matra - bencana

Upload: mindi-widayani

Post on 18-Oct-2015

169 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

  • 5/28/2018 MATRA - BENCANA

    1/42

    1

    KASUS MANAGEMENT BENCANA

    PAGE 1

    Anda adalah dokter lulusan FK UPN yang diterima sebagai PNS dan ditugaskan

    sebagai kepala puskesmas Ngaglik dikecamatan Ngaglik, Kabupaten sleman,

    Propinsi DIY.

    Kecamatan Ngaglik adalah daerah dilereng Gunung Merapi yang merupakan salah

    satu gunung berapi teraktif di dunia ibu kota kecamatan adalah Ngaglik yang

    berjarak sekitar 20 Km dari puncak merapi. Data wilayah kecamatan anda sebagai

    berikut ;

    Jumlah dusun / kelurahan : 18 pedukuhan

    Jumlah penduduk : 4322 jiwa

    Puskesmas anda berada didekat lapangan sepak bola dengan jumlah personil :

    Dr.umum 2 orang termasuk anda, dr gigi 1 orang.

    Perawat 15 orang. Tenaga administrasi 4 orang dan laborat 1 orang.

    Lokasi Ngaglik berjaraK 12 Km dari kota sleman ( ibukota kabupaten ),

    mempunyai jalur pendekat ( jalan kabupaten ) yang menghubungkan dengan

    kaliurang, pakem, dan cangkringan yang merupakan desa dan kota kecamatan

    yang lebih dekat dengan puncak merapi.

    Kaliurang berjarak 5 Km , pakem 12 Km, Cangkringan 12 Km dari uncak merapi.

    Ketiga nya merupakan daerah ancaman awan panas merapi ( wedus gembel )

    pakem dan cangkringan mempunyai puskesmas. Pakem dipimpin oleh dokter baru

    dan cangkringan dipimpin oleh sarjana kesmas. Fasilitas kedua puskesmas belum

    selengkap puskesmas ngaglik.

    Pada tanggal 2 januari 20XY anda diundang ke sleman untuk rapat koordinsiBPBD Sleman. Rapat dipimpin oleh sekda selaku ketua BPBD Sleman dan dalam

    rapat tersebut beradasarkan surat keputusan Bupati Sleman anda ditunjuk sebagai

    koordinator bidang kesehatan wilayah I BPBD Sleman.

    Wilayah I yang meliputi daerah kecamatan pakem, Ngemplak, Cangkringan dan

    ngaglik. Camat Ngaglik ditunjuk sebagai korwil I.

    Meskipun merapi dalam kondisi aktif normal, tetapi anda segera mengadakan

    rapat koordinasi pelaksana penanggulangan bencana wilayah I.

  • 5/28/2018 MATRA - BENCANA

    2/42

    2

    Dalam rapat koordinasi tersebut :

    1. Siapa saja yang anda undang ?2. Materi rapat/ koordinasi apa yang dikemukakan ?3. Setelah rapat, kegiatan apa yang anda lakukan ?

  • 5/28/2018 MATRA - BENCANA

    3/42

    3

    PAGE 2

    Pada tanggal 14 Januari 20xy Kepala poliklinik puskesmas anda melaporkan

    bahwa ada pasien pemuda berumur18 tahun warga dukuh ngemplak dengan luka

    memear paa kepala , bibir luka robek akibat dipukuli sekelompok pemuda kec.

    Ngaglik karena mengendarai sepeda motor di daerah Ngaglik dengan kencang dan

    menyerempet seorang pejalan kaki. Beberapa waktu yang lalu pernah terjadi

    perkelahian massal antara kedua kelompok pemuda dari kedua daerah tersebut.

    Menanggapi laporan tersebut apa yang anda akan lakukan ?

    Dalam perjalanan waktu kondisi merapi dipantau makin ada peningkatan aktifitas.

    Pada tanggal 5 maret 20XY jam 8. 45 WIB, pusat vukanologi dan mitigasi

    bencana geologi, kem. ESDM menginformasikan kepada ketua BPBD Sleman,

    Magelang dan sekitarnya bahwa aktifitas gunung merapi meningkat, beberapa kali

    gempa vukanik disertai getaran tremo yang tercatat di seismograf Pos pengamatan

    gunung merapi Kaliurang.Ketua BPBD Sleman segera mengumumunkan status

    merapi menjadi siaga.

    Pada tanggal 7 maret 20XY jam 11.15 WIB. Terdengar dentuman keras dari

    puncak merapi diikuti dengan keluarnya gumpalan awan panas dari kawah yang

    mengalir kearah selatan puncak merapi. Segera diumumkan perubahan status

    menjadi awas merapi dan diperintahkan penduduk diradius 15 KM dari puncak

    merapi untuk mengungsi.

    Selaku kepala puskesma Ngaglik, atas perintah ketua BNPB Sleman melalui

    kepala dinas kesehatan sleman anda segera memberlakukan organisasi

    penanggulangan bencana.

    Pukul 18.00 datang Tim evakuasi untuk membawa 8 Orang korban letusan, daridaerah pakem. Anda beserta tim segera melakukan triage. Ternyata semua

    mengalami luka bakar dengan berbagai derajat dan dengan primary survey satu

    diantara korban selain luka bakar juga mengalami patah tulang terbuka dipaha. 3

    orang diantaranya harus dievakuasi ke RS dokter sarjito Yogyakarta. ( Ngaglik ->

    jogja 30 menit )

    Jelaskan kegiatan yang anda lakukan (triage )

  • 5/28/2018 MATRA - BENCANA

    4/42

    4

    PAGE 3

    Dari ketua BPBD didapat informasi bahwa kondisi merapi masih dalam status

    awas karena masih ada kemungkinan terjadi erupsi lagi. Karena fasilitas

    puskesmas Ngaglik cukup untuk kegiatan bedah anda memohon bantuan ke

    kepala dinas kesehatan.

    Bantuan apa yang anda minta ?

    16 Maret 20XY terjadi keributan ditempat pengungsian, di tempat bapak sono 31

    tahun mengamuk dari alloanamnesa, diperoleh keterangan bahwa bapak sono asal

    kaliurang dari awal ditempat pengungsi sudah kelihatan murung karena istrinya

    mengalami luka bakar yang cukup parah dan dirawat di RSU sleman dan anak nya

    3 orang, Anak bungsunya yang berumur 3 tahun selalu rewel menanyakan ibunya,

    rumahnya rusak berat dan 3 ekor sapinya mati terkena awan panas.

    Selain itu ada 5 orang pengungsi yang menderita batuk-batuk dan gatal-gatal.

    Kegiatan apa yang anda lakukan?

    Setelah terjadi 2 erupsi lagi ternyata aktifitas G. Merapi mulai terlihat menurun

    dan tiga minggu pasca letusan dinas vulkanologi, mitigasi bencan, geologi,

    memberikan informasi bahwa status bencana sudah dapat diturunkan kembali

    menjadi siaga masa tanggap darurat dinyatakan selesai dan memasuki tahapan

    berikutnya. Padatahap berikutnya, anda melaksanakan kegiatan apa saja?

  • 5/28/2018 MATRA - BENCANA

    5/42

    5

    LEARNING PROGRESS REPORT

    Problem

    1. Siapa saja yang terlibat dalam persiapan pengangan bencana alam ?2. Apa saja yang perlu dipersiapkan dalam persiapan penanganan bencana alam?3. Bagaimana koordinasi lapangan dan aspek lainnya pada penanganan bencana

    alam?

    4. Apa saja tugas pokok ketua puskesmas?5. Apa tugas koordinator kesehatan ?6. Peraturan perundangan apasaja yang mengatur penanganan bencan alam ?7. Apa saja jenis-jenis bencana?

