mhaisswa minat nabung
TRANSCRIPT
PENGARUH PENGETAHUAN MAHASISWA TENTANG PERBANKAN SYARI’AH TERHADAP MINAT MENABUNG DI PERBANKAN SYARI’AH DI YOGYAKARTA
( STUDY DI UPN,UII,UGM 2008-2009 )
THE INFLUENCE OF STUDENT KNOWLEDGE ABOUT ISLAMIC BANKING TOWARD THEIR INTEREST TO HAVE SAVING AT ISLAMIC
BANKING IN YOGYAKARTA ( STUDY AT UPN,UII,UGM 2008-2009 )
SKRIPSI
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi persyaratan
guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam
Program Studi Ekonomi Islam
Oleh:
RACHMAD AGUNG SULISTYO
03423028
PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM
FAKULTAS ILMU AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2010
NOTA DINAS Yogyakarta, 30 Dzulhijjah 1430 H HAL : SKRIPSI 17 Desember 2009 M Kepada : Yth. Dekan Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indonesia
di Yogyakarta
Assalamu`alaikum wr. wb.
Berdasarkan penunjukan Dekan Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indonesia
dengan surat nomor : 104/Dek/70/FIAI/VI/09 tanggal 29 JUNI 2009 atas tugas kami sebagai
pembimbing skripsi Saudara :
Nama : Rachmad Agung Sulistyo
Nomor Pokok/NIMKO : 03423028
Mahasiswa Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indonesia :
Jurusan : Ekonomi Islam
Tahun Akademik : 2009/2010
Judul Sripsi : ”Pengaruh Pengetahuan Mahasiswa Tentang Perbankan Syari’ah
Terhadap Minat Menabung Di Perbankan Syari’ah Di Yogyakarta
( Study Di UPN,UII,UGM 2008-2009 )”
setelah kami teliti dan kami adakan perbaikan seperlunya, akhirnya kami berketetapan bahwa
skripsi saudara tersebut di atas memenuhi syarat untuk diajukan ke sidang Munaqasah Fakultas
Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indonesia.
Demikian, semoga dalam waktu dekat bisa dimunaqasahkan, dan bersama ini kami
kirimkan 4 (empat) eksemplar skripsi dimaksud.
Wassalamu`alaikum Wr. Wb.
Dosen Pembimbing,
DRS. H . ASMUNI, MA.
HALAMAN PENGESAHAN
HALAMAN MOTTO
HALAMAN PERSEMBAHAN
” Sebening Tetesan Embun Pagi Dan Secerah Sinarnya Mentari ”
Karya Kecilku ini Ku Persembahkan kepada :
Bapak, Emak, Keluargaku, Dan Orang-Orang Tercinta
Yang selalu Mendukung, Mendoakan, Dan Membimbing
Penuh Kasih Sayang, Cinta, serta Ketulusan
” Tak Ada Kata Yang Indah Selain Doa Buat Kalian ”
KATA PENGANTAR
Assalamu’allaikum Wr. Wb
Segala Puji Syukur kehadirat 4JJI SWT yang menggegam segala yang ada di dalam jiwa
ini, serta atas limpahan Rahmat, Hidayah, dan Inayah–Nya, yang selalu berikan jalan bagi
hambanya yang mau berusaha, Shalawat serta Salam semoga tetap tercurahkan kepada Putra
Padang Pasir, Nabi Akhirul Zaman, junjungan Nabi Muhammad SAW, beserta Keluarga,
Sahabat, dan Umatnya, sehingga penulisan Skripsi yang berjudul “ Pengaruh Pengetahuan
Mahasiswa Tentang Bank Syari’ah Terhadap Minat Menabung Di Perbankan Syari’ah Di
Yogyakarta ( Study Di UPN,UII,UGM 2008-2009 ) ” dapat terselesaikan dengan baik.
Penulisan Skripsi ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai
pihak, baik berupa pengarahan, bantuan serta doa. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima
kasih dan mohon maaf yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Sesepuh, Pengasuh serta Guru Bahrul Ulum, terima kasih atas gemblengan, ilmu serta
doa, sehingga penulis bisa seperti sekarang, semoga 4JJI selalu mengampuni dosa
kalian. amin.
2. Abah ( Alm ) selaku pengasuh Ar-Roudloh beserta Keluarga, terima kasih atas
kesabaran mendidik, serta merawat penulis, dan memberikan tempat untuk menuntut
ilmu, semoga 4JJI membalasnya yang setimpal. amin.
3. Kedua Orang Tuaku, Bapak Sunardi dan Ibu Utik Rochdiyati dan Keluargaku, yang
selalu memberikan dukungan, doa, kasih sayang, kesabaran dan cintanya.
4. Rektor Universitas Islam Indonesia, Prof. Dr. Edy Suandi Hamid. M.Ec.
5. Bapak Drs. M. Fajar Hidayanto, MM, selaku Dekan Fakultas Ilmu Agama Islam
Universitas Islam Indonesia.
6. Bapak Nur Kholis, S.Ag, M.Sh.Ec. selaku Ketua Jurusan Ekonomi Islam Universitas
Islam Indonesia.
7. Bapak Drs. H. Asmuni MTh, MA selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang sabar dan
semangat, memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan Skripsi ini
sehingga tercapai hasil yang baik dan terima kasih waktu dan tenaganya.
8. Seluruh civitas akademika di lingkungan FIAI Universitas Islam Indonesia.
9. Nenek, Kakekku serta Keluargaku Arif, Ucrit, Mbak Wulan, Mbak Atik, Mas Wawan
dan Lek Hani, Lek Bag, Terimakasih support, keceriaan,doa yang menjadi semangat
dalam menyelesaikan semuanya.
10. Keluarga besar Bani Cokro Sudiro terima kasih banyak atas setiap doanya, that`s the
best things.
11. Saudaraku seperjuangan El- Redha People terima kasih pelajaran hidup yang kalian
berikan padaku, ku selalu rindukan bersama kalian, terima kasih segalanya.
12. My Best Friends keluarga galon Aray, Pak Dul, Kakak Ipar, Komandan, Oon, Dayak,
canda tawa selalu ada saat disamping kalian, ( kapan naik gunung rek, ku pingin jadi
orang kaya ).
13. Anak-anak Kost “Briliant“, Menyenangkan bersama kalian, terima kasih jamuannya.
14. Keluarga Kraton Bu Dokter, Tante, Ucil, Rental, Bu Guru, Unyil, Oneng, Pak Hakim,
Jangkung, Pak Ketu, Si Elektro…..Ayo semangat 45 rek, kapan jalan-jalan…..
15. Keluarga kecilku Dijogja Ki Gendeng, Wong Elek, Kloneng, Sayangku, Mbenk,
Inyong, Tekal, Heny, Slamet, Dian, Nisa’, Komeng, Cak Horas, Panut, Cah Smp, Cak
Indi, Ucok, Bang Jhon, Pak Pung, Daeng, Azis, Iteng, Sony, Gembus, dan Pak Ustad
terima kasih bantuan dan dukungan, serta doa, hanya doa yang bisa ku berikan padamu
sobat, ku tunggu kalian dipintu kesuksesan.amin.
16. Sahabatku di HMI terima kasih semangat dan semuanya, Revolusi sampai mati..
17. Sobatku yang ” gila ” Ridho, Klaten, Purworejo, Santet, Teguh, Pipit, Gondhes,
Guse...ku salut akan kalian, dunia menunggu orang2 seperti kalian....
18. Friend Futsalku Bento, Wong Deso, Pak Dhe, Beben, Katrok, Kholiq, Si Mas, Delon,
Bayu, Ucok, Iwan, Oki, dan temen2 yang lain.....Kpan futsal lagi...
19. Teman-Teman Ekis angkatan 2003 ~.....jangan menyerah .....~
20. Sahabatku Lek Kidi ” Si Dewa senyum ”, terima kasih masukan dan saran...kau selalu
berpikir dewasa..makasih Sahabat.....semoga menjadi keluarga Sakinah, Mawaddah,
Warahmah..sing sabar lek...
21. Terima kasih Lis atas semua yang kamu berikan padaku, support, waktu, fasilitas, dan
kesabarannya, masih ada orang seperti kamu, ” tak ada alasan tidak ” terima kasih juga
cinta dan kasih sayangmu, semoga 4JJI berikan yang terbaik dalam hidupmu....
22. Someone terimakasih segalanya, kau ajarkan aku tentang kedewasaan, kesabaran, cinta,
serta kasih sayang, selalu ada hari esok,..semoga 4JJI berikan hati yang lembut
untukmu......
23. Shepiaku selalu ada cerita bersamamu, dimana kau sekarang.
24. Semua pihak yang telah membantu dan tidak mungkin disebutkan satu persatu.
Akhirnya penulis berharap, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua
dan dapat memberikan sumbangan lebih dalam ilmu pengetahuan.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
YOGYAKARTA, JANUARI 2010
RACHMAD AGUNG SULISTYO
ABSTRAKSI
PENGARUH PENGETAHUAN MAHASISWA TENTANG BANK SYARI’AH TERHADAP MINAT MENABUNG DI PERBANKAN SYARI’AH DI
YOGYAKARTA ( STUDY DI UPN,UII,UGM 2008-2009 )
Penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengetahuan
Mahasiswa berpengaruh terhadap keputusan untuk menabung di Bank Syari’ah. Penelitian dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada 100 responden dengan metode pengambilan Purposive Sampling. Ada Empat teknik analisis yang digunakan untuk menganalis data, yaitu Regresi Linier Sederhana, Uji F, Uji T, dan Model Summary. Analisis Pertama dilakukan untuk mengetahui pengaruh pengetahuan Mahasiswa tentang Bank Syari’ah terhadap minat menabung, yang Kedua pengujian dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas, dan pengujian yang terakhir untuk mencari hubungan variabel tidak bebas ( minat menabung ).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan pengaruh pengetahuan Mahasiswa berpengaruh positif terhadap keputusan minat menabung, dikarenakan Mahasiswa adalah Agent Of Change, yang mempunyai pola berpikir lebih maju daripada masyarakat awam, dan pengetahuan Mahasiswa lebih cepat, melalui pelajaran maupun study yang ada dikampus, sehingga pengetahuan memacu dan merangsang minat untuk menabung di Bank Syari’ah, dibuktikan dengan adanya study tentang Ekonomi Islam, serta didukung juga pembayaran Mahasiswa melalui Bank Syari’ah.
Dalam mencari analisis pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dilakukan dengan menggunakan Analisis Regresi Linier Sederhana, sedangkan pengumpulan data dilakukan melalui Kuesioner yang dibagikan kepada Mahasiswa dari masing-masing Universitas, dan didukung pula dengan literatur yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
Berdasarkan Analisis Regresi diperoleh kesimpulan bahwa pengetahuan Mahasiswa tersebut mempunyai hitungt yang lebih besar dari tabelt , sehingga dapat dikatakan bahwa variabel-variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap minat menabung. Hal ini ditunjukkan dengan nilai hitungt = 17,040 > 2.000 dengan tingkat Probabilitas 0,05. Sedangkan nilai hitungF > tabelF (290,376 > 3,96 ) dengan taraf signifikansi sebesar 0.000. Pengaruh variabel-variabel terhadap pengambilan keputusan menabung ditunjukkan dengan 2R sebesar 0,748. Ini berarti bahwa 74,8% pengetahuan Mahasiswa dapat menjelaskan variabel menabung. Sedangkan sisanya sebesar 25,2% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam skripsi ini.
DAFTAR ISI
Halaman Judul .........................................................................................................................
Halaman Nota Dinas................................................................................................................
Halaman Pengesahan ..............................................................................................................
Halaman Pernyataan................................................................................................................
Halaman Motto .......................................................................................................................
Halaman Persembahan.............................................................................................................
Halaman Kata Pengantar .........................................................................................................
Halaman Abstraksi ..................................................................................................................
Halaman Daftar Isi ..................................................................................................................
Halaman Daftar Tabel .............................................................................................................
Transliterasi Arab Latin...........................................................................................................
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
ix
x
xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah ...........................................................................................
1.2. Batasan Masalah ......................................................................................................
1.3. Rumusan Masalah …………………………………..................................………..
1.4. Tujuan Penelitian …...……………………...……………………………...………
1.5. Manfaat Penelitian ……………………….……………………………..…………
1.6. Kajian Pustaka……………………………………………………………….…….
1.7. Hipotesis Penelitian…………………………………………………….………….
1.8. Sistematika Penulisan …………………………………………………………..…
BAB II DESKRIPSI UMUM PERBANKAN SYARI’AH
2.1. Gambaran Umum Perbankan Syari’ah ………………………………………..…..
2.1.1. Pengertian Bank Syari’ah .............................................................................
2.1.2. Bank Syari’ah Dan Strategi Pengembanganya.............................................
2.1.3. Peranan Bank Syari’ah ……………….……………………………..……..
2.1.4. Karakteristik Dasar Bank Syari’ah...............................................................
2.1.5. Prinsip Operasional Bank Syari’ah………………………………..……….
2.1.6. Produk-Produk Bank Syari’ah…………………………………………..…
2.1.6.1. Produk Penyaluran Dana………………........................................
2.1.6.2 Produk Penghimpunan Dana…………………………..…………
2.2. Perilaku Konsumen Dalam Islam…….....................................................................
2.3. Sikap Masyarakat Yogyakarta Terhadap Perbankan Syari’ah……………………..
1
4
4
4
5
5
9
9
11
11
15
16
18
19
19
20
21
31
32
2.4. Perilaku Konsumen Dalam Perbankan Syari’ah ………......…................................
2.4.1. Pengertian Perilaku Konsumen ....................................................................
2.4.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen.............................
2.4.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Memilih Produk....
2.5. Loyalitas Nasabah…………………………………………….................................
2.5.1. Pengertian Loyalitas Nasabah………………………………………………
2.5.2 Konsep Loyalitas Nasabah………………………………………………….
2.5.3 Pengukuran Loyalitas Nasabah………………………..................................
2.5.4 Loyalitas Dalam Islam……………………………………………………...
2.5.5 Pengaruh Produk,Harga,Tempat,Dan Promosi Terhadap Loyalitas Nasabah
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Pengumpulan Data ……………………………………………...............................
3.2 Pengambilan Sampel.................................................................................................
3.3 Analisis Data.............................................................................................................
3.4 Populasi Dan Sampel................................................................................................
3.5 Teknik Pengumpulan Data........................................................................................
3.6 Jenis Data Dan Sumber Data....................................................................................
3.7 Definisi Operasional Variabel...................................................................................
3.8 Metode Analisis Data................................................................................................
3.8.1. Uji Validitas dan Reliabilitas..........................................................................
3.8.2. Alat Analisis Data...........................................................................................
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA
4.1. Analisis Deskriptif…..…………………………………………………………..…
4.2. UJi Validitas Dan Reliabilitas………. ……………………………………………
4.3. Hasil Penelitian ( Uji Hipotesis ) .............................................................................
4.4. Pembahasan ( Interpretasi )......................................................................................
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ………………………………………………………..………………
5.2. Saran…………………………………………….....................................................
5.3. Keterbatasan Penelitian…………………………………………………………....
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
33
33
34
37
45
45
47
49
52
54
56
56
56
57
58
58
59
60
60
60
63
65
67
71
74
75
75
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Kategori Loyalitas menurut Jacoby Dan Chestnut 48
Tabel 2.2 Skala Loyalitas 52
Tabel 3.1 Populasi Kampus Tahun 2009 63
Tabel 3.2 Jenis Kelamin 64
Tabel 3.3 Umur 64
Tabel 3.4 Validitas Untuk Variabel Pengetahuan Mahasiswa 65
Tabel 3.5 Validitas Untuk Variabel Minat Menabung 66
Tabel 3.6 Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian 67
Tabel 3.7 Hasil Analisis Regresi Berganda 68
Tabel 3.8 Hasil Analisis Uji F 68
Tabel 3.9 Hasil Analisis Uji T 70
Tabel 3.10 Hasil Uji Koefisien Determinasi 66
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN
Transliterasi adalah pengalihan tulisan dari satu bahasa ke dalam tulisan bahasa lain.
Dalam skripsi ini transliterasi yang dimaksud adalah pengalihan tulisan bahasa ‘Arab ke bahasa
latin.
Penulisan transliterasi ‘Arab-Latin di sini menggunakan transliterasi dari keputusan
bersama Menteri Agama RI dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI no. 158 tahun 1987 dan
no. 0543 b/U/1987. Secara garis besar uraiannya adalah sebagai berikut:
1. Konsonan tunggal Huruf Arab Nama Huruf latin Keterangan
alif tidak dilambangkan tidak dilambangkan ا
Ba b be ب
Ta t te ت
sa’ s es (dengan dengsn titik diatas ) ث
Jim j je ج
Ha h ha (dengan titik di bawah) ح
Kha kh ka dan ha خ
Dal d de د
Żal ż zet (dengan titik di atas) ذ
Ra r er ر
Zai z zet ز
Sin s es س
Syin sy es dan ye ش
Sad S es (dengan titik di bawah) ص
Dad d de (dengan titik di bawah) ض
Ta t te (dengan titik di bawah) ط
Za z zet (dengan titik di bawah) ظ
ain ‘ koma terbalik (di atas)‘ ع
Gain g ge غ
Fa f ef ف
Qaf q ki ق
Kaf k ka ك
Lam l el ل
Mim m em م
Nun n en ن
Wau w we و
Ha h ha ه
hamzah ‘ apostrof ء
Ya y ye ي
2. Vokal Vokal bahasa Arab seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri dari vokal tunggal atau
monoftong dan rangkap atau diftong.
a. Vokal Tunggal
Vokal tunggal bahasa Arab lambangnya berupa tanda atau harakat, transliterasinya
sebagai berikut:
Tanda Nama Huruf Latin Nama
------ Fathah a a
------ Kasrah i i
------ Dammah u u
Contoh:
yahabu بهذي kataba بتك
dzukira رك ذ su’ila لئس
b. Vokal Rangkap
Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara harakat
dan huruf, transliterasinya sebagai berikut:
Tanda Nama Huruf Latin Nama
Fathah dan ya ai a dan i -----ى
Fathah dan wawu au a dan u -----و Contoh:
haula لوه kaifa فيك 3. Maddah
Maddah atau vokal panjang yang berupa harakat dan huruf, transliterasinya berupa
huruf dan tanda:
A. Fathah + huruf alif, ditulis = a dengan garis di atas, seperti
rijālun B. Fathah + huruf alif layyinah, ditulis = a dengan garis di atas, seperti
mūsā يسوم
C. Kasrah + huruf ya' mati, ditulis = i dengan garis di atas, seperti
mujībun بيجم
D. Dammah + huruf wawu mati, ditulis = u dengan garis di atas, seperti:
qulūbuhum مهبولق4. Ta’ Marbutah
Transliterasi untuk ta’ marbutah ada dua:
a. Ta’ Marbutah hidup
Ta’ Marbutah yang hidup atau yang mendapat harakah fathah, kasrah dan dammah,
transliterasinya adalah “t”.
b. Ta’ Marbutah mati
Ta’ marbutah yang mati atau mendapat harakat sukun, transliterasinya adalah “h”
Contoh: ةحلط – Talhah
c. Kalau pada kata yang terakhir dengan ta’ marbutah diikuti oleh kata yang menggunakan
kata sandang “al” serta bacaan kedua kata itu terpisah maka ta’ marbutah itu
ditransliterasikan dengan “h”.
Contoh: ةنجلا ةضور - Raudah al-jannah
5. Syaddah (Tasydid)
Syaddah atau tasydid yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan sebuah
tanda syaddah, dalam transliterasi ini tanda syaddah tersebut dilambangkan dengan huruf yang
sama dengan huruf yang diberi tanda syaddah itu.
Contoh: ر – rabbana na’ima - معن
6. Penulisan Huruf Alif Lam
A. Jika bertemu dengan huruf qamariyah,maupun qomariyah ditulis dengan metode yang
sama yaitu tetapi ditulis al-, seperti :
al-karīm al-kabīr ريبكلا ميركلا
al-rasūl al-nisa’
B. Berada di awal kalimat, ditulis dengan huruf capital, seperti :
al-Azīz al-hakīm ميكحلا زيزعلا
C. Berada di tengah kalimat, ditulis dengan huruf kecil, seperti :
Yuhib al-Muhsinīn نينسحملا
7. Hamzah
Sebagaimana dinyatakan di depan, hamzah ditransliterasikan dengan apostrof. Namun
itu hanya berlaku bagi hamzah yang terletak di tengah dan di akhir kata. Bila terletak di awal
kata, hamzah tidak dilambangkan, karena dalam tulisan Arab berupa alif.
Contoh:
umirtu ترمأ syai’un ئش
8. Penulisan Kata atau Kalimat
Pada dasarnya setiap kata, baik fi’il (kata kerja), isim atau huruf, ditulis terpisah. Hanya kata-
kata tertentu yang penulisannya dengan huruf Arab sudah lazim dirangkaikan dengan kata
lain, karena ada huruf Arab atau harakat yang dihilangkan. Dalam transliterasi ini penulisan
kata tersebut ditulis dengan kata sekata.
Contoh:
Wa innallāha lahuwa khairu al-Rāziqīn ريخ وهل هللا
Fa ‘aufū al-Kaila wa al- Mīzān نازيملا و ليكلا اوفوأف
9. Meskipun dalam sistem tulisan Arab huruf kapital tidak dikenal, dalam transliterasi ini huruf
tersebut digunakan juga. Penggunaan huruf kapital seperti yang berlaku dalam EYD, seperti
huruf kapital yang digunakan untuk menuliskan huruf awal nama diri dan permulaan kalimat.
Bila nama diri itu didahului oleh kata sandang, maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap
harus awal nama diri tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya.
Contoh: wamā Muhammadun illā Rasūl لوسر امو
10. Kata yang sudah bahasa Arab yang sudah masuk bahasa Indonesia maka kata tersebut ditulis
sebagaimana yang biasa ditulis dalam bahasa Indonesia. Seperti kata: al-Qur'an, hadis, ruh,
dan kata-kata yang lain. Selama kata-kata tersebut tidak untuk menulis kata bahasa Arab
dalam huruf Latin.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bank Syari’ah akan dapat berkembang dengan baik bila mengacu pada Demand
(Permintaan) masyarakat akan Produk dan Jasa Bank Syari’ah. Dengan modal UU dan Nilai-
Nilai Moral, Perbankan Syari’ah harus mampu membuktikan bahwa keberadaannya dapat
melayani kebutuhan masyarakat baik dari sisi Surplus Unit (Kelebihan Dana) maupun Dificit
Unit (Kekurangan Dana). Walaupun pengembangan Bank Syari’ah secara intensif masih relatif
baru (± 10 tahun terhitung dari diberlakukannya UU Nomor 10 Tahun 1998),1
Sehubungan dengan diundangkannya UU No.7 tahun 1992 tersebut, kemudian
mengundang sambutan masyarakat Pebisnis Perbankan, tanpa kecuali Pebisnis Perbankan di
Yogyakarta, bahwa usaha menghadirkan lembaga keuangan yang berasaskan Syari’ah, bukanlah
hal yang baru, tetapi sesungguhnya sudah cukup lama diperjuangkan, baik ditingkat Dunia
maupun ditingkat Nasional. Upaya intensif pendirian Bank Syari’ah di Indonesia, dapat
ditelusuri jejaknya sejak dikeluarkannya Paket Oktober 1988 (Pakto’88) dan Paket Januari 1990
(Pakjan ’90).
memiliki hikmah
tersendiri bagi dunia Perbankan Nasional dimana Pemerintah membuka lebar kegiatan usaha
Perbankan dengan berdasarkan pada Prinsip Syari’ah. Sehingga pembedaan pengaturan
Perbankan Syari’ah dengan Konvensional bukan disebabkan Perbankan Syari’ah yang masih
Infant (Muda), tetapi karena memang Perbankan Syari’ah beroperasi dengan sistem yang
berbeda dengan Perbankan Konvensional.
2
1 Muhammad (2004), Bank Syariah Analisis Kekuatan,Kelemahan,Peluang Dan Ancaman, Yogyakarta:Ekonisia; hal 23. 2 Pada era sebelum deregulasi perbankan 1 Juni 1983, bank-bank di Indonesia, terutama bank swasta memang belum berkembang. Hal ini disebabkan oleh pengawasan dan pengaturan yang membatasi ruang gerak dari bank-bank tersebut, sehingga bank-bank swasta belum bisa berkembang seperti sekarang ini. Ruddy Tri Santoso (1997), Mengenal Dunia Perbankan Yogyakarta: Andi, hlm. 17. Menurut Kasmir, bisnis perbankan di Indonesia pada era 1960-an hingga 1970-an merupakan bisnis yang belum begitu berkembang. Bank masih terkesan angker, karena bank tidak perlu mencari nasabah, tetapi nasabahlah yang mencari bank. Kemudian tahun 1980-an hingga 1990-an, kesan bank menjadi terbalik, karena bank justru mulai aktif mengejar nasabah. Meskipun pada pertengahan tahun 1997 hingga tahun 2000 merupakan masa kehancuran bagi dunia perbankan di Indonesia, karena banyak bank swasta maupun bank milik pemerintah yang dilikuidasi dan dimerger. Kasmir (2003), Manajemen Perbankan Jakarta: Raja Grafindo Persada, hlm. 3.
Paket Deregulasi tersebut berisi tentang Liberalisasi Industri Perbankan, guna
mendorong akses masyarakat terhadap Financial Market dan memacu Perbankan ke arah
kompetisi yang sehat dan efisien. Pada waktu itu para Ulama telah berusaha untuk mendirikan
Bank bebas bunga, namun tidak ada perangkat hukum yang mendukung, kecuali penetapan
bunga sebesar 0% oleh Perbankan.3
Namun, Eksperimen tersebut tidak berhasil karena salah pengelolaan dan kurangnya
Sumber Daya Insani (SDI). Akhirnya Bank tersebut juga ditutup.
Sejarah mencatat perkembangan Bank Syari’ah di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh
berdirinya Bank Syari’ah di Negara-Negara lain. Eksperimen Pertama kali mengenai Perbankan
Syari’ah pada masa modern dilakukan di Delta Sungai Nil dari tahun 1963-1973, yaitu Bank
Tabungan Pedesaan Mit-Ghamr. Pendirian ini dipelopori oleh Ahmad An-Najjar. Eksperimen
Pertama kali ini berhasil, tetapi karena terjadi gejolak politik di Negara tersebut maka Bank
tersebut ditutup. Kemudian Eksperimen Kedua dilakukan di Karachi (Pakistan), pada bulan Juni
1965, yaitu Bank Koperasi. Pelopor pendirian Bank tersebut adalah S.A. Irsyad.
4 Lebih lanjut, pada tahun 1971
didirikan Bank Islam di Mesir, yaitu Nasser Social Bank, berlokasi di Kairo dan mulai beroperasi
tahun 1972. Pada tahun 1975, di Dubai juga didirikan Dubai Islamic Bank dan merupakan usaha
swasta terbatas dengan modal sebesar 50 juta Dirham.5 Di Iran, Perbankan Syari’ah mulai
diterapkan pada tahun 1979. Kemudian disusul Negara-Negara lain di kawasan Asia Barat
seperti Siprus, Kuwait, Bahrain, Uni Emirat Arab dan Turki. Sedangkan di Asia Tenggara, Bank
Islam juga didirikan di Malaysia, yaitu Bank Islam Malaysia Berhad, yang dioperasikan
berdasarkan prinsip Syari’at Islam.6
Kemudian, pada tahun 1973 di Philipina juga didirikan Bank Islam, yaitu Philiphine
Amanah Bank. Pendirian Bank tersebut melalui Dekrit Presiden Ferdinand Marcos.
