makalah sistematika tanaman.docx

32
SISTEMATIKA TANAMAN Turi, Tembelekan,dan Lempuyang MAKALAH BOTANI FARMASI Oleh : 1. Fransisca Melani (128114002) 2. Sr. Serlina Patattan (128114006) 3. Karla Violeta (128114011) 4. Monika Meitasari Astuti (128114014) 5. Maria Indah Rosari (128114037) FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2012

Upload: monika-meitasari

Post on 16-Feb-2015

529 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

SISTEMATIKA TANAMAN

Turi, Tembelekan,dan Lempuyang

MAKALAH BOTANI FARMASI

Oleh :

1. Fransisca Melani (128114002)

2. Sr. Serlina Patattan (128114006)

3. Karla Violeta (128114011)

4. Monika Meitasari Astuti (128114014)

5. Maria Indah Rosari (128114037)

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2012

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang MahaEsa karena atas berkat

dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah Botani Farmasi ini yang berjudul

“SISTEMATIKA TUMBUHAN” dengan baik.

Makalah ini disusun berdasarkan hasil wawancara, pengamatan,serta informasi

melalui internet yang mengenai tumbuhan Turi, tumbuhan Tembelekan dan tumbuhan

Lempuyang.

Selama pelaksanaan dalam pembuatan makalah,penulis banyak mendapat dukungan

dan bimbingan dari berbagai pihak.Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis

menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa,yang telah memberikan kesehatan jasmani dan rohani

sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.

2. Romo Paulus Wiryono P.,SJ selaku dosen Botani Farmasi yang telah memberikan

pengajaran tentang sistematika tumbuhan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata

Dharma selama semester ini.

3. Bapak Johanes Dwiatmaka selaku dosen Botani Farmasi yang telah memberikan

pengajaran tentang Morfologi Tumbuhan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata

Dharma selama semester ini.

4. Rekan-rekan yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah membantu kami

dalam menyelesaikan makalah ini.

Adapun dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan,namun dengan segala

kerendahan hati penulis menerima segala saran dan kritik yang sifatnya konstruktif dari

semua pihak dengan satu harapan semoga makalah ini memenuhi harapan kita semua.

Penulis mengucapkan banyak-banyk terima kasih atas perhatiannya.

Yogyakarta,26 November 2012

Penyusun

i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………….. i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………….. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang ................................................................................. 1

B. Tujuan ............................................................................................ . 2

BAB II PEMBAHASAN

1. Lempuyang Wangi……………………………………………… 3-6

2. Tembelekan…………………………………………………….. 7-10

3. Turi………………………………………………………………..11-14

PENGURUTAN USIA TANAMAN ....................................................15

BAB III PENUTUP…………………………………………………………….16

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

ii

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Tumbuhan merupakan gudang obat yang memiliki manfaat untuk berbagai penyakit.

Pemanfaatan tanaman yang digunakan sebagai tumbuhan obat menyebabkan masyarakat

lebih mengkonsumsi tanaman dibandingkan jika membeli obat modern. Botani merupakan

salah satu bidang kajian dalam biologi yang mengkhususkan diri dalam mempelajari seluruh

aspek biologi tumbuh-tumbuhan.

Dalam botani dipelajari semua disiplin ilmu biologi untuk mempelajari pertumbuhan,

reproduksi, metabolisme, perkembangan, interaksi dengan komponen biotik dan komponen

abiotik, serta evolusi tumbuhan. Botani mengkaji semua aspek dari tanaman, dari yang

terkecil dan berbentuk paling sederhana sampai yang terbesar dan paling kompleks, dari

kajian tentang segala aspek tentang tanaman individu sampai interaksi kompleks dari

berbagai anggota komunitas tanaman yang kompleks dengan lingkungan dan hewan. Dan

pada saat ini kami akan membuat sebuah makalah tentang sistematika pada tumbuhan.

Sistematika itu sendiri adalah ilmu yang secara ilmiah mempelajari keanekaragaman

makhluk hidup serta sejarah hubungan kekerabatan evolusi yang ada di antara mereka.

Gabungan antara taksonomi dan filogenetika.Sedangkan Sistematika tumbuhan adalah ilmu

yang berkaitan sangat erat dengan taksonomi tumbuhan. Namun demikian, sistematika

tumbuhan lebih banyak mempelajari hubungan tumbuhan dengan proses evolusinya. Dalam

sistematika bantuan ilmu seperti filogeni dan kladistika banyak berperan. Di sisi lain,

taksonomi tumbuhan lebih banyak mempelajari aspek penanganan sampel-sampel (spesimen)

tumbuhan dan pengelompokan (klasifikasi) berdasarkan contoh-contoh ini. Adapun sususan

sistematika tumbuhan yaitu dari yang terbesar ke yang terkecil yaitu :

1. Kingdom

2. Divisio

3. Sub divisio

4. Class

1

5. Sub-class

6. Ordo

7. Sub-ordo

8. Family

9. Genus

10. Spesies

Pada makalah ini kelompok kami akan membahas tentang sistematika tentang

tumbuhan yaitu pada tumbuhan Lempuyang, turi, dan tembelekan.

2. Tujuan

Adapun tujuan dari penelitian sistematika tumbuhan ini adalah agar mahasiswa dapat

mengamati secara langsung morfologi soatu tumbuhan dan dapat menentukan usia tumbuhan

dan mengurutkannya secara sistematis

2

BAB II

PEMBAHASAN

1. LEMPUYANG WANGI

Nama Latin : Zingiber aromaticum Val.

Nama daerah : Lempuyang, Lampuