maka sebuah

Perusahaan perlu memaksimalkan kualitas produk yang dimilikinya. Setelah kepuasan konsumen

tercapai maka Kesetiaan atau Loyalitas Pelanggan terhadap produk Perusahaan akan tercipta

dengan sendirinya.

2. Harga ( Price )

Harga merupakan keputusan yang sangat penting dari Pemasar, sebab bila harga terlalu

tinggi banyak pembeli potensial jadi menghilang, sedang bila harga terlalu rendah Perusahaan

tidak memperoleh cukup keuntungan. Pada waktu yang sama, harga Produk harus diputuskan

hingga dapat menutupi segala Pengeluaran (Biaya) dalam memproduksi dan menjual produk dan

sekaligus memberi keuntungan bagi Perusahaan.

Menurut Hartono yang dikutip Basu Swastha menyatakan bahwa : “Harga adalah jumlah

(ditambah beberapa produk kalau mungkin) dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi

dari Produk dan Pelayanannya”.122

Sedangkan Fandy Tjiptono menyatakan Harga adalah satuan Moneter atau ukuran

lainnya (termasuk barang dan harga lainnya) yang ditukarkan atau tersedia agar memperoleh hak

kepemilikan atau penggunaan suatu Barang dan Jasa.

123

Dalam strategi penentuan harga, manajer harus menetapkan dulu tujuan penetapannya.

Tujuan ini berasal dari perusahaan itu sendiri yang selalu berusaha menetapkan Harga Barang

dan Jasa setepat mungkin. Tujuan-tujuan tersebut adalah:

Dari definisi diatas kita mengetahui bahwa Harga akan mempengaruhi Image merek

maupun Perusahaan, dimana hal tersebut akan mempengaruhi kepuasan pembelian dan ketika

konsumen puas, maka bisa jadi konsumen akan loyal.

Harga merupakan satu-satunya elemen bauran pemasaran yang menghasilkan

pendapatan, elemen-elemen lainnya menimbulkan biaya. Harga juga merupakan salah satu

elemen yang paling fleksibel, harga dapat diubah dengan cepat, tidak seperti Produk dan

Distribusi.

124

122 Basu Swastha dan Irawan, Manajemen Pemasaran Modern, hlm. 241. 123 Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, hlm. 151. 124 Basu Swastha dan Irawan, Manajemen Pemasaran Modern, hlm. 241-242.

Page 59: mhaisswa minat nabung

a) Meningkatkan Penjualan

b) Mempertahankan dan Memperbaiki Market Share

c) Stabilisasi Harga

d) Mencapai Target Pengembalian Investasi

e) Mencapai Laba Maksimum, dan Sebagainya.

Dalam kenyataan, tingkat Harga yang terjadi dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti : 125

a) Kondisi Perekonomian

b) Penawaran dan Permintaan

c) Elastisitas Permintaan

d) Persaingan

e) Biaya

f) Tujuan Manajer

g) Pengawasan Pemerintah.

3. Distribusi ( Place )

Untuk produk Industri Jasa, Place diartikan sebagai tempat pelayanan jasa. Lokasi

pelayanan jasa yang digunakan dalam memasok jasa kepada pelanggan yang dituju merupakan

keputusan kunci. Keputusan mengenai lokasi pelayanan yang akan digunakan melibatkan

pertimbangan bagaimana penyerahan jasa kepada pelanggan dan dimana itu akan berlangsung.

Tempat juga penting sebagai lingkungan dimana dan bagaimana jasa akan diserahkan, sebagai

bagian dari Nilai dan Manfaat dari jasa.126

Distribusi merupakan kegiatan yang dilakukan oleh Perusahaan untuk menyalurkan

barang hasil produknya kepada konsumen atau pemakai Industri. Adapun definisi saluran

distribusi menurut David A. Revzan sebagaimana dikutip Basu Swastha dan Irawan mengatakan

bahwa: “Saluran merupakan suatu jalur yang dilalui oleh arus barang-barang dari produsen ke

perantara dan akhirnya sampai pada pemakai”.

127

Lokasi berhubungan dengan keputusan yang dibuat oleh Perusahaan mengenai dimana

Operasi dan Stafnya akan ditempatkan, yang paling penting dari lokasi adalah tipe dan tingkatan

125 Ibid., hlm. 242. 126 Ratih Hurriyati, Bauran Pemasaran.., hlm. 55. 127 Basu Swastha dan Irawan, Manajemen Pemasaran Modern, hlm. 285.

Page 60: mhaisswa minat nabung

Interaksi yang terlibat. Terdapat Tiga macam tipe interaksi antara penyedia jasa dan pelanggan

yang berhubungan dengan pemilihan lokasi, yaitu sebagai berikut:128

a) Pelanggan mendatangi Penyedia Jasa

b) Penyedia Jasa mendatangi Pelanggan, atau

c) Penyedia Jasa dan pelanggan melakukan Interaksi melalui Perantara.

Dari pengertian diatas, penting tidaknya sebuah lokasi sangat tergantung pada jenis jasa

yang ditawarkan. Dalam Industri Perbankan, biasanya tipe Interaksi antara Penyedia Jasa dan

Pelanggan adalah termasuk kategori Pelanggan (Nasabah) yang mendatangi Penyedia Jasa

(Bank).

Beberapa sifat Jasa Bank dan hubungannya dengan saluran Distribusi, antara lain:129

a) Tidak Berwujud

Dikarenakan Jasa-Jasa Bank tidak berwujud, maka pemasar harus dapat menjelaskan

secara jelas. Dengan demikian diperlukan saluran Distribusi langsung agar pemasar dapat

melayani calon nasabah secara langsung.

b) Tidak Terpisahkan

Pelayanan terhadap Pembeli adalah ‘melekat’ pada diri Penjual, sehingga layanan

tersebut tidak dapat diwakilkan kepada orang lain/Distributor.

c) Terdapat Hubungan Kenasabahan

Pada umumnya, nasabah akan menuruti Nasehat/Saran yang diberikan petugas Bank. Hal

ini merupakan hubungan kenasabahan yang Erat dan Profesional. Dengan demikian, saluran

langsung merupakan satu-satunya pilihan.

4. Promosi ( Promotion )

Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran.

Betapapun berkualitasnya suatu produk, bila konsumen belum pernah mendengarnya dan tidak

yakin bahwa produk tersebut akan berguna bagi mereka, maka mereka tidak akan pernah

membelinya.

Promosi juga merupakan kegiatan yang dilakukan Perusahaan untuk menginformasikan,

mempengaruhi, membujuk dan pada akhirnya konsumen mengambil tindakan melaksanakan

transaksi pembelian pada Produk atau Jasa yang dipromosikan.

128 Ratih Hurriyati, Bauran Pemasaran.., hlm. 55. 129 Murti Sumarni (1993), Marketing Perbankan Yogyakarta: Liberty, hlm. 231-232

Page 61: mhaisswa minat nabung

Basu Swastha menyatakan bahwa, “Promosi adalah arus informasi atau persuasi Satu

arah yang dibuat untuk mengarahkan Seseorang atau Organisasi kepada tindakan yang

menciptakan pertukaran dalam pemasaran”.130

Tujuan dari Promosi Bank adalah menginformasikan segala jenis produk yang

ditawarkan dan berusaha menarik calon nasabah yang baru. Kemudian promosi juga berfungsi

mengingatkan nasabah akan Produk, Promosi juga berfungsi mempengaruhi nasabah untuk

membeli dan akhirnya promosi juga akan meningkatkan Citra Bank di mata para nasabahnya.

131

Secara garis besar, ada 4 macam sarana promosi yang dapat digunakan oleh Perbankan,

antara lain:

132

a) Periklanan (Advertising)

Merupakan promosi yang dilakukan dalam bentuk tayangan atau gambar atau kata-

kata yang tertuang dalam Spanduk, Brosur, Bilboard, Koran, Majalah, Televisi,

atau Radio.

b) Promosi Penjualan (Sales Promotion)

Merupakan promosi yang digunakan untuk meningkatkan penjualan melalui

potongan harga atau hadiah pada waktu tertentu terhadap barang-barang tertentu

pula.

c) Publisitas (Publicity)

Merupakan promosi yang dilakukan untuk meningkatkan Citra Bank didepan para

calon nasabah atau nasabahnya melalui kegiatan Sponsorship terhadap suatu

kegiatan Amal, Sosial atau Olahraga.

d) Penjualan Pribadi (Personal Selling)

Merupakan promosi yang dilakukan melalui pribadi-pribadi Karyawan Bank dalam

melayani serta ikut mempengaruhi nasabah.

Masing-masing sarana tersebut memiliki tujuan sendiri-sendiri, dimana promosi untuk

Bank yang paling tepat adalah melalui sarana penjualan pribadi yang dilakukan melalui

Karyawan Bank. Secara khusus Penjualan Pribadi dapat dilakukan petugas Customer Service

sebagai ujung tombak Pemasaran Bank.

130 Basu Swastha dan Irawan, Manajemen Pemasaran Modern, hlm. 349. 131 Kashmir, Pemasaran Bank, hlm. 175-176.

132 Ibid., hlm. 176-177.

Page 62: mhaisswa minat nabung

Untuk mengetahui Keefektifitasan Pasar, Manajemen Pemasaran harus memperhatikan

Tiga Unsur penting dari Konsumen yaitu :

a. Kebutuhan dari konsumen

b. Daya Beli Konsumen

c. Perilaku Membeli dari Konsumen

Dalam melakukan penyeleksian Pasar sasaran, langkah Pertama harus diperhatikan

apakah Pasar sasaran berhubungan Erat dengan Citra dan Tujuan Organisasi.

Langkah selanjutnya adalah menyesuaikan peluang Pasar dengan Kemampuan atau

Sumberdaya Perusahaan.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pelanggan dalam mengambil keputusan

pembelian memiliki Tiga unsur yang harus diperhatikan oleh Perusahaan, yaitu133

Untuk memasarkan suatu produk, Bank harus melakukan Promosi sebagai usaha

menyampaikan informasi yang dibutuhkan masyarakat khususnya tentang produk yang

ditawarkan oleh Bank. Setelah masyarakat mendapatkan informasi, mereka melakukan penilaian

:

a. Obyek yaitu obyek dari Pembeli atau Barang/Jasa apa yang dibeli atau dipilih, obyek

dari pembeli dapat berwujud Barang atau Jasa.

b. Obyektif, yakni tujuan dari pembelian atau timbul pertanyaan “mengapa membeli”.

c. Organisasi adalah merupakan Organisasi dari Pembelian atau siapa yang berperan

dalam melakukan pembelian.

Organisasi dalam pembelian dapat terdiri dari :

- Pemberi Inisiatif, disini harus diamati oleh Pemasar Bank, siapa pemberi inisiatif atas

pembelian suatu Produk atau Jasa.

- Pemberi Pengaruh, pemberi pengaruh dapat dari Teman/Kenalan yang telah menjadi

Penabung atau bisa juga dari Petugas Bank.

- Pemutus, Pemasar Bank harus mengetahui siapa diantara Keluarga calon nasabah yang akan

memutuskan pembelian Produk Bank.

- Pelaku Pembelian, Pemasar Bank harus mengamati siapa yang akan menjadi pelaku

pembelian produk tabungan dan harus dipantau sampai transaksi pembelian berlangsung.

- Pemakai, Pemasar Bank harus mengetahui siapa saja pemakai dari Produk Bank.

d. Operasi yaitu operasi dari suatu pembelian atau bagaimana pelanggan itu melewati tahap-

tahap yang harus dilakukan dalam memutuskan pembelian suatu Produk atau Jasa Bank.

133 Murti Sumarni, (1996), “Marketing Perbankan”, Edisi Ketiga, Cetakan Pertama, Liberty, Yogyakarta, hal. 205

Page 63: mhaisswa minat nabung

terlebih dahulu atas semua informasi yang masuk dan dengan berbagai pertimbangan mereka

akan memilih salah satu sumber informasi yang dianggap paling angkurat dan pada akhirnya

akan memilih produk dari satu Bank yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya. Secara

umum proses penilaian informasi terhadap pilihan pada Satu Bank adalah :

a. Karakteristik Bank

Calon nasabah akan mengamati ciri-ciri apa sajakah yang menonjol pada Bank tersebut,

misalkan Bank tersebut sudah cukup lama beroperasi, dinilai cukup sehat atau pelayanannya

baik. Disini calon nasabah akan memberikan perhatian yang lebih besar pada ciri yang

berhubungan dengan kebutuhan.

b. Pemberian bobot kepentingan pada ciri-ciri yang Relevan

Calon nasabah lebih mementingkan tingkat Kesehatan Bank daripada akibat-akibat Bank

lainnya. Pemasar harus lebih dapat memberikan perhatian pada pentingnya ciri-ciri daripada

menonjolkan ciri-ciri, jaminan pemerintah pun akan mempengaruhi nasabah dalam menentukan.

c. Kepercayaan akan Merk Bank

Kepercayaan ini dapat bervariasi sesuai dengan ciri yang selamanya calon nasabah

dipengaruhi oleh Selektifitas, Ditorsi dan Ingatan Selektif, selain itu pula Perusahaan harus

berusaha untuk membentuk Brand Image bahwa Bank yang dikelolanya sehat dan mampu

menjamin terpenuhinya keinginan dari nasabah.

d. Fungsi Utilitas

Calon nasabah mempunyai fungsi utilitas untuk setiap ciri yaitu menggambarkan

bagaimana nasabah mengharapkan kepuasan jasa yang bervariasi menurut tingkat alternatif dari

sikap ciri.

e. Prosedur Evaluasi

Pada saat nasabah mempertimbangkan untuk memilih Produk/Jasa Bank yang sesuai

dengan seleranya akan sampai pada Prosedur Evaluasi tertentu, dimana calon nasabah akan

melihat kemampuan Bank dalam memenuhi keinginannya.

Perlu diketahui, produk-produk Perbankan Syari’ah tidak hanya ditujukan bagi orang

Islam, hakikatnya untuk semua orang dan semua golongan. Jadi, siapa pun dapat menjadi

nasabah Bank Syari’ah sepanjang dapat mengikuti persyaratan yang ada. Disebut Syari’ah,

karena praktik dan produk-produk serta jasa-jasa Perbankan yang ditawarkan, disesuaikan

dengan Hukum Islam. Sehingga, sebenarnya Perbankan Syari’ah merupakan salah satu alternatif

bagi kita semua untuk Menyimpan Uang (Investasi) maupun melakukan Pembiayaan/Pinjaman.

Page 64: mhaisswa minat nabung

2.5. LOYALITAS NASABAH.

2.5.1. Pengertian Loyalitas Nasabah

Pengertian Loyalitas Nasabah Bank, secara teoritis sebenarnya tidak jauh berbeda dengan

loyalitas pada konsumen produk lainnya karena definisi mengenai Loyalitas Nasabah Bank sama

dengan definisi Loyalitas Merk atau loyalitas yang lain, tetapi yang berbeda hanya pada objek

penelitiannya.

Konsumen Perbankan yang disebut dengan sebutan Nasabah Bank merupakan pengguna

Jasa Perbankan. Sedangkan mengenai Loyalitas, baik Loyalitas Konsumen maupun Loyalitas

Merk biasanya sering tidak dibedakan sebab dianggap sama, karena itu definisi Loyalitas Merk

sendiri menurut Mowen dan Minor (1998) sebagaimana dikutip oleh Basu Swastha adalah

“kondisi dimana konsumen mempunyai sikap positif terhadap sebuah Merk, mempunyai

komitmen pada Merk tersebut dan bermaksud meneruskan pembeliannya dimasa mendatang”.134

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia disebutkan bahwa pengertian loyalitas berasal

dari kata loyal yang berarti “Patuh, Setia, Taat”.

135 Sedangkan Fandy Tjiptono memberikan

definisi Loyalitas Konsumen sama artinya dengan Loyalitas Pelanggan, yaitu “Komitmen

pelanggan terhadap suatu Merk, Toko atau Pemasok berdasarkan sikap yang sangat Positif dan

tercermin dari pembelian yang Konsisten”.136

Menurut Paul Peter dan Jerry C. Olsen yang dimaksud loyalitas merk adalah “keinginan

dan perilaku pembelian ulang”.

137 Jadi konsumen yang loyal adalah mereka yang memiliki

antusiasme terhadap Merk/Produk yang digunakannya. Semakin antusias seorang pelanggan

semakin besar kontribusi Profit yang disumbangkannya terhadap sebuah merk.138

Dari beberapa definisi diatas, maka dapat diartikan bahwa yang dimaksud dengan

Loyalitas Konsumen adalah kesetiaan konsumen untuk berlangganan kembali atau melakukan

pembelian ulang produk atau jasa secara konsisten dimasa yang akan datang terhadap Produk

maupun Perusahaan. Hal ini ditegaskan oleh Kotler dan Anderson, yang mengemukakan bahwa:

134 Basu Swastha, “Loyalitas Pelanggan : Sebuah Kajian Konseptual Sebagai Panduan Bagi Peneliti,” dalam Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol. 14, No. 3 (Yogyakarta: FE UGM, 1999), hlm. 74. 135 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), hlm. 533. 136 Fandy Tjiptono, Perspektif Manajemen dan Pemasaran Kontemporer (Yogyakarta: Andi Offset, 2000), hlm. 110. 137 Paul Peter and Jerry C. Olsen, Consumer Behavior: Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran, alih bahasa Damus Sihombing dan Peter Remy Yossi Pasla (Jakarta: Erlangga, 1999), hlm. 162. 138 Hasanuddin dan Farid Subhan, “Loyalitas Nasabah Bank: Dari Rasional Hingga Emosional dan Spiritual,” Info Bank, No 321, Vol XXVIII (Desember 2005), hlm. 18.

Page 65: mhaisswa minat nabung

“menjadi setia berarti lebih memilih suatu barang meskipun banyak Intensif-Intensif untuk

berpindah pada produk lain”.139

Pada sebuah perusahaan, dalam membangun Loyalitas Pelanggan, harus dimulai dari

membangun Loyalitas Karyawan terlebih dahulu. Karena pelangganlah yang akan menghidupi

Perusahaan. Kalau Karyawan tidak antusias mencari pelanggan atau mempertahankan

pelanggan, Perusahaan akan rugi sendiri.

140

Konsep tentang loyalitas perlu diperjelas sebelum pengembangan metode pengukuran

dilakukan. Hal ini melibatkan Pendekatan Attitudinal sebagai komitmen Psikologis dan

Pendekatan Behavioural yang tercermin dalam perilaku aktual. Menurut Jacoby dan Kryner

(1973) sebagaimana dikutip Basu Swastha, telah mengklarifikasikan istilah kedua pendekatan

tersebut melalui definisi yang mencakup Enam kondisi yang secara Kolektif memadai sebagai

berikut:

Begitu halnya dengan Perusahaan Perbankan, dalam

mencari dan mempertahankan nasabah loyal, maka harus dimulai dari loyalitas para

Karyawannya terlebih dulu.

2.5.2. Konsep Loyalitas Nasabah.

141

Menurut Definisi tersebut, penelitian tentang Loyalitas Merk selalu berkaitan dengan

Prefensi Konsumen dan Pembelian Aktual, meskipun bobot relatif yang diberikan pada Kedua

variabel itu dapat berbeda., bergantung pada bidang Produk atau Merk yang terlibat dan faktor

Situasional yang ada pada saat pembelian tertentu dilakukan.

Loyalitas Merk adalah (1) Respon Keperilakuan (yaitu Pembelian), (2) yang bersifat Bias

(Norandom), (3) terungkap secara terus menerus, (4) oleh unit pengambilan keputusan (5)

dengan memperhatikan Satu atau beberapa Merk Alternatif dari sejumlah Merk Sejenis,

dan (6) merupakan fungsi proses Psikologis (pengambilan keputusan, Evaluatif).

142

Seperti telah dikemukakan di atas bahwa Loyalitas Merk itu merupakan Fenomena

Attitudinal yang berkorelasi dengan perilaku, atau merupakan fungsi dari proses Psikologis.

Jacoby dan Chesnut (1978) telah membedakan Empat macam Loyalitas, yaitu

143

a. Loyalitas Merk Fokal Yang Sesungguhnya (True Focal Brand Loyality), Loyalitas

pada merk tertentu yang menjadi minatnya.

:

139 Philip Kotler dan Anderson, Strategi Pemasaran untuk Organisasi Nirlaba (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1995), hlm. 171. 140 Ewa, “Loyalitas Pelanggan? Introspeksi Bagi Perusahaan,” Manajemen, No. 167, (Juli 2002), hlm. 6. 141 Basu Swastha, Loyalitas Pelanggan…., hlm. 74. 142 Ibid., hlm. 74. 143 Ibid. hlm. 75.

Page 66: mhaisswa minat nabung

b. Loyalitas Merk Ganda Yang Sesungguhnya (True Multibrand Loyality), termasuk

merk fokal.

c. Pembelian Ulang (Repeat Purchasing) merk fokal dari nonloyal, dan

d. Pembelian Secara Kebetulan (Happenstance Purchasing) Merk Fokal oleh pembeli-

pembeli Loyal dan Nonloyal merk lain.

Pembelian secara kebetulan mencakup runtutan pembelian ulang yang berkaitan dengan

faktor-faktor selain Loyalitas Psikologis, seperti tidak tersedianya Merk Favorit, pembelian yang

bersifat mewakili Merk Favorit (Surrogate Purchasing), dan kendala-kendala sementara. Pola-

Pola tersebut dapat dilihat pada tabel 2.1 dibawah ini.

Tabel 2.1

Kategori Loyalitas menurut Jacoby dan Chestnut

Pembelian

ulang pada

Loyalitas Psikologis pada :

Merk Fokal Merk

Ganda

Merk Lain Tidak

Satupun

Merk Fokal Loyalitas

sesungguhnya

Loyal

Merk

Ganda

Pengulang

Non Loyal

Pembelian

secara

kebetulan

Merk Lain Pembeli merk

lain secara

kebetulan

Loyal

Merk

Ganda

Loyal Merk

Lain

Pembeli

secara

kebetulan

Loyalitas mempunyai pola pembelian ulang pada Merk Fokal yang merupakan Loyalitas

Psikologisnya, maka yang terjadi adalah Loyalitas Sesungguhnya atau Loyalitas pada merk

Tunggal. Pendeteksian adanya Loyalitas Merk Tunggal yang sesungguhnya dapat dilakukan

dengan menguji: 144

a. Struktur Keyakinan (Kognitif), artinya Informasi Merk yang dipegang oleh konsumen

(yaitu, Keyakinan Konsumen) harus menunjuk pada merk Fokal yang dianggap

Superior dalam persaingan;

144 Ibid., hlm. 76

Page 67: mhaisswa minat nabung

b. Struktur Sikap (Afektif), artinya tingkat kesukaan konsumen harus lebih tinggi daripada

merk saingan, sehingga terdapat Prefensi Afektif yang jelas pada Merk Fokal; dan

c. Struktur Niat (Konatif) konsumen terhadap Merk Fokal, artinya konsumen harus

mempunyai niat untuk membeli Merk Fokal, bukannya merk lain, ketika keputusan

beli dilakukan.

Dengan kerangka analisis yang sama, loyalitas berkembang mengikuti Tiga tahap yaitu

Kognitif, Afektif, dan Konatif. Tinjauan memperkirakan bahwa konsumen menjadi loyal lebih

dulu pada aspek Kognitif kemudian pada aspek Afektif, dan akhirnya pada aspek Konatif. Dalam

hal ini Ketiga aspek tersebut harus selaras, meskipun dalam literatur tentang Disonansi

memperlihatkan tidak semua kasus mengalami hal yang sama.145

Konsumen yang memperoleh kepuasan atas produk yang dibelinya cenderung melakukan

pembelian ulang produk yang sama. Salah satu faktor penting yang dapat membuat konsumen

puas adalah kualitas. Ini dapat digunakan oleh pemasar untuk mengembangkan loyalitas merk

dari konsumennya. Jika pemasar sangat memperhatikan kualitas, bahkan diperkuat dengan

periklanan yang Intensif, loyalitas konsumennya pada merk yang ditawarkan lebih mudah

diperoleh. Selain melalui kualitas dan diperkuat dengan periklanan, loyalitas merk juga dapat

dikembangkan melalui promosi penjualan.

146

Pelanggan yang loyal merupakan aset penting bagi Perusahaan, hal ini dapat dilihat dari

karakteristik yang dimilikinya, sebagaimana yang dikutip Ratih Hurriyati, Griffin menyebutkan

karakteristik sebagai berikut:

Hal ini juga berlaku pada Perusahaan Perbankan, karena sebenarnya loyal atau tidaknya

konsumen Perbankan juga tergantung pada Kualitas, Periklanan, dan Promosi penjualan jasa

yang diberikan kepada nasabahnya. Dengan terpenuhinya faktor-faktor penting tersebut, diyakini

akan membentuk loyalitas nasabah terhadap produk Perbankan.

2.5.3. Pengukuran Loyalitas Nasabah

147

a. Melakukan Pembelian Secara Teratur.

b. Membeli Diluar Lini Produk/Jasa.

c. Merekomendasikan Produk Lain

d. Menunjukkan Kekebalan Dari Daya Tarik Produk Sejenis Dari Pesaing.

145 Basu Swastha, Loyalitas Pelanggan…., hlm. 77. 146 Ibid., hlm. 81. 147 Ratih Hurriyati, Bauran Pemasaran…, hlm. 130.

Page 68: mhaisswa minat nabung

Proses seorang calon pelanggan menjadi loyal terhadap Perusahaan terbentuk melalui

beberapa tahapan, seperti yang dikutip Ratih Hurriyati, Griffin menjelaskan tahapan-tahapan

tersebut sebagai berikut:148

a. Suspect

Meliputi semua orang yang diyakini akan Membeli/Membutuhkan Barang/Jasa,

tetapi belum memiliki informasi tentang Barang/Jasa Perusahaan.

b. Prospect

Adalah orang-orang yang memiliki kebutuhan akan Jasa tertentu, dan mempunyai

kemampuan untuk membelinya.

c. Customer

Pada tahap ini, pelanggan sudah melakukan hubungan transaksi dengan Perusahaan,

tetapi tidak mempunyai perasaan Positif terhadap Perusahaan.

d. Client

Meliputi semua pelanggan yang telah membeli Barang/Jasa yang dibutuhkan dan

ditawarkan Perusahaan secara teratur.

e. Advocates

Pada tahap ini, Clients secara aktif mendukung Perusahaan dengan memberikan

Rekomendasi kepada orang lain agar mau membeli Barang/Jasa di Perusahaan

tersebut.

f. Partners

Pada tahap ini telah terjadi hubungan yang kuat dan saling menguntungkan antara

Perusahaan dengan pelanggan, pada tahap ini pula pelanggan berani menolak

Produk/Jasa dari Perusahaan lain.

Sebagai Konsep Generik, Loyalitas Merk menunjukkan kecenderungan Konsumen untuk

membeli sebuah Merk tertentu dengan tingkat Konsistensi yang tinggi. Upaya-upaya untuk

membuat definisi Generik ini menjadi lebih operasional dalam ukuran-ukuran yang Spesifik

masih dianggap kurang berhasil karena belum adanya kesepakatan tentang ukuran-ukuran yang

seharusnya digunakan. Secara umum, loyalitas merk dapat diukur dengan cara-cara sebagai

berikut:149

148 Ibid., hlm. 132-133. 149 Basu Swastha, Loyalitas Pelanggan., hlm. 81-83.

Page 69: mhaisswa minat nabung

1. Runtutan Pilihan Merk (Brand-Choice-Sequence), yaitu pola pembelian ulang

pada sebuah merk dalam sebuah kelompok produk tertentu. Dengan ini kategori

loyalitas merk dapat dijelaskan dalam runtutan pembelian berikut:

a. Loyalitas Yang Tak Terpisahkan (Undivided Loyalty) dapat ditunjukkan

dengan runtutan AAAAAA.

b. Loyalitas Yang Terpisahkan (Divided Loyalty) dapat ditunjukkan dengan

runtutan ABABAB.

c. Loyalitas Yang Tidak Stabil (Unstable Loyalty), ditunjukkan dengan runtutan

AAABBB.

d. Tanpa Loyalitas (No Loyalty), ditunjukkan dengan runtutan ABCDEF.

2. Proporsi Pembelian (Proportion Of Purchase) yaitu menguji Proporsi Pembelian

Total dari sebuah kelompok produk tertentu yang ditujukan ke Satu merk atau

kombinasi beberapa merk. Kelebihan-kelebihan yang ada pada cara ini

dibandingkan runtutan pilihan merk adalah:

a. Lebih mudah untuk dikuantitatifkan,

b. Memungkinkan dilakukan identifikasi loyalitas merk ganda.

3. Prefensi Merk (Brand Preference), yaitu mengukur Loyalitas merk dengan

menggunakan komitmen Psikologis atau pernyataan Prefensi. Dalam hal ini

loyalitas merk dianggap sebagai “ sikap yang positif ” terhadap suatu produk

tertentu, sering digambarkan dalam istilah niat untuk membeli.

4. Komitmen Merk (Brand Commitment). Komitmen Merk dapat didefinisikan

sebagai kesertaan Emosional/Psikologis pada sebuah merk dalam sebuah kategori

produk.

Cara Pertama dan Kedua merupakan Pendekatan Keperilakuan (Behavioural Approach);

sedangkan cara Ketiga dan Keempat termasuk dalam Pendekatan Psikologi (Attitudinal

Approach).

Untuk melengkapi Keempat Metode Pengukuran diatas, Basu Swastha menambahkan

Dua metode pengukuran yang tidak terlalu rumit yaitu:

1. Skala Loyalitas. Dalam pengukuran loyalitas terdapat Dua dimensi yang harus

diperhatikan yaitu ketertarikan konsumen pada sebuah merk dan kerentanan konsumen untuk

berpindah merk. Dalam Skala Loyalitas ini diukur berdasarkan tahapan yang dilalui oleh

konsumen untuk loyal terhadap suatu merk, yaitu melalui tahap Kognitif, Afektif, Konatif dan

Page 70: mhaisswa minat nabung

Tindakan. Tahap-tahap loyalitas tersebut merupakan bidang-bidang spesifik yang perlu

dimasukkan ke dalam Skala Loyalitas jika masing-masing tahap ingin terwakili dan setiap

tahapan diberikan item atas pernyataan yang diukur dengan skala Likert.

Tabel 2.2

Skala Loyalitas

Tahap Representasi

Kognitif 1. Kualitas Merk

2. Soperioritas Merk

Afektif 1. Tingkat Kesukaaan

2. Tingkat Kepuasan Sebelumnya

3. Tingkat Keterlibatan

Konatif 1. Komitmen Merk

2. Niat Beli

Tindakan 1. Riwayat Pembelian

2. Rasio Penerimaan/Penolakan. Pengukuran Loyalitas dilakukan dengan

memberikan suatu pernyataan pasti dan tidak untuk menggunakan suatu merk. Suatu merk yang

memiliki skor terbesar bila merk tersebut berada dalam kategori wilayah penerimaan. 150

Loyalitas dalam Islam sering disebut dengan Wala’ yang artinya berturut-turut atau

setia.

Dalam pengukuran loyalitas merk atau nasabah pada khususnya, merupakan hal yang

tidak mudah karena loyalitas merk menyangkut masalah Psikologi. Dari berbagai macam teori

pengukuran loyalitas tersebut, teori yang paling tepat untuk mengukur loyalitas nasabah

Perbankan adalah teori Prefensi merk yang meliputi: Kognitif, Afektif dan Konatif. Karena dalam

pemasaran produk Bank, sangat jarang sekali terjadi proses pembelian ulang sehingga teori

prefensi merk sangat cocok untuk mengukur Loyalitas Konsumen/Nasabah Perbankan.

2.5.4. Loyalitas Dalam Islam

151 Dalam Islam, sikap Wala’ sering dikaitkan dengan Akidah Islam. Setiap Muslim yang

beragama dengan Akidah ini wajib :152

150 Ibid., hlm. 81-85. 151 Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawir Kamus Arab-Indonesia (Surabaya: Pustaka Progresif, 1997), hlm. 1582. 152 Muhammad bin Said Al-Qahtani, Al-wala’ Wal Bara’ : Loyalitas dan Anti Loyalitas dalam Islam, alih bahasa Salafuddin Abu Sayid (Surakarta: Era Intermedia, 2000), hlm. 97.

Page 71: mhaisswa minat nabung

a. Berwala’ (Sikap Setia, Loyal) terhadap orang-orang yang berakidah Islam dan

memusuhi orang-orang yang menentang Akidah Islam.

b. Mencintai orang yang bertauhid dan orang-orang yang Ikhlas serta Berwala’

terhadap mereka.

c. Membenci orang-orang Musyrik dan memusuhinya.

Allah mengharamkan Wala’ terhadap Kaum Kafir dan musuh-musuh Akidah Islam,

dalam Firmannya :153

Ayat tersebut menerangkan bahwa umat Islam dilarang untuk mengangkat orang

Yahudi/Nasrani untuk menjadi pemimpin mereka, karena hal tersebut menunjukkan Dukungan,

Pembelaan, Cinta, Pemuliaan terhadap orang-orang Kafir. Ibnu Abbas r.a berkata: barangsiapa

Cinta karena Allah, loyal karena Allah, memusuhi karena Allah, hanya dengan itulah sebenarnya

pertolongan dan pembelaan Allah akan didapat.

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani

menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang

lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya

orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada

orang-orang yang Zalim”.

154

Allah Berfirman :

155

Jika dikaitkan dengan loyalitas nasabah Bank Syari’ah, hal tersebut diatas terdapat

kaitannya dengan Prinsip dan Operasional yang diterapkan terhadap Bank Syari’ah. Jadi Islam

“Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari Kegelapan

(Kekafiran) kepada Cahaya (Iman). Dan orang-orang yang Kafir, pelindung-pelindungnya ialah

Syaitan, yang mengeluarkan mereka daripada Cahaya kepada Kegelapan (Kekafiran). Mereka

itu adalah penghuni Neraka, mereka kekal di dalamnya”.

153 Al-Qur’ān Karīm dan Terjemahan Artinya (1999), Yogyakarta : UII Press. 154 Muhammad bin Said Al-Qahtani, Al-wala’ Wal Bara’, hlm. 96. 155 Al-Qur’ān Karīm dan Terjemahan Artinya (1999), Yogyakarta : UII Press.

Page 72: mhaisswa minat nabung

lebih menganjurkan agar Berwala’ atau Loyal terhadap Bank Syari’ah yang sudah jelas

menerapkan prinsip Agama Islam, agar selalu berada dalam lindungan Allah.

2.5.5. Pengaruh Antara Produk, Harga, Tempat Dan Promosi Terhadap Loyalitas

Nasabah.

Produk yang berkualitas merupakan harapan konsumen. Oleh karena itu atribut produk

yang meliputi merk yang khas atau unik, pelayanan yang ramah, desain ATM yang menarik, dan

adanya jaminan terhadap produk harus diperhatikan agar dapat memenuhi kebutuhan dan

keinginan konsumen sehingga termotivasi untuk melakukan pembelian pada produk yang sama.

Produk yang berkualitas baik juga akan membuat nama baik bank dimata nasabah, karena

nasabah akan menjadi nasabah yang tetap dan akan loyal pada produk yang sama.

Harga sebuah produk merupkan faktor penentu utama permintaan pasar. Konsumen

mulai mempertimbangkan harga dalam proses pembelian, keadaan ini menuntut perusahaan agar

mampu menetapkan tingkat harga produk dengan tepat. Konsumen akan membandingkan antara

nilai yang telah dikeluarkan dengan apa yang didapat dari produk tersebut. Jadi jika tanggapan

nasabah tentang harga yang ditetapkan Shar-E positif, ini berarti penetapan harga Shar-E sudah

tepat, maka nasabah dapat dikatakan loyal terhadap Shar-E.

Pendistribusian dapat diartikan sebagai kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar

dan mempermudah penyampaian Barang dan Jasa dari Produsen kepada Konsumen, sehingga

penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan, baik berupa Bentuk, Tempat, Waktu,

Kepemilikan dan saat Dibutuhkan. Jika Perusahaan berada di tempat yang strategis dan

mendistribusikan produknya dengan baik dan lancar, maka dapat menjaga kepercayaan dan

kesetiaan konsumen akan keberadaan dan manfaat dari produk tersebut, sehingga tidak beralih

pada produk pesaing serta dapat menjangkau pasar yang lebih luas sehingga loyalitas semakin

meningkat.

Promosi yang baik bisa dilakukan oleh Perusahaan melalui bentuk Iklan, Publikasi,

Promosi penjualan maupun keterlibatan perusahaan dalam aktifitas sosial kemasyarakatan.

Dengan adanya promosi diharapkan bisa membujuk, mengingatkan dan menanamkan citra

produk yang baik dalam benak konsumen sehingga konsumen akan selalu bersedia

menggunakan produk tersebut. Konsumen akan senang dan loyal jika kualitas produk sesuai

dengan yang dipromosikan oleh Perusahaan, sehingga konsumen akan termotivasi untuk selalu

loyal.

