membuat koleksi serangga

Upload: alia-syarifiah

Post on 09-Jul-2015

308 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Oleh: Masayu Alia Syarifiah 1404.1006.0085

Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum membuat koleksi: Seseorang terlebih dahulu harus mengetahui bahwa serangga langka dan terancam punah dilindungi oleh hukum. Izin tertulis harus diperoleh sebelum pengumpulan data dalam suaka margasatwa, lahan dikelola oleh konservasi alam, atau negara dan taman lokal. Karena pengumpulan koleksi dalam taman nasional dilarang oleh hukum. Seseorang harus selalu berhati-hati pada setiap spesies yang berbeda untuk mengambil perwakilan koleksi dari serangga harus memperhatikan setiap musim pada tahun pembuatan koleksi, karena pada setiap musim yang berbeda dapat ditemukan adanya perbedaan spesies serangga yang hidup di musim sebelumnya dengan di waktu yang akan datang. Pengoleksi harus memperhatikan habitat setiap spesies yang akan di buat koleksinya. Agar dapat mempermudah dalam menentukan metode yang akan di gunakan dalam pengambilan spesimen.

Contohnya : Kupu-kupu dapat ditangkap menggunakan insect net Serangga air dapat dijaring menggunakan water net. Serangga tanah mungkin bisa didapatkan dengan meletakkan humus dan dedaunan didalam berlese funnel (corong berlese) atau dengan menggunakan saringan yang berbeda untuk menyusun bahan menurut ukurannya.

Untuk pengambilan umum sebaiknya mempunyai paling tidak alat-alat sebagai berikut: Jaring serangga. Botol pembunuh. Kotak-kotak pil yang mengandung kertas tissue. Amplop-amplop, atau kertas untuk membuat amplop. Botol-botl kecil bermulut lebar untuk pengawet. Pinset. Pipet. Lensa lapangan.

Kertas-kertas lembaran putih

biasa. Alat penyedot (aspirator) Payung pemukul atau lembaran kain. Penyaring. Perangkap. Alat pengumpul akuatik. Lampu kepala (untuk pengumpulan pada waktu malam). Pisau lipat. Kuas bulu onta.

Berikut ini merupakan beberapa contoh metode pengumpulan spesimen: Hand collecting. Spesimen langsung diambil dengan tangan atau pinset (bila berbahaya) di tempat pengambilan data. Pengambilan spesimen dengan aspirator. Sangat berguna untuk mengambil serangga-serangga kecil, seperti serangga pada ordo Diptera. Pengambilan spesimen serangga permukaan tanah dengan Pitfall trap. Pitfall Trap juga dapat dimodifikasi dengan menambahkan umpan atau atraktan lainnya. jenis umpan atau atraktan disesuaikan dengan jenis serangga apa yang akan dijerat oleh kolektor. Pengambilan spesimen serangga perairan. Pengambilan spesimen dengan menggunakan insect net. Pengambilan spesimen dengan menggunakan malaise trap.

Kertas berukuran kecil untuk penyimpanan

sementara spesimen yang rentan dan mudah pudar seperti kupu-kupu dan ngengat. bahan yang digunakan biasanya terbuat dari kertas Glassine.

Cara membuat botol pembunuh (killing bottle) : Sediakan botol dalam ukuran apapun tergantung besar spesimen yang akan di ambil, botol yang berdinding kaca tebal lebih baik karena tidak mudah pecah. Siapkan larutan kental dari plester Paris (larutan Gypsum), kemudian tuangkan di atas lapisan serbuk kayu yang sebelumnya di padatkan di dalam botol. Ketika larutan mulai terbenam, gunakan pensil untuk mendorong lapisan pada lapisan pada beberapa titik untuk membentuk saluran. Hal ini berguna untuk membuat saluran agar racun serangga dapat menembus.

Biarkan campuran ini kering selama sekitar satu minggu dengan tutup

sepenuhnya kencang. Racun serangga, seperti etil asetat atau eter, dapat ditambahkan setelah gips kering. JANGAN MENGHIRUP RACUN SERANGGA TERSEBUT. BERI LABEL PADA BOTOL BERACUN. Sediakan beberapa strip kertas hisap yang ditempatkan dalam botol, yang akan menyerap kelebihan kelembaban dan menjaga bagian dalam botol tetap kering. Begitu serangga di tanggkap, mereka harus segera ditempatkan dalam botol pembunuh. Biarkan untuk tetap berada di dalam botol pembunuh selama kurang lebih 1 jam untuk memastikan kematian. Racun serangga dapat menguap dalam waktu beberapa jam, sehingga disarankan untuk penambahan racun serangga secara berkala.

Serangga yang bertubuh lunak baiknya di bunuh

dengan cara menyuntikkan alkohol, atau sediakan botol berisi alkohol. Kemudian masukkan serangga yang akan di koleksi ke dalam botol berisi alkohol tersebut. Selain alkohol bahan pengawet lain juga dapat digunakan.

Jika serangga yang di koleksi tidak dapat di susun hingga

serangga tersebut kering, mengendurkan mereka akan mencegah kerusakan. Langkah ini sangat penting. Sebuah tabung pengenduran sangat mudah dibuat, caranya: Sediakan pasir, kemudian tempatkan 5 cm pasir di dasar toples kaca. Pasir dijenuhkan dengan air, dengan beberapa tetes formalin ditambahkan untuk mencegah pertumbuhan jamur, dan sepotong kertas isap ditempatkan pada permukaan pasir untuk penempatan spesimen.

Kemudian ditutup selama 1 sampai 3 hari, tergantung pada ukuran serangga (semakin besar ukuran, semakin lama periode). Berhatihatilah, karena terlalu lama penyimpanan dapat mengakibatkan periode pertumbuhan jamur dan rusaknya spesimen.

Menurut Borror et all (1992), pinning adalah penusukan serangga dengan jarum anti-karat atau lapis nilon Berikut ini merupakan beberapa contoh penjepitan serangga menurut beberapa ordo: Hemiptera dan Homoptera harus disematkan melalui scutellum. Ordo lainnya harus di semat melalu mesothorax. Untuk ordo Lepidoptera, cara yang terbaik adalah dengan merentangkan sayapnya (spreading).

Berikut ini merupakan teknik penjempitan serangga: Pinning.

Spreading (membentangkan sayap Lepidoptera).

Spesimen yang terlalu kecil dan l

embut untuk disematkan biasan ya sudah terpasang baik pada cardboard points atau micropins. Micropins merupakan penjepit yang sangat halus tanpa kepala yang seharusnya menusuk serangga dari sisi ventral. Sisi lain dari micropin ini nantinya akan dihubungkan ke jarum pinning melalui sedikit gabus atau sumbat, atau dengan cara menusuk ujung lain cardboard points dengan jarum. Teknik ini disebut mounting.

Pemberian label harus akurat. Tanggal harus di tulis

pada salah satu gaya berikut: 10 Agustus.1997, 10.VIII.1997, atau VIII.10.1997. Jangan pernah menggunakan 8/10/1997 atau 10/8/1997. Bentuk yang disarankan adalah: KANSAS: Riley Co. Manhattan VIII.10.1997 Teknik pemberian label.

Contoh penyimpanan

berbentuk kabinet dalam Museum. Pada masing-masing nampan berisi satu/lebih spesies tunggal, dan nampan tersebut biasanya label disusun secara alfabetis dari mulai spesies hingga genus, dari genus hingga family, dari family hingga ordo.

Contoh display

penyimpanan museum. Untuk mencegah kerusakan koleksi serangga oleh hama, pemberian racun serangga atau insektisida pada penyimpanan koleksi secara berkala sangat disarankan.

Penyimpanan dalam

smith box atau kotak kardus untuk pemula. Cara ini lebih mudah dan lebih murah di bandingkan penyimpanan dan display dalam kabinetkabinet kayu seperti di dalam museum.

Cairan pengawet khusus telah di kembangkan untuk merawat kekakuan tubuh

dan mencegah penggelapan pada spesimen. Berikut ini merupakan salah satu campuran larutan pengawet yang dapat digunakan. Minyak tanah 30 bagian Asam asetat glasial 20 bagian 95% etil alkohol 90 bagian Isobutil alcohol 30 bagian Dioxane (bukan dioxin) 10 bagian Cairan dalam urutan di daftar di campur. Minyak tanah dapat dikurangi separuhnya jika spesimen memiliki kulit yang tipis. Untuk hasil terbaik, spesimen harus ditempatkan langsung ke dalam larutan ketika masih hidup. Serangga belum dewasa dengan insang tidak boleh disimpan dalam cairan ini karena cenderung terdistorsi. Pemberian label dengan cairan pengawet yang mengandung alkohol, sebaiknya tidak menggunakan alkohol atau spidol yang berbahan dasar alkohol, karena label dapat luntur terkena larutan pengawet.

Thank you~