master lbm 1 tht

Upload: nindya-riesmania-pratiwi

Post on 14-Jan-2016

166 views

Category:

Documents


15 download

DESCRIPTION

tht

TRANSCRIPT

LBM 1 THTSTEP 1 1. Refered pain: Nyeri alih ke telinga, dapat berasal dari rasa nyeri di gigi molar atas, mulut, dasar mulut, tonsil atau tulang servikal. Karena telinga dipersarafi saraf sensoris dari organ organ tersebut. 2. Serumen: Hasil dari kelenjar sebasea seruminosa, apokrin, yang terdapat pada kartilago liang telinga bagian luar dan epitel kulit yang terlepas dan partikel debu, yang berguna melicinkan dinding liang telinga, dan protektif. 3. Furungkel: Bisa disebut bisul, suatu peradangan yang biasa terdapat pada folikel rambut dan jaringan, biasanya ada nekrosis yang disebabkan oleh bakteri staphylococcus aureus.4. Tragus: Bagian dari struktur anatomi telinga berupa tonjolan yang terletak di bagian anterior.STEP 2STEP 21. Bagaimana anatomi, histologi, dan fisiologi dari sistem pendengaran?2. Apa saja flora normal di telinga?3. Bagaimana mekanisme pertahanan pada sistem pendengaran?4. Mengapa anak tersebut sakit pada telinga kiri dan kurang pendengaran?5. Apa hubungan keluhan dirasakan dua hari yang lalu dengan setelah mengorek telinga kiri dengan cotton bud?6. Mengapa ditanyakan batuk pilek?7. Mengapa saat auricula ditarik dan tragus ditekan, kepala merasa sakit (refered pain: terdapat serumen yang menekan, infeksi), juga saat penderita menelan?8. Bagaimana proses pengeluaran serumen secara alami?9. Mengapa dokter memberikan serumenolitik selama 2 hari sebelum dilakukan irigasi telinga, juga antibiotik dan analgetik?10. Pemeriksaan apa yang dilakukan pada skenario?11. DD dari otitis eksterna? (Definisi, patofisiologi, klasifikasi, etiologi, faktor resiko, komplikasi, penatalaksanaan)12. DD dari kurangnya pendengaran?13. Bagaimana penatalaksanaan skenario tersebut?STEP 31. Bagaimana anatomi, histologi, dan fisiologi dari sistem pendengaran?ANATOMITELINGAa. Telinga luari. Auricula: mengumpulkan suara yang diterima. Terdiri dari 2 bagian: tulang rawan (terdiri dari: helix, antihelix, tragus, antitragus, concha, dan sulcus retroauricular) dan tidak bertulang rawan (terdiri dari: lobulus).ii. Meaticus austicus eksternus: menyalurkan suara ke kanalis auditorius eksternus. Terdiri dari 2 bagian: pars kartilagenus (bagian lateral meatus austicus eksternus dan merupakan kelanjutan dari auricula, struktur ini memliki rambut, kelenjar sebasea, dan kelenjar serumenalis), dan pars oseus (medial dari meatus austicus eksternu dan sebagian os temporal, struktur ini tidak punya rambut, dan memiliki ismus meatus acusticus eksterna,tidak mobil)iii. Canalis auditorius eksternus: meneruskan suara ke membran timpaniiv. Membran timpani: sebagai resonator mengubah gelombang udara / mekanis. Ciri ciri: warna putih mengkilat seperti mutiara, ukuran 9-10 mm, lebar 8-9mm, bentuk oval dan lebih condong ke anterior.b. Telinga tengahBatas-batas:Luar: membran timpani.Anterior: tuba eustachiiPosterior: aditus ad antrum (menghubungan telinga tengah dengan antrum mastoid)Inferior: vena jugularis.Superior: segmen timpani.Dalam telinga tengah: dari atas ke bawah ada kanalis semisirkularis horizontal, oval window, round window, dan promontorium.

i. Tuba auditorius / eustachii: saluran menghubungan rngga telinga tengah dengan nasofaring, terdiri dari tulang rawan dari 2/3 ke arah nasofaring, dan 1/3 terdiri dari tulang. Pada anak tuba lebih pendek, lebih horizontal dari orang dewasa. 37 mm pada dewasa, 17,5 pada anak-anak.ii. Tulang pendengaran: maleus, inkus, dan stapes. Dimana memperkuat gerakan mekanik dari membran timpani, diteruskan ke foramen ovale pada cochlea.c. Telinga dalamTerdapat labirin osea: di dalamnya terdapat labirin membranasea yang terdiri dari 3 bagian: cochlea, canalis semisirkularis, dan bagian tengah ada vestibulum. Vestibulum berisi sakulus, utrikulus, yang merupakan bagian duktus endolimfatikus.i. Cochlea: skala vestibuli mengandung perilimfe, skala media mengandung endolimfe, dan skala timpani mengandung perilimfe.ii. Organ korti: mengandung sel sel reseptor pendengaran di membran basilaris.FISIOLOGI Fisiologi mendengar: Gelombang suara melalui daun telinga -> MAE -> canalis acuticus eksterna -> membran timpani -> getaran mengaktifkan osikel (maleus, inkus, stapes) di telinga tengah yang berisi udara, maleus bergerak ke belakang, stapes ke depan (suara terlalu keras, diredam di sini: membran timpani dan tulang pendengaran)-> foramen ovale, telinga dalam yang berisi cairan (cochlea) ke skala vestibuli dan media dibatasi membran meisner, skala media dan timpani dibatasi membran basalis. Cairan bergetar ada yang langsung ke foramen rotundum, ada yang ke skala media (terdapat organo korti, terdapat 2 reseptor: interna dan eksterna). Akibat getaran mengakibatkan hiperpolarisasi cairan-> menggetarkan membran basiler -> merangsan sel rambut cochleositus -> mengubah getaran mekanis jadi impuls saraf -> menjalar sepanjang akson aferen sel ganglion -> akson aferen akan menyatu jadi saraf auditorius yang akan diteruskan ke otak -> N. Vestibulocochlearis -> interpretasi.

2. Apa saja flora normal di telinga? Sama seperti di kulit (telinga luar): streptococcus pneumonia (batang gram -), pseudomonas auregonosa, staphylococcus aureus, mycobacteria saprofit. Tengah dan dalam: steril Virus yang sering menginfeksi bagian telinga: RSV, influenza virus, adenovirus, para influenza virus, rhinovirus, enterovirus. Mengganggu fungsi eustachius, imun, lalu mengurangi efektivitas obat antimikroba.3. Bagaimana mekanisme pertahanan pada sistem pendengaran? Serumen: protektif terhadap zat asing supaya tidak masuk ke telinga. Serumen secara alami akan keluar lewat degenerasi epitel dari membran timpani ke luar. Serumen mengumpul lalu mengeraskan dapat menjadi otitis, serumen terlalu sedikit dapat menyebabkan otitis karena tidak ada pertahanan.4. Mengapa anak tersebut sakit pada telinga kiri dan kurang pendengaran? Mekanisme hubungan antara nyeri dan kurang pendengaran: Terdapat tanda peradangan ostitis eksterna. Pada canalis auditus, di bawahnya terdapat tulang rawan di bawah kulit. Ruangan yang sempit, apabila terjadi peradangan, ekspansif susah sehingga mengumpul. Kurang pendengaran: tumpukan serumen, sehingga getaran yang diterima membran timpani berkurang.5. Apa hubungan keluhan dirasakan dua hari yang lalu dengan setelah mengorek telinga kiri dengan cotton bud? Perforasi membran timpani: infeksi, dan trauma. Cotton bud: trauma karena membersihkan terlalu dalam, trauma dapat karena kecelakaan lalu ruptur membran timpani, lalu tuli konduktif lalu menimbulkan otitis media yang berulang. Tuli: konduktif dan sensoris. Konduktif karena organ anatomi (telinga luar dan tengah), sensori (telinga dalam dan saraf). Faktor penyebab: cotton bud, serumen terdorong masuk ke dalam. Serumen masuk ke dalam, penumpukan serumen, faktor penyebab pertumbuhan bakteri, lalu otitis. Faktor penyebab lain otitis eksterna: telinga sempit, atau benda asing dalam telinga, eksostosis liang telinga (pertumbuhan tulang teling abnormal), dan serumen terdorong ke dalam (mengkorek dengan jari atau cotton bud).6. Mengapa ditanyakan batuk pilek? Untuk mengetahui etiologi. Batuk pilek ada kongesti edem saluran nafas atas dan tuba eustachii (muara di telinga tengah), saluran jadi sempit, maka terjadi sumbatan. Tekanan berkurang, sehingga refluk kuman, datang leukosit dan mediator inflamasi. Lalu dihasilkan nanah dan menghasilkan efusi, lalu otitis media. Untuk menyingkirkan DD otitis media.7. Mengapa saat auricula ditarik dan tragus ditekan, kepala merasa sakit (refered pain: terdapat serumen yang menekan, infeksi), juga saat penderita menelan? Persarafan telinga adalah N. V, N. IX, N. X. Nyeri kepala karena persarafan sama dengan nervus di occipitalis (N V). Nyeri menelan karena sama-sama persarafan N. IX

