makalah teori etika dan prinsip etis

22
KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah yang berjudul “Teori Etika dan Prinsip Etis Dalam Berbisnis” dengan lancar. Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. H. Karhi N Sardjudin, M.M., Ak. dosen pembimbing yang telah membantu dan membimbing kami dalam mengerjakan makalah ini. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada teman- teman yang juga sudah memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah ini. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang membantu pembuatan makalah ini. Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya, penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan kearah kesempurnaan. Akhir kata penulis sampaikan terimakasih.

Upload: hesyandi-ebest

Post on 18-Jan-2016

422 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Teori Etika Dan Prinsip Etis

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis dapat

menyelesaikan tugas pembuatan makalah yang berjudul “Teori Etika dan Prinsip Etis

Dalam Berbisnis” dengan lancar.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. H. Karhi N

Sardjudin, M.M., Ak. dosen pembimbing yang telah membantu dan membimbing kami

dalam mengerjakan makalah ini. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman

yang juga sudah memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan

makalah ini. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang

membantu pembuatan makalah ini.

Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan

penulis pada khususnya, penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini

masih jauh dari sempurna untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang bersifat

membangun demi perbaikan kearah kesempurnaan. Akhir kata penulis sampaikan

terimakasih.

Page 2: Makalah Teori Etika Dan Prinsip Etis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................

DAFTAR ISI......................................................................................

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................

I.1 LATAR BELAKANG......................................................................................

I.2 MAKSUD DAN TUJUAN......................................................................................

BAB I LANDASAN TEORI......................................................................................

II. 1 PENGERTIAN ETIKA......................................................................................

II.2 RELATIVITAS MORAL......................................................................................

II.3 TEORI ETIKA MODERN ......................................................................................

II. 4 TEORI ETIKA RELIGIUS......................................................................................

II.5 PRINSIP-PRINSIP ETIKA DALAM BISNIS............................................................

BAB III STUDI KASUS & PEMBAHASAN.........................................................................

III.1 STUDI KASUS......................................................................................

III.2 PEMBAHASAN......................................................................................

BAB IV PENUTUP......................................................................................

KESIMPULAN......................................................................................

SARAN......................................................................................

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................

Page 3: Makalah Teori Etika Dan Prinsip Etis

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu dampak globalisasi adalah adanya persaingan bisnis yang semakin ketat,

yang ditandai oleh kegiatan bisnis yang kini tumbuh dan berkembang melewati apa yang

pernah diprediksikan dan di'visi'kan sebelumnya. Pelakunya terbuai dengan visi dan,

misinya, terjebak  di antara harapan dan kenyataan. Bisnis bisa dijalankan dengan cara berbeda

antara suatu negara atau organisasi atau perusahaan baik dari sisi budaya, politik, hukum,

ekonomi, perilaku maupun sudut pandang. Bisnis sudah tak mengenal ruang dan waktu,

dari bisnis yang hanya mempertukarkan barang dengan barang (barter) sampai dengan

bisnis dengan menggunakan sarana teknologi dan informasi.  Transaksi bisnis kini dapat

diwujudkan tanpa harus adanya pertemuan fisik pembeli dan penjual. Mereka bisa tinggal

dimana saja, dan kapan saja dapat menyelenggarakan aktivitas bisnisnya. Teknologi dan

Informasi (komunikasi) telah mengubah dunia yang begitu luas menjadi semakin kecil, kini

dunia seakan telah menjadi sebuah kampung besar yang dengan mudah dijangkau manusia.

Etika merupakan suatu keinginan yang murni dalam membantu orang lain.

Kejujuran yang ekstrim, kemampuan untuk  menganalisis batas-batas kompetisi

seseorang, kemampuan untuk mengakui kesalahan dan belajar dari kegagalan. Kompetisi

inilah yang harus memanas belakangan ini. Kata itu mengisyaratkan sebuah konsep

bahwa mereka yang berhasil  adalah  yang mahir menghancurkan musuh-musuhnya.

Banyak yang mengatakan kompetisi lambang ketamakan. Padahal perdagangan dunia

yang lebih bebas di masa mendatang justru mempromosikan kompetisi yang juga lebih

bebas.

Bisnis bagaikan suatu pertempuran sengit tanpa kasih sayang  dan rasa kemanusiaan.

