makrifat sunan kalijaga dalam suluk linglung

40
MAKRIFAT SUNAN KALIJAGA DALAM SULUK LINGLUNG SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Strata Satu (S-1) Pada Program Studi Aqidah dan Filsafat Islam Oleh: MUCHAMMAD FAUZAN NIM. 15510019 PROGRAM STUDI AQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2020

Upload: others

Post on 13-Nov-2021

59 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: MAKRIFAT SUNAN KALIJAGA DALAM SULUK LINGLUNG

MAKRIFAT SUNAN KALIJAGA

DALAM SULUK LINGLUNG

SKRIPSI

Diajukan Kepada

Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Sebagai Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Strata Satu (S-1) Pada

Program Studi Aqidah dan Filsafat Islam

Oleh:

MUCHAMMAD FAUZAN

NIM. 15510019

PROGRAM STUDI AQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

2020

Page 2: MAKRIFAT SUNAN KALIJAGA DALAM SULUK LINGLUNG

MAKRIFAT SUNAN KALIJAGA

DALAM SULUK LINGLUNG

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Strata Satu (S-1) Pada

Program Studi Aqidah dan Filsafat Islam

Oleh:

MUCHAMMAD FAUZAN

NIM. 15510019

DOSEN PEMBIMBING:

Dr. IMAM IQBAL, S.Fil.I, M.S.I

NIP. 19780629 200801 1 003

PROGRAM STUDI AQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

2020

Page 3: MAKRIFAT SUNAN KALIJAGA DALAM SULUK LINGLUNG

iii

Page 4: MAKRIFAT SUNAN KALIJAGA DALAM SULUK LINGLUNG

iv

Page 5: MAKRIFAT SUNAN KALIJAGA DALAM SULUK LINGLUNG

v

Page 6: MAKRIFAT SUNAN KALIJAGA DALAM SULUK LINGLUNG

vi

MOTTO

“ Saya datang kesini karena Tuhan gitu saja. Semoga Tuhan setuju dengan pemikiran saya, bapak dan ibu dosen gak setuju gak masalah,

karena ini tentang indahnya perbedaan pemikiran ”

Page 7: MAKRIFAT SUNAN KALIJAGA DALAM SULUK LINGLUNG

vii

PERSEMBAHAN

Teruntuk:

Bapak Ibu Ku Tercinta

Adik-adik ku dan semua keluargaku

Serta guru-guru ku

Page 8: MAKRIFAT SUNAN KALIJAGA DALAM SULUK LINGLUNG

viii

ABSTRAK

Penelitian ini akan menjelaskan tentang jalan untuk mencapai makrifat dan

ajaran-ajaran makrifat Sunan Kalijaga. Metode penelitian ini menggunakan

metode analisis deskriptif, untuk mengetahui permasalahan yang mengenai kedua

hal tersebut, yaitu jalan untuk mencapai makrifat dan ajaran-ajaran makrifat

Sunan Kalijaga, terdapat naskah yang menjadi rujukan primer yaitu, Suluk

Linglung. Sehingga penulis mendeskripsikannya secara terperinci dalam

pemahaman yang komprehensif. Dalam tekhnik pengumpulan data, penulis

menggunakan kepustakaan murni terhadap sumber primer maupun sekunder.

Hasil penelitian ini adalah di dalam Suluk Linglung jalan untuk mencapai

makrifat yang dilalui oleh Sunan Kalijaga, yaitu pertama, Taubat. Kedua, Uzlah.

Ketiga, Ngluwat. Keempat, Tafakur. Kelima, khalwat. Keenam, Niat atau tujuan

yang ikhlas. Dan ketujuh, pengendalian empat macam nafsu. Adapun kata

makrifat di dalam Suluk Linglung Kata makrifat diartikan sebagai ru’yat yaitu

melihat dengan menggunakan mata telanjang, sifat, dan af’al (perbuatan) Allah.

Sedangkan orang yang telah mendapatkan ru’yat disebut dengan Insan Kamil,

yaitu manusia yang sempurna yang dapat melihat dan merasakan, bahwa

ketentuan yang telah tersurat berasal dari kehendak (iradah) Allah.

Sedangkan ajaran-ajaran makrifat di dalam Suluk Linglung, yaitu pertama,

manunggaling Kawulo-Gusti (kebersatuan antara hamba dan Tuhan). Ajaran

manunggaling Kawulo-Gusti ini bersumber dari faham Wahdatul al-Wujud, suatu

ajaran yang dalam falsafah disebut sebagai monisme. Kedua, Martabat Tujuh.

Ketiga, Roh Ilafi (Ruh Idhafi). Dan keempat, Fana dan Baqa.

Kata Kunci: Jalan Untuk Makrifat dan Ajaran Makrifat

Page 9: MAKRIFAT SUNAN KALIJAGA DALAM SULUK LINGLUNG

ix

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Transliterasi huruf atau kata-kata arab yang digunakan dalam penyusunan

skripsi ini menggunakan pedoman Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 158/1987 dan

0543b/U/1987.

A. Konsonan Tunggal

Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan

Alif Tidak dilambangkan Tidak dilambangkan ا

Bā’ B Be ب

Tā’ T Te ت

Śā’ Ś Es (dengan titik di atas) ث

Jim J Je ج

Ha’ H Ha (dengan titik di bawah) ح

Kha’ Kh Ka dan ha خ

Dal D De د

Zal Z Zet (dengan titik di atas) ذ

Ra’ R Er ر

Zai Z Zet ز

Sin S Es س

Syin Sy Es dan Ye ش

Sad S Es (dengan titik di bawah) ص

Dad D De (dengan titik di bawah) ض

Ta’ T Te (dengan titik di bawah) ط

Za’ Z Zet (dengan titik di bawah) ظ

ain ‘ Koma terbalik di atas‘ ع

Gain G Ge غ

Page 10: MAKRIFAT SUNAN KALIJAGA DALAM SULUK LINGLUNG

x

Fa’ F Ef ف

Qaf Q Qi ق

Kaf K Ka ك

Lam L El ل

Mim M Em م

Nun N En ن

Wawu W We و

Ha’ H Ha ه

Hamzah ` Apostrof ء

Ya Y Ye ي

B. Konsonan Rangkap karena Syaddah Ditulis Rangkap

&%$#ةد Ditulis Muta’addidah

&'ة Ditulis ‘iddah

C. Ta’Marbuttah

Semua ta’ marbuttah ditulis dengan h, baik berada pada kata tunggal

ataupun berada di tengah penggabungan kata (kata yang diikuti oleh kata

sandang “al”). Ketentuan ini tidak diperlukan bagi kata-kata arab yang sudah

terserap dalam bahasa Indonesia, seperti shalat, zakat dan sebagainya kecuali

dikehendaki kata aslinya.