8. Bagaimana proses pengeluaran serumen secara alami?Serumen: protektif terhadap zat asing supaya tidak masuk ke telinga. Serumen secara alami akan keluar lewat degenerasi epitel dari membran timpani ke luar.

9. Mengapa dokter memberikan serumenolitik selama 2 hari sebelum dilakukan irigasi telinga, juga antibiotik dan analgetik? Serumenolitik: penghancur serumen. Serumen yang menggumpal perlu di lunakkan untuk dapat dibersihkan. Obat diberikan lokal / tetes. Obat diberikan 2 hari lalu kembali lagi.

10. Pemeriksaan apa yang dilakukan pada skenario? Pemeriksaan MAE berisi sekret (infeksi kuman, jamur) Pemeriksaan pembesaran kelenjar limfe regional (Servikal anterosuperior, parotis, retro aurikuler) Pemeriksaan otoskop: untuk melakukan inspeksi telinga luar dan dalam. Timpanogram: mengukur kesesuaian dan kekakuan membran timpani. Pemeriksaan audiologi: tes weber, tes schwabach, tes rinne11. DD dari otitis eksterna? (Definisi, patofisiologi, klasifikasi, etiologi, faktor resiko, komplikasi, penatalaksanaan)a. OTITIS EKSTERNA: radang liang telinga akut atau kronis karena bakteri, jamur, dan virus.i. Faktor resiko: PH liang telinga normal atau asam, jika basa fungsi proteksi akan turun. Keadaan udara hangat atau lembab untuk kuman. Trauma ringan misalnya mengorek telinga atau berenang, sehingga terjadi perubahan kulit yang terkena air.ii. Gejala klinis: di daun telinga (dari rasa tidak enak, rasa terbakar). Kulit dan tulang rawan 1/3 luar bersambung dengan tulang rawan dan kulit liang telinga (sakit ketika tragus ditarik). Kurangnya pendengaran (Akut dan kronik, karena edem liang telinga dan serumen yang purulen sehingga menyumbat lumen kanalis).iii. Pembagian klinis: OE ringan, sedang, komplikans, dan kronik. Ringan: kulit hiperemis, eksudat, liang telinga menyempit. Sedang: bengkak, eksudat, hiperemis. Komplikasn: periaurikuler bengkak. Kronik: keriput, liang telinga melebar, eritema +. Jenis lai n OE: sirkum, skripta terdapat furungkel, disebabkan bakteri staphylococcus aureus. OE difus, 2/3 dalam telinga, penyebab utama pseudomonas.iv. Penegakan diagnosis: Anamnesis (nyeri, gatal, nyeri sampai kepala, berkurangnya pendengaran, mungkin terdapat furungkel, gendang telinga kemerahan). Pemeriksaan fisik (serumen menandakan infeksi jamur, bakteri, alergi. Didapatkan pina ada kemerahan eritem. Terdapat furungkel di liang telinga)b. DD LAIN: otitis media akut, Otitis eksterna nekrotik, OE bulosa, bila terdapat furungkel mungkin furungkelitis. Otitis media tidak ada nyeri tragus.12. DD dari kurangnya pendengaran?13. Bagaimana penatalaksanaan skenario tersebut (penyakit telinga luar)?14. Apakah komplikasi pada skenario?STEP 4

STEP 714. Bagaimana anatomi, histologi, dan fisiologi dari sistem pendengaran?

A. Telinga luarTerdiri dari daun telinga dan liang telinga sampai membrane timpani. 1/3 lateral kartilago dan 2/3 medial tulang. Dilapisi kulit dan kelenjar seruminase (modifikasi kelenjar keringat).Struktur : a. Auricular terdiri dari tulang rawan elastin dan kulit.

b. Meatus Acuticus Externus, terdiri dari : Pars cartilage: 1 cm Pars ossea: 2 cmPersarafan telinga luar :a. Nervus auriculotemporalisb. Nervus occipitalis minorc. Nervus auricularis majord. Ramus auricularis nervi vagie. Nervus facialisPerdarahan telinga luar :a. Arteri temporalis superficialb. Ramus auricularis profundus arteri maxillariesc. Arteri auricularis posterior

B. Telinga tengah

Dipisahkan dengan telinga luar oleh membrane tympani.Batas-batas : a. Batas luar:membrane tympanib. Batas depan:tuba eustachiic. Batas bawah:vena jugularis (bulbus jugularis)d. Batas belakang:aditus ad antrum (lubang yang menghubungkan telinga tengah dengan antrum mastoid), kanalis fasialis pars vertikalise. Batas atas:tegmen timpani (meningen/otak)f. Batas dalam:dari atas ke bawah kanalis semisirkularis horizontal, kanalis fasialis, tingkap lonjong (oval window), tingkap bundar (round window) dan promontorium.Organ-organ yang terdapat di telinga tengah :a. Membrane tympaniMemisahkan cavum tympani dengan meatus acisticus externum (m.a.e) Membrane tipis, semitransparan, oval, kedudukan miring caudomedial, 50 derajat terhadap m.a.e. Terdiri dari pars flaccid/membrane Shrapnell (superior) dan pars tensa/membrane propria (inferior) Dilekati oleh manubrium malei pada permukaan medialnya.

