mengenal bank syariah
DESCRIPTION
Mengenal Bank SyariahTRANSCRIPT
APA SIH iB (ai-Bi)...??
iB (baca ai-Bi) singkatan dari Islamic Banking dipopulerkan sebagai penanda identitas bersama
industri perbankan syariah di Indonesia yang diresmikan sejak 2 Juli 2007. Penggunaan identitas bersama ini
bertujuan agar masyarakat dengan mudah dan cepat mengenali tersedianya layanan jasa perbankan syariah
di seluruh Indonesia, sebagaimana masyarakat modern yang sudah sangat akrab dengan terminologi-
terminologi iphone, ipod, ibank.
Layanan jasa perbankan syariah semakin mudah diperoleh masyarakat, dengan mengenali logo iB
yang dipasang di bank-bank syariah ataupun bank-bank konvensional terkemuka yang menyediakan layanan
syariah. Sebagaimana mudahnya masyarakat mengenali logo Visa atau Master Card untuk layanan kartu
kredit di semua merchant yang memasang logo tersebut di pintu masuk atau di meja kasir.
Logo iB (ai-Bi) merupakan penanda identitas industri perbankan
syariah di Indonesia, yang merupakan kristalisasi dari nilai-nilai utama system
perbankan syariah yang modern, transparan, berkeadilan, seimbang dan
beretika yang selalu mengedepankan nilai-nilai kebersamaan dan kemitraan.
Dengan semakin banyaknya bank yang menawarkan produk dan jasa
perbankan syariah, kehadiran logo iB (ai-Bi) akan memudahkan masyarakat
untuk mengenali secara cepat dan menemukan kelebihan layanan perbankan
syariah untuk kebutuhan transaksi keuangannya.
Jadi iB (ai-Bi) perbankan syariah itu bukan merujuk kepada nama bank tertentu. iB (ai-Bi)
merefleksikan kebersamaan seluruh bank-bank syariah di Indonesia untuk melayani seluruh masyarakat
Indonesia tanpa terkecuali, yang sampai saat ini terdiri dari 5 Bank Umum Syariah (BUS), 26 Unit Usaha
Syariah (UUS), 132 Bank Perkreditan rakyat Syariah (BPRS) dan 1.492 kantor cabang bank konvensional yang
menyediakan layanan syariah (office channeling) yang siap melayani semua lapisan masyarakat di seluruh
Indonesia.
Masyarakat dapat menemukan layanan iB antara lain di bank-bank sebagai berikut : Bank Bukopin
Syariah, Bank Danamon Syariah, Bank DKI Syariah, Bank Ekspor Indonesia Syariah, Bank Mega Syariah, bank
Muamalat Indonesia, Bank Niaga Syariah, Bank Permata Syariah, Bank Syariah BRI, Bank Syariah Bukopin,
Bank syariah Mandiri, BII Syariah, BNI Syariah, BRI Syariah, BTN Syariah, BTPN Syariah, HSBC Syariah, BPD
Syariah, BPR Syariah, BPD Syariah.
DICARI : SDM MULTIDIMENSI UNTUK iB (ai-
Strategi baru pengembangan pasar iB (ai-Bi) Perbankan Syariah yang memosisikan perbankan syariah
di Indonesia sebagai perbankan yang saling menguntungkan nasabah dan bank, serta penggunaan branding
Beyond Banking), mensiratkan kebutuhan akan kualitas sumber daya
manusia yang multi keilmuan dan multi dimensi untuk menjamin keunggulan khasnya.
Pertama, industri perbankan syariah membutuhkan SDM yang pandai mengelola dana masyarakat ke
dalam bentuk-bentuk investasi yang mampu menghasilkan profit yang kemudian akan di-bagi-hasilkan
(profit-sharing). Karena jika investasi yang dikelola tidak bisa menghasilkan profit, bahkan merugi, maka apa
yang mau dibagi-hasilkan? Dengan kata lain SDM bank syariah adalah juga seorang investment manager,
yang memahami detail perkembangan serta trend dari berbagai sektor industri baik dalam tataran domestik
maupun global. Ia juga harus mampu melakukan manajemen alokasi investasi secara efektif, memilih sektor-
sektor produksi mana yang paling profitable sebagai tempat menanamkan dana investasi namun tetap
memberikan kemanfaatan sosial bagi masyarakat luas. Sehingga bank syariah mampu menghasilkan profit
yang optimal, dalam rangka memberikan bagi hasil yang selalu memuaskan kepada nasabah.
Kedua, keberagaman produk dan jasa iB sebagai ciri khas bank syariah
harus didukung oleh SDM yang kreatif dan inovatif dalam mengembangkan
produk-produk baru atau melakukan modifikasi produk-produk perbankan
syariah sehingga dapat selalu memenuhi kebutuhan masyarakat modern yang
selalu berkembang. Untuk melakukan proses inovasi dimaksud, SDM bank
syariah seyogianya juga memiliki kompetensi sebagai ahli keuangan dan
perbankan (finance & banking expert), yang memiliki pengetahuan detail
tentang berbagai jenis instrumen keuangan dan perbankan. Tidak hanya
pengetahuan tentang produk keuangan dan perbankan syariah, tetapi juga
tentang financial structure dari produk-produk keuangan konvensional yang
sedang berkembang. Sehingga ia dapat melakukan proses pembelajaran secara
terus-menerus (continuous learning) dalam melakukan inovasi/modifikasi untuk
menghasilkan produk yang sesuai dengan prinsip syariah tetapi dengan
sofistifikasi yang sama dengan produk-produk lainnya.
Ketiga, bank syariah tentu saja harus selalu dapat memberikan keyakinan kepada masyarakat bahwa
produk/jasa yang ditawarkannya sesuai dengan etika dan prinsip-prinsip syariah, misalnya tidak mengandung
unsur spekulatif ataupun tipuan. Untuk itu, bank syariah membutuhkan SDM yang memiliki kompetensi
Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar, MA Anggota Komite Perbankan Syariah, Pakar Pendidikan
keilmuan syariah muamalah terkait keuangan dan perbankan syariah. Untuk SDM dengan kompetensi
demikian, saat ini bank syariah banyak terbantu dengan hadirnya DPS (Dewan Pengawas Syariah) yang wajib
ada di setiap bank syariah. DPS ini adalah juga adalah anggota DSN (Dewan Syariah Nasional), yang tugasnya
mengawasi operasional sehari-hari bank syariah agar selalu sesuai dengan prinsip-prinsip syariah sehingga
menjamin kemanfaatan produk/jasa yang ditawarkan oleh bank syariah bagi kemaslahatan masyarakat
seluruhnya.
