masalah korosi

Upload: hendrie-nmc

Post on 07-Aug-2018

235 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/19/2019 Masalah Korosi

    1/13

    TEKNIK PRODUKSI  NO : TP 06.02

    JUDUL : PENANGGULANGAN

    MASALAH PRODUKSI

    SUB JUDUL : Korosi 

    Halaman : 1 / 13

    Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

    KOROSI

    1. TUJUAN

    Melindungi pengaruh keadaan lingkungan terhadap pengrusakan instalasi/peralatan dari proses korosi.

    2. METODE DAN PERSYARATAN

    2. 1. METODE

    1. Pemilihan Material ( Material Selection)

    2. Teknik rekayasa ( Engineering Design)

    3. Zat kimia pencegah ( Inhibitors)

    a. Untuk sumur gas

    1. Batch down tubing

    2. Tubing Displacement

    3. Nitrogen Squeezes 

     b. Untuk sumur minyak

    1. Batch flush

    2. Circulation method

    3. Continous injection

    4. Squeeze injection

    5.  The drop method

    6.  Automatic Chemical injection 

    4. Pelapisan (Coating )

    5. Penyerapan gas korosif ( Removal of corosive gases)

    6. Perlindungan dengan katode (Cathodic  protection)

    2.2. PERYARATAN

    1. Metode 2.1.1

    Tidak ada persyaratan khusus

    2. Metode 2.1.2

    Tidak ada persyaratan khusus

    3. Metode 2.1.3.a.1

    Tekanan sumur rendah

    4. Metode 2.1.3.a.2

  • 8/19/2019 Masalah Korosi

    2/13

    TEKNIK PRODUKSI  NO : TP 06.02

    JUDUL : PENANGGULANGAN

    MASALAH PRODUKSI

    SUB JUDUL : Korosi 

    Halaman : 2 / 13

    Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

    Tidak ada persyaratan khusus

    5. Metode 2.1.3.a. 3

    Tidak ada persyaratan khusus

    6. Metode 2.1.3.b.1

    Untuk sumur minyak dengan tekanan rendah dan produksi < 100 bbl/hari dengan working fluid

    level maximum 700 ft di atas pompa.

    7. Metode 2.1.3.b. 2

    Working fluid level rendah dengan produksi fluida > 50 bbl/hari

    8. Metode 2.1.3.b. 3

    Working fluid level  tinggi

    9. Metode 2.1.3.b. 4

    Antara tubing dan casing terdapat packer  

    10. Metode 2.1.3.b. 5

    Tidak ada persyaratan khusus

    11. Metode 2.1.3.b. 6

    Tidak ada persyaratan khusus

    12. Metode 2.1.4

    Tidak ada persyaratan khusus

    13. Metode 2.1.5

    Jumlah gas yang harus dihilangkan tidak terlalu banyak (secara ekonomis dapat dipertang-

    gungjawabkan)

    14. Metode 2.1.6

    Tidak ada persyaratan khusus

    3. LANGKAH KERJA

    3. 1. METODE PEMILIHAN MATERIAL

    1. Tentukan kondisi lingkungan dan keadaan fisik yang dapat menyebabkan korosi

    - kehadiran H2S

    - kehadiran gas CO2 

    - kehadiran Oksigen (O2)

    - korosi galvanic 

    2. Pilih material yang sesuai untuk kondisi pada langkah 1

  • 8/19/2019 Masalah Korosi

    3/13

    TEKNIK PRODUKSI  NO : TP 06.02

    JUDUL : PENANGGULANGAN

    MASALAH PRODUKSI

    SUB JUDUL : Korosi 

    Halaman : 3 / 13

    Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

    - Jika kondisi lingkungan terdapat H2S gunakan tabel 1

    Jika kondisi lingkungan terdapat CO2 dan atau O2 gunakan Tabel 2

    Jika kondisi galvanic dapat terjadi baca langkah selanjutnya

    3. Jika kondisi mengharuskan penggunaan logam, gunakan tipe logam yang sama untuk seluruh

    sistem atau :

    a. 

    Pilih logam dengan tipe yang berdekatan dalam seri galvanic, lihat Tabel 3

     b. 

    Menggunakan inhibitor  

    c. 

    Menggunakan pelapisan (Coating )

    d. 

    Menggunakan isolasi listrik

    e. 

    Menggunakan pelindungan katode

    f.  Pilih logam sehingga daerah anoda lebih luas daripada daerah katode.

    4. Jika kondisi mengijinkan gunakan material bukan logam, seperti terlihat pada Tabel 4 dan 5.

    Material seperti campuran semen dan asbes banyak digunakan untuk keadaan tekanan di

     bawan 200 psig dan temperatur 700°F. Material ini tahan terhadap semua garam-garam.

    Keramik dan beton juga material yang tanah terhadap semua garam.

    3. 2. METODE TEKNIK REKAYASA

    1. Dalam perencanaan hindarkan adanya ronga-rongga kecil (crevices)

    2. Gunakan Tabel 6 untuk menentukan kecepatan aliran fluida di dalam proses sehingga tidak

    terlalu pelan dan juga tidak terlalu cepat.

    3. Hindarkan penggunaan dua logam yang berbeda yang dihubungkan menjadi satu.

    4. Buat drainase sebaik-baiknya

    5. Pilih logam yang sesuai dengan keadaan lingkungan (di dalam maupun di luar proses). Lihat

    langkah 3.1

    6. Hindarkan terjadinya cavitasi dalam penyedotan dengan pompa.

    7. Hindarkan masuknya udara ke dalam sistem

    8. Pelihara dengan baik bagian-bagian yang harus diisolasi

    9. Ikuti prosedur standard dalam pemasangan plunger , misalnya untuk wellhead , pipa pengumpul

    gas harus diisolasi dan digunakan nipple plastik

    3.3. METODE DENGAN ZAT KIMIA PENCEGAH

    3. 3. a.1 Batch Down Tubing Sumur Gas

  • 8/19/2019 Masalah Korosi

    4/13

    TEKNIK PRODUKSI  NO : TP 06.02

    JUDUL : PENANGGULANGAN

    MASALAH PRODUKSI

    SUB JUDUL : Korosi 

    Halaman : 4 / 13

    Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

    1.  Tentukan volume larutan inhibitor  yang akan digunakan, kira-kira 0.3 gallon untuk

    setiap 1000 ft2  permukaan logam yang akan dilindungi.

    2. 

    Larutan inhibitor   ke dalam air atau minyak dengan konsentrasi 10% berdasarkan

    volume.

    3. Pompakan larutan tersebut ke dalam tubing dan kemudian tutup sumur selama 24

     jam.

    3. 3. a. 2. Tubing Displacement  

    1. 

    Hitung isi tubing yang berada di dalam sumur

    2. 

    Siapkan larutan 2% (by volume) inhibitor   dalam minyak sebanyak isi tubing,

    langkah 1

    3. 

    Masukkan larutan ini ke dalam tubing sampai penuh, kemudian tutup sumur selama

    4 jam

    3. 3. a. 3. Nitrogen Squeezes 

    1. Siapkan 4 barrel 25% (by volume) larutan inhibitor  di dalam minyak

    2. Lakukan otomisasi larutan ini dengan mengalirkannya pada arus gas N2  melalui

    nozzle 

    3. Masukan  slug   ini ke dalam tubing dan tekan ke bawah dengan menggunakan gas

    nitrogen. Jumlah gas nitrogen pendesak kira-kira tiga kali dari isi tubing. Untuk

    tekanan well head  yang tinggi jadi gas N 2 yang diperlukan harus lebih banyak.

    4. 

    Tutup sumur selama 12 jam. Kemudian buka sumur dan buang gas N2  ke

    atmosfer sebelum produksi dimulai.

    3. 3. b.1. Batch flush 

    1. Larutkan 1 sampai 2 gallon inhibitor  ke dalam air

    2. Tuangkan larutan ini ke dalam anulus tubing dan casing

    3. 

    Kemudian bilas dengan air sebanyak kira-kira 0.0005 bbl ! panjang casing di

    dalam sumur dalam ft.