Bayangan penonjolan bagian bawah maleus disebut Umbo. Dari umbo bermula suatu reflek cahaya (cone of light) kearah bawah, yaitu pukul 7 untuk membrane timpani kiri dan pukul 5 untuk membrane timpani kanan. Reflex cahaya adalah cahaya dari luar yang dipantulkan oleh membrane timpani, yaitu serabut sirkuler dan radier. Secara klinis reflex ini dapat dinilai, misalnya bila reflex cahaya mendatar, berarti terdapat gangguan pada tuba eustachii. Membrane timpani dibagi menjadi 4 kuadran : Antero-superior Untuk menyatakan letak perforasiPostero-superior Antero-inferior Postero-inferiorBila melakukan miringotomi atau parasentesis, dibuat insisi di bagian postero-inferior, sesuai dengan arah serabutb. Cavum tympaniRongga berisi udara di dalam pars petrosa ossis temporalis.Struktur : memiliki 4 dinding, atap dan dasar.DINDINGTerdiri dari dinding lateral, medial, anterior dan posterior Dinding lateralTerisi membrane tympani dan cincin tulang tempat perlekatan membrane tympani, pars squamosa os temporalis.Terdapat bangunan chorda tympani, yang menyilang pars flaccid Dinding medialMemisahkan cavum tympani dengan telinga dalam, terdapat beberapa bangunan : Fenestra vestibule, menuju telinga dalam Lateral : basis stapedius Medial: perilymphe vestibuli Fenestra cochlearis, medial, perilymphe dari ujung saluran cochlea Promontorium : dibentuk dari tonjolan bagian cochlea dan mengandung serabut saraf dari plexus tympanicus. Tonjolan dari canalis nervus facialis. Dinding anteriorTerdapat bangunan : Tuba auditiva (eustachii), fungsi untuk menyamakan tekanan telinga tengah dan faring Canalis untuk M. tensor tympanicus Cabang-cabang arteri carotis interna Dinding posteriorTerdapat bangunan : Aditus dan antrum mastoideum Eminentia pyramidalis (M. stapedius)ATAPTegmen tympani (bagian dari os petrosum), memisahkan cavum tympany dengan fosa crania mediaDASARMemisahkan cavum tympany dari A. carotis interna dan V. jugularis internaDibentuk oleh : Lamina tympanica (os petrosum) Fossa jugulare Canalis caroticus Nervus Jacobsen (cabang tympanica N.IX)

c. Ossicula auditiva MalleusBagian-bagian : Caput : bersendi dengan incus Leher (collum mallei) Manubrium Tempat insertion M. tensor tympanicum Melekat pada membrane tympani Processus anterior : berhubungan dengan fissure petrotympanicum Processus lateralis : berhubungan dengan bagian atas membrane tympani IncusBagian-bagian : Corpus: bersendi dengan caput mallei Crus longum: bersendi dengan caput stapedii Crus brevis: berhubungan dengan recessus epitympanicus Stapes Caput : bersendi dengan incus Collum: tempat insertion M. stapedius Crus: menghubungkan collum dengan basis Basis: melekat pada fenestra ovalisPersendian ossicula auditiva : articulation synovialFungsi : menghantarkan getaran suara ke telinga dalam

C. Telinga dalam

TELINGA DALAMBerfungsi untuk pendengaran dan keseimbangan.LABYRINTH OSSEAStruktur ini letaknya di dalam pars petrosa ossis temporalis, dilapisi periosteum dan mengandung cairan perilymphe. Didalamnya terdapat labyrinth membranaceae yang terdiri dari 3 bagian : Vestibulum Letaknya diantara cochlea (depan) dan canalis semicircularis (belakang). Isi Sacculus Utriculus Sebagian dari ductus endolymphaticus CochleaBerfungsi dalam proses pendengaran dan keseimbangan Berbentuk konus (seperti rumah keong) Modiolus adalah tulang pusat, sebagai sumbu dimana cochlea melingkar seperti spiralis Isinya ductus cochlearis Membrane basilaris membagi saluran didalam cochlea menjadi dua (scala tympani dan scala vestibuli) dan saling berhubungan di apeksnya Membrane vestibularisDiantara membrane vestibularis dan membrane basilaris terdapat spiral organ atau organ dari Corti.Ujung atau puncak koklea disebut helikotrema, menghubungkan perilimfe skala timpani dan skala vestibuli. Koklea terdiri dari:i. Skala vestibuli: berisi perilimfeii. Skala media : berisi endolimfeiii. Skala timpani: berisi perilimfe

Canalis semicircularisBerfungsi dalam keseimbangan kineticTerdiri dari 3 buah canalis Anterior Posterior Lateral Semua canalis ini saling tegak lurus 90 derajat dan saling tegak lurus satu dengan lain, dan terletak 45 derajat thd bidang sagital Semua canalis berbentuk 2/3 lingkaran Pada satu ujungnya melebar membentuk ampula

Buku Petunjuk Praktikum Anatomi & Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala dan Leher, ed 6, FKUI : 2007

Mekanisme Pendengaran

StrukturLetakFungsi

Telinga luarSamping kiri kanan di bawah temporal.Mengumpulkan dan memindahkan gelombang suara ke telinga tengah.

Pinna (daun telinga)Lempeng tulang rawan yang terbungkus kulit dan terletak di kedua sisi kepala.Mengumpulkan gelombang suara ke memban timpani mengandung rambut-rambut penyaring dan menyekresikan kotoran telnga untu menangkap partikel-partikel asing.

Meatus auditorius ekternus (liang telinga)Saluran dari ekterior melalui tuang temporalis ke membran timpani.Bergetar secara sinkron dengan gelombang suara yangmengenainya menyebabkan tulang-tulang pendengaran telinga tengah bergetar.

Telinga tegahRangkaian tulang yang dapat bergerak yang berjalan melintasi rongga telinga tegah,maleus melekat ke membran timpani dan stapes melekat pada jendela oval.Memindahkan getaran membran timpani ke cairan di koklea,dalam prosesnya memperkuat energi suara.

Maleus, inkus, stapesMembran tipis di pintu masuk koklea,memisahkan telinga tengah dengan skala vestibuleBersilia secara sinkron dengan getaran membran timpani,serta menimbulkangetaran seperti gelombang di perlimfa koklea dengan frekuensi yang sama.

Telinga dalam: kokleaKompartemen atas koklea dan kompartemen bawah koklea.Tempat sistem sensorik untuk mendengar

Jendela ovalKompartemen tengah koklea.Bergetar bersama dengan getaran stpes yang melekat padanya. Gerakan jendela oval menyebabkan perlimfa koklea bergerak.

Skala vestibuli, skala timpaniMembentuk lantai duktus koklearis.Mengandung perlimfa yang dibuat bergerak oleh gerakan jendela oval yang didorang oleh getaran tulang-tulang telinga tengah.

Duktus koklearis (skala media)Terletak di bagian atas dan di sepanjang membran basilaris.Memgandung endolimfa: tempat membran basilaris.

Membran basilarisMembran stasioner yang tergantung di atas organ korti dan tempat sel-sel rambut reseptor permukaan tertanam di dalamnya.Mengandung endolimfe: tempat membran basilaris.

Mengandung sel rambut, reseptor untuk suara, yang mengeluarkan potensial reseptor sewaktu terbekuk akibat cairan di koklea.

Organ kortiMembran tipis yang memisahkan skala timpani dari telinga tengah.Tempat rambut sel-sel reseptor tertanam di dalamnya menekuk dan membentuk potensial reseptor ketika membrane basilaris bergetar terhadap membran tektorial yang stasioner.

Membran tectorialTiga saluran semisirkuler yang tersusun tiga dimensi dalam bidang-bidang yang tegak lurus satu sama lain di dekat korteks jauh di dalam tulang temporalis.Bergerak bersama dengan getaran cairan di perilimfe untuk meredam tekanan di dalam koklea, tidak berperan di dalam penerimaan suara.

Jendela bundarStruktur seperti kantong rongga antara koklea dan kanalis semisirkularis.Tempat sistem sensoris untuk keseimbangan dan memberikan masukan yang penting untuk mempertahankan postur dan keseimbangan.

Telinga dalam (aparatus vestibularis)Terletak disamping utrikulusMendeteksi: akselarasi (percepatan) deselarasi (perlambatan) rotasional atau angular.

Kanalis semi sirkularisMendeteksi: 1) perubahan posisi kepala menjauhi sumbu vertikal,2) mengarahkan akselarasi dan deselerasi linear secara horizontal.

Utrikulus

SakulusMendeteksi: 1) perubahan posisi kepala menjauhi sumbu horizontal, 2) mengarahkan akselarasi dan deselerasi linear secara vertikal.

