mengelola perubahan organisasi

79
MENGELOLA PERUBAHAN ORGANISASI SERTA PERAN KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN ORGANISASI di SMAN 2 KALIANDA Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Organisasi Belajar Dosen : Dr.Budi Kustoro,M.Pd Dr.Herpratiwi,M.Pd Disusun oleh : Noni Heriawati (1123011025)

Upload: noni-imuet-semut

Post on 24-Jul-2015

290 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: MENGELOLA PERUBAHAN ORGANISASI

MENGELOLA PERUBAHAN ORGANISASI

SERTA PERAN KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN

ORGANISASI di SMAN 2 KALIANDA

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

Organisasi Belajar

Dosen :

Dr.Budi Kustoro,M.Pd

Dr.Herpratiwi,M.Pd

Disusun oleh :

Noni Heriawati (1123011025)

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Magister Teknologi Pendidikan Universitas Lampung

2012

Page 2: MENGELOLA PERUBAHAN ORGANISASI

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Dengan Judul

“MENGELOLA PERUBAHAN ORGANISASI SERTA PERAN

KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN ORGANISASI di SMAN 2

KALIANDA ”. Adapun maksud penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi

salah satu tugas Mata Kuliah Organisasi Belajar. Dalam penulisan makalah ini

bertujuan untuk dapat menjabarkan/mengaplikasikan antar teori yang didapat

selama perkuliahan untuk dapat di aplikasikan ke dalam bentuk penulisan

makalah dikaitkan dengan tugas pokok dan fungsi penulis sehari-hari. Penulisan

makalah ini mudah-mudahan dapat memberikan gambaran dan dorongan untuk

lebih memahami peran serta pemimpin dalam mengelola dalam suatu organisasi

agar dapat memberikan pelayanan yang berkualitas pada masyarakat dan dapat

menciptakan peserta didik yang paripurna.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak

kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan

saran dan kritik yang dapat menyempurnakan makalah ini, sehingga dapat

memberikan manfaat bagi SMAN 2 Kalianda.

Kalianda, 28 Mei 2012

Penulis

Page 3: MENGELOLA PERUBAHAN ORGANISASI

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR-------------------------------------------------------- i

DAFTAR ISI------------------------------------------------------------------- ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Permasalahan-------------------------------------------- 1

1.2 Identifikasi Masalah-------------------------------------------------------

1.3 Tujuan Penulisan-----------------------------------------------------

BAB II TUJUAN DAN PERAN KEPEMIMPINAN ORGANISASI

2.1 Tujuan Organisasi------------------------------------------------------

2.2 Peran Kepemimpinan Organisasi----------------------------------------

BAB III LANDASAN TEORI

3.1 Organisasi dan Konsep Organisasi Sekolah---------------------------

3.2 Struktur Organisasi-------------------------------------------------------

3.3 Kepemimpinan------------------------------------------------------------

BAB IV PEMBAHASAN DAN SOLUSI

4.1 Peran Pemimpin Dalam Perubahan Organisasi------------------------

4.2 Wewenang dan Tanggung Jawab Organisasi Sekolah SMA

Negeri 2 Kalianda----------------------------------------------------

4.3 Inovasi Pada SMA Negeri 2 Kalianda----------------------------------

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan-----------------------------------------------------------------

5.2 Saran------------------------------------------------------------------------

DAFTAR PUSTAKA---------------------------------------------------------

Page 4: MENGELOLA PERUBAHAN ORGANISASI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Permasalahan

Terdapat berbagai jenis teori dan pendapat tentang organisasi. Pada

dasarnya, organisasi adalah sistem sosial yang memiliki identitas kolektif yang

tegas, daftar anggota yang terperinci, program kegiatan yang jelas, dan prosedur

pergantian anggota bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana,

terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uang,

material, mesin, metode, lingkungan), sarana-parasarana, data, dan lain

sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan

organisasi.

Dalam suatu organisasi, pasti memiliki tujuan yang ingin dicapai. Untuk

mencapai tujuan itu, selain dibutuhkan sumber daya yang memadai, juga

dibutuhkan strategi yang tepat. Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah

adanya struktur organisasi yang tertata dan berjalan dengan baik. Suatu organisasi

dalam rangka mencapai tujuannya selalu menggunakan struktur organisasi sebagai

wadah segala kegiatannya, tetapi untuk penerapan sistem struktur organisasinya

tergantung dari kondisi organisasi yang bersangkutan dalam menerapkan struktur

organisasi mana yang cocok sehingga untuk itu setiap organisasi membutuhkan

waktu dan pengamatan (analisis) yang khusus dalam memilih sistem struktur

organisasi yang tepat dan sesuai.1

Organisasi juga harus selalu memperhatikan perkembangan zaman dan

selalu melakukan inovasi untuk mengetahui kebutuhan pelanggan. Fokus pada

visi, adanya kerja sama yang baik di dalam struktur organisasi akan menjadi

senjata yang sangat ampuh dalam meningkatakan daya saing suatu organisasi.

Terlebih di era globalisasi, dimana persaingan terjadi di berbagai bidang.

Perubahan Organisasi merupakan modifikasi substantif pada beberapa bagian

Page 5: MENGELOLA PERUBAHAN ORGANISASI

organisasi. Perubahan itu dapat melibatkan hampir semua aspek dari organisasi,

seperti jadwal pekerjaan, dasar untuk departementalisasi, rentang manajemen,

mesin-mesin, rancangan organisasi, dan sebagainya. Tidak terkecuali dunia

pendidikan. Pendidikan menjadi tonggak dalam menciptakan kemajuan suatu

bangsa. Hal ini dikarenakan, dari sanalah akan tercipta generasi-generasi penerus.

Demikian juga dengan organisasi pendidikan di level paling kecil, yaitu sekolah.

Organisasi sekolah adalah sistem yang bergerak dan berperan dalam

merumuskan tujuan pendewasaan manusia sebagai mahluk sosial agar mampu

berinteraksi dengan lingkungan. Terjadinya pergantian pimpinan, terbitnya

kurikulum baru, pengembangan gedung sekolah, adalah contoh-contoh perubahan

yang mempengaruhi sekolah dan bersifat terencana. Dalam hal ini sekolah,

sebagai ujung tombak pendidikan, dimana para peserta didik memperoleh

berbagai ilmu pengetahuan dan pembentukan karakter terjadi. Jika sekolah tidak

peka dalam melihat berbagai perkembangan zaman, tidak mampu menganalisa

kebutuhan masyarakat/pasar, maka yang terjadi adalah terciptanya sumber daya

manusia yang tidak berdaya guna dan berdaya saing.

Perubahan apapun yang akan dilakukan oleh suatu organisasi, tergantung

pada kebijakan pemimpin. Perubahan dan pengembangan organisasional perlu

dilaksanakan, dikelola, dan dievaluasi hasilnya oleh para pemimpin dengan baik.

Keberhasilan program dari suatu tujuan organisasi sangat tergantung kepada

pimpinannya. Seorang pemimpin yang hebat akan menghasilkan pemikiran-

pemikiran yang cemerlang, akan selalu mencari ide-ide baru untuk kemajuan

organisasi dan kepuasan pelanggan. Beliau akan menciptakan program-program

baru untuk menciptakan organisasi yang lebih baik. Dalam organisasi sekolah,

pemimpinnya adalah kepala sekolah. Dalam menjalankan tugasnya sehari-hari

seorang kepala sekolah akan dibantu oleh segenap anggota sekolah. Sehingga,

dituntut kerja sama yang baik dan saling terkoordinasi. Seluruh anggota sekolah

merupakan tim kerja yang saling tergantung dan membutuhkan satu dengan yang

lain. Sebagai seorang pemimpin, kepala sekolah harus mampu menjalankan

fungsinya sebagai seorang pemimpin sebuah organisasi agar semua program dapat

berjalan dengan baik. Proses perubahan adalah kekompakan atau semua elemen

dalam organisasi harus berubah sehingga kepercayaan terhadap pegawai dan

Page 6: MENGELOLA PERUBAHAN ORGANISASI

kondisi ideal sangat diperlukan di masa yang akan datang. Oleh karena itu dapat

ditarik kesimpulan bahwa kunci perubahan adalah kepemimpinan.

Menurut Beeby (dalam Jusuf Enoch, 1992), bahwa perencanaan

pendidikan adalah suatu usaha melihat ke masa depan dalam hal menentukan

kebijaksanaan, prioritas dan biya pendidikan dengan mempertimbangkan

kenyataan-kenyataan yang ada dalam bidang ekonomi, sosial, dan politik untuk

pengembangan potensi sistem pendidikan nasional, memenuhi kebutuhan bangsa

dan anak didik yang dilayani oleh sistem tersebut.

Dalam hal pengembangan organisasi, SMA Negeri 2 Kalianda sudah

melakukan pengembangan baik organisasi maupun infra struktur untuk mencapai

tujuan ataupun sasaran dimasa yang akan datang dengan peningkatan kinerja

sumber daya yang ada di sekolah tersebut dan perubahan kurikulum yaitu SKS.

Jaringan internet juga telah tersedia untuk menunjang aktivitas belajar siswa dan

kinerja dewan guru dan staff TU. Pembangunan web site sekolah yang dilengkapi

blog setiap guru juga telah dirancang, untuk membantu siswa belajar dan

memperleh informasi, begitupun dengan masyarakat luas.

1.2 Identifikasi Masalah

Dari uraian latar belakang permasalahan diatas dapat diidentifikasikan

masalah sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan hakekat organisasi?

2. Bagaimana menganalisa perubahan organisasi dan peran kepemimpinan

dalam mencapai tujuan organisasi ?

3. Mengapa perubahan perlu dilakukan dalam organisasi ?

4. Bagaimana perubahan yang terjadi di SMAN 2 Kalianda ?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui hakekat organisasi.

2. Untuk mengetahui cara menganalisa perubahan organisasi dan peran

kepemimpinan dalam mencapai tujuan organisasi.

Page 7: MENGELOLA PERUBAHAN ORGANISASI

3. Untuk mengatahui alasan perlunya dilakukan perubahan dalam organisasi.

4. Untuk mengetahui perubahan yang terjadi di SMA Negeri 2 Kalianda.

Page 8: MENGELOLA PERUBAHAN ORGANISASI

BAB II

TUJUAN DAN PERAN KEPEMIMPINAN ORGANISASI

2.1 Tujuan Organisasi

Pada dasarnya, organisasi adalah sistem sosial yang memiliki identitas

kolektif yang tegas, daftar anggota yang terperinci, program kegiatan yang jelas,

dan prosedur pergantian anggota bekerjasama secara rasional dan sistematis,

terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber

daya (uang, material, mesin, metode, lingkungan), sarana-parasarana, data, dan

lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan

organisasi.

Sebuah organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek

seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan perwujudan

eksistensi sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat.[1]. Organisasi adalah

suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai tujuan umum

melalui pembagian pekerjaan dan fungsi lewat hirarki otoritas dan tanggungjawab

(Schein). Karakterisitik organisasi menurut Schein meliputi : memiliki struktur,

tujuan, saling berhubungan satu bagian dengan bagian yang lain untuk

mengkoordinasikan aktivitas di dalamnya.

Setiap organisasi pasti memiliki tujuan, dan dibutuhkan strategi yang tepat

agar tujuan dapat benar-benar tercapai. Namun, sebelum menentukan strategi,

sebaiknya organisasi tersebut merancang visi dan misi terlebih dahulu. Visi adalah

suatu pernyataan umum dan abadi tentang maksud organisasi. Sedangkan Misi

organisasi adalah maksud khas (unik) dan mendasar yang membedakan organisasi

dari organisasi-organisasi lainnya dan mengidentifikasikan ruang lingkup operasi

dalam hal produk dan pasar. Pendidikan sebagai infestasi dalam pembangunan

sumber daya manusia (SDM) merupakan upaya yang dilakukan dalam konteks

organisasi, apakah keluarga, masyarakat, sekolah, atau jenis organisasi lainnya.

Pendidikan memiliki tujuan yang harus dicapai yang disebut dengan tujuan

Page 9: MENGELOLA PERUBAHAN ORGANISASI

pendidikan. Pencapaian tujuan ini akan lebih efektif dan efisien jika dilakukan

dengan menggunakan pendekatan organisasi.

Sekolah dapat dilihat dari dua sisi, yaitu tempat terjadinya proses pendidikan

dan organisasi pendidikan formal yang memiliki tujuan sama, yaitu tujuan

pendidikan sekolah. Penyelenggaraan pendidikan dalam sebuah organisasi

menunjukkan bahwa keberadaan organisasi pendidikan ini ditujukan untuk

mencapai tujuan pendidikan lebih efektif dan efisien. Pendidikan ditujukan bagi

orang-orang yang mengikuti proses pendidikan. Keberlangsungan proses

pendidikan ini menjadi dasar bagi penetapan tujuan sekolah sebagai sebuah

organisasi. Di Indonesia, lembaga pendidikan diatur oleh undang-undang no. 20

tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Etzioni mendefinisikan tujuan organisasi sebagai :

1. Suatu pernyataan tentang keadaan yang diinginkan dimana organisasi

bermaksud untuk merealisasikan

2. Pernyataan tentang keadaan di waktu yang akan datang di mana organisasi

sebagai kolektifitas mencoba untuk menimbulkannya

2 unsur penting tujuan adalah :

1. Hasil-Hasil akhir yang diinginkan di waktu mendatang dengan mana

2. Usaha-uasaha / kegiatan-kegiatan sekarang diarahkan

Tujuan dapat berupa tujuan umum / khusus , tujuan akhir / tujuan antara. Tujuan

Umum (tujuan strategic) secara operasioanal tidak dapat berfungsi sebelum

dijabarkan terlebih dahulu kedalam tujuan-tujuan khusus yang lebih terperinci

sesuai dengan jenjang manajemen, sehingga membentuk hirarki tujuan.

Berbagai Fungsi Tujuan Organisasi

1. Pedoman Bagi Kegiatan, melalui penggambaran hasil-hasil di waktu yang

akan datang. Fungsi tujuan memberikan arah dan pemusatan kegiatan

organisasi mengenai apa yang harus dan tidak harus dilakukan

Page 10: MENGELOLA PERUBAHAN ORGANISASI

2. Sumber Legitimasi, akan meningkatkan kemampuan organisasi untuk

mendapatkan sumber daya dan dukungan dari lingkungan di sekitarnya

3. Standar Pelaksanaan, bila tujuan dilaksanakan secara jelas dan dipahami,

akan memberikan standar langsung bagi penilaian pelaksanaan kegiatan

(prestasi) organisasi

4. Standar Motivasi, berfungsi sebagai motivasi dan identifikasi karyawan

yang penting. Dalam kenyataannya, tujuan organisasi sering memberikan

insentif bagi para anggota

5. Dasar Rasional Pengorganisasian, tujuan organisasi merupakan suatu dasar

perancangan organisasi

Tipe-Tipe Tujuan

Klasifikasi tujuan dari Penow bagi organisasi pada umumnya dibedakan

menjadi 5 tujuan menurut, yaitu :

1. Tujuan Kemasyarakatan (Societal Goals), berkenaan dengan kelas-kelas

organisasi luas yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat

2. Tujuan Keluaran (Output Goals), berkenaan dengan jenis-jenis keluaran

tertentu dalam bentuk fungsi-fungsi konsumen. Contoh : barang- barang

konsumen, jasa-jas bisnis

3. Tujuan Sistem (System Goals), cara pelaksanaan fungsi organisasi tidak

tergantung pada barang / jasa yang diproduksi / tujuan yang diambil

4. Tujuan Produk (Product Goals) / Tujuan Karakteristik Produk, berbagai

karakteristik barang- barang / jasa-jasa produksi

5. Tujuan Turunan (Derived Goals), tujuan digunakan organisasi untuk

meletakkan kekuasaanya dalam pencapaian tujuan lain

Perumusan Tujuan

Tujuan dirumuskan dengan mempertimbangkan seluruh kekuatan yang terlibat

dalam operasi organisasi. Perumusan tujuan merupakan hasil usaha perpaduan

untuk memuaskan semua pihak / himpunan berbagai tujuan individu dan

Page 11: MENGELOLA PERUBAHAN ORGANISASI

organisasi. Untuk mencapai keberhasilan suatu organisasi, maka perlu

memperhatikan rumusan tujuan seperti berikut ini :

1. Proses perumusan tujuan hendaknya melibatkan individu-individu yang

bertanggung jawab terhadap pencapaian tujuan

2. Manajer puncak (sebagai perumus tujuan umum) hendaknya bertanggung

jawab untuk menurunkan tujuan-tujuan pada tingkatan yang lebih rendah

3. Tujuan harus realistic, diselaraskan dengan lingkungn internal dan

eksternal

4. Tujuan harus jelas, beralasan dan bersifat menantang anggota organisasi

5. Tujuan umum hendaknya dinyatakan secara sederhana agar mudah

dipahami dan diingat oleh pelaksana

6. Tujuan bidang fungsional organisasi harus konsisten dengan tujuan umum

7. Manajemen harus selalu meninjau kembali tujuan telah ditetapkan.

Sekolah sebagai organisasi sosial memandang organisasi dalam konteks

system social yang memiliki tujuan tertentu. Organisasi sosial adalah organisasi

yang dicirikan oleh ketergantungan antar bagian, kejelasan anggota, perbedaan

dengan lingkungannya, hubungan social yang kompleks, dan budaya organisasi

yang khas. Seiring dengan perkembangan zamn, maka tuntutan masyarakatpun

semakin beragam. Kebutuhan masyarakat akan pendidikan yang lebih berkualitas

yang diwujudkan dengan ketersediaan fasilitas SDM (dalam hal ini guru dan staff

sekolah) serta ditunjang oleh sarana dan prasarana yang memadai menjadi suatu

hal yang tidak dapat dihindari. Kemajuan teknologi dan perkembangan dunia

secara global membutuhkan SDM yang berdaya saing dan berdaya guna. Dalam

hal ini, sekolah harus lebih tanggap dalam menyikapinya. Seperti yang telah

dijelaskan sebelumnya, bahwa sekolah sebagai ujung tombak karena pendidikan

sebagai infestasi dalam pembangunan sumber daya manusia (SDM).

Dengan memperhatikan tugas pokok dan fungsi serta visi dan misi SMA

Negeri 2 Kalianda, maka sasaran strategis yang ingin dicapai adalah :

1. SMA Negeri 2 Kalianda berkonstribusi secara nyata bagi terciptanya SDM

yang berdaya saing.

Page 12: MENGELOLA PERUBAHAN ORGANISASI

2. SMA Negeri 2 Kalianda berkonstribusi secara nyata memenuhi kebutuhan

masyarakat akan pendidikan yang bermutu dengan menciptakan suasana

belajar yang efektif, efisien dan inovatif.

3. SMA Negeri 2 Kalianda berkonstribusi secara nyata untuk mewujudkan

membangun generasi penerus yang berpendidikan dan bermoral.

2.2 Peran Kepemimpinan Organisasi

Dalam suatu organisasi, peran pemimpin menjadi ujung tombak dalam

proses perjalanan mencapai tujuan. Kinerja pemimpin menjadi penentu dalam

keberhasilan suatu organisasi, terlebih untuk mewujudkan perubahan ke arah yang

lebih baik. Kepemimpinan berbicara tentang bagaimana seseorang dapat

mempengaruhi dan menginspirasi orang lainuntuk belajar dan bekerja secara total

dan ikhlas. Seorang pemimpin berbeda dengan manajer, meskipun keduanya

sama-sama memahami bisnis organisasinya dengan baik. Seorang pemimpin

bertanggung jawab dalam menciptakan visi organisasi, konsep bisnis, rencana,

serta program untuk mencapai target organisasi. Sementara manajer bertanggung

jawab dalam penerapan dan pencapaiannya.

Sebelum kita membahas lebih lanjut tentang peran kepemimpinan, ada

baiknya kita bahas satu persatu pandangan tentang eperan dan kepemimpinan.

Ada berbagai pendapat tentang kepemimpinan diantaranya adalah pengaruh

kepemimpinan terhadap perubahan dinyatakan Hersey (2000: 491) bahwa

pemimpin yang berpengaruh, tidak melaksanakan perubahan dalam kondisi

fakum, akan tetapi perubahan itu disempurnakan dengan hati-hati melalui

penciptaan berbagai bagian. Selanjutnya Hersey menjelaskan bahwa dengan

pertimbangan dan pandangan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi

suksesnya perubahan, dampak-dampak positif dapat diusulkan untuk terjadinya

perubahan tersebut.

Kepemimpinan juga dapat diasumsikan sebagai dua sisi yaitu sebagai

sebuah proses dan sebuah seni. Menurut J. Robert Clinton, kepemimpian sebagai

sebuah proses adalah suatu proses yang kompleks dimana seseorang

mempengaruhi orang-orang lain untuk menunaikan suatu misi, tugas, atau tujuan

Page 13: MENGELOLA PERUBAHAN ORGANISASI

dan mengarahkan organisasi yang membuatnya lebih kohesif dan

koheren."Mereka yang memegang jabatan sebagai pemimpin menerapkan seluruh

atribut kepemimpinannya (keyakinan, nilai-nilai, etika, karakter, pengetahuan, dan

ketrampilan). Sedangkan kepemimpinan sebagai sebuah seni adalah "seni membuat

peta keinginan tentang masa depan organisasi, dan kemampuan menerjemahkan peta

tersebut menjadi suatu kerangka keinginan yang nyata, serta kekuatan atau kuasa

menggunakan segala sumber untuk melaksanakan peta tersebut menjadi produk yang

berdaya-guna.

Pendapat ahli lainnya yaitu Robbins (1996) merumuskan kepemimpinan

sebagai suatu kegiatan untuk mempengaruhi perilaku orang-orang agar bekerja

bersama-sama menuju suatu tujuan tertentu yang mereka inginkan bersama.

Dengan kata lain, kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi kelompok

untuk mencapai tujuan kelompok tersebut. Kemudian Gibson menyatakan bahwa

kepemimpinan adalah suatu upaya menggunakan pengaruh untuk memotivasi

orang-orang guna pencapaian suatu tujuan. Sedangkan Ken Blanchard yang

dikutip oleh Marcelene Caroselli (2000: 9) menyatakan bahwa kunci untuk

kepemimpinan hari ini adalah “pengaruh” bukan “kekuasaan” selanjutnya ia

mengatakan para pemimpin tahu bagaimana mempengaruhi orang-orang dan

membujuk mereka untuk suatu tuntutan pekerjaan yang tinggi.

Menyimak pendapat dari beberapa ahli, maka dapat disimpulkan bahwa

konsep kepemimpinanan adalah kemampuan untuk mempengaruhi, mengarahkan,

membimbing dan juga sebagian orang yang mempunyai kegiatan untuk

mempengaruhi perilaku orang lain agar mengikuti apa yang menjadi kehendak

nya dalam mencapai tujuan tertentu. Dengan pemahaman lain, kepemimpinan

berarti kemampuan untuk mempengaruhi, mengarahkan, membimbing untuk

mempengaruhi perilaku orang lain agar dapat bekerja sama dalam mencapai

tujuan organisasi.

Sedangkan pengertian peran adalah perilaku yang diatur dan diharapkan

dari seseorang dalam posisi tertentu. Sehingga dapat disimpulkan bahwa peranan

kepemimpinan adalah seperangkat perilaku yang diharapkan dilakukan oleh

seseorang sesuai kedudukannya sebagai seorang pemimpin.

Page 14: MENGELOLA PERUBAHAN ORGANISASI

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar kepemimpinan dapat berperan

dengan baik, antara lain:

1. Dasar utama dalam efektivitas kepemimpinan bukan pengangkatan atau

penunjukannya, melainkan penerimaan orang lain terhadap kepemimpinan yang

bersangkutan

2. Efektivitas kepemimpinan tercermin dari kemampuannya untuk tumbuh dan

berkembang

3. Efektivitas kepemimpinan menuntut kemahiran untuk “membaca” situasi

4. Perilaku seseorang tidak terbentuk begitu saja, melainkan melalui pertumbuhan

dan perkembangan

5. Kehidupan organisasi yang dinamis dan serasi dapat tercipta bila setiap anggota

mau menyesuaikan cara berfikir dan bertindaknya untuk mencapai tujuan

organisasi.