    3. 3. b. 2. Circulation method  

  • 8/19/2019 Masalah Korosi

    5/13

    TEKNIK PRODUKSI  NO : TP 06.02

    JUDUL : PENANGGULANGAN

    MASALAH PRODUKSI

    SUB JUDUL : Korosi 

    Halaman : 5 / 13

    Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

    1. Injeksikan inhibitor  ke dalam anulus casing tubing bersama-sama dengan fluida

     produksi antara 1-2 bbl/hari

    2. Amati jumlah ppm inhibitor  di dalam fluida produksi

    3. Atur jumlah injeksi inhibitor , sehingga didapatkan jumlah konsentrasi antara 25 –

    50 ppm

    3. 3. b. 4. Squeeze Injection 

    1. Injeksikan sejumlan tertentu inhibitor   ke dalam formasi sehingga akan dihasilkan

    konsentrasi inhibitor  20 ppm di dalam air produksi selama 2-6 bulan.

    2. Tutup sumur selama 24 jam untuk memberikan kesempatan formasi batuan

    menyerap inhibitor  tersebut.

    3. 3. b. 5. The Drop Method  

    Jatuhkan container berat yang berisi inhibitor  ke dalam sumur. Benda tersebut akan

    tenggelam ke dalam kolom fluida sampai ke dasar sumur. Jika sumur diproduksikan

    sejumlah inhibitor   akan terlepas dan menghasilkan konsentrasi inhibitor   di dalam

    fluida produksi kurang lebih 25 ppm

    3. 3. b. 6. Automatic Chemical Injector  

    Pasang injektor otomatis untuk mencampurkan inhibitor   ke dalam aliran fluida

     produksi.

    3.4. PELAPISAN (COATING)

    Pilih jenis coating  yang sesuai untuk pipa dan bejana berdasarkan Tabel 7

    3.5. MENGHILANGKAN GAS YANG KOROSIF

    1. Jika konsentrasi oksigen rendah gunakan “Chemical Scavengers” dengan menambahkan 6

     ppm Na2SO3  untuk setiap kandungan oksigen 1 ppm, cara ini kurang efektif jika di daiam

    cairan terdapat H2S. Demikian juga kalau dalam larutan terdapat Barium dan Calcium Sulfat,

    dengan treatment  ini dapat mengakibatkan pengkerakan (Scale).

    2. a. Jika di dalam air terdapat Barium atau Calcium Sulfat atau terjadi perubahan PH oleh

     penambahan-penambahan Sulfat pada langkah 1, gunakan “Vacum daeration” yaitu

    menarik oksigen dari dalam larutan dengan mengosongkan udara di permukaannya.

  • 8/19/2019 Masalah Korosi

    6/13

    TEKNIK PRODUKSI  NO : TP 06.02

    JUDUL : PENANGGULANGAN

    MASALAH PRODUKSI

    SUB JUDUL : Korosi 

    Halaman : 6 / 13

    Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

    2. b. Jika tersedia gas alam dengan konsentrasi CO2 yang rendah, oksigen di dalam larutan dapat

    ditarik dengan “ gas stripping ” secara counter flow.

    3. Jika volume gas oksigen yang perlu diambil cukup besar dapat digunakan kombinasi antara

     gas stripping  dan vacum daeration.

    3.6. CATHODIC PROTECTION  

    1. Tentukan besarnya arus listrik yang mengalir dalam pipa atau tangki yang akan dilindungi.

    2. Pasang sumber arus DC untuk mengimbangi arus tersebut, (Tabel 6) berdasarkan pada

     perencanaan yang baik.

    4. DAFTAR PUSTAKA

    1. 

    Thomas, O. Alien dan Alan P. Roberts: “Production Operation, Well Completions, Workover and

    Stimulation”, Oil & Gas Consultans International, Inc, Tulsa. 1978

  • 8/19/2019 Masalah Korosi

    7/13

    TEKNIK PRODUKSI  NO : TP 06.02

    JUDUL : PENANGGULANGAN

    MASALAH PRODUKSI

    SUB JUDUL : Korosi 

    Halaman : 7 / 13

    Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

    5. LAMP I RAN

    5.1. LATAR BELAKANG DAN RUMUS

    Material yang terbuat dari logam karena kondisi lingkungan yang tidak sesuai akan mengalami

    suatu proses yang disebut korosi. Bijih logam pada umumnya merupakan senyawa oksida yang

    lebih stabil dari pada logamnya sendiri (oksida). Logam mempunyai kecenderungan untuk

     bereaksi dengan oksigen, sulfat dan elemen-elemen lain membentuk persenyawaan yang lebih

    stabil, dalam proses ini akan dihasilkan energi dan disebut korosi. Logam seperti Zn dan Hg adalah

    sangat reaktif dengan demikian mudah korosi, sedangkan emas, perak dan platina tidak mudah

    korosi sehingga disebut “noble metals”.

