mengenal bank syariah

24
APA S IH i B ( ai-Bi)...?? iB (baca ai-Bi) singkatan dari Islamic Banking dipopulerkan sebagai penanda identitas bersama industri perbankan syariah di Indonesia yang diresmikan sejak 2 Juli 2007. Penggunaan identitas bersama ini bertujuan agar masyarakat dengan mudah dan cepat mengenali tersedianya layanan jasa perbankan syariah di seluruh Indonesia, sebagaimana masyarakat modern yang sudah sangat akrab dengan terminologi- terminologi iphone, ipod, ibank. Layanan jasa perbankan syariah semakin mudah diperoleh masyarakat, dengan mengenali logo iB yang dipasang di bank-bank syariah ataupun bank-bank konvensional terkemuka yang menyediakan layanan syariah. Sebagaimana mudahnya masyarakat mengenali logo Visa atau Master Card untuk layanan kartu kredit di semua merchant yang memasang logo tersebut di pintu masuk atau di meja kasir. Logo iB (ai-Bi) merupakan penanda identitas industri perbankan syariah di Indonesia, yang merupakan kristalisasi dari nilai-nilai utama system perbankan syariah yang modern, transparan, berkeadilan, seimbang dan beretika yang selalu mengedepankan nilai-nilai kebersamaan dan kemitraan. Dengan semakin banyaknya bank yang menawarkan produk dan jasa perbankan syariah, kehadiran logo iB (ai-Bi) akan memudahkan masyarakat untuk mengenali secara cepat dan menemukan kelebihan layanan perbankan syariah untuk kebutuhan transaksi keuangannya. Jadi iB (ai-Bi) perbankan syariah itu bukan merujuk kepada nama bank tertentu. iB (ai-Bi) merefleksikan kebersamaan seluruh bank-bank syariah di Indonesia untuk melayani seluruh masyarakat Indonesia tanpa terkecuali, yang sampai saat ini terdiri dari 5 Bank Umum Syariah (BUS), 26 Unit Usaha Syariah (UUS), 132 Bank Perkreditan rakyat Syariah (BPRS) dan 1.492 kantor cabang bank konvensional yang menyediakan layanan syariah (office channeling) yang siap melayani semua lapisan masyarakat di seluruh Indonesia. Masyarakat dapat menemukan layanan iB antara lain di bank-bank sebagai berikut : Bank Bukopin Syariah, Bank Danamon Syariah, Bank DKI Syariah, Bank Ekspor Indonesia Syariah, Bank Mega Syariah, bank Muamalat Indonesia, Bank Niaga Syariah, Bank Permata Syariah, Bank Syariah BRI, Bank Syariah Bukopin, Bank syariah Mandiri, BII Syariah, BNI Syariah, BRI Syariah, BTN Syariah, BTPN Syariah, HSBC Syariah, BPD Syariah, BPR Syariah, BPD Syariah.

Upload: nakirale

Post on 27-Oct-2015

80 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Mengenal Bank Syariah

TRANSCRIPT

Page 1: Mengenal Bank Syariah

APA SIH iB (ai-Bi)...??

iB (baca ai-Bi) singkatan dari Islamic Banking dipopulerkan sebagai penanda identitas bersama

industri perbankan syariah di Indonesia yang diresmikan sejak 2 Juli 2007. Penggunaan identitas bersama ini

bertujuan agar masyarakat dengan mudah dan cepat mengenali tersedianya layanan jasa perbankan syariah

di seluruh Indonesia, sebagaimana masyarakat modern yang sudah sangat akrab dengan terminologi-

terminologi iphone, ipod, ibank.

Layanan jasa perbankan syariah semakin mudah diperoleh masyarakat, dengan mengenali logo iB

yang dipasang di bank-bank syariah ataupun bank-bank konvensional terkemuka yang menyediakan layanan

syariah. Sebagaimana mudahnya masyarakat mengenali logo Visa atau Master Card untuk layanan kartu

kredit di semua merchant yang memasang logo tersebut di pintu masuk atau di meja kasir.

Logo iB (ai-Bi) merupakan penanda identitas industri perbankan

syariah di Indonesia, yang merupakan kristalisasi dari nilai-nilai utama system

perbankan syariah yang modern, transparan, berkeadilan, seimbang dan

beretika yang selalu mengedepankan nilai-nilai kebersamaan dan kemitraan.

Dengan semakin banyaknya bank yang menawarkan produk dan jasa

perbankan syariah, kehadiran logo iB (ai-Bi) akan memudahkan masyarakat

untuk mengenali secara cepat dan menemukan kelebihan layanan perbankan

syariah untuk kebutuhan transaksi keuangannya.

Jadi iB (ai-Bi) perbankan syariah itu bukan merujuk kepada nama bank tertentu. iB (ai-Bi)

merefleksikan kebersamaan seluruh bank-bank syariah di Indonesia untuk melayani seluruh masyarakat

Indonesia tanpa terkecuali, yang sampai saat ini terdiri dari 5 Bank Umum Syariah (BUS), 26 Unit Usaha

Syariah (UUS), 132 Bank Perkreditan rakyat Syariah (BPRS) dan 1.492 kantor cabang bank konvensional yang

menyediakan layanan syariah (office channeling) yang siap melayani semua lapisan masyarakat di seluruh

Indonesia.

Masyarakat dapat menemukan layanan iB antara lain di bank-bank sebagai berikut : Bank Bukopin

Syariah, Bank Danamon Syariah, Bank DKI Syariah, Bank Ekspor Indonesia Syariah, Bank Mega Syariah, bank

Muamalat Indonesia, Bank Niaga Syariah, Bank Permata Syariah, Bank Syariah BRI, Bank Syariah Bukopin,

Bank syariah Mandiri, BII Syariah, BNI Syariah, BRI Syariah, BTN Syariah, BTPN Syariah, HSBC Syariah, BPD

Syariah, BPR Syariah, BPD Syariah.

Page 2: Mengenal Bank Syariah
Page 3: Mengenal Bank Syariah
Page 4: Mengenal Bank Syariah

DICARI : SDM MULTIDIMENSI UNTUK iB (ai-

Strategi baru pengembangan pasar iB (ai-Bi) Perbankan Syariah yang memosisikan perbankan syariah

di Indonesia sebagai perbankan yang saling menguntungkan nasabah dan bank, serta penggunaan branding

Beyond Banking), mensiratkan kebutuhan akan kualitas sumber daya

manusia yang multi keilmuan dan multi dimensi untuk menjamin keunggulan khasnya.

Pertama, industri perbankan syariah membutuhkan SDM yang pandai mengelola dana masyarakat ke

dalam bentuk-bentuk investasi yang mampu menghasilkan profit yang kemudian akan di-bagi-hasilkan

(profit-sharing). Karena jika investasi yang dikelola tidak bisa menghasilkan profit, bahkan merugi, maka apa

yang mau dibagi-hasilkan? Dengan kata lain SDM bank syariah adalah juga seorang investment manager,

yang memahami detail perkembangan serta trend dari berbagai sektor industri baik dalam tataran domestik

maupun global. Ia juga harus mampu melakukan manajemen alokasi investasi secara efektif, memilih sektor-

sektor produksi mana yang paling profitable sebagai tempat menanamkan dana investasi namun tetap

memberikan kemanfaatan sosial bagi masyarakat luas. Sehingga bank syariah mampu menghasilkan profit

yang optimal, dalam rangka memberikan bagi hasil yang selalu memuaskan kepada nasabah.