Page 73: mhaisswa minat nabung

Konsumen selalu belajar dari pengalaman, jika seorang konsumen memilih, membeli dan

menggunakan suatu produk kemudian dia merasa terpenuhi kebutuhan dan harapannya tentang

Produk, Harga, Tempat dan Promosi yang telah didapatkannya, maka dalam benak konsumen

akan tumbuh rasa percaya/loyal terhadap produk tersebut.

Semakin baik produk yang ditawarkan, maka loyalitas nasabah pun akan semakin tinggi.

Agar nasabah mengetahui bahwa produk bermutu tinggi, promosinya harus luas sehingga akan

dikenal. Perusahaan juga perlu menetapkan harga yang sesuai dengan kualitas produk tersebut.

Selanjutnya nasabah akan membutuhkan tempat yang mudah dijangkau dan strategis untuk

mendapatkan produk tersebut. Jadi keempat variabel tersebut sangat mempengaruhi loyalitas

nasabah.

Page 74: mhaisswa minat nabung

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1. PENGUMPULAN DATA.

Jenis data yang digunakan adalah data Primer dan data Sekunder. Pengumpulan data

primer dilakukan melalui Kuesioner dan Study Pustaka. Sedangkan data Sekunder diperoleh dari

berbagai Kajian Pustaka, Dinas/Instansi Teknis, Perbankan, BPS, PEMDA dan Lembaga lain

dalam rangka identifikasi potensi dari sisi kegiatan ekonomi.

3.2. PENGAMBILAN SAMPEL.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Jumlah responden yang dikumpulkan adalah sebanyak 100 responden. Penelitian ini dilakukan

dengan cara Purposive Sampling. Sampling terhadap adalah Mahasiswa aktif sesuai dengan

konsentrasi Mahasiswa di UPN,UII,UGM. Purposive Sampling adalah salah satu metode

pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan-pertimbangan, umumnya disesuaikan dengan

tujuan dan masalah penelitian156

Berkenaan dengan penentuan jumlah responden yang akan dijadikan sampel guna

mewakili keseluruhan Mahasiswa yang ada di Yogyakarta, peneliti berpedoman berdasarkan

pendapat dari Roscoe (1982: 253)

. Penelitian memakai cara ini karena paling mudah dan cepat di

lakukan, karena peneliti memiliki kebebasan untuk memilih siapa saja Mahasiswa yang ditemui

sebagai sampel.

157

a. Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30-500 sampel.

, memberikan saran-saran tentang ukuran sampel untuk

penelitian sebagai berikut:

b. Bila sampel dibagi dalam kategori (misalnya: Pria-Wanita, Umur Muda dan Umur

Tua dan lain-lain) maka jumlah anggota sampel setiap kategori minimal 30.

Berdasarkan atas poin yang ke-Tiga diatas, maka jumlah sampel yang di ambil dalam

penelitian ini adalah sebanyak 100 responden dari jumlah populasi seluruh Mahasiswa yang ada

di Yogyakarta.

156 Supomo, B dan N. Indriantoro. ( 2002 ) Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen. Yogyakarta: BPFE Hal. 131 157 Sugiyono. ( 2008 ) Statistika Untuk Penelitian, Edisi Ketiga Belas. Bandung: CV Alfabeta, Hal 74

Page 75: mhaisswa minat nabung

3.3. ANALISIS DATA

Untuk menguji masing-masing item yang ada pada variabel yang diteliti maka akan

dilakukan uji Validitas dan Reliabilitas dengan Teknik Item Total Correlation( Koefisien

Validitas Item ) dan Teknik Split Sample (Belah Dua). Untuk mengetahui Preferensi dan perilaku

masyarakat terhadap Perbankan Syari’ah digunakan metode skoring dan untuk memperoleh

gambaran tentang hubungan antar variabel digunakan Logistic Regression.

3.4. POPULASI DAN SAMPEL

1. Populasi

Populasi adalah Kelompok keseluruhan orang, peristiwa, atau sesuatu yang ingin

diselidiki oleh peneliti terdiri atas: Obyek dan Subyek yang mempunyai kualitas karakteristik

tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya158

2. Sampel

.

Populasi yang digunakan adalah Mahasiswa aktif sesuai dengan konsentrasi Mahasiswa di

UPN,UII,UGM yang berjumlah 100 Orang.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Untuk mendapatkan penelitian ini dilakukan dengan cara Purposive Sampling. Sampling

terhadap adalah Mahasiswa aktif sesuai dengan konsentrasi Mahasiswa di UPN,UII,UGM

Purposive Sampling adalah salah satu metode pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan-

pertimbangan, umumnya disesuaikan dengan tujuan dan masalah penelitian159

Berkenaan dengan penentuan jumlah responden yang akan dijadikan sampel guna

mewakili keseluruhan Mahasiswa yang ada di Yogyakarta, peneliti berpedoman berdasarkan

pendapat dari Roscoe (1982: 253)

. Penelitian

memakai cara ini karena paling mudah dan cepat di lakukan, karena peneliti memiliki kebebasan

untuk memilih siapa saja Mahasiswa yang ditemui sebagai sampel.

160

158 Sugiyono. ( 2004 ) Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta, hal.72 159 Supomo, B dan N. Indriantoro. ( 2002 ) Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen. Yogyakarta: BPFE Hal. 131 160 Sugiyono. ( 2008 ) Statistika Untuk Penelitian, Edisi Ketiga Belas. Bandung: CV Alfabeta, Hal 74

, memberikan saran-saran tentang ukuran sampel untuk

penelitian sebagai berikut:

Page 76: mhaisswa minat nabung

A. Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30-500 sampel.

B. Bila sampel dibagi dalam kategori (misalnya: Pria-Wanita, Umur Muda dan Umur Tua

dan lain-lain) maka jumlah anggota sampel setiap kategori minimal 30.

Berdasarkan atas poin yang ke-Tiga diatas, maka jumlah sampel yang di ambil dalam

penelitian ini adalah sebanyak 100 responden dari jumlah populasi seluruh Mahasiswa yang ada

di Yogyakarta.

3.5. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

1. Kuesioner

Kuesioner merupakan Teknik Pengumpulan Data yang dilakukan dengan cara

memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk di

jawabnya161

2. Study Pustaka

.

SS = Sangat Setuju Skor 5

S = Setuju Skor 4

KS = Kurang Setuju Skor 3

TS = Tidak Setuju Skor 2

STS = Sangat Tidak Setuju Skor 1

Study Pustaka merupakan suatu Teknik Pengumpulan Data yang berasal dari buku-buku

literatur yang mendukung.

3.6. JENIS DATA DAN SUMBER DATA

1. Data Primer

Merupakan data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui

media perantara)162

161 Sugiyono. ( 2004 ) Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta, hal. 135 162 Supomo, B dan N. Indriantoro. ( 2002 ) Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen. Yogyakarta: BPFE Hal. 14

. Untuk peneliti ini diperoleh dengan Observasi dan hasil penyebaran

Kuesioner. Data tersebut menyangkut beberapa aspek yaitu mengenai keterangan yang

berhubungan dengan variabel pengetahuan Mahasiswa tentang Perbankan Syari’ah terhadap

minat menabung di Perbankan Syari’ah.

Page 77: mhaisswa minat nabung

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data penelitian tidak langsung melalui media perantara

(diperoleh dan dicatat oleh pihak lain), yang umumnya berupa Bukti, Catatan atau Laporan

Historis yang telah tersusun dalam Arsip (Data Dokumen) yang dipublikasikan dan yang tidak

dipublikasikan163

3.7. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL

. Untuk peneliti ini data didapat dari membaca buku literatur-literatur lain yang

dapat digunakan sebagai dasar penunjang dalam menganalisis masalah-masalah yang berkaitan

dengan pengetahuan Mahasiswa tentang Perbankan Syari’ah terhadap minat menabung di

Perbankan Syari’ah di Yogyakarta.

Operasional variabel dalam penelitian ini terdiri Dua variabel utama yaitu :

1. Pengetahuan Mahasiswa ( X )

Bank Syari’ah adalah Bank Umum yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan

Prinsip Syari’ah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. (UU

No. 10 tahun 1998 tentang Perubahan UU No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan)164

2. Minat Menabung ( Y )

.

Minat Menabung adalah meyisihkan sebagian uang untuk keperluan yang akan datang.

Hubungan antara variabel tersebut dapat digambarkan dalam bagan penelitian sebagai berikut

:165

BAGAN 3.1

Variabel Penelitian

163 Ibid. 164 Priyonggo. S dan S , heri, ( 2004 ) Undang-Undang Peraturan Bank Indonesia dan Surat Keputusan Direksi BI Tentang Perbankan Syariah. Yogyakarta: UII press.hal 4. 165 Jonathan Sarwono, ( 2007 ) Analisis Jalur Untuk Riset Bisnis Dengan SPSS. Ed 1 Yogyakarta: Andi Offset, Hal 13.

X Y

Page 78: mhaisswa minat nabung

X = Pengetahuan Mahasiswa Tentang Perbankan Syari’ah

Y = Minat Menabung Diperbankan Syari’ah

3.8. METODE ANALISIS DATA

3.8.1. Uji Validitas Dan Reliabilitas

a. Uji Validitas adalah untuk mengukur akurasi data melalui butir-butir pertanyaan (Kuesioner)

yang diajukan dalam penelitian kepada responden dan penelitian ini ingin mengetahui data yang

diteliti valid atau tidak valid dan diuji dengan menggunakan bantuan program SPSS dengan taraf

signifikasi 5 %.

Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

1) Jika r-hitung positif dan r-hitung > r-tabel, maka butir tersebut adalah valid. Sedangkan

jika r-hitung tidak positif < r-tabel maka butir tersebut adalah tidak valid

2) Membandingkan r hitung dengan r tabel dengan tingkat signifikasi 5%

3) Membuat kesimpulan.

b. Uji Reliabilitas yaitu menguji ketepatan instrumen pengukuran dengan konsistensi diantara

butir-butir pertanyaan dalam suatu instrumen. Reliablitas berkaitan dengan ketepatan prosedur

pengukuran dan konsistensi data yang reliabel tidak dapat diproses lebih lanjut karena akan

menghasilkan kesimpulan yang bias. Suatu alat ukur yang dinilai reliabel jika pengukuran

tersebut menunjukan hasil-hasil yang konsisten dari waktu ke waktu dan di uji dengan

menggunakan bantuan SPSS.

Langkah-langkah pengujian sebagai berikut:

1) Jika r-alpha positif dan r-alpha > Rule Of Tumb, maka butir-butir tersebut Reliabel.

2) Membandingkan Rule Of Tumb dengan r-alpha.

3) Membuat keputusan.

Page 79: mhaisswa minat nabung

3.8.2. Alat Analisis Data

Untuk kepentingan analisis data serta menjawab Hipotesis yang telah dirumuskan Teknik

Analisis sebagai berikut:

a. Analisis Kualitatif

Analisis Kualitatif adalah analisis yang menguraikan dengan jelas tentang data yang diperoleh

dari penelitian dengan jalan memberikan pengertian keterangan dan tafsiran terhadap data166

b. Analisis Kuantitatif

.

Ini berupa angka-angka yang dianalisis dan akan menghasilkan analisis dalam penelitian ini

menggunakan analisis atau Metode Statistik167

Untuk mengetahui besarnya pengaruh perubahan dari suatu variabel terhadap

variabel lainnya, yaitu variabel pengetahuan Mahasiswa tentang Perbankan

Syari’ah (X) terhadap minat menabung di Perbankan (Y) dengan rumusan:

.

1). Analisis Regresi Linier Sederhana

168

2) Uji Bersama-sama ( Uji F )

Y= a + b x Y = Minat Menabung

a = Konstanta

b = Koefisien Regresi

X = Pengetahuan Mahasiswa

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh antara Variabel Bebas yaitu

Pengetahuan Mahasiswa (X) terhadap variabel terkait yaitu169

a) Taraf Uji α = 0,05

b) Derajat Kebebasan

c) F Tabel ( k, n-k-1)

Dari hasil pengujian tersebut dapat dilakukan Uji F sebagai berikut:

166 Sugiyono. (2004) Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta, hal.14 167 Ibid 168 Moehar Daniel. (2003) Metode Penelitian Sosial Ekonomi, Cet 2 Jakarta: Bumi Aksara. Hal 155 169 Bhuono Agung Nugroho, (2005) Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian Dengan SPSS, Ed 1.Yogyakarta: Andi Offset. Hal 51.

Page 80: mhaisswa minat nabung

Jika F hitung < F tabel (k,n-k-1), maka:

Ho diterima dan Ha ditolak artinya tidak ada pengaruh signifikan antara variabel bebas

secara simultan terhadap variabel terikat

Jika F hitung > F tabel ( k, n-k-1), maka :

Ho ditolak dan Ha diterima ada pengaruh signifikan antara variabel bebas secara simultan

terhadap variabel terikat.