    I Dont Know

    1. PP bencana2. Struktur organisasi penanganan bencana3. Tahapan penanggulangan bencana : prabencana, tanggap bencana, pasca

    bencana

    4. Tingkatan bencana5. Triage6. Masalah pengungsian

  • 5/28/2018 MATRA - BENCANA

    6/42

    6

    DASAR-DASAR HUKUM

    PADA PENANGGULANGAN BENCANA

    Dasar Hukum :

    Undang-undang Dasar RI Tahun 1945 Undang-undang RI No 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana PP RI No 21 Tahun 2008 Tentang Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan

    Bencana

    PP RI No 22 Tahun 2008 Tentang Pendanaan Dan Pengelolaan BantuanBencana

    PP RI No 23 Tahun 2008 Tentang Peran Serta Lembaga Asing NonPemerintah Dalam Penanggulangan Bencana

    Peraturan Presiden RI No 8 Tahun 2008 Tentang BNPB

    Undang-undang Dasar RI 1945

    Negara Kesatuan Republik Indonesia bertanggung jawab melindungisegenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan

    tujuan untuk memberikan pelindungan terhadap kehidupan dan

    penghidupan termasuk pelindungan atas bencana, dalam rangka

    mewujudkan kesejahteraan umum yang berlandaskan Pancasila.

    Undang-undang RI No 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana

    TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG

    Diatur pada pasal 5pasal 9

    Pasal 5

    Pemerintah dan pemerintah daerah menjadi penanggung jawab dalampenyelenggaraan penanggulangan bencana.

    KELEMBAGAAN

    TentangBadan Nasional Penanggulangan Bencanapada pasal 10pasal 17

  • 5/28/2018 MATRA - BENCANA

    7/42

    7

    Pasal 11

    1. Badan Nasional Penanggulangan Bencana sebagaimana dimaksud dalamPasal 10 ayat (1) terdiri atas unsur:

    1. pengarah penanggulangan bencana; dan2. pelaksana penanggulangan bencana.

    Tentang Badan Penanggulangan Bencana Daerahpada pasal 18pasal 25

    Pasal 19

    1. Badan penanggulangan bencana daerah terdiri atas unsur:a) pengarah penanggulangan bencana; dan

    b) pelaksana penanggulangan bencana.2. Pembentukan badan penanggulangan bencana daerah sebagaimana

    dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan melalui koordinasi dengan Badan

    Nasional Penanggulangan Bencana.

    HAK DAN KEWAJIBAN MASYARAKAT

    Hak Masyarakat

    Pasal 26

    (1) Setiap orang berhak:

    a. mendapatkan pelindungan sosial dan rasa aman, khususnya bagi kelompok

    masyarakat rentan bencana;

    b. mendapatkan pendidikan, pelatihan, dan ketrampilan dalam

    penyelenggaraan penanggulangan bencana.

    c. mendapatkan informasi secara tertulis dan/atau lisan tentang kebijakan

    penanggulangan bencana.

    d. berperan serta dalam perencanaan, pengoperasian, dan pemeliharaanprogram penyediaan bantuan pelayanan kesehatan termasuk dukungan

    psikososial;

    e. berpartisipasi dalam pengambilan keputusan terhadap kegiatan

    penanggulangan bencana, khususnya yang berkaitan dengan diri dan

    komunitasnya; dan

    f. melakukan pengawasan sesuai dengan mekanisme yang diatur atas

    pelaksanaan penanggulangan bencana.

  • 5/28/2018 MATRA - BENCANA

    8/42

    8

    (2) Setiap orang yang terkena bencana berhak mendapatkan bantuan pemenuhan

    kebutuhan dasar.

    (3) Setiap orang berhak untuk memperoleh ganti kerugian karena terkena bencana

    yang disebabkan oleh kegagalan konstruksi.

    Kewajiban Masyarakat

    Pasal 27

    Setiap orang berkewajiban:

    a. menjaga kehidupan sosial masyarakat yang harmonis, memelihara

    keseimbangan, keserasian, keselarasan, dan kelestarian fungsi lingkungan

    hidup;

    b. melakukan kegiatan penanggulangan bencana; dan

    c. memberikan informasi yang benar kepada publik tentang penanggulangan

    bencana.

    PERAN LEMBAGA USAHA DAN LEMBAGA INTERNASIONAL

    Peran Lembaga Usaha

    Pasal 28

    Lembaga usaha mendapatkan kesempatan dalam penyelenggaraan

    penanggulangan bencana, baik secara tersendiri maupun secara bersama dengan

    pihak lain.

    Pasal 29

    (1) Lembaga usaha menyesuaikan kegiatannya dengan kebijakan

    penyelenggaraan penanggulangan bencana.(2) Lembaga usaha berkewajiban menyampaikan laporan kepada pemerintah

    dan/atau badan yang diberi tugas melakukan penanggulangan bencana serta

    menginformasikannya kepada publik secara transparan.

    (3) Lembaga usaha berkewajiban mengindahkan prinsip kemanusiaan dalam

    melaksanakan fungsi ekonominya dalam penanggulangan bencana.

  • 5/28/2018 MATRA - BENCANA

    9/42

    9

    Peran Lembaga Internasional

    Pasal 30

    (1) Lembaga internasional dan lembaga asing nonpemerintah dapat ikut serta

    dalam kegiatan penanggulangan bencana dan mendapat jaminan pelindungan

    dari Pemerintah terhadap para pekerjanya.

    (2) Lembaga internasional dan lembaga asing nonpemerintah dalam

    melaksanakan kegiatan penanggulangan bencana sebagaimana dimaksud pada

    ayat (1) dapat melakukan secara sendiri-sendiri, bersama-sama, dan/atau

    bersama dengan mitra kerja dari Indonesia dengan memperhatikan latar

    belakang sosial, budaya, dan agama masyarakat setempat.

    (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan kegiatan penanggulangan

    bencana oleh lembaga internasional dan lembaga asing nonpemerintah diatur

    dengan Peraturan Pemerintah.

    PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA

    Umum

    Pasal 31

    Penyelenggaraan penanggulangan bencana dilaksanakan berdasarkan 4 (empat)

    aspek meliputi:

    a. sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat;b. kelestarian lingkungan hidup;c. kemanfaatan dan efektivitas; dand. lingkup luas wilayah.

    Pasal 32

    (1)Dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana, Pemerintah dapat:a. menetapkan daerah rawan bencana menjadi daerah terlarang untuk

    permukiman; dan/atau

    b. mencabut atau mengurangi sebagian atau seluruh hak kepemilikan setiaporang atas suatu benda sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

  • 5/28/2018 MATRA - BENCANA

    10/42

    10

    (2)Setiap orang yang hak kepemilikannya dicabut atau dikurangi sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf b berhak mendapat ganti rugi sesuai dengan

    peraturan perundang-undangan.

    Tahapan

    Pengatur pembagian tahapan dalam penanggulangan bencana.

    Pasal 33

    Penyelenggaraan penanggulangan bencana terdiri atas 3 (tiga) tahap meliputi:

    a. prabencana;

    b. saat tanggap darurat; dan

    c. pascabencana.

    Prabencana

    Pegaturan tentang tahap prabencana pada pasal 34pasal 47.

    Pasal 34

    Penyelenggaraan penanggulangan bencana pada tahapan prabencana sebagaimana

    dimaksud dalam Pasal 33 huruf a meliputi:

    a. dalam situasi tidak terjadi bencana; dan

    b. dalam situasi terdapat potensi terjadinya bencana.

    Tanggap Darurat

    Pengaturan tahap tanggap darurat pada pasal 48pasal 56

    Pasal 48

    Penyelenggaraan penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat sebagaimana

    dimaksud dalam Pasal 33 huruf b meliputi:a. pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber

    daya;

    b. penentuan status keadaan darurat bencana;c. penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena bencana;d. pemenuhan kebutuhan dasar;e. pelindungan terhadap kelompok rentan; danf. pemulihan dengan segera prasarana dan sarana vital.

  • 5/28/2018 MATRA - BENCANA

    11/42

    11

    Pascabencana

    Pengaturan tentang tahap pascabencana pada pasal 57pasal 59

    Pasal 57

    Penyelenggaraan penanggulangan bencana pada tahap pascabencana sebagaimana

    dimaksud dalam Pasal 33 huruf c meliputi:

    a. rehabilitasi; danb. rekonstruksi.

