manuskrip anis.docx

23
Kepatuhan mengontrol gula darah Dengan kejadian rawat inap ulang pasien diabetes melitus 1 HUBUNGAN KEPATUHAN MENGONTROL GULA DARAH DENGAN KEJADIAN RAWAT INAP ULANG PASIEN DIABETES MELITUS Anisa Amtsalina Anisa Amtsalina: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta, kampus FIK UMJ, Jl. Cempaka Putih Jakarta Pusat 10510 E-mail: [email protected] Abstrak Diabetes Melitus merupakan sindrom yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara tuntutan dan suplai insulin. Mengontrol kadar gula darah menjadi salah satu pilar pengelolaan yang sangat penting untuk menghambat timbulnya komplikasi Diabetes Melitus. Salah satu pengelolaan Diabetes Melitus yang penting, yaitu kepatuhan mengontrol kadar gula darah dengan cara pemeriksaan kadar gula darah, diet, kegiatan jasmani dan minum obat secara teratur. Pasien diabetes melitus yang tidak terkontrol beresiko untuk rawat inap ulang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kepatuhan mengontrol gula darah dengan rawat inap ulang pasien Diabetes Melitus di Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif dengan pendekatan cross sectional, dilakukan pada bulan Februari-Maret 2016 di Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih. Responden 80 sampel yang dipilih dengan metode random sampling dari pasien Diabetes Melitus yang telah diseleksi berdasarkan kriteria inklusi. Data dianalisis menggunakan metode chi square, menggunakan perangkat lunak komputer dengan tingkat signifikasi 0.05. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara Kepatuhan Pemeriksaan Gula Darah, Kepatuhan Diet, Kepatuhan Minum Obat dengan Rawat Inap Ulang Pasien Diabetes Mellitus dengan p value 0,000 (p<0,05), dan tidak ada hubungan yang signifikan antara Kepatuhan Kegiatan Jasmani dengan Rawat Inap Ulang Pasien Diabetes Mellitus dengan p value 0,102 (P>0,05). Peran perawat penting dalam memperhatikan pilar pengelolaan diabetes melitus agar dapat mengurangi resiko rawat inap ulang Kata kunci : diabetes melitus, kepatuhan mengontrol kadar gula darah, rawat inap ulang.

Upload: anjar-hanif

Post on 10-Jul-2016

37 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: MANUSKRIP ANIS.docx

Kepatuhan mengontrol gula darahDengan kejadian rawat inap ulang pasien diabetes melitus

1

HUBUNGAN KEPATUHAN MENGONTROL GULA DARAH DENGAN

KEJADIAN RAWAT INAP ULANG PASIEN DIABETES MELITUS

Anisa Amtsalina

Anisa Amtsalina: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta, kampus FIK UMJ, Jl. Cempaka Putih Jakarta Pusat 10510

E-mail: [email protected]

Abstrak Diabetes Melitus merupakan sindrom yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara tuntutan dan suplai insulin. Mengontrol kadar gula darah menjadi salah satu pilar pengelolaan yang sangat penting untuk menghambat timbulnya komplikasi Diabetes Melitus. Salah satu pengelolaan Diabetes Melitus yang penting, yaitu kepatuhan mengontrol kadar gula darah dengan cara pemeriksaan kadar gula darah, diet, kegiatan jasmani dan minum obat secara teratur. Pasien diabetes melitus yang tidak terkontrol beresiko untuk rawat inap ulang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kepatuhan mengontrol gula darah dengan rawat inap ulang pasien Diabetes Melitus di Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif dengan pendekatan cross sectional, dilakukan pada bulan Februari-Maret 2016 di Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih. Responden 80 sampel yang dipilih dengan metode random sampling dari pasien Diabetes Melitus yang telah diseleksi berdasarkan kriteria inklusi. Data dianalisis menggunakan metode chi square, menggunakan perangkat lunak komputer dengan tingkat signifikasi 0.05. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara Kepatuhan Pemeriksaan Gula Darah, Kepatuhan Diet, Kepatuhan Minum Obat dengan Rawat Inap Ulang Pasien Diabetes Mellitus dengan p value 0,000 (p<0,05), dan tidak ada hubungan yang signifikan antara Kepatuhan Kegiatan Jasmani dengan Rawat Inap Ulang Pasien Diabetes Mellitus dengan p value 0,102 (P>0,05). Peran perawat penting dalam memperhatikan pilar pengelolaan diabetes melitus agar dapat mengurangi resiko rawat inap ulang

Kata kunci : diabetes melitus, kepatuhan mengontrol kadar gula darah, rawat inap ulang.

PENDAHULUAN

Diabetes Melitus disebut sebagai ‘gula

tinggi’ baik oleh klien maupun penyedia

layanan kesehatan. Diabetes melitus

merupakan sindrom yang di sebabkan

oleh ketidakseimbangan antara tuntutan

dan suplai insulin. Sindrom ini di tandai

oleh hiperglikemi (kadar gula darah

tinggi) dan berkaitan dengan

abnormalitas metabolisme karbohidrat,

lemak dan protein (Rumahorbo, 2012,

Black et all, 2014). Diabetes salah satu di

antara penyakit tidak menular yang akan

meningkat jumlahnya di masa datang.

Diabetes sudah merupakan salah satu

ancaman utama bagi kesehatan umat

manusia pada abad ke-21. Perserikatan

bangsa-bangsa World Health

Organization (WHO) dalam Setiati

(2014) membuat perkiraan bahwa tahun

Page 2: MANUSKRIP ANIS.docx

Kepatuhan mengontrol gula darahDengan kejadian rawat inap ulang pasien diabetes melitus

2

2000 jumlah pengidap diabetes di atas

umur 20 tahun berjumlah 150 juta orang

dalam kurun waktu 25 tahun kemudian,

pada tahun 2025 jumlah itu akan

membengkak menjadi 300 juta orang

(Setiati et all, 2014). Proporsi diabetes

mellitus pada usia 15 tahun keatas jumlah

penduduk di Indonesia yang terkena

adalah 176.689.336 jiwa. Dengan

proporsi penduduk yang pernah

didiagnosis menderita kencing manis

oleh dokter jumlah penduduknya adalah

diperkirakan 2.650.340 jiwa dan

penduduk yang belum pernah didiagnosis

menderita kencing manis tetapi dalam 1

bulan terakhir mengalami gejala sering

lapar, sering haus, sering buang air kecil

dan berat badan menurun Jumlah

penduduknya adalah 1.060.136 jiwa

(Riskesdas, 2013). Perawatan kesehatan

preventif untuk penyakit Diabetes

Melitus bisa melalui pencegahan primer,

sekunder dan tersier (Baradero et al,

2009). Pencegahan primer merupakan

suatu upaya yang ditujukan pada orang-

orang yang termasuk kelompok beresiko

tinggi, yakni mereka yang belum

menderita diabetes melitus, tetapi

berpotensi untuk menderita diabetes

melitus seperti faktor keturunan,

kegemukan, dan usia. Pencegahan

sekunder merupakan upaya pencegahan

atau menghambat timbulnya komplikasi

dengan deteksi dini dan memberikan

pengobatan sejak awal penyakit.

Pengelolaan Diabetes Melitus meliputi 5

pilar penting yaitu pendidikan kesehatan,

perencanaan makanan (diet), kegiatan

jasmani, pengobatan medis dan

monitoring gula darah. Monitoring kadar

gula darah adalah kemampuan pasien

dalam melakukan pemeriksaan gula

darah secara teratur baik secara mandiri

maupun dengan bantuan tenaga

kesehatan. Sementara itu, penelitian yang

dilakukan oleh (Mayasari, 2014),

menyebutkan penderita Diabetes Melitus

harus rutin mengontrol kadar gula darah

sesuai dengan jadwal yang ditentukan,

agar diketahui nilai kadar gula darah

untuk mencegah gangguan dan

komplikasi yang mungkin muncul agar

ada penanganan yang cepat dan tepat.

Pada pasien Diabetes Melitus yang tidak

terkontrol menjadi salah satu penyebab

terjadinya rawat inap berulang, sehingga

peneliti tertarik untuk mengambil judul

Hubungan Kepatuhan Mengontrol Gula

Darah dengan Rawat Inap Ulang Pasien

Diabetes Melitus

Page 3: MANUSKRIP ANIS.docx

Kepatuhan mengontrol gula darahDengan kejadian rawat inap ulang pasien diabetes melitus

3

METODEJenis penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini adalah penelitian kuantitatif

dengan pendekatan desain cross sectional.

Dalam penentuan sampel penelitian

ditetapkan kriteria inklusi :

1. Semua pasien diabetes mellitus yang

sudah pernah mengalami rawat inap

2. Dapat membaca dan menulis, hal ini

dibutuhkan karena kuesioner harus

diisi sendiri oleh responden.

3. Bersedia mengisi lembar kuesioner

dan menjadi responden.

Sampel dalam penelitian ini berdasarkan

teori yang didapat dari (Nursalam, 2014)

adalah 80 sampel.

Adapun alat yang digunakan selama

pengumpulan data yaitu lembar

kuesioner. Melalui kuesioner dapat

diambil data tentang persepsi atau

pendapat responden tentang tingkat

kepatuhan. Kuesioner terdiri dari

karakteristik responden, mengontrol gula

darah (Pemeriksaan kadar gula darah,

diet, kegiatan jasmani, minum obat).

Kuesioner ini menggunakan skala

likert.Untuk pernyataan positif: 4 =

selalu, 3 = sering, 2 = kadang-kadang, 1=

tidak pernah.

Terdapat beberapa prinsip etika

penelitian yang diterapkan oleh peneliti

menurut (Notoatmodjo, 2012) yaitu :

1. Respect for human dignity yakni

peneliti perlu mempertimbangkan hak-

hak subjek penelitian untuk

mendapatkan informasi tentang tujuan

penelitian tersebut dan peneliti juga

memberikan kebebasan untuk

memberikan informasi atau tidak.