3) Uji Parsial ( Uji t )

Adalah uji untuk mengetahui pengaruh variabel pengetahuan Mahasiswa tentang

Perbankan Syari’ah (X) secara parsial terhadap minat menabung (Y)170

a) Taraf Uji α = 0,05

Dengan menggunakan sebagai berikut :

b) Derajat kebebasan dk= n = k-1

Dari hasil pengujian tersebut dapat dilakukan Uji t sebagai berikut:

Ho diterima dan Ha ditolak apabila t hitung < t tabel, berarti tidak ada pengaruh antara variabel

bebas dengan variabel terkait.

Ho ditolak dan Ha diterima apabila t hitung > t tabel berarti terdapat pengaruh antara variabel

bebas dengan variabel terkait.

170 Nachrowi Djalal dkk, ( 2005 ) Penggunaan Teknik Ekonometri, Ed. Revisi Jakarta : Raja Grafindo Persada. Hal 65.

Page 81: mhaisswa minat nabung

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

4.1. ANALISIS DESKRIPTIF

Analisis ini digunakan berdasarkan pandangan dan pemikiran teoritis yang disajikan

dalam bentuk keterangan dan penjelasan mengenai pengetahuan Mahasiswa tentang Perbankan

Syari’ah terhadap minat menabung di Perbankan Syari’ah.

Sampel penelitian ini adalah 100 orang Mahasiswa aktif sesuai dengan konsentrasi

Mahasiswa di UPN,UII,UGM. Sampel dipilih menggunakan metode Proposive Sampling yaitu

teknik pengumpulan sampel dengan memilih individu yang akan menjadi anggota sampel.

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pengetahuan Mahasiswa tentang

Perbankan Syari’ah terhadap minat menabung di Perbankan Syari’ah. Baik dilihat dari segi

parsila maupun bersama-sama.

Adapun alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner untuk mengetahui

kehandalan kuesioner, maka sebelum digunakan untuk pengumpulan data kuesioner terlebih

dahulu diuji. Pengujian kuesioner terdiri dari 2 tahapan yaitu Uji Validitas dan Uji Reliabilitas.

Analisis data yang digunakan berdasarkan hasil jawaban responden kemudian

ditabulasikan dan ditafsirkan sehingga dapat ditarik kesimpulan antara lain tentang profil

Mahasiswa, maka dapat diidentifikasikan mengenai karakteristik responden sebagai berikut:

1. Populasi

Keseluruhan orang, peristiwa, atau sesuatu yang ingin diselidiki oleh peneliti

Tabel 3.1

Populasi Mahasiswa Tahun 2009

Universitas Jumlah Mahasiswa Sampel

UPN 15.150 35

UII 17.846 30

UGM 41.822 35

Page 82: mhaisswa minat nabung

2. Jenis Kelamin

Dari hasil penelitian seperti tercantum dalam tabel 3.1 dimana 100 responden ternyata

sebagian Mahasiswa di UPN,UII,UGM berjenis kelamin Laki-laki 70 responden atau 70%

sedangkan berjenis Perempuan 30 responden atau 30%.

Tabel 3.2

Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekwensi Presentase

Laki-laki 70 orang 70%

Perempuan 30 orang 30%

Jumlah 100 orang 100%

3. Umur

Umur atau Usia seseorang merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi dalam

melaksanakan pekerjaan. Semakin tua usia seseorang yang dimiliki seorang Mahasiswa, maka

akan semakin berkurang output yang dihasilkan.

Dari 100 responden yang dijadikan penelitian maka umur yang paling dominan adalah

dari 21 sampai dengan 24 tahun sebesar 64 responden atau 57,69% dari responden secara

jelasnya dilihat pada tabel 3.2 bawah ini.

Tabel 3.3

Umur

Umur Frekwensi Presentase

18 th s/d 20 th 36 orang 36%

21 th s/d 24 th 64 orang 64%

Jumlah 100 orang 100%

Page 83: mhaisswa minat nabung

4.2. UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS

1. Uji Validitas

Data dikatakan valid atau sahih apabila alat ukur itu benar-benar valid. Uji Validitas

disini bertujuan untuk mengetahui valid tidaknya r tabel dan r hitung dari kebutuhan komitmen

organisasi dan motivasi terhadap kepuasaan kerja yang diselidiki sesuai dengan kondisi

populasinya.

Untuk kepentingan pengujian kuesioner maka peneliti menyebarkan uji coba kuesioner

kepada 50 responden yang merupakan Mahasiswa aktif yang ada di UPN,UII,UGM. Setelah

diuji coba ternyata kuesioner yang kembali hanya 30 responden. Yang 20 kuesioner dinyatakan

hilang oleh responden.

a. Variabel Komitmen Organisasi (X1)

Tabel 3.4

Validitas Untuk Variabel Pengetahuan Mahasiswa

No Butir Pertanyaan r hitung r tabel Hasil Pengujian Keterangan

1 0,441 0,361 r Hitung > r Tabel Valid

2 0,686 0,361 r Hitung > r Tabel Valid

3 0,613 0,361 r Hitung > r Tabel Valid

4 0,658 0,361 r Hitung > r Tabel Valid

5 0,749 0,361 r Hitung > r Tabel Valid

6 0,711 0,361 r Hitung > r Tabel Valid

7 0,574 0,361 r Hitung > r Tabel Valid

8 0,677 0,361 r Hitung > r Tabel Valid

9 0,736 0,361 r Hitung > r Tabel Valid

10 0,666 0,361 r Hitung > r Tabel Valid

11 0,649 0,361 r Hitung > r Tabel Valid

12 0,665 0,361 r Hitung > r Tabel Valid

13 0,725 0,361 r Hitung > r Tabel Valid

14 0,498 0,361 r Hitung > r Tabel Valid

15 0,477 0,361 r Hitung > r Tabel Valid

16 0,644 0,361 r Hitung > r Tabel Valid

Page 84: mhaisswa minat nabung

17 0,568 0,361 r Hitung > r Tabel Valid

18 0,547 0,361 r Hitung > r Tabel Valid

19 0,627 0,361 r Hitung > r Tabel Valid

Sumber : olah data primer, 2009

Berdasarkan tabel diatas di ketahui bahwa seluruh butir pertanyaan komitmen organisasi

valid karena r hitung lebih besar dari r tabel. Hasil ini menunjukan bahwa kuesioner telah

memenuhi syarat untuk digunakan sebagai pengumpulan data dalam penelitian ini.

b. Variabel Minat Menabung (X)

Tabel 3.5

Validitas Untuk Variabel Minat Menabung

No Butir Pertanyaan r hitung r tabel Hasil Pengujian Keterangan

1 0,492 0,361 r Hitung > r Tabel Valid

2 0,769 0,361 r Hitung > r Tabel Valid

3 0,502 0,361 r Hitung > r Tabel Valid

4 0,501 0,361 r Hitung > r Tabel Valid

5 0,682 0,361 r Hitung > r Tabel Valid

6 0,685 0,361 r Hitung > r Tabel Valid

7 0,609 0,361 r Hitung > r Tabel Valid

8 0,532 0,361 r Hitung > r Tabel Valid

9 0,607 0,361 r Hitung > r Tabel Valid

10 0,396 0,361 r Hitung > r Tabel Valid

11 0,639 0,361 r Hitung > r Tabel Valid

Sumber : olah data primer, 2009

Berdasarkan tabel diatas di ketahui bahwa seluruh butir pertanyaan motivasi valid karena

r hitung positif dan lebih besar dari r tabel. Hasil ini menunjukan bahwa kuesioner telah

memenuhi syarat untuk digunakan sebagai pengumpulan data dalam penelitian ini.

2. Uji Reliabilitas

Kehandalan alat ukur mempengaruhinya untuk mengukur tanpa kesalahan dan hasilnya

selalu konsisten (tetap sama), meskipun digunakan oleh orang lain atau ditempat lain untuk

mengukur hal yang sama. Suatu alat ukur dinilai handal jika pengukuran tersebut memberikan

hasil yang konsisten dan stabil dari waktu ke waktu. Hasil pengukuran itu diterjemahkan dan

Page 85: mhaisswa minat nabung

koefisien kehandalan yaitu dengan kemampuan alat ukur untuk mengukur perbedaan-perbedaan

yang ada.

Hasil perhitungan dengan menggunakan bantuan Komputer program SPSS 11.00 For

Windows, adalah sebagai berikut

Tabel 3.6

Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas

Instrumen Penelitian

No Kuesioner cronbach’s

alpha Rule of tumb Keterangan

1 Pengetahuan Mahasiswa 0,929 0,6 Reliabel

2 Minat Menabung 0,874 0,6 Reliabel

Sumber data: olah data primer, 2009

Dari tabel diatas terlihat bahwa dua instrumen yang digunakan dalam penelitian ini

memiliki nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari nilai Rule Of Tumb sebesar 0,6. Dengan

demikian sesuai dengan kriteria pengujian Reliabilitas suatu instrumen yang telah disebutkan

pada bab sebelumnya, maka kuesioner telah memenuhi syarat Reliabilitas untuk digunakan

sebagai pengumpulan data dalam penelitian ini.

4.3. HASIL PENELITIAN ( UJI HIPOTESIS )

1. Analisis Regresi Sederhana

Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh pengetahuan Mahasiswa tentang

Perbankan Syari’ah terhadap minat menabung dilakukan dengan Analisis Regresi Sederhana

dengan rumusan sebagai berikut:

Y= a + b x Y = Minat Menabung

a = Konstanta

b = Koefisien Regresi

X = Pengetahuan Mahasiswa

Page 86: mhaisswa minat nabung

Tabel 3.7

Hasil Analisis Regresi Sederhana

Coefficientsa

,257 ,191 1,348 ,1811,111 ,065 ,865 17,040 ,000

(Constant)X

Model1

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

StandardizedCoefficients

t Sig.

Dependent Variable: Ya.

Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai Konstanta (a) dan nilai Koefisien regresi (b) yang

selanjutnya dapat dibentuk persamaan Regresi Berganda sebagai berikut:

Y= 0,257 + 1,111 X

a. Nilai Konstanta sebesar 0,257 artinya dengan Asumsi Variabel yang lain tetap, besarnya

minat Mahasiswa menabung apabila tidak ada pengetahuan Mahasiswa tentang

Perbankan Syari’ah adalah sebesar 0,257 atau Mahasiswa cukup berminat untuk

menabung. 25,7%.

b. Nilai Koefisien Regresi Variabel pengetahuan sebesar 1,111 menyatakan setiap kenaikan

variabel pengetahuan Mahasiswa tentang menabung di Perbankan Syari’ah (X) akan

meningkatkan minat menabung sebesar 1.111 orang.

2. Uji F ( secara serentak )

Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh signifikan antara variabel bebas

atau independen yaitu Pengetahuan Mahasiswa (X) terhadap Minat Menabung (Y) secara

bersama-sama.

Tabel 3.8

Hasil Analisis Uji F

ANOVAb

42,884 1 42,884 290,376 ,000a

14,473 98 ,14857,357 99

RegressionResidualTotal

Model1

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), Xa.

Dependent Variable: Yb.

Page 87: mhaisswa minat nabung

Pengujian ini membandingkan nilai F hitung dan F tabel dengan ketentuan sebagai

berikut:

a. Hipotesis

Ho : b = 0 secara serentak pengetahuan Mahasiswa tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap minat menabung Mahasiswa di Perbankan Syari’ah di Yogyakarta.

Ho : b ≠ 0 secara serentak pengetahuan Mahasiswa tentang Perbankan Syari’ah

berpengaruh secara signifikan terhadap minat menabung Mahasiswa di

Perbankan Syari’ah di Yogyakarta.

b. Kriteria pengujian

Pengujian uji F dengan membandingkan F hitung dan F tabel (pada α = 0,05)

dengan df= ( k-1 ), ( n-k ) bila perhitungan menunjukan:

1) Apabila F hitung > F tabel pada level signifikasi tertentu, maka Ho ditolak dan Ha

diterima, berarti secara keseluruhan variabel bebas dengan variabel tergantung

secara statistik signifikan.

