makalah tablet salut gula

Upload: bayyinah-ardian

Post on 12-Jul-2015

3.664 views

Category:

Documents


122 download

TRANSCRIPT

Komite validasiTablet salut gula

DISUSUN OLEH

Adam Dzulfaqih Amri Bayyinah Endah Purnamasari Hesty Priska Aprina Maria Ulfa Ogy Andhika Putra Farmasi VII A

1081020000 108102000026 108102000002 108102000009 108102000008 108102000033

Pembimbing: Ibu Ova Suzanti Beta, M.Si, Apt

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Desember 2011

Pendahuluan Tablet salut adalah tablet yang disalut dengan satu atau lebih lapisan dari campuran berbagai zat seperti damar atau sintetik, gom, gelatin, pengisi yang tidak larut dan tidak aktif, gula, pemlastis, poliol, malam, zat pewarna yang diperbolehkan oleh peraturan, dan kadang-kadang penambah rasa serta zat aktif. Zat-zat yang digunakan sebagai penyalut biasanya diterapkan sebagai suatu larutan atau suspensi dalam kondisi dengan pembawa yang mudah menguap. Alasan penyalutan berkisar dari estetika juga untuk mengendalikan ketersediaan hayati zat aktif, meliputi: o Melindungi zat aktif dari lingkungan sekelilingnya (terutama udara, kelembapan, dan cahaya) untuk meningkatkan stabilitas. o o o Menutupi cita rasa dan aroma yang tidak menyenangkan. Meningkatkan kemudahan pasien untuk menelan produk. Menyempurnakan identitas produk dari pabrik manufaktur melalui perantara dan kepada pasien. o Mempermudah penanganan, terutama dalam jalur pengemasan / pengisian kecepatan tinggi dan perhitungan otomatis dalam apotek dan rumah sakit. o o Meniadakan debu sehingga meminimalkan kontaminasi silang. Mengurangi risiko interaksi antara komponen yang tak tercampurkan. Hal ini dapat dicapai dengan menggunakan zat (terutama zat aktif) yang disalut. o Menyempurnakan keutuhan mekanik produk karena produk yang disalut pada umumnya lebih tahan terhadap penanganan yang kasar, seperti goresan dan erosi. o o Memodifikasi pelepasan zat aktif, seperti salut enterik, kerja berulang dan lepas lambat. Melindungi zat aktif dari lingkungan cairan lambung dengan suatu salut enterik yang tahan asam. o Meningkatkan mutu penampilan tablet dengan penggunaan warna khusus dan mengkontraskan pencetakan logo. Proses penyalutan farmaseutik Salut gula dianggap sebagai suatu metode tertua untuk salut tablet, yang meiputi pengendapan larutan salut gula dalam air pada butir-butir tablet terutama menggunakan gula sebagai bahan mentah. Proses ini memakan waktu lama. Untuk melakukannya dibutuhkan gabungan dari bahan penyalut dalam jumlah yang besar an keterampilan operator. Akan tetapi, perbaikan formulasi dan

teknik pemprosesan telah mengurangi waktu produksi secara signifikan dalam waktu pemprosesan, dari beberapa hari menjadi kurang dari sehari. Komponen tablet salut Tablet inti Tablet yang akan disalut disebut talet inti. Tablet inti harus memilikikarakteristik fisik yang baik. Dalam proses penyalutan, tablet berguling-guling didalam panci atau mengalir terjun dalam arus udara dari penyalut suspensi udara ketika konposisi salut diterapkan. Guna menahan erosi tablet yang kuat dari tabrakan dengan tablet lain atau dinding penyalut (panci salut), tablet harus mempunyai daya tahan terhadap goresan dan sumbing. Salut gula dengan kandungan zat padat yang tinggi lebih lambat kering dan dapat mengisi permukaan tablet yang sedikit tidak sempurna yang mungkin terjadi dalam fase dini proses penyalutan. Sebagai tambahan pada permukaan yang licin, bentuk fisik tablet juga penting. Apabila komposisi salut diterapkan pada suatu bets tablet dalam panci salut, permukaan tablet akan ditutup oleh penyalut selaput polimerik yang melekat. Sebelum permukaan tablet kering, penyalut yang diterapkan berubah dari suatu cairan lengket menjadi setengah padat yang sangat lekat, dan akhirnya menjadi permukaan kering yang tidak menempel. Tablet harus dalam gerakan yang konstan selama fase pengeringan dini sehingga tidak terjadi aglomerasi tablet. Bentuk tablet ini yang ideal untuk penyalutan adalah sferis (bulat), atau bulat cembung. Bentuk ini memungkinkan tablet berguling-guling bebas dalam panci penyalut dengan sentuhan tablet ke tablet yang minimal. Bentuk yang paling buruk adalah tablet segi empat permukaan datar karena bahan penyalut akan terkumpul diantara permukaan dan merekatkan tablet-tablet itu menjadi satu seperti tumpukan domino. Untuk alasan ini, jika tablet yang tablet yang disalut mempunyai permukaan yang semakin bulat atau semakin cembung masalah aglomerasi tablet yang dihadapi akan semakin berkurang. Formulasi tablet kempa meliputi banyak ingredien selain zat aktif untuk membuat suatu bentuk sediaan yang mudah dikempa, ulet dan cepat terdisolusi. Sifat permukaan tablet bergantung pada sifat kimia ingredien yang digunakan dalam formulasi. Agar penyalut melekat pada tablet, kompisis penyalut harus membasahi permukaan. Permukaan tablet yang hidrofob sulit disalut dengan penyalut berbasis air karena tidak membasahi permukaan. Komposisi formula penyalut dapat disesuaikan dengan cara menambahkan permukaan penyalut dan memperbaiki adhesi penyalut. Tablet inti harus sefera terdisintegrasi dalam saluran cernasetelah penyalut terlepas atau terlarut. Tablet inti yang disalut umumnya lebih lama terdisintegrasi jika dibandingkan

dengan tablet yang tidak disalut. Hal ini terjadi karena pori-pori tablet tertutup oleh penyalut sehingga menyulitkan cairan untuk berpenetrasi ke dalam tablet [ada waktu proses disintegrasi tablet. Penyalut Prinsip penyalutan tablet relatif sederhana. Penyalutan tablet merupakan penerapan suatu komposisi penyalut pada butir-butir tablet yang bergerak dengan menggunakan udara yang dipanaskan secara bersamaan guna mempermudah penguapan pelarut. Distribusi penyalut dapat dicapai baik oleh gerakan tablet dengan cara tegak lurus (panci salut) atau vertikal (penyalut suspensi udara) pada penerapan komposisi penyalut.

SALUT GULA Pendahuluan Istilah gula merupakan istilah generik yang dapat memberi kemungkinan memerikan berbagai bahan mentah. Akan tetapi, salut gula terurtama menggunakan sukrosa (gula pasir) karena sukrosa merupakan satu dari sedikit bahan yang dapat menghasilkan penyalut yang licin, bermutu tinggi, pada dasarnya kering, dan bebas lekat pada akhir proses. Meskipun popularitas salut gula semakin berkurang, proses ini masih digunakan oleh berbagai industri farmasi yang telah berinvestasi dalam memoderenisasi proses secara lengkap karena banyak keuntungan dapat dicapai, mencanakup Bahan mentah tidak mahal dan mudah tersedia Bahan mentah mudah diterima secara langsung dengan sedikit masalah peraturan (mungkin dengan perkecualian zat pewarna). Proses tidak mahal, alat sederhana dapat digunakan. Produk salut gula menyenangkan secara estetik dan dapat diterima oleh konsumen yang luas. Pada umumnya, proses tidak sekritis proses salut selaput dan prosedur perolehan kembali lebih mudah dilakuakan. Akan tetapi, proses salut gula yang relatif sederhana proses ini mempunyai beberapa kekurangan, misalnya Ukuran dan bobot produk jadi mengakibatkan peningkatan biaya pengemasan dan pengiriman

Kerapuhan penyalut yang membuat tablet yang disalut rentan terhadap kerusakan yang mungkin terjadi jika salah ditangani. Pencapaian mutu estetik yang tinggi sering memerlukan jasa operator penyalut yang dengan keterampilan menyalut yang tinggi. Pengkilapan akhir yang dicapai dengan suatu tahap pemolesan dapat membuat pencetakan menjadi sulit. Kerumitan prosedur, formulasi, dan proses membuat otomatissai lebih sulit. Walaupun proses salut gula berkaitan dengan kesulitan-kesulitan hakiki tertentu, produk

yang telah disalut gula dengan keahlian dan keterampilan ini masih tetep merupakan sediaan paling elok diantara sediaan yang tersedia. Karena penyalutan gula merupakan suatu proses dengan banyak tahap dan nilai estetika dari produk jadi yang disalut merupakan sasaran penting, makin banyak industri farmasi sangat bergantung pada penggunaan tenaga kerja terampil. Untuk alasan ini, proses salut gula sering berlarut-larut dan menjemukan. Akan tetapi, waktu pemrosesan telah dikurangi secara bertahap dengan mengadopsi teknik modern. Selain itu, proses penyalutan juga telah dikembangkan dari seni menjadi proses yang lebih maju secara teknologi (termasuk otomatisai) dan dikendalikan agar mengikuti CPOB, termasuk dekumentasi. Proses seperti ini telah mudah dicapai dengan reprodusibilitas tingkat tinggi dalam mutu dan daya guna produk jadi. Bahan Mentah yang Digunakan dalam Salut Gula Sebagaimana diketahui, bahan utama yang digunakan dalam saut gula adalah sukrosa walaupun sukrosa ini dapat diganti dengan bahan lain seperti sorbitol untuk produk berkalori rendah ataupun produk diabetik. Formulasi penyalut gula dalam air merupakan formulasi yang paling banyak digunakan. Proses salut gula terdiri atas berbagai tahap dan dirancang untuk tercapai fungsi tertentu. Akibatnya, bermacam-macam bahan tambahan dapat dimasukkan ke dalam tiap tipe formulasi. Contoh bahan tambahan yang digunakan adalah 1. Pengisi (kalsium karbonat, talk, titanium dioksida) 2. Pewarna (pewarna yang larut air, lak aluminium, besi oksida, titanium dioksida) 3. Pembentuk salut selaput (gom arab, gelatin, senyawa selulosa) 4. Antiadhesi (talk)

5. Penambah rasa 6. Surfaktan (sebagai zat pembasah dan zat pembantu dispersi) Walaupun kebanyakan formulasi salut yang digunakan dalam proses salut gula diaplikasikan dalam keadaan cair, beberapa diantaranya, misalnya serbuk tabur,diterapkan dalam keadaan kering. Proses Penyalutan Gula Proses penyalutan gula yang khas meliputi tujuh tahap utama meliputi 1. Penyegelan (sealing) 2. Penyalutan dasar (subcoating) 3. Pembesaran (grossing) 4. Pelicinan permukaan (smoothing) 5. Penyalutan warna (color coating) 6. Pemolesan (polishing) 7. Pencetakan cap (printing) Walaupun tiap tahap ini beragam, semua proses ini mengisyaratkan penerapan berulang cairan penyalut. Tiap penerapan diikuti oleh suatu periode yang membiarkan tablet berguling-guling bebas guna memungkinkan kesempurnaan distribusi bahan penyalut. Akhirnya, periode pengeringan dilakukan untuk menghilangkan lembap dari penyalut sebelum penerapan (pemberian) lapisan berikutnya.

Penyegelan (sealing) Kebanyakan formulasi salut yang digunakan dalam proses salut dalam proses gula adalah akuosa, sedangkan inti tablet yang berpori dan merupakan absorben kuat diformulasikan untuk berdisintegrasi dengan cepat jika berkontak dengan air. Salut segel diterapkan langsung pada inti tablet untuk maksud memisahkan ingredien tablet (terutama zat aktif) dan air (yang merupakan konsisten utama dari formulasi penyalut) untuk memastikan stabilitas produk yang baik. Fungsi penyegelan yang kedua adalah memperkuat isi tablet. Kuantitas bahan yang diterapkan sebagai suatu salut segel akan bergantung terutama pada tablet dan ukuran bets. Jika permukaan inti tidak dilindungi dengan baik, stabilitas produk jadi (fisika dan kimia) dapat rusak. Maksud penyegelan adalah memberikan perlindungan awal dan mencegah ingredien tablet inti berimigrasi kedalam penyalut, dan akhirnya merusak penampilan produk jadi. Penyegelan dilakukan dengan menerapkan salut berbasis polimer dengan menggunakan sendok tuang besar (ladle) dalam panci atau teknik semprot pada permukaan inti tablet.

Faktor penting lainnya adalah porositas tablet. Tablet yang sangat berpori akan cenderung mengisap larutan penyalut yang pertama diterapkan dan dengan demikian mencegah penyebaran larutan secara seragam pada permukaan tiap tablet dalam bets. Ada beberapa polimer yang dapat digunakan sebagai penyalut segel, misalnya selak,zein, hidriksipropilmetil selulosa (HPMC), polivinil asetat ftalat (PVAP), dan selulosa ftalat asetat (CAP). Polimer tersebut dilarutkan pada konsentrasi 15-30% b/b dalam suatu pelarut organik yang sesuai, sebaiknya salah satu dari produk etanol denaturasi. Walaupun selak telah digunakan secara universal, polimer ini dapat menyebabkan masalah. Salah satu masalah yang nyata adalah bahwa selak dapat berpolimerisasi pada penyimpanan sehingga karakteristik kelarutan penyalutan berubah. Masalah ini dapat diminimalkan dengan penambahan PVP kedalam formulasi selak atau menggunakan salah satu dari polimer lain seperti PVAP. Apabila menggunakan polimer yang tidak larut air sebagai dasar untuk formulasi penyalut segel, gunakan penyalut yang diperlukan dalam jumlah minimal guna memberi perlindungan yang sesuai. Kalau tidak, karakteristik pelepasan zat aktif dapat terpengaruh. Apabila salut segel diterapkan dengan teknik sendok tuang, zat anti lengket seperti talk bebas asbes sering digunakan untuk meminimalkan risiko menempel (twinning) atau menggumpal. Akan tetapi, penggunaan talk berlebihan hendaknya dihindari karena akan menyulitkan penyalut gula berikutnya untuk terikat pada permukaan salau segel. Jika produk jadi harus bersifat enterik, hal ini biasanya dicapai dengan menggunakan salah satu dari polimer enterik (seperti PVAP atau CAP) sebagai dasar untuk salut segel dan dipastikan agar penyalutan tiap tablet dilakukan dengan sempurna. Biasanya penerapan salut segel berpolimer satu lapis sudah cukup untuk memastikan bahwa ini tablet disegel secara efektif. Selain yang disebut diatas, penggunaan talk berlebihan dapat menyebabkan berbagai masalah, yaitu : Membuat tablet lebih mudah tergelincir sehingga mencegahnya menggelinding

sebagaimana mestinya dalam panci, dan Membuat permukaan tablet sulit dibasahi pada awal tahap penyalutan dasar (subcoating) sehingga pembentukan salaut (subcoat) pendukung tidak memadai sempurna, terutama pada pinggirnya. Jika ada kecenderungan terjadi salah satu masalah ini, salah satu cara mengatasinya ialah mengganti sebagian atau semua talk dengan bahan lain seperti terra alba yang akan membentuk suatu permukaan yang sedikit lebih kasar. Dewasa ini, penggunaan talk kurang disetujui karena kemungkinan bersifat karsinogenik.

Penyalut Dasar (Subcoating) Penyalutan dasar adalah tahap inti pertama dari proses gula yang membuatkan pinggiran tablet dan menambah bobot inti. Salut dasar juga membuat pondasi untuk proses salut gula yang masih akan dilakukan. Setiap kelemahan dalam salut gula akhir sering disebabkan oleh kelemahan dalam salut dasar. Untuk mempermudah pembangunan ini, formulasi salut dasar hampir selalu mengandung pengisi dalam konsentrasi tinggi, seperti talk, kalsium karbonat, kalsium sulfat, kaolin, dan titanium dioksida. Selain itu, pembentuk film pembantu seperti akasia, gelatin, atau salah satu turtunan selulosa juga dapat dimasukkan guna menyempurnakan keutuhan struktur salut. Untuk mencapai hasil yang bermutu, selama penyalutan dasar bahan penyalut harus menutup sudut tablet dan pinggir tablet secara efektif. Oleh karena itu, seleksi bentuk tablet yang sesuai harus dilakukan. Bentuk tablet dengan sudut minimal, seperti tablet yang dikempa pada pons yang sangat cembung atau pons radius dwi rangkap, jelas dapat membantu penutupan yang efektif (gambar 10.1). selain itu, ketebalan pinggiran tablet perlu perlu diminimalkan. Jika tidak teblet lebih sering menempel dan kemungkinan besar dapat dapat terjadi penutupan pinggiran yang tidak sempurna oleh subsalut (gambar 10.2).

Ada dua pendekatan utama pada proses penyalutan dasar yang sering dipraktikan, yakni proses laminasi dan formulasi suspensi salut dasar, masing-masing pendekatan mempunyai keistimewaan dan keuntungan yang jelas.

Proses Laminasi Proses laminasi, mungkin yang paling tua dari kedua teknik yang digunakan, meliputi penerapan larutan pengikat dan serbuk tabur berselang-seling sampai lapis salut yang diperlukan tercapai. Walaupun bahan dan formulasi untuk larutan pengikat dan serbuk tabur beragam, beberapa formula khas ditunjukkan dalam tabel 10.1 di bawah ini

Tabel 10.1. contoh formulasi yang digunakan dalam proses salut dasar laminasi. Bahan-bahan Larutan pengikat Gelatin Gom acacia Sukrosa Air suling ad 3,3 8,7 55,3 Ad 100 6,08 8,0 45,0 Ad 100 I % b/b II % b/b

Serbuk tabur Kalsium karbonat Titanium dioksida Talk (bebas asbes) Sukrosa serbuk Gom acacia 40,0 5,0 25,0 28,0 2,0 1,0 61,0 38,0 -

Apabila menggunakan teknik laminasi, kita harus memastikan bahwa keseimbanagn yang teliti antara jumlah relatif larutan pengikat dan serbuk tabur yang digunakan telah tercapai. Kekurangan serbuk tabur dapat meningkatkan resiko terjadinya pelekatan dan penempelan tablet. Sementara itu, pemberian serbuk tabur yang berlebihan dapat menciptakan salut tablet yang rapuh. Untuk mencapai mutu penyalutan yang baik dengan proses laminasi, secara khusus diperlukan pekerjaan operator terampil. Tipe proses ini dapat mempercepat pembangunan salut. Sebaliknya, proses laminasi lebih sulit digunakan oleh operator yang kurang terampil dan lebih sulit diotomatiskan. Pendekatan proses laminasi telah terbukti efektif, terutama apabila terdapat kesulitan dalam menutup pinggiran tablet. Namun jika tidak berhati-hati, penyalut dasar dapat bergumpal. Selain itu, jika jumlah serbuk tabur yang digunakan tidak sepadan dengan kapasitas pengikat larutan gom, tidak saja salut akhir akan sangat rapuh, tetapi debu juga akan berkumpul dibagian belakang panci. Hal ini merupakan faktor yang menyebabkan kekasaran akhir yang berlebihan.

Proses suspensi salut dasar Formulasi suspensi salut dasar dihasilkan dengan menggabungkan formulasi pengikat dan serbuk yang digunakan dalam proses laminasi yang lebih tradisional. Contoh formula yang khas ditunjukkan dalam tabel 10.2.

Proses ini menggunakan pendekatan suspensi salut dasr yang mengurangi kerumitan proses. Oleh karena itu, proses ini mungkin digunakan secara efektif oleh operator yang kurang berpengalaman dan mudah diotomatisasi.

Tabel 10.2. contoh formulasi suspensi salut dasr. Bahan-bahan Sukrosa Kalsium karbonat Talk (bebas asbes) Titanium dioksida Gom akasia Gelatin Air suling I % b/b 40,0 20,0 12,0 1,0 2,0 25,0 II % b/b 58,25 18,45 1,00 0,01 22,29

Pendekatan pilihan yang terbukti populer, terutama apabila digunakan bersama dengan sistem dosis diotomatiskan , adalah penerapan formulasi suspensi salut dasar (tabel 10.2). dalam formulasi ini, bahan yang diserbuk yang berfungsi untuk membangun salut, didispersikan dalam larutan dalam larutan berbasis gom. Pendekatan ini memungkinkan kandungan padat untuk mendekati kapasitas pengikat dari larutan dasar. Proses ini sering kali memungkinkan operator yang kurang berpengalaman memberikan hasil yang memuaskan.

Pembesaran dan pelicinan Untuk membuat suatu produk salut gula bermutu, permukaan yang disalut harus licin dan bebas dari ketidakteraturan sebelum penerapan salut warna. Karena persyaratan kelicinan dapat dicapai selama penerapan salut dasar (sub-coat), proses pelicinan lanjut (sebelum salut warna) biasanya tidak dilakukan lagi. Formulasi pelicin bergantung pada derajat kelicinan yang diperlukan. Selut pelicin sederhana terdiri atas sirop sukrosa 70% dan sering mengandung titanium dioksida (1%-5%) sebagai suatu bahan pemburam (opacifier) atau zat pemutih dan mungkiin juga diwarnai dengan pewarna lain guna memberikan suatu dasar yang baik untuk penerapan salut warna berikutnya. Proses ini terutama berguna apabila formulasi salut warna berikutnya menggunakan zat pewarna larut air karena dapat membuat permukaan dibawah salut berwarna lebih memantulkan cahaya (reflective). Hasilnya, warna akhir akan lebih bersih dan lebih cemerlang.

Jika dilakukan pelicinan dalam jumlah besar, sebagaimana halnya pada tablet salet dasar yang mempunyai permukaan berlubang-lubang, zat tambahan lain (seperti talk, kalsium karbonat, dan pati jagung) dapat digunakan dalam konsentrasi rendah untuk mempercepat proses pelicinan.

Salut warna Semua akan setuju bahwa penyalutan warna merupakan salah satu tahap paling penting dalam proses salut gula karena dampak visual yang segera berkaitan dengan mutu menyeluruh. Pewarna yang sesuai dilarutkan atau didispersikan dalam sirop penyalut untuk mendapatkan warna yang diinginkan. Ada dua pendekatan dasar untuk mewarnai sirop salut gula, masing-masing dengan teknik penyalutan yang berbeda. Kedua pendekatan ini meliputi penggunaan zat pewarna larut air atau pigmen tidak larut air. Sebelum tahun 1950, zat pewarna larut air digunakan secara luas untuk memperoleh warna yang diinginkan. Teknik ini ditangani oleh operator berpengalaman, yang memperoleh keterampilannya beberapa tahun pengalaman kerja. Banyak dari penyalutan warna memerlukan waktu selama 2 atau 3 hari dan jika tidak ditangani sebagaimana mestinya, warna tablet bisa tidak seragam atau bercak-bercak karena zat pewarna larut air dapat bermigrasi ke permukaan selama pengeringan. Selain itu, reprodusibilitas warna dari bets ke bets tidak dapat dikeringkan. Penggunaan zat pewarna dapat menimbulkan masalah pemudaran karena kepekaan zat warna terhadap cahaya. Penggunaan lak bersertifikat yang tidak larut air sebenarnya dapat menggantikan zat pewarna larut air dalam salut tablet farmaseutik. Lak mempunyai beberapa keuntungan, yaitu tidak ada migrasi pewarna pada waktu pengeringan (karena lak tidak larut), stabilitas cahaya yang lebih baik, tablet bercak jarang terjadi, dan waktu penyalutan jauh lebih singkat. Walaupun lak tidak larut, pewarna ini tidak seluruhnya buram. Akibatnya sifat-sifat pewarnaan dapat dioptimalkan dengan ling efisien untuk penyalutan warna meliputi penggunaan suspensi lak yang dipradispersikan dan diburamkan. Dengan mengubah-ubah perbandingan lak atau zat pemburam, berbagai corak warna dapat dihasilkan. Akan tetapi, penambahan pigmen ke dalam larutan sirop tidak semudah seperti zat pewarna larut air. Perlu dipastikan agar pigmen dibasahi sempurna dan terdispersi secara seragam. Jadi penggunaan warna pigmen konsentrat (pekat) yang tersedia secara komersial biasanya lebih menguntungkan.

Proses penyalutan zat warna Ciri-ciri

Ciri-ciri proses penyalutan gula menggunakan zat pewarna larut air meliputi Pemberian (penerapan) berurutan sirop penyalut yang mengandung zat pewarna dalam konsentrasi tertentu (khususnya, saat penyalutan sedang berjalan). Konsentrasi zat pewarna dalam sirop dapat ditingkatkan hingga warna sasaran dicapai. Penambahan tiap tahap sirop berwarna dalam jumlah yang cukup untuk membasahi permukaan tablet secara keseluruhan, diikuti dengan pengeringan di udara terbuka dapat mencapai kehalusan yang dipersyaratkan dan mencegah migrasi warna. Penggunaan konsentrasi pewarna yang relatif rendah (diperlukan untuk mencapai keseragaman warna akhir) mengakibatkan perlunya pemberian kira-kira 50 hingga 60 kali sirop berwarna individu (terutama untuk warna gelap) secara terpisah. Sangat penting bahwa pada tiap pemberian sirop berwarna, tablet dibiarkan sering menyeluruh sebelum penerapan berikutnya dilakukan. Kalau tidak, kelembapan dapat terjerat dalam salut dan dapat menyebabkan tablet berkeringat jika didiamkan. Warna akhir yang diperolehmerupakan hasil dari 60 kali pemberian sirop berwarna individual. Jika faktor ini digabung dengan pengeringan tiap penerapan, keseluruhan proses memakan waktu yang lama, dapat mencapai kira-kira 25 jam

Kesulitan-kesulitan Tidak diragukan bahwa dalam penanganan oleh operator yang terampil, mutu tablet bersalut gula yang menggunakan metode salut warna sulit ditandingi, terutama sari sudut kebersihan dan kecemerlangan warna akhir. Akan tetapi proses ini juga memiliki beberapa kesulitan, yaitu 1. Masalah migrasi warna (akibat dari pengeringan yang kurang atau pengeringan yang terlalu cepat) 2. Warna yang berubah-ubah pada pada permukaan tablet individu, yang terjadi akibat lapisan salut dasar dan transparasi salut warna tidak sama rata. 3. Warna tablet ke tablet yang berubah-ubah yang terjadi karena sistem pewarnaan yang transparan tidak secara seragam didistribusikan. 4. Variasi warna (perbedaan) dari bets ke bets yang mungkin terjadi karena keragaman kuantitas total warna yang dibuat atau sebagai akibat perbedaan-perbedaan kecil dalam jumlah pewarna yang ditimbang untuk tiap bets (zat pewarna larut air menghasilkan warna yang kuat) 5. Proses menghabiskan waktu karena memerlukan pengeringan lambat dan kebutuhan melakukan begitu banyak kali tahap pemberian larutan warna terpisah secara individu.

Proses salut pigmen Pigmen telah menunjukkan dua kelebihan penting atas pewarna larut air, yakni; 1. Kelarutan yang kurang dalam media berair sehingga meniadakan migrasi warna selama pengeringan 2. Warna lebih stabil terhadap cahaya Akan tetapi, karena pigmen merupakan partikel diskret yang tidak larut, keproses dispersi pigmen harus harus dilakukan secara teliti. Oleh sebab itu, konsentrat dispersi pigmen yang tersedia secara komersial menjadi populer

Karakteristik utama Beberapa karakteristik utama formulasi salut gula yang menggunakan sistem pewarna pigmen meliputi 1. Penggunaan suatu konsentrasi tunggal pewarna diseluruh proses penyalutan warna sehingga lebih mudah untuk mencapai warna sasaran akhir. Untuk memperoleh warna berbeda, perbandingan pigmen lak perlu diubah, terutama zat pemburam (titanium dioksida) 2. Keseragaman warna bets dapat dicapai setelah sedikit tahap pemberian sirop berwarna. Sering kali pengembangan warna selesai setelah delapan sampai sepuluh tahap pemberian dan lima sampai tujuh tahap sisa pemberian lagi digunakan untuk melicinkan permukaan tablet. 3. Waktu pengeringan dikurangi karena zat pewarna tidak larut air tidak bermigrasi selama pengeringan sehingga dapat dikeringkan lebih cepat 4. Proses penyalutan warna secara menyeluruh dipersingkat sebagai akibat dari jumlah kali tahap pemberian warna yang dikurangi dalam waktu pengeringan yang dipersingkat. Keterbatasan Ada beberapa hal yang dikatakan sebagai keterbatasan sistem pewarnaan pigmen dan proses salut yaitu; 1. Pewarna yang diperoleh dari pigmen (terutama apabila lak digunakan dalam gabungan dengan titanium dioksida) pada umumnya tidak secemerlang atau sebersih salut yang diperoleh dengan pewarna larut air. 2. Proses penyalutan warna pigmen yang terburu-buru relatif mudah menghasilkan tablet kasar yang sulit dipoles

3. Perlu dipastikan bahwa pigmen didispersi dengan efektif dalam sirop salut (jelas konsentrasi warna pigmen meniadakan masalah ini). Kalau tidak bintik-bintik warna mungkin dapat merupakan suatu masalah. 4. Karena kebanyakan sistem pewarna pigmen mengandung lak (yang khas asam), tidak dianjurkan membiarkan sistem salut panas untuk jangka waktu yang lama setelah pewarna ditambahkan. Kalau tidak, jumlah gula invert berlebihan akan dibentuk. Dengan perkecualian poin pertama dari masalah di atas, semua masalah lainnya dapat dengan mudah dihindari. Jadi keuntungan proses penyalutan pigmen cenderung lebih baik sehingga proses sehingga proses itu menjadi pilihan

Keuntungan Keuntungan proses salut warna pigmen antara lain; 1. Kemampuan untuk memperoleh warna yang seragam pada permukaan tiap tablet lebih besar 2. Keseragaman warna bets ke bets lebih besar 3. Pengurangan ketebalan salut warna yang signifikan 4. Pengurangan waktu pemrosesan yang signifikan Lak bersertifikat dihasilkan dari zat pewarna larut air dengan suatu proses yang dikenal sebagai laking, yaitu proses mengabsorpsikan molekul pewarna larut air, seperti alumunium hidroksida Lak bersertifikat, terutama apabila digunakan bersama dengan zat pemburama, seperti titanium dioksida, memberikan salut gula berwarna yang unggul dan memungkinkan suatu rentang corak warna yang luas untuk dapat dicapai. Akan tetapi, dispersi pigmen kedalam larutan sirop tidak semudah dispersi zat pewarna larut air. Oleh karena itu, perlu dipastikan bahwa pigmen terbasahi dengan sempurna dan terdispersi dengan seragam. Jadi, penggunaan konsentrat warna pigmen komersial biasanya bermanfaat.

Pemolesan Permukaan tablet yang baru saja disalut warna biasanya masih pudar. Oleh karena itu tablet perlu dipoles menggunakan beberapa cara untuk mendapatkan permukaan tablet salut gula yang halus. Metode untuk memperoleh suatu permukaan yang halus cenderung sangat beragam, namun pada umumnya dianjurkan agar tablet hendaknya dibiarkan semalam diatas nampan sebelum pemolesan guna memastikan bahwa tablet sudah cukup kering. Konsentrasi lembap yang sangat berlebihan dalam tablet dapat mengakibatkan;

1. Sulit mencapai permukaan halus yang baik 2. Meningkatnya resiko berbunga dan berkeringat pada periode yang lebih lama Sistem pemolesan Pengilapan atau pemolesan yang dapat digunakan meliputi; 1. Larutan malam berbasis pelarut organik (malam tawon lebah, malam carnauba, malam candelilla dan malam parafin keras) 2. Bubur malam dalam alkohol 3. Campuran berbagai malam kering yang diserbuk halus 4. Pernis farmaseutik (secara khas merupakan larutan alkohol dari berbagai bentuk selak, sering mengandung malam tambahan). Pencetakan cap (penstempelan) Jika tablet yang disalut gula selanjutnya diberi identitas dengan suatu nama produk, kekuatan dosis atau logo perusahaan, hal ini harus dilakukan dengan suatu proses penstempelan. Secara khas, penstempelan demikian meliputi penerapan tinta bercap farmaseutik pada permukaan tablet yang disalut dengan suatu proses penstempelan yang dikenal sebagai offset rotoggravure. Tablet salut gula dapat di stempel sebelum atau setelah pemolesan. Tiap pendekatan itu mempunyai keuntungan dan keterbatasan. Penstempelas sebelum pemolesan memungkinkan tinta dapat melekat lebih kuat pada permukaan tablet, tetapi tulisan dapat hilang karena karena sentuhan atau gesekan pelarut organik selma proses pemolesan. Penstempelan setelah pemolesan dapat dihindari masalah penggosokan cap selama pemolesan, tetapi tinta tidak akan melekat dengan baik pada permukaan tablet yang dilapisi malam. Adhesi tinta stempel dapat ditingkatkan dengan penerapan larutan dasar pencetak dari selak yang di modifikasi sebelum penstempelan. Teknik penerapan penyalutan gula Proses penyalutan ini mensyaratan keterampilan tinggi dari operator. Prosedur Penerapan dasar meliputi tiga tahapan berurutan: 1. Pemberian suatu volume cairan penyalut yang tepat pada lapisan tablet yang mengalir (cukup menutup secara menyeluruh permukaan setiap tablet dalam bets) 2. Distribusi cairan penyalut secara seragam melintasi permukaan tiap tablet dalam bets. Faktor utama untuk mengendalikan distribusi cairan penyalut adalah persentuhan antar

