makalah strategi pembelajaran matematika2

22
Makalah Strategi Pembelajaran Matematika Pembelajaran Secara Konstruktivisme Dosen Pengampu : Rien Anitra, M.Pd Program Studi : Matematika Semester : Ganjil Kelas : V D OLEH : Dewi sartika 113085-02-13-0-025 Mismawati 113085-02-13-0-074 Noviarti 113085-02-13-0-081 SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) 2014-2015

Upload: noviarti

Post on 10-Dec-2015

245 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

ya

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Strategi Pembelajaran Matematika2

Makalah Strategi Pembelajaran Matematika

Pembelajaran Secara Konstruktivisme

Dosen Pengampu : Rien Anitra, M.Pd

Program Studi : Matematika

Semester : Ganjil

Kelas : V D

OLEH :

Dewi sartika 113085-02-13-0-025

Mismawati 113085-02-13-0-074

Noviarti 113085-02-13-0-081

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP)

2014-2015

Page 2: Makalah Strategi Pembelajaran Matematika2

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT , atas karuia-Nya kami dapat

menyelesaikan penyusunan makalah dari Ibu Rien Anitra, M.Pd untuk mata kuliah

Pengembangan Pembelajaran Matematika. Shalawat serta salam semoga tercurahka kepada

Baginda Nabi besar Muhammad SAW.

Dalam makalah ini, kajian yang dibahas menarik untuk berdiskusi pemahaman

terhadap salah satu pokok bahasan Strategi Pembelajaran Matematika yang diajukan sebagai

salah satu tugas paper mata kuliah Pengembangan Pembelajaran Matematika, serta sebagai

informasi untuk menambah pengetahuan. Hal ini lah yang mendorong kami untuk menyusun

informasi menjadi sebuah makalah sesuai dengan kemampuan .

Namun demikian, kami meyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh

dari kesempurnaan, karena semua ini adalah keterbatasan pegetahuan serta kurangya

referensi sebagai bahan acuan. Sehingga apabila ada kekurangan dan kesalahan dalam

penyusunan kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Kritik dan saran yang sifatnya

membangun sangat kami harapkan demi penyempurnaan peulisan makalah selanjutnya.

Singkawang, september 2015

Penulis

i

Page 3: Makalah Strategi Pembelajaran Matematika2

Daftar Isi

Contents

KATA PENGANTAR........................................................................................................................... ii

Daftar Isi............................................................................................................................................... iii

BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................................................1

1.1 Latar belakang.............................................................................................................................1

1.2 Rumusan masalah........................................................................................................................1

1.3 Tujuan..........................................................................................................................................1

BAB 2 PEMBAHASAN.......................................................................................................................2

2.1 Definisi........................................................................................................................................2

2.2 Ciri-Ciri Pembelajaran Secara Konstruktivisme..........................................................................3

2.3 Prinsip-prinsip Konstruktivisme..................................................................................................3

2.5 Kelebihan dan Kelemahan Konstruktivik...................................................................................4

2.6 Lima Unsur Penting Dalam Lingkungan Pembelajaran Konstruktivis.........................................5

2.7 Proses Belajar Menurut Konstruktivik.........................................................................................6

2.8 Peranan Murid Dan Guru Serta Cabaran Dalam Kelas Konstruktivik.........................................8

BAB 3 PENUTUP...............................................................................................................................11

3.1 Kesimpulan................................................................................................................................11

3.2 Saran..........................................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................12

ii

Page 4: Makalah Strategi Pembelajaran Matematika2

ii

Page 5: Makalah Strategi Pembelajaran Matematika2

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Matematika sebagai ilmu dasar, sekarang semakin banyak digunakan dalam kehidupan

sehari- hari diberbagai bidang. Hal ini menjadi tantangan bagi guru dalam mengajarkan

matematika disekolah. Perubahan kurikulum dan diperkenalkannya berbagai metode dan

pendekatan serta banyaknya penataran ataupun pelatihan untuk guru, akan membawa manfaat

yang besar dalam perkembangan pembelajaran matematika.Oleh karena itu saat ini

diperlukan pembelajaran matematika yang dapat meningkatkan kebermaknaan pembelajaran.