2) Apabila F hitung < F tabel pada level signifikasi tertentu, maka Ho diterima dan

Ha ditolak, berarti secara keseluruhan variabel bebas dengan variabel tergantung

secara statistik tidak signifikan.

c. Hasil dari uji ANOVA atau F test, didapat F hitung yang digunakan adalah 290,376

dan F tabel 3,96 (290,376 > 3,96) dengan tingkat signifikasi 0,000 oleh karena itu nilai

Probabilitas jauh lebih kecil dari 0,05, maka Regresi bisa dipakai untuk mempredeksi

minat menabung atau bisa dikatakan secara bersama-sama berpengaruh terhadap minat

menabung.

d. Kesimpulan

Pada langkah keputusan menolak Ho dan menerima Ha sehingga dapat disimpulkan

bahwa Variabel Pengetahuan Mahasiswa (X) berpengaruh secara signifikan terhadap

minat menabung di Perbankan Syari’ah di Yogyakarta..

Page 88: mhaisswa minat nabung

Coefficientsa

,257 ,191 1,348 ,1811,111 ,065 ,865 17,040 ,000

(Constant)X

Model1

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

StandardizedCoefficients

t Sig.

Dependent Variable: Ya.

3. Uji T ( secara parsial)

Pengujian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas dalam hal ini

adalah Komitmen Organisasi (X1) dan Motivasi (X2) serta variabel tergantung yaitu

Kepuasan Kerja (Y). Apakah pengaruh antar variabel tersebut signifikan atau tidak.

Tabel 3.9

Hasil Uji T

a. Pengaruh variabel Pengetahuan Mahasiswa (X) terhadap Minat Menabung (Y)

Hipotesis yang diuji:

Ho : b = 0 tidak ada pengaruh antara variabel Pengetahuan Mahasiswa (X) terhadap

variabel Minat Menabung (Y)

Ho : b ≠ 0 ada pengaruh antara variabel Pengetahuan Mahasiswa (X) terhadap

variabel Minat Menabung (Y)

Dari Hipotesis tersebut, pada tingkat kepercayaan 95% atau α = 0,05 dan derajat

kebebasan: ( n-k) = 100-2= 98 diperoleh hasil t hitung 17,040 sedangkan t tabel 2.000 sehingga

dari perhitungan tersebut menunjukan bahwa t hitung = 17,040 > 2.000 dengan tingkat

Probabilitas < α 0,05 ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima, maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa variabel Pengetahuan Mahasiswa (X) berpengaruh secara signifikan terhadap minat

menabung.

4. Model Summary (Koefisein Determinasi)

Koefisen Determinasi digunakan untuk mencari hubungan variabel tidak bebas (minat

menabung Mahasiswa) yang dijelaskan oleh semua variabel bebas yaitu pengetahuan Mahasiswa

tentang Perbankan Syari’ah (X).

Page 89: mhaisswa minat nabung

Model Summary

,865a ,748 ,745 ,38430Model1

R R SquareAdjustedR Square

Std. Error ofthe Estimate

Predictors: (Constant), Xa.

Nilai dari R2 / R Square yaitu 0 – sampai dengan 1 maka Analisis Determinasi akan

semakin kuat dalam hubungannya dengan kepuasan kerja.

Tabel 3.10

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Dari hasil perhitungan dengan bantuan SPSS menunjukkan Koefisen Determinasi

sederhana yang telah disesuaikan ( R2 ) / R Square yaitu sebesar 0,748 menunjukkan bahwa

74,8% hal ini berarti Variabel Pengetahuan Mahasiswa (X) dapat menjelaskan Variabel Minat

Menabung (Y). Sisanya 25,2% disebabkan oleh variabel lain yang tidak diamati dalam penelitian

ini. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel Pengetahuan Mahasiswa (X) secara

bersama-sama mempengaruhi pengaruh terhadap variabel Minat Menabung (Y).

4.4. PEMBAHASAN ( INTERPRETASI )

1. Pengujian terhadap Variabel Independen secara bersama-sama (Uji Serentak).

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh semua variabel Independen yang

mempunyai pengaruh yang sama terhadap variabel Distribusi F yang membandingkan nilai F

tabel dengan F hitung

Langkah-langkah:

a) Perumusan Hipotesis

Ho = Varians perubahan nilai Independen tidak berpengaruh terhadap variabel

perubahan nilai Dependen

Ha = Varians perubahan nilai Independen berpengaruh terhadap variabel perubahan

nilai Dependen

b) Nilai kritis dalam distrbusi F dengan Degree Of Freedom ( DF ) adalah

(F2;98;0,05) = 3,96.

c) Nilai F hitung = 290,376.

Page 90: mhaisswa minat nabung

d) Keputusan

Pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan perbandingan antara nilai F hitung

dan F tabel (nilai kritis) yaitu F hitung > F tabel (290,376 > 3,96) dengan tingkat

Probabilitas 0,000, jauh lebih kecil dari tingkat signifikan yang ditentukan α =0,05

maka keputusan menolak Hipotesis 0 (H0) dan menerima Hipotesis Alternatif (Ha),

artinya secara statistik data yang digunakan membuktikan bahwa semua variabel

Independen (Komitmen Organisasi dan Motivasi) berpengaruh secara signifikan

terhadap nilai variabel Dependen (Kepuasan kerja).

e) Kesimpulan

Pada langkah keputusan menolak H0 dan menerima Ha sehingga dapat disimpulkan

bahwa variabel perubahan nilai Dependen dapat dijelaskan oleh variabel

Independen.

2. Pengujian signifikansi Regresi dengan Uji T

Dari hasil pengujian ini, apabila hasil t hitung > t tabel pada tingkat kepercayaan 95%

atau α = 0,05 dan derajat kebebasan 100-2=98 maka Hipotesis nol ditolak dan Hipotesis

Alternatif diterima, berarti ada pengaruh. Apabila hasil t tabel < t hitung pada tingkat

kepercayaan dan derajat kebebasan sama, maka Hipotesis Nol diterima dan Hipotesis Alternatif

ditolak berarti tidak ada pengaruh.

a. Perumusan Hipotesis

Ho : b = 0

Ha : b ≠ 0

b. Menentukan nilai kritis penguji dan tingkat signifikan yang digunakan adalah 5%

nilai kritis dari derajat kebebasan (n-k) yaitu 100-2 =98 sehingga dapat dihasilkan

nilai t sebagai berikut:

t (98;0,05) = 2,000

c. Menentukan nilai t hitung

t hitung dihasilkan dari masing-masing korelasi Regresi dapat diketahui dari hasil

perhitungan komputer, besarnya masing-masing variabel dapat dilihat dikolom t

hitung hasil perhitungan yaitu:

Page 91: mhaisswa minat nabung

t hitung untuk b = 17,040

d. Pengambilan keputusan terhadap Hipotesis dengan membandingkan nilai t hitung

dengan t tabel.

Dari angka yang diperoleh, nilai t hitung dari setiap variabel Independen

(Komitmen Organisasi dan Motivasi) yaitu b= 17,040 > 2,000 dengan tingkat

Probabilitas sebesar 0,000 dari α 0,05 artinya bahwa variabel pengetahuan

Mahasiswa berpengaruh secara signifikan.

e. Kesimpulan

Berdasarkan keputusan yang diambil dinyatakan bahwa pengetahuan Mahasiswa

tentang Perbankan Syari’ah (X) berpengaruh secara signifikan terhadap Kepuasan

Kerja (Y).

3. Uji Koefisien Determinasi Sederhana

Dari hasil perhitungan dengan bantuan komputer menunjukan hasil Koefisien

Determinasi sederhana yang telah disesuaikan (R2) atau R Square yaitu sebesar 0,748 yang

berarti pengaruh dari pengetahuan Mahasiswa tentang Perbankan Syari’ah dapat menjelaskan

variabel minat menabung sebesar 74,8% sedangkan sisanya 25,2% dijelaskan variabel lain selain

dari variabel ini.

Page 92: mhaisswa minat nabung

BAB V

PENUTUP 5.1. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data, pengujian Hipotesis dan Interpretasi maka peneliti

mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Dari hasil penelitian ini diperoleh bahwasannya minat menabung Mahasiswa sangat

tinggi, terutama mahasiswa UGM dan UII karena secara kultur, mempunyai

background keagamaan yang tinggi terutama UII dan mempunyai Kelompok Study

Ekonomi Islam serta adanya pelajaran tentang Ekonomi Islam, sehingga memacu

pengetahuan Mahasiswa,dan pembayaran Mahasiswa melalui Bank Syari’ah,

sehingga secara langsung memacu minat menabung Mahasiswa, sedangkan UPN

minat menabung tidak setinggi UII dan UGM, dikarenakan sistem didalamnya masih

memakai konvensional.

2. Berdasarkan uji F variabel X ( pengetahuan Mahasiswa ) dan Y ( minat menabung )

secara bersama-sama, hal ini di buktikan dengan hasil Fhitung lebih besar dari Ftabel

hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel pengetahuan Mahasiswa

mempengaruhi minat menabung yaitu sebesar 0,748 atau 74,8 % dan sisanya atau

sebesar 25,2 % dipengaruhi variabel lain, pengetahuan yang berpengaruh adalah

pengetahuan internal yang ada dikampus, dikarenakan pengetahuan Mahasiswa lebih

cepat, melalui pelajaran maupun study yang ada dikampus, meskipun pengetahuan di

luar Kampus berpengaruh tetapi tidak setinggi didalam Kampus, sehingga

pengetahuan memacu atau merangsang minat menabung di Perbankan Syari’ah,

dibuktikan dengan adanya study tentang Ekonomi Islam.

3. Dari sekian produk-produk Bank Syari’ah yang diminati oleh Mahasiswa adalah

tabungan, dikarenakan tabungan untuk transaksi transfer yang dibutuhkan untuk

mengirim uang, sehingga produk ini yang paling diminati, dan serta didukung adanya

bagi hasil dari Bank.

Page 93: mhaisswa minat nabung

5.2. Saran-saran

1. Bagi Perbankan Syari’ah di Yogyakarta khususnya, karena Mahasiswa merupakan

salah satu bagian inti berlangsungnya proses transaksi menabung oleh karena itu

Perbankan Syari’ah perlu meningkatkan Keamanan, Pelayanan, dan proses keluar

masuknya uang. Bank juga diharapkan semakin meningkatkan pelayanan dan

kerjasama yang lebih baik dengan pihak yang terkait, sehingga dalam penarikan tunai

ATM akan semakin lancar dan memberikan kemudahan bagi nasabahnya. Bagi pihak

Bank Syari’ah di Yogyakarta. Adanya persaingan yang semakin ketat diantara

Perusahaan Perbankan Syari’ah di Indonesia untuk selalu menjaga Kepercayaan dan

Konsistensi Loyalitas Nasabah di Kota Yogyakarta.

2. Bagi Universitas pengetahuan Mahasiswa mempunyai pengaruh yang positif dan

signifikan terhadap minat menabung, untuk itu sebaiknya Perbankan Syari’ah di

Yogyakarta lebih memperhatikan lagi pengetahuan Mahasiswa pada Perbankan

Syari’ah. Sehingga pengetahuan Mahasiswa dapat ditingkatkan sistem Ekonomi

Islam, kepedulian terhadap Mahasiswa, dan pelayanan, sehingga minat menabung di

Perbankan Syari’ah dapat menumbuhkan Perekonomian, di dukung dengan

diadakannya kelompok Study Ekonomi Islam disetiap Universitas untuk mendukung

pengetahuan Mahasiswa, sehingga Mahasiswa paham akan potensi Bank Syari’ah di

Indonesia.

3. Bagi peneliti lain yang juga meneliti Perbankan Syari’ah hendaknya menggunakan

variabel-variabel lain yang belum dipakai dalam peneliti ini. Hal ini dilakukan agar

peneliti dapat berkembang.

C. KETERBATASAN PENELITIAN

Dalam peneliti ini terbatas hanya meneliti komitmen organisasi dan motivasi saja bagi

peneliti selanjutnya yang akan meneliti di Bank Syari’ah Yogyakarta menambah variabel lain

selain pengetahuan Mahasiswa terhadap minat menabung.

Page 94: mhaisswa minat nabung

DAFTAR PUSTAKA

Muhammad (2004), Bank Syari’ah Analisis, Kekuatan, Kelemahan, Peluang Dan

Ancaman, Yogyakarta: Ekonisia.

Ruddy Tri Santoso (1997), Mengenal Dunia Perbankan, Yogyakarta: Andi Offset.

Kasmir (2003), Manajemen Perbankan Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Zainul Arifin (2000), Memahami Bank Syari’ah , Jakarta: Alvabeta.

Lukman Dendawijaya (2000), Manajemen Perbankan Jakarta: Ghalia Indonesia.

Umar Chapra (2001), Masa Depan Ilmu Ekonomi Islam, Jakarta: Gema Insani Press.