15. Apa saja flora normal di telinga?

The normal flora of the external canal consists mainly of aerobic bacteria and includes coagulase-negative staphylococci, Corynebacterium (diphtheroids), Micrococcus, and, occasionally, Staphylococcus aureus, viridans streptococci, and Pseudomonas aeruginosa. Excessive wetness (swimming, bathing, increased environmental humidity), dryness (dry canal skin and lack of cerumen), the presence of other skin pathology (previous infection, eczema, or other forms of dermatitis), and trauma (digital or foreign body, cotton tip applicators [Q-tips]) make the skin of the canal vulnerable to infection by the normal flora or exogenous bacteria.Sumber : Robert_M._Kliegman-Nelson_Textbook_of_Pediatrics,_19th_Edition__-Elsevier_Health_Sciences(2011)

16. Bagaimana mekanisme pertahanan pada sistem pendengaran?Walaupun tidak mempunyai efek anti bakteri ataupun anti jamur, serumen mempunyai efek proteksi. Serumen mengikat kotoran, menyebarkan aroma yang tidak disenangi serangga sehingga serangga enggan masuk ke liang telinga. Buku Ajar THT FK UI

Liang telinga luar merupakan suatu saluran yang terbentang dari daun telinga melintasi tulang timpani hingga permukaan luar membran timpani. Bagian permukaannya mengandung tulang rawan elastin dan ditutupi oleh kulit yang mengandung folikel rambut, kelenjar sebasea dan modifikasi kelenjar keringat yang dikenal sebagai kelenjar serumen. Sekret kelenjar sebacea bersama sekret kelenjar serumen merupakan komponen penyusun serumen. Serumen merupakan materi bewarna coklat seperti lilin dengan rasa pahit dan berfungsi sebagai pelindung dari mikroorganisme atau benda asing.Young, B and Heath, J.W. (2000), Special Sense Organs in Wheaters Functional Histology, 4th edition, Churchill Livingstone, London, UK, pp 380-405

Pada sepertiga bagian luar kulit liang telinga terdapat banyak kalenjar serumen (modifikasi kalenjar keringat = kalenjar serumen) dan rambut. Kalenjar keringat terdapat pada seluruh kulit liang telinga. Pada duapertiga bagian dalam hanya sedikit dijumpai serumen (Soetirto dkk, 2001).

Telinga luar termasuk aurikula atau pinna dan liang telinga. Telinga luar berfungsi mengumpulkan dan menghantarkan gelombang bunyi ke struktur-struktur telinga tengah. Karena keunikan anatomi aurikula serta konfigurasi liang telinga yang melengkung atau seperti spiral maka telinga luar mampu melindungi membrana timpani dari trauma, benda asing dan efek termal (Boies, 1997).

Panjang liang telinga kira-kira 2,5 cm, membentang dari bibir depan konka hingga membrana timpani. Bagian tersempit dari liang telinga adalah dekat perbatasan tulang dan tulang rawan. Hanya sepertiga bagian luar atau bagian kartilaginosa dari liang telinga yang dapat bergerak. Jika menggunakan otoskop, aurikula biasanya harus ditarik ke posterolateral untuk dapat melihat bagian tulang dan membran timpani. Bersama dengan lapisan luar membran timpani, liang telinga membentuk suatu kantung berlapis epitel yang dapat merangkap kelembaban sehingga daerah ini menjadi rentan infeksi pada keadaan tertentu (Boies, 1997).

Kulit yang melapisi bagian kartilaginosa lebih tebal daripada kulit bagian tulang, selain itu juga mangandung folikel rambut yang banyaknya bervariasi antar individu namun ikut membantu menciptakan suatu sawar dalam liang telinga. Anatomi liang telinga bagian tulang sangat unik karena merupakan satu-satunya tempat dalam tubuh dimana kulit langsung terletak di atas tulang tanpa adanya jaringan subkutan. Dengan demikian daerah ini sangat peka dan tiap pembengkakan akan sangat nyeri karena tidak terdapat ruang untuk ekspansi (Boies, 1997).

Salah satu cara perlindungan yang diberikan telinga luar adalah pembentukan serumen. Sebagian struktur kalenjar terletak pada bagian kartilaginosa. Eksfoliasi sel-sel stratum korneum ikut pula berperan dalam pembentukan materi yang membentuk suatu lapisan pelindung penolak air pada dinding kanalis ini. pH gabungan pada bagian ini adalah sekitar 6, suatu faktor tambahan yang berfungsi mencegah infeksi lagipula migrasi sel-sel epitel yang terlepas membentuk suatu mekanisme pembersihan sendiri dari membran timpani kearah luar (Boies, 1997).

Struktur yang unik dari canalis auditoris eksterna memudahkan terjadi otitis eksterna. Canalis auditoris eksterna lembab, hangat dan gelap, hal ini merupakan lingkungan yang bagus untuk perkembangan jamur dan bakteri. Kulit sangat tipis dan miskin jaringan lunak subkutis sehingga akan terjadi penekanan langsung pada perikondrium. Canalis auditoris externa mempunyai pertahanan yang spesifik. Serumen berubah menjadi asam yang mengandung lisozim dan substansi lain yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri dan jamur. Selain itu juga adanya epitelial yang unik juga dapat memberikan perlindungan pada kanalis auditoris eksterna. Ketika pertahanan itu terganggu atau rusuk maka dapat menyebabkan otitis eksterna (Sander, 2001).

Boies. L.R., (1997)., Penyakit Telinga Luar., dalam Ilmu Ajar Penyakit THT., Penerbit Buku Kedokteran (EGC)., Jakarta., hal 73-87.

Cody. D.T., (1997)., Otalgia (Nyeri Telinga)., dalam Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan., Penerbit Buku Kedokteran (EGC)., Jakarta., hal 104-118.

Sander. R., (2001)., Otitis Externa : A Practical Guide to Treatment and Prevention.,

Soetirto. I. dkk., (2001)., Gangguan Pendengaran (Tuli)., dalam Ilmu Ajar Penyakit THT., Penerbit Buku Kedokteran (EGC)., Jakarta., hal 9-21.

Sosialisman dan Helmi., (2001)., Kelainan Telinga Luar., Ilmu Ajar Penyakit THT., Penerbit Buku Kedokteran (EGC)., Jakarta., hal 44-48.

Pada kondisi normal, telinga tengah biasanya dijaga agar tetap steril, sekalipun terdapat mikroorganisme di nasofaring dan faring yang dapat bermigrasi ke telinga tengah. Hal ini disebabkan silia mukosa tuba Eustachius, enzim, dan antibodi secara fisiologis memiliki mekanisme untuk mencegah masuknya mikroba ke dalam telinga tengah. Hal ini juga berlaku pada saat seseorang mengalami infeksi saluran nafas atas. Selain itu, enzim penghasil mukus, seperti muramidase, dan antibodi juga merupakan tambahan dalam mekanisme proteksi telinga tengah yang berfungsi sebagai mekanisme pertahanan bila telinga terpapar dengan patogen pada saat menelan. Di sisi lain, telinga tengah juga memiliki anyaman kapiler subepitel pada bagian permukaannya yang penting karena menyediakan faktor humoral, leukosit polimorfonuklear, dan sel fagosit lainnya. Keseluruhan sistem proteksi ini akan dapat melindungi telinga tengah dari berbagai infeksi jika dapat berfungsi secara optimal (Levine dkk, 1997; Donaldson, 2010). Kegagalan salah satu atau kombinasi fungsi fisiologis tersebut mengakibatkan terjadinya kecenderungan terjadinya OMA menjadi meningkat.repository.usu.ac.id/bitstream/.../4/Chapter%20II.pdf