Kedua, keberagaman produk dan jasa iB sebagai ciri khas bank syariah

harus didukung oleh SDM yang kreatif dan inovatif dalam mengembangkan

produk-produk baru atau melakukan modifikasi produk-produk perbankan

syariah sehingga dapat selalu memenuhi kebutuhan masyarakat modern yang

selalu berkembang. Untuk melakukan proses inovasi dimaksud, SDM bank

syariah seyogianya juga memiliki kompetensi sebagai ahli keuangan dan

perbankan (finance & banking expert), yang memiliki pengetahuan detail

tentang berbagai jenis instrumen keuangan dan perbankan. Tidak hanya

pengetahuan tentang produk keuangan dan perbankan syariah, tetapi juga

tentang financial structure dari produk-produk keuangan konvensional yang

sedang berkembang. Sehingga ia dapat melakukan proses pembelajaran secara

terus-menerus (continuous learning) dalam melakukan inovasi/modifikasi untuk

menghasilkan produk yang sesuai dengan prinsip syariah tetapi dengan

sofistifikasi yang sama dengan produk-produk lainnya.

Ketiga, bank syariah tentu saja harus selalu dapat memberikan keyakinan kepada masyarakat bahwa

produk/jasa yang ditawarkannya sesuai dengan etika dan prinsip-prinsip syariah, misalnya tidak mengandung

unsur spekulatif ataupun tipuan. Untuk itu, bank syariah membutuhkan SDM yang memiliki kompetensi

Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar, MA Anggota Komite Perbankan Syariah, Pakar Pendidikan

Page 5: Mengenal Bank Syariah

keilmuan syariah muamalah terkait keuangan dan perbankan syariah. Untuk SDM dengan kompetensi

demikian, saat ini bank syariah banyak terbantu dengan hadirnya DPS (Dewan Pengawas Syariah) yang wajib

ada di setiap bank syariah. DPS ini adalah juga adalah anggota DSN (Dewan Syariah Nasional), yang tugasnya

mengawasi operasional sehari-hari bank syariah agar selalu sesuai dengan prinsip-prinsip syariah sehingga

menjamin kemanfaatan produk/jasa yang ditawarkan oleh bank syariah bagi kemaslahatan masyarakat

seluruhnya.

Dengan demikian, SDM yang mendukung iB (ai-Bi) perbankan syariah bukanlah SDM dengan

kompetensi yang marginal pas-pasan. Bahkan sebaliknya. SDM yang dicari dan dibutuhkan oleh bank

. SDM iB (ai-Bi) haruslah SDM

yang multi dimensi, yang memiliki kompetensi lintas keilmuan. Ia harus memiliki kompetensi sebagai seorang

ahli investasi, sekaligus ahli keuangan dan perbankan, beretika serta memahami sharia compliancy. .

Pemenuhan SDM dengan kompetensi lengkap seperti ini harus dilakukan, baik secara kualitatif maupun

kuantitatif, melalui proses rekruitmen dan pelatihan. Karena hanya dengan demikian, iB perbankan syariah

Page 6: Mengenal Bank Syariah

iB ( ai-Bi) : GAYA HIDUP BARU DALAM

BERBANKING

iB: Beyond banking! Tiba-tiba saja tagline itu menyentak perhatian

banyak orang, dan menghadirkan ikon baru di tengah arus simbol-

simbol lifestyle masyarakat modern semisal iPod, iPhone, iMate yang

menjanjikan gaya hidup yang personal, easy life, efisien, serba cepat

dan mobile. iB (dibaca ai-Bi) hadir sebagai ikon dari industri Islamic

Banking (perbankan syariah) di Indonesia yang menawarkan produk

serta jasa bank yang lebih beragam dengan skema keuangan yang

lebih bervariasi. Sehingga setiap individu dengan berbagai kebutuhan

keuangannya yang khas bisa mendapatkan solusinya di iB.

Branding iB sebagai perbankan yang lebih dari sekedar bank (beyond banking) akan dibentuk melalui

positioning baru dari iB yang menampilkan citra bank syariah sebagai bank yang memberikan keuntungan

kepada kedua belah pihak: nasabah dan bank. Pencitraan baru iB yang dimotori regulator dan didukung

pelaku iB mulai menampilkan wajah perbankan syariah yang kini lebih terbuka dan inklusif. Di mana

keunggulan khas iB (yaitu keberagaman produk dan kekayaan skema keuangan) bisa dirasakan oleh seluruh

golongan masyarakat tanpa terkecuali. Memasuki tahun 2009, strategi pengembangan pasar tersebut

terbukti berhasil meningkatkan awareness dan antusiasme masyarakat untuk mengenal dan mencoba

layanan iB.

• Content: Beragam produk dengan skema variatif

• Context: Transparan agar adil bagi kedua belah pihak• People: Kompeten dalam keuangan & beretika• Technology: IT system yg update & user friendly• Facility: Ahli investasi, keuangan dansyariah

“Perbankan yang salingmenguntungkan

kedua belah pihak”

LEBIH DARI SEKEDAR BANK

(BEYOND BANKING)

POSITIONING DIFFERENTIATION

BRAND

• Content: Beragam produk dengan skema variatif

• Context: Transparan agar adil bagi kedua belah pihak• People: Kompeten dalam keuangan & beretika• Technology: IT system yg update & user friendly• Facility: Ahli investasi, keuangan dansyariah

“Perbankan yang salingmenguntungkan

kedua belah pihak”

LEBIH DARI SEKEDAR BANK

(BEYOND BANKING)

POSITIONING DIFFERENTIATION

BRAND

Grand Strategy Pengembangan Pasar Perbankan Syariah, Juli 2008, Bank Indonesia

Oleh: Hermawan Kartajaya Anggota Komite Perbankan Syariah, Pakar Marketing

Page 7: Mengenal Bank Syariah

Bagi praktisi iB, perkembangan tersebut terakhir merupakan berkah yang patut disyukuri. Namun demikian,

di sisi lain menjadi tantangan besar bagi praktisi bank syariah untuk membuktikan dirinya sanggup men-

deliver apa yang dijanjikan. Karena itu ada pekerjaan rumah yang mesti diselesaikan oleh pelaku iB, yaitu:

Konsistensi komunikasi identitas baru iB sebagai sistem perbankan yang menguntungkan nasabah dan

bank, melalui promosi dengan bahasa yang mudah dipahami oleh masyarakat tentang produk serta

skema-skema keuangan yang ditawarkan, misalnya tersedianya produk sewa-beli (leasing) maupun sewa

untuk KPR-iB, produk gadai iB, produk pembiayaan pendidikan dan kesehatan (multijasa iB), kartu kredit

iB, dan lain-lain.

Keberagaman produk dan jasa iB harus didukung oleh kultur yang kondusif bagi proses inovasi yang

kreatif baik di dalam individu masing-masing bank maupun sebagai kultur industri bank syariah secara

keseluruhan. Business process yang memacu kecepatan inovasi produk-produk baru harus

dikembangkan, mulai dari proses ide, perancangan prinsip dan skema keuangan, perizinan dan

peluncuran/komersialisasi produk iB.

