materi setelah uts

99
Kuliah 9 Caroline Paskarina, S.IP., M.Si.

Upload: cpaskarina

Post on 19-Jun-2015

360 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Materi Setelah UTS

Kuliah 9

Caroline Paskarina, S.IP., M.Si.

Page 2: Materi Setelah UTS

Pengantar Pemerintah memiliki peran penting sebagai salahsatu aktor 

strategis untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat.I i d i  i h   d l h  i  bi k i    bi k i  Inti dari pemerintahan adalah sistem birokrasi, namun birokrasi dirasakan belum menunjukkan kinerja yang optimal

Reformasi birokrasi pemerintah sangat mendesak dilakukan untuk mengantisipasi demokratisasi, desentralisasi, dan globalisasi

Reformasi birokrasi sesungguhnya juga menjadi awal dalam mengkaji ulang paradigma administrasi publik yang selama ini g j g p g p y gditerapkan di Indonesia, khususnya dalam memandang bekerjanya negara, dan berupaya menemukan paradigma baru administrasi publik yang dapat mendukung reformasi birokrasi secara berkelanjutan

Page 3: Materi Setelah UTS

dParadigma Peran Negara• Negara menjadi aktor dominan• Penyelenggaraan pemerintahan sentralistis• Lingkup intervensi negara luas dan diimbangi dengan kuatnya kapasitas negara sebagai konsekuensi dari 

1950‐1980‐an:         era statisme kuatnya kapasitas negara sebagai konsekuensi dari 

sentralisme

• Pasar adalah aktor dominanP l   i t h  d t li ti  d l   ti l1980 2000 an:          • Penyelenggaraan pemerintahan desentralistis dalam arti luas

• Lingkup intervensi negara seminimal mungkin• Kapasitas negara menurun karena delegitimasi akibat praktik‐praktik menyimpang yang menyebabkan munculnya distrust

1980‐2000‐an:         era liberalisme/ minimal state

• Berupaya mencapai keseimbangan dalam hubungan negara, pasar, dan masyarakat (sinergi/good governance)

• Penyelenggaraan pemerintahan desentralistis• Lingkup intervensi negara disesuaikan dengan kapasitas negara

2000‐sekarang:   era state building

(penguatan  • Lingkup intervensi negara disesuaikan dengan kapasitas negara• Ada penguatan kapasitas negara melalui penyesuaian‐penyesuaian struktural dan ketatalaksanaan

(penguatan negara)

Page 4: Materi Setelah UTS

l ( l d )Negara yang Gagal (Failed State) Selalu diwarnai dengan adanya disharmoni antar  Militer masih memungkinkan menjadi satu Selalu diwarnai dengan adanya disharmoni antar 

komunitas; tidak bisa menyediakan barang politik “keamanan” –yang merupakan barang politik yang paling utama‐ kepada seluruh domain mereka. Negara gagal menciptakan atmosfir keamanan di seluruh wilayah nasional  

Militer masih memungkinkan menjadi satu‐satunya institusi yang memiliki integritas, namun punya kecenderungan terpolitisasi secara kuat (highly politized). Aparat keamanan cenderung menjadi negara dalam negara (state within a state) 

Menyediakan kesempatan ekonomi yang tidak l h  b i  liti        h k seluruh wilayah nasional. 

Negara hanya bisa menjamin keamanan pada ibukota negara saja. 

Memiliki institusi yang lemah, hanya institusi eksekutif yang berfungsi sedangkan keberadaan 

pararel hanya bagi segelitir orang yang punya hak privilege. 

Tanggung jawab negara untuk memaksimlisasikan kesejahteraan warganya sama sekali tidak ada. 

Korupsi menggurita dengan skala yang sangat legislatif tidak lebih dari tukang stempel semata. 

Tidak ada debat‐debat yang demokratis di ranah publik. 

Lembaga yudikatif tidak independen dan lebih sekedar kepanjangtanganan eksekutif  Masyrakat 

p gg g y g gluas. 

Pada beberapa kasus, chaos ekonomi yang dikombinasikan dengan bencana kemudian menimbulkan adanya bencana kelangkaan makanan dan keleparan yang meluas. 

Negara kehilangan legitimasi dasar mereka di saat sekedar kepanjangtanganan eksekutif. Masyrakat pun tidak mendapatkan keadilan di sistem pengadilan, apalagi bila berhadapan dengan negara. 

Birokrasi dalam waktu yang sudah cukup lama kehilangan tanggungjawab profesionalitas 

Negara kehilangan legitimasi dasar mereka di saat batas wilayah mereka menjadi tidak relevan lagi dan sekelompok kekuatan mencoba menggalang kekuatan. 

Warga justru semakin menguat loyalitas komunitasnya dan menjadikannya sebagai sumber keamanan dan kesempatan ekonomikehilangan tanggungjawab profesionalitas 

mereka. Mereka hanya mementingkan kepentingan eksekutif semata dan dengan cara yang halus menekan warganya. 

sumber keamanan dan kesempatan ekonomi.

Page 5: Materi Setelah UTS

( )Negara Kuat (Strong State)• Negara yang kuat ditandai oleh kemampuannya menjamin bahwa hukum dan kebijakan yang dilahirkannya ditaati oleh masyarakat, tanpa harus dilahirkannya ditaati oleh masyarakat, tanpa harus menyebarkan ancaman, paksaan, dan kecemasan yang berlebihan (Fukuyama, 2005)El  d     d   d      k   d l h • Elemen dasar yang ada pada negara yang kuat adalah otoritas yang efektif dan terlembaga

• Kuat atau lemahnya negara tidak terkait dengan Kuat atau lemahnya negara tidak terkait dengan cakupan/lingkup peran negara, tapi dengan kapasitasnegara dalam berperan sebagai lembaga pengatur dan pemegang kekuasaan pemaksa dalam masyarakatpemegang kekuasaan pemaksa dalam masyarakat

Page 6: Materi Setelah UTS

Lingkup Peran Negara

Sumber: Fukuyama, 2005

Page 7: Materi Setelah UTS

Kapasitas Negara• Menggambarkan kemampuan‐kemampuan kelembagaan untuk:

Merumuskan dan menjalankan berbagai kebijakan dan – Merumuskan dan menjalankan berbagai kebijakan dan memberlakukan undang‐undang

– Menjalankan administrasi secara efisien dan dengan bi k i  i i lbirokrasi minimal

– Mengontrol penyogokan, korupsi, dan penyuapan– Memilihara tingkat transparansi dan g ppertanggungjawaban yang tinggi di lembaga‐lembaga pemerintah

– Menegakan undang‐undang– Menegakan undang‐undang

Page 8: Materi Setelah UTS

Pemerintahan yang Efektif

Kuadran I Kuadran IIKuadran ILingkup peran sedikit, 

kapasitas tinggi

Kuadran IILingkup peran banyak, 

kapasitas tinggi

Negara

Kuadran III Kuadran IVKapasitas N

Kuadran IIILingkup peran sedikit, kapasitas rendah

Kuadran IVLingkup peran banyak kapasitas rendah

K

Lingkup Peran Negara

Page 9: Materi Setelah UTS

Terdapat 2 alternatif format pemerintahan yang efektif  yakni:efektif, yakni: Pemerintahan dengan lingkup peran terbatas/sedikit dan kapasitas tinggi

Pemerintahan dengan lingkup peran luas/banyak dan kapasitas tinggi

Di antara kedua alternatif ini  yang dinilai lebih  Di antara kedua alternatif ini, yang dinilai lebih optimal adalah alternatif pada Kuadran I, di mana lingkup peran terbatas dan kapasitas negara tinggig p p p g gg

Upaya untuk mencapai kondisi pada Kuadran I tersebut, salahsatunya, dilakukan melalui yreformasi birokrasi

Page 10: Materi Setelah UTS

Reformasi Birokrasi Deliberate changes to structure and processes of public sector organizations with the objective of getting them (in same sense) to run better  getting them (in same sense) to run better  (Christopher Pollit and Geert Bouckaert)

Perubahan struktural, meliputi Penggabungan organisasi Penggabungan organisasi Pemisahan (pemekaran) organisasi

Proses, meliputi antara lain :d i   l   i t desain ulang sistem

penetapan standar kualitas pelayanan penyusunan prosedur baru penganggaran

it i  d   l i h il  khi   monitoring dan evaluasi hasil akhir program

Page 11: Materi Setelah UTS

Reformasi merupakan upaya untuk melakukan transformasi, dalam arti: Reframing: mengerangka ulang tujuan yang ingin dicapai organisasi Reframing: mengerangka ulang tujuan yang ingin dicapai organisasi 

melalui perubahan tata nilai Restructuring: melakukan pembenahan struktur organisasi dan tata 

kerja Revitalization: menyusun ulang prioritas peran birokrasi pemerintah Renewal: melakukan pembaharuan untuk membangkitkan semangat 

organisasiBi k i  k   i i    l k k  f i  Birokrasi merupakan organisasi yang melaksanakan fungsi tertentu berdasarkan hirarkhi jabatan, wewenang, dan bersifat impersonalR f i bi k i  k    t f i  i t   Reformasi birokrasi merupakan proses transformasi sistem, struktur, dan kultur untuk mencapai kinerja birokrasi yang lebih efisien,  efektif, dan profesional dalam era pemerintahan yang demokratisdemokratis

Page 12: Materi Setelah UTS

Reformasi Birokrasi dan Penguatan Kapasitas Negara

Reformasi birokrasi merupakan perubahan (transformasi) yang terencana, yang berfokus pada perubahan y g y g p pkelembagaan yang berdampak pada perubahan ketatalaksanaan dan kultur birokrasi.

