melakukan perubahan penebangan berdampak … · produktivitas, penebangan cara ini dapat...

1
Konsesi kayu hutan alam Indonesia (HPH) mencapai lebih dari 20 juta hektar kawasan hutan dan oleh karena itu merupakan mitra penting dalam memajukan pengelolaan hutan lestari. Konsesi hutan yang dikelola dengan baik dengan menerapkan praktik-praktik terbaik dan mo- dern dapat mempertahankan hutan bernilai konservasi tinggi, melestarikan habitat satwa liar, dan menghasilkan manfaat ekonomi jangka panjang. Namun, kurangnya kapasitas menyebab- kan sebagian besar HPH mengoperasikan praktik-praktik penebangan sederhana tanpa ren- cana pemanenan yang terperinci dan prosedur mitigasi. Selain dapat menurunkan tingkat produktivitas, penebangan cara ini dapat menyebabkan degradasi hutan yang semestinya da- pat dihindari, emisi gas rumah kaca yang signifikan, dan hilangnya keanekaragaman hayati. Untuk memenuhi tantangan ini, USAID LESTARI melaksanakan pelatihan dalam Penebangan Berdampak Rendah (Reduced Impact Logging/RIL) untuk 9 HPH mitra yang mencakup area seluas 618.000 hektar di Provinsi Kalimantan Tengah dan Papua. RIL adalah rangkaian teknik pemanenan hutan modern yang menghasilkan efisiensi lebih besar dan tingkat kerusakan le- bih rendah pada pohon, tanah, dan air. Beberapa teknik RIL kunci meliputi: (1) penebangan pohon terarah; (2) membangun kawasan perlindungan daerah aliran sungai (DAS); (3) meng- gunakan teknologi yang lebih baik untuk mengurangi kerusakan tanah; dan (4) meminimalkan pembangunan jalan. Implementasi RIL dapat mengurangi kerusakan tegakan pohon sebesar 32%, limbah kayu sebesar 12%, dan emisi hingga 40% jika dibandingkan dengan penebangan konvensional. Selain manfaat lingkungan tersebut, RIL telah terbukti dapat meningkatkan pro- duktivitas hingga 33%. Pelatihan RIL dilaksanakan oleh dua mitra berpengalaman: The Tropical Forest Foundation (TFF) dan Lembaga Wana Aksara (LWA). Mulai Maret 2018, kedua mitra ini telah mengirim- kan sekitar 70% modul pelatihan. Setelah selesai, LESTARI akan bekerja dengan manajemen HPH sehingga praktek RIL diadopsi ke dalam Prosedur Operasi Standar Perusahaan (SOP) dan implementasinya dipantau secara teratur. Ini akan memastikan bahwa pelatihan RIL di- terjemahkan ke dalam komitmen nyata dan jangka panjang untuk memperbaiki cara pengelo- laan hutan di lapangan. Sementara itu, HPH akan mendapatkan manfaat berupa penghema- tan biaya, langkah-langkah menuju sertifikasi FSC, dan akhirnya akses ke pasar premium. Yang paling signifikan, LESTARI telah mampu menunjukkan nilai inisiatif ini kepada mitra-mitra pemerintah Indonesia dan mengkatalisasi dampaknya secara nasional. LESTARI telah beker- ja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan pemangku kepentingan lainnya untuk mengembangkan pedoman yang akan mewajibkan RIL kepada setiap HPH yang beroperasi di Indonesia. Peraturan Menteri yang inovatif ini sedang dalam tahap finali- sasi dan diperkirakan akan dikeluarkan sekitar Mei 2018. MELAKUKAN PERUBAHAN PENEBANGAN BERDAMPAK RENDAH: KOMITMEN MENUJU KELESTARIAN Keterangan (dari atas ke bawah) 1. Pelatihan tingkat lapangan RIL dengan staf HPH di Kalimantan Tengah. 2. Kunjungan lapangan oleh Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari di Kemeterian Lingkungan Hidup dan Kehutanan ke lokai pe- latihan RIL. 3. Lokasi konsesi kayu mitra di Kalimantan Tengah, meliputi 377.000 hektar (ditandai dengan warna merah).