Salah satu pembelajaran yang dimaksud adalah pembelajaran matematika dengan pendekatan

konstruktivis. Dalam pendekatan konstruktivis pengetahuan ditemukan, dibentuk dan

dikembangkan oleh siswa, sedangkan guru hanya berperan sebagai mediator dan fasilitator

untuk membentuk dan mengembangkan pengetahuan itu sendiri, bukan untuk memindahkan

pengetahuan.(Suparno, 1997: 11)

Dalam kelas konstruktivis seorang guru tidak mengajarkan kepada siswa bagaimana

menyelesaikan persoalan,namun mempresentasikan masalah dan mendorong siswa untuk

menemukan cara mereka sendiri dalam menyelesaikan permasalahan.Guru juga mendorong

siswa untuk setuju atau tidak setuju kepada ide seseorang dan saling tukar menukar ide

sampai persetujuan dicapai tentang apa yang dapat masuk akal siswa.

1.2 Rumusan masalah

1.3 Tujuan

1

Page 6: Makalah Strategi Pembelajaran Matematika2

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Definisi

Brien dan Brandt (dalam Nik Aziz Nik Pa, 1997) mendefinisikan konstruktivisme sebagai

suatu pendekatan pengajaran berdasarkan kepada penyelidikan tentang bagaimana manusia

belajar, yaitu setiap individu membangun pengetahuannya dan bukan hanya menerima

pengetahuan dari orang lain.

Sedangkan Briner (dalam Olivier,1999) menyebutkan bahwa dalam konstruktivisme, peserta

didik membangun pengetahuan mereka dengan menguji ide dan pendekatan berdasarkan

pengetahuan dan pengalaman sebelumnya yang sudah ada, mengaplikasikannya kepada

situasi baru dan mengintegrasikan pengetahuan baru yang diperoleh dengan ilmu

pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya.

Pada dasarnya, ide pokok teori pembelajaran konstruktivisme adalah peserta didik secara

aktif membangun pengetahuan mereka sendiri. Belajar merupakan kerja mental aktif, bukan

menerima pengajaran dari pengajar secara pasif. Dalam kerja mental peserta didik tersebut,

pengajar memegang peranan penting dengan cara memberikan dukungan, tantangan berpikir,

melayani sebagai pelatih atau model, namun peserta didik tetap merupakan kunci

pembelajaran. (Woolfolk, dalam Wilson, 1995). Oleh karenanya, peranan pengajar

merupakan faktor penting yang dapat memobilisasi segala faktor lain sehingga terjadi proses

pembelajaran yang intensif,dinamis, dan optimal, bukan hanya sebagai penyaji "pengetahuan

jadi" dan direct instruction.

Pendekatan konstruktivisme (Depdiknas, 2002) menekankan bahwa belajar tidak hanya

sekedar menghafal, tetapi peserta didik harus mengkonstruksi pengetahuannya sendiri dan

pengetahuan ini tidak dapat dipisah-pisahkan, tetapi mencerminkan keterampilan yang dapat

diaplikasikan. Sebagai landasan filosofi, pendekatan konstruktivisme menekankan

pengetahuan yang dibangun oleh manusia secara sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas

melalui konteks yang terbatas (Sugiman, 002).

2

Page 7: Makalah Strategi Pembelajaran Matematika2

2.2 Ciri-Ciri Pembelajaran Secara Konstruktivisme

1. Memberi peluang kepada murid untuk mendapatkan pengetahuan baru melalui proses

terlibat secara langsung

2. Menggunakan idea yang dimiliki setiap siswa untuk bisa mengembangkan dirinya

sendiri

3. Pembelajaran dilakukan sesuai dengan minat siswa

4. Idea siwa merupakan proses belajar siswa untuk mencapai tujuan

5. Mengembangkan potensi dan kreatifitas siswa

6. Dalam proses pembelajaran siwa berinteraksi aktif dengan guru

7. Menganggap pembelajaran sebagai suatu proses yang penting sehingga sesuai dengan

hasil pembelajaran.