2. Respect for privacy and confidentiality

yakni setiap resonden mempunyai

hak-hak dasar individu dalam

memberikan informasi. Setiap orang

berhak untuk tidak memberikan apa

yang diketahuinya kepada orang lain.

3. Respect for justice an inclusiveness

yakni prinsip keterbukaan dan adil

perlu dijaga oleh peneliti dengan

kejujuran, keterbukaan, dan kehati-

hatian. Untuk memenuhi prinsip

keterbukaan, yakni dengan

menjelaskan prosedur penelitian.

Pengolahan data menurut (Notoadmodjo,

2012) dimulai saat pengumpulan data

telah selesai, kemudian Peneliti

melakukan pengolahan data melalui

beberapa tahapan yaitu :

1. Editing

Editing yaitu proses memeriksa data

yang sudah terkumpul, meliputi

Page 4: MANUSKRIP ANIS.docx

Kepatuhan mengontrol gula darahDengan kejadian rawat inap ulang pasien diabetes melitus

4

kelengkapan isian, keterbacaan

tulisan, kejelasan jawaban, relevansi

jawaban, keseragaman satuan data

yang digunakan, dan sebagainya.

2. Coding

Coding yaitu kegiatan memberikan

kode pada setiap data yang terkumpul

di setiap instrumen penelitian.

3. Proccesing

Processing yaitu memproses data

untuk mendapatkan hasil interpretasi

dari nilai kuesioner yang di dapatkan

dengan cara memasukan data dari

lembar observasi yang telah

direkapitulasi ke komputer.

4. Cleaning

Cleaning yaitu Peneliti akan

melakukan kegiatan membersihkan

data dengan melakukan pengecekan

kembali data yang sudah di entry

apakah ada kesalahan atau tidak.

Analisa Data dalam penelitian ini teridiri

dari:

1. Analisa Univariat

Mendeskripsikan karakteristik

reponden (usia, jenis kelamin,

pendidik, pekerjaan).

2. Analisis Bivariat

untuk mengetahui adanya hubungan,

yaitu variabel independen dan

variabel dependen. Uji bivariat

menggunakan analisa statistik dengan

uji chi square dengan derajat

kepercayaan 95%.

HASIL

1. Data demografi

Table 5.1Distribusi frekuensi data demografi

pasien diabetes mellitusDi Rumah Sakit Islam Jakarta

Cempaka Putih Tahun 2016 n=80

a. Distribusi frekuensi table diatas

didapatkan mayoritas dewasa akhir

sejumlah 57 orang (71,3%). Sedangkan

lansia sejumlah 18 orang (22,5%) dan

dewasa awal 5 orang (6,3%)

b. Distribusi frekuensi jenis kelamin

responden yang terbanyak sejumlah 46

orang (57,5%) perempuan. Sedangkan

Variable Kategori Jumlah

Presentase

Umur Dewasa awalDewasa akhirLansia

5

57

18

6,3 %

71,3 %

22,5 %

Jenis kelamin

Laki-lakiperempuan

3446

42,5%57,5%

Pendidikan terakhir

SDSMPSMA

Perguruan Tinggi

1374515

16,8 %8,8 %56,3 %18,8 %

Page 5: MANUSKRIP ANIS.docx

Kepatuhan mengontrol gula darahDengan kejadian rawat inap ulang pasien diabetes melitus

5

jenis kelamin laki-laki sejumlah 34

orang (42,4%).

c. Distribusi frekuensi pendidikan terakhir

table diatas didapatkan mayoritas

pendidikan SMA yaitu 45 orang (56,3

%). Perguruan tinggi sejumlah 15 orang

(18,8%), SD sejumlah 13 orang (16,8%),

sedangkan terendah sejumlah 7 orang

(8,8%) berpendidikan SMP.

2. Distribusi Kepatuhan Mengontrol

Kadar Gula Darah

Table 5.2Distribusi frekuensi kepatuhan mengontrol kadar gula darah

pasienDi Rumah Sakit Islam Jakarta

Tahun 2016 (n=80)

a. Hasil distribusi frekuensi kepatuhan

pemeriksaan kadar gula darah pasien

yang paling banyak didapatkan yaitu

sebanyak 59 orang (73,8%) yang tidak

patuh melakukan pemeriksaan kadar

gula darah. Sedangkan sebanyak 21

orang (26,2%) yang patuh melakukan

pemeriksaan kadar gula darah.

b. Hasil distribusi table diatas

didapatkan kadar gula darah awal

jumlah yang paling banyak yaitu

sebanyak 71 orang (88,8 %) yang

kadar gula darah tidak normal pada

awal masuk. Dan sejumlah 9 orang

(11,2 %) yang kadar gula darah

normal pada awal masuk.

c. Hasil distribusi frekuensi table

diatas kepatuhan diet pasien yang

paling banyak yaitu kepatuhan diet

sebanyak 53 orang (66,2 %) yang

tidak patuh. Sedangkan sebanyak 27

orang (33,8 %) yang patuh dalam

kepatuhan diet.

d. Hasil distribusi frekuensi table

diatas yang paling banyak ialah

kepatuhan minum yaitu 50 orang

(62,5 %) yang tidak patuh.

