makrofauna tanah cacing ( smt1 )

16
LAPORAN MAKROFAUNA TANAH “CACING TANAH” Disusun guna untuk memenuhi Tugas Ilmu Tanah Dosen Pengampu : Drs. Partoso Hadi, M. Si Di Susun Oleh : ANDHIKA DWI CAHYANI K5411005 Program Studi Pendidikan Geografi 1

Upload: andhika-dwi-cahyani

Post on 04-Aug-2015

146 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makrofauna Tanah Cacing ( SMT1 )

LAPORAN

MAKROFAUNA TANAH

“CACING TANAH”

Disusun guna untuk memenuhi Tugas Ilmu Tanah

Dosen Pengampu : Drs. Partoso Hadi, M. Si

Di Susun Oleh :

ANDHIKA DWI CAHYANI

K5411005

Program Studi Pendidikan Geografi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

2011

1

Page 2: Makrofauna Tanah Cacing ( SMT1 )

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur alhamdulillah penyusun panjatkan atas kehadirat Allah SWT

karena telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga penyusun

dapat menyelesaikan tugas makalah Ilmu Tanah ini tepat pada waktunya dengan

judul Makrofauna Tanah “Cacing Tanah”.

Dalam penyusunan Tugas Makalah Ilmu Tanah ini masih jauh dari kata

sempurna. Untuk itu penyusun mengharapkan saran, masukan, maupun kritikan

yang dapat membangun untuk melengkapi kekurangan dalam penyusunan

makalah ini.

Demikian kata pengantar dari penyusun, semoga makalah yang telah di

buat ini dapat memberi manfaat bagi penyusun dan khususnya para pembaca pada

umumnya untuk menambah pengetahuan.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Surakarta, November 2011

Penulis

2

Page 3: Makrofauna Tanah Cacing ( SMT1 )

DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................................ 1

Kata Pengantar ................................................................................................ 2

Daftar Isi .......................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.......................................................................... 4

B. Rumusan Masalah...................................................................... 5

C. Tujuan......................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN

A. Makrofauna................................................................................ 6

B. Klasifikasi Makrofauna Cacing.................................................. 6

C. Peran Makrofauna Cacing ........................................................ 9

BAB III PENUTUP

Kesimpulan ..................................................................................... 10

Daftar Pustaka ................................................................................................ 11

3

Page 4: Makrofauna Tanah Cacing ( SMT1 )

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Tanah merupakan suatu bagian dari ekosistem terrestrial yang di

dalamnya dihuni oleh banyak organisme yang disebut sebagai biodiversitas

tanah. Biodiversitas tanah merupakan diversitas alpha yang sangat berperan

dalam mempertahankan sekaligus meningkatkan fungsi tanah untuk

menopang kehidupan di dalam dan di atasnya.

Tanah bersifat sangat penting bagi kehidupan, sehingga perlindungan

kualitas dan kesehatan tanah harus sangat dijaga seperti halnya udara dan air.

Ada beberapa faktor yang dapat menurunkan kualitas dan kesehatan tanah,

misalnya kadar hara yang terkandung dalam tanah, vegetasi, iklim, sifat fisik

dan kimia tanah.

Faktor yang mempengaruhi kualitas tanah pada bagian fisiknya adalah

tekstur tanah, bahan organik, agregasi, kapasitas lapang air, drainase,

topografi, dan iklim. Sedangkan yang mempengaruhi pada bagian

pengolahannya adalah Intensitas pengolahan tanah, penambahan organik

tanah, pengetesan pH tanah, aktivitas mikrobia dan garam.

Tanah yang baik atau tanah yang subur tidak hanya terdiri dari padatan

tanah, air dan udara, melainkan juga terdapat jasad-jasad hidup dalam tanah.

Tanpa adanya jasad hidup tanah ini, maka peredaran unsur-unsur hara akan

terhenti sehingga kesuburan tanah cepat sekali merosot. Tetapi yang membuat

tanah itu subur diantaranya pelapukan lanjut, bahan mineralogi, Kapasitas

Pertukaran Kation (KPK) yang tinggi, kelembaban air, pH netral dan

kelebihan garam. Jasad hidup dalam tanah pada garis besarnya dibedakan

menjadi dua golongan besar yaitu:

a. Yang berasal dari tumbuh-tumbuhan : cendawan dan ganggang yang

disebut mikroflora tanah.

b. Yang berasal dari hewan : Arthropoda yang meliputi kelabang, kaki

seribu, serangga (semut, rayap, kumbang), Non Arthropoda meliputi

nematoda dan cacing.

4

Page 5: Makrofauna Tanah Cacing ( SMT1 )

Tanah sebagai habitat biota tanah sebagai medium alam untuk

pertumbuhan dan melakukan aktivitas fisiologinya. Tanah menyediakan

nutrisi, air dan sumber karbon yang diperlukan untuk pertumbuhan dan

aktivitasnya. Didalam hal ini, lingkungan tanah seperti faktor abiotik (yang

meliputi sifat fisik dan kimia tanah) dan faktor biotik (adanya biota tanah

dengan tanaman tingkat tinggi) ikut berperan dalam menentukan tingkat

pertumbuhan dan aktivitas biota tanah tersebut.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang tersebut rumusan masalah dalam laporan ini

adalah sebagai berikut:

a. Apa yang di maksud dengan makrofauna.?

b. Bagaimana ciri-ciri dan klasifikasi dari salah satu makrofauna tersebut.?

C. TUJUAN

Tujuan dari penulisan laporan ini yaitu:

1. Mengetahui jenis makrofauna.

2. Mengetahui klasifikasi makrofauna.

3. Mengetahui kegunaan atau manfaat mikroflora bakteria.

4. Untuk memenuhi tugas ilmu tanah.

5

Page 6: Makrofauna Tanah Cacing ( SMT1 )

BAB II

PEMBAHASAN

Makrofauna tanah terdiri dari berbagai jenis fauna dengan panjang > 4

mm, diameter tubuh >2mm, sebagian besar terdiri dari kelompok Arthropoda,

Moluska dan Cacing Tanah. Di dalam pengelolaan ekosistem tanah, makrofauna

memiliki peran sangat penting, terutama dalam pemelihraan sifat fisika-biologi

tanah. Biodiversitas makrofauna tanah sangat variatif, tergantung sistem

penggunaan lahan. Perubahan sistem penggunaan lahan dari hutan alami ke sistem

pertanian cenderung menurunkan biodiversitas makrofauna tanah, termasuk di

dalamnya sistem agroforestri. Akan tetapi berbagai pengelolaan tanaman dalam

sistem agroforestri dapat meningkatkan biodiversitas makrofauna tanah untuk

tujuan konservasi, antara lain dengan:

1. Diversifikasi jenis tanaman budidaya,

2. Minimalisasi pengolahan tanah dan penggunaan pestisida, serta

3. Optimalisasi penutupan tanah dan pengembalian sisa tanaman.

Makrofauna tanah ini terdiri dari beberapa spesies. Yang akan saya bahas

dalam laporan ini adalah tentang cacing tanah. Dimana klasifikasi cacing tanah

dapat digolongkan menjadi tiga phylum antara lain sebagai berikut:

a. Phylum Platyhelminthes

Platyhelminthes merupakan kelompok cacing yang berbentuk pipih,

ada yang parasit dan ada yang tidak. Platyhelminthes dibagi dalam tiga kelas

yakni Turbelaria, Trematoda dan Cestoda. Kelompok Turbelaria umumnya

hidup bebas dan tidak bersifat parasit. Contohnya adalah cacing planaria dan

microstomum. Di alam, planaria merupakan hewan indikator perairan yang

6

Page 7: Makrofauna Tanah Cacing ( SMT1 )

tidak tercemar. Kelompok Trematoda dan Cestoda umumnya bersifat parasit.

Contoh dari kelompok Trematoda adalah cacing Fasciola hepatica (cacing

hati), Eurytrema pancreaticum (cacing kelenjar pankreas), dan Schistosoma

japonicum (cacing pembuluh darah). Sementara itu contoh dari kelompok

Cestoda adalah cacing pita (Taenia saginata dan T. Solium).

b. Phylum Aschelminthes

Aschelminthes terbagi menjadi dua kelas yaitu Nematoda dan

Rotifera. Cacing dari phylum ini berbentuk silindris. Nematoda umumnya

bersifat parasit, contohnya adalah cacing yang hidup di usus mamalia seperti

Ascharis lumbricoides, A. suum, dan Ancylostoma duodenale.

c. Phylum Annelida

Annelida adalah cacing yang bersegmen seperti cincin. Phylum ini

terbagi menjadi tiga kelas yaitu Polychaeta, Oligochaeta, dan Hirudinea.

1. Polychaeta (cacing berambut banyak)

Polychaeta (dalam bahasa yunani, poly = banyak, chaetae = rambut

kaku) merupakan annelida berambut banyak. Tubuh Polychaeta

dibedakan menjadi daerah kepala (prostomium) dengan mata, antena, dan

sensor palpus.

Polychaeta memiliki sepasang struktur seperti dayung yang disebut

parapodia (tunggal = parapodium) pada setiap segmen tubuhnya. Fungsi

parapodia adalah sebagai alat gerak dan mengandung pembuluh darah

halus sehingga dapat berfungsi juga seperti insang untuk bernapas. Setiap

parapodium memiliki rambut kaku yang disebut seta yang tersusun dari

kitin.

7

Page 8: Makrofauna Tanah Cacing ( SMT1 )

Contoh Polychaeta yang sesil adalah cacing kipas (Sabellastarte

indica) yang berwarna cerah.Sedangkan yang bergerak bebas adalah

Nereis virens, Marphysa sanguinea, Eunice viridis(cacing palolo), dan

Lysidice oele(cacing wawo).

2. Oligochaeta (cacing berambut sedikit)

Oligochaeta (dalam bahasa yunani, oligo = sedikit, chaetae =

rambut kaku) yang merupakan annelida berambut sedikit. Oligochaeta

tidak memiliki parapodia, namun memiliki seta pada tubuhnya yang

bersegmen. Contoh Oligochaeta yang paling terkenal adalah cacing

tanah. Jenis cacing tanah antara lain adalah cacing tanah Amerika

(Lumbricus terrestris), cacing tanah Asia (Pheretima), cacing merah

(Tubifex), dan cacing tanah raksasa Australia (Digaster longmani).

Cacing ini memakan oarganisme hidup yang ada di dalam tanah dengan

cara menggali tanah. Kemampuannya yang dapat menggali bermanfaat

dalam menggemburkan tanah. Manfaat lain dari cacing ini adalah

digunakan untuk bahan kosmetik, obat, dan campuran makan berprotein

tinggi bagi hewan ternak.

3. Hirudinea

Hirudinea merupakan kelas annelida yang jenisnya sedikit. Hewan

ini tidak memiliki arapodium maupun seta pada segmen tubuhnya.

Panjang Hirudinea bervariasi dari 1 – 30 cm. Tubuhnya pipih dengan

ujung anterior dan posterior yang meruncing.

Pada anterior dan posterior terdapat alat pengisap yang digunakan

untuk menempel dan bergerak. Sebagian besar Hirudinea adalah hewan

ektoparasit pada permukaan tubuh inangnya. Inangnya adalah vertebrata

8

Page 9: Makrofauna Tanah Cacing ( SMT1 )

dan termasuk manusia. Hirudinea parasit hidup denga mengisap darah

inangnya, sedangkan Hirudinea bebas hidup dengan memangsa

invertebrata kecil seperti siput. Contoh Hirudinea parasit adalah

Haemadipsa (pacet) dan hirudo (lintah).

Saat merobek atau membuat lubang, lintah mengeluarkan zat

anestetik (penghilang sakit), sehingga korbannya tidak akan menyadari

adanya gigitan.Setelah ada lubang, lintah akan mengeluarkan zat anti

pembekuan darah yaitu hirudin.Dengan zat tersebut lintah dapat

mengisap darah sebanyak mungkin.

Peranan cacing tanah pada sifat fisik, kimia dan biologi tanah yang dapat

meningkatkan kesuburan tanah antara lain :

a. Memperbaiki struktur tanah dan meningkatkan hara dalam tanah karena

ketika bahan organik dan tanah masuk ke dalam pencernaan tanah kalsium,

asam humat, bahan organik dan polisakarida akan  melekat satu dengan

lainnya dan membentuk kotoran cacing, dimana kotoran cacing tersebut lebih

porous dan remah serta mempunyai banyak kelebihan  seperti stabilitas

terhadap hantaman air sangat kuat, ketersediaan hara tinggi, dan kemampuan

menahan hara yang tinggi.

b. Meningkatkan dan menstabilkan suplai hara tanah Cacing dapat mengubah

sifat fisik dan kimia tanah, memperlancar proses mineralisasi bahan organik,

dan menstabilkan siklus hara

c. Hara yang dilepaskan ke dalam tanah melalui aktifitas metabolisme cacing

tanah Cacing tanah dan  ekresinya kaya akan hara dan dalam bentuk yang

tersedia bagi tanaman.

9

Page 10: Makrofauna Tanah Cacing ( SMT1 )

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Bahwa di dalam tanah itu membutuhkan unsur jasad hayati yang

digolongkan menjadi dua, yaitu unsur jasad hayati menguntungkan dan unsur

jasad hayati merugikan. Dalam jasad hayati yang menguntungkan terlibat

dalam proses dekomposisi bahan organik dan dapat menyediakan unsur hara.

Sedangkan yang merugikan biasanya sebagai hama atau penyakit tanaman.

Secara umum biota (jasad hayati) tanah dibagi menjadi empat, yaitu:

1.      Mikrofauna: meliputi fungi, bakteri, actinomycetes

2.      Mesofauna: meliputi protozoa, colembola, dan nematoda

3.      Makrofauna: meliputi cacing, arthopoda, dan semut

4.      Akar tanaman

Didalam tanah, baik mikrofauna, mesofauna, dan makrofauna saling

berinteraksi satu sama lain dan dapat juga berinteraksi dengan organisme lain

yaitu tanaman yang tumbuh disekitar karena diantaranya saling

membutuhkan. Aktivitas biota dalam sifat fisik diantaranya pergerakannya

dapat memperbaiki struktur, aerasi, dan draenasi tanah. Sedangkan peran

biota tanah pada sifat kimia  tanah dapat mempengaruhi ketersediaan unsur

hara bagi tanaman. Dengan kata lain, banyaknya biota dalam tanah

merupakan salah satu faktor dari menentukan kesuburan dan kualitas tanah.

Ada jenis cacing yang mempunyai kemampuan menggali tanah yang

bermanfaat dalam menggemburkan tanah. Tanpa cacing, tanah akan

kekurangan unsur hara. Karena cacing tanah mempengaruhi siklus dan

perubahan dari hara di dalam tanah melalui peranannya pada sifat biologi,

kimia dan fisik tanah. Kotoran cacing juga bermanfaat untuk tanah karena

lebih porous dan remah serta mempunyai banyak kelebihan  seperti stabilitas

terhadap hantaman air sangat kuat, ketersediaan hara tinggi, dan kemampuan

menahan hara yang tinggi.

10

Page 11: Makrofauna Tanah Cacing ( SMT1 )

DAFTAR PUSTAKA

1. http://fitri05.wordpress.com/2011/01/24/peran-makrofauan-dan-ikrofauna-

dalam-sifat-fisik-dan-kimia-tanah/

2. www.sumber-artikel.com/pdf/mikroflora-tanah.html

3. http://zonabawah.blogspot.com/2011/04/biologi-tanah-dan-bahan-organik-

tanah.html

4. http://Mengenal-Seluk-Beluk-Phylum-Annelida «Guru NgeBlog.html

5. http://Peranan-Cacing-Tanah-Terhadap-Ketersediaan-Hara-di-Dalam-

Tanah.html

11