Secara singkat, ada lima peranan penting seorang pemimpin dalam organisasi, yakni:

1. Menciptakan Visi

Seorang pemimpin bertugas membuat visi bagi organisasinya. Visi adalah

pernyataan tentang cita-cita organisasi—apa yang ingin dicapai dan akan menjadi

seperti apa sebuah organisasi. Visi harus bisa menyatukan kepentingan yang

berbeda-beda, sehingga dapat memudahkan proses pengambilan keputusan dalam

organisasi. Visi akan membantu pemimpin dan timnya dalam menghadapi

tantangan perusahaan.

2. Membangun Tim

Seorang pemimpin harus dapat memilih orang-orang yang tepat untuk mengisi

posisi yang tepat. Agar tidak sampai salah memilih anggota tim, tidak ada

salahnya jika pemimpin meluangkan waktu untuk mewawancarai calon karyawan

yang akan direkrutnya.

Page 15: MENGELOLA PERUBAHAN ORGANISASI

3. Mengalokasikan Tugas

Pemimpin yang baik mengenal anak buahnya dengan baik. Dia dapat menganalisa

anggota timnya dan menempatkan orang yang mumpuni pada posisi yang tepat

sesuai dengan kompetensinya. Pemimpin yang baik akan mengalokasikan tugas

bagi anggota timnya sesuai dengan keahlian dan passion mereka masing-masing.

4. Mengembangkan Orang

Jaman telah berubah. Dulu, banyak orang yang setia bekerja di satu tempat untuk

waktu yang lama. Tetapi sekarang, banyak orang tidak ragu untuk berpindah-

pindah tempat kerja karena merasa tidak bisa berkembang di suatu tempat.

Mereka ingin belajar dan menjadi lebih pintar. Seorang pemimpin harus

memahami hal tersebut. Ia harus bisa membaca potensi orang-orang yang

dipimpinnya, serta mengembangkan kemampuan dan value mereka.

5. Memotivasi Anak Buah

Tim yang bersemangat adalah kekuatan bagi organisasi yang sehat. Untuk

menjaga semangat tim, pemimpin harus dapat menginspirasi dan memotivasi anak

buahnya. Tim yang bahagia dan bersemangat pasti mau bekerja keras dan

berusaha maksimal demi mencapai target dan kesuksesan organisasi.

Page 16: MENGELOLA PERUBAHAN ORGANISASI

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1 Organisasi

Terdapat berbagai teori para ahli tentang organisasi, yaitu :

1. Stoner mengatakan bahwa organisasi adalah suatu pola hubungan-

hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan atasan

mengejar tujuan bersama.

2. James D. Mooney mengemukakan bahwa organisasi adalah bentuk setiap

perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.

3. Chester I. Bernard berpendapat bahwa organisasi adalah merupakan suatu

sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.

4. Stephen P. Robbins menyatakan bahwa Organisasi adalah kesatuan

(entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan

yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus

menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.

5. Schein menyatakan bahwa organisasi adalah suatu koordinasi rasional

kegiatan sejumlah orang untuk mencapai tujuan umum melalui pembagian

pekerjaan dan fungsi lewat hirarki otoritas dan tanggung jawab.

Karakterisitik organisasi menurut Schein meliputi : memiliki struktur,

tujuan, saling berhubungan satu bagian dengan bagian yang lain untuk

mengkoordinasikan aktivitas di dalamnya.

6. Kochler mengemukakan bahwa organisasi adalah sistem hubungan yang

terstruktur yang mengkoordinasikan usaha suatu kelompok orang untuk

mencapai tujuan tertentu.

7. Organisasi adalah susunan dan aturan dari berbagai-bagai bagian (orang

dsb) sehingga merupakan kesatuan yang teratur. (W.J.S. Poerwadarminta,

Kamus Umum Bahasa Indonesia).

Page 17: MENGELOLA PERUBAHAN ORGANISASI

8. Organisasi (Yunani: ὄργανον, organon – alat) adalah suatu kelompok

orang yang memiliki tujuan yang sama. Baik dalam penggunaan sehari-

hari maupun ilmiah, istilah ini digunakan dengan banyak cara.

Sebuah organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek

seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan perwujudan

eksistensi sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat. Organisasi yang

dianggap baik adalah organisasi yang dapat diakui keberadaannya oleh

masyarakat disekitarnya, karena memberikan kontribusi seperti; pengambilan

sumber daya manusia dalam masyarakat sebagai anggota-anggotanya sehingga

menekan angka pengangguran

Orang-orang yang ada di dalam suatu organisasi mempunyai suatu keterkaitan

yang terus menerus. Rasa keterkaitan ini, bukan berarti keanggotaan seumur

hidup. Akan tetapi sebaliknya, organisasi menghadapi perubahan yang konstan di

dalam keanggotaan mereka, meskipun pada saat mereka menjadi anggota, orang-

orang dalam organisasi berpartisipasi secara relatif teratur.

Organisasi terdiri dari berbagai macam bentuk, yaitu :

1. Organisasi politik

2. Organisasi sosial

3. Organisasi mahasiswa

4. Organisasi olahraga

5. Organisasi sekolah

6. Organisasi negara

Setelah membahas mengenai definisi organisasi secara umum, maka kita akan membahas konsep organisasi secara khusus, dalam hal ini adalah organisasi sekolah. Organisasi sekolah adalah sistem yang bergerak dan berperan dalam merumuskan tujuan pendewasaan manusia sebagai mahluk sosial agar mampu berinteraksi dengan lingkungan. Terdapat berbagai pendapat para ahli tentang organisai sekolah, yaitu :

1. Organization is the form of every human association for the attainment of

comon purpose (James D. Oony).

Page 18: MENGELOLA PERUBAHAN ORGANISASI

2. An organization as a system of cooperative activities of two or more persons

(Chester I. Barnard).

3. Robert J.Krajewski, 1983:“An organization as complex as the elementary

school is only as good as the people who manage it.”.

a. Aspek-aspek Organisasi Sekolah

    1). Tugas dan tanggung jawab

          a). Proporsional pembagian

          b). Kesesuaian dengan

               1). Kemampuan

               2). Fungsi

               3). Wewenang/tanggung jawab.

b. Struktur organisasi sekolah

     1). Individu mengetahui tugas, wewenang, dan tanggung jawab

     2). Terhindar pola kepemimpinan otoriter

     3). Terdukung

           a). Pola kerja demokratis

           b). Partisipasi aktif seluruh unsure/komponen sekolah

           c). Terpupuk suasana/kehidupan sekolah yang paedagogis.

    4). Kepala sekolah : Organisator dan pemimpin bertanggung jawab  mengelola

seluruh sumber daya/komponen sekolah.

Contoh Organisasi Sekolah:

OSIS  (organisasi intra sekolah), OSIS adalah salah satu dari berbagai macam

organisasi sekolah yang sering kita dengar juga Osis berperan sebagai organisasi

yang mengurus kegiatan-kegiatan siswa di lingkungan sekolah dengan adanya

pengawasan  dari pihak sekolah. Osis bertujuan untuk membina para siswa dalam

berorganisasi dan juga tanggung jawab siswa tehadap tugas yang dia terima.

3.2 Struktur Organisasi

Page 19: MENGELOLA PERUBAHAN ORGANISASI

Organisasi tidak akan terlepas dari susunan struktur organisasi, yang

merupakan salah satu bagian penting dalam penentu keberhasilansuatu organisasi.

Didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal organisasi diolah. Struktur

ini terdiri dari unsur spesialisasi kerja, standarisasi, koordinasi, sentralisasi atau

desentralisasi dalam pembuatan keputusan dan ukuran satuan kerja.

1. Faktor-faktor yang menentukan perancangan struktur organisasi yaitu :

Strategi organisasi pencapaian tujuan.

2. Perbedaan teknologi yang digunakan untuk memproduksi output akan

membedakan bentuk struktur organisasi.

3. Kemampuan dan cara berpikir para anggota serta kebutuhan mereka juga

lingkungan sekitarnya perlu dipertimbangkan dalam penyusunan struktur

perusahaan.

4. Besarnya organisasi dan satuan kerjanya mempengaruhi struktur organisasi.

Unsur-unsur struktur organisasi terdiri dari :

1. Spesialisasi kegiatan

2. Koordinasi kegiatan

3. Standarisasi kegiatan

4. Sentralisasi dan desentralisasi pembuatan keputusan

5. Ukuran satuan kerja

Terdapat beragam jenis struktur organisasi yang bisa didesain, yaitu :

1. Tipe Struktur Fungsional

Mendesain struktur berdasar fungsi-fungsi yang ada dalam suatu

organisasi/divisi/sub divisi. Misal fungsi niaga, fungsi SDM dan fungsi teknik.

Tipe ini memiliki kelebihan seperti berikut.

Mempromosikan ketrampilan yang terspesialisasi

Mengurangi duplikasi penggunaan sumber daya yang terbatas

Memberikan kesempatan karir bagi para tenaga ahli spesialis

Tipe fungsional ini relevan untuk situasi seperti berikut:

Lingkungan stabil

Tugas bersifat rutin dan tidak banyak perubahan terjadi

Page 20: MENGELOLA PERUBAHAN ORGANISASI

Mengutamakan efisiensi dan kapabilitas fungsional

Namun tipe fungsional juga memiliki sejumlah keterbatasan, seperti :

Menekankan pada rutinitas tugas — kurang memperhatikan aspek strategis

jangka panjang

Menumbuhkan perspektif fungsional yang sempit

Mengurangi komunikasi dan koordinasi antar fungsi

Menumbuhkan ketergantungan antar-fungsi — dan kadang membuat

koordinasi dan kesesuaian jadwal kerja menjadi sulit dilakukan

2. Tipe Output-based Structure

Mendesain struktur berdasar output/produk yang dihasilkan oleh unit/bagian

organisasi yang bersangkutan.

Kelebihan

• Mendorong akuntabilitas yang lebih besar terhadap hasil akhir (output yang

dihasilkan)

• Memungkinkan terjadinya diversifikasi ketrampilan (cross functional skills)

• Koordinasi antar fungsi didalam tiap posisi menjadi lebih mudah

Relevan untuk Situasi:

Lingkungan tidak stabil

Ukuran organisasi relatif besar

Mengutamakan spesialisasi produk/output dan inovasi

Kekurangan

Berpeluang menggunakan ketrampilan dan sumber daya secara tidak

efisien

Menuntut adanya ‘multiple role’ pada para karyawan sehingga dapat

menimbulkan work stress

Hanya terpaku pada satu produk tertentu (output)

4. Tipe Struktur Matriks

Page 21: MENGELOLA PERUBAHAN ORGANISASI

Mendesain struktur berdasar kombinasi antara tipe fungsional dan tipe output-

based.

Kelebihan

Mendorong penggunaan orang secara fleksibel

Mengoptimalkan penggunaan sumber daya keahlian yang dimiliki

Menumbuhkan koordinasi dan integrasi yang kohesif

Relevan untuk Situasi:

Dorongan untuk mendistribusikan dan membagi sumber daya/kapabilitas

Fokus pada dual perspectives : keahlian fungsional dan keandalan output

Kekurangan

Berpeluang menumbuhkan role ambiguity

Tanpa keseimbangan wewenang antara manajer fungsional dengan output-

based coordinator, kinerja akan terganggu

Memberi kesempatan bagi inkonsistensi permintaan antara fungsional dan

output-based people.

5. Process-based Structure

Mendesain struktur berdasar proses inti yang dilakukan oleh organisasi. Tipe ini

lebih menekankan pada relasi lateral dibanding relasi vertikal.

Beberapa Ciri Process-based Structure:

Struktur ini didesain berdasar tiga hingga enam core process yang dimiliki

oleh suatu unit/sub unit organisasi. Struktur tidak didasarkan pada fungsi

ataupun output, tapi pada proses.

Fokus pada tugas/aktivitas yang menciptakan value. Tugas/aktivitas

disimplifikasikan dengan cara mengeliminasi tugas-tugas yang non-

esensial dan mengurangi tangga hirarki.

Page 22: MENGELOLA PERUBAHAN ORGANISASI

Dalam tipe ini, tim bersifat fundamental. Tim yang bersifat otonom

bertanggungjawab untuk mendesain rencana dan mengeksekusinya hingga

tuntas.