SDM dengan kompetensi lintas keilmuan, yaitu sebagai ahli investasi, ahli keuangan dan perbankan,

beretika serta sekaligus memahami sharia compliancy adalah kelebihan iB dalam melayani nasabah dan

menyajikan solusi yang lebih lengkap. Pemenuhan SDM dengan kompetensi lengkap seperti ini harus

segera dilakukan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif, melalui proses rekruitmen dan pelatihan.

Teknologi yang menjadi infrastruktur berbagai layanan iB, semisal jaringan ATM, mobile banking, internet

banking, phone banking harus terus dikembangkan dan diupdate mengikuti perkembangan teknologi

terkini, untuk menyediakan layanan yang reliable.

Page 8: Mengenal Bank Syariah

Kartu Kredit iB

SESUAI SYARIAH, BISA DIPAKAI DI SELURUH DUNIA

Salah satu ciri dari gaya hidup modern adalah serba cepat dan efisien. Misalnya saja penggunaan kartu

sebagai alat pembayaran, sudah menjadi kebutuhan masyarakat modern sebagai pengganti uang di dompet

yang tebal dan tentu saja lebih tidak aman. Bank syariah tidak mau ketinggalan dalam menyediakan solusi

bagi kebutuhan masyarakat modern ini, dengan menghadirkan Kartu Kredit iB.

Kartu Kredit iB, seperti kartu kredit pada umumnya, dapat digunakan untuk berbelanja di berbagai

merchants, menarik uang tunai melalui ATM, membayar berbagai tagihan (listrik, air, telepon, tv kabel,

membayar biaya kuliah), untuk membeli tiket pesawat terbang maupun mengisi ulang pulsa handphone.

Pemegang Kartu Kredit iB menikmati layanan dan fasilitas yang sama mudahnya dengan pemegang kartu

kredit pada umunya. Hal ini karena Kartu Kredit iB didukung juga oleh Master Card International,

sehingga dapat digunakan di hampir 30 juta merchant dan mesin ATM berlogo Master Card atau Cirrus di

seluruh dunia.

Kartu Kredit iB yang saat ini ada didukung oleh 3 jenis skema perjanjian yang menjadi dasar

kesyariahannya. Jenis perjanjian terdiri dari, yaitu: penjaminan atas transaksi dengan merchant, atau

pinjaman dana atas fasilitas penarikan uang tunai, atau sewa atas jasa sistem pembayaran dan pelayanan.

Atas skema yang dipilihnya, bank syariah penerbit kartu mengenakan fee kepada pemegang kartu.

Bagaimana menetapkan fee tersebut? Untuk fasilitas transaksi dengan merchant, besarnya fee didasarkan

pada nilai transaksi sehingga bersifat fluktuatif. Meskipun komponen fee banyak, namun dari sisi nominal,

fee yang dikenakan oleh Kartu Kredit iB lebih rendah dibandingkan suku bunga yang dikenakan kartu kredit

umumnya. Jadi pengguna Kartu Kredit iB dapat menikmati keuntungan dari lebih rendahnya fee tersebut

dibandingkan dengan kartu kredit lain.

Apakah ada denda atas keterlambatan pembayaran kartu kredit iB? Tentu saja, karena hal ini

dimaksudkan untuk mendidik kedisiplinan pemegang kartu. Namun demikian, penerimaan denda ini tidak

untuk keuntungan bank syariah dan tidak dimasukkan ke dalam pendapatan bank syariah. Bank syariah akan

menyalurkan seluruh penerimaan denda ke sektor-sektor sosial.

Dengan keunikan Kartu Kredit iB, kemudahan fasilitas serta layanan seluas kartu kredit lainnya, dan

tunai anda. Silakan berkunjung ke bank-bank syariah terdekat untuk mengajukan aplikasi Kartu Kredit iB dan

dapatkan berbagai kemudahan dan kenyamanan bertransaksi di seluruh dunia.

Page 9: Mengenal Bank Syariah

LAYANAN iB DI MANAPUN, MUDAH DAN TETAP SYARIAH

Untuk menemukan produk iB perbankan syariah, masyarakat dapat memilih untuk datang ke Bank

Umum Syariah ataupun ke Bank Konvensional yang memiliki Unit Usaha Syariah. Saat ini hampir semua bank

terkemuka di Indonesia memiliki Unit Usaha Syariah (UUS) yang menawarkan produk iB di loket -loket

konvensionalnya yang memasang logo iB (ai-Bi). Masyarakat tinggal meminta kepada customer service untuk

produk-produk iB sesuai kebutuhannya, seperti Tabungan iB, Deposito iB, KPR iB, dan lain-lain.

Membuka Tabungan iB di loket bank konvensional? Mengambil pembiayaan KPR iB di UUS bank

konvensional? Apakah terjamin kesyariahannya? Apakah dana nasabah yang dikelola oleh UUS dan layanan

syariah di loket bank konvensional tidak akan bercampur dengan dana nasabah bank konvensional? Jangan

khawatir. Dana nasabah iB yang disimpan di UUS telah dijamin tidak akan bercampur dengan dana nasabah

bank konvensionalnya. Dana masyarakat yang terkumpul di UUS telah dijamin tidak akan bercampur

pengelolaannya.

Pendirian UUS dan pembukaan layanan syariah di loket-loket bank konvensional (disebut dengan

layanan office channeling atau OC) telah didukung oleh teknologi informasi (TI) yang kredibel, yang mampu

melakukan pencatatan keuangan dana nasabah secara terpisah. Di setiap UUS dan kantor cabang

konvensional yang menyediakan layanan iB, telah didukung oleh sistem TI yang mempunyai dua user ID

berbeda untuk masuk ke dalam sistem pencatatan. Satu user ID untuk rekening konvensional dan satu user

ID lain yang berbeda untuk rekening syariah. Setiap kali ada masyarakat yang membuka rekening syariah di

cabang konvensional, petugas bank akan membuka dan membukukan transaksi nasabah di rekening

dengan user ID syariah. Oleh karena itu nasabah yang ingin menabung ataupun mendapatkan pembiayaan

dari UUS atau layanan syariah bank konvensional tidak perlu merasa khawatir dananya akan tercampur

dengan dana bank konvensional.

Lebih dari itu, seluruh kegiatan usaha dan pengelolaan dana UUS dan kantor cabang bank

konvensional yang membuka layanan syariah diawasi oleh Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang juga adalah

anggota dari Dewan Syariah Nasional (DSN) dan secara berkala laporan keuangan UUS dan kantor cabang

bank konvensional yang membuka layanan syariah diawasi dan diperiksa oleh Bank Indonesia untuk

menjamin setiap UUS dan kantor cabang bank konvensional yang membuka layanan syariah mengelola dana

masyarakat dan menjalankan kegiatan usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Jadi, produk

dan jasa iB sekarang semakin mudah didapatkan. Di Bank Umum Syariah, di Unit Usaha Syariah, ataupun di

layanan iB di loket-loket bank konvensional, semuanya tetap syariah.