7
3 Zainul Arifin (2000), Memahami Bank Syari’ah , Jakarta: Alvabeta, hlm. 26. Akibat dari pemberlakuan Pakto’88 adalah jumlah bank semakin bertambah dan persaingan untuk menghimpun dana dari masyarakat semakin besar. Bank-bank memperoleh kesempatan untuk menciptakan berbagai produk dan saling berlomba menawarkan tingkat suku bunga deposito maupun tabungan yang lebih tinggi. Lukman Dendawijaya (2000), Manajemen Perbankan Jakarta: Ghalia Indonesia, hlm. 10. 4 Umar Chapra (2001), Masa Depan Ilmu Ekonomi Islam Jakarta: Gema Insani Press, hlm. 222. Referensi lain Karsum, “Pandangan Tentang Riba dan Bunga Bank Islam Fiqh Kontemporer Studi Pandangan M. Dawam Rahardjo (2002),” Fakultas Syari’ah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, hlm. 124. 5 Kamaruzzaman Bustamam-Ahmad (2002) “Reposisi Bank Sentral di Indonesia: Perspektif Sistem Ekonomi Islam,”dalam Islam Historis: Dinamika Studi Islam di Indonesia Yogyakarta: Galang Press, hlm. 198. 6 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syari’ah, hlm. 22-24. 7 Setya (April 2003), “Swiss Surga Keuangan Islam,” dalam MODAL, No. 6/I , hlm. 29.
Berdirinya
Islamic Development Bank (IDB) juga memicu berdirinya Bank-Bank Islam di seluruh Dunia.
Di Indonesia, Bank Islam pertama adalah Bank Muamalat Indonesia (BMI) yang didirikan pada
tahun 1991, namun baru mulai beroperasi tanggal 1 Mei 1992. Berawal dari rekomendasi
Lokakarya MUI tentang Bunga Bank dan Perbankan tanggal 18-20 Agustus 1990 di Cisarua
Bogor 8, kemudian dipertegas dalam Munas VI MUI tanggal 22-25 Agustus 1990. Hasil
Lokakarya ini di dukung oleh Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), sebagai tindak
lanjut tahun 1991 ditandatangani akta pendirian PT. Bank Muamalat Indonesia sebagai Bank
Umum Syari’ah pertama di Indonesia, Bank Muamalat Indonesia lahir sebagai hasil kerja Tim
Perbankan MUI, yang akte pendiriannya ditandatangani pada tanggal 1 November 1991. 9
Bank Syari’ah adalah suatu sistem Perbankan yang berdasarkan Syari’at Islam.
Sedangkan yang di maksud dengan Prinsip Syari’ah adalah aturan perjanjian berdasarkan
Hukum Islam antara Bank dan pihak lain untuk menyimpan dana, pembiayaan kegiatan usaha
dan kegiatan lainnya sesuai dengan Syari’ah. Dengan perkembangan sistem Perbankan yang
begitu pesat, maka perlu adanya strategi pengembangan Perbankan. Untuk mengetahui strategi
pengembangan Bank Syari’ah, Muhammad Syafii Antonio
10
Dan pengetahuan dapat diperoleh :
dalam bukunya, “Bank Syariah
dari Teori ke Praktek” mengemukakan bahwa strategi pengembangan Perbankan Syari’ah di
arahkan untuk meningkatkan kompetisi usaha yang sejajar dengan sistem Perbankan
Konvensional ataupun antar Bank Syari’ah lainnya yang di lakukan secara Komprehensif dengan
mengacu pada Analisis Kekuatan dan Kelemahan Perbankan Syari’ah di Indonesia saat ini.
Upaya tersebut dilakukan melalui peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM).
SDM ( Sumber Daya Manusia ) meliputi pengetahuan, Pengetahuan tentang Bank
Syari’ah, dapat diperoleh melalui dalam ataupun luar, bisa melalui Teman/Kampus/Relasi
Bisnis, sesuai dengan pendapat Philip Kothler yang menyatakan bahwa kelompok acuan
merupakan salah satu dari faktor-faktor utama yang mempengaruhi perilaku pembeli. Kelompok
acuan merupakan penjabaran dari faktor sosial, Teman/Kampus/Relasi Bisnis merupakan
kelompok primer, yang mana orang tersebut secara terus-menerus beriteraksi dengan mereka. 11
1. Eksternal : Radio, Majalah, Teman, Tetangga.
2. Internal : Kelompok Study Ekonomi Islam, pelajaran tentang Perbankan Syari’ah.
Dan dari pengetahuan tersebut terbentuklah suatu ketertarikan pada suatu masyarakat
atau Mahasiswa, untuk mencoba atau minat mengetahui sistem Perbankan Syari’ah melalui
8 Muh Syafii Antonio (1999) Bank Syariah Wacana Ulama Dan Cendekiawan , Bank Indonesia, Tazkia Institut hlm : 278. 9 Syamsul Anwar (1995) Permasalahan Produk-Produk Bank Syariah : Studi Tentang Bai’ Muajjal, Yogyakarta :
P3M UIN Sunan Kalijaga, hlm.17. 10 Muh Syafii Antonio (2001) Bank Syariah dari Teori ke Praktek, Jakarta:Gema Insani Press.hlm 227-229 11 Philip Kotler Dan Anderson (1995), Strategi Pemasaran Untuk Organisasi Nirbala, Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.
menabung, dan salah satunya bukti minat tersebut terbentuklah forum yang membahas tentang
Perbankan Islam,dan pihak Bank pun merespon akan antusias Mahasiswa dengan kerjasama
dengan pihak Universitas dengan menyediakan produk-produk Bank Syari’ah seperti tabungan,
karena tabungan bagi Mahasiswa untuk transfers uang dan untuk menabung dan adanya bagi
hasil yang ditawarkan pihak Bank.
Dari pemaparan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan mengkaji
masalah tersebut dengan mengangkat tema :
“PENGARUH PENGETAHUAN MAHASISWA TENTANG PERBANKAN SYARI’AH TERHADAP MINAT MENABUNG DI PERBANKAN SYARI’AH DI YOGYAKARTA”
B. BATASAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang, maka penelitian di batasi oleh faktor potensi ekonomi dan
preferensi pengembangan jaringan Bank Syari’ah di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, dan
produk-produk Bank Syari’ah yang di tawarkan kepada masyarakat.
C. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah, maka masalah penelitian ini adalah :
1. Bagaimana potensi minat Mahasiswa terhadap Bank Syari’ah di wilayah Daerah
Istimewa Yogyakarta khususnya Mahasiswa UPN,UII,UGM, berdasarkan potensi
ekonomi dan preferensi masyarakat terhadap Bank Syari’ah?
2. Bagaimana pengaruh pengetahuan Mahasiswa tentang Bank Syari’ah menarik minat
masyarakat, khususnya Mahasiswa UPN,UII,UGM, untuk menabung di Bank Syari’ah di
Daerah Istimewa Yogyakarta ?
3. Produk-produk Bank Syari’ah apa yang diminati masyarakat, khususnya Mahasiswa
UPN,UII,UGM, baik untuk produk penghimpunan dana, pembiayaan maupun jasa
layanan Bank Syari’ah?
D. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah ingin
mendiskripsikan dan menganalisis :
1. Potensi minat masyarakat khususnya Mahasiswa UPN,UII,UGM, terhadap Bank Syari’ah
di DIY berdasarkan potensi ekonomi dan preferensi masyarakat terhadap Bank Syari’ah.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat masyarakat, khususnya Mahasiswa
UPN,UII,UGM, untuk menabung di Bank Syari’ah.
3. Produk-produk Bank Syari’ah yang diminati masyarakat, khususnya Mahasiswa
UPN,UII,UGM, baik untuk produk Penghimpunan Dana, Pembiayaan maupun Jasa
layanan Bank Syari’ah.
E. MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini bermanfaat bagi :
1. Perbankan
a. Mengembangkan produk dan layanan jasa Bank Syari’ah sesuai dengan karakteristik
masyarakat dan daerah.
2. Masyarakat
a. Memiliki alternatif sistem Perbankan jika melakukan hubungan dengan Perbankan
dan masalah keuangan (Penyimpanan dan Pembiayaan).
b. Memperoleh layanan Perbankan Syari’ah sesuai dengan minat dan harapannya.
3. Manfaat Akademis
a. Berguna sebagai bahan pertimbangan dan informasi bagi peneliti lain yang berkaitan
dengan penelitian ini. Di sisi lain, penelitian ini dapat menambah wawasan dan
kepustakaan bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
F. KAJIAN PUSTAKA
Kegiatan penelitian selalu bertitik tolak dari pengetahuan yang sudah ada. Pada umumnya
semua ilmuwan akan memulai penelitiannya dengan cara menggali apa yang sudah dikemukakan
atau di temukan oleh ahli-ahli sebelumnya. Pemanfaatan terhadap apa-apa yang dikemukakan
atau di temukan oleh ahli tersebut dapat dilakukan dengan mempelajari, mendalami, mencermati,
menelaah dan mengidentifikasi hal–hal yang sudah ada, untuk mengetahui apa yang sudah ada
dan apa yang belum ada melalui laporan hasil penelitian dalam bentuk jurnal-jurnal atau karya
ilmiah.
Dalam penelitian yang ditulis oleh Murniasih berjudul “Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Nasabah Dalam Melakukan Transaksi di Bank Syari’ah Yogyakarta”
mengungkapkan bahwa faktor-faktor yang mendorong nasabah dalam melakukan transaksi di
Bank Syari’ah terdiri dari 3 faktor : Agama, Jaminan, dan Keadilan.12
12 Lihat Murniasih (2003), “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nasabah Dalam Melakukan Transaksi di Bank Syariah”, Skripsi Universitas Ahmad Dahlan.
Bagi kalangan Muslim
yang taat, Bunga Bank dianggap sebagai hal yang diharamkan Agama. Sebab Bunga Bank di
kategorikan sebagai Riba. Oleh karena itu, sebagian Umat Islam di Indonesia menuntut adanya
Bank yang bebas bunga.
Pada tahun 1992 lahirlah Bank Muamalat Indonesia sebagai Bank yang beroperasi
dengan tidak menggunakan Bunga (Riba). Karena BMI menggunakan sistem bagi hasil (non
bunga) maka Bank Syari’ah (BMI) terbebas dari resiko tingkat bunga, resiko nilai tukar dan
resiko kredit dan ini menyebabkan BMI tetap bertahan dan eksis ketika Indonesia dilanda krisis
moneter.
Penelitian tentang Bank Muamalat Indonesia sebelumnya pernah dilakukan oleh H.Alfred
L.13
Peneliti sebelumnya Muhibbudin.
Penelitian yang mengambil tema Analisis Sikap Nasabah Terhadap Produk BMI (Study
Pada BMI Cabang Surabaya), Bank Muamalat Indonesia merupakan alternatif pilihan bagi
sebagian masyarakat yang menginginkan kehidupan ekonomi yang berorientasi pada ajaran
Agama. Peran serta aktif Bank Muamalat Indonesia menjadi sangat penting dalam upaya
meningkatkan Perekonomian Makro yang berorientasi kerakyatan dengan tingkat ketahanan
yang tinggi. Pemahaman terhadap sikap nasabah beserta karakteristiknya sangat membantu
pengelolaan dan strategi pengembangan Bank Muamalat Indonesia yang lebih berorientasi pada
nasabah, sehingga mampu bersaing dengan Bank lain.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : Karakteristik nasabah Bank
Muamalat Indonesia, Motivasi nasabah mengambil produk Bank Muamalat Indonesia, serta
Sikap nasabah terhadap produk Bank Muamalat Indonesia. Adapun hasil dari penelitian ini,
ialah: nasabah Bank Muamalat Indonesia mempunyai berbagai karakteristik dalam hal lama
menjadi nasabah, serta motivasi dalam mengambil produk, dalam motivasi nasabah mengambil
produk ada yang berorientasi untuk mendapatkan keuntungan kehidupan di akherat dan dunia. 14
13 Lihat H.Alfred L (2002) Analisis Sikap Nasabah Terhadap Produk BMI (studi pada BMI cabang Surabaya),
Tesis Magister Studi Islam UII , hlm.13. 14 Lihat Muhibbudin, (2002), Tanggapan masyarakat terhadap bank syariah (studi pada Bank Muamalat
Makassar), Tesis Magister Studi Islam UII, hlm.12.
mengangkat tema Tanggapan Masyarakat Terhadap
Bank Syari’ah (Study Pada Bank Muamalat Indonesia Cabang Makassar), di mana dijelaskan
pada penelitian tersebut bahwa ciri khas Bank Syari’ah adalah menggunakan pendekatan yang
mengutamakan prinsip keadilan, dan tidak memberlakukan sistem bunga. Para ahli Ekonomi
Islam sepakat bahwa reorganisasi Perbankan Islam harus dilakukan dengan berdasarkan Syirkah
(Kemitraan Usaha) dan Mudharabah (Bagi Hasil). Dalam tinjauan lain, karakteristik kondisi
Sosial, Budaya, dan, Keagamaan pada Masyarakat Makassar yaitu jumlah mayoritas Muslim dan
tingkat religiusitas yang tinggi. Masyarakat Makassar dalam kehidupan kesehariannya diduga
mempunyai pengaruh terhadap persepsi masyarakat dan pandangan mereka terhadap keberadaan
Bank Syari’ah.
Penelitian yang berjudul “ Potensi, Preferensi, dan Perilaku Masyarakat Terhadap Bank
Syari’ah di Wilayah Jawa Tengah dan DIY ”, yang dilakukan untuk menganalisa Potensi,
Preferensi, dan Perilaku masyarakat terhadap Bank Syari’ah di wilayah Jawa Tengah dan DIY
tahun 2000. metode analisis yang digunakan adalah Model Logit. Preferensi terhadap Bank
Syari’ah menunjukkan bahwa masyarakat memilih karena keuntungan relatif dari Bank Syari’ah,
tingkat Kompabilitas/Tingkat Kecocokan Perbankan Syari’ah, tingkat Komprehensif/Seberapa
Jauh Bank Syari’ah memiliki dimensi universal, yang menyangkut aspek Ekonomi, Sosial dan
Budaya, serta tingkat Triabilitas/Observabilitas Bank Syari’ah.15
Untuk mencari nasabah maka perlu adanya Pengenalan, Promosi dan Pemasaran nama
dan produk Bank Syari’ah terhadap masyarakat. Penelitian Ulfah Safrini,
16 yang mengangkat
tentang “ Pengaruh Strategi Pemasaran Shar-E Terhadap Loyalitas Nasabah (Study Bank
Muamalat Indonesia)”, dimana peneliti menjelaskan bahwa variabel promosi mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap Loyalitas Nasabah. Semakin baik promosi yang ditawarkan
kepada nasabah, maka sikap Loyalitas Nasabah pun akan semakin tinggi. Oleh karena itu,
promosi merupakan sesuatu yang paling ampuh untuk menarik dan mempertahankan nasabah.
Salah satu tujuan promosi Bank adalah menginformasikan segala produk yang ditawarkan dan
berusaha menarik calon nasabah yang baru.17
Peneliti Indah Piliyanti,
18
15 BI dan UNDIP (2000), Ringkasan Eksekutif Potensi, Preferensi dan Perilaku Masyarakat Terhadap Bank Syariah di Wilayah Jawa Tengah dan DIY, (Semarang: Tim BI dengan Pusat Penelitian Kajian Pembangunan Lembaga Penelitian UNDIP) hlm. 26-28. 16 Lihat Ulfah Safrini (2002) Pengaruh Strategi Pemasaran Shar-E terhadap Loyalitas Nasabah . (Studi pada Bank Muamalat Indonesia cabang Yogyakarta) Tesis Pasca Sarjana UIN fak.Syariah KUI.hlm 64 17 Ibid hlm 175-176 18 Lihat Indah Piliyanti (2002), Penerapan konsep the celestial management (studi pada Bank Muamalat Indonesia
cabang Yogyakarta), Tesis Magister Studi Islam UII, hlm.14.
mengangkat tema penerapan konsep” The Celestial
Management (Study Pada Bank Muamalat Indonesia Cabang Yogyakarta)”, di mana peneliti
menjelaskan Bank Syari’ah dalam prakteknya harus mengacu pada etika dan nilai-nilai Ilahiyah
sebagai konsekuensi atas konsep Syari’ah yang dianutnya. Sehingga apabila hal-hal tersebut
diabaikan, maka reputasi sebagai Bank Syari’ah pertama di Indonesia telah memiliki konsep
manajemen yang digunakan sebagai Budaya Organisasi disebut dengan The Celestial
Management. Konsep ini mencoba menjelaskan pesan-pesan Agama dan Hadist Nabi SAW
dalam berbisnis, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan konsep The Celestial
Management pada Bank Muamalat Indonesia Cabang Yogyakarta.
Untuk mengetahui sejauh mana pemahaman-pemahaman Karyawan terhadap konsep The
Celestial Management, dan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman Karyawan pada konsep
The Celestial Management Terhadap Performance Quality (Kinerja Karyawan). Juga untuk
mengetahui peran komitmen organisasional dalam memediasi hubungan antara pemahaman
Karyawan dan Performance Quality atau Kinerja Karyawan. Adapun hasil serta manfaat yang
didapat dari penelitian ini ialah, bahwa secara teori membuktikan bahwa Manajemen Berbasis
Spritual (Spiritual Based Management) mampu menunjukkan kinerja terbaik, Implikasi
Manajerial dari penelitian ini adalah memberi masukan pada manajemen Bank Muamalat
Indonesia Cabang Yogyakarta tentang pemahaman Karyawan terhadap konsep The Celestial
Management, komitmen Karyawan dan kinerja Karyawan saat ini.
Penelitian lainnya, ”Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syari’ah (Study Kasus Bank
Muamalat Dan BNI Syari’ah).” Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Preferensi
Masyarakat Terhadap Bank Muamalat dan BNI Syari’ah. Dalam penelitian ini Preferensi
Terhadap Sistem Bank Syari’ah menunjukkan bahwa salah satu yang menyebabkan masyarakat
memilih Bank Syari’ah karena masyarakat memiliki pertimbangan Agama, yaitu masyarakat
yang menyamakan Bunga Bank adalah Riba yang diharamkan, dan juga beranggapan bahwa
dalam kegiatan Operasional Konvensional terdapat kegiatan usaha yang tidak sejalan dengan
nilai-nilai Dasar Keuangan Syari’ah, seperti Penyaluran Dana kepada kegiatan Usaha dan Jasa
Non Halal, adanya kecenderungan kegiatan Spekulatif (Maysir), pembagian keuntungan secara
Tidak Adil (Gharar).
Di dalam penelitian ini dan penelitian sebelumnya yang sama-sama meneliti tentang
Preferensi Bank Syari’ah hanya sekedar menjelaskan salah satu Preferensi Masyarakat Terhadap
Bank Syari’ah adalah pertimbangan Agama, sedangkan dalam study kasus ini kualitas produk
tidak menjadi bahasan. Dengan melihat sekilas terhadap penelitian-penelitian terdahulu tersebut
di atas, hanya beberapa penelitian yang dianggap relevan yang menjadi acuan penulis, sedangkan
penelitian yang berkaitan dengan yang penyusun maksud belum ada study tersebut dan pada
Skripsi inilah penelitian itu diperlengkap.
G. HIPOTESIS PENELITIAN
Ho:b=0 Secara serentak pengetahuan Mahasiswa tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap minat menabung Mahasiswa di Perbankan Syari’ah di Yogyakarta.
Ho:b≠0 Secara serentak pengetahuan Mahasiswa Tentang Perbankan Syari’ah
berpengaruh secara signifikan terhadap minat menabung Mahasiswa di
Perbankan Syari’ah di Yogyakarta.
H. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Batasan Masalah
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
F. Kajian Pustaka
G. Hipotesis penelitian
I. Sistematika Pembahasan
BAB II DESKRIPSI UMUM PERBANKAN SYARI’AH
A. Gambaran Umum Bank Syari’ah
1. Pengertian Bank Syari’ah
2. Peranan Bank Syari’ah
3. Karakteristik Dasar Bank Syari’ah
4. Prinsip Operasional Bank Syari’ah
5. Produk-Produk Bank Syari’ah
B. Perilaku Konsumen Dalam Islam
C. Sikap Masyarakat Yogyakarta Terhadap Perbankan Syari’ah
D. Perilaku Konsumen Dalam Perbankan Syari’ah
E. Loyalitas Nasabah
1. Pengertian Loyalitas Nasabah
2. Konsep Loyalitas Nasabah
3. Pengukuran Loyalitas Nasabah
4. Loyalitas Dalam Islam
5. Pengaruh Produk,Harga,Tempat,Dan Promosi Terhadap Loyalitas Nasabah.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pengumpulan Data
B. Pengambilan Sampel
C. Analisis Data
D. Populasi Dan Sampel
E. Tekhnik Pengumpulan Data
F. Jenis Data Dan Sumber Data
G. Definisi Operasional Variabel
H. Metode Analisis Data
1. Uji Validitas Dan Reabilitas
2. Alat Analisis Data
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA
A. Analisis Deskriptif
B. Uji Validitas Dan Reabilitas
C. Hasil Penelitian ( Uji Hipotesis )
D. Pembahasan ( Interpretasi )
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Berisikan Kesimpulan Yang Telah Dibahas Sebagai Jawaban Atas Masalah Pokok
B. Beserta Saran Yang Diharapkan Akan Menjadi Menjadi Masukan Sebagai Tindak
Lanjut Dari Penelitian Ini.
DAFTAR PUSTAKA
A. Berisikan Referensi Yang Mendukung Skripsi Ini.
LAMPIRAN
A. Berisikan Tabel Yang Mendukung.
BAB II
DESKRIPSI UMUM PERBANKAN SYARI’AH
2.1 GAMBARAN UMUM PERBANKAN SYARI’AH.
2.1.1 Pengertian Bank Syari’ah
Kata Syari’ah adalah kata Bahasa Arab yang secara harfiahnya berarti jalan yang
ditempuh atau garis yang mesti dilalui. Secara Terminologi, definisi Syari’ah adalah Peraturan
dan Hukum yang telah digariskan oleh Allah SWT, atau telah digariskan pokok-pokoknya dan
dibebankan kepada kaum Muslimin supaya mematuhinya, agar Syari’ah ini diambil oleh Umat
Muslim sebagai penghubung dengan Allah SWT dan Manusia.19
“Kemudian kami jadikan kamu berada di atas suatu Syari’at (peraturan) dari urusan
(Agama itu), Maka ikutilah Syari’at itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang
tidak Mengetahui.“ (Al-Jatsiyah:18).
Maka secara singkat, Syari’ah
itu berisi Peraturan dan Hukum-Hukum, yang menentukan garis hidup yang harus dilalui oleh
seorang Muslim. sebagaimana Firman Allah SWT :
20
Istilah Bank Islam atau Bank Syari’ah merupakan fenomena baru dalam dunia Ekonomi
Modern, kemunculannya seiring dengan upaya yang dilakukan oleh para Pakar Islam dalam
mendukung Ekonomi Islam yang diyakini akan mampu mengganti dan memperbaiki sistem
Ekonomi Konvensional yang berbasis Bunga.
21 Karena itulah Sistem Bank Islam menerapkan
sistem Bebas Bunga (Interest Free) dalam operasionalnya, dan karena hal itu rumusan yang
paling lazim untuk mendefinisikan Bank Islam atau Bank Syari’ah adalah Bank yang beroperasi
sesuai dengan prinsip-prinsip Syari’at Islam, dengan mengacu kepada Al-Qur’ān dan As-Sunnah
sebagai landasan Dasar Hukum dan Operasional.22
Selanjutnya definisi Bank Syari’ah dengan melihat fungsinya sebagai suatu Lembaga
atau Badan Keuangan adalah Lembaga Keuangan yang usaha pokoknya memberi Kredit dan
Jasa-Jasa dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang, yang sistem operasionalnya
19 Syaikh Mahmud Syalthut (1959), Al-Islam,’Aqidah wal Syariah, cet. 1, hlm. 68. 20 Al-Qur’ān Karīm dan Terjemahan Artinya (1999), Yogyakarta : UII Press. 21 Lihat tulisan Omar Hazeim Abdul Karem (2004), Perbankan Islam dalam Perspektif perbandingan antara
Indonesia dan Irak, hlm. 1. 22 Karen Perwataatmadja dan M. Syafii Antonio (1992), Apa dan Bagaimana Bank Islam, Yogyakarta : Dana Bhakti
Wakaf, hlm. 1-2.
disesuaikan dengan prinsip-prinsip Syari’at Islam.23 Menurut Ensiklopedi Islam, Bank Islam
adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan Kredit dan Jasa-Jasa dalam lalu
lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip-
prinsip Syari’at Islam.24
Di mana dalam sistem Ekonomi Islam, penumpukan kekayaan sangat dihindarkan dan
langkah-langkah dilakukan secara otomatis untuk memindahkan aliran kekayaan kepada anggota
masyarakat yang membutuhkan, maka dalam hal ini Bank Syari’ah menjadi fasilitas bagi pihak
yang memiliki Kelebihan Dana (Surplus Unit) untuk dapat disalurkan kepada pihak yang
Kekurangan Dana (Deficit Unit) melalui produk-produk yang ada dalam Bank Syari’ah, sistem
Ekonomi Islam merupakan sistem yang Adil dan Seksama serta berupaya menjamin kekayaan
agar tidak terkumpul hanya kepada satu kelompok saja, akan tetapi tersebar ke seluruh
masyarakat.
25
“Supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang Kaya saja di antara kamu. apa
yang diberikan Rasul kepadamu, Maka terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu, Maka
tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah amat keras hukumannya.”
(Al-Hasyr : 7).
Sebagaimana yang dijelaskan dalam ayat Al-Qur’ān :
26
Berdasarkan rumusan tersebut, Bank Syari’ah berarti Bank yang tata cara beroperasinya
berdasarkan pada tata cara bermuamalat secara Islam,
27 yang mengacu kepada ketentuan-
ketentuan Al-Qur’an dan Hadist.28
Dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan yang kemudian
diperbaharui dengan UU No.10 tahun 1998 yang berlaku saat ini, tidak ada definisi secara
khusus tentang pengertian Bank Syari’ah. Namun terdapat definisi yang mengarah pada
pengertian Bank Syari’ah, yaitu Pengertian Bank dan Pengertian Prinsip Syari’ah:
29
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk Simpanan dan
Menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk lainnya dalam rangka
23 Warkum Sumitro (1997), Asas-Asas Perbankan Islam dan Lembaga (BAMUI) dan Takaful), Jakarta : Raja
Grafindo Persada, hlm. 5. 24 Hasan Syadily (1984), Ensiklopedia Islam, Jakarta : Ichtiar Baru, hlm. 194. 25Afzalur Rahman (1995), Doktrin Ekonomi Islam Jilid 1, alih bahasa Soeroyo dan Nastangin, Yogyakarta : PT.
Dana Bhakti Wakaf, hlm. 9. 26 Al-Qur’ān Karīm dan Terjemahan Artinya (1999), Yogyakarta : UII Press. 27Muamalah adalah ketentuan-ketentuan yang mengatur hubungan manusia dengan manusia, baik hubungan pribadi
maupun antara perorangan dengan masyarakat.yang termaktub dalam al-Qur’ān dan Hadis. Adiwarman karim (2003), Bank Islam., hlm. 11.
28Abdul Wahab Khalaf (1984), Hukum-Hukum Islam, alih bahasa Noer Iskandar al-Barsany dan Moh. Tolchah Mansoer, Bandung : Risalah, hlm. 46.
29Undang-Undang Perbankan (1998), hlm.9-10.
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Prinsip Syari’ah adalah aturan perjanjian berdasarkan Hukum Islam antara Bank dan
pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya
yang dinyatakan sesuai dengan Syari’ah, antara lain, pembiayaan berdasarkan prinsip Bagi Hasil
(Mudharabah), pembiayaan berdasarkan prinsip Penyertaan Modal (Musyarakah), prinsip Jual
Beli barang dengan memperoleh keuntungan (Murabahah), atau pembiayaan barang modal
berdasarkan prinsip Sewa Murni Tanpa Pilihan (Ijarah), atau dengan adanya pilihan pemindahan
kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak Bank oleh pihak lain (Ijarah Wa Istiqna).
Maka dari beberapa Pengertian dan Penjelasan Bank Syari’ah di atas, dapat disimpulkan
bahwa Bank Syari’ah adalah Lembaga Keuangan yang usaha pokoknya adalah Menghimpun
Dana dari masyarakat yang kemudian disalurkan kembali, dalam bentuk Kredit dan Jasa-Jasa
lain dalam lalu-lintas pembayaran serta peredaran uang yang beroperasi sesuai dengan Prinsip-
Prinsip Syari’at Islam. Dengan mengacu kepada Al-Qur’ān dan As-Sunnah sebagai Landasan
Hukum dan Operasionalnya.
Menurut Ajaran Islam, Syari’at itu berasal dari Allah SWT. Yang di dalamnya terdapat
Sumber Hukum dan Sumber Undang-Undang, serta Perintah dan Larangan yang disampaikan
kepada manusia dengan perantaraan Rasulullah SAW dan termaktub di dalam kitab Suci Al-
Qur’ān. Perintah dan Larangan ini dalam bahasa teknis Ilmu Fiqih disebut dengan Hukum
Taklifi. Sehingga timbul usaha untuk memahami dan menafsirkan Perintah dan Larangan
tersebut, yang dilakukan secara sistematis oleh Para Ulama dengan menggunakan metode
tertentu. Hasil dari usaha sistematis untuk Memahami dan Menafsirkan Perintah dan Larangan
Allah SWT ini dinamakan Fiqih. Maka Fiqih adalah Tafsiran dari Ulama atas Syari’ah.
Selanjutnya Syari’ah itu terbagi menjadi Dua, yakni Ibadah dan Muamalah, maka sebagai
konsekuensi logis dari hal ini adalah bahwa Fiqih pun terbagi menjadi Dua, yakni Fiqih Ibadah30
dan Fiqih Muamalah.31
30 Fiqih Ibadah adalah tafsiran ulama atas perintah dan larangan dalam bidang ibadah yang mengatur hubungan
manusia dengan penciptannya Allah SWT, seperti : sholat, puasa, zakat, dll. Adiwarman Karim (2003), Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, Jakarta : IIIT Indonesia, hlm. 13.
31 Fiqih Muamalah adalah tafsiran ulama atas perintah dan larangan dalam bidang muamalah yang mengatur hubungan manusia dengan sesama manusia lainnya seperti, transaksi dalam ekonomi, dll. Adiwarman Karim (2003), Bank Islam., hlm. 13.
Secara Umum, Syari’ah ini telah ditetapkan dan ditegakkan pondasinya serta
disempurnakan dasar-dasarnya pada masa Nabi Muhammad SAW. Sehingga tidak ada lagi
perkembangan Syari’at sesudah Nabi Muhammad SAW.
Sebagaimana Firman Allah SWT:
“Pada hari Ini Telah Kusempurnakan untuk kamu Agamamu, dan Telah Ku-cukupkan
kepadamu nikmat-Ku, dan Telah Ku-ridhai Islam itu jadi Agama bagimu. Maka barang siapa
terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, Sesungguhnya Allah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang.” (Al-Maidah : 3).32
Bank Islam atau disebut dengan Bank Syari’ah adalah Bank yang beroperasi dengan tidak
mengandalkan pada Bunga. Bank Islam atau biasa disebut dengan Bank Tanpa Bunga adalah
Lembaga Keuangan/Perbankan yang Operasional dan Produknya dikembangkan berlandaskan
pada Al-Quran dan Hadist Nabi SAW. Antonio dan Purwaatmaja membedakan menjadi Dua
pengertian yaitu Bank Islam dan Bank yang beroperasi dengan Prinsip Syari’ah Islam. Bank
Syari’ah adalah (1) Bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip Syari’at Islam; (2) Bank
yang tata cara beroperasinya mengacu kepada ketentuan-ketentuan Al-Qur’an dan Hadist,
Sementara Bank yang beroperasi sesuai dengan Prinsip Syari’at Islam adalah Bank yang dalam
beroperasinya itu mengikuti ketentuan-ketentuan Syari’at Islam khususnya yang menyangkut
tata cara Bermuamalat secara Islam.
33
Berdasarkan rumusan tersebut, Bank Islam berarti Bank yang tata cara beroperasinya
didasarkan pada tata cara Bermuamalat secara Islam, yakni mengacu kepada ketentuan-ketentuan
Al-Qur’an dan Hadist. Sedangkan pengertian Muamalat adalah ketentuan-ketentuan yang
mengatur hubungan Manusia dengan Manusia, baik hubungan pribadi maupun hubungan
perorangan dengan masyarakat.
34
Kaitan Bank dengan Uang dalam satu unit bisnis adalah penting, namun didalam
pelaksanaannya harus menghilangkan adanya Ketidakadilan, Ketidakjujuran dan “Penghisapan”
Untuk menghindari pengoperasian Bank dengan sistem Bunga, Islam memperkenalkan
Prinsip-Prinsip Muamalah Islam. Dengan kata lain, Bank Syari’ah lahir sebagai salah satu solusi
alternatif terhadap persoalan pertentangan antara Bunga Bank dengan Riba. Dengan lahirnya
Bank Islam di Indonesia, yang gencarnya, pada sekitar tahun 90-an atau tepatnya setelah ada
Undang-Undang No. 7 Tahun 1992, yang direvisi dengan Undang-Undang Perbankan No. 10
Tahun 1998, dalam bentuk sebuah Bank yang beroperasinya dengan sistem Bagi Hasil atau Bank
Syari’ah.
32 Al-Qur’ān Karīm dan Terjemahan Artinya (1999), Yogyakarta : UII Press. 33 Muhammad (2004), Manajemen Dana Bank Syariah. Yogyakarta: Ekonosia, Hlm. 1 34 Sumitro, Warkum (2002), Asas-asas Perbankan Islam dan Lembaga-lembaga Terkait (BMI dan Takaful) di Indonesia. Jakarta: PT Raja Grafindo, Hlm. 5.
(pada umumnya Bank Konvensional melakukan transaksi yang bersifat tidak boleh tidak, pasti,
selalu untung dan tidak pernah rugi) dari satu pihak ke pihak lain (Bank dengan Nasabahnya).
Kedudukan Bank Islam dalam hubungan dengan para kliennya adalah sebagai Mitra Investor dan
Pedagang, sedangkan dalam hal Bank pada umumnya, hubungannya adalah sebagai Kreditur dan
Debitur.35
Setelah memperoleh dana dalam bentuk simpanan dari masyarakat, maka oleh Perbankan
dana tersebut diputarkan kembali atau dijualkan kembali ke masyarakat dalam bentuk pinjaman
atau lebih dikenal dengan istilah Kredit (Lending). Dalam pemberian kredit juga dikenakan jasa
pinjaman kepada penerima Kredit (Kreditur) dalam bentuk Bunga dan biaya administrasi.
Sedangkan bagi Bank yang berdasarkan prinsip Syari’ah dapat berdasarkan Bagi Hasil atau
Penyertaan Modal. Besarnya Bunga kredit sangat dipengaruhi oleh besarnya Bunga Simpanan.
Semakin besar atau semakin mahal Bunga Simpanan, maka semakin besar pula Bunga Pinjaman
dan demikian pula sebaliknya. Jadi dapat disimpulkan bahwa kegiatan Menghimpun Dana
(Funding) dan Menyalurkan Dana (Lending) ini merupakan kegiatan utama Perbankan.
Aktivitas Perbankan yang Pertama adalah menghimpun dana dari masyarakat luas yang
dikenal dengan istilah didunia Perbankan adalah kegiatan Funding, maksudnya adalah
mengumpulkan atau mencari dana dengan cara membeli dari masyarakat luas. Pembelian dana
dari masyarakat ini dilakukan oleh Bank dengan cara memasang berbagai strategi agar
masyarakat mau menanamkan dananya dalam bentuk simpanan. Jenis simpanan yang dapat
dipilih oleh masyarakat adalah Giro, Tabungan, Sertifikat Deposito dan Deposito Berjangka.
Agar masyarakat mau menyimpan uangnya di Bank, maka pihak Perbankan memberikan
rangsangan berupa balas jasa yang akan diberikan kepada si penyimpan. Balas jasa tersebut
dapat berupa Bunga, Bagi Hasil, Hadiah, Pelayanan atau Balas Jasa lainnya. Semakin tinggi
balas jasa yang diberikan, akan menambah minat masyarakat untuk menyimpan uangnya. Oleh
karena itu pihak Perbankan harus memberikan berbagai rangsangan dan kepercayaan sehingga
masyarakat berminat untuk menanamkan dananya.
36
Kelangsungan perkembangan Bank Syari’ah bergantung pada Kredibilitas dan
Profesionalitasnya, bukan karena dana dalam jumlah besar “hasil produksinya” sendiri.
Kredibiltas dan Profesionalitas memungkinkan sebuah Lembaga Keuangan dapat memelihara
2.1.2. Bank Syari’ah dan Strategi Pengembangannya
35 Muhammad, (2002), “Manajemen Pembiayaan Bank Syariah”, UPP AMP YKPN, Yogyakarta, hal.1 36 Kasmir, (2003),“Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya”,Raja Grafindo Persada, Jakarta, hal.24
kepercayaan nasabah atau bahkan masyarakat luas, serta dapat beroperasi dengan efisiensi.
Efisiensi memungkinkan Lembaga Keuangan yang bersangkutan untuk bertahan dan
berkembang, sehingga menambah Kredibilitas lebih lanjut. Lembaga Keuangan yang tidak
kredibel atau tidak profesional niscaya tidak akan bisa langgeng, apalagi untuk berkembang.
Bank Syari’ah akan dapat berkembang jika melakukan tindakan-tindakan sebagai berikut : (1)
Mendukung strategi pengembangan ekonomi regional, (2) Memfasilitasi segmen pasar yang
belum terjangkau, (3) Memfasilitasi distribusi utilitas barang modal untuk kegiatan produksi
melalui skema Sewa-menyewa ( Ijarah ), (4) Mampu mengelola persepsi masyarakat pada
umumnya atau masyarakat pengelola Bank Syari’ah itu sendiri secara baik.37
Serta peran ulama juga dibutuhkan untuk mengembangkan strategi Bank Syari’ah dalam
mensosialisasikan kepada masyarakat, setidaknya ada Empat peran penting ulama : (1)
Menjelaskan kepada masyarakat bahwa Perbankan Syari’ah pada dasarnya adalah penerapan
Tathbig Fiqih Muamalah Maaliyah (bagaimana hubungan manusia dengan Harta, Ekonomi,
Bisnis, dan Keuangan ), (2) Mengembalikan masyarakat pada Fitrah Alam dan Fitrah Usaha
yang sebelumnya telah mengikuti Syari’ah, (3) Menyarankan kepada para Pengusaha agar
mengikuti langkah yang ditempuh oleh Bank Syari’ah dalam berbagi hasil dan berbagai resiko,
(4) Membantu menyelamatkan perekonomian bangsa melalui pengembangan sosialisasi
Perbankan Syari’ah.
38
Berbicara tentang peranan sesuatu, tidak dapat dipisahkan dengan fungsi dan kedudukan
sesuatu itu. Diantara Bank-Bank yang beroperasi dengan sistem Bagi Hasil adalah Bank
Muamalat Indonesia, Bank IFI Syari’ah, Bank Syari’ah Mandiri, dan BNI Syari’ah ditambah
dengan BPR-BPR Syari’ah dan Baitul Mal Wa Tamwil. Hadirnya Lembaga Keuangan ini
diharapkan mampu menjangkau masyarakat paling bawah untuk mengenal dan memanfaatkan
Jasa Bank.
2.1.3. Peranan Bank Syari’ah.
39
Fungsi dan peran Bank Syari’ah yang diantaranya tercantum dalam pembukaan Standar
Akutansi yang dikeluarkan oleh AAOIFI (Accounting And Auditing Organization For Islamic
Financial Institution), sebagai berikut:
40
37 Muhammmad (2002) Manajemen Bank Syariah, Yogyakarta: UPP AMP YKPN, hal 10 38 Muh Syafii Antonio (1999) Bank Syariah Wacana Ulama Dan Cendekiawan , Bank Indonesia, Tazkia Institut hlm 287. 39 Ibid., Hlm. 65 40 Heri Sudarsono (2004), Bank dan Lambaga Keuangan Syariah Deskripsi dan Ilustrasi. Yogyakarta: Ekonosia, hlm. 39
a. Manajer Investasi Bank Syari’ah dapat mengelola Investasi Dana Nasabah.
b. Investor Bank Syari’ah dapat menginvestasikan dana yang dimilikinya maupun
dana nasabah yang dimilikinya maupun dana nasabah yang dipercayakan
kepadanya.
c. Penyedia Jasa, lalu lintas keuangan dan lalu lintas Pembayaran Bank Syari’ah dapat
melakukan kegiatan layanan jasa Perbankan sebagaimana lazimnya.
d. Pelaksanaan kegiatan Sosial, sebagai ciri yang melekat pada Entitas Keuangan
Syari’ah, Bank Islam juga memiliki kewajiban untuk mengeluarkan dan mengelola
(Menghimpun, Mengadministrasi dan Mendistribusikan) Zakat serta Dana-Dana
Sosial lainnya.
Donnely Jr, sebagaimana dikutip Ratih Huriyati, menjelaskan bahwa terdapat Enam
karakteristik pemasaran jasa Perbankan yang mempengaruhi distribusinya, yaitu sebagai berikut:
41
a. Intangibility (Tidak Berwujud) Bisnis Perbankan berkaitan dengan unsur kepercayaan.
Pada hakekatnya nasabah menaruh kepercayaan kepada Bank dalam hal Pengelolaan
Investasi Keuangannya. Hal tersebut sulit untuk dilihat seperti halnya pemasaran barang,
sehingga mempengaruhi kebijakan promosi jasa Perbankan.
b. Inseparability (Ketergantungan) Jasa Perbankan tidak dapat dipisahkan dari individu
penjualnya, karena jasa tersebut dibuat dan disalurkan langsung pada saat yang sama.
c. Perishability (Tidak Tahan Lama) Jasa merupakan suatu hal yang tidak dapat disimpan,
dijual atau dikembalikan, dan mudah usang, sehingga terjadi permasalahan jika
permintaan akan jasa tersebut berfluktuasi.
d. High Individualized Marketing System. Pemasar yang baik akan menggunakan suatu
sistem pemasaran yang dapat dimanfaatkan, khusus dan cocok dengan jenis produk yang
akan dipasarkan.
e. Lack Of Need For Logistic Function. Bank memasarkan produk yang tidak berwujud,
maka penghapusan atau pengurangan fungsi marketing tertentu sangat dimungkinkan.hal
ini dapat terlihat dari sisi logistik dimana para Pemasar Jasa Bank tidak memerlukan
perhatian khusus pada tempat Penyimpanan, Transportasi, dan Inventori Kontrol.
41 Ibid., hlm. 43-44.
f. Client Relationship. Transaksi Perbankan memungkinkan hubungan antara Penjual dan
Pembeli sangat erat, dan bukan sekedar hubungan langganan biasa saja akan tetapi lebih
erat lagi sehingga merupakan “Client Relationship”.
2.1.4. Karakteristik Dasar Bank Syari’ah
Aktivitas Keuangan dan Perbankan dapat dipandang sebagai wahana bagi masyarakat
modern, untuk membawa mereka kepada Dua ajaran pokok Al-Qur’an, yaitu:
1. Prinsip At-Ta’awun, yaitu prinsip saling membantu dan bekerja sama di antara anggota
masyarakat untuk kebaikan, bukan untuk kemungkaran maupun kemaksiatan. Sebagaimana
Firman Allah Swt dalam surat Al-Maidah ayat 2:42
2. Prinsip Al-Ikhtinaz, yaitu menahan Uang (Dana) dan membiarkannya Menganggur
(Idle), karena tidak berputar dalam transaksi yang bermanfaat bagi masyarakat umum.
Sebagaimana Firman Allah Swt dalam surat An-Nisa’ ayat 29:
“ Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan
tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah,
sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya ”.
43
Perbankan Konvensional menggunakan instrumen Bunga dalam kegiatan operasionalnya,
sedangkan instrumen yang digunakan oleh Perbankan Islam adalah Bagi Hasil (Profit Sharing).
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan
jalan batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara
kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang
kepadamu ”.
44
42 Al-Qur’ān Karīm dan Terjemahan Artinya (1999), Yogyakarta : UII Press. 43 Ibid. 44 Sebelum nasabah terbiasa dengan prinsip bagi hasil atau bagi risiko, maka diterapkan mengenai distribusi pendapatan (revenue sharing). Namun dalam prakteknya revenue sharing mengandung kelemahan, yaitu jika pendapatan bank semakin rendah maka bagian bank setelah pendistribusian pendapatan tidak mampu membiayai kebutuhan operasionalnya. Bank akan mengalami kerugian dan membebani para pemegang saham. Arifin, Dasar-dasar Manajemen, hlm. 66-67.
Istilah Bunga merupakan terjemahan dari Interest, yang berarti tanggungan kepada pihak
peminjam uang yang biasanya dinyatakan dengan persentase dari uang yang dipinjamkan atau
sejumlah uang yang dibayar atau dikalkulasi untuk penggunaan modal.45 Sedangkan mengenai
istilah Riba secara formal adalah suatu keuntungan moneter tanpa ada nilai imbangan yang
ditetapkan untuk salah Satu Pihak (dari Dua Pihak), yang mengadakan transaksi dalam
pertukaran dua nilai moneter.46
2.1.5. Prinsip Operasional Bank Syari’ah
Bank Syari’ah sebagai lembaga perantara keuangan juga harus melaksanakan mekanisme
Penghimpunan dan Penyaluran Dana secara seimbang, yaitu harus sesuai dengan ketentuan
Perbankan yang berlaku. Oleh karena itu, diperlukan kejelasan mengenai Sistem Operasional
Bank Syari’ah. Secara umum, konsep Sistem Operasional Bank Syari’ah adalah:
1. Bank Syari’ah sebagai lembaga penghimpun dana dari pihak yang surplus dana, yaitu
pihak yang mempercayakan uangnya kepada Bank untuk disimpan dan dikelola sesuai
dengan Prinsip Syari’ah. Yang dimaksud dana adalah dana dari pihak Pertama
(Pemodal dan Pemegang Saham), dana dari pihak Kedua (Pinjaman dari Bank dan
bukan Bank, serta dari Bank Indonesia), dan dana dari pihak Ketiga (Nasabah).47
2. Bank Syari’ah sebagai Penyalur Dana bagi pihak yang membutuhkan berupa
pembiayaan. Secara umum, pembiayaan yang diberikan oleh Bank Syari’ah meliputi
Tiga kerangka, yaitu Pembiayaan Tijarah (Jual Beli), Pembiayaan Syirkah (Kerjasama
atau Kongsi) dan Pembiayaan Al-Qardhul Hasan (Kebajikan).
48
Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Bank Indonesia No. 32/34/KEP/DIR tanggal
12 Mei 1999, ada beberapa prinsip dari Produk-Produk Bank Syari’ah yang sudah ditawarkan
kepada masyarakat:
49
Bank Syari’ah memiliki peran sebagai Lembaga Perantara (Intermediary) antara Unit-
Unit Ekonomi yang mengalami Kelebihan Dana (Surplus Unit) dengan unit-unit yang lain yang
mengalami Kekurangan Dana (Deficit Unit). Melalui Bank, kelebihan tersebut dapat disalurkan
kepada pihak-pihak yang memerlukan sehingga memberikan manfaat kepada Kedua belah pihak.
2.1.6. Produk-Produk Bank Syari’ah
45 Muhammad, Lembaga Keuangan Umat Kontemporer (Yogyakarta: UII Press, 1999), hlm 146-147. 46 Latifa M. Algaoud dan Mervyn K. Lewis, Perbankan Syari’ah: Prinsip, Praktik dan Prospek (Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2001), hlm. 56. 47 Dendawijaya, Manajemen Perbankan, hlm. 53-57. 48 Muhammad Ghafur W., “Pengaruh Tingkat Suku Bunga dan Tingkat Bagi Hasil terhadap Volume Simpanan Mudharabah di BMI tahun 1994-2001,” skripsi tidak dipublikasikan, FE UGM Yogyakarta (2003), hlm. 25-26. 49 Direktorat Perbankan Syari’ah, Himpunan Ketentuan Perbankan Syari’ah Indonesia, Mei 1999-Desember 2003 (Jakarta: Bank Indonesia, 2004), hlm. 1-4.
Kualitas Bank Syari’ah sebagai lembaga perantara ditentukan oleh kemampuan manajemen Bank
untuk melaksanakan perannya.
Untuk memenuhi kebutuhan Modal dan Pembiayaan, Bank Syari’ah memiliki ketentuan-
ketentuan yang berbeda dengan Bank Konvensional. Secara umum piranti-piranti yang
digunakan Bank Syari’ah, yaitu50
1. Produk Penyaluran Dana (Financing)
:
2. Produk Penghimpunan Dana (Funding)
2.1.6.1 Produk Penyaluran Dana
Penyaluran Dana dari masyarakat oleh Bank Syari’ah dilaksanakan berdasarkan prinsip-
prinsip sebagai berikut :
A. Prinsip Al-Wadi’ah Untuk Simpanan Lancar
Al-Wadi’ah dapat diartikan sebagai Titipan dan Amanat dari pihak lain, dimana pihak
yang menerima amanat diwajibkan untuk menjaga dengan baik barang tersebut karena dapat
diambil oleh pemiliknya setiap waktu yang dikehendakinya. Landasan hukum dalam Al-Qur’an :
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu untuk menyampaikan amanat (titipan) kepada yang
berhak menerimanya”. (QS. An-Nisaa : 58)51
Hukum Menitipkan dan Menerima Titipan adalah Jaiz.
52 Orang yang merasa sanggup
menerima amanat tersebut, lebih baik menerimanya. Menurut Ar-Rafi’i, orang yang merasa
sanggup hendaknya menerima dengan syarat: tidak memberatkan pada dirinya sendiri dan tidak
memungut biaya pemeliharaannya.53
50 Heri Sudarsono, (2003), “Bank dan Lembaga Keuangan Syariah”, Ekonisia, Yogyakarta, hal.56 51 Al-Qur’ān Karīm dan Terjemahan Artinya (1999), Yogyakarta : UII Press. 52 Sabiq, Fiqh as-Sunnah., hlm. 235. 53 Abdul Fatah Idris dan Abu Ahmadi (1994), Fiqih Islam Lengkap, cet. ke-2 Jakarta: Rineka Cipta, hlm. 179.
Berdasarkan kewenangan yang diberikan, maka Wadi’ah dibedakan menjadi Dua
macam, yaitu Wadi’ah Yad Amanah dan Wadi’ah Yadh Dhamanah. Wadi’ah Yad Amanah
berarti penerima titipan tidak berhak menggunakan dana atau barang titipan tersebut untuk
didaya gunakan. Sedangkan Wadi’ah Yadh Dhamanah adalah memberikan kewenangan kepada
penerima titipan untuk mendayagunakan barang atau dana yang dititipkan tersebut.
Aplikasi dalam dunia Perbankan biasanya diterapkan untuk Penghimpunan Dana seperti
Giro (Current Account) dan Tabungan Berjangka (Saving Account).54
B. Prinsip Al-Mudharabah Untuk Simpanan Yang Diinvestasikan
Al-Mudharabah sebenarnya merupakan suatu bentuk penyertaan yang berakar dari Al-
Musyarakah. Al-Musyarakah sendiri adalah suatu bentuk perkongsian antara Dua Belah Pihak
atau Lebih dalam suatu usaha atau proyek dimana masing-masing pihak berhak atas segala
keuntungan dan bertanggungjawab atas segala kerugian yang terjadi sesuai dengan porsi
penyertaannya masing-masing. Berbeda dengan Al-Musyarakah, pada Al-Mudharabah ada pihak
yang Menyediakan Dana saja (Shahibul ‘mal) dan ada pihak yang bertanggung jawab atas
Pengelolaan Usaha saja (Mudharib). Keuntungan dibagikan sesuai dengan rasio laba yang telah
disepakati bersama sebelumnya dan manakala rugi Shahibul Mal akan kehilangan sebagian dari
modalnya, sedang Mudharib akan kehilangan imbalan dari kerja keras dan manajerial skill yang
disumbangkannya.55
A. Al-Mudharabah
2.1.6.2. Produk Penghimpunan Dana
Penghimpunan Dana kepada masyarakat oleh Bank Syari’ah dilaksanakan berdasarkan
prinsip-prinsip sebagai berikut :
Perjanjian Usaha antara Pemilik Modal (Bank Syari’ah) dan Pengusaha, di mana pemilik
modal menyediakan seluruh dana yang diperlukan dan pihak pengusaha melakukan pengelolaan
atas usaha, misalnya kendaraan dan rumah.
Mudarabah berasal dari kata ضرألا ىف برضلا yaitu bepergian untuk urusan dagang.
Disebut juga Qiradh, yang berasal dari kata Al-Qath’u (Potongan), karena pemilik memotong
sebagian hartanya untuk diperdagangkan dan memperoleh sebagian dari labanya.56
Menurut Hasbi Ash-Shiddiqy, Qiradh atau Mudarabah adalah seseorang memberikan
modal kepada orang lain untuk diperniagakan dan dipersekutui Untung atau Laba, diharuskan.
Hukum tersebut disepakati oleh para Mudjtahidin, begitu juga Imam Malik, Ahmad dan Abu
Hanifah. Namun, menurut para Mudjtahidin Qiradh dengan Mata Uang (bukan mata uang Perak)
adalah tidak sah. Sedangkan Asyhab dan Abu Yusuf membolehkan, jika mata uang tersebut
laku.
57
54 Arifin, Dasar-Dasar Manajemen, hlm. 24. 55 Ibid. hal. 57 56 Sabiq, Fiqh as-Sunnah, III: 212. 57 Ash-Shiddieqy, T.M., Hasbi (1970), Hukum-hukum Fiqih Jakarta: Bulan Bintang, hlm. 426.
Pada dasarnya Mudarabah dapat dikategorikan sebagai salah satu Musyarakah, namun
para Cendekiawan Fiqh Islam menempatkan Mudarabah dalam posisi yang khusus dan
memberikan landasan hukum tersendiri.58 Sebagaimana Firman Allah Swt dalam Surat al-
Muzzammil ayat 20:59
Dari ayat di atas dapat disimpulkan bahwa Mudarib adalah Enterpreneur atau sebagian
dari orang-orang yang melakukan perjalanan, untuk mencari karunia Allah dari keuntungan
investasinya.
“ Orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah dan orang-orang
yang lain lagi berperang di jalan Allah, maka bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Quran
dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman
yang baik. Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh
(balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya.
Dan mohonlah ampunan kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang” (QS. Muzzammil: 20).
60
Mudarabah bisa juga disebut sebagai Muamalat, yaitu akad antara Kedua Belah Pihak,
kemudian Salah Satu Pihak mengeluarkan sejumlah uang kepada pihak lainnya untuk
diperdagangkan. Dan keuntungannya dibagi sesuai dengan kesepakatan awal. Dengan Ijma’
Ulama, maka Mudarabah itu diperbolehkan.
61
58 Perwataadmadja dan Antonio, Apa dan Bagaimana, hlm. 19. 59 Al-Qur’ān Karīm dan Terjemahan Artinya (1999), Yogyakarta : UII Press. 60 Perwataadmadja dan Antonio, Apa dan Bagaimana, hlm. 19.
61 Sabiq, Fiqh as-Sunnah, hlm. 212.
Mengenai pembagian keuntungan, Ibnu Rusyd berkata, “Para Ulama sepakat bahwa
Pelaksana (Mudarib) tidak boleh mengambil keuntungan yang menjadi bagiannya, tanpa dihadiri
oleh Pemilik Modal (Sahibul Mal).” Karena kehadiran Sahibul Mal merupakan prasyarat dalam
Pemecahan Harta (Keuntungan).
Berdasarkan kewenangan yang diberikan kepada Mudarib, maka Mudarabah dibedakan
menjadi Dua macam, yaitu Mudarabah Mutlaqah, artinya Mudarib diberi kewenangan untuk
menentukan pilihan investasi yang dikehendaki dan Mudarabah Muqayadah, artinya alokasi
investasi ditentukan oleh Pihak Pertama (Pemilik Dana) sedangkan Mudarib bertindak sebagai
pelaksana atau pengelola dana tersebut.