Dengan demikian, SDM yang mendukung iB (ai-Bi) perbankan syariah bukanlah SDM dengan
kompetensi yang marginal pas-pasan. Bahkan sebaliknya. SDM yang dicari dan dibutuhkan oleh bank
. SDM iB (ai-Bi) haruslah SDM
yang multi dimensi, yang memiliki kompetensi lintas keilmuan. Ia harus memiliki kompetensi sebagai seorang
ahli investasi, sekaligus ahli keuangan dan perbankan, beretika serta memahami sharia compliancy. .
Pemenuhan SDM dengan kompetensi lengkap seperti ini harus dilakukan, baik secara kualitatif maupun
kuantitatif, melalui proses rekruitmen dan pelatihan. Karena hanya dengan demikian, iB perbankan syariah
iB ( ai-Bi) : GAYA HIDUP BARU DALAM
BERBANKING
iB: Beyond banking! Tiba-tiba saja tagline itu menyentak perhatian
banyak orang, dan menghadirkan ikon baru di tengah arus simbol-
simbol lifestyle masyarakat modern semisal iPod, iPhone, iMate yang
menjanjikan gaya hidup yang personal, easy life, efisien, serba cepat
dan mobile. iB (dibaca ai-Bi) hadir sebagai ikon dari industri Islamic
Banking (perbankan syariah) di Indonesia yang menawarkan produk
serta jasa bank yang lebih beragam dengan skema keuangan yang
lebih bervariasi. Sehingga setiap individu dengan berbagai kebutuhan
keuangannya yang khas bisa mendapatkan solusinya di iB.
Branding iB sebagai perbankan yang lebih dari sekedar bank (beyond banking) akan dibentuk melalui
positioning baru dari iB yang menampilkan citra bank syariah sebagai bank yang memberikan keuntungan
kepada kedua belah pihak: nasabah dan bank. Pencitraan baru iB yang dimotori regulator dan didukung
pelaku iB mulai menampilkan wajah perbankan syariah yang kini lebih terbuka dan inklusif. Di mana
keunggulan khas iB (yaitu keberagaman produk dan kekayaan skema keuangan) bisa dirasakan oleh seluruh
golongan masyarakat tanpa terkecuali. Memasuki tahun 2009, strategi pengembangan pasar tersebut
terbukti berhasil meningkatkan awareness dan antusiasme masyarakat untuk mengenal dan mencoba
layanan iB.
• Content: Beragam produk dengan skema variatif
• Context: Transparan agar adil bagi kedua belah pihak• People: Kompeten dalam keuangan & beretika• Technology: IT system yg update & user friendly• Facility: Ahli investasi, keuangan dansyariah
“Perbankan yang salingmenguntungkan
kedua belah pihak”
LEBIH DARI SEKEDAR BANK
(BEYOND BANKING)
POSITIONING DIFFERENTIATION
BRAND
• Content: Beragam produk dengan skema variatif
• Context: Transparan agar adil bagi kedua belah pihak• People: Kompeten dalam keuangan & beretika• Technology: IT system yg update & user friendly• Facility: Ahli investasi, keuangan dansyariah
“Perbankan yang salingmenguntungkan
kedua belah pihak”
LEBIH DARI SEKEDAR BANK
(BEYOND BANKING)
POSITIONING DIFFERENTIATION
BRAND
Grand Strategy Pengembangan Pasar Perbankan Syariah, Juli 2008, Bank Indonesia
Oleh: Hermawan Kartajaya Anggota Komite Perbankan Syariah, Pakar Marketing
Bagi praktisi iB, perkembangan tersebut terakhir merupakan berkah yang patut disyukuri. Namun demikian,
di sisi lain menjadi tantangan besar bagi praktisi bank syariah untuk membuktikan dirinya sanggup men-
deliver apa yang dijanjikan. Karena itu ada pekerjaan rumah yang mesti diselesaikan oleh pelaku iB, yaitu:
Konsistensi komunikasi identitas baru iB sebagai sistem perbankan yang menguntungkan nasabah dan
bank, melalui promosi dengan bahasa yang mudah dipahami oleh masyarakat tentang produk serta
skema-skema keuangan yang ditawarkan, misalnya tersedianya produk sewa-beli (leasing) maupun sewa
untuk KPR-iB, produk gadai iB, produk pembiayaan pendidikan dan kesehatan (multijasa iB), kartu kredit
iB, dan lain-lain.
Keberagaman produk dan jasa iB harus didukung oleh kultur yang kondusif bagi proses inovasi yang
kreatif baik di dalam individu masing-masing bank maupun sebagai kultur industri bank syariah secara
keseluruhan. Business process yang memacu kecepatan inovasi produk-produk baru harus
dikembangkan, mulai dari proses ide, perancangan prinsip dan skema keuangan, perizinan dan
peluncuran/komersialisasi produk iB.
SDM dengan kompetensi lintas keilmuan, yaitu sebagai ahli investasi, ahli keuangan dan perbankan,
beretika serta sekaligus memahami sharia compliancy adalah kelebihan iB dalam melayani nasabah dan
menyajikan solusi yang lebih lengkap. Pemenuhan SDM dengan kompetensi lengkap seperti ini harus
segera dilakukan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif, melalui proses rekruitmen dan pelatihan.
Teknologi yang menjadi infrastruktur berbagai layanan iB, semisal jaringan ATM, mobile banking, internet
banking, phone banking harus terus dikembangkan dan diupdate mengikuti perkembangan teknologi
terkini, untuk menyediakan layanan yang reliable.
Kartu Kredit iB
SESUAI SYARIAH, BISA DIPAKAI DI SELURUH DUNIA
Salah satu ciri dari gaya hidup modern adalah serba cepat dan efisien. Misalnya saja penggunaan kartu
sebagai alat pembayaran, sudah menjadi kebutuhan masyarakat modern sebagai pengganti uang di dompet
yang tebal dan tentu saja lebih tidak aman. Bank syariah tidak mau ketinggalan dalam menyediakan solusi
bagi kebutuhan masyarakat modern ini, dengan menghadirkan Kartu Kredit iB.
Kartu Kredit iB, seperti kartu kredit pada umumnya, dapat digunakan untuk berbelanja di berbagai
merchants, menarik uang tunai melalui ATM, membayar berbagai tagihan (listrik, air, telepon, tv kabel,
membayar biaya kuliah), untuk membeli tiket pesawat terbang maupun mengisi ulang pulsa handphone.
Pemegang Kartu Kredit iB menikmati layanan dan fasilitas yang sama mudahnya dengan pemegang kartu
kredit pada umunya. Hal ini karena Kartu Kredit iB didukung juga oleh Master Card International,
sehingga dapat digunakan di hampir 30 juta merchant dan mesin ATM berlogo Master Card atau Cirrus di
seluruh dunia.