    Korosi adalah proses kimia, sebagai contoh misalnya korosi pada logam besi, adalah terjadinya

    reaksi antara besi dan oksigen membentuk oksida besi dengan reaksi sebagai berikut :

    4 Fe + 3 02 ! 2 Fe203 

    atau terjadinya reaksi antara besi dan asam sulfida membentuk sulfida besi;

    Fe + H2S! FeS + H2 

    Oksida besi dan sulfida besi adalah rapuh sehingga bangunan yang terbuat dari besi jika

    mengalami korosi akan mudah rusak.

    Besi tidak akan beraksi dengan oksigen dan asam sulfat yang kering pada temperatur biasa,

    mereka hanya akan membentuk oksida atau sulflda besi yang tipis (film) yang justru akan

    melindungi reaksi selanjutnya. Korosi hanya akan terjadi jika terdapat air .Korosi adalah proses

    elektrokimia. Reaksi elektrokimia akan terjadi pada permukaan logam antara anoda dan katoda.

    Antara kedua tempat ini akan terjadi aliran listrik. Sebagai contoh diambil proses korosi dari besi

    dalam larutan asam lemah. Di tempat dimana terjadi korosi (anodik) besi masuk kedalam larutan

    sebagai ion Ferro (Fe++

    ) dengan demikian akan meninggalkan dua elektron negatif di dalam

    logam. Elektron ini akan bergerak ke arah daerah yang tidak korosi (katodik) atau dengan lain

     perkataan arus positif bergerak dari katoda kearah anoda. Ion hidrogen dalam larutan akan

    menempel pada katoda dan membentuk gas hidrogen yang kemudian terlepas keudara. Hadirnya

    air dalam proses korosi merupakan elektrolit, karena mengandung garam-garam seperti klorida,

    sulfida atau gas terlarut seperti H2S, CO2, Oksigen atau SO2 sehingga arus listrik dapat mengalir.

    Gambar 1 menunjukkan aliran arus listrik dari anoda ke katoda pada proses korosi. Untuk

    menghentikan korosi maka arus listrik ini harus dihentikan atau logam.harus dalam keadaan

  • 8/19/2019 Masalah Korosi

    8/13

    TEKNIK PRODUKSI  NO : TP 06.02

    JUDUL : PENANGGULANGAN

    MASALAH PRODUKSI

    SUB JUDUL : Korosi 

    Halaman : 8 / 13

    Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

    netral. Untuk menghentikan arus ini dapat dilakukan dengan melawan arus tersebut (cathodic

     protection) atau dengan menggunakan inhibitor  atau coating , kedua material ini adalah tahanan

    terhadap arus listrik.

  • 8/19/2019 Masalah Korosi

    9/13

    TEKNIK PRODUKSI  NO : TP 06.02

    JUDUL : PENANGGULANGAN

    MASALAH PRODUKSI

    SUB JUDUL : Korosi 

    Halaman : 9 / 13

    Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

    5.2 GAMBAR DAN TABEL YANG DIGUNAKAN

    GAMBAR 1. ALIRAN ARUS DI SEKITAR TITIK KOROSI

  • 8/19/2019 Masalah Korosi

    10/13

    TEKNIK PRODUKSI  NO : TP 06.02

    JUDUL : PENANGGULANGAN

    MASALAH PRODUKSI

    SUB JUDUL : Korosi 

    Halaman : 10 / 13

    Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

  • 8/19/2019 Masalah Korosi

    11/13

    TEKNIK PRODUKSI  NO : TP 06.02

    JUDUL : PENANGGULANGAN

    MASALAH PRODUKSI

    SUB JUDUL : Korosi 

    Halaman : 11 / 13

    Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

  • 8/19/2019 Masalah Korosi

    12/13

    TEKNIK PRODUKSI  NO : TP 06.02

    JUDUL : PENANGGULANGAN

    MASALAH PRODUKSI

    SUB JUDUL : Korosi 

    Halaman : 12 / 13

    Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

  • 8/19/2019 Masalah Korosi

    13/13

    TEKNIK PRODUKSI  NO : TP 06.02

    JUDUL : PENANGGULANGAN

    MASALAH PRODUKSI

    SUB JUDUL : Korosi 

    Halaman : 13 / 13

    Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu