makalah termal uas turbin gas

Upload: rindi-yenfrita-wardani

Post on 12-Oct-2015

116 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

TEKNIK KONVERSI ENERGI TERMALMAKALAH APLIKASI ENERGI TERMAL TURBIN UAP

Dosen Pembimbing :Dr. Bayu Rudiyanto. Stp. MSi.

Disusun Oleh :Rindi Yenfrita Wardani(B4211154)

Golongan BSemester VI

PROGRAM STUDI TEKNIK ENERGI TERBARUKANJURUSAN TEKNOLOGI PERTANIANPOLITEKNIK NEGERI JEMBER2014BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangEnergi memiliki peranan penting dalam menunjang kehidupan manusia. Seiring dengan perkembangan zaman kebutuhan akan energi pun terus meningkat. Untuk dapat memenuhi kebutuhan energi yang digunakan oleh manusia maka perlu dilakukan pemanfaatan energi yang tersedia di alam secara optimal. Di Indonesia sendiri terdapat banyak sumber daya alam seperti panas bumi dan apabila dimanfaatkan secara optimal tentunya akan dapat membantu dalam memenuhi kebutuhan energi khusus nya di negara ini. Namun hal ini belum dapat lakukan mengingat beberapa sumber panas ini hanya menghasilkan uap dengan panas dan tekanan yang rendah, dimana suhu uap berkisar antara 80- 170oC dengan tekanan yang rendah berkisar 3 bar jadi masih belum bisa dimanfaatkan secara langsung jika menggunakan sistem pembangkit tenaga yang menggunakan fluida kerja air untuk menghasilkan uapSistem Termal adalah sistem yang melibatkan perpindahan kalor (energi panas) dari satu zat ke zat yang lain. Sistem termal dapat dianalisis dalam bentuk tahanan dan kapasitansi, walaupun kapasitansi termal dan tahanan termal tidak dapat menyatakan secara teliti sebagai parameter terkumpul karena biasanya kedua parameter tersebut terdistribusi ke seluruh zat. Untuk analisis yang teliti harus digunakan model dengan parameter terdistribusi. (Katsuhiko, 1995)Sistem termal adalah seperangkat komponen (termal) yang memiliki struktur tertentu, misalnya pada sebuah tangki terisolasi. Dalam sistem termal terjadi suatu proses termal, yaitu suatu proses yang berlangsung akibat dari efek termal. Efek termal terjadi akibat adanya gradien suhu atau gradien kecepatan sehingga ada aliran materi atau energi dan gradien konsentrasi. Sebuah proses adalah serangkaian tahapan yang terjadi antara dua keadaan dari sistem, yang dinamakan keadaan awal dan keadaan akhir. Proses dinamakan Steady State jika tidak ada variasi keadaan akhir terhadap waktu. Proses steady state merupakan kasus umum dalam analisis sistem termal, (Sihana, 2010).

1.2 TujuanTujuan dari disusunnya makalah ini adalah untuk :1. Mengetahui bagaiman sistem termal berlangsung dan berguna dalam kehidupan manusia2. Mengetahui contoh aplikasi sistem termal dalam bentuk turbin gas3. Mengetahui fungsi turbin gas4. Mengetahui prinsip kerja turbin gas

BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Sistem TermalDefinisi termal dapat dianut dari bahasa Yunani therm yang berarti kalor (penyebab dan efek, pembnagkitan dan penggunaan), serta dari bahasa Latin temper yang berarti campuran. System didefinisakan sebagai suatu objek, sejumlah materi dalam suatu daerah ruangan, yang ditetapkan dalam bahasan dan dipisahkan dari sekeliling (lingkungan oleh batas system). Batas sistem dapat bersifat fisik real ataupun berupa imajiner sesuai degan keperluan untuk membedakan elemen sistem dan lelemen lingkungan. Lingkungan dinyatakan sebagai semua elemen yang bukan merupakan bagian dari sistem.Karakteristik sistem dinyatakan secara kuantitatif dinyatakan dengan nilai sifat atau besaran (property) yang dapat diukur. Deskripsi kondisi sistem dengan nilai tertentu dari sifat-sifat tersebut dinamakan pula sebagai keadaan (state). Keadaan sistem dapat dibedakan antara keadaan internal dan eksternal. Keadaan internal bersifat inherent dan sistem meliputi p, T, V, U, H dan S.