Anggota tim memiliki multiple skills

Kelebihan

Menumbuhkan efisiensi dan speed dalam penyelesaian tugas/pekerjaan

Mengurangi garis pemisah antar departemen

Meningkatkan kemampuan untuk melihat total wok flow

Mengembangkan keterlibatan karyawan

Mengurangi cost karena less overhead structure

Relevan untuk Situasi:

Lingkungan organisasi yang selalu berubah

Memiliki banyak projek yang tidak bersifat rutin

Kekurangan

Membutuhkan ketrampilan baru untuk mengelola relasi lateral

Membuka peluang untuk melakukan duplikasi sumber daya dan

menciptakan role ambiguity

Membutuhkan perubahan command-and-control mindset

Mungkin membutuhkan waktu lama untuk mengambil keputusan secara

tim

Berpeluang tidak efektif jika prosesnya salah diidentifikasi

Bentuk-bentuk organisasi dapat dibedakan atas :

1. Organisasi Garis

Merupakan bentuk organisasi tertua dan paling sederhana, diciptakan oleh Henry

Fayol. Ciri-ciri bentuk organisasi ini yaitu organisasinya masih kecil, jumlah

karyawan sedikit dan saling mengenal serta spesialisasi kerja belum tinggi.

Kebaikannya :

Page 23: MENGELOLA PERUBAHAN ORGANISASI

a. Kesatuan komando terjamin sepenuhnya karena pimpinan berada pada satu

tangan.

b. Garis komando berjalan secara tegas, karena pimpinan berhubungan langsung

dengan bawahan.

c. Proses pengambilan keputusan cepat.

d. Karyawan yang memiliki kecakapan yang tinggi serta yang rendah dapat segera

diketahui, juga karyawan yang rajin dan malas.

Rasa solidaritas tinggi.

Kelemahannya :

a. Seluruh organisasi tergantung pada satu orang saja, apabila dia tidak mampu

melaksanakan tugas maka seluruh organisasi akan terancam kehancuran.

b.Adanya kecenderungan pimpinan bertindak secara otokratis.

c.Kesempatan karyawan untuk berkembang terbatas.

2. Organisasi Garis dan Staf

Dianut oleh organisasi besar, daerah kerjanya luas dan mempunyai bidang tugas

yang beraneka ragam serta rumit dan jumlah karyawannya banyak. Staf yaitu

orang yang ahli dalam bidang tertentu tugasnya memberi nasihat dan saran dalam

bidang kepada pejabat pimpinan di dalam organisasi.

Kebaikannya :

a. Dapat digunakan dalam organisasi yang besar maupun kecil, serta apapun

tujuan perusahaan.

b. Terdapatnya pembagian tugas antara pimpinan dengan pelaksana sebagai akibat

adaya staf ahli.

c. Bakat yang berbeda yang dimiliki oleh setiap karyawan dapat ditentukan

menjadi suatu spesiali-sasi.

d. Prinsip penempatan orang yang tepat pada posisi yang tepat pula.

e. Pengambilan keputusan dapat cepat walaupun banyak orang yang diajak

berkonsultasi, karena pimpinan masih dalam satu tangan.

f. Koordinasi lebih baik karena adanya pembagian tugas yang terperinci.

g. Semangat kerja bertambah besar karena pekerjaannya disesuaikan dengan bakat

dan kemampuan yang dimiliki.

Page 24: MENGELOLA PERUBAHAN ORGANISASI

Kelemahannya :

a. Rasa solidaritas menjadi berkurang, karena karyawan menjadi tidak saling

mengenal.

b. Perintah-perintah menjadi kabur dengan nasehat dari staf, karena atasan dengan

staf dapat terjadi adanya perintah sendiri-sendiri padahal kewenangannya berbeda.

c.Kesatuan komando berkurang.

d. Koordinasi kurang baik pada tingkat staf dapat mengakibatkan adanya

hambatan pelaksanaan tugas.

3.Organisasi Fungsional

Organisasi yang disusun atas dasar yang harus dilaksanakan. Organisasi ini

dipakai pada perusahaan yang pembagian tugasnya dapat dibedakan dengan jelas.

Kebaikannya :

a.Pembidangan tugas menjadi lebih jelas.

b.Spesialisasi karyawan lebih efektif dan dikembangkan.

c.Solidaritas kerja, semangat kerja karyawan tinggi.

d.Koordinasi berjalan lancar dan tertib

Kelemahannya :

a.Karyawan terlalu memperhatikan bidang spesialisasi sendiri saja

b.Koordinasi menyeluruh sukar dilaksanakan.

c. Menimbulkan rasa kelompok yang sangat sempit dari bagian yang sama

sehingga sering timbul konflik.

4.Organisasi Panitia

Organisasi dibentuk hanya untuk sementara waktu saja, setelah tugas selesai maka

selesailah organisasi tersebut.

Kebaikannya :

a. Segala keputusan dipertimbangkan masak-masak dalam pembahasan yang

dalam dan terperinci.

b.Kemungkinan pimpinan bertindak otoriter sangat kecil.

c.Koordinasi kerja telah dibahas oleh suatu team.

Kelemahannya :

a. Proses pengambilan keputusan memerlukan diskusi yang berlarut-larut yang

menghambat pelaksanaan tugas.

Page 25: MENGELOLA PERUBAHAN ORGANISASI

b.Tanggung jawabnya tidak jelas, karena tanggung jawabnya sama.

c. Kreatifitas karyawan terhambat dan sukar untuk dikembangkan, karena faktor

kreatifitas lebih dipentingkan.

Pengertian struktur organisasi sekolah

Struktur organisasi sekolah adalah struktur yang mendasari keputusan para

Pembina atau Pendiri sekolah untuk mengawali suatu proses perencanaan sekolah

yang strategis. Organisasi sekolah juga dapat dikatakan sebagai  seperangkat

hukum yang mengatur formasi dan administrasi atau tata laksana organisasi-

organisasi sekolah di Indonesia.

3.3 Kepemimpinan

Definisi kepemimpinan seperti yang diungkapkan sebelumnya,

berimplikasi pada tiga hal utama seperti dikemukakan oleh Locke (1997), yaitu:

Pertama, kepemimpinan menyangkut ‘orang lain’, bawahan atau pengikut

kesediaan mereka untuk menerima pengarahan dari pemimpin. Jika tidak ada

pengikut, maka tidak akan ada pula pemimpin. Tanpa bawahan semua kualitas

kepemimpinan seorang atasan akan menjadi tidak relevan. Terkandung makna

bahwa para pemimpin yang efektif harus mengetahui bagaimana membangkitkan

inspirasi dan menjalin relasi dengan pengikut mereka.

Kedua, kepemimpinan merupakan suatu ‘proses’. Agar bisa memimpin,

pemimpin mesti melakukan sesuatu, kepemimpinan lebih dari sekedar menduduki

suatu posisi otoritas. Kendatipun posisi otoritas yang diformalkan mungkin sangat

mendorong proses kepemimpinan, tetapi sekadar menduduki posisi itu tidak

memadai untuk membuat seseorang menjadi pemimpin.

Ketiga, kepemimpinan harus ‘membujuk’ orang-orang lain untuk

mengambil tindakan. Pemimpin membujuk para pengikutnya lewat berbagai cara

seperti menggunakan otoritas yang terlegitimasi, menciptakan model (menjadi

teladan), penetapan sasaran, memberi imbalan dan hukuman, restrukturisasi

organisasi, dan mengkomunikasikan sebuah visi.

Page 26: MENGELOLA PERUBAHAN ORGANISASI

Robbins,(1996) berpendapat bahwa kepemimpinan berbeda dari

manajemen.Manajemen berkaitan dengan hal-hal untuk mengatasi kerumitan.

Manajemen yang baik dapat menghasilkan tata tertib dan konsistensi dengan

menyusun rencana-rencana formal, merancang struktur organisasi yang ketat dan

memantau hasil lewat pembandingan terhadap rencana yang telah ditetapkan

sebelumnya.

Kepemimpinan, sebaliknya, berkaitan dengan hal-hal untuk mengatasi perubahan.

Pemimpin menetapkan arah dengan mengembangkan suatu visi terhadap masa

depan, kemudian mengkomunikasikannya kepada setiap orang dan mengilhami

orang-orang tersebut dalam menghadapi segala rintangan. Robbins (1996)

menganggap, baik kepemimpinan yang kuat maupun manajemen yang kuat

merupakan faktor penting bagi optimalisasi efektifitas organisasi.

Henry Mitzburgh (1970) dalam Luthans (1995), berdasarkan studi

observasi yang ia lakukan secara langsung, membagi tiga jenis fungsi pemimpin

atau manajer yaitu :

1. Fungsi Interpersonal (The Interpersonal Roles)

Fungsi ini dapat ditingkatkan melalui jabatan formal yang dimiliki oleh seorang

pemimpin dan antara pemimpin dengan orang lain. Fungsi interpersonal terbagi

menjadi 3, yaitu :

a. Sebagai Simbol Organisasi (Figurehead). Kegiatan yang dilakukan dalam

menjalankan fungsi sebagai simbol organisasi umumnya bersifat resmi, seperti

menjamu makan siang pelanggan.

b. Sebagai Pemimpin (Leader). Seorang pemimpin menjalankan fungsinya dengan

menggunakan pengaruhnya untuk memotivasi dan mendorong karyawannya

untuk mencapai tujuan organisasi.

c. Sebagai Penghubung (Liaison). Seorang pemimpin juga berfungsi sebagai

penghubung dengan orang diluar lingkungannya, disamping ia juga harus dapat

berfungsi sebagai penghubung antara manajer dalam berbagai level dengan

bawahannya.

2. Fungsi Informasional (The Informational Roles)

Seringkali pemimpin harus menghabiskan banyak waktu dalam urusan menerima

dan menyebarkan informasi. Ada tiga fungsi pemimpin disini.

Page 27: MENGELOLA PERUBAHAN ORGANISASI

a. Sebagai Pengawas (Monitor). Untuk mendapatkan informasi yang valid,

pemimpin harus melakukan pengamatan dan pemeriksaan secara kontinyu

terhadap lingkungannya, yakni terhadap bawahan, atasan, dan selalu menjalin

hubungan dengan pihak luar.

b. Sebagai Penyebar (Disseminator). Pemimpin juga harus mampu menyebarkan

informasi kepada pihak-pihak yang memerlukannya.

c. Sebagai Juru Bicara (Spokesperson). Sebagai juru bicara, pemimpin berfungsi

untuk menyediakan informasi bagi pihak luar.

3. Fungsi Pembuat Keputusan (The Decisional Roles)

Ada empat fungsi pemimpin yang berkaitan dengan keputusan.

a. Sebagai Pengusaha (Entrepreneurial). Pemimpin harus mampu

memprakasai pengembangan proyek dan menyusun sumberdaya yang

diperlukan. Oleh karena itu pemimpin harus memiliki sikap proaktif.

b. Sebagai Penghalau Gangguan (Disturbance Handler). Pemimpin sebagai

penghalau gangguan harus bersikap reaktif terhadap masalah dan tekanan situasi.

c. Sebagai Pembagi Sumber Dana (Resource Allocator). Disini pemimpin harus

dapat memutuskan kemana saja sumber dana akan didistribusikanke bagian-

bagian dari organisasinya. Sumber dana ini mencakup uang, waktu, perbekalan,

tenaga kerja dan reputasi.

d. Sebagai Pelaku Negosiasi (Negotiator). Seorang pemimpin harus mampu

melakukan negosiasi pada setiap tingkatan, baik dengan bawahan, atasan maupun

pihak luar.

Konsep Kepemimpinan

Dalam sebuah organisasi, baik yang dibentuk secara formal maupun

informal membutuhkan sebuah kepemimpian untuk dapat mencapai tujuan dari

organisasi tersebut. Jika digambarkan dalam sebuah lingkaran, dimana terdapat 4

aspek yang yaitu kepemimpinan, administrasi, manajemen, dan organisasi, maka

letak aspek kepemimpinan adalah berada di posisi paling tengah, seperti yang

tergambar sebagai berikut :

organisasi

Page 28: MENGELOLA PERUBAHAN ORGANISASI

administrasi

manajemen

kepemimpinan

Gambar di atas menggambarkan bahwa keberhasilan organisasi sangat

tergantung pada peran kepemimpinan yang dibantu oleh seluruh unsur organisasi.