Yang satu berusaha dengan segala cara untuk mematikan yang lainnya. Dalam bisnis beretika

persaingan hanyalah sarana untuk memperbaiki citra produk dan perusahaan di mata

pelanggannya. Di samping itu persaingan juga dapat menjadi instrumen untuk memperbaiki

kinerja  organisasional. Justru itu makna  persaingan  dalam ranah bisnis harus diluruskan,

demikian juga pandangan terhadap bisnis itu sendiri.

Page 4: Makalah Teori Etika Dan Prinsip Etis

1.2 Maksud dan Tujuan

Bisnis yang baik adalah bisnis bermoral, yakni suatu bisnis yang tidak saja

menempatkan dan mementingkan pribadi pelakunya semata. Bisnis tidak melarang

keuntungan yang besar bagi suatu perusahaan. Hanya saja semakin besar keuntungan yang

diperoleh, maka semakin besar pula tanggung jawab etika dan sosialnya kepada masyarakat.

Dalam ajaran etika, selain untuk membahagiakan dirinya, pelaku bisnis juga mengemban

amanah dan kewajiban untuk membahagiakan orang lain dan masyarakat sekitarnya.

Memelihara alam dengan segala sumber dayanya adalah juga tanggung jawab kita semua,

dan pelaku bisnis harus berada di barisan depannya.

Untuk melaksanakan tanggung jawab moral, diperlukan suatu panduan yang

mengandung prinsip-prinsip, norma-norma   dan  standar, sehingga didapatkan kebenaran moral

dalam sikap dan perilakunya. Kesemuanya itu telah  dikemas oleh para ahli dan filosof dalam

bingkai etika. Aplikasi semua nilai-nilai etika dalam kerangka bisnis disebut dengan etika

bisnis. Dengan panduan etika bisnis, pelaku usaha dan partisipan organisasi bisnis harus

berlaku manusiawi  dengan  menempatkan manusia di atas segalanya. Sebagai mana dirinya,

pebisnis seyogianya menyadari bahwa  setiap manusia itu mempunyai hak yang mendasar dan

dilindungi, yakni hak asasi manusia. Sayangnya hak-hak manusia ini sering diremehkan,

diabaikan dan dilecehkan banyak usahawan (pelaku bisnis) saat ini.

Maksud dan dan tujuan makalah ini adalah untuk mempelajari, mensosialisasikan

nilai-nilai etika bisnis dan menjadikannya sebagai acuan dalam setiap perilaku bisnis . Nilai-

nlai positif yang terkandung dalam etika sepantasnya menjadi panutan dari pemimpin

organisasi bisnis dalam dimanapun mereka berada. Terkesan banyak pelaku usaha yang masih

keberatan dengan penyelenggaraan etika dalam usaha bisnisnya. Padahal dalam banyak hasil

penelitian etika, jarang sekali ditemukan pebisnis yang mempraktikkan nilai etika gagal dalam

bisnisnya. Malah sebaliknya praktik etika yang baik dalam setiap kegiatan bisnis akan

mendukung keberhasilan usaha, baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang.

Keberadaan nilai dalam etika bisnis adalah penting, krusial dan strategis. Hal ini

bermakna bahwa penyelenggaraan etika bisnis tidak bisa terlepas dari kemampuan

menerima dan mempraktikkan nilai-nilai tersebut dalam setiap kegiatan bisnisnya. Nilai adalah

sesuatu yang benar, yang baik dan yang indah. Keberadaan nilai dalam banyak hal dapat

mempersatukan orang-orang yang terlibat dalam suatu bisnis dan menyelesaikan konflik nilai

yang terjadi, sehingga dengan demikian penganutan nilai oleh pelaku bisnis itu akan

memudahkan pencapaian tujuan organisasinya.

Page 5: Makalah Teori Etika Dan Prinsip Etis

BAB II

LANDASAN TEORI

II. Pengertian Etika

Istilah etika berasal dari kosa kata bahasa Yunani kuno etos (bentuk tunggal dan etha

(bentuk jamak), yang berarti adat istiadat atau kebiasaan (Sudarmo dan Soedarsono, 2008). 

Dalam arti ini, etika berkaitan dengan adat istiadat atau kebiasaan hidup yang dianggap baik

oleh kalangan atau masyarakat tertentu. Kebiasaan ini dianut dan bahkan diwarisi dari satu

generasi ke generasi berikutnya (Sudarmo dan Soedarsono, 2008).

