makalah utk rs untan

Upload: muhammad-syafril

Post on 02-Mar-2018

252 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 7/26/2019 Makalah Utk Rs Untan

    1/18

    PENATALAKSANAAN PEMERIKSAAN MRI BRAIN PADA

    KASUS SPACE OCCUPYING LESION(SOL) DENGAN

    MENGGUNAKAN MRI BRIVO GE 0,3 T

    DI RSUD DR. SOEDARSO PONTIANAK

    A. Tinjauan Teori1. SOL ( Space Occupying Lesion )

    a. PengertianSOL ( Space Occupying Lesion) merupakan generalisasi masalah tentang adanya

    lesi pada ruang intracranial khususnya yang mengenai otak. Banyak penyebab yang

    dapat menimbulkan lesi pada otak seperti kontusio cerebri, hematoma, inark, abses

    otak dan tumor intra cranial ( Long C, 199 !1"# ).$umor otak adalah sebuah lesi yang terletak pada intra cranial yang men empati

    ruang di dalam tengkorak. (http!%%&&&.tumor'otak%##.com).$umor otak adalah lesi oleh karena ada desakan ruang baik *inak % ganas yang

    tumbuh di otak, meningen dan tengkorak (Lombardo, +ary Caster ## ! 11" )-eoplasma atau tumor adalah kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh selsel

    yang tumbuh secara terus menerus secara tidak terbatas , tidak terkoordinasi

    dengan *aringan sekitar dan tidak berguna bagi tubuh ($im /02 ! 199)

    $umor otak diklasi3ikasikan men*adi !1. $umor yang berkembang di dalam atau diatas sara3 cranial 4 e5.! neuroma

    acustic. $umor yang muncul dari pembungkus otak (meningen) 4 e5. ! meningioma". $umor yang berasal dari *aringan otak 4 e5. ! glioma6. Lesi metastatic yang berasal dari bagian tubuh lainnya.

    Berdasarkan *enis tumor dapat dibedakan men*adi !1. 7inak ( benigna )

    85 ! acoustic neuroma, meningioma, pituitary adenoma. anas ( maligna )

    85 ! astro cytoma, oligodendiglioma

    Berdasarkan lokasinya, tumor dapat dibedakan men*adi 41. $umor intra dural

    a. $umor intra cranial e5tra cerebral, e5! neuroma, tumor hipo3ise,

    meningiomab. $umor intracranial intra serebral, e5! glioma , astrocytoma, ganglioma

    . $umor ekstra dural+erupakan metastase dari lesi primer, biasanya pada payudara, paru, gin*al dan

    lambung.

    b. Manifestasi Klinis:eningkatan tekanan intracranial yang menyebabkan 41. -yeri kepala

    -yeri kepala yang bersi3at dalam, terusmenerus, dan kadang bersi3at hebat

    sekali, biasanya paling hebat pada pagi harridan diperberat saat berakti;itas

    yang menyebabkan peningkatan $20, yaitu batuk, membungkuk dan menge*an.. -ausea% mual dan muntah , akibat rangsangan pada medulla oblongata". :apil edema6. angguan keseimbangan% *alan sempoyongan

    c. Pemerisaan !iagnosti

    http://www.tumor_otak/2008.comhttp://www.tumor_otak/2008.com
  • 7/26/2019 Makalah Utk Rs Untan

    2/18

    1. /oto rontgen cranium posisi ) dalam tubuh manusia saat di luar medan

    magnet mempunyai arah yang acak dan tidak membentuk keseimbangan. 0emudian

    saat diletakkan dalam alat +=2, maka atom > se*a*ar dengan arah medan magnet .

    ambar .1 Cara ker*a +=2 (7. >ornak,##6)

    ?emikian *uga arah spinning se*a*ar dengan arah medan magnet. Saat diberikan

    3rekuensi radio, maka atom > mengabsorpsi energi dari 3rekuensi radio tersebut.

    mengalami pembelokan, sedangkan

    besarnya pembelokan arah, dipengaruhi oleh besar dan lamanya energi radio 3rekuensi

    yang diberikan. Se&aktu radio 3rekuensi dihentikan maka atom > akan se*a*ar kembali

    dengan arah medan magnet . :ada saat kembali inilah, atom > akan memancarkan

    energi yang dimilikinya. 0emudian energi yang berupa sinyal tersebut dideteksi dengan

    detektor yang khusus dan diperkuat. Selan*utnya komputer mengolah dan

    merekonstruksi citra berdasarkan sinyal yang diperoleh dari berbagai irisan.

    (www.wikipedia.com)

    b. 2nstrument dasar +=2

    @

    http://www.wikipedia.com/http://www.wikipedia.com/
  • 7/26/2019 Makalah Utk Rs Untan

    3/18

    +=2 memiliki instrumentinstrument yang merupakan hardware pada +=2 yang

    terdiri dari !

    1) +agnet tama

    +agnet utama pada +=2 digunakan untuk membangkitkan medan magnet

    berkekuatan besar yang dapat menginduksi *aringan tubuh sehingga menimbulkan

    magnetisasi. +agnet utama terdiri dari magnet permanen, magnet resisti3 dan magnet

    super conducting.

    ) radien 0oil

    radien koil merupakan magnet resisti3 yang memiliki 3ungsi berbeda. radient

    koil digunakan untuk membangkitkan medan magnet gardien yang ber3ungsi untuk

    menentukkan irisan, pengkodean 3rekuensi, dan pengkodean 3ase. $erdapat tiga

    medan yang saling tegak lurus, yaitu bidang A,, dan . :eranannya akan saling

    bergantian berkaitan dengan potongan yang dipilih, aksial,sagital, koronal. Secara

    sumbu koordinat ruang (5,y,D) kumparan gradien dibagi tiga, yaitu ! kumparan gradien

    pemilihan irisan (slice) disebut D, kumparan gradien pemilihan 3ase disebut y, dan

    kumparan gradien pemilihan 3rekuensi (pembacaan) disebut 5. radien ini biasanya

    digunakan untuk pemilihan slice% irisan dan prosesing citra.

    ") 0oil =adio3rekuensi

    0oil radio3rekuensi terdiri dari koil pemancar (transceiver) dan koil penerima

    (recei;er). 0oil pemancar ber3ungsi untuk memancarkan gelombang radio pada inti

    yang terlokalisir sehingga ter*adi eksitasi, sedangkan koil penerima ber3ungsi untuk

    menerima signal output dari sistem setelah proses eksitasi ter*adi Sedangkan koil

    penerima digunakan untuk meningkatkan sensi3isitas citra (Eoord&ard, 199@).

    6) Sistem 0omputer

    Sistem komputer pada +=2 digunakan sebagai pengendali dari sebagian besar

    peralatan +=2. ?engan kemampuan piranti lunaknya yang besar komputer dapat

    melakukan banyak tugastugas, diantaranya adalah operator input, pemilihan

    potongan, kontrol sistem gradien, kontrol signal =/ dan lainlain. 0omputer ber3ungsi

    untuk merekontruksi signal radio men*adi citra +=2.

    c. :rinsip /isika +=2

    1) idrogen dan :resesi

    $eori 3isika menyatakan atom terdiri atas inti atom dan orbit electron. 2nti atom

    terdiri dari proton yang bermuatan positi3 dan neutron yang tidak memiliki muatan

    sedangkan electron bermuatan negati3. -omor atom menun*ukan *umlah proton di

    dalam inti atom sedangkan masa atom menun*ukan *umlah proton dan neutron dalaminti atom. ?alam +=2, bagian atom yang diman3aatkan adalah proton, terutama

    proton pada atom hidrogen (>). alhal di atas

    menyebabkan signal atom hidrogen lebih besar dari atom lainnya, sehingga atom

  • 7/26/2019 Makalah Utk Rs Untan

    4/18

    hidrogen digunakan sebagai sumber signal dalam pencitraan +=2 (Eestbrook dan

    0aut 1999).

    ambar . :resesi atom >idrogen ( ould, 199)

    :erputaran atom (hidrogen) pada sumbunya disebut presesi. ?alam keadaan

    tidak dipengaruhi medan magnet luar, gerakan presesi atomatom hidrogen acak,

    sehingga tidak dihasilkan medan magnet. idrogen (>) ter*adi

    bila atom > tersebut dikenai pulsa =adio3rekuensi (=/) yg memiliki 3rekuensi yang

    sama dengan 3rekuensi Larmor atom hidrogen tersebut. akan berla&anan arah dengan medan magnet luar.

    0emudian blia dikenai pulsa =/ 9##

    dengan 3rekuensi sama dengan 3rekuensi Larmoratom >, maka intiinti atom itu akan mengalami perpindahan dari suatu tingkatan

    energi ke tingkat energi lain. :roses perpindahan energi ini seringkali merupakan

    arah dari -+F sesuai dengan besar sudut pulsa 9# dera*at. >asil dari resonansi

    adalah adanya perubahan arah -+F pada magnetisasi longitudinal ke arah

    magnetisasi trans;ersal dalam keadaan in phase(Eestbrook dan 0aut, 1999).

    ") =adio3rekuensi (=/)

    :ulsa =/ merupakan gelombang elektromagnetik yang memiliki 3rekuensi

    antara 1 G # +>D (Bushong, 199). :ulsa =/ akan meresonansi gerakan presesiproton. =esonansi dapat ter*adi apabila besarnya 3rekuensi =/ yang ditembakkan

    sama dengan besarnya 3rekuensi Larmor dari atom. :eristi&a resonansi

    mengakibatkan -+F berada pada bidang trans;ersal (Eestbrook, 199).

    6) $1 Recovery dan $ Decay

    Magnetic fiel$

    Proton

  • 7/26/2019 Makalah Utk Rs Untan

    5/18

    Secara umum dapat dikatakan semakin besar densitas proton akan semakin

    besar intensitas image yang dihasilkan. 0embalinya -+F ke posisi semula sebelum

    diberikan pulsa =/ yang berikutnya dapat menun*ukan komposisi dari *aringan. 2ni

    dapat dikarakteristikkan sebagai dua &aktu konstan yang berhubungan atau disebut

    dengan proses spin latticerelaksasi ($1) dan proses spinrelaksasi ($).

    ambar ." Spin lattice rela5ation % $1 (2+

  • 7/26/2019 Makalah Utk Rs Untan

    6/18

    ) %ree Induction Decay(/2?)

    $rans;ersal decay diiringi oleh pelepasan energi oleh proton ke lingkungan

    yang dikenal dengan peristi&a %ree Induction Decay(/2?). 8nergi yang dilepaskan

    proton berupa signal yang selan*utnya ditangkap oleh koil penerima sebagai data

    a&al proses pembentukan citra.

    d. :arameterparameter +=2

    1) &ime Repetition ($=) dan &ime 'cho ($8)

    &ime Repetition ($=) adalah inter;al &aktu antara pengulangan dua pulsa yang

    sama. :emberian $= yang pan*ang dapat menge;aluasi *aringan dalam irisan yang

    lebih banyak serta ignal to Noise Ratio(S-=) yang lebih baik, namun menyebabkan

    &aktu yang dibutuhkan untuk memperoleh data men*adi lebih lama. $= yang pendek

    dapat mempersingkat &aktu pengambilan data namun *umlah irisan *aringan yang

    die;aluasi men*adi sedikit dan S-= men*adi rendah.

    &ime 'cho ($8) adalah inter;al &aktu dari saat terakhir pada =/ diberikan

    sampai terdeteksinya sinyal += maksimum. Sinyal += maksimum tersebut

    merupakan sinyal spin echo. $8 disebut pendek, *ika &aktunya kurang dari "# ms.

    :emberian $8 dengan pan*ang &aktu sekitar tiga kali lipat $8 pendek disebut $8

    pan*ang. :emilihan pan*ang dan pendeknya akan mempengaruhi intesitas sinyal

    yang didapat.

    ) Num$er o 'itacion (-8A)atauNum$er o ignal *verage (-S

  • 7/26/2019 Makalah Utk Rs Untan

    7/18

    secara proporsional, sedangkan kerugiannya adalah menurunkan S-= pada semua

    *aringan dan meningkatkan low artiacts se*alan dengan berkurangnya sinyal

    (Eestbrook dan 0aut, 1999).

    ") lice&hickness

    lice thickness adalah tingkat ketebalan irisan%potongan. Besarnya slice

    thickness akan mempengaruhi resolusi spasial gambar yang dihasilkan. lice

    thickness yang tipis akan menghasilkan resolusi yang baik, namun pada besar /OF

    yang sama akan membutuhkan &aktu akuisisi data yang lebih lama (Eestbrook dan

    0aut, 1999).

    6) lice Interval

    lice intervaladalah besarnya *arak antar slice. lice intervaldibutuhkan untuk

    menghindari cross contamination.

  • 7/26/2019 Makalah Utk Rs Untan

    8/18

    imaging, lemak tampak terang pada pembobotan $, Image $lurring dapat ter*adi

    karena koleksi data dilakukan dengan $8 yang berbedabeda dan mengurangi e3ek

    suspectibility, tapi tidak sensiti;e untuk hemorage (Eestbrook dan 0aut, 1999).

    ") Inversion Recovery(2=)

    Inversion Recovery (2=) merupakan pulsa sekuens dimana urutan pulsanya

    dimulai dengan inverse =/ 1# yang dilan*utkan dengan pulsa =/ 9# eksitasi lalu

    pulsa 1# rephase. Inverse -+F melalui 1## dalam ull saturasi. 0etika inverse

    pulsa berpindah, -+F relaksasi kembali menu*u B#. 2= digunakan untuk

    menghasilkan pembobotan $1 dengan kontras tinggi untuk menampakkan anatomi

    (Eestbrook dan 0aut, 1999).

    0euntungan 2= adalah S-= bagus karena $= pan*ang dan kontras $1 sangat

    bagus. 0ekurangan 2= adalah &aktu scanning pan*ang kecuali menggunakan 3ast

    spin echo (Eestbrook dan 0aut, 1999).

    6) hort &au Inversion Recovery(S$2=)

    hort &au Inversion =eco;ery (S$2=) merupakan pulsa sekuenss Inversion

    =eco;ery yang menggunakan $2 untuk menghasilkan &aktu yang diteruskan lemak

    recovery secara penuh ke bidang trans;ersal kemudian tidak magnetisasi ke bidang

    longitudinal pada lemak. 0etika aplikasi pulsa eksitasi 9##, vector lemak kembali

    melalui 9## sampai 1## dengan ull saturasi, kemudian signal pada lemak adalah

    nulled.

    ?engan pembobotan $1 dibutuhkan &aktu #,9 kali &aktu relaksasi $1 untuk

    mensupress sinyal *aringan. S$2= dapat *uga digunakan dengan %ast pin 'cho

    (/S8), dengan mengaplikasikan pulsa 1# in;ersi, diikuti pulsa 9# eksitasi dan

    setelah itu diikuti dengan beberapa pulsa 1# rephrasingyang disebut dengan echo

    train length(8$L), sehingga &aktu scan dapat lebih pendek *ika dibandingkan dengan

    kon;ensional S$2= (Eestbrook dan 0aut 1999).

    ) %luid *ttenuated Inversion Recovery(/L

  • 7/26/2019 Makalah Utk Rs Untan

    9/18

    1) ignal to Noise Rasio(S-=)

    ignal to Noise Rasio (S-=) adalah rasio amplitudo signal yang diterima pada

    a;erageamplitudo dari noise. Signal diterima dari koil penerima dari presesi pada

    -+F bidang trans;ersal. Signal dapat ditingkatkan dan diturunkan untuk noiseyang

    relati3. +eningkatkan signal dapat meningkatkan S-=, sebaliknya menurunkan signal

    dapat menurunkan S-=. Beberapa 3aktor yang mempengaruhi S-= adalah

    (Eestbrook dan 0aut, 1999) !

    a) -roton density

    7umlah proton pada area ba&ah pemeriksaan terdapat amplitudo dari signal

    yang diterima.

  • 7/26/2019 Makalah Utk Rs Untan

    10/18

    Cara meningkatkan kualitas gambar S-= dengan cara (Eestbrook dan 0aut,

    1999) !

    a) +enggunakan pulsa sekuens spin echobila memungkinkan

    b) $idak menggunakan $= yang sangat pendek dan $8 yang sangat pan*ang

    c) +enggunakan koil yang tepat

    d) +enggunakan matrik kasar

    e) +enggunakan /OF yang besar

    3) +emilih ketebalan slice

    g) +enggunakan -S< tinggi *ika memungkinkan

    ) #ontrast to Noise Ratio (C-=)

    C-= adalah perbedaan S-= antara organ yang saling berdekatan. C-= yang

    baik dapat menun*ukan perbedaan daerah yang patologis daerah yang sehat. ?alam

    hal ini, C-= dapat ditingkatkan dengan cara (Eestbrook dan 0aut, 1999) !

    a) +enggunakan media kontras

    b) +enggunakan pembobotan gambar $

    c) +emilih magnetisasi trans3er

    d) +enghilangkan gambaran *aringan normal dengan spectralpresaturasi

    ") Spasial resolusi(Eestbrook dan 0aut, 1999)

    Besarnya matriks akuisisi mengontrol resolusi citra dan &aktu scanning.Spasial

    resolusi dapat diperoleh dengan menentukan *umlah piel (picture element) atau

    satuan pembentuk gambar yang ditampilkan dalam %ield , View(/OF).

    =esolution berhubungan dengan ignal to Noise Ratio (S-=). mumnya,

    resolusi citra sebanding dengan pemilihan ukuran *aringan dalam arah 3rekuensi

    encoding.kuran matriks pada sumbu 3rekuensi dapat dipilih dari sampai 6

    satuan. al ini karena besarnya sinyal yang sama harus

    diditribusikan keseluruh piel yang banyak *umlahnya, sehingga setiap pielmenerima sinyal yang kecil. +akin besar ukuran matriks maka &aktu pengambilan

    citranya semakin lama.

    /aktor lain yang mempengaruhi spasial resolusi adalah ketebalan irisan. 2risan

    yang tebal cenderung menghasilkan pembagian ;olume yang lebih besar, dimana hal

    ini dapat menyarankan pembatasan obyekobyek yang lebih kecil. :enggunaan irisan

    tipis dapat mengatasi keadaan tersebut, tetapi menyebabkan S-= berkurang karena

    berkurangnya sinyal pi5el. 7adi penambahan ketebalan irisan akan memperoleh S-=

    yang lebih baik dan dapat mencakup suatu ;olume *aringan yang besar, tetapiresolusi spasialnya kecil. Sebaliknya irisan yang tipis memberikan resolusi yang lebih

    tinggi tetapi ;olume yang dapat dicakup lebih kecil.

    6) 0aktu:encitraan (scan time)

  • 7/26/2019 Makalah Utk Rs Untan

    11/18

    Eaktu pencitraan, dipengaruhi oleh &ime Repetition ($=), *umlah phase

    encoding (-y), dan -8A. Sehingga untk mengurangi &aktu dilakukan dengan cara

    (Eestbrook dan 0aut, 1999) !

    a) $= sependek mungkin

    b) +atriks yang kasar

    c) -8A sekecil mungkin

    '. Pemerisaan M%& Kepala Pa$a Kasus SOLntuk menge;aluasi kepala%otak menggunakan koil kepala atau head coil yang

    direkomendasikan. :rotokol gambar pembobotan dapat di;ariasi untuk memperlihatkan

    area di dalam kepala dengan pertimbangan &aktu scanning. +edia kontras paramagnetik

    digunakan pada pemeriksaan +=2 kepala pada kasus SOL (-eseth ###).?i =S? ?okter Soedarso modalitas ime*ing yang digunakan adalah +=2 Bri;o #,"

    $esla produksi eneral 8lektrik (8) yang menggunakan magnet permanen.a. :ersiapan :asien !

    Lakukan screening kepada pasien sesuai ceklist yang tersedia untuk memastikan

    pasien tidak menggunakan logam di tubuhnya. :asien melepaskan semua aksesoris

    yang ada di daerah kepala, e5! antinganting, gigi palsu, kalung, *epit rambut.

    :asien dipersilakan buang air kecil sebelum pemeriksaan dilakukan. ntuk persiapanpemberian kontras media maka pasien%keluarga harus menanda tangani in3ormed

    concern (persetu*uan tindakan) sebelum pemeriksaan dimulai.b. :osisi pasien !

    :asien diposisikan supine dan head irst, dengan midsagitalplane pada pertengahan

    garis titik gla$ela paralel dengan garis lampu indikator longitudinal. aris lampu indikator

    horiDontal sesuai dengan garis yang ada pada head coil. Berikan penggan*al diba&ah

    knee *ika diperlukan untuk membuat pasien merasa nyaman. unakan busa yang

    disediakan untuk 3iksasi kepala untuk meminimalkan gerakan kepala pasien. Beritahu

    pasien untuk diam selama pemeriksaan berlangsung. Selimuti pasien agar merasa

    nyaman. unakan /OF segiempat dengan matriks yang bagus dan dapat menurunkan

    &aktu scanning (-eseth, ###). +asukkan data pasien yang meliputi nama, umur, *enis kelamin, no rekam medis. :ilih ob*ect yang diperiksa dalam hal ini head 0emudian pilih head coil :ilih sekuens yang akan digunakan yaitu !

    " plane localiDer

  • 7/26/2019 Makalah Utk Rs Untan

    12/18

    c. :arameter pada sekuens yang digunakan di +=2 Bri;o #," $1) Sekuens 3) /OF ! 6# mmg) +atriks ! 5 1

    ambar

  • 7/26/2019 Makalah Utk Rs Untan

    13/18

    d) lice thickness ! mme) lice gap! mm) /OF ! 1### mmg) +atri5 ! 5 19

    ambar

  • 7/26/2019 Makalah Utk Rs Untan

    14/18

    ambar coronal $

    ) Sekuens Sagital $ 1a) $= ! "#b) $8 ! 1"c) lice thickness ! mmd) lice gap! mme) %,V 1 234 2673) +atriks !

    Gambar Sagital T 1

    Setelah sekuens precontras selesai maka dilakukan penyuntikan kontras media ado;ist

    dengan dosis #, ml%kg Berat Badan. :enyuntikan dilakukan secara 2ntra Fena.

  • 7/26/2019 Makalah Utk Rs Untan

    15/18

    Selesai penyuntikan kontras media kemudian dilakukan pengambilan sekuens post contras

    yaitu !

    1) Sekuens

  • 7/26/2019 Makalah Utk Rs Untan

    16/18

    Gambar Sagital T 1 Contrast

    ") Sekuens coronal $1 S8 Contrasta) $= ! 6##b) $8 ! 1"c) lice thickness ! @ mmd) lice gap! mme) /OF ! # 5 ## mm3) +atriks ! 5 6

  • 7/26/2019 Makalah Utk Rs Untan

    17/18

    ambar Coronal $ 1 Contrast

    Setelah semua sekuens selesai dibuat dan gambar yang dihasilkan baik maka pemeriksaan

    dapat diakhiri, pasien diturunkan dari me*a pemeriksaan dan diperbolehkan keluar dari ruang

    pemeriksaan untuk kemudian menunggu sekitar 1 menit di ruang tunggu untuk memastikan

    tidak ada reaksi dari kontras media. 7ika semua aman maka pasien diperbolehkan pulang atau

    kembali ke ruangan pera&atan untuk pasien ra&at inap.

    . Hasil E!"#$is" P"%"#i&saa'

    INSTALASI RADIOLOGIHASIL PEMERIKSAAN MRI

    N%# MR * P'$ia'a& , 0+

    DESEMBER 0-

    Na%a *NY L 3 TH P"'/i#i% * #.

    KUMARA

    R1a'/a' * RUANG O

    TS.YTH .

    T"la2 ila&1&a' !"%"#i&saa' MRI &"!ala $a'!a &'$#as !$'/a' aial

    T-, T , LAIR, D4I a' sa/i$al T-,5#'al T a' "'/a' &'$#as T -

    aial , 5#'al a' sa/i$al "'/a' 2asil s66 *

    DWI tampak mencurigakan SOL di CP kanan. Tampak lesi !ipointens T 1 di

    CP kanan "ang pada T# dan $LI% men&adi !iperintens in!omogen dan

    men"angat in!omogen pada pemberian kontras . Lesi tampak berbatas tegas

    dengan uk. kurang lebi! #'() * #.+1 * #', cm dan tampak ber!ubungan -tampak tail ke os petrosum kanan dan mendesak pons dan entrikel I/

    Di0erensiasi !ite and gra" matters baik' tidak tampak s!ift dari midline

    struktur. Susunan entrikel ditenga!'simetris' /entrikel III dan lateral tampak

    melebar. Perifer sulci' sulcus S"lii dan basal cisterna tidak melebar.

  • 7/26/2019 Makalah Utk Rs Untan

    18/18

    Sella tursica dan cerebello2pontine angle kiri baik. Orbita tidak tampak

    kelainan. Tampak lesi !iperintens T # pada sinus sp!enoid

    K"sa' * SOL i CPA &a'a' s1/"s$i7 a51s$i5 '"1#i'%a( S528a''%a )

    DD M"'i'/i%a

    H9#5"!2al1s 6s$#1&$i7

    Si'1si$is s!2"'i

    Terima kasi!

    ( #. N1#!#as"$9.S!. Ra)