Aplikasi dalam dunia Perbankan, Mudarabah biasanya diterapkan dalam sisi
Penghimpunan Dana seperti Tabungan dan Deposito Berjangka. Sedangkan pada sisi
pembiayaan digunakan pada Produk-Produk Pembiayaan Modal Kerja pada bidang Jasa dan
Perdagangan.
B. Al-Musyarakah
Suatu perjanjian kerjasama antara Dua Pihak atau Lebih dalam suatu usaha atau proyek
tertentu, dimana masing-masing pihak berhak atas segala keuntungan dan bertanggungjawab atas
segala kerugian yang terjadi sesuai dengan penyertaan masing-masing, contohnya Modal Kerja.
Misalnya, PT. MLM bekerja sama dengan A untuk menjual produknya. Dalam kesepakatan, PT.
MLM menyediakan barang, sedang A menanggung biaya transportasi pemasaran (sesuai dengan
kesepakatan).
Syirkah berarti Ikhtilath (Percampuran). Menurut para Fuqaha’ (Imam Hanafi), Syirkah
berarti akad antara orang Arab yang berserikat dalam hal Modal/Keuntungan.62 Sedangkan
menurut Ahli Fiqh lain, Syirkah adalah percampuran hak dari Dua (Lebih) orang menjadi Satu,
sehingga diusahakan dengan Satu Nama.63 Definisi lain mengenai Syirkah adalah perjanjian
antara pihak-pihak yang menyertakan modal dalam suatu kegiatan ekonomi dengan pembagian
keuntungan atau kerugian sesuai dengan Nisbah yang disepakati.64
Landasan mengenai Musyarakah terdapat dalam surat Ash-Shaad ayat 24:
65
" Sesungguhnya dia telah berbuat zalim kepadamu dengan meminta Kambingmu itu untuk
ditambahkan kepada Kambingnya. Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu
sebagian mereka berbuat zalim kepada sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal yang saleh; dan amat sedikitlah mereka ini." Dan Daud mengetahui bahwa Kami
mengujinya, maka ia meminta ampun kepada Tuhannya lalu menyungkur sujud dan bertaubat ” . Yang dimaksud dengan kata Al-Khulatha dalam ayat di atas adalah mereka yang berserikat.66
62 Ibid., hlm. 294. 63 Ibid., hlm. 294. 64 Arifin, Dasar-Dasar Manajemen, hlm. 20. 65 Al-Qur’ān Karīm dan Terjemahan Artinya (1999), Yogyakarta : UII Press. 66 Sabiq, Fiqh as-Sunnah, hlm. 294.
Syirkah terdiri dari 2 kelompok, yaitu:
a. Syirkah Amlak adalah lebih dari satu orang memiliki suatu jenis barang tanpa akad
(bisa bersifat Ikhtiari atau Jabari).67
b. Syirkah ‘Uqud adalah bahwa Dua Orang (lebih) melakukan akad untuk bergabung
dalam suatu kepentingan harta dan hasilnya berupa keuntungan. Syirkah ‘Uqud
terdiri dari 4 kelompok, yaitu: Syirkah ‘Inan, Muwafadhah, ‘Abdan dan Wujuh.
Hukum dari Syirkah tersebut bahwa partner
tidak berhak bertindak dalam penggunaan milik partner lainnya tanpa izin dari yang
bersangkutan.
68
Menurut Imam Hanafi keempat Syirkah tersebut diperbolehkan, jika syarat-
syaratnya terpenuhi. Kemudian menurut Imam Syafi’i membatalkan semua, kecuali
Syirkah ‘Inan. Sedangkan Hambali membolehkan semuanya, kecuali Syirkah
Muwafadah. Dan menurut Imam Maliki membolehkan semuanya, kecuali Syirkah
Wujuh.69 Adapun rukun dari dari Syirkah adalah Ijab dan Qabul.70
Selanjutnya aplikasi Musyarakah dalam dunia Perbankan, biasanya digunakan untuk
pembiayaan proyek tertentu. Pada lembaga keuangan khusus yang diperbolehkan melakukan
investasi dalam kepemilikan perusahaan, maka ditetapkanlah skema Modal Ventura.
B. Al-Murabahah
Menjual dengan harga asal atau harga pokok ditambah dengan Margin Keuntungan yang
disepakati. Misalnya, PT. MLM meminta A menjual produknya. Kemudian PT. MLM
menyerahkan barang-barangnya untuk dijual oleh A. Selanjutnya hak yang diperoleh A adalah
berdasarkan kesepakatan antara A dengan PT. MLM.
67 Ikhtiari adalah bahwa dua orang dihibahkan/diwariskan sesuatu, kemudian mereka menerrima, maka barang yang dihibahkan/diwariskan milik mereka berdua. Sedangkan jabari adalah sesuatu yang berstatus sebagai milik lebih dari satu orang (umum), tanpa adanya usaha dari mereka dalam proses pemilikan barang tersebut. Misalnya: harta warisan, syirkah berlaku untuk barang warisan, tanpa ada usaha dari pemilik. Ibid., hlm. 294. 68 Pengertian syirkah ‘inan adalah persekutuan dalam urusan harta oleh dua orang, kemudian mereka memperdagangkannya dengan keuntungan dibagi dua dan tidak disyaratkan jumlah modalnya sama atau wewenang dan keuntungan. Kemudian syirkah muwafadlah adalah bergabungnya dua atau lebih, untuk melakukan kerja bersama dalam satu urusan, dengan ketentuan modal, wewenang dan agama yang sama. Syirkah wujuh adalah bahwa dua orang (lebih) membeli sesuatu tanpa permodalan, yang ada hanya berpegang kepada nama baik dan kepercayaan pedagang kepada mereka. Sedangkan syirkah ‘abdan (syirkah fisik) adalah bahwa dua orang atau lebih berpendapat untuk menerima pekerjaan, dengan ketentuan upah yang mereka terima dibagi sesuai dengan kesepakatan. Syirkah ini disebut sebagai syirkah a’mal (syirkah kerja) atau syirkah shana’i (syirkah para tukang) maupun syirkah taqabbul (syirkah penerimaan). Ibid., hlm. 295-297. 69 Ibid., hlm. 295. Referensi lain baca ash-Shiddieqy, Hukum-hukum Fiqih, hlm. 396-403. 70 Sayyid Sabiq, Fiqh as-Sunnah, hlm. 295.
Murabahah adalah pembelian barang dengan pembayaran ditangguhkan (1 bulan, 3
bulan, 1 tahun dst). Sedangkan pembiayaan Murabahah adalah pembiayaan yang diberikan
kepada nasabah dalam rangka pemenuhan kebutuhan Produksi (Inventory).71
Adapun dasar-dasar perniagaan seperti yang tercantum dalam surat An-Nisa’ ayat 29
adalah: 1) Saling meridhai antara penjual dengan pembeli, sedangkan tindak penipuan,
pendustaan atau pemalsuan itu diharamkan, 2) Semua yang ada di dunia perniagaan dan apa
yang terkandung di dalam maknanya merupakan Kebathilan (Tidak Kekal). Hendaknya tidak
melalaikan orang yang berakal, demi mempersiapkan kehidupan Dunia maupun Akhirat
nantinya, dan 3) Bahwa semua jenis perniagaan itu mengandung Kebathilan. Oleh karena itu,
perlu toleransi jika terjadi penambahan harga, karena kepandaian pedagang dalam menawarkan
barang dagangannya, bukan karena pemalsuan atau penipuan.
72
Landasan Syari’ah mengenai Murabahah terdapat dalam Surat An-Nisa’ 29:
73
Yang dimaksud dengan kata Al-Bathil (Al-Buthlan) adalah kesia-siaan atau kerugian.
Atau mengambil harta tanpa pengganti yang hakiki dan keridhaan dari pemilik harta tersebut,
maupun menafkahkan harta ke jalan yang tidak benar, seperti riba dan penipuan dalam jual beli.
Sedangkan kata Bainakum adalah harta yang haram akibat perselisihan antara orang yang
memakan dan orang yang dimakan hartanya.
“ Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan
jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di
antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah adalah Maha
Penyayang kepadamu “.
74
Secara Etimologis, Salam berarti Salaf (Pendahuluan). Sedangkan Ba’i As-Salam adalah
akad jual beli suatu barang, di mana harga dibayar segera dan barangnya diserahkan kemudian,
Selanjutnya, aplikasi dalam dunia perbankan biasanya diterapkan pada produk
pembiayaan untuk pembelian barang-barang Investasi, baik Domestik maupun Luar Negeri,
seperti melalui Letter of Credit (L/C).
a. Salam
71 Perwataadmadja dan Antonio, Apa dan Bagaimana, hlm. 25. 72 Mustafa al-Maraghi (1986), Terjemah Tafsir al-Maraghi, alih bahasa Bahrun Abubakar dan Hery Noer Aly Semarang: Toha Putra, hlm. 27-28. 73 Al-Qur’ān Karīm dan Terjemahan Artinya (1999), Yogyakarta : UII Press. 74 Al-Maraghi, Terjemah Tafsir al-Maraghi, hlm. 25-26.
sesuai dengan jangka waktu yang disepakati.75 Sebagaimana Firman Allah SWT dalam Surat
Al-Baqarah 282:76
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara tunai untuk waktu
yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara
kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana
Allah mengajarkannya, meka hendaklah ia menulis, dan ...”
Yang dimaksud dengan kata Dain pada ayat di atas adalah muamalat tidak secara tunai,
untuk barang yang terkandung dalam jaminan. Oleh karena itu, kriteria barang harus jelas dan si
pemebeli meyakini akan dipenuhi oleh si penjual pada waktu yang sudah ditetapkan.77
Jumhur Ulama berpendapat, perlunya menuliskan tempo dalam jual beli Salam, karena
Salam tidak boleh berlangsung sekarang. Sedangkan menurut Imam Syafi’i hal tersebut boleh
(seketika), karena lebih utama dan untuk menghindari terjadinya penipuan. Pendapat tersebut
juga dibenarkan oleh As-Syaukani.
78
Aplikasi dalam dunia Perbankan sering digunakan pada pembayaran para Petani jangka
pendek dan pada pembiayaan barang-barang industri, misalnya produk Garmen (Pakaian Jadi).
Adapun harga yang dibayarkan bukan berupa utang, melainkan dalam bentuk tunai dan segera
dibayarkan. Karena Bank tidak bermaksud melakukan Salam untuk memperoleh barang,
melainkan menjual barang tersebut untuk mencari keuntungan. Oleh karena itu, transaksi dalam
bentuk Salam yang dilakukan oleh Bank, selalu diikuti dengan transaksi penjualan kepada pihak
atau nasabah lain.
79
b. Istishna’ (Purchase By Order Or Manufacture)
Ba’i Al-Istishna’ adalah Akad Jual Beli antara Pemesan/Pembeli (Mustashni’) dengan
Produsen/Penjual (Shani’), di mana barang yang akan diperjualbelikan harus terlebih dahulu
ditentukan kriterianya dengan jelas. Ishtisna’ dengan Salam sebenarnya hampir sama,
75 Sabiq, Fiqh as-Sunnah, III: 171. 76 Al-Qur’ān Karīm dan Terjemahan Artinya (1999), Yogyakarta : UII Press. 77 Sabiq, Fiqh as-Sunnah, III: 171. 78 Ibid., hlm. 172. 79 Arifin, Dasar-Dasar Manajemen, hlm. 27.
perbedaannya hanya terletak pada cara pembayarannya. Pada Salam pembayarannya harus di
muka, sedangkan Istishna’ pembayarannya bisa di awal, di tengah maupun di akhir.80
C. Al-Ijarah ( Jasa-jasa ) Pembiayaan Bank untuk pengadaan barang ditambah keuntungan yang disepakati dengan
sistem pembayaran sewa tanpa diakhiri dengan pemilikan.81
Ijarah berasal dari kata Ajru, yang berarti ‘Iwadlu (Ganti). Sedangkan menurut
Terminologi Syara’ Ijarah adalah suatu jenis akad untuk mengambil manfaat dengan jalan
penggantian.
Misalnya Ijarah sama dengan
Transaksi Jual Beli, hanya saja yang menjadi objek dalam transaksi ini adalah dalam bentuk
manfaat. Pada akhir masa sewa dapat saja diperjanjian bahwa barang yang diambil manfaatnya
selama masa sewa akan dijual belikan antara pemilik barang.
82 Pemilik yang menyewakan manfaat disebut Mu’ajjir, sedangkan pihak lain yang
Memberikan Sewa disebut Musta’jir. Adapun barang yang diambil manfaatnya disebut Ma’jur
dan Jasa yang diberikan sebagai Imbalan Menyewa disebut Ajran/Ujrah.83
Para Cendekiawan Fiqh Muslim membagi Ijarah menjadi 2 bagian, yaitu menyewa untuk
jangka waktu tertentu dan menyewa untuk suatu proyek atau usaha tertentu.
84 Bentuk yang
Pertama banyak diterapkan dalam Sewa-Menyewa aset/barang, sedangkan bentuk yang Kedua
digunakan untuk para Staf Ahli atau Para Pekerja usaha-usaha tertentu. Secara garis besar, Nash-
Nash Al-Qur’ān lebih banyak merujuk pada jenis Ijarah yang Kedua. Sebagaimana Firman Allah
SWT dalam Surat Al-Qashash ayat 26:85
Kemudian Surat Ath-Thalāq ayat 6:
“Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang
bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk
bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya."
86
80 Ibid., hlm. 28. 81 Martono, (2002), “Bank dan Lembaga Keuangan Lain”, Ekonisia, Yogyakarta, hal. 99 82 Sabiq, Fiqh Sunnah, III: 198. 83 Ibid., hlm. 198. 84 Perwataadmadja dan Antonio, Apa dan Bagaimana, hlm 29-30. 85 Al-Qur’ān Karīm dan Terjemahan Artinya (1999), Yogyakarta : UII Press. 86 Al-Qur’ān Karīm dan Terjemahan Artinya (1999), Yogyakarta : UII Press.
“Tempatkanlah mereka (para isteri) di mana kamu bertempat tinggal menurut kemampuanmu
dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk menyempitkan (hati) mereka. Dan jika mereka
(Isteri-Isteri yang sudah ditalaq) itu sedang hamil, maka berikanlah kepada mereka nafkahnya
hingga mereka bersalin, kemudian jika mereka menyusukan (anak-anak)mu untukmu maka
berikanlah kepada mereka upahnya, dan musyawarahkanlah di antara kamu (segala sesuatu)
dengan baik; dan jika kamu menemui kesulitan maka perempuan lain boleh menyusukan (anak
itu) untuknya”.
Adapun Ijma’ para Ulama mengenai Ijarah adalah sepakat, karena tidak ada satupun
Ulama yang membantahnya. Meskipun terdapat perbedaan di antara mereka, namun hal itu tidak
dianggap.
Selanjutnya, hikmah di Syari’atkannya Ijarah karena semua manusia membutuhkannya
bagi kelangsungan hidup mereka.87
a. Qardhul Hasan (Benevolent Loan)
Jika terdapat kesepakatan pemilikan barang pada akhir masa
sewa disebut Ijarah Mumtahiya Bittamilk (Financial Lease With Purchase Option). Aplikasi
dalam Dunia Perbankan adalah Leasing, baik dilakukan dalam bentuk Operating Lease maupun
Financial Lease.
Qardhul Hasan (Benevolent Loan) adalah suatu pinjaman lunak yang diberikan atas dasar
kewajiban sosial semata, dimana si peminjam tidak dituntut untuk mengembalikan apapun
kecuali modal pinjaman.88 Landasan Syari’ah mengenai Pinjaman Tunai Kebajikan (Qardhul
Hasan) terdapat dalam Surat Al-Baqarah ayat 245:89
“Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan
hartanya di jalan Allah), maka Allah akan meperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan
lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezki) dan kepada-Nya-
lah kamu dikembalikan”. Pada dasarnya pinjaman Qardhul Hasan diberikan kepada mereka yang membutuhkan
pinjaman konsumtif jangka pendek (untuk tujuan yang penting) dan para pengusaha kecil yang 87 Dalam hal ini manusia membutuhkan tempat tinggal, sebagian dari mereka membutuhkan orang lain, mereka juga membutuhkan kendaraan/angkutan, kemudian membutuhkan berbagai peralatan dan membutuhkan lahan untuk bercocok tanam. Sabiq, Fiqh as-Sunnah, hlm. 200. 88 Perwataadmadja dan Antonio, Apa dan Bagaimana, hlm. 33. 89 Al-Qur’ān Karīm dan Terjemahan Artinya (1999), Yogyakarta : UII Press.
kekurangan dana (Lack Of Fund), tetapi mempunyai prospek bisnis yang baik. Sumber dana
untuk pemberian pinjaman tunai kebajikan ini berasal dari dana yang dikumpulkan oleh
Lembaga Amil Zakat (ZIS).90
b. Wakalah (Deputyship)
Wakalah bermakna Tafwidh, yang berarti Penyerahan, Pendelegasian atau Pemberian
Mandat.91 Atau pelimpahan kekuasaan oleh seseorang kepada yang lain, dalam hal-hal yang
dapat diwakilkan.92 Sebagaimana Firman Allah dalam Surat Al-Kahfi 19:93
Islam Mensyari’atkan Wakalah karena manusia memang membutuhkannya. Manusia
tidak dapat memenuhi semua kepentingannya sendiri, mereka selalu membutuhkan orang lain
sebagai Delegasi atau Wakil untuk kepentingannya.
“Dan demikianlah Kami bangunkan mereka agar mereka saling bertanya di antara
mereka sendiri. Berkatalah salah seorang di antara mereka: Sudah berapa lamakah kamu
berada (disini?)." Mereka menjawab: "Kita berada (disini) sehari atau setengah hari." Berkata
(yang lain lagi): "Tuhan kamu lebih mengetahui berapa lamanya kamu berada (di sini). Maka
suruhlah salah seorang di antara kamu untuk pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini,
dan hendaklah dia lihat manakah makanan yang lebih baik, maka hendaklah ia membawa
makanan itu untukmu, dan hendaklah ia berlaku lemah-lembut dan janganlah sekali-kali
menceritakan halmu kepada seorangpun”.
94 Firman Allah SWT dalam Surat Yusuf
ayat 55:95
90 Perwataadmadja dan Antonio, Apa dan Bagaimana, hlm. 33-34. 91 Sabiq, Fiqh as-Sunnah, III: 226. 92 Ibid., hlm. 226. 93 Al-Qur’ān Karīm dan Terjemahan Artinya (1999), Yogyakarta : UII Press. 94 Ibid., hlm. 226. 95 Al-Qur’ān Karīm dan Terjemahan Artinya (1999), Yogyakarta : UII Press.
“Berkata Yusuf: "Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir); sesungguhnya aku adalah
orang yang pandai menjaga, lagi berpengetahuan."
Wakalah juga termasuk jenis Tolong-Menolong (Ta’awun) atas dasar Kebajikan dan
Taqwa. Sehingga Umat Muslim membolehkan hal tersebut. Sebagaimana Firman Allah SWT
dalam Surat Al-Maidah ayat 2:96
c. Kafalah (Guaranty)
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-
menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah,
sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya”.
Menurut Epistemologi, Kafalah berarti Adh-Dhammu (Menggabungkan), Dhaman
(Jaminan), Hamalah (Beban) dan Za’amah (Tanggungan).97 Sedangkan menurut pengertian
Syara’ Kafalah berarti proses penggabungan tanggungan Kafiil menjadi tanggungan Ashiil,
dalam tuntutan dengan materi sama/hutang maupun barang/pekerjaan. Menurut Imam-Imam
lainnya, Kafalah adalah menggabungkan Dua tanggungan dalam permintaan/hutang.98
Sedangkan landasan Syari’ah mengenai Kafalah terdapat dalam Surat Yusuf ayat 72:
99
Para Ulama Berijma’ membolehkannya, karena orang-orang Islam pada zaman
Nubuwwah mempraktekkan hal ini dan tidak ada ulama yang menegur atau melarangnya.
“Penyeru-penyeru itu berkata: "Kami kehilangan piala raja, dan siapa yang dapat
mengembalikannya akan memperoleh bahan makanan (seberat) beban unta, dan aku menjamin
terhadapnya."
100
d. Sharf
Sharf adalah menjual Mata Uang (Emas dan Perak) dengan Mata Uang lainnya. Menjual
Emas dengan Emas atau Perak dengan Perak itu tidak diperbolehkan, kecuali Tunai/Kontan. Di
96 Ibid. 97 Sabiq, Fiqh as-Sunnah, III: 283. 98 Istilah-istilah dalam kafalah di antaranya kafiil, ashiil, makful lahu dan makful bihi. Kafiil adalah orang yang berkewajiban melakukan makful bihi (penanggung) dan semua urusan harta berada di tangannya. Kemudian ashiil adalah orang yang berhutang (yang ditanggung). Sedangkan makful lahu adalah orang yang menghutangkan dan makful bihi adalah orang/barang/pekerjaan yang wajib dipenuhi oleh makful lahu. Ibid., hlm. 283. 99 Al-Qur’ān Karīm dan Terjemahan Artinya (1999), Yogyakarta : UII Press 100 Sabiq, Fiqh as-Sunnah, III: 283-284.
sisi lain, menjual Emas dengan Emas atau Perak dengan perak secara sukatan itu diperbolehkan,
tetapi sifat Emas/Perak Keduanya serupa. Pendapat tersebut disepakati oleh para Mudjtahidin.101
e. Hiwalah (Transfer Service)
Kata Hiwalah diambil dari kata Tahwil, yang berarti Intiqal (Perpindahan). Yang
dimaksud di sini adalah memindahkan hutang dari tanggungan Muhil (Debitur) menjadi
tanggungan Muhal’alaih.102
Islam membenarkan Hiwalah dan membolehkannya jika diperlukan. Sebagaimana Imam
Bukhari dan Muslim meriwayatkannya dari Abu Hurairah r.a., bahwa Rasulullah SAW
bersabda:
103
Di dalam Hadits tersebut Rasulullah SAW memerintahkan kepada orang menghutangkan,
jika orang yang berhutang menghiwalahkan kepada orang yang mampu, hendaknya menerima
Hiwalah tersebut dan mengikuti kepada Muhal’alaih. Menurut Jumhur Ulama perintah tersebut
Sunnah, namun kebanyakan pengikut Imam Hambali, Ibn Jarir, Abu Tsur dan Az-Zahiriyah
berpendapat bahwa hukumnya wajib bagi Kreditur menerima Hiwalah tersebut.
104
2.2. PERILAKU KONSUMEN DALAM ISLAM.
Selanjutnya, Aplikasi dalam Dunia Perbankan berupa penerapan Factoring atau Anjak
Piutang, dimana para nasabah yang memiliki piutang kepada pihak Ketiga memindahkan piutang
itu kepada Bank, Post-Date Check, dimana Bank bertindak sebagai juru tagih, tanpa
membayarkan terlebih dahulu piutang tersebut dan Bill Discounting.
Kebutuhan Konsumen yang kini dan yang telah diperhitungkan sebelumnya, merupakan
insentif pokok bagi kegiatan-kegiatan ekonominya sendiri.
101 Ash-Shiddieqy, Hukum-hukum Fiqih, hlm. 369-370.
102 Muhil adalah orang yang berhutang, sedangkan muhal adalah orang yang mengutangkan, dan muhal’alaih adalah orang yang melakukan pembayaran hutang. Sabiq, Fiqh as-Sunnah, III: 217. 103 Al-Azdi, Abū Dāwud bin al-Asy’as as-Sijistani, Sunan Abi Dāwud, edisi Shidqi Muhammad Jamil (Beirut: Dar al-Fikr, 1414H/1994M), III: 212, hadits nomor 3345, “Bab fii Mathli.” Hadits dari Qa’nabi dari Mālik dari Ibn Zinād dari A’waj dari Abu Hurairah r.a. 104 Sabiq, Fiqh as-Sunnah, III: 217.
Mereka mungkin tidak hanya menyerap pendapatannya tetapi juga memberi insentif
untuk meningkatkannya.105
Sikap berlebihan dalam hal konsumsi yang dituntun oleh perilaku para konsumen Muslim
yang mengutamakan kepentingan orang lain. Oleh karena itu, yang dibutuhkan adalah
menentukan apakah tingkatan konsumsi yang berlaku dalam suatu masyarakat berada dibawah
atau diatas tingkat sederhana.
Dalam rangka menganalisis Perilaku Konsumen seseorang bisa saja berpandangan sempit
dan statik dengan mengatakan, bahwa Konsumen dalam suatu masyarakat Islam hanya dituntun
secara ketat dengan sederetan larangan (yakni: makan Daging Babi, Minum-Minuman Keras,
Mengenakan pakaian Sutra, Cincin Emas (untuk Pria), dan seterusnya). Karena dalam Syari’at
semua larangan-larangan itu mempunyai keabsahan yang pasti.
106
Dalam Islam pada hakikatnya konsumsi adalah suatu pengertian yang positif. Larangan-
Larangan dan perintah mengenai Makanan dan Minuman harus dilihat sebagai bagian usaha
untuk meningkatkan sifat Perilaku Konsumsi. Dengan mengurangi pemborosan yang tidak perlu,
Islam menekankan perilaku mengutamakan kepentingan orang lain yaitu pihak konsumen. Sikap
moderat dalam Perilaku Konsumen ini kemudian menjadi logik dari gaya konsumsi Islam, yaitu
sifat Nisbi dan Dinamik.
107
Keberadaan Bank Syari’ah bagi masyarakat Indonesia pada umumnya dan masyarakat
Daerah Istimewa Yogyakarta pada khususnya merupakan sistem yang dapat dianggap baru. Bank
Syari’ah yang beroperasi berdasarkan Syari’at Islam, dilaksanakan dengan menggunakan sistem
Bagi Hasil (Non Bunga). Oleh karena itu, produk-produk yang ditawarkan harus sesuai dengan
konsep Syari’at Islam. Diantara produk yang ditawarkan oleh Bank Syari’ah kepada masyarakat
pengguna jasa Perbankan Syari’ah adalah : (1) produk Funding (Pengumpulan Dana), meliputi :
Giro Wadi’ah; Tabungan Mudharabah dan Deposito Mudharabah; (2) produk Financing
(Pembiayaan Dana), meliputi : (a) konsep Jual-Beli : Al-Bai’u Bithaman Ajil; Murabahah; Ba’i
As Salam (b) konsep sewa menyewa : Ijarah; dan (c) pembiayaan bagi hasil Mudharabah dan
2.3. SIKAP MASYARAKAT YOGYAKARTA TERHADAP BANK SYARI’AH.
105 M. Abdul Manan (1997), Teori dan Praktek Ekonomi Islam Yogyakarta: Dana Bhakti Prima Yasa, hlm. 44 106 Ibid., hlm. 50 107 Ibid., hlm. 51
Musyarakah. (d). konsep kebajikan : Al-Qardhul Hasan (3) jasa, meliputi : Wakalah
(Transfer/Kliring/LLG/Inkaso), Kafalah (Letter of Credit, Bank Garansi)108
Perilaku Konsumen adalah kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat
dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk didalamnya
proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan.
.
Dengan berbagai macam produk tersebut, terkadang masyarakat masih merasa asing dengan
keberadaannya.
2.4. PERILAKU KONSUMEN DALAM PERBANKAN SYARI’AH
2.4.1. Pengertian Perilaku Konsumen
109
1. Perilaku Konsumen adalah Dinamis.
Menurut Loundon dan Bitta mengemukakan bahwa Perilaku Konsumen adalah proses
pengambilan keputusan yang mensyaratkan aktivitas individu untuk Mengevaluasi, Memperoleh,
menggunakan atau mengatur barang dan jasa.
Intinya dilihat dari pendapat diatas yaitu menempatkan Perilaku Konsumen sebagai
orientasi dari pemasaran yang berkaitan dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Penelitian
tentang Perilaku Konsumen nampaknya akan terus berkembang. Perilaku Konsumen mencakup
semua aktivitas pembeli, mantan pembeli dan pembeli potensial, dan pra-beli sampai pasca-beli,
dari mulai mengkonsumsi sampai berhenti mengkonsumsi.