Sedangkan sebanyak 30 orang

(37,5%) yang patuh minum obat.

e. Hasil distribusi frekuensi table

diatas yang mayoritas ialah tidak

patuh kegiatan jasmani yaitu 42

orang (52,5 %). Sedangkan

Variable Kategori Jumlah

Persentase

Kepatuhan pemeriksaan kadar

gula darah

Tidak PatuhPatuh

5921

73,826,2

Kadar Gula Darah Awal Masuk

NormalTidak

normal

971

11,2 %88,8 %

Kepatuhan diet Tidak Patuhpatuh

5327

66,2 %33,8 %

Kepatuhan minum obat

Tidak Patuh patuh

5030

62,5 %37,5 %

Kepatuhan jasmani Tidak Patuhpatuh

4238

52,5 %47,5 %

Rawat inap ulang Rawat inap ulang

Tidak rawat inap ulang

6218

77,5 %22,5 %

Page 6: MANUSKRIP ANIS.docx

Kepatuhan mengontrol gula darahDengan kejadian rawat inap ulang pasien diabetes melitus

6

sebanyak 38 orang (47,5 %) patuh

dalam kegiatan jasmani.

f. Hasil distribusi frekuensi table diatas

yang paling banyak ialah yaitu 62 orang

(77,5 %) rawat inap ulang. Sedangkan

18 orang (22,5 %) tidak rawat inap.

Rawat inap ulang apabila >1x rawat

inap, dan tidak rawat bila tidak lebih dari

1x rawat inap.

3. Hubungan kepatuhan pemeriksaan

kadar gula darah dengan kejadian

rawat inap ulang pasien diabetes

mellitusTable 5.3

Analisis Hubungan Kepatuhan Pemeriksaan Gula Darah dengan Kejadian Rawat Inap Ulang Pasien Diabetes Mellitus di Rumah Sakit Islam Jakarta

Tahun 2016 (n=80)

Berdasarkan tabel 5.3 di atas, hasil

analisis Hubungan Kepatuhan

Pemeriksaan Gula Darah dengan

Kejadian Rawat Inap Ulang Pasien

Diabetes Mellitus di Rumah Sakit Islam

Jakarta Tahun 2016 di dapatkan

responden yang tidak patuh melakukan

pemeriksaan gula darah secara rutin dan

pernah rawat inap ulang sejumlah 55

responden (93,2%), dan yang tidak rawat

inap ulang sejumlah 4 responden (6,8%).

Sedangkan yang patuh dalam

pemeriksaan gula darah 7 responden

(33,3%) yang rawat inap ulang, dan yang

tidak rawat inap ulang sejumlah 14

orang (66,7%) yang patuh melakukan

pemeriksaan gula darah.

Dari hasil tersebut didapatkan ada

hubungan yang signifikan antara

Kepatuhan Pemeriksaan Gula Darah

dengan Kejadian Rawat Inap Ulang

Pasien Diabetes Mellitus di Rumah Sakit

Islam Jakarta Tahun 2016, dengan hasil

uji statistik diperoleh P Value = 0,000 (

P Value 0,000 < α 0,05). Dan diperoleh

pula nilai OR = 27,5 responden yang

tidak patuh melakukan pemeriksaan gula

darah secara rutin beresiko 27,5 kali

untuk rawat inap ulang dibanding

responden yang rutin melakukan

pemeriksaan gula darah.

Rawat InapKepatuhan Pemeriksaa

n Gula Darah

Rawat Inap

Ulang

Tidak Rawat Inap

Ulang

Total OR

95%C

I

P Value

N % N % N %

Tidak PatuhPatuh

557

93,2

33,3

414

6,866,7

5921

100100 27,

00

7,048-107,294

0,000

Total 62 77,5

18 22,5

80 100

Page 7: MANUSKRIP ANIS.docx

Kepatuhan mengontrol gula darahDengan kejadian rawat inap ulang pasien diabetes melitus

7

4. Hubungan Kepatuhan Diet dengan

Kejadian Rawat Inap Ulang Pasien

Diabetes MellitusTable 5.4

Analisis Hubungan Kepatuhan Diet dengan Kejadian Rawat Inap Ulang Pasien Diabetes

Mellitus di Rumah Sakit Islam Jakarta Tahun 2016 (n=80)

Berdasarkan tabel 5.4 di atas, hasil analisis

Hubungan Kepatuhan Diet dengan Kejadian

Rawat Inap Ulang Pasien Diabetes Mellitus

di Rumah Sakit Islam Jakarta Tahun 2016 di

dapatkan responden yang tidak patuh

melakukan diet dan pernah rawat inap ulang

sejumlah 46 responden ( 86,8%), dan yang

tidak pernah rawat inap 7 responden

(13,2%). Sedangkan yang patuh melakukan

diet 16 orang (59,3%) yang rawat inap, dan

yang tidak rawat inap ulang 11 orang

(40,7%) yang patuh melakukan diet.