Page 10: Mengenal Bank Syariah

Masyarakat Indonesia sesungguhnya telah mengenal istilah berbagi hasil, bahkan sejak zaman

peradaban awal nusantara. Di berbagai daerah di Indonesia, misalnya telah dikenal praktek berbagi hasil

antara pemilik sawah dengan petani penggarapnya. Si petani penggarap menanami sawah dengan padi atau

palawija, dan setelah panen hasilnya dibagi atas dasar kesepakatan. Bisa 50-50 (disebut maro di beberapa

daerah) atau 30-70 atau 40-60 tergantung kesepakatan kedua pihak dan keduanya mendapatkan manfaat

serta keuntungan. Demikian pula praktek-praktek berbagi hasil di dalam kemitraan atau kerjasama dalam

berdagang, telah pula dikenal luas di masyarakat, misalnya dengan istilah bakongsi atau belah pinang.

iB (ai-Bi) perbankan syariah beroperasi dengan prinsip yang sama, yaitu berbagi hasil antara nasabah

dan bank syariah. Nasabah menyimpan uangnya di bank syariah, dan ia diperlakukan sebagai pemilik dana

yang melakukan investasi pada bank syariah. Bank syariah kemudian akan mengelola dana masyarakat

tersebut, menginvestasikannya ke sektor-sektor produktif yang menghasilkan keuntungan. Di akhir hari,

keuntungan tersebut akan dibagi-hasil-kan sesuai kesepakatan, misalnya 40% untuk nasabah dan 60%

Berbagi hasil akan memberikan kepuasan bagi kedua belah pihak karena hasil yang diterima oleh

masing-masing sesuai dengan kontribusi yang telah diberikan. Nasabah bank syariah memiliki dana, bank

syariah memiliki keahlian mengelola dana tersebut menjadi keuntungan. Kemanfaatan lain adalah berupa

adanya keadilan yang diterima oleh masing-masing pihak, yaitu bahwa nasabah akan menerima pembagian

hasil usaha yang lebih besar ketika pendapatan bank mengalami peningkatan. Dan besarnya nisbah bagi

hasil dapat lebih tinggi dibandingkan dengan pendapatan dari tabungan biasa. Sebagai ilustrasi di tengah

kondisi perekonomian tahun 2008, bank syariah tetap mampu memberikan bagi hasil yang setara (ekuivalen

rate of return) dengan 7% - 8%.

Bagaimana jika investasi yang dilakukan oleh bank syariah merugi? Jangan khawatir. Karena

masyarakat yang menyimpan uangnya di bank syariah tidak akan ikut mengalami kerugian itu. Saat ini

perhitungan bagi hasil antara bank syariah dan nasabah tidak didasarkan pada profit yang diperoleh (profit

and loss sharing), namun didasarkan pada pendapatan (revenue sharing). Dengan pola revenue sharing, bagi

hasil kepada nasabah diperhitungkan dari pendapatan bank, sedangkan biaya-biaya yang harus dikeluarkan

bank akan diambil dari bagi hasil yang menjadi hak bank. Dengan pola ini, dana nasabah yang disimpan di

bank syariah tidak akan berkurang atau hilang meskipun investasi yang dilakukan bank syariah mengalami

kerugian.

Page 11: Mengenal Bank Syariah

Di samping itu, Tabungan iB dengan skema titipan maupun investasi juga dijamin oleh Lembaga

Penjamin Simpanan (LPS) sesuai dengan Undang-Undang No.24 tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin

Simpanan (LPS). Tabungan iB, baik dengan skema titipan maupun skema investasi termasuk yang dijamin

oleh LPS hingga nilai maksimal Rp2 miliar.

Jadi, mari berbagi hasil bersama iB (ai-Bi)......

Page 12: Mengenal Bank Syariah

iB (ai-Bi) MELAJU DENGAN STRATEGI BARU

Tahun 2009 menjadi tahun yang menghadirkan banyak peluang bagi

industri perbankan syariah untuk melakukan ekspansi pasar. Tingkat awareness

masyarakat yang semakin tinggi terhadap sistem perbankan alternatif yang

berlogo iB (dibaca ai-Bi, islamic banking) ini, sebagai hasil dari sosialisasi secara

intensif oleh regulator selama dua tahun belakangan, pada tahun 2009 memasuki

tahap siap untuk mencoba berbagai kelebihan produk dan jasa yang ditawarkan

oleh bank-bank syariah. Ibarat buah yang mulai ranum, antusiasme masyarakat ini

siap dipetik oleh bank-bank syariah yang jeli dan sigap menangkap peluang pasar.

Dan jika itu terjadi, maka tidak mustahil iB akan melaju lebih kencang lagi dari

pertumbuhannya selama ini yang telah sangat impresif mencapai 46,3%

pertahun! (rata-rata pertumbuhan lima tahun terakhir).

Salah satu kuncinya adalah implementasi secara serius strategi baru yang telah dirumuskan dalam

sebuah Grand Strategy Pengembangan Pasar Perbankan Syariah, yang merupakan strategi pemasaran

hasil racikan Bank Indonesia berdasarkan analisis mendalam terhadap peta target market perbankan syariah

di Indonesia dan berbagai faktor strategis. Berdasarkan Grand Strategy tersebut, ada 6 program utama yang

perlu dilakukan oleh bank syariah untuk dapat melakukan ekspansi pasar secara lebih luas.

1. Program Pencitraan Baru

Program pencitraan baru ini merupakan prioritas utama dalam memperluas pasar, sehingga perbankan

syariah Indonesia memiliki citra baru yang bisa menarik semua golongan masyarakat tanpa terkecuali,

yang menginginkan keuntungan kedua belah pihak (bank dan nasabah), dengan atribut yang lebih

menekankan ke substansi/universal values sebagai atau kemanfaatan bagi

semua. Bank syariah perlu melakukan positioning sebagai

yang ditunjang oleh berbagai keunikan khas iB seperti:

produk yang lebih beragam dengan skema lebih variatif, transparan-adil bagi bank dan nasabah, SDM

yang kompeten dalam keuangan & beretika, IT system yg update & user friendly, serta fasilitas ahli

investasi, keuangan dan syariah. Positioning dan diferensiasi tersebut perlu dilakukan untuk

menampilkan branding baru iB sebagai

Oleh : Ramzi A. Zuhdi Anggota Komite Perbankan Syariah Direktur Direktorat Perbankan Syariah, Bank Indonesia

Page 13: Mengenal Bank Syariah

2. Program Pengembangan Segmen Pasar

Dengan memahami profil segmen pasar yang dihadapi, tentunya bank syariah akan dapat

merumuskan strategi pemasaran yang lebih tepat demi menjangkau pasar yang lebih luas. Pemetaan

target market sebagaimana dimuat dalam Grand Strategy mengungkapkan, terdapat 5 segmen pasar

berdasarkan orientasi perbankan dan profil psikografisnya: mereka yang sangat mengutamakan

-ikutan, mereka yang

mengutamakan benefit seperti kepraktisan transaksi dan kemudahan akses, mereka yang

menggunakan bank syariah sebagai sarana pembayaran gaji dan transaksi bisnis, dan segmen mereka

yang mengutamakan penggunaan jasa bank konvensional. Melalui riset pasar dalam Grand Strategy

juga terungkap, bahwa pengguna perbankan syariah di Indonesia cenderung berprilaku pragmatis,

Potret nasabah perbankan di Indonesia umumnya sudah memahami keunggulan masing-masing

perbankan dimana perbankan konvensional unggul dalam jaringan yang luas dan memiliki fasilitas

layanan yang handal dan luas. Di sisi lain, perbankan syariah, unggul karena karakteristik produk,

sehingga mereka ingin menggunakan kedua jenis perbankan tersebut. Dengan kata lain, profil

nasabah perbankan di Indonesia sesungguhnya didominasi oleh mereka yang mengutamakan benefit

seperti kepraktisan transaksi dan kemudahan akses.