Gambar 2.1. Sketsa sistem dengasatu n sifat internal dan eksternal

Sedangkan sifat eksternal merupakan sifat dngan nilai relative terhadap referensi lingkungan misalnya level dan kecepatan. Jika salah satu atau beberapa nilai sifaat dari sistem mengalami perubahan maka dinamakan sistem mengalami proses. Sedangkan jika beberapa rangkaian proses yang memiliki kondisi akhir proses kembali ke kondisi semula dinamakan siklus. Sistem termal adalah seperangkat komponen (termal) yang memiliki struktur tertentu. Misalnya sebuah refrigerator merupakan sistem termal yang terdiri dari gabungan pemipaan, kompresor, motor listrik, penukar kaloe, valve, isolator, casing, lampu, dll. Bahan refrigerator didalamnya merupakan fluida kerja sistem.

2.2 Proses TermalProses termal adalah suatu proses yang berlangsung akibat dari efek termal. Efek termal alami terjadi akibat adanya gradien suhu dan atau gradient kecepatan (sehungga ada aliran materi dan energi), serta gradien konsentrasi. Efek termal buatan dihasilkan dengan menciptakan dihasilkan degan menciptakan gradien kekuatan tersebut. Sebuah proses adalah serangkaian tehapan yang terjadi antara dua keadaan dari sistem, yang dinamakan keadaan awal dan akhir. Proses dimanakan steady jika tidak ada variasi keadaan akhir terhadap waktu. Proses steady merupakan kasuas umum dalam analisis sistem termal. Sebuah proses siklus dapat dipandang sebagai serangkaian proses steady.

2.3 Hukum Pertama TermodinamikaHukum pertama termodinamika membahas tentang macam energi, konversi dan relasi satu sama lain. Sehingga secara umum merupakan pernyataan tentang prinsip kekekalan energi. Energi dapat dibedakan antara energi sistem (besaran sistem) dan energi transfer/proses (besaran proses). Energi sistem menyatakan keadaan dari sistem sehingga disebut pula sebagai besaran keadaan. Energi total sistem merupakan jumlah dari kesesluruhan bentuk energi.Energi transfer terjadi selam perubahan keadaan sistem berlangsung (proses) sehingga disebut juga sebagi besaran proses. Termasuk dalam katagori energi transfer dibedakan antar energi kerja (W) dan energi kalor (Q). hukuhukum termodinamika pertama menyem termodinamika pertama menyatakan bahwa jumlah dari keseluruhan energi (energi sistem dan energi proses) secara mikroskopik selalu tetap. Jika dalam suatu proses terjadi perubahan energi sistem maka harus diikuti dengan terjadinya energi proses. Hal tersebut dinamakan pula sebagai prinsip kekekalan energi (konservasi energi). Bahasan tentang aplikasi prinsip konservasi energi pada sistem termal dapat dilakukan lebih rinci untuk sistem terbuka dan tertutup.2.4 Aplikasi Sistem TerbukaBatas sistem terbuka memiliki sifat yang dapat ditembus materi dan energi, sehingga memungkinkan terjadinya transfer degan lingkungan baik berupa materi, panas, maupun kerja.

Gambar 2.2. Konsep sistem terbuka

Secara real keadaan steadi (stasioner) suatu sistem sulit dicapai, sehingga sering didekati dengan keadaan quasistasioner, dimana perubahan yang terjadi selama rentang waktu tertentu dapat dibaiakan dan keadannya dapat dinyatakan dari hasil beberapa kali pengukuran dengan nilai reata yang stabil.

2.1 Aplikasi Sistem TertutupSistem tertutup digunakan untuk sistem dengan materi tetap, tidak terjadi aliran materi antara sistem dengan lingkungan. Prinsip dasar dari sistem tertutup yaitu batas sistem tidak dapat ditembus oleh materi tetapi dapat ditembus panas dan kerja.

Gambar 2.3. Konsep sistem tertutup

Konsep sistem tertutup misalnya sejumlah gas dalam silinder dngan piston yang bisa bergerak, seperti gambar diatas.Bahasan tetang sisitem tertutup lebih diarahkan untuk melihat bagaimana perubahan dari kondisi setimbang awal dan kondisi setimbang akhir. Atas dasar sifar termal batas sistem dapat dikenal kondisi khusus untuk sistem tertutup yaitu sistem terisolasi. Sistem dengan batas sistem yang bersifat tidak meneruskan energy (kalor dan kerja) didefinisikan sebagai sistem terisolasi

2.5 Hukum Kedua TermodinamikaSemua proses dapat memenuhi prinsip hukum pertama Termodinamika, tetapi beberapa proses tiidak pernah terjadi. Sebagai contoh transfer kalor dari reservoir dingin ke reservoir panas atau aliran dari tekanan rendah ke tekanan tinggi. Perubahan dan transfer energi harus memenuhi prinsip konservasi dan degradasi kualitas energi. Sehingga efisiensi termal dari semua mesin kalor harus lebih rendah dari 100% akibat adanya efek disipasi. Proses yang terjadi pada suatu sistem berlangsung secara ireversibel, dikarenakan sistem ataupun lingkungan tidak dapat kembali seperti keadaan semula. Proses ireversibel merupakan idealisasi. Hukum kedua termodinamika menyatakan bahwa total entropi dari suatu total sistem dan lingkungannya cenderung untuk meningkat seiring dengan meningkatnya waktu, mendekati nilai maksimumnya.Kecenderungan peningkatan entropi ini juga berlaku pada sistem terisolasi.Tidak mungkin proses berlangsung jika total perubahan entropi dari sistem dan lingkungannya (atau sistem terisolasi) negatip. Akan tetapi perubahan entropi tersebut akan mendekati nol bila proses berlangsung secara reversibel. Oleh karena itu hukum kedua termodinamika mengatur arah perubahan proses. Sebagai contoh proses panas yang berpindah dari reservoir suhu rendah ke suhu tinggi tidak mungkin berlangsung secara spontan.Hukum kedua ini juga yang mengarahkan bahwa penghematan energi perlu dilakukan. Walaupun dari hukum pertama Termodinamika mengatakan bahwa energi tidak dapat dimusnahkan, namun dari hukum kedua kita dapat mengerti bahwa energi yang dapat dimanfaatkan (energi berguna) akan menurun ketika proses berlangsung. Setiap transformasi energi akan menyebabkan penurunan energi berguna. Secara teoritis, ketersediaan energi berguna pasti akan menurun, namun laju penurunannya akan menjadi sangat cepat apabila pemanfaatan energi tidakdikelola secara cerdas dan bertanggung jawab

2.6 Hukum KetigaTermodinamikaHukum ketiga termodinamika terkait dengantemperatur nol absolut. Hukum ini menyatakan bahwa pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol absolut, semua proses akan berhenti dan entropi sistem akan mendekati nilai minimum. Hukum ini juga menyatakan bahwa entropi benda berstruktur kristal sempurna pada temperatur nol absolut bernilai nol

2.7 Properti TermodinamikaProperti adalah sifat materi yang dapat dikur secara kuantitatif. Kerja dan pindah panas dapat diukur dan dihitung, namun kedua hal tersebut bukan properti.Properti adalah sesuatu yang dipunyai oleh materi. Properti termodinamika materi antara lain: Entalpi. Jika suatu proses pada tekanan tetap dilakukan dengan tanpa adanya kerja yang dilakukan pada proses tersebut, maka panas yang dipindahkan per unit massa adalah entalpi zat tersebut.Entalpi selalu ditetapkan berdasarkan satu datum. Entropi, adalah ukuran keteraturan benda atau lingkungan. Kerapatan, adalah massa benda setiap unit volume (kg/m3). Kebalikan dari kerpatan adalah volume spesifik, volume benda setiap unit massa (m3/kg). Panas jenis (c), adalah jumlah energi yang digunakan untuk meningkatkan suhu 1 K setiap 1 kg zat (J/kg.K). Besarnya panas jenis bergantung pada proses yang dilakukan karenanya dikenal dua macam panas jenis, yaitu panas jenis dalam tekanan konstan dan volume konstan (cpdancv). Panas laten, adalah jumlah energi yang dibutuhkan untuk mengubah fasa 1 kg zat (J/kg). Pada pemanasan air, saat air mencapai suhu 1000C, proses kenaikan suhu akan berhenti dan terjadi perubahan fasa air dari cair menjadi gas. Energi yang dibutuhkan untuk mengubah fasa inilah yang disebut sebagai panas laten suatu zat.Properti-properti termodinamika sangat penting diketahui dalam menghitung keseimbangan termal yang menjadi dasar dalam pendugaan perubahan energi pada sistem.