Perusahaan yang berorientasi pada konsumen berarti harus memperlihatkan kebutuhan
konsumennya, yang tercermin pada perilaku konsumen tersebut. Dengan demikian perusahaan
tersebut perlu mengetahui Perilaku Konsumennya untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen
untuk mencapai tujuan perusahaan. Perilaku Konsumen oleh American Association
mendefinisikan bahwa Perilaku Konsumen sebagai interaksi dinamis antar pengaruh dan kognisi
Perilaku Konsumen dan kejadian disekitar kita dimana manusia melakukan aspek pertukaran
dalam hidup mereka. Ada Tiga ide penting dalam definisi diatas yaitu :
Definisi ini menekankan bahwa Perilaku Konsumen itu dinamis. Ini berarti bahwa
seseorang konsumen, group konsumen serta masyarakat luas selalu berubah dan bergerak
sepanjang waktu. Sifat dinamis Perilaku Konsumen menyiratkan bahwa suatu strategi pemasaran
yang sama dapat memberikan hasil yang sama sepanjang Waktu, Pasar, dan Industri.
108 Muhammad (2002), Manajemen Bank Syariah, Yogyakarta: UPP AMP YKPN, hal. 79. 109 James F. Enggel, (1995), “Perilaku Konsumen”, Binarupa Aksara, Jakarta, hal. 3
2. Perilaku Konsumen melibatkan Interaksi.
Dalam definisi Perilaku Konsumen adalah keterlibatan interaksi antara pengaruh dan
kognisi, perilaku dan kejadian disekitarnya. Ini berarti bahwa untuk memahami konsumen dan
mengembangkan strategi pemasaran yang tepat kita harus memahami apa yang mereka pikirkan,
apa yang akan mereka lakukan dan apa serta dimana yang mempengaruhi serta dipengaruhi oleh
apa yang dipikirkan, dirasa dan dilakukan konsumen.
3. Perilaku Konsumen melibatkan Pertukaran.
Dalam definisi Perilaku Konsumen adalah pertukaran antara individu. Hal ini membuat
devisi Perilaku Konsumen tetap konsisten dengan definisi pemsaran yang sejauh ini juga
menekankan pertukaran. Kenyataannya, peran pemasaran adalah untuk menciptakan pertukaran
dengan konsumen melalui formulasi dan penerapan strategi pemasaran.
2.4.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Perilaku Konsumen atau Costumer Behavior adalah tingkah laku konsumen dalam
membeli suatu produk yang dipengaruhi berbagai unsur, baik dari dalam maupun dari luar.
Unsur-unsur tersebut membentuk suatu kekuatan yang merangsang konsumen sehingga ia
memutuskan untuk membeli produk tertentu.110
Perilaku Konsumen terdiri dari aktivitas yang melibatkan orang-orang sewaktu mereka
menyeleksi, membeli, dan menggunakan produk-produk serta jasa-jasa, sehingga hal tersebut
memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan keinginan-keinginan mereka.
111
Tujuan konsumen dalam pembelian adalah menukarkan pendapatannya dengan barang
dan jasa yang akan memberikan kepuasan maksimum kepadanya dan anggota-anggota
keluarganya.
112
Pada masa-masa yang lalu, para pemasar dapat memahami para konsumen melalui
pengalaman penjualan sehari-hari kepada mereka. Tetapi pertumbuhan besar dalam perusahaan
dan pasar telah menjauhkan banyak manajer pemasaran untuk kontak langsung dengan
pelanggan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi Perilaku Konsumen atau Perilaku
Pembelian, yaitu:
113
110 Ensiklopedi Ekonomi, hlm, 158. 111 Winardi (1991), Marketing dan Perilaku Konsumen, Bandung: Mandar Maju, hlm. 141 112 Winardi (1992), Aspek-aspek Manajemen Pemasaran, Bandung: Mandar Maju, hlm. 148 113 Philip Kotler (1995), Analisis,Perencanaan,Implementasi,Dan Pengendalian, Alih Bahasa: Ancella Anitawati Hermawan, Jakarta: Salemba Empat, hlm. 203
1. Faktor Budaya
Faktor-Faktor budaya mempunyai pengaruh yang paling meluas dan mendalam terhadap
Perilaku Konsumen.
a. Kultur (Kebudayaan)
Kultur adalah Determinan paling fundamental dari keinginan dan perilaku seseorang.
b. Sub-Kultur
Setiap kultur terdiri dari sub-sub kultur yang lebih kecil yang memberikan identifikasi
dan sosialisasi anggotanya yang lebih spesifik.
c. Kelas Sosial
Kelas Sosial adalah bagian-bagian yang relatif Homogen dan tetap dalam suatu
masyarakat, yang tersusun secara hirarkis dan anggota-anggotanya memiliki tata nilai,
minat, dan perilaku yang mirip.
2. Faktor Sosial
Perilaku seorang konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, diantaranya:
a. Kelompok Acuan
Kelompok Acuan seseorang terdiri dari semua kelompok yang mempunyai pengaruh
langsung atau pengaruh tidak langsung terhadap pendirian atau perilaku seseorang.
Semua ini adalah kelompok di mana orang tersebut berada atau berinteraksi. Sebagian
merupakan kelompok Primer dimana orang tersebut secara terus menerus berinteraksi
dengan mereka. Seseorang juga termasuk dalam kelompok Sekunder yang cenderung
bersifat formal dan mempunyai interaksi yang tidak begitu rutin.
b. Keluarga
Orientasi keluarga terdiri dari Orang Tua seseorang.
c. Peran dan Status
Seseorang berpartisipasi dalam banyak kelompok sepanjang hidupnya. Posisi orang
tersebut dalam setiap kelompok dapat didefinisikan dalam istilah peran dan status.
3. Faktor Pribadi
Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi, yaitu:
a. Usia dan Tahap Siklus Hidup
Orang-orang membeli barang dan jasa yang berbeda sepanjang hidupnya.
b. Pekerjaan
Pekerjaan seseorang mempengaruhi pola konsumsinya.
c. Keadaan Ekonomi
Keadaan Ekonomi meliputi pendapatan yang dapat dibelanjakan (tingkat Pendapatan,
Stabilitas dan Pola Waktunya), Tabungan dan Kekayaan, Hutang, Kekuatan untuk
Meminjam, dan Pendirian terhadap Belanja dan Menabung.
d. Gaya Hidup
Orang-orang yang berasal dari Sub Kultur, Kelas Sosial dan Pekerjaan yang sama
mungkin saja mempunyai gaya hidup yang berbeda.
e. Kepribadian dan Konsep Pribadi
Kepribadian didefinisikan sebagai karakteristik Psikologis yang berbeda dari seseorang
yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan tetap terhadap lingkungannya.
4. Faktor Psikologi
Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh Empat Faktor Psikologis utama, yaitu:
b. Motivasi
Ahli Psikologi telah mengembangkan teori motivasi manusia, terdapat Tiga Teori
yang paling dikenal, yaitu:
1) Teori Motivasi Freud. Freud mengansumsikan bahwa kekuatan Psikologis Riil
yang membentuk perilaku orang sebagian besar bersifat tidak sadar. Freud
melihat seseorang menahan banyak keinginan dalam proses Pertumbuhan dan
Menerima aturan-aturan sosial.
2) Teori Motivasi Maslow. Abraham Maslow berusaha menjelaskan mengapa
orang-orang terdorong oleh kebutuhan-kebutuhan tertentu pada waktu
tertentu.
3) Teori Motivasi Herzberg. Frederick Herzberg telah mengembangkan sebuah
teori motifasi "Dua Faktor", yang membedakan antara Dissatisfiers (Faktor
yang menyebabkan ketidakpuasan) dan Satisfies (Faktor yang menyebabkan
kepuasan).
c. Persepsi
Seseorang yang termotivasi adalah siap untuk bertindak. Bagaimana seseorang
benar-benar bertindak, dipengaruhi oleh persepsi dia mengenai situasi tertentu.
d. Pengetahuan
Pengetahuan menjelaskan perubahan dalam perilaku suatu individu yang berasal
dari pengalaman seperti:
Pengetahuan tentang Bank Syari’ah dapat diperoleh melalui
Teman/Kampus/Relasi Bisnis, sesuai dengan pendapat Philip Kothler yang
menyatakan bahwa kelompok acuan merupakan salah satu dari faktor-faktor
utama yang mempengaruhi perilaku pembeli. Kelompok acuan merupakan
penjabaran dari faktor Sosial, Teman/ Kampus /Relasi Bisnis merupakan
kelompok Primer, yang mana orang tersebut secara terus-menerus beriteraksi
dengan mereka.
Dan pengetahuan dapat diperoleh :
1. Eksternal : Radio, Majalah, Teman, Tetangga.
2. Internal : Kelompok Study Ekonomi Islam, pelajaran tentang
Perbankan Syari’ah.
e. Kepercayaan dan Sikap Pendirian
Suatu Kepercayaan adalah Pikiran Deskriptif yang dianut seseorang melalui Satu
hal. Suatu pendirian menjelaskan Evaluasi Kognitif yang menguntungkan atau
tidak menguntungkan, perasaan emosional,dan kecenderungan yang mapan dari
seseorang terhadap suatu obyek atau ide.
2.4.3. Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Memilih Produk.
Pada Bisnis Perbankan, sangat diperlukan adanya kegiatan Riset Pasar untuk mengetahui
faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi masyarakat atau nasabah dalam memilih suatu produk
yang dipasarkan oleh suatu Perusahaan Perbankan.
Konsep pemasaran berorientasi kepada kepentingan serta kepuasan nasabah tanpa
merupakan tujuan utama Bank untuk mendapatkan laba dalam jangka panjang. Hal ini harus
didukung pula oleh sistem Administrasi dan Pola Manajemen yang dinamis, selain itu sasaran
pemasaran produk harus jelas, untuk mengetahui hal tersebut harus terlebih dahulu dilakukan
Riset Pemasaran. Setelah dilakukan Riset, disusun suatu rencana untuk memasuki Pangsa Pasar
yang telah ditentukan. Sebagai inti dari sistem Pemasaran, maka Marketing Mix mempunyai
peran yang sangat penting bagi keberhasilan usaha Perusahaan Umumnya dan Pemasaran
Khususnya. Empat element Marketing Mix adalah:
1. Produk ( Product )
Pengertian Produk menurut Philip Kotler seperti yang dikutip Kashmir adalah : 114
Sedangkan Produk Jasa menurut Kotler, sebagaimana dikutip Ratih Hurriyati, merupakan
“Segala sesuatu yang dapat ditawarkan Produsen untuk diperhatikan, Diminta, Dicari, Dibeli,
digunakan atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan Pasar yang
bersangkutan”. Produk yang ditawarkan meliputi barang Fisik, Jasa, Orang atau Pribadi, Tempat,
Organisasi, dan Ide.
sesuatu yang dapat ditawarkan ke Pasar untuk mendapatkan perhatian untuk dibeli, untuk
digunakan atau dikonsumsi yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa produk adalah sesuatu yang memberikan
manfaat baik dalam hal memenuhi kebutuhan sehari-hari atau sesuatu yang ingin dimiliki oleh
Konsumen. Produk biasanya digunakan untuk dikonsumsi baik untuk kebutuhan Rohani maupun
Jasmani. Untuk memenuhi Keinginan dan Kebutuhan akan produk, maka Konsumen harus
mengorbankan sesuatu sebagai balas jasanya, misalnya dengan cara pembelian.
115
Produk Bank memiliki pengertian suatu Jasa yang ditawarkan kepada nasabah untuk
mendapatkan perhatian, untuk dimiliki, Digunakan/Dikonsumsi untuk memenuhi Kebutuhan dan
Keinginan nasabah.
116
Produk suatu Industri, merupakan hal yang bergerak mengikuti kemauan Pasar. Sehingga
produk sesuatu akan berjalan mengikuti siklus kehidupan. Siklus produk atau sesuatu adalah
berawal dari Lahir, Tumbuh, Berkembang, Tua dan Mati. Demikian juga produk Bank Syari’ah,
pada waktu tertentu akan mencapai pada tahapan tertentu. Meskipun kita tidak mengetahui,
kapan waktu tepatnya itu terjadi.
117
Dalam Dunia Perbankan, strategi produk yang dilakukan adalah mengembangkan suatu
produk adalah sebagai berikut:
118
a. Penentuan Logo dan Motto
Baik Logo maupun Motto harus dirancang dengan benar. Pertimbangan pembuatan Logo
dan Motto adalah: memiliki arti Positif, Menarik Perhatian, dan Mudah Diingat.
b. Menciptakan Merk 114 Kashmir, Pemasaran Bank…, hlm. 136. 115 Ratih Hurriyati, Bauran Pemasaran…, hlm. 50. 116 Kashmir, Manajemen Perbankan, hlm. 64. 117 Muhammad (2002), Manajemen Bank Syari’ah Yogyakarta:UPP AMP YKPN, hlm. 196. 118 Kashmir, Pemasaran Bank …hlm. 141-142.
Karena jasa memiliki beraneka ragam, maka setiap Jasa harus memiliki nama. Tujuannya
agar mudah dikenal dan diingat pembeli.
Merek merupakan ekuitas perusahaan yang menambah Value bagi Produk dan Jasa yang
ditawarkan ke pelanggan dan juga menambah Value bagi perusahaan. Ekuitas Merek adalah
Aset Intangible yang dimiliki oleh sebuah merek karena Value yang diberikannya baik kepada si
Produsen maupun si Pelanggan.119
Sebuah merek bisa memiliki posisi sangat kuat dan menjadi Modal/Ekuitas, jika merek
tersebut memenuhi 4 faktor utama, yaitu Brand Awareness (Telah dikenal Konsumen), Strong
Brand Association (Memiliki Asosiasi merek yang baik), Perceived Quality (Dipersepsikan
sebagai Produk Berkualitas), dan Brand Loyalty (Memiliki Pelanggan setia).
120
1) Merek harus Khas/Unik
Agar suatu merek dapat mencerminkan makna-makna yang ingin disampaikan, maka ada
beberapa persyaratan yang harus diperhatikan, yaitu:
2) Merek harus menggambarkan sesuatu mengenai manfaat Produk dan
Pemakaiannya.
3) Merek harus menggambarkan Kualitas Produk
4) Merek harus mudah diucapkan, Dikenali dan Diingat
5) Merek tidak boleh mengandung arti yang buruk di Negara dan dalam Bahasa lain
6) Merek harus Menyesuaikan Diri dengan produk-produk baru yang mungkin
ditambahkan ke dalam lini produk.121
c. Menciptakan Kemasan
Kemasan merupakan pembungkus suatu produk. Dalam dunia Perbankan kemasan lebih
diartikan kepada pemberian Pelayanan atau Jasa kepada para nasabah disamping juga sebagai
pembungkus untuk beberapa jenis jasanya seperti Buku Tabungan, Cek, Bilyet Giro, atau Kartu
Kredit.
d. Keputusan Label
Label merupakan sesuatu yang dilengketkan pada produk yang ditawarkan dan
merupakan bagian dari kemasan.
119 Hermawan Kertajaya (2004), Positioning, Differensiasi dan Brand Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, hlm. 196. 120 Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, hlm. 101-102. 121 Ibid., hlm. 102-106.
Jadi pada dasarnya, Produk adalah sekumpulan nilai kepuasan yang kompleks. Nilai
sebuah Produk ditetapkan oleh pembeli berdasarkan manfaat yang akan mereka terima dari
Produk tersebut.
Agar dapat memaksimalkan kepuasan yang diterima oleh konsumen maka sebuah
Perusahaan perlu memaksimalkan kualitas produk yang dimilikinya. Setelah kepuasan konsumen
tercapai maka Kesetiaan atau Loyalitas Pelanggan terhadap produk Perusahaan akan tercipta
dengan sendirinya.
2. Harga ( Price )
Harga merupakan keputusan yang sangat penting dari Pemasar, sebab bila harga terlalu
tinggi banyak pembeli potensial jadi menghilang, sedang bila harga terlalu rendah Perusahaan
tidak memperoleh cukup keuntungan. Pada waktu yang sama, harga Produk harus diputuskan
hingga dapat menutupi segala Pengeluaran (Biaya) dalam memproduksi dan menjual produk dan
sekaligus memberi keuntungan bagi Perusahaan.
Menurut Hartono yang dikutip Basu Swastha menyatakan bahwa : “Harga adalah jumlah
(ditambah beberapa produk kalau mungkin) dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi
dari Produk dan Pelayanannya”.122
Sedangkan Fandy Tjiptono menyatakan Harga adalah satuan Moneter atau ukuran
lainnya (termasuk barang dan harga lainnya) yang ditukarkan atau tersedia agar memperoleh hak
kepemilikan atau penggunaan suatu Barang dan Jasa.
123
Dalam strategi penentuan harga, manajer harus menetapkan dulu tujuan penetapannya.
Tujuan ini berasal dari perusahaan itu sendiri yang selalu berusaha menetapkan Harga Barang
dan Jasa setepat mungkin. Tujuan-tujuan tersebut adalah:
Dari definisi diatas kita mengetahui bahwa Harga akan mempengaruhi Image merek
maupun Perusahaan, dimana hal tersebut akan mempengaruhi kepuasan pembelian dan ketika
konsumen puas, maka bisa jadi konsumen akan loyal.
Harga merupakan satu-satunya elemen bauran pemasaran yang menghasilkan
pendapatan, elemen-elemen lainnya menimbulkan biaya. Harga juga merupakan salah satu
elemen yang paling fleksibel, harga dapat diubah dengan cepat, tidak seperti Produk dan
Distribusi.
124
122 Basu Swastha dan Irawan, Manajemen Pemasaran Modern, hlm. 241. 123 Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, hlm. 151. 124 Basu Swastha dan Irawan, Manajemen Pemasaran Modern, hlm. 241-242.
a) Meningkatkan Penjualan
b) Mempertahankan dan Memperbaiki Market Share
c) Stabilisasi Harga
d) Mencapai Target Pengembalian Investasi
e) Mencapai Laba Maksimum, dan Sebagainya.
Dalam kenyataan, tingkat Harga yang terjadi dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti : 125
a) Kondisi Perekonomian
b) Penawaran dan Permintaan
c) Elastisitas Permintaan
d) Persaingan
e) Biaya
f) Tujuan Manajer
g) Pengawasan Pemerintah.
3. Distribusi ( Place )
Untuk produk Industri Jasa, Place diartikan sebagai tempat pelayanan jasa. Lokasi
pelayanan jasa yang digunakan dalam memasok jasa kepada pelanggan yang dituju merupakan
keputusan kunci. Keputusan mengenai lokasi pelayanan yang akan digunakan melibatkan
pertimbangan bagaimana penyerahan jasa kepada pelanggan dan dimana itu akan berlangsung.
Tempat juga penting sebagai lingkungan dimana dan bagaimana jasa akan diserahkan, sebagai
bagian dari Nilai dan Manfaat dari jasa.126
Distribusi merupakan kegiatan yang dilakukan oleh Perusahaan untuk menyalurkan
barang hasil produknya kepada konsumen atau pemakai Industri. Adapun definisi saluran
distribusi menurut David A. Revzan sebagaimana dikutip Basu Swastha dan Irawan mengatakan
bahwa: “Saluran merupakan suatu jalur yang dilalui oleh arus barang-barang dari produsen ke
perantara dan akhirnya sampai pada pemakai”.
127
Lokasi berhubungan dengan keputusan yang dibuat oleh Perusahaan mengenai dimana
Operasi dan Stafnya akan ditempatkan, yang paling penting dari lokasi adalah tipe dan tingkatan
125 Ibid., hlm. 242. 126 Ratih Hurriyati, Bauran Pemasaran.., hlm. 55. 127 Basu Swastha dan Irawan, Manajemen Pemasaran Modern, hlm. 285.
Interaksi yang terlibat. Terdapat Tiga macam tipe interaksi antara penyedia jasa dan pelanggan
yang berhubungan dengan pemilihan lokasi, yaitu sebagai berikut:128
a) Pelanggan mendatangi Penyedia Jasa
b) Penyedia Jasa mendatangi Pelanggan, atau
c) Penyedia Jasa dan pelanggan melakukan Interaksi melalui Perantara.
Dari pengertian diatas, penting tidaknya sebuah lokasi sangat tergantung pada jenis jasa
yang ditawarkan. Dalam Industri Perbankan, biasanya tipe Interaksi antara Penyedia Jasa dan
Pelanggan adalah termasuk kategori Pelanggan (Nasabah) yang mendatangi Penyedia Jasa
(Bank).
Beberapa sifat Jasa Bank dan hubungannya dengan saluran Distribusi, antara lain:129
a) Tidak Berwujud
Dikarenakan Jasa-Jasa Bank tidak berwujud, maka pemasar harus dapat menjelaskan
secara jelas. Dengan demikian diperlukan saluran Distribusi langsung agar pemasar dapat
melayani calon nasabah secara langsung.
b) Tidak Terpisahkan
Pelayanan terhadap Pembeli adalah ‘melekat’ pada diri Penjual, sehingga layanan
tersebut tidak dapat diwakilkan kepada orang lain/Distributor.
c) Terdapat Hubungan Kenasabahan
Pada umumnya, nasabah akan menuruti Nasehat/Saran yang diberikan petugas Bank. Hal
ini merupakan hubungan kenasabahan yang Erat dan Profesional. Dengan demikian, saluran
langsung merupakan satu-satunya pilihan.
4. Promosi ( Promotion )
Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran.
Betapapun berkualitasnya suatu produk, bila konsumen belum pernah mendengarnya dan tidak
yakin bahwa produk tersebut akan berguna bagi mereka, maka mereka tidak akan pernah
membelinya.
Promosi juga merupakan kegiatan yang dilakukan Perusahaan untuk menginformasikan,
mempengaruhi, membujuk dan pada akhirnya konsumen mengambil tindakan melaksanakan
transaksi pembelian pada Produk atau Jasa yang dipromosikan.
128 Ratih Hurriyati, Bauran Pemasaran.., hlm. 55. 129 Murti Sumarni (1993), Marketing Perbankan Yogyakarta: Liberty, hlm. 231-232
Basu Swastha menyatakan bahwa, “Promosi adalah arus informasi atau persuasi Satu
arah yang dibuat untuk mengarahkan Seseorang atau Organisasi kepada tindakan yang
menciptakan pertukaran dalam pemasaran”.130
Tujuan dari Promosi Bank adalah menginformasikan segala jenis produk yang
ditawarkan dan berusaha menarik calon nasabah yang baru. Kemudian promosi juga berfungsi
mengingatkan nasabah akan Produk, Promosi juga berfungsi mempengaruhi nasabah untuk
membeli dan akhirnya promosi juga akan meningkatkan Citra Bank di mata para nasabahnya.
131
Secara garis besar, ada 4 macam sarana promosi yang dapat digunakan oleh Perbankan,
antara lain:
132
a) Periklanan (Advertising)
Merupakan promosi yang dilakukan dalam bentuk tayangan atau gambar atau kata-
kata yang tertuang dalam Spanduk, Brosur, Bilboard, Koran, Majalah, Televisi,
atau Radio.
b) Promosi Penjualan (Sales Promotion)
Merupakan promosi yang digunakan untuk meningkatkan penjualan melalui
potongan harga atau hadiah pada waktu tertentu terhadap barang-barang tertentu
pula.
c) Publisitas (Publicity)
Merupakan promosi yang dilakukan untuk meningkatkan Citra Bank didepan para
calon nasabah atau nasabahnya melalui kegiatan Sponsorship terhadap suatu
kegiatan Amal, Sosial atau Olahraga.
d) Penjualan Pribadi (Personal Selling)
Merupakan promosi yang dilakukan melalui pribadi-pribadi Karyawan Bank dalam
melayani serta ikut mempengaruhi nasabah.
Masing-masing sarana tersebut memiliki tujuan sendiri-sendiri, dimana promosi untuk
Bank yang paling tepat adalah melalui sarana penjualan pribadi yang dilakukan melalui
Karyawan Bank. Secara khusus Penjualan Pribadi dapat dilakukan petugas Customer Service
sebagai ujung tombak Pemasaran Bank.
130 Basu Swastha dan Irawan, Manajemen Pemasaran Modern, hlm. 349. 131 Kashmir, Pemasaran Bank, hlm. 175-176.
132 Ibid., hlm. 176-177.
Untuk mengetahui Keefektifitasan Pasar, Manajemen Pemasaran harus memperhatikan
Tiga Unsur penting dari Konsumen yaitu :
a. Kebutuhan dari konsumen
b. Daya Beli Konsumen
c. Perilaku Membeli dari Konsumen
Dalam melakukan penyeleksian Pasar sasaran, langkah Pertama harus diperhatikan
apakah Pasar sasaran berhubungan Erat dengan Citra dan Tujuan Organisasi.
Langkah selanjutnya adalah menyesuaikan peluang Pasar dengan Kemampuan atau
Sumberdaya Perusahaan.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pelanggan dalam mengambil keputusan
pembelian memiliki Tiga unsur yang harus diperhatikan oleh Perusahaan, yaitu133
Untuk memasarkan suatu produk, Bank harus melakukan Promosi sebagai usaha
menyampaikan informasi yang dibutuhkan masyarakat khususnya tentang produk yang
ditawarkan oleh Bank. Setelah masyarakat mendapatkan informasi, mereka melakukan penilaian
:
a. Obyek yaitu obyek dari Pembeli atau Barang/Jasa apa yang dibeli atau dipilih, obyek
dari pembeli dapat berwujud Barang atau Jasa.
b. Obyektif, yakni tujuan dari pembelian atau timbul pertanyaan “mengapa membeli”.
c. Organisasi adalah merupakan Organisasi dari Pembelian atau siapa yang berperan
dalam melakukan pembelian.
Organisasi dalam pembelian dapat terdiri dari :
- Pemberi Inisiatif, disini harus diamati oleh Pemasar Bank, siapa pemberi inisiatif atas
pembelian suatu Produk atau Jasa.
- Pemberi Pengaruh, pemberi pengaruh dapat dari Teman/Kenalan yang telah menjadi
Penabung atau bisa juga dari Petugas Bank.
- Pemutus, Pemasar Bank harus mengetahui siapa diantara Keluarga calon nasabah yang akan
memutuskan pembelian Produk Bank.
- Pelaku Pembelian, Pemasar Bank harus mengamati siapa yang akan menjadi pelaku
pembelian produk tabungan dan harus dipantau sampai transaksi pembelian berlangsung.
- Pemakai, Pemasar Bank harus mengetahui siapa saja pemakai dari Produk Bank.
d. Operasi yaitu operasi dari suatu pembelian atau bagaimana pelanggan itu melewati tahap-
tahap yang harus dilakukan dalam memutuskan pembelian suatu Produk atau Jasa Bank.
133 Murti Sumarni, (1996), “Marketing Perbankan”, Edisi Ketiga, Cetakan Pertama, Liberty, Yogyakarta, hal. 205
terlebih dahulu atas semua informasi yang masuk dan dengan berbagai pertimbangan mereka
akan memilih salah satu sumber informasi yang dianggap paling angkurat dan pada akhirnya
akan memilih produk dari satu Bank yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya. Secara
umum proses penilaian informasi terhadap pilihan pada Satu Bank adalah :
a. Karakteristik Bank
Calon nasabah akan mengamati ciri-ciri apa sajakah yang menonjol pada Bank tersebut,
misalkan Bank tersebut sudah cukup lama beroperasi, dinilai cukup sehat atau pelayanannya
baik. Disini calon nasabah akan memberikan perhatian yang lebih besar pada ciri yang
berhubungan dengan kebutuhan.
b. Pemberian bobot kepentingan pada ciri-ciri yang Relevan
Calon nasabah lebih mementingkan tingkat Kesehatan Bank daripada akibat-akibat Bank
lainnya. Pemasar harus lebih dapat memberikan perhatian pada pentingnya ciri-ciri daripada
menonjolkan ciri-ciri, jaminan pemerintah pun akan mempengaruhi nasabah dalam menentukan.
c. Kepercayaan akan Merk Bank
Kepercayaan ini dapat bervariasi sesuai dengan ciri yang selamanya calon nasabah
dipengaruhi oleh Selektifitas, Ditorsi dan Ingatan Selektif, selain itu pula Perusahaan harus
berusaha untuk membentuk Brand Image bahwa Bank yang dikelolanya sehat dan mampu
menjamin terpenuhinya keinginan dari nasabah.
d. Fungsi Utilitas
Calon nasabah mempunyai fungsi utilitas untuk setiap ciri yaitu menggambarkan
bagaimana nasabah mengharapkan kepuasan jasa yang bervariasi menurut tingkat alternatif dari
sikap ciri.
e. Prosedur Evaluasi
Pada saat nasabah mempertimbangkan untuk memilih Produk/Jasa Bank yang sesuai
dengan seleranya akan sampai pada Prosedur Evaluasi tertentu, dimana calon nasabah akan
melihat kemampuan Bank dalam memenuhi keinginannya.