Upload: hoangtuong

Post on 28-Mar-2019

238 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MELAKUKAN PERUBAHAN PENEBANGAN BERDAMPAK … · produktivitas, penebangan cara ini dapat menyebabkan degradasi hutan yang semestinya da- pat dihindari, emisi gas rumah kaca yang signifikan,

Konsesi kayu hutan alam Indonesia (HPH) mencapai lebih dari 20 juta hektar kawasan hutan dan oleh karena itu merupakan mitra penting dalam memajukan pengelolaan hutan lestari. Konsesi hutan yang dikelola dengan baik dengan menerapkan praktik-praktik terbaik dan mo- dern dapat mempertahankan hutan bernilai konservasi tinggi, melestarikan habitat satwa liar, dan menghasilkan manfaat ekonomi jangka panjang. Namun, kurangnya kapasitas menyebab- kan sebagian besar HPH mengoperasikan praktik-praktik penebangan sederhana tanpa ren-cana pemanenan yang terperinci dan prosedur mitigasi. Selain dapat menurunkan tingkat produktivitas, penebangan cara ini dapat menyebabkan degradasi hutan yang semestinya da- pat dihindari, emisi gas rumah kaca yang signifikan, dan hilangnya keanekaragaman hayati.

Untuk memenuhi tantangan ini, USAID LESTARI melaksanakan pelatihan dalam Penebangan Berdampak Rendah (Reduced Impact Logging/RIL) untuk 9 HPH mitra yang mencakup area seluas 618.000 hektar di Provinsi Kalimantan Tengah dan Papua. RIL adalah rangkaian teknik pemanenan hutan modern yang menghasilkan efisiensi lebih besar dan tingkat kerusakan le-bih rendah pada pohon, tanah, dan air. Beberapa teknik RIL kunci meliputi: (1) penebangan pohon terarah; (2) membangun kawasan perlindungan daerah aliran sungai (DAS); (3) meng-gunakan teknologi yang lebih baik untuk mengurangi kerusakan tanah; dan (4) meminimalkan pembangunan jalan. Implementasi RIL dapat mengurangi kerusakan tegakan pohon sebesar 32%, limbah kayu sebesar 12%, dan emisi hingga 40% jika dibandingkan dengan penebangan konvensional. Selain manfaat lingkungan tersebut, RIL telah terbukti dapat meningkatkan pro-duktivitas hingga 33%.

Pelatihan RIL dilaksanakan oleh dua mitra berpengalaman: The Tropical Forest Foundation (TFF) dan Lembaga Wana Aksara (LWA). Mulai Maret 2018, kedua mitra ini telah mengirim-kan sekitar 70% modul pelatihan. Setelah selesai, LESTARI akan bekerja dengan manajemen HPH sehingga praktek RIL diadopsi ke dalam Prosedur Operasi Standar Perusahaan (SOP) dan implementasinya dipantau secara teratur. Ini akan memastikan bahwa pelatihan RIL di- terjemahkan ke dalam komitmen nyata dan jangka panjang untuk memperbaiki cara pengelo-laan hutan di lapangan. Sementara itu, HPH akan mendapatkan manfaat berupa penghema- tan biaya, langkah-langkah menuju sertifikasi FSC, dan akhirnya akses ke pasar premium.

Yang paling signifikan, LESTARI telah mampu menunjukkan nilai inisiatif ini kepada mitra-mitra pemerintah Indonesia dan mengkatalisasi dampaknya secara nasional. LESTARI telah beker-ja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan pemangku kepentingan lainnya untuk mengembangkan pedoman yang akan mewajibkan RIL kepada setiap HPH yang beroperasi di Indonesia. Peraturan Menteri yang inovatif ini sedang dalam tahap finali- sasi dan diperkirakan akan dikeluarkan sekitar Mei 2018.

MELAKUKAN PERUBAHAN

PENEBANGAN BERDAMPAK RENDAH: KOMITMEN MENUJU KELESTARIAN

Keterangan (dari atas ke bawah)

1. Pelatihan tingkat lapangan RIL dengan staf HPH di Kalimantan Tengah.

2. Kunjungan lapangan oleh Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari di Kemeterian Lingkungan Hidup dan Kehutanan ke lokai pe- latihan RIL.

3. Lokasi konsesi kayu mitra di Kalimantan Tengah, meliputi 377.000 hektar (ditandai dengan warna merah).