Kata etika memiliki beberapa makna, Webster’s Collegiate Dictionary yang dikutip

oleh Ronald Duska dalam buku Accounting Ethics memberi empat makna dasar dari kata

etika, yaitu:

1. Suatu disiplin terhadap apa yang baik dan buruk dan dengan tugas moral serta

kewajiban.

2. Seperangkat prinsip-prinsip moral atau nilai-nilai.

3. Sebuah teori atau sistem atas nilai-nilai moral.

4. Prinsip atas pengaturan prilaku suatu individu atau kelompok.

Sedangkan menurut Bertens etika dapat juga didefinisikan sebagai nilai-nilai dan

norma-norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur

tingkah lakunya. Dari pengertian diatas mengisyaratkan bahwa etika memiliki peranan penting

dalam melegitimasi segala perbuatan dan tindakan yang dilihat dari sudut pandang moralitas

yang telah disepakati oleh masyarakat. Dalam prakteknya, terkadang penerapan nilai etika

hanya dilakukan sebatas persetujuan atas standar moral yang telah disepakati untuk tidak

dilanggar. Norma moral yang menjadi standar masyarakat untuk menentukan baik buruknya

perilaku dan tindakan seseorang, terkadang hanya dianggap suatu aturan yang disetujui

bersama tanpa dipertimbangkan mengapa aturan-aturan moral tersebut harus kita patuhi.

Untuk itu, pemikiran-pemikiran yang lebih mendalam mengenai alasan-alasan mengapa kita

perlu berperilaku yang etis sesuai dengan norma-norma moral yang telah disepakati,

melahirkan suatu bentuk teori etika yang menyediakan kerangka untuk memastikan benar

tidaknya keputusan moral kita.

Beberapa alasan mempelajari etika menurut Ronald Duska :

Page 6: Makalah Teori Etika Dan Prinsip Etis

1. Beberapa kepercayaan moral yang dipegang mungkin tidak cukup karena itu

hanya kepercayaan sederhana tentang isu-isu komplek. Pelajaran etika dapat

membantu seseorang memecahkan isu yang komplek tersebut, dengan melihat

apa yang prinsip-prinsip katakan tentang kasus itu.

2. Etika dapat menyediakan pengertian yang mendalam bagaimana menimbang

dan memutuskan terhadap konflik prinsip dan menunjukan mengapa tindakan

tertentu lebih dibutuhkan dari pada yang lain.

3. Cerminan etika dapat membuat kita lebih berpengetahuan dan teliti dalam

masalah-masalah moral.

4. Alasan yang penting untuk mempelajari etika adalah untuk mengerti keadaan

dan mengapa opini-opini kita berharga. Contohnya ketika tanggung jawab ke

keluarga berbenturan dengan tanggung jawab kita terhadap pekerjaan dan

bagaimana jalan keluarnya.

5. Alasan terakhir dalam mempelajari etika adalah untuk belajar

mengidentifikasi prinsip-prinsip dasar etika yang dapat diaplikasikan pada

tindakan.

Menurut ilmu pengetahuan, etika dibagi menjadi dua (Duska Duska,2005), yaitu:

1. EtikaUmum

2. Etika Khusus

Etika umum membahas prinsip-prinsip moral dasar. Sedangkan etika khusus

membahas tentang prinsip-prinsip dasar pada masing-masing bidang dalam kehidupan

masyarakat. Etika khusus dibagi lagi menjadi etika individual dan etika sosial. Etika individual

membahas tentang kewajiban manusia terhadap dirinya sendiri, sedangkan etika sosial

membahas tentang kewajiban manusia sebagai anggota masyarakat (hubungan dengan sesama

dan lingkungan) yang kemudian berkembang menjadi etika politik, etika keluarga, etika

lingkungan, dan etika profesi. Profesi adalah suatu pekerjaan yang menuntut pengetahuan

yang tinggi dan keahlian khusus, seperti dokter, notaris, akuntan yang selanjutnya disebut

sebagai subjek profesional. Subjek professional memiliki apa yang disebut sebagai kode etik.

Kode etik secara bahasa dikatakan sebagai sekumpulan azas atau nilai yang berkenaan dengan

manusia.

Berdasarkan suatu teori etika, keputusan moral yang kita ambil bisa menjadi

beralasan. Teori etika mampu menjelaskan mengapa tindakan-tindakan benar atau salah.