3. Program pengembangan produk.

syariah perlu terus melakukan inovasi produk dan dapat mengeksplorasi kekayaan skema keuangan

yang variatif dan sekaligus bisa menunjukkan perbedaan dengan perbankan konvensional. Beberapa

inisiatif yang dapat dilakukan oleh bank syariah, misalnya melalui mirroring produk dan jasa bank

syariah internasional serta mendorong bank syariah milik asing untuk membawa produk-produk yang

sukses di luar negeri ke Indonesia. Program ini menjadi keharusan agar keunikan perbankan syariah

dibandingkan dengan perbankan konvensional lebih terlihat jelas.

4. Program peningkatan pelayanan.

Dari survey tingkat kepuasan nasabah, sebagaimana dimuat dalam Grand Strategy, terungkap bahwa

kualitas layanan perbankan syariah lebih baik di core benefit yang ditawarkan. Sedangkan dilihat dari

tingkat kepuasan terhadap pinjaman bank konvensional dan bank syariah, kualitas perbankan syariah

lebih baik hampir di semua aspek. Dengan demikian, maka peningkatan kualitas layanan mesti terus

dilakukan di area yang terkait keunikan maupun bersifat umum. Dengan mengadopsi konsep service

excellency berdasarkan dimensi RATER (Reliability, Assurance, Tangible, Emphaty, Responsiveness).

Page 14: Mengenal Bank Syariah

5. Program komunikasi yang universal dan terbuka.

Berbagai upaya promosi dan komunikasi oleh bank syariah kepada masyarakat perlu mencermati

spektrum peta segmen pasar yang ingin dijangkaunya, sehingga dapat menjaga citra baru perbankan

syariah Indonesia yang modern, terbuka bagi semua segmen masyarakat (inklusif), dan melayani

seluruh golongan msyarakat Indonesia tanpa terkecuali. Berbagai program promosi perlu dilakukan

dengan tetap mengacu kepada positioning iB sebagai perbankan yang saling menguntungkan kedua

belah pihak (bank dan nasabah), dan mendukung branding iB sebagai .

Tentu saja kita sadari bahwa keberhasilan bank syariah untuk melakukan ekspansi pasar juga

tergantung kepada banyak sekali faktor, baik faktor internal maupun eksternal termasuk kondisi

perekonomian makro serta dukungan perundang-undangan terkait perbankan syariah semisal UU Pajak

Pertambahan Nilai yang masih ditunggu kehadirannya. Namun demikian, apa yang telah dirumuskan dalam

Grand Strategy setidaknya telah memberikan strategi baru dari perspektif marketing. Dan tidak dapat

dipungkiri bahwa pemahaman yang lebih akurat terhadap peta serta profil segmen pasar, kemampuan untuk

menyediakan produk-produk yang inovatif sesuai kebutuhan keuangan masyarakat modern, peningkatan

pelayanan dan jaringan, kemampuan mengkomunikasikan kelebihan-kelebihan produk iB dalam bahasa yang

mudah dipahami oleh semua golongan masyarakat, serta positioning khas iB sebagai

merupakan hal-hal yang perlu dikuasai oleh industri perbankan syariah apabila

ingin meningkatkan jumlah nasabahnya yang jumlahnya saat ini masih berkisar 5 juta nasabah.

Page 15: Mengenal Bank Syariah

MENGEMBANGKAN USAHA DENGAN PEMBIAYAAN MODAL

KERJA iB

Bank syariah menyediakan Pembiayaan Modal Kerja iB bagi anda yang membutuhkan tambahan

modal kerja, baik untuk keperluan membeli bahan baku, pembayaran biaya produksi, pengadaan barang dan

jasa, hingga membantu pengusaha dalam membiayai penyelesaian proyek yang didapatnya. Jenis kontrak

pembiayaan modal kerja iB yang umum ditawarkan dapat dipilih sesuai kebutuhan anda: bisa menggunakan

skema jual beli (murabahah) ataupun dengan skema kemitraan bagi hasil (mudharabah dan musyarakah).

Sebagai contoh, seorang pengusaha jasa konstruksi yang memiliki reputasi baik memperoleh proyek

pembuatan jembatan dari pemerintah daerah dengan tiga kali termin pembayaran (termin I Rp.200 juta,

termin II Rp.400 juta dan termin III Rp.800 juta) sehingga total nilai proyek sebesar Rp.1,4 milyar (proporsi

pembayaran per termin adalah 1 : 2 : 4). Total modal yang dibutuhkan adalah Rp.1 milyar rupiah, sementara

ia hanya memiliki modal Rp.400 juta. Maka ia dapat mengajukan penambahan modal kerja kepada bank

syariah sebesar Rp.600 juta. Bank syariah akan melihat kebutuhan kontraktor, apakah lebih membutuhkan

kas atau barang.

Apabila kebutuhan kontraktor lebih kepada kebutuhan akan barang modal, maka bank syariah akan

memberikan pembiayaan berbasis jual beli, misalnya untuk pembelian material atau bahan baku

bangunan. Bank syariah kemudian akan menetapkan total margin keuntungan jual beli, misalnya sebesar

Rp.80 juta. Sehingga total pembiayaan menjadi sebesar Rp.680 juta yang akan diangsur oleh pengusaha

selama 2 tahun dengan nilai angsuran tetap perbulannya sebesar Rp.28,3 juta (yaitu Rp.680 juta dibagi 24

bulan). Nilai angsuran ini tetap hingga masa perjanjian berakhir, sehingga sangat memudahkan perencanaan

keuangan.

Apabila kontraktor tersebut lebih membutuhkan kas maka bank syariah akan memberikan pembiayaan

berbasis bagi hasil berupa pemberian tambahan modal sejumlah Rp.600 juta yang dijadikan penyertaan bank

syariah dalam proyek tersebut dengan menggunakan akad kemitraan bagi hasil (musyarakah). Dalam hal

ini kontraktor dan bank syariah bermitra dalam bentuk kongsi penyertaan modal. Misalnya disepakati nisbah

bagi hasil adalah 40% untuk pengusaha dan 60% untuk bank syariah. Misalnya juga disepakati nilai proyeksi

keuntungan total sebesar Rp.400 juta. Maka ilustrasi pembayaran untuk pembiayaan modal kerja iB oleh

pengusaha adalah sebagai berikut:

Page 16: Mengenal Bank Syariah

Ingin usaha anda berkembang dan semakin besar? Cobalah datang ke bank syariah, dan temukan

layanan pembiayaan modal kerja iB yang akan membantu anda mewujudkan rencana pengembangan bisnis

anda. Mudah dan Memahami anda.