8. Menggalakkan proses inkuiri murid melalui kajian dan eksperimen.

2.3 Prinsip-prinsip Konstruktivisme

Secara garis besar, prinsip-prinsip Konstruktivisme yang diterapkan dalam belajar mengajar

adalah:

1. Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri

2. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru ke murid, kecuali hanya dengan

keaktifan murid sendiri untuk menalar

3. Murid aktif megkontruksi secara terus menerus, sehingga selalu terjadi perubahan

konsep ilmiah

4. Guru sekedar membantu menyediakan saran dan situasi agar proses kontruksi

berjalan lancar.

5. Menghadapi masalah yang relevan dengan siswa

6. Struktur pembalajaran seputar konsep utama pentingnya sebuah pertanyaan

3

Page 8: Makalah Strategi Pembelajaran Matematika2

7. Mmencari dan menilai pendapat siswa

8. Menyesuaikan kurikulum untuk menanggapi anggapan siswa.

2.5 Kelebihan dan Kelemahan Konstruktivik

1. Kelebihan

Berfikir,

Dalam proses membina pengetahuan baru, murid berfikir untuk

menyelesaikan masalah, mencari idea dan membuat keputusan.

Paham

Oleh karena murid terlibat secara langsung dalam membina pengetahuan baru,

mereka akan lebih paham dan boleh mengapliksikannya dalam semua situasi

Ingat

Oleh karena murid terlibat secara langsung dengan aktif, mereka akan ingat lebih

lama semua konsep. yakni murid melalui pendekatan ini membina sendiri kepahaman

mereka. Justru mereka lebih yakin menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam

situasi baru.

Kemahiran social

Kemahiran sosial diperoleh apabila berinteraksi dengan rekan dan guru dalam

membina pengetahuan baru.

Nyaman

Oleh kerena mereka terlibat secara terus, mereka faham, ingat, yakin dan berinteraksi

dengan sehat, maka mereka akan merasa nyaman belajar dalam membina

pengetahuan baru.

2. Kelemahan

Dalam proses belajarnya dimana peran guru sebagai pendidik sepertinya kurang

begitu mendukung.

Perlu latihan adaptasi lebih dahulu untuk dapat belajar mandiri dalam

mengkonstruksi pengetahuannya

Ketidaksediaan murid untuk merancang strategi berpikir, dan menilai sendiri teori

pengajaran berdasarkan pengalaman sendiri

4

Page 9: Makalah Strategi Pembelajaran Matematika2

Situasi dan kondisi setiap sekolah tidak sama,karena tidak semua sekolah memiliki

sarana dan prasarana yang dapat membantu keaktifan dan kreativitas siswa.

2.6 Lima Unsur Penting Dalam Lingkungan Pembelajaran Konstruktivis

Menurut Widodo (2004, dalam Sudradjat, 2009) menyimpulkan lima unsur penting dalam

lingkungan pembelajaran yang konstruktivis, yaitu:

1. Memperhatikan dan memanfaatkan pengetahuan awal siswa

Kegiatan pembelajaran ditujukan untuk membantu siswa dalam mengkonstruksi

pengetahuan. Siswa didorong untuk mengkonstruksi pengetahuan baru dengan memanfaatkan

pengetahuan awal yang telah dimilikinya.

2. Pengalaman belajar yang autentik dan bermakna

Segala kegiatan yang dilakukan di dalam pembelajaran dirancang sedemikian rupa

sehingga bermakna bagi siswa. Oleh karena itu minat, sikap, dan kebutuhan belajar siswa

benar-benar dijadikan bahan pertimbangan dalam merancang dan melakukan pembelajaran.

Hal ini dapat terlihat dari usaha-usaha untuk mengaitkan pelajaran dengan kehidupan

sehari-hari, penggunaan sumber daya dari kehidupan sehari-hari, dan juga penerapan

konsep.

3. Adanya lingkungan sosial yang kondusif,

Siswa diberi kesempatan untuk bisa berinteraksi secara produktif dengan sesama siswa

maupun dengan guru. Selain itu juga ada kesempatan bagi siswa untuk bekerja dalam

berbagai konteks sosial.