Perlu diketahui, produk-produk Perbankan Syari’ah tidak hanya ditujukan bagi orang
Islam, hakikatnya untuk semua orang dan semua golongan. Jadi, siapa pun dapat menjadi
nasabah Bank Syari’ah sepanjang dapat mengikuti persyaratan yang ada. Disebut Syari’ah,
karena praktik dan produk-produk serta jasa-jasa Perbankan yang ditawarkan, disesuaikan
dengan Hukum Islam. Sehingga, sebenarnya Perbankan Syari’ah merupakan salah satu alternatif
bagi kita semua untuk Menyimpan Uang (Investasi) maupun melakukan Pembiayaan/Pinjaman.
2.5. LOYALITAS NASABAH.
2.5.1. Pengertian Loyalitas Nasabah
Pengertian Loyalitas Nasabah Bank, secara teoritis sebenarnya tidak jauh berbeda dengan
loyalitas pada konsumen produk lainnya karena definisi mengenai Loyalitas Nasabah Bank sama
dengan definisi Loyalitas Merk atau loyalitas yang lain, tetapi yang berbeda hanya pada objek
penelitiannya.
Konsumen Perbankan yang disebut dengan sebutan Nasabah Bank merupakan pengguna
Jasa Perbankan. Sedangkan mengenai Loyalitas, baik Loyalitas Konsumen maupun Loyalitas
Merk biasanya sering tidak dibedakan sebab dianggap sama, karena itu definisi Loyalitas Merk
sendiri menurut Mowen dan Minor (1998) sebagaimana dikutip oleh Basu Swastha adalah
“kondisi dimana konsumen mempunyai sikap positif terhadap sebuah Merk, mempunyai
komitmen pada Merk tersebut dan bermaksud meneruskan pembeliannya dimasa mendatang”.134
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia disebutkan bahwa pengertian loyalitas berasal
dari kata loyal yang berarti “Patuh, Setia, Taat”.
135 Sedangkan Fandy Tjiptono memberikan
definisi Loyalitas Konsumen sama artinya dengan Loyalitas Pelanggan, yaitu “Komitmen
pelanggan terhadap suatu Merk, Toko atau Pemasok berdasarkan sikap yang sangat Positif dan
tercermin dari pembelian yang Konsisten”.136
Menurut Paul Peter dan Jerry C. Olsen yang dimaksud loyalitas merk adalah “keinginan
dan perilaku pembelian ulang”.
137 Jadi konsumen yang loyal adalah mereka yang memiliki
antusiasme terhadap Merk/Produk yang digunakannya. Semakin antusias seorang pelanggan
semakin besar kontribusi Profit yang disumbangkannya terhadap sebuah merk.138
Dari beberapa definisi diatas, maka dapat diartikan bahwa yang dimaksud dengan
Loyalitas Konsumen adalah kesetiaan konsumen untuk berlangganan kembali atau melakukan
pembelian ulang produk atau jasa secara konsisten dimasa yang akan datang terhadap Produk
maupun Perusahaan. Hal ini ditegaskan oleh Kotler dan Anderson, yang mengemukakan bahwa:
134 Basu Swastha, “Loyalitas Pelanggan : Sebuah Kajian Konseptual Sebagai Panduan Bagi Peneliti,” dalam Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol. 14, No. 3 (Yogyakarta: FE UGM, 1999), hlm. 74. 135 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), hlm. 533. 136 Fandy Tjiptono, Perspektif Manajemen dan Pemasaran Kontemporer (Yogyakarta: Andi Offset, 2000), hlm. 110. 137 Paul Peter and Jerry C. Olsen, Consumer Behavior: Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran, alih bahasa Damus Sihombing dan Peter Remy Yossi Pasla (Jakarta: Erlangga, 1999), hlm. 162. 138 Hasanuddin dan Farid Subhan, “Loyalitas Nasabah Bank: Dari Rasional Hingga Emosional dan Spiritual,” Info Bank, No 321, Vol XXVIII (Desember 2005), hlm. 18.
“menjadi setia berarti lebih memilih suatu barang meskipun banyak Intensif-Intensif untuk
berpindah pada produk lain”.139
Pada sebuah perusahaan, dalam membangun Loyalitas Pelanggan, harus dimulai dari
membangun Loyalitas Karyawan terlebih dahulu. Karena pelangganlah yang akan menghidupi
Perusahaan. Kalau Karyawan tidak antusias mencari pelanggan atau mempertahankan
pelanggan, Perusahaan akan rugi sendiri.
140
Konsep tentang loyalitas perlu diperjelas sebelum pengembangan metode pengukuran
dilakukan. Hal ini melibatkan Pendekatan Attitudinal sebagai komitmen Psikologis dan
Pendekatan Behavioural yang tercermin dalam perilaku aktual. Menurut Jacoby dan Kryner
(1973) sebagaimana dikutip Basu Swastha, telah mengklarifikasikan istilah kedua pendekatan
tersebut melalui definisi yang mencakup Enam kondisi yang secara Kolektif memadai sebagai
berikut:
Begitu halnya dengan Perusahaan Perbankan, dalam
mencari dan mempertahankan nasabah loyal, maka harus dimulai dari loyalitas para
Karyawannya terlebih dulu.
2.5.2. Konsep Loyalitas Nasabah.
141
Menurut Definisi tersebut, penelitian tentang Loyalitas Merk selalu berkaitan dengan
Prefensi Konsumen dan Pembelian Aktual, meskipun bobot relatif yang diberikan pada Kedua
variabel itu dapat berbeda., bergantung pada bidang Produk atau Merk yang terlibat dan faktor
Situasional yang ada pada saat pembelian tertentu dilakukan.
Loyalitas Merk adalah (1) Respon Keperilakuan (yaitu Pembelian), (2) yang bersifat Bias
(Norandom), (3) terungkap secara terus menerus, (4) oleh unit pengambilan keputusan (5)
dengan memperhatikan Satu atau beberapa Merk Alternatif dari sejumlah Merk Sejenis,
dan (6) merupakan fungsi proses Psikologis (pengambilan keputusan, Evaluatif).
142
Seperti telah dikemukakan di atas bahwa Loyalitas Merk itu merupakan Fenomena
Attitudinal yang berkorelasi dengan perilaku, atau merupakan fungsi dari proses Psikologis.
Jacoby dan Chesnut (1978) telah membedakan Empat macam Loyalitas, yaitu
143
a. Loyalitas Merk Fokal Yang Sesungguhnya (True Focal Brand Loyality), Loyalitas
pada merk tertentu yang menjadi minatnya.
:
139 Philip Kotler dan Anderson, Strategi Pemasaran untuk Organisasi Nirlaba (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1995), hlm. 171. 140 Ewa, “Loyalitas Pelanggan? Introspeksi Bagi Perusahaan,” Manajemen, No. 167, (Juli 2002), hlm. 6. 141 Basu Swastha, Loyalitas Pelanggan…., hlm. 74. 142 Ibid., hlm. 74. 143 Ibid. hlm. 75.
b. Loyalitas Merk Ganda Yang Sesungguhnya (True Multibrand Loyality), termasuk
merk fokal.
c. Pembelian Ulang (Repeat Purchasing) merk fokal dari nonloyal, dan
d. Pembelian Secara Kebetulan (Happenstance Purchasing) Merk Fokal oleh pembeli-
pembeli Loyal dan Nonloyal merk lain.
Pembelian secara kebetulan mencakup runtutan pembelian ulang yang berkaitan dengan
faktor-faktor selain Loyalitas Psikologis, seperti tidak tersedianya Merk Favorit, pembelian yang
bersifat mewakili Merk Favorit (Surrogate Purchasing), dan kendala-kendala sementara. Pola-
Pola tersebut dapat dilihat pada tabel 2.1 dibawah ini.
Tabel 2.1
Kategori Loyalitas menurut Jacoby dan Chestnut
Pembelian
ulang pada
Loyalitas Psikologis pada :
Merk Fokal Merk
Ganda
Merk Lain Tidak
Satupun
Merk Fokal Loyalitas
sesungguhnya
Loyal
Merk
Ganda
Pengulang
Non Loyal
Pembelian
secara
kebetulan
Merk Lain Pembeli merk
lain secara
kebetulan
Loyal
Merk
Ganda
Loyal Merk
Lain
Pembeli
secara
kebetulan
Loyalitas mempunyai pola pembelian ulang pada Merk Fokal yang merupakan Loyalitas
Psikologisnya, maka yang terjadi adalah Loyalitas Sesungguhnya atau Loyalitas pada merk
Tunggal. Pendeteksian adanya Loyalitas Merk Tunggal yang sesungguhnya dapat dilakukan
dengan menguji: 144
a. Struktur Keyakinan (Kognitif), artinya Informasi Merk yang dipegang oleh konsumen
(yaitu, Keyakinan Konsumen) harus menunjuk pada merk Fokal yang dianggap
Superior dalam persaingan;
144 Ibid., hlm. 76
b. Struktur Sikap (Afektif), artinya tingkat kesukaan konsumen harus lebih tinggi daripada
merk saingan, sehingga terdapat Prefensi Afektif yang jelas pada Merk Fokal; dan
c. Struktur Niat (Konatif) konsumen terhadap Merk Fokal, artinya konsumen harus
mempunyai niat untuk membeli Merk Fokal, bukannya merk lain, ketika keputusan
beli dilakukan.
Dengan kerangka analisis yang sama, loyalitas berkembang mengikuti Tiga tahap yaitu
Kognitif, Afektif, dan Konatif. Tinjauan memperkirakan bahwa konsumen menjadi loyal lebih
dulu pada aspek Kognitif kemudian pada aspek Afektif, dan akhirnya pada aspek Konatif. Dalam
hal ini Ketiga aspek tersebut harus selaras, meskipun dalam literatur tentang Disonansi
memperlihatkan tidak semua kasus mengalami hal yang sama.145
Konsumen yang memperoleh kepuasan atas produk yang dibelinya cenderung melakukan
pembelian ulang produk yang sama. Salah satu faktor penting yang dapat membuat konsumen
puas adalah kualitas. Ini dapat digunakan oleh pemasar untuk mengembangkan loyalitas merk
dari konsumennya. Jika pemasar sangat memperhatikan kualitas, bahkan diperkuat dengan
periklanan yang Intensif, loyalitas konsumennya pada merk yang ditawarkan lebih mudah
diperoleh. Selain melalui kualitas dan diperkuat dengan periklanan, loyalitas merk juga dapat
dikembangkan melalui promosi penjualan.
146
Pelanggan yang loyal merupakan aset penting bagi Perusahaan, hal ini dapat dilihat dari
karakteristik yang dimilikinya, sebagaimana yang dikutip Ratih Hurriyati, Griffin menyebutkan
karakteristik sebagai berikut:
Hal ini juga berlaku pada Perusahaan Perbankan, karena sebenarnya loyal atau tidaknya
konsumen Perbankan juga tergantung pada Kualitas, Periklanan, dan Promosi penjualan jasa
yang diberikan kepada nasabahnya. Dengan terpenuhinya faktor-faktor penting tersebut, diyakini
akan membentuk loyalitas nasabah terhadap produk Perbankan.
2.5.3. Pengukuran Loyalitas Nasabah
147
a. Melakukan Pembelian Secara Teratur.
b. Membeli Diluar Lini Produk/Jasa.
c. Merekomendasikan Produk Lain
d. Menunjukkan Kekebalan Dari Daya Tarik Produk Sejenis Dari Pesaing.
145 Basu Swastha, Loyalitas Pelanggan…., hlm. 77. 146 Ibid., hlm. 81. 147 Ratih Hurriyati, Bauran Pemasaran…, hlm. 130.
Proses seorang calon pelanggan menjadi loyal terhadap Perusahaan terbentuk melalui
beberapa tahapan, seperti yang dikutip Ratih Hurriyati, Griffin menjelaskan tahapan-tahapan
tersebut sebagai berikut:148
a. Suspect
Meliputi semua orang yang diyakini akan Membeli/Membutuhkan Barang/Jasa,
tetapi belum memiliki informasi tentang Barang/Jasa Perusahaan.
b. Prospect
Adalah orang-orang yang memiliki kebutuhan akan Jasa tertentu, dan mempunyai
kemampuan untuk membelinya.
c. Customer
Pada tahap ini, pelanggan sudah melakukan hubungan transaksi dengan Perusahaan,
tetapi tidak mempunyai perasaan Positif terhadap Perusahaan.
d. Client
Meliputi semua pelanggan yang telah membeli Barang/Jasa yang dibutuhkan dan
ditawarkan Perusahaan secara teratur.
e. Advocates
Pada tahap ini, Clients secara aktif mendukung Perusahaan dengan memberikan
Rekomendasi kepada orang lain agar mau membeli Barang/Jasa di Perusahaan
tersebut.
f. Partners
Pada tahap ini telah terjadi hubungan yang kuat dan saling menguntungkan antara
Perusahaan dengan pelanggan, pada tahap ini pula pelanggan berani menolak
Produk/Jasa dari Perusahaan lain.
Sebagai Konsep Generik, Loyalitas Merk menunjukkan kecenderungan Konsumen untuk
membeli sebuah Merk tertentu dengan tingkat Konsistensi yang tinggi. Upaya-upaya untuk
membuat definisi Generik ini menjadi lebih operasional dalam ukuran-ukuran yang Spesifik
masih dianggap kurang berhasil karena belum adanya kesepakatan tentang ukuran-ukuran yang
seharusnya digunakan. Secara umum, loyalitas merk dapat diukur dengan cara-cara sebagai
berikut:149
148 Ibid., hlm. 132-133. 149 Basu Swastha, Loyalitas Pelanggan., hlm. 81-83.
1. Runtutan Pilihan Merk (Brand-Choice-Sequence), yaitu pola pembelian ulang
pada sebuah merk dalam sebuah kelompok produk tertentu. Dengan ini kategori
loyalitas merk dapat dijelaskan dalam runtutan pembelian berikut:
a. Loyalitas Yang Tak Terpisahkan (Undivided Loyalty) dapat ditunjukkan
dengan runtutan AAAAAA.
b. Loyalitas Yang Terpisahkan (Divided Loyalty) dapat ditunjukkan dengan
runtutan ABABAB.
c. Loyalitas Yang Tidak Stabil (Unstable Loyalty), ditunjukkan dengan runtutan
AAABBB.
d. Tanpa Loyalitas (No Loyalty), ditunjukkan dengan runtutan ABCDEF.
2. Proporsi Pembelian (Proportion Of Purchase) yaitu menguji Proporsi Pembelian
Total dari sebuah kelompok produk tertentu yang ditujukan ke Satu merk atau
kombinasi beberapa merk. Kelebihan-kelebihan yang ada pada cara ini
dibandingkan runtutan pilihan merk adalah:
a. Lebih mudah untuk dikuantitatifkan,
b. Memungkinkan dilakukan identifikasi loyalitas merk ganda.
3. Prefensi Merk (Brand Preference), yaitu mengukur Loyalitas merk dengan
menggunakan komitmen Psikologis atau pernyataan Prefensi. Dalam hal ini
loyalitas merk dianggap sebagai “ sikap yang positif ” terhadap suatu produk
tertentu, sering digambarkan dalam istilah niat untuk membeli.
4. Komitmen Merk (Brand Commitment). Komitmen Merk dapat didefinisikan
sebagai kesertaan Emosional/Psikologis pada sebuah merk dalam sebuah kategori
produk.
Cara Pertama dan Kedua merupakan Pendekatan Keperilakuan (Behavioural Approach);
sedangkan cara Ketiga dan Keempat termasuk dalam Pendekatan Psikologi (Attitudinal
Approach).
Untuk melengkapi Keempat Metode Pengukuran diatas, Basu Swastha menambahkan
Dua metode pengukuran yang tidak terlalu rumit yaitu:
1. Skala Loyalitas. Dalam pengukuran loyalitas terdapat Dua dimensi yang harus
diperhatikan yaitu ketertarikan konsumen pada sebuah merk dan kerentanan konsumen untuk
berpindah merk. Dalam Skala Loyalitas ini diukur berdasarkan tahapan yang dilalui oleh
konsumen untuk loyal terhadap suatu merk, yaitu melalui tahap Kognitif, Afektif, Konatif dan
Tindakan. Tahap-tahap loyalitas tersebut merupakan bidang-bidang spesifik yang perlu
dimasukkan ke dalam Skala Loyalitas jika masing-masing tahap ingin terwakili dan setiap
tahapan diberikan item atas pernyataan yang diukur dengan skala Likert.
Tabel 2.2
Skala Loyalitas
Tahap Representasi
Kognitif 1. Kualitas Merk
2. Soperioritas Merk
Afektif 1. Tingkat Kesukaaan
2. Tingkat Kepuasan Sebelumnya
3. Tingkat Keterlibatan
Konatif 1. Komitmen Merk
2. Niat Beli
Tindakan 1. Riwayat Pembelian
2. Rasio Penerimaan/Penolakan. Pengukuran Loyalitas dilakukan dengan
memberikan suatu pernyataan pasti dan tidak untuk menggunakan suatu merk. Suatu merk yang
memiliki skor terbesar bila merk tersebut berada dalam kategori wilayah penerimaan. 150
Loyalitas dalam Islam sering disebut dengan Wala’ yang artinya berturut-turut atau
setia.
Dalam pengukuran loyalitas merk atau nasabah pada khususnya, merupakan hal yang
tidak mudah karena loyalitas merk menyangkut masalah Psikologi. Dari berbagai macam teori
pengukuran loyalitas tersebut, teori yang paling tepat untuk mengukur loyalitas nasabah
Perbankan adalah teori Prefensi merk yang meliputi: Kognitif, Afektif dan Konatif. Karena dalam
pemasaran produk Bank, sangat jarang sekali terjadi proses pembelian ulang sehingga teori
prefensi merk sangat cocok untuk mengukur Loyalitas Konsumen/Nasabah Perbankan.
2.5.4. Loyalitas Dalam Islam
151 Dalam Islam, sikap Wala’ sering dikaitkan dengan Akidah Islam. Setiap Muslim yang
beragama dengan Akidah ini wajib :152
150 Ibid., hlm. 81-85. 151 Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawir Kamus Arab-Indonesia (Surabaya: Pustaka Progresif, 1997), hlm. 1582. 152 Muhammad bin Said Al-Qahtani, Al-wala’ Wal Bara’ : Loyalitas dan Anti Loyalitas dalam Islam, alih bahasa Salafuddin Abu Sayid (Surakarta: Era Intermedia, 2000), hlm. 97.
a. Berwala’ (Sikap Setia, Loyal) terhadap orang-orang yang berakidah Islam dan
memusuhi orang-orang yang menentang Akidah Islam.
b. Mencintai orang yang bertauhid dan orang-orang yang Ikhlas serta Berwala’
terhadap mereka.
c. Membenci orang-orang Musyrik dan memusuhinya.
Allah mengharamkan Wala’ terhadap Kaum Kafir dan musuh-musuh Akidah Islam,
dalam Firmannya :153
Ayat tersebut menerangkan bahwa umat Islam dilarang untuk mengangkat orang
Yahudi/Nasrani untuk menjadi pemimpin mereka, karena hal tersebut menunjukkan Dukungan,
Pembelaan, Cinta, Pemuliaan terhadap orang-orang Kafir. Ibnu Abbas r.a berkata: barangsiapa
Cinta karena Allah, loyal karena Allah, memusuhi karena Allah, hanya dengan itulah sebenarnya
pertolongan dan pembelaan Allah akan didapat.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani
menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang
lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya
orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada
orang-orang yang Zalim”.
154
Allah Berfirman :
155
Jika dikaitkan dengan loyalitas nasabah Bank Syari’ah, hal tersebut diatas terdapat
kaitannya dengan Prinsip dan Operasional yang diterapkan terhadap Bank Syari’ah. Jadi Islam
“Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari Kegelapan
(Kekafiran) kepada Cahaya (Iman). Dan orang-orang yang Kafir, pelindung-pelindungnya ialah
Syaitan, yang mengeluarkan mereka daripada Cahaya kepada Kegelapan (Kekafiran). Mereka
itu adalah penghuni Neraka, mereka kekal di dalamnya”.
153 Al-Qur’ān Karīm dan Terjemahan Artinya (1999), Yogyakarta : UII Press. 154 Muhammad bin Said Al-Qahtani, Al-wala’ Wal Bara’, hlm. 96. 155 Al-Qur’ān Karīm dan Terjemahan Artinya (1999), Yogyakarta : UII Press.
lebih menganjurkan agar Berwala’ atau Loyal terhadap Bank Syari’ah yang sudah jelas
menerapkan prinsip Agama Islam, agar selalu berada dalam lindungan Allah.
2.5.5. Pengaruh Antara Produk, Harga, Tempat Dan Promosi Terhadap Loyalitas
Nasabah.
Produk yang berkualitas merupakan harapan konsumen. Oleh karena itu atribut produk
yang meliputi merk yang khas atau unik, pelayanan yang ramah, desain ATM yang menarik, dan
adanya jaminan terhadap produk harus diperhatikan agar dapat memenuhi kebutuhan dan
keinginan konsumen sehingga termotivasi untuk melakukan pembelian pada produk yang sama.
Produk yang berkualitas baik juga akan membuat nama baik bank dimata nasabah, karena
nasabah akan menjadi nasabah yang tetap dan akan loyal pada produk yang sama.
Harga sebuah produk merupkan faktor penentu utama permintaan pasar. Konsumen
mulai mempertimbangkan harga dalam proses pembelian, keadaan ini menuntut perusahaan agar
mampu menetapkan tingkat harga produk dengan tepat. Konsumen akan membandingkan antara
nilai yang telah dikeluarkan dengan apa yang didapat dari produk tersebut. Jadi jika tanggapan
nasabah tentang harga yang ditetapkan Shar-E positif, ini berarti penetapan harga Shar-E sudah
tepat, maka nasabah dapat dikatakan loyal terhadap Shar-E.
Pendistribusian dapat diartikan sebagai kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar
dan mempermudah penyampaian Barang dan Jasa dari Produsen kepada Konsumen, sehingga
penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan, baik berupa Bentuk, Tempat, Waktu,
Kepemilikan dan saat Dibutuhkan. Jika Perusahaan berada di tempat yang strategis dan
mendistribusikan produknya dengan baik dan lancar, maka dapat menjaga kepercayaan dan
kesetiaan konsumen akan keberadaan dan manfaat dari produk tersebut, sehingga tidak beralih
pada produk pesaing serta dapat menjangkau pasar yang lebih luas sehingga loyalitas semakin
meningkat.
Promosi yang baik bisa dilakukan oleh Perusahaan melalui bentuk Iklan, Publikasi,
Promosi penjualan maupun keterlibatan perusahaan dalam aktifitas sosial kemasyarakatan.
Dengan adanya promosi diharapkan bisa membujuk, mengingatkan dan menanamkan citra
produk yang baik dalam benak konsumen sehingga konsumen akan selalu bersedia
menggunakan produk tersebut. Konsumen akan senang dan loyal jika kualitas produk sesuai
dengan yang dipromosikan oleh Perusahaan, sehingga konsumen akan termotivasi untuk selalu
loyal.
Konsumen selalu belajar dari pengalaman, jika seorang konsumen memilih, membeli dan
menggunakan suatu produk kemudian dia merasa terpenuhi kebutuhan dan harapannya tentang
Produk, Harga, Tempat dan Promosi yang telah didapatkannya, maka dalam benak konsumen
akan tumbuh rasa percaya/loyal terhadap produk tersebut.
Semakin baik produk yang ditawarkan, maka loyalitas nasabah pun akan semakin tinggi.
Agar nasabah mengetahui bahwa produk bermutu tinggi, promosinya harus luas sehingga akan
dikenal. Perusahaan juga perlu menetapkan harga yang sesuai dengan kualitas produk tersebut.
Selanjutnya nasabah akan membutuhkan tempat yang mudah dijangkau dan strategis untuk
mendapatkan produk tersebut. Jadi keempat variabel tersebut sangat mempengaruhi loyalitas
nasabah.
BAB III
METODE PENELITIAN 3.1. PENGUMPULAN DATA.
Jenis data yang digunakan adalah data Primer dan data Sekunder. Pengumpulan data
primer dilakukan melalui Kuesioner dan Study Pustaka. Sedangkan data Sekunder diperoleh dari
berbagai Kajian Pustaka, Dinas/Instansi Teknis, Perbankan, BPS, PEMDA dan Lembaga lain
dalam rangka identifikasi potensi dari sisi kegiatan ekonomi.
3.2. PENGAMBILAN SAMPEL.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Jumlah responden yang dikumpulkan adalah sebanyak 100 responden. Penelitian ini dilakukan
dengan cara Purposive Sampling. Sampling terhadap adalah Mahasiswa aktif sesuai dengan
konsentrasi Mahasiswa di UPN,UII,UGM. Purposive Sampling adalah salah satu metode
pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan-pertimbangan, umumnya disesuaikan dengan
tujuan dan masalah penelitian156
Berkenaan dengan penentuan jumlah responden yang akan dijadikan sampel guna
mewakili keseluruhan Mahasiswa yang ada di Yogyakarta, peneliti berpedoman berdasarkan
pendapat dari Roscoe (1982: 253)
. Penelitian memakai cara ini karena paling mudah dan cepat di
lakukan, karena peneliti memiliki kebebasan untuk memilih siapa saja Mahasiswa yang ditemui
sebagai sampel.
157
a. Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30-500 sampel.
, memberikan saran-saran tentang ukuran sampel untuk
penelitian sebagai berikut:
b. Bila sampel dibagi dalam kategori (misalnya: Pria-Wanita, Umur Muda dan Umur
Tua dan lain-lain) maka jumlah anggota sampel setiap kategori minimal 30.
Berdasarkan atas poin yang ke-Tiga diatas, maka jumlah sampel yang di ambil dalam
penelitian ini adalah sebanyak 100 responden dari jumlah populasi seluruh Mahasiswa yang ada
di Yogyakarta.
156 Supomo, B dan N. Indriantoro. ( 2002 ) Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen. Yogyakarta: BPFE Hal. 131 157 Sugiyono. ( 2008 ) Statistika Untuk Penelitian, Edisi Ketiga Belas. Bandung: CV Alfabeta, Hal 74
3.3. ANALISIS DATA
Untuk menguji masing-masing item yang ada pada variabel yang diteliti maka akan
dilakukan uji Validitas dan Reliabilitas dengan Teknik Item Total Correlation( Koefisien
Validitas Item ) dan Teknik Split Sample (Belah Dua). Untuk mengetahui Preferensi dan perilaku
masyarakat terhadap Perbankan Syari’ah digunakan metode skoring dan untuk memperoleh
gambaran tentang hubungan antar variabel digunakan Logistic Regression.
3.4. POPULASI DAN SAMPEL
1. Populasi
Populasi adalah Kelompok keseluruhan orang, peristiwa, atau sesuatu yang ingin
diselidiki oleh peneliti terdiri atas: Obyek dan Subyek yang mempunyai kualitas karakteristik
tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya158
2. Sampel
.