Tahap Penerimaan dan

Pembayaran

Pembayaran dari

Pemerintah

Pengembalian pokok

kepada Bank Syariah

Bagi Hasil untuk Bank

Syariah

1. Termin I Rp.200 juta Rp.100 juta Rp.34,3 juta (1/7 x

60% x Rp.400 juta)

2. Termin II Rp.400 juta Rp.200 juta Rp.68,6 juta (2/7 x

60% x Rp.400 juta)

3. Termin III Rp.800 juta Rp.300 juta Rp.137,1 juta (4/7 x

60% x Rp.400 juta)

Profit untuk Pengusaha

(modal Rp.400 juta)

Rp.1400 juta (Rp.400+Rp.600 juta+Rp.240 juta) = Rp.160 juta

Page 17: Mengenal Bank Syariah

MENGHITUNG BAGI HASIL iB

Berbagi hasil dalam bank syariah menggunakan istilah nisbah bagi hasil, yaitu proporsi bagi hasil

antara nasabah dan bank syariah. Misalnya, jika customer service bank syariah menawarkan nisbah bagi hasil

Tabungan iB sebesar 65:35. Itu artinya nasabah bank syariah akan memperoleh bagi hasil sebesar 65% dari

return investasi yang dihasilkan oleh bank syariah melalui pengelolaan dana-dana masyarakat di sektor riil.

Sementara itu bank syariah akan mendapatkan porsi bagi hasil sebesar 35%. Bagaimana menghitung nisbah

bagi hasil tersebut?

Untuk produk pendanaan/simpanan bank syariah, misalnya Tabungan iB dan Deposito iB, penentuan nisbah

bagi hasil dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: jenis produk simpanan, perkiraan pendapatan

investasi dan biaya operasional bank. Hanya produk simpanan iB dengan skema investasi (mudharabah)

yang mendapatkan return bagi hasil. Sementara itu untuk produk simpanan iB dengan skema titipan

(wadiah), return yang diberikan berupa bonus.

Pertama-tama dihitung besarnya tingkat pendapatan investasi yang dapat dibagikan kepada nasabah.

Ekspektasi pendapatan investasi ini dihitung oleh bank syariah dengan melihat performa kegiatan ekonomi di

sektor-sektor yang menjadi tujuan investasi, misalnya di sektor properti, perdagangan, pertanian,

telekomunikasi atau sektor transportasi. Setiap sektor ekonomi memiliki karakteristik dan performa yang

berbeda-beda, sehingga akan memberikan return investasi yang berbeda-beda juga. Sebagaimana layaknya

seorang investment manager, bank syariah akan menggunakan berbagai indikator ekonomi dan keuangan

yang dapat mencerminkan kinerja dari sektoral tersebut untuk menghitung ekspektasi /proyeksi return

investasi. Termasuk juga indikator historis (track record) dari aktivitas investasi bank syariah yang telah

dilakukan, yang tercermin dari nilai rata-rata dari seluruh jenis pembiayaan iB yang selama ini telah diberikan

ke sektor riil. Dari hasil perhitungan tersebut, maka dapat diperoleh besarnya pendapatan investasi dalam

bentuk equivalent rate- yang akan dibagikan kepada nasabah misalnya sebesar 11%.

Selanjutnya dihitung besarnya pendapatan investasi yang merupakan bagian untuk bank syariah sendiri,

guna menutup biaya-biaya operasional sekaligus memberikan pendapatan yang wajar. Besarnya biaya

operasional tergantung dari tingkat efisiensi bank masing-masing. Sementara itu, besarnya pendapatan yang

wajar antara lain mengacu kepada indikator-indikator keuangan bank syariah yang bersangkutan seperti

ROA (Return On Assets) dan indikator lain yang relevan. Dari perhitungan, diperoleh bahwa bank syariah

memerlukan pendapatan investasi -yang juga dihitung dalam equivalent rate- misalnya sebesar 6 %.

Dari kedua angka tersebut, maka kemudian nisbah bagi hasil dapat dihitung. Porsi bagi hasil untuk nasabah

Page 18: Mengenal Bank Syariah

Dari kedua angka tersebut, maka kemudian nisbah bagi hasil dapat dihitung. Porsi bagi hasil untuk nasabah

adalah sebesar: [11% dibagi (11%+6%)] = 0.65 atau sebesar 65%. Dan bagi hasil untuk bank syariah

sebesar: [6% dibagi (11%+6%)] = 0.35 atau sebesar 35%. Maka nisbah bagi hasilnya kemudian dapat

dituliskan sebagai 65:35.

Tentu saja dalam prakteknya nasabah iB tidak perlu terlalu pusing dengan perhitungan njlimet bagi hasil

semacam ini. Masyarakat hanya tinggal menanyakan berapa rate indikatif dari Tabungan iB atau Deposito

iB yang diminatinya. Rate indikatif ini adalah nilai equivalent rate dari pendapatan investasi yang akan

dibagikan kepada nasabah, yang dinyatakan dalam persentase misalnya 11% atau 8% atau 12%. Jadi

masyarakat dengan cepat dan mudah dapat menghitung berapa besar keuntungan yang akan diperolehnya

dalam menabung sekaligus berinvestasi di bank syariah. Sangat mudah bukan?

Page 19: Mengenal Bank Syariah

MOBILE BANKING iB

Kehidupan modern yang sangat dinamis dengan mobilitas sangat tinggi, bahkan melintasi batas-batas

ruang dan waktu, menuntut masyarakat untuk secara efektif dan efisien memanfaatkan waktu yang dimiliki

dengan memanfaatkan teknologi modern. Masyarakat dapat menggunakan ATM, telephon atau handphone

bahkan internet untuk berhubungan dengan bank, tanpa harus repot-repot datang ke bank.

Nasabah bank syariah, khususnya nasabah Tabungan iB dapat menikmati fasilitas Mobile Banking iB

selama 24 jam 7 hari seminggu untuk melakukan beragam transaksi, baik finansial maupun non finansial.

Transaksi finansial antara lain transfer dana antar rekening atau antar bank, membayar pengeluaran rutin

bulanan seperti zakat, listrik dan telephon/handphone, membeli pulsa isi ulang handphone, sampai

membayar kartu kredit iB. Transaksi non finansial seperti informasi saldo, mutasi rekening, dan ganti pin.

Mobile Banking iB dapat diakses dari ATM, handphone/telephone dengan Phone Banking iB, dan PC,

notebook, netbook atau blackberry dengan Internet Banking iB.

Didukung lebih dari 6000 jaringan ATM Bersama dan 7000 jaringan ATM BCA, Mobile Banking iB

memberikan kemudahan untuk melakukan transaksi keuangan dan perbankan. Melalui jaringan ATM di

seluruh Indonesia, nasabah cukup datang ke ATM terdekat untuk melakukan pembayaran tagihan rutin

bulanan, memesan tiket pesawat dan masih banyak lagi.

Dengan iB Phone Banking, hadir lebih banyak kemudahan kepada masyarakat. Nasabah bisa

mengakses rekening yang dimiliki melalui telephone dan handphone. Melalui SMS nasabah dapat

melakukan berbagai transaksi perbankan semudah dan secepat mengirimkan SMS kepada orang terdekat .