Karsum (2002), Pandangan Tentang Riba dan Bunga Bank Islam Fiqh Kontemporer Studi Pandangan Kamaruzzaman Bustamam-Ahmad “Reposisi Bank Sentral di Indonesia: Perspektif Sistem Ekonomi Islam, dalam Islam Historis: Dinamika Studi Islam di Indonesia Yogyakarta: Galang Press.

Setya (April 2003), Swiss Surga Keuangan Islam, dalam MODAL, No. 6/I.

Muh Syafii Antonio (1999) Bank Syariah Wacana Ulama Dan Cendekiawan , Bank Indonesia, Tazkia Institut.

Syamsul Anwar (1995) Permasalahan Produk-Produk Bank Syari’ah : Studi Tentang

Bai’ Muajjal Yogyakarta : P3M UIN Sunan Kalijaga. Muh Syafii Antonio (2001) Bank Syari’ah dari Teori ke Praktek, Jakarta: Gema Insani

Press.

Murniasih (2003), “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nasabah Dalam Melakukan Transaksi di Bank Syariah”, Skripsi Universitas Ahmad Dahlan.

H.Alfred L (2002), Analisis Sikap Nasabah Terhadap Produk BMI (Studi pada BMI cabang Surabaya), Tesis Magister Studi Islam UII.

Muhibbudin, (2002), Tanggapan Masyarakat Terhadap Bank Syari’ah (Studi pada Bank Muamalat Makassar), Tesis Magister Studi Islam UII.

Ulfah Safrini (2002) Pengaruh Strategi Pemasaran Shar-E terhadap Loyalitas Nasabah .

(Studi pada Bank Muamalat Indonesia cabang Yogyakarta) Tesis Pasca Sarjana UIN fak.Syariah KUI.

Indah Piliyanti (2002), Penerapan konsep the celestial management (studi pada Bank Muamalat Indonesia cabang Yogyakarta), Tesis Magister Studi Islam UII.

Muhammmad (2002) Manajemen Bank Syariah, Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Muh Syafii Antonio (1999) Bank Syariah Wacana Ulama Dan Cendekiawan , Bank Indonesia, Tazkia Institut.

Page 95: mhaisswa minat nabung

Supomo,B dan Indriantoro.N (2002) Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan

Manajemen. Yogyakarta: BPFE.

Sugiyono. ( 2008 ) Statistika Untuk Penelitian, Edisi Ketiga Belas. Bandung: CV

Alfabeta.

Syaikh Mahmud Syalthut (1959), Al-Islam,’Aqidah wal Syariah, cet. 1

Depag (1992), Al-Qur’ān Karīm dan Terjemahan Artinya, Bandung : Gema Risalah

Press.

Karen Perwataatmadja dan M. Syafii Antonio (1992), Apa dan Bagaimana Bank Islam, Yogyakarta : Dana Bhakti Wakaf.

Warkum Sumitro (1997), Asas-Asas Perbankan Islam dan Lembaga (BAMUI) dan Takaful), Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Hasan Syadily (1984), Ensiklopedia Islam, Jakarta : Ichtiar Baru.

Afzalur Rahman (1995), Doktrin Ekonomi Islam Jilid 1, alih bahasa Soeroyo dan Nastangin, Yogyakarta : PT. Dana Bhakti Wakaf.

Abdul Wahab Khalaf (1984), Hukum-Hukum Islam, alih bahasa Noer Iskandar al-Barsany dan Moh. Tolchah Mansoer, Bandung : Risalah.

Adiwarman Karim (2003), Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, Jakarta : IIIT

Indonesia.

Muhammad (2004), Manajemen Dana Bank Syariah. Yogyakarta: Ekonosia.

Sumitro, Warkum (2002), Asas-asas Perbankan Islam dan Lembaga-lembaga Terkait (BMI dan Takaful) di Indonesia. Jakarta: PT Raja Grafindo.

Kasmir, (2003), Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya , Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Heri Sudarsono (2004), Bank dan Lambaga Keuangan Syariah Deskripsi dan Ilustrasi. Yogyakarta: Ekonosia.

Muhammad, Lembaga Keuangan Umat Kontemporer Yogyakarta: UII Press

Latifa M. Algaoud dan Mervyn K. Lewis (2001), Perbankan Syari’ah: Prinsip, Praktik dan Prospek Jakarta: Serambi Ilmu Semesta.

Ash-Shiddieqy, T.M., Hasbi (1970), Hukum-hukum Fiqih Jakarta: Bulan Bintang.

James F. Enggel, (1995), “Perilaku Konsumen”, Binarupa Aksara, Jakarta.

Winardi (1991), Marketing dan Perilaku Konsumen, Bandung: Mandar Maju.

Winardi (1992), Aspek-aspek Manajemen Pemasaran, Bandung: Mandar Maju.

Hermawan Kertajaya (2004), Positioning, Differensiasi dan Brand Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama.

Murti Sumarni, (1996), Marketing Perbankan, Edisi Ketiga, Cetakan Pertama, Liberty, Yogyakarta.

Page 96: mhaisswa minat nabung

M. Abdul Manan (1997), Teori dan Praktek Ekonomi Islam Yogyakarta: Dana Bhakti

Prima Yasa.

Muhammad bin Said Al-Qahtani (2000), Al-wala’ Wal Bara’ : Loyalitas dan Anti Loyalitas dalam Islam, alih bahasa Salafuddin Abu Sayid (Surakarta: Era Intermedia.

Depag (1992), Al-Qur’ān Karīm dan Terjemahan Artinya, Bandung : Gema Risalah

Press.

Supomo, B dan N. Indriantoro. (2002) Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen. Yogyakarta: BPFE.

Sugiyono. ( 2008 ) Statistika Untuk Penelitian, Edisi Ketiga Belas. Bandung: CV

Alfabeta.

Sugiyono. ( 2004 ) Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta.

Priyonggo. S dan S , Heri, ( 2004 ) Undang-Undang Peraturan Bank Indonesia dan Surat Keputusan Direksi BI Tentang Perbankan Syariah. Yogyakarta: UII Press.

Jonathan Sarwono, ( 2007 ) Analisis Jalur Untuk Riset Bisnis Dengan SPSS. Ed 1

Yogyakarta: Andi Offset. Moehar Daniel. (2003) Metode Penelitian Sosial Ekonomi, Cet 2 Jakarta: Bumi Aksara.

Bhuono Agung Nugroho, (2005), Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian Dengan SPSS, Ed 1.Yogyakarta: Andi Offset.

Nachrowi Djalal dkk, ( 2005 ), Penggunaan Teknik Ekonometri, Ed. Revisi Jakarta : Raja

Grafindo Persada.

Page 97: mhaisswa minat nabung

LAMPIRAN

A. Tabulasi Data Kuesioner Validitas Dan

Reabilitas. B. Uji Kuesioner Validitas Dan Reabilitas. C. Kuesioner.

Page 98: mhaisswa minat nabung

Tabulasi Data Kuesioner Validitas dan Reliabilitas

NO Pengetahuan Mahasiswa (X) Minat Menabung (Y)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 4 3 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 5 5 4 4 2 4 3 4 4 4 4 5 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 2 2 2 2 4 4 2 2 2 2 4 5 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 4 3 4 2 4 3 4 2 3 2 2 2 2 4 4 4 2 5 1 2 2 2 2 2 4 3 1 1 1 1 1 3 1 2 2 2 2 4 2 3 2 2 2 2 4 4 4 2 6 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 2 4 4 3 2 4 4 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 7 5 4 3 5 3 3 5 4 3 3 4 2 4 4 3 5 2 4 4 3 4 4 3 4 3 5 4 5 4 4 8 4 4 3 5 3 2 4 4 4 3 3 2 4 4 4 5 3 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 3 9 4 2 3 5 3 4 4 2 4 4 4 3 3 4 2 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 1 4 4 1 10 3 2 2 4 1 4 3 3 4 4 4 3 1 2 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 4 1 11 1 4 4 3 4 4 5 4 4 4 2 2 4 4 4 5 4 5 4 4 5 5 2 5 5 4 4 5 5 4 12 5 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 4 5 3 5 4 5 4 4 5 2 4 4 4 4 4 4 4 4 13 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 14 2 4 3 2 4 4 5 4 4 3 4 2 3 4 4 5 5 5 5 5 4 2 2 5 5 5 5 5 5 4 15 1 3 2 3 4 2 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 4 2 4 4 4 2 2 4 2 16 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 2 3 2 3 4 4 4 4 3 2 3 17 1 3 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 18 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 2 3 4 4 4 3 3 3 3 19 2 2 3 2 2 3 4 3 3 4 4 2 4 2 3 4 4 2 3 3 3 2 2 4 3 3 2 2 3 2 20 2 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 21 4 3 2 4 4 4 3 4 2 2 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 22 1 3 3 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 23 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 5 3 4 4 5 4 3 4 4 5 4 3 3 4 4 5 3 4 4 4 24 4 3 2 4 3 4 5 4 4 3 3 3 4 4 2 4 4 3 5 4 5 5 4 5 4 4 3 3 2 2 25 4 4 5 4 5 5 4 4 5 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 26 5 4 3 5 5 4 5 5 3 3 3 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 27 4 4 3 5 4 3 4 3 3 4 3 2 3 5 4 5 3 4 4 5 4 4 3 5 4 5 3 3 2 3 28 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 29 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 30 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

Page 99: mhaisswa minat nabung

Uji Coba KuesionerValiditas Dan Reliabilitas No Pengetahuan Mahasiswa Umum (X1) Minat Menabung (Y)

Responde

n 1 2 3 4 5 6 7 8 9 # 11

12 # # # #

17

18 #

X1 1 2 3 4 5 6 7 8 9

10 # Y

1 2 2 3 2 2 2 4 4 3 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4

2.

7 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3

3.

45

2 4 3 4 3 4 4 4 3 5 3 5 3 4 4 3 4 4 4 5

3.

3 4 3 4 4 3 4 5 4 4 3 4

3.

82

3 4 4 4 3 4 2 3 4 3 4 2 3 3 4 2 4 4 2 4

2.

9 4 4 2 4 2 4 2 4 4 4 4

3.

45

4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 2 3 3 4 2 4 4 2 4

2.

9 4 4 2 4 2 4 2 4 4 4 4

3.

45

5 2 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3

2.

2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2

2.

55

6 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4

3.

7 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4

4.

27

7 2 4 2 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 4 3 4 3 4

2.

7 4 4 3 2 2 4 3 2 2 2 4

2.

91

8 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4

3.

7 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4

4.

09

9 2 4 2 3 4 3 4 4 2 3 2 3 3 3 4 4 4 3 4

2.

8 4 4 3 2 2 2 4 4 4 4 4

3.

36

10 4 3 3 3 4 2 4 4 2 3 2 3 2 3 4 3 4 3 2

2.

6 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4

3.

64

11 2 3 1 2 2 2 3 4 4 2 2 2 2 3 4 4 4 4 4

2.

5 4 2 3 2 4 4 4 3 4 4 4

3.

4

Page 100: mhaisswa minat nabung

5

12 4 5 1 4 4 4 4 5 5 3 4 4 3 4 5 5 4 4 5

3.

5 5 5 5 4 3 4 4 3 4 4 4

4.

09

13 4 3 4 5 4 5 4 4 4 5 4 3 3 4 4 3 4 3 4

3.

4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4

3.

73

14 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 5 3 4 3 5 4 3 4

3.

2 4 5 4 3 3 4 4 5 3 4 4

3.

91

15 5 3 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 2 4

3.

2 4 2 4 4 3 4 4 4 3 4 4

3.

64

16 1 4 2 3 2 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4

2.

8 4 3 4 4 2 4 4 4 2 4 4

3.

55

17 4 4 2 3 5 3 2 4 4 4 3 3 2 4 4 4 5 3 5

3.

1 4 4 5 2 4 4 4 4 5 5 5

4.

18

18 5 4 1 3 5 3 5 5 4 3 3 4 2 4 4 3 5 2 4

3.

1 4 3 4 2 3 4 3 5 4 5 4

3.

73

19 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2

2.

27

20 2 2 2 2 1 2 1 2 2 1 1 2 1 2 2 2 1 2 1

1.

4 1 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2

1.

64

21 4 4 5 4 5 4 4 4 5 3 4 5 4 5 5 4 5 4 5

3.

8 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5

4.

55

22 2 2 2 2 2 1 1 2 1 2 2 1 1 1 1 2 2 2 1

1.

4 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2 1

1.

64

23 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 2

2.

4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

Page 101: mhaisswa minat nabung

24 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

1.

7 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

25 2 2 3 2 2 2 4 4 3 2 2 3 2 3 4 2 3 2 2

2.

