makalah usman

56
Apr 16 Makalah Praktikum Mikrobiologi Inokulasi MAKALAH AKHIR PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PETERNAKAN INOKULASI Disusun Oleh: 1. Eko Purwanto 2. Dede Masopah 3. Beatul Muarifah 4. Nur Safri F 5. Aprilia 6. Nur Rohmah 7. Tri Indah 8. Reyzan 9. Tri Rachmanto 10. Rakhmat Arifin 11. Rani Puspaningrum

Upload: muh-arsyad

Post on 01-Jan-2016

182 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

makalah

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Usman

Apr16

Makalah Praktikum Mikrobiologi Inokulasi

MAKALAH AKHIR PRAKTIKUMMIKROBIOLOGI PETERNAKAN

INOKULASI

Disusun Oleh:1.      Eko Purwanto                 2.      Dede Masopah3.      Beatul Muarifah4.      Nur Safri F5.      Aprilia6.      Nur Rohmah7.      Tri Indah8.      Reyzan9.      Tri Rachmanto10.  Rakhmat Arifin11.  Rani Puspaningrum12. Jalu

LABORATORIUM ILMU PENGETAHUAN DASAR PETERNAKANFAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS JENDRAL SOEDIRMAN

Page 2: Makalah Usman

PURWOKERTO2013

KATA PENGANTAR

            Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang

kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat,

rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan makalah akhir praktikum mikrobiologi dengan judul ” INOKULASI”.

Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dan motivasi dari berbagai

pihak, karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada asisten

praktikum mikrobiologi Ariani Lepena atas bimbingan dan kepercayaan yang begitu besar

kepada penulis. Semoga semua ini bisa menuntun pada langkah yang lebih baik lagi.

Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan,

namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi.

Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.

                                                                                                            Purwokerto, April 2013

                                                                                                                        Penyusun

Page 3: Makalah Usman

I.                  PENDAHULUAN

1.1        LATAR BELAKANG

Untuk dapat meneliti mikroorganisme di laboratorium kita harus dapat menumbuhkan

mikroorganisme tersebut .  Mikroorganisme dapat berkembang secara alami ataupun buatan.

Substrat yang digunakan manusia dalam dalam mengembangkan dan menumbuhkan

mikroorganisme disebut media . Untuk itu harus dipahami jenis – jenis nutrien yang diisyaratkan

oleh bakteri dan lingkungan fisik yang menyediakan kondisi optimum bagi pertumbuhannya.

Alat – alat yang digunakan dalam perkembangbiakan ini harus disterilkan terlebih dulu , supaya

mikroorganisme yang tidak diinginkan tidak tumbuh , sehingga menghambat pertumbuhan

mikroorganisme .

Dalam teknik biakan murni tidak saja diperlukan bagaimana memperoleh suatu biakan

yang murni, tetapi juga bagaimana memelihara serta mencegah pencemaran dari luar. Inokulasi

dimaksudkan untuk menumbuhkan, meremajakan mikroba dan mendapatkan populasi mikroba

yang murni .  Inokulasi adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama dengan

tingkat ketelitian yang sangat tinggi . Agar biakan bakteri dapat dibuat , maka alat – alat harus

disterilisasi sebelum inokulasi . Sterilisasi merupakan suatu proses untuk mematikan semua

organisme yang terdapat pada suatu benda . Proses sterilisasi dapat dibedakan menjadi tiga

macam yaitu , penggunaan panas ( pemijaran dan udara panas ) , penyaringan , penggunaan

bahan kimia ( etilena oksida , asam perasetat , formal dehida dan glutaraldehida alkalin ) .

Pencemaran biasanya berasal dari udara yang mengandung banyak mikroorganisme .

Pemindahan biakan mikroba yang dibiakkan harus sangat hati-hati dan mematuhi prosedur

laboratorium agar tidak terjadi kontaminasi .  Pada praktikum ini akan dilakukan teknik inokulasi

biakan mikroorganisme pada medium steril untuk mempelajari mikrobiologi dengan satu kultur

murni saja .  Identifikasi biakan mikroorganisme seringkali memerlukan pemindahan ke biakan

segar tanpa terjadi pencemaran .  Pemindahan mikroorganisme ini dilakukan dengan teknik

Page 4: Makalah Usman

aseptik untuk mempertahankan kemurnian biakan selama pemindahan berulangkali. Identifikasi

biakan mikroorganisme seringkali memerlukan pemindahan ke biakan segar tanpa terjadi

pencemaran. Pemindahan mikroorganisme ini dilakukan dengan teknik aseptik untuk

mempertahankan kemurnian biakan selama pemindahan berulangkali.

1.2        Tujuan

1.      Mengetahui macam inokulasi

2.      Mengetahui jenis inokulasi

3.      Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi inokulasi

4.      Mengetahui metode inokulasi

5.      Mengetahui macam media untuk inokulasi

1.3        Rumusan Masalah

1.      Apa Pengaruh dari inokulasi

2.      Bagaimana cara kerja inokulasi

3.      Apa faktor-faktor yang mempengaruhi inokulasi

4.      Metode seperti apa yang digunakan untuk inokulasi

5.      Media apa saja yang digunakan dalam inokulasi

II.               LANDASAN TEORI

Page 5: Makalah Usman

 Penanaman bakteri atau biasa disebut juga inokulasi adalah pekerjaan memindahkan

bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat

tinggi. Untuk melakukan penanaman bakteri (inokulasi) terlebih dahulu diusakan agar semua alat

yang ada dalam hubungannya dengan medium agar tetap steril, hal ini agar menghindari

terjadinya kontaminasi (Dwijoseputro, 1998)

Teknik yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme pada media agar

memungkinkannya tumbuh dengan agak berjauhan dari sesamanya, juga memungkinkan setiap

selnya berhimpun membentuk koloni, yaitu sekelompok massa sel yang dapat dilihat dengan

mata telanjang. Bahan yang diinokulasikan pada medium disebut inokulum, dengan

menginokulasi medium agar nutrien (nutrien agar) dengan metode agar tuang atau media agar

sebar, sel-sel mikroorganisme akan terpisah sendiri-sendiri. Setelah inkubasi, sel-sel mikroba

individu memperbanyak diri secara cepat sehingga dalam waktu 18 sampai 24 jam terbentuklah

massa sel yang dapat dilihat dan dinamakan koloni. Koloni dapat terlihat oleh mata telanjang.

Setiap koloni merupakan biakan murni satu macam mikroorganisme (Pelczar dan Chan, 2007).

Suatu jenis koloni mikroba yang terpisah dari koloni campurannya akan lebih

mudah  untuk diamati. Selain itu teknik untuk memisahkan dan mendapatkan koloni tunggal

serta pemeliharannya terdapat beberapa jenis. Teknik-teknik tersebut memiliki kelebihan dan

kelemahan. Beberapa cara dapat dilakukan untuk menentukan jumlah bakteri yang terdapat pada

bahan pemeriksaan. Cara yang paling sering digunakan adalah cara penghitungan koloni pada

lempeng pembiakan (plate count) atau juga  dapat dilakukan penghitungan langsung secara

mikroskopis  (Burrows, 2004).

            Kemampuan mikroorganisme untuk tumbuh dan tetap hidup merupakan suatu hal yang

penting untuk diketahui. Pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan

mikroba sangat penting di dalam mengendalikan mikroba. Berikut ini faktor-faktor penting yang

mempengaruhi pertumbuhan mikroba, suplai energi, suhu/temperatur, keasaman atau kebasaan

(ph), ketersediaan oksigen (Suriawiria, 2005).

Teknik Inokulasi

Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengisolasi biakan murni mikroorganisme

yaitu :

1.Metode gores

Page 6: Makalah Usman

Teknik ini lebih menguntungkan jika ditinjau dari sudut ekonomi dan waktu,

tetapimemerlukan ketrampilan-ketrampilan yang diperoleh dengan latihan. Penggoresan

yangsempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah. Inokulum digoreskan di

permukaanmedia agar nutrien dalam cawaan petri dengan jarum pindah (lup inokulasi). Di

antaragaris-garis goresan akan terdapat sel-sel yang cukup terpisah sehingga dapat

tumbuhmenjadi koloni (Winarni, 1997).Cara penggarisan dilakukan pada medium pembiakan

padat bentuk lempeng. Biladilakukan dengan baik teknik inilah yang paling praktis. Dalam

pengerjaannya terkadangberbeda pada masing-masing laboratorium tapi tujuannya sama yaiitu

untuk membuatgoresan sebanyak mungkin pada lempeng medium pembiakan (Kus Irianto,

2006)

2.Metode tebar/ sebar 

Setetes inokolum diletakan dalam sebuah medium agar nutrien dalam cawan petri dan

dengan menggunakan batang kaca yang bengkok dan steril. Inokulasi itu disebarkan dalam

medium batang yang sama dapat digunakan dapat menginokulasikan pinggan kedua untuk dapat

menjamin penyebaran bakteri yang merata dengan baik. Pada beberapa pinggan akan muncul

koloni koloni yang terpisah-pisah. Metode tuang  Isolasi menggunakan media cair dengan cara

pengenceran. Metode tuang ini dilakukan dengan cara nutrient agar terlebih dahulu di tuang lalu

diberi mikroba (Prescott,2009)

3.Teknik Aseptik

 Sebelum benar-benar dilakukan proses kultur mikroorganisme, pertama kali kitaharus

mempertimbangkan bagaimana agar tidak terjadi kontaminasi. Mikroorganisme adadimana-

mana. Karena ukurannya yang sangat kecil, mereka mudah lepas dalam udara danpermukaan.

Maka dari itu, kita harus mensterilisasikan medium kultur secepatnya setelahpreparasi untuk

pemindahan mikroorganisme siap dikontaminasikan, ini biasanya terbunuh.Bagaimanapun, itu

sama pentingnya untuk tindakan pencegahan sampai penangananberikutnya mediun kultur harus

tetap steril. Demikian materi yang lain yang akan kontak  juga harus tetap terjaga kesterilannya

(Cappuccino, 1983).Teknik yang digunakan dalam pencegahan kontaminasi hingga kultur

manipulasidan media kultur steril disebut teknik aseptik. Keunggulan itu dibutuhkan

keberhasilandalam laboratorium mikrobiologi, dan salah satu cara belajar dengan

pendampingmikrobilogi. Kontaminasi udara paling sering menjadi masalah karena udara selalu

kontak dengan partikel debu dan umumnya banyak komunitas mikroorganisme

Page 7: Makalah Usman

didalamnya.Ketika wadah dibuka maka segera ditangani agar tidak terkontaminasi dengan udara

sekitar.Transfer aseptik pada kultur dari salah satu medium ke medium yang lain harus

lihaidengan loop inokulasi atau jarum harus disterilkan oleh pembakaran pada nyala api.

Dalampertumbuhan kultur dibutuhkan tempat yang mudah dipindahkan ke permukaan agar

datar,dimana pertumbuhan suatu koloni berasal dari pertumbuhan dan pembelahan sel

tunggal(Cappuccino, 1983).

            Bakteri yang digunakan dalam proses inokulasi Escherichia coli  Menurut Kenneath

tahun (2008),termasuk dalam familiEnterobacteraceae yang termasuk gram negatif dan

berbentuk batang yang fermentatif. E.coli hidup dalam jumlah besar di dalam usus manusia,

yaitu membantu sistem pencernaanmanusia dan melindunginya dari bakteri patogen. Akan tetapi

pada strain baru dari E.colimerupakan patogen berbahaya yang menyebabkan penyakit diare dan

sindrom diarelanjutan serta hemolitik uremic (hus). Peranan yang mengguntungkan adalah

dapatdijadikan percobaan limbah di air, indikator pada level pencemaran air serta

mendeteksipatogen pada feses manusia yang disebabkan oleh

Salmonella typhi (Mikrolibrary, 2008)

III.           PEMBAHASAN

Inokulasi atau penanaman bakteri adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari medium

yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Untuk melakukan

Page 8: Makalah Usman

penanaman bakteri (inokulasi) terlebih dahulu diusahakan agar tetap steril, hal ini agar

menghindari  terjadinya kontaminasi. Pernyataan tersebut dikemukakan Dwijoseputro (1998).

 Ada beberapa teknik / metode dalam proses inokulasai yaitu:

a. Metode gores, metode ini lebih menguntungkan jika dilihat dari sudut ekonomi dan waktu

tetapi memerlukan keterampilan-keterampilan yan di peroleh dengan latihan.

b.Metode tebar, Inokulasi itu disebarkan dalam medium batang yang sama untuk dapat

menjamin penyebaran bakteri yang merata dengan baik.

c.Metode tuang, metode ini bekerja dengan cara menuangkan inokulum dan media pada cawan

petri secara bersamaan.

d.Metode tusuk, Metode tusuk yaitu dengan dengan cara meneteskan atau menusukan ujung

jarum ose yang didalamnya terdapat inokolum, kemudian dimasukkan ke dalam media.

Sedangkan, dalam praktikum yang praktikan lakukan  menggunakan metode pour plat,

dan satu penginokulasian menggunakan metode streak plat pada, yaitu pada media PDA.

Dasar mkanan yang paling baik bagi pemiaraan bakteri adalah medium yang

mengandung zat-zat organik (Dwidjoseputro,1990). Media yang digunakan dalam praktikum

inokulasi ini adalah media NA(Nutrient Agar), Media PDA(Potato Dextrose Agar),  Media

TEA(Tauge Estrak Agar), dan Media TRS (de Man’s Rugosa Stack Agar). Mikroba yang

terbentuk adalah bakteri, jamur, bakteri asam laktat, dan yeast. Pembentukan fungi (jamur) bisa

juga menggunakan media BLA (Banana Leaf Agar) digunakan untuk perbanyakan dan memacu

pembentukan struktur reproduksi atau morfologinya (Wilarso. dkk, 2010). Kandungan yang

terdapat pada media NA adalah : beef extract 3 gram,Tryptone 5 gram, agar 15 gram, akuades

1000 ml. Pada media PDA terdiri dari kentang 200 gram, glukosa 10 gram, agar 15 gram, dan

aquades 1000 ml. Pada media TEA terdiri dari tauge 200 gram, glukosa 10 gram, agar 15 gram,

larutan akuades 1000 ml. Pada media MRS terdiri dari bahan-bahan khusus dan merupakan

media khusus tumbuhnya hanya bakteri asam laktat saja. Bahan-bahan yang terdapat pada media 

tersebut mengandung  Carbon (C), Hydrogen(H), Oksigen(O) dan Nitrogen(N). Ada beberapa

bahan pada media tersebut yang dapat digantikan dengan bahan lain asalkan memiliki fungsi

yang yang sama, seperti glucose bisa digantikan dengan Dextros karena sama-sama berfungsi

sebagai Carbon.

 Pada media NA seharusnya tumbuh bakteri, pada media PDA dan TEA tumbuh jamur

dan pada media MRS tumbuh bakteri asam laktat. Sedangkan, pada praktikum yang dilakukan

Page 9: Makalah Usman

pada media NA tumbuh bakteri dan yeast, pada media PDA tumbuh bakteri dan yeast, pada

media MRS tumbuh bakteri, jamur, dan yeast. Terdapat kesalahan pada praktikum yang

praktikan lakukan karena hasil tidak sesuai dengan apa yang seharusnya, itu dikarenakan telah

terkontaminasinya media ketika proses inokulasi, bisa jadi terkontaminasi oleh udara. Bentuk

bakteri bulat mengkilat, bentuk yeast tak beraturan berwarna samar-samar atau memudar dan

pada jamur terdapat serabut. Pernyataan tersebut digunakan untuk membedakan jenis mikroba

yang tumbuh pada media (Suriawira,1983).

Untuk melakukan penginokulasian dilakukan pengenceran dari produk hasil ternak yaitu

daging sapi, menurut Susilowati (2011), pengenceran dihitung sebagai pengenceran 10 min1,

selanjutnya dilakukan dengan melarutkan 1ml larutan hasil pengenceran 10min1 dengan 9ml

laretan garam fisiologis dan dihitung sebagai pengenceran 10 min2 . Metode pengenceran

tersebut sama dengan yang telah dilakukan dalam praktikum kali ini hanya saja pada praktikum

kali ini praktikan membuat pengenceran sampai 10 min3dan menggunakan aquades yang telah 

di swab dengan daging.