tablet mengalir dan pemindahan cairan dari tablet ke tablet lainsebagai akibat persentuhan tesebut. Jadi apabila menggunakan alat semprot, cairan penyalut tidak perlu diatomisasi secara halus untuk memastikan bahwa distribusi cairan itu efektif. Atomisasi yang berlebihan dapat menyebabkan kabut yang mengakibatkan sebagian cairan penyalut menempel pada dinding panci, bukan di atas tablet. 3. Pengeringan cairan penyalut setelah distribusi yang seragam dicapai. Faktor yang mempengaruhi keseragaman salut dalam proses penyalutan gula adalah: Bahan penyalut tetap cair sampai cairan itu menyebar melintasi permukaan tiap tablet dalam bets. Volume cairan penyalut yang dimasukkan harus cukup untuk memastikan agar setiap tablet dalam bets dapat dibasahi. Volume cairan dapat diubah setelah proses berkembang untuk mempertimbangkan perubahan ukuran tablet dan kondisi pengeringan. Panci penyalut menunjukkan karakteristik pencampuran yang baik, terutama titik mati dihindari. Masalah dalam salut gula Masalah dengan ketahanan inti tablet. Inti tablet harus cukup kuat untuk menahan efek erosi dari setiap proses penyalutan. Pentingnya sifat fisk inti tablet, seperti kekerasan (kekuatan remuk diametral), friabilitas dan kecendrungan laminasi. Bila tidak

memperhatikan hal tersebut mengakibatkan terjadinya fragmentasi tablet selama proses penyalutan. Fragmentasi tablet dapat menimbulkan beberapa masalah, seperti tablet yang pecah tidak dapat dijual, tablet yang pecah harus diperiksa dan dikeluarkan. Fragmen dari tablet yang pecah dapat melekat pada permukaan tablet yang utuh karena sifat adhesif cairan penyalut. Masalah mutu tablet jadi Salut sumbing Penambahan polimer seperti selulosa, polivinil piroidon, gom, atau gelatin pada berbagai formula dapat membantu meningkatkan keutuhan struktur sehingga mengurangi sumbing pada tablet. Penggunaan berlebih dan pigmen yang tidak larut cenderung meningkatkan kerapuhan salut gula maka hendaknya sedapat mungkin dihindari. Keretakan salut

Inti tablet yang memuai selama atau setelah penyalutan mungkin menyebabkan salut retak. Pemuaian seperti itu, dapat disebabkan oleh absorpsi lembap oleh inti tablet, atau mungkin disebabkan oleh relaksasi tekanan dari inti setelah pengempaan. Absorpsi lembap dapat diminimalkan oleh penggunaan salut segel yang tepat, sedangkan pemuaian karena relaksasi tegangan pascakempa dapat diatasi dengan memperpanjang waktu antara pengempaan dan permulaan penyalutan gula. Salut yang tidak kering Ketidaksanggupan untuk mengeringkan salut gula dengan baik, terutama salut berbasis sukrosa, sering merupakan suatu indikator adanya konsentrasi gula invert yang berlebihan, yaitu lebih besar dari 5%. Penginversian sukrosa meningkat dengan membiarkan sirop sukrosa pada suhu yang ditinggikan dibawah kondisi asam selama periode waktu yang diperpanjang. Kondisi demikian terjadi apabila larutan salut gula mengandung lak alumunium yang dibiarkan panas terlalu lama, atau formulasi salut gula ini dipanaskan lagi untuk melarutkan kembali gula yang mulai mengkristal. Tablet kembar Formulasi salut gula bersifat sangat lengket. Terutama jika mulai mengering, dan memungkinkan tablet yang berdekatan menempel. Tablet kembar atau multitablet merupakan suatu masalah apabila tablet yang akan disalut mempunyai permukaan datar, yang dapat dengan mudah bersentuhan satu sama lain. Hal in tertutama masalah pada tablet yang berbentuk kapsul (kaplet) dosis tinggi yang mempunyai dinding pinggiran yang tinggi. Pemilihan desain pons tablet yang tepat dapat secara selektif digunakan untuk meminimalkan masalah. Warna yang tidak merata Tahap penyalutan warna pada proses penylutan gula merupakan tahap kritis pada mutu tablet jadi. Distribusi warna yang tidak merata sering terlihat jelas terutama pada warna yang lebih gelap, dan merupakan penyebab utama penolakan bets. Banyak faktor yang berkontribusi dalam masalah ini, yaitu: Distribusi cairan penyalut yang buruk selama penerapan (pemberian). Hal ini dapat disebabkan oleh pencampuran tablet yang buruk dalam proses penyalutan atau penambahan cairan yang tidak cukup untuk menyalut sempurna permukaan tiap tablet dalam bets. Migrasi pewarna larut air sewaktu salut dikeringkan.