Page 7: Makalah Teori Etika Dan Prinsip Etis

Dengan kata lain suatu teori etika membantu kita untuk mengambil keputusan moral yang

tahan uji, jika ditanyakan dasarnya. Sehingga teori etika dianggap mampu menyediakan

justifikasi untuk keputusan kita.

II.2 Relativitas Moral

Persaingan global yang ketat tanpa mengenal adanya perlindungan dan dukungan

politik tertentu, semua perusahaan bisnis mau tidak mau harus bersaing berdasarkan prinsip

etika tertentu. Terdapat tiga pandangan umum yang dianut. Pandangan pertama adalah bahwa

norma etis berbeda antara satu tempat dengan tempat yang lain, artinya perusahaan mengikuti

aturan norma dan moral yang berlaku di tempat perusahaan beroperasi. Pandangan kedua

adalah bahwa norma sendirilah yang paling benar dan tepat, artinya perusahaan mengikuti

aturan norma dan aturan moral di tempat perusahaan itu berasal. Pandangan ketiga adalah

immoralis naif yang menyatakan bahwa tidak norma moral yang perlu diikuti sama sekali.

Menurut De George, ada tiga pandangan umum yang dianut.

1. Norma etis berbeda antara 1 tempat dengan tempat lainnya.

Artinya perusahaan harus mengikuti norma dan aturan moral yang berlaku di Negara

tempat perusahaan tersebut beroperasi. Yang menjadi persoalan adalah anggapan

bahwa tidak ada nilai dan norma moral yang bersifat universal yang berlaku di semua

Negara dan masyarakat, bahwa nilai dan norma moral yang berlaku di suatu Negara

berbeda dengan yang berlaku di negara lain. Oleh karena itu, menurut pandangan ini

norma dan nilai moral bersifat relatif. Ini tidak benar, karena bagaimanapun mencuri,

merampas, dan menipu dimanapun juga akan dikecam dan dianggap tidak etis.

2. Nilai dan norma moral sendiri paling benar dalam arti tertentu mewakili

kubu moralisme universal.

Yaitu bahwa pada dasarnya norma dan nilai moral berlaku universal, dan karena itu

apa yang dianggap benar di Negara sendiri harus diberlakukan juga di negara lain

(karena anggapan bahwa di negara lain prinsip itu pun pasti berlaku dengan

sendirinya). Pandangan ini didasarkan pada anggapan bahwa moralitas menyangkut

baik buruknya perilaku manusia sebagai manusia, oleh karena itu sejauh manusia

adalah manusia, dimanapun dia berada prinsip, nilai, dan norma moral itu akan tetap

berlaku.

3. Immoralis naif.

Page 8: Makalah Teori Etika Dan Prinsip Etis

Pandangan ini menyebutkan bahwa tidak ada norma moral yang perlu diikuti sama

sekali.

II.3 Teori Etika Modern ( Kognitivisme)

1.      Utilitarisme

Utilitarisme berasal dari kata Latin utilis yang berarti bermanfaat´. Menurut teori ini,

suatu perbuatan adalah baik jika membawa manfaat, tapi manfaat itu harus menyangkut bukan

saja satu dua orang melainkan masyarakat sebagai keseluruhan .Menurut suatu perumusan

terkenal, dalam rangka pemikiran utilitarisme (utilitarianism) criteria untuk menentukan

baik  buruknya suatu perbuatan adalah the greatest happiness of the greatest number,

kebahagiaan terbesar dari jumlah orang terbesar.

2. Deontologi

Deontologi´ (Deontology) berasaldari kata dalam BahasaYunani yaitu,deon yang

artinya adalah kewajiban. Dalam suatu perbuatan pasti ada konsekuensinya. Dalam hal ini

konsekuensi perbuatan tidak boleh menjadi pertimbangan. Perbuatan menjadi baik bukan

dilihat dari hasilnya melainkan karena perbuatan tersebut wajib dilakukan. Deontologi

menekankan perbuatan tidak dihalalkan karena tujuannya.Tujuan yang baik tidak

menjadi perbuatan itu juga baik.

3.      Teori Hak 

Dalam pemikiran moral dewasa ini barangkali teori hak ini adalah pendekatan yang

paling banyak dipakai untuk mengevaluasi baik buruknya suatu perbuatan atau perilaku.

Sebetulnya teori hak merupakan suatu aspek dari teori deontologi, Karena hak berkaitan

dengan kewajiban.