Pada hakekatnnya bakteri tumbuh karena factor lingkungan yaitu: kelembabannya, ada

tidaknya udara, pH lingkungan,tekana osmotic suhu, kandungan bahan makanan, dan kandungan

bahan-bahan yang merusak. Sedangkan pada jamur tumbuh karena tingkat kelembaban udara

tinggi, ada senyawa karbon dan nitrogen, ada oksigen, dan suhu lingkungan sedang  (20-40

derajat C). Yeast atau ragi criteria tumbuhnya hamper sama dengan bakteri.

Inokulum yang kami gunakan adalah bakteri yang diambil dari daging dengan metode

pencairan. Media sreak plate diberi ekstak 10 min3 dan menghasilkan jumlah bkteri 33.000 dan

jumlah yeast 3000, pada media MRS diberi ekstrak 10 min2 dengan tekhnik pour plate

menghasilkan jumlah bakteri 3200, jamur sebanyak 200 dan jumlah yeast 200, pada media PDA

diberi ekstrak 10 min3 dengan tekhnik poure plate menghasilkan jumlah bakteri 17000 dan yeast

sebanyak 7000, dan pada media NA juga menggunakan tekhnik pourplate dengan diberi ekstrak

10 min2 menghasilkan jumlah bakteri 2100 dan yeast sebanyak 1000.

IV.           PENUTUP

4.1 Kesimpulan1)      Semua alat dan bahan harus steril sebelum inokulasi2)      Inokulasi digunakan untuk menumbuhkan mikroba yang diinginkan/ yang bukan merugikan3)      Tujuan pengenceran untuk mempermudah pengamatan dan penghitungan koloni 4)      Bakteri tumbuh membutuhkan nutrient

Page 10: Makalah Usman

4.2  Saran 1)      Praktikum sebaiknya dilaksanakan secara lebih teliti agar hasil yang didapat akurat2)      Saat praktikum hendaknya memakai perlengkapan sebagaimana mestinya3)      Dalam mengiokulasi selalu dilakukan dengan aseptis

DAFTAR PUSTAKA

Burrows, 2004. Prinsip-prinsip Fisiologi Mikoba. Biologi FMIPA ITB : Bandung

Cappuccino. 1983.“ Isolasi menggunakan Actinase E dan EDTA” Studi tentang

Chitin                                          Cangkang Udang (Penaeus merguiensis) I. Agritech 10 (3)

Dwijoseputro. 1998. Biologi – Jilid 2.ed.2. Erlangga: Jakarta

Dwidjoseputro,D.1990.Dasar-Dasar Mikrobiologi.Djambatan.jakarta

Gaharu dari Batang Aquilaria spp”.Jurnal silvikultur tropika,vol 01,no 1,desembe,hal 1-5

ISSN:2086-8227

Irianto Kus. 2006. Buku Pegangan Kuliah Patologi Klinik I Jilid 1. Bagian Patologi

Klinik                                    Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro: Semarang

Irianto Kus. 2006. Kamus Biologi. Edisi Pertama. Bumi Aksara : Jakarta

Mikrolibrary. 2008. Molecular and Biotechnological Aspects of Microbial Proteases

Microb.                                  Mol. Biol.Rev.62

Pelczar dan Chan. 2007. Analisis Mikroba pada Inokulasi . Edisi Kelima.Erlangga: Jakarta

            Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassr : Makasar

Prescott,2009. Comprehensive Tutorial and Reference. Prentice Hall: New Jersey

Suriawiria 2005. Buku Penuntun Praktikum Mikrobiologi  Farmasi. Jurasan Farmasi

Page 11: Makalah Usman

Suriawira.1983.Pengantar Mikrobiologi umum.Angkasa.Bandung

Wilarso,sri.dkk.2010.”Identifikasi Jenis-Jenis Fungi yang Potensial terhadap Pembentukan

Winarni.1997 . Telaah Formulasi Aditif di dalam Peningkatan Daya Simpan Protease                                           

Bacillus sp., Laporan Penelitian. Fateta IPB

Geplaas 16th April deur Elko Pentom 0

Add a comment

Kampung Kita Inspirasi Indonesia

Classic Flipcard Magazine Mosaic Sidebar Snapshot Timeslide

1.

Apr

16

Makalah Praktikum Mikrobiologi Inokulasi

MAKALAH AKHIR PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI PETERNAKAN

Page 12: Makalah Usman

INOKULASI

Disusun Oleh:

1.      Eko Purwanto                 2.      Dede Masopah3.      Beatul Muarifah4.      Nur Safri F5.      Aprilia6.      Nur Rohmah7.      Tri Indah8.      Reyzan9.      Tri Rachmanto10.  Rakhmat Arifin11.  Rani Puspaningrum12. Jalu

LABORATORIUM ILMU PENGETAHUAN DASAR PETERNAKANFAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS JENDRAL SOEDIRMANPURWOKERTO

2013

Page 13: Makalah Usman

KATA PENGANTAR

            Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit

sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas

segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga

penulis dapat menyelesaikan makalah akhir praktikum mikrobiologi dengan judul ”

INOKULASI”.

Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dan motivasi dari

berbagai pihak, karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada asisten praktikum mikrobiologi Ariani Lepena atas bimbingan dan kepercayaan

yang begitu besar kepada penulis. Semoga semua ini bisa menuntun pada langkah yang

lebih baik lagi.

Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan

kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik

dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi.

Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.

                                                                                                            Purwokerto, April

2013

                                                                                                                        Penyusun

Page 14: Makalah Usman

I.                  PENDAHULUAN

1.1        LATAR BELAKANG

Untuk dapat meneliti mikroorganisme di laboratorium kita harus dapat

menumbuhkan mikroorganisme tersebut .  Mikroorganisme dapat berkembang secara

alami ataupun buatan. Substrat yang digunakan manusia dalam dalam mengembangkan

dan menumbuhkan mikroorganisme disebut media . Untuk itu harus dipahami jenis –

jenis nutrien yang diisyaratkan oleh bakteri dan lingkungan fisik yang menyediakan

kondisi optimum bagi pertumbuhannya. Alat – alat yang digunakan dalam

perkembangbiakan ini harus disterilkan terlebih dulu , supaya mikroorganisme yang tidak

diinginkan tidak tumbuh , sehingga menghambat pertumbuhan mikroorganisme .

Page 15: Makalah Usman

Dalam teknik biakan murni tidak saja diperlukan bagaimana memperoleh suatu

biakan yang murni, tetapi juga bagaimana memelihara serta mencegah pencemaran dari

luar. Inokulasi dimaksudkan untuk menumbuhkan, meremajakan mikroba dan

mendapatkan populasi mikroba yang murni .  Inokulasi adalah pekerjaan memindahkan

bakteri dari medium yang lama dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi . Agar biakan

bakteri dapat dibuat , maka alat – alat harus disterilisasi sebelum inokulasi . Sterilisasi

merupakan suatu proses untuk mematikan semua organisme yang terdapat pada suatu

benda . Proses sterilisasi dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu , penggunaan panas (

pemijaran dan udara panas ) , penyaringan , penggunaan bahan kimia ( etilena oksida ,

asam perasetat , formal dehida dan glutaraldehida alkalin ) .

Pencemaran biasanya berasal dari udara yang mengandung banyak

mikroorganisme . Pemindahan biakan mikroba yang dibiakkan harus sangat hati-hati dan

mematuhi prosedur laboratorium agar tidak terjadi kontaminasi .  Pada praktikum ini

akan dilakukan teknik inokulasi biakan mikroorganisme pada medium steril untuk

mempelajari mikrobiologi dengan satu kultur murni saja .  Identifikasi biakan

mikroorganisme seringkali memerlukan pemindahan ke biakan segar tanpa terjadi

pencemaran .  Pemindahan mikroorganisme ini dilakukan dengan teknik aseptik untuk

mempertahankan kemurnian biakan selama pemindahan berulangkali. Identifikasi biakan

mikroorganisme seringkali memerlukan pemindahan ke biakan segar tanpa terjadi

pencemaran. Pemindahan mikroorganisme ini dilakukan dengan teknik aseptik untuk

mempertahankan kemurnian biakan selama pemindahan berulangkali.

