making mathematics learning excited

8
Making Mathematics Learning Excited: Oleh : Yani Pieter Pitoy* Ohhh My God!!!! Sebuah ungkapan pendek ketika saya menjajaki ‘ketertarikan’ siswa-siswa saya untuk belajar matematika dengan menggunakan halaman Facebook Loving Mathematics. Sebuah jawaban yang tidak mengejutkan bagi saya, karena fakta-fakta tentang ungkapan-ungkapan sejenis sudah banyak saya alami. Sebuah pergumulan (dan keprihatinan) dari banyak guru-guru matematika, termasuk saya. Sebuah ungkapan yang sudah lebih dari cukup menunjukkan perasaan, semangat, ketertarikan dan banyak hal lain dalam belajar matematika. Januari 2012 Awal semester genap di sekolah kami. Banyak orang berharap bahwa tahun baru harus menjadi tahun untuk semangat dan harapan baru. Saya membuka kembali kliping materi Mathematics Mobile Learning, hasil pendidikan dan pelatihan bulan November 2011 di PPPPTK Matematika Yogyakarta. Edmodo, sebuah social media yang didesain khusus untuk pembelajaran. Saya memutuskan mengeksplorasinya untuk kegiatan pembelajaran. Seiring dengan eksplorasi yang saya lakukan, sosialisasi kepada siswa langsung saya lakukan. Mengelola 12 rombongan belajar dengan mata pelajaran Matematika dan Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) tentulah bukan pekerjaan yang mudah. Satu minggu setelah sosialisasi pertama, saya tertegun. Siswa yang Sign up sebagai Student hampir 100 orang, padahal mereka mendaftar secara mandiri. Sebuah dorongan dan harapan baru membuat saya kadang sulit tidur. Selama ini dampak negatif teknologi dan informasi telah membuat banyak orang tua termasuk guru was-was jika anak-anaknya online. Edmodo: A “Facebook For Schools” “Edmodo provides a safe and easy way for your class to connect and collaborate, share content, and access homework, grades and school notices. Our goal is to help educators harness the power of social media to customize the classroom for each and every learner. Edmodo promotes anytime, anyplace learning. Functionally, it allows teachers to post messages, discuss classroom topics, assign and grade classwork, share content and materials, and network and exchange ideas with their peers - but in reality, it is so much more. Take a peek at some of the unique ways teachers are using Edmodo to make their classroom a community.”(http://about.edmodo.com/)

Upload: yani-pieter-pitoy

Post on 15-May-2015

343 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Making mathematics learning excited

Making Mathematics Learning Excited:

Oleh : Yani Pieter Pitoy*

Ohhh My God!!!!

Sebuah ungkapan pendek ketika saya menjajaki ‘ketertarikan’ siswa-siswa saya untuk belajar

matematika dengan menggunakan halaman Facebook Loving Mathematics. Sebuah jawaban yang

tidak mengejutkan bagi saya, karena fakta-fakta tentang ungkapan-ungkapan sejenis sudah banyak

saya alami. Sebuah pergumulan (dan keprihatinan) dari banyak guru-guru matematika, termasuk

saya. Sebuah ungkapan yang sudah lebih dari cukup menunjukkan perasaan, semangat, ketertarikan

dan banyak hal lain dalam belajar matematika.

Januari 2012

Awal semester genap di sekolah kami. Banyak orang berharap bahwa tahun baru harus menjadi

tahun untuk semangat dan harapan baru. Saya membuka kembali kliping materi Mathematics

Mobile Learning, hasil pendidikan dan pelatihan bulan November 2011 di PPPPTK Matematika

Yogyakarta.

Edmodo, sebuah social media yang

didesain khusus untuk pembelajaran. Saya

memutuskan mengeksplorasinya untuk

kegiatan pembelajaran. Seiring dengan

eksplorasi yang saya lakukan, sosialisasi

kepada siswa langsung saya lakukan.

Mengelola 12 rombongan belajar dengan

mata pelajaran Matematika dan

Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) tentulah bukan pekerjaan yang mudah.

Satu minggu setelah sosialisasi pertama, saya tertegun. Siswa yang Sign up sebagai Student hampir

100 orang, padahal mereka mendaftar secara mandiri. Sebuah dorongan dan harapan baru

membuat saya kadang sulit tidur. Selama ini dampak negatif teknologi dan informasi telah membuat

banyak orang tua termasuk guru was-was jika anak-anaknya online.

Edmodo: A “Facebook For Schools”

“Edmodo provides a safe and easy way for your class to connect and collaborate, share content, and

access homework, grades and school notices. Our goal is to help educators harness the power of

social media to customize the classroom for each and every learner.

Edmodo promotes anytime, anyplace learning. Functionally, it allows teachers to post messages,

discuss classroom topics, assign and grade classwork, share content and materials, and network and

exchange ideas with their peers - but in reality, it is so much more. Take a peek at some of the unique

ways teachers are using Edmodo to make their classroom a

community.”(http://about.edmodo.com/)

Page 2: Making mathematics learning excited

Sebagai social-media yang bergerak di bidang pendidikan, Edmodo berhasil mencuri perhatian

banyak orang, termasuk media-media berskala internasional. Beberapa penghargaan turut disabet

oleh Edmodo. Dikembangkan sejak akhir 2008, Edmodo telah memiliki lebih dari 6.100.000 guru dan

siswa yang yang terkoneksi.

Exploring Assessment Tools: Great….!!!

Menjadi guru matematika di SMA dan SMK selama lebih dari 10 tahun rasanya cukup bagi saya untuk

memahami bahwa kemampuan anak-anak SMK berbeda signifikan dengan anak-anak SMA.

Kemampuan matematika anak-anak SMK rata-rata agak memprihatinkan. Saya suka menyelipkan

materi-materi dasar aljabar pada saat menyampaikan materi pelajaran. Soal-soal semacam mencari

nilai dari 0 – 1 apalagi sejenis mencari – 2 – 7 adalah masalah yang serius bagi mereka. Akhirnya,

pucuk dicinta ulam tiba. Perlahan saya mengenalkan fasilitas Quiz kepada siswa-siswa saya. Soal-

soalnya dibuat dengan sederhana. Kuis Aljabar (1), akhirnya diluncurkan. Berdurasi 5 menit dengan

10 soal aljabar sederhana. Saya cukup puas dengan 16 orang

yang Turned In. Fasilitas due date bagi saya sangat menarik

untuk melatih disiplin siswa dalam menyelesaikan tugas.

Sejujurnya saya pencapaian siswa waktu itu tidak menjadi

perhatian utama saya, walaupun hasilnya ‘mengecewakan’. Pada

Question breakdownnya, banyak persentase merahnya. Berarti

ada siswa yang menjawab salah, walaupun soalnya mudah

sekali. Saya lebih suka mengamati antusiasme mereka yang

mulai tumbuh. Saya terus mengeksplorasi Assesment Tools yang

Page 3: Making mathematics learning excited

belakangan saya tahu

menjadi salah satu

pemenang pada 2011

Distinguished

Achievement Award.

Kuis demi kuis saya

rancang sedemikain

rupa, karena pilihannya

dapat dibuat dalam

Multiple Choice, True

False, Short Answer

ataupun Fill in the blank.

Aktifitas siswa di Edmodopun semakin signifikan. Pertumbuhannya semakin meyakinkan, walaupun

mereka sering lupa batas waktu yang diberikan.

Interaksi semakin terbangun.

Terutama kalau ada soal yang salah,

mereka suka mengingatkan saya.

Yang lebih membanggakan, sebagian

dari mereka ‘ikut-ikutan’ berbahasa

Inggris, karena saya sering

memberikan instruksi dalam bahasa

Inggris.

Penasaran dengan pencapaian ini

saya kemudian menggunakan fasilitas

Poll untuk mengetahui bagaimana

ketertarikan mereka untuk

menggunakan Edmodo sebagai bagian dari kegiatan pembelajaran. “Apakah Anda tertarik

menggunakan Edmodo sebagai media belajar?” Ups, rasanya saya ingin bersorak. 61,03%

menyatakan sangat tertarik, 36,24% menyatakan tertarik.

Tentunya tidak ada salahnya kalau 0,74% siswa yang tidak tertarik diabaikan. Artinya bahwa Edmodo

bagi siswa adalah sesuatu yang menarik. Apalagi interfacenya yang mirip Facebook. "Most of them

already have a Facebook, so they're familiar with using it." Demikian ungkapan Robert Paugh,

seorang spesialist teknologi pembelajaran di sebuah sekolah di Amerika Serikat.

Page 4: Making mathematics learning excited

Untuk lebih mengukur ketertarikan mereka

menggunakan Edmodo, saya memberikan

Assignment khusus kepada mereka. Waw…..

hasilnya lebih meyakinkan lagi.

Fasilitasgradebook dari masing- masing kelas benar-benar memudahkan saya dalam mengevaluasi

pencapaian dari masing-masing kelas maupun pencapaian individu. Apalagi setiap Quiz yang dibuat

dapat dioverview untuk melihat pencapaian siswa dalam setiap soal.

Communities & Connections: Togetherness for Education

Saya mengeksplorasi bagian lain dari Edmodo. Sebuah ‘keajaiban’ lain. Akhirnya saya bisa

membangun koneksi dengan guru-guru dari seluruh penjuru dunia. Komunitas yang difasilitasi

Edmodo adalah komunitas untuk belajar dan sharing pengetahuan. Menariknya, file/website sharing

yang ditemui bisa langsung dimasukkan di Library sebagai ‘koleksi’ pribadi, yang nantinya bisa dishare

kepada siswa-siswa saya. Tim Pengembang Edmodo adalah salah satu sasaran saya membangun

koneksi. Karena mereka juga membuka komunikasi dengan para guru atau siswa tentang bagaimana

Page 5: Making mathematics learning excited

mereka harus

mengembangkan

Edmodo dari waktu

ke waktu. Berbagai

pengetahuan dan

wawasan baru saya

dapatkan. Satu

catatan kecil saya

adalah betapa

tertinggalnya kita

dengan mereka.

Betapa banyak yang

musti kita kejar.

Tetapi mereka juga

punya masalah

seperti yang guru-

guru di Indonesia hadapi. Disinilah kami saling berbagi masalah dan solusi.

Saya memenuhi

Library saya dengan

banyak materi

maupun tautan

yang sangat

bermanfaat dalam

mengembangkan

pembelajaran. Hari-

hari dengan

Edmodo tidak lagi

sekedar membuat

Quiz atau

Assignment.

Membangun

komunikasi dengan

guru-guru sejagat, sharing pengalaman, sharing material, menjadi aktifitas tambahan yang menarik.

Disatu sisi, memacu saya untuk terus belajar bahasa Inggris, karena itulah bahasa pengantar utama

ketika kita membangun komunikasi dengan mereka.

Page 6: Making mathematics learning excited

Finnally: New Hope, New Spirit

Suatu sore saat memberi pengayaan kepada sebuah kelas, tiba-tiba ada beberapa siswa yang

bertanya. Pertanyaan yang jarang muncul kepada guru matematika.

“Mner, ada quiz?”.

Perasaan saya bercampur aduk. Antara bangga dan perasaan menyesal. Kesibukan saya membuat

saya tidak bisa konsisten untuk menyediakan 2 quiz tiap minggu. Padahal quiz menjadi sesuatu yang

dinanti-nantikan oleh mereka. Karena saya menggunakan perangkat LCD dalam kelas, maka saya

biasanya memperlihatkan gradebook mereka di kelas. Saya bisa melihat tatapan-tatapan mata yang

dipenuhi kebanggaan saat mereka bisa melihat hasil kerja mereka terpampang di depan kelas.

Sebuah kejutan datang dari seorang siswa

yang terkenal ‘malas’ di sekolah kami.

Bukan apa-apa, dia malah pernah

kedapatan tidur di sekolah. Saya memeriksa

gradebooknya dan mendapati keaktifannya

dalam Edmodo. Keaktifan yang nyaris

sempurna dengan pencapaian nilai 76 dari

80.

Akhirnya, datanglah empat komentar

berikut yang menarik perhatian saya.

o yach mmng msti bax bljr lech kmng nie

dia ech.. :(

o masih butuh belajar lagi nie <<<

o ohh my God.... banyak salahnya.... :'(. jadi makin penasaran.... pengen nyoba terus..

o permulaan yang buruk........

Benar, tidak semua bernada gembira. Tapi bukankah ada semangat di hati mereka untuk kembali

belajar dan belajar. Sebuah semangat yang mungkin selama ini tidak ada di hati mereka ketika

mereka belajar matematika.

New hope, new spirit. Rasanya dua hal ini yang mampu mengobati semua perjuangan saya untuk

mengenalkan Edmodo kepada mereka. Benar, saya harus mengorbankan sekitar 10 menit untuk

prepare dan setting peralatan pada saat masuk kelas. Repotnya mencari sumber listrik sampai harus

menarik kabel 25 meter menjadi tidak berarti ketika melihat harapan dan semangat yang semakin

tumbuh di hati mereka. Belum lagi ‘dicibirin’ oleh guru-guru yang lain karena dianggap ‘merepotkan

diri sendiri’ atau ‘kenapa harus repot-repot seperti ini?’.

Yup, kadang hal-hal itu menusuk perasaan. Tapi saya belajar untuk mengabaikan hal-hal seperti itu.

Saya lebih ingin fokus untuk membuat pembelajaran yang saya lakukan menjadi semakin menarik.

Anak-anak didik saya, generasi masa depan yang menjadi tanggung jawab saya. Mereka juga

sementara bermetamorfosa menjadi generasi pembelajar yang tangguh. Saya melihat pengorbanan

mereka memanage waktu mereka. Beberapa daerah di sekitar sekolah kami malah belum terjangkau

signal provider handphone. Mereka harus menyisihkan waktu keluar kampung untuk sekedar

Page 7: Making mathematics learning excited

mencari warnet. Belum lagi mereka harus menyisihkan uang jajan mereka untuk membayar sewa

warnet. Kami sama-sama berjuang, apalagi tantangannya bahwa saya sebagai guru harus selalu ‘lebih

dulu tahu’ dari mereka.

Semua perjuangan di

atas adalah benih yang

disemaikan. Beberapa

diantaranya mulai

tumbuh dengan subur.

Memiliki 394 Students,

16 Teacher

Connections, 38

Library Items, 18

Sharing Score dan

12 Communities serta 5 Teacher Badges tentulah baru

pencapaian kecil dari mimpi besar untuk menjadikan

Edmodo tidak sekedar virtual class, tetapi sebagai

brand dari digital learning.

Memiliki 1082 Quizzes Submitted, 175 Turned-In

Assignment adalah bukti kecil, betapa benih

perjuangan yang terus disemai semakin menunjukkan

pertumbuhannya.

Apakah Edmodo bisa menjadi salah satu jalan untuk

membuat belajar matematika menjadi menyenangkan.

Tentunya kita butuh lebih banyak data dan penelitian.

“Nyala harapan jangan pernah hilang dari hidup kita.......”

Saya ingat persis kata-kata itu sebagaimana tertulis di blog special saya.

(http://untukkitarenungkan.wordpress.com)

Mari terus berharap, untuk masa depan pembelajaran matematika yang terbaik.

* Guru SMK Negeri 1 Sonder

Jl. Siswa No. 174 Tounelet Sonder

Minahasa – Sulawesi Utara

HP: 08124415224

[email protected]

http://mathematics-fromtheteacher.blogspot.com/

http://www.edmodo.com/yanipieterpitoy

http://untukkitarenungkan.wordpress.com

@yanipieterpitoy Yani Pieter Pitoy

Page 8: Making mathematics learning excited