merger & akuisisi -...

41
1. Konsep merger dan akuisisi 2. Klasifikasi merger dan akuisisi 3. Pembiayaan merger dan akuisisi MERGER & AKUISISI 1

Upload: buitu

Post on 12-Jun-2019

263 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

1. Konsep merger dan akuisisi

2. Klasifikasi merger dan akuisisi

3. Pembiayaan merger dan akuisisi

MERGER & AKUISISI

1

Pengertian

Merger:

Adalah penggabungan 2 atau lebih perusahaan yang

kemudian hanya ada satu perusahaan yang tetap hidup,

sementara yang lainnya membubarkan diri

Bank Danamon

Bank Duta

Bank Danamon

Pengertian

Akuisisi:

Adalah pengambilalihan atau pengendalian atas saham

atau aset perusahaan lain, dan dalam peristiwa ini baik

perusahaan pengambil alih atau yang diambil alih tetap

eksis sebagai badan hukum yang terpisah.

PT Semen Gresik

PT Semen Padang

PT Semen Gresik

PT Semen Padang

Pengertian

Konsolidasi

Adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh 2 perseroan

atau lebih untuk meleburkan diri dengan cara membentuk

satu perseroan baru dan masing-masing perseroan yang

meleburkan diri menjadi bubar.

Bank Bumi Daya

Bank Pembangunan Indonesia

Bank Ekspor Impor

Bank Dagang Negara

Bank Mandiri

Perbandingan Ketiga Bentuk

Sebelum Sesudah

Merger A dan B A atau B

Akuisisi A dan B A dan B

Konsolidasi A dan B C

Merger dan Akuisisi

Keuntungan merger dan akuisisi:

1) Memperoleh tambahan cashflow

2) Memperoleh kemudahan dana/pembiayaan

3) Adanya sistem operasional yang mapan dan

terintegrasi

4) Memperoleh SDM yang berkualitas

5) Mengurangi risiko kegagalan bisnis

6) Mendapat infrastruktur untuk mencapai

pertumbuhan yang lebih cepat

Merger dan Akuisisi

Kelemahan merger dan akuisisi:

1) Proses integrasi yang tidak mudah

2) Kesulitan menentukan nilai perusahaan target

secara akurat

3) Biaya koordinasi dan konsultan yang mahal

4) Meningkatnya kompleksitas birokrasi

5) Tidak menjamin peningkatan nilai perusahaan/

kemakmuran pemegang saham

Klasifikasi Merger & Akuisisi

Berdasarkan aktivitas ekonomi:

1. Merger horizontal→ dalam industri yang sama

2. Merger vertikal→ dalam tahapan proses produksi

3. Merger konglomerasi → dalam industri tidak terkait

4. Merger ekstensi pasar

5. Merger ekstensi produk

Berdasarkan pola merger:

1. Mothership merger

2. Platform merger

Klasifikasi Merger & Akuisisi

Berdasar Objek Pajak (Terkena Pajak)

1. Merger ke depan (forward merger)

a) Pemegang saham-1 (PS-1) memiliki 100% saham A

b) Pemegang saham-2 (PS-2) memiliki 100% saham B

c) A merger ke B. Aset A dialihkan ke B; saham A dihentikan dan A bubar (panah 1)

d) PS-1 menerima kas dari B sebagai pengganti aset yang dialihkan ke B (panah 2)

PS-1

PT A

PS-2

PT B

Aset A Aset B

PS-2

PT B

Aset A+B

(1) Aset A

(2) Kas

Klasifikasi Merger & AkuisisiBerdasar Objek Pajak (Terkena Pajak)

2. Merger berkebalikan (reverse merger)

a) PS-memiliki 100% saham A, PS-2 memiliki 100% saham B

b) A dimerger ke B. Saham A dihentikan dan A bubar

c) PS-2 mengalihkan sahamnya ke PS-1 (panah 1), dan menerima kas dari A (panah 2)

d) Setelah merger yang masih eksis adalah B dan pemiliknya adalah PS-1

PS-1

PT A

PS-2

PT B

Aset A Aset B

PS-1

PT B

Aset A+B

(2) Kas

(1) Saham

Klasifikasi Merger & AkuisisiBerdasar Objek Pajak (Terkena Pajak)

3. Merger melalui perusahaan anak (subsidiary merger)/ merger

segitiga

a) PS-1 memiliki 100% saham A; A memiliki 100% saham B (perusahaan anak); PS-2

memiliki 100% C

b) C dimerger ke B. Saham C dihentikan dan C bubar

c) Aset C dialihkan ke B (panah 1). Atas penyerahan aset itu B mengalihkan kas kepada PS-

PS-1

PT A

PS-2

PT C

Aset A Aset C

PS-2

PT A

Aset B+C

PT B PT B

(2) Kas

(1) Aset C

Klasifikasi Merger & AkuisisiBerdasar Objek Pajak (Bebas Pajak)

Reorganisasi tipe A: merger dengan saling mempertukarkan saham

a) PS-1 memiliki 100% saham A; PS-2 memiliki 100% B

b) A dimerger ke B. Saham A dihentikan dan A bubar

c) A mengalihkan aset ke B (panah 1)

d) PS-2 mengalihkan sebagian kepemilikan saham B ke PS-1 (panah 2)

e) Paska merger PS-1 dan PS-2 bersama-sama memiliki saham di B

PS-1

PT A

PS-2

PT B

Aset A Aset B

PS-1

PT B

Aset A+B

PS-2(2) Saham B

(1) Aset A

Klasifikasi Merger & AkuisisiBerdasar Objek Pajak (Bebas Pajak)

Reorganisasi hybrid tipe A: pengakuisisi melakukan penggabungan perusahaantarget melalui perusahaan anak

a) PS-1 memiliki 100% saham A; A memiliki 100% saham B; PS-2 memiliki 100% C

b) C dimerger ke B. Saham C dihentikan dan C bubar

c) Aset C dialihkan ke B (panah 1) dan PS-1 mengalihkan saham A ke PS-2 (panah 2)

d) Paska merger PS-1 dan PS-2 bersama-sama memiliki A

PS-1

PT APS-2

PT C

Aset B Aset C

PS-1

PT A

Aset B+C

PS-2

PT B PT B(1) Aset C

(2) Saham A

Klasifikasi Merger & AkuisisiBerdasar Objek Pajak (Bebas Pajak)

Reorganisasi tipe B: pengakuisisi hanya boleh menggunakan sahambiasa berhak suara untuk membeli/ mengambil alih saham biasaperusahaan target

a) PS-1 memiliki 100% saham A; PS-2 memiliki 100% saham B

b) PS-1 mengalihkan saham A ke B

c) Atas pengalihan tersebut PS-1 menerima saham B

d) Paska merger PS-1 dan PS-2 bersama-sama memiliki A

PT B

PS-1

PT A

PS-2

PT B

Aset A Aset B

PS-1

PT A

PS-2

(2) Saham A

(1) Saham B

Klasifikasi Merger & AkuisisiBerdasar Objek Pajak (Bebas Pajak)

Reorganisasi tipe B Segitiga: pemilik perusahaan target menyerahkansaham kepada perusahaan anak yang akan menerima penggabungan. Ataspenyerahan saham tersebut pemegang saham target menerima sahamperusahaan induk, bukan perusahaan anak.

a) PS-1 memiliki 100% saham A; A memiliki 100% saham B: PS-2 memiliki 100% saham B

b) PS-2 mengalihkan saham C ke B

c) Atas pengalihan tersebut PS-2 menerima saham A

d) Paska merger PS-1 dan PS-2 bersama-sama memiliki A

PS-2

PT B

PS-1

PT A

PS-2

PT B

PS-1

PT A

PT B

Saham A

Saham C

Klasifikasi Merger & AkuisisiBerdasar Objek Pajak (Bebas Pajak)

Reorganisasi tipe C: pengakuisisi harus mengambil alih minimal 80% dari nilai pasar wajar perusahaan target dengan menggunakansaham berhak suara milik pengakuisisi

a) PS-1 memiliki 100% saham A; PS-2 memiliki 100% B

b) A dimerger ke B. A mengalihkan aset ke B dan A bubar

c) PS-2 mengalihkan sebagian kepemilikan saham B ke PS-1

d) Paska merger PS-1 dan PS-2 bersama-sama memiliki B

PS-2PS-1

PT A

PS-2

PT B

Aset A Aset B

PS-1

PT B

Aset A+B

(2) Saham B

(1) Aset A

Klasifikasi Merger & AkuisisiBerdasar Objek Pajak (Bebas Pajak)

Reorganisasi tipe D: bentuk khusus merger dimana perusahaan yang ukurannya lebih kecil justru dipertahankan hidup, dan perusahaan yang lebih besar dibubarkan.

a) A memiliki total aktiva lebih besar daripada B

b) PS-1 memiliki 100% saham A; PS-2 memiliki 100% B

c) A merger dengan B. A mengalihkan aset ke B dan A bubar

d) PS-2 mengalihkan sebagian kepemilikan saham B ke PS-1

PS-2PS-1

PT A

PS-2

PT B

Aset A Aset B

PS-1

PT B

Aset A+B

(2) Saham B

(1) Aset A

Motif Merger dan Akuisisi

1. Motif ekonomi

Tujuan:

Memperluas pasar

Mengakses teknolgi

Mengakses SDM

Mengurangi persaingan dan kegagalan pasar

Mendiversifikasi produk

Mengakses merek dagang

Mempercepat pertumbuhan

2. Motif sinergi

Pembiayaan Merger dan Akuisisi

Tunai

Utang

Saham

Dalam praktek, alat pembayaran yang digunakan

adalah kombinasi dari beberapa cara tersebut.

Kas atau Saham?

Perbedaan pembayaran kas atau saham adalah:

Dalam pembayaran kas, pemegang saham

pengakuisisi akan menanggung seluruh risiko jika

sinergi gagal dicapai

Dalam pembayaran saham, risiko akan

ditanggung bersama pemegang saham

pengakuisisi dan yang diakuisisi.

Pilihan pembayaran akan memengaruhi besarnya

keuntungan bersih yang diharapkan pemegang

saham diperoleh dari merger shareholder value

added (SVA)

Kas atau Saham

(Contoh)

PT A dan B melakukan merger. Diketahui data sbb:

PT A mengharapkan sinergi sebesar Rp 1 M dan

menghargai saham PT B sebesar Rp300,00/lembar.

Pilihan pembayaran menggunakan kas atau saham.

Hitunglah SVA apabila sinergi tercapai dan tidak

tercapai

21

PT A PT B

Nilai kapitalisasi pasar Rp 3 milyar Rp 2 milyar

Jumlah lembar saham 10 juta lembar 8 juta lembar

Harga pasar saham Rp300,00/lembar Rp250,00/lembar

Perhitungan SVA

PT A akan mengeluarkan kas senilai Rp300,00/lembar x 8 juta

lembar=Rp2,4 M sedangkan nilai kapitalisasi pasar PT B

sebesar Rp2 M, maka PT A membayar premium sebesar

Rp2,4 M-Rp2 M=Rp0,4 M atau 400 juta. Jumlah ini = premium

per lembar saham (Rp50,00)x8 juta lembar =Rp400 juta.

KASUS 1: SINERGI TERCAPAI

Jika PT A menggunakan kas maka SVA Rp1 M-Rp400

juta=Rp600 juta. PT B mendapat SVA sebesar premium

(Rp400 juta)

Jika PT A menggunakan saham maka:

SVA pemegang saham B = 44,4% x Rp600 juta = Rp 266,4 juta

jutaRp333,6600%6,55

juta600Rpxx100%lembarjt18

lembarjt10A shm pmgng SVA

jutaRpx

Perhitungan SVA (Lanj.)

KASUS 2: SINERGI TIDAK TERCAPAI

• Jika pembayaran dengan kas maka PT A kehilangan

seluruh premium senilai Rp400 juta. PT B tetap mendapat

SVA sebesar premium (Rp400juta).

• Jika pembayaran dengan saham maka PT A kehilangan

55,6% dari premium = Rp222,4 juta. Sisa kerugian

ditanggung pemegang saham B sebesar (44,4%x400

juta)=Rp177,6 juta.

Situasi Alat

Pembayaran

Nilai SVA

PT A PT B

Sinergi Kas +600 +400

Saham +333,6 +266,4

Tidak

sinergi

Kas -400 +400

Saham -222,4 -177,6

SOAL LATIHAN

Hitunglah SVA PT X dan Y apabila pembayaran

akuisisi dilakukan dengan kas atau saham dalam

kondisi tercapai sinergi dan tidak tercapai sinergi.

Nilai sinergi yang diharapkan Rp3 milyar dan saham

PT Y dihargai Rp600,00 per lembarnya.

PT X PT Y

Nilai kapitalisasi pasar Rp 72 milyar Rp 60 milyar

Jumlah lembar saham 20 juta lembar 12 juta lembar

Harga pasar saham Rp600,00/lembar Rp500,00/lembar

Pengaruh Pertukaran Saham terhadap EPS

Jika metode pembayaran menggunakan pertukaran

saham, maka cara ini berdampak pada EPS pengakuisisi

maupun yang diakuisisi. Hal ini terjadi karena:

1. Perbedaan keuntungan bersih

2. Perbedaan jumlah lembar saham yang dimiliki

masing-masing perusahaan

Ada 2 kondisi:

1. Merger dengan perusahaan yang memiliki PER lebih

rendah

2. Merger dengan perusahaan yang memiliki PER lebih

tinggi

Merger dgn Perusahaan yang Memiliki PER

Lebih Rendah

Data PT Bidder dan PT Target sebelum merger

* (asumsi harga pasar kedua perusahaan sama)

Bagaimana pengaruh pertukaran saham pada berbagai rasio

tukar terhadap EPS?

PT Bidder PT Target

Laba bersih Rp400 juta Rp250 juta

Jumlah lembar saham

beredar

10 juta lembar 5 juta lembar

EPS Rp40,00/ lembar Rp50,00/ lembar

Harga pasar saham* Rp500,00 Rp500,00

PER (harga/EPS) 12,5 kali 10 kali

Pertumbuhan EPS 10% 7%

Pengaruh Pertukaran Saham

Kasus 1: Rasio 1:1 Oleh karena harga saham Target=Bidder maka setiap

lembar saham Target ditukar dengan 1 lembar saham

Bidder.

Perhitungan EPS setelah merger

Total laba: PT Bidder+PT Target = Rp650 juta

Total lembar saham: PT Bidder+PT Target =15 juta lembar

EPS =(Rp650 juta/ 15 juta lembar)

= Rp43,33/ lembar

Pengaruh Pertukaran Saham

Kasus 2: Rasio 1:1,1 Pemegang saham Target meminta harga Rp550,00 sehingga setiap

1 lembar saham Target dihargai dengan 1,1 lembar saham Bidder.

Harga saham Target menjadi Rp550,00 sehingga Bidder harus

mengeluarkan saham baru sebanyak (550/500)x5 juta lembar =5,5

juta lbr

Perhitungan EPS setelah merger

Total laba: PT Bidder+PT Target = Rp650 juta

Total lembar saham: PT Bidder+PT Target =15,5 juta lembar

EPS =(Rp650 juta/ 15,5 juta lembar)

= Rp41,94,00/ lembar

Berapakah rasio tukar agar EPS pengakuisisi sebelum dan sesudah

merger sama? Hitung RASIO PARITAS

Rasio Paritas

EPS = Laba/ Jumlah lembar saham

Apabila disimbolkan:

EPS = E

Laba = L1 + L2

Jumlah lembar saham = S1 +S2R

Dimana:

R = rasio paritas

L1 = laba bidder (pengakuisisi)

L2 = laba target (yang diakuisisi)

S1 = jumlah lembar saham bidder

S2 = jumlah lembar saham target

E = EPS bidder sebelum merger

Rasio Paritas (Lanj.)

E(S1+S2R) = L1+L2

ES1+ES2R = L1+L2

ES2R= L1+L2-ES1

R = rasio paritas

L1 = laba bidder (pengakuisisi)

L2 = laba target (yang diakuisisi)

S1 = jumlah lembar saham bidder

S2 = jumlah lembar saham target

E = EPS bidder sebelum merger

R2S1S

2L1LE

2

1

ES

ES2L1LR

Rasio Paritas (Lanj.)

Dari data tersebut:

L1 =Rp400 juta

L2 =Rp250 juta

E =Rp40,00

S1 =Rp10 juta

S2 =Rp5 juta

R=1,25 berarti harga saham maksimum adalah Rp500,00 x

1,25=Rp625,00

Rp625,00 ini disebut harga paritas yaitu harga saham

maksimum yang dibayarkan oleh bidder kepada target agar EPS

bidder tidak turun paska merger

25,1)juta5(40

)juta10(40juta250juta400R

Kasus 3: Rasio 1:1,25 Jika R=1,25 maka harga yang dibayarkan sebesar 1,25x

Rp500,00=Rp625,00

Harga saham Target menjadi Rp625,00 sehingga Bidder

harus mengeluarkan saham baru sebanyak (625/500)x5 juta

lembar =6,25 juta lbr

Perhitungan EPS setelah merger

Total laba: PT Bidder+PT Target = Rp650 juta

Total lembar saham: PT Bidder+PT Target =16,25 juta lembar

EPS =(Rp650 juta/ 16,25 juta lembar)

= Rp40,00/ lembar (sama dengan EPS sebelum merger)

Merger dgn Perusahaan yang Memiliki PER

Lebih Tinggi

Data PT Bidder dan PT Target sebelum merger

PT Bidder PT Target

Laba bersih Rp400 juta Rp250 juta

Jumlah lembar

saham beredar

10 juta lembar 5 juta lembar

EPS Rp40,00/ lembar Rp50,00/ lembar

Harga pasar saham Rp500,00 Rp700,00

PER (harga/EPS) 12,5 kali 14 kali

Pertumbuhan EPS 10% 16%

Merger dgn Perusahaan yang Memiliki

PER Lebih Tinggi (Lanj.)

Kasus 4 Pemegang saham Target meminta harga Rp800,00 per lembar

Bidder harus mengeluarkan saham baru sebanyak (800/500)x5

juta lembar =8 juta lbr

Perhitungan EPS setelah merger

Total laba: PT Bidder+PT Target = Rp650 juta

Total lembar saham: PT Bidder+PT Target =18 juta lembar

EPS =(Rp650 juta/ 18 juta lembar)

= Rp36,11,00/ lembar

EPS bidder sebelum merger Rp40,00 dan paska merger

Rp36,11,00 sehingga bidder mengalami dilusi/penurunan EPS

ketika melakukan merger dengan perusahaan yang PERnya

lebih tinggi.

Latihan Soal

Data PT Bidder (PTX) dan PT Target (PT Y) sebelum merger

Hitunglah:

a) EPS PT X setelah merger

b) Rasio paritas dan harga paritas

PT X PT Y

Laba bersih Rp200 juta Rp100 juta

Jumlah lembar

saham beredar

10 juta lembar 5 juta lembar

EPS Rp20,00/ lembar Rp20,00/ lembar

Harga pasar saham Rp300,00 Rp400,00

PER (harga/EPS) 15 kali 20 kali

Pertumbuhan EPS 8% 12%

Efek Jangka Panjang Merger thd EPS

Data dari Kasus 2 Misalkan pertumbuhan tahunan EPS bidder 10% dan

Target 7%. Diasumsikan pertumbuhan ini berlangsung

selama 10 tahun.

Keuntungan Bidder Rp400 juta dan Target Rp250 juta.

EPS sebelum merger Rp40,00, EPS paska merger

Rp41,94

Maka pertumbuhan rata-ratanya:

Rp400 juta/ Rp650 juta (10%) + Rp250 juta / Rp 650 juta

(7%)= 8,84%

Bidder Merger dengan Target

(PER Lebih Rendah)

Thn Tanpa Merger Dengan Merger Selisih

EPS Pertum

buhan

EPS

Diharap

kan

EPS Pertum

buhan

EPS

Diharap

kan

1 40,00 10% 44,00 41,94 8,84% 45,65 1,65

2 44,00 10% 48,40 45,65 8,84% 49,68 1,28

3 48,40 10% 53,24 49,68 8,84% 54,07 0,83

4 53,24 10% 58,58 54,07 8,84% 58,85 0,27

5 58,58 10% 64,42 58,85 8,84% 64,06 -0,36

6 64,42 10% 70,86 64,06 8,84% 69,72 -1,14

7 70,86 10% 77,95 69,72 8,84% 75,88 -2,07

8 77,95 10% 85,74 75,88 8,84% 82,59 -3,15

9 85,74 10% 94,32 82,59 8,84% 89,89 -4,43

10 94,32 10% 103,75 89,89 8,84% 97,84 -5,91

Bidder Merger dengan Target(PER Lebih Rendah)-Lanj.

KESIMPULAN

Pada tahun pertama sampai keempat mula-mula EPS

yang diharapkan bidder dengan merger lebih tinggi

daripada tanpa merger

Mulai tahun kelima terjadi dilusi EPS yaitu EPS yang

diharapkan setelah merger lebih rendah dibandingkan

EPS tanpa merger

Bidder Merger dengan Target(PER Lebih Tinggi)

Data dari Kasus 4 Misalkan pertumbuhan tahunan EPS bidder 10% dan

Target 16%. Diasumsikan pertumbuhan ini berlangsung

selama 10 tahun.

Keuntungan Bidder Rp400 juta dan Target Rp250 juta.

EPS sebelum merger Rp40,00, EPS paska merger

Rp36,11

Maka pertumbuhan rata-ratanya:

Rp400 juta/ Rp650 juta (10%) + Rp250 juta / Rp 650 juta

(16%)= 12,31%

Bidder Merger dengan Target

(PER Lebih Tinggi)

Thn Tanpa Merger Dengan Merger Selisih

EPS Pertum

buhan

EPS

Diharap

kan

EPS Pertum

buhan

EPS

Diharap

kan

1 40,00 10% 44,00 36,11 12,31% 40,56 -3,44

2 44,00 10% 48,40 40,56 12,31% 45,55 -2,85

3 48,40 10% 53,24 45,55 12,31% 51,15 -2,09

4 53,24 10% 58,58 51,15 12,31% 57,45 -1,13

5 58,58 10% 64,42 57,45 12,31% 64,52 0,10

6 64,42 10% 70,86 64,52 12,31% 72,47 1,61

7 70,86 10% 77,95 72,47 12,31% 81,39 3,44

8 77,95 10% 85,74 81,39 12,31% 91,41 5,67

9 85,74 10% 94,32 91,41 12,31% 102,66 8,34

10 94,32 10% 103,75 102,66 12,31% 115,30 11,55

Bidder Merger dengan Target(PER Lebih Tinggi)-Lanj.

KESIMPULAN

Mulai tahun pertama-keempat terjadi dilusi EPS

Mulai tahun kelima EPS yang diharapkan setelah

merger lebih tinggi dibandingkan EPS tanpa merger