Cerumen memiliki banyak manfaat. Cerumen menjaga external auditory canal dengan barier proteksi yang akan melapisi dan membasahi kanalis. Sifat lengketnya yang alami dapat menangkap benda asing, menjaga secara langsung kontak dengan bermacam-macam organisme, polutan, dan serangga. Cerumen juga mempunyai pH asam (sekitar 4-5), pada situasi pH seperti ini tidak dapat ditumbuhi oleh organisme sehingga dapat membantu menurunkan resiko infeksi pada external auditory canal (Pray,2005). Selain di telinga, sel epitel yang sudah mati dan keratin dilepaskan dengan gesekan. Karena hal ini tidak mungkin terjadi dalam pada external auditory canal migrasi epitel squamosa merupakan cara utama untuk kulit mati dan debris dilepaskan dari dalam. Sel stratum korneum dalam membran timpani bergerak secara radial dari arah area anular membran timpani secara lateral sepanjang permukaan dalam pada external auditory canal. Sel berpindah terus ke lateral sampai mereka berhubungan dengan bagian kartilago telinga luar dan akhirnya dilepaskan, ketiadaan rete pegs dan kelenjar sub epitelial serta keberadaan membran basal halus memfasilitasi pergerakan epidermis dari meatus ke lubang lateral pergerakan pengeluaran epitel dari dalam kanal memberikan mekanisme pembersihan alami dalam pada external auditory canal, dan bila terjadi disfungsi akan menyebabkan infeksi. (G.B. dkk., 2001)

Fungsi cerumen adalah: (1). Membersihkan external auditory canal yang terjadi sebagai hasil dari proses yang disebut conveyor belt process, hasil dari migrasi epitel ditambah dengan gerakan seperti rahang (jaw movement). Cerumen pada external auditory canal juga membawa kotoran, debu, dan partikel-pertikel yang dapat ikut keluar; (2). Sebagai lubricant untuk mencegah gatal dan iritasi; dan (3). Sebagai antibakterial, antifungal dan antiviral. Cerumen ditemukan efektif menurunkan kemampuan hidup bakteri antara lain Haemophilus influenzae, Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Pertumbuhan jamur yang biasa menyebabkan otomikosis juga dapat dihambat dengan signifikan oleh cerumen. Kemampuan anti mikroba ini dikarenakan adanya asam lemak tersaturasi lisozim dan khususnya pH yang relatif rendah pada cerumen. (Roeser & Roland, 1992).repository.usu.ac.id/bitstream/.../4/Chapter%20II.pdf

17. Mengapa anak tersebut sakit pada telinga kiri dan kurang pendengaran?

Kurang pendengaran mungkin terjadi pada akut dan kronik dari otitis eksterna akut.Edema kulit liang telinga, sekret yang sorous atau purulen, penebalan kulit yang progresif pada otitis eksterna yang lama, sering menyumbat lumen kanalis dan menyebabkan timbulnya tuli konduktif.Keratin yang deskuamasi, rambut, serumen, debris, dan obat-obatan yang digunakan kedalam telinga bisa menutup lumen yang mengakibatkan peredaman hantaran suara.kulit dari liang telinga luar langsung berhubungan dengan periosteum dan perikondrium, sehingga edema dermis menekan serabut saraf yang mengakibatkan rasa sakit yang hebat. 1/3 liang telinga luar bersambung dengan kulit dan tulang rawan daun telinga sehingga gerakan yang sedikit saja dari daun telinga akan dihantarkan kekulit dan tulang rawan dari liang telinga luar dan mengkibatkan rasa sakit yang hebat dirasakan oleh penderita otitis eksterna.http://library.usu.ac.id/download/fk/tht-farhan.pdf2003 Digitized by USU digital library

18. Apa hubungan keluhan dirasakan dua hari yang lalu dengan setelah mengorek telinga kiri dengan cotton bud?Mengorek-ngorek telinga, mengeringkan liang telinga dengan kasar dengan handuk dan membersihkan telinga dengan jarum suntik, bagi orang yang tidak terlatih menyebabkan abrasi dan liang telinga merupakan tempat masuk darmerupakan dari mikroorganisme .Mikroorganisme pada Otitis Eksterna Difusa adalah Pseudomonas aeruginosa, Basilus piosianius dan Stafilokokus aureus.

Prof.dr. Askaroellah Aboet, SpTHT-KL(K)Dept. Ilmu Kesehatan THT-KLFK USU/RSUP. H. Adam Malik Medan

Membersihkan telinga menggunakan cotton bud ternyata bukanlah kebiasaan yang baik bagi kesehatan telinga, karena cotton bud justru akan membuat kotoran telinga terdorong ke dalam, sehingga kotoran masuk ke dalam cekungan dekat gendang telinga. Jika sudah mengendap terlalu lama, maka kotoran akan mengeras bahkan membatu di liang telinga.

Selain itu, membersihkan telinga dengan cotton bud jika terlalu dalam bisa merusak gendang telinga. Dampak kerusakan itu bervariasi, mulai dari yang ringan berupa telinga berdenging hingga yang paling berat yakni kelumpuhan syaraf di sekitar wajah. Selain itu, jika kapas tertinggal di dalam akan mempengaruhi pendengaran, kapas akan menyumbat gendang telinga yang menyebabkan pendengaran menjadi kurang baik. Jika tidak bisa menghilangkan kebiasaan membersihkan telinga dengan cotton bud, sebaiknya lebih hati-hati dalam menggunakannya, jangan sampai cotton bud menggores atau manusuk gendang telinga.

Membersihkan Telinga Dapat Menyebabkan Infeksi Telinga

Telinga kita memiliki saluran luar (canal auditori eksterna) dengan bentuk sedemikian rupa yang bisa secara otomatis membuang kotoran telinga. Membersihkan saluran telinga dengan cotton bud (kapas pembersih) bisa mengganggu mekanisme pembersihan ini dan bisa mendorong sel-sel kulit yang mati ke arah gendang telinga sehingga kotoran menumpuk disana. Penimbunan sel-sel kulit yang mati dan serumen akan menyebabkan penimbunan air yang masuk ke dalam saluran ketika mandi atau berenang. Kulit yang basah dan lembut pada saluran telinga lebih mudah terinfeksi oleh bakteri atau jamur.

Infeksi pada saluran telinga ini disebut sebagai otitis. Infeksi ini dapat menyerang seluruh saluran (otitis eksterna generalis) atau hanya menyerang daerah tertentu sebagai bisul (furunkel). Otitis eksterna seringkali disebut swimming ear (jawa: kopoken). Sejumlah bakteri dan bahkan beberapa jamur, dapat menyebabkan otitis eksterna generalisata, sedangkan bateri stafilokokus biasanya menyebabkan bisul.

Beberapa orang dalam kondisi tertentu sangat rawan terkena otitis eksterna, misalnya penderita alergi, psoriasis, eksim atau dermatitis kulit kepala. Selain karena penumpukan kotoran tadi, otitis eksterna juga bisa disebabkan oleh cedera atau kemasukan air atau bahan iritan, seperti spray dan cat rambut.