Populasi yang digunakan adalah Mahasiswa aktif sesuai dengan konsentrasi Mahasiswa di
UPN,UII,UGM yang berjumlah 100 Orang.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Untuk mendapatkan penelitian ini dilakukan dengan cara Purposive Sampling. Sampling
terhadap adalah Mahasiswa aktif sesuai dengan konsentrasi Mahasiswa di UPN,UII,UGM
Purposive Sampling adalah salah satu metode pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan-
pertimbangan, umumnya disesuaikan dengan tujuan dan masalah penelitian159
Berkenaan dengan penentuan jumlah responden yang akan dijadikan sampel guna
mewakili keseluruhan Mahasiswa yang ada di Yogyakarta, peneliti berpedoman berdasarkan
pendapat dari Roscoe (1982: 253)
. Penelitian
memakai cara ini karena paling mudah dan cepat di lakukan, karena peneliti memiliki kebebasan
untuk memilih siapa saja Mahasiswa yang ditemui sebagai sampel.
160
158 Sugiyono. ( 2004 ) Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta, hal.72 159 Supomo, B dan N. Indriantoro. ( 2002 ) Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen. Yogyakarta: BPFE Hal. 131 160 Sugiyono. ( 2008 ) Statistika Untuk Penelitian, Edisi Ketiga Belas. Bandung: CV Alfabeta, Hal 74
, memberikan saran-saran tentang ukuran sampel untuk
penelitian sebagai berikut:
A. Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30-500 sampel.
B. Bila sampel dibagi dalam kategori (misalnya: Pria-Wanita, Umur Muda dan Umur Tua
dan lain-lain) maka jumlah anggota sampel setiap kategori minimal 30.
Berdasarkan atas poin yang ke-Tiga diatas, maka jumlah sampel yang di ambil dalam
penelitian ini adalah sebanyak 100 responden dari jumlah populasi seluruh Mahasiswa yang ada
di Yogyakarta.
3.5. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
1. Kuesioner
Kuesioner merupakan Teknik Pengumpulan Data yang dilakukan dengan cara
memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk di
jawabnya161
2. Study Pustaka
.
SS = Sangat Setuju Skor 5
S = Setuju Skor 4
KS = Kurang Setuju Skor 3
TS = Tidak Setuju Skor 2
STS = Sangat Tidak Setuju Skor 1
Study Pustaka merupakan suatu Teknik Pengumpulan Data yang berasal dari buku-buku
literatur yang mendukung.
3.6. JENIS DATA DAN SUMBER DATA
1. Data Primer
Merupakan data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui
media perantara)162
161 Sugiyono. ( 2004 ) Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta, hal. 135 162 Supomo, B dan N. Indriantoro. ( 2002 ) Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen. Yogyakarta: BPFE Hal. 14
. Untuk peneliti ini diperoleh dengan Observasi dan hasil penyebaran
Kuesioner. Data tersebut menyangkut beberapa aspek yaitu mengenai keterangan yang
berhubungan dengan variabel pengetahuan Mahasiswa tentang Perbankan Syari’ah terhadap
minat menabung di Perbankan Syari’ah.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data penelitian tidak langsung melalui media perantara
(diperoleh dan dicatat oleh pihak lain), yang umumnya berupa Bukti, Catatan atau Laporan
Historis yang telah tersusun dalam Arsip (Data Dokumen) yang dipublikasikan dan yang tidak
dipublikasikan163
3.7. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL
. Untuk peneliti ini data didapat dari membaca buku literatur-literatur lain yang
dapat digunakan sebagai dasar penunjang dalam menganalisis masalah-masalah yang berkaitan
dengan pengetahuan Mahasiswa tentang Perbankan Syari’ah terhadap minat menabung di
Perbankan Syari’ah di Yogyakarta.
Operasional variabel dalam penelitian ini terdiri Dua variabel utama yaitu :
1. Pengetahuan Mahasiswa ( X )
Bank Syari’ah adalah Bank Umum yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan
Prinsip Syari’ah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. (UU
No. 10 tahun 1998 tentang Perubahan UU No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan)164
2. Minat Menabung ( Y )
.
Minat Menabung adalah meyisihkan sebagian uang untuk keperluan yang akan datang.
Hubungan antara variabel tersebut dapat digambarkan dalam bagan penelitian sebagai berikut
:165
BAGAN 3.1
Variabel Penelitian
163 Ibid. 164 Priyonggo. S dan S , heri, ( 2004 ) Undang-Undang Peraturan Bank Indonesia dan Surat Keputusan Direksi BI Tentang Perbankan Syariah. Yogyakarta: UII press.hal 4. 165 Jonathan Sarwono, ( 2007 ) Analisis Jalur Untuk Riset Bisnis Dengan SPSS. Ed 1 Yogyakarta: Andi Offset, Hal 13.
X Y
X = Pengetahuan Mahasiswa Tentang Perbankan Syari’ah
Y = Minat Menabung Diperbankan Syari’ah
3.8. METODE ANALISIS DATA
3.8.1. Uji Validitas Dan Reliabilitas
a. Uji Validitas adalah untuk mengukur akurasi data melalui butir-butir pertanyaan (Kuesioner)
yang diajukan dalam penelitian kepada responden dan penelitian ini ingin mengetahui data yang
diteliti valid atau tidak valid dan diuji dengan menggunakan bantuan program SPSS dengan taraf
signifikasi 5 %.
Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
1) Jika r-hitung positif dan r-hitung > r-tabel, maka butir tersebut adalah valid. Sedangkan
jika r-hitung tidak positif < r-tabel maka butir tersebut adalah tidak valid
2) Membandingkan r hitung dengan r tabel dengan tingkat signifikasi 5%
3) Membuat kesimpulan.
b. Uji Reliabilitas yaitu menguji ketepatan instrumen pengukuran dengan konsistensi diantara
butir-butir pertanyaan dalam suatu instrumen. Reliablitas berkaitan dengan ketepatan prosedur
pengukuran dan konsistensi data yang reliabel tidak dapat diproses lebih lanjut karena akan
menghasilkan kesimpulan yang bias. Suatu alat ukur yang dinilai reliabel jika pengukuran
tersebut menunjukan hasil-hasil yang konsisten dari waktu ke waktu dan di uji dengan
menggunakan bantuan SPSS.
Langkah-langkah pengujian sebagai berikut:
1) Jika r-alpha positif dan r-alpha > Rule Of Tumb, maka butir-butir tersebut Reliabel.
2) Membandingkan Rule Of Tumb dengan r-alpha.
3) Membuat keputusan.
3.8.2. Alat Analisis Data
Untuk kepentingan analisis data serta menjawab Hipotesis yang telah dirumuskan Teknik
Analisis sebagai berikut:
a. Analisis Kualitatif
Analisis Kualitatif adalah analisis yang menguraikan dengan jelas tentang data yang diperoleh
dari penelitian dengan jalan memberikan pengertian keterangan dan tafsiran terhadap data166
b. Analisis Kuantitatif
.
Ini berupa angka-angka yang dianalisis dan akan menghasilkan analisis dalam penelitian ini
menggunakan analisis atau Metode Statistik167
Untuk mengetahui besarnya pengaruh perubahan dari suatu variabel terhadap
variabel lainnya, yaitu variabel pengetahuan Mahasiswa tentang Perbankan
Syari’ah (X) terhadap minat menabung di Perbankan (Y) dengan rumusan:
.
1). Analisis Regresi Linier Sederhana
168
2) Uji Bersama-sama ( Uji F )
Y= a + b x Y = Minat Menabung
a = Konstanta
b = Koefisien Regresi
X = Pengetahuan Mahasiswa
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh antara Variabel Bebas yaitu
Pengetahuan Mahasiswa (X) terhadap variabel terkait yaitu169
a) Taraf Uji α = 0,05
b) Derajat Kebebasan
c) F Tabel ( k, n-k-1)
Dari hasil pengujian tersebut dapat dilakukan Uji F sebagai berikut:
166 Sugiyono. (2004) Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta, hal.14 167 Ibid 168 Moehar Daniel. (2003) Metode Penelitian Sosial Ekonomi, Cet 2 Jakarta: Bumi Aksara. Hal 155 169 Bhuono Agung Nugroho, (2005) Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian Dengan SPSS, Ed 1.Yogyakarta: Andi Offset. Hal 51.
Jika F hitung < F tabel (k,n-k-1), maka:
Ho diterima dan Ha ditolak artinya tidak ada pengaruh signifikan antara variabel bebas
secara simultan terhadap variabel terikat
Jika F hitung > F tabel ( k, n-k-1), maka :
Ho ditolak dan Ha diterima ada pengaruh signifikan antara variabel bebas secara simultan
terhadap variabel terikat.
3) Uji Parsial ( Uji t )
Adalah uji untuk mengetahui pengaruh variabel pengetahuan Mahasiswa tentang
Perbankan Syari’ah (X) secara parsial terhadap minat menabung (Y)170
a) Taraf Uji α = 0,05
Dengan menggunakan sebagai berikut :
b) Derajat kebebasan dk= n = k-1
Dari hasil pengujian tersebut dapat dilakukan Uji t sebagai berikut:
Ho diterima dan Ha ditolak apabila t hitung < t tabel, berarti tidak ada pengaruh antara variabel
bebas dengan variabel terkait.
Ho ditolak dan Ha diterima apabila t hitung > t tabel berarti terdapat pengaruh antara variabel
bebas dengan variabel terkait.
170 Nachrowi Djalal dkk, ( 2005 ) Penggunaan Teknik Ekonometri, Ed. Revisi Jakarta : Raja Grafindo Persada. Hal 65.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA
4.1. ANALISIS DESKRIPTIF
Analisis ini digunakan berdasarkan pandangan dan pemikiran teoritis yang disajikan
dalam bentuk keterangan dan penjelasan mengenai pengetahuan Mahasiswa tentang Perbankan
Syari’ah terhadap minat menabung di Perbankan Syari’ah.
Sampel penelitian ini adalah 100 orang Mahasiswa aktif sesuai dengan konsentrasi
Mahasiswa di UPN,UII,UGM. Sampel dipilih menggunakan metode Proposive Sampling yaitu
teknik pengumpulan sampel dengan memilih individu yang akan menjadi anggota sampel.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pengetahuan Mahasiswa tentang
Perbankan Syari’ah terhadap minat menabung di Perbankan Syari’ah. Baik dilihat dari segi
parsila maupun bersama-sama.
Adapun alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner untuk mengetahui
kehandalan kuesioner, maka sebelum digunakan untuk pengumpulan data kuesioner terlebih
dahulu diuji. Pengujian kuesioner terdiri dari 2 tahapan yaitu Uji Validitas dan Uji Reliabilitas.
Analisis data yang digunakan berdasarkan hasil jawaban responden kemudian
ditabulasikan dan ditafsirkan sehingga dapat ditarik kesimpulan antara lain tentang profil
Mahasiswa, maka dapat diidentifikasikan mengenai karakteristik responden sebagai berikut:
1. Populasi
Keseluruhan orang, peristiwa, atau sesuatu yang ingin diselidiki oleh peneliti
Tabel 3.1
Populasi Mahasiswa Tahun 2009
Universitas Jumlah Mahasiswa Sampel
UPN 15.150 35
UII 17.846 30
UGM 41.822 35
2. Jenis Kelamin
Dari hasil penelitian seperti tercantum dalam tabel 3.1 dimana 100 responden ternyata
sebagian Mahasiswa di UPN,UII,UGM berjenis kelamin Laki-laki 70 responden atau 70%
sedangkan berjenis Perempuan 30 responden atau 30%.
Tabel 3.2
Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekwensi Presentase
Laki-laki 70 orang 70%
Perempuan 30 orang 30%
Jumlah 100 orang 100%
3. Umur
Umur atau Usia seseorang merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi dalam
melaksanakan pekerjaan. Semakin tua usia seseorang yang dimiliki seorang Mahasiswa, maka
akan semakin berkurang output yang dihasilkan.
Dari 100 responden yang dijadikan penelitian maka umur yang paling dominan adalah
dari 21 sampai dengan 24 tahun sebesar 64 responden atau 57,69% dari responden secara
jelasnya dilihat pada tabel 3.2 bawah ini.
Tabel 3.3
Umur
Umur Frekwensi Presentase
18 th s/d 20 th 36 orang 36%
21 th s/d 24 th 64 orang 64%
Jumlah 100 orang 100%
4.2. UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS
1. Uji Validitas
Data dikatakan valid atau sahih apabila alat ukur itu benar-benar valid. Uji Validitas
disini bertujuan untuk mengetahui valid tidaknya r tabel dan r hitung dari kebutuhan komitmen
organisasi dan motivasi terhadap kepuasaan kerja yang diselidiki sesuai dengan kondisi
populasinya.
Untuk kepentingan pengujian kuesioner maka peneliti menyebarkan uji coba kuesioner
kepada 50 responden yang merupakan Mahasiswa aktif yang ada di UPN,UII,UGM. Setelah
diuji coba ternyata kuesioner yang kembali hanya 30 responden. Yang 20 kuesioner dinyatakan
hilang oleh responden.
a. Variabel Komitmen Organisasi (X1)
Tabel 3.4
Validitas Untuk Variabel Pengetahuan Mahasiswa
No Butir Pertanyaan r hitung r tabel Hasil Pengujian Keterangan
1 0,441 0,361 r Hitung > r Tabel Valid
2 0,686 0,361 r Hitung > r Tabel Valid
3 0,613 0,361 r Hitung > r Tabel Valid
4 0,658 0,361 r Hitung > r Tabel Valid
5 0,749 0,361 r Hitung > r Tabel Valid
6 0,711 0,361 r Hitung > r Tabel Valid
7 0,574 0,361 r Hitung > r Tabel Valid
8 0,677 0,361 r Hitung > r Tabel Valid
9 0,736 0,361 r Hitung > r Tabel Valid
10 0,666 0,361 r Hitung > r Tabel Valid
11 0,649 0,361 r Hitung > r Tabel Valid
12 0,665 0,361 r Hitung > r Tabel Valid
13 0,725 0,361 r Hitung > r Tabel Valid
14 0,498 0,361 r Hitung > r Tabel Valid
15 0,477 0,361 r Hitung > r Tabel Valid
16 0,644 0,361 r Hitung > r Tabel Valid
17 0,568 0,361 r Hitung > r Tabel Valid
18 0,547 0,361 r Hitung > r Tabel Valid
19 0,627 0,361 r Hitung > r Tabel Valid
Sumber : olah data primer, 2009
Berdasarkan tabel diatas di ketahui bahwa seluruh butir pertanyaan komitmen organisasi
valid karena r hitung lebih besar dari r tabel. Hasil ini menunjukan bahwa kuesioner telah
memenuhi syarat untuk digunakan sebagai pengumpulan data dalam penelitian ini.
b. Variabel Minat Menabung (X)
Tabel 3.5
Validitas Untuk Variabel Minat Menabung
No Butir Pertanyaan r hitung r tabel Hasil Pengujian Keterangan
1 0,492 0,361 r Hitung > r Tabel Valid
2 0,769 0,361 r Hitung > r Tabel Valid
3 0,502 0,361 r Hitung > r Tabel Valid
4 0,501 0,361 r Hitung > r Tabel Valid
5 0,682 0,361 r Hitung > r Tabel Valid
6 0,685 0,361 r Hitung > r Tabel Valid
7 0,609 0,361 r Hitung > r Tabel Valid
8 0,532 0,361 r Hitung > r Tabel Valid
9 0,607 0,361 r Hitung > r Tabel Valid
10 0,396 0,361 r Hitung > r Tabel Valid
11 0,639 0,361 r Hitung > r Tabel Valid
Sumber : olah data primer, 2009
Berdasarkan tabel diatas di ketahui bahwa seluruh butir pertanyaan motivasi valid karena
r hitung positif dan lebih besar dari r tabel. Hasil ini menunjukan bahwa kuesioner telah
memenuhi syarat untuk digunakan sebagai pengumpulan data dalam penelitian ini.
2. Uji Reliabilitas
Kehandalan alat ukur mempengaruhinya untuk mengukur tanpa kesalahan dan hasilnya
selalu konsisten (tetap sama), meskipun digunakan oleh orang lain atau ditempat lain untuk
mengukur hal yang sama. Suatu alat ukur dinilai handal jika pengukuran tersebut memberikan
hasil yang konsisten dan stabil dari waktu ke waktu. Hasil pengukuran itu diterjemahkan dan
koefisien kehandalan yaitu dengan kemampuan alat ukur untuk mengukur perbedaan-perbedaan
yang ada.
Hasil perhitungan dengan menggunakan bantuan Komputer program SPSS 11.00 For
Windows, adalah sebagai berikut
Tabel 3.6
Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas
Instrumen Penelitian
No Kuesioner cronbach’s
alpha Rule of tumb Keterangan
1 Pengetahuan Mahasiswa 0,929 0,6 Reliabel
2 Minat Menabung 0,874 0,6 Reliabel
Sumber data: olah data primer, 2009
Dari tabel diatas terlihat bahwa dua instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
memiliki nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari nilai Rule Of Tumb sebesar 0,6. Dengan
demikian sesuai dengan kriteria pengujian Reliabilitas suatu instrumen yang telah disebutkan
pada bab sebelumnya, maka kuesioner telah memenuhi syarat Reliabilitas untuk digunakan
sebagai pengumpulan data dalam penelitian ini.
4.3. HASIL PENELITIAN ( UJI HIPOTESIS )
1. Analisis Regresi Sederhana
Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh pengetahuan Mahasiswa tentang
Perbankan Syari’ah terhadap minat menabung dilakukan dengan Analisis Regresi Sederhana
dengan rumusan sebagai berikut:
Y= a + b x Y = Minat Menabung
a = Konstanta
b = Koefisien Regresi
X = Pengetahuan Mahasiswa
Tabel 3.7
Hasil Analisis Regresi Sederhana
Coefficientsa
,257 ,191 1,348 ,1811,111 ,065 ,865 17,040 ,000
(Constant)X
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: Ya.
Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai Konstanta (a) dan nilai Koefisien regresi (b) yang
selanjutnya dapat dibentuk persamaan Regresi Berganda sebagai berikut:
Y= 0,257 + 1,111 X
a. Nilai Konstanta sebesar 0,257 artinya dengan Asumsi Variabel yang lain tetap, besarnya
minat Mahasiswa menabung apabila tidak ada pengetahuan Mahasiswa tentang
Perbankan Syari’ah adalah sebesar 0,257 atau Mahasiswa cukup berminat untuk
menabung. 25,7%.
b. Nilai Koefisien Regresi Variabel pengetahuan sebesar 1,111 menyatakan setiap kenaikan
variabel pengetahuan Mahasiswa tentang menabung di Perbankan Syari’ah (X) akan
meningkatkan minat menabung sebesar 1.111 orang.
2. Uji F ( secara serentak )
Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh signifikan antara variabel bebas
atau independen yaitu Pengetahuan Mahasiswa (X) terhadap Minat Menabung (Y) secara
bersama-sama.
Tabel 3.8
Hasil Analisis Uji F
ANOVAb
42,884 1 42,884 290,376 ,000a
14,473 98 ,14857,357 99
RegressionResidualTotal
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), Xa.
Dependent Variable: Yb.
Pengujian ini membandingkan nilai F hitung dan F tabel dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. Hipotesis
Ho : b = 0 secara serentak pengetahuan Mahasiswa tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap minat menabung Mahasiswa di Perbankan Syari’ah di Yogyakarta.
Ho : b ≠ 0 secara serentak pengetahuan Mahasiswa tentang Perbankan Syari’ah
berpengaruh secara signifikan terhadap minat menabung Mahasiswa di
Perbankan Syari’ah di Yogyakarta.
b. Kriteria pengujian
Pengujian uji F dengan membandingkan F hitung dan F tabel (pada α = 0,05)
dengan df= ( k-1 ), ( n-k ) bila perhitungan menunjukan:
1) Apabila F hitung > F tabel pada level signifikasi tertentu, maka Ho ditolak dan Ha
diterima, berarti secara keseluruhan variabel bebas dengan variabel tergantung
secara statistik signifikan.
2) Apabila F hitung < F tabel pada level signifikasi tertentu, maka Ho diterima dan
Ha ditolak, berarti secara keseluruhan variabel bebas dengan variabel tergantung
secara statistik tidak signifikan.
c. Hasil dari uji ANOVA atau F test, didapat F hitung yang digunakan adalah 290,376
dan F tabel 3,96 (290,376 > 3,96) dengan tingkat signifikasi 0,000 oleh karena itu nilai
Probabilitas jauh lebih kecil dari 0,05, maka Regresi bisa dipakai untuk mempredeksi
minat menabung atau bisa dikatakan secara bersama-sama berpengaruh terhadap minat
menabung.
d. Kesimpulan
Pada langkah keputusan menolak Ho dan menerima Ha sehingga dapat disimpulkan
bahwa Variabel Pengetahuan Mahasiswa (X) berpengaruh secara signifikan terhadap
minat menabung di Perbankan Syari’ah di Yogyakarta..
Coefficientsa
,257 ,191 1,348 ,1811,111 ,065 ,865 17,040 ,000
(Constant)X
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: Ya.
3. Uji T ( secara parsial)
Pengujian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas dalam hal ini
adalah Komitmen Organisasi (X1) dan Motivasi (X2) serta variabel tergantung yaitu
Kepuasan Kerja (Y). Apakah pengaruh antar variabel tersebut signifikan atau tidak.
Tabel 3.9
Hasil Uji T
a. Pengaruh variabel Pengetahuan Mahasiswa (X) terhadap Minat Menabung (Y)
Hipotesis yang diuji:
Ho : b = 0 tidak ada pengaruh antara variabel Pengetahuan Mahasiswa (X) terhadap
variabel Minat Menabung (Y)
Ho : b ≠ 0 ada pengaruh antara variabel Pengetahuan Mahasiswa (X) terhadap
variabel Minat Menabung (Y)
Dari Hipotesis tersebut, pada tingkat kepercayaan 95% atau α = 0,05 dan derajat
kebebasan: ( n-k) = 100-2= 98 diperoleh hasil t hitung 17,040 sedangkan t tabel 2.000 sehingga
dari perhitungan tersebut menunjukan bahwa t hitung = 17,040 > 2.000 dengan tingkat
Probabilitas < α 0,05 ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa variabel Pengetahuan Mahasiswa (X) berpengaruh secara signifikan terhadap minat
menabung.
4. Model Summary (Koefisein Determinasi)
Koefisen Determinasi digunakan untuk mencari hubungan variabel tidak bebas (minat
menabung Mahasiswa) yang dijelaskan oleh semua variabel bebas yaitu pengetahuan Mahasiswa
tentang Perbankan Syari’ah (X).
Model Summary
,865a ,748 ,745 ,38430Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
Predictors: (Constant), Xa.
Nilai dari R2 / R Square yaitu 0 – sampai dengan 1 maka Analisis Determinasi akan
semakin kuat dalam hubungannya dengan kepuasan kerja.
Tabel 3.10
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Dari hasil perhitungan dengan bantuan SPSS menunjukkan Koefisen Determinasi
sederhana yang telah disesuaikan ( R2 ) / R Square yaitu sebesar 0,748 menunjukkan bahwa
74,8% hal ini berarti Variabel Pengetahuan Mahasiswa (X) dapat menjelaskan Variabel Minat
Menabung (Y). Sisanya 25,2% disebabkan oleh variabel lain yang tidak diamati dalam penelitian
ini. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel Pengetahuan Mahasiswa (X) secara
bersama-sama mempengaruhi pengaruh terhadap variabel Minat Menabung (Y).
4.4. PEMBAHASAN ( INTERPRETASI )
1. Pengujian terhadap Variabel Independen secara bersama-sama (Uji Serentak).
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh semua variabel Independen yang
mempunyai pengaruh yang sama terhadap variabel Distribusi F yang membandingkan nilai F
tabel dengan F hitung
Langkah-langkah:
a) Perumusan Hipotesis
Ho = Varians perubahan nilai Independen tidak berpengaruh terhadap variabel
perubahan nilai Dependen
Ha = Varians perubahan nilai Independen berpengaruh terhadap variabel perubahan
nilai Dependen
b) Nilai kritis dalam distrbusi F dengan Degree Of Freedom ( DF ) adalah
(F2;98;0,05) = 3,96.
c) Nilai F hitung = 290,376.
d) Keputusan
Pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan perbandingan antara nilai F hitung
dan F tabel (nilai kritis) yaitu F hitung > F tabel (290,376 > 3,96) dengan tingkat
Probabilitas 0,000, jauh lebih kecil dari tingkat signifikan yang ditentukan α =0,05
maka keputusan menolak Hipotesis 0 (H0) dan menerima Hipotesis Alternatif (Ha),
artinya secara statistik data yang digunakan membuktikan bahwa semua variabel
Independen (Komitmen Organisasi dan Motivasi) berpengaruh secara signifikan
terhadap nilai variabel Dependen (Kepuasan kerja).
e) Kesimpulan
Pada langkah keputusan menolak H0 dan menerima Ha sehingga dapat disimpulkan
bahwa variabel perubahan nilai Dependen dapat dijelaskan oleh variabel
Independen.
2. Pengujian signifikansi Regresi dengan Uji T
Dari hasil pengujian ini, apabila hasil t hitung > t tabel pada tingkat kepercayaan 95%
atau α = 0,05 dan derajat kebebasan 100-2=98 maka Hipotesis nol ditolak dan Hipotesis
Alternatif diterima, berarti ada pengaruh. Apabila hasil t tabel < t hitung pada tingkat
kepercayaan dan derajat kebebasan sama, maka Hipotesis Nol diterima dan Hipotesis Alternatif
ditolak berarti tidak ada pengaruh.
a. Perumusan Hipotesis
Ho : b = 0
Ha : b ≠ 0
b. Menentukan nilai kritis penguji dan tingkat signifikan yang digunakan adalah 5%
nilai kritis dari derajat kebebasan (n-k) yaitu 100-2 =98 sehingga dapat dihasilkan
nilai t sebagai berikut:
t (98;0,05) = 2,000
c. Menentukan nilai t hitung
t hitung dihasilkan dari masing-masing korelasi Regresi dapat diketahui dari hasil
perhitungan komputer, besarnya masing-masing variabel dapat dilihat dikolom t
hitung hasil perhitungan yaitu:
t hitung untuk b = 17,040
d. Pengambilan keputusan terhadap Hipotesis dengan membandingkan nilai t hitung
dengan t tabel.
Dari angka yang diperoleh, nilai t hitung dari setiap variabel Independen
(Komitmen Organisasi dan Motivasi) yaitu b= 17,040 > 2,000 dengan tingkat
Probabilitas sebesar 0,000 dari α 0,05 artinya bahwa variabel pengetahuan
Mahasiswa berpengaruh secara signifikan.
e. Kesimpulan
Berdasarkan keputusan yang diambil dinyatakan bahwa pengetahuan Mahasiswa
tentang Perbankan Syari’ah (X) berpengaruh secara signifikan terhadap Kepuasan
Kerja (Y).
3. Uji Koefisien Determinasi Sederhana
Dari hasil perhitungan dengan bantuan komputer menunjukan hasil Koefisien
Determinasi sederhana yang telah disesuaikan (R2) atau R Square yaitu sebesar 0,748 yang
berarti pengaruh dari pengetahuan Mahasiswa tentang Perbankan Syari’ah dapat menjelaskan
variabel minat menabung sebesar 74,8% sedangkan sisanya 25,2% dijelaskan variabel lain selain
dari variabel ini.
BAB V
PENUTUP 5.1. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data, pengujian Hipotesis dan Interpretasi maka peneliti
mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Dari hasil penelitian ini diperoleh bahwasannya minat menabung Mahasiswa sangat
tinggi, terutama mahasiswa UGM dan UII karena secara kultur, mempunyai
background keagamaan yang tinggi terutama UII dan mempunyai Kelompok Study
Ekonomi Islam serta adanya pelajaran tentang Ekonomi Islam, sehingga memacu
pengetahuan Mahasiswa,dan pembayaran Mahasiswa melalui Bank Syari’ah,
sehingga secara langsung memacu minat menabung Mahasiswa, sedangkan UPN
minat menabung tidak setinggi UII dan UGM, dikarenakan sistem didalamnya masih
memakai konvensional.