Kartu Kredit iB yang saat ini ada didukung oleh 3 jenis skema perjanjian yang menjadi dasar
kesyariahannya. Jenis perjanjian terdiri dari, yaitu: penjaminan atas transaksi dengan merchant, atau
pinjaman dana atas fasilitas penarikan uang tunai, atau sewa atas jasa sistem pembayaran dan pelayanan.
Atas skema yang dipilihnya, bank syariah penerbit kartu mengenakan fee kepada pemegang kartu.
Bagaimana menetapkan fee tersebut? Untuk fasilitas transaksi dengan merchant, besarnya fee didasarkan
pada nilai transaksi sehingga bersifat fluktuatif. Meskipun komponen fee banyak, namun dari sisi nominal,
fee yang dikenakan oleh Kartu Kredit iB lebih rendah dibandingkan suku bunga yang dikenakan kartu kredit
umumnya. Jadi pengguna Kartu Kredit iB dapat menikmati keuntungan dari lebih rendahnya fee tersebut
dibandingkan dengan kartu kredit lain.
Apakah ada denda atas keterlambatan pembayaran kartu kredit iB? Tentu saja, karena hal ini
dimaksudkan untuk mendidik kedisiplinan pemegang kartu. Namun demikian, penerimaan denda ini tidak
untuk keuntungan bank syariah dan tidak dimasukkan ke dalam pendapatan bank syariah. Bank syariah akan
menyalurkan seluruh penerimaan denda ke sektor-sektor sosial.
Dengan keunikan Kartu Kredit iB, kemudahan fasilitas serta layanan seluas kartu kredit lainnya, dan
tunai anda. Silakan berkunjung ke bank-bank syariah terdekat untuk mengajukan aplikasi Kartu Kredit iB dan
dapatkan berbagai kemudahan dan kenyamanan bertransaksi di seluruh dunia.
LAYANAN iB DI MANAPUN, MUDAH DAN TETAP SYARIAH
Untuk menemukan produk iB perbankan syariah, masyarakat dapat memilih untuk datang ke Bank
Umum Syariah ataupun ke Bank Konvensional yang memiliki Unit Usaha Syariah. Saat ini hampir semua bank
terkemuka di Indonesia memiliki Unit Usaha Syariah (UUS) yang menawarkan produk iB di loket -loket
konvensionalnya yang memasang logo iB (ai-Bi). Masyarakat tinggal meminta kepada customer service untuk
produk-produk iB sesuai kebutuhannya, seperti Tabungan iB, Deposito iB, KPR iB, dan lain-lain.
Membuka Tabungan iB di loket bank konvensional? Mengambil pembiayaan KPR iB di UUS bank
konvensional? Apakah terjamin kesyariahannya? Apakah dana nasabah yang dikelola oleh UUS dan layanan
syariah di loket bank konvensional tidak akan bercampur dengan dana nasabah bank konvensional? Jangan
khawatir. Dana nasabah iB yang disimpan di UUS telah dijamin tidak akan bercampur dengan dana nasabah
bank konvensionalnya. Dana masyarakat yang terkumpul di UUS telah dijamin tidak akan bercampur
pengelolaannya.
Pendirian UUS dan pembukaan layanan syariah di loket-loket bank konvensional (disebut dengan
layanan office channeling atau OC) telah didukung oleh teknologi informasi (TI) yang kredibel, yang mampu
melakukan pencatatan keuangan dana nasabah secara terpisah. Di setiap UUS dan kantor cabang
konvensional yang menyediakan layanan iB, telah didukung oleh sistem TI yang mempunyai dua user ID
berbeda untuk masuk ke dalam sistem pencatatan. Satu user ID untuk rekening konvensional dan satu user
ID lain yang berbeda untuk rekening syariah. Setiap kali ada masyarakat yang membuka rekening syariah di
cabang konvensional, petugas bank akan membuka dan membukukan transaksi nasabah di rekening
dengan user ID syariah. Oleh karena itu nasabah yang ingin menabung ataupun mendapatkan pembiayaan
dari UUS atau layanan syariah bank konvensional tidak perlu merasa khawatir dananya akan tercampur
dengan dana bank konvensional.
Lebih dari itu, seluruh kegiatan usaha dan pengelolaan dana UUS dan kantor cabang bank
konvensional yang membuka layanan syariah diawasi oleh Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang juga adalah
anggota dari Dewan Syariah Nasional (DSN) dan secara berkala laporan keuangan UUS dan kantor cabang
bank konvensional yang membuka layanan syariah diawasi dan diperiksa oleh Bank Indonesia untuk
menjamin setiap UUS dan kantor cabang bank konvensional yang membuka layanan syariah mengelola dana
masyarakat dan menjalankan kegiatan usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Jadi, produk
dan jasa iB sekarang semakin mudah didapatkan. Di Bank Umum Syariah, di Unit Usaha Syariah, ataupun di
layanan iB di loket-loket bank konvensional, semuanya tetap syariah.
Masyarakat Indonesia sesungguhnya telah mengenal istilah berbagi hasil, bahkan sejak zaman
peradaban awal nusantara. Di berbagai daerah di Indonesia, misalnya telah dikenal praktek berbagi hasil
antara pemilik sawah dengan petani penggarapnya. Si petani penggarap menanami sawah dengan padi atau
palawija, dan setelah panen hasilnya dibagi atas dasar kesepakatan. Bisa 50-50 (disebut maro di beberapa
daerah) atau 30-70 atau 40-60 tergantung kesepakatan kedua pihak dan keduanya mendapatkan manfaat
serta keuntungan. Demikian pula praktek-praktek berbagi hasil di dalam kemitraan atau kerjasama dalam
berdagang, telah pula dikenal luas di masyarakat, misalnya dengan istilah bakongsi atau belah pinang.
iB (ai-Bi) perbankan syariah beroperasi dengan prinsip yang sama, yaitu berbagi hasil antara nasabah
dan bank syariah. Nasabah menyimpan uangnya di bank syariah, dan ia diperlakukan sebagai pemilik dana
yang melakukan investasi pada bank syariah. Bank syariah kemudian akan mengelola dana masyarakat
tersebut, menginvestasikannya ke sektor-sektor produktif yang menghasilkan keuntungan. Di akhir hari,
keuntungan tersebut akan dibagi-hasil-kan sesuai kesepakatan, misalnya 40% untuk nasabah dan 60%
Berbagi hasil akan memberikan kepuasan bagi kedua belah pihak karena hasil yang diterima oleh
masing-masing sesuai dengan kontribusi yang telah diberikan. Nasabah bank syariah memiliki dana, bank
syariah memiliki keahlian mengelola dana tersebut menjadi keuntungan. Kemanfaatan lain adalah berupa
adanya keadilan yang diterima oleh masing-masing pihak, yaitu bahwa nasabah akan menerima pembagian
hasil usaha yang lebih besar ketika pendapatan bank mengalami peningkatan. Dan besarnya nisbah bagi
hasil dapat lebih tinggi dibandingkan dengan pendapatan dari tabungan biasa. Sebagai ilustrasi di tengah
kondisi perekonomian tahun 2008, bank syariah tetap mampu memberikan bagi hasil yang setara (ekuivalen
rate of return) dengan 7% - 8%.