Gejala-gejala dari otitis eksterna generalisata adalah gatal-gatal, nyeri dan keluarnya cairan berbau busuk. Jika saluran telinga membengkak atau terisi oleh nanah dan sel-sel kulit yang mati, maka bisa terjadi gangguan pendengaran. Biasanya jika daun telinga ditarik atau kulit di depan saluran telinga ditekan, akan timbul nyeri. Sedangkan furunkel atau bisul mengakibatkan rasa nyeri yang amat, jika bisulnya pecah akan keluar nanah dan darah dari telinga.Secara alami, sel-sel kulit yang mati, termasuk serumen, akan dibersihkan dan dikeluarkan dari gendang telinga melalui liang telinga.Cotton bud(pembersih kapas telinga) dapat mengganggu mekanisme pembersihan tersebut sehingga sel-sel kulit mati dan serumen akan menumpuk di sekitar gendang telinga. Masalah ini juga diperberat oleh adanya susunan anatomis berupa lekukan pada liang telinga.Keadaan diatas dapat menimbulkan timbunan air yang masuk ke dalam liang telinga ketika mandi atau berenang. Kulit yang basah, lembab, hangat, dan gelap pada liang telinga merupakan tempat yang baik bagi pertumbuhan bakteri dan jamur.Anonim. 2006.Otitis Eksterna.Available from :http://www.kalbe.co.id.Accessed : 2008, MarchSaluran telinga bisa membersihkan dirinya sendiri dengan cara membuang sel-sel kulit yang mati dari gendang telinga melalui saluran telinga. Membersihkan saluran telinga dengan cotton bud (kapas pembersih) bisa mengganggu mekanisme pembersihan ini dan bisa mendorong sel-sel kulit yang mati ke arah gendang telinga sehingga kotoran menumpuk disana.Penimbunan sel-sel kulit yang mati dan serumen akan menyebabkan penimbunan air yang masuk ke dalam saluran ketika mandi atau berenang. Kulit yang basah dan lembut pada saluran telinga lebih mudah terinfeksi oleh bakteri atau jamur.Infeksi oleh kuman pada kulit disepertiga luar liang telinga yang mengandung adneksa kulit, seperti folikel rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar serumen membentuk furunkel.Stadium prainflamasi timbul bila lapisan lipid meatus akusticus eksternus terlepas karena lembab atau trauma menimbulkan edema epitel skuamosa. Keadaan ini menimbulkan trauma lokal yang memudahkan bakteri masuk melalui kulit, terjadi inflamasi dan cairan eksudat. Rasa gatal memicu terjadinya iritasi, berikutnya infeksi lalu terjadi pembengkakan dan akhirnya menimbulkan rasa nyeri.Proses infeksi menyebabkan peningkatan suhu lalu menimbulkan perubahan rasa nyaman dalam telinga. Selain itu, proses infeksi akan mengeluarkan cairan / nanah yang bisa menumpuk dalam liang telinga (meatus akustikus eksterna) sehingga hantaran suara akan terhalang dan terjadilah penurunan pendengaran.Bakteri patogen yang sering menyebabkan otitis eksterna yaitu Pseudomonas (41%), Streptokokus (22%), Stafilokokus aureus (15%) dan Bakteroides (11%) (Oghalai, 2003).Oghalai, J.S. Otitis Eksterna. http://www. bcm.tme.edu/oto/grand/101295.htm

19. Mengapa ditanyakan batuk pilek?OMATerjadi akibat terganggunya faktor pertahanan tubuh yang bertugas menjaga kesterilan telinga tengah. Faktor penyebab utama adalah sumbatan tuba Eustachius sehingga pencegahan invasi kuman terganggu. Pencetusnya adalah infeksi saluran napas atas. Penyakit ini mudah terjadi pada bayi karena tuba Eustachiusnya pendek, lebar dan letaknya agak horizontal.Kapita Selekta Kedokteran. Editor Mansjoer Arif (et al.) Ed. III, cet. 2. Jakarta : Media Aesculapius. 1999 dikutip dari http://www.geocities.com/kliniktehate/

Otitis media sering diawali dengan infeksi pada saluran napas seperti radang tenggorokan atau pilek yang menyebar ke telinga tengah lewat saluran Eustachius. Saat bakteri melalui saluran Eustachius, mereka dapat menyebabkan infeksi di saluran tersebut sehingga terjadi pembengkakan di sekitar saluran, tersumbatnya saluran, dan datangnya sel-sel darah putih untuk melawan bakteri. Sel-sel darah putih akan membunuh bakteri dengan mengorbankan diri mereka sendiri. Sebagai hasilnya terbentuklah nanah dalam telinga tengah. Selain itu pembengkakan jaringan sekitar saluran Eustachius menyebabkan lendir yang dihasilkan sel-sel di telinga tengah terkumpul di belakang gendang telinga. Jika lendir dan nanah bertambah banyak, pendengaran dapat terganggu karena gendang telinga dan tulang-tulang kecil penghubung gendang telinga dengan organ pendengaran di telinga dalam tidak dapat bergerak bebas. Kehilangan pendengaran yang dialami umumnya sekitar 24 desibel (bisikan halus). Namun cairan yang lebih banyak dapat menyebabkan gangguan pendengaran hingga 45 desibel (kisaran pembicaraan normal). Selain itu telinga juga akan terasa nyeri. Dan yang paling berat, cairan yang terlalu banyak tersebut akhirnya dapat merobek gendang telinga karena tekanannya.http://www.sehatgroup.web.id/guidelines/isiGuide.asp?guideID=17 yang direkam pada 25 Agu 2007 17:51:24 GMT.ISPA sebagai pencetus OMA mengganggu tuba peradangan penumpukan sel radang pada anak tuba terbuka saat menelan menguap, menghisap tuba anak lebh horizontal, pendek, lebar shg memudahkan kuman masuk dalam telinga sering terjadi peradanganILMU KESEHATAN THT FK UIPerpindahan kuman dari hidung bisa masuk ke telinga :Melalui secret yang terinfeksi kuman dari hidung kea rah telinga melalui tuba dan bercampur dengan cairan pada telinga tengahhttp://www.kidsent.com/website/pediatric_ent/ear_infections/

Terjadi infeksi pada saluran napas seperti radang tenggorokan atau pilek menyebar ke telinga tengah lewat saluran Eustachius. Saat bakteri melalui saluran Eustachius, infeksi di saluran tersebut pembengkakan di sekitar saluran, tersumbatnya saluran, dan datangnya sel-sel darah putih untuk melawan bakteri. Sel-sel darah putih akan membunuh bakteri dengan mengorbankan diri mereka sendiriterbentuklah nanah dalam telinga tengah. Selain itu pembengkakan jaringan sekitar saluran Eustachius lendir yang dihasilkan sel-sel di telinga tengah terkumpul di belakang gendang telinga. Jika lendir dan nanah bertambah banyak, pendengaran dapat terganggu karena gendang telinga dan tulang-tulang kecil penghubung gendang telinga dengan organ pendengaran di telinga dalam tidak dapat bergerak bebas. Kehilangan pendengaran yang dialami umumnya sekitar 24 desibel (bisikan halus). Namun cairan yang lebih banyak dapat menyebabkan gangguan pendengaran hingga 45 desibel (kisaran pembicaraan normal). Selain itu telinga juga akan terasa nyeri. Dan yang paling berat, cairan yang terlalu banyak tersebut akhirnya dapat merobek gendang telinga karena tekanannya. Buku Ajar Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher edisi keenam. editor Dr.H.Efiaty Arsyad Soepardi, Sp.THT BOIES Buku Ajar Penyakit THT edisi 6 Adams , Boies , Higler

20. Mengapa saat auricula ditarik dan tragus ditekan, kepala merasa sakit (refered pain: terdapat serumen yang menekan, infeksi), juga saat penderita menelan?

Sensory axons in the vagus nerve arise from the skin of the external ear, a few taste buds in the epiglottis and pharynx, and proprioceptors in muscles of the neck and throat.

Essentials of Anatomy and Physiology Tortora

21. Mengapa dokter memberikan serumenolitik selama 2 hari sebelum dilakukan irigasi telinga, juga antibiotik dan analgetik?