4.      Teori Keutamaan

Teoriti peter akhir ini adalah teori keutamaan (virtue) yang memandang sikap atau

akhlak seseorang.Dalam etika dewasa ini terdapat minat khusus untuk teori keutamaan sebagai

reaksi atas teori-teori etika sebelumnya yang terlalu berat sebelah dalam mengukur  perbuatan

dengan prinsip atau norma. Keutamaan bias didefinisikan sebagai berikut :disposisi

watak yang telah diperoleh seseorang dan memungkinkan dia untuk bertingkah laku baik

secara moral, misalnya : Kebijaksanaan, Keadilan, Kerendahan hati, Suka bekerja keras.

Masalah-masalah yang berkaitan dengan keadilan dan kesamaan biasanya dapat

dibagi ke dalam tiga kategori.

Page 9: Makalah Teori Etika Dan Prinsip Etis

1. Kategori pertama, keadilan distributif, berkaitan dengan distribusi yang adil atas

keuntungan dan beban dalam masyarakat. Prinsip dasar dari keadilan distributif adalah

bahwa yang sederajat haruslah diperlakukan secara sederajat dan yang tidak sama juga

harus diperlakukan dengan cara yang tidak sama.

2. Kategori kedua, keadilan retributif, mengacu pada pemberlakuan hukuman yang adil

pada pihak-pihak yang melakukan kesalahan. Hukuman yang adil adalah hukuman

yang dalam artian tertentu layak diterima oleh pihak yang melakukan kesalahan.

3. Kategori ketiga, keadilan kompensatif, berkaitan dengan cara yang adil dalam

memberikan kompensasi pada seseorang atas kerugian yang mereka alami akibat

perbuatan orang lain. Kompensasi yang adil adalah kompensasi yang dalam artian

tertentu proporsional dengan nilai kerugian yang diderita.

II.4 Teori Etika Relijius (Nonkognitivisme)

Etika keagamaan tradisional didasarkan pada keyakinan terhadap Tuhan dan semesta

moral. Sejumlah aliran eksistensialisme religious kontemporer menolak teisme

tradisional.Umumnya menolak bentuk supernaturalisme dan otoritarianisme.Sebagai gantiny

alandasan non teistik disampaikan dalam etika tillich; atau teologi radikal yang melihat agama

secarasekuler karena "Tuhan telahmati" membuat etika lebih bersifat humanistic dan

universal, serta eksesistensial.

Bagi etika keagamaan tradisional, Tuhan dianggap sebagai kebajikan (St.Agustine),

atau terbatasi oleh kebajikan (Plato), dan merupakan sumber dan pendukung semua nilai.

Etika relijius tradisional pada dasarnya bersifat deontologis, yakni mendasarkan penekanan

pada masalah tugas, kewajiban, atau memahami kebenaran dalam bertindak. Etika bersifat

agapistik, yakni berdasar pada cinta Tuhan dan sesame manusia.

Pemikir besar Eropa dari kalangan Kristen adalah ThomasAquinas (1225-1274).

Menurut aquinas, Tuhana dalah tujuan akhir manusia, karena Ia adalah nilai tertingg idan

universal, dan karenanya kebahagiaan manusia tercapai apabila ia memandang Tuhan. Dalam

perspektif religious pemikiran etika cenderung melepaskan kepelikan dialektika atau

metodologis dan memusatkan pada usaha untuk mengeluarkan spirit moralitas islam dengan

cara lebih langsung berakar pada AL-Qur’an dan Sunnah. Dalam topik ini pengetahuan dan

perbuatan menjadi unsure pencapaian kebahagiaan. Sumber utama pengetahuan adalah Tuhan

yang telah menganugerahkannya kepada manusia melalui berbagai cara.

II. 5 Prinsip-prinsip Etika Dalam Bisnis

Page 10: Makalah Teori Etika Dan Prinsip Etis

Secara umum, prinsip-prinsip yang dipakai dalam bisnis tidak akan pernah

lepas dari kehidupan keseharian kita. Namun prinsip-prinsip yang berlaku dalam

bisnis sesungguhnya adalah implementasi dari prinsip etika pada umumnya.