2. Berdasarkan uji F variabel X ( pengetahuan Mahasiswa ) dan Y ( minat menabung )
secara bersama-sama, hal ini di buktikan dengan hasil Fhitung lebih besar dari Ftabel
hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel pengetahuan Mahasiswa
mempengaruhi minat menabung yaitu sebesar 0,748 atau 74,8 % dan sisanya atau
sebesar 25,2 % dipengaruhi variabel lain, pengetahuan yang berpengaruh adalah
pengetahuan internal yang ada dikampus, dikarenakan pengetahuan Mahasiswa lebih
cepat, melalui pelajaran maupun study yang ada dikampus, meskipun pengetahuan di
luar Kampus berpengaruh tetapi tidak setinggi didalam Kampus, sehingga
pengetahuan memacu atau merangsang minat menabung di Perbankan Syari’ah,
dibuktikan dengan adanya study tentang Ekonomi Islam.
3. Dari sekian produk-produk Bank Syari’ah yang diminati oleh Mahasiswa adalah
tabungan, dikarenakan tabungan untuk transaksi transfer yang dibutuhkan untuk
mengirim uang, sehingga produk ini yang paling diminati, dan serta didukung adanya
bagi hasil dari Bank.
5.2. Saran-saran
1. Bagi Perbankan Syari’ah di Yogyakarta khususnya, karena Mahasiswa merupakan
salah satu bagian inti berlangsungnya proses transaksi menabung oleh karena itu
Perbankan Syari’ah perlu meningkatkan Keamanan, Pelayanan, dan proses keluar
masuknya uang. Bank juga diharapkan semakin meningkatkan pelayanan dan
kerjasama yang lebih baik dengan pihak yang terkait, sehingga dalam penarikan tunai
ATM akan semakin lancar dan memberikan kemudahan bagi nasabahnya. Bagi pihak
Bank Syari’ah di Yogyakarta. Adanya persaingan yang semakin ketat diantara
Perusahaan Perbankan Syari’ah di Indonesia untuk selalu menjaga Kepercayaan dan
Konsistensi Loyalitas Nasabah di Kota Yogyakarta.
2. Bagi Universitas pengetahuan Mahasiswa mempunyai pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap minat menabung, untuk itu sebaiknya Perbankan Syari’ah di
Yogyakarta lebih memperhatikan lagi pengetahuan Mahasiswa pada Perbankan
Syari’ah. Sehingga pengetahuan Mahasiswa dapat ditingkatkan sistem Ekonomi
Islam, kepedulian terhadap Mahasiswa, dan pelayanan, sehingga minat menabung di
Perbankan Syari’ah dapat menumbuhkan Perekonomian, di dukung dengan
diadakannya kelompok Study Ekonomi Islam disetiap Universitas untuk mendukung
pengetahuan Mahasiswa, sehingga Mahasiswa paham akan potensi Bank Syari’ah di
Indonesia.
3. Bagi peneliti lain yang juga meneliti Perbankan Syari’ah hendaknya menggunakan
variabel-variabel lain yang belum dipakai dalam peneliti ini. Hal ini dilakukan agar
peneliti dapat berkembang.
C. KETERBATASAN PENELITIAN
Dalam peneliti ini terbatas hanya meneliti komitmen organisasi dan motivasi saja bagi
peneliti selanjutnya yang akan meneliti di Bank Syari’ah Yogyakarta menambah variabel lain
selain pengetahuan Mahasiswa terhadap minat menabung.
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad (2004), Bank Syari’ah Analisis, Kekuatan, Kelemahan, Peluang Dan
Ancaman, Yogyakarta: Ekonisia.
Ruddy Tri Santoso (1997), Mengenal Dunia Perbankan, Yogyakarta: Andi Offset.
Kasmir (2003), Manajemen Perbankan Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Zainul Arifin (2000), Memahami Bank Syari’ah , Jakarta: Alvabeta.
Lukman Dendawijaya (2000), Manajemen Perbankan Jakarta: Ghalia Indonesia.
Umar Chapra (2001), Masa Depan Ilmu Ekonomi Islam, Jakarta: Gema Insani Press.
Karsum (2002), Pandangan Tentang Riba dan Bunga Bank Islam Fiqh Kontemporer Studi Pandangan Kamaruzzaman Bustamam-Ahmad “Reposisi Bank Sentral di Indonesia: Perspektif Sistem Ekonomi Islam, dalam Islam Historis: Dinamika Studi Islam di Indonesia Yogyakarta: Galang Press.
Setya (April 2003), Swiss Surga Keuangan Islam, dalam MODAL, No. 6/I.
Muh Syafii Antonio (1999) Bank Syariah Wacana Ulama Dan Cendekiawan , Bank Indonesia, Tazkia Institut.
Syamsul Anwar (1995) Permasalahan Produk-Produk Bank Syari’ah : Studi Tentang
Bai’ Muajjal Yogyakarta : P3M UIN Sunan Kalijaga. Muh Syafii Antonio (2001) Bank Syari’ah dari Teori ke Praktek, Jakarta: Gema Insani
Press.
Murniasih (2003), “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nasabah Dalam Melakukan Transaksi di Bank Syariah”, Skripsi Universitas Ahmad Dahlan.
H.Alfred L (2002), Analisis Sikap Nasabah Terhadap Produk BMI (Studi pada BMI cabang Surabaya), Tesis Magister Studi Islam UII.
Muhibbudin, (2002), Tanggapan Masyarakat Terhadap Bank Syari’ah (Studi pada Bank Muamalat Makassar), Tesis Magister Studi Islam UII.
Ulfah Safrini (2002) Pengaruh Strategi Pemasaran Shar-E terhadap Loyalitas Nasabah .
(Studi pada Bank Muamalat Indonesia cabang Yogyakarta) Tesis Pasca Sarjana UIN fak.Syariah KUI.
Indah Piliyanti (2002), Penerapan konsep the celestial management (studi pada Bank Muamalat Indonesia cabang Yogyakarta), Tesis Magister Studi Islam UII.
Muhammmad (2002) Manajemen Bank Syariah, Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Muh Syafii Antonio (1999) Bank Syariah Wacana Ulama Dan Cendekiawan , Bank Indonesia, Tazkia Institut.
Supomo,B dan Indriantoro.N (2002) Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan
Manajemen. Yogyakarta: BPFE.
Sugiyono. ( 2008 ) Statistika Untuk Penelitian, Edisi Ketiga Belas. Bandung: CV
Alfabeta.
Syaikh Mahmud Syalthut (1959), Al-Islam,’Aqidah wal Syariah, cet. 1
Depag (1992), Al-Qur’ān Karīm dan Terjemahan Artinya, Bandung : Gema Risalah
Press.
Karen Perwataatmadja dan M. Syafii Antonio (1992), Apa dan Bagaimana Bank Islam, Yogyakarta : Dana Bhakti Wakaf.
Warkum Sumitro (1997), Asas-Asas Perbankan Islam dan Lembaga (BAMUI) dan Takaful), Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Hasan Syadily (1984), Ensiklopedia Islam, Jakarta : Ichtiar Baru.
Afzalur Rahman (1995), Doktrin Ekonomi Islam Jilid 1, alih bahasa Soeroyo dan Nastangin, Yogyakarta : PT. Dana Bhakti Wakaf.
Abdul Wahab Khalaf (1984), Hukum-Hukum Islam, alih bahasa Noer Iskandar al-Barsany dan Moh. Tolchah Mansoer, Bandung : Risalah.
Adiwarman Karim (2003), Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, Jakarta : IIIT
Indonesia.
Muhammad (2004), Manajemen Dana Bank Syariah. Yogyakarta: Ekonosia.
Sumitro, Warkum (2002), Asas-asas Perbankan Islam dan Lembaga-lembaga Terkait (BMI dan Takaful) di Indonesia. Jakarta: PT Raja Grafindo.
Kasmir, (2003), Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya , Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Heri Sudarsono (2004), Bank dan Lambaga Keuangan Syariah Deskripsi dan Ilustrasi. Yogyakarta: Ekonosia.
Muhammad, Lembaga Keuangan Umat Kontemporer Yogyakarta: UII Press
Latifa M. Algaoud dan Mervyn K. Lewis (2001), Perbankan Syari’ah: Prinsip, Praktik dan Prospek Jakarta: Serambi Ilmu Semesta.
Ash-Shiddieqy, T.M., Hasbi (1970), Hukum-hukum Fiqih Jakarta: Bulan Bintang.
James F. Enggel, (1995), “Perilaku Konsumen”, Binarupa Aksara, Jakarta.
Winardi (1991), Marketing dan Perilaku Konsumen, Bandung: Mandar Maju.
Winardi (1992), Aspek-aspek Manajemen Pemasaran, Bandung: Mandar Maju.
Hermawan Kertajaya (2004), Positioning, Differensiasi dan Brand Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Murti Sumarni, (1996), Marketing Perbankan, Edisi Ketiga, Cetakan Pertama, Liberty, Yogyakarta.
M. Abdul Manan (1997), Teori dan Praktek Ekonomi Islam Yogyakarta: Dana Bhakti
Prima Yasa.
Muhammad bin Said Al-Qahtani (2000), Al-wala’ Wal Bara’ : Loyalitas dan Anti Loyalitas dalam Islam, alih bahasa Salafuddin Abu Sayid (Surakarta: Era Intermedia.
Depag (1992), Al-Qur’ān Karīm dan Terjemahan Artinya, Bandung : Gema Risalah
Press.
Supomo, B dan N. Indriantoro. (2002) Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen. Yogyakarta: BPFE.
Sugiyono. ( 2008 ) Statistika Untuk Penelitian, Edisi Ketiga Belas. Bandung: CV
Alfabeta.
Sugiyono. ( 2004 ) Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta.
Priyonggo. S dan S , Heri, ( 2004 ) Undang-Undang Peraturan Bank Indonesia dan Surat Keputusan Direksi BI Tentang Perbankan Syariah. Yogyakarta: UII Press.
Jonathan Sarwono, ( 2007 ) Analisis Jalur Untuk Riset Bisnis Dengan SPSS. Ed 1
Yogyakarta: Andi Offset. Moehar Daniel. (2003) Metode Penelitian Sosial Ekonomi, Cet 2 Jakarta: Bumi Aksara.
Bhuono Agung Nugroho, (2005), Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian Dengan SPSS, Ed 1.Yogyakarta: Andi Offset.
Nachrowi Djalal dkk, ( 2005 ), Penggunaan Teknik Ekonometri, Ed. Revisi Jakarta : Raja
Grafindo Persada.
LAMPIRAN
A. Tabulasi Data Kuesioner Validitas Dan
Reabilitas. B. Uji Kuesioner Validitas Dan Reabilitas. C. Kuesioner.
Tabulasi Data Kuesioner Validitas dan Reliabilitas
NO Pengetahuan Mahasiswa (X) Minat Menabung (Y)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 4 3 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 5 5 4 4 2 4 3 4 4 4 4 5 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 2 2 2 2 4 4 2 2 2 2 4 5 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 4 3 4 2 4 3 4 2 3 2 2 2 2 4 4 4 2 5 1 2 2 2 2 2 4 3 1 1 1 1 1 3 1 2 2 2 2 4 2 3 2 2 2 2 4 4 4 2 6 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 2 4 4 3 2 4 4 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 7 5 4 3 5 3 3 5 4 3 3 4 2 4 4 3 5 2 4 4 3 4 4 3 4 3 5 4 5 4 4 8 4 4 3 5 3 2 4 4 4 3 3 2 4 4 4 5 3 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 3 9 4 2 3 5 3 4 4 2 4 4 4 3 3 4 2 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 1 4 4 1 10 3 2 2 4 1 4 3 3 4 4 4 3 1 2 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 4 1 11 1 4 4 3 4 4 5 4 4 4 2 2 4 4 4 5 4 5 4 4 5 5 2 5 5 4 4 5 5 4 12 5 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 4 5 3 5 4 5 4 4 5 2 4 4 4 4 4 4 4 4 13 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 14 2 4 3 2 4 4 5 4 4 3 4 2 3 4 4 5 5 5 5 5 4 2 2 5 5 5 5 5 5 4 15 1 3 2 3 4 2 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 4 2 4 4 4 2 2 4 2 16 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 2 3 2 3 4 4 4 4 3 2 3 17 1 3 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 18 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 2 3 4 4 4 3 3 3 3 19 2 2 3 2 2 3 4 3 3 4 4 2 4 2 3 4 4 2 3 3 3 2 2 4 3 3 2 2 3 2 20 2 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 21 4 3 2 4 4 4 3 4 2 2 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 22 1 3 3 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 23 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 5 3 4 4 5 4 3 4 4 5 4 3 3 4 4 5 3 4 4 4 24 4 3 2 4 3 4 5 4 4 3 3 3 4 4 2 4 4 3 5 4 5 5 4 5 4 4 3 3 2 2 25 4 4 5 4 5 5 4 4 5 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 26 5 4 3 5 5 4 5 5 3 3 3 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 27 4 4 3 5 4 3 4 3 3 4 3 2 3 5 4 5 3 4 4 5 4 4 3 5 4 5 3 3 2 3 28 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 29 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 30 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Uji Coba KuesionerValiditas Dan Reliabilitas No Pengetahuan Mahasiswa Umum (X1) Minat Menabung (Y)
Responde
n 1 2 3 4 5 6 7 8 9 # 11
12 # # # #
17
18 #
X1 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 # Y
1 2 2 3 2 2 2 4 4 3 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4
2.
7 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3
3.
45
2 4 3 4 3 4 4 4 3 5 3 5 3 4 4 3 4 4 4 5
3.
3 4 3 4 4 3 4 5 4 4 3 4
3.
82
3 4 4 4 3 4 2 3 4 3 4 2 3 3 4 2 4 4 2 4
2.
9 4 4 2 4 2 4 2 4 4 4 4
3.
45
4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 2 3 3 4 2 4 4 2 4
2.
9 4 4 2 4 2 4 2 4 4 4 4
3.
45
5 2 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3
2.
2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2
2.
55
6 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4
3.
7 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4
4.
27
7 2 4 2 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 4 3 4 3 4
2.
7 4 4 3 2 2 4 3 2 2 2 4
2.
91
8 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4
3.
7 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4
4.
09
9 2 4 2 3 4 3 4 4 2 3 2 3 3 3 4 4 4 3 4
2.
8 4 4 3 2 2 2 4 4 4 4 4
3.
36
10 4 3 3 3 4 2 4 4 2 3 2 3 2 3 4 3 4 3 2
2.
6 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4
3.
64
11 2 3 1 2 2 2 3 4 4 2 2 2 2 3 4 4 4 4 4
2.
5 4 2 3 2 4 4 4 3 4 4 4
3.
4
5
12 4 5 1 4 4 4 4 5 5 3 4 4 3 4 5 5 4 4 5
3.
5 5 5 5 4 3 4 4 3 4 4 4
4.
09
13 4 3 4 5 4 5 4 4 4 5 4 3 3 4 4 3 4 3 4
3.
4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4
3.
73
14 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 5 3 4 3 5 4 3 4
3.
2 4 5 4 3 3 4 4 5 3 4 4
3.
91
15 5 3 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 2 4
3.
2 4 2 4 4 3 4 4 4 3 4 4
3.
64
16 1 4 2 3 2 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4
2.
8 4 3 4 4 2 4 4 4 2 4 4
3.
55
17 4 4 2 3 5 3 2 4 4 4 3 3 2 4 4 4 5 3 5
3.
1 4 4 5 2 4 4 4 4 5 5 5
4.
18
18 5 4 1 3 5 3 5 5 4 3 3 4 2 4 4 3 5 2 4
3.
1 4 3 4 2 3 4 3 5 4 5 4
3.
73
19 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2
2.
27
20 2 2 2 2 1 2 1 2 2 1 1 2 1 2 2 2 1 2 1
1.
4 1 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2
1.
64
21 4 4 5 4 5 4 4 4 5 3 4 5 4 5 5 4 5 4 5
3.
8 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5
4.
55
22 2 2 2 2 2 1 1 2 1 2 2 1 1 1 1 2 2 2 1
1.
4 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2 1
1.
64
23 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 2
2.
4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
24 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
1.
7 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
25 2 2 3 2 2 2 4 4 3 2 2 3 2 3 4 2 3 2 2
2.
2 2 3 4 2 3 3 4 4 2 2 1
2.
73
26 4 3 4 5 3 5 3 3 4 3 4 3 3 4 5 4 5 3 4
3.
3 4 5 4 4 3 5 4 5 3 3 2
3.
82
27 2 4 1 3 2 3 4 5 4 4 3 4 2 3 4 4 5 5 5 3 5 5 4 2 2 5 5 5 5 5 5
4.
36
28 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 2 3 4 4 4 4 3 2
3.
36
29 2 4 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 2 4 3 3 2 4 2 4 4 2 2 2 2 2 2 3 3 3
2.
64
30 4 4 2 3 5 3 2 4 2 4 4 4 3 3 4 2 4 3 4
2.
9 4 4 3 3 3 3 3 4 1 4 4
3.
27
31 4 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4
3.
7 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4
4.
36
32 4 5 3 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 5 5 4 5
3.
7 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4
4.
18
33 2 2 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2
1.
5 1 1 2 1 2 1 1 1 2 2 2
1.
45
34 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 3 3 4 3
3.
5 5 5 4 4 5 3 5 3 4 5 3
4.
18
35 3 4 3 4 2 4 2 4 3 1 4 1 1 5 4 4 4 4 4
2.
8 4 5 4 4 3 4 4 3 4 3 4
3.
82
36 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 2 3 2 4 3 3 3 3 3 3 2 2 2.
82
37 4 4 3 4 5 4 5 4 3 3 4 5 1 4 4 3 5 4 4
3.
3 4 4 4 4 4 5 3 3 4 5 4 4
38 5 3 5 3 4 3 4 3 5 4 5 3 4 3 5 3 5 3 5
3.
4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5
4.
27
39 4 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 2 2 3 4 3 4 4 4
2.
7 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
40 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 4
3.
1 4 4 2 3 2 2 3 3 4 4 4
3.
18
41 2 4 3 4 4 4 4 3 2 4 3 4 4 3 3 2 4 5 4 3 3 4 5 3 2 4 4 3 4 3 4
3.
55
42 4 4 5 3 4 2 4 2 3 5 2 4 1 4 3 5 2 4 3
2.
9 4 2 4 5 3 4 4 5 4 5 5
4.
09
43 4 3 4 2 2 2 2 4 4 2 2 3 2 4 4 4 4 2 4
2.
6 4 3 2 2 2 2 3 3 2 4 4
2.
82
44 4 3 4 3 4 2 3 3 4 3 2 4 4 4 3 4 4 2 4
2.
9 3 3 2 4 3 4 2 2 2 2 2
2.
64
45 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3.
5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
46 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 4 3 4 3 2 3 2
2.
4 3 2 4 3 2 3 2 3 2 4 3
2.
82
47 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 5 4
3.
4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4
4.
27
48 2 5 1 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 2 4 4 5 3 3 4 4 4
3.
64
49 4 4 3 2 4 3 5 5 4 4 3 3 3 4 4 2 4 4 3 3. 5 4 5 5 4 5 4 4 3 3 2 4
1
50 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 1 1 1 1 1 2 1
1.
5 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1
1.
27
51 1 5 1 4 3 4 5 5 4 4 4 2 2 4 4 4 5 4 5
3.
2 4 4 5 5 2 5 5 4 4 5 5
4.
36
52 1 4 2 2 2 2 4 4 4 2 1 1 1 2 4 3 4 2 4
2.
2 3 4 2 3 2 2 2 2 4 4 4
2.
91
53 4 3 3 2 2 2 4 4 4 2 2 2 2 4 5 4 5 4 4
2.
8 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4
3.
82
54 4 5 1 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 4 5 4 4 4 5
3.
8 5 5 5 5 4 4 5 4 4 5 4
4.
55
55 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4
3.
6 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4
4.
27
56 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 5 4 4 3 5 4 4
57 5 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5
4.
55
58 5 2 3 3 3 4 4 3 4 5 3 4 3 5 4 5 3 4 5
3.
3 5 4 2 1 3 3 4 3 4 3 4
3.
27
59 5 4 5 5 5 3 5 4 5 3 4 5 2 4 3 5 3 4 2
3.
5 5 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4
3.
73
60 2 2 3 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
61 4 3 3 4 4 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3
2.
5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
62 4 4 1 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4
2.
9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5
4.
09
63 5 4 2 4 3 2 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3. 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4
3.
1 91
64 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4
3.
1 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4
3.
55
65 2 2 4 3 2 4 4 3 2 5 3 5 5 3 4 3 4 4 5 3 4 3 5 4 5 3 4 4 5 5 5
4.
27
66 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3.
5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
67 4 3 1 3 4 4 2 4 3 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 1 4 4 4 4
3.
64
68 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2
1.
8 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
69 1 3 1 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 4 4 4 2 4
2.
2 2 3 4 5 2 4 2 2 5 5 5
3.
55
70 2 2 2 2 1 1 4 3 3 2 2 5 4 4 4 3 3 3 2
2.
4 1 1 1 3 3 2 2 4 3 4 5
2.
64
71 2 2 1 2 2 2 4 4 4 2 2 2 3 4 4 4 4 4 4
2.
5 4 4 4 2 4 4 5 4 2 2 2
3.
36
72 5 4 3 5 5 4 5 5 3 3 3 5 5 4 4 4 4 4 4
3.
6 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4
3.
73
73 2 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4
3.
1 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4
3.
36
74 2 4 4 3 4 2 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 2 2 4 3 3 2 2 3
2.
73
75 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3.
5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4.
09
76 2 2 2 3 4 3 3 3 3 4 4 4 2 2 2 3 2 3 4
2.
5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3.
91
77 4 3 1 4 4 4 4 4 4 2 3 4 2 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4
3.
73
78 1 4 3 3 4 4 3 4 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5
3.
5 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3
3.
55
79 4 3 3 3 4 3 2 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 2 3 4 4 4 3 3 3
3.
27
80 4 3 3 2 4 4 4 3 4 2 2 3 3 4 4 3 4 4 4
2.
9 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4
3.
36
81 5 4 2 2 4 1 4 3 3 4 4 4 3 1 4 3 4 3 4
2.
8 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4
3.
18
82 5 4 3 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 4 5 3 5 4 5
3.
5 4 4 5 2 4 4 4 4 4 4 4
3.
91
83 4 5 3 4 4 4 5 5 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3
3.
3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4
3.
82
84 1 4 3 2 2 2 4 4 3 1 1 1 1 1 3 3 2 2 2
1.
9 2 4 2 3 2 2 2 2 4 4 4
2.
82
85 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 1 1 2 1
1.
6 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 2
1.
27
86 4 5 1 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4
3.
5 5 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4
4.
36
87 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3.
5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
88 4 3 4 2 5 4 3 5 4 2 3 4 4 3 2 4 3 5 3 3 4 3 5 4 4 5 3 4 5 4 5 4.
18
89 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
1.
7 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
90 5 3 4 3 5 4 4 3 3 5 4 3 5 3 5 3 5 2 2
3.
2 4 3 4 4 3 5 3 5 3 5 3
3.
82
91 4 3 3 2 2 2 4 2 4 2 2 2 2 4 2 4 4 4 4
2.
5 4 4 2 4 2 2 2 2 4 4 4
3.
09
92 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3
2.
7 4 4 4 4 4 2 2 2 2 4 4
3.
27
93 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4
2.
9 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4
3.
91
94 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 2 3 4 3 4 3 4 4
3.
1 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4
3.
91
95 3 3 4 3 3 4 2 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 5 4 3 4 3 4 3 4 4 2
3.
55
96 2 5 4 4 3 3 4 3 5 2 5 1 3 3 5 4 4 3 5
3.
1 4 3 5 3 2 2 4 4 5 5 3
3.
64
97 4 3 4 2 2 2 2 4 4 2 2 3 2 4 4 4 4 2 4
2.
6 4 3 2 2 2 2 3 3 2 4 4
2.
82
98 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 2 4 4 4 3 4 4 2 4
2.
9 3 3 2 4 3 4 2 2 2 2 2
2.
64
99 2 2 3 2 2 2 4 4 3 2 2 3 3 3 4 4 4 2 4
2.
5 3 2 4 2 2 3 4 3 3 4 4
3.
09
100 3 4 3 3 3 4 3 3 4 2 3 2 3 3 4 3 4 3 4
2.
8 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4
3.
27
Daftar Pertanyaan
I. Data Responden
1. Nama :………………………….. 2. Umur :………………………….. 3. Jenis Kelamin :a). Laki-Laki b). Perempuan
II. Pengetahuan Responden Terhadap Bank Syari’ah
1. Apakah saudara menabung di Bank Syari’ah:
a. Ya b. Tidak 2. Jika tidak, apakah saudara minat menabung di Bank Syari’ah: a. Ya b. Tidak c. Ragu-Ragu 3. Sudah berapa lama saudara menabung di Bank Syari’ah:
a. kurang dari 1 tahun c. lebih dari 3 tahun b.1-3 tahun
4. Jenis produk apakah yang saudara pilih: c. Tabungan c. Murabahah d. Jasa d. Musyarakah
5. Dari mana saudara mengenal Bank Syari’ah: e. Radio dan Televisi d. Kampus f. Surat Kabar dan Majalah e. Teman/Tetangga/Relasi Bisnis g.Papan Iklan
6. Faktor apa yang mendorong saudara menabung di Bank Syari’ah: h. Pelayanan c. Bagi Hasil i. Kualitas produk
III. Pernyataan Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat menurut keyakinan saudara, dengan tanda (X) pada jawaban yang dipilih dengan kriteria jawaban:
SS : Sangat Setuju TS : Tidak Setuju S : Setuju STS : Sangat Tidak Setuju
R : Ragu-ragu 1. Dengan menabung di Bank Syari’ah, saya mendapatkan kemudahan dalam bertransaksi.
a. SS b. S c. R d. TS e. STS 2. Kejelasan informasi produk mendorong saya untuk menabung di Bank Syari’ah.
a. SS b. S c. R d. TS e. STS 3. Banyaknya kantor kas yang ada mempermudah saya untuk menabung di Bank Syari’ah.
a. SS b. S c. R d. TS e. STS 4. Kesopanan karyawan Bank Syari’ah mendorong saya untuk menabung di Bank Syari’ah.
a. SS b. S c. R d. TS e. STS 5. Saya menabung di Bank Syari’ah karena fasilitasnya memadai.
a. SS b. S c. R d. TS e. STS 6. Dengan menabung di Bank Syari’ah saya mendapatkan manfaat ekonomi karena bagi
hasil yang saya terima. a. SS b. S c. R d. TS e. STS
7. Nisbah bagi hasil yang ditawarkan oleh Bank Syari’ah sudah mencukupi. a. SS b. S c. R d. TS e. STS
8. Kejelasan besarnya nisbah bagi hasil yang ditetapkan telah mendorong saya untuk menabung di Bank Syari’ah.
a. SS b. S c. R d. TS e. STS 9. Keuntungan yang saya dapat dari Bank Syari’ah lebih besar dari bank konvensional.
a. SS b. S c. R d. TS e. STS 10. Dengan menabung di Bank Syari’ah saya tidak pernah rugi, karena risiko terbesar
hanyalah tidak mendapatkan bagi hasil. a. SS b. S c. R d. TS e. STS
11. Produk yang disediakan Bank Syari’ah sudah cukup lengkap sehingga mendorong saya untuk menabung.
a. SS b. S c. R d. TS e. STS 12. Produk yang disediakan Bank Syari’ah bervariasi sehingga mendorong saya untuk
menabung. a. SS b. S c. R d. TS e. STS
13. Saya menabung di Bank Syari’ah karena produk tabungannya lebih unggul dibandingkan bank lain.
a. SS b. S c. R d. TS e. STS 14. Dengan menabung di Bank Syari’ah saya merasa uang saya aman karena adanya jaminan
keamanan yang diberikan. a. SS b. S c. R d. TS e. STS
15. Saya menabung minimal 1 bulan sekali a. SS b. S c. R d. TS e. STS
16. Mendorong saudara dan teman untuk menabung di Bank Syari’ah a. SS b. S c. R d. TS e. STS
17. Rendahnya minimal setoran awal a. SS b. S c. R d. TS e. STS