Pemimpin tidak akan mungkin dapat berjalan sendiri tanpa bantuan dari anggota

organisasi dan unsur pendukung lainnya. Hal ini menunjukkan adanya keterkaitan

antara peran pemimpin dan segenap elemen organisasi dalam bentuk kerjasama

dalam mewujudkan keberhasilan.

Dapat disimpulkan bahwa di dalam kepemimpinan terdiri atas unsur

sebagai berikut :

1. Mempengaruhi orang lain agar mau melakukan sesuatu.

2. Memperoleh konsensus atau suatu pekerjaan.

3. Untuk mencapai tujuan manajer.

4. Untuk memperoleh manfaat bersama.

Terdapat 4 tipologi gaya kepemimpinan yang digunakan seorang

pemimpin dalam memimpin organisasi. Menurut Blake – Mouton, ada pemimpin

yang berorientasi pada pekerjaan (task oriented) dan ada juga pemimpin yang

berorientasi pada kekompakan (human oriented). Dari 2 orientasi tersebut

berkembang 4 tipe gaya kepemimpinan seperti digambarkan berikut :

Seorang pemimpin yang baik, seharusnya tidak hanya berorientasi pada

pekerjaan semata dengan mengabaikan aspek manusiawi dalam hal ini disebutkan

peke

rjaa

n

kekompakan

A3Kekompakan Rendah

Kerja Tinggi

A4Kekompakan Tinggi

Kerja Tinggi

A1Kekompakan Rendah

Kerja Rendah

A2Kekompakan Tinggi

Kerja Rendah

Page 29: MENGELOLA PERUBAHAN ORGANISASI

diatas adalah kekompakan. Tidak juga kebalikannya hanya berorientasi pada

hubungan kemanusiaan tapi mengabaikan pekerjaan dan tujuan organisasi.

Kepemimpinan yang efektif adalah manakala ia dapat menyeimbangkan antara

pekerjaan dengan hubungan kemanusiaan dengan bawahan seperti yang terdapat pada

kotak A4 diatas. Kemudian Reddin melakukan pengembangan lanjut atas tipologi

gaya kepemimpinan ini, dan menemukan tipe pemimpin sebagai berikut : deserter,

missionary, compromiser, bureaucrat, benevolent autocrat, developer, dan executive.

Sementara Bradford dan Cohen membagi tipe pemimpin menjadi : technician,

conductor, dan developer. Tipologi kepemimpinan yang dikembangkan oleh Leavitt

membagi tipe pemimpin menjadi : pathfinders, problem solvers, dan implementers.

George R. Terry menggambarkan seorang pemimpin harus memiliki ciri

sebagai berikut :

1. Mental dan fisik yang energik

2. Emosi yang stabil

3. Pengetahuan human relation yang baik

4. Motivasi personal yang baik

5. Cakap berkomunikasi

6. Cakap untuk mengajar, mendidik dan mengembangkan bawahan

7. Ahli dalam bidang sosial

8. Berpengetahuan luas dalam hal teknikal dan manajerial

Berbeda halnya dengan Horold Koontz dan Cyrel O'Donnel yang

mengemukakan ciri-ciri pemimpin yang baik adalah :

1. Tingkat kecerdasan yang tinggi

2. Perhatian terhadap keseluruhan kepentingan

3. Cakap berbicara

4. Matang dalam emosi dan pikiran

5. Motivasi yang kuat

6. Penghayatan terhadap kerja sama

Dari semua pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa dibutuhkan pemimpin

yang benar-benar berkualitas baik secara intelektual maupun moral dalam mencapai

Page 30: MENGELOLA PERUBAHAN ORGANISASI

keberhasilan suatu organisasi. Pemimpin yang baik akan mampu merangkul seluruh

unsur organisasi untuk dapat bekerja sama dan menciptakan suasana yang kondusif

dan kenyamanan dalam organisasi yag dipimpinnya, sehingga anggota organisasi

yang dipimpinnya dapat melakukan perintahnya dengan sepenuh hati tanpa unsur

paksaan.

BAB IV

PEMBAHASAN MASALAH DAN SOLUSI

4.1 Peran Pemimpin Dalam Perubahan Organisasi

Organisasi harus mampu dan berani melakukan perubahan atau inovasi

sesuai dengan perkembangan lingkungan (breaking the rules) dan menanamkan

kepercayaan bahwa melakukan sesuatu yang berbeda bukan berarti melawan

tatanan yang sudah ada tapi justru sebagai upaya memenuhi kebutuhan pegawai

yang senantiasa berkembang dan berubah.

Dorongan untuk Berubah

Alasan mendasar organisasi memerlukan perubahan adalah karena sesuatu

yang relevan bagi organisasi telah berubah, atau akan berubah.

1. Dorongan Eksternal

Dorongan eksternal yang mendorong organisasi untuk mengadakan

perubahan berasal dari lingkungan umum organisasi. Adanya aturan baru dalam

produksi dan persaingan, politik, hukum baru, keputusan pengadilan, dan

sebagainya akan mempengaruhi organisasi. Disamping itu, berbagai dimensi

seperti teknologi, ekonomi dan sosiokultural juga mempengaruhi organisasi untuk

melakukan perubahan.

2. Dorongan Internal

Pada dasarnya dorongan internal berasal dari dalam organisasi itu sendiri.

Adanya revisi strategi organisasi oleh manajemen puncak, akan menghasilkan

Page 31: MENGELOLA PERUBAHAN ORGANISASI

perubahan organisasi. Dorongan internal lainnya mungkin direfleksikan oleh

dorongan eksternal. Misalnya, sikap pekerja terhadap pekerjaannya akan bergeser,

seiring bergesernya nilai sosiokultural. Akibatnya mereka menuntut suatu

perubahan dalam jam kerja, atau perubahan kondisi kerja.

Secara umum ada dua jenis perubahan dalam organisasi, yaitu :

1. Perubahan Terencana

Perubahan terencana adalah perubahan yang dirancang dan diimplementasikan

secara berurutan dan tepat waktu sebagai antisipasi dari peristiwa di masa

mendatang.

2. Perubahan Reaktif

Perubahan reaktif adalah suatu respon bertahap terhadap peristiwa ketika muncul.

Menurut Mc Kinsay desain organisasi didefinisikan sebagai 7-S yaitu:

1. Strategy, harus memiliki strategi yang dapat menghantarkan organisasi

mencapai tujuannya sesuai dengan SWOT organisasi. Ada tiga strategi yang dapat

digunakan yaitu cost leadership, focus, dan product differentiated;

2. Structure, ada empat hal yang harus diperhatikan span of control,

departementalisasi, sentralisasi-desentralisasi dan koordinasi;

3. Staff, proses pemilihan staf yang akan digunakan harus tepat sesuai strategi

yang digunakan;

4. Skills, disesuaikan dengan strategi yang digunakan organisasi;

5. Shares value; disesuaikan dengan strategi yang digunakan organisasi;

6. Style dan System harus sesuai dengan strategi yang digunakan dalam

organisasi. Oleh karena semua di dunia ini berubah maka 7-S atau desain

organisasi juga harus berubah sesuai dengan perubahan lingkungan agar dapat

lebih adaptif,

7. Survive. Kombinasi dari kompetisi global, komputerisasi dalam proses

manufaktur, dan komunikasi instan mempunyai implikasi.

Page 32: MENGELOLA PERUBAHAN ORGANISASI

Langkah-langkah komprehensif dalam proses perubahan

Ada tujuh langkah komprehensif yang ditempuh dalam proses perubahan

organisasi. Langkah-langkah tersebut yaitu:

1. Mengenali kebutuhan akan perubahan

2. Menetapkan tujuan perubahan

3. Mendiagnosis apa yang menyebabkan perlunya dilakukan perubahan

4. Memilih teknik perubahan yang sesuai untuk mencapai tujuan

5. Merencanakan implementasi untuk perubahan

6. Mengimplementasikan perencanaan perubahan

7. Mengevaluasi perubahan dan tindak lanjut

Bidang-bidang Perubahan Organisasi

Harold J. Leavitt menyatakan bahwa organisasi dapat diubah melalui pengubahan

struktur, teknologi dan atau orang-orangnya.

1. Pendekatan struktur

Pengubahan struktur organisasi menyangkut modifikasi dan pengaturan

sistem internal, seperti acuan kerja, ukuran dan komposisi kelompok kerja,

sistem komunikasi, hubungan-hubungan tanggung jawab atau wewenang.

Pendekatan struktural dibagi menjadi tiga kelompok yang terdiri dari :

a. Melalui aplikasi prinsip-prinsip perancangan organisai klasik.

Pendekatan ini berusaha untuk memperbaiki penciptaan pembagian kerja

yang tepat dari tanggung jawab jabatan para anggota organisasi,

pengubahan rentang manajemen, deskripsi jabatan dan sebagainya.

b. Melalui desentralisasi. Hal ini didasarkan pada penciptaan satuan-satuan

organisasi yang lebih kecil dan dapat berdiri sendiri dan memutuskan

perhatian pada kegiatan yang berorientasi tinggi. Hasilnya perbaikan

prestasi kerja.

c.Melalui modifikasi aliran kerja dalam organisasi. Pendekatan ini

didasarkan pada pemikiran bahwa aliran kerja dan pengelompokan

Page 33: MENGELOLA PERUBAHAN ORGANISASI

keahlian yang tepat akan berakibat kenaikan produktifitas secara langsung

dan cenderung memperbaiki semangat dan kepuasan kerja.

2. Pendekatan teknologi

Untuk mremperbaiki prestasi F.W. Taylor dan pengikutnya mencoba

menganalisa dan memperbaiki interaksi-interaksi pada karyawan dan

mesin-mesin untuk meningkatkan efisiensi sehubungan dengan perubahan

teknologi adakalanya perubahan yang dilakukan ternyata sering tidak

cocok dengan struktur organisasi. Hal ini dapat menciptakan ketidak

senangan dan pemutusan hubungan diantara para anggota organisasi

akibanya terjadi penurunan produktifitas lebih banyak kecelakaan dan

tingkat perputaran karyawan yang tinggi. Penggabungan pendekatan

struktural dan pendekatan teknologi (teknostruktural) bermaksud

memperbaiki prestasi melalui perubahan berbagai aspek, baik struktur

organisasi maupun teknologinya, contohnya pengenalan teknologi baru

yang diikuti pengorganisasian kembali bagian-bagian menjadi lebih kecil.

3. Pendekatan orang

Pendekatan orang bermaksud untuk mengubah secara langsung perilaku

karyawan melalui pemusatan pada keterampilan sikap, prsepsi dan

pengharapan mereka, sehingga dapat melaksanakan tugas dengan efektif.

Inovasi suatu organisasi hanya akan terjadi jika pemimpin mampu

menciptakan paradigma perubahan terhadapt segenap anggota organisasi, yaitu

sebagai berikut :

1. Membuat inovasi terwujud, dengan mengumpulkan keberanian dan

menpdi pendorong proses inovasi.

2. Mendorong inovasi secara personal dengan memberikan pertanggungjawaban

dan hak ke kepada pemimpin puncak.

3. Menyusun tujuan inovasi seperti persentase penjualan produk baru untuk

mendorong usaha inovasi.

4. Menyediakan pendanaan untuk membiayai proses inovasi.

5. Menetapkan budaya inovasi.

6. Mengawasi dengan sentuhan lembut tanpa kekerasan.

Page 34: MENGELOLA PERUBAHAN ORGANISASI

7. Menyediakan reward intrinsik.

Sebagai faktor penentu terjadinya perubahan, pemimpin memiliki

tanggung jawab untuk mengubah sistem dan tingkah laku anggota organisasi.