2.8 Aplikasi dari Sistem Energi TermalBerbagai aplikasi energi termal dalam kehidupn sehari-hari, baik termal fotovoltaik maupun non-fotovoltaik. Salah satu aplikasi dari energi termal adalah turbin gas.

2.8.1 Turbin gasTurbin gas adalah suatu penggerak mula yang memanfaatkan gas sebagai fluida kerja. Didalam turbin gas energi kinetik dikonversikan menjadi energi mekanik berupa putaran yang menggerakkan roda turbin sehingga menghasilkan daya. Bagian turbin yang berputar disebut rotor atau roda turbin dan bagian turbin yang diam disebut stator atau rumah turbin. Rotor memutar poros daya yang menggerakkan beban (generator listrik, pompa, kompresor atau yang lainnya). Turbin gas merupakan salah satu komponen dari suatu sistem turbin gas. Sistem turbin gas yang paling sederhana terdiri dari tiga komponen yaitu kompresor, ruang bakar dan turbin gas. Saat ini sistem turbin gas telah banyak diterapkan untuk berbagai keperluan seperti mesin penggerak generator listrik, mesin industri, pesawat terbang dan lainnya. Sistem turbin gas dapat dipasang dengan cepat dan biaya investasi yang relatif rendah jika dibandingkan dengan instalasi turbin uap dan motor diesel untuk pusat tenaga listrik.

2.8.2 Prinsip Kerja Sistem Turbin gas (Gas Turbine Engine)Udara masuk kedalam kompresor melalui saluran masuk udara (inlet). Kompresor ini berfungsi untuk menghisap dan menaikkan tekanan udara tersebut, akibatnya temperatur udara juga meningkat. Kemudian udara yang telah dikompresi ini masuk kedalam ruang bakar. Di dalam ruang bakar disemprotkan bahan bakar sehingga bercampur dengan udara tadi dan menyebabkan proses pembakaran. Proses pembakaran tersebut berlangsung dalam keadaan tekanan konstan sehingga dapat dikatakan ruang bakar hanya untuk menaikkan temperatur. Gas hasil pembakaran tersebut dialirkan ke turbin gas melalui suatu nozel yang berfungsi untuk mengarahkan aliran tersebut ke sudu-sudu turbin. Daya yang dihasilkan oleh turbin gas tersebut digunakan untuk memutar kompresornya sendiri dan memutar beban lainnya seperti generator listrik, dll. Setelah melewati turbin ini gas tersebut akan dibuang keluar melalui saluran buang (exhaust). Secara umum proses yang terjadi pada suatu sistim turbine gas adalah sebagai berikut: 1. Pemampatan (compression) udara di hisap dan dimampatkan 2. Pembakaran (combustion) bahan bakar dicampurkan ke dalam ruang bakar dengan udara kemudian di bakar. 3. Pemuaian (expansion) gas hasil pembakaran memuai dan mengalir ke luar melalui nozel(nozzle) 4. Pembuangan gas (exhaust) gas hasil pembakaran dikeluarkan lewat saluran pembuangan.

Gamabr 2.1. Prinsip kerja turbin gas

Pada kenyataannya tidak ada proses yang ideal, tetap terjadi kerugian-kerugian yang menyebabkan turunnya daya yang dihasilkan oleh turbin gas dan berakibat pada menurunnya performansi turbin gas itu sendiri. Kerugian-kerugian tersebut dapat terjadi pada ketiga komponen sistem turbin gas. Sebab-sebab terjadinya kerugian antara lain : Adanya gesekan fluida yang menyebabkan terjadinya kerugian tekanan (pressure losses) di ruang bakar. Adanya kerja berlebih waktu proses kompresi yang menyebabkan terjadinya esekan antara bantalan turbin degan angin. Berubahnya nilai cp dari flulida kerja akibat terjadinya perubahan temperatur dan perubahan komposisi kimia dari fluida kerja. Adanya mechanical loss, dsb.Untuk memperkecil ekrugian ini hal yang dapat kita lakukan antara lain dengan perawatan (maintenance) yang teratur atau dengan memodifikasi peraltan yang ada.

2.8.3 Klasifikasi turbin gasTurbin gas dapat dibedakan berdasarkan siklusnya, konstruksi poros dan lainnya. Menurut siklusnya turbin gas terdiri dari: Turbin gas siklus tertutup (close cycle) Turbin gas siklus terbuka (open cycle)

Perbedaan dari kedua tipe ini adalah berdasarkan siklus fluida kerja. Pada turbin gas siklus terbuka, akhir ekspansi fluida kerjanya langsung dibuang ke udara atmosfer, sedangkan untuk siklus tertutup akhir ekspansi fluida kerjanya didinginkan untuk kembali ke dalam proses awal. Dalam industri trubin gas diklasifikasikan ke dalam dua jenis, yaitu :1. Turbin gas poros tunggal (single shaft)Turbin jenis ini digunakan untuk menggerakkan generator listrik yang menghasilkan enrgi listrik untuk keperluan proses industri.

Gambar 2.2. Turbin gas poros tunggal

Gambar 2.3. Performance at ISO Conditions Turbin gas poros tunggal

2. Turbin gas poros ganda (double shaft)Turbin jenis ini merupakan turbin gas yang terdiri dari turbin bertekanan tinggi dan turbin bertekanan rendah, dimana turbin gas ini digunakan untuk menggerakkan beban yang berubah seperti kompresor pada unit proses.

Gambar 2.4. Turbin gas poros ganda

Gambar 2.5. Performance at ISO Conditions Turbin gas poros ganda

2.8.4 Siklus-Siklus pada Turbin GasTiga siklus turbin gas yang dikenal secara umum:1. Siklus EricsonMerupakan siklus mesin kalor yang dapat balik (reversible) yang terdiri dari dua proses isotermis dapat bali (reversible isotermic) dan dua proses isobarik (reversible isobaric). Proses perpindahan panas pada proses isobarik berlangsung didalam komponen siklus internal (regenerator) , diman efisiensi termalnya adalah : hth = 1 TI/Th, dimana TI adalah temperatur buang dan Th temperatur panas.2. Siklus StirlingMerupakan siklus mesin kalor yang dapat balik, yang terdiri dari dua proses isotermis dapat balik (isotermal reversible) degan volume teteap (isokhorik). Efiseinsi termalnya sama dengan efisiensi termal pada siklus ericson.3. Siklus BraytonSiklus in merupakan sikulus daya termodinamika ideal untuk turbin gas., sehingga saat ini siklus ini sangat populer digunakan untuk membuat mesin turbine atau manufacturer dalam analisa untuk performance upgrading. Siklus bryton ini terdiri dari proses kompresi isentropik yang diakhir dengan proses pelepasan panas pada tekanan konstan. Pada siklus Bryton tiap-tiap keadaan proses dapat dianalisa secara berikut: Proses 12 (kompresi isentropik) Kerja yang dibutuhkan oleh kompresor: Wc = ma (h2 h1) Proses 23, pemasukan bahan bakar pada tekanan konstan. Jumlah kalor yang dihasilkan: Qa = (ma + mf) (h3 h2) Proses 34, ekspansi isentropik didalam turbin. Daya yang dibutuhkan turbin: WT = (ma + mf) (h3 h4) Proses 41, pembuangan panas pada tekanan konstan ke udara. Jumlah kalor yang dilepas: QR = (ma + mf) (h4 h1)

Gambar 2.5. Siklus Bryton

2.8.5 Komponen-Komponen Turbin GasBerikut ini adalah komponen-komponen turbin gas terdiri dari :

a. Air Inlet SectionBerfungsi untuk menyaring kotoran dan debu yang terbawa dalam udara sebelum masuk ke kompresor. Bagian ini terdiri dari:1. Air Inlet Housing, merupakan tempat udara masuk dimana didalamnya terdapat peralatan pembersih udara.2. Inertia Separator, berfungsi untuk membersihkan debu-debu atau partikel yang terbawa bersama udara masuk.3. Pre-Filter, merupakan penyaringan udara awal yang dipasang pada inlet house.4. Main Filter, merupakan penyaring utama yang terdapat pada bagian dalam inlet house, udara yang telah melewati penyaring ini masuk ke dalam kompresor aksial.5. Inlet Bellmouth, berfungsi untuk membagi udara agar merata pada saat memasuki ruang kompresor.6. Inlet Guide Vane, merupakan blade yang berfungsi sebagai pengatur jumlah udara yang masuk agar sesuai dengan yang diperlukan.

b. Compressor SectionKomponen utama pada bagian ini adalah aksial flow compressor, berfungsi untuk mengkompresikan udara yang berasal dari inlet air section hingga bertekanan tinggi sehingga pada saat terjadi pembakaran dapat menghasilkan gas panas berkecepatan tinggi yang dapat menimbulkan daya output turbin yang besar. Aksial flow compressor terdiri dari dua bagian yaitu:

c. Combustion SectionPada bagian ini terjadi proses pembakaran antara bahan bakar dengan fluida kerja yang berupa udara bertekanan tinggi dan bersuhu tinggi. Hasil pembakaran ini berupa energi panas yang diubah menjadi energi kinetik dengan mengarahkan udara panas tersebut ke transition pieces yang juga berfungsi sebagai nozzle. Fungsi dari keseluruhan sistem adalah untuk mensuplai energi panas ke siklus turbin. Sistem pembakaran ini terdiri dari komponen-komponen berikut yang jumlahnya bervariasi tergantung besar frame dan penggunaan turbin gas. Komponen komponen itu adalah :

Combustion Chamber, berfungsi sebagai tempat terjadinya pencampuran antara udara yang telah dikompresi dengan bahan bakar yang masuk. Combustion Liners, terdapat didalam combustion chamber yang berfungsi sebagai tempat berlangsungnya pembakaran. Fuel Nozzle, berfungsi sebagai tempat masuknya bahan bakar ke dalam combustion liner. Ignitors (Spark Plug), berfungsi untuk memercikkan bunga api ke dalam combustion chamber sehingga campuran bahan bakar dan udara dapat terbakar. Transition Fieces, berfungsi untuk mengarahkan dan membentuk aliran gas panas agar sesuai dengan ukuran nozzle dan sudu-sudu turbin gas. Cross Fire Tubes, berfungsi untuk meratakan nyala api pada semua combustion chamber. Flame Detector, merupakan alat yang dipasang untuk mendeteksi proses pembakaran terjadi.

d. Turbin SectionTurbin section merupakan tempat terjadinya konversi energi kinetik menjadi energi mekanik yang digunakan sebagai penggerak kompresor aksial dan perlengkapan lainnya. Dari daya total yang dihasilkan kira-kira 60 % digunakan untuk memutar kompresornya sendiri, dan sisanya digunakan untuk kerja yang dibutuhkan. Komponen-komponen pada turbin section adalah sebagai berikut :1. Turbin Rotor Case2. First Stage Nozzle, yang berfungsi untuk mengarahkan gas panas ke first stage turbine wheel.3. First Stage Turbine Wheel, berfungsi untuk mengkonversikan energi kinetik dari aliran udara yang berkecepatan tinggi menjadi energi mekanik berupa putaran rotor.4. Second Stage Nozzle dan Diafragma, berfungsi untuk mengatur aliran gas panas ke second stage turbine wheel, sedangkan diafragma berfungsi untuk memisahkan kedua turbin wheel.5. Second Stage Turbine, berfungsi untuk memanfaatkan energi kinetik yang masih cukup besar dari first stage turbine untuk menghasilkan kecepatan putar rotor yang lebih besar.

e. Exhaust SectionExhaust section adalah bagian akhir turbin gas yang berfungsi sebagai saluran pembuangan gas panas sisa yang keluar dari turbin gas.Exhaust section terdiri dari beberapa bagian yaitu :1. Exhaust Frame Assembly.2. Exhaust Diffuser Assembly.

Exhaust gas keluar dari turbin gas melalui exhaust diffuser pada exhaust frame assembly, lalu mengalir ke exhaust plenum dan kemudian didifusikan dan dibuang ke atmosfir melalui exhaust stack, sebelum dibuang ke atmosfir gas panas sisa tersebut diukur dengan exhaust thermocouple dimana hasil pengukuran ini digunakan juga untuk data pengontrolan temperatur dan proteksi temperatur trip. Pada exhaust area terdapat 18 buah termokopel yaitu, 12 buah untuk temperatur kontrol dan 6 buah untuk temperatur trip.

2.8.6 Prosedur Pengoprasian Turbin GasProsedur yang harus dilakukan untuk mengoperasikan turbin gas sebagai langkahawal adalah :1. Rachet, dilakukan dengan memutar turbin seperempat lingkaran dalam waktu satu menit secara terus menerus selama 10 hingga 12 jam untuk mendistribusikan massa rotor, meratakan pelumasan pada bearing dan journal shaft serta mencegah terjadinya pembengkokan.2. Rubbing Check, pemutaran turbin gas sampai 1350 rpm, kemudian dimatikan.3. Cranking, setelah turbin gas dimatikan saat rubbing check, kemudian turbin gas diputar 1200 rpm yang dilakukan selama 5 hingga 10 menit. Hal ini dilakukan untuk membersihkan turbin gas dan kompresor dari debu dan kotoran.4. Fuel Gas Leak Check, putaran turbin dinaikkan kembali sampai 1850 rpm.5. Flame Detector Check, putaran turbin diputar sampai 2000 rpm, kemudian spark plug dinyalakan maka saat itu proses pembakaran mulai terjadi6. Over Trip Test, apabila diberikan penambahan fuel gas maka otomatis putaran turbin gas meningkat hingga mencapai batas yang telah ditentukan.7. Peak Load untuk, setelah itu turbin gas distart hingga mencapai putaran 5100 rpm. Kemudian turbin gas ini diberi beban secara bertahap hingga mencapai nilai mendekati maksimum, kemudian beban diturunkan setahap hingga mencapai batas yang diinginkan.

2.8.7 Maintenance Turbin GasMaintenance adalah perawatan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan seperti kerusakan terlalu cepat terhadap semua peralatan di pabrik, baik yang sedang beroperasi maupun yang berfungsi sebagai suku cadang. Kerusakan yang timbul biasanya terjadi karena keausan dan ketuaan akibat pengoperasian yang terus-menerus, dan juga akibat langkah pengoperasian yang salah.Maintenance pada turbine gas selalu tergantung dari faktor-faktor operasional dengan kondisi yang berbeda disetiap wilayah, karena operasional turbine gas sangat tergantung dari kondisi daerah operasional. Semua pabrik pembuat turbine gas telah menetapkan suatu ketetapan yang aman dalam pengoperasian sehingga turbin selalu dalam batas kondisi aman dan tepat waktu untuk melakukan maintenance.

BAB 4. PENUTUP

4.1 KesimpulanBerdasarkan isi makalah yang telah disusun diatas, dapat disimpulkan bahwa:1. Turbin gas adalah suatu penggerak mula yang memanfaatkan gas sebagai fluida kerja2. Didalam turbin gas energi kinetik dikonversikan menjadi energi mekanik berupa putaran yang menggerakkan roda turbin sehingga menghasilkan daya.3. Secara umum proses yang terjadi pada turbin gas adalah pemampatan (compression), Pembakaran (combustion), Pemuaian (expansion), dan Pembuangan gas (exhaust).4. Turbin gas dapat dibedakan berdasarkan siklusnya yaitu turbin gas siklus tertutup dan turbin gas siklus terbuka.

4.2 SaranBerdasarkan isi makalah yang telah disusun, diatas, penulis memiliki saran sebagai berikut:Dalam aplikasi sistem termal yang mengambil spesialisasi terhadap turbin gas perlu dijelaskan lebih luas tentang berbagai aplikasi dari penerapan termal pada turbin gas ini , sehingga nantinya dapat membantu pembaca untuk mengetahui lebih banyak aplikasi-palikasi turbin gas dalam kehidupan sehari-hari.

DAFTAR PUSTAKA

General Electric Company, Schenectady, NY. USA, Gas Turbine Maintenance Seminar, Jakarta Indonesia, 1997.General Electric Company, Schenectady, NY. USA, Gas Turbine Manual Book, 1987.http://sihana.staff.ugm.ac.idhttp://web.ipb.ac.idhttp://www.bently.comhttp://www.gepower.comhttp://www.pal.co.idhttp://www.slideshare.net/diajengramadhan1/aplikasi-termodinamikahttp://www.turbomachinerymag.comMaherwan P. Boyce, Gas Turbine Engineering Hand Book, Gulf Professional Publishing, 2002.Robert F. Hoeft, Schenectady, NY. USA, Heavy Duty Gas Turbine Operating and Maintenance Consideration.