Reformasi birokrasi di Indonesia dimaknai sebagai media untuk melakukan pendefinisian ulang peran pemerintah  untuk melakukan pendefinisian ulang peran pemerintah. 

Peran pemerintah yang ingin dicapai melalui reformasi birokrasi adalah peran pemerintah yang moderat

Artinya  bukan minimal state yang lingkup fungsinya Artinya, bukan minimal state yang lingkup fungsinya terbatas dan menyerahkan pada mekanisme pasar dalam penyediaan barang‐barang publik (public goods) dan pelayanan publik; serta bukan pula intervensionist statep y p pdengan peran pemerintah yang sangat luas dalam hampir seluruh bidang kehidupan.

Page 13: Materi Setelah UTS

Praktik Reformasi Birokrasi di Berbagai Negaradi Berbagai Negara

Korea SelatanMalaysiayThailand

Page 14: Materi Setelah UTS

l ( )Korea Selatan (1963‐2008) Reformasi birokrasi di Korea Selatan merupakan konsekuensi dari terjadinya 

pergeseran paradigma dalam administrasi publik di Korea Selatan, yang ditandai oleh perubahan peran pemerintah, dari yang semula tradisional menjadi modern.

Tujuan dari reformasi birokrasi di Korea Selatan adalah untuk menciptakan organisasi pemerintah yang ramping dan efisien, namun dapat memberikan pelayanan publik dengan kualitas terbaik

Pembenahan birokrasi berawal dari permasalahan pokok yang menjadi penyakit Pembenahan birokrasi berawal dari permasalahan pokok yang menjadi penyakit birokrasi. 

Dalam kasus Korea Selatan, tingginya tingkat korupsi dan penyimpangan birokrasi ditangani terlebih dahulu pada fase awal reformasi birokrasi (1963‐1972) dengan 

k   b h   k l d l   i i bi k i  i h  d  menerapkan pembenahan struktural dalam organisasi birokrasi pemerintahan dan membentuk satuan tugas pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme yang diimbangi dengan penegakan hukum dalam hal peredaran barang‐barang ilegal

Terdapat 2 (dua) lembaga yang menjadi aktor utama dalam reformasi birokrasi, p ( ) g y g j ,yakni Komisi Reformasi Administratif dan Satuan Tugas Khusus Penyidikan Anti‐Korupsi

Page 15: Materi Setelah UTS

MDimensi Reformasi Karakteristik

Struktural/Institusional

Restrukturisasi lembaga-lembaga pemerintah Penggabungan Lembaga Pelayanan Administrasi Negara dengan Lembaga Pelayanan

Administrasi FederalMA

Administrasi Federal Implementasi Kebijakan Privatisasi sejak tahun 1983

Prosedural Pembaharuan sistem dan prosedur pelayanan publik Pengembangan unit-unit pelayanan publik (counter services) untuk mendekatkan

pelayanan publik agar mudah dijangkau masyarakat Pengenalan formulir-formulir aplikasi baru, pembangunan pusat pelayanan satu pintu

LA

Pengenalan sistem jaringan pelayanan publik (Public Service Networks)Sumber daya manusia Pengenalan sistem renumerasi yang baru (New Remuneration System), pada tahun 1992

Penerapan sistem penilaian kinerja yang baru (New Performance Appraisal), pada tahun1992

Penerapan sistem renumerasi Malaysia, pada tahun 2002Ke angan dan Pengenalan sistem penganggaran yang dimodifikasiA

YKeuangan dan penganggaran

Pengenalan sistem penganggaran yang dimodifikasi Pengenalan sistem micro-accounting Pengadopsian sistem akuntansi standar bagi lembaga pemerintah (Standard Accounting

System for Governmental Agencies)Kualitas dan produktivitas

Penerapan siklus jaminan mutu Penerapan Total Quality Management

SI

produktivitas Penerapan Total Quality Management Pelembagaan unit-unit penjaminan mutu Pengadopsian sistem ISO 9000 Penerapan sistem benchmarking

Integritas dan akuntabilitas publik

Pengenalan Perjanjian Klien (Client’s Charter), pada tahun 1993 Penguatan Lembaga Anti Korupsi, pada tahun 1997I

A

p Pelembagaan unit-unit manajemen integritas di semua level organisasi pemerintah Pengenalan pada program temu konsumen (meet the clients programme) sebagai sarana

partisipasi, transparansi, dan akuntabilitas publik

Teknologi informasi dan komunikasi serta

Pembangunan Multimedia Super Corridor Program e-services

(1981‐2005)

dan komunikasi serta pelayanan e-government

Program e-procurement Skema pemeliharaan kesehatan jarak jauh (telehealth scheme) dan kartu multifungsi Skema pertukaran tenaga kerja secara elektronik (electronic labour exchange scheme) E-public services

Page 16: Materi Setelah UTS

Thailand (1932‐1996) Mengawasi ukuran organisasi publik, baik dari sisi struktur kelembagaan, prosedur kerja, maupun jumlah pegawai

Reformasi remunerasi berbasis kinerja dan keseimbangan antara remunerasi sektor publik dan swasta

Pengawasan kinerja pelayanan Pengawasan kinerja pelayanan Reformasi manajerial, melalui penerapan sistem penilaian untuk meningkatkan kualitas pelayanan, penyederhaan prosedur, penggunaan TIK, perubahan perilaku aparat.

Penataan lembaga‐lembaga pemerintah, melalui desentralisasi kewenangan ke level pemerintahan terendahdesentralisasi kewenangan ke level pemerintahan terendah

Page 17: Materi Setelah UTS

Hasil Reformasi BirokrasiPembanding Korea Selatan Malaysia Thailand

Periode 45 tahun, bertahap sesuai  24 tahun, bertahap dalam  64 tahun, bertahap dalam periode kepresidenan periode pemerintahan Mahathir beberapa periode pemerintahan

Institusi Pelaksana Khusus, di bawah presiden(Komisi Reformasi Administratif dan Satgas Khusus Penyidikan Anti Korupsi, yang kemudian 

Kementerian, di bawah Perdana Menteri (MAMPU/Unit Pemodenan Tadbiran dan Perancangan Pengurusan 

Khusus, di bawah PerdanaMenteri (Komisi Reformasi Birokrasi)

p , y gdisempurnakan)

g gMalaysia)

Titik awal Pemberantasan korupsi Reformasi birokrasi untuk mendukung pembangunan ekonomi

Mengubah citra buruk birokrasi pemerintah: pengeluaran pemerintah yang sangat besar hingga mencapai 42% dari hingga mencapai 42% dari anggaran publik; besarnya ukuran organisasi birokrasi pemerintah padahal fungsinya tumpang tindih; maraknya lembaga‐lembaga ad hoc yang dibentuk untuk merespon tuntutan perubahan; terjadinya fenomena brain drain di mana sumber daya manusia yang berkualitas enggan bekerja di sektor publik yang sektor publik yang menyebabkan kualitas pelayanan publik makin menurun; dll

Page 18: Materi Setelah UTS

Pembanding Korea Selatan Malaysia Thailand

Strategi Pembenahan struktural, delegasi fungsi pada swasta

Mengatasi kesenjangan sosial ekonomi memperkuat

Modernisasi dan efisiensikelembagaan meningkatkandelegasi fungsi pada swasta 

(privatisasi), perluasan partisipasi publik, pembenahan manajemen SDM dan penganggaran, 

sosial‐ekonomi, memperkuat sektor swasta, kemitraan publik‐privat, privatisasi, strategi kultural melalui penyesuian struktur dan 

kelembagaan, meningkatkan kualitas kinerja dan etika profesionalitas

penggunaan TIK institusi antara sektor publik dan privat

Regulasi penunjang UU Pengawasan PerdaganganBarang Ilegal, UU Etika 

l k

Liberalisasi ekonomi, privatisasi, pembenahan 

UU Lembaga Negara, UU Organisasi Pemerintah, UU 

bl kPegawai Sipil, Gerakan Pemurnian Sosial, Gerakan Reformasi Kesadaran bagi Pegawai Sipil, sistem penggunaan nama asli,dll

sistem penganggaran, pemanfaatan TIK

Pegawai Publik

p gg ,

Hasil Profil birokrasi yang beretika dan profesional dalam memberikan pelayanan publik