    PENDANAAN DAN PENGELOLAAN BANTUAN BENCANA

    Pendanaan

    Tentang hal-hal yang berhubungan dengan pendanaan pada pasal 60pasal 64

    Pasal 60

    (1)Dana penanggulangan bencana menjadi tanggung jawab bersama antaraPemerintah dan pemerintah daerah.

    (2)Pemerintah dan pemerintah daerah mendorong partisipasi masyarakat dalampenyediaan dana yang bersumber dari masyarakat.

    Pengelolaan Bantuan Bencana

    Tentang pengelolaan bantuan bencana pada pasal 65pasal 70

    Pasal 65

    Pengelolaan sumber daya bantuan bencana meliputi perencanaan, penggunaan,

    pemeliharaan, pemantauan, dan pengevaluasian terhadap barang, jasa, dan/atau

    uang bantuan nasional maupun internasional.

    Undangundang no 24 tahun 2007 ini kemudan diperjelas pengaturannya dalam : PP RI No 21 Tahun 2008 Tentang Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan

    Bencana

    PP RI No 22 Tahun 2008 Tentang Pendanaan Dan Pengelolaan BantuanBencana

    PP RI No 23 Tahun 2008 Tentang Peran Serta Lembaga Asing NonPemerintah Dalam Penanggulangan Bencana

    Peraturan Presiden RI No 8 Tahun 2008 Tentang BNPB

  • 5/28/2018 MATRA - BENCANA

    12/42

    12

    MANAJEMEN BENCANA

    Tahapan dalam penanggulangan bencana :

    1. Pra bencana Situasi tidak terjadi bencana Situasi terdapat potensi bencana

    2. Tanggap darurat3. Pasca bencana

    A. MANAJEMEN PRA BENCANA

    1. Situasi tidak terjadi bencana Perencanaan penanggulangan bencana Pengurangan resiko bencana Pencegahan Pemaduan dalam perencanaan pembangunan Persyaratan analisis resiko bencana Pelaksanaan dan penegakan rencana tata ruang Pendidikan dan pelatihan Persyaratan standar teknis penanggulangan bencana

    2. Situasi terdapat potensi bencana Kesiapsiagaan

    Seksi siaga

    Kegiatan-kegiatan Peringatan dini

    Pengamatan gejala bencana Analisis hasil pengamatan gejala bencana Pengambilan keputusan oleh pihak yang berwenang Penyebarluasan informasi tentang peringatan bencana Pengambilan tindakan oleh masyarakat

  • 5/28/2018 MATRA - BENCANA

    13/42

    13

    Mitigasi bencana Tujuan Dilakukan melalui

    Pelaksanaan penataan ruang Pengaturan pembangunan,infrastruktur,tata bangunan Penyelanggaraan pendidikan,penyuluhan dan pelatihan baik

    secara konvensional ataupun modern

    Tindakan pasif aktif

    a. Tindakan pasif Penyusunan UU Pembuatan peta rawan bencana Pembuatan standar prosedur Pembuatan brosur Pengkajian/analisis resiko bencana

    b. Tindakan aktif Pembuatan dan penempatan tanda-tanda peringatan,bahaya,larangan

    memasuki daerah rawan bencana

    Pelatihan dasar kebencanaan bagi aparat dan masyarakat Pemindahan penduduk dari daerah rawan bencana Penyuluhan dan peningkatan kewaspadaan masyarakat Perencanaan daerah penampungan dan jalur evakuasi

  • 5/28/2018 MATRA - BENCANA

    14/42

    14

    B. MANAJEMEN SAAT TERJADI BENCANA

    (TAHAP TANGGAP DARURAT)

    Tanggap darurat bencana

    Adalah upaya yang dilakukan segera setelah bencana terjadi untuk

    mengurangi dampak bencana, seperti penyelamatan jiwa dan harta benda. Pada

    saat tanggap darurat dukungan yang diberikan dalam kegiatan

    penyelamatan/evakuasi korban bencana adalah penyediaan dan pengoperasian

    peralatan yang diperlukan untuk mendukung dan memberikan akses bagi

    pelaksanaan kegiatan pencarian dan penyelamatan/evakuasi korban bencana

    beserta harta bendanya dan keluar dari lokasi bencana. Pada tahap tanggap

    darurat, dilakukan upaya penyelamatan, pencarian dan evakuasi serta pemberian

    bantuan darurat berupa tempat penampungan sementara, bantuan pangan dan

    pelayanan medis bagi korban bencana.

    Pelaksana kegiatan tanggap darurat utamanya dilakukan untuk

    memulihkan kondisi dan fungsi sarana dan prasarana, khususnya bidang ke-PU-an

    yang rusak akibat bencana, yang bersifat darurat atau sementara namun harus

    mampu mencapai tingkat pelayanan minimal yang dibutuhkan dan menyediakan

    berbagai sarana yang diperlukan bagi perawatan dan penampungan sementara

    para pengungsi atau masyarakat korban bencana.

    Penyelenggaraan penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat :

    1) Pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi, kerusakan, kerugian,dan sumber daya tugas Tim Reaksi Cepat (TRC) Tanggap Darurat

    Bencana

    Untuk mengidentifikasi: cakupan lokasi bencana, jumlah korban, kerusakan

    prasarana dan sarana, gangguan terhadap fungsi pelayanan umum serta

    pemerintahan, dan kemampuan sumber daya alam maupun buatan.

  • 5/28/2018 MATRA - BENCANA

    15/42

    15

    Memuat rumusan pertanyaan 5 W+1 H:

    1. What = APA : macam/ jenis bencana2. When = KAPAN : tanggal/waktu terjadinya bencana3. Where = DIMANA : tempat/lokasi/daerah bencana4. Who = SIAPA/BERAPA : siapa korban dan berapa jumlah korban manusia

    (meninggal dunia, luka berat, luka ringan, sakit), dan pengungsi, kerusakan

    bangunan, sarana dan prasarana umum.

    5. Why = MENGAPA TERJADI : analisis singkat penyebabterjadinya bencana.

    6. HOW = Bagaimana Menangani Bencana : analisissumberdaya yang tersedia di daerah dan kebutuhan bantuan

    sumberdaya yang mendesak untuk penanggulangan tanggap darurat

    bencana.

    2) Penentuan status keadaan darurat bencanaDidasarkan atas :

    Jumlah korban jiwa Kerugian harta benda Kerusakan sarana dan prasarana

    Status dan tingkatan bencana daerah kabupaten / kota

    o Jumlah korban < 100 orango Kerugian harta benda < 1 M rupiaho Kerusakan sarana dan prasarana ringano Cakupan wilayah yang terkena < 10o Dampak sosial ekonomi yang timbul terbataso Pemerintah kabupaten / kota mempu menangani dari SDM, sumber daya

    finansial dan segi teknologinya

  • 5/28/2018 MATRA - BENCANA

    16/42

    16

    Status dan tingkatan bencana daerah provinsi

    o Jumlah korban < 500 orango Kerugian harta benda < 1 T rupiaho Kerugian sarana dan prasarana menengaho Cakupan luas wilayah yang terkena cukup luas, mencakup sebagian dari

    beberapa wilayah kabupaten dalam satu provinsi

    o Dampak sosial ekonomi yang timbul menengaho Pemerintah provinsi bersama pemerintah kabupaten / kota mampu menangani

    bencana

  • 5/28/2018 MATRA - BENCANA

    17/42

    17

    Status dan tingkatan bencana nasional

    o Jumlah korban 500 orango Kerugian harta benda sangat besar > 1 T rupiaho Kerusakan sarana dan prasarana sangat besaro Cakupan wilayah sangat luas, mencakup sebagian wilayah kabupaten di lebih

    dari satu wilayah provinsi

    3) Penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena bencanaMelalui upaya: pencarian dan penyelamatan korban, pertolongan darurat,

    dan/atau evakuasi korban. Evakuasi merupakan upaya pemindahan korban

    dari lokasi kejadian yang berbahaya ke tempat yang memadai untuk diberi

    pertolongan untuk kelangsungan hidupnya.