Dari hasil tersebut didapatkan ada

hubungan yang signifikan antara

Kepatuhan Diet dengan Kejadian Rawat

Inap Ulang Pasien Diabetes Mellitus di

Rumah Sakit Islam Jakarta Tahun 2016.

Dengan hasil P Value = 0,012 ( P Value

0,012 < α 0,05). Dan diperoleh pula nilai

OR = 4,518 artinya responden yang

tidak patuh melakukan diet secara rutin

beresiko 4,518 kali untuk rawat inap

ulang dibanding responden yang patuh

melakukan diet.

5. Hubungan kepatuhan minum obat

dengan kejadian rawat inap ulang

pasien diabetes mellitusTable 5.5

Analisis Hubungan Kepatuhan Minum Obat dengan Kejadian Rawat Inap Ulang Pasien

Diabetes Mellitus di Rumah Sakit Islam Jakarta Tahun 2016 (n=20)

Berdasarkan tabel 5.5 di atas, hasil analisis

Hubungan Kepatuhan Minum Obat dengan

Kejadian Rawat Inap Ulang Pasien Diabetes

Mellitus di Rumah Sakit Islam Jakarta

Tahun 2016 di dapatkan responden yang

Rawat Inap

Kepatuhan Diet Rawat Inap Ulang

Tidak Rawat Inap

Ulang

Total OR 95%CI P Value

N % N % N %

Tidak PatuhPatuh

4616

86,859,3

711

13,240,7

5327

100100 4,518

1,496-13,66 0,012

Total 62 77,5 18 22,5 80 100

Rawat Inap

Kepatuhan MinumObat

Rawat Inap Ulang

Tidak Rawat Inap

Ulang

Total OR 95%CI P Value

N % N % N %

Tidak PatuhPatuh

4319

86,063,3

711

14,036,7

5030

100100 3,556

1,195-10,585 0,038

Total 62 77,5 18 22,5 80 100

Page 8: MANUSKRIP ANIS.docx

Kepatuhan mengontrol gula darahDengan kejadian rawat inap ulang pasien diabetes melitus

8

tidak patuh minum obat dan pernah rawat

inap ulang sejumlah 43 responden

(86,0%), dan yang tidak rawat inap ulang

7 responden (14,0%). Sedangkan yang

patuh dalam minum obat 19 responden

(63,3%) yang rawat inap ulang, dan yang

tidak rawat inap ulang 11 orang (36,7%)

yang patuh dalam minum obat.

Dari hasil tersebut didapatkan ada

hubungan yang siginifikan antara

Kepatuhan Minum Obat dengan Kejadian

Rawat Inap Ulang Pasien Diabetes

Mellitus di Rumah Sakit Islam Jakarta

Tahun 2016. Dengan hasil uji statistik

diperoleh P Value = 0,038 ( P Value

0,038 < α 0,05), dan nilai OR = 3,556

artinya responden yang tidak patuh minum

obat beresiko 3,556 kali untuk rawat inap

ulang dibanding responden yang patuh

minum obat.

6. Hubungan kepatuhan kegiatan

jasmani dengan kejadian rawat inap

ulang pasien diabetes mellitusTable 5.6

Analisis Hubungan Kepatuhan Kegiatan Jasmani dengan Kejadian Rawat Inap Ulang

Pasien Diabetes Mellitus di Rumah Sakit Islam Jakarta Tahun 2016 (n=80)

Berdasarkan tabel 5.6 di atas, hasil analisis

Hubungan Kepatuhan Kegiatan Jasmani

dengan Kejadian Rawat Inap Ulang Pasien

Diabetes Mellitus di Rumah Sakit Islam

Jakarta Tahun 2016 di dapatkan responden

yang patuh melakukan kegiatan jasmani dan

pernah rawat inap ulang sejumlah 33

responden (86,8%), dan yang tidak rawat

inap 13 orang (31%) yang tidak patuh dalam

kegiatan jasmani. Sedangkan yang patuh

dalam kegiatan jasmani 33 responden

(86,8%) yang rawat inap ulang, dan tidak

Rawat Inap

Kepatuhan

kegiatan jasmani

Rawat Inap

Ulang

Tidak Rawat Inap

Ulang

Total OR

95%CI

P Value

N % N % N %

Tidak PatuhPatuh

29

33

69

86,8

13

5

31,0

13,2

4238

100100

0,338

0,107-1,063

0,102

Total 62 77,5

18 22,5

80 100

Page 9: MANUSKRIP ANIS.docx

Kepatuhan mengontrol gula darahDengan kejadian rawat inap ulang pasien diabetes melitus

9

rawat inap ulang 5 responden (13,2%)

yang patuh dalam kegiatan jasmani.

Dari hasil tersebut didapatkan tidak ada

hubungan yang signifikan antara

Kepatuhan Kegiatan Jasmani dengan

Kejadian Rawat Inap Ulang Pasien

Diabetes Mellitus di Rumah Sakit Islam

Jakarta Tahun 2016. Dengan Hasil uji

statistik diperoleh P Value = 0,102 ( P

Value 0,102 > α 0,05), dan diperoleh pula

nilai OR = 0,338 yang artinya responden

yang tidak patuh melakukan kegiatan

jasmani beresiko 0,338 kali untuk rawat

inap ulang dibanding responden yang patuh

melakukan kegiatan jasmani.