1.    Prinsip Otonomi

Orang bisnis yang otonom sadar sepenuhnya akan apa yang menjadi

kewajibannya dalam dunia bisnis. la akan sadar dengan tidak begitu saja mengikuti

saja norma dan nilai moral yang ada, namun juga melakukan sesuatu karena tahu dan

sadar bahwa hal itu baik, karena semuanya sudah dipikirkan dan dipertimbangkan secara

masak-masak. Dalam kaitan ini salah satu contohnya perusahaan memiliki kewajiban

terhadap para pelanggan, diantaranya adalah:

(1)     Memberikan produk dan jasa dengan kualitas yang terbaik dan sesuai dengan

tuntutan mereka;

(2)     Memperlakukan pelanggan secara adil dalam semua transaksi, termasuk pelayanan

yang tinggi dan memperbaiki ketidakpuasan mereka;

(3)     Membuat setiap usaha menjamin mengenai kesehatan dan keselamatan

pelanggan, demikian juga kualitas Iingkungan mereka, akan dijaga

kelangsungannyadan ditingkatkan terhadap produk dan jasa perusahaan;

(4)     Perusahaan harus menghormati martabat manusia dalam menawarkan,

memasarkan dan mengiklankan produk.

Untuk bertindak otonom, diandaikan ada kebebasan untuk mengambil

keputusan dan bertindak berdasarkan keputusan yang menurutnya terbaik. karena

kebebasan adalah unsur hakiki dari prinsip otonomi ini. Dalam etika, kebebasan adalah

prasyarat utama untuk bertindak secara etis, walaupun kebebasan belum menjamin

bahwa seseorang bertindak secara otonom dan etis. Unsur lainnya dari prinsip otonomi

adalah tanggungjawab, karena selain sadar akan kewajibannya dan bebas dalam

mengambil keputusan dan tindakan berdasarkan apa yang dianggap baik, otonom juga

harus bisa mempertanggungjawabkan keputusan dan tindakannya (di sinilah dimung-

kinkan adanya pertimbangan moral). Kesediaan bertanggungjawab merupakan

ciri khas dari makhluk bermoral, dan tanggungjawab disini adalah tanggung

jawab pada diri kita sendiri dan juga tentunya pada stakeholder

.

2.    Prinsip Kejujuran

Page 11: Makalah Teori Etika Dan Prinsip Etis

Bisnis tidak akan bertahan lama jika tidak ada kejujuran, karena kejujuran

merupakan modal utama untuk memperoleh kepercayaan dari mitra bisnis-nya, baik

berupa kepercayaan komersial, material, maupun moril. Kejujuran menuntut adanya

keterbukaan dan kebenaran. Terdapat tiga lingkup kegiatan bisnis yang berkaitan

dengan kejujuran:

1.      Kejujuran relevan dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan kontrak

2.      Kejujuran relevan dengan penawaran barang dan jasa dengan mutu dan harga

yang baik.

3.      Kejujuran relevan dalam hubungan kerja intern dalam suatu perusahaan yaitu

antara pemberi kerja dan pekerja, dan berkait dengan kepercayaan.

3.    Prinsip Keadilan

Prinsip ini menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuai dengan

aturan yang adil dan kriteria yang rasional objektif dan dapat

dipertanggungjawabkan. Keadilan berarti tidak ada pihak yang dirugikan hak dan

kepentingannya. Salah satu teori mengenai keadilan yang dikemukakan oleh Aristoteles

adalah:

1.      Keadilan legal. Ini menyangkut hubungan antara individu atau kelompok

masyarakat dengan negara. Semua pihak dijamin untuk mendapat perlakuan

yangsama sesuai dengan hukum yang berlaku. Secara khusus dalam bidang bisnis,

keadilan legal menuntut agar Negara bersikap netral dalam memperlakukan semua

pelaku ekonomi, negara menjamin kegiatan bisnis yang sehat dan baik dengan

mengeluarkan aturan dan hukum bisnis yang berlaku secara sama bagi semua pelaku

bisnis.

2.      Keadilan komunitatif. Keadilan ini mengatur hubungan yang adil antara orang

yang satu dan yang lain. Keadilan ini menyangkut hubungan vertikal antara negara

dan warga negara, dan hubungan horizontal antar warga negara. Dalam bisnis keadilan

ini berlaku sebagai kejadian tukar, yaitu menyangkut pertukaran yang fair antara pihak-

pihak yang terlibat.

3.      Keadilan distributif. Atau disebut juga keadilan ekonomi, yaitu distribusi ekonomi

yang merata atau dianggap adil bagi semua warga negara. Dalam dunia bisnis

keadilan ini berkaitan dengan prinsip perlakuan yang sama sesuai dengan aturan dan

ketentuan dalam perusahaan yang juga adil dan baik.