4. Adanya dorongan agar siswa bisa mandiri

Siswa didorong untuk bisa bertanggung jawab terhadap proses belajarnya. Oleh karena

itu siswa dilatih dan diberi kesempatan untuk melakukan refleksi dan mengatur kegiatan

belajarnya.

5. Adanya usaha untuk mengenalkan siswa tentang dunia ilmiah.

5

Page 10: Makalah Strategi Pembelajaran Matematika2

Sains bukan hanya produk (fakta, konsep, prinsip, teori), namun juga mencakup proses

dan sikap. Oleh karena itu pembelajaran sains juga harus bisa melatih dan memperkenalkan

siswa tentang “kehidupan” ilmuwan.

2.7 Proses Belajar Menurut Konstruktivik

Pada bagian ini akan dibahas proses belajar dari pandangan kontruktifistik dan dari aspek-

aspek si belajar, peranan guru, sarana belajar, dan evaluasi belajar.

1.Proses belajar kontruktivistik secara konseptual proses belajar jika dipandang dari

pendekatan kognitif, bukan sebagai perolehan informasi yang berlangsung satu arah dari luar

kedalam diri siswa kepada pengalamannya melalui proses asimilasi dan akomodasi yang

bermuara pada pemuktahiran struktur kognitifnya. Kegiatan belajar lebih dipandang dari segi

rosesnya dari pada segi perolehan pengetahuan dari pada fakta-fakta yang terlepas-lepas.

2.Peranan siswa.

Menurut pandangan ini belajar merupakan suatu proses pembentukan pengetahuan.

Pembentukan ini harus dilakukan oleh si belajar. Ia harus aktif melakukan kegiatan, aktif

berfikir, menyusun konsep, dan memberi makna tentang hal-hal yang sedang dipelajari. Guru

memang dapat dan harus mengambil prakarsa untuk menata lingkungan yang memberi

peluang optimal bagi terjadinya belajar. Namun yang akhirnya paling menentukan adalah

terwujudnya gejala belajar adalah niat belajar siswa itu sendiri.

3.Peranan guru.

Dalam pendekatan ini guru atau pendidik berperan membantu agar proses pengkontruksian

pengetahuan oleh siswa berjalan lancar.Guru tidak mentransferkan pengetahuan yang telah

dimilikinya, melainkan membantu siswa untuk membentuk pengetahuannya sendiri.

4.Sarana belajar.

Pendekatan ini menekankan bahwa peranan utama dalam kegiatan belajar adalah aktifitas

siswa dalam mengkontruksi pengetahuannya sendiri. Segala sesuatu seperti bahan, media,

peralatan, lingkungan, dan fasilitas lainnya disediakan untuk membantu pembentukan

tersebut.

5.Evaluasi.

6

Page 11: Makalah Strategi Pembelajaran Matematika2

Pandangan ini mengemukakan bahwa lingkungan belajar sangat mendukung munculnya

berbagai pandangan dan interpretasi terhadap realitas, kontruksi pengetahuan, serta aktifitas-

aktifitas lain yang didasarkan pada pengalaman

Tahapan-tahapan dalam pengembangan model belajar konstruktivistik (menurut jurnal

pendidikan,volume 7, nomor 2, tahun 2006) yaitu:

1. Indentifikasi tujuan

Tujuan pembelajaran akan memberi arah dalam merancang program, implementasi program,

dan evaluasi. Identifikasi tujuan sudah merujuk pada tujuan pembelajaran yang tercantum

dalam garis-garis besar program pengajaran (GBPP) matematika kurikulum yang berlaku.

2. Menetapkan isi (produk) belajar

Setelah menetapkan tujuan pembelajaran, maka langkah selanjutnya adalah menetapkan isi

(produk) belajar. Pada tahap ini, ditetapkan konsep-konsep dan prinsip-prinip matematika

yang mana yang harus dikuasai siswa. Dalam satuan pelajaran (SP), produk belajar yang

telah ditetapkan itu dijabarkan dalam uraian materi.