PEMBAHASAN

1. Univariat

a) Data demografi

1) Umur

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan

mayoritas umur responden ialah deawasa

akhir. Penelitian ini sesuai dengan pendapat

WHO dalam Rohmah (2010), yang

menyatakan bahwa pada umur diatas 30

tahun, konsentrasi glukosa darah akan naik

1-2 mg%/tahun pada saat puasa dan akan

naik sekitar 6-13 mg% pada 2 jam setelah

makan.

2) Jenis kelamin

Hasil penelitian ini menunjukkan mayoritas

jenis kelamin responden pasien diabetes

mellitus adalah perempuan. Menurut

Arisman (2011) pasien DM tipe 2 lebih

sering terjadi pada perempuan yang

obesitas dimana semakin banyak lemak

pada jaringan tubuh pasien, semakin tinggi

pula resistensinya terhadap insulin.

3) Pendidikan terakhir

Hasil penelitian ini sebagian besar

pendidikan responden adalah

menengah. Pendidikan menengah dan

tinggi sesuai dengan pendidikan yang

baik pengetahuan yang baik. Pasien

lebih paham mengenai kondisi sakit dan

lebih cepat mengetahui fasilitas

kesehatan.

b) Kepatuhan mengontrol gula darah

1) Pemeriksaan kadar gula darah

Berdasarkan hasil penelitian

didapatkan responden yang tidak

patuh melakukan pemeriksaan kadar

gula darah lebih banyak

dibandingkan dengan responden

yang patuh melakukan pemeriksaan

kadar gula darah. Menurut Arisman

(2011) salah satu pengelolaan

Diabetes Melitus yang penting yaitu

kepatuhan mengontrol kadar gula

darah. Pasien sering kembali ke

Page 10: MANUSKRIP ANIS.docx

Kepatuhan mengontrol gula darahDengan kejadian rawat inap ulang pasien diabetes melitus

10

klinik atau rumah sakit di akibatkan

adanya sindrom yang di sebabkan

oleh ketidakseimbangan antara

tuntutan dan suplai insulin akibat

penyakit Diabetes Melitus

(hiperglikemi).

2) Kepatuhan diet

Berdasarkan hasil penelitian ditemukan

responden yang tidak patuh melakukan

diet lebih banyak (66,2%) di rawat inap

dibandingkan dengan responden yang

patuh melakukan diet. Menurut Barbara

Taylor (2009) diet merupakan metode

penting yang harus dilakukan untuk

mengontrol penyakit diabetes mellitus.

3) Kepatuhan minum obat

Berdasarkan hasil penelitian ditemukan

responden yang tidak patuh minum obat

lebih banyak (62,5%) dibandingkan

dengan responden yang patuh minum

obat. Tujuan pengobatan medis diabetes

adalah untuk mempertahankan kadar gula

darah dalam kisaran yang normal.

4) Kepatuhan kegiatan jasmani

Berdasarkan hasil penelitian ditemukan

responden yang tidak patuh melakukan

kegiatan jasmani lebih banyak (52,5%)

dibandingkan yang patuh. Menurut

Barbara Taylor (2009) olahraga bisa

membuat insulin bekerja secara lebih

efisien sehingga control gula darah

menjadi lebih mudah.

2. BIVARIAT

a) Hubungan Kepatuhan

Pemeriksaan Gula Darah dengan

Kejadian Rawat Inap Ulang

Berdasarkan penelitian didapatkan p

value 0,000 (p<0,05). Maka dapat

simpulkan ada hubungan yang

signifikan antara Kepatuhan

Pemeriksaan Gula Darah dengan

Rawat Inap Ulang Pasien Diabetes

Mellitus. Menurut Soewondo (2009),

pemeriksaan kadar gula darah dapat

mendeteksi keadaan hipoglikemia

atau hiperglikemia. Berbagai

penelitian menunjukan bahwa kadar

glukosa yang baik dapat

memperlambat atau mencegah

komplikasi diabetes. Pada pasien

Diabetes Melitus yang tidak

terkontrol menjadi salah satu

penyebab terjadinya rawat inap

berulang (Junianty, 2012).

b) Hubungan Kepatuhan Diet dengan

Kejadian Rawat Inap Ulang

Hasil penelitian ini diperoleh p value

0,012 (p<0,05) maka dapat disimpulkan

ada hubungan yang signifikan antara

Page 11: MANUSKRIP ANIS.docx

Kepatuhan mengontrol gula darahDengan kejadian rawat inap ulang pasien diabetes melitus

11

Kepatuhan Diet dengan Rawat Inap

Ulang Pasien Diabetes Mellitus.