Page 12: Makalah Teori Etika Dan Prinsip Etis

4.    Prinsip Saling Menguntungkan

Prinsip ini menuntut agar semua pihak berusaha untuk saling menguntungkan

satu sama lain. Dalam dunia bisnis, prinsip ini menuntut persaingan bisnis haruslah bisa

melahirkan suatu win-win situation.

5.    Prinsip Integritas Moral

Prinsip ini menyarankan dalam berbisnis selayaknya dijalankan dengan tetap

menjaga nama baiknya dan nama baik perusahaan.

Dari kelima prinsip yang tentulah dipaparkan di atas, menurut Adam Smith,

prinsip keadilanlah yang merupakan prinsip yang paling penting dalam berbisnis.

Prinsip ini menjadi dasardan jiwa dari semua aturan bisnis, walaupun prinsip lainnya

juga tidak akan terabaikan. Karena menurut Adam Smith, dalam prinsip keadilan

khususnya keadilan komutatif berupa no harm, bahwa sampai tingkat tertentu,

prinsip ini telah mengandung semua prinsip etika bisnis lainnya. Karena orang yang

jujur tidak akan merugikan orang lain, orang yang mau saling menguntungkan dengan

pibak Iain, dan bertanggungjawab untuk tidak merugikan orang lain tanpa alasan

yang diterima dan masuk akal.

BAB III

STUDI KASUS

Page 13: Makalah Teori Etika Dan Prinsip Etis

III. 1 Kasus Etika Bisnis Antara Telkomsel dan XL

Salah satu contoh problem etika bisnis yang marak pada tahun kemarin adalah perang provider

celullar antara XL dan Telkomsel. Berkali-kali kita melihat iklan-iklan kartu XL dan kartu

as/simpati (Telkomsel) saling menjatuhkan dengan cara saling memurahkan tarif sendiri.

Kini perang kartu yang sudah ternama ini kian meruncing dan langsung tak tanggung-

tanggung menyindir satu sama lain secara vulgar. Bintang iklan yang jadi kontroversi itu

adalah SULE, pelawak yang sekarang sedang naik daun. Awalnya Sule adalah bintang iklan

XL. Dengan kurun waktu yang tidak lama TELKOMSEL dengan meluncurkan iklan kartu AS.

Kartu AS meluncurkan iklan baru dengan bintang sule. Dalam iklan tersebut, sule menyatakan

kepada pers bahwa dia sudah tobat. Sule sekarang memakai kartu AS yang katanya murahnya

dari awal, jujur. Perang iklan antar operator sebenarnya sudah lama terjadi.

Namun pada perang iklan tersebut, tergolong parah. Biasanya, tidak ada bintang iklan

yang pindah ke produk kompetitor selama jangka waktu kurang dari 6 bulan. Namun pada

kasus ini, saat penayangan iklan XL masih diputar di Televisi, sudah ada iklan lain yang

“menjatuhkan” iklan lain dengan menggunakan bintang iklan yang sama.

Dalam kasus ini, kedua provider telah melanggar peraturan-peraturan dan prinsip-prinsip

dalam Perundang-undangan. Dimana dalam salah satu prinsip etika yang diatur di dalam EPI,

terdapat sebuah prinsip bahwa “Iklan tidak boleh merendahkan produk pesaing secara

langsung maupun tidak langsung.” Pelanggaran yang dilakukan kedua provider ini tentu akan

membawa dampak yang buruk bagi perkembangan ekonomi, bukan hanya pada ekonomi

tetapi juga bagaimana pendapat masyarakat yang melihat dan menilai kedua provider ini

secara moral dan melanggar hukum dengan saling bersaing dengan cara yang tidak sehat.

Kedua kompetitor ini harusnya professional dalam menjalankan bisnis, bukan hanya untuk

mencari keuntungan dari segi ekonomi, tetapi harus juga menjaga etika dan moralnya

dimasyarakat yang menjadi konsumen kedua perusahaan tersebut serta harus mematuhi

peraturan-peraturan yang dibuat.

III. 2 Pembahasan

Page 14: Makalah Teori Etika Dan Prinsip Etis

BAB IV PENUTUP

KESIMPULAN

SARAN

DAFTAR PUSTAKA

Page 15: Makalah Teori Etika Dan Prinsip Etis