Atau dengan menghubungi call center bank syariah, nasabah dapat mengetahui mutasi rekening dan

informasi saldo seluruh rekening yang dimiliki.

Sejalan dengan perkembangan internet yang pesat, bank syariah juga menawarkan gaya hidup

modern melalui kemudahan akses jasa perbankan lewat Internet Banking iB. Dengan Internet Banking iB,

nasabah bisa melakukan berbagai transaksi kapanpun dan dari manapun, rumah, kantor atau sewaktu

terjebak macet di jalan raya.

Akses Mobile Banking iB lewat ribuan ATM, internet, telephone dan SMS. Segera hubungi bank-bank

Bank !

Page 20: Mengenal Bank Syariah

Multi jasa iB :

SOLUSI KEBUTUHAN BIAYA PENDIDIKAN

Musim pendaftaran masuk sekolah atau kuliah telah tiba. Di mana-mana orang tua sibuk

mendaftarkan anaknya, bahkan di sekitar sekolah-sekolah favorit, lalu lintas dibuat macet. Bukan hanya

faktor apakah nilai anaknya memenuhi syarat, tetapi biaya masuk sekolah atau perguruan tinggi yang cukup

besar juga menjadi concern para orang tua. Jika tidak dipersiapkan dengan tabungan atau asuransi

pendidikan, bisa membuat orang tua kalang kabut.

Untuk mengatasi kebutuhan biaya pendidikan, perbankan syariah menghadirkan pembiayaan

multijasa iB. Multijasa iB sebenarnya bukan hanya untuk membiayai pendidikan saja, namun ada juga untuk

kesehatan, pernikahan, dan lain-lain. Untuk kali ini yang akan dibahas adalah multijasa iB pendidikan.

Bank-bank, termasuk bank syariah umumnya telah memiliki kerjasama dengan beberapa lembaga

pendidikan, biasanya untuk menerima pembayaran uang sekolah atau kuliah. Dengan lembaga pendidikan

yang telah ada kerjasama seperti ini, bank syariah menawarkan pembiayaan bagi para orang tua murid atau

mahasiswa yang kesulitan membayar biaya pendidikan bagi anaknya yang diterima atau sedang menempuh

pendidikan di lembaga tersebut.

Skema Multijasa iB Pendidikan adalah sebagai berikut : orangtua siswa atau mahasiswa mengajukan

pembiayaan multijasa iB pendidikaan kepada bank syariah. Bank syariah akan membantu mengurus biaya

pendaftaran masuk sekolah yang harus dibayar kepada lembaga pendidikan. Misalnya besarnya adalah Rp.20

juta. Biaya tersebut langsung ditransfer oleh bank syariah ke rekening lembaga pendidikan. Atas jasa

tersebut, bank syariah mengenakan fee atau biaya sewa kepada nasabah sebesar nilai tertentu, misalnya

Rp.1 juta. Apabila nasabah akan mengangsur biaya pendidikan kepada bank syariah selama 1 tahun, maka

angsuran yang harus dibayar oleh nasabah adalah sebesar Rp.21 juta dibagi 12 atau sebesar Rp.1,75 juta per

bulan.

Dengan Multijasa iB Pendidikan, biaya masuk sekolah atau perguruan tinggi yang relatif besar tidak

menjadi masalah lagi. Orangtua tidak dibebani dengan biaya besar karena dapat mengangsur.

Silakan datang ke bank-bank syariah terdekat untuk memperoleh fasilitas pembiayaan Multijasa iB

Pendidikan.

Page 21: Mengenal Bank Syariah

PERBANKAN SYARIAH: LEBIH TAHAN KRISIS GLOBAL

Sebagai sebuah negara yang perekonomiannya terbuka, Indonesia tak luput dari imbas

dinamika pasar keuangan global. Termasuk pula imbas dari krisis keuangan yang berawal dari Amerika

Serikat, yang menerpa negara-negara lainnya, dan kemudian meluas menjadi krisis ekonomi secara global

yang dirasakan sejak semester kedua tahun 2008. International Monetary Fund (IMF) memperkirakan

terjadinya perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia dari 3,9% pada 2008 menjadi 2,2% pada tahun 2009.

Perlambatan ini tentu saja pada gilirannya akan mempengaruhi kinerja ekspor nasional, yang pada akhirnya

berdampak kepada laju pertumbuhan ekonomi nasional. Kemudian bagaimana dampak guncangan sistem

keuangan global ini terhadap industri perbankan syariah di Indonesia?

Eskposure pembiayaan perbankan syariah yang masih lebih diarahkan kepada aktivitas

perekonomian domestik, sehingga belum memiliki tingkat integrasi yang tinggi dengan sistem keuangan

global dan belum memiliki tingkat sofistikasi transaksi yang tinggi; adalah dua faktor yang dinilai telah

2 bulan pertama di tahun 2009 jaringan pelayanan bank syariah mengalami penambahan sebanyak 45

jaringan kantor. Hingga saat ini sudah ada 1492 kantor cabang bank konvensional yang memiliki layanan

syariah. Secara geografis, penyebaran jaringan kantor perbankan syariah saat ini telah menjangkau

masyarakat di lebih dari 89 kabupaten/kota di 33 propinsi.

Kinerja pertumbuhan pembiayaan bank syariah tetap tinggi sampai posisi Februari 2009 dengan

kinerja pembiayaan yang baik (NPF, Net Performing Financing di bawah 5%). Penyaluran pembiayaan oleh

perbankan syariah per Februari 2009 secara konsisten terus mengalami peningkatan dengan pertumbuhan

sebesar 33,3% pada Februari 2008 menjadi 47,3% pada Februari 2009. Sementara itu, nilai pembiayaan

yang disalurkan oleh perbankan syariah mencapai Rp.40,2 triliun.

Sekali lagi industri perbankan syariah menunjukkan ketangguhannya sebagai salah satu pilar

penyokong stabilitas sistem keuangan nasional. Dengan kinerja pertumbuhan industri yang mencapai rata-

rata 46,32% dalam lima tahun terakhir, iB (baca ai-Bi, Islamic Bank) di Indonesia diperkirakan tetap akan

mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi pada tahun 2009.

Perbankan syariah nasional pada tahun 2009 diperkirakan masih akan berada dalam fase high-growth

-nya. Proyeksi pertumbuhan optimis pada 2009 diperkirakan mencapai 75% dengan pencapaian

total aset Rp. 87 triliun, sebagaimana ditetapkan dalam Grand Strategy Pengembangan Pasar

Perbankan Syariah yang telah dirumuskan oleh Bank Indonesia. Optimisme tersebut didasarkan kepada

Page 22: Mengenal Bank Syariah

asumsi, bahwa faktor-faktor yang mempercepat pertumbuhan industri perbankan syariah akan dapat

dipenuhi, antara lain: realisasi konversi beberapa UUS (Unit Usaha Syariah) menjadi BUS (Bank Umum

Syariah), implementasi UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah sebagai kepastian hukum berhasil

mendorong peningkatan kapasitas bank-bank syariah; implementasi UU No. 19 Tahun 2008 tentang SBSN

mampu memberikan semangat industri untuk meningkatkan kinerjanya, dukungan dari Amandemen UU

Perpajakan sebagai kepastian hukum berhasil mendorong peningkatan kapasitas bank-bank syariah melalui

peran investor asing, iklim dunia usaha yang tetap kondusif di tengah aktivitas Pemilu, meningkatnya

pemahaman masyarakat dan preferensi untuk menggunakan produk dan jasa bank syariah, serta realisasi

penerbitan Corporate SUKUK oleh bank syariah untuk memperkuat base capital perbankan syariah.