Kurt Lewin dan Schein mereka berpendapat bahwa perubahan yang sukses dalam

organisasi mengikuti empat langkah, (1) keinginan untuk berubah (desire of

change), sebelum perubahan terjadi setiap individu harus merasakan suatu

kebutuhan, dapat berupa kekurangan-kekurangan dan ketidakpuasan selama ini

serta adanya keinginan untuk meningkatkan, (2) pencairan (unfreezing), yang

meliputi memberikan dorongan, membujuk melalui pendekatan-pendekatan

dengan mengurangi ancaman-ancaman maupun penolakkan sehingga setiap

individu siap untuk berubah, (2) merubah (changging) yang meliputi pemberian

perubahan pada setiap individu melalui pembelajaran baru pada sikap mereka,

dalam hal ini pekerja diberi informasi baru,model perilaku baru, dan cara baru

dalam melihat sesuatu sehingga pekerja belajar dengan sikap baru dan

(3) memantapkan (refreezing) perubahan baru untuk membuat jadi permanen.

Seperti yang telah dibahas dimuka, bahwa pemimpin menjadi faktor utama

dalam penentu perubahan organisai. Sesuai dengan pendapat Anne Maria (1998:

217) yang mengemukakan, “Organizational change is an important topic for

manager, because a substantial part of their jobs requires the information and

implementation of planned organizational change” pendapat tersebut

menunjukkan bahwa perubahan organisasi yang direncanakan menjadi bagian dari

tugas seorang pimpinan. Menurut Gibson (2006: 502). Apabila pada suatu kasus

pimpinan melaksanakan perubahan, dia harus mengantisipasi penolakan terhadap

perubahan dan mempersiapkan serta mengatasinya.

Pendapat para ahli tentang pengaruh pemimpin terhadap perubahan

organisasi juga diperkuat oleh Yulkl (2002: 300-301) yang mengemukakan bahwa

seorang pemimpin dapat berbuat banyak untuk memfasilitasi kesuksesan

pelaksanaan perubahan, melalui tindakan politik termasuk menciptakan koalisi,

membentuk tim, memilih orang yang tepat untuk diletakkan pada posisi kunci,

membuat simbol perubahan, dan memonitor serta mendeteksi persoalan yang

harus diperhatikan.

Page 35: MENGELOLA PERUBAHAN ORGANISASI

Seorang ahli lain Daft (2005: 659) menambahkan, bahwa pemimpin dapat

mendorong dan mendukung kreatifitas untuk membantu pengikut dan organisasi

agar lebih menerima serta siap berubah. Pandangan Peter Hess, tentang pengaruh

kepemimpinan terhadap perubahan melalui tanggung jawab pemimpin

dalam menggerakkan orang-orang, yaitu “change is leadership respobility. The

challenge is to move people beyond their evensiveness and resistance to the point

where they view change not as threat but as an opportunity”.

Perubahan-perubahan yang dapat dilakukan seorang pemimpin untuk

meningkatkan kualitas pelayanan publik, antara lain :

a. Memangkas berbagai birokrasi yang sudah tidak relevan.

b. Menerapkan contestability (membandingkan pelayanan yang dilakukan unit

organisasinya dengan organisasi lain untuk melihat efisiensi dan efektivitasnya)

bahkan mengembangkan kontrak dengan sektor swasta (jika hal ini merupakan

jalan terefektif dan terefisien yang harus ditempuh).

c. Menggunakan berbagai teknologi baru untuk meningkatkan kualitas pelayanan

publik.

d. Mengembangkan kebijakan publik yang berorientasi pada pelanggan (customer

focus).

Perubahan tidak hanya terjadi pada organisasi tertentu seperti perusahaan,

namun dalam lembaga pendidikan sendiri juga terjadi perubahan. Glatthorn dan

Bowman dalam Lipham & Hoeh (1974: 107-108)) menyebutkan adanya tiga jenis

perubahan pada lembaga pendidikan, yakni perubahan struktural, perubahan

program, dan perubahan menyangkut SDM. Masih dalam buku yang sama,

Saville memaparkan empat jenis perubahan pada satuan lembaga pendidikan,

yang terdiri atas perkembangan yang baru di bidang teknis, proses yang baru,

tujuan baru, dan perkembangan kurikulum. Perkembangan baru bidang teknis

misal berhubungan dengan teknologi adalah masuknya internet ke sekolah

sehingga menuntut guru untuk juga mampu mengoperasikan sistem informasi dan

komunikasi tersebut. Proses yang baru sebagai contoh adanya pergantian

pemimpin yayasan. Adapun tujuan baru dicontohkan dengan pengembangan visi

dan misi sekolah, danperkembangan kurikulum yang biasanya mengandung

perubahan pendekatan instruksional.

Page 36: MENGELOLA PERUBAHAN ORGANISASI

Perubahan budaya dan kebutuhan masyarakat harus disikapi dengan

terbuka dan lebih bijak oleh sekolah. Lipham & Hoeh (1974: 108) mengutip dari

Rogers & Shoemaker bahwa perubahan harus mengandung lima unsur. Lima

unsur yang dimaksud adalah sebagai berikut :

1. Memiliki tingkat kegunaan lebih tinggi daripada sebelumnya

2. Tidak terlalu sukar

3. Sesuai dengan sistem nilai anggota organisasi

4. Terbuka untuk adanya ujicoba

5. Keberhasilannya dapat terukur jelas

Menurut Beeby (dalam Jusuf Enoch, 1992), bahwa perencanaan

pendidikan adalah suatu usaha melihat ke masa depan dalam hal menentukan

kebijaksanaan, prioritas dan biaya pendidikan dengan mempertimbangkan

kenyataan-kenyataan yang ada dalam bidang ekonomi, sosial, dan politik untuk

pengembangan potensi sistem pendidikan nasional, memenuhi kebutuhan bangsa

dan anak didik yang dilayani oleh sistem tersebut. Sebenarnya terdapat berbagai

permasalahan yang timbul dalam dunia pendidikan di Indonesia. Permasalahan

yang tak kunjung terselesaikan bahkan semakin pelik.

Permasalahan yang dihadapi pendidikan nasional kita pada umumnya sebagai berikut:

1. Tingkat pendidikan rendah

2. Dinamika struktur penduduk belum terakomodasi

3. Kesenjangan tingkat pendidikan

4. Fasilitas pendidikan belum memadai

5. Kualitas pendidikan rendah

6. Manajemen belum efektif, efisien, dan akuntabel

Jika menilik dari permasalahan yang ada, maka kebijakan yang harus ditempuh adalah :

1. Perluasan dan pemerataan kesempatan belajar

2. Peningkatan mutu dan relevansi

Page 37: MENGELOLA PERUBAHAN ORGANISASI

3. Governance dan akuntabilitas

Lunenburg (2004: 239-241) memberikan penjelasan baik dari sisi internal

maupun eksternal sekolah. Ia menyebutkan ada beberapa tekanan yang mau tidak

mau membuat sekolah melakukan perubahan, yaitu sebagai berikut:

(1) Dorongan untuk menjadi lebih accountable

(2) Terjadinya perubahan kependudukan

(3) Kurangnya SDM baik dari sisi kuantitas maupun kualitas

(4) Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan

(5) Proses yang dilakukan anggota organisasi dan keadaan anggota organisasi itu

sendiri yang mempengaruhi jalannya proses.

Akibat dari dorongan-dorongan tersebut, dapat diklasifikasikan jenis-jenis

perubahan yang menggejala pada organisasi. Glatthorn dan Bowman dalam

Lipham & Hoeh (1974: 107-108)) menyebutkan adanya tiga jenis perubahan pada

lembaga pendidikan, yakni perubahan struktural, perubahan program, dan

perubahan menyangkut SDM. Masih dalam buku yang sama, Saville memaparkan

empat jenis perubahan pada satuan lembaga pendidikan, yang terdiri atas

perkembangan yang baru di bidang teknis, proses yang baru, tujuan baru, dan

perkembangan kurikulum. Perkembangan baru bidang teknis misal berhubungan

dengan teknologi adalah masuknya internet ke sekolah sehingga menuntut guru

untuk juga mampu mengoperasikan sistem informasi dan komunikasi tersebut.

Proses yang baru sebagai contoh adanya pergantian kepala sekolah. Adapun

tujuan baru dicontohkan dengan pengembangan visi dan misi sekolah, dan

perkembangan kurikulum yang biasanya mengandung perubahan pendekatan.

Namun, perubahan yang terjadi tidak selamnanya akan berjalan tanpa

tantangan dan rintangan. Berbagai permasalah yang timbul seiring dengan upaya

terjadinya perubahan baik secara internal maupun ekstrenal. Rivai (2004: 442)

memberikan gambaran tentang akibat ketidaksukaan anggota organisasi terhadap

perubahan. Perlawanan yang digambarkan pakar manajemen tersebut terbagi atas

tiga, yaitu tipe logis, tipe psikologis, dan tipe sosiologis. Indikator dari

perlawanan tipe logis antara lain munculnya hambatan teknis atas perubahan,

bertambahnya kebutuhan dana operasional, lamanya waktu yang diperlukan untuk

jalannya perubahan, dan usaha yang harus lebih keras dalam rangka menguasai

Page 38: MENGELOLA PERUBAHAN ORGANISASI

hal yang baru. Pada perlawanan tipe psikologis, indikator yang ada tentu

berhubungan dengan perasaan, antara lain ketakutan yang tidak jelas, toleransi

yang rendah, dan ketidaksenangan terhadap pimpinan atau agen perubahan. Untuk

perlawanan tipe sosiologis, hal-hal bersifat “atas nama kelompok” menjadi pola

mendasar, antara lain tumbuhnya koalisi politik, dan menentang nilai-nilai baru

atas dasar nilai kelompok yang telah dianut.

Dari permasalahan yang timbul di dunia pendidikan kita, pada lingkup

terkecil yaitu sekolah, dibutuhkan pemimpin dalam hal ini kepala sekolah yang

memiliki jiwa kepemimpinan seperti yang telah dikemukakan sebelumnya. Kepala

sekolah memegang peranan penting dalam kemajuan sekolah pada khususnya dan

paradigma masyarakat pada umumnya. Sekolah menjadi ujung tombak lembaga

pendidikan untuk menciptakan generasi penerus yang berdaya saing dan bermoral

sehingga kelak akan tercipta manusia yang paripurna.

4.2 Wewenang dan Tanggung Jawab Struktur Organisasi Sekolah SMA

Negeri 2 Kalianda

Wewenang ( Authority )Wewenang merupakan syaraf yang berfungsi

sebagai penggerak dari pada kegiatan-kegiatan. Wewenang yang bersifat

informal, untuk mendapatkan kerjasama yang baik dengan bawahan. Disamping

itu wewenang juga tergantung pada kemampuan ilmu pengetahuan, pengalaman

dan kepemimpinan. Wewenang berfungsi untuk menjalankan kegiatan-kegiatan

yang ada dalam organisasi.Wewenang dapat diartikan sebagai hak untuk

memerintah orang lain untuk melalukan atau tidak melakukan sesuatu agar tujuan

dapat tercapai.

T. Hani Handoko membagi wewenang dalam dua sumber, yaitu teori

formal ( pandangan klasik ) dan teori penerimaan. Wewenang formal merupakan

wewenang pemberian atau pelimpahan dari orang lain. Wewenang ini berasal dari

tingkat masyarakat yang sangat tinggi dan secara hukum diturunkan dari tingkat

ke tingkat. Berdasarkan teori penerimaan ( acceptance theory of authority )

wewenang timbul hanya bila hal diterima oleh kelompok atau individu kepada

Page 39: MENGELOLA PERUBAHAN ORGANISASI

siapa wewenang tersebut dijalankan dan ini tidak tergantung pada penerima

( reciver ).

Tanggung jawab dan akuntabilitas tanggung jawab (responsibility) yaitu

kewajiban untuk melakukan sesuatu yang timbul bila seorang bawahan menerima

wewenang dari atasannya. Akuntability yaitu permintaan pertanggung jawaban

atas pemenuhan tanggung jawab yang dilimpahkan kepadanya. Yang penting

untuk diperhatikan bahwa wewenang yang diberikan harus sama dengan besarnya

tanggung jawab yang akan diberikan dan diberikan kebebasan dalam menentukan

keputusan-keputusan yang akan diambil.3. Pengaruh ( influence ) yaitu transaksi

dimana seseorang dibujuk oleh orang lain untuk melaksanakan suatu kegiatan

sesuai dengan harapan orang yang mempengaruhi. Pengaruh dapat timbul karena

status jabatan, kekuasaan dan menghukum, pemilikan informasi lengkap juga

penguasaan saluran komunikasi yang lebih baik.