()*+ Ditulis Hikmah

+', Ditulis ‘illah

+#12ا 0و/.-ء Ditulis Karamah al auliya’

Page 11: MAKRIFAT SUNAN KALIJAGA DALAM SULUK LINGLUNG

xi

D. Vokal Pendek dan Penerapannya

--- ◌--- Fathah Ditulis A

--- ◌--- Kasrah Ditulis I

--- ◌--- Dammah Ditulis U

7%8 Fathah Ditulis Fa’ala

ذ12 Kasrah Ditulis Zukira

>;ھ9 Dammah Ditulis Yazhabu

E. Vokal Panjang

1. fathah + alif Ditulis A

/=ھ.,+ Ditulis Jahiliyyah

2. fathah + ya’ mati Ditulis A

>?@A Ditulis Tansa

3. kasrah + ya’ mati Ditulis I

12;B Ditulis Karim

4. dhammah + wawu mati Ditulis U

CD72 Ditulis Furud

F. Vokal Rangkap

1. fathah + ya’ mati Ditulis Ai

E.?)B Ditulis Bainakum

Page 12: MAKRIFAT SUNAN KALIJAGA DALAM SULUK LINGLUNG

xii

2. fathah + wawu mati Ditulis Au

FCل Ditulis Qaul

G. Vokal Pendek yang Berurutan dalam Satu Kata yang Dipisahkan

dengan Aposotrof

G$Bأأ Ditulis a’antum

أ&'ت Ditulis u’iddat

I)2>B -JK Ditulis la’in syakartum

H. Kata Sandang Alif + Lam

1. Bila diikuti huruf qamariyyah maka ditulis menggunakan huruf awal “al”

LG-M2ا Ditulis Al-Quran

ا/.M-س Ditulis Al-Qiyas

2. Bila diikuti huruf Syamsiyyah maka ditulis sesuai dengan huruf pertama

Syamsiyyah tersebut

ا@-/*ء Ditulis As-sama’

*N-Oا Ditulis Asy-syams

I. Penulisan Kata-Kata dalam Rangkaian Kalimat

Zawi al-furud Ditulis 2ذوي اP-وض

Ahl as-sunnah Ditulis ا 8أھ@-+?

Page 13: MAKRIFAT SUNAN KALIJAGA DALAM SULUK LINGLUNG

xiii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. wb.

Alahmdulillah, puji dan syukur dengan hati dan pikiran yang tulus

dipanjatkan ke hadirat Allah SWT. Karena berkat nikmat, ma’unah, dan

hidayahnya Skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat dan salam dihaturkan pada

Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya yang setia

mengorbankan jiwa raga dan lainnya untuk tegaknya syi’ar Islam, yang pengaruh

dan manfaatnya hingga kini masih terasa.

Penulis menyadari skripsi ini tidak akan selesai tanpa motivasi, bantuan,

bimbingan dan arahan dari berbagai pihak baik moril maupun materil, langsung

dan tidak langsung. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati izinkan penulis

mengucapkan rasa terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Dr. Alim Roswantoro, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ushuluddin dan

Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

2. Dr. Robby Habiba Abror, S.Ag, M.Hum., selaku Ketua Program Studi

Aqidah dan Filsafat Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

3. Dr. H. Fahruddin Faiz, S.Ag, M.Ag., selaku Dosen Penasehat

Akademik.

4. Dr. Imam Iqbal, S.Fil.l, M.S.I., selaku Dosen Pembimbing Skripsi.

5. Seluruh Dosen dan segenap civitas akademik Fakultas Ushuluddin dan

Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Page 14: MAKRIFAT SUNAN KALIJAGA DALAM SULUK LINGLUNG

xiv

6. Seluruh Staf Tata Usaha Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam

yang telah mengurusi administrasi selama di kampus hingga

terselesaikannya skripsi ini.

7. Teman-teman angkatan 2015 Aqidah dan Filsafat Islam.

8. Seluruh yang menginspirasi penulis dalam penyusunan skripsi ini dari

awal sampai akhir.

Buat semua pihak yang telah turut serta membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Semoga jasa dan amal baik mereka mendapatkan pahala yang layak disisi Allah

SWT.

Akhir kata, penulis berharap skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak,

khususnya bagi penulis dan pembaca sekalian. Aamiin Ya Rabbal ‘Alamin.

Wassalamu’alaikum wr wb.

Yogyakarta, 22 Juli 2020

Penulis,

Muchammad Fauzan

NIM. 15510019

Page 15: MAKRIFAT SUNAN KALIJAGA DALAM SULUK LINGLUNG

xv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................................... i

NOTA DINAS .................................................................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................... iv

SURAT PERNYATAAN .................................................................................................. v

HALAMAN MOTTO ....................................................................................................... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................................... vii

ABSTRAK ......................................................................................................................... viii

TRANSLITERASI ............................................................................................................ ix

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... xiii

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... xv

BAB I

PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah .................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 4

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ...................................................................... 5