2 2 3 4 2 3 3 4 4 2 2 1

2.

73

26 4 3 4 5 3 5 3 3 4 3 4 3 3 4 5 4 5 3 4

3.

3 4 5 4 4 3 5 4 5 3 3 2

3.

82

27 2 4 1 3 2 3 4 5 4 4 3 4 2 3 4 4 5 5 5 3 5 5 4 2 2 5 5 5 5 5 5

4.

36

28 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 2 3 4 4 4 4 3 2

3.

36

29 2 4 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 2 4 3 3 2 4 2 4 4 2 2 2 2 2 2 3 3 3

2.

64

30 4 4 2 3 5 3 2 4 2 4 4 4 3 3 4 2 4 3 4

2.

9 4 4 3 3 3 3 3 4 1 4 4

3.

27

31 4 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4

3.

7 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4

4.

36

32 4 5 3 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 5 5 4 5

3.

7 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4

4.

18

33 2 2 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2

1.

5 1 1 2 1 2 1 1 1 2 2 2

1.

45

34 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 3 3 4 3

3.

5 5 5 4 4 5 3 5 3 4 5 3

4.

18

35 3 4 3 4 2 4 2 4 3 1 4 1 1 5 4 4 4 4 4

2.

8 4 5 4 4 3 4 4 3 4 3 4

3.

82

36 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 2 3 2 4 3 3 3 3 3 3 2 2 2.

Page 102: mhaisswa minat nabung

82

37 4 4 3 4 5 4 5 4 3 3 4 5 1 4 4 3 5 4 4

3.

3 4 4 4 4 4 5 3 3 4 5 4 4

38 5 3 5 3 4 3 4 3 5 4 5 3 4 3 5 3 5 3 5

3.

4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5

4.

27

39 4 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 2 2 3 4 3 4 4 4

2.

7 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

40 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 4

3.

1 4 4 2 3 2 2 3 3 4 4 4

3.

18

41 2 4 3 4 4 4 4 3 2 4 3 4 4 3 3 2 4 5 4 3 3 4 5 3 2 4 4 3 4 3 4

3.

55

42 4 4 5 3 4 2 4 2 3 5 2 4 1 4 3 5 2 4 3

2.

9 4 2 4 5 3 4 4 5 4 5 5

4.

09

43 4 3 4 2 2 2 2 4 4 2 2 3 2 4 4 4 4 2 4

2.

6 4 3 2 2 2 2 3 3 2 4 4

2.

82

44 4 3 4 3 4 2 3 3 4 3 2 4 4 4 3 4 4 2 4

2.

9 3 3 2 4 3 4 2 2 2 2 2

2.

64

45 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

3.

5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

46 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 4 3 4 3 2 3 2

2.

4 3 2 4 3 2 3 2 3 2 4 3

2.

82

47 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 5 4

3.

4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4

4.

27

48 2 5 1 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 2 4 4 5 3 3 4 4 4

3.

64

49 4 4 3 2 4 3 5 5 4 4 3 3 3 4 4 2 4 4 3 3. 5 4 5 5 4 5 4 4 3 3 2 4

Page 103: mhaisswa minat nabung

1

50 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 1 1 1 1 1 2 1

1.

5 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1

1.

27

51 1 5 1 4 3 4 5 5 4 4 4 2 2 4 4 4 5 4 5

3.

2 4 4 5 5 2 5 5 4 4 5 5

4.

36

52 1 4 2 2 2 2 4 4 4 2 1 1 1 2 4 3 4 2 4

2.

2 3 4 2 3 2 2 2 2 4 4 4

2.

91

53 4 3 3 2 2 2 4 4 4 2 2 2 2 4 5 4 5 4 4

2.

8 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4

3.

82

54 4 5 1 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 4 5 4 4 4 5

3.

8 5 5 5 5 4 4 5 4 4 5 4

4.

55

55 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4

3.

6 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4

4.

27

56 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 5 4 4 3 5 4 4

57 5 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5

4.

55

58 5 2 3 3 3 4 4 3 4 5 3 4 3 5 4 5 3 4 5

3.

3 5 4 2 1 3 3 4 3 4 3 4

3.

27

59 5 4 5 5 5 3 5 4 5 3 4 5 2 4 3 5 3 4 2

3.

5 5 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4

3.

73

60 2 2 3 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

61 4 3 3 4 4 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3

2.

5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

62 4 4 1 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4

2.

9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5

4.

09

63 5 4 2 4 3 2 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3. 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4

3.

Page 104: mhaisswa minat nabung

1 91

64 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4

3.

1 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4

3.

55

65 2 2 4 3 2 4 4 3 2 5 3 5 5 3 4 3 4 4 5 3 4 3 5 4 5 3 4 4 5 5 5

4.

27

66 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

3.

5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

67 4 3 1 3 4 4 2 4 3 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 1 4 4 4 4

3.

64

68 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2

1.

8 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

69 1 3 1 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 4 4 4 2 4

2.

2 2 3 4 5 2 4 2 2 5 5 5

3.

55

70 2 2 2 2 1 1 4 3 3 2 2 5 4 4 4 3 3 3 2

2.

4 1 1 1 3 3 2 2 4 3 4 5

2.

64

71 2 2 1 2 2 2 4 4 4 2 2 2 3 4 4 4 4 4 4

2.

5 4 4 4 2 4 4 5 4 2 2 2

3.

36

72 5 4 3 5 5 4 5 5 3 3 3 5 5 4 4 4 4 4 4

3.

6 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4

3.

73

73 2 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4

3.

1 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4

3.

36

74 2 4 4 3 4 2 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 2 2 4 3 3 2 2 3

2.

73

75 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

3.

5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4

4.

09

Page 105: mhaisswa minat nabung

76 2 2 2 3 4 3 3 3 3 4 4 4 2 2 2 3 2 3 4

2.

5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

3.

91

77 4 3 1 4 4 4 4 4 4 2 3 4 2 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4

3.

73

78 1 4 3 3 4 4 3 4 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5

3.

5 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3

3.

55

79 4 3 3 3 4 3 2 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 2 3 4 4 4 3 3 3

3.

27

80 4 3 3 2 4 4 4 3 4 2 2 3 3 4 4 3 4 4 4

2.

9 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4

3.

36

81 5 4 2 2 4 1 4 3 3 4 4 4 3 1 4 3 4 3 4

2.

8 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4

3.

18

82 5 4 3 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 4 5 3 5 4 5

3.

5 4 4 5 2 4 4 4 4 4 4 4

3.

91

83 4 5 3 4 4 4 5 5 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3

3.

3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4

3.

82

84 1 4 3 2 2 2 4 4 3 1 1 1 1 1 3 3 2 2 2

1.

9 2 4 2 3 2 2 2 2 4 4 4

2.

82

85 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 1 1 2 1

1.

6 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 2

1.

27

86 4 5 1 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4

3.

5 5 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4

4.

36

87 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

3.

5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

88 4 3 4 2 5 4 3 5 4 2 3 4 4 3 2 4 3 5 3 3 4 3 5 4 4 5 3 4 5 4 5 4.

Page 106: mhaisswa minat nabung

18

89 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

1.

7 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

90 5 3 4 3 5 4 4 3 3 5 4 3 5 3 5 3 5 2 2

3.

2 4 3 4 4 3 5 3 5 3 5 3

3.

82

91 4 3 3 2 2 2 4 2 4 2 2 2 2 4 2 4 4 4 4

2.

5 4 4 2 4 2 2 2 2 4 4 4

3.

09

92 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3

2.

7 4 4 4 4 4 2 2 2 2 4 4

3.

27

93 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4

2.

9 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4

3.

91

94 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 2 3 4 3 4 3 4 4

3.

1 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4

3.

91

95 3 3 4 3 3 4 2 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 5 4 3 4 3 4 3 4 4 2

3.

55

96 2 5 4 4 3 3 4 3 5 2 5 1 3 3 5 4 4 3 5

3.

1 4 3 5 3 2 2 4 4 5 5 3

3.

64

97 4 3 4 2 2 2 2 4 4 2 2 3 2 4 4 4 4 2 4

2.

6 4 3 2 2 2 2 3 3 2 4 4

2.

82

98 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 2 4 4 4 3 4 4 2 4

2.

9 3 3 2 4 3 4 2 2 2 2 2

2.

64

99 2 2 3 2 2 2 4 4 3 2 2 3 3 3 4 4 4 2 4

2.

5 3 2 4 2 2 3 4 3 3 4 4

3.

09

100 3 4 3 3 3 4 3 3 4 2 3 2 3 3 4 3 4 3 4

2.

8 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4

3.

27

Page 107: mhaisswa minat nabung

Daftar Pertanyaan

I. Data Responden

1. Nama :………………………….. 2. Umur :………………………….. 3. Jenis Kelamin :a). Laki-Laki b). Perempuan

II. Pengetahuan Responden Terhadap Bank Syari’ah

1. Apakah saudara menabung di Bank Syari’ah:

a. Ya b. Tidak 2. Jika tidak, apakah saudara minat menabung di Bank Syari’ah: a. Ya b. Tidak c. Ragu-Ragu 3. Sudah berapa lama saudara menabung di Bank Syari’ah:

a. kurang dari 1 tahun c. lebih dari 3 tahun b.1-3 tahun

4. Jenis produk apakah yang saudara pilih: c. Tabungan c. Murabahah d. Jasa d. Musyarakah

5. Dari mana saudara mengenal Bank Syari’ah: e. Radio dan Televisi d. Kampus f. Surat Kabar dan Majalah e. Teman/Tetangga/Relasi Bisnis g.Papan Iklan

6. Faktor apa yang mendorong saudara menabung di Bank Syari’ah: h. Pelayanan c. Bagi Hasil i. Kualitas produk

III. Pernyataan Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat menurut keyakinan saudara, dengan tanda (X) pada jawaban yang dipilih dengan kriteria jawaban:

SS : Sangat Setuju TS : Tidak Setuju S : Setuju STS : Sangat Tidak Setuju

R : Ragu-ragu 1. Dengan menabung di Bank Syari’ah, saya mendapatkan kemudahan dalam bertransaksi.

a. SS b. S c. R d. TS e. STS 2. Kejelasan informasi produk mendorong saya untuk menabung di Bank Syari’ah.

a. SS b. S c. R d. TS e. STS 3. Banyaknya kantor kas yang ada mempermudah saya untuk menabung di Bank Syari’ah.

a. SS b. S c. R d. TS e. STS 4. Kesopanan karyawan Bank Syari’ah mendorong saya untuk menabung di Bank Syari’ah.

a. SS b. S c. R d. TS e. STS 5. Saya menabung di Bank Syari’ah karena fasilitasnya memadai.

a. SS b. S c. R d. TS e. STS 6. Dengan menabung di Bank Syari’ah saya mendapatkan manfaat ekonomi karena bagi

hasil yang saya terima. a. SS b. S c. R d. TS e. STS

Page 108: mhaisswa minat nabung

7. Nisbah bagi hasil yang ditawarkan oleh Bank Syari’ah sudah mencukupi. a. SS b. S c. R d. TS e. STS

8. Kejelasan besarnya nisbah bagi hasil yang ditetapkan telah mendorong saya untuk menabung di Bank Syari’ah.

a. SS b. S c. R d. TS e. STS 9. Keuntungan yang saya dapat dari Bank Syari’ah lebih besar dari bank konvensional.

a. SS b. S c. R d. TS e. STS 10. Dengan menabung di Bank Syari’ah saya tidak pernah rugi, karena risiko terbesar

hanyalah tidak mendapatkan bagi hasil. a. SS b. S c. R d. TS e. STS

11. Produk yang disediakan Bank Syari’ah sudah cukup lengkap sehingga mendorong saya untuk menabung.

a. SS b. S c. R d. TS e. STS 12. Produk yang disediakan Bank Syari’ah bervariasi sehingga mendorong saya untuk

menabung. a. SS b. S c. R d. TS e. STS

13. Saya menabung di Bank Syari’ah karena produk tabungannya lebih unggul dibandingkan bank lain.

a. SS b. S c. R d. TS e. STS 14. Dengan menabung di Bank Syari’ah saya merasa uang saya aman karena adanya jaminan

keamanan yang diberikan. a. SS b. S c. R d. TS e. STS

15. Saya menabung minimal 1 bulan sekali a. SS b. S c. R d. TS e. STS

16. Mendorong saudara dan teman untuk menabung di Bank Syari’ah a. SS b. S c. R d. TS e. STS

17. Rendahnya minimal setoran awal a. SS b. S c. R d. TS e. STS