3. Identifikasi dan klarifikasi pengetahuan awal siswa

Model konstruktivis menyadari dan memberi tekanan pada pentingnya pengetahuan awal

siswa dalam proses pembelajaran. Belajar menurut pandangan konstruktivis adalah proses

modifikasi dan restrukturisasi gagasan yang telah dimiliki siswa sebelum pembelajaran

berlangsung. Identifikasi penegetahuan awal siswa dilakukan melalui tes, interview klinis dan

peta konsep.

4. Identifikasi dan klarifikasi salah konsep siswa

Penegetahuan awal yang telah diidentifikasi dan klarifikasi, perlu dianalisis lebih lanjut untuk

menentukan mana diantaranya yang telah sesuai dengan konsep ilmiah, mana yang salah dan

mana yang salah konsep. Salah konsep siswa perlu diketahui latar belakang dan

penyebabnya, agar dapat dirancang strategi pembelajaran untuk mengubah salah konsep

menjadi konsepsi ilmiah.

5. Perencanaan program pembelajaran dan strategi pengubahan salah konsep

7

Page 12: Makalah Strategi Pembelajaran Matematika2

Program strategi pembelajaran disusun berdasarkan tujuan pembelajaran, produk belajar,

pengetahuan awal, dan salah konsep siswa. Program pembelajaran dibuat dalam bentuk

satuan pengajaran dan strategi salah konsep disusun dalam bentuk modul kecil.

6. Implementasi program pembelajaran dan strategi pengubahan konsepsi yang terdiri dari;

(1) Orientasi dan penyajian pengalaman belajar, (2) menggali ide-ide siswa, (3)

restrukturisasi ide-ide siswa yang meliputi klarifikasi dan pertukaran ide-ide siswa, penyajian

konflik kognitif, pengkonstruksian ide-ide baru.

7. Evaluasi yang meliputi; (1) penguasaan konsep, (2) pengubahan salah konsep, (3) respon

siswa terhadap hasil belajar.

2.8 Peranan Murid Dan Guru Serta Tantangan Dalam Kelas Konstruktivik

Apabila pembelajaran secara konstruktivisme diamalkan dalam kelas, peranan murid dan

guru akan berubah. Terdapat beberapa perubahan khususnya tentang peranan murid dan guru

serta cabaran cabaran yang mungkin dihadapi oleh mereka dalam pembelajaran secara

konstruktivisme.

Peranan Murid

• Murid mengambil inisiatif mengemukakan soalan-soalan dan isu, kemudian secara individu

mereka membuat analisis dan menjawab soalan-soalan itu. Mereka bertanggungjawab

terhadap pembelajaran mereka sendiri dan boleh menyelesaikan masalah.

• Murid selalu berbincang dengan guru dan sesama mereka. Perbincangan itu akan membantu

murid mengubah atau mengukuhkan idea-idea mereka. Jika murid itu berpeluang

mengemukakan pendapat mereka dan mendengar idea orang lain, murid tersebut dapat

membina asas pengetahuan yang mereka faham.

• Murid mencabar hipotesis yang telah dibuat dan digalakkan berbincang untuk membuat

ramalan. Murid diberi banyak ruang dan peluang untuk menguji hipotesis mereka

terutamanya melalui perbincangan dalam kumpulan.

• Murid menggunakan data dan bahan-bahan fisikal, manipulatif atau interaktif untuk

menolong mereka menemukan idea dan pengetahuan.

Peranan Guru

8

Page 13: Makalah Strategi Pembelajaran Matematika2

• Menggalakkan murid menerangkan idea mereka serta menghargai pandangan mereka.

• Menstruktur pelajaran untuk mencabar persepsi murid.

• Membantu murid menyadari kerelevanan kurikulum kepada kehidupan mereka.

• Mentaksir pembelajaran melalui aktivitas harian di kelas, bukan hanya dalam bentuk ujian

tertulis.

• Menggalakkan murid membuat tugasan yang berbentuk penyelesaian, menganalisis, dan

membuat hipotesis.

9

Page 14: Makalah Strategi Pembelajaran Matematika2

MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISTIK

DALAM MATEMATIKA

Setelah guru memberikan kasus misalnya contoh-contoh, siswa mengamati, membandingkan,

mengenal karakteristik, dan berusaha menyerap berbagai informasi yang terkandung dalam

kasus tersebut untuk digunakan memperoleh kesimpulan . Ini merupakan bagian kegiatan

yang penting dalam pembelajaran matematika beracuan kosntruktivisme . Melalui

pengamatan pada kasus-kasus tersebut, siswa memperoleh “pengalaman” yang diserap di

benak siswa. Dengan demikian terjadi aktivitas aktif siswa dalam mengkonstruk matematika

melalui proses asimilasi dan akomodasi.

1. Contoh : UNTUK TINGKAT SMP

Setelah mengamati beberapa bentuk beberapa Bangun yang antara lain :

KUBUS, BALOK, KERUCUT , LIMAS DAN PRISMA, Maka berikanlah

jawaban Pada titik – Titik yang tersedia berikut :

a. Berapa banyak Rusuk pada KUBUS ? (.....................)

b. Berapa banyak Rusuk pada BALOK ? (.....................)

c. Berapa banyak Rusuk pada PRISMA SEGI TIGA ? (.....................)

d. Berapa banyak Rusuk pada LIMAS SEGI EMPAT ? (.....................)

e. Berapa banyak Rusuk pada KERUCUT ? (.....................)

f. Berikutnya diskusikan dengan teman sebangkumu ” Apa arti RUSUK

pada bangun-bangun itu ”

g. Tuliskan Hasil diskusi tersebut :

10

Page 15: Makalah Strategi Pembelajaran Matematika2

BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan dari Teori konstruktivisme

1. Pembelajaran berfokus pada peserta didik, memberi perhatian pada proses berfikir atau

proses mental , dan bukan sekedar pada hasil belajar. Disamping kebenaran peserta didik ,

guru harus memahami proses yang digunakan anak sehingga sampai pada jawaban yang

diinginkan.

2. Mengutamakan peran peserta didik dalam berinisiatif sendiri dan keterlibatan aktif dalam

kegiatan pembelajaran. didalam kelas, penyajian pengetahuan jadi (ready made) tidak

mendapat penekanan, melainkan anak didorong menemukan sendiri pengetahuan itu melalui

interaksi spontan dengan keadaannya.

3. Memaklumi akan adanya perbedaan individual dalam hal kemajuan perkembangan.

Seluruh peserta didik tumbuh melewati urutan, namun pertumbuhan itu berlangsung pada

kecepatan yang berbeda

4. Semua kerja kognitif tingkat tinggi pada manusia berawal dari lingkungannya.

Pengetahuan merupakan suatu bentukan secara sosial dan terintemalisasi pada masing-

masing individu.

5. Menekankan pada pengajaran top-down daripada botom-up. Top-down berarti bahwa

siswa mulai dengan masalah-masalah yang kompleks untuk dipecahkan dan selanjutnya

memecahkan atau menemukan (dengan bantuan guru dalam bentuk scaffolding)

keterampilan-keterampilan dasar yang diperlukan.

6. Pembelajaran berrnakna bagi peserta didik, konsep baru atau inforrnasi baru yang akan

disarnpaikan harus dikaitkan dengan konsep-konsep yang telah ada pada sturktur kognitif dan

terkait dengan kenyataan hidup yang dialami peserta didik.

3.2 Saran

11

Page 16: Makalah Strategi Pembelajaran Matematika2

DAFTAR PUSTAKA

http://syidah31.blogspot.co.id/

http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-MODES/MODEL_PEMBELAJARAN_MATEMATIKA/BBM4_Dra._Erna_Suwangsih,_M.Pd..pdf

https://masbied.files.wordpress.com/2011/05/modul-matematika-teori-belajar-vygotsky.pdf

http://3bkelompok1konstruktivisme.blogspot.co.id/2013/01/makalah-konstruktivisme.html

https://surianto200477.wordpress.com/2009/09/17/teori-pembelajaran-konstruktivisme/

12