D. Tinjauan Pustaka ............................................................................................... 5

E. Metodologi Penelitian ....................................................................................... 6

F. Sistematika Pembahasan ................................................................................... 9

Page 16: MAKRIFAT SUNAN KALIJAGA DALAM SULUK LINGLUNG

xvi

BAB II

SUNAN KALIJAGA, SULUK LINGLUNG, DAN MAKRIFAT ................................ 11

A. Sunan Kalijaga .................................................................................................. 11

1. Asal-Usul Sunan Kalijaga ........................................................................... 11

2. Pengembaraan Keilmuan Sunan Kalijaga ................................................... 13

3. Gerakan Dakwah dan Peninggalan Sunan Kalijaga .................................... 15

B. Suluk Linglung .................................................................................................. 17

1. Gambaran Umum Suluk Linglung .............................................................. 18

2. Teks Suluk Linglung Bahasa Jawa ............................................................. 20

3. Teks Suluk Linglung Bahasa Indonesia ...................................................... 37

C. Makrifat Dalam Tasawuf .................................................................................. 61

1. Pengantar Tentang Tasawuf ........................................................................ 61

2. Makrifat Menurut Beberapa Tokoh Sufi ..................................................... 65

3. Jalan Ruhani Untuk Mencapai Makrifat ..................................................... 67

BAB III

JALAN RUHANI SUNAN KALIJAGA UNTUK MENCAPAI MAKRIFAT

DI DALAM SULUK LINGLUNG ................................................................................... 72

A. Tahapan Makrifat di Dalam Islam .................................................................... 72

1. Syariat ......................................................................................................... 74

2. Tarekat......................................................................................................... 77

3. Hakikat ........................................................................................................ 79

4. Makrifat ....................................................................................................... 81

Page 17: MAKRIFAT SUNAN KALIJAGA DALAM SULUK LINGLUNG

xvii

B. Jalan Ruhani Menurut Beberapa Aliran Tasawuf ............................................. 83

1. Tasawuf Akhlaki ......................................................................................... 83

2. Tasawuf Amali ............................................................................................ 89

3. Tasawuf Irfani ............................................................................................. 91

4. Tasawuf Falsafi ........................................................................................... 96

C. Jalan Ruhani Sunan Kalijaga Berguru Kepada Sunan Bonang ......................... 98

1. Taubat, Abat, Inabat, dan Iyabat ................................................................. 103

2. Uzlah ........................................................................................................... 104

3. Tapa Ngluwat .............................................................................................. 105

4. Tafakur atau Semedi ................................................................................... 105

5. Khalwat ....................................................................................................... 107

6. Guru (Mursyid atau Syekh).. ....................................................................... 110

D. Jalan Ruhani Sunan Kalijaga Berguru Kepada Nabi Khidir ............................. 112

1. Niat .............................................................................................................. 112

2. Ikhlas ........................................................................................................... 113

3. Empat Nafsu ................................................................................................ 115

BAB IV

MAKRIFAT SUNAN KALIJAGA DI DALAM SULUK LINGLUNG ...................... 125

A. Pengertian dan Dasar Ilmu Makrifat ................................................................. 125

B. Makrifat Sunan Kalijaga di Dalam Suluk Linglung ......................................... 134

1. Martabat Tujuh ............................................................................................ 141

2. Ruh Ilafi (Ruh Idlafi) .................................................................................. 150

Page 18: MAKRIFAT SUNAN KALIJAGA DALAM SULUK LINGLUNG

xviii

3. Fana dan Baqa ............................................................................................. 152

C. Corak Ajaran Sunan Kalijaga Di Dalam Suluk Linglung ................................. 156

BAB V

PENUTUP .......................................................................................................................... 162

A. Kesimpulan ....................................................................................................... 162

B. Saran-saran ........................................................................................................ 164

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 165

CURICULUM VITAE ...................................................................................................... 172

Page 19: MAKRIFAT SUNAN KALIJAGA DALAM SULUK LINGLUNG

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam sejarah penyebaran agama islam di Nusantara, setelah

masuk dan menyebar di seluruh Kepulauan Sumatera, Islam kemudian

terus menyebar ke luar daerah Sumatera, salah satunya adalah Pulau Jawa.

Di Jawa, penyebaran Islam dapat dikatakan cukup masif dengan ditopang

oleh para wali yang disebut Wali Sanga.1 Sembilan wali itu adalah Sunan

Gresik atau Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel atau Raden Rahmat,

Sunan Drajat atau Raden Qasim, Sunan Bonang atau Raden Makdum

Ibrahim, Sunan Kudus atau Ja’far Shadiq, Sunan Giri atau Raden Paku

atau Ainul Yaqin, Sunan Muria atau Raden Umar Said, Sunan Gunung Jati

atau Syarif Hidayatullah, dan Sunan Kalijaga atau Raden Said.

Kesembilan wali inilah yang menjadi pembaharu masyarakat Jawa pada

masanya. Mereka adalah pembawa sekaligus penyebar agama Islam di

Jawa. Selain dalam bidang keagamaan, mereka juga memiliki pengaruh

dalam beragam bentuk manifestasi peradaban baru mayarakat Jawa, mulai

dari kesehatan, bercocok tanam, perniagaan, kebudayaan, keseniaan,

kemasyarakatan, hingga pemerintahan.2

1Rizem Aizid, Sejarah Islam Nusantara (Yogyakarta: Diva Press, 2016), hlm. 133. 2Rizem Aizid, Sejarah Islam Nusantara, hlm. 138-139.