Bagaimana jika investasi yang dilakukan oleh bank syariah merugi? Jangan khawatir. Karena
masyarakat yang menyimpan uangnya di bank syariah tidak akan ikut mengalami kerugian itu. Saat ini
perhitungan bagi hasil antara bank syariah dan nasabah tidak didasarkan pada profit yang diperoleh (profit
and loss sharing), namun didasarkan pada pendapatan (revenue sharing). Dengan pola revenue sharing, bagi
hasil kepada nasabah diperhitungkan dari pendapatan bank, sedangkan biaya-biaya yang harus dikeluarkan
bank akan diambil dari bagi hasil yang menjadi hak bank. Dengan pola ini, dana nasabah yang disimpan di
bank syariah tidak akan berkurang atau hilang meskipun investasi yang dilakukan bank syariah mengalami
kerugian.
Di samping itu, Tabungan iB dengan skema titipan maupun investasi juga dijamin oleh Lembaga
Penjamin Simpanan (LPS) sesuai dengan Undang-Undang No.24 tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin
Simpanan (LPS). Tabungan iB, baik dengan skema titipan maupun skema investasi termasuk yang dijamin
oleh LPS hingga nilai maksimal Rp2 miliar.
Jadi, mari berbagi hasil bersama iB (ai-Bi)......
iB (ai-Bi) MELAJU DENGAN STRATEGI BARU
Tahun 2009 menjadi tahun yang menghadirkan banyak peluang bagi
industri perbankan syariah untuk melakukan ekspansi pasar. Tingkat awareness
masyarakat yang semakin tinggi terhadap sistem perbankan alternatif yang
berlogo iB (dibaca ai-Bi, islamic banking) ini, sebagai hasil dari sosialisasi secara
intensif oleh regulator selama dua tahun belakangan, pada tahun 2009 memasuki
tahap siap untuk mencoba berbagai kelebihan produk dan jasa yang ditawarkan
oleh bank-bank syariah. Ibarat buah yang mulai ranum, antusiasme masyarakat ini
siap dipetik oleh bank-bank syariah yang jeli dan sigap menangkap peluang pasar.
Dan jika itu terjadi, maka tidak mustahil iB akan melaju lebih kencang lagi dari
pertumbuhannya selama ini yang telah sangat impresif mencapai 46,3%
pertahun! (rata-rata pertumbuhan lima tahun terakhir).
Salah satu kuncinya adalah implementasi secara serius strategi baru yang telah dirumuskan dalam
sebuah Grand Strategy Pengembangan Pasar Perbankan Syariah, yang merupakan strategi pemasaran
hasil racikan Bank Indonesia berdasarkan analisis mendalam terhadap peta target market perbankan syariah
di Indonesia dan berbagai faktor strategis. Berdasarkan Grand Strategy tersebut, ada 6 program utama yang
perlu dilakukan oleh bank syariah untuk dapat melakukan ekspansi pasar secara lebih luas.
1. Program Pencitraan Baru
Program pencitraan baru ini merupakan prioritas utama dalam memperluas pasar, sehingga perbankan
syariah Indonesia memiliki citra baru yang bisa menarik semua golongan masyarakat tanpa terkecuali,
yang menginginkan keuntungan kedua belah pihak (bank dan nasabah), dengan atribut yang lebih
menekankan ke substansi/universal values sebagai atau kemanfaatan bagi
semua. Bank syariah perlu melakukan positioning sebagai
yang ditunjang oleh berbagai keunikan khas iB seperti:
produk yang lebih beragam dengan skema lebih variatif, transparan-adil bagi bank dan nasabah, SDM
yang kompeten dalam keuangan & beretika, IT system yg update & user friendly, serta fasilitas ahli
investasi, keuangan dan syariah. Positioning dan diferensiasi tersebut perlu dilakukan untuk
menampilkan branding baru iB sebagai
Oleh : Ramzi A. Zuhdi Anggota Komite Perbankan Syariah Direktur Direktorat Perbankan Syariah, Bank Indonesia
2. Program Pengembangan Segmen Pasar
Dengan memahami profil segmen pasar yang dihadapi, tentunya bank syariah akan dapat
merumuskan strategi pemasaran yang lebih tepat demi menjangkau pasar yang lebih luas. Pemetaan
target market sebagaimana dimuat dalam Grand Strategy mengungkapkan, terdapat 5 segmen pasar
berdasarkan orientasi perbankan dan profil psikografisnya: mereka yang sangat mengutamakan
-ikutan, mereka yang
mengutamakan benefit seperti kepraktisan transaksi dan kemudahan akses, mereka yang
menggunakan bank syariah sebagai sarana pembayaran gaji dan transaksi bisnis, dan segmen mereka
yang mengutamakan penggunaan jasa bank konvensional. Melalui riset pasar dalam Grand Strategy
juga terungkap, bahwa pengguna perbankan syariah di Indonesia cenderung berprilaku pragmatis,
Potret nasabah perbankan di Indonesia umumnya sudah memahami keunggulan masing-masing
perbankan dimana perbankan konvensional unggul dalam jaringan yang luas dan memiliki fasilitas
layanan yang handal dan luas. Di sisi lain, perbankan syariah, unggul karena karakteristik produk,
sehingga mereka ingin menggunakan kedua jenis perbankan tersebut. Dengan kata lain, profil
nasabah perbankan di Indonesia sesungguhnya didominasi oleh mereka yang mengutamakan benefit
seperti kepraktisan transaksi dan kemudahan akses.
3. Program pengembangan produk.
syariah perlu terus melakukan inovasi produk dan dapat mengeksplorasi kekayaan skema keuangan
yang variatif dan sekaligus bisa menunjukkan perbedaan dengan perbankan konvensional. Beberapa
inisiatif yang dapat dilakukan oleh bank syariah, misalnya melalui mirroring produk dan jasa bank
syariah internasional serta mendorong bank syariah milik asing untuk membawa produk-produk yang
sukses di luar negeri ke Indonesia. Program ini menjadi keharusan agar keunikan perbankan syariah
dibandingkan dengan perbankan konvensional lebih terlihat jelas.
4. Program peningkatan pelayanan.
Dari survey tingkat kepuasan nasabah, sebagaimana dimuat dalam Grand Strategy, terungkap bahwa
kualitas layanan perbankan syariah lebih baik di core benefit yang ditawarkan. Sedangkan dilihat dari
tingkat kepuasan terhadap pinjaman bank konvensional dan bank syariah, kualitas perbankan syariah
lebih baik hampir di semua aspek. Dengan demikian, maka peningkatan kualitas layanan mesti terus
dilakukan di area yang terkait keunikan maupun bersifat umum. Dengan mengadopsi konsep service
excellency berdasarkan dimensi RATER (Reliability, Assurance, Tangible, Emphaty, Responsiveness).
5. Program komunikasi yang universal dan terbuka.
Berbagai upaya promosi dan komunikasi oleh bank syariah kepada masyarakat perlu mencermati
spektrum peta segmen pasar yang ingin dijangkaunya, sehingga dapat menjaga citra baru perbankan
syariah Indonesia yang modern, terbuka bagi semua segmen masyarakat (inklusif), dan melayani
seluruh golongan msyarakat Indonesia tanpa terkecuali. Berbagai program promosi perlu dilakukan
dengan tetap mengacu kepada positioning iB sebagai perbankan yang saling menguntungkan kedua
belah pihak (bank dan nasabah), dan mendukung branding iB sebagai .
Tentu saja kita sadari bahwa keberhasilan bank syariah untuk melakukan ekspansi pasar juga
tergantung kepada banyak sekali faktor, baik faktor internal maupun eksternal termasuk kondisi
perekonomian makro serta dukungan perundang-undangan terkait perbankan syariah semisal UU Pajak
Pertambahan Nilai yang masih ditunggu kehadirannya. Namun demikian, apa yang telah dirumuskan dalam
Grand Strategy setidaknya telah memberikan strategi baru dari perspektif marketing. Dan tidak dapat
dipungkiri bahwa pemahaman yang lebih akurat terhadap peta serta profil segmen pasar, kemampuan untuk
menyediakan produk-produk yang inovatif sesuai kebutuhan keuangan masyarakat modern, peningkatan
pelayanan dan jaringan, kemampuan mengkomunikasikan kelebihan-kelebihan produk iB dalam bahasa yang
mudah dipahami oleh semua golongan masyarakat, serta positioning khas iB sebagai
merupakan hal-hal yang perlu dikuasai oleh industri perbankan syariah apabila
ingin meningkatkan jumlah nasabahnya yang jumlahnya saat ini masih berkisar 5 juta nasabah.
MENGEMBANGKAN USAHA DENGAN PEMBIAYAAN MODAL
KERJA iB
Bank syariah menyediakan Pembiayaan Modal Kerja iB bagi anda yang membutuhkan tambahan
modal kerja, baik untuk keperluan membeli bahan baku, pembayaran biaya produksi, pengadaan barang dan
jasa, hingga membantu pengusaha dalam membiayai penyelesaian proyek yang didapatnya. Jenis kontrak
pembiayaan modal kerja iB yang umum ditawarkan dapat dipilih sesuai kebutuhan anda: bisa menggunakan
skema jual beli (murabahah) ataupun dengan skema kemitraan bagi hasil (mudharabah dan musyarakah).
Sebagai contoh, seorang pengusaha jasa konstruksi yang memiliki reputasi baik memperoleh proyek
pembuatan jembatan dari pemerintah daerah dengan tiga kali termin pembayaran (termin I Rp.200 juta,
termin II Rp.400 juta dan termin III Rp.800 juta) sehingga total nilai proyek sebesar Rp.1,4 milyar (proporsi
pembayaran per termin adalah 1 : 2 : 4). Total modal yang dibutuhkan adalah Rp.1 milyar rupiah, sementara
ia hanya memiliki modal Rp.400 juta. Maka ia dapat mengajukan penambahan modal kerja kepada bank
syariah sebesar Rp.600 juta. Bank syariah akan melihat kebutuhan kontraktor, apakah lebih membutuhkan
kas atau barang.
Apabila kebutuhan kontraktor lebih kepada kebutuhan akan barang modal, maka bank syariah akan
memberikan pembiayaan berbasis jual beli, misalnya untuk pembelian material atau bahan baku
bangunan. Bank syariah kemudian akan menetapkan total margin keuntungan jual beli, misalnya sebesar
Rp.80 juta. Sehingga total pembiayaan menjadi sebesar Rp.680 juta yang akan diangsur oleh pengusaha
selama 2 tahun dengan nilai angsuran tetap perbulannya sebesar Rp.28,3 juta (yaitu Rp.680 juta dibagi 24
bulan). Nilai angsuran ini tetap hingga masa perjanjian berakhir, sehingga sangat memudahkan perencanaan
keuangan.
Apabila kontraktor tersebut lebih membutuhkan kas maka bank syariah akan memberikan pembiayaan
berbasis bagi hasil berupa pemberian tambahan modal sejumlah Rp.600 juta yang dijadikan penyertaan bank
syariah dalam proyek tersebut dengan menggunakan akad kemitraan bagi hasil (musyarakah). Dalam hal
ini kontraktor dan bank syariah bermitra dalam bentuk kongsi penyertaan modal. Misalnya disepakati nisbah
bagi hasil adalah 40% untuk pengusaha dan 60% untuk bank syariah. Misalnya juga disepakati nilai proyeksi
keuntungan total sebesar Rp.400 juta. Maka ilustrasi pembayaran untuk pembiayaan modal kerja iB oleh
pengusaha adalah sebagai berikut:
Ingin usaha anda berkembang dan semakin besar? Cobalah datang ke bank syariah, dan temukan
layanan pembiayaan modal kerja iB yang akan membantu anda mewujudkan rencana pengembangan bisnis
anda. Mudah dan Memahami anda.
Tahap Penerimaan dan
Pembayaran
Pembayaran dari
Pemerintah
Pengembalian pokok
kepada Bank Syariah
Bagi Hasil untuk Bank
Syariah
1. Termin I Rp.200 juta Rp.100 juta Rp.34,3 juta (1/7 x
60% x Rp.400 juta)
2. Termin II Rp.400 juta Rp.200 juta Rp.68,6 juta (2/7 x
60% x Rp.400 juta)
3. Termin III Rp.800 juta Rp.300 juta Rp.137,1 juta (4/7 x
60% x Rp.400 juta)
Profit untuk Pengusaha
(modal Rp.400 juta)
Rp.1400 juta (Rp.400+Rp.600 juta+Rp.240 juta) = Rp.160 juta
MENGHITUNG BAGI HASIL iB
Berbagi hasil dalam bank syariah menggunakan istilah nisbah bagi hasil, yaitu proporsi bagi hasil
antara nasabah dan bank syariah. Misalnya, jika customer service bank syariah menawarkan nisbah bagi hasil
Tabungan iB sebesar 65:35. Itu artinya nasabah bank syariah akan memperoleh bagi hasil sebesar 65% dari
return investasi yang dihasilkan oleh bank syariah melalui pengelolaan dana-dana masyarakat di sektor riil.
Sementara itu bank syariah akan mendapatkan porsi bagi hasil sebesar 35%. Bagaimana menghitung nisbah
bagi hasil tersebut?
Untuk produk pendanaan/simpanan bank syariah, misalnya Tabungan iB dan Deposito iB, penentuan nisbah
bagi hasil dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: jenis produk simpanan, perkiraan pendapatan
investasi dan biaya operasional bank. Hanya produk simpanan iB dengan skema investasi (mudharabah)
yang mendapatkan return bagi hasil. Sementara itu untuk produk simpanan iB dengan skema titipan
(wadiah), return yang diberikan berupa bonus.
Pertama-tama dihitung besarnya tingkat pendapatan investasi yang dapat dibagikan kepada nasabah.
Ekspektasi pendapatan investasi ini dihitung oleh bank syariah dengan melihat performa kegiatan ekonomi di
sektor-sektor yang menjadi tujuan investasi, misalnya di sektor properti, perdagangan, pertanian,
telekomunikasi atau sektor transportasi. Setiap sektor ekonomi memiliki karakteristik dan performa yang
berbeda-beda, sehingga akan memberikan return investasi yang berbeda-beda juga. Sebagaimana layaknya
seorang investment manager, bank syariah akan menggunakan berbagai indikator ekonomi dan keuangan
yang dapat mencerminkan kinerja dari sektoral tersebut untuk menghitung ekspektasi /proyeksi return
investasi. Termasuk juga indikator historis (track record) dari aktivitas investasi bank syariah yang telah
dilakukan, yang tercermin dari nilai rata-rata dari seluruh jenis pembiayaan iB yang selama ini telah diberikan
ke sektor riil. Dari hasil perhitungan tersebut, maka dapat diperoleh besarnya pendapatan investasi dalam
bentuk equivalent rate- yang akan dibagikan kepada nasabah misalnya sebesar 11%.
Selanjutnya dihitung besarnya pendapatan investasi yang merupakan bagian untuk bank syariah sendiri,
guna menutup biaya-biaya operasional sekaligus memberikan pendapatan yang wajar. Besarnya biaya
operasional tergantung dari tingkat efisiensi bank masing-masing. Sementara itu, besarnya pendapatan yang
wajar antara lain mengacu kepada indikator-indikator keuangan bank syariah yang bersangkutan seperti
ROA (Return On Assets) dan indikator lain yang relevan. Dari perhitungan, diperoleh bahwa bank syariah
memerlukan pendapatan investasi -yang juga dihitung dalam equivalent rate- misalnya sebesar 6 %.
Dari kedua angka tersebut, maka kemudian nisbah bagi hasil dapat dihitung. Porsi bagi hasil untuk nasabah
Dari kedua angka tersebut, maka kemudian nisbah bagi hasil dapat dihitung. Porsi bagi hasil untuk nasabah
adalah sebesar: [11% dibagi (11%+6%)] = 0.65 atau sebesar 65%. Dan bagi hasil untuk bank syariah
sebesar: [6% dibagi (11%+6%)] = 0.35 atau sebesar 35%. Maka nisbah bagi hasilnya kemudian dapat
dituliskan sebagai 65:35.
Tentu saja dalam prakteknya nasabah iB tidak perlu terlalu pusing dengan perhitungan njlimet bagi hasil
semacam ini. Masyarakat hanya tinggal menanyakan berapa rate indikatif dari Tabungan iB atau Deposito
iB yang diminatinya. Rate indikatif ini adalah nilai equivalent rate dari pendapatan investasi yang akan
dibagikan kepada nasabah, yang dinyatakan dalam persentase misalnya 11% atau 8% atau 12%. Jadi
masyarakat dengan cepat dan mudah dapat menghitung berapa besar keuntungan yang akan diperolehnya
dalam menabung sekaligus berinvestasi di bank syariah. Sangat mudah bukan?
MOBILE BANKING iB
Kehidupan modern yang sangat dinamis dengan mobilitas sangat tinggi, bahkan melintasi batas-batas
ruang dan waktu, menuntut masyarakat untuk secara efektif dan efisien memanfaatkan waktu yang dimiliki
dengan memanfaatkan teknologi modern. Masyarakat dapat menggunakan ATM, telephon atau handphone
bahkan internet untuk berhubungan dengan bank, tanpa harus repot-repot datang ke bank.
Nasabah bank syariah, khususnya nasabah Tabungan iB dapat menikmati fasilitas Mobile Banking iB
selama 24 jam 7 hari seminggu untuk melakukan beragam transaksi, baik finansial maupun non finansial.
Transaksi finansial antara lain transfer dana antar rekening atau antar bank, membayar pengeluaran rutin
bulanan seperti zakat, listrik dan telephon/handphone, membeli pulsa isi ulang handphone, sampai
membayar kartu kredit iB. Transaksi non finansial seperti informasi saldo, mutasi rekening, dan ganti pin.
Mobile Banking iB dapat diakses dari ATM, handphone/telephone dengan Phone Banking iB, dan PC,
notebook, netbook atau blackberry dengan Internet Banking iB.
Didukung lebih dari 6000 jaringan ATM Bersama dan 7000 jaringan ATM BCA, Mobile Banking iB
memberikan kemudahan untuk melakukan transaksi keuangan dan perbankan. Melalui jaringan ATM di
seluruh Indonesia, nasabah cukup datang ke ATM terdekat untuk melakukan pembayaran tagihan rutin
bulanan, memesan tiket pesawat dan masih banyak lagi.
Dengan iB Phone Banking, hadir lebih banyak kemudahan kepada masyarakat. Nasabah bisa
mengakses rekening yang dimiliki melalui telephone dan handphone. Melalui SMS nasabah dapat
melakukan berbagai transaksi perbankan semudah dan secepat mengirimkan SMS kepada orang terdekat .
Atau dengan menghubungi call center bank syariah, nasabah dapat mengetahui mutasi rekening dan
informasi saldo seluruh rekening yang dimiliki.
Sejalan dengan perkembangan internet yang pesat, bank syariah juga menawarkan gaya hidup
modern melalui kemudahan akses jasa perbankan lewat Internet Banking iB. Dengan Internet Banking iB,
nasabah bisa melakukan berbagai transaksi kapanpun dan dari manapun, rumah, kantor atau sewaktu
terjebak macet di jalan raya.
Akses Mobile Banking iB lewat ribuan ATM, internet, telephone dan SMS. Segera hubungi bank-bank
Bank !
Multi jasa iB :
SOLUSI KEBUTUHAN BIAYA PENDIDIKAN
Musim pendaftaran masuk sekolah atau kuliah telah tiba. Di mana-mana orang tua sibuk
mendaftarkan anaknya, bahkan di sekitar sekolah-sekolah favorit, lalu lintas dibuat macet. Bukan hanya
faktor apakah nilai anaknya memenuhi syarat, tetapi biaya masuk sekolah atau perguruan tinggi yang cukup
besar juga menjadi concern para orang tua. Jika tidak dipersiapkan dengan tabungan atau asuransi
pendidikan, bisa membuat orang tua kalang kabut.
Untuk mengatasi kebutuhan biaya pendidikan, perbankan syariah menghadirkan pembiayaan
multijasa iB. Multijasa iB sebenarnya bukan hanya untuk membiayai pendidikan saja, namun ada juga untuk
kesehatan, pernikahan, dan lain-lain. Untuk kali ini yang akan dibahas adalah multijasa iB pendidikan.
Bank-bank, termasuk bank syariah umumnya telah memiliki kerjasama dengan beberapa lembaga
pendidikan, biasanya untuk menerima pembayaran uang sekolah atau kuliah. Dengan lembaga pendidikan
yang telah ada kerjasama seperti ini, bank syariah menawarkan pembiayaan bagi para orang tua murid atau
mahasiswa yang kesulitan membayar biaya pendidikan bagi anaknya yang diterima atau sedang menempuh
pendidikan di lembaga tersebut.
Skema Multijasa iB Pendidikan adalah sebagai berikut : orangtua siswa atau mahasiswa mengajukan
pembiayaan multijasa iB pendidikaan kepada bank syariah. Bank syariah akan membantu mengurus biaya
pendaftaran masuk sekolah yang harus dibayar kepada lembaga pendidikan. Misalnya besarnya adalah Rp.20
juta. Biaya tersebut langsung ditransfer oleh bank syariah ke rekening lembaga pendidikan. Atas jasa
tersebut, bank syariah mengenakan fee atau biaya sewa kepada nasabah sebesar nilai tertentu, misalnya
Rp.1 juta. Apabila nasabah akan mengangsur biaya pendidikan kepada bank syariah selama 1 tahun, maka
angsuran yang harus dibayar oleh nasabah adalah sebesar Rp.21 juta dibagi 12 atau sebesar Rp.1,75 juta per
bulan.
Dengan Multijasa iB Pendidikan, biaya masuk sekolah atau perguruan tinggi yang relatif besar tidak
menjadi masalah lagi. Orangtua tidak dibebani dengan biaya besar karena dapat mengangsur.
Silakan datang ke bank-bank syariah terdekat untuk memperoleh fasilitas pembiayaan Multijasa iB
Pendidikan.
PERBANKAN SYARIAH: LEBIH TAHAN KRISIS GLOBAL
Sebagai sebuah negara yang perekonomiannya terbuka, Indonesia tak luput dari imbas
dinamika pasar keuangan global. Termasuk pula imbas dari krisis keuangan yang berawal dari Amerika
Serikat, yang menerpa negara-negara lainnya, dan kemudian meluas menjadi krisis ekonomi secara global
yang dirasakan sejak semester kedua tahun 2008. International Monetary Fund (IMF) memperkirakan
terjadinya perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia dari 3,9% pada 2008 menjadi 2,2% pada tahun 2009.
Perlambatan ini tentu saja pada gilirannya akan mempengaruhi kinerja ekspor nasional, yang pada akhirnya
berdampak kepada laju pertumbuhan ekonomi nasional. Kemudian bagaimana dampak guncangan sistem
keuangan global ini terhadap industri perbankan syariah di Indonesia?
Eskposure pembiayaan perbankan syariah yang masih lebih diarahkan kepada aktivitas
perekonomian domestik, sehingga belum memiliki tingkat integrasi yang tinggi dengan sistem keuangan
global dan belum memiliki tingkat sofistikasi transaksi yang tinggi; adalah dua faktor yang dinilai telah
2 bulan pertama di tahun 2009 jaringan pelayanan bank syariah mengalami penambahan sebanyak 45
jaringan kantor. Hingga saat ini sudah ada 1492 kantor cabang bank konvensional yang memiliki layanan
syariah. Secara geografis, penyebaran jaringan kantor perbankan syariah saat ini telah menjangkau
masyarakat di lebih dari 89 kabupaten/kota di 33 propinsi.
Kinerja pertumbuhan pembiayaan bank syariah tetap tinggi sampai posisi Februari 2009 dengan
kinerja pembiayaan yang baik (NPF, Net Performing Financing di bawah 5%). Penyaluran pembiayaan oleh
perbankan syariah per Februari 2009 secara konsisten terus mengalami peningkatan dengan pertumbuhan
sebesar 33,3% pada Februari 2008 menjadi 47,3% pada Februari 2009. Sementara itu, nilai pembiayaan
yang disalurkan oleh perbankan syariah mencapai Rp.40,2 triliun.
Sekali lagi industri perbankan syariah menunjukkan ketangguhannya sebagai salah satu pilar
penyokong stabilitas sistem keuangan nasional. Dengan kinerja pertumbuhan industri yang mencapai rata-
rata 46,32% dalam lima tahun terakhir, iB (baca ai-Bi, Islamic Bank) di Indonesia diperkirakan tetap akan
mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi pada tahun 2009.
Perbankan syariah nasional pada tahun 2009 diperkirakan masih akan berada dalam fase high-growth
-nya. Proyeksi pertumbuhan optimis pada 2009 diperkirakan mencapai 75% dengan pencapaian
total aset Rp. 87 triliun, sebagaimana ditetapkan dalam Grand Strategy Pengembangan Pasar
Perbankan Syariah yang telah dirumuskan oleh Bank Indonesia. Optimisme tersebut didasarkan kepada
asumsi, bahwa faktor-faktor yang mempercepat pertumbuhan industri perbankan syariah akan dapat
dipenuhi, antara lain: realisasi konversi beberapa UUS (Unit Usaha Syariah) menjadi BUS (Bank Umum
Syariah), implementasi UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah sebagai kepastian hukum berhasil
mendorong peningkatan kapasitas bank-bank syariah; implementasi UU No. 19 Tahun 2008 tentang SBSN
mampu memberikan semangat industri untuk meningkatkan kinerjanya, dukungan dari Amandemen UU
Perpajakan sebagai kepastian hukum berhasil mendorong peningkatan kapasitas bank-bank syariah melalui
peran investor asing, iklim dunia usaha yang tetap kondusif di tengah aktivitas Pemilu, meningkatnya
pemahaman masyarakat dan preferensi untuk menggunakan produk dan jasa bank syariah, serta realisasi
penerbitan Corporate SUKUK oleh bank syariah untuk memperkuat base capital perbankan syariah.
Dengan positioning khas perbankan syariah sebagai beyond banking),
yaitu perbankan yang menyediakan produk dan jasa keuangan yang lebih beragam serta
didukung oleh skema keuangan yang lebih bervariasi, kita yakin bahwa di masa-masa mendatang akan
semakin tinggi minat masyarakat Indonesia untuk menggunakan bank syariah. Dan pada gilirannya hal
tersebut akan meningkatkan signifikansi peran bank syariah dalam mendukung stabilitas sistem keuangan
nasional, bersama-sama secara sinergis dengan bank konvensional dalam kerangka Dual Banking System
(sistem perbankan ganda) Arsitektur Perbankan Indonesia (API).
PERKEMBANGAN IMPRESIF iB (ai -Bi) PERBANKAN SYARIAH
Sejak mulai dikembangkannya sistem perbankan syariah di Indonesia, dalam kurun waktu 17 tahun
total aset industri perbankan syariah telah meningkat sebesar 27 kali lipat dari Rp 1,79 triliun pada tahun
2000, menjadi Rp 49,6 triliun pada akhir tahun 2008. Laju pertumbuhan aset secara impresif tercatat 46,3%
per tahun (yoy, rata-rata pertumbuhan dalam 5 tahun terakhir). Untuk periode 2007 sd 2008 yang lalu,
pertumbuhan yang mencapai rata-rata 36,2% pertahun bahkan lebih tinggi daripada laju pertumbuhan aset
perbankan syariah regional (asia tenggara) yang hanya berkisar 30% pertahun untuk periode yang sama.
Sejak diterbitkannya Undang-Undang (UU) No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah sebagai
landasan legal formal yang secara khusus mengatur berbagai hal mengenai perbankan syariah di tanah air,
maka kecepatan pertumbuhan industri ini diperkirakan akan melaju lebih kencang lagi. Hal ini terlihat dari
indikator penyaluran pembiayaan yang mencapai rata-rata pertumbuhan sebesar 36,7% pertahun dan
indikator penghimpunan dana dengan rata-rata pertumbuhan mencapai 33,5% pertahun untuk tahun 2007
s.d. tahun 2008.
Angka-angka pertumbuhan yang impresif tersebut tidak hanya berhenti di atas kertas sebagai
perputaran uang di sektor finansial. iB Perbankan syariah membuktikan dirinya sebagai sistem perbankan
yang mendorong sektor riil, seperti diindikasikan oleh rasio pembiayaan terhadap penghimpunan dana
(Financing to Deposit ratio, FDR) yang rata-rata mencapai diatas 100% pada dua tahun terakhir.
iB Perbankan syariah juga semakin luas melayani masyarakat di seluruh pelosok Indonesia. Jumlah
jaringan telah tersebar di sebanyak 998 kantor dan telah hadir 1.492 layanan syariah (per Februari 2009) di
32 provinsi di Indonesia. Layanan iB juga didukung oleh lebih dari 6000 jaringan ATM Bersama dan 7000
jaringan ATM BCA, untuk memberikan kemudahan transaksi keuangan dan perbankan. Kehadiran teknologi
mobile banking, baik melalui phone banking (SMS dan telephone) maupun internet banking juga telah
dimanfaatkan oleh iB untuk menyajikan layanan yang reliable bagi gaya hidup masyarakat modern yang
mobile.
Secara kseseluruhan, profitabilitas perbankan syariah tercatat relatif cukup tinggi sebagaimana yang
ditunjukkan oleh rata-rata pencapaian rasio Return on Equity (ROE) perbankan syariah yang mencapai
45,92% pertahun (periode tahun 2007 s.d. tahun 2008). Semua gambaran diatas menunjukkan bahwa
perbankan syariah di Indonesia merupakan industri keuangan yang berbasis sektor riil merupakan sektor
usaha yang cukup menjanjikan bagi para investor, pengusaha dan masyarakat.
TABUNGAN iB, MENABUNG SEKALIGUS BERINVESTASI
Produk tabungan di bank syariah menawarkan pengalaman baru dalam menyimpan uang secara aman
dan sekaligus menguntungkan. Bank syariah menawarkan dua jenis tabungan, yang bisa dipilih oleh
penabung sesuai kebutuhannya. Tabungan iB dengan skema titipan bagi mereka yang mengutamakan
keamanan dana dan kemudahan transaksi sehari-hari. Dan Tabungan iB dengan skema investasi bagi mereka
yang menginginkan keamanan dana sekaligus memperoleh hasil investasi yang lebih tinggi.
bank syariah bebas diambil setiap saat ketika ia membutuhkan dana. Jumlah uangnya dalam Tabungan iB
akan tersimpan aman, karena bebas dari resiko pemotongan dana ketika usaha bank mengalami kerugian.
Keuntungan yang diperoleh oleh penabung dengan skema ini berupa bonus, yang besarnya sesuai dengan
kebijakan masing-masing bank syariah.
Penabung yang menginginkan hasil investasi yang lebih tinggi dapat memilih jenis Tabungan iB
dengan skema investasi. Dana masyarakat yang terkumpul, akan ditempatkan oleh bank syariah ke sektor-
sektor usaha produktif yang menghasilkan profit. Nilai imbal hasil ini fluktuatif, sesuai dengan imbal hasil
yang diperoleh bank syariah dari invetasi yang dilakukan. Bagaimana jika investasi yang dilakukan oleh bank
syariah merugi? Jangan kahawatir. Karena masyarakat yang menyimpan uangnya di Tabungan iB tidak akan
ikut mengalami kerugian itu. Saat ini perhitungan bagi hasil antara bank syariah dan nasabah tidak
didasarkan pada profit yang diperoleh (profit and loss sharing), namun didasarkan pada pendapatan
(revenue sharing). Dengan pola revenue sharing, bagi hasil kepada nasabah diperhitungkan dari pendapatan
bank, sedangkan biaya-biaya yang harus dikeluarkan bank akan diambil dari bagi hasil yang menjadi hak
bank. Dengan pola ini, dana nasabah yang diinvestasikan dalam tabungan iB tidak akan berkurang atau
hilang meskipun investasi yang dilakukan bank syariah mengalami kerugian.
Di samping itu, Tabungan iB dengan skema titipan maupun investasi ini juga dijamin oleh Lembaga
Penjamin Simpanan (LPS) sesuai dengan Undang-Undang No.24 tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin
Simpanan (LPS). Tabungan iB, baik dengan skema titipan maupun skema investasi termasuk yang dijamin
oleh LPS hingga nilai maksimal Rp.2 miliar.
Jadi, jangan ragu lagi. Segera buka tabungan di bank-bank syariah terdekat, dan temukan
pengalaman menabung sekaligus berinvestasi dengan Tabungan iB.
sumber : http://www.bi.go.id