Dengan positioning khas perbankan syariah sebagai beyond banking),

yaitu perbankan yang menyediakan produk dan jasa keuangan yang lebih beragam serta

didukung oleh skema keuangan yang lebih bervariasi, kita yakin bahwa di masa-masa mendatang akan

semakin tinggi minat masyarakat Indonesia untuk menggunakan bank syariah. Dan pada gilirannya hal

tersebut akan meningkatkan signifikansi peran bank syariah dalam mendukung stabilitas sistem keuangan

nasional, bersama-sama secara sinergis dengan bank konvensional dalam kerangka Dual Banking System

(sistem perbankan ganda) Arsitektur Perbankan Indonesia (API).

Page 23: Mengenal Bank Syariah

PERKEMBANGAN IMPRESIF iB (ai -Bi) PERBANKAN SYARIAH

Sejak mulai dikembangkannya sistem perbankan syariah di Indonesia, dalam kurun waktu 17 tahun

total aset industri perbankan syariah telah meningkat sebesar 27 kali lipat dari Rp 1,79 triliun pada tahun

2000, menjadi Rp 49,6 triliun pada akhir tahun 2008. Laju pertumbuhan aset secara impresif tercatat 46,3%

per tahun (yoy, rata-rata pertumbuhan dalam 5 tahun terakhir). Untuk periode 2007 sd 2008 yang lalu,

pertumbuhan yang mencapai rata-rata 36,2% pertahun bahkan lebih tinggi daripada laju pertumbuhan aset

perbankan syariah regional (asia tenggara) yang hanya berkisar 30% pertahun untuk periode yang sama.

Sejak diterbitkannya Undang-Undang (UU) No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah sebagai

landasan legal formal yang secara khusus mengatur berbagai hal mengenai perbankan syariah di tanah air,

maka kecepatan pertumbuhan industri ini diperkirakan akan melaju lebih kencang lagi. Hal ini terlihat dari

indikator penyaluran pembiayaan yang mencapai rata-rata pertumbuhan sebesar 36,7% pertahun dan

indikator penghimpunan dana dengan rata-rata pertumbuhan mencapai 33,5% pertahun untuk tahun 2007

s.d. tahun 2008.

Angka-angka pertumbuhan yang impresif tersebut tidak hanya berhenti di atas kertas sebagai

perputaran uang di sektor finansial. iB Perbankan syariah membuktikan dirinya sebagai sistem perbankan

yang mendorong sektor riil, seperti diindikasikan oleh rasio pembiayaan terhadap penghimpunan dana

(Financing to Deposit ratio, FDR) yang rata-rata mencapai diatas 100% pada dua tahun terakhir.

iB Perbankan syariah juga semakin luas melayani masyarakat di seluruh pelosok Indonesia. Jumlah

jaringan telah tersebar di sebanyak 998 kantor dan telah hadir 1.492 layanan syariah (per Februari 2009) di

32 provinsi di Indonesia. Layanan iB juga didukung oleh lebih dari 6000 jaringan ATM Bersama dan 7000

jaringan ATM BCA, untuk memberikan kemudahan transaksi keuangan dan perbankan. Kehadiran teknologi

mobile banking, baik melalui phone banking (SMS dan telephone) maupun internet banking juga telah

dimanfaatkan oleh iB untuk menyajikan layanan yang reliable bagi gaya hidup masyarakat modern yang

mobile.

Secara kseseluruhan, profitabilitas perbankan syariah tercatat relatif cukup tinggi sebagaimana yang

ditunjukkan oleh rata-rata pencapaian rasio Return on Equity (ROE) perbankan syariah yang mencapai

45,92% pertahun (periode tahun 2007 s.d. tahun 2008). Semua gambaran diatas menunjukkan bahwa

perbankan syariah di Indonesia merupakan industri keuangan yang berbasis sektor riil merupakan sektor

usaha yang cukup menjanjikan bagi para investor, pengusaha dan masyarakat.

Page 24: Mengenal Bank Syariah

TABUNGAN iB, MENABUNG SEKALIGUS BERINVESTASI

Produk tabungan di bank syariah menawarkan pengalaman baru dalam menyimpan uang secara aman

dan sekaligus menguntungkan. Bank syariah menawarkan dua jenis tabungan, yang bisa dipilih oleh

penabung sesuai kebutuhannya. Tabungan iB dengan skema titipan bagi mereka yang mengutamakan

keamanan dana dan kemudahan transaksi sehari-hari. Dan Tabungan iB dengan skema investasi bagi mereka

yang menginginkan keamanan dana sekaligus memperoleh hasil investasi yang lebih tinggi.

bank syariah bebas diambil setiap saat ketika ia membutuhkan dana. Jumlah uangnya dalam Tabungan iB

akan tersimpan aman, karena bebas dari resiko pemotongan dana ketika usaha bank mengalami kerugian.

Keuntungan yang diperoleh oleh penabung dengan skema ini berupa bonus, yang besarnya sesuai dengan

kebijakan masing-masing bank syariah.

Penabung yang menginginkan hasil investasi yang lebih tinggi dapat memilih jenis Tabungan iB

dengan skema investasi. Dana masyarakat yang terkumpul, akan ditempatkan oleh bank syariah ke sektor-

sektor usaha produktif yang menghasilkan profit. Nilai imbal hasil ini fluktuatif, sesuai dengan imbal hasil

yang diperoleh bank syariah dari invetasi yang dilakukan. Bagaimana jika investasi yang dilakukan oleh bank

syariah merugi? Jangan kahawatir. Karena masyarakat yang menyimpan uangnya di Tabungan iB tidak akan

ikut mengalami kerugian itu. Saat ini perhitungan bagi hasil antara bank syariah dan nasabah tidak

didasarkan pada profit yang diperoleh (profit and loss sharing), namun didasarkan pada pendapatan

(revenue sharing). Dengan pola revenue sharing, bagi hasil kepada nasabah diperhitungkan dari pendapatan

bank, sedangkan biaya-biaya yang harus dikeluarkan bank akan diambil dari bagi hasil yang menjadi hak

bank. Dengan pola ini, dana nasabah yang diinvestasikan dalam tabungan iB tidak akan berkurang atau

hilang meskipun investasi yang dilakukan bank syariah mengalami kerugian.

Di samping itu, Tabungan iB dengan skema titipan maupun investasi ini juga dijamin oleh Lembaga

Penjamin Simpanan (LPS) sesuai dengan Undang-Undang No.24 tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin

Simpanan (LPS). Tabungan iB, baik dengan skema titipan maupun skema investasi termasuk yang dijamin

oleh LPS hingga nilai maksimal Rp.2 miliar.

Jadi, jangan ragu lagi. Segera buka tabungan di bank-bank syariah terdekat, dan temukan

pengalaman menabung sekaligus berinvestasi dengan Tabungan iB.

sumber : http://www.bi.go.id