Page 20: MAKRIFAT SUNAN KALIJAGA DALAM SULUK LINGLUNG

2

Bila dibandingkan dengan kesembilan Wali yang lain, Sunan

Kalijaga adalah Wali yang paling populer dan tersohor di Jawa. Namanya

begitu melekat kuat di hati masyarakat. Hal ini tentu tidak lepas dari

perannya dalam menegakkan agama Islam di Jawa yang sangat kreatif dan

berbeda dengan para Wali lainnya. Sunan Kalijaga mampu memasukkan

pengaruh Islam ke dalam tradisi Jawa, sehingga masyarakat Jawa yang

notabene terpengaruh oleh Hindu-Buddha dapat dengan mudah menerima

Islam.3 Terlepas dari hal itu, bahwa yang paling kuat unsur-unsur Tasawuf

diantara para kesembilan Wali, adalah Sunan Kalijaga, walaupun secara

umum para Wali lainnya juga kental akan tradisi Tasawuf.4

Kajian mengenai Tasawuf ini merupakan bagian yang tak

terpisahkan dari kajian Islam di Indonesia. Sejak masuknya Islam di

Indonesia telah tampak unsur Tasawuf mewarnai kehidupan keagamaan

masyarakat, bahkan sampai saat ini pun nuansa Tasawuf masih kelihatan

menjadi bagian yang tak terpisahkan dari pengalaman keagamaan sebagian

kaum muslimin Indonesia, terbukti dengan maraknya kajian Islam bidang

ini dan juga melalui gerakan Tarekat Muktabarah yang masih berpengaruh

di masyarakat.5

Kata Tasawuf sudah begitu terkenal, namun bersamaan dengan hal

itu pengertian terhadap kata ini kabur dalam beragam makna yang

adakalanya malah bertentangan. Hal ini terjadi karena Tasawuf atau

3Rizem Aizid, Sejarah Islam Nusantara, hlm. 171. 4Anasom, dkk, Sejarah Sunan Muria (Semarang: LP2M UIN Walisongo Semarang,

2018),hlm. 166. 5Sri Mulyati, Tasawuf Nusantara (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006), hlm. 1.

Page 21: MAKRIFAT SUNAN KALIJAGA DALAM SULUK LINGLUNG

3

Mistisime telah jadi semacam milik bersama bagi berbagai agama, filsafat,

dan kebudayaan dalam berbagai kurun masa. Dalam kenyataannya setiap

sufi selalu berusaha mengungkapkan pengalamannya dalam kerangka

ideologi dan pemikiran yang berkembang di tengah masyarakatnya.

Ibrahim Hilal mendefinisikan Tasawuf sebagai upaya menjalankan hidup

zuhud, melaksanakan bermacam-macam ibadah, wirid, sehingga semakin

kuat aspek rohaniah dan semakin melemah urusan jasmaniah.6 Tegasnya

Tasawuf adalah menguatkan rohani dan mengesampingkan jasmaniah

untuk mengenal Tuhan dengan segala kesempurnaannya.

Berangkat dari keadaan hina dan kotor, melalui sebuah metode

yakni suluk, manusia berusaha menggapai kebajikan-kebajikan rohaniah

dalam jiwanya, metode demikian itulah yang mengantarkan para sufi

menuju Tuhannya. Mendekatkan diri sedekat mungkin dengan Tuhan

sehingga ia dapat melihatnya dengan mata hati. Bahkan rohnya dapat

bersatu dengan roh Tuhan, dan inilah tujuan Tasawuf atau dikenal dengan

Makrifat.7

Dalam perspektif lain, suluk diartikan sebagai khalwat, dan

pengasingan diri. Dalam sastra Jawa, suluk berarti ajaran atau falsafah

untuk mencari hubungan dan persatuan antara manusia dengan Tuhan.

Dalam seni pedalangan, suluk bisa diartikan sebagai nyanyian dalang

untuk menimbulkan suasana tertentu. Adapun Suluk Linglung adalah salah

6Alfatih Suryadilaga, dkk, Ilmu Tasawuf (Yogyakarta: Kalimedia, 2016), hlm. 7-8. 7Alfatih Suryadilaga, dkk, Ilmu Tasawuf, hlm. 16-17.

Page 22: MAKRIFAT SUNAN KALIJAGA DALAM SULUK LINGLUNG

4

satu karya Imam Anom yang beliau ambil dari Kitab Duryat. Suluk

Linglung memuat beberapa kisah perjalanan spiritual Sunan Kalijaga

dalam mencari kebenaran sejati. Dalam suluk tersebut, Sunan Kalijaga

Bernama Pena Syekh Malaya. Ia menceritakan kisah spiritualnya. Antara

lain perjalanannya mencari ilmu sejati, berguru pada Sonan Bonang, dan

pertemuannya dengan Nabi Khidir. Dari kisah yang memuat wejangan

serta ajaran tasawuf tersebut, penulis meyakini bahwa Suluk Linglung

mempunyai sisi spiritualitas, Makrifat, serta tahapan-tahan Tasawuf yang

tinggi.8

B. Rumusan Masalah

Rumusan Masalah adalah berdasarkan latar belakang masalah

seperti yang telah diuraikan di atas, maka penulis membuat rumusan

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana jalan ruhani untuk mencapai Makrifat Sunan Kalijaga

dalam Suluk Linglung ?

2. Bagaimana Makrifat Sunan Kalijaga dalam Suluk Linglung ?

C. Tujuan Penelitian

Agar penelitian ini terarah maka penelitian ini memiliki tujuan

yaitu: Memahami Makrifat Sunan Kalijaga dalam Suluk Linglung dan

jalan rohani untuk mencapai makrifat. Dan mengungkap ajaran Makrifat

8Yudi Hadinata, Sunan Kalijaga (Yogyakarta: Dipta, 2015), hlm. 118-119.

Page 23: MAKRIFAT SUNAN KALIJAGA DALAM SULUK LINGLUNG

5

Sunan Kalijaga dalam suluk Linglung dan jalan rohani untuk mencapai

makrifat.

Sedangkan manfaat penelitiannya adalah: Ikut melestarikan

pemikiran tokoh Islam khususnya tokoh di Indonesia yaitu Sunan

Kalijaga. Dan dapat dijadikan bahan bacaan dan literatur kepada

Mahasiswa dan Mahasiswi Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.

D. Tinjauan Pustaka

Karya-karya ilmiah atau buku-buku yang membahas tokoh tasawuf

di Indonesia yaitu Sunan Kalijaga akan sangat mendukung data dalam

penelitian ini diantaranya adalah:

Skripsi yang ditulis Dalilah Ukhriyati dengan judul “Ajaran

Makrifat Sunan Kalijaga dan Syekh Siti Jenar”. Skripsi ini diajukan

kepada Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah

Jakarta, tahun 2017. Secara garis besar, penelitian ini membahas mengenai

makrifat sunan kalijaga dan syekh siti jenar.

Skripsi yang ditulis Satriyo Munif dengan judul “ Corak

Monotaisme Sunan Kalijaga Dalam Suluk Linglung”. Skripsi ini diajukan

kepada Fakultas Ushuluddin dan Humaniora Universitas Islam Negeri

Wali Songo Semarang, tahun 2015. Penulisan skripsi ini menekankan

kepada konsep ketuhanan yang diambil dari suluk linglung.

Page 24: MAKRIFAT SUNAN KALIJAGA DALAM SULUK LINGLUNG

6

Buku yang berjudul Sunan Kalijaga Biografi, Sejarah,

Peninggalan, dan Pengaruh-pengaruhnya, yang ditulis oleh Yudi

Hadinata dan diterbitkan oleh Dipta Yogyakarta pada tahun 2015. Secara

garis besar, pengarang buku ini menekankan kepada biografi, sejarah, dan

ajaran sunan kalijaga.

Buku yang berjudul Mistik dan Makrifat Sunan Kalijaga, yang

ditulis oleh Achmad Chodjim dan diterbitkan oleh PT Serambi Ilmu

Semesta Jakarta pada tahun 2003. Pengarang buku ini melihat biografi,

sejarah, dan ajaran sunan kalijaga secara umum.

E. Metodologi Penelitan

Hal terpenting dalam rangkaian tubuh penelitian adalah metodologi

penelitian. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif.

Sebagaimana dalam penelitian ini menggali informasi melalui data

kepustakaan (library reseach) yang berupa teks naskah atau dokumen yang

berhubungan dengan judul penelitian. Adapun data tersebut bersifat

primer dan sekunder. Bersifat primer yaitu data-data tersebut diperoleh

dari karya tokoh itu sendiri, yaitu Suluk Linglung Sunan Kalijaga

Karangan Imam Anom. Sedangkan sekunder yaitu data-data yang

diperoleh dari karya orang lain yang membahas tentang tokoh yang

Page 25: MAKRIFAT SUNAN KALIJAGA DALAM SULUK LINGLUNG

7

menjadi obyek dalam penelitian ini.9 Selain itu, ada beberapa metode yang

digunakan, yaitu:

1. Inventarisasi

Mempelajari karya Sunan Kalijaga, agar dapat diuraikan

dengan setepat dan sejelas mungkin. Mengumpulkan juga bahan-

bahan yang tersebar dalam kepustakaan yang berkaitan dengan

Sunan Kalijaga. Dengan persis meneliti apa yang dikatakan oleh

pengarang mengenai Sunan Kalijaga.10

2. Pemahaman Baru

Dengan bertitik tolak pada perbedaan pendapat di antara

para ahli, dan dari evaluasi kritis terhadap mereka. Penulis

berusaha menemukan informasi baru, atau intrepretasi baru yang

membawa ke suatu pemahaman baru tentang Suluk Linglung dan

Sunan Kalijaga.11

3. Metode Heuristika

Berusaha menemukan arti atau struktur baru dalam buku-

buku yang membahas mengenai Sunan Kalijaga dan karya Sunan

Kalijaga itu sendiri yaitu Suluk Linglung.12

9Anton Bakker dan Achmad Charis Zubair, Metodologi Penelitian Filsafat (Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1990), hlm. 63.

10Anton Bakker dan Achmad Charis Zubair, Metodologi Penelitian Filsafat, hlm. 67.11Anton Bakker dan Achmad Charis Zubair, Metodologi Penelitian Filsafat, hlm. 68.12Anton Bakker dan Achmad Charis Zubair, Metodologi Penelitian Filsafat, hlm. 70.

Page 26: MAKRIFAT SUNAN KALIJAGA DALAM SULUK LINGLUNG

8

4. Metode Kesinambungan Historis

Dalam tahapan ini bahwa setiap pemikir tokoh tidak

terlepas dari keadaan sosial dan budaya yang terjadi pada saat itu.

Sehingga penulis melakukan penelitian terhadap kehidupan

eksternal dan internal Sunan Kalijaga.13

5. Metode Pengolahan Data

Data-data yang telah terkumpul dengan menggunakan

metode-metode tersebut diatas, maka dalam pengolahan data

penulis menggunakan metode Analisis Deskriptif. Adapun

penggunaan metode ini dapat djabarkan sebagai berikut:

a. Analisis Deskriptif

Yaitu memaparkan apa adanya terkait apa yang terdapat

atau dimaksud oleh teks dengan cara memparafrasekannya atau

membahasakannya dengan bahasa peneliti.14 Artinya, deskriptif

adalah menggambarkan secara jelas yang terkait dengan masalah

yang akan diteliti yaitu Makrifat menurut Sunan Kalijaga dalam

Suluk Linglung. Sedangkan analisis adalah menyelidiki masalah

yang diperoleh untuk mendapatkan pemahaman yang luas. Maka,

dalam peelitian ini penulis berusaha membahas yang terkait dengan

Makrifat Sunan Kalijaga melalui data kepustakaan yang dijadikan

referensi.

13Anton Bakker dan Achmad Charis Zubair, Metodologi Penelitian Filsafat, hlm. 64.14Muzairi, dkk, Metodologi Penelitian Filsafat (FA Press: Yogyakarta, 2014), hlm. 53.

Page 27: MAKRIFAT SUNAN KALIJAGA DALAM SULUK LINGLUNG

9

F. Sistematika Penulisan

Agar mendapatkan gambaran yang sistematis, maka pembahasan

dari skripsi ini akan dibagi perbab dan juga dibagi menurut bab-bab. Bab-

bab tersebut berisi tentang uraian dengan focus yang berbeda-beda, tetapi

mempunyai susunan yang teratur sehingga mampu terbaca dan sistematik.

Untuk memudahkan penulisan skripsi ini, maka penulis menyusun

sistematikanya kedalam lima bab, yaitu:

Bab I merupakan pendahuluan yang menjelaskan tentang: pertama,

latar Belakang Masalah. Kedua, Rumusan Masalah. Ketiga, tujuan dan

manfaat penelitian. Keempat, tinjauan pustaka. Kelima, metodologi

penelitian yaitu tentang bagaimana dan melalui apa penelitian yang akan

dilakukan. Keenam, sistematika penulisan yaitu menjelaskan tentang

bagian-bagian bab secara keseluruhan.

Bab II merupakan kajian teori yang menjelaskan tentang asal-usul

Sunan Kalijaga dan Suluk Linglung, yaitu meliputi biografi Sunan

Kalijaga, pengembaraan spiritual Sunan Kalijaga, pengaruh, karya, dan

peninggalan Sunan Kalijaga.

Bab III merupakan gambaran umum yang menjelaskan tentang

Makrifat dalam Tasawuf, yaitu pengantar Tasawuf, pengertian Makrifat

yang dijelaskan oleh beberapa tokoh sufi dan tahapan untuk mencapai

Makrifat.

Page 28: MAKRIFAT SUNAN KALIJAGA DALAM SULUK LINGLUNG

10

Bab IV merupakan inti dari penulisan skripsi, yaitu berisi tentang

Makrifat menurut Sunan Kalijaga dalam Suluk Linglung.

Bab V merupakan bab terakhir, yaitu penutup. Dalam bab ini berisi

tentang kesimpulan dari penjelasan berupa jawaban dari rumusan masalah

yang telah penulis tetapkan diatas. Selain itu tercantum saran-saran. Dan

pada akhir skripsi ini juga ditampilkan daftar pustaka dan lampiran-

lampirannya.

Page 29: MAKRIFAT SUNAN KALIJAGA DALAM SULUK LINGLUNG

162

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan yang penulis paparkan di atas, maka

pembahasan tentang jalan untuk mencapai makrifat Sunan Kalijaga dan

makrifat Sunan Kalijaga di dalam Suluk Linglung dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut:

Di dalam Suluk Linglung jalan rohani untuk mencapai makrifat yang

dilalui Sunan Kalijaga, yaitu Pertama, Taubat, yaitu ingat terhadap kesalahan

yang pernah dilakukan dalam hidupnya. Setelah Taubat, berlanjut kepada abat,

yaitu menolak atau tidak mau berbuat salah. Setelah abat, berlanjut kepada

inabat, yaitu mengetahui tindakan mana yang akan menyebabkan dosa.

Setelah inabat, berlanjut kepada iyabat, yaitu benar-benar kembali kejalan

yang benar. Hal inilah yang akan membawa kepada jalan kembali kepada-Nya

sehingga tak mungkin berbuat dosa lagi. Kedua, Uzlah yaitu mengasingkan

diri. Uzlah yang dilakukan oleh Sunan Kalijaga yaitu dengan pergi ke tengah

hutan belantara, tempat tumbuhnya pohon Gurda selama satu Tahun lamanya.

Ketiga, Ngluwat yaitu bertapa dengan cara di tanam atau mengubur diri di

dalam tanah. Keempat, Tafakur yaitu merenung atau pemusatan pikiran dan

hati. Tafakur ini dilakukan oleh Sunan Kalijaga di tepi sungai, dengan tidak

boleh makan, minum, dan tidur, selama satu tahun lamanya. Kelima, Khalwat

yaitu menyepi atau pemutusan hubungan dengan manusia. Khalwat yang

Page 30: MAKRIFAT SUNAN KALIJAGA DALAM SULUK LINGLUNG

163

dilakukan oleh Sunan Kalijaga yaitu bersepi kehutan rimba, untuk

menjalankan laku kijang, berbaur dengan kijang, bila mana ingin tidur, ia

mengikuti cara tidur terbalik, seperti tidurnya kijang, kalau pergi mencari

makan mengikuti caranya anak kijang. Keenam, niat atau tujuan dalam

melakukan ibadah harus disertai dengan rasa ikhlas. Dan ketujuh,

pengendalian berbagai macam nafsu yang disimbolkan dengan empat macam

warna, yaitu merah, kuning, hitam, dan putih.

Adapun kata makrifat di dalam Suluk Linglung Kata makrifat diartikan

sebagai ru’yat yaitu melihat dengan menggunakan mata telanjang, sifat, dan

af’al (perbuatan) Allah. Sedangkan orang yang telah mendapatkan ru’yat

disebut dengan Insan Kamil, yaitu manusia yang sempurna yang dapat melihat

dan merasakan, bahwa ketentuan yang telah tersurat berasal dari kehendak

(iradah) Allah. Sedangkan dasar dasar ilmu makrifat di dalam Suluk Linglung

merujuk kepada sebuah Hadis Qudsi yang berbunyi: “Aku Allah adalah

perbendaharaan yang tersembunyi (Ghaib), Aku ingin memperkenalkan siapa

Aku, Maka Aku ciptakanlah makhluk. Oleh karena itu Aku memperkenalkan

diri-Ku kepada mereka. Maka mereka itu mengenal Aku”.

Sedangkan ajaran-ajaran makrifat di dalam Suluk Linglung, yaitu

pertama, manunggaling Kawulo-Gusti (kebersatuan antara hamba dan Tuhan).

Ajaran manunggaling Kawulo-Gusti ini bersumber dari faham Wahdatul al-

Wujud, suatu ajaran yang dalam falsafah disebut sebagai monisme. Kedua,

Martabat Tujuh. Ketiga, Roh Ilafi (Ruh Idhafi). Dan keempat, Fana dan Baqa.

Page 31: MAKRIFAT SUNAN KALIJAGA DALAM SULUK LINGLUNG

164

B. Saran

Dalam skripsi tentang Makrifat Sunan Kalijaga dalama Suluk Linglung

ini masih sangat terbatas dan referensi aslinya pun masih sulit didapatkan,

sehingga penulis menyarankan perlunya pendataan yang lebih sistematis dan

pelayanan yang lebih baik agar akses terhadap informasi tersebut lebih mudah

didapatkan, serta diperlukan adanya perhatian khusus terhadap karya-karya

langka tersebut, salah satunya seperti Suluk Linglung Sunan Kalijaga yang

sebenarnya sangat bermanfaat dan berguna bagi kehidupan.

Setelah mengemukakan skripsi ini, penulis menyadari bahwa dalam

penulisan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna baik dari teknis penulisan,

referensi, serta materi yang telah disampaikan. Besar harapan dalam kritik dan

saran bagi pembaca, jika menemukan kekurangan dan kesalahan dari apa yang

penulis teliti, untuk mencapai penelitian yang lebih baik lagi.

Oleh karena itu, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi

pembaca dan penulis khususnya, serta dapat memberikan sumbangan positif

bagi masyarakat umum yakni bagi pengembangan agama Islam.

Page 32: MAKRIFAT SUNAN KALIJAGA DALAM SULUK LINGLUNG

165

DAFTAR PUSTAKA

A. Bachrun Rifa’i dan H. Hasan Mud’is. Filsafat Tasawuf. Bandung: CV. Pustaka

Setia, 2010.

Abdul Mujieb, M. dkk. Ensiklopedia Tasawuf Imam Al-Ghazali. Jakarta: Hikmah,

2009.

Abdul Wahab Asy-Sya’rani, Penj. Adib Bisri. Minahus Saniyah. Jakarta: Pustaka

Amani, 1995.

Abdullah, Rachmad. Walisongo: Gelora Dakwah dan Jihad di Tanah Jawa. Solo:

Al-Wafi, 2016.

Abul Qasim Abdul Karim Hawazin Al-Qusyairi An-Naisaburi, Penj. Makruf

Zariq. Risalah Qusairiyyah. Jakarta: DarulKhair, 1998.

Aizid, Rizem. Sejarah Islam Nusantara. Yogyakarta: Diva Press, 2016.

Al-Afandi, Haryanto. Energi Dzikir. Jakarta: Amzah, 2007.

Al-Aziz, Moh Saifullah. Risalah Memahami Ilmu Tasawuf. Surabaya: Terbit

Terang, 1998.

Alba, Cecep. Tasawuf dan Tarekat: Dimensi Esotris Ajaran Islam. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2012.

Alfatih Suryadilaga, dkk, Ilmu Tasawuf Yogyakarta: Kalimedia, 2016.

Page 33: MAKRIFAT SUNAN KALIJAGA DALAM SULUK LINGLUNG

166

Al-Ghazali, al-Mustasfa Fi’ilm al-Ushul. Jilid I. Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah,

1983.

Ali, Yunasril. Jalan Kearifan Sufi. Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta, 2002.

Al-Qussy, terj. Zakiyah Derajad, Pokok-Pokok Kesehatan Mental. Jakarta: Bulan

Bintang, 1974.

Al-Qusyairi, H. Syarif. Kamus Al-Kamal: Arab-Indonesia. Surabaya: Karya

Harapan, 2010.

Amin Syukur dan Masharudin, Intelektualisme Tasawuf. Semarang: Pustaka

Pelajar, 2002.

Anasom, dkk. Sejarah Sunan Muria. Semarang: LP2M UIN Walisongo

Semarang, 2018.

Anom, Imam. Suluk Linglung Sunan Kalijaga: Syekh Malaya. Jakarta: Balai

Pustaka, 1993.

Anton Bakker dan Achmad Charis Zubair. Metodologi Penelitian Filsafat.

Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1990.

Anwar, Rosihon. Akhlak Tasawuf. Bandung: Pustaka Setia, 2010.

As, Asmaran. Pengantar studi Tasawuf. Jakarta: Rajawali Pers, 1996.

Athaillah, Ibn. Mempertajam Mata Hati. Gresik: Bintang Pelajar, 2008.

Page 34: MAKRIFAT SUNAN KALIJAGA DALAM SULUK LINGLUNG

167

At-Tadafi, Muhammad bin Yahya. Mahkota Para Aulia Syaikh Abdul Qadir Al-

Jailani, terj. A.Kasyful Anwar. Jakarta: Prenada Media, 2003.

Chodim, Achmad. Sunan Kalijaga: Mistik Dan Makrifat, Jakarta: Serambi, 2006.

Chodjim, Achmad. Mistik dan Makrifat Sunan Kalijaga. Jakarta: Serambi Ilmu

Semesta, 2004.

Daradjat, Zakiah, dkk. Pengantar Ilmu Tasawuf. Medan: Proyek Binpertais, 1982.

Departemen Agama. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Bandung: CV Penerbit

Diponegoro, 2014.

Frager, Robert. Hati, Diri, dan Jiwa: Psikologi Sufi untuk Transformasi, terj.

Hasmiyah Rauf . Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta, 2002.

Hadinata, Yudi. Sunan Kalijaga. Yogyakarta: Dipta, 2015.

Hakam Abbas, “Pengertian Makrifat” dalam www. Hakamabas. Blogspot.com,

diakses tanggal 2 April 2019.

Hamka, Tasawuf Perkembangan dan Pemurniannya. Jakarta: Pustaka Panjimas,

1993.

Hamka. Tasawuf Modern. Jakarta: Pustaka Panjimas, 1983.

Hariwijaya, M. Islam Kejawen. Yogyakarta: Gelombang Pasang, 2006.

Huda, Sokhi. Tasawuf Kultural: Fenomena Sholawat Wahidyah. Yogyakarta:

Lkis, 2008.

Page 35: MAKRIFAT SUNAN KALIJAGA DALAM SULUK LINGLUNG

168

Jalaluddin Rumi, Penj. Abdul Latif. Fihi Ma Fihi. Yogyakarta: Grub Relasi Inti

Media IKAPI, 2016.

Kadir Riyadi, Abdul. Arkeologi Tasawuf: Melacak Jejak Pemikiran Tasawuf dari

Al-Muhasibi hingga Tasawuf Nusantara. Bandung : PT. Mizan

Pustaka, 2010.

Masduqi, Irwan. Suluk Sufi Ulama Keraton Yogyakarta: Ajaran Kyai Nur Iman.

Assalafiyyah Press: Yogyakarta, 2011.

Mulyati, Sri. Mengenal dan Memahami Tarekat-Tarekat Muktabarah di

Indonesia. Jakarta: Prenada Media Group, 2004.

Mulyati, Sri. Tasawuf Nusantara. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006.

Mulyati, Sri. Tasawuf Nusantara: Rangkaian Mutiara Sufi Terkemuka. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group, 2006.

Munir Amin, Samsul. Ilmu Tasawuf . Jakarta: Amzah, 2014.

Mustofa, A. Akhlak Tasawuf. Bandung: Pustaka Setia, 2008.

Muzairi, dkk. Metodologi Penelitian Filsafat. FA Press: Yogyakarta, 2014.

Nahri Fitri, Siami. Ajaran Sunan Kalijaga tentang Makrifat dalam Suluk

Linglung. Semarang Fakultas Ushuluddin IAIN Walisongo, 2009.

Nahrowi Tohir, Moenir. Menjelajahi Eksistensi Tasawuf: Meniti Jalan Menuju

Tuhan. Jakarta: PT. As-Salam Sejahtera, 2012.

Page 36: MAKRIFAT SUNAN KALIJAGA DALAM SULUK LINGLUNG

169

Nasution, Harun. Falsafah dan Mistisime dalam Islam. Jakarta: Bulan Bintang,

1983.

Nata, Abuddin. Akhlak Tasawuf. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008.

Nata, Abudin. Akhlak Tasawuf. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1996.

Ni’am, H. Syamsun. Tasawuf Studies: Pengantar Belajar Tasawuf. Yogyakarta:

Ar-Ruzz Media.

Nurul Ibad, Muhammad. Suluk Jalan Terabas Gus Miek, Yogyakarta: Pustaka

Pesantren, 2017.

Purwadi dan Siti Maziyah. Kehidupan dan Spiritual Sunan Kalijaga. Yogyakarta:

Panji Pustaka, 2005.

Purwadi, Sejarah Walisanga. Yogyakarta: Ragam Media, 2009.

Rusli, Ris’an. Tasawuf dan Tarekat. Jakarta: Rajawali Pres, 2013.

Saifullah Al-Aziz, Moh. Risalah Memahami Tasawuf . Surabaya: Terbit Terang,

1998.

Shihab, Sudirman. Akar Tasawuf di Indonesia. Jakarta: Pustaka IIMaN, 2009.

Sholihan, M. Tasawuf Tematik. Bandung: Pustaka Setia, 2002.

Sholikhin, Nuhammad. Ajaran Makrifat Syekh Siti Jenar: Panduan Menuju

Kemenyatuan dengan Allah, Refleksi, dan Penghayatan Syekh Siti

Jenar. Yogyakarta: NARASI, 2008.

Page 37: MAKRIFAT SUNAN KALIJAGA DALAM SULUK LINGLUNG

170

Simuh, Mistik Islam Kejawen: Raden Ngabehi Ranggawarsita. Jakarta: UI-Press,

1988.

Sodiqin, Ali. Fiqih Ushul Fiqih: Sejarah, Metodologi, dan Implementasinya di

Indonesia. Yogyakarta: Beranda Publising, 2013.

Solikin, Muhammad. Ajaran Ma’rifat Syekh Siti Jenar. PT. Buku Kita:

Yogyakarta, 2008.

Sunyoto, Agus. Atlas Wali Songo. Jakarta: Pustaka IIMaN, 2014.

Syamsuri, Badlowi. Kisah Wali Songo; Penyebar Agama Islam di Tanah Jawa.

Surabaya: Apollo, 1995.

Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, Penj. Abdul Majid. Sirr Al-Asrar Fi Ma Yahtaj

Ilayh Al-Abrar. Yogyakarta: Diva Press, 2008.

Syukur, M. Aswadie. Ilmu Tasawuf II. Surabaya: Bina Ilmu, 200.

Tebba, Sudirman. Kecerdasan Sufistik: Jembatan Menuju Makrifat. Jakarta:

Prenada Media, 2004.

Tebba, Sudirman. Merengkuh Makrifat: Menuju Ektase Spiritual. Jakarta: Pustaka

Irvan, 2006.

Totok Jumantoro dan Samsul Munir Amin. Kamus Ilmu Tasawuf. Jakarta: Amzah,

2005.

Umari, Bernawi. Sistematika Tasawuf. Solo: Penerbit Siti Syamsiyah, 1966.

Page 38: MAKRIFAT SUNAN KALIJAGA DALAM SULUK LINGLUNG

171

Wahab Khalaf, Abdu. Ilmu Ushulul al-Fiqh. cet. XI. Kairo: Dar al-Ma’arif, 1997.

Wahyudi, Agus. 5 Guru Agung Jawa: Kisah dan Ajaran Lima Guru Sufi.

Wahyudi, Agus. 5 Guru Agung Jawa: Kisah dan Ajaran Lima Sufi Agung Jawa.

Yogyakarta: Lingkaran Press, 2016.

Zahri, Mustafa. Kunci Memahami Ilmu Tasawuf. Surabaya: PT Bina Ilmu,1976.

Page 39: MAKRIFAT SUNAN KALIJAGA DALAM SULUK LINGLUNG

172

CURICULUM VITAE

Nama : Muchammad Fauzan

TTL : Bantul, 30 November 1997

Alamat : Nglebeng, Tamanan, Banguntapan, Bantul,

Yogyakarta.

Jenis Kelamin : Laki-Laki

No WA : 0895-3634-55572

Email : [email protected]

Riwayat Pedidikan : SDN Nglebeng, Kab. Bantul.

SDN Wirokerten, Kab. Bantul.

MTSN Wonokromo, Kab. Bantul.

MAK Ummatan Wasathan, Kab. Bantul.

Sekolah Kejar Paket C PKBM Tamanan, Kab.

Bantul.

Pendidikan Non-Formal : P.P. Nahdlatusy-Syubban Kanggotan Pleret

Bantul.

P.P. Al-Futuh Pandes Wonokromo Pleret Bantul.

Page 40: MAKRIFAT SUNAN KALIJAGA DALAM SULUK LINGLUNG

173

P.P. API Tegal Rejo Magelang Jawa Tengah.

P.P. Fadlun Minallah Wonokromo Pleret Bantul.

P.P. Ar-Ridlo Bumi Istigfar Prigen Pasuruan Jawa

Timur.

Pengalaman Organisasi : IPNU-IPPNU Cab.Pleret Bantul Yogyakarta.