Syringing. The rather large syringe of old-fashioned appearance has changed little in the past 100 years, and remains a simple and effective treatment for wax impaction. The pinna is pulled outwards and backwards to straighten the meatus, and water at body temperature is irrigated along the posterior wall of the ear. The water finds a passage past the wax, rebounds off the drum and pushes the wax outwards. Hard wax may require the use of softening oily drops before syringing.

Syringing is not painful, therefore pain means either an error in technique or that there is an otitis externa or a perforation. If there is a perforation, the ear should not be syringed; pain with vertigo may occur with subsequent otitis media and otorrhea, and a past history of discharge suggests a perforation. Coughing (from the vagal reflexthe auricular branch of the vagus supplies the drum) or syncope may complicate syringing. Vertigo with nystagmus will occur if the water is too hot or too cold.

22. Pemeriksaan apa yang dilakukan pada skenario?a. Px otoskopi

Membran timpani Secara anatomi : 4 kuadran Bayangan penonjolan bgn bawah maleus Umbo Reflex cahaya gerakan serabut yang radier dan sirkuler. Reflek cahaya jam 7 untuk MT kiri dan jam 5 utk MT kanan

b. Tes berbisik Merupakan tes semikuantitatif Tujuan : menentukan derajat ketulian secara kasar Orang normal daat mendengar bisikan dari jarak 6-10 meter Cara pemeriksaam: Ruangan cukup tenang, dengan panjang 6 meter Berbisik pada akhir ekspirasi Dimulai dari jarak 6 meter dan makin lama makin mendekat, maju tiap satu meter sampai dapat mengulangi tiap kata dengan benar Telinga yang tidak diperiksa ditutup, orang yang diperiksa tidak boleh melihat pemeriksa (pemeriksa berdiri di sisi telinga yang diperiksa)

Interpretasi : Normal : 5/6 sampai 6/6 Tuli ringan bila suara bisik 4 meter Tuli sedang bila suara bisik antara 2 - 3 meter Tuli berat bila suara bisik antara 0 - 1 meter

c. Tes Garpu Tala Tes Rinne Merupakan tes kualitatif Tujuan: membandingkan hantaran melalui udara dan hantaran melalui tulang Cara pemeriksaan: Penala digetarkan Dasar penala diletakan pada prosesus mastoideus telinga yang akan diperiksa Jika op tidak mendengar bunyi lagi, penala di pindahkan ke depan liang telinga, 2,5 cm dari liang telinga Interpretasi : a. Normal AC : BC = 2:1b. Rinne (+) : intensitas AC > BC Telinga normal atau tuli saraf c. Rinne (-) : intensitas AC < BC Tuli Konduktif Tes Weber Tujuan : membandingkan hantaran tulang telinga kiri dengan telinga kanan Cara pemeriksaan: Penala digetarkan Dasar penala diletakkan pada garis tengah kepala : ubun-ubun, glabella, dagu, pertengahan gigi seri paling sensitif)Interpretasi: Tak ada lateralisasi normal Lateralisasi ke telinga yang sakit telinga tsb tuli konduktif Lateralisasi ke telinga yang sehat telinga yang sakit tuli saraf

Tes Swabach Tujuan : membandingkan hantaran tulang orang yang diperiksa dengan pemeriksa yang pendengarannya normal Cara pemeriksaan : Penala digetarkan Dasarnya diletakkan ada prosesus mastoideus op Bila sudah tidak didengar lagi, penala dipindahkan pada proc.mastoideus pemeriksa Bila masih terdengar kesan: pendengaran op memendek Bila pemeriksa juga tidak mendengar ulangi tes kembali. Penala digetarkan kembali dan diletakkan di proc.mastoideus pemeriksa terlebih dahulu, bila sudah tidak terdengar lagi pindahkan pada op Interpretasi: Normal apabila BC op = BC pemeriksa Bila BC op < pemeriksa Schwabach memendek telinga op yang diperiksa tuli saraf Bila BC OP > pemeriksa Schwabach memanjang telinga op yang diperiksa tuli konduktif

d. Tes Bing (Tes Oklusi) Cara pemeriksaan : Tragus telinga yang diperiksa ditekan (ditutup) sehingga terdapat tuli konduktif kira2 30 Db. Penala digetarkan, diletakkan di tengah kepala seperti pada tes weber Interpretasi: Lateralisasi ke telinga yang ditutup telinga normal atau tuli saraf Tidak ada lateralisasi ke telinga yang ditutup (yang diperiksa) telinga tersebut tuli konduktif

e. Audiometri Tujuan : untuk menentukan sifat kelainan pendengaran Merupakan earphone sederhana yang dihubungkan dengan ossilator elektronik yang mampu memancarkan suara murni dengan kisaran frekuensi rendahtinggi Tingkat intensitas nol pada masing2 frekuensi adalah kekerasan yang hampir tidak bisa didengar oleh telinga normal Volume dapat ditingkatkan,bika harus ditingkatkan hingga 30 desibel dari normal org tsb dikatakan kehilangan pendengaran 30 dB untuk frekuensi tertentu

23. DD dari otitis eksterna? (Definisi, patofisiologi, klasifikasi, etiologi, faktor resiko, komplikasi, penatalaksanaan)

OTITIS EKSTERNAOtitis eksterna adalah radang liang telinga akibat infeksi bakteri. Ada 2 jenis yaitu otitis eksterna akut dan otitis eksterna kronik. Otitis eksterna akut terbagi atas 2 yaitu otitis eksterna sirkumskripta (furunkel = bisul) dan otitis eksterna difus. Beberapa faktor yang mempermudah terjadinya otitis eksterna, yaitu : Derajat keasaman (pH). pH basa mempermudah terjadinya otitis eksterna. pH asam berfungsi sebagai protektor terhadap kuman. Udara. Udara yang hangat dan lembab lebih memudahkan kuman bertambah banyak. Trauma. Trauma ringan misalnya setelah mengorek telinga. Berenang. Perubahan warna kulit liang telinga dapat terjadi setelah terkena air. 1. Otitis Eksterna Akut Otitis Eksterna Sirkumskripta (Furunkel = Bisul) Otitis eksterna sirkumskripta (furunkel = bisul) adalah infeksi pada 1/3 luar liang telinga, khususnya adneksa kulit, yakni pilosebaseus (folikel rambut & kelenjar sebaseus) dan kelenjar serumen akibat infeksi bakteri Staphylococcus aureus & Staphyloccus albus.

Gejala otitis eksterna sirkumskripta (furunkel = bisul), yaitu : 1. Nyeri hebat. Nyeri ini tidak sesuai dengan besarnya furunkel (bisul). Nyeri timbul saat kita menekan perikondrium karena jaringan ikat longgar tidak terkandung dibawah kulit. Gerakan membuka mulut juga menjadi pemicu nyeri karena adanya sendi temporomandibula. 2. Gangguan pendengaran. Akibat furunkel (bisul) yang sudah besar dan menyumbat liang telinga. Terapi otitis eksterna sirkumskripta (furunkel = bisul) yang sudah membentuk abses, yaitu : Aspirasi. Lakukan aspirasi steril untuk mengeluarkan nanah. Antibiotik topikal. Berikan salep antibiotik misalnya polymixin B dan bacitracin. Antiseptik. Berikan asam asetat 2-5% dalam alkohol 2%. Insisi. Lakukan pada furunkel (bisul) yang berdinding tebal. Pasang salir (drain) untuk mengalirkan nanah. Antibiotik sistemik. Biasanya kita tidak perlukan. Obat simptomatik. Berikan analgetik dan penenang. Otitis Eksterna Difus Otitis eksterna difus adalah infeksi pada 2/3 dalam liang telinga akibat infeksi bakteri. Umumnya bakteri penyebab yaitu Pseudomonas. Bakteri penyebab lainnya yaitu Staphylococcus albus, Escheria coli, dan sebagainya. Kulit liang telinga terlihat hiperemis dan udem yang batasnya tidak jelas. Tidak terdapat furunkel (bisul). Gejalanya sama dengan gejala otitis eksterna sirkumskripta (furunkel = bisul). Kandang-kadang kita temukan sekret yang berbau namun tidak bercampur lendir (musin). Lendir (musin) merupakan sekret yang berasal dari kavum timpani dan kita temukan pada kasus otitis media.