Birokrasi di Malaysia lebih diorientasikan ke bisnis untuk menggantikan peran aktif birokrasi dalam 

Birokrasi yang efisien dan suportif untuk meningkatkan daya saing. Peran birokrasi publik adalah untuk 

pembangunan dan meredefinisi perannya sebagai fasilitator dalam aktivitas sektor swasta

memfasilitasi kebijakan pro‐pasar seperti privatisasi dan berbagai aktivitas yang berkaitan dengan sektor swasta seperti businessswasta seperti business licensing, perdagangan internasional, dan pengawasan fiskal

Page 19: Materi Setelah UTS

Prakondisi Reformasi Birokrasi Komitmen politik dan kepemimpinan yang kuat Kewenangan untuk melakukan reformasi harus diberikan pada institusi yang sudah siap dan paham akan konsep f b k k kreformasi birokrasi serta punya komitmen tinggi untuk 

menerapkan konsep tsb Masa transisi untuk institusi yang belum siap dengan time f    j lframe yang jelas

Ada upaya pelibatan seluruh stakeholders Kajian untuk memetakan masalah dan mencari alternatif jsolusi bagi pembenahan seluruh sektor

Pemanfaatan dana secara optimal yang didukung oleh penerapan teknologi komunikasi dan informasi, antara lain 

   dlle‐government, e‐procurement, dll

Page 20: Materi Setelah UTS

Daftar PustakaDaftar Pustaka Aim‐on Aramkul. 1997. “Administration Reform in Thailand”. Makalah, disampaikan 

pada Consultati e Meeting United Nations Headquarters  Ne  York  3 Junipada Consultative Meeting United Nations Headquarters, New York, 3 Juni. Caiden, Gerald E. 1976. Implementation – The Achilles Heel of Administrative Reform in 

Arne F Leemans, The Management of Change in Government. The Hague. Evers, Hans Dieter dan Tilman Schiel. 1990. Kelompok‐Kelompok Strategis: Studi 

Perbandingan tentang Negara,  Birokrasi dan Pembentukan Kelas di Dunia Ketiga. Jakarta:  Yayasan Obor Indonesia.

Gouillart, Francis J. dan James N. Kelly.1995. Transforming the Organization. New York : McGraw‐Hill Inc.

Hwang, Yunwon. 2004. “Administrative Reform: Concepts, Theories, and Issues in Korea”. Makalah, disampaikan pada International Seminar: A New Look at Public Management in the Context Of the Indonesian Bureaucracy  Culture. Jakarta, 28 September.

Pollitt  Christopher dan Geert Bouckaert  2004  Public Management Reform: A  Pollitt, Christopher dan Geert Bouckaert. 2004. Public Management Reform: A Comparative Analysis (Second Edition). Oxford: Oxford University Press.

Shah, Malek dan Mohd. Yusoff. 2002. “An Overview of the Administrative Reform in the Malaysian Public Service”. Makalah, download dari http://www.intanbk.intan.my/

Siddiquee, Noore Alam dan Mohd. Zin Mohamed. 2007. “Paradox of Public Sector Reforms in Malaysia: a Good Governance Perspective”. Dalam Public Administration Quarterly, Fall. 

Page 21: Materi Setelah UTS

Beyond Election: Beyond Election: yyRedefining Democracy in the AmericasRedefining Democracy in the Americas

Kuliah 10Kuliah 10

Caroline Paskarina, S.IP., M.Si.Caroline Paskarina, S.IP., M.Si.

Page 22: Materi Setelah UTS

PengantarPengantarPengantarPengantar

Sesi perkuliahan ini disampaikan dengan Sesi perkuliahan ini disampaikan dengan metode diskusi

Mahasiswa diminta menonton film dokumenter berjudul “Beyond Election: Redefining Democracy in the Americas”

Setelah menonton film tsb tiap mahasiswa Setelah menonton film tsb, tiap mahasiswa diminta menyampaikan kesannya terhadap pengalaman praktik demokrasi di negara-negara Amerika Latin yang ada pada film tsb, kemudian apa lesson learned yang dapat dipakai di Indonesiadipakai di Indonesia

Page 23: Materi Setelah UTS

Lesson LearnedLesson LearnedLesson LearnedLesson Learned

Konsep demokrasi mengandung nilai-nilai yang universal, tapi Konsep demokrasi mengandung nilai nilai yang universal, tapi penerapannya sangat bersifat kontekstual

Artinya, tiap negara yang memilih menerapkan demokrasi harus menerjemahkan nilai-nilai tsb sesuai dengan konteks sosial-budaya-menerjemahkan nilai nilai tsb sesuai dengan konteks sosial budayaekonomi negara tsb

Negara-negara di Amerika Latin (Brazil dan Venezuela) serta komunitas-komunitas marginal di Amerika Serikat mendefinisikan komunitas-komunitas marginal di Amerika Serikat mendefinisikan demokrasi secara sederhana, mengaitkannya dengan pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari, dan menjadikan demokrasi sebagai alat untuk meningkatkan kualitas hidupnyag p y

Konsep participatory democracy yang diterapkan di level grass rootharus diawali oleh pemahaman masyarakat akan pentingnya demokrasi. Pemahaman ini hanya akan terbentuk manakala rakyat y ybenar-benar memperoleh manfaat konkret dari demokrasi

Page 24: Materi Setelah UTS

Bagaimana dengan Indonesia?Bagaimana dengan Indonesia? Demokrasi cenderung dimaknai tunggal secara prosedural,

untuk memilih para pejabat politik Tidak ada keterkaitan antara praktik demokrasi prosedural Tidak ada keterkaitan antara praktik demokrasi prosedural

tsb dengan pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari Indonesia punya modal sosial dan budaya yang kompatibel

dengan demokrasi partisipatori, seperti deliberasi (musyawarah), semangat gotong royong dan kekeluargaan, serta sistem ekonomi kerakyatan berbasis koperasi. Tapi, modal ini tergerus akibat perubahan struktural ke arah liberalisasi

Ada ketidaksesuaian antara akar kultural Indonesia dengan Ada ketidaksesuaian antara akar kultural Indonesia dengan nilai-nilai liberalisme sehingga ketika demokrasi prosedural diterapkan tidak ada penghayatan terhadap nilai-nilai individual yang mendasarinyayang mendasarinya

Karena itu, perlu redefinisi demokrasi yang cocok untuk konteks Indonesia

Page 25: Materi Setelah UTS

Demokrasi ala Indonesia: Demokrasi ala Indonesia: Yang Bagaimana?Yang Bagaimana?

Demokrasi Terpimpin ala Soekarno

Demokrasi Pancasila ala Suharto

Demokrasi Prosedural-Teknokratis ala HabibieD k i Pl li l G Demokrasi Pluralis ala Gus DurDemokrasi Sant n ala SBY Demokrasi Santun ala SBY

Page 26: Materi Setelah UTS

Atau Ada Model Lain?Atau Ada Model Lain?Atau…Ada Model Lain?Atau…Ada Model Lain?

Demokrasi yang:y g√ Mensejahterakan√ Melindungi kelompok marginalg p g√ Mengakui perbedaan sebagai hal yang wajar√ Menjamin kesamaan akses publik√ j p√ dst

Bagaimana mewujudkannya?Bagaimana mewujudkannya?

Page 27: Materi Setelah UTS

Kebijakand P k ik P bdan Praktik Pembangunan:

Kasus Cina dan India

Kuliah 11Kuliah 11

Caroline Paskarina, S.IP., M.Si.

Page 28: Materi Setelah UTS

PengantarPengantar

• Pembangunan identik dengan kesejahteraan, tapiPembangunan identik dengan kesejahteraan, tapi banyak kasus justru menunjukan bahwa praktik pembangunan malah menyebabkan ketergantungan dan kemiskinan

• Praktik pembangunan tidak dapat dilepaskan dari pengaruh ideologi dan relasi kuasa

• Dengan melihat pengalaman negara‐negara lain, d d k k k d l kdapat dipetakan aktor‐aktor dan relasi kuasa yang menentukan model pembangunan yang dipraktikan di negara ybsdi negara ybs

Page 29: Materi Setelah UTS

Faktor Pendorong Perubahan d bParadigma Pembangunan

• IdeologiIdeologi

– Bila terjadi perubahan basis ideologi, maka otomatis akan membawa perubahan pada kerangka teori dan policy 

i ti bprescriptions pembangunan.

