[map vision] kompilasi tutorial - edisi kedua

55
KOMPILASI TUTORIAL EDISI KEDUA JANUARI 2014 MAP VISION http://citrasatelit.wordpress.com

Upload: jamal-harimudin

Post on 14-Jul-2016

36 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

KOMPILASI TUTORIAL EDISI KEDUA – JANUARI 2014

MAP VISION http://citrasatelit.wordpress.com

2

KATA PENGANTAR Harapan adalah tiang yang menyangga dunia (Pliny the Elder)

Tahun Baru, Harapan Baru. Di awal Tahun 2014 ini, mari kita berdoa semoga apa yang menjadi pengharapan kita semua dapat terwujud. Harapan, mari terus kita buncahkan supaya kita optimis dalam menggapai apa yang menjadi asa dan mimpi kita, tentunya dengan diiringi kerja keras, usaha tiada henti, serta doa yang tak putus kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa - Allah SWT.

3 Di tahun yang baru ini juga kami menghadirkan kembali e-book berupa kompilasi dari tutorial-tutorial yang pernah kami posting pada web blog kami di http://citrasatelit.wordpress.com. Dan untuk edisi kali ini, kami memilihkan tutorial-tutorial yang terkait dengan penggunaan software Global Mapper. Semoga karya kecil kami ini dapat memberikan sedikit manfaat bagi kawan-kawan semua, terutamanya bagi kawan-kawan yang sedang bergelut di dunia penginderaan jauh dan sistem informasi geografis. Terima kasih Salam MAP VISION

4

5

6 Ada sesuatu yang menarik ketika kami sedang oprak-oprek software Global Mapper (disini kami menggunakan software Global Mapper v11.02), dimana ternyata software ini dapat membuat warna natural data citra satelit SPOT yang terkenal agak gampang-gampang susah untuk didapatkan warna natural-nya. Bagaimana caranya?, ikuti langkah-langkahnya berikut ini : 1). Buka software Global Mapper (disini kami menggunakan software Global Mapper v11.02).

Gambar 1. Buka Software Global Mapper

2). Setelah jendela tampilan utama Global Mapper muncul, masukkan data citra satelit SPOT.

Gambar 2. Buka Data Citra Satelit SPOT

Pada jendela tampilan Global Mapper, klik Open Your Own Data Files (ditunjukkan oleh angka 1 pada Gambar 1) atau dapat juga dengan cara klik pada bagian menu bar : File | Open Data File(s)… atau dengan shortcut Ctrl + O. Setelah itu akan muncul jendela tampilan

7 Open, kemudian klik data citra satelit SPOT (ditunjukkan oleh angka 2 pada Gambar 1) serta klik Open (ditunjukkan oleh angka 3 pada Gambar 1). Disini saya menggunakan data sample citra satelit SPOT yang terdapat pada software ER Mapper versi 6.4, yang terletak pada direktori :

C | ERMapper64 | examples | Shared_Data | SPOT_XS.ers 3). Klik Open Control Center.

Gambar 3. Tampilan Citra SPOT di Global Mapper

Setelah kita memilih data citra satelit SPOT pada langkah sebelumnya, maka data tersebut akan muncul pada jendela tampilan Global Mapper. Seperti terlihat pada Gambar 3 di atas, citra tersebut di dominasi oleh warna biru (terutama warna vegetasi).

8

Gambar 4. Open Control Center

Untuk membuatnya mempunyai tampilan warna natural, pertama-tama kita klik Open Control Center pada bagian toolbar software Global Mapper (ditunjukkan oleh angka 1 pada Gambar 4). Setelah muncul jendela tampilan Overlay Control Center, kemudian klik pada bagian data citra satelit (ditunjukkan oleh angka 2 pada Gambar 4). Lakukan pengaturan untuk data citra satelit tersebut pada bagian tombol Options… (ditunjukkan oleh angka 3 pada Gambar 4).

9 4). Pilih Blend Mode : SPOT Natural Color (SPOT to Natural)

Gambar 5. Raster Options

Setelah kita klik tombol Options…, akan muncul jendela tampilan Raster Options. Tab pertama yang terdapat di hadapan kita adalah tab Display (ditunjukkan oleh angka 1 pada Gambar 5). Pada bagian Blend Mode(ditunjukkan oleh angka 2 pada Gambar 5), kita pilih SPOT Natural Color (SPOT to Natural). Klik Apply (ditunjukkan oleh angka 3 pada Gambar 5) atau OK untuk melihat perubahan yang terjadi.

10

Gambar 6. Citra Satelit SPOT Hasil Penggunaan Blend Mode

Gambar 6 di atas menunjukkan perubahan warna yang terjadi pada citra satelit SPOT. Warna vegetasi sudah berwarna natural yaitu berwarna hijau, namun secara keseluruhan warna natural yang ditampilkan masih kurang begitu baik. Untuk melakukan enhance (penajaman warna) di Global Mapper dapat kita lakukan pada bagian tab Color Grade atau tab Color/Contrast Adjustment.

11

Gambar 7. Pengaturan Warna di Tab Color/Contrast Adjustment

Gambar 7 di atas memperlihatkan pengaturan warna yang dapat kita lakukan terhadap citra satelit SPOT pada bagian tab Color/Contrast Adjustment (ditunjukkan oleh angka 1 pada Gambar 7). Pada bagian ini, saya mencoba mengubah komposisi Color Balance dari tiga warna dasar Red-Green-Blue (RGB). Hasilnya dapat dilihat pada Gambar 8 di bawah ini :

12

Gambar 8. Hasil Pengaturan Color Balance

Jika dirasa masih kurang baik tampilannya, kita bisa utak-atik kembali pengaturan dari Color Balance serta melakukan pengaturan pada bagian Contrast Adjustment atau melakukan pengaturan pada bagian tab Color Grade. Silahkan bereksperimen untuk mendapatkan warna natural yang paling baik untuk data citra satelit SPOT tersebut. Pada tutorial ini, citra satelit SPOT yang digunakan adalah citra satelit SPOT dengan resolusi spasial 20 meter, yang merupakan data contoh dari ER Mapper, sedangkan kami sendiri masih belum mencoba untuk data citra satelit SPOT pada resolusi spasial yang lain, apakah masih bisa sama seperti cara diatas?. Jika ada yang sudah mencoba dengan data citra satelit SPOT-nya masing-masing, bisa di share di media sosial kami (Facebook, Twitter, dan Google Plus) mengenai hasil yang didapatkan. Sekian tutorial yang pertama ini, semoga bermanfaat ………………………

13

14

15 Data original Citra Satelit Landsat 7 mempunyai 8 band, dimana ke-8 band tersebut masih berupa file-file yang masih terpisah (belum di stacking / digabung), sehingga tampilan warna dari masing-masing band yaitu hitam-putih (monokrom).Untuk mendapatkan tampilan warna seperti warna natural atau false color (contohnya seperti warna hijau semu atau warna merah semu) dari data Citra Satelit Landsat 7 tersebut, maka kita harus melakukan komposit terhadap band-band tersebut. Pada tutorial yang kedua ini, akan dibahas bagaimana melakukan komposit terhadap band-band dari data Citra Satelit Landsat 7 SLC ON (data Citra Satelit Landsat tanpa ada data yang berlubang atau gap) untuk mendapatkan true color (warna sebenarnya / warna natural) menggunakan software Global Mapper. Bagaimana caranya?, berikut langkah-langkah detail pengerjaan-nya. 1). Kombinasi band yang digunakan untuk mendapatkan true color (warna sebenarnya / warna natural) dari citra satelit Landsat adalah RGB 321. Oleh karena itu kita akan membuka data citra satelit Landsat 7 band ke-1, 2, dan 3 di Global Mapper. Hal pertama untuk membuka data citra satelit Landsat band ke-1, 2, dan 3 di Global Mapper tersebut adalah tentu saja membuka software Global Mapper. Double click (klik dua kali) ikon software Global Mapper di desktop komputer kita (disini kami menggunakan software Global Mapper v11.02).

Gambar 1. Buka Software Global Mapper

2). Setelah jendela tampilan utama Global Mapper telah muncul, masukkan band 1,2, dan band 3 data citra satelit Landsat 7.

16

Gambar 2. Membuka Data Citra Satelit Landsat 7 Band 1, 2, dan 3

Pada jendela tampilan Global Mapper, klik Open Your Own Data Files (ditunjukkan oleh angka 1 pada Gambar 2) atau dapat juga dengan cara klik pada bagian menu bar : File | Open Data File(s)… atau dengan shortcut Ctrl + O. Setelah itu akan muncul jendela tampilan Open, kemudian klik data citra satelit Landsat 7 band 1, 2, dan 3 secara bersamaan, dimana untuk melakukannya kita klik terlebih dahulu band 1 (file yang mempunyai nama akhiran B10), kemudian kita tekan dan tahan tombol Shift pada keyboard komputer lalu klik band 2 (file yang mempunyai nama akhiran B20), dan terakhir klik band 3 (file yang mempunyai nama akhiran B30), dengan tetap menahan tombol Shift . Setelah ketiga band dari citra satelit Landsat 7 telah terseleksi (ditunjukkan oleh angka 2 pada Gambar 2), kemudian klik Open (ditunjukkan oleh angka 3 pada Gambar 2) untuk menampilkan ketiga band tersebut secara bersamaan di Global Mapper.

17

Gambar 3. Tampilan Data Citra Satelit Landsat 7 di Global Mapper

3). Klik Open Control Center Tampilan awal setelah data citra satelit Landsat 7 dibuka di Global Mapper mempunyai warna monochrome (hitam-putih). Setelah itu klik Open Control Center pada bagian toolbar Global Mapper untuk melihat susunan layer dari data citra satelit Landsat yang dibuka (shortcut untuk membuka Open Control Center dapat dilakukan dengan cara klik secara bersamaan tombol Alt pada keyboard dengan tombol huruf C pada keyboard komputer – Alt + C).

Gambar 4. Open Control Center

18 Akan terlihat susunan layer dari data citra satelit Landsat 7 yang telah kita buka di Open Control Center.

Gambar 5. Susunan Layer

Gambar 5 diatas menunjukkan susunan layer dari data citra satelit Landsat 7 yang kita buka di Global Mapper. File dengan nama belakang B30 merupakan data citra satelit Landsat band ke-3 yang menempati susunan layer teratas, dimana pada Global Mapper layer teratas ditunjukkan pada bagian terbawah. Sedangkan pada layer terbawah diisi oleh data citra satelit band ke-1 (file dengan nama belakang B10). Untuk mengubah susunan layer, dapat dilakukan dengan cara meng-klik tombol panah yang berada di bagian samping kanan dari tampilan Open Control Center.

19

Gambar 6. Pengaturan Susunan Layer

4). Lakukan pengaturan pada setiap data citra satelit Landsat 7. Masih dengan keadaan jendela tampilan Open Control Center masih terbuka, klik pada bagian layer teratas yaitu band 3 (file dengan nama belakang B30), kemudian klik pada bagian Options… (lihat Gambar 7 dibawah ini untuk lebih jelasnya).

20

Gambar 7. Pengaturan Data Citra Satelit Landsat 7

21 Setelah itu akan terbuka jendela tampilan dari Raster Options.

Gambar 8. Blend Mode

Pada bagian Blend Mode, pilih Keep Red (ditunjukkan oleh angka 1 pada Gambar 8) kemudian klik OK (ditunjukkan oleh angka 2 pada Gambar 8) jika telah selesai memilih. Selesai dengan pengaturan pada band 3, lanjutkan pengaturan yang sama pada band ke-2 (file dengan nama belakang B20) serta band ke-1 (file dengan nama belakang B10). Pada band ke-2, pada bagian Blend Mode pilih Keep Green, kemudian pada band ke-1 pada bagian Blend Mode pilih Keep Blue.

22 Seperti yang telah dibahas sebelumnya bahwa untuk mendapatkan warna sebenarnya (true

color) dari citra satelit Landsat digunakan kombinasi RGB-321 atau menempatkan spektrum elektromagnetik pada “tempatnya”. Band ke-3 pada citra satelit Landsat merekam pada spektrum elektromagnetik cahaya tampak bagian panjang gelombang warna merah, sehingga pada bagian pengaturan Blend Mode dipilih Keep Red. Begitu juga kenapa dipilih pilihan Keep Green pada pengaturan Blend Mode band ke-2, hal itu dikarenakan citra satelit Landsat band ke-2 merekam pada spektrum elektromagnetik cahaya tampak pada bagian panjang gelombang warna hijau, dan pilihan Blend Mode Keep Blue pada band ke-1, dengan alasan sama yaitu karena pada band ke-1 ini merekam spektrum elektromagnetik cahaya tampak pada bagian panjang gelombang warna biru.

Jika dilakukan dengan benar, maka hasilnya citra satelit Landsat 7 akan tampil dengan warna sebenarnya (true color).

Gambar 9. True Color Citra Satelit Landsat 7

Terlihat pada Gambar 9 diatas tampilan citra satelit Landsat 7 sudah true color, hal tersebut ditandai dengan warna putih pada awan, kemudian warna biru pada area laut, warna hijau

23 pada area hutan/pepohonan, atau warna putih agak kemerahan untuk kawasan perumahan penduduk. Warna citra satelit Landsat 7 tersebut masih gelap karena belum dilakukan proses enhance (penajaman warna). 5). Simpan ke dalam bentuk GeoTIFF. Setelah mendapatkan citra satelit Landsat 7 dalam warna sebenarnya, simpan hasilnya dalam format GeoTIFF (atau kita dapat juga memilih pilihan format penyimpanan yang lain seperti GeoJPG atau bentuk KML/KMZ, namun disini saya memilih untuk menyimpan dalam format GeoTIFF – format yang umum digunakan dalam dunia pemetaan).

Jika kita zoom in ataupun zoom out data citra satelit Landsat tersebut di Global Mapper, maka sekilas seperti terjadi “flash” warna merah dan kuning pada data citra satelit Landsat tersebut, hal ini dikarenakan Global Mapper tetap memperlihatkan setiap layer dari data citra satelit Landsat (layer dari band ke-1, band ke-2, dan band ke-3 yang telah dilakukan pengaturan pada Blend Mode). Hal tersebut cukup mengganggu, dan oleh karena itu kita lebih baik menyimpan warna sebenarnya yang telah didapatkan dalam format raster kembali. Sehingga ketika membuka kembali data citra satelit Landsat hasil penyimpanan tersebut, kita tidak akan terganggu dengan “flash” warna merah dan kuning tersebut.

24

25

26

Gambar 10. Menyimpan Hasil Citra Satelit Landsat 7 Dalam Format GeoTIFF

Untuk menyimpan data citra satelit Landsat 7 true color dapat dilihat pada Gambar 10 diatas yaitu dengan cara klik pada bagian menu bar : File | Export Raster and Elevation Data | Export GeoTIFF … (langkah 1 sampai dengan langkah 3 pada Gambar 10), kemudian pada jendela tampilan GeoTIFF Export Options pada bagian File Type pilih tombol radio 24-bit RGB (Full Color, May Create Large Files). Pilihan tersebut akan membuat ukuran file hasil penyimpanan lebih besar dibandingkan jika kita memilih pilihan pada tombol radio 8-bit Palette Image namun hasil tampilannya akan lebih baik. Klik OK jika telah selesai memilih. Setelah kita klik OK, akan tampil jendela tampilan Save As, kemudian pilih direktori tempat penyimpanan. Isi nama hasil penyimpanan sesuai keinginan kita, kemudian simpan dengan klik tombol Save (langkah 6 dan langkah 7 pada Gambar 10).

27

Geomatica atau yang lebih dikenal dengan nama PCI Geomatica merupakan software pengolahan data citra satelit yang sangat powerfull. Software ini banyak digunakan terutamanya untuk mengolah data citra satelit resolusi tinggi seperti citra satelit dari DigitalGlobe (QuickBird, WorldView-1,WorldView-2, GeoEye-1, dan Ikonos), serta data citra satelit lainnya. Saat ini PCI Geomatics selaku perusahaan pembuat software Geomatica, telah meluncurkan versi terbaru dari software Geomatica yaitu Geomatica 2013. Geomatica 2013 terdiri dari 3 paket yaitu paket Core, paket Prime, dan paket Radar Suite. Untuk informasi fitur dari masing-masing paket, pembelian, dan penyewaan (selama project) software Geomatica, dapat menghubungi Map Vision di : e-mail : [email protected] atau HP : 0857 2016 4965

28

29 Selain data raster, ternyata data vektor dapat disajikan dalam tampilan 3D di Global Mapper. Bagaimana membuat tampilan sebuah data vektor dari tampilan 2D menjadi 3D, ikuti cara-caranya sebagai berikut : 1). Buka software Global Mapper (disini kami menggunakan Global Mapper v11.02). 2). Ketika sudah berada di jendela tampilan awal dari Global Mapper, buka data vektor yang ingin dibuat tampilan 3D-nya dengan cara klik pada tombol Open Your Own Data Files atau dengan cara klik pada bagian menu bar : File | Open Data File(s)… atau dengan menekan tombol Ctrl berbarengan dengan huruf O pada keyboard komputer (Ctrl + O).

Gambar 1. Membuka Data di Global Mapper

Kemudian pilih data vektor yang berada pada komputer kita.

30

Gambar 2. Memilih Data Vektor

Data vektor disini harus berupa area dan bukan line (garis). Sebagai contoh, pada postingan ini saya memilih data vektor dengan bentuk tidak beraturan.

31

Gambar 3. Data Vektor Dengan Bentuk Tidak Beraturan

3). Setelah data vektor berada di jendela tampilan Global Mapper, tambahkan atribut data vektor yang kita punyai dengan cara klik pada bagian toolbar Digitizer Tool, setelah itu klik data vektor-nya sampai area pada data vektor tersebut terseleksi.

Gambar 4. Menyeleksi Data Vektor Dengan Menggunakan Digitizer Tool

32 4). Dengan area dari data vektor tersebut masih terseleksi oleh Digitizer Tool, klik kanan kemudian pilih dan klik Edit Area Feature.

Gambar 5. Edit Area Feature

Setelah itu akan muncul jendela tampilan dari Modify Feature Info, kemudian klik pada bagian tombol Add Attribute… (lihat area yang dilingkari warna merah pada Gambar 6) untuk menambahkan atribut dari data vektor.

33

Gambar 6. Add Attribute…

Setelah itu pada bagian jendela tampilan Edit Attribute/Value, isi nama dan nilai atribut-nya.

Gambar 7. Edit Attribut/Value

Perhatikan Gambar 7 diatas, pada bagian Attribute Name (area yang dilingkari warna merah pada Gambar 7) kita isikan dengan nama Elevation sebagai data ketinggian (nilai koordinat Z), dan jangan diisi dengan nama yang lain. Sedangkan pada bagian Attribut Value (area yang dilingkari warna hijau pada Gambar 7), saya isikan sembarang yaitu 50 (untuk ini kawan-kawan bebas untuk mengisi dengan angka berapa saja). Klik tombol OK (area yang dilingkari warna orange pada Gambar 7), jika kita sudah selesai melakukan pengaturan. Klik

34 tombol OK kembali pada jendela tampilan Modify Feature Info untuk menyudahi proses penambahan atribut pada data vektor kita. 5). Data vektor telah mempunyai nilai dalam koordinat Z setelah kita menambahkan data atribut Elevation. Untuk melihat data vektor tersebut dalam 3D, kita klik pada bagian menu bar : View | 3D View…

Gambar 8. 3D View

Setelah itu akan muncul jendela tampilan dari 3D View dengan warna latar default berwarna hitam. Data vektor sendiri tidak terlihat karena warna dari data vektor dan warna latar dari tampilan 3D sama-sama hitam, oleh karena itu ubah warna latar menjadi warna yang terang (seperti warna putih misalnya). Caranya klik pada bagian toolbar : Change Display Properties kemudian akan muncul jendela tampilan 3D View Properties kemudian pilih Background Color > pilih warna putih.

35

Gambar 18. Mengganti Warna Latar Jendela Tampilan 3D

Perhatikan Gambar 18 diatas, warna latar jendela tampilan 3D sudah berubah menjadi putih serta kita dapat melihat tampilan data vektor pada jendela tampilan tersebut. Untuk melihat data vektor tersebut dalam berbagai sisi, kita dapat melakukannya dengan cara klik pada bagian toolbar Rotate The View, untuk memperbesar tampilan dari data vektor kita dapat pilih toolbar Zoom, tapi sayangnya untuk pilihan toolbar Suppress height dan

36 Emphasize height (atau pilihan Vertical exaggeration pada bagian pengaturan toolbar Change display properties) tidak dapat digunakan (kami juga masih kurang mengerti), sedangkan pilihan toolbar Decrease water level dan Increase water level akan bisa digunakan jika sebelumnya kita mengaktifkan toolbar Water level on/off. 6). Sebagai contoh yang lain, kita buat data vektor dengan bentuk seperti cincin/lingkaran (ring) langsung di Global Mapper, dan kita akan membuatnya supaya dapat dilihat dalam tampilan 3D juga. Langkah pertama klik pada bagian toolbar Digitizer Tool, kemudian pada area kerja Global Mapper klik kanan dan pilih Create Range Ring(s)…

Gambar 19. Create Range Ring(s)

Setelah memilih Create Range Ring(s)…, klik sekali pada area kerja Global Mapper kemudian akan muncul jendela tampilan dari Select Range Ring Parameters

37

Gambar 20. Select Range Ring Parameters

Perhatikan Gambar 20 diatas, centang bagian Create Point at Center of Range Rings jika data vektor yang akan dibuat berbentuk lingkaran (lihat area yang dilingkari warna merah pada Gambar 20), namun jika ingin berbentuk kotak centang bagian Create Rectangle(s) Instead of Ring(s). Pada bagian Number of Range Rings kami isikan nilai 1 (lihat area yang dilingkari warna biru pada Gambar 20), dimana nantinya hanya satu lingkaran yang dibuat dengan radius 1 Km (karena saya mengisikan nilai 1 Kilometers pada bagian Range Ring Radius – lihat area yang dilingkari warna hijau pada Gambar 20). Klik OK (lihat area yang dilingkari warna hijau pada Gambar 20), jika sudah selesai melakukan pengaturan.

38 Hasilnya dapat dilihat pada Gambar 21 dibawah ini :

Gambar 21. Data Vekor Berbentuk Lingkaran

Untuk melihat tampilan data vektor tersebut dalam bentuk 3D, tambahkan atribut dengan nama Elevation dan nilai atribut-nya dengan cara yang sama dengan langkah-langkan penambahan atribut pada data vektor yang tidak beraturan (lihat cara-cara sebelumnya jika lupa caranya). 7). Setelah ditambahkan atribut Elevation pada data vektor tersebut, lihat tampilan 3D-nya (menu bar : View | 3D View…) di Global Mapper.

Gambar 22. Pemberian Nilai Vertical exaggeration

39 Perhatikan pada Gambar 22, pada data vektor ini kita dapat memberi nilai pada opsi Vertical exaggeration (area yang dilingkari warna merah - dapat diakses dengan cara klik toolbar Change display properties pada jendela tampilan 3D View Properties), dimana sebagai contoh saya masukkan nilai 10 dan hasilnya dapat dilihat pada Gambar 22 diatas. Selain itu kita bisa melihat tampilan 3D data vektor tersebut dalam ketinggian tertentu dari batas bawah area (ground). Caranya isi nilai pada bagian Walk Mode Height (lihat area yang dilingkari warna hijau pada Gambar 23), dimana sebagai contoh saya mengisikan nilai 40 meter diatas Ground, dan hasilnya dapat dilihat pada Gambar 23 dibawah ini.

Gambar 23. Walk Mode Height

Kita juga dapat menampilkan air pada berbagai level ketinggian dari ground, dengan cara centang bagian Display Water in the 3D View kemudian isikan nilai pada bagian Water Level, dimana sebagai contoh kami isikan nilai 20 meter. Hasilnya dapat dilihat pada Gambar 24 dibawah ini :

40

Gambar 24. Water Level

Sekian tutorial yang ketiga ini, semoga bermanfaat ........................

41

42 Pada tutorial yang telah diposting pada web blog http://citrasatelit.wordpresss.com, kami pernah membahas mengenai cara melakukan plot data ASCII secara manual di Global Mapper, dimana postingan dari tutorial tersebut dapat dilihat pada link berikut ini : Dan kali ini akan kami bahas mengenai cara melakukan plot data ASCII secara langsung (otomatis) di software Global Mapper. Sebagai contoh pada tutorial kali ini, data yang akan di plot merupakan data titik-titik koordinat (dalam bentuk Derajat-Menit-Detik) yang mempunyai sistem proyeksi Geodetik (Geografik) dengan datum WGS 84 dan berada pada belahan bumi bagian selatan. Data titik-titik koordinat yang dapat di plot di Global Mapper sebaiknya sudah dalam format derajat desimal (jika sistem proyeksinya Geodetik), sehingga jika data titik-titik koordinat yang kita punyai masih berbentuk Derajat-Menit-Detik, maka kita harus mengubahnya terlebih dahulu ke dalam bentuk Derajat Desimal. Untuk mengubahnya disini kami akan menggunakan formula sederhana pada software Microsoft Excel 2007, dimana langkah-langkah pengubahannya dapat dilakukan sebagai berikut : 1). Buka data titik-titik koordinat yang sudah berada di Excel 2007 dan masih dalam format Derajat-Menit-Detik, atau jika datanya masih belum berada di Excel 2007, kita input saja data-nya secara manual di Excel 2007 (ketik data titik-titik koordinatnya di Excel 2007).

Gambar 1. Titik-Titik Koordinat di Excel 2007

Setelah selesai meng-input data-nya, kita ubah data titik-titik koordinat tersebut yang masih dalam format Derajat-Menit-Detik kedalam format Derajat Desimal dengan cara menuliskan

43 formula pada kolom I3 dan J3 (tempat kolom data titik-titik koordinat dalam format Derajat Desimal berada). Dengan formulanya adalah sebagai berikut : =(B3)+(C3/60)+(D3/360) Untuk pengubahan titik-titik koordinat bagian Latitude (di kolom I3)

Gambar 2. Formula Pengubahan Bagian Latitude di Kolom I3

=(E3)+(F3/60)+(G3/360) Untuk pengubahan titik-titik koordinat bagian Longitude (di kolom J3)

Gambar 3. Formula Pengubahan Bagian Latitude di Kolom J3

Dari formula sederhana diatas dapat kita ketahui bahwa untuk mengubah titik koordinat dalam format Derajat-Menit-Detik ke Derajat Desimal, kita tinggal menambahkan nilai Derajat dengan nilai menit yang telah dibagi dengan angka 60 serta ditambahkan kembali dengan nilai detik yang telah dibagi dengan angka 360.

44 Hasilnya dapat dilihat pada Gambar 4 dibawah ini :

Gambar 4. Titik Koordinat Dalam Format Derajat Desimal

Untuk sisa nilai yang lain, kita tinggal klik nilai titik koordinat yang sudah dalam format Derajat Desimal kemudian drag bagian ujung kanan ke bawah sampai semua nilai koordinat mempunyai format Derajat Desimal.

Gambar 5. Semua Nilai Koordinat Untuk Bagian Latitude

Sudah Dalam Format Derajat Desimal Perhatikan Gambar 5 diatas, semua nilai koordinat bagian Latitude sudah dalam format Derajat Desimal, lakukan hal yang sama untuk bagian Longitude.

45

Gambar 6. Semua Nilai Titik Koordinat Bagian Latitude dan Longitude

Sudah Dalam Format Derajat Desimal 2). Setelah semua nilai titik-titik koordinat sudah dalam format Derajat Desimal, kita akan menyimpan hasilnya dalam bentuk file CSV (Comma-separated Values).

CSV (Comma-separated Values) merupakan sebuah file yang menyimpan tabel data yang

disajikan dalam bentuk teks biasa, dimana nilai yang ada pada setiap tabel dipisahkan oleh

sebuah koma.

Karena hanya nilai titik-titik koordinat dalam format Derajat-Desimal saja yang akan kita simpan dalam bentuk file CSV, maka kita copy nilai titik-titik koordinat tersebut kemudian paste pada sheet baru (sheet 2) pada software Excel 2007.

46

Gambar 7. Copy Paste Nilai Titik-Titik Koordinat Pada Sheet 2 Gambar 7 diatas memperlihatkan bagaimana cara melakukan copy paste nilai titik-titik koordinat pada Sheet 1 ke Sheet 2. Dimulai dengan cara seleksi semua nilai titik-titik koordinat pada bagian Latitude dan Longitude, kemudian klik kanan dan pilih Copy (atau dengan cara shortcut : Ctrl + C). Dengan area masih terseleksi klik tab Sheet 2 kemudian kita akan berada pada jendela tampilan Sheet 2. Klik pada kolom A1 kemudian pilih Paste Special…, setelah itu akan muncul jendela tampilan Paste Special, klik tombol radio Values dan terakhir klik tombol OK.Nilai titik-titik koordinat pada bagian Latitude dan Longitude sudah berada pada kolom A dan kolom B.

47

Dengan memilih tombol radio Values, maka kita hanya melakukan paste nilai yang berada

pada kolom I3 sampai dengan I7 serta kolom J3 sampai dengan J7 dan tidak mengikutsertakan

formula yang berada pada kolom tersebut.

3). Karena nilai titik-titik koordinat tersebut berada pada belahan bumi bagian selatan, maka saya memberikan nilai minus (-) pada masing-masing nilai titik-titik koordinat bagian Latitude (kolom A1 sampai dengan A5).

Gambar 8. Nilai Titik-Titik Koordinat Pada Bagian Latitude Sudah Diberi Tanda Minus (-)

Jika nilai titik-titik koordinat pada bagian yang akan diberi tanda minus (-) sangat banyak, kita dapat memberi tanda minus (-) secara cepat pada semua nilai titik-titik koordinat tersebut dengan cara yang dapat dilihat pada Gambar 9 dibawah ini :

Gambar 9. Memberi Tanda Minus (-) Secara Cepat

48 Perhatikan Gambar 9 diatas, pertama, seleksi semua nilai titik-titik koordinat yang akan diberi tanda minus (ditunjukkan oleh nomor 1 pada Gambar 9), kemudian dengan keadaan nilai titik-titik koordinat tersebut masih terseleksi, klik kanan dan kemudian klik Format Cells...(ditunjukkan oleh nomor 2 pada Gambar 9). Setelah itu klik tab Number pada jendela tampilan Format Cells (ditunjukkan oleh nomor 3 pada Gambar 9). Pada tab Number tersebut kita klik pilihan Custom (ditunjukkan oleh nomor 4 pada Gambar 9), dimana pada bagian pengaturan Type, kita pilih General dan tambahkan tanda minus (-) di depan tulisan General tersebut (ditunjukkan oleh nomor 5 pada Gambar 9). Klik tombol OK (ditunjukkan oleh nomor 6 pada Gambar 9) untuk menyudahinya. Hasilnya dapat dilihat bahwa semua nilai titik-titik koordinat yang diseleksi akan mempunyai tanda minus (-) di depannya. Setelah itu tinggal kita simpan hasilnya dalam bentuk file CSV, dimana pada bagian Save as type kita pilih CSV (Comma delimited).

Gambar 10. Menyimpan Data Dalam Bentuk CSV

Setelah menekan tombol Save (ditunjukkan oleh nomor 5 pada Gambar 10), akan muncul jendela peringatan sebanyak dua kali, klik tombol OK kemudian klik tombol Yes saja untuk mengakhiri proses penyimpanan data.