Terapi otitis eksterna difus, yaitu : Tampon. Berikan tampon yang mengandung antibiotik. Antibiotik sistemik. Kadang-kadang perlu kita berikan. 2. Otitis Eksterna Kronik Otitis eksterna kronik adalah infeksi liang telinga yang berlangsung lama dan ditandai oleh terbentuknya jaringan parut (sikatriks). Terbentuknya jaringan ini menyebabkan liang telinga menyempit. Otitis eksterna kronik dapat disebabkan oleh : Pengobatan. Pengobatan infeksi bakteri dan jamur yang tidak baik. Trauma berulang. Benda asing. Alat bantu dengar (hearing aid). Penggunaan cetakan (mould) pada hearing aid. Terapi otitis eksterna kronik dengan operasi rekonstruksi liang telinga.Sosialisman & Helmi. Kelainan Telinga Luar dalam Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala & Leher. Ed. ke-5. dr. H. Efiaty Arsyad Soepardi, Sp.THT & Prof. dr. H. Nurbaiti Iskandar, Sp.THT (editor). Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2006.

24. DD dari kurangnya pendengaran?

H. Hambatan Persepsi Auditif3Sensori auditif diaktifkan oleh adanya rangsang bunyi atau suara. Persepsi auditif berkaitan dengan kemampuan otak untuk memproses dan menginterpretasikan berbagai bunyi atau suara yang didengar oleh telinga. Kemampuan persepsi auditif yang baik memungkinkan seorang anak dapat membedakan berbagai bunyi dengan sumber, ritme, volume, dan pitch yang berbeda. Kemampuan ini sangat berguna dalam proses belajar membaca. Persepsi auditif mencakup kemampuan-kemampuan berikut :a. Kesadaran fonologis yaitu kesadaran bahwa bahasa dapat dipecah ke dalam kata, suku kata, dan fonem (bunyi huruf)b. Diskriminasi auditif yaitu kemampuan mengingat perbedaan antara bunyi-bunyi fonem dan mengidentifikasi kata-kata yang sama dengan kata-kata yang berbeda.c. Ingatan (memori) auditif yaitu kemampuan untuk menyimpan dan mengingat sesuatu yang didengard. Urutan auditif yaitu kemampuan mengingat urutan hal-hal yang disampaikan secara lisane. Perpaduan auditif yaitu kemampuan memadukan elemen-elemen fonem tunggal atau berbagai fonem menjadi suatu kata yang utuh

Hambatan persepsi auditif dapat terjadi sebagai bagian dari auditory processing disorder(gangguan proses auditori) yang penyebabnya belum diketahui secara pasti. Gangguan ini mungkin disebabkan oleh adanya gangguan proses di otak atau berhubungan dengan kondisi kondisi lain seperti disleksia, Attention Defisit Disorder, Autism Spectrum Disorder, gangguan bahasa spesifik, atau hambatan perkembangan. Anak yang mengalami gangguan proses auditori biasanya dapat mendengar suara (informasi bunyi) tetapi memiliki kesulitan untuk memahami, menyimpan, menempatkan, mengemukakan kembali atau menjelaskan informasi tersebut untuk kepentingan akademik maupun sosial.

Hambatan persepsi auditif dapat mencakup beberapa hal seperti: kesulitan menentukan figur dan latar bunyi kesulitan mengingat (memori) bunyi kesulitan diskriminasi bunyi kesulitan untuk memperhatikan bunyi kesulitan untuk proses kohesi (memadukan) bunyi

Prihardini D, dkk. Sensori dan Persepsi Auditif. Bandung: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. 2010

25. Bagaimana penatalaksanaan skenario tersebut?PenatalaksanaanOtitis Eksterna Akuta. Otitis eksterna sirkumskriptai. Tergantung pada keadaan furunkel. ii. Bila sudah menjadi abses, diaspirasi secara steril untuk mengeluarkan nanahnya. Lokal diberikan antibiotika dalam bentuk salep, seperti polymixin B atau bacitracin, atau antiseptik (asam asetat 2-5 % dalam alkohol 2 %).iii. Kalau dinding furunkel tebal, dilakukan insisi, kemudian dipasang salir (drain) untuk mengalirkan nanahnya.iv. Biasanya tidak perlu diberikan antibiotika secara sistemik, hanya diberikan obat simtomatik seperti analgetik dan obat penenang.b. Otitis eksterna difusi. Memasukkan tampon yang mengandung antibiotika ke liang telinga supaya terdapat kontak yang baik antara obat dengan kulit yang meradang. ii. Kadang diperlukan obat antibiotika sistemik.c. Otomikosisi. Larutan asam asetat 2-5 % dalam alkohol yang diteteskan ke liang telinga biasanya dapat menyembuhkan. ii. Kadang-kadang diperlukan juga obat anti-jamur (sebagai salep) yang diberikan secara topikal.Otitis Eksterna Kronisa. Keratosis Obliterans dan Kolesteastoma eksternaa. Penyakit ini biasanya dapat dikontrol dengan melakukan pembersihan liang telinga secara periodik, misalnya setiap 3 bulan. b. Pemberian,obat tetes telinga dan campuran alkohol atau gliserin dalam peroksid 3 %, 3 kali seminggu sering kali dapat menolong. c. Pada pasien yang telah mengalami erosi tulang liang telinga, seringkali diperlukan tindakan bedah dengan melakukan tandur jaringan ke bawah kulit untuk menghilangkan gaung di dinding liang telinga. Yang penting adalah membuat agar liang telinga berbentuk seperti corong, sehingga pembersihan liang telinga secara spontan lebih terjamin.b. Otitis eksterna malignaa. Pengobatan tidak boleh ditunda-tunda, sebab penyakit akan segera menyerang bagian-bagian penting di sekitarnya. b. Pengobatan yang dianjurkan adalah pemberian antibiotika dosis tinggi terhadap Pseudomonas aeruginosa yang dikombinasikan dengan aminoglikosida dan diberikan secara parenteral selama 4-6 minggu. Kombinasi yang sering digunakan adalah karbecillin, ticarcillin atau pipercillin dengan gentamicin, tobramicin, colistimethate atau amikacin. c. Membersihkan luka (debrideman) secara radikal. Tindakan membersihkan luka (debrideman) yang kurang bersih akan dapat menyebabkan makin cepatnya penularan penyakit ini d. Kelainan di telinga tengah pada anak dengan palatoskisis, lebih besar dibandingkan dengan anak normal. Oleh karena itu dianjurkan untuk melakukan koreksi palatoskisis sedini mungkin.Lee KJ. Essential Otolaryngology. Head and Neck Surgery. 2003. New YORK

Anthelix
Concha
Helix
ExternalAuditoryMeatus
Lobul
Trag
Crus Helix
Helix
AURICLE

Diagram Of Coronal View Of The Middle Ear
Lateral MallealLigament
Superior MallealLigament
PosteriorLigament
Mastoid Process
Facial nerve
Oval window
Cochlear promontory
Round window
Eustachian Tube
Bony Annulus
Fibrous Annulus
Tympanic MembranePars Flaccida