  • 5/28/2018 MATRA - BENCANA

    18/42

    18

    Berdasarkan UU no. 24 th 2007 pasal 5penyelamatan dan evakuasi korban

    dilaksanakan oleh tenaga terlatih dalam bidang SAR dan kesehatan (TNI,

    POLRI, BASARNAS, DEPKES, dan relawan yang tergabung dalam tim

    reaksi cepat dalam komando penanganan darurat bencana).

    Lokasi pengungsian di sebuah lapangan olahraga untuk meminimalisasikorban akibat gempa bumi susulan

    3 tenda pengungsi dengan kapasitas maksimal masing-masing 75 orang Tempat pengungsi berjarak 4 km dari puskesmas

    4) Pemenuhan kebutuhan dasarMeliputi : kebutuhan air bersih dan sanitasi, pangan, sandang, pelayanan

    kesehatan, pelayanan psikososial, dan penampungan dan tempat hunian.

    5) Perlindungan terhadap kelompok rentanYaitu dengan memberikan prioritas kepada kelompok rentan (bayi, balita, dan

    anak-anak, ibu yang sedang mengandung atau menyusui, penyandang cacat,

    dan orang lanjut usia) berupa penyelamatan, evakuasi, pengamanan, pelayanan

    kesehatan, dan psikososial.

    6) Pemulihan dengan segera prasarana dan sarana vitalDilakukan dengan memperbaiki dan/atau mengganti kerusakan akibat

    bencana.

    Peran dan Fungsi Instansi Pemerintahan Terkait :

    1. Sektor PemerintahanKegiatan pembinaan pembangunan daerah.

    2. Sektor KesehatanPelayanan kesehatan dan medik termasuk obat-obatan dan para medis.

    3. Sektor SosialKebutuhan pangan, sandang, dan kebutuhan dasar lainnya untuk para

    pengungsi.

  • 5/28/2018 MATRA - BENCANA

    19/42

    19

    4. Sektor Pekerjaan UmumTata ruang daerah, penyiapan lokasi dan jalur evakuasi, dan kebutuhan

    pemulihan sarana dan prasarana.

    5. Sektor PerhubunganDeteksi dini dan informasi cuaca/meteorologi dan merencanakan

    kebutuhan transportasi dan komunikasi.

    6. Sektor Energi dan Sumber Daya MineralUpaya mitigatif di bidang bencana geologi dan bencana akibat ulah

    manusia yang terkait dengan bencana geologi sebelumnya.

    7. Sektor Tenaga Kerja dan TransmigrasiPengerahan dan pemindahan korban bencana ke daerah yang aman

    bencana.

    8. Sektor KeuanganAnggaran biaya kegiatan penyelenggaraan penanggulangan bencana pada

    masa prabencana.

    9. Sektor KehutananUpaya mitigatif khususnya kebakaran hutan/lahan.

    10.Sektor Lingkungan HidupUpaya yang bersifat preventif, advokasi, dan deteksi dini dalam

    pencegahan bencana.

    11.Sektor KelautanUpaya mitigatif di bidang bencana tsunami dan abrasi pantai.

    12.Sektor Lembaga Penelitian dan Pendidikan TinggiMerencanakan penyelenggaraan penanggulangan bencana pada masa pra

    bencana, tanggap darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi.13.TNI/POLRI

    Membantu dalam kegiatan SAR, dan pengamanan saat darurat termasuk

    mengamankan lokasi yang ditinggalkan karena penghuninya mengungsi.

  • 5/28/2018 MATRA - BENCANA

    20/42

    20

    C. PENANGANAN PASCA BENCANA

    DEFINISI

    Periode/waktu/masa setelah tahap kegiatan tanggap darurat terjadinya bencana.

    CAKUPAN PEMULIHAN

    1. Proses pengembalian kondisi masyarakat yang terkena bencana2. Mengfungsikan kembali sarana dan prasarana dengan memperbaiki

    prasarana dan pelayanan dasar

    CARA

    Rehabilitasi segala upaya peraikan untuk mengembalikan fungsi

    secara minimal sarana dan prasarana dan fasilitas umum yang rusak akibat

    bencana

    1. Perbaikan sarana dan prasarana sosial/ekonomi2. Penanggulangan kejiwaan pasca bencana melalui : penyuluhan,konseling,

    terapi kelompok dan perawatan.

    3. Pemulihan gizi/ kesehatan4. Pemulihan sosio-ekonomi : penciptaan lapangan kerja, pemberian modal

    usaha

    Rekontruksi segala upaya pembangunan kembali secara terencana,

    terpadu dan terkendali sarana dan prasarana dan fasilitas umum yang rusak

    akibat bencana dengan dukungan pendanaan yang berkesinambungan

    1. Melakukan kajian dan intervetasisasi berbgai kerusakan2. Menyusun rencana pembangunan kembali secara konseptual, agar hasilnya

    lebih baik dari kondisi semula

    3. Melakukan penelitian sebab kerusakan4. Menentukan prioritas pelaksanaan pembangunan5. Melakukan monitoring dan evaluasi

  • 5/28/2018 MATRA - BENCANA

    21/42

    21

    MEKANISME UNTUK PENDANAAN

    1. Usulan pemulihan fisik yang rusak akibat bencana, diajukan olehBupati/Walikota selaku Ketua SATLAK PBP kepada Gubernur selaku Ketua

    SATKORLAK PBP

    2. Gubernur selaku Ketua SATKORLAK PBP berkewajiban untuk segerameneruskan usulan pemulihan fisik yang rusak akibat bencana kepada Ketua

    BAKORNAS PBP

    3. BAKORNAS PBP menerima permohonan usulan pemulihan fisik yang rusakakibat bencana yang diusulkan oleh Gubernur selaku Ketua SATKORLAK

    PBP

    4. BAKORNAS PBP bersama Departemen/Instansi terkait, melakukan kajikebutuhan rahabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana dilengkapi dengan hasil

    oebservasi lapangan atas usulan permohonan bantuan pemulihan fisik yang

    rusak akibat bencana, didampingi SATKORLAK PBP dan SATLAK PBP

    daerah terkait.

    5. Permohonan bantuan yang sudah diseleksi berdasarkan hasil kaji kebutuhandisusun dalam daftar (list) sebagai bahan pembahasan bersama

    Kementerian/Lembaga/Instansi terkait dalam suatu rapat koordinasi.

    6. Progam pemulihan fisik yang rusak akibat bencana, disusun oleh SekretariatBAKORNAS PBP berdasarkan rapat anggota BAKORNAS PBP bersama

    Departemen/Instansi terkait. Selanjutnya usulan tersebut disampaikan kepada

    Menteri Keuangan untuk diteruskan kepada Pimpinan DPR RI .

    PERENCANAAN

    1. Perencanaan pemulihan fisik penanganan rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana disusun oleh Sekretariat BAKORNAS PBP berdasarkan hasil rapat

    koordinasi dengan instansi terkait untuk disampaikan kepada Menteri Keuangan.

    2. Menteri Keuangan bertanggungjawab mengusulkan alokasi anggaran

    penanganan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana kepada Pimpinan DPR

    RI.

    3. Pimpinan DPR RI menetapkan alokasi anggaran penanganan rehabilitasi dan

    rekonstruksi pasca bencana.

  • 5/28/2018 MATRA - BENCANA

    22/42

    22

    TINGKATAN BENCANA ALAM

    Jenis bencana :

    Gunung berapi Banjir Tsunami Gempa bumi Konflik

    GUNUNG BERAPI

    Tingkatan Status Gunung berapi :

    a. AwasPeningkatan kegiatan gunung berapi mendekati/menjelang letusan

    utama yang diawali oleh letusan abu/asap. Berdasarkan analisis data

    pengamatan, segera akan diikuti letusan utama.

    Tingkatan ini memiliki makna :

    - Menandakan gunung berapi yang segera atau sedang meletus atauada keadaan kritis yang menimbulkan bencana

    - Letusan pembukaan dimulai dengan abu dan asap- Letusan berpeluang terjadi dalam waktu 24 jamTindakan yang dapat dilakukan :

    - Wilayah yang terancam bahaya direkomendasikan untukdikosongkan

    - Koordinasi dilakukan secara harian- Piket penuh

    Kegiatan bidang kesehatan :

    - Mengaktifkan sistem penanggulangan gawat darurat terpadu- Melakukan pelayanan kesehatan lapangan- Melakukan evakuasi medik

  • 5/28/2018 MATRA - BENCANA

    23/42

    23

    - Melakukan surveilans kedaruratan- Berkoordinasi dengan sektor terkait dalam penanggulangan krisis

    kesehatan

    b. SiagaPeningkatan kegiatan semakin nyata, yang teramati secara visual dan

    atau secara instrumental serta berdasarkan analisis perubahan kegiatan

    tersebut cenderung diikuti letusan/erupsi.

    Tingkatan ini memiliki makna :

    - Menandakan gunung berapi yang sedang bergerak ke arah letusanatau menimbulkan bencana

    - Peningkatan intensif kegiatan seismik- Semua data menunjukkan bahwa aktivitas dapat segera berlanjut ke

    letusan atau menuju pada keadaan yang dapat menimbulkan

    bencana

    - Jika terus terjadi peningkatan, letusan dapat terjadi dalam waktu 2minggu.

    Tindakan yang dapat dilakukan :

    - Sosialisasi di wilayah terancam- Penyiapan sarana darurat- Koordinasi harian- Piket penuhKegiatan bidang kesehatan :

    - Menyiagakan sarana kesehatan seperti membuka pelayanankesehatan di puskesmas selama 24 jam

    - Mendirikan pos kesehatan di tempat-tempat penampungan- Melakukan surveilans kedaruratan- Melakukan evakuasi medik- Berkoordinasi dengan sektor terkait dalam memantau

    perkembangan aktivitas gunung berapi

    c. WaspadaTerjadi peningkatan kegiatan berupa kelainan yang teramati secara

    visual dan atau secara instrumental.

  • 5/28/2018 MATRA - BENCANA

    24/42

    24

    Tingkatan ini memiliki makna :

    - Ada aktivitas apapun bentuknya- Terdapat kenaikan di atas level normal- Peningkatan aktivitas seismik dan kejadian vulkanis lainnya- Sedikit perubahan aktivitas yang diakibatkan oleh aktivitas magma,

    tektonik dan hidrotermal

    Tindakan yang dapat dilakukan :

    - Penyuluhan/sosialisasi- Penilaian bahaya- Pengecekan sarana- Pelaksanaan piket terbatasKegiatan bidang kesehatan :

    - Berkoordinasi dengan sektor terkait- Menyiagakan sarana kesehatan- Mempersiapkan logistik kesehatan- Melakukan supervisi tempat penampungan- Memperhatikan sistem peringatan dini yang sudah terbentuk

    d. NormalKegiatan gunung api dalam keadaan normal dan tidak memperlihatkan

    adanya peningkatan kegiatan berdasarkan hasil pengamatan secara

    visual, maupun hasil penelitian secara instrumental.

    Tingkatan ini memiliki makna :

    - Tidak ada gejala aktivitas tekanan magma- Level aktivitas dasarTindakan yang dapat dilakukan :

    - Pengamatan rutin- Survei dan penyelidikanKegiatan bidang kesehatan :

    - Melaksanakan dan mengikuti pelatihan penanggulangan krisiskesehatan akibat bencana

    - Menyusun jalur evakuasi bidang kesehatan

  • 5/28/2018 MATRA - BENCANA

    25/42

    25

    - Berperan serta dalam gladi penanggulangan bencana gunung api didaerahnya

    - Melakukan surveilans kesehatan terhadap penduduk rentan- Melakukan koordinasi dengan lintas sektor.

    BANJIR

    Gejala dan Peringatan Dini Banjir

    1. Curah hujan yang tinggi dalam waktu yg lamamerupakan peringatandini banjir di daerah rawan banjir

    2. Tingginya pasang laut yang disertai badai mengindikasikan datangnyabencana banjir beberapa jam kemudian, terutama pd daerah yang

    dipengaruhi pasang surut.

    3. Upaya evakuasi dpt dimulai dengan telah disamai atau dilampauinyaketinggian muka banjir yg disebut muka banjir/air siaga

    Dengan adanya gejala dan peringatan dini ini, maka dibutuhkan suatu

    koordinasi pemerintah setempat dalam penyebar luasan berita peringatan dini

    kepada masyarakat setempat.

    Status siaga banjir

    Penentuan siaga banjir tergantung dari hasil pemantauan petugas di lapangan

    terkait dengan jumlah intensitas air hujan yang turun serta terjadinya peningkatan

    jumlah debit air di masing-masing pintu air yang ada.

    a. Siaga IVBila kondisi air masih dalam keadaan normal, artinya tidak ada peningkatan

    jumlah debit air secara mencolok.

    b. Siaga IIIHujan yang terjadi menyebabkan terjadinya genangan air di lokasi-lokasi

    tertentu tetapi kondisinya masih belum kritis dan membahayakan. Meski

    demikian bila status siaga III sudah ditetapkan, masyarakat sebaiknya mulai

    berhati-hati dan mempersiapkan segala sesuatunya dari berbagai kemungkinan

    bencana banjir.

  • 5/28/2018 MATRA - BENCANA

    26/42

    26

    Penanganan siaga III diserahkan pada masing-masing suku dinas pembinaan

    mental dan kesejahteraan sosial (Bintal Kesos) di masing-masing wilayah.

    c. Siaga IIBila wilayah genangan air mulai meluas, maka akan ditetapkan Siaga II,

    penanggung jawab untuk siaga II ini adalah Ketua Harian Satkorlak

    Penanggulangan Bencana Provinsi (PBP) yaitu Sekretaris Daerah.

    d. Siaga IBila dalam enam jam genangan air tersebut tidak surut dan kritis maka

    ditetapkan Siaga I. Penanggung jawab penanganan status siaga I langsung

    ditangan Gubernur.

    TSUNAMI

    a. GempaGempa pembangkit tsunami biasanya memiliki ciri-ciri sebagai

    berikut:

    Lokasi episenter terletak di laut.

    Kedalaman pusat gempa relatif dangkal, kurang dari 70 km.

    Memiliki magnitudo besar M > 7.0 SR

    Mekanisme pensesarannya adalah sesar naik (thrusting fault) dan

    sesar turun (normal fault)

    b. Waspada (Advisory)ketinggian gekombang tsunami di laut

  • 5/28/2018 MATRA - BENCANA

    27/42

    27

    Pemerintah setempat yang berada pada status Siaga diharapkan segera

    mengarahkan masyarakat untuk melakukan evakuasi.

    d. Awas (Major Warning)gelombang tsunami pada tingkatan tersebut berada di ketinggian

    >3meter

    Pemerintah setempat diharapkan segera mengarahkan masyarakat

    untuk melakukan evakuasi secara menyeluruh.