Permukaan salut dasar yang tidak sama rata ketika menggunakan salut yang diberi warna. Ketidaksamarataan ini menyebabkan keragaman dan ketebalan lapisan warna transparan yang terlihat sebagai intensitas warna yang berbeda. Pencucian kembali (washing back) salut warna yang diberi warna pigmen. Walaupun pigmen tidak bermigrasi pada waktu pengeringan, jika kuantitas cairan penyalut yang berlebihan diterapkan selama proses pewarnaan, ada kecenderungan pada lapisan warna yang sebelumnya diterapkan (dan dikeringkan) untuk terlarut kembali dan terdistribusi secara tidak seragam. Masalah ini khususnya terlihat jelas pada formulasi yang diberi warna lak alumunium yang mengandung konsentrasi renadah pigmen pemburam, seperti titanium dioksid yaitu warna gelap. Pengeringan berlebihan antara masing-masing pemberian warna. Hal ini dapat menyebabkan erosi lapisan warna dan berkontribusi pada ketidaksamarataan warna. Berbunga dan berkeringat Residu kelembapan (dalam tablet gula yang telah jadi) sering menyebabkan suatu masalah. Sepanjang suatu periode waktu, kelembapan dapat berdifusi keluar dan merusak mutu produk, Konsentrasi sedang kelembapan yang keluar menyebabkan polesan produk mulai berkabut, fenomena ini sering disebut sebagai berbunga. Keluarnya konsentrasi kelembapan yang lebih tinggi dapat menyebabkan munculnya butir-butir seperti keringat pada permukaan tablet, fenomena in disebut berkeringat dan dapat lebih serius jika tablet disimpan dalam wadah tertutup. Pada akhirnya tablet akan melekat satu sama lain. Konsentrasi lembap yang tepat dalam salut gula dapat menghasilkan karakteristik pemolesan yang baik karena pemolesan yang baik sulit dilakukan jika tablet terlalu kering, dan juga dapat menghindari berbunga atau berkeringat. Jadi ketelitian yang tinggi harus diterapkan dalam tahapan pengeringan pada penerapan cairan salut, demikian juga pada pemilihan rak pengeringan tablet yang tepat sebelum pemolesan. Menyerupai marmer Untuk mencapai produk salut gula yang bermutu tinggi yaitu memastikan bahwa warna terdistribusi seragam dalam lapisan warna. Selain itu, pastikan juga bahwa pada waktu yang sama pada akhir penerapan salut warna diperoleh permukaan

salut yang halus (sebelum pemolesan). Kegagalan mencapai kehalusan yang dipersyaratkan sering mengakibatkan penampilan seperti marmer pada pemolesan. Masalah ini terjadi sebagai akibat pengumpulan malam dalam lekukan permukaan kecil dari salut kasar. Fenomene ini lebih jelas pada warna yang lebih gelap. Perolehan kembali tablet dari tablet salut gula yang ditolak Tablet salut gula yang ditolak tidak boleh digerus untuk dikempa kembali karena pada tablet gula telah diterapkan sejumlah bahan sebagai penyalut. Satu prosedur perolehan kembali yang mungkin digunakan adalah mencuci salut gula. Tablet bersalut diatas kasa dicelupkan dengan hati-hati ke dalam penangas air sampai salut cukup dihilangkan sedemikian rupa sehingga mutu yang dikehendaki dapat dicapai. Setelah kuantitas salut yang diwajibkan dihilangkan, tablet dapat dikeringkan dengan mengguling-gulingkannya dalam suatu panci salut dibawah aliran udara panas (500C). Prosedur demikian harus jelas divalidasi guna memastikan bahwa mutu produk secara menyeluruh tidak dirusak demi perbaikan mutu visual.

VALIDASI PENDAHULUAN Dewasa ini, konsep validasi telah diakui manfaatnya dalam membantu menjaminkarakter mutu berbagai golongan produk obat, bukan hanya untuk produk steril.Prosedur validasi telah diterapkan pada bentuk sediaan padat oral, khususnya tabletkempa. Validasi produk tablet terutama harus dilakukan apabila proses pembuatandiketahui dapat memengaruhi karakter mutu yang penting, seperti ketersediaanhayati. Oleh karena itu, konsep validasi perlu dipertimbangkan apabila produk tabletdan metode pembuatan baru didesain atau apabila desain proses pembuatan tabletdiperbaiki dan dievaluasi, Pengakuan bahwa proses yang memadai untuk pembuatanproduk farmasi adalah proses yang divalidasi semakin meningkat. Menurut definisi FDA, proses pembuatan yang divalidasi adalah proses yang telah dibuktikan melakukan apa yang diakui atau dinyatakan harus dilakukan. Selanjutnya, FDA memberikan definisi sebagai berikut:Proses validasi adalah suatu program terdokumentasi yang menyajikan tingkat jaminan mutu yang tinggi agar suatu proses khusus (misalnya, pembuatan sediaan solid padat farmasetik) secara konsisten menghasilkan spesifikasi dan acuan mutu yang telah ditetapkan. Bukti validasi diperoleh melalui proses pengumpulan atau evaluasi data. Bukti yang lebih baik akan diperoleh apabila proses ini dilakukan mulai dari fase pengern bangan dan dilanjutkan hingga fase produksi. Meskipun PDA memberikan definisi untuk proses pembuatan yang divalidasi, validasi fase pengembangan dianjurkan ebiK banyak dilakukan daripada validase proses produksi sebenarnya. Hal ini nemang perlu dilakukan pada sebagian besar produk tablet. Dalam setiap diskusi validasi selalu diasumsikan bahwa produk yang dilibat-