Menurut Yunir, dkk (2010) terapi gizi

merupakan salah satu terapi non

farmakologi yang sangat

direkomedasikan bagi penyandang

diabetisi. Tujuan dari diet diabetisi

adalah untuk menurunkan kadar glukosa

darah sampai batas normal, memperbaiki

profil lipid untuk mengurangj resiko

penyakit vaskuler, mencapai tekanan

darah normal, mencegah berkembangnya

komplikasi kronik diabetes, menurunkan

berat badan, meningkatkan sensitivitas

reseptor insulin dan memperbaiki system

koagulasi darah. Dengan demikian diet

yang tidak seimbang akan menyebabkan

atau beresiko mengalami komplikasi

kronik diabetes yang pada akhirnya akan

menjalani rawat inap ulang.

c) Hubungan Kepatuhan Minum obat

dengan Kejadian Rawat Inap Ulang

Hasil penelitian ini diperoleh p value

0,038 (p<0,05) maka dapat disimpulkan

bahwa ada hubungan yang signifikan

antara Kepatuhan Minum Obat dengan

Rawat Inap Ulang Pasien Diabetes

Mellitus. Menurut Soegondo (2010)

langkah-langkah pengendalian DM, salah

satunya ialah terapi medis selain dari

pengaturan makan dan aktivitas fisik

yang sesuai. Terapi medis yang

digunakan ialah obat hipoglikemi oral

(OHO) dan terapi insulin yang masing-

masing jenisnya memiliki fungsi yang

berbeda-beda antara lain menurunkan

kadar gula darah, meningkatkan

sensitivitas insulin, menurunkan

penyerapan glukosa, mereangsang sekresi

insulin dan sabagainya. Sehingga bila

terapi medis tidak lakukan akan beresiko

meningkatkan kadar glukosa darah.

Peningkatan kadar glukosa akan

memberikan efek yang merugikan bagi

penyandang diabetes mellitus seperti

komplikasi dari diabetes mellitus.

Apabila hal ini terjadi maka akan terjadi

rawat inap ulang bagi pasien.

d) Hubungan Kepatuhan Kegiatan

Jasmani dengan Kejadian Rawat Inap

Ulang

Hasil penelitian ini diperoleh p value

0,102 (p>0,05) maka dapat disimpulkan

bahwa tidak ada hubungan yang

signifikan antara Kepatuhan Kegiatan

Jasmani dengan Rawat Inap Ulang Pasien

Diabetes Mellitus. Menurut Barbara

Taylor (2009) melakukan olahraga bisa

membakar energy dan menurunkan kadar

gula darah. Dengan demikian, olahraga

bisa membantu menurunkan jumlah

insulin yang dibutuhkan tubuh. Olahraga

Page 12: MANUSKRIP ANIS.docx

Kepatuhan mengontrol gula darahDengan kejadian rawat inap ulang pasien diabetes melitus

12

juga bisa membuat insulin bekerja secara

lebih efisien sehingga control gula darah

menjadi lebih mudah.

Menurut Arisman (2011), olahraga dapat

mengubah lipid darah, meningkatkan

kadar lipoprotein berdensitas tinggi

(HDL), menurunkan kolesterol total,

kadar trigliserida, gula darah puasa dan

post prandial, menurunkan berat badan,

menghilangkan stress. Berbagai

penelitian menyimpilkan bahwa olahraga

yang teratur bersama dengan diet yang

tepat merupakan hal yang mutlak yang

harus dilakukan oleh pasien diebetes

melitus.

KESIMPULAN

1. Data univariat antara lain data demografi

umur didapatkan mayoritas dewasa akhir

(71,3%), berdasarkan mayoritas jenis

kelamin (57,5 %) perempuan.

Sedangkan tingkat pendidikan mayoritas

(56,3 %) SMA. Dan gambaran

karakteristik responden berdasarkan

variabel independen yaitu mayoritas

responden (73,8%) tidak patuh dalam

pemeriksaan kadar gula darah, (66,3%)

tidak patuh diet, (62,5%) tidak patuh

minum obat dan (52,5%) tidak patuh

kegiatan jasmani.

2. Data bivariate antara lain didapatkan ada

hubungan kepatuhan pemeriksaan kadar

gula darah, kepatuhan minum obat,

kepatuhan diet dengan kejadian rawat

inap ulang pasien diabetes melitus di

Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka

Putih. Dan Tidak ada hubungan

kepatuhan kegiatan jasmani dengan

kejadian rawat inap ulang pasien

diabetes melitus di Rumah Sakit Islam

Jakarta Cempaka Putih

SARAN

1. Instansi Rumah Sakit Islam Jakarta

Cempaka Putih

Bagi institusi kesehatan diharapkan

dapat lebih meningkatkan kualitas

pelayanan terhadap pasien diabetes

melitus dan dapat memberikan informasi

tentang pentingnya edukasi tentang

mengontrol kadar gula darah agar tidak

terjadi rawat inap secara berulang.

2. Institusi Pendidikan

Diharapkan penelitian dapat dijadikan

sebagai gambaran bahwa pengontrolan

gula darah menjadi hal penting untuk

diperhatikan.

3. Penelitian keperawatan

Sebagai dasar pengembangan ilmu

mengenai keperawatan medical medah.