• Revolusi dan inovasi teknologi

– Revolusi dan inovasi teknologi berimplikasi dan pengaruhRevolusi dan inovasi teknologi berimplikasi dan pengaruh kuat pada perkembangan teori dan paradigma pembangunan. Contoh paradigma pembangunan knowledge‐based economybased economy  

• Perubahan lingkungan internasional sebagai dampak globalisasi ekonomi yang berlangsung sangat intensif, yang tecermin pada kian terintegrasinya aktivitas ekonomi antarbangsa 

Page 30: Materi Setelah UTS

Kecenderungan d l d bdalam Studi Pembangunan

Lama Baru

Struktur‐makro Orientasi aktor, agensi, institusig

Strukturalisme Konstruksivisme

Determinisme Interpretatif

l fHomogen, mencari generalisasi Diferensiasi

Tunggal Jamak

Eurosentris Polisentris

Sumber: Pieterse, 2001: 13Sumber: Pieterse, 2001: 13

Page 31: Materi Setelah UTS

Makna PembangunanPeriode Perspektif Makna Pembangunan

1850‐an Ekonomi kolonial Pengelolaan sumber daya, trusteeship (sistem kewalian)

1870‐an Latecomers Industrialisasi, catching up

1940‐an Pembangunan ekonomi Pertumbuhan ekonomi, industrialisasi

1950‐an Teori‐teori modernisasi Pertumbuhan, modernisasi sosialdan politik

1960‐an Teori‐teori ketergantungan Akumulasi kapital, otosentris

1970‐an Pembangunan alternatif Sumber daya manusia

1980‐an Pembangunan manusia Kapasitas, perluasan pilihan‐pilihang p , p p p

1990‐an Neoliberalisme Pertumbuhan ekonomi, reformasi struktural,  deregulasi, liberalisasi, privatisasi

2000‐an Post‐developmentism Rekayasa otoritarian, bencana

Sumber: Pieterse, 2001: 7

Page 32: Materi Setelah UTS

Aktor‐aktor dalam PembangunangInstitusi Negara Lembaga Donor 

InternasionalPBB Civil Society

Struktur Pemerintah, kementerian

IMF, Bank Dunia Lembaga‐lembaga PBB

INGOs, NGOs

Infrastruktur Birokrasi, kelompokkepentingan, 

l

WTO, G7, bank‐bank 

b

Majelis Umum, ILO, WHO, dll

Masyarakat, gerakan sosial, 

ik t dparpol, warga masyarakat

pembangunan,multinational corporations

serikat dagang, parpol, firma, kelompok agama, dll

Lokasi Pusat pertumbuhan Washington DC New York Jenewa TersebarLokasi Pusat pertumbuhan Washington DC New York, Jenewa, Paris, Nairobi, dll

Tersebar

Paradigmapembangunan

Neoklasik (Keynesian) dan pembangunan

Neoklasik, monetarism, neoliberalism

Pembangunan manusia

Alternative development dan post‐pembangunan 

manusianeoliberalism post

developmentism

Bidang ilmu terkait Ekonomi, ilmu politik

Ekonomi Ekonomi, politik ekonomi, hubungan internasional, ilmu 

Sosiologi, antropologi,ekologi, gender dan ,

politikg , g

studi budaya

Sumber: Pieterse, 2001: 10

Page 33: Materi Setelah UTS

Teori dan Kebijakan PembangunanTeori dan Kebijakan Pembangunan

Kebijakan

Sumber: Abdul Rahman Embong, 2003: 47 

Page 34: Materi Setelah UTS

Dragon vs Tiger

Page 35: Materi Setelah UTS

Persamaan

• Cina dan India mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat sehingga menarik perhatian para pengamat pembangunan (Cinasehingga menarik perhatian para pengamat pembangunan (Cina sekitar 9,7% dan India sekitar 5,9% selama periode 1980‐2005) 

• Keduanya merupakan negara dengan jumlah penduduk yang b il h l d b l d i isangat besar, wilayah yang luas, dan bermula dari negara agraris

• Keduanya mengadopsi reformasi struktural untuk mendorong pertumbuhan ekonomip

• Keduanya mengalami permasalahan kesenjangan pembangunan dan kemiskinan yang disebabkan minimnya infrastruktur dan tingginya urbanisasitingginya urbanisasi

– Pembangunan di Cina terpusat di kota‐kota besar seperti Shanghai, Beijing, dan Tianjin. Sedangkan di India, pemusatan terjadi di Chandigarh, Goa, Delhi, dan Pondicherry

Page 36: Materi Setelah UTS

Cina• Di Cina, daerah-

daerah yang berada di peringkat atas pertumbuhanatas pertumbuhan ekonomi berada di wilayah pesisir, seperti Zhejiang, Jiangsu, Guangdong,

• Fujian and ShandongShandong.

• Daerah-daerah ini memperoleh manfaat terbesar d i k bij kdari kebijakan ekonomi Cina melalui konsep ‘letting someg

• get rich first’

Page 37: Materi Setelah UTS

India

• Kesenjangan pembangunanpembangunan terutama disebabkan oleh urbanisasi ke negara‐negara bagian yang menjadi pusat kegiatan ekonomi dan pendidikan

• Minimnya infrastruktur juga menyebabkan pembangunan tid k d ttidak dapat dilaksanakan merata

Page 38: Materi Setelah UTS

Perbedaan

• Pendapatan per kapita di Cina meningkat lebih pesat ketimbang India

• Cina lebih terbuka bagi perdagangan g p g gbarang, sedangkan India lebih fokus pada sektor jasa

Page 39: Materi Setelah UTS

Sistem Pemerintahan d b k bdan Kebijakan Pembangunan

Cina IndiaCina

• Rezim otoritarian, tanpa pemilu 

India

• Negara demokratis terbesar (dari sisi jumlah penduduk)

• Sistem politik dan pemerintahan dimonopoli oleh Partai Komunis

• Regulasi oleh negara di hampir semua sektor, sehingga memunculkanoleh Partai Komunis

• Iklim bisnis sangat terbuka, terutama untuk investasi 

sehingga memunculkan birokratisasi perizinan 

• Kondisi infrastruktur kurang asing  

• Infrastruktur bagus

gbagus

• Kemudahan dalam sektor jasa• Industrialisasi di semua 

sektor

jasa

Page 40: Materi Setelah UTS

Dampak Pembangunan

Page 41: Materi Setelah UTS

Kebebasan Perdagangan Internasional Ukuran Lembaga Pemerintah Stabilitas Sistem Finansial

Regulasi (Bisnis & Naker) Kepastian Hukum & Hak MilikRegulasi (Bisnis & Naker) p

Sumber:Cox dan Alm, 2008

Page 42: Materi Setelah UTS

Tantangan Pembangunan di Masa DepanTantangan Pembangunan di Masa Depan

• India:India:– berada di tahap awal untuk mengejar ketertinggalan dalam pertumbuhan ekonomi. 

– Prioritas diletakan pada sektor jasa, tapi India tidak dapat menghindari fase industrialisasi di sektor manufaktur sebagai pendukung jasasebagai pendukung jasa

– Industrialisasi diperlukan untuk menyerap tenaga kerja yang kurang trampil, termasuk menarik investasi asing di sektor industri

– Perlu memperhatikan pembangunan infrastruktur (transportasi dan energi) serta liberalisasi dalam aturan(transportasi dan energi), serta liberalisasi dalam aturan ketenagakerjaan dan perizinan

Page 43: Materi Setelah UTS

• China – Pertumbuhan ekonomi terutama dihasilkan oleh industri berorientasi ekspor

– Dampak yang timbul: pemborosan energi, polusi, ketergantungan pada pasar global

– Harus menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dengan sektor jasa

– Perlu menyiapkan prakondisi struktural, seperti: peningkatan kualitas SDM terutama dari sisi keterampilan dukungan sistem finansial danketerampilan, dukungan sistem finansial, dan insentif bagi swasta untuk masuk ke aktivitas ekonomiekonomi

Page 44: Materi Setelah UTS

Trend Kebijakan PembangunanTrend Kebijakan Pembangunan

• Berkembang ke arah kerjasama yang saling melengkapi secara g j y g g g pekonomis– Bagi India: Cina sangat potensial sebagai pasar komersial untuk 

produk‐produk jasa dari Indiaproduk produk jasa dari India 

– Bagi Cina: tenaga IT dan insinyur dari India memiliki tarif yang relatif lebih murah untuk dibiayai dalam pengembangan teknologi oleh pemodal Cina (misal: Huawei perusahaan telekomunikasi Cina banyakpemodal Cina (misal: Huawei perusahaan telekomunikasi Cina banyak mempekerjakan SDM IT dari India)