1.2        Tujuan

1.      Mengetahui macam inokulasi

2.      Mengetahui jenis inokulasi

3.      Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi inokulasi

Page 16: Makalah Usman

4.      Mengetahui metode inokulasi

5.      Mengetahui macam media untuk inokulasi

1.3        Rumusan Masalah

1.      Apa Pengaruh dari inokulasi

2.      Bagaimana cara kerja inokulasi

3.      Apa faktor-faktor yang mempengaruhi inokulasi

4.      Metode seperti apa yang digunakan untuk inokulasi

5.      Media apa saja yang digunakan dalam inokulasi

II.               LANDASAN TEORI

 Penanaman bakteri atau biasa disebut juga inokulasi adalah pekerjaan

memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat

ketelitian yang sangat tinggi. Untuk melakukan penanaman bakteri (inokulasi) terlebih

Page 17: Makalah Usman

dahulu diusakan agar semua alat yang ada dalam hubungannya dengan medium agar tetap

steril, hal ini agar menghindari terjadinya kontaminasi (Dwijoseputro, 1998)

Teknik yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme pada media agar

memungkinkannya tumbuh dengan agak berjauhan dari sesamanya, juga memungkinkan

setiap selnya berhimpun membentuk koloni, yaitu sekelompok massa sel yang dapat

dilihat dengan mata telanjang. Bahan yang diinokulasikan pada medium disebut

inokulum, dengan menginokulasi medium agar nutrien (nutrien agar) dengan metode agar

tuang atau media agar sebar, sel-sel mikroorganisme akan terpisah sendiri-sendiri.

Setelah inkubasi, sel-sel mikroba individu memperbanyak diri secara cepat sehingga

dalam waktu 18 sampai 24 jam terbentuklah massa sel yang dapat dilihat dan dinamakan

koloni. Koloni dapat terlihat oleh mata telanjang. Setiap koloni merupakan biakan murni

satu macam mikroorganisme (Pelczar dan Chan, 2007).

Suatu jenis koloni mikroba yang terpisah dari koloni campurannya akan lebih

mudah  untuk diamati. Selain itu teknik untuk memisahkan dan mendapatkan koloni

tunggal serta pemeliharannya terdapat beberapa jenis. Teknik-teknik tersebut memiliki

kelebihan dan kelemahan. Beberapa cara dapat dilakukan untuk menentukan jumlah

bakteri yang terdapat pada bahan pemeriksaan. Cara yang paling sering digunakan adalah

cara penghitungan koloni pada lempeng pembiakan (plate count) atau juga  dapat

dilakukan penghitungan langsung secara mikroskopis  (Burrows, 2004).

            Kemampuan mikroorganisme untuk tumbuh dan tetap hidup merupakan suatu hal

yang penting untuk diketahui. Pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

pertumbuhan mikroba sangat penting di dalam mengendalikan mikroba. Berikut ini

faktor-faktor penting yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba, suplai

energi, suhu/temperatur, keasaman atau kebasaan (ph), ketersediaan oksigen (Suriawiria,

2005).

Teknik Inokulasi

Page 18: Makalah Usman

Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengisolasi biakan murni

mikroorganisme yaitu :

1.Metode gores

Teknik ini lebih menguntungkan jika ditinjau dari sudut ekonomi dan waktu,

tetapimemerlukan ketrampilan-ketrampilan yang diperoleh dengan latihan. Penggoresan

yangsempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah. Inokulum digoreskan di

permukaanmedia agar nutrien dalam cawaan petri dengan jarum pindah (lup inokulasi).

Di antaragaris-garis goresan akan terdapat sel-sel yang cukup terpisah sehingga dapat

tumbuhmenjadi koloni (Winarni, 1997).Cara penggarisan dilakukan pada medium

pembiakan padat bentuk lempeng. Biladilakukan dengan baik teknik inilah yang paling

praktis. Dalam pengerjaannya terkadangberbeda pada masing-masing laboratorium tapi

tujuannya sama yaiitu untuk membuatgoresan sebanyak mungkin pada lempeng medium

pembiakan (Kus Irianto, 2006)

2.Metode tebar/ sebar 

Setetes inokolum diletakan dalam sebuah medium agar nutrien dalam cawan petri

dan dengan menggunakan batang kaca yang bengkok dan steril. Inokulasi itu disebarkan

dalam medium batang yang sama dapat digunakan dapat menginokulasikan pinggan

kedua untuk dapat menjamin penyebaran bakteri yang merata dengan baik. Pada

beberapa pinggan akan muncul koloni koloni yang terpisah-pisah. Metode tuang  Isolasi

menggunakan media cair dengan cara pengenceran. Metode tuang ini dilakukan dengan

cara nutrient agar terlebih dahulu di tuang lalu diberi mikroba (Prescott,2009)

3.Teknik Aseptik

 Sebelum benar-benar dilakukan proses kultur mikroorganisme, pertama kali

kitaharus mempertimbangkan bagaimana agar tidak terjadi kontaminasi. Mikroorganisme

adadimana-mana. Karena ukurannya yang sangat kecil, mereka mudah lepas dalam udara

danpermukaan. Maka dari itu, kita harus mensterilisasikan medium kultur secepatnya

setelahpreparasi untuk pemindahan mikroorganisme siap dikontaminasikan, ini biasanya

Page 19: Makalah Usman

terbunuh.Bagaimanapun, itu sama pentingnya untuk tindakan pencegahan sampai

penangananberikutnya mediun kultur harus tetap steril. Demikian materi yang lain yang

akan kontak  juga harus tetap terjaga kesterilannya (Cappuccino, 1983).Teknik yang

digunakan dalam pencegahan kontaminasi hingga kultur manipulasidan media kultur

steril disebut teknik aseptik. Keunggulan itu dibutuhkan keberhasilandalam laboratorium

mikrobiologi, dan salah satu cara belajar dengan pendampingmikrobilogi. Kontaminasi

udara paling sering menjadi masalah karena udara selalu kontak dengan partikel debu dan

umumnya banyak komunitas mikroorganisme didalamnya.Ketika wadah dibuka maka

segera ditangani agar tidak terkontaminasi dengan udara sekitar.Transfer aseptik pada

kultur dari salah satu medium ke medium yang lain harus lihaidengan loop inokulasi atau

jarum harus disterilkan oleh pembakaran pada nyala api. Dalampertumbuhan kultur

dibutuhkan tempat yang mudah dipindahkan ke permukaan agar datar,dimana

pertumbuhan suatu koloni berasal dari pertumbuhan dan pembelahan sel

tunggal(Cappuccino, 1983).

            Bakteri yang digunakan dalam proses inokulasi Escherichia coli  Menurut

Kenneath tahun (2008),termasuk dalam familiEnterobacteraceae yang termasuk gram

negatif dan berbentuk batang yang fermentatif. E.coli hidup dalam jumlah besar di dalam

usus manusia, yaitu membantu sistem pencernaanmanusia dan melindunginya dari

bakteri patogen. Akan tetapi pada strain baru dari E.colimerupakan patogen berbahaya

yang menyebabkan penyakit diare dan sindrom diarelanjutan serta hemolitik uremic

(hus). Peranan yang mengguntungkan adalah dapatdijadikan percobaan limbah di air,

indikator pada level pencemaran air serta mendeteksipatogen pada feses manusia yang

disebabkan oleh

Salmonella typhi (Mikrolibrary, 2008)

Page 20: Makalah Usman

III.           PEMBAHASAN

Inokulasi atau penanaman bakteri adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari

medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi.

Untuk melakukan penanaman bakteri (inokulasi) terlebih dahulu diusahakan agar tetap

steril, hal ini agar menghindari  terjadinya kontaminasi. Pernyataan tersebut dikemukakan

Dwijoseputro (1998).

 Ada beberapa teknik / metode dalam proses inokulasai yaitu:

a. Metode gores, metode ini lebih menguntungkan jika dilihat dari sudut ekonomi dan

waktu tetapi memerlukan keterampilan-keterampilan yan di peroleh dengan latihan.

b.Metode tebar, Inokulasi itu disebarkan dalam medium batang yang sama untuk dapat

menjamin penyebaran bakteri yang merata dengan baik.

c.Metode tuang, metode ini bekerja dengan cara menuangkan inokulum dan media pada

cawan petri secara bersamaan.

Page 21: Makalah Usman

d.Metode tusuk, Metode tusuk yaitu dengan dengan cara meneteskan atau menusukan

ujung jarum ose yang didalamnya terdapat inokolum, kemudian dimasukkan ke dalam

media.

Sedangkan, dalam praktikum yang praktikan lakukan  menggunakan metode pour

plat, dan satu penginokulasian menggunakan metode streak plat pada, yaitu pada media

PDA.

Dasar mkanan yang paling baik bagi pemiaraan bakteri adalah medium yang

mengandung zat-zat organik (Dwidjoseputro,1990). Media yang digunakan dalam

praktikum inokulasi ini adalah media NA(Nutrient Agar), Media PDA(Potato Dextrose

Agar),  Media TEA(Tauge Estrak Agar), dan Media TRS (de Man’s Rugosa Stack Agar).

Mikroba yang terbentuk adalah bakteri, jamur, bakteri asam laktat, dan yeast.

Pembentukan fungi (jamur) bisa juga menggunakan media BLA (Banana Leaf Agar)

digunakan untuk perbanyakan dan memacu pembentukan struktur reproduksi atau

morfologinya (Wilarso. dkk, 2010). Kandungan yang terdapat pada media NA adalah :

beef extract 3 gram,Tryptone 5 gram, agar 15 gram, akuades 1000 ml. Pada media PDA

terdiri dari kentang 200 gram, glukosa 10 gram, agar 15 gram, dan aquades 1000 ml.

Pada media TEA terdiri dari tauge 200 gram, glukosa 10 gram, agar 15 gram, larutan

akuades 1000 ml. Pada media MRS terdiri dari bahan-bahan khusus dan merupakan

media khusus tumbuhnya hanya bakteri asam laktat saja. Bahan-bahan yang terdapat

pada media  tersebut mengandung  Carbon (C), Hydrogen(H), Oksigen(O) dan

Nitrogen(N). Ada beberapa bahan pada media tersebut yang dapat digantikan dengan

bahan lain asalkan memiliki fungsi yang yang sama, seperti glucose bisa digantikan

dengan Dextros karena sama-sama berfungsi sebagai Carbon.

 Pada media NA seharusnya tumbuh bakteri, pada media PDA dan TEA tumbuh

jamur dan pada media MRS tumbuh bakteri asam laktat. Sedangkan, pada praktikum

yang dilakukan pada media NA tumbuh bakteri dan yeast, pada media PDA tumbuh

bakteri dan yeast, pada media MRS tumbuh bakteri, jamur, dan yeast. Terdapat kesalahan

pada praktikum yang praktikan lakukan karena hasil tidak sesuai dengan apa yang

seharusnya, itu dikarenakan telah terkontaminasinya media ketika proses inokulasi, bisa

Page 22: Makalah Usman

jadi terkontaminasi oleh udara. Bentuk bakteri bulat mengkilat, bentuk yeast tak

beraturan berwarna samar-samar atau memudar dan pada jamur terdapat serabut.

Pernyataan tersebut digunakan untuk membedakan jenis mikroba yang tumbuh pada

media (Suriawira,1983).

Untuk melakukan penginokulasian dilakukan pengenceran dari produk hasil

ternak yaitu daging sapi, menurut Susilowati (2011), pengenceran dihitung sebagai

pengenceran 10 min1, selanjutnya dilakukan dengan melarutkan 1ml larutan hasil

pengenceran 10min1 dengan 9ml laretan garam fisiologis dan dihitung sebagai

pengenceran 10 min2 . Metode pengenceran tersebut sama dengan yang telah dilakukan

dalam praktikum kali ini hanya saja pada praktikum kali ini praktikan membuat

pengenceran sampai 10 min3dan menggunakan aquades yang telah  di swab dengan

daging.

Pada hakekatnnya bakteri tumbuh karena factor lingkungan yaitu:

kelembabannya, ada tidaknya udara, pH lingkungan,tekana osmotic suhu, kandungan

bahan makanan, dan kandungan bahan-bahan yang merusak. Sedangkan pada jamur

tumbuh karena tingkat kelembaban udara tinggi, ada senyawa karbon dan nitrogen, ada

oksigen, dan suhu lingkungan sedang  (20-40 derajat C). Yeast atau ragi criteria

tumbuhnya hamper sama dengan bakteri.

Inokulum yang kami gunakan adalah bakteri yang diambil dari daging dengan

metode pencairan. Media sreak plate diberi ekstak 10 min3 dan menghasilkan jumlah

bkteri 33.000 dan jumlah yeast 3000, pada media MRS diberi ekstrak 10 min2 dengan

tekhnik pour plate menghasilkan jumlah bakteri 3200, jamur sebanyak 200 dan jumlah

yeast 200, pada media PDA diberi ekstrak 10 min3 dengan tekhnik poure plate

menghasilkan jumlah bakteri 17000 dan yeast sebanyak 7000, dan pada media NA juga

menggunakan tekhnik pourplate dengan diberi ekstrak 10 min2 menghasilkan jumlah

bakteri 2100 dan yeast sebanyak 1000.

IV.           PENUTUP

Page 23: Makalah Usman

4.1 Kesimpulan

1)      Semua alat dan bahan harus steril sebelum inokulasi2)      Inokulasi digunakan untuk menumbuhkan mikroba yang diinginkan/ yang

bukan merugikan3)      Tujuan pengenceran untuk mempermudah pengamatan dan penghitungan

koloni 4)      Bakteri tumbuh membutuhkan nutrient

4.2  Saran

1)      Praktikum sebaiknya dilaksanakan secara lebih teliti agar hasil yang didapat akurat

2)      Saat praktikum hendaknya memakai perlengkapan sebagaimana mestinya3)      Dalam mengiokulasi selalu dilakukan dengan aseptis

DAFTAR PUSTAKA

Page 24: Makalah Usman

Burrows, 2004. Prinsip-prinsip Fisiologi Mikoba. Biologi FMIPA ITB : Bandung

Cappuccino. 1983.“ Isolasi menggunakan Actinase E dan EDTA” Studi tentang

Chitin                                          Cangkang Udang (Penaeus merguiensis) I. Agritech 10

(3)

Dwijoseputro. 1998. Biologi – Jilid 2.ed.2. Erlangga: Jakarta

Dwidjoseputro,D.1990.Dasar-Dasar Mikrobiologi.Djambatan.jakarta

Gaharu dari Batang Aquilaria spp”.Jurnal silvikultur tropika,vol 01,no 1,desembe,hal 1-5

ISSN:2086-8227

Irianto Kus. 2006. Buku Pegangan Kuliah Patologi Klinik I Jilid 1. Bagian Patologi

Klinik                                    Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro: Semarang

Irianto Kus. 2006. Kamus Biologi. Edisi Pertama. Bumi Aksara : Jakarta

Mikrolibrary. 2008. Molecular and Biotechnological Aspects of Microbial Proteases

Microb.                                  Mol. Biol.Rev.62

Pelczar dan Chan. 2007. Analisis Mikroba pada Inokulasi . Edisi Kelima.Erlangga:

Jakarta

            Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassr : Makasar

Prescott,2009. Comprehensive Tutorial and Reference. Prentice Hall: New Jersey

Suriawiria 2005. Buku Penuntun Praktikum Mikrobiologi  Farmasi. Jurasan Farmasi

Suriawira.1983.Pengantar Mikrobiologi umum.Angkasa.Bandung

Wilarso,sri.dkk.2010.”Identifikasi Jenis-Jenis Fungi yang Potensial terhadap

Pembentukan

Page 25: Makalah Usman

Winarni.1997 . Telaah Formulasi Aditif di dalam Peningkatan Daya Simpan

Protease                                            Bacillus sp., Laporan Penelitian. Fateta IPB

Geplaas 16th April deur Elko Pentom

0

Add a comment

Laai Stuur terugvoer

Page 26: Makalah Usman

Makalah ">

powered by

Jumat, 03 Desember 2010

Makalah isolasi dan kultivasi mikroba

http://heldaluvchemeng.blogspot.com/2010/11/isolasi-dan-kultivasi-mikroba.html

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mempelajari teknik-teknik isolasi dan kultivasi (pemeliharaan) mikroba.

1.2 Latar Belakang

Mikroorganisme sebagai makhluk hidup sama dengan organisme hidup lainnya sangat memerlukan energi dan bahan-bahan untuk membangun tubuhnya, seperti dalam sintesis protoplasma dan bagian-bagian sel lainnya. Bahan-bahan tersebut disebut nutrien. Untuk memanfaatkan bahan-bahan tersebut, maka sel melakukan suatu kegiatan-kegiatan, sehingga menyebabkan perubahan kimia

Page 27: Makalah Usman

di dalam selnya. Semua reaksi yang teratah yang berlangsung di dalam sel ini disebut metabolisme. Metabolisme yang melibatkan berbagai macam reaksi di dalam sel tersebut, hanya dapat berlangsung atas bantuan dari suatu senyawa organik yang disebut juga biokatalisator yang dinamakan enzim (Djide, 2006).

Peran utama nutrien adalah sebagai sumber energi, bahan pembangun sel, dan sebagai aseptor elektron dalam reaksi bioenergetik (reaksi yang menghasilkan energi). Oleh karenanya bahan makanan yang diperlukan terdiri dari air, sumber energi, sumber karbon, sumber aseptor elektron, sumber mineral, faktor pertumbuhan, dan nitrogen. “Selain itu, secara umum nutrient dalam media pembenihan harus mengandung seluruh elemen yang penting untuk sintesis biologik oranisme baru (Jawetz, 2001).

Saat ini media agar merupakan media yang sangat umum digunakan dalam penelitian-penelitian mikrobiologi. Media agar ini memungkinkan untuk dilakukannya isolasi bakteri dari suatu sampel, karakterisasi morfologi, sampai penghitungaan bakteri yang dikenal dengan nama total plate count. Bentuk koloni bakteri dan warna-warninya mudah sekali dikenali dengan media ini dengan cara mengubah komposisi nutrien atau menambahkan indikator (Achmad, 2007).

BAB II

DASAR TEORI

Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat hara (nutrien) yang berguna untuk membiakkan mikroba. Dengan menggunakan bermacam-macam media dapat dilakukan isolasi, perbanyakan, pengujian sifat fisiologis dan perhitungan sejumlah mikroba. Supaya mikroba dapat tumbuh baik dalam suatu media, maka medium tersebut harus memenuhi syarat-syarat, antara lain : harus mengandung semua zat hara yang mudah digunakan oleh mikroba, harus mempunyai tekanan osmosis, tegangan permukaan dan pH yang sesuai dengan kebutuhan mikroba yang akan tumbuh, tidak mengandung zat-zat yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba, harus berada dalam keadaan steril sebelum digunakan, agar mikroba yang ditumbuhkan dapat tumbuh dengan baik (Sutedjo, 1990).

Suatu medium yang mengandung substansi kompleks seperti ekstrak daging sapi, ekstrak khamir, tripton, dan darah disebut sebagai medium buatan atau medium kompleks (artificial or complex medium). Sebagai lawannya, kita acu medium yang rumus kimia masing-masing ramuannya dapat dituliskan sebagai medium sintesis (synthtetical medium) atau medium yang ditentukan (difined medium). Medium sintesis mungkin sangat rumit dan sangat berbeda sesuai dengan organisme tertentu

Page 28: Makalah Usman

yang hendak ditumbuhkan. Untuk sebagian besar, medium sintesis hanya digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme di laboratorium penelitian (Volk & Wheeler, 1993).

Agar-agar, gelatin atau gel silika merupakan bahan untuk membuat medium menjadi padat. Namun, yang paling umum digunakan adalah agar-agar. Meskipun bahan utama agar-agar adalah gelatin, yaitu suatu kompleks karbohidrat yang diekstraksi dari alga marin genus gelidium, namun sebagian mikroorganisme tidak dapat menggunakannya sebagai makanan sehingga agar-agar dapat berlaku hanya sebagai pemadat (Hadioetomo, 1993).

Untuk perhitungan mikroorganisme mungkin yang paling sering digunakan adalah prosedur penumbuhan dalam agar. Secara sederhana suatu contoh suspensi sel atau bahan pangan homogenat diinokulasi ke dalam atau ke atas media nutrien agar dan setelah diinkubasi, jumlah koloni yang terbentuk dihitung. Karena satu koloni menunjukkan jumlah sel dalam larutan asalnya (Buckle, 1985).

Perhitungan secara penumbuhan dalam cawan petri dapat dilakukan dengan menggunakan tiga metode yaitu : dalam metode penuangan, 1,0 ml contoh dipindahkan ke dasar cawan dan dituangkan diatasnya 15-20 ml media agar yang telah didinginkan sampai 45o – 50oC dan dicampur serata mungkin. Setelah inkubasi, koloni baik yang tumbuh di dalam agar atau dipermukaannya dihitung. Prosedur ini termasuk yang paling peka, sampai sejumlah 20 sel/ml dapat dihitung. Metode ini tidak dapat diterapkan dalam studi lapangan karena dibutuhkan alat-alat untuk mencairkan dan mendinginkan media agar. Berikutnya metode penyebaran pada permukaan cawan dilakukan dengan menggunakan 0,1 ml larutan contoh disebaratakan di permukaan media agar yang tersedia dengan tongkat gelas yang melengkung (bent glass rod) yang telah disterilkan. Setelah inkubasi, koloni yang tumbuh di permukaan dari media dihitung. Karena penggunaan volume larutan yang sedikit yaitu 0,1 ml, maka kepekaannya sekitar 300 sel/ml. Oleh karena media agar dalam cawan telah disiapkan lebih dahulu, maka metode ini dapat diterapkan dalam studi lapangan. Dan terakhir adalah metode penetesan pada cawan, media yang dipersiapkan terlebih dahulu dibagi-bagi menjadi 3 atau 4 sektor dan setetes larutan contoh (0,02 ml) dipindahkan ke masing-masing sektor. Setelah tetesan tersebut dibiarkan kering, cawan petri kemudian diinkubasi. Suatu pipet penetes yang telah dikalibrasi dipergunakan untuk mengukur dan memindahkan tetesan. Pengenceran contoh diatur sedemikian rupa sehingga diperoleh antara 5 sampai 20 koloni terbentuk dari setiap tetesan pada permukaan media agar. Satu keuntungan metode ini adalah bahwa perhitungan dapat dilakukan 3-4 kali ulangan sekaligus dalam satu cawan, sehingga dapat menghemat bahan-bahan untuk uji mikrobiologi. Contoh bahan yang mengandung sekecil 250 sel setiap ml masih dapat dihitung dan teknik ini dapat diterapkan dalam percobaan-percobaan lapangan (Buckle, 1985).

Keragaman yang luas dalam hal tipe nutrisi diantara mikroorganisme diimbangi oleh tersedianya berbagai media yang banyak macamnya untuk kultivasinya. Macam media yang tersedia dapat dikelompokkan dengan berbagai cara. Selain menyediakan nutrien yang sesuai untuk kultivasi mikroorganisme, juga perlu disediakan kondisi fisik yang memungkinkan pertumbuhan optimum. Mikroorganisme tidak hanya amat bervariasi dalam persyaratan nutrisinya, tetapi juga menunjukkan respons yang berbeda-beda terhadap kondisi fisik di dalam lingkungannya. Untuk keberhasilan kultivasi berbagai tipe bakteri, dibutuhkan satu kombinasi nutrien serta lingkungan fisik yang sesuai. Perkembangbiakkan bakteri dipengaruhi beberapa faktor, yaitu ;

Page 29: Makalah Usman

a. Suhu

b. Cahaya

c. Pengeringan (kelembaban)

d. Keasaman (pH)

e. Pengaruh O2 dari udara

f. Pengaruh tekanan osmotik

g. Pengaruh mikroorganisme disekitarnya

h. Pengaruh zat kimia

Koloni bakteri memiliki beberapa ciri berdasarkan bentuk, tepian, dan elevasinya:

1. Berdasarkan bentuk, contohnya

a. Bundar

b. Bundar dengan tepian kerang

c. Bundar dengan tepian timbul

d. Keriput

e. Tak beraturan dan menyebar

2. Berdasarkan tepian, contohnya :

a. Licin

b. Berombak

c. Berlekuk

d. Tak beraturan

e. Siliat

3. Berdasarkan elevasi, contohnya :

a. Datar

b. Timbul

c. Cembung

Page 30: Makalah Usman

d. Seperti tetesan

e. Seperti tombol

Sifat-sifat yang perlu diperhatikan pada koloni yang tumbuh dipermukaan medium yaitu :

a. Besar kecilnya koloni

b. Bentuk

c. Kenaikan permukaan

d. Halus kasarnya permukaan

e. Wajah permukaan

f. Warna

g. Kepekaan

Sifat-sifat koloni pada agar-agar lempengan mengenai bentuk, permukaan dan tepi. Sedangkan sifat-sifat koloni pada agar-agar miring berisikan pada bentuk dan tepi koloni. Jamur merupakan salah satu anggota dari fungi. Kadang pertumbuhannya pada makanan mudah dilihat karena tampak berserabut seperti kapas. Mula-mula berwarna putih jika sudah ada spora terbentuk warna (tergantung jenis jamurnya). Ada tiga macam morfologi hifa, yaitu :

a. Aseptat atau senosit

b. Septat dengan sel-sel uninukleat

c. Septat dengan sel-sel multinukleat

Nama jenis jamur yang sering ditemui adalah sebagai berikut :

1. Penicillium : hijau kebiruan, susunan konidia seperti sapu

2. Aspergillus : hijau kebiruan dengan area kuning sulfur pada permukaannya

3. Verticillium : coklat merah muda, konidia berbentuk elips

4. Irichoderma : hijau, secara makroskopis menyerupai penicillium

5. Gliocladium : hijau kehitaman, tumbuh lebih cepat dari 1 dan 2

6. Hormodendrum : permukaan hijau muda sampai kelabu, permukaan bagian bawah berwarna kelabu sampai hitam

7. Pleopora : permukaan sawo matang sampai hijau dengan permukaan belakang coklat sampai hitam, memperlihatkan oskospora

Page 31: Makalah Usman

8. Scopulariopsisi : coklat muda, konidia berdinding kasar

9. Paecilomyces : coklat kekuningan, konidia berbentuk elips

10. Alternaria : permukaan hitam dengan tepian kelabu, permukaan belakang berwarna hitam

11. Helminthosporium : permukaan hitam dengan tepian kelabu

12. Pullularia : permukaan hitam, mengkilat, seperti kulit, berdinding tebal dengan spora menguncup

13. Oospora : permukaan berwarna kulit hifa pecah menjadi sel-sel berbentuk persegi panjang dan berdinding tipis.

Di alam bebas tidak ada bakteri yang hidup sendiri terlepas dari spesies lainnya. Di laboratorium, supaya kita hanya mendapat satu spesies saja dalam suatu biakan campuran menjadi biakan murni memerlukan teknik-teknik untuk mengisolasi. Populasi campuran menjadi satu populasi sel. Biakan murni adalah biakan yang hanya terdiri dari satu populasi jenis mikroba yang semuanya berasal dari satu sel induk. Isolasi bakteri artinya memisahkan satu jenis bakteri dari biakan campuran menjadi biakan murni. Untuk mengisolasi suatu spesies dikenal beberapa cara, yaitu :

1. Cara cawan gores

2. cara cawan tuang

3. Cara cawan sebar

(Caray, 2008).

Page 32: Makalah Usman

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat

Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah cawan petri steril, tabung reaksi steril, jarum ose dan lampu bunsen.

3.2 Bahan

Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah akuades, alkohol 70 %, medium NA, PDA , MEA dan biakan murni.

3.3 Prosedur Kerja

1. Disiapkan jarum ose.

2. Diambil 2 tabung reaksi, tabung 1 sebagai medium steril dan tabng 2 sebagai biakan murni. Dipegang tabung tersebut di tangan kiri dan ose di tangan kanan.

3. Dipanaskan ose dengan bunsen sampai pijar. Digerakkan naik turun supaya pemanasan terjadi sampai batas jarum.

4. Dinginkan ose selama 30 detik untuk mencegah mikroba mati.

5. Diangkat sumbat kedua tabung satu demi satu dengan kelingking kanan untuk tabung dua dan jari manis untuk tabung satu.

6. Dipanaskan mulut tabung dengan bunsen bolak-balik sebanyak 2 kali.

7. Digoreskan ose dengan metode gores untuk biakan E.Coli dan Saccaharomyces sp. dan untuk Aspergillus sp. hanya di titik kan saja pada media.

8. Panaskan kembali mulut tabung reaksi dan tutup lagi dengan sumbat.

Page 33: Makalah Usman

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Tabel 4.1.1 Kultivasi Bakteri E. coli

No. Gambar Kode Isolat

Jumlah Koloni

Bentuk Tepian Warna Elevasi

1.

NA1 (1) 35Berbenang-

benangBercabang

Putih susu

Cembung

2.

NA2 (1) 45 RizoidTak

beraturanPutih susu

Cembung

3.

NA3 (1) 25

Tak beraturan

dan menyebar

BerombakPutih susu

Cembung

Page 34: Makalah Usman

4.

NA1 (4) 8Bundar dan

tepian menyebar

BercabangPutih susu

Datar

5.NA2 (4) 19 Konsentris Tak

beraturanPutih susu

Cembung

6.

NA3 (4) 49

Tak beraturan

dan menyebar

Berombak Putih susu

Seperti kawah

Tabel 4.1.2 Kultivasi Jamur Aspergillus sp.

No. Gambar Kode Isolat Jumlah Koloni

Bentuk Tepian Warna Elevasi

1.

PDA1 (2) 50 Filiform Wol Hitam Tombol

2.

PDA2 (2) 79 L Wol Hitam Tombol

3.

PDA3 (2) 111 Filiform Wol Hitam Kawah

4. PDA1 (5) 66 Bundar menyebar

Wol Hitam Kawah

Tabel 4.1.3 Kultivasi Khamir Saccaromyces

Page 35: Makalah Usman

No. Gambar Kode Isolat Jumlah Koloni

Bentuk Tepian Warna Elevasi

1.

MEA1 (3) 130 L Licin Putih susu mengkilap Tombol

2.

MEA2 (3) 43 L LicinPutih susu mengkilap Tombol

3.

MEA3 (3) 53 L LicinPutih susu mengkilap Tombol

4.MEA1 (6) 68 L Licin Putih susu

mengkilapTombol

5.

MEA2 (6) 116 L LicinPutih susu mengkilap

Tombol

6.

MEA3 (6) 93 L LicinPutih susu mengkilap

Tombol

4.2 Pembahasan

Isolasi suatu mikroba adalah memisahkan mikroba tersebut dari lingkungannya di alam bebas dan menumbuhkannya sebagai kultur murni atau biakan murni dalam medium buatan. Pada saat isolasi mikroba perlu dilakukan inokulasi mikroba. Sebelum dan sesudah menginokulasikan mikroba jarum ose

Page 36: Makalah Usman

yang digunakan harus dipanaskan terlebih dahulu. Hal ini bertujuan agar jarum ose yang digunakan bersifat steril dan bebas kontaminasi dari mikroorganisme yang tidak diinginkan. Sedangkan pada cawan petri, setelah sampel dimasukan kedalam cawan petri setiap membuka dan menutup cawan petri harus terlebih dahulu dipanaskan untuk meminimalkan terkontaminasinya sampel. Wadah media yang menggunakan cawan petri, pada saat inkubasi mikroba pada cawan petri selalu dalam posisi terbalik. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah mikroba terkena uap air yang dihasilkan pada saat inkubasi. Sehingga kualitas mikroba tidak rusak atau mengalami gangguan.

Teknik-teknik dalam mengisolasi mikroba terbagi menjadi beberapa metode, yaitu :

1. Teknik Penggoresan (steak plate)

Teknik Penanaman dengan teknik Goresan (Streak) bertujuan untuk mengisolasi mikroorganisme dari campurannya atau meremajakan kultur ke dalam medium baru. Ada beberapa teknik goresan yang biasa dipakai yaitu :

A. Goresan Sinambung

Seperti gambar di bawah ini :

B. Goresan T

Seperti gambar di bawah ini :

C. Goresan Kuadran (Streak quadrant)

Seperti gambar di bawah ini :

Prinsip teknik penggoresan yaitu pengenceran dimana goresan pertama paling pekat kemudian menjadi semakin encer sampai pada goresan ke empat yang terletak ditengah-tengah media. Bila metode ini dilakukan dengan baik akan menghasilkan terisolasinya mikroorganisme, dimana setiap koloni berasal dari satu sel.

2. Teknik Taburan (pour plate)

Page 37: Makalah Usman

Teknik isolasi mikroba dengan cara menaburkan mikroba pada permukaan media yang akan digunakan.

3. Teknik Sebar (spread plate)

Teknik isolasi dan mikroba dengan cara menyebarkan mikroba pada permukaan media yang akan digunakan.

4. Teknik Pengenceran (dilution method)

Suatu sampel dari suatu suspensi yang berupa campuran bermacam- macam spesies diencerkan dalam suatu tabung yang tersendiri. Dari hasil pengenceran ini kemudian di ambil kira- kira 1 mL untuk diencerkan lebih lanjut. Jika dari pengenceran yang ketiga ini diambil 0,1 mL untuk disebarkan pada suatu medium padat, kemungkinan besar kita akan mendapatkan beberapa koloni yang akan tumbuh dalam mdium tersebut, akan tetapi mungkin juga kita hanya akan memperoleh satu koloni saja. Dalam hal yang demikian ini dapat kita jadikan piaraan murni. Jika kita belum yakin, Bahwa koloni tunggal yang kita peroleh tersebut merupakan koloni yang murni, maka kita dapat mengulang pengenceran dengan menggunakan koloni ini sebagai sampel.

5. Teknik Micromanipulator

Mengambil satu bakteri dengan mikropipet yang ditempatkan dalam mikro manupulator, kemudian ditempatkan dalam mikromanupulator. Kemudian ditempatkan dalam medium encer untuk dibiakkan.

Dalam proses isolasi dan kultivasi dibutuhkan suatu media yang digunakan sebagai tempat tumbuhnya mikroba. Media yang digunakan berbeda-beda sesuai jenis mikroba yang ditumbuhkan. Untuk mikroba bakteri digunakan media NA (Nutrient Agar), untuk fungi digunakan Potato Destroxe Agar (PDA) dan untuk khamir digunakan media Malt Extract Agar (MEA). Media yang digunakan berbeda-beda karena untuk mengisolasi mikroba perlu memperhatikan media yang tepat untuk mikroba tersebut. Dilihat dari pH, suhu dan ketersediaan nutrien yang cocok pada media bagi mikroba yang ditumbuhkan.

Pada percobaan ini menggunakan teknik goresan pada petridish dan tabung reaksi dan juga

menggunakan metode zig-zag. Ini merupakan cara sterilisasi umum secara aseptik, yang di buat ada 4

kuadran zig-zag, supaya koloni bakteri yang terbentuk bisa tumbuh dan bisa dilihat dengan jelas. Teknik

ini digunakan untuk mikroba bakteri dan khamir. Sedangkan untuk jamur menggunakan metode titik

karena jamur memiliki spora yang akan rusak jika digunakan metode gores. Dari hasil percobaan

didapatkan hasil untuk untuk isolasi dan kultivasi bakteri E. coli, jumlah koloni terbanyak didapatkan

pada isolat dengan kode NA3 (4) sebanyak 49. Sementara untuk bentuk koloni berbeda-beda untuk

setiap sampel, yaitu ada yang berbentuk berbenang-benang, rhizoid, konsentris, tak beraturan dan

menyebar, serta tak berbentuk dan menyebar. Perbedaan bentuk ini diakibatkan perbedaan pada saat

Page 38: Makalah Usman

penggoresan mikroba. Bentuk tepiannya berbentuk bercabang, tak beraturan dan berombak. Sedangkan

warna untuk setiap koloni adalah putih susu. Sementara bentuk koloninya berbentuk cembung dan

seperti kawah.

Sedangkan untuk isolasi dan kultivasi jamur Aspergillus sp. dengan media PDA, jumlah koloni

terbanyak didapatkan pada isolat dengan kode PDA3 (2) sebanyak 111. Bentuk koloni ada yang

berbentuk filiform, L, bundar dan menyebar. Warna untuk setiap koloni adalah hitam dan tepian untuk

semua sampel adalah berbentuk wol. Sementara bentuk elevasinya adalah tombol dan kawah. Untuk

isolasi dan kultivasi khamir yaitu Saccaromyces menggunakan media MEA, jumlah koloni terbanyak

didapatkan pada isolat dengan kode MEA1 (3) dengan jumlah koloni sebanyak 130. Bentuk koloni

berbentuk L untuk setiap sampel. Warna untuk setiap koloni adalah putih mengkilap dan tepian untuk

semua sampel adalah berbentuk licin. Sementara bentuk elevasinya adalah tombol. Pengamatan untuk

bentuk koloni dilihat dari atas, permukaan koloni dilihat dari samping dan tepi koloni dilihat dari atas.

Sedangkan jumlah koloni dihitung dari colony counter.

Page 39: Makalah Usman

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang didapat dari percobaan ini adalah:.

1. Komposisi media bahan sangat penting dalam memenuhi kebutuhan nutrisi bakteri demi mengoptimalkan pertumbuhannya, yang mana tiap-tiap komposisi harus setimbang jumlahnya.

2. Teknik penanaman dapat dilakukan dengan cara gores dan titik.

3. Media NA untuk bakteri, PDA untuk jamur dan MEA untuk khamir.

4. Pada kultivasi mikroba, harus dilakukan sterilisasi terlebih dahulu untuk mencegah kontaminasi

5.2 Saran

Saran-saran untuk percobaan ini adalah hendaknya praktikan lebih teliti saat penanaman media agar jangan sampai sampel terkontaminasi dan praktikan harus lebih teliti dalam menghitung jumlah koloni dengan mengunakan colony counter.

Page 40: Makalah Usman

DAFTAR PUSTAKA

Achmad. Dinoto. 2007. Media Agar: Ide Besar Istri Peneliti.

Http://www.nvtech.com

Diakses tanggal 3 November 2008.

Buckle, K.A, dkk. 1985. Ilmu Pangan. Penerbit Universitas Indonesia: Jakarta.

Caray. 2008. Pembuatan Media Agar dan Sterilisasi.

http://makalahdanskripsi.blogspot.com

Diakses pada tanggal 10 November 2010

Hadioetomo, R. S.. 1993. Teknik dan Prosedur Dasar Laboratorium Mikrobiologi. Gramedia: Jakarta.

Sutedjo. 1991. Mikrobiologi Tanah. Rineka Cipta: Jakarta.

Volk & Wheeler. 1993. Mikrobiologi Dasar, Jilid 1, Edisi kelima. Erlangga:

Jakarta.

Diposkan oleh Cinta Safrizal-Ernawati-Erza di 08.47

Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook

Tidak ada komentar:

Poskan KomentarPosting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Page 41: Makalah Usman

Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Photo Iam

">

Arsip Blog

► 2011 (1)

▼ 2010 (26) o ▼ Desember (10)

DOWNLOAD Cinta Yang Suci ♥ Final Fantasy ♥ (Lyrics)- Nakalist... MAKALAH BIMBINGAN KONSELING ANAK BERKEBUTUHAN KHUS... MAKALAH ILMU PENDIDIKAN TENTANG BELAJAR DAN PEMBEL... MAKALAH INOVASI PENDIDIKAN MAKALAH ILMU PENDIDIKAN TENTANG EVALUASI HASIL BEL... MAKALAH SOSIAL PENDIDIKAN TENTANG AGAMA DAN GOLONG... MAKALAH PPKN TENTANG LANDASAN PENDIDIKAN PANCASILA... Contoh BAB II Makalah isolasi dan kultivasi mikroba

o ► November (16)

Pengikut

Mengenai Saya

Cinta Safrizal-Ernawati-Erza

Hanya Orang yang dekat yang tahu juga sang Pencifta Sekalian Alam

Lihat profil lengkapku

Baris Video

Page 42: Makalah Usman

powered by

Template Awesome Inc.. Diberdayakan oleh Blogger.