Dan diharapkan dapat dikembangkan

Page 13: MANUSKRIP ANIS.docx

Kepatuhan mengontrol gula darahDengan kejadian rawat inap ulang pasien diabetes melitus

13

lagi mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi rawat inap ulang pada

pasien diabetes mellitus.

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, M. A.,Clarke, M. M., Helms, L. B., & Foreman, M. D. (2005). Hospital readmission from home health care before and after prospective payment. Journal of Nursing Scholarship. Retrieved from https://search.proquest.com/docview/236403291?accountid=33171

Arisman, MB. (2010). Obesitas, Diabetes Melitus dan Dislipidemia. Jakarta : ECG.

Asmoro, Sudigdo & Ismail (2008). Riset Keperawatan & Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika.

Baradero, M. (2009). Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Endokrin. Jakarta: ECG.

Black, M.Joyce et al. (2009). Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8. Jakarta : Salemba Medika.

Darni Zahri. Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Rawat Inap Ulang Pasien DM Tipe 2 Di RSUP Persahabatan Tahun (2013). Jakarta : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Feldpush, B., & Drevna, H. (2010). Readmission policy and Prevention. Trustee, 63(3), 17-4 p following 16. Retrieved from http://search.proquest.com./docview/200450908?acountid=33171

Gold Field, N. (2010). Strategies to Decrease the rate of preventable readmission to hospital. Canadian Medical Assosiation Journal.

Hasbi Muhammad. Analisis Faktor yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Penderita Diabetes Melitus dalam Melakukan Olahraga di Wilayah Kerja Puskesmas Praya Lombok Tengah Tahun (2012). Jakarta : FKUI

Ignatavicius, D, MS. (2010). Medical Surgical Nursing: Patient-Centered Collaborative Care. 7th ed.St, Missori: Elseiver

Ilyas, E.I., (2009). Olah Raga Diabetesi. Dalam : Soegondo, S., Soewondo,P.Subekti, I., Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Junianty, et al. (2012). Hubungan Tingkat Self Care dengan Kejadian Komplikasi pada Pasien DM Tipe 2 Di Ruang Rawat Inap RSUD. FIK: Universitas Padjajaran.

Mayasari, Et Al (2014). Faktor yang berhubungan dengan Kepatuhan Klien Diabetes Melitus Dalam Mengontrol Gula Darah Di Poliklinik Interna

Page 14: MANUSKRIP ANIS.docx

Kepatuhan mengontrol gula darahDengan kejadian rawat inap ulang pasien diabetes melitus

14

Rsud Labuang Baji Makassar. STIKES: Nani Hasanuddin Makassar

Madjid, A. (2010). (Analisa faktor-faktor yang berrhubungan dengan kejadian rawat inap ulang pasien dengan gagal jantung Kongestif) Tesis. Jakarta: UI

Maldona, M.R. (2003). The Business og Hospital Care of Diabetic Patients. A New Model for Inpatient Support Service. Clinical Diabetes.

Mangoenprasadjo, S. (2005). Hidup Sehat dan Normal dengan Diabetes. Yogyakarta: Thinkfresh

Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Nursalam. (2014). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pendekatan Praktis Edisi 3. Jakarta : Salemba Medika.

RISKESDAS. (2013). Badan penelitian dan pengembangan kesehatan kementrian kesehatan RI. Jakarta

Rumahorbo, H. (2012). Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sitem Endokrin. Jakarta : ECG.

Rohmah, W. (2010). Diabetes Melitus pada Usia Lanjut. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi ke-5. Jakarta : Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam.

Saraswati, Sylvia. (2009). Diet Sehat. Jogjakarta: A+Plus Books.

Setiati, S, et al. (2014). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi Keenam Jilid II. Jakarta: Interna Publishing.

Soegondo, S. (2009). Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu Edisi Kedua. Jakarta: FKUI

Soewondo P. (2005). Pemantauan Pengendalian Diabetes Mellitus. Dalam Soegondo S dkk (eds), Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu. Jakarta : Penerbit FKUI.2005.

Sudoyo, A, et al. (2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi Kelima Jilid III. Jakarta: Interna Publishing.

Stanley, M. et all. (2006). Buku Ajaran Keperawatan Gerontik. Jakarta: ECG

Taylor Barbara. (2009). Diabetes tak bikin lemes. Yogyakarta : Penerbit Paradigma Indonesia

Yunir, M. et al. (2010). Terapi Non Farmakologis pada Diabetes Melitus. Penatalaksaan Diabetes Terpadu. Jakarta: FKUI

Waspadji S. (2004). Diabetes Mellitus : Mekanisme dasar dan pengelolaannya yang rasional. Dalam Soegondo S dkk (eds), Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu. Jakarta : Penerbit FKUI.

Page 15: MANUSKRIP ANIS.docx

Kepatuhan mengontrol gula darahDengan kejadian rawat inap ulang pasien diabetes melitus

15

Wicaksana, A. (2010). Hubungan Antara Kepatuhan Kontrol Gula Darah Sewaktu Dengan Kejadian Retinopati Diabetika pada pasien DM tipe 2 di RSUD Saras Husada Kabupaten Purworejo. Skripsi. FIK : UI