• Keduanya dapat bekerjasama menghadapi tuduhan negara‐B t k ktik d i d i l i il i t knegara Barat akan praktik dumping dan manipulasi nilai tukar 

di pasar saham 

• Kerjasama juga dapat dilakukan untuk mengatasi masalah j j g p gpenambahan jumlah tenaga kerja agar terserap

Page 45: Materi Setelah UTS

Pembelajaran bagi IndonesiaPembelajaran bagi Indonesia

• Kebijakan pembangunan sangat dipengaruhi oleh aktor‐aktor luar negara, termasuk mekanisme pasar di level global (misl: keberhasilan India dengan jasa TIK sangat dibantu oleh perkembangan globalisasi yang menitikberatkan penguasaan TIK)

• Negara perlu proaktif untuk beradaptasi dengan tuntutan perubahan 

• Model pembangunan harus disesuaikan dengan kondisi eksisting (potensi) dan tujuan yang ingin dicapai(potensi) dan tujuan yang ingin dicapai

• Strategi kerjasama perlu dikembangkan untuk mengatasi sektor‐sektor yang masih lemah

S j l h f kt ti l di h tik t k j• Sejumlah faktor penting yang perlu diperhatikan untuk menunjang pembangunan: infrastruktur; SDM; urbanisasi; indutrialisasi; trend ekspor dan impor (perdagangan internasional). Karena itu, kebijakan dan strategi pembangunan hendaknya berfokus untuk mengeloladan strategi pembangunan hendaknya berfokus untuk mengelola faktor‐faktor tsb

Page 46: Materi Setelah UTS

Resep Pembangunan Berbasis Industri (ala Cina)

• Kapasitas negara untuk menjamin kestabilan upah tenaga kerja

• Kebijakan yang terbuka bagi investasi, termasuk kemudahan dalam infrastruktur

• Kemudahan untuk melakukan transaksi perdagangan terutama untuk kepentinganperdagangan, terutama untuk kepentingan ekspor produk (deregulasi ekspor)

Page 47: Materi Setelah UTS

Resep bagi Pembangunan Berbasis Jasa (ala India)

• SDM yang berkualitas: kompeten, terampil, dan mampu berbahasa Inggris

• Penguasaan teknologi informasi dan komunikasi

• Kebijakan yang mendukung berkembangnya offshore‐management (membangun cabang‐ff g ( g gcabang bagi industri jasa ternama di lokasi negara ybs)g y )

Page 48: Materi Setelah UTS

Daftar PustakaDaftar Pustaka

• Pieterse, Jan Nederveen. 2001. Development Theory: Deconstructions/Reconstructions. London: Sage Publisher.

• Wu, Yanrui. 2008. Comparing Regional Development in China and India. Research Paper No. 2008/13, Finlandia: UNU‐WIDER.p / ,

• Poncet, Sandra. Economic Development in China and India. Diunduh dari http://team.univ‐paris1.fr/teamperso/sponcet/455/lecture%2020%20comparing%20chiparis1.fr/teamperso/sponcet/455/lecture%2020%20comparing%20china%20and%20india/ECON%20455%20Lecture%2020.pdf

• Mukherjee, Anit dan Xiaobo Zhang. 2005. “Rural Non Farm Development in China and India: The Role of Policies and Institutions”Development in China and India: The Role of Policies and Institutions . DSGD Discussion Paper No. 24. Washington, DC: IFPRI.

• Cox, W. Michael dan Richard Alm. 2008. China and India: Two Paths to Economic Power Diunduh dariEconomic Power. Diunduh dari http://www.dallasfed.org/research/eclett/2008/el0808.html

Page 49: Materi Setelah UTS

Regionalisme: Format Baru Tata Pemerintahan Dunia

Kuliah 12

Caroline Paskarina, S.IP., M.Si.

Page 50: Materi Setelah UTS

PengantarPengantar• Globalisasi berimplikasi pada perubahan dalam konteks politik‐

k l k lekonomi internal maupun eksternal negara

• Terjadi perubahan dalam pola relasi antarnegara dalam satu kawasan yang makin terintegrasi, tidak hanya karena pertukaran atas dasar keunggulan komparatif, tapi juga atas dasar eksternalitas barang‐barang publik, seperti kesehatan, ketenagakerjaan, human security, dlly,

• Kecenderungan terintegrasinya kawasan ini direspon dengan lahirnya berbagai bentuk aliansi strategis kawasan (regionalisme), seperti Uni Eropa dan ASEAN Plusseperti Uni Eropa dan ASEAN Plus.

• Kebangkitan regionalisme di Asia menarik diamati karena tidak hanya mencerminkan interdependensi negara‐negara Asia, tapi juga 

j di k k t t di b i E (EU) dmenjadi kekuatan tandingan bagi negara‐negara Eropa (EU) dan Amerika Utara (NAFTA), pascakrisis ekonomi global 1997

Page 51: Materi Setelah UTS

Konsep Region dan RegionalismeKonsep Region dan Regionalisme

• Region menunjuk pada pengelompokan negara• Region menunjuk pada pengelompokan negara‐negara yang berada dalam satu kawasan tertentu (misalnya: Eropa, Timur Jauh, Asia Timur)d k d f• Ada 2 kategori definisi region:

– Definisi KognitifRegion merupakan kompleksitas sikap, loyalitas, dan ide eg o e upa a o p e s tas s ap, oya tas, da deyang berpusat pada individu dan pikiran kolektif dari individu‐individu tentang apa yang mereka pahami sebagai wilayah

– Definisi FungsionalRegion merupakan relasi yang mengikat berbagai negara berdasarkan latar belakang politik, ekonomi, dan budaya, bahkan juga berdasarkan keunggulan geografi.

Page 52: Materi Setelah UTS

‘Region’ tidak terbatas Wilayah GeografiRegion tidak terbatas Wilayah Geografi

• Kasus 1  “East Asia Summit”– ASEAN + 3 

• ASEAN + Jepang, Cina, Korea (3)

– East Asia Summit• ASEAN + 3 + Australia Selandia Baru• ASEAN + 3 + Australia, Selandia Baru, 

India

Wilayah mana yang menunjukkan Asia Timur?

Mengapa Australia mengidentifikasikan dirinya 

sebagai negara Asia Timur?sebagai negara Asia Timur? 

Page 53: Materi Setelah UTS

‘Region’ melampaui Ikatan KulturalRegion melampaui Ikatan Kultural

• Kasus 2: “ekspansi EU ke Turki”– Negara‐negara anggota EU: g g gg

beragama Kristen

– Turki: beragama Islam

Jika sebuah kawasan meluas melampaui

k k l likatan kultural, prinsip‐prinsip apa yang 

mendasari pembentukan sebuah kawasan? 

Page 54: Materi Setelah UTS

Regionalisme FungsionalRegionalisme Fungsional

• Economic Integration (Edward L Mansfield Helen V Milner 1997)Economic Integration (Edward L. Mansfield, Helen V. Milner 1997)

– Free Trade Area, customers union, common markets– Economic interdependence

• Security Complex (David A. Lake and Patrik Morgan 1997)

– Region united by common security problemsg y y p– “A group of states whose primary security concerns link together sufficiently closely…”

• Functional relations– Environment, Transnational Issues…etc.

Page 55: Materi Setelah UTS
Page 56: Materi Setelah UTS

Regionalisme dalam Perspektif Studi Ilmu PemerintahanIlmu Pemerintahan

• Tantangan‐tantangan yang muncul akibat globalisasi, yakni berkembangnya pusat‐pusat kekuasaan, otoritas serta kompetensi yang baru di luar kerangka negara‐bangsabangsa. 

• Salah satu situs kekuasaan, otoritas dan kompetensi yang sangat penting dalam konteks globalisasi adalah pasar. Globalisasi telah memberikan kekuatan yang semakin besar kepada kekuatan produksi dan finansial dalam berhadapan dengan p p p gnegara teritorial.

• Berangkat dari asumsi bahwa globalisasi menimbulkan krisis politik tradisional, kebutuhan akan mekanisme atau fungsi yang equivalen dengan pemerintahan 

j di b K l b l ‘ i hmenjadi sangat besar. Konsep global governance atau ‘governance without government’merupakan gagasan yang dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. 