    SARAN dan ARAHAN UNTUK PEMDA

    Pusat

    Peringatan

    Tsunami

    Nasional

    di BMKG

    Jakarta

    TINGKAT SARAN DARI BMKG

    KEPADA PEMDA

    SARAN DARI

    PEMDA KEPADA

    MASYARAKAT

    Awas Pemerintah Propinsi/Kab/Kota

    yang berada pada tingkat

    AWAS diharap

    memperhatikan dan segera

    mengarahkan masyarakat untuk

    melakukan evakuasi

    menyeluruh

    Segera melakukan

    evakuasi

    Siaga Pemerintah Propinsi/Kab/Kota

    yang berada pada tingkat

    SIAGA diharap

    memperhatikan dan segera

    mengarahkan masyarakat untuk

    melakukan evakuasi

    Waspada Pemerintah Propinsi/Kab/Kota

    ang berada pada tingkat

    WASPADA diharap

    memperhatikan dan segera

    Menjauhi Pantai dan

    Sungai

  • 5/28/2018 MATRA - BENCANA

    28/42

    28

    mengarahkan masyarakat untuk

    menjauhi pantai dan tepian

    sungai

    Info Gempa Gempa di darat, gempa dengan

    magnitudo kecil atau gempa

    dalamtidak ada ancaman

    tsunami

    Tidak perlu

    melakukan evakuasai

    Tsunami I

    GEMPA BUMI

    Intensitas Gempa pada Skala Richter :

    O Skala Richter 1tidak terasa, radius pengaruh gempa 25 km.O Skala Richter 2terasa oleh orang dalam keadaan istirahat, terutama jika

    berada di tingkat atas atau tempat tinggi, radius pengaruh gempa 50 km..

    O Skala Richter 3terasa di dalam rumah, tetapi banyak yang tidakmenyangka kalau ada gempa bumi. Getaran terasa seperti ada truk kecil

    lewat, radius pengaruh gempa 100 km.

    O Skala Richter 4terasa di dalam rumah seperti ada truk berat lewat atauterasa seperti ada barang berat menabrak dinding rumah. Barang-barang

    yang tergantung bergoyang-goyang dan barang-barang yang berdiri

    bergerak. Pintu-pintu berderak dan gelas-gelas gemerincing. Dinding-

    dinding rumah dan rangka rumah berbunyi, radius pengaruh gempa 200

    km.

    O Skala Richter 5 dapat dirasakan di luar rumah. Orang tidur terbangun.cairan tampak bergoyang-goyang dan dapat tumpah sedikit. Barang

    perhiasan rumah yang kecil bergerak atau jatuh. Pintu-pintu terbuka-

    tertutup. Pigura-pigura dan dinding bergerak. Jarum jam ( jam bandul )

    ukuran besar akan mati atau tidak cocok lagi, radius pengaruh gempa 400

    km.

    O Skala Richter 6terasa oleh semua orang. Banyak yang lari keluar karenaterkejut dan takut. Pejalan kaki terganggu. Kaca jendela, barang pecah-

    belah akan pecah. Barang-barang kecil dan buku-buku jatuh dari

  • 5/28/2018 MATRA - BENCANA

    29/42

    29

    tempatnya. Gambar-gambar jatuh dari dinding. Mebel-mebel bergerak dan

    berputar. Plesteran dinding yang lemah akan pecah atau retak, radius

    pengaruh gempa 700 km.

    O Skala Richter 7dapat dirasakan oleh supir yang sedang mengendaraikendaraan. Orang-orang yang berjalan kaki susah untuk berjalan dengan

    baik. Cerobong asap atau menara yang lemah akan runtuh. Terjadi

    pergeseran dan lekukan pada tumpukan pasir dan kerikil. Air jadi keruh

    dan saluran air rusak.

    O Skala Richter 8pengemudi mobil terganggu. bangunan-bangunan yangkuat menderita kerusakan dan ada bagian-bagian yang runtuh. Terjadi

    kerusakan pada dinding yang dibuat tahan terhadap getaran-getaran

    horisontal. Beberapa bagian dari dinding runtuh. cerobong asap, menara,

    dan tangki air berputar atau jatuh. Cabang-cabang pohon patah dan tanah

    basah juga lereng-lereng yang curam terbelah

    O Skala Richter 9terjadi kepanikan umum. Bangunan-bangunan yang tidakkuat hancur dan mengalami kerusakan berat. terjadi kerusakan pada

    pondasi dan rangka-rangka rumah. Pipa-pipa di dalam tanah putus dan

    lumpur serta pasir keluar dari tanah.

    O Skala Richter 10pada umumnya semua tembok dan rangka rumah rusak,bangunan kayu dan jembatan-jembatan yang kuat rusak, tanggul dan

    bendungan juga tambak jebol, terjadi tanah longsong yang besar. Air

    kolam, danau dan sungai meluap. jalan-jalan dan rel kereta api bengkok.

    O Skala Richter 11pipa-pipa di dalam tanah rusak total.Rel kereta apibengkok.

    OSkala Richter 12Seluruh bangunan mengalami kehancuran. Batu-batu,

    barang-barang besar berpindah. Barang-barang terlempar ke udara.

    Pengaruh radius gempa dengan skala richter :

    - Skala richter 1 radius pengaruh gempa 25 km.- Skala richter 2 radius pengaruh gempa 50 km.- Skala richter 3 radius pengaruh gempa 100 km.-

    Skala richter 4 radius pengaruh gempa 200 km.

  • 5/28/2018 MATRA - BENCANA

    30/42

    30

    - Skala richter 5 radius pengaruh gempa 400 km.- Skala richter 6 radius pengaruh gempa 700 km.

    Berdasarkan kedalaman fokus suatu gempa bumi dapat diklasifikasikan menjadi :

    - gempa dangkal (kedalaman fokus 300 km).

    KONFLIK

    Tingkatan dalam konflik terdiri dari :

    o Konflik Intra Individuo Konflik Antar Individuo Konflik Antar Kelompoko Konflik Antar Organisasi

  • 5/28/2018 MATRA - BENCANA

    31/42

    31

    TRIAGE

    Definisi

    Triase berasal dari bahasa Perancis,trier yang berarti menseleksi, yaitu teknik

    untuk menentukan prioritas penatalaksanaan pasien atau korban,saat sumber daya

    terbatas. Merupakan suatu metode yang dikembangkan untuk memungkinkan

    paramedic memilah korban dalam waktu yang singkat kirakira 30 detik.

    Triage adalah proses khusus memilah pasien berdasar beratnya cedera atau

    penyakit untuk menentukan jenis perawatan gawat darurat serta transportasi

    selanjutnya. Tindakan ini merupakan proses yang berkesinambungan sepanjang

    pengelolaan musibah terutama musibah yang melibatkan massa.

    Tujuan

    Untuk menentukan prioritas pelayanan sesuai dengan tingkat kegawatannya

    sesuai dengan tingkat sumber daya yang terbatas

    Prinsip

    - Melakukan yang terbaik untuk sebanyak-banyaknya korban.- Pasien dengan kondisi urgent dan paling besar kemungkinan untuk

    diselamatkan

    Proses triage meliputi tahap pre-hospital / lapangan dan hospital atau pusat

    pelayanan kesehatan lainnya. Triage lapangan harus dilakukan oleh petugas

    pertama yang tiba ditempat kejadian dan tindakan ini harus dinilai ulang terus

    menerus karena status triase pasien dapat berubah. Metode yang digunakan bisa

    secara METTAG (Triage tagging system) atau sistem triage Penuntun Lapangan

    START (Simple Triage And Rapid Transportation).

    Petugas lapangan memberikan penilaian pasien untuk memastikan kelompok

    korban seperti yang memerlukan transport segera atau tidak, atau yang tidak

    mungkin diselamatkan, atau mati. Ini memungkinkan penolong secara cepat

  • 5/28/2018 MATRA - BENCANA

    32/42

    32

    mengidentifikasikan korban dengan risiko besar akan kematian segera atau apakah

    memerlukan transport segera, serta melakukan tindakan pertolongan primer dan

    stabilisasi_darurat.

    Pada tahap rumah sakit, triage dapat juga dilakukan walaupun agak berbeda

    dengan triage lapangan. Dengan tenaga dan peralatan yang lebih memadai, tenaga

    medis dapat melakukan tindakan sesuai dengan kedaruratan penderita dan

    berdasarkan etika profesi. Saat menilai pasien, secara bersamaan juga dilakukan

    tindakan diagnostik, hingga waktu yang diperlukan untuk menilai dan

    menstabilkan pasien berkurang.

    Simple Triage / Triage Sederhana / Triage inisial

    START, sebagai cara triage lapangan yang berprinsip pada sederhana dan

    kecepatan, dapat dilakukan oleh tenaga medis atau tenaga awam terlatih. Dalam

    memilah pasien, petugas melakukan penilaian kesadaran, ventilasi, dan perfusi

    selama kurang dari 60 detik lalu memberikan tanda dengan menggunakan

    berbagai alat berwarna, seperti bendera, kain, atau isolasi.

    Membagi korban menjadi 4 kategori :

    a. Merah (kasus berat)kondisi mengancam nyawa, memerlukan evaluasi dan intervensi

    segera, perdarahan berat, pasien dibawa ke ruang resusitasi segera, waktu

    tunggu 0

    Beberapa contoh kasus lainnya :Merah (Immidiate)

    O Tension pneumothorax-O Distress pernafasan (RR lebih dari 30x/menit)O Perdarahan internal vasa besarO Perdarahan hebatO Cedera jalan nafasO Cardiac arrest

  • 5/28/2018 MATRA - BENCANA

    33/42

    33

    O ShockO Nadi radial tidak teraba, akral dingin, pengisian kapiler lebih dari 2 detikO Luka terbuka di abdomen atau thoraxO Trauma kepala beratO Komplikasi diabetesO KeracunanO Persalinan patologis, misal malpresentasi janinO Tidak sadarO Luka bakar, termasuk luka bakar inhalasiO Fraktur terbuka

    b. Kuning (kasus sedang)Pasien dengan penyakit yang akut, mungkin membutuhkan trolley,

    kursi roda atau jalan kaki, waktu tunggu 30 menit, area critical care.

    Beberapa contoh kasus lainnya :

    Kuning (Delayed)

    O Fraktur tertutup pada ekstremitas (perdarahan terkontrol)O Perdarahan laserasi terkontrolO Luka bakar

  • 5/28/2018 MATRA - BENCANA

    34/42

    34

    - Luka bakar superfisial

    d. Hitam (kasus meninggal)Pasien meninggal atau cedera fatal yang tidak memungkinkan untuk

    resusitasi. Tidak memerlukan perhatian.

    - Cedera kepala berat- Luka bakar derajat III hampir di seluruh tubuh- Kerusakan organ vital

    Dapat juga menggunakan algoritma berikut :

    Advanced Triage / Triage lanjutan

    Pasien dengan harapan hidup yang kecil dengan tersedianya peralatan dan tenaga

    medis yang lebih lengkap diharapkan dapat ditingkatkan harapan hidupnya.

    Namun apabila tenaga medis dan perlengkapan tidak dapat memenuhi kebutuhan

    dari pasien, misalnya pada bencana yang melibatkan banyak korban, tenaga medis

    dapat memutuskan untuk lebih memberikan perhatian pada pasien dengan cedera

    berat yang harapan hidupnya lebih besar sesuai dengan etika profesional. Hal

    inilah yang menjadi tujuan dari triage lanjutan.

    Pemantauan pada triage lanjutan dapat menggunakan Revised Trauma Score

    (RVT) atau Injury Severity Score (ISS).

    RVT menggunakan parameter kesadaran (GCS), tekanan darah sistolik (dapat

    menggunakan per palpasi untuk mempercepat pantauan), dan frekuensipernapasan.

    Skor 12 : delayed

    11 : urgent, dapat ditunda

    410 : immediate, memerlukan penatalaksanaan sesegera mungkin

    03 : morgue, cedera serius yang tidak lagi memerlukan tindakan darurat

  • 5/28/2018 MATRA - BENCANA

    35/42

    35

    Glasgow Coma Scale

    (GCS)

    Systolic Blood Pressure

    (SBP)

    Respiratory Rate

    (RR)

    Coded Value

    13-15 >89 10-29 4

    9-12 76-89 >29 3

    6-8 50-75 6-9 2

    4-5 1-49 1-5 1

    3 0 0 0

    ISS menggunakan parameter 3 bagian tubuh.

    A : wajah, leher, kepalaB : toraks, abdomen

    C : ekstremitas, jaringan lunak, kulit

    tiap parameter diberi skor 05 yaitu :

    1. cedera ringan

    2. cedera sedang

    3. cedera serius4. cedera berat

    5. kritis

    Hasil skoring tersebut kemudian dikuadratkan dan dijumlahkan.

    ISS = A2+ B2+ C2

    Hasil lebih dari 15 dianggap sebagai politrauma. Hasil dari perhitungan ISS ini

    digunakan sebagai perbandingan dalam penentuan prioritas penatalaksanaan

    pasien massal.

    Ada beberapa variasi dari penggunaan triage seperti di atas, pada beberapa kondisi

    atau di beberapa negara. Misalnya di medan perang, seringkali dilakukan reversed

    triage, dimana yang diprioritaskan adalah korban dengan luka paling ringan yang

    membutuhkan pertolongan sehingga korban dapat segera kembali ke medan

    perang.

  • 5/28/2018 MATRA - BENCANA

    36/42

    36

    Di beberapa negara terdapat pedoman lain dalam penentuan triage, namun intinya

    tetap sama. Misalnya di Jerman, tidak seluruh trauma amputasi mayor dianggap

    ditandai dengan kartu merah. Trauma amputasi lengan bawah, setelah ditangani

    pendarahannya, dapat dianggap sebagai kartu kuning dan kemudian ditransfer ke

    rumah sakit. Kadang kala pembagian triage pun menggunakan 5 macam warna.

    Kategori Makna Konsekuensi Contoh

    T1 (I)Mengancam

    jiwa

    Penanganan dan transportasi

    sesegera mungkin

    Lesi yang melibatkan arteri,

    pendarahan organ dalam, trauma

    amputasi mayor

    T2 (II) Cedera berat

    Observasi ketat, penanganan

    secepatnya, transport sedapat

    mungkin

    Trauma amputasi minor, cedera

    jaringan lunak, fraktur dan

    dislokasi

    T3 (III)

    Cedera minor

    atau tidak

    cedera

    Ditangani bila memungkinkan,

    transport dan evakuasi bila

    memungkinkan

    Laserasi minor, abrasi jaringan

    lunak, cedera otot

    T4 (IV)

    Harapan

    hidup kecil

    atau tidak ada

    Observasi dan bila

    memungkinkan pemberian

    analgetik

    Cedera berat, pendarahan berat,

    pemeriksaan neurologis negatif

    T5 (V) MeninggalMenjaga jenazah, identifikasi bila

    memungkinkan

    Dead on arrival, perburukan dari

    T1-4, tidak ada napas spontan

    Hasil Triage

    Evakuasi

    Simple triage mengidentifikasi pasien mana yang memerlukan tindakan

    secepatnya. Di lapangan, triage juga melakukan penilaian prioritas untuk evakuasi

    ke rumah sakit. Pada sistem START, pasien dievakuasi sebagai berikut :

    pasien meninggal ditinggalkan di posisi dimana mereka ditemukan, sebaiknya

    ditutup. Pada pemantauan START, seseorang dianggap meninggal bila tidak

    bernapas setelah dilakukan pembersihan jalan napas dan percobaan napas

  • 5/28/2018 MATRA - BENCANA

    37/42

    37

    buatan.

    Immediate atau prioritas 1 (merah), dievakuasi dengan menggunakan ambulance

    dimana mereka memerlukan penanganan medis dalam waktu kurang dari 1

    jam. Pasien ini dalam keadaan kritis dan akan meninggal bila tidak ditangani

    segera.

    Delayed atau prioritas 2 (kuning), evakuasinya dapat ditunda hingga seluruh

    prioritas 1 sudah dievakuasi. Pasien ini dalam kondisi stabil namun

    memerlukan penanganan medis lebih lanjut.

    Minor atau prioritas 3 (hijau), tidak dievakuasi sampai prioritas 1 dan 2

    seluruhnya telah dievakuasi. Pasien ini biasanya tidak memerlukan penanganan

    medis lebih lanjut setidaknya selama beberapa jam. Lanjutkan re-triage untuk

    mencegah terlewatnya perburukan kondisi. Pasien ini dapat berjalan, dan

    umumnya hanya memerlukan perawatan luka dan antiseptik.