Seperti halnya dengan organisasi lainnya, sekolah juga memiliki berbaga

aspek yang berperan penting dalam proses keberhasilan.

Aspek-aspek Organisasi Sekolah

1). Tugas dan tanggung jawab

  a). Proporsional pembagian

b). Kesesuaian dengan

1). Kemampuan

2). Fungsi

3). Wewenang/tanggung jawab.

b.Struktur organisasi sekolah

1). Individu mengetahui tugas, wewenang, dan tanggung jawab

2).Terhindar pola kepemimpinan otoriter

3). Terdukung

a).Pola kerja demokratis

).Partisipasi aktif seluruh unsure/komponen sekolah

c).Terpupuk suasana/kehidupan sekolah yang paedagogis.

4). Kepala sekolah : Organisator dan pemimpin bertanggung jawab

mengelola seluruh sumber daya/komponen sekolah.

Page 40: MENGELOLA PERUBAHAN ORGANISASI

Secara umum, struktur organisasi SMA Negeri 2 Kalianda memiliki

wewenang, tugas dan tangung jawab yang relatif sama dengan sekolah lainnya.

Wewenang, tugas dan tanggung jawab tersebut akan diuraikan seperi

berikut :

1. Kepala sekolah

Wewenang dan Tanggung Jawab, antara lain :

Menjaga terlaksananya dan ketercapaian program kerja sekolah

Menjaga  keterlaksanaan  Pedoman Mutu  Sekolah.

Menjabarkan, melaksanakan dan mengembangkan Pembelajaran

Kurikulum/Program SMK.

Mengembangkan SDM.

Melakukan pengawasan dan supervisi tenaga pendidik dan kependidikan.

Melakukan hubungan kerjasama dengan pihak luar

Merencanakan, mengelola dan mempertanggung jawabkan keuangan

Mengangkat dan menetapkan personal struktur organisasi.

Menetapkan Program Kerja Sekolah

Mengesahkan perubahan kebijakan mutu organisasi

Melegalisasi dokumen organisasi

Memutuskan mutasi siswa

Mengusulkan promosi dan mutasi pendidik dan tenaga kependidikan

Menerbitkan dokumen yang dikeluarkan sekolah.

Memberi pembinaan warga sekolah

Memberi penghargaan dan sanksi

Memberi penilaian kinerja pendidik dan tenaga kependidikan

Memberi penilaian kinerja pendidik dan tenaga kependidikan

2. Komite sekolah

Page 41: MENGELOLA PERUBAHAN ORGANISASI

Wewenang dan Tangung jawab, antara lain:

Kebijakan mutu

Mengawasi kebijakan sekolah

3. KA. Tata usaha

Wewenang dan tanggung jawab tata usaha, antara lain :

Menyusun dan melaksanakan program tata usaha sekolah.

Menyusun dan melaksanakan kegiatan keuangan sekolah.

Mengurus administrasi kepegawaian.

Mengurus administrasi kesiswaan.

Menyusun administrasi perlengkapan sekolah.

Menyusun dan menyajikan data statistik sekolah.

Menyusun administrasi lainnya.

Melaporkan semua tugas dan tanggung jawabnya kepada kepala sekolah

secara berkala.

4. Waka. Kurikulum

Wewenang dan tanggung jawab, antara lain:

Menyusun program kerja bidang Kurikulum/Program

Mengkoordinasikan pelaksanaan dan pengembangan Kurikulum/Program

Memantau pelaksanaan Pembelajaran

Menyelenggarakan rapat koordinasi Kurikulum

Mengkoordinasikan pengelolaan perpustakaan

Mengkoordinasikan pelaksanaan evaluasi pembelajaran

Menyusun kalender pendidikan dan jadual pembelajaran

Melaporkan hasil pelaksanaan Pembelajaran

Mengusulkan tugas mengajar pada masing-masing guru

Menghitung dan melaporkan jam mengajar guru

Page 42: MENGELOLA PERUBAHAN ORGANISASI

Merencanakan kebutuhan tenaga pendidik dan kependidikan

Memeriksa, menyetujui rencana pembelajaran tiap program Pembelajaran

Memverifikasi Kurikulum

Merencanakan dan melaksanakan bimbingan belajar dan try out kelas XII

5. Waka. Kesiswaan

Wewenang dan tanggung jawab, antara lain:

Mengkoordinasikan PSB ( Penerimaan Siswa Baru )

Mengkoordinasikan pelaksanaan Masa Orientasi peserta didik (MOS)

Mengkoordinasikan pemilihan kepengurusan dan diklat OSIS

Mengkoordinasikan penjaringan dan pendistribusian semua bentuk

beasiswa

Mengkoordinasikan pelaksanaan 4 K2 (ketertiban, kedisiplinan,

keamanan,  dan kekeluargaan)

Membina program kegiatan OSIS

Memeriksa dan menyetujui rencana kerja pengurus Osis

Melakukan tindakan terhadap siswa terkait pelanggaran tata tertib siswa

Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan lomba

Mengkoordinasikan ekstra kurikuler

Mengkoordinasikan peringatan hari-hari besar

6. Waka Sarana Prasarana

Wewenang dan tanggung jawab, antara lain:

Merencanakan kebutuhan sarana prasarana untuk menunjang proses

belajar mengajar

Merencanakan program pengadaannya

Mengatur pemanfaatan Sarana Prasarana

Mengelola perawatan, perbaikan dan pengisian

Mengatur pembakuannya

Page 43: MENGELOLA PERUBAHAN ORGANISASI

Menyusun laporan

7. Waka Humas

Wewenang dan tanggung jawab, antara lain:

Merencanakan kebutuhan sarana prasarana untuk menunjang proses

belajar mengajar

Merencanakan program pengadaannya

Mengatur pemanfaatan Sarana Prasarana

Mengelola perawatan, perbaikan dan pengisian

Mengatur pembakuannya

Menyusun laporan

8. Guru

Wewenang dan tanggung jawab, antara lain:

Mengetahui tugas pokoknya sendiri yaitu memberikan pelajaran sesuai

dengan bidang studi

Mengevaluasi hasil pekerjaannya.

Mewakili kepala sekolah dan orang tua siswa di kelas.

Mengetahui tugas-tugas yang diberikan kepada siswa dan memeriksa hasil

tugas itu untuk dinilai.

Memperhatikan kelakuan dan kerajinan siswa sebagai bahan laporan

kepada kepala sekolah, wali kelas, dan guru BP.

Memecahkan masalah-masalah pelajaran yang dihadapi siswa untuk

memberikan bimbingan pelajaran kepada siswa yang cerdas, siswa yang

kurang cerdas, dan siswa yang membandel.

Memperhatikan hasil ulangan Mid Semester,UAS dan UN dan mengisi

daftar nilai siswa.

Melaporkan kepada kepala sekolah tentang hasil kerjanya.

6. Wali Kelas

Wewenang dan tanggung jawab, antara lain:

Page 44: MENGELOLA PERUBAHAN ORGANISASI

Pengelolaan kelas

Penyelenggaraan administrasi kelas meliputi : Denah tempat duduk siswa,

Papan absensi siswa, Daftar pelajaran kelas, Daftar piket kelas, Buku absensi

siswa, Buku kegiatan pembelajaran/buku kelas, Tata tertib siswa, pembuatan

statistik bulanan siswa

Pengisian daftar kumpulan nilai (legger)

Pembuatan catatan khusus tentang siswa

Pencatatan mutasi siswa

Pengisian buku laporan penilaian hasil belajar

Pembagian buku laporan hasil belajar

7. Guru Bimbingan Dan Konseling

Wewenang dan tanggung jawab, antara lain:

Penyusunan program dan pelaksanaan bimbingan dan konseling

Koordinasi dengan wali kelas dalam rangka mengatasi masalah-masalah

yang dihadapi oleh siswa tentang kesulitan belajar

Memberikan layanan dan bimbingan kepada siswa agar lebih berprestasi

dalam Kegiatan belajar

Memberikan saran dan pertimbangan kepada siswa dalam memperoleh

gambaran tentang lanjutan pendidikan dan lapangan pekerjaan yang sesuai

Mengadakan penilaian pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan

Menyusun Satatistik hasil penilaian B.K

Melaksanakan kegiatan analisis hasil evaluasi belajar

Menyusun dan melaksanakan program tindak lanjut Bimbingan dan

Konseling

Menyusun laporan pelaksanaan Bimbingan dan Konseling

8. Pustakawan Sekolah

Wewenang dan tanggung jawab, antara lain:

Perencanaan pengadaan buku/bahan pustaka/media elektronik

Pengurusan pelayanan perpustakaan

Page 45: MENGELOLA PERUBAHAN ORGANISASI

Perencanaan pengembangan perpustakaan

Pemeliharaan dan perbaikan buku-buku / bahan pustaka / media

elektronika

Inventarisasi dan pengadministrasian buku-buku / bahan pustaka / media

elektronika

Melakukan layanan bagi siswa, guru dan tenaga kependidikan lainnya,

serta masyarakat

Penyimpanan buku perpustakaan / media elektronika

Menyusun Tata tertib perpustakaan

Menyusun Laporan pelaksanaan kegiatan perpustakaan secara berkala

9. Pengelola LaboratoriumWewenang dan tanggung jawab, antara lain:

Perencanaan pengadaan alat dan bahan laboratorium

Menyusun jadwal dan tata tertib penggunaan laboratorium

Mengatur penyimpanan dan daftar alat-alat laboratorium

Memelihara dan perbaikan alat-alat laboratorium

Inventarisasi dan pengadministrasian peminjam alat-alat laboratorium

Menyusun laporan pelaksanaan kagiatan laboratorium

10. Kepala Tata Usaha

Wewenang dan tanggung jawab, antara lain:

Penyusunan program kerja tata usaha sekolah

Pengelolaan keuangan sekolah

Pengurus administrasi ketenagaan dan siswa

Pembinaan dan pengembangan karir pegawai tata usaha sekolah

Penyusunan administrasi perlengkapan

Penyusunan dan penyajian data/statistik sekolah

Mengkoordinasikan dan melaksanakan 7K

Penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan pengurusan ketata usahaan

secara berkala

Page 46: MENGELOLA PERUBAHAN ORGANISASI

9. Siswa

Wewenang dan tanggung jawab, antara lain:

Menuntut ilmu sebaik-baiknya

Mempertanggung jawabkan hasil pembelajarannya

Mematuhi peraturan yang sudah di tetapkan oleh pihak sekolah

4.3 Inovasi Pada SMA Negeri 2 Kalianda

Sejak diresmikan menjadi SMA Negeri, yang sebelumya bernama SPG

Bandar Lampung di Kalianda, SMA Negeri 2 Kalianda terus berbenah diri. Secara

bertahap, SMA Negeri 2 Kalianda melakukan perubahan pada sistem kurikulum

yang dibarengi dengan peningkatan fasilitas sarana dan prasarana. Hal tersebut

sesuai dengan visi SMA Negeri 2 Kalianda yaitu menjadi “lamban” ilmu yang

berdaya saing serta misi sekolah yang diantaranya adalah menciptakan SDM yang

profesional dan disiplin serta berakhlak mulia.

SMA Negeri 2 Kalianda mengawal kurikulumnya berbasis PBKL yaitu

sistem kurikulum berbasis pada keunggulan lokal. Letak geografis sekolah yang

berada di sekitar laut, menimbulkan ide untuk memberikan keterampilan bagi

peserta didik dalam mengolah hasil laut. Selain dilatarbelakangi oleh alasan

tersbut, kurikulum PBKL juga bertujuan untuk membekali siswa yang tidak dapat

melanjutkan pendidikan ke jenjang Perguruan Tinggi agar memiliki keterampilan

kewirausahaan dengan memanfaatkan kemampuan mereka mengolah hasil laut.

Setelah program ini berjalan, SMA Negeri 2 melanjutkan pada program

kurikulum berikutnya yaitu KTSP. Dengan diberlakukannya sistem tersebut, maka

KKM yang diterapkan di SMA Negeri 2 Kalianda mengalami peningkatan dari 65

menjadi 75. Semua anggota sekolahpun berbenaah diri, diawali dari dewan guru

yang menyiapkan perangkat pembelajaran yang lebih inovatif lagi dan efisien.