• Global governancemerupakan tatanan politik yang berkembang sebagai responGlobal governance merupakan tatanan politik yang berkembang sebagai respon terhadap globalisasi atau, lebih khusus lagi, merupakan mekanisme atau sarana institusional bagi kerjasama berbagai aktor baik negara maupun bukan negara untuk mengatasi masalah‐masalah yang muncul sebagai konsekuensi dari l b lglobalisasi

• Global governance diasumsikan akan mengambil alih peran regulasi yang tidak lagi bisa dimainkan oleh negara‐negara teritorial

Page 57: Materi Setelah UTS

Implikasi terhadap Institusi PemerintahImplikasi terhadap Institusi Pemerintah

• Perubahan mekanisme pengelolaan sumber daya:– Government  governance– Vertikal, hirarkhis  horisontal, jejaring– Intra‐organization  intergovernmental (collective action)

Kontrol dan koordinasi kerjasama dan kolaborasi– Kontrol dan koordinasi  kerjasama dan kolaborasi– Rasional  pertukaran– Regulasi  negosiasi dan sinergi– State‐led market‐friendlyy

• Perubahan konsepsi barang publik:– Ada barang publik yang dikelola murni oleh negara secara hirarkhis 

berbasis regulasi (yakni barang publik yang tidak boleh dimiliki individu dan tidak boleh dikelola secara pertukaran)dan tidak boleh dikelola secara pertukaran)

– Ada barang privat yang dikelola pasar– Ada common pool resources, yakni barang publik yang dikelola secara 

kolektif (bersama‐sama antara negara, pasar, dan masyarakat) yakni b blik b j l h i k f i ibarang publik yang terbatas jumlahnya tapi kemanfaatannya tinggi

Page 58: Materi Setelah UTS

Global Governance sebagai Esensi Regionalisme

• Dua perspektif global governance:

– Sebagai tatanan/sistem/rezim yang dibentuk dan bekerja atas dasar mekanisme pasarmekanisme pasar

– Sebagai institusi yang muncul untuk mengatasi kegagalan pasar atau masalah‐masalah yang berkaitan dengan perilaku kolektif di tingkat globalglobal

• Konsep global governance adalah tentang proses dan strategi collective action untuk memecahkan masalah‐masalah global ataupun masalah‐masalah yang melintasi batas‐batas negaramasalah yang melintasi batas‐batas negara

• Kerangka pemecahan masalah tsb akan melahirkan pola dan bentuk regulasi yang berbeda dalam arsitektur global governance, sehingga suatu negara tidak mungkin membuat regulasi atau institusi yang tidak kompatibeltidak mungkin membuat regulasi atau institusi yang tidak kompatibel dengan rezim global governance

• Pola relasi tidak bisa lagi bersifat hirarkhis berbasis kontrol negara, tapi mengarah pada pola horisontal berbasis kerjasama bahkan kolaborasimengarah pada pola horisontal berbasis kerjasama bahkan kolaborasi

• Maka, strategi yang dikembangkan adalah soft power, negosiasi, konsensus, dan sinergi (bukan regulasi)

Page 59: Materi Setelah UTS

• Konteks negara‐negara Asia sangat beragam: ada yang merupakan bagian dari negara‐bagian dari negaranegara terkaya di dunia tapi ada juga yang termiskin, negara benua yang luas dan 

k t k il

Asia?

negara kota yang kecil, serta negara‐negara yang selalu merdeka dan negara yang pernah menjadi koloni

ngapa A p j

• Kekuatan Asia jelas berasal dari keterbukaan, keragaman, dan dinamika negara

Men

dinamika negara‐negara yang saling berhubungan

• Negara‐negara Asia pada prinsipnya dihubungkan melalui pasar—melalui perdagangan, arus keuangan, investasi langsung dan bentuk‐

Sumber: ADB, 2008

langsung, dan bentukbentuk lain dari pertukaran ekonomi dan sosial

Page 60: Materi Setelah UTS

Dinamika Perdagangan I t i l 3 R i

Integrasi Ekonomi Regional di Asia Sebelum dan Sesudah KrisisIntraregional 3 Region Asia Sebelum dan Sesudah Krisis

Sumber: ADB, 2008

Page 61: Materi Setelah UTS

Tujuan Regionalisme AsiaTujuan Regionalisme Asia

di k b blik i l b ti k i t k• menyediakan barang publik regional yang baru, seperti mekanisme untuk mengatasi epidemi; sumber daya untuk menangani krisis keuangan; dan peraturan yang memungkinkan negara‐negara untuk memadukan pasar‐pasar keuangan, barang dan jasa;.g j ;

• mengelola dampak di negara‐negara akibat dari hubungan makro‐ekonomi yang lebih erat, arus modal dan aliran tenaga kerja yang lebih deras, serta kerusakan lingkungan;

• menggunakan pengaruh Asia dalam forum ekonomi global untuk membantu memelihara pasar global yang terbuka dan kompetitif;

• melakukan liberalisasi perdagangan dan investasi melebihi tingkat yang dapat dicapai melalui negosiasi globaldicapai melalui negosiasi global

• memberi nilai tambah dalam pembuatan keputusan nasional, terutama dengan berbagi “praktek terbaik” dan menggarisbawahi prioritas yang mungkin ditentang oleh kepentingan tertentu domestik—seperti tindakan untuk meningkatkanoleh kepentingan tertentu domestik seperti tindakan untuk meningkatkan kompetisi dan pengawasan peraturan, mengurangi kemiskinan dan ketimpangan, serta mengendalikan eksternalitas lingkungan hidup.

Page 62: Materi Setelah UTS

sia

tur 

me As

sitekt

alism

Ars

gion

Re

Page 63: Materi Setelah UTS

Apa yang Diintegrasikan?Apa yang Diintegrasikan?

• Integrasi produksi keunggulan komparatif• Integrasi produksi  keunggulan komparatif

• Integrasi keuangan memperkuat pasar keuangan, standarisasi pasar keuangan, dan stabilitas keuangan regionalp g , g g

• Interdependensi ekonomi makro meningkatkan investasi dan pertumbuhan di negara‐negara yang pertumbuhannya l bih l b tlebih lambat

• Pertumbuhan inklusif dan berkelanjutan menurunkan tingkat kemiskinan dan ketimpangan pendapatan, g p g p p ,meningkatkan jaringan sosial pengaman dan menyediakan dukungan bagi manula, memerangi epidemi dan meminimumkan dampak bencana dan menangani isu isumeminimumkan dampak bencana, dan menangani isu‐isu lingkungan

Page 64: Materi Setelah UTS

Institusi (Regulasi dan Lembaga) yang DisiapkanInstitusi (Regulasi dan Lembaga) yang Disiapkan

• Berbeda dengan regionalisme Eropa dan Amerika Utara yang• Berbeda dengan regionalisme Eropa dan Amerika Utara yang memberikan sepenuhnya kewenangan pengambilan kebijakan pada institusi regional, regionalisme Asia cenderung menerapkan regulatory state, dengan ciri:– Asean telah mempunyai komitmen untuk meningkatkan kapasitas 

sekretariatnya dan akan mendirikan Komunitas Ekonomi Asean. 

– Pembentukan Dialog Stabilitas Keuangan Asia dan Sekretariat Asia bagi Kerja Sama Ekonomi sebagai prioritas penting. 

– Institusi lain yang akan muncul di kawasan ini nampaknya akan cenderung ramping ditata dengan berhati hati untuk mencapai maksudramping, ditata dengan berhati‐hati untuk mencapai maksud pembentukannya serta memiliki kewenangan terbatas.

– Dengan kata lain, bahkan dengan struktur institusional yang mendalam, konsultasi dan pembuatan keputusan antar pemerintah tampaknya akan tetapkonsultasi dan pembuatan keputusan antar pemerintah tampaknya akan tetap menjadi karakteristik utama dalam kerja sama regional Asia

Page 65: Materi Setelah UTS

Lanjutan

• Ada 3 pengaturan kerjasama regional Asia yang dikembangkan dalam rangka mengkompromikan tuntutan liberalisasi perdagangan dan keberlanjutan g p p g g jpolitik‐ekonomi domestik (berbasis hubungan politisi‐pengusaha):

APEC AFTA EAS

O i li N ti t d fl ibilit P ibl d ti f d tiOpen regionalism Negotiated flexibility Possible adoption of domesticcontext

Minimal regional autonomy More regional autonomy Most regional autonomy

Economic liberalization Economic cooperation Compromizing liberalization

k fl k b l d b l

Economic liberalization Economic cooperation Compromizing liberalization and cooperation

Regional consolidation Regional consolidation Regional fragmentation

• Arsitektur yang fleksibel dengan beragam jalur juga menanggapi tantangan keragaman politik, ekonomi dan budaya yang luar biasa dari kawasan ini. Ekonomi dan politik Asia tak selalu bersekutu, tetapi mereka saling tergantung Kerja sama ekonomi yang lebih erat dalam Asia akan memberikantergantung. Kerja sama ekonomi yang lebih erat dalam Asia akan memberikan kerangka kerja yang lebih kuat untuk mengelola penyesuaian ekonomi di masa mendatang, baik dalam kawasan ini maupun dengan dunia.

Page 66: Materi Setelah UTS

Pustaka RujukanPustaka Rujukan

• Asian Development Bank. 2008. Kebangkitan Regionalisme Asia: Kemitraan bagi Kemakmuran Bersama. Mandaluyong City Filipina: ADB.

• Haughton, Graham dan David Counsell. 2004. Regions, Spatial Strategies, and Sustainable Development. London dan NY: Routledge.

• Jayasuriya, Kanishka. 2004. Asian Regional Governance: Crisis and Change. London dan NY: RoutledgeCurzon.

• Sugiono, Muhadi. Tanpa tahun. Global Governance Sebagai Agenda g , p g gPenelitian dalam Studi Hubungan Internasional. Diunduh dari http://msugiono.staff.ugm.ac.id/publikasi/agendariset.pdf

• Stubbs, Richard. 2002. “ASEAN Plus Three: Emerging East Asian , g gRegionalism?”. Dalam Asian Survey, 42:3, hal. 440‐455.

• Van Hoa, Tran. 2002. “New Asian Regionalism and ASEAN+3 Free Trade Agreement: Theoretical Foundation, Policy Challenges, and Growth g , y g ,Prospects”. Dalam Chulalongkorn Journal of Economics 14(3), September 2002: 366‐384.

Page 67: Materi Setelah UTS

Institusi dan Kinerja Institusi dan Kinerja Institusi dan Kinerja Institusi dan Kinerja PemerintahanPemerintahan

Kuliah 13Kuliah 13

Caroline Paskarina, S.IP., M.Si.Caroline Paskarina, S.IP., M.Si.

Page 68: Materi Setelah UTS

PengantarPengantar

• Desain institusional mencakup semua pilihan nyata terhadap• Desain institusional mencakup semua pilihan nyata terhadap seperangkat institusi (organisasi dan rezim/aturan main/norma) yang menghubungan masyarakat dengan pemerintahnya dan 

b t k h b di t b b i l bmembentuk hubungan di antara berbagai lembaga pemerintahan

• Dalam pengertian ini, desain institusional mencakup baik dimensi intrinsik (representasi, akuntabilitas, dan hak) maupun dimensi ekstrinsik (alokasi dan distribusi sumber daya) 

• Desain institusional pada dasarnya dirumuskan sebagai alat• Desain institusional pada dasarnya dirumuskan sebagai alat untuk mencapai visi tertentu, dalam hal ini, visi tsb adalah visi kesejahteraan sebagai suatu negara

• Bagaimana keterkaitan antara desain institusional dan kinerja pemerintahan?

Page 69: Materi Setelah UTS

Posisi NegaraPosisi Negara

• Pada masa sekarang dominasi negara telah melemah dan• Pada masa sekarang, dominasi negara telah melemah dan mulai berkembang kecenderungan global governance yang meminimalkan peran negara‐bangsa

• Tapi, negara masih tetap berperan strategis dalam memelihara stabilitas sistem pasar, ekonomi, dan finansial, terutama karena kewenangannya untuk memungut pajakterutama karena kewenangannya untuk memungut pajak dan mengelola keuangan publik

• Konteks paradoksal ini menyebabkan wacana tentang peran p y g pnegara masih tetap menarik diperdebatkan, meskipun ada beragam perspektif teoretis dan ideologis yang dapat digunakandigunakan

Page 70: Materi Setelah UTS

Perkembangan Peran NegaraPerkembangan Peran Negara

Sumber: Dryzek dan Dunleavy, 2009

Page 71: Materi Setelah UTS

GLOBAL FACTORS AFFECTING LOCAL AND REGIONALECONOMIC DEVELOPMENT

GLOBAL ECONOMICINTERACTION

GROWTH OF WORLDTRADE ANDINVESTMENT

CRUCIAL ROLE OFMARKET SIZE

REGIONALIZATIONOF WORLD TRADE

INVESTMENT

MOBILITY OF FACTORSOF PRODUCTION

NATIONALECONOMIC DEVELOPMENT

DRIVING FORCE OFTECHNOLOGY

NEED FOR AGILEBUSINESS PRACTICES

GROWINGSIMILARITIES INPRODUCTIONCAPABILITIES INCREASING

EMERGENCE OFKNOWLEDGE INDUSTRIES

LOCAL ANDREGIONAL DEVELOPMENT

IMPORTANCE OFSERVICE SECTOR

NEED FOR GLOBALSTRATEGIC ALLIANCES

FIRMCOMPETITIVENESS

DENNIS A. RONDINELLI, UNIVERSITY OF NORTH CAROLINA AT CHAPEL HILL

Page 72: Materi Setelah UTS

Ukuran Kinerja PemerintahanUkuran Kinerja Pemerintahan

• Kesejahteraan rakyat  Human Development Index (HDI) atau Millenium Development Goals ( )(MDGs)

• Clean government  Indeks Persepsi Korupsi atau li i l d i k C l ( C)Political and Economy Risk Consultancy (PERC)

• Kualitas pelayanan publik  Doing Business Index

• Kinerja birokrasi   Bureaucracy Performance

• Daya saing global  Global Competitiveness Index

Page 73: Materi Setelah UTS

Peringkat HDI di Negara Anggota APECPeringkat HDI di Negara Anggota APEC

Page 74: Materi Setelah UTS
Page 75: Materi Setelah UTS

Peringkat Korupsi (CPI)

Tahun CPI Score Peringkat Dunia

Peringkat Korupsi (CPI)

g

2005 2,2 137

2006 2,4 130

2007 2,3 143

2008 2 6 1262008 2,6 126

2009 2,8 111

Page 76: Materi Setelah UTS

Peringkat Korupsi (PERC)Peringkat Korupsi (PERC)

TAHUN SKOR PERINGKATTAHUN SKOR PERINGKAT

2005 9,10 1

2006 8,16 1

2007 8,03 2

2008 7,98 3

2009 8,32 12009 8,32 1

2010 9,07 1

Page 77: Materi Setelah UTS

Peringkat Kinerja BirokrasiPeringkat Kinerja Birokrasi

Negara Expert Advice Meritokrasi Akuntabilitas Transparansi Akses Rata‐rata Kinerja

India 4,00 4,06 2,92 2,94 2,83 3,35

Thailand 3,59 2,98 3,07 3,10 3,20 3,19

Mongolia 3,38 2,67 2,41 2,82 2,67 2,79

Pakistan 3,85 2,94 2,48 2,39 1,94 2,72

Cina 2,58 2,73 2,39 2,09 2,45 2,45

Filipina 2 57 2 37 2 14 2 37 2 03 2 30Filipina 2,57 2,37 2,14 2,37 2,03 2,30

Indonesia 2,57 2,17 1,97 2,03 2,46 2,24

Rata‐rata  3,18 2,53 2,44 2,46 2,63Indikator

Sumber: Hyden, Court, dan Mease (2003)

Page 78: Materi Setelah UTS

Global Competitiveness Index di Negara Anggota APEC2004 20102004 – 2010

Page 79: Materi Setelah UTS

Global Competitiveness Index (GCI) I d i t h 2009 2010 *)Indonesia tahun 2009 – 2010 *)

*) Sumber: The Global Competitiveness Report 2009-2010 ,World Economic Forum

Page 80: Materi Setelah UTS

Sumber: The Global Competitiveness Report 2009-2010 ,World Economic Forum

Page 81: Materi Setelah UTS

Sumber: The Global Competitiveness Report 2009-2010 ,World Economic Forum

Page 82: Materi Setelah UTS

Indeks Suap 15 Institusi Publik *)Indeks Suap 15 Institusi Publik )

Rata-rata jumlah uang/transaksi

33%34%

41%48%

DLLAJR (n=774)

Kantor Imigrasi (n=363)

Bea dan Cukai (n=423)

Polisi (n=1218)

30%30%32%33%

Pengadilan (n=204)

Pelindo (n=425)

Badan Pertanahan Nasional (n=518)

Pemda kota (n=1857)

14%15%17%

21%21%

Pajak Nasional (n=2005)

Depkes (n=598)

Pajak Daerah (n=2159)

Angkasa Pura (n=357)

DepHukHam (n=431)

10%14%14%

0% 20% 40% 60% 80% 100%

MUI (n=177)

BPOM (n=387)

Pajak Nasional (n=2005)

0% 20% 40% 60% 80% 100%

*) Sumber: Survey Transparancy International Indonesia, 2008

Page 83: Materi Setelah UTS

Permasalahan yang Dihadapi Negara‐Bangsa d l K k Gl b ldalam Konteks Global

Political Goods:

• Kemiskinan• Kemiskinan

• Pemerataan kesejahteraan

Redesain Institusi Kapasitas 

Pemerintahan• Degradasi 

lingkungan hidup

(Public Sector Reform)  (Governability)

hidup

Page 84: Materi Setelah UTS

mRe

for

ector R

blic Se

p Pu

bngkup

Li

Sumber: World Bank, 2008

Page 85: Materi Setelah UTS

Strategi Institusional untuk Public Sector Reformg

• Mensinergikan antara logika teknokrasi (birokrasi) dengan logika demokrasi (politisi/pejabat publik):1. Akuntabilitas ‘intervensi’ politisi terhadap 

birokrasi;2. Rasionalisasi tuntutan representasi politik 

dalam birokrasi;3. Pengembangan kapasitas birokrat 

menghadapi arena dan peran baru tsb.

Page 86: Materi Setelah UTS

Intervensi PolitisiIntervensi Politisi

D k i h d ki liti i• Demokrasi menghendaki agar politisi mampu mengontrol birokrasi sebagai penyelenggara urusan publik sehari‐hariurusan publik sehari‐hari

• Tapi, pengawasan politik tsb harus mengacu pada kepentingan publik danpada kepentingan publik dan mempertimbangkan logika teknokrasi

• Karena itu diperlukan kejelasan netralitas• Karena itu, diperlukan kejelasan netralitas birokrasi dan jaminan jalur akses politisi, termasuk menyiapkan mekanisme arbitrasi y pjika meritokrasi terganggu intervensi politik 

Page 87: Materi Setelah UTS

Representasi Politik dalam BirokrasiRepresentasi Politik dalam Birokrasi

M k ih i• Masyarakat masih menganggap representasi identitas di birokrasi sebagai hal penting (misl: isu putra daerah; isu etnis; isu gender; dll)put a dae a ; su et s; su ge de ; d )

• Padahal, jika tuntutan tsb dipenuhi akan merusak meritokrasi dan profesionalitas birokrasi

• Karena itu, perlu alihkan makna representasi pada perwakilan gagasan via partisipasi (bring the public in)in)

• Untuk itu, institusi birokrasi harus didesain untuk meminimalkan bias partisipasimeminimalkan bias partisipasi– (bias: elit, urban, laki2, terdidik, kaya, dll)

Page 88: Materi Setelah UTS

Kapasitas Birokrasi yang diperlukanKapasitas Birokrasi yang diperlukan

• Dengan peran yang lebih luas, perlu birokrat yang  juga punya kapasitas “politik” yang baik untuk membangun legitimasi.

• Kapasitas birokrat perlu ditambahkan dengan kapasitas dalam:• Berjejaring (network management)• Skill relasional (game management)• Skill membangun struktur sinergi (regulasi, desain kelembagaan mempengaruhi nilai/ norma/kelembagaan, mempengaruhi nilai/ norma/ persepsi, dll)

Page 89: Materi Setelah UTS

Lesson LearnedLesson Learned

• Institusi negara masih menjadi titik pusat dalam pengelola urusan publik, tapi perlu ada penyesuaian agar negara mampu merespon kompleksitas isu isuagar negara mampu merespon kompleksitas isu‐isu lokal, nasional, dan global

• Redesain institusi negara terutama diperlukan untuk• Redesain institusi negara terutama diperlukan untuk melakukan fungsi redistribusi yang tidak mungkin dilakukan pasar dan masyarakat, sehingga p y , ggpertumbuhan ekonomi dapat berkorelasi positif dengan pengentasan kemiskinan dan peningkatan taraf hidup masyarakat

Page 90: Materi Setelah UTS

ReferensiReferensi

• Amenta, Edwin. (tanpa tahun). State‐Centered andAmenta, Edwin. (tanpa tahun). State Centered and Political Institutional Theory: Retrospect and Prospect.

• Ayres, Ian dan John Braithwaite. 1992. Responsive y , pRegulation: Transcending the Deregulation Debate. NY: Oxford University Press.

• Beeson, Mark. 1998. “Indonesia, The East Asia Crisis and the Commodification of the Nation‐Satate”. Articlein New Political Economy Vol 3 No 3 hal 357 374in New Political Economy, Vol. 3, No. 3, hal. 357‐374.

• Dryzek, John S. dan Patrick Dunleavy. 2009. Theories of the Democratic State Basingstoke: Palgravethe Democratic State. Basingstoke: Palgrave MacMillan.

Page 91: Materi Setelah UTS

• Leftwich, Adrian. 2008. “Developmental States, Effective States and Poverty Reduction: The Primacy of Politics” PaperStates, and Poverty Reduction: The Primacy of Politics . Paperfor United Nations Research Institute for Social Development (UNRISD) Poverty Reduction and Policy Regimes

• Ostrom, Elinor. 1990. Governing the Commons: The Evolution of Institutions for Collective Action.  UK: Cambridge University Press.Press.

• _____. 1994. “Neither Market nor State: Governance of Common‐Pool Resources in the Twenty‐first Century”. Lecture Paper, presented in International Food Policy Research Institute, Washington DC.

• Peters Guy B 2000 “Institutional Theory: Problems andPeters, Guy B. 2000.  Institutional Theory: Problems and Prospects”. Paper for Institute for Advanced Studies, Vienna

• Robinson, Mark dan Gordon White (eds). 1998. The Democratic Developmental State: Politics and Institutional Design. New York: Oxford University Press.

Page 92: Materi Setelah UTS

Dialog Dialog Indonesia – Malaysia

dalam rangka kunjungan mahasiswa dalam rangka kunjungan mahasiswa Universitas Malaya

Jatinangor, 18 Mei 2010g ,

Kuliah 14

Page 93: Materi Setelah UTS

Lesson LearnedGovernment System and Institutionalization in MalaysiaGovernment System and Institutionalization in Malaysia

• What Malaysian does:– Strong leadership– Change management in government

R b ildi i li– Rebuilding nationalism– Institutionalization of the rule of game (regulation/act,

ideology/rukun negara)gy g )– Preserving social and political order (Internal Security

Act/ISA/counter-terrorism)– Open but responsible mass media– Distribution of resources to develop marginalized area

(quota policy ICT policy incentives mechanism etc)(quota policy, ICT policy, incentives mechanism, etc)

Page 94: Materi Setelah UTS

Common Issues Malaysia & IndonesiaCommon Issues Malaysia & Indonesia

Culture: product or identity? economic asset or art?

Territorial security Transnational-workers/migrants Transnational workers/migrants

Page 95: Materi Setelah UTS

New Approach in Diplomatic RelationshipNew Approach in Diplomatic Relationship Tamadun Melayu Culture-based regionalism ‘saudara serumpun’ as shared Culture based regionalism saudara serumpun as shared

identity Common interest increase competitiveness against other

( )regions, especially the West (America and North European)

Soft power approach Soft power approach Indonesia as the model for the biggest Moslem-Democratic

State to drive democratization in South East Asia Strategic alliances networking manage collaborative

networking to overcome transnational issues, such as terrorism migration and transborder tradingterrorism, migration, and transborder trading

Page 96: Materi Setelah UTS

Overview Akhir Perkuliahan

Kuliah 15

Caroline Paskarina S IP M SiCaroline Paskarina, S.IP., M.Si.

Page 97: Materi Setelah UTS

Apa yang Sudah Dipelajarip y g p j• Sebagai sebuah metode, perbandingan memiliki

seperangkat teknik dan kaidah

D j l d i li i dih ilk l l i• Daya penjelas dari analisis yang dihasilkan melalui metode perbandingan akan ditentukan oleh pilihan teknik dan kaidah yang dipakaiy g p

• Dalam perkembangan kontemporer, studi b di i t i t h i iperbandingan sistem pemerintahan punya misi

strategis sebagai bentuk perlawanan terhadap hegemoni negara-negara Barat (Eropa Barat dan g g g ( pAmerika Utara) lokalisasi ilmu & pengetahuan

Page 98: Materi Setelah UTS

Dalam perkembangan kontemporer studi• Dalam perkembangan kontemporer, studi perbandingan sistem pemerintahan punya misi strategis sebagai bentuk perlawanan terhadap hegemoni negara-negara Barat (Eropa Barat dan Amerika Utara) lokalisasi ilmu & pengetahuan

• Globalisasi membuat negara-negara makin terintegrasi, sehingga konsep urusan publik bisa melampaui batas teritorial negara transnational issues; regionalism; global governance

• Negara-bangsa dituntut untuk melakukan penyesuaian institusi sebagai respon terhadap kecenderungan global tsb

Page 99: Materi Setelah UTS

Yang Belum Dielaborasi?Yang Belum Dielaborasi?

P t d b di t k• Penggunaan metode perbandingan untuk lokalisasi pengetahuan (pribumisasi teori)St t i d t i l (l• Strategi adaptasi pengalaman (lesson learned) dari negara lain untuk kepentingan Indonesiakepentingan Indonesia

• Agenda riset yang relevan untuk studi PSP dan pembentukan sistemPSP dan pembentukan sistem pembelajaran (learning system) untuk pengembangan Ilmu Pemerintahanpengembangan Ilmu Pemerintahan