manfaat dan kegunaan tutut (keong sawah)

20
MAKALAH KIMIA DASAR FARMASI MANFAAT DAN KEGUNAAN TUTUT (KEONG SAWAH) Oleh: SITI MEIRA PUTRI SAKINAH 066113253 H PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR 2013

Upload: meiraputrisakinah

Post on 21-Nov-2015

505 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

  • MAKALAH KIMIA DASAR FARMASI MANFAAT DAN KEGUNAAN TUTUT

    (KEONG SAWAH)

    Oleh:

    SITI MEIRA PUTRI SAKINAH

    066113253

    H

    PROGRAM STUDI FARMASI

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS PAKUAN

    BOGOR

    2013

  • KATA PENGANTAR

    Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,

    dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk

    maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah

    satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam pendidikan.

    Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan

    pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi

    makalah ini sehingga kedepannya lebih baik.

    Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki

    sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan

    masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

    Bogor, Oktober 2013

    Penulis

    i

  • DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i

    DAFTAR ISI ................................................................................................................... ii

    BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

    1. Latar Belakang ..................................................................................................... 1

    2. Tujuan Penulisan .................................................................................................. 1

    BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................... 2

    1. Pengertian Tutut ................................................................................................... 2

    2. Kandungan Gizi dan Manfaat pada Tutut .............................................................. 4

    3. Bahaya Mengkonsumsi Tutut ............................................................................... 7

    4. Cara Memasak Tutut ............................................................................................ 8

    5. Hukum Memakan Tutut ........................................................................................ 14

    BAB III. PENUTUP ........................................................................................................ 16

    1. Kesimpulan .......................................................................................................... 16

    2. Saran .................................................................................................................... 16

    DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... v

    ii

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1. Latar Belakang

    Sebagai masyarakat sunda sudah selayaknya saya pribadi merasa bangga terhadap

    kekayaan kuliner tradisional. Bila didata lebih lengkap bisa jadi ada lebih dari ratusan jenis

    makanan dan minuman tradisional khas yang berasal dari Sunda. Mulai dari makanan

    pembuka sampai hidangan utama.

    Dari sekian banyak makanan khas Sunda, saya sangat tertarik untuk menceritakan

    kandungan gizi dan manfaat dari makanan khas sunda ini, yaitu tutut. Makanan tradisional ini

    memang kurang begitu populer dibanding dengan kerang. Namun dalam hal rasanya, keong

    kecil atau yang biasa disebut dengan tutut memiliki rasa yang tak kalah nikmat dengan

    kerang. Ditambah lagi dengan cara memakannya yang cukup unik. Selain rasanya nikmat

    namun tutut juga memiliki nutrisi yang begitu berlimpah, kandungan gizi dan manfaatnya

    yang luar biasa yang belum banyak orang ketahui.

    2. Rumusan Masalah

    1. Apa kandungan gizi dan manfaat yang terdapat dalam tutut?

    2. Apakah tutut dapat menimbulkan penyakit ?

    3. Bagaimana cara mengolah atau memasak tutut?

    4. Bagaimana hukum memakan tutut?

    3. Tujuan Penulisan

    Makalah ini dibuat dengan tujuan pembaca mengetahui lebih jelas mengenai pengertian,

    kandungan gizi dan manfaat pada tutut (keong sawah).

    4. Manfaat Penulisan

    Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah, untuk memenuhi tugas kimia dasar

    farmasi, memberi informasi pada pembaca tentang tutut.

    1

  • BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    1. Pengertian Tutut (Keong Sawah)

    Tutut adalah binatang yang hidup di perairan dangkal dan bersih, biasanya hidup di

    daerah sekitar rawa, sawah, pinggir danau, sungai kecil dan perairan-perairan lainnya. Tutut

    memakan jenis tanaman air seperti lumut dan ganggang. Bentuk fisik mirip keong hanya saja

    ukurannya lebih kecil. (Diposkan oleh Rinaldi Rizal di Minggu, 22 Mei 2011)

    Tutut atau Bellamya javanica van den Bush habitat lainnya di tempat yang mirip sawah,

    yang airnya cukup bening, berlumpur dan airnya tak berarus/bergerak. Siang hari tutut ini

    bersembunyi kedasar lumpur sehingga sulit dicari dan dikumpulkan. Malam hari ia menyebar

    menempel-nempel di batang padi atau tumbuhan lainnya. Para petani di desa biasa

    mengambil tutut ini setelah panen sawah tiba, karena pada saat itu lumpur sawah tidak

    terhalang oleh tanaman padi sehingga memudahkan pengambilannya. Tutut memiliki

    operculum, semacam penutup atau pelindung tubuhnya yang lunak ketika menyembunyikan

    diri didalam cangkangnya. (Yulian firdaus, 2007/02/08)

    Sawah sebagai salah satu tipe lahan basah buatan tidak han ya berperan penting dalam

    menyediakan jenis-jenis tanaman menyehatkan, namun juga merupakan tempat hidup

    berbagai binatang air, mulai dari Protozoa (binatang bersel tunggal) sampai vertebrata

    (binatang bertulang belakang) seperti ikan dan katak. Moluska (keong-keongan dan kerang

    serta kerabatnya) termasuk juga binatang yang memanfaatkan sawah sebagai tempat

    hidupnya. Moluska yang hidup di perairan tawar dapat dijabarkan ke dalam kelas Gastropoda

    yang kita kenal dengan nama keong (bercangkang tunggal) dan kelas Pelecypoda/Bivalvia

    atau kerang (cangkangnya berkeping dua). Dari catatan pustaka, moluska air tawar yang

    pernah ditemukan hidup di perairan sawah, ada sebanyak 32 jenis (27 jenis Gastropoda dan 5

    jenis Pelecypoda/Bivalvia). Moluska bercangkang tunggal, terdiri dari dua kelompok, yaitu

    Operculata yang dilengkapi operkulum (penutup cangkang) dan Pulmonata, yang tanpa

    operkulum. (Jurnal Warta Konservasi Volume 14 No. 3, Juli 2006)

    2

  • Tutut (marga Bellamya) termasuk dalam kelompok Operculata yang hidup di perairan

    dangkal yang berdasar lumpur serta ditumbuhi rerumputan air, dengan aliran air yang lamban,

    misalnya sawah, rawa-rawa, pinggir danau dan pinggir sungai kecil. Binatang ini lebih

    menyukai perairan yang airnya jernih dan bersih. Ada dua jenis dari marga Bellamya yang

    hidup di sawah, yaitu tutut Jawa (Bellamya javanica) dengan sebaran di Thailand, Kamboja,

    Malaysia, Indonesia (kecuali Irian Jaya) dan Filipina, dan tutut Sumatera (Bellamya

    sumatrensis) yang sebarannya mencakup Thailand, Kamboja, Malaysia, Indonesia (Sumatera

    dan Jawa). (Diposkan oleh Rinaldi Rizal di Minggu, 22 Mei 2011)

    Tutut ini bisa memiliki tinggi cangkang sampai 40 mm dengan diameter 15-25mm,

    bentuknya seperti kerucut membulat dengan warna hijau-kecoklatan atau kuning kehijauan.

    Puncak cangkang agak runcing, tepi-cangkang menyiku tumpul pada yang muda, jumlah

    seluk 6-7, agak cembung, seluk akhir besar. Mulut membundar, tepinya bersambung, tidak

    melebar, umumnya hitam. Operkulum agak bundar telur, tipis, agak cekung, coklat

    kehitaman. (Diposkan oleh Rinaldi Rizal di Minggu, 22 Mei 2011)

    Hewan ini dikonsumsi secara luas di berbagai wilayah Asia Tenggara dan memiliki

    nilai gizi yang baik karena mengandung protein yang cukup tinggi. Meskipun demikian,

    kewaspadaan perlu diberikan karena keong sawah adalah inang dari beberapa penyakit

    parasit. Selain itu, hewan yang diambil dari dekat persawahan dapat menyimpan sisa

    pestisida di dalam tubuhnya. Oleh (Ardhika Sancang di Rabu 23 januari 2013, 7:32:00 PM)

    3

  • 2. Kandungan Gizi dan Manfaat pada Tutut

    Berikut ini merupakan ulasan mengenai kandungan gizi yang terdapat dalam tutut, yang

    dicuplik dari berbagai sumber.

    Tutut mengandung zat gizi makronutrien berupa protein dalam kadar yang cukup tinggi,

    juga mengandung mikronutrien yang berupa mineral yaitu kalisum yang sangat dibutuhkan

    oleh tubuh. Protein sendiri menunjang keberadaan setiap sel tubuh, juga berperan dalam

    proses kekebalan tubuh. Konsumsi protein hewani ini jelas dibutuhkan oleh tubuh disamping

    protein nabati. Selain itu juga kandugnan lemak yang terdapat dalam tutut merupakan asam

    lemak esensial dalam bentuk asam linoleat dan asam linolenat. Oleh (Anggi Agistia, 16

    Oktober 2012)

    Adapun kandungan vitamin dari tutut ini juga cukup tinggi dengan didominasi vitamin

    A, vitamin B3, vitamin E, niacin, dan folat. Vitamin A sendiri berperan dalam pembentukan

    indra penglihatan (mata) yang baik, terutama di malam hari. Sedangkan, vitamin B3 berperan

    penting dalam metabolisme karbohidrat untuk menghasilkan energi, metabolisme lemak dan

    protein. Selain itu di dalam tubuh, vitamin B3 mempunyai peranan penting dalam menjaga

    kadar gula darah, penyembuhan migrain, tekanan darah tinggi dan juga vertigo. Oleh (Anggi

    Agistia, 16 Oktober 2012)

    Selain itu kandungan vitamin E pada tutut juga berperan dalam menjaga kesehatan

    berbagai jaringan, mulai dari jaringan mata, kulit, sel darah merah sampai hati. Sedangkan

    folat berpungsi dalam membantu pembentukan sel darah merah, mencegah anemia dan

    berbagai manfaat lain. Belum lagi manfaat kandungan mineralnya berupa kalsium,

    magnesium, kalium, zat besi dan fosfor yang berperan penting pada tubuh guna pengaturan

    kerja enzim, pemeliharaan keseimbangan asam dann basa, membantu pembentukan ikatan

    yang memerlukan mineral seperti pembentukan hemoglobin. Oleh (Anggi Agistia, 16 Oktober

    2012)

    Daging tutut beratnya sekitar 45 gr dari berat total keseluruhan. Kandungan kalsium

    dalam makanan ini sangat tinggi sehingga sangat baik uuntuk pertumbuhan tulang dan gigi

    khususnya mencegah osteoporosis bagi lansia. Oleh (Wawan Setiawan di 08.00)

    Dalam 100 gram daging tutut mengandung energi sebanyak 64 kalori, 11,8 gr protein,

    5,3 gr lemak, 3 gr karbohidrat, 299,2 gr kalsium, 122,5 mg fosfor, dan 11,7 mg besi. Oleh

    (Wawan Setiawan di 08.00)

    4

  • Melihat kandungan gizi yang cukup tinggi, tutut bisa menjadi alternatif makanan

    pengganti daging ayam, daging sapi, dan lainnya. Mengenai khasiat untuk kesehatan sendiri,

    tutut juga dipercaya bisa menyembuhkan beberapa penyakit seperti penyakit diabetes, maag,

    liver, kolesterol, penambah nafsu makan, serta berbagai penyakit lainnya, asalkan dikonsumsi

    secara teratur. Bahkan ada banyak orang yang sudah membuktikan, bahwa sakit punggung

    juga bisa teratasi dengan memakan tutut. Oleh (Wawan Setiawan di 08.00)

    Namun harus diperhatikan ketika memasaknya, tutut harus direndam satu malam

    supaya bersih agar lumpur-lumpur tanah yang menempel pada tutut bisa bersih, kemduian

    direbus, masak, tiriskan, bersihkan lagi, dan tutut siap dijadikan menu masakan sehat bisa

    juga dijadikan sate. Oleh (Wawan Setiawan di 08.00)

    Dulu, tutut dianggap sebagai hama oleh petani. Bahkan kita pun memandang sebelah

    mata karena bentuknya yang kotor dan berlendir. Tetapi ternyata Allah Maha Kuasa,

    menciptakan makhluk yang kelihatannya menjijikkan tetapi ternyata banyak sekali

    kegunaannya.

    Tutut bisa dimanfaatkan sebagai salah satu bahan baku alternatif untuk pembuatan

    pakan ternak bebek, dimana bisa membuat bebek bertelur jauh lebih banyak dibandingkan

    dengan pemberian makanan olahan dari pabrik.

    Kegunaan lain yang bermanfaat untuk kita adalah:

    1. Kaya protein

    Tutut mengandung zat gizi makronutrien berupa protein dengan kadar yang cukup tinggi.

    Selain itu, mengandung asam amino esensial dan mikronutrien berupa mineral yaitu

    kalsium yang sangat dibutuhkan tubuh. Hewan lunak berlendir ini juga rendah lemak, jadi

    sangat baik jika dikonsumsi. Dengan pengelolaan yang tepat, tutut bisa menjadi sumber

    protein hewani yang bermutu dengan harga murah daripada kambing, ayam atau sapi. Oleh

    (Mama pia dea)

    2. Obat antiseptic

    Waktu masih kecil, ada temanku yang kakinya tertusuk paku, lalu pada saat itu, nenekku

    langsung memotong ujung cangkang dan mengoleskan lendir yang keluar dari cangkang ke

    luka temanku itu. Lukanya cepat mengering dan menurut nenekku, lendir tersebut membuat

    luka tidak infeksi. Oleh (Mama pia dee)

    5

  • 3. Mengobati jerawat

    Lendir tutut bisa digunakan untuk mengobati jerawat yang meradang. Di negara yang

    lebih maju, lendir tutut diproses dengan teknologi canggih dan dijadikan bahan dasar dari

    beberapa produk kecantikan, yang mana fungsinya juga bisa regenerasi kulit atau dapat

    mengurangi kerutan di wajah. Oleh (Mama pia dea)

    4. Sebagai obat

    Dengan pengolahan yang tepat, tutut atau keong sawah bisa dijadikan penunjang

    kesembuhan penyakit hepatitis B, liver, diabetes, TBC, asma, maag sampai ke penyakit

    sembelit, influenza dan penambah napsu makan. Oleh (Mama pia dea)

    Selain kangungan gizi dan manfaatnya yang begitu banyak, cara memakannya pun

    tergolong unik. Tutut ini dimakan dengan cara disedot seketika, sehingga isinya dapat

    langsung keluar. Cara lainnya adalah dengan mencungkilnya dengan tusuk sate/tusuk gigi.

    Daging tutut bisa keluar dan langsung masuk ke mulut, untuk inilah bagian buntut

    cangkangnya harus dipotong supaya angin bisa masuk. Kalau tak pandai menyedotnya atau

    tak ingin orang lain melihat mulut anda monyong, cungkil saja dengan tusuk gigi.

    6

  • 3. Bahaya Mengkonsumsi Tutut

    Meskipun banyak manfaatnya, kita patut waspada, karena keong sawah atau tutut

    adalah inang dari beberapa penyakit parasit. Karena tutut diambil dari dekat persawahan

    maka tutut juga dapat menyimpan sisa-sisa pestisida didalam tubuhnya. Tutut juga sering

    dilaporkan terinfeksi Cacing Trematoda atau biasa disebut Cacing Isap. Beberapa penelitian

    menunjukkan bahwa tutut berperan sebagai inang perantara cacing golongan Trematoda

    (cacing yang memiliki batil isap). Cacing golongan Trematoda ini bisa berkembang biak

    dalam tubuh manusia. Cacing ini berbentuk seperti daun, hidup dan berkembang pada usus

    manusia. Oleh (Mama pia dea)

    Tapi tidak usah khawatir, karena Cacing ini akan mati bila dimasak dalam air 600 ml

    dengan api besar selama 30 menit. Jadi sangat dianjurkan untuk merebus tutut dengan api

    besar hingga mendidih (bukan hanya sekedar hangat) minimal selama 30 menit. Jadi bisa

    menikmati tutut yang penuh gizi ini tanpa khawatir akan penyakit yang bisa ditimbulkannya.

    Oleh (Mama pia dea)

    Oleh karena itu, hindari makan tutut dalam keadaan mentah-mentah. Ada beberapa

    kelompok masyarakat yang memakannya secara mentah dengan kombinasi disiram dengan

    wine (anggur). Hal ini sangat tidak disarankan, karena akan menyebabkan cacingan.

    Untuk mencegah hal ini, sebaiknya tutut dimasak sampai matang betul. Baru kita bisa

    aman memakannya.

    7

  • 4. Cara Memasak Tutut

    Macam macam cara memasak tutut diantaranya:

    a. Tutut tumis

    Bahan:

    1 kg keong tutut.

    3 cm lengkuas (dimemarkan).

    2 lembar daun salam dan batang serai.

    1 sdt asam jawa.

    minyak goreng secukupnya.

    Bumbu halus:

    1,5 sdm ketumbar (disangrai).

    1/2 sdm jintan sangrai.

    3 butir buah kemiri.

    1/2 sdm merica butiran.

    2 sdt garam.

    5 cm kunyit (dibakar).

    5 siung bawang putih.

    10 siung bawah merah.

    1,5 sdm kencur cincang.

    1,5 sdm jahe cincang.

    2 sdt terasi matang.

    Cara memasak:

    1. Pertama-tama, rendam keong tutut didalam air bersih selama satu malam, agar

    kandungan lumpur pada tubuhnya berkurang.

    2. Pecahkan ujung cangkangnya dengan cara dipukul hingga berlubang untuk

    membuang kotoran yang terdapat didalamnya.

    3. Cuci bersih keong tutut tersebut sambil dibersihkan ujung cangkangnya, agar

    memudahkan saat proses makannya.

    4. Kemudian tumis semua bumbu halus beserta daun salam, serai dan lengkuas sampai

    harum dan terlihat matang. Adapun bumbu-bumbu tersebut selain untuk menciptakan

    aroma yang enak juga untuk menghilangkan aroma amis dari keongnya.

    8

  • 5. Terakhir, masukkan keong tutut, kecilkan api, terus masak hingga seluruhnya matang.

    Biasanya dimasak selama kurang lebih 2-3 jam. Dan selanjutnya, tutut dengan rasa

    yang menggugah selera siap dihidangkan.

    *Oleh (Anggi Agistia, 16 Oktober 2012)

    b. Tutut bumbu kuning pedas

    Persiapan :

    Rendam tutut semalam, diganti 2 - 3 kali air rendamannya.

    Gosok-gosok supaya lumut yang menempel di cangkang tutut bersih, cuci beberapa

    kali sampai bersih.

    Potong bagian belakang cangkang untuk mengeluarkan kotorannya, cuci lagi

    beberapa kali sampai bersih.

    Bumbu (untuk kurleb 2 kg) :

    8 siung bawang merah.

    8 siung bawang putih.

    8 cm kunyit.

    6 buah kemiri.

    Daun salam, laos, sereh.

    Garam dan gula.

    4 batang daun bawang.

    Kurang lebih 1 lt air

    Cara membuat :

    1. Haluskan bawang merah, bawang putih, kunyit, kemiri. Tumis sampai harum.

    2. Masukkan tutut yang sudah bersih, aduk-aduk, tambah daun salam, laos, sereh.

    3. Tambah air, daun bawang, garam dan gula. Masak jangan terlalu lama (10-15 menit

    saja)

    4. Angkat, sajikan.

    Catatan : Tambahkan cabe rawit ke dalam bumbu halus bila ingin pedas.

    *Oleh (Desta, 2012/02)

    9

  • c. Tutut bumbu santan

    Bahan :

    Tutut 1 kg.

    Lengkuas kira-kira 2 ruas jari memarkan.

    Daun salam 2 lembar.

    2 batang serai, memarkan.

    Tomat 2 buah.

    Beberapa lembar daun kemangi.

    3 sendok makan minyak goreng untuk menumis.

    Santan 2 liter.

    Bumbu yang dihaluskan:

    1 1/2 sdt ketumbar.

    2 butir kemiri.

    1/2 sdm merica butiran.

    2 sdt garam.

    5 siung bawang putih.

    10 buah bawang merah.

    Cara membuatnya:

    1. Rendam keong semalam dalam air yang bersih, lalu buang buntutnya dan tiriskan.

    2. Cuci bersih dan sikat dengan air yang mengalir sampai tanahnya hilang.

    3. Panaskan minyak goreng, lalu tumis bumbu halus, lalu masukkan serai, salam ,

    lengkuas, sampai harum dan matang.

    4. Tuang santan, masaklah sampai mendidih, lalu masukkan daun kemangi.

    5. Masukkan tutut semuanya dan tunggu sampai matang semuanya.

    6. Silakan menikmati.

    *Oleh (Anggi Agistia, 16 Oktober 2012)

    10

  • d. Tutut kuah kari

    Bahan :

    1 kg keong tutut.

    3 cm lengkuas, memarkan.

    2 lb daun salam, 2 batang serai, potong 10 cm dari pangkalnya, memarkan.

    2000 ml santan dari 800 gr kelapa.

    1 sdt asam jawa.

    Minyak goreng untuk menumis

    Bumbu dihaluskan:

    1 sdm ketumbar, sangrai.

    1/2 sdm jintan sangrai.

    3 butir kemiri.

    sdm merica butiran.

    2 sdt garam.

    5 cm kunyit, bakar.

    5 siung bawang putih.

    10 buah bawang merah.

    1 sdm kencur cincang.

    1 sdmm jahe cincang.

    2 sdt terasi matang.

    Cara membuat :

    1. Rendam keong tutut dalam air bersih semalam, tiriskan.

    2. Cuci bersih dengan cara disikat atau digosok-gosok di atas tampah denga air mengalir.

    3. Potong sedikit salah satu ujungnya ( agar mudah saat memakannya).

    4. Panaskan minyak goreng, tumis bumbu halus, salam, serai lengkuas. Sampai harum

    dan matang.

    5. Tuangi santan, masak sampai mendidih.

    6. Masukkan keong, kecilkan api, terus masak hingga seluruhnya matang.

    *Oleh (Desta, 2012/02)

    11

  • e. Sate Tutut

    Persiapan

    Rendam tutut semalam, diganti 2 3 kali air rendamannya.

    Gosok-gosok supaya lumut yang menempel di cangkang tutut bersih, cuci beberapa

    kali sampai bersih.

    Rebus tutut, ambil dagingnya.

    Bahan

    1 kg daging tutut.

    200 gr Kacang tanah, disangrai.

    Bumbu

    8 siung bawang merah.

    8 siung bawang putih.

    8 cm kunyit.

    2 lembar daun salam.

    2 cm laos, memarkan.

    2 cm jahe, memarkan.

    1 batang sereh, memarkan.

    garam secukupnya.

    gula secukupnya.

    1 lt air.

    Cara membuat

    Sate

    Haluskan bawang merah, bawang putih, kunyit, kemiri. Tumis sampai harum.

    Masukkan tutut yang sudah bersih, aduk-aduk, tambah daun salam, laos, jahe, sereh.

    Tambah air, garam dan gula. Masak jangan terlalu lama (10-15 menit saja), tiriskan.

    Tusuk 5 6 buah tutut di tusuk sate, lakukan hingga tutut habis. Sisihkan.

    12

  • Saus Kacang

    Sangrai kacang tanah, haluskan, tambahkan garam, gula, bawang putih (bila ingin

    pedas tambahkan cabe rawit ke dalam bumbu), goreng sebentar di atas api sedang.

    Angkat.

    Penyajian

    Lumuri sate tutut dengan saus kacang, tambahkan irisan timun, wortel, bawang

    merah sebagai pelengkap.

    * Dikutip dari buku Selalu ada senyum di Posyandu, Save the Children

    13

  • 5. Hukum Memakan Tutut

    Dalam Islam mengenai makanan ada aturan dalam mengkonsumsinya memiliki aturan

    yang jelas seperti apakah makanan itu halal atau yang diharamkan ataupun juga yang halal,

    namun tidak baik gizinya (Ghaira Thaiyibat) seperti makanan yang halal namun terbuat

    dengan bahan campuran yang membahayakan, yang halal namun sudah kadaluarsa atau

    busuk, dan yang halal namun mengkonsumsinya dengan berlebihan atau dapat membuat

    mudharat bagi orang yang terkena penyakit tertentu, jika mengkonsumsinya. Diantaranya

    sebagamana Allah SWT berfirman dibawah ini:

    { :168 }

    Artinya: Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di

    bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan

    itu adalah musuh yang nyata bagimu. (QS. Albaqarah: 168)

    Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik(bergizi dan halal)

    yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya

    kamu menyembah. (QS. Albaqarah: 172)

    Mengenai tutut yang hidup di sungai atau di sawah tidak dapat disamakan dengan

    Bekicot. Masih dijumpai di berbagai daerah di Indonesia yang gemar mengkonsumsi Bekicot.

    Bekicot sudah jelas keharamannya, karena menjijikkan, berlendir dan memiliki zat yang

    mengandung racun dan hewan ini sepakat para ulama melarang mengkonsumsinya.

    Sedangkan tutut para ulama ada yang membolehkannya, namun hukumnya Makruh

    dan ada juga yang menggolongkanya kepada hewan yang menjijikkan yang tergolong haram

    untuk dimakan. Yang membolehkan atau makruh hukumnya beralasan tidak ada dalil yang

    mengharamkannya dan kandungan dagingnya tidak mengandung zat atau racun yang

    membahayakan bagi tubuh manusia dan tutut disamakan dengan keong yang ada di laut.

    14

  • Sebagaimana kaidah Fikih menyebutkan:

    Asal segala sesuatu hukumnya adalah Mubah selama tidak ada dalil atau bukti kuat

    yang dapat mengharamkannya. Jadi tidak ada dalil yang kuat yang mengharamkan tutut

    untuk dikonsumsi.

    Jadi tutut meskipun boleh (Mubah) dikonsumsi namun kebanyakan para ulama tidak

    mengkonsumsi keong darat seperti tutut yang tidak sama dengan keong yang hidup di laut.

    Maka tutut hukumnya Makruh dikonsumsi karena hewan ini dianggap hewan yang masih

    menjijikkan yang kurang baik untuk dikonsumsi, meskipun mengandung obat. Allah Swt

    berfirman dalam surah Almaidah :

    Artinya: Pada hari ini aku halalkan bagimu makanan yang baik-baik (makanan yang tidak

    menjijikkan, yang mengandung gizi dan tidak mengandung zat-zat yang berbahaya). (QS. Al

    Maidah: 5).

    *Sumber: KH. Ovied.R, Minggu 24 Maret 2013 (Sekretaris Dewan Fatwa Al Washliyah Se-

    Indonesia, Guru Tafsir Alquran/Perbandingan Madzhab Fikih Majelis Talim

    Jakarta & Direktur Lembaga Riset Arab dan Timur Tengah [di Malaysia]).

    15

  • BAB III

    PENUTUP

    1. Kesimpulan

    Sebagai makanan khas tradisional sunda yaitu tutut atau keong sawah memang kurang

    begitu populer dibandingkan dengan kerang. Namun dalam hal rasanya, tutut tidak kalah

    nikmat dengan kerang. Ditambah lagi dengan cara memakannya yang cukup unik. Selain

    rasanya nikmat tutut juga memiliki kandungan gizi dan manfaat yang sangat melimpah bagi

    kesehatan tubuh manusia.

    Tutut juga dipercaya bisa menyembuhkan beberapa penyakit seperti penyakit diabetes,

    maag, liver, kolesterol, penambah nafsu makan, serta berbagai penyakit lainnya.

    2. Saran

    Meskipun banyak manfaatnya, kita patut waspada, tutut adalah inang dari beberapa

    penyakit parasit. Karena Tutut diambil dari dekat persawahan maka tutut juga dapat

    menyimpan sisa-sisa pestisida di dalam tubuhnya. Tutut juga sering dilaporkan terinfeksi

    cacing trematoda atau biasa disebut cacing isap. Tapi tidak usah khawatir, karena cacing ini

    akan mati bila dimasak dalam air 600 ml dengan api besar selama 30 menit. Jadi sangat

    dianjurkan untuk merebus tutut dengan api besar hingga mendidih (bukan hanya sekedar

    hangat) minimal selama 30 menit. Jadi bisa menikmati tutut yang penuh gizi ini tanpa

    khawatir akan penyakit yang bisa ditimbulkannya.

    16

  • DAFTAR PUSTAKA

    Jurnal Warta Konservasi Volume 14 No. 3, Juli 2006, tentang Lahan Basah dari

    Wetlands International.

    http://rinaldi89.blogspot.com/2011/05/khasiat-tutut-keong-sawah.html

    http://yulian.firdaus.or.id/2007/02/08/tutut/

    http://aksesoris-abg.blogspot.com/2013/01/manfaat-keong-sawah-atau-tutut.html

    http://nutrisiuntukbangsa.org/enak-sehat-bermanfaat-ini-asli-sunda-pisan-euy

    http://carabadansehat.blogspot.com/2013/02/khasiat-tutut-bikin-tulang-kuat.html

    http://mamapiadea.com/tutut-dan-khasiatnya-makan-tutut-enak-bergizi-tinggi/

    http://dapur-desta.blogspot.com/2012/02/tututkuwolkeong-sawah-kuah.html

    http://tulisaninspirasiku.wordpress.com/2012/10/05/sate-tutut-2/

    http://kabarwashliyah.com/2013/03/24/hukum-mengkonsumsi-tutut-keong-sawah/

    v