    Triage Sekunder (dalam rumah sakit)

    Pada sistem triage lanjutan, triage sekunder dilakukan oleh paramedis atau

    perawat terlatih di Instalasi Gawat Darurat rumah sakit selama terjadinya bencana.

    Pasien dipilah menjadi 5 kelompok.

    - hitam / expectant : pasien dengan cedera berat yang dapat meninggal

    karena cederanya, mungkin dalam beberapa jam atau hari selanjutnya.

    (luka bakar luas, trauma berat, radiasi dosis letal), atau kemungkinan tidak

    dapat bertahan hidup karena dalam krisis yang mengancam nyawa

    walaupun diberikan penanganan medis (cardiac arrest, syok septik, cedera

    berat kepala atau dada). Pasien ini sebaiknya dimasukkan dalam ruanganrawat dengan pemberian analgetik untuk mengurangi penderitaan.

    - merah / immediate : pasien yang memerlukan tindakan bedah segera

    atau tatalaksana lain untuk menyelamatkan nyawa, dan sebagai prioritas

    utama untuk tim bedah atau ditransport ke rumah sakit yang lebih lengkap.

    Pasien ini dapat bertahan hidup bila ditangani sesegera mungkin.

    - kuning / observation : kondisi pasien ini stabil sementara waktu namun

    memerlukan pengawasan dari tenaga medis terlatih dan re-triage berkala

  • 5/28/2018 MATRA - BENCANA

    38/42

    38

    serta perawatan rumah sakit

    - hijau / wait (walking wounded) : pasien ini memerlukan perhatian dokter

    dalam beberapa jam atau hari kemudian namun tidak darurat, dapat

    menunggu hingga beberapa jam atau dianjurkan untuk pulang dan kembali

    ke rumah sakit keesokan harinya (misal pada patah tulang sederhana, luka

    jaringan lunak multipel)

    - putih / dimiss (walking wounded) : pasien ini mengalami cedera ringan,

    pengobatan P3K dan berobat jalan sudah cukup, peranan dokter disini

    tidak mutlak diperlukan. Contoh cedera pasien ini seperti luka robek, lecet,

    atau luka bakar ringan.

    Penderita yang mengalami kelumpuhan, walaupun tidak mengancam nyawa,

    dapat menjadi prioritas pada keadaan IGD yang sudah tenang. Selama masa ini

    juga, kebanyakan trauma amputasi dapat dianggap sebagai merah karena

    tindakan bedah perlu dilakukan dalam beberapa menit walaupun luka amputasi ini

    tidak mengancam nyawa.

    Sistem Triage Rumah Sakit

    Pada sistem rumah sakit, langkah pertama yang harus dilewati saat masuk rumah

    sakit adalah penilaian oleh perawat triage. Perawat ini kemudian melakukan

    evaluasi kondisi pasien, perubahan-perubahan yang terjadi, dan menentukan

    prioritas giliran untuk masuk ke IGD dan prioritas dalam mendapatkan

    penanganan. Setelah pemeriksaan dan penanganan darurat selesai, pasien dapatmasuk ke dalam sistem triage rumah sakit.

    Pada beberapa rumah sakit yang sudah menggunakan dokter triage, dokter

    tersebut dapat menganjurkan seorang pasien untuk masuk dan menerima

    penanganan dari dokter IGD atau dirawat langsung oleh dokter yang merawat di

    ruangan. Hal ini untuk meningkatkan efektivitas dimana pasien dapat sesegera

    mungkin mendapat perawatan lebih lanjut.

  • 5/28/2018 MATRA - BENCANA

    39/42

    39

    Pemilahan dalam rumah sakit ini juga memerlukan pengetahuan akan bed control

    dan tenaga bantuan, bed mana yang dapat digunakan dan fasilitas apa saja yang

    diperlukan selama dalam penanganan di IGD dan dalam perawatan di ruang rawat

    inap.

  • 5/28/2018 MATRA - BENCANA

    40/42

    40

    PENANGANAN PTSD

    Farmakoterapi Antipsikotik untuk meredakan kecemasan yang parah dan masalah

    yang terkait, seperti sulit tidur atau ledakan emosional.

    Antidepresan Obat-obat ini dapat membantu gejala depresi dankecemasan, juga dapat membantu membantu mengatasi masalah tidur dan

    meningkatkan konsentrasi.

    Contoh : Selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI) obat sertraline

    (Zoloft) dan paroxetine (Paxil)

    Psikoterapi1. Anxiety Management

    Relaxation Training belajar untuk mengontrol ketakutan dankecemasan secara sistematis dan merelaksasikan kelompok otot-otot

    utamamu.

    Breathing Training belajar bernafas dengan perut secara perlahan-lahan, santai dan menghindari bernafas dengan tergesa-gesa yang

    menimbulkan perasaan tidak nyaman, bahkan reaksi fisik yang tidak baik

    seperti jantung berdebar dan sakit kepala.

    Positive thinking dan self- talk belajar untuk menghilangkan pikirannegatif dan mengganti dengan pikiran positif ketika menghadapi hal-hal

    yang membuat stress (stresor).

    Assertivenes Training belajar bagaimana mengekspresikan harapan,opini dan emosi tanpa menyalahkan atau menyakiti orang lain.

    Thought stopping belajar bagaimana mengalihkan pikiran ketika kitasedang memikirkan hal-hal yang membuat kita stress.

    2. Cognitive theraphy

    Terapis membantu untuk merubah kepercayaan yang tidak rasional yangmengganggu emosi dan mengganggu kegiatan-kegiatan kita.

    3. Exposure theraphy

  • 5/28/2018 MATRA - BENCANA

    41/42

    41

    Exposure in the imagination Terapis bertanya kepada penderita untukmengulang-ulang cerita secara detail kenangan-kenangan traumatis sampai

    mereka tidak mengalami hambatan untuk menceritakannya.

    Exposure in reality Terapis membantu untuk menghadapi situasi yangsekarang aman tetapi ingin dihindari karena menyebabkan ketakutan yang

    sangat kuat

    4. Play theraphy

    Terapi bermain digunakan untuk menerapi anak-anak dengan PTSD.Terapis menggunakan permainan untuk memulai topik yang tidak dapat

    dimulai secara langsung. Hal ini dapat membantu anak-anak untuk lebih

    merasa nyaman dalam berproses dengan pengalaman traumatiknya.

  • 5/28/2018 MATRA - BENCANA

    42/42

    42

    DAFTAR PUSTAKA

    - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (Bnpb), Himpunan PeraturanPerundang-Undangan Tentang Penanggulangan Bencana

    - Pedoman Komando Tanggap Darurat Bencana- Pedoman Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana- http://p2mb.geografi.upi.edu/Tentang_Bencana.html- http://pustaka.pu.go.id/uploads/resensi/pedoman_penyelenggaraan_penang

    gulangan_bencana.pdf

    - http://www.bnpb.go.id/website/file/publikasi/380.pdf

    http://p2mb.geografi.upi.edu/Tentang_Bencana.htmlhttp://pustaka.pu.go.id/uploads/resensi/pedoman_penyelenggaraan_penanggulangan_bencana.pdfhttp://pustaka.pu.go.id/uploads/resensi/pedoman_penyelenggaraan_penanggulangan_bencana.pdfhttp://pustaka.pu.go.id/uploads/resensi/pedoman_penyelenggaraan_penanggulangan_bencana.pdfhttp://pustaka.pu.go.id/uploads/resensi/pedoman_penyelenggaraan_penanggulangan_bencana.pdfhttp://www.bnpb.go.id/website/file/publikasi/380.pdfhttp://www.bnpb.go.id/website/file/publikasi/380.pdfhttp://pustaka.pu.go.id/uploads/resensi/pedoman_penyelenggaraan_penanggulangan_bencana.pdfhttp://pustaka.pu.go.id/uploads/resensi/pedoman_penyelenggaraan_penanggulangan_bencana.pdfhttp://p2mb.geografi.upi.edu/Tentang_Bencana.html