49 Jika data yang telah kita simpan dalam bentuk CSV tersebut kita buka di Notepad, hasilnya akan terlihat seperti ini :

Gambar 11. File CSV Dibuka Di Notepad

Perhatikan bahwa data ditulis dalam teks biasa, dimana yang menjadi pembatas antara nilai titik koordinat bagian Latitude dengan bagian Longitude yaitu tanda koma. 4). Terakhir, kita akan plot titik-titik koordinat tersebut di Global Mapper. Buka software Global Mapper (disini kami menggunakan Global Mapper versi 11.02), kemudian pada jendela tampilan awal klik : Open Your Own Data Files | Pilih Data Titik Koordinat Yang Telah Berbentuk CSV atau dapat juga dilakukan dengan cara klik pada bagian menu bar : File | Open Generic ASCII Text File(s)… | Pilih Data Titik Koordinat Yang Telah Berbentuk CSV

50

Gambar 12. Dua Cara Membuka Data Dalam Bentuk CSV

Setelah itu akan muncul jendela tampilan dari Generic ASCII Text File Important Options, yan merupakan jendela pengaturan data titik-titik koordinat berbentuk CSV sebelum di import ke Global Mapper.

Gambar 13. Pengaturan File CSV

51 Perhatikan Gambar 13 diatas, pada bagian Import Type kita pilih tombol radio Point Only (All Features are Points), yang ditunjukkan oleh area yang dilingkari warna merah pada Gambar 13. Kita memilih opsi tersebut karena koordinat yang akan di import berupa point (titik). Kemudian beralih ke Coordinate Column Order/Format, kita pilih tombol radio Y / Northing / Latitude Coordinate First (ditunjukkan oleh area yang dilingkari warna biru pada Gambar 13), dikarenakan data titik-titik koordinat yang saya punyai diawali dengan nilai titik koordinat bagian Latitude, jika data titik-titik koordinat kita diawali dengan nilai di bagian Longitude kita tingal pilih X / Easting / Longitude Coordinate First. Beralih ke bagian Coordinate Delimeter, pilih tombol radio Comma (ditunjukkan oleh area yang dilingkari warna hijau pada Gambar 13). Hal ini sesuai dengan bentuk file yang akan di import berupa file CSV, dimana nantinya tanda koma pada file CSV berfungsi sebagai pembatas antara nilai titik koordinat bagian Latitude dengan nilai koordinat bagian Longitude. Klik tomol OK (ditunjukkan oleh area yang dilingkari warna orange pada Gambar 13) untuk menyudahi proses pengaturan file CSV yang akan di import ke Global Mapper. Setelah itu Global Mapper akan meminta sistem proyeksi dan datum dari titik-titik koordinat yang kita import ini. Isikan saja sesuai dengan sistem proyeksi dan datum dari titik-titik koordinat tersebut.

52

Gambar 14. Pengaturan Sistem Proyeksi dan Datum

Dikarenakan titik-titik koordinat yang akan saya import mempunyai sistem proyeksi Geodetik/Geografik dengan datum WGS 84, maka kami memilih Geographic (Latitude/Longitude) pada bagian Projection (ditunjukkan oleh area yang dilingkari warna merah pada Gambar 14), kemudian pada bagian Datum kami pilih WGS84 (ditunjukkan oleh area yang dilingkari warna hijau pada Gambar 14). Klik tombol OK (ditunjukkan oleh area yang dilingkari warna orange pada Gambar 14) untuk menyudahinya.

53 Hasilnya akan terlihat seperti ini di Global Mapper :

Gambar 15. Plot Titik Koordinat di Global Mapper

Data titik-titik koordinat akan di plot di Global Mapper berupa titik (point). Terlihat pada Gambar 15 diatas terdapat 5 titik koordinat sesuai dengan jumlah titik koordinat yang berada pada file CSV. Untuk melakukan editing titik-titik koordinat tersebut, klik pada bagian toolbar Global Mapper tool Digitizer.

Gambar 16. Digitizer Tool

Dengan tool Digitizer tersebut kita dapat merubah ukuran, menambahkan data atribut, mengubah bentuk ikon dari titik-titik koordinat tersebut, dan banyak lainnya.

54

Gambar 17. Hasil Editing Titik-Titik Koordinat

Sekian tutorial ke-empat yang juga merupakan tutorial terakhir pada e-book edisi kedua ini. Semoga bermanfaat bagi kawan-kawan semua, dan jangan lupa bagi kawan-kawan semua untuk terus stay tune di web blog kami di http://citrasatelit.wordpress.com untuk mendapatkan tutorial dan artikel menarik lainnya seputar penginderaan jauh dan sistem informasi geografis, serta informasi kegiatan usaha kami di bidang pemetaan.