mengelola perubahan organisasi
TRANSCRIPT
MENGELOLA PERUBAHAN ORGANISASI
SERTA PERAN KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN
ORGANISASI di SMAN 2 KALIANDA
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Organisasi Belajar
Dosen :
Dr.Budi Kustoro,M.Pd
Dr.Herpratiwi,M.Pd
Disusun oleh :
Noni Heriawati (1123011025)
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Magister Teknologi Pendidikan Universitas Lampung
2012
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Dengan Judul
“MENGELOLA PERUBAHAN ORGANISASI SERTA PERAN
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN ORGANISASI di SMAN 2
KALIANDA ”. Adapun maksud penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi
salah satu tugas Mata Kuliah Organisasi Belajar. Dalam penulisan makalah ini
bertujuan untuk dapat menjabarkan/mengaplikasikan antar teori yang didapat
selama perkuliahan untuk dapat di aplikasikan ke dalam bentuk penulisan
makalah dikaitkan dengan tugas pokok dan fungsi penulis sehari-hari. Penulisan
makalah ini mudah-mudahan dapat memberikan gambaran dan dorongan untuk
lebih memahami peran serta pemimpin dalam mengelola dalam suatu organisasi
agar dapat memberikan pelayanan yang berkualitas pada masyarakat dan dapat
menciptakan peserta didik yang paripurna.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
saran dan kritik yang dapat menyempurnakan makalah ini, sehingga dapat
memberikan manfaat bagi SMAN 2 Kalianda.
Kalianda, 28 Mei 2012
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR-------------------------------------------------------- i
DAFTAR ISI------------------------------------------------------------------- ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Permasalahan-------------------------------------------- 1
1.2 Identifikasi Masalah-------------------------------------------------------
1.3 Tujuan Penulisan-----------------------------------------------------
BAB II TUJUAN DAN PERAN KEPEMIMPINAN ORGANISASI
2.1 Tujuan Organisasi------------------------------------------------------
2.2 Peran Kepemimpinan Organisasi----------------------------------------
BAB III LANDASAN TEORI
3.1 Organisasi dan Konsep Organisasi Sekolah---------------------------
3.2 Struktur Organisasi-------------------------------------------------------
3.3 Kepemimpinan------------------------------------------------------------
BAB IV PEMBAHASAN DAN SOLUSI
4.1 Peran Pemimpin Dalam Perubahan Organisasi------------------------
4.2 Wewenang dan Tanggung Jawab Organisasi Sekolah SMA
Negeri 2 Kalianda----------------------------------------------------
4.3 Inovasi Pada SMA Negeri 2 Kalianda----------------------------------
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan-----------------------------------------------------------------
5.2 Saran------------------------------------------------------------------------
DAFTAR PUSTAKA---------------------------------------------------------
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Permasalahan
Terdapat berbagai jenis teori dan pendapat tentang organisasi. Pada
dasarnya, organisasi adalah sistem sosial yang memiliki identitas kolektif yang
tegas, daftar anggota yang terperinci, program kegiatan yang jelas, dan prosedur
pergantian anggota bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana,
terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uang,
material, mesin, metode, lingkungan), sarana-parasarana, data, dan lain
sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan
organisasi.
Dalam suatu organisasi, pasti memiliki tujuan yang ingin dicapai. Untuk
mencapai tujuan itu, selain dibutuhkan sumber daya yang memadai, juga
dibutuhkan strategi yang tepat. Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah
adanya struktur organisasi yang tertata dan berjalan dengan baik. Suatu organisasi
dalam rangka mencapai tujuannya selalu menggunakan struktur organisasi sebagai
wadah segala kegiatannya, tetapi untuk penerapan sistem struktur organisasinya
tergantung dari kondisi organisasi yang bersangkutan dalam menerapkan struktur
organisasi mana yang cocok sehingga untuk itu setiap organisasi membutuhkan
waktu dan pengamatan (analisis) yang khusus dalam memilih sistem struktur
organisasi yang tepat dan sesuai.1
Organisasi juga harus selalu memperhatikan perkembangan zaman dan
selalu melakukan inovasi untuk mengetahui kebutuhan pelanggan. Fokus pada
visi, adanya kerja sama yang baik di dalam struktur organisasi akan menjadi
senjata yang sangat ampuh dalam meningkatakan daya saing suatu organisasi.
Terlebih di era globalisasi, dimana persaingan terjadi di berbagai bidang.
Perubahan Organisasi merupakan modifikasi substantif pada beberapa bagian
organisasi. Perubahan itu dapat melibatkan hampir semua aspek dari organisasi,
seperti jadwal pekerjaan, dasar untuk departementalisasi, rentang manajemen,
mesin-mesin, rancangan organisasi, dan sebagainya. Tidak terkecuali dunia
pendidikan. Pendidikan menjadi tonggak dalam menciptakan kemajuan suatu
bangsa. Hal ini dikarenakan, dari sanalah akan tercipta generasi-generasi penerus.
Demikian juga dengan organisasi pendidikan di level paling kecil, yaitu sekolah.
Organisasi sekolah adalah sistem yang bergerak dan berperan dalam
merumuskan tujuan pendewasaan manusia sebagai mahluk sosial agar mampu
berinteraksi dengan lingkungan. Terjadinya pergantian pimpinan, terbitnya
kurikulum baru, pengembangan gedung sekolah, adalah contoh-contoh perubahan
yang mempengaruhi sekolah dan bersifat terencana. Dalam hal ini sekolah,
sebagai ujung tombak pendidikan, dimana para peserta didik memperoleh
berbagai ilmu pengetahuan dan pembentukan karakter terjadi. Jika sekolah tidak
peka dalam melihat berbagai perkembangan zaman, tidak mampu menganalisa
kebutuhan masyarakat/pasar, maka yang terjadi adalah terciptanya sumber daya
manusia yang tidak berdaya guna dan berdaya saing.
Perubahan apapun yang akan dilakukan oleh suatu organisasi, tergantung
pada kebijakan pemimpin. Perubahan dan pengembangan organisasional perlu
dilaksanakan, dikelola, dan dievaluasi hasilnya oleh para pemimpin dengan baik.
Keberhasilan program dari suatu tujuan organisasi sangat tergantung kepada
pimpinannya. Seorang pemimpin yang hebat akan menghasilkan pemikiran-
pemikiran yang cemerlang, akan selalu mencari ide-ide baru untuk kemajuan
organisasi dan kepuasan pelanggan. Beliau akan menciptakan program-program
baru untuk menciptakan organisasi yang lebih baik. Dalam organisasi sekolah,
pemimpinnya adalah kepala sekolah. Dalam menjalankan tugasnya sehari-hari
seorang kepala sekolah akan dibantu oleh segenap anggota sekolah. Sehingga,
dituntut kerja sama yang baik dan saling terkoordinasi. Seluruh anggota sekolah
merupakan tim kerja yang saling tergantung dan membutuhkan satu dengan yang
lain. Sebagai seorang pemimpin, kepala sekolah harus mampu menjalankan
fungsinya sebagai seorang pemimpin sebuah organisasi agar semua program dapat
berjalan dengan baik. Proses perubahan adalah kekompakan atau semua elemen
dalam organisasi harus berubah sehingga kepercayaan terhadap pegawai dan
kondisi ideal sangat diperlukan di masa yang akan datang. Oleh karena itu dapat
ditarik kesimpulan bahwa kunci perubahan adalah kepemimpinan.
Menurut Beeby (dalam Jusuf Enoch, 1992), bahwa perencanaan
pendidikan adalah suatu usaha melihat ke masa depan dalam hal menentukan
kebijaksanaan, prioritas dan biya pendidikan dengan mempertimbangkan
kenyataan-kenyataan yang ada dalam bidang ekonomi, sosial, dan politik untuk
pengembangan potensi sistem pendidikan nasional, memenuhi kebutuhan bangsa
dan anak didik yang dilayani oleh sistem tersebut.
Dalam hal pengembangan organisasi, SMA Negeri 2 Kalianda sudah
melakukan pengembangan baik organisasi maupun infra struktur untuk mencapai
tujuan ataupun sasaran dimasa yang akan datang dengan peningkatan kinerja
sumber daya yang ada di sekolah tersebut dan perubahan kurikulum yaitu SKS.
Jaringan internet juga telah tersedia untuk menunjang aktivitas belajar siswa dan
kinerja dewan guru dan staff TU. Pembangunan web site sekolah yang dilengkapi
blog setiap guru juga telah dirancang, untuk membantu siswa belajar dan
memperleh informasi, begitupun dengan masyarakat luas.
1.2 Identifikasi Masalah
Dari uraian latar belakang permasalahan diatas dapat diidentifikasikan
masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan hakekat organisasi?
2. Bagaimana menganalisa perubahan organisasi dan peran kepemimpinan
dalam mencapai tujuan organisasi ?
3. Mengapa perubahan perlu dilakukan dalam organisasi ?
4. Bagaimana perubahan yang terjadi di SMAN 2 Kalianda ?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui hakekat organisasi.
2. Untuk mengetahui cara menganalisa perubahan organisasi dan peran
kepemimpinan dalam mencapai tujuan organisasi.
3. Untuk mengatahui alasan perlunya dilakukan perubahan dalam organisasi.
4. Untuk mengetahui perubahan yang terjadi di SMA Negeri 2 Kalianda.
BAB II
TUJUAN DAN PERAN KEPEMIMPINAN ORGANISASI
2.1 Tujuan Organisasi
Pada dasarnya, organisasi adalah sistem sosial yang memiliki identitas
kolektif yang tegas, daftar anggota yang terperinci, program kegiatan yang jelas,
dan prosedur pergantian anggota bekerjasama secara rasional dan sistematis,
terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber
daya (uang, material, mesin, metode, lingkungan), sarana-parasarana, data, dan
lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan
organisasi.
Sebuah organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek
seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan perwujudan
eksistensi sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat.[1]. Organisasi adalah
suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai tujuan umum
melalui pembagian pekerjaan dan fungsi lewat hirarki otoritas dan tanggungjawab
(Schein). Karakterisitik organisasi menurut Schein meliputi : memiliki struktur,
tujuan, saling berhubungan satu bagian dengan bagian yang lain untuk
mengkoordinasikan aktivitas di dalamnya.
Setiap organisasi pasti memiliki tujuan, dan dibutuhkan strategi yang tepat
agar tujuan dapat benar-benar tercapai. Namun, sebelum menentukan strategi,
sebaiknya organisasi tersebut merancang visi dan misi terlebih dahulu. Visi adalah
suatu pernyataan umum dan abadi tentang maksud organisasi. Sedangkan Misi
organisasi adalah maksud khas (unik) dan mendasar yang membedakan organisasi
dari organisasi-organisasi lainnya dan mengidentifikasikan ruang lingkup operasi
dalam hal produk dan pasar. Pendidikan sebagai infestasi dalam pembangunan
sumber daya manusia (SDM) merupakan upaya yang dilakukan dalam konteks
organisasi, apakah keluarga, masyarakat, sekolah, atau jenis organisasi lainnya.
Pendidikan memiliki tujuan yang harus dicapai yang disebut dengan tujuan
pendidikan. Pencapaian tujuan ini akan lebih efektif dan efisien jika dilakukan
dengan menggunakan pendekatan organisasi.
Sekolah dapat dilihat dari dua sisi, yaitu tempat terjadinya proses pendidikan
dan organisasi pendidikan formal yang memiliki tujuan sama, yaitu tujuan
pendidikan sekolah. Penyelenggaraan pendidikan dalam sebuah organisasi
menunjukkan bahwa keberadaan organisasi pendidikan ini ditujukan untuk
mencapai tujuan pendidikan lebih efektif dan efisien. Pendidikan ditujukan bagi
orang-orang yang mengikuti proses pendidikan. Keberlangsungan proses
pendidikan ini menjadi dasar bagi penetapan tujuan sekolah sebagai sebuah
organisasi. Di Indonesia, lembaga pendidikan diatur oleh undang-undang no. 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Etzioni mendefinisikan tujuan organisasi sebagai :
1. Suatu pernyataan tentang keadaan yang diinginkan dimana organisasi
bermaksud untuk merealisasikan
2. Pernyataan tentang keadaan di waktu yang akan datang di mana organisasi
sebagai kolektifitas mencoba untuk menimbulkannya
2 unsur penting tujuan adalah :
1. Hasil-Hasil akhir yang diinginkan di waktu mendatang dengan mana
2. Usaha-uasaha / kegiatan-kegiatan sekarang diarahkan
Tujuan dapat berupa tujuan umum / khusus , tujuan akhir / tujuan antara. Tujuan
Umum (tujuan strategic) secara operasioanal tidak dapat berfungsi sebelum
dijabarkan terlebih dahulu kedalam tujuan-tujuan khusus yang lebih terperinci
sesuai dengan jenjang manajemen, sehingga membentuk hirarki tujuan.
Berbagai Fungsi Tujuan Organisasi
1. Pedoman Bagi Kegiatan, melalui penggambaran hasil-hasil di waktu yang
akan datang. Fungsi tujuan memberikan arah dan pemusatan kegiatan
organisasi mengenai apa yang harus dan tidak harus dilakukan
2. Sumber Legitimasi, akan meningkatkan kemampuan organisasi untuk
mendapatkan sumber daya dan dukungan dari lingkungan di sekitarnya
3. Standar Pelaksanaan, bila tujuan dilaksanakan secara jelas dan dipahami,
akan memberikan standar langsung bagi penilaian pelaksanaan kegiatan
(prestasi) organisasi
4. Standar Motivasi, berfungsi sebagai motivasi dan identifikasi karyawan
yang penting. Dalam kenyataannya, tujuan organisasi sering memberikan
insentif bagi para anggota
5. Dasar Rasional Pengorganisasian, tujuan organisasi merupakan suatu dasar
perancangan organisasi
Tipe-Tipe Tujuan
Klasifikasi tujuan dari Penow bagi organisasi pada umumnya dibedakan
menjadi 5 tujuan menurut, yaitu :
1. Tujuan Kemasyarakatan (Societal Goals), berkenaan dengan kelas-kelas
organisasi luas yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat
2. Tujuan Keluaran (Output Goals), berkenaan dengan jenis-jenis keluaran
tertentu dalam bentuk fungsi-fungsi konsumen. Contoh : barang- barang
konsumen, jasa-jas bisnis
3. Tujuan Sistem (System Goals), cara pelaksanaan fungsi organisasi tidak
tergantung pada barang / jasa yang diproduksi / tujuan yang diambil
4. Tujuan Produk (Product Goals) / Tujuan Karakteristik Produk, berbagai
karakteristik barang- barang / jasa-jasa produksi
5. Tujuan Turunan (Derived Goals), tujuan digunakan organisasi untuk
meletakkan kekuasaanya dalam pencapaian tujuan lain
Perumusan Tujuan
Tujuan dirumuskan dengan mempertimbangkan seluruh kekuatan yang terlibat
dalam operasi organisasi. Perumusan tujuan merupakan hasil usaha perpaduan
untuk memuaskan semua pihak / himpunan berbagai tujuan individu dan
organisasi. Untuk mencapai keberhasilan suatu organisasi, maka perlu
memperhatikan rumusan tujuan seperti berikut ini :
1. Proses perumusan tujuan hendaknya melibatkan individu-individu yang
bertanggung jawab terhadap pencapaian tujuan
2. Manajer puncak (sebagai perumus tujuan umum) hendaknya bertanggung
jawab untuk menurunkan tujuan-tujuan pada tingkatan yang lebih rendah
3. Tujuan harus realistic, diselaraskan dengan lingkungn internal dan
eksternal
4. Tujuan harus jelas, beralasan dan bersifat menantang anggota organisasi
5. Tujuan umum hendaknya dinyatakan secara sederhana agar mudah
dipahami dan diingat oleh pelaksana
6. Tujuan bidang fungsional organisasi harus konsisten dengan tujuan umum
7. Manajemen harus selalu meninjau kembali tujuan telah ditetapkan.
Sekolah sebagai organisasi sosial memandang organisasi dalam konteks
system social yang memiliki tujuan tertentu. Organisasi sosial adalah organisasi
yang dicirikan oleh ketergantungan antar bagian, kejelasan anggota, perbedaan
dengan lingkungannya, hubungan social yang kompleks, dan budaya organisasi
yang khas. Seiring dengan perkembangan zamn, maka tuntutan masyarakatpun
semakin beragam. Kebutuhan masyarakat akan pendidikan yang lebih berkualitas
yang diwujudkan dengan ketersediaan fasilitas SDM (dalam hal ini guru dan staff
sekolah) serta ditunjang oleh sarana dan prasarana yang memadai menjadi suatu
hal yang tidak dapat dihindari. Kemajuan teknologi dan perkembangan dunia
secara global membutuhkan SDM yang berdaya saing dan berdaya guna. Dalam
hal ini, sekolah harus lebih tanggap dalam menyikapinya. Seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya, bahwa sekolah sebagai ujung tombak karena pendidikan
sebagai infestasi dalam pembangunan sumber daya manusia (SDM).
Dengan memperhatikan tugas pokok dan fungsi serta visi dan misi SMA
Negeri 2 Kalianda, maka sasaran strategis yang ingin dicapai adalah :
1. SMA Negeri 2 Kalianda berkonstribusi secara nyata bagi terciptanya SDM
yang berdaya saing.
2. SMA Negeri 2 Kalianda berkonstribusi secara nyata memenuhi kebutuhan
masyarakat akan pendidikan yang bermutu dengan menciptakan suasana
belajar yang efektif, efisien dan inovatif.
3. SMA Negeri 2 Kalianda berkonstribusi secara nyata untuk mewujudkan
membangun generasi penerus yang berpendidikan dan bermoral.
2.2 Peran Kepemimpinan Organisasi
Dalam suatu organisasi, peran pemimpin menjadi ujung tombak dalam
proses perjalanan mencapai tujuan. Kinerja pemimpin menjadi penentu dalam
keberhasilan suatu organisasi, terlebih untuk mewujudkan perubahan ke arah yang
lebih baik. Kepemimpinan berbicara tentang bagaimana seseorang dapat
mempengaruhi dan menginspirasi orang lainuntuk belajar dan bekerja secara total
dan ikhlas. Seorang pemimpin berbeda dengan manajer, meskipun keduanya
sama-sama memahami bisnis organisasinya dengan baik. Seorang pemimpin
bertanggung jawab dalam menciptakan visi organisasi, konsep bisnis, rencana,
serta program untuk mencapai target organisasi. Sementara manajer bertanggung
jawab dalam penerapan dan pencapaiannya.
Sebelum kita membahas lebih lanjut tentang peran kepemimpinan, ada
baiknya kita bahas satu persatu pandangan tentang eperan dan kepemimpinan.
Ada berbagai pendapat tentang kepemimpinan diantaranya adalah pengaruh
kepemimpinan terhadap perubahan dinyatakan Hersey (2000: 491) bahwa
pemimpin yang berpengaruh, tidak melaksanakan perubahan dalam kondisi
fakum, akan tetapi perubahan itu disempurnakan dengan hati-hati melalui
penciptaan berbagai bagian. Selanjutnya Hersey menjelaskan bahwa dengan
pertimbangan dan pandangan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi
suksesnya perubahan, dampak-dampak positif dapat diusulkan untuk terjadinya
perubahan tersebut.
Kepemimpinan juga dapat diasumsikan sebagai dua sisi yaitu sebagai
sebuah proses dan sebuah seni. Menurut J. Robert Clinton, kepemimpian sebagai
sebuah proses adalah suatu proses yang kompleks dimana seseorang
mempengaruhi orang-orang lain untuk menunaikan suatu misi, tugas, atau tujuan
dan mengarahkan organisasi yang membuatnya lebih kohesif dan
koheren."Mereka yang memegang jabatan sebagai pemimpin menerapkan seluruh
atribut kepemimpinannya (keyakinan, nilai-nilai, etika, karakter, pengetahuan, dan
ketrampilan). Sedangkan kepemimpinan sebagai sebuah seni adalah "seni membuat
peta keinginan tentang masa depan organisasi, dan kemampuan menerjemahkan peta
tersebut menjadi suatu kerangka keinginan yang nyata, serta kekuatan atau kuasa
menggunakan segala sumber untuk melaksanakan peta tersebut menjadi produk yang
berdaya-guna.
Pendapat ahli lainnya yaitu Robbins (1996) merumuskan kepemimpinan
sebagai suatu kegiatan untuk mempengaruhi perilaku orang-orang agar bekerja
bersama-sama menuju suatu tujuan tertentu yang mereka inginkan bersama.
Dengan kata lain, kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi kelompok
untuk mencapai tujuan kelompok tersebut. Kemudian Gibson menyatakan bahwa
kepemimpinan adalah suatu upaya menggunakan pengaruh untuk memotivasi
orang-orang guna pencapaian suatu tujuan. Sedangkan Ken Blanchard yang
dikutip oleh Marcelene Caroselli (2000: 9) menyatakan bahwa kunci untuk
kepemimpinan hari ini adalah “pengaruh” bukan “kekuasaan” selanjutnya ia
mengatakan para pemimpin tahu bagaimana mempengaruhi orang-orang dan
membujuk mereka untuk suatu tuntutan pekerjaan yang tinggi.
Menyimak pendapat dari beberapa ahli, maka dapat disimpulkan bahwa
konsep kepemimpinanan adalah kemampuan untuk mempengaruhi, mengarahkan,
membimbing dan juga sebagian orang yang mempunyai kegiatan untuk
mempengaruhi perilaku orang lain agar mengikuti apa yang menjadi kehendak
nya dalam mencapai tujuan tertentu. Dengan pemahaman lain, kepemimpinan
berarti kemampuan untuk mempengaruhi, mengarahkan, membimbing untuk
mempengaruhi perilaku orang lain agar dapat bekerja sama dalam mencapai
tujuan organisasi.
Sedangkan pengertian peran adalah perilaku yang diatur dan diharapkan
dari seseorang dalam posisi tertentu. Sehingga dapat disimpulkan bahwa peranan
kepemimpinan adalah seperangkat perilaku yang diharapkan dilakukan oleh
seseorang sesuai kedudukannya sebagai seorang pemimpin.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar kepemimpinan dapat berperan
dengan baik, antara lain:
1. Dasar utama dalam efektivitas kepemimpinan bukan pengangkatan atau
penunjukannya, melainkan penerimaan orang lain terhadap kepemimpinan yang
bersangkutan
2. Efektivitas kepemimpinan tercermin dari kemampuannya untuk tumbuh dan
berkembang
3. Efektivitas kepemimpinan menuntut kemahiran untuk “membaca” situasi
4. Perilaku seseorang tidak terbentuk begitu saja, melainkan melalui pertumbuhan
dan perkembangan
5. Kehidupan organisasi yang dinamis dan serasi dapat tercipta bila setiap anggota
mau menyesuaikan cara berfikir dan bertindaknya untuk mencapai tujuan
organisasi.
Secara singkat, ada lima peranan penting seorang pemimpin dalam organisasi, yakni:
1. Menciptakan Visi
Seorang pemimpin bertugas membuat visi bagi organisasinya. Visi adalah
pernyataan tentang cita-cita organisasi—apa yang ingin dicapai dan akan menjadi
seperti apa sebuah organisasi. Visi harus bisa menyatukan kepentingan yang
berbeda-beda, sehingga dapat memudahkan proses pengambilan keputusan dalam
organisasi. Visi akan membantu pemimpin dan timnya dalam menghadapi
tantangan perusahaan.
2. Membangun Tim
Seorang pemimpin harus dapat memilih orang-orang yang tepat untuk mengisi
posisi yang tepat. Agar tidak sampai salah memilih anggota tim, tidak ada
salahnya jika pemimpin meluangkan waktu untuk mewawancarai calon karyawan
yang akan direkrutnya.
3. Mengalokasikan Tugas
Pemimpin yang baik mengenal anak buahnya dengan baik. Dia dapat menganalisa
anggota timnya dan menempatkan orang yang mumpuni pada posisi yang tepat
sesuai dengan kompetensinya. Pemimpin yang baik akan mengalokasikan tugas
bagi anggota timnya sesuai dengan keahlian dan passion mereka masing-masing.
4. Mengembangkan Orang
Jaman telah berubah. Dulu, banyak orang yang setia bekerja di satu tempat untuk
waktu yang lama. Tetapi sekarang, banyak orang tidak ragu untuk berpindah-
pindah tempat kerja karena merasa tidak bisa berkembang di suatu tempat.
Mereka ingin belajar dan menjadi lebih pintar. Seorang pemimpin harus
memahami hal tersebut. Ia harus bisa membaca potensi orang-orang yang
dipimpinnya, serta mengembangkan kemampuan dan value mereka.
5. Memotivasi Anak Buah
Tim yang bersemangat adalah kekuatan bagi organisasi yang sehat. Untuk
menjaga semangat tim, pemimpin harus dapat menginspirasi dan memotivasi anak
buahnya. Tim yang bahagia dan bersemangat pasti mau bekerja keras dan
berusaha maksimal demi mencapai target dan kesuksesan organisasi.
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1 Organisasi
Terdapat berbagai teori para ahli tentang organisasi, yaitu :
1. Stoner mengatakan bahwa organisasi adalah suatu pola hubungan-
hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan atasan
mengejar tujuan bersama.
2. James D. Mooney mengemukakan bahwa organisasi adalah bentuk setiap
perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
3. Chester I. Bernard berpendapat bahwa organisasi adalah merupakan suatu
sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
4. Stephen P. Robbins menyatakan bahwa Organisasi adalah kesatuan
(entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan
yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus
menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.
5. Schein menyatakan bahwa organisasi adalah suatu koordinasi rasional
kegiatan sejumlah orang untuk mencapai tujuan umum melalui pembagian
pekerjaan dan fungsi lewat hirarki otoritas dan tanggung jawab.
Karakterisitik organisasi menurut Schein meliputi : memiliki struktur,
tujuan, saling berhubungan satu bagian dengan bagian yang lain untuk
mengkoordinasikan aktivitas di dalamnya.
6. Kochler mengemukakan bahwa organisasi adalah sistem hubungan yang
terstruktur yang mengkoordinasikan usaha suatu kelompok orang untuk
mencapai tujuan tertentu.
7. Organisasi adalah susunan dan aturan dari berbagai-bagai bagian (orang
dsb) sehingga merupakan kesatuan yang teratur. (W.J.S. Poerwadarminta,
Kamus Umum Bahasa Indonesia).
8. Organisasi (Yunani: ὄργανον, organon – alat) adalah suatu kelompok
orang yang memiliki tujuan yang sama. Baik dalam penggunaan sehari-
hari maupun ilmiah, istilah ini digunakan dengan banyak cara.
Sebuah organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek
seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan perwujudan
eksistensi sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat. Organisasi yang
dianggap baik adalah organisasi yang dapat diakui keberadaannya oleh
masyarakat disekitarnya, karena memberikan kontribusi seperti; pengambilan
sumber daya manusia dalam masyarakat sebagai anggota-anggotanya sehingga
menekan angka pengangguran
Orang-orang yang ada di dalam suatu organisasi mempunyai suatu keterkaitan
yang terus menerus. Rasa keterkaitan ini, bukan berarti keanggotaan seumur
hidup. Akan tetapi sebaliknya, organisasi menghadapi perubahan yang konstan di
dalam keanggotaan mereka, meskipun pada saat mereka menjadi anggota, orang-
orang dalam organisasi berpartisipasi secara relatif teratur.
Organisasi terdiri dari berbagai macam bentuk, yaitu :
1. Organisasi politik
2. Organisasi sosial
3. Organisasi mahasiswa
4. Organisasi olahraga
5. Organisasi sekolah
6. Organisasi negara
Setelah membahas mengenai definisi organisasi secara umum, maka kita akan membahas konsep organisasi secara khusus, dalam hal ini adalah organisasi sekolah. Organisasi sekolah adalah sistem yang bergerak dan berperan dalam merumuskan tujuan pendewasaan manusia sebagai mahluk sosial agar mampu berinteraksi dengan lingkungan. Terdapat berbagai pendapat para ahli tentang organisai sekolah, yaitu :
1. Organization is the form of every human association for the attainment of
comon purpose (James D. Oony).
2. An organization as a system of cooperative activities of two or more persons
(Chester I. Barnard).
3. Robert J.Krajewski, 1983:“An organization as complex as the elementary
school is only as good as the people who manage it.”.
a. Aspek-aspek Organisasi Sekolah
1). Tugas dan tanggung jawab
a). Proporsional pembagian
b). Kesesuaian dengan
1). Kemampuan
2). Fungsi
3). Wewenang/tanggung jawab.
b. Struktur organisasi sekolah
1). Individu mengetahui tugas, wewenang, dan tanggung jawab
2). Terhindar pola kepemimpinan otoriter
3). Terdukung
a). Pola kerja demokratis
b). Partisipasi aktif seluruh unsure/komponen sekolah
c). Terpupuk suasana/kehidupan sekolah yang paedagogis.
4). Kepala sekolah : Organisator dan pemimpin bertanggung jawab mengelola
seluruh sumber daya/komponen sekolah.
Contoh Organisasi Sekolah:
OSIS (organisasi intra sekolah), OSIS adalah salah satu dari berbagai macam
organisasi sekolah yang sering kita dengar juga Osis berperan sebagai organisasi
yang mengurus kegiatan-kegiatan siswa di lingkungan sekolah dengan adanya
pengawasan dari pihak sekolah. Osis bertujuan untuk membina para siswa dalam
berorganisasi dan juga tanggung jawab siswa tehadap tugas yang dia terima.
3.2 Struktur Organisasi
Organisasi tidak akan terlepas dari susunan struktur organisasi, yang
merupakan salah satu bagian penting dalam penentu keberhasilansuatu organisasi.
Didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal organisasi diolah. Struktur
ini terdiri dari unsur spesialisasi kerja, standarisasi, koordinasi, sentralisasi atau
desentralisasi dalam pembuatan keputusan dan ukuran satuan kerja.
1. Faktor-faktor yang menentukan perancangan struktur organisasi yaitu :
Strategi organisasi pencapaian tujuan.
2. Perbedaan teknologi yang digunakan untuk memproduksi output akan
membedakan bentuk struktur organisasi.
3. Kemampuan dan cara berpikir para anggota serta kebutuhan mereka juga
lingkungan sekitarnya perlu dipertimbangkan dalam penyusunan struktur
perusahaan.
4. Besarnya organisasi dan satuan kerjanya mempengaruhi struktur organisasi.
Unsur-unsur struktur organisasi terdiri dari :
1. Spesialisasi kegiatan
2. Koordinasi kegiatan
3. Standarisasi kegiatan
4. Sentralisasi dan desentralisasi pembuatan keputusan
5. Ukuran satuan kerja
Terdapat beragam jenis struktur organisasi yang bisa didesain, yaitu :
1. Tipe Struktur Fungsional
Mendesain struktur berdasar fungsi-fungsi yang ada dalam suatu
organisasi/divisi/sub divisi. Misal fungsi niaga, fungsi SDM dan fungsi teknik.
Tipe ini memiliki kelebihan seperti berikut.
Mempromosikan ketrampilan yang terspesialisasi
Mengurangi duplikasi penggunaan sumber daya yang terbatas
Memberikan kesempatan karir bagi para tenaga ahli spesialis
Tipe fungsional ini relevan untuk situasi seperti berikut:
Lingkungan stabil
Tugas bersifat rutin dan tidak banyak perubahan terjadi
Mengutamakan efisiensi dan kapabilitas fungsional
Namun tipe fungsional juga memiliki sejumlah keterbatasan, seperti :
Menekankan pada rutinitas tugas — kurang memperhatikan aspek strategis
jangka panjang
Menumbuhkan perspektif fungsional yang sempit
Mengurangi komunikasi dan koordinasi antar fungsi
Menumbuhkan ketergantungan antar-fungsi — dan kadang membuat
koordinasi dan kesesuaian jadwal kerja menjadi sulit dilakukan
2. Tipe Output-based Structure
Mendesain struktur berdasar output/produk yang dihasilkan oleh unit/bagian
organisasi yang bersangkutan.
Kelebihan
• Mendorong akuntabilitas yang lebih besar terhadap hasil akhir (output yang
dihasilkan)
• Memungkinkan terjadinya diversifikasi ketrampilan (cross functional skills)
• Koordinasi antar fungsi didalam tiap posisi menjadi lebih mudah
Relevan untuk Situasi:
Lingkungan tidak stabil
Ukuran organisasi relatif besar
Mengutamakan spesialisasi produk/output dan inovasi
Kekurangan
Berpeluang menggunakan ketrampilan dan sumber daya secara tidak
efisien
Menuntut adanya ‘multiple role’ pada para karyawan sehingga dapat
menimbulkan work stress
Hanya terpaku pada satu produk tertentu (output)
4. Tipe Struktur Matriks
Mendesain struktur berdasar kombinasi antara tipe fungsional dan tipe output-
based.
Kelebihan
Mendorong penggunaan orang secara fleksibel
Mengoptimalkan penggunaan sumber daya keahlian yang dimiliki
Menumbuhkan koordinasi dan integrasi yang kohesif
Relevan untuk Situasi:
Dorongan untuk mendistribusikan dan membagi sumber daya/kapabilitas
Fokus pada dual perspectives : keahlian fungsional dan keandalan output
Kekurangan
Berpeluang menumbuhkan role ambiguity
Tanpa keseimbangan wewenang antara manajer fungsional dengan output-
based coordinator, kinerja akan terganggu
Memberi kesempatan bagi inkonsistensi permintaan antara fungsional dan
output-based people.
5. Process-based Structure
Mendesain struktur berdasar proses inti yang dilakukan oleh organisasi. Tipe ini
lebih menekankan pada relasi lateral dibanding relasi vertikal.
Beberapa Ciri Process-based Structure:
Struktur ini didesain berdasar tiga hingga enam core process yang dimiliki
oleh suatu unit/sub unit organisasi. Struktur tidak didasarkan pada fungsi
ataupun output, tapi pada proses.
Fokus pada tugas/aktivitas yang menciptakan value. Tugas/aktivitas
disimplifikasikan dengan cara mengeliminasi tugas-tugas yang non-
esensial dan mengurangi tangga hirarki.
Dalam tipe ini, tim bersifat fundamental. Tim yang bersifat otonom
bertanggungjawab untuk mendesain rencana dan mengeksekusinya hingga
tuntas.
Anggota tim memiliki multiple skills
Kelebihan
Menumbuhkan efisiensi dan speed dalam penyelesaian tugas/pekerjaan
Mengurangi garis pemisah antar departemen
Meningkatkan kemampuan untuk melihat total wok flow
Mengembangkan keterlibatan karyawan
Mengurangi cost karena less overhead structure
Relevan untuk Situasi:
Lingkungan organisasi yang selalu berubah
Memiliki banyak projek yang tidak bersifat rutin
Kekurangan
Membutuhkan ketrampilan baru untuk mengelola relasi lateral
Membuka peluang untuk melakukan duplikasi sumber daya dan
menciptakan role ambiguity
Membutuhkan perubahan command-and-control mindset
Mungkin membutuhkan waktu lama untuk mengambil keputusan secara
tim
Berpeluang tidak efektif jika prosesnya salah diidentifikasi
Bentuk-bentuk organisasi dapat dibedakan atas :
1. Organisasi Garis
Merupakan bentuk organisasi tertua dan paling sederhana, diciptakan oleh Henry
Fayol. Ciri-ciri bentuk organisasi ini yaitu organisasinya masih kecil, jumlah
karyawan sedikit dan saling mengenal serta spesialisasi kerja belum tinggi.
Kebaikannya :
a. Kesatuan komando terjamin sepenuhnya karena pimpinan berada pada satu
tangan.
b. Garis komando berjalan secara tegas, karena pimpinan berhubungan langsung
dengan bawahan.
c. Proses pengambilan keputusan cepat.
d. Karyawan yang memiliki kecakapan yang tinggi serta yang rendah dapat segera
diketahui, juga karyawan yang rajin dan malas.
Rasa solidaritas tinggi.
Kelemahannya :
a. Seluruh organisasi tergantung pada satu orang saja, apabila dia tidak mampu
melaksanakan tugas maka seluruh organisasi akan terancam kehancuran.
b.Adanya kecenderungan pimpinan bertindak secara otokratis.
c.Kesempatan karyawan untuk berkembang terbatas.
2. Organisasi Garis dan Staf
Dianut oleh organisasi besar, daerah kerjanya luas dan mempunyai bidang tugas
yang beraneka ragam serta rumit dan jumlah karyawannya banyak. Staf yaitu
orang yang ahli dalam bidang tertentu tugasnya memberi nasihat dan saran dalam
bidang kepada pejabat pimpinan di dalam organisasi.
Kebaikannya :
a. Dapat digunakan dalam organisasi yang besar maupun kecil, serta apapun
tujuan perusahaan.
b. Terdapatnya pembagian tugas antara pimpinan dengan pelaksana sebagai akibat
adaya staf ahli.
c. Bakat yang berbeda yang dimiliki oleh setiap karyawan dapat ditentukan
menjadi suatu spesiali-sasi.
d. Prinsip penempatan orang yang tepat pada posisi yang tepat pula.
e. Pengambilan keputusan dapat cepat walaupun banyak orang yang diajak
berkonsultasi, karena pimpinan masih dalam satu tangan.
f. Koordinasi lebih baik karena adanya pembagian tugas yang terperinci.
g. Semangat kerja bertambah besar karena pekerjaannya disesuaikan dengan bakat
dan kemampuan yang dimiliki.
Kelemahannya :
a. Rasa solidaritas menjadi berkurang, karena karyawan menjadi tidak saling
mengenal.
b. Perintah-perintah menjadi kabur dengan nasehat dari staf, karena atasan dengan
staf dapat terjadi adanya perintah sendiri-sendiri padahal kewenangannya berbeda.
c.Kesatuan komando berkurang.
d. Koordinasi kurang baik pada tingkat staf dapat mengakibatkan adanya
hambatan pelaksanaan tugas.
3.Organisasi Fungsional
Organisasi yang disusun atas dasar yang harus dilaksanakan. Organisasi ini
dipakai pada perusahaan yang pembagian tugasnya dapat dibedakan dengan jelas.
Kebaikannya :
a.Pembidangan tugas menjadi lebih jelas.
b.Spesialisasi karyawan lebih efektif dan dikembangkan.
c.Solidaritas kerja, semangat kerja karyawan tinggi.
d.Koordinasi berjalan lancar dan tertib
Kelemahannya :
a.Karyawan terlalu memperhatikan bidang spesialisasi sendiri saja
b.Koordinasi menyeluruh sukar dilaksanakan.
c. Menimbulkan rasa kelompok yang sangat sempit dari bagian yang sama
sehingga sering timbul konflik.
4.Organisasi Panitia
Organisasi dibentuk hanya untuk sementara waktu saja, setelah tugas selesai maka
selesailah organisasi tersebut.
Kebaikannya :
a. Segala keputusan dipertimbangkan masak-masak dalam pembahasan yang
dalam dan terperinci.
b.Kemungkinan pimpinan bertindak otoriter sangat kecil.
c.Koordinasi kerja telah dibahas oleh suatu team.
Kelemahannya :
a. Proses pengambilan keputusan memerlukan diskusi yang berlarut-larut yang
menghambat pelaksanaan tugas.
b.Tanggung jawabnya tidak jelas, karena tanggung jawabnya sama.
c. Kreatifitas karyawan terhambat dan sukar untuk dikembangkan, karena faktor
kreatifitas lebih dipentingkan.
Pengertian struktur organisasi sekolah
Struktur organisasi sekolah adalah struktur yang mendasari keputusan para
Pembina atau Pendiri sekolah untuk mengawali suatu proses perencanaan sekolah
yang strategis. Organisasi sekolah juga dapat dikatakan sebagai seperangkat
hukum yang mengatur formasi dan administrasi atau tata laksana organisasi-
organisasi sekolah di Indonesia.
3.3 Kepemimpinan
Definisi kepemimpinan seperti yang diungkapkan sebelumnya,
berimplikasi pada tiga hal utama seperti dikemukakan oleh Locke (1997), yaitu:
Pertama, kepemimpinan menyangkut ‘orang lain’, bawahan atau pengikut
kesediaan mereka untuk menerima pengarahan dari pemimpin. Jika tidak ada
pengikut, maka tidak akan ada pula pemimpin. Tanpa bawahan semua kualitas
kepemimpinan seorang atasan akan menjadi tidak relevan. Terkandung makna
bahwa para pemimpin yang efektif harus mengetahui bagaimana membangkitkan
inspirasi dan menjalin relasi dengan pengikut mereka.
Kedua, kepemimpinan merupakan suatu ‘proses’. Agar bisa memimpin,
pemimpin mesti melakukan sesuatu, kepemimpinan lebih dari sekedar menduduki
suatu posisi otoritas. Kendatipun posisi otoritas yang diformalkan mungkin sangat
mendorong proses kepemimpinan, tetapi sekadar menduduki posisi itu tidak
memadai untuk membuat seseorang menjadi pemimpin.
Ketiga, kepemimpinan harus ‘membujuk’ orang-orang lain untuk
mengambil tindakan. Pemimpin membujuk para pengikutnya lewat berbagai cara
seperti menggunakan otoritas yang terlegitimasi, menciptakan model (menjadi
teladan), penetapan sasaran, memberi imbalan dan hukuman, restrukturisasi
organisasi, dan mengkomunikasikan sebuah visi.
Robbins,(1996) berpendapat bahwa kepemimpinan berbeda dari
manajemen.Manajemen berkaitan dengan hal-hal untuk mengatasi kerumitan.
Manajemen yang baik dapat menghasilkan tata tertib dan konsistensi dengan
menyusun rencana-rencana formal, merancang struktur organisasi yang ketat dan
memantau hasil lewat pembandingan terhadap rencana yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Kepemimpinan, sebaliknya, berkaitan dengan hal-hal untuk mengatasi perubahan.
Pemimpin menetapkan arah dengan mengembangkan suatu visi terhadap masa
depan, kemudian mengkomunikasikannya kepada setiap orang dan mengilhami
orang-orang tersebut dalam menghadapi segala rintangan. Robbins (1996)
menganggap, baik kepemimpinan yang kuat maupun manajemen yang kuat
merupakan faktor penting bagi optimalisasi efektifitas organisasi.
Henry Mitzburgh (1970) dalam Luthans (1995), berdasarkan studi
observasi yang ia lakukan secara langsung, membagi tiga jenis fungsi pemimpin
atau manajer yaitu :
1. Fungsi Interpersonal (The Interpersonal Roles)
Fungsi ini dapat ditingkatkan melalui jabatan formal yang dimiliki oleh seorang
pemimpin dan antara pemimpin dengan orang lain. Fungsi interpersonal terbagi
menjadi 3, yaitu :
a. Sebagai Simbol Organisasi (Figurehead). Kegiatan yang dilakukan dalam
menjalankan fungsi sebagai simbol organisasi umumnya bersifat resmi, seperti
menjamu makan siang pelanggan.
b. Sebagai Pemimpin (Leader). Seorang pemimpin menjalankan fungsinya dengan
menggunakan pengaruhnya untuk memotivasi dan mendorong karyawannya
untuk mencapai tujuan organisasi.
c. Sebagai Penghubung (Liaison). Seorang pemimpin juga berfungsi sebagai
penghubung dengan orang diluar lingkungannya, disamping ia juga harus dapat
berfungsi sebagai penghubung antara manajer dalam berbagai level dengan
bawahannya.
2. Fungsi Informasional (The Informational Roles)
Seringkali pemimpin harus menghabiskan banyak waktu dalam urusan menerima
dan menyebarkan informasi. Ada tiga fungsi pemimpin disini.
a. Sebagai Pengawas (Monitor). Untuk mendapatkan informasi yang valid,
pemimpin harus melakukan pengamatan dan pemeriksaan secara kontinyu
terhadap lingkungannya, yakni terhadap bawahan, atasan, dan selalu menjalin
hubungan dengan pihak luar.
b. Sebagai Penyebar (Disseminator). Pemimpin juga harus mampu menyebarkan
informasi kepada pihak-pihak yang memerlukannya.
c. Sebagai Juru Bicara (Spokesperson). Sebagai juru bicara, pemimpin berfungsi
untuk menyediakan informasi bagi pihak luar.
3. Fungsi Pembuat Keputusan (The Decisional Roles)
Ada empat fungsi pemimpin yang berkaitan dengan keputusan.
a. Sebagai Pengusaha (Entrepreneurial). Pemimpin harus mampu
memprakasai pengembangan proyek dan menyusun sumberdaya yang
diperlukan. Oleh karena itu pemimpin harus memiliki sikap proaktif.
b. Sebagai Penghalau Gangguan (Disturbance Handler). Pemimpin sebagai
penghalau gangguan harus bersikap reaktif terhadap masalah dan tekanan situasi.
c. Sebagai Pembagi Sumber Dana (Resource Allocator). Disini pemimpin harus
dapat memutuskan kemana saja sumber dana akan didistribusikanke bagian-
bagian dari organisasinya. Sumber dana ini mencakup uang, waktu, perbekalan,
tenaga kerja dan reputasi.
d. Sebagai Pelaku Negosiasi (Negotiator). Seorang pemimpin harus mampu
melakukan negosiasi pada setiap tingkatan, baik dengan bawahan, atasan maupun
pihak luar.
Konsep Kepemimpinan
Dalam sebuah organisasi, baik yang dibentuk secara formal maupun
informal membutuhkan sebuah kepemimpian untuk dapat mencapai tujuan dari
organisasi tersebut. Jika digambarkan dalam sebuah lingkaran, dimana terdapat 4
aspek yang yaitu kepemimpinan, administrasi, manajemen, dan organisasi, maka
letak aspek kepemimpinan adalah berada di posisi paling tengah, seperti yang
tergambar sebagai berikut :
organisasi
administrasi
manajemen
kepemimpinan
Gambar di atas menggambarkan bahwa keberhasilan organisasi sangat
tergantung pada peran kepemimpinan yang dibantu oleh seluruh unsur organisasi.
Pemimpin tidak akan mungkin dapat berjalan sendiri tanpa bantuan dari anggota
organisasi dan unsur pendukung lainnya. Hal ini menunjukkan adanya keterkaitan
antara peran pemimpin dan segenap elemen organisasi dalam bentuk kerjasama
dalam mewujudkan keberhasilan.
Dapat disimpulkan bahwa di dalam kepemimpinan terdiri atas unsur
sebagai berikut :
1. Mempengaruhi orang lain agar mau melakukan sesuatu.
2. Memperoleh konsensus atau suatu pekerjaan.
3. Untuk mencapai tujuan manajer.
4. Untuk memperoleh manfaat bersama.
Terdapat 4 tipologi gaya kepemimpinan yang digunakan seorang
pemimpin dalam memimpin organisasi. Menurut Blake – Mouton, ada pemimpin
yang berorientasi pada pekerjaan (task oriented) dan ada juga pemimpin yang
berorientasi pada kekompakan (human oriented). Dari 2 orientasi tersebut
berkembang 4 tipe gaya kepemimpinan seperti digambarkan berikut :
Seorang pemimpin yang baik, seharusnya tidak hanya berorientasi pada
pekerjaan semata dengan mengabaikan aspek manusiawi dalam hal ini disebutkan
peke
rjaa
n
kekompakan
A3Kekompakan Rendah
Kerja Tinggi
A4Kekompakan Tinggi
Kerja Tinggi
A1Kekompakan Rendah
Kerja Rendah
A2Kekompakan Tinggi
Kerja Rendah
diatas adalah kekompakan. Tidak juga kebalikannya hanya berorientasi pada
hubungan kemanusiaan tapi mengabaikan pekerjaan dan tujuan organisasi.
Kepemimpinan yang efektif adalah manakala ia dapat menyeimbangkan antara
pekerjaan dengan hubungan kemanusiaan dengan bawahan seperti yang terdapat pada
kotak A4 diatas. Kemudian Reddin melakukan pengembangan lanjut atas tipologi
gaya kepemimpinan ini, dan menemukan tipe pemimpin sebagai berikut : deserter,
missionary, compromiser, bureaucrat, benevolent autocrat, developer, dan executive.
Sementara Bradford dan Cohen membagi tipe pemimpin menjadi : technician,
conductor, dan developer. Tipologi kepemimpinan yang dikembangkan oleh Leavitt
membagi tipe pemimpin menjadi : pathfinders, problem solvers, dan implementers.
George R. Terry menggambarkan seorang pemimpin harus memiliki ciri
sebagai berikut :
1. Mental dan fisik yang energik
2. Emosi yang stabil
3. Pengetahuan human relation yang baik
4. Motivasi personal yang baik
5. Cakap berkomunikasi
6. Cakap untuk mengajar, mendidik dan mengembangkan bawahan
7. Ahli dalam bidang sosial
8. Berpengetahuan luas dalam hal teknikal dan manajerial
Berbeda halnya dengan Horold Koontz dan Cyrel O'Donnel yang
mengemukakan ciri-ciri pemimpin yang baik adalah :
1. Tingkat kecerdasan yang tinggi
2. Perhatian terhadap keseluruhan kepentingan
3. Cakap berbicara
4. Matang dalam emosi dan pikiran
5. Motivasi yang kuat
6. Penghayatan terhadap kerja sama
Dari semua pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa dibutuhkan pemimpin
yang benar-benar berkualitas baik secara intelektual maupun moral dalam mencapai
keberhasilan suatu organisasi. Pemimpin yang baik akan mampu merangkul seluruh
unsur organisasi untuk dapat bekerja sama dan menciptakan suasana yang kondusif
dan kenyamanan dalam organisasi yag dipimpinnya, sehingga anggota organisasi
yang dipimpinnya dapat melakukan perintahnya dengan sepenuh hati tanpa unsur
paksaan.
BAB IV
PEMBAHASAN MASALAH DAN SOLUSI
4.1 Peran Pemimpin Dalam Perubahan Organisasi
Organisasi harus mampu dan berani melakukan perubahan atau inovasi
sesuai dengan perkembangan lingkungan (breaking the rules) dan menanamkan
kepercayaan bahwa melakukan sesuatu yang berbeda bukan berarti melawan
tatanan yang sudah ada tapi justru sebagai upaya memenuhi kebutuhan pegawai
yang senantiasa berkembang dan berubah.
Dorongan untuk Berubah
Alasan mendasar organisasi memerlukan perubahan adalah karena sesuatu
yang relevan bagi organisasi telah berubah, atau akan berubah.
1. Dorongan Eksternal
Dorongan eksternal yang mendorong organisasi untuk mengadakan
perubahan berasal dari lingkungan umum organisasi. Adanya aturan baru dalam
produksi dan persaingan, politik, hukum baru, keputusan pengadilan, dan
sebagainya akan mempengaruhi organisasi. Disamping itu, berbagai dimensi
seperti teknologi, ekonomi dan sosiokultural juga mempengaruhi organisasi untuk
melakukan perubahan.
2. Dorongan Internal
Pada dasarnya dorongan internal berasal dari dalam organisasi itu sendiri.
Adanya revisi strategi organisasi oleh manajemen puncak, akan menghasilkan
perubahan organisasi. Dorongan internal lainnya mungkin direfleksikan oleh
dorongan eksternal. Misalnya, sikap pekerja terhadap pekerjaannya akan bergeser,
seiring bergesernya nilai sosiokultural. Akibatnya mereka menuntut suatu
perubahan dalam jam kerja, atau perubahan kondisi kerja.
Secara umum ada dua jenis perubahan dalam organisasi, yaitu :
1. Perubahan Terencana
Perubahan terencana adalah perubahan yang dirancang dan diimplementasikan
secara berurutan dan tepat waktu sebagai antisipasi dari peristiwa di masa
mendatang.
2. Perubahan Reaktif
Perubahan reaktif adalah suatu respon bertahap terhadap peristiwa ketika muncul.
Menurut Mc Kinsay desain organisasi didefinisikan sebagai 7-S yaitu:
1. Strategy, harus memiliki strategi yang dapat menghantarkan organisasi
mencapai tujuannya sesuai dengan SWOT organisasi. Ada tiga strategi yang dapat
digunakan yaitu cost leadership, focus, dan product differentiated;
2. Structure, ada empat hal yang harus diperhatikan span of control,
departementalisasi, sentralisasi-desentralisasi dan koordinasi;
3. Staff, proses pemilihan staf yang akan digunakan harus tepat sesuai strategi
yang digunakan;
4. Skills, disesuaikan dengan strategi yang digunakan organisasi;
5. Shares value; disesuaikan dengan strategi yang digunakan organisasi;
6. Style dan System harus sesuai dengan strategi yang digunakan dalam
organisasi. Oleh karena semua di dunia ini berubah maka 7-S atau desain
organisasi juga harus berubah sesuai dengan perubahan lingkungan agar dapat
lebih adaptif,
7. Survive. Kombinasi dari kompetisi global, komputerisasi dalam proses
manufaktur, dan komunikasi instan mempunyai implikasi.
Langkah-langkah komprehensif dalam proses perubahan
Ada tujuh langkah komprehensif yang ditempuh dalam proses perubahan
organisasi. Langkah-langkah tersebut yaitu:
1. Mengenali kebutuhan akan perubahan
2. Menetapkan tujuan perubahan
3. Mendiagnosis apa yang menyebabkan perlunya dilakukan perubahan
4. Memilih teknik perubahan yang sesuai untuk mencapai tujuan
5. Merencanakan implementasi untuk perubahan
6. Mengimplementasikan perencanaan perubahan
7. Mengevaluasi perubahan dan tindak lanjut
Bidang-bidang Perubahan Organisasi
Harold J. Leavitt menyatakan bahwa organisasi dapat diubah melalui pengubahan
struktur, teknologi dan atau orang-orangnya.
1. Pendekatan struktur
Pengubahan struktur organisasi menyangkut modifikasi dan pengaturan
sistem internal, seperti acuan kerja, ukuran dan komposisi kelompok kerja,
sistem komunikasi, hubungan-hubungan tanggung jawab atau wewenang.
Pendekatan struktural dibagi menjadi tiga kelompok yang terdiri dari :
a. Melalui aplikasi prinsip-prinsip perancangan organisai klasik.
Pendekatan ini berusaha untuk memperbaiki penciptaan pembagian kerja
yang tepat dari tanggung jawab jabatan para anggota organisasi,
pengubahan rentang manajemen, deskripsi jabatan dan sebagainya.
b. Melalui desentralisasi. Hal ini didasarkan pada penciptaan satuan-satuan
organisasi yang lebih kecil dan dapat berdiri sendiri dan memutuskan
perhatian pada kegiatan yang berorientasi tinggi. Hasilnya perbaikan
prestasi kerja.
c.Melalui modifikasi aliran kerja dalam organisasi. Pendekatan ini
didasarkan pada pemikiran bahwa aliran kerja dan pengelompokan
keahlian yang tepat akan berakibat kenaikan produktifitas secara langsung
dan cenderung memperbaiki semangat dan kepuasan kerja.
2. Pendekatan teknologi
Untuk mremperbaiki prestasi F.W. Taylor dan pengikutnya mencoba
menganalisa dan memperbaiki interaksi-interaksi pada karyawan dan
mesin-mesin untuk meningkatkan efisiensi sehubungan dengan perubahan
teknologi adakalanya perubahan yang dilakukan ternyata sering tidak
cocok dengan struktur organisasi. Hal ini dapat menciptakan ketidak
senangan dan pemutusan hubungan diantara para anggota organisasi
akibanya terjadi penurunan produktifitas lebih banyak kecelakaan dan
tingkat perputaran karyawan yang tinggi. Penggabungan pendekatan
struktural dan pendekatan teknologi (teknostruktural) bermaksud
memperbaiki prestasi melalui perubahan berbagai aspek, baik struktur
organisasi maupun teknologinya, contohnya pengenalan teknologi baru
yang diikuti pengorganisasian kembali bagian-bagian menjadi lebih kecil.
3. Pendekatan orang
Pendekatan orang bermaksud untuk mengubah secara langsung perilaku
karyawan melalui pemusatan pada keterampilan sikap, prsepsi dan
pengharapan mereka, sehingga dapat melaksanakan tugas dengan efektif.
Inovasi suatu organisasi hanya akan terjadi jika pemimpin mampu
menciptakan paradigma perubahan terhadapt segenap anggota organisasi, yaitu
sebagai berikut :
1. Membuat inovasi terwujud, dengan mengumpulkan keberanian dan
menpdi pendorong proses inovasi.
2. Mendorong inovasi secara personal dengan memberikan pertanggungjawaban
dan hak ke kepada pemimpin puncak.
3. Menyusun tujuan inovasi seperti persentase penjualan produk baru untuk
mendorong usaha inovasi.
4. Menyediakan pendanaan untuk membiayai proses inovasi.
5. Menetapkan budaya inovasi.
6. Mengawasi dengan sentuhan lembut tanpa kekerasan.
7. Menyediakan reward intrinsik.
Sebagai faktor penentu terjadinya perubahan, pemimpin memiliki
tanggung jawab untuk mengubah sistem dan tingkah laku anggota organisasi.
Kurt Lewin dan Schein mereka berpendapat bahwa perubahan yang sukses dalam
organisasi mengikuti empat langkah, (1) keinginan untuk berubah (desire of
change), sebelum perubahan terjadi setiap individu harus merasakan suatu
kebutuhan, dapat berupa kekurangan-kekurangan dan ketidakpuasan selama ini
serta adanya keinginan untuk meningkatkan, (2) pencairan (unfreezing), yang
meliputi memberikan dorongan, membujuk melalui pendekatan-pendekatan
dengan mengurangi ancaman-ancaman maupun penolakkan sehingga setiap
individu siap untuk berubah, (2) merubah (changging) yang meliputi pemberian
perubahan pada setiap individu melalui pembelajaran baru pada sikap mereka,
dalam hal ini pekerja diberi informasi baru,model perilaku baru, dan cara baru
dalam melihat sesuatu sehingga pekerja belajar dengan sikap baru dan
(3) memantapkan (refreezing) perubahan baru untuk membuat jadi permanen.
Seperti yang telah dibahas dimuka, bahwa pemimpin menjadi faktor utama
dalam penentu perubahan organisai. Sesuai dengan pendapat Anne Maria (1998:
217) yang mengemukakan, “Organizational change is an important topic for
manager, because a substantial part of their jobs requires the information and
implementation of planned organizational change” pendapat tersebut
menunjukkan bahwa perubahan organisasi yang direncanakan menjadi bagian dari
tugas seorang pimpinan. Menurut Gibson (2006: 502). Apabila pada suatu kasus
pimpinan melaksanakan perubahan, dia harus mengantisipasi penolakan terhadap
perubahan dan mempersiapkan serta mengatasinya.
Pendapat para ahli tentang pengaruh pemimpin terhadap perubahan
organisasi juga diperkuat oleh Yulkl (2002: 300-301) yang mengemukakan bahwa
seorang pemimpin dapat berbuat banyak untuk memfasilitasi kesuksesan
pelaksanaan perubahan, melalui tindakan politik termasuk menciptakan koalisi,
membentuk tim, memilih orang yang tepat untuk diletakkan pada posisi kunci,
membuat simbol perubahan, dan memonitor serta mendeteksi persoalan yang
harus diperhatikan.
Seorang ahli lain Daft (2005: 659) menambahkan, bahwa pemimpin dapat
mendorong dan mendukung kreatifitas untuk membantu pengikut dan organisasi
agar lebih menerima serta siap berubah. Pandangan Peter Hess, tentang pengaruh
kepemimpinan terhadap perubahan melalui tanggung jawab pemimpin
dalam menggerakkan orang-orang, yaitu “change is leadership respobility. The
challenge is to move people beyond their evensiveness and resistance to the point
where they view change not as threat but as an opportunity”.
Perubahan-perubahan yang dapat dilakukan seorang pemimpin untuk
meningkatkan kualitas pelayanan publik, antara lain :
a. Memangkas berbagai birokrasi yang sudah tidak relevan.
b. Menerapkan contestability (membandingkan pelayanan yang dilakukan unit
organisasinya dengan organisasi lain untuk melihat efisiensi dan efektivitasnya)
bahkan mengembangkan kontrak dengan sektor swasta (jika hal ini merupakan
jalan terefektif dan terefisien yang harus ditempuh).
c. Menggunakan berbagai teknologi baru untuk meningkatkan kualitas pelayanan
publik.
d. Mengembangkan kebijakan publik yang berorientasi pada pelanggan (customer
focus).
Perubahan tidak hanya terjadi pada organisasi tertentu seperti perusahaan,
namun dalam lembaga pendidikan sendiri juga terjadi perubahan. Glatthorn dan
Bowman dalam Lipham & Hoeh (1974: 107-108)) menyebutkan adanya tiga jenis
perubahan pada lembaga pendidikan, yakni perubahan struktural, perubahan
program, dan perubahan menyangkut SDM. Masih dalam buku yang sama,
Saville memaparkan empat jenis perubahan pada satuan lembaga pendidikan,
yang terdiri atas perkembangan yang baru di bidang teknis, proses yang baru,
tujuan baru, dan perkembangan kurikulum. Perkembangan baru bidang teknis
misal berhubungan dengan teknologi adalah masuknya internet ke sekolah
sehingga menuntut guru untuk juga mampu mengoperasikan sistem informasi dan
komunikasi tersebut. Proses yang baru sebagai contoh adanya pergantian
pemimpin yayasan. Adapun tujuan baru dicontohkan dengan pengembangan visi
dan misi sekolah, danperkembangan kurikulum yang biasanya mengandung
perubahan pendekatan instruksional.
Perubahan budaya dan kebutuhan masyarakat harus disikapi dengan
terbuka dan lebih bijak oleh sekolah. Lipham & Hoeh (1974: 108) mengutip dari
Rogers & Shoemaker bahwa perubahan harus mengandung lima unsur. Lima
unsur yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Memiliki tingkat kegunaan lebih tinggi daripada sebelumnya
2. Tidak terlalu sukar
3. Sesuai dengan sistem nilai anggota organisasi
4. Terbuka untuk adanya ujicoba
5. Keberhasilannya dapat terukur jelas
Menurut Beeby (dalam Jusuf Enoch, 1992), bahwa perencanaan
pendidikan adalah suatu usaha melihat ke masa depan dalam hal menentukan
kebijaksanaan, prioritas dan biaya pendidikan dengan mempertimbangkan
kenyataan-kenyataan yang ada dalam bidang ekonomi, sosial, dan politik untuk
pengembangan potensi sistem pendidikan nasional, memenuhi kebutuhan bangsa
dan anak didik yang dilayani oleh sistem tersebut. Sebenarnya terdapat berbagai
permasalahan yang timbul dalam dunia pendidikan di Indonesia. Permasalahan
yang tak kunjung terselesaikan bahkan semakin pelik.
Permasalahan yang dihadapi pendidikan nasional kita pada umumnya sebagai berikut:
1. Tingkat pendidikan rendah
2. Dinamika struktur penduduk belum terakomodasi
3. Kesenjangan tingkat pendidikan
4. Fasilitas pendidikan belum memadai
5. Kualitas pendidikan rendah
6. Manajemen belum efektif, efisien, dan akuntabel
Jika menilik dari permasalahan yang ada, maka kebijakan yang harus ditempuh adalah :
1. Perluasan dan pemerataan kesempatan belajar
2. Peningkatan mutu dan relevansi
3. Governance dan akuntabilitas
Lunenburg (2004: 239-241) memberikan penjelasan baik dari sisi internal
maupun eksternal sekolah. Ia menyebutkan ada beberapa tekanan yang mau tidak
mau membuat sekolah melakukan perubahan, yaitu sebagai berikut:
(1) Dorongan untuk menjadi lebih accountable
(2) Terjadinya perubahan kependudukan
(3) Kurangnya SDM baik dari sisi kuantitas maupun kualitas
(4) Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan
(5) Proses yang dilakukan anggota organisasi dan keadaan anggota organisasi itu
sendiri yang mempengaruhi jalannya proses.
Akibat dari dorongan-dorongan tersebut, dapat diklasifikasikan jenis-jenis
perubahan yang menggejala pada organisasi. Glatthorn dan Bowman dalam
Lipham & Hoeh (1974: 107-108)) menyebutkan adanya tiga jenis perubahan pada
lembaga pendidikan, yakni perubahan struktural, perubahan program, dan
perubahan menyangkut SDM. Masih dalam buku yang sama, Saville memaparkan
empat jenis perubahan pada satuan lembaga pendidikan, yang terdiri atas
perkembangan yang baru di bidang teknis, proses yang baru, tujuan baru, dan
perkembangan kurikulum. Perkembangan baru bidang teknis misal berhubungan
dengan teknologi adalah masuknya internet ke sekolah sehingga menuntut guru
untuk juga mampu mengoperasikan sistem informasi dan komunikasi tersebut.
Proses yang baru sebagai contoh adanya pergantian kepala sekolah. Adapun
tujuan baru dicontohkan dengan pengembangan visi dan misi sekolah, dan
perkembangan kurikulum yang biasanya mengandung perubahan pendekatan.
Namun, perubahan yang terjadi tidak selamnanya akan berjalan tanpa
tantangan dan rintangan. Berbagai permasalah yang timbul seiring dengan upaya
terjadinya perubahan baik secara internal maupun ekstrenal. Rivai (2004: 442)
memberikan gambaran tentang akibat ketidaksukaan anggota organisasi terhadap
perubahan. Perlawanan yang digambarkan pakar manajemen tersebut terbagi atas
tiga, yaitu tipe logis, tipe psikologis, dan tipe sosiologis. Indikator dari
perlawanan tipe logis antara lain munculnya hambatan teknis atas perubahan,
bertambahnya kebutuhan dana operasional, lamanya waktu yang diperlukan untuk
jalannya perubahan, dan usaha yang harus lebih keras dalam rangka menguasai
hal yang baru. Pada perlawanan tipe psikologis, indikator yang ada tentu
berhubungan dengan perasaan, antara lain ketakutan yang tidak jelas, toleransi
yang rendah, dan ketidaksenangan terhadap pimpinan atau agen perubahan. Untuk
perlawanan tipe sosiologis, hal-hal bersifat “atas nama kelompok” menjadi pola
mendasar, antara lain tumbuhnya koalisi politik, dan menentang nilai-nilai baru
atas dasar nilai kelompok yang telah dianut.
Dari permasalahan yang timbul di dunia pendidikan kita, pada lingkup
terkecil yaitu sekolah, dibutuhkan pemimpin dalam hal ini kepala sekolah yang
memiliki jiwa kepemimpinan seperti yang telah dikemukakan sebelumnya. Kepala
sekolah memegang peranan penting dalam kemajuan sekolah pada khususnya dan
paradigma masyarakat pada umumnya. Sekolah menjadi ujung tombak lembaga
pendidikan untuk menciptakan generasi penerus yang berdaya saing dan bermoral
sehingga kelak akan tercipta manusia yang paripurna.
4.2 Wewenang dan Tanggung Jawab Struktur Organisasi Sekolah SMA
Negeri 2 Kalianda
Wewenang ( Authority )Wewenang merupakan syaraf yang berfungsi
sebagai penggerak dari pada kegiatan-kegiatan. Wewenang yang bersifat
informal, untuk mendapatkan kerjasama yang baik dengan bawahan. Disamping
itu wewenang juga tergantung pada kemampuan ilmu pengetahuan, pengalaman
dan kepemimpinan. Wewenang berfungsi untuk menjalankan kegiatan-kegiatan
yang ada dalam organisasi.Wewenang dapat diartikan sebagai hak untuk
memerintah orang lain untuk melalukan atau tidak melakukan sesuatu agar tujuan
dapat tercapai.
T. Hani Handoko membagi wewenang dalam dua sumber, yaitu teori
formal ( pandangan klasik ) dan teori penerimaan. Wewenang formal merupakan
wewenang pemberian atau pelimpahan dari orang lain. Wewenang ini berasal dari
tingkat masyarakat yang sangat tinggi dan secara hukum diturunkan dari tingkat
ke tingkat. Berdasarkan teori penerimaan ( acceptance theory of authority )
wewenang timbul hanya bila hal diterima oleh kelompok atau individu kepada
siapa wewenang tersebut dijalankan dan ini tidak tergantung pada penerima
( reciver ).
Tanggung jawab dan akuntabilitas tanggung jawab (responsibility) yaitu
kewajiban untuk melakukan sesuatu yang timbul bila seorang bawahan menerima
wewenang dari atasannya. Akuntability yaitu permintaan pertanggung jawaban
atas pemenuhan tanggung jawab yang dilimpahkan kepadanya. Yang penting
untuk diperhatikan bahwa wewenang yang diberikan harus sama dengan besarnya
tanggung jawab yang akan diberikan dan diberikan kebebasan dalam menentukan
keputusan-keputusan yang akan diambil.3. Pengaruh ( influence ) yaitu transaksi
dimana seseorang dibujuk oleh orang lain untuk melaksanakan suatu kegiatan
sesuai dengan harapan orang yang mempengaruhi. Pengaruh dapat timbul karena
status jabatan, kekuasaan dan menghukum, pemilikan informasi lengkap juga
penguasaan saluran komunikasi yang lebih baik.
Seperti halnya dengan organisasi lainnya, sekolah juga memiliki berbaga
aspek yang berperan penting dalam proses keberhasilan.
Aspek-aspek Organisasi Sekolah
1). Tugas dan tanggung jawab
a). Proporsional pembagian
b). Kesesuaian dengan
1). Kemampuan
2). Fungsi
3). Wewenang/tanggung jawab.
b.Struktur organisasi sekolah
1). Individu mengetahui tugas, wewenang, dan tanggung jawab
2).Terhindar pola kepemimpinan otoriter
3). Terdukung
a).Pola kerja demokratis
).Partisipasi aktif seluruh unsure/komponen sekolah
c).Terpupuk suasana/kehidupan sekolah yang paedagogis.
4). Kepala sekolah : Organisator dan pemimpin bertanggung jawab
mengelola seluruh sumber daya/komponen sekolah.
Secara umum, struktur organisasi SMA Negeri 2 Kalianda memiliki
wewenang, tugas dan tangung jawab yang relatif sama dengan sekolah lainnya.
Wewenang, tugas dan tanggung jawab tersebut akan diuraikan seperi
berikut :
1. Kepala sekolah
Wewenang dan Tanggung Jawab, antara lain :
Menjaga terlaksananya dan ketercapaian program kerja sekolah
Menjaga keterlaksanaan Pedoman Mutu Sekolah.
Menjabarkan, melaksanakan dan mengembangkan Pembelajaran
Kurikulum/Program SMK.
Mengembangkan SDM.
Melakukan pengawasan dan supervisi tenaga pendidik dan kependidikan.
Melakukan hubungan kerjasama dengan pihak luar
Merencanakan, mengelola dan mempertanggung jawabkan keuangan
Mengangkat dan menetapkan personal struktur organisasi.
Menetapkan Program Kerja Sekolah
Mengesahkan perubahan kebijakan mutu organisasi
Melegalisasi dokumen organisasi
Memutuskan mutasi siswa
Mengusulkan promosi dan mutasi pendidik dan tenaga kependidikan
Menerbitkan dokumen yang dikeluarkan sekolah.
Memberi pembinaan warga sekolah
Memberi penghargaan dan sanksi
Memberi penilaian kinerja pendidik dan tenaga kependidikan
Memberi penilaian kinerja pendidik dan tenaga kependidikan
2. Komite sekolah
Wewenang dan Tangung jawab, antara lain:
Kebijakan mutu
Mengawasi kebijakan sekolah
3. KA. Tata usaha
Wewenang dan tanggung jawab tata usaha, antara lain :
Menyusun dan melaksanakan program tata usaha sekolah.
Menyusun dan melaksanakan kegiatan keuangan sekolah.
Mengurus administrasi kepegawaian.
Mengurus administrasi kesiswaan.
Menyusun administrasi perlengkapan sekolah.
Menyusun dan menyajikan data statistik sekolah.
Menyusun administrasi lainnya.
Melaporkan semua tugas dan tanggung jawabnya kepada kepala sekolah
secara berkala.
4. Waka. Kurikulum
Wewenang dan tanggung jawab, antara lain:
Menyusun program kerja bidang Kurikulum/Program
Mengkoordinasikan pelaksanaan dan pengembangan Kurikulum/Program
Memantau pelaksanaan Pembelajaran
Menyelenggarakan rapat koordinasi Kurikulum
Mengkoordinasikan pengelolaan perpustakaan
Mengkoordinasikan pelaksanaan evaluasi pembelajaran
Menyusun kalender pendidikan dan jadual pembelajaran
Melaporkan hasil pelaksanaan Pembelajaran
Mengusulkan tugas mengajar pada masing-masing guru
Menghitung dan melaporkan jam mengajar guru
Merencanakan kebutuhan tenaga pendidik dan kependidikan
Memeriksa, menyetujui rencana pembelajaran tiap program Pembelajaran
Memverifikasi Kurikulum
Merencanakan dan melaksanakan bimbingan belajar dan try out kelas XII
5. Waka. Kesiswaan
Wewenang dan tanggung jawab, antara lain:
Mengkoordinasikan PSB ( Penerimaan Siswa Baru )
Mengkoordinasikan pelaksanaan Masa Orientasi peserta didik (MOS)
Mengkoordinasikan pemilihan kepengurusan dan diklat OSIS
Mengkoordinasikan penjaringan dan pendistribusian semua bentuk
beasiswa
Mengkoordinasikan pelaksanaan 4 K2 (ketertiban, kedisiplinan,
keamanan, dan kekeluargaan)
Membina program kegiatan OSIS
Memeriksa dan menyetujui rencana kerja pengurus Osis
Melakukan tindakan terhadap siswa terkait pelanggaran tata tertib siswa
Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan lomba
Mengkoordinasikan ekstra kurikuler
Mengkoordinasikan peringatan hari-hari besar
6. Waka Sarana Prasarana
Wewenang dan tanggung jawab, antara lain:
Merencanakan kebutuhan sarana prasarana untuk menunjang proses
belajar mengajar
Merencanakan program pengadaannya
Mengatur pemanfaatan Sarana Prasarana
Mengelola perawatan, perbaikan dan pengisian
Mengatur pembakuannya
Menyusun laporan
7. Waka Humas
Wewenang dan tanggung jawab, antara lain:
Merencanakan kebutuhan sarana prasarana untuk menunjang proses
belajar mengajar
Merencanakan program pengadaannya
Mengatur pemanfaatan Sarana Prasarana
Mengelola perawatan, perbaikan dan pengisian
Mengatur pembakuannya
Menyusun laporan
8. Guru
Wewenang dan tanggung jawab, antara lain:
Mengetahui tugas pokoknya sendiri yaitu memberikan pelajaran sesuai
dengan bidang studi
Mengevaluasi hasil pekerjaannya.
Mewakili kepala sekolah dan orang tua siswa di kelas.
Mengetahui tugas-tugas yang diberikan kepada siswa dan memeriksa hasil
tugas itu untuk dinilai.
Memperhatikan kelakuan dan kerajinan siswa sebagai bahan laporan
kepada kepala sekolah, wali kelas, dan guru BP.
Memecahkan masalah-masalah pelajaran yang dihadapi siswa untuk
memberikan bimbingan pelajaran kepada siswa yang cerdas, siswa yang
kurang cerdas, dan siswa yang membandel.
Memperhatikan hasil ulangan Mid Semester,UAS dan UN dan mengisi
daftar nilai siswa.
Melaporkan kepada kepala sekolah tentang hasil kerjanya.
6. Wali Kelas
Wewenang dan tanggung jawab, antara lain:
Pengelolaan kelas
Penyelenggaraan administrasi kelas meliputi : Denah tempat duduk siswa,
Papan absensi siswa, Daftar pelajaran kelas, Daftar piket kelas, Buku absensi
siswa, Buku kegiatan pembelajaran/buku kelas, Tata tertib siswa, pembuatan
statistik bulanan siswa
Pengisian daftar kumpulan nilai (legger)
Pembuatan catatan khusus tentang siswa
Pencatatan mutasi siswa
Pengisian buku laporan penilaian hasil belajar
Pembagian buku laporan hasil belajar
7. Guru Bimbingan Dan Konseling
Wewenang dan tanggung jawab, antara lain:
Penyusunan program dan pelaksanaan bimbingan dan konseling
Koordinasi dengan wali kelas dalam rangka mengatasi masalah-masalah
yang dihadapi oleh siswa tentang kesulitan belajar
Memberikan layanan dan bimbingan kepada siswa agar lebih berprestasi
dalam Kegiatan belajar
Memberikan saran dan pertimbangan kepada siswa dalam memperoleh
gambaran tentang lanjutan pendidikan dan lapangan pekerjaan yang sesuai
Mengadakan penilaian pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan
Menyusun Satatistik hasil penilaian B.K
Melaksanakan kegiatan analisis hasil evaluasi belajar
Menyusun dan melaksanakan program tindak lanjut Bimbingan dan
Konseling
Menyusun laporan pelaksanaan Bimbingan dan Konseling
8. Pustakawan Sekolah
Wewenang dan tanggung jawab, antara lain:
Perencanaan pengadaan buku/bahan pustaka/media elektronik
Pengurusan pelayanan perpustakaan
Perencanaan pengembangan perpustakaan
Pemeliharaan dan perbaikan buku-buku / bahan pustaka / media
elektronika
Inventarisasi dan pengadministrasian buku-buku / bahan pustaka / media
elektronika
Melakukan layanan bagi siswa, guru dan tenaga kependidikan lainnya,
serta masyarakat
Penyimpanan buku perpustakaan / media elektronika
Menyusun Tata tertib perpustakaan
Menyusun Laporan pelaksanaan kegiatan perpustakaan secara berkala
9. Pengelola LaboratoriumWewenang dan tanggung jawab, antara lain:
Perencanaan pengadaan alat dan bahan laboratorium
Menyusun jadwal dan tata tertib penggunaan laboratorium
Mengatur penyimpanan dan daftar alat-alat laboratorium
Memelihara dan perbaikan alat-alat laboratorium
Inventarisasi dan pengadministrasian peminjam alat-alat laboratorium
Menyusun laporan pelaksanaan kagiatan laboratorium
10. Kepala Tata Usaha
Wewenang dan tanggung jawab, antara lain:
Penyusunan program kerja tata usaha sekolah
Pengelolaan keuangan sekolah
Pengurus administrasi ketenagaan dan siswa
Pembinaan dan pengembangan karir pegawai tata usaha sekolah
Penyusunan administrasi perlengkapan
Penyusunan dan penyajian data/statistik sekolah
Mengkoordinasikan dan melaksanakan 7K
Penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan pengurusan ketata usahaan
secara berkala
9. Siswa
Wewenang dan tanggung jawab, antara lain:
Menuntut ilmu sebaik-baiknya
Mempertanggung jawabkan hasil pembelajarannya
Mematuhi peraturan yang sudah di tetapkan oleh pihak sekolah
4.3 Inovasi Pada SMA Negeri 2 Kalianda
Sejak diresmikan menjadi SMA Negeri, yang sebelumya bernama SPG
Bandar Lampung di Kalianda, SMA Negeri 2 Kalianda terus berbenah diri. Secara
bertahap, SMA Negeri 2 Kalianda melakukan perubahan pada sistem kurikulum
yang dibarengi dengan peningkatan fasilitas sarana dan prasarana. Hal tersebut
sesuai dengan visi SMA Negeri 2 Kalianda yaitu menjadi “lamban” ilmu yang
berdaya saing serta misi sekolah yang diantaranya adalah menciptakan SDM yang
profesional dan disiplin serta berakhlak mulia.
SMA Negeri 2 Kalianda mengawal kurikulumnya berbasis PBKL yaitu
sistem kurikulum berbasis pada keunggulan lokal. Letak geografis sekolah yang
berada di sekitar laut, menimbulkan ide untuk memberikan keterampilan bagi
peserta didik dalam mengolah hasil laut. Selain dilatarbelakangi oleh alasan
tersbut, kurikulum PBKL juga bertujuan untuk membekali siswa yang tidak dapat
melanjutkan pendidikan ke jenjang Perguruan Tinggi agar memiliki keterampilan
kewirausahaan dengan memanfaatkan kemampuan mereka mengolah hasil laut.
Setelah program ini berjalan, SMA Negeri 2 melanjutkan pada program
kurikulum berikutnya yaitu KTSP. Dengan diberlakukannya sistem tersebut, maka
KKM yang diterapkan di SMA Negeri 2 Kalianda mengalami peningkatan dari 65
menjadi 75. Semua anggota sekolahpun berbenaah diri, diawali dari dewan guru
yang menyiapkan perangkat pembelajaran yang lebih inovatif lagi dan efisien.
Setiap guru harus melengkapi perangkatnya dengan pemberian materi pengayaan
bagi siswa yang telah mencapai nilai KKM. Hal ini dimaksudkan untuk
meningkatkan potensi akademik peserta didik. Kegiatan ekstra kurikuler juga
ditambah. Jika sebelumnya hanya terdiri dari bebrapa cabang olahraga, PMR,
Kesenian, KIR dan Pramuka, namun mulai sejak itu ditambahkan menjadi
berbagai macam cabang olarraga seperti bela diri tae kwondo,pencak silat dan
bahasa asing yaitu bahasa Inggris dan komunikasi. OSIS juga telah merambah
pada kegiatan Satgas yaitu petugas yang menangani sosialisasi dan
penenggulangan narkoba serta divisi teknologi informasi dan komunikasi.
Beranjak dari kurikulum berbasis PBKL, KTSP akhirnya SMA Negeri 2
memberanikan diri untuk menjadi sekolah percontohan yang dikenal dengan
istilah sekolah model. Pada tahap ini, kinerja guru dan staff lainnya benar-benar
diperhatikan. Semua guru dan staff harus menguasasi IT. Dengan menjadi
sekolah model, hampir semua pelayanan kesiswaan telah berbasis TIK. Gurupun
dituntut untuk menegembangkan model pembelajaran yang lebih inovatif lagi.
Perangkat ajar yang sebelumnya hanya dilengkapi dengan materi pengayaan, pada
tahap kurikulum yang baru tersebut, harus dilengkapi dengan bahan ajar berbbasi
TIK. Sebagai contoh adalah pengunaan power point dalam penyamapaian materi
di kelas. Bukan hanya itu, penggunanan media interaktif multimedia juga
dianjurkan dalam proses pembelajaran.
Setelah melewati tahap sekoalh model, SMA Negeri 2 menuju pada SKM
(Sekolah Kategori Mandiri) yang pada saatnya memberlakukan sistem PSB (Pusat
Sumber Belajar). Pada tahap ini, web site sekolah mulai diberdayakan dalam
menunjang proses pembelajaran. Web site sekolah dapat diakses oleh seluruh
siswa dan masyarakat luas yang ingin mencari materi ajar, tugas maupun
informasi lain tenatng SMA Negeri 2 Kalianda. Web site tersebut saat ini sedang
menagalami perbaikan dan perubahan karena akan ditambahkan dengan sistem e-
learning yang lebih inovatif dimana terhubung dengan seluruh blog dewan guru
berdasarkan MGMP.
Saat ini, SMA Negeri 2 Kalianda akan memulai sistem kurikulum terbaru
yaitu SKS. Di tahun pertamanya ini, SMA Negeri 2 Kalianda melakukan berbagai
persiapan di antaranya adalah pelatihan dewan guru baik secara internal maupun
eksternal guna menyusun perangkat ajar khususnya silabus dan RPP baru sesuai
dengan sistem SKS. Sistem ini mengacu pada sistem pembelajaran di perhuruan
tinggi dimana siswa dapat mengambil mata pelajaran secara berkala atau istilah
kredit. Bagi siswa yang memiki kemampuan intelektual yang baik, akan bisa
menyelesaikan pendidikanya selama 2 tahun atau 4 semester. Siswa juga bisa
meminta cuti dengan alasan yang diatur dalam peraturan sekolah seperti sakit
maupun keterbatasan biaya. Peran wali kelas akan digantian oleh Pembimbing
Akademik yang bertugas membantu siswa memilih mata pelajaran yang akan
diambilnya di semester yang sedang berjalan. PA juga bekerja smaa dengan guru
BK dalam membantu siswa menangani permasalahan yang dihadapinya.
Dengan mengalami berbagai perubahan kurikulum, tentunya SMA Negeri 2
Kalianda mengalami perubahan struktur organisasi. Jika pada awalnya hanya
terdapat Kepala Sekolah dibantu Wakil dan dewan guru beserta staff Tata Usaha,
maka sejak menggunakan sistem PSB dan SKS maka kepala sekolah dibantu oelh
koordiantor PSB, koordinator e-learning dan penjamin mutu dan admin ayng
bertanggung jawab pada web site sekolah dan database. Perubahan tersebut
menimbulkan berbagai permasalahan seperti peran ganda antara wakil kepala
sekolah dan koordinator PSB yang berdampak kerancuan wewenang, tanggung
jawab dan tugas. Koordiantor e-learning yang bertugas juga sebagai korordinator
penjamin mutu yang kurang memahami konsep e-learning serta koordiantor
admin yang dipegang oleh guru TIK masih merangkap sebagai teknisi
laboratorium komputer.
Perubahan gaya kepemimpinan di sekolah SMA Negeri 2 Kalianda juga
berpengaruh terhadap suasana kinerja dan proses pembelajaran. Setiap pemimpin
memiliki pandangan yang berbeda dalam memberikan konstribusi perubahan pada
SMA Negeri 2 Kalianda. Setiap kebijakan yang diambil oleh masing masing
Kepala Sekolah yang telah berganti beberapa kali memberikan warna yang
berbeda pada pembangunan sekolah dan perubahan yang terjadi. Setiap Kepala
Sekolah yang pernah memimpin di sekolah ini mampu membuat sekolah ini
semakin dipandang sebagai sekolah pilihan. Walaupun terkadang masih ada
asumsi publik yang menyatakan bahwa sekolah ini dianggap belum siap melakuan
perubahan besar seperti penerapan program SKS, namun SMA Negeri 2 Kalianda
akan terus berbenah diri untuk mewujudkan sekolah yang bermutu dan berdaya
saing yang mampu mencipatakan insan berdaya guna, kreatif, disiplin dan
berakhalk mulia serta peningkatan profesionalisme guru dan karyawan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Sekolah sebagai salah satu bentuk organisasi dan merupakan satuan sistem
terbuka yang harus selalu siap melakukan inovasi dalam rangka menyikapi
perubahan yang terjadi di masyarakat. Tantangan yang berbeda dari hari ke hari
mendorong organisasi berimprovisasi dan berinovasi. “Berubah atau punah”
secara tajam dibidikkan di dunia industri, dan idiom bernuansa teori seleksi alam
ini kini juga banyak dianut kalangan pemimpin di sekolah. Perubahan biasanya
menimbulkan pro dan kontra. Berbagai alasan melingkupi penolakan dan
kesetujuan, sehingga perlu ditempuh berbagai cara atau pendekatan agar
perubahan diawali dengan dukungan dari berbagai individu dalam organisasi
bersangkutan.
Terjadinya pergantian pimpinan, terbitnya kurikulum baru, pengembangan
gedung sekolah, adalah contoh-contoh perubahan yang mempengaruhi sekolah
dan bersifat terencana. Berbagai respon pasti akan muncul seiring dengan adanya
kebijakan untuk berubah. Secara umum faktor-faktor yang menyebabkan hal ini
terjadi adalah sebagaimana disebutkan oleh Lunenburg (2004: 241-244):
(1) Pengaruh kebutuhan
(2) Takut akan hal baru
(3) Ancaman terhadap pengaruh dan kekuasaan yang selama ini dipegang
(4) Rasa kolot terhadap pengetahuan dan keterampilan yang dikuasai selama ini
(5) Struktur organisasi yang menghambat (karena umumnya bersifat birokrat)
(6) Terbatasnya sumber daya
(7) Telah adanya suatu kesepakatan antara beberapa kalangan warga sekolah
Pendapat Lewin tentang model tiga tahap perubahan yang sangat populer
sebagaimana dikutip oleh Sutarto (2000: 415) bisa menjadi rujukan dalam
melakukan perubahan organisasi. Dimulai dari tahap unfreezing yang
menunjukkan pola perilaku saat ini. Kedua adalah changing, yang menunjukkan
pengembangan pola perilaku baru yang didapat melalui proses identifikasi dan
internalisasi. Pada beberapa literatur lain, istilah changing digunakan secara
bergantian dengan moving. Tahap terakhir adalah refreezing, yaitu keadaan
dimana terdapat perubahan distabilisasi dengan penguatan atas pola perilaku baru.
5.2 Saran
Setelah kita membahas tentang organisasi secara umum dan lebih terperinci
lagi tentang organisasi sekolah khususnya di SMA Negeri 2 Kalianda, maka
penulis memiliki berbagai masukan di antaranya adalah :
1. Perlunya pendekatan secara individu, baik kepada guru, karyawan maupun
siswa untuk bersama-sama mendukung dan berpartisipasi aktif dalam
mewujudkan perubahan di SMA Negeri 2 Kalianda.
2. Perlunya peningkatan SDM yang secara berkesinambungan tanpa henti
agar tujuan sekolah dapat tercapai.
3. Pentingnya peninjauan ulang terhadap pembagian tugas pada struktur
orgnasasi sekolah agar tidak terjadi kerancuan wewenang, tugas dan
tanggung jawab pada struktur orgasnisasi sekolah.
4. Perlu diadakan sosialisasi lebih terarah dan luas bukan hanya anggota
organisasi sekolah melainkan masyarakat umum tentang perubahan yang
terjadi di SMA Negeri 2 Kalianda agar visi dan misi sekolah dapat
tercapai.
DAFTAR PUSTAKA
http://hmti.wordpress.com/2008/02/22/definisi-dan-pengertian-organisasi/
http://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi
http://lorentfebrian.wordpress.com/definisi-organisasi-macam-macam-organisasi/
http://rajapresentasi.com/2009/09/jenis-struktur-organisasi-kelebihan-dan-
kekurangannya/
http://kuhascexpress.blogspot.com/2010/06/bentuk-bentuk-organisasi.html
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2012/04/unsur2-tipestruktur-dan-ciri2-
organisasi/
http://buahpikir-claudya-fisip09.web.unair.ac.id/artikel_detail-42979-economic
%20world-Struktur%20dan%20Kontrol%20Organisasi.html
http://id.shvoong.com/business-management/human-resources/2008569-kekuatan-
kekuatan-penyebab-perubahan
http://omusu.blogspot.com/2008/08/mengapa-perubahan-organisasi-gagal.html
http://mbahjafar.blogspot.com/2010/12/konsep-organisasi-sekolah.html
http://thascia.blogspot.com/2012/04/wewenangtugasetika-dan-struktur.html
http://pmancoffeemix.wordpress.com/2010/12/18/kurikulum-tentang-organisasi-
sekolah/
http://fajri89.blogspot.com/2010/03/tugas-kelompok-organisasi-sekolah.html
http://destiasalma.blogspot.com/2010/01/penetapan-tujuan-organisasi.html
http://yasier-timetoshine.blogspot.com/2009/10/18-oktober-2009fungsi-tujuan-
organisasi.html
http://guekemal.wordpress.com/2010/11/15/misi-dan-tujuan-organisasi/
http://riasahirin.wordpress.com/2009/10/30/organisasi-pendidikan/
http://leadershipqb.com/index.php?
option=com_content&task=view&id=6933&Itemid=30
http://referensi-kepemimpinan.blogspot.com/2009/03/tugas-dan-fungsi-
pemimpin.html
http://www.tdwclub.com/f122/tugas-pemimpin-dan-ciri-kepemimpinan-yang-
baik-887/
http://www.ruangihsan.net/2009/08/peran-kepemimpinan-dalam-
pengambilan.html
http://suryanto.blog.unair.ac.id/2009/02/11/merancang-dan-menetapkan-tujuan-
organisasi/
http://blog.uki.ac.id/tahantobing/2011/11/21/tujuan-organisasi/
http://smpn1karangdadap.wordpress.com/about/struktur-organisasi-sekolah/
http://gurupembaharu.com/home/peran-dan-fungsi-kepala-sekolah-sebagai-
pengelola-ketatausahaan-sekolah/