Setiap guru harus melengkapi perangkatnya dengan pemberian materi pengayaan

bagi siswa yang telah mencapai nilai KKM. Hal ini dimaksudkan untuk

meningkatkan potensi akademik peserta didik. Kegiatan ekstra kurikuler juga

ditambah. Jika sebelumnya hanya terdiri dari bebrapa cabang olahraga, PMR,

Page 47: MENGELOLA PERUBAHAN ORGANISASI

Kesenian, KIR dan Pramuka, namun mulai sejak itu ditambahkan menjadi

berbagai macam cabang olarraga seperti bela diri tae kwondo,pencak silat dan

bahasa asing yaitu bahasa Inggris dan komunikasi. OSIS juga telah merambah

pada kegiatan Satgas yaitu petugas yang menangani sosialisasi dan

penenggulangan narkoba serta divisi teknologi informasi dan komunikasi.

Beranjak dari kurikulum berbasis PBKL, KTSP akhirnya SMA Negeri 2

memberanikan diri untuk menjadi sekolah percontohan yang dikenal dengan

istilah sekolah model. Pada tahap ini, kinerja guru dan staff lainnya benar-benar

diperhatikan. Semua guru dan staff harus menguasasi IT. Dengan menjadi

sekolah model, hampir semua pelayanan kesiswaan telah berbasis TIK. Gurupun

dituntut untuk menegembangkan model pembelajaran yang lebih inovatif lagi.

Perangkat ajar yang sebelumnya hanya dilengkapi dengan materi pengayaan, pada

tahap kurikulum yang baru tersebut, harus dilengkapi dengan bahan ajar berbbasi

TIK. Sebagai contoh adalah pengunaan power point dalam penyamapaian materi

di kelas. Bukan hanya itu, penggunanan media interaktif multimedia juga

dianjurkan dalam proses pembelajaran.

Setelah melewati tahap sekoalh model, SMA Negeri 2 menuju pada SKM

(Sekolah Kategori Mandiri) yang pada saatnya memberlakukan sistem PSB (Pusat

Sumber Belajar). Pada tahap ini, web site sekolah mulai diberdayakan dalam

menunjang proses pembelajaran. Web site sekolah dapat diakses oleh seluruh

siswa dan masyarakat luas yang ingin mencari materi ajar, tugas maupun

informasi lain tenatng SMA Negeri 2 Kalianda. Web site tersebut saat ini sedang

menagalami perbaikan dan perubahan karena akan ditambahkan dengan sistem e-

learning yang lebih inovatif dimana terhubung dengan seluruh blog dewan guru

berdasarkan MGMP.

Saat ini, SMA Negeri 2 Kalianda akan memulai sistem kurikulum terbaru

yaitu SKS. Di tahun pertamanya ini, SMA Negeri 2 Kalianda melakukan berbagai

persiapan di antaranya adalah pelatihan dewan guru baik secara internal maupun

eksternal guna menyusun perangkat ajar khususnya silabus dan RPP baru sesuai

dengan sistem SKS. Sistem ini mengacu pada sistem pembelajaran di perhuruan

tinggi dimana siswa dapat mengambil mata pelajaran secara berkala atau istilah

kredit. Bagi siswa yang memiki kemampuan intelektual yang baik, akan bisa

Page 48: MENGELOLA PERUBAHAN ORGANISASI

menyelesaikan pendidikanya selama 2 tahun atau 4 semester. Siswa juga bisa

meminta cuti dengan alasan yang diatur dalam peraturan sekolah seperti sakit

maupun keterbatasan biaya. Peran wali kelas akan digantian oleh Pembimbing

Akademik yang bertugas membantu siswa memilih mata pelajaran yang akan

diambilnya di semester yang sedang berjalan. PA juga bekerja smaa dengan guru

BK dalam membantu siswa menangani permasalahan yang dihadapinya.

Dengan mengalami berbagai perubahan kurikulum, tentunya SMA Negeri 2

Kalianda mengalami perubahan struktur organisasi. Jika pada awalnya hanya

terdapat Kepala Sekolah dibantu Wakil dan dewan guru beserta staff Tata Usaha,

maka sejak menggunakan sistem PSB dan SKS maka kepala sekolah dibantu oelh

koordiantor PSB, koordinator e-learning dan penjamin mutu dan admin ayng

bertanggung jawab pada web site sekolah dan database. Perubahan tersebut

menimbulkan berbagai permasalahan seperti peran ganda antara wakil kepala

sekolah dan koordinator PSB yang berdampak kerancuan wewenang, tanggung

jawab dan tugas. Koordiantor e-learning yang bertugas juga sebagai korordinator

penjamin mutu yang kurang memahami konsep e-learning serta koordiantor

admin yang dipegang oleh guru TIK masih merangkap sebagai teknisi

laboratorium komputer.

Perubahan gaya kepemimpinan di sekolah SMA Negeri 2 Kalianda juga

berpengaruh terhadap suasana kinerja dan proses pembelajaran. Setiap pemimpin

memiliki pandangan yang berbeda dalam memberikan konstribusi perubahan pada

SMA Negeri 2 Kalianda. Setiap kebijakan yang diambil oleh masing masing

Kepala Sekolah yang telah berganti beberapa kali memberikan warna yang

berbeda pada pembangunan sekolah dan perubahan yang terjadi. Setiap Kepala

Sekolah yang pernah memimpin di sekolah ini mampu membuat sekolah ini

semakin dipandang sebagai sekolah pilihan. Walaupun terkadang masih ada

asumsi publik yang menyatakan bahwa sekolah ini dianggap belum siap melakuan

perubahan besar seperti penerapan program SKS, namun SMA Negeri 2 Kalianda

akan terus berbenah diri untuk mewujudkan sekolah yang bermutu dan berdaya

saing yang mampu mencipatakan insan berdaya guna, kreatif, disiplin dan

berakhalk mulia serta peningkatan profesionalisme guru dan karyawan.

Page 49: MENGELOLA PERUBAHAN ORGANISASI

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Sekolah sebagai salah satu bentuk organisasi dan merupakan satuan sistem

terbuka yang harus selalu siap melakukan inovasi dalam rangka menyikapi

perubahan yang terjadi di masyarakat. Tantangan yang berbeda dari hari ke hari

mendorong organisasi berimprovisasi dan berinovasi. “Berubah atau punah”

secara tajam dibidikkan di dunia industri, dan idiom bernuansa teori seleksi alam

ini kini juga banyak dianut kalangan pemimpin di sekolah. Perubahan biasanya

menimbulkan pro dan kontra. Berbagai alasan melingkupi penolakan dan

kesetujuan, sehingga perlu ditempuh berbagai cara atau pendekatan agar

perubahan diawali dengan dukungan dari berbagai individu dalam organisasi

bersangkutan.

Terjadinya pergantian pimpinan, terbitnya kurikulum baru, pengembangan

gedung sekolah, adalah contoh-contoh perubahan yang mempengaruhi sekolah

dan bersifat terencana. Berbagai respon pasti akan muncul seiring dengan adanya

kebijakan untuk berubah. Secara umum faktor-faktor yang menyebabkan hal ini

terjadi adalah sebagaimana disebutkan oleh Lunenburg (2004: 241-244):

(1) Pengaruh kebutuhan

(2) Takut akan hal baru

(3) Ancaman terhadap pengaruh dan kekuasaan yang selama ini dipegang

(4) Rasa kolot terhadap pengetahuan dan keterampilan yang dikuasai selama ini

(5) Struktur organisasi yang menghambat (karena umumnya bersifat birokrat)

(6) Terbatasnya sumber daya

Page 50: MENGELOLA PERUBAHAN ORGANISASI

(7) Telah adanya suatu kesepakatan antara beberapa kalangan warga sekolah

Pendapat Lewin tentang model tiga tahap perubahan yang sangat populer

sebagaimana dikutip oleh Sutarto (2000: 415) bisa menjadi rujukan dalam

melakukan perubahan organisasi. Dimulai dari tahap unfreezing yang

menunjukkan pola perilaku saat ini. Kedua adalah changing, yang menunjukkan

pengembangan pola perilaku baru yang didapat melalui proses identifikasi dan

internalisasi. Pada beberapa literatur lain, istilah changing digunakan secara

bergantian dengan moving. Tahap terakhir adalah refreezing, yaitu keadaan

dimana terdapat perubahan distabilisasi dengan penguatan atas pola perilaku baru.

5.2 Saran

Setelah kita membahas tentang organisasi secara umum dan lebih terperinci

lagi tentang organisasi sekolah khususnya di SMA Negeri 2 Kalianda, maka

penulis memiliki berbagai masukan di antaranya adalah :

1. Perlunya pendekatan secara individu, baik kepada guru, karyawan maupun

siswa untuk bersama-sama mendukung dan berpartisipasi aktif dalam

mewujudkan perubahan di SMA Negeri 2 Kalianda.

2. Perlunya peningkatan SDM yang secara berkesinambungan tanpa henti

agar tujuan sekolah dapat tercapai.

3. Pentingnya peninjauan ulang terhadap pembagian tugas pada struktur

orgnasasi sekolah agar tidak terjadi kerancuan wewenang, tugas dan

tanggung jawab pada struktur orgasnisasi sekolah.

4. Perlu diadakan sosialisasi lebih terarah dan luas bukan hanya anggota

organisasi sekolah melainkan masyarakat umum tentang perubahan yang

terjadi di SMA Negeri 2 Kalianda agar visi dan misi sekolah dapat

tercapai.

Page 51: MENGELOLA PERUBAHAN ORGANISASI

DAFTAR PUSTAKA

http://hmti.wordpress.com/2008/02/22/definisi-dan-pengertian-organisasi/

http://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi

http://lorentfebrian.wordpress.com/definisi-organisasi-macam-macam-organisasi/

http://rajapresentasi.com/2009/09/jenis-struktur-organisasi-kelebihan-dan-

kekurangannya/

http://kuhascexpress.blogspot.com/2010/06/bentuk-bentuk-organisasi.html

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2012/04/unsur2-tipestruktur-dan-ciri2-

organisasi/

http://buahpikir-claudya-fisip09.web.unair.ac.id/artikel_detail-42979-economic

%20world-Struktur%20dan%20Kontrol%20Organisasi.html

http://id.shvoong.com/business-management/human-resources/2008569-kekuatan-

kekuatan-penyebab-perubahan

http://omusu.blogspot.com/2008/08/mengapa-perubahan-organisasi-gagal.html

http://mbahjafar.blogspot.com/2010/12/konsep-organisasi-sekolah.html

http://thascia.blogspot.com/2012/04/wewenangtugasetika-dan-struktur.html

http://pmancoffeemix.wordpress.com/2010/12/18/kurikulum-tentang-organisasi-

sekolah/

http://fajri89.blogspot.com/2010/03/tugas-kelompok-organisasi-sekolah.html

http://destiasalma.blogspot.com/2010/01/penetapan-tujuan-organisasi.html

http://yasier-timetoshine.blogspot.com/2009/10/18-oktober-2009fungsi-tujuan-

organisasi.html

http://guekemal.wordpress.com/2010/11/15/misi-dan-tujuan-organisasi/

http://riasahirin.wordpress.com/2009/10/30/organisasi-pendidikan/

Page 52: MENGELOLA PERUBAHAN ORGANISASI

http://leadershipqb.com/index.php?

option=com_content&task=view&id=6933&Itemid=30

http://referensi-kepemimpinan.blogspot.com/2009/03/tugas-dan-fungsi-

pemimpin.html

http://www.tdwclub.com/f122/tugas-pemimpin-dan-ciri-kepemimpinan-yang-

baik-887/

http://www.ruangihsan.net/2009/08/peran-kepemimpinan-dalam-

pengambilan.html

http://suryanto.blog.unair.ac.id/2009/02/11/merancang-dan-menetapkan-tujuan-

organisasi/

http://blog.uki.ac.id/tahantobing/2011/11/21/tujuan-organisasi/

http://smpn1karangdadap.wordpress.com/about/struktur-organisasi-sekolah/

http://gurupembaharu.com/home/peran-dan-fungsi-kepala-sekolah-sebagai-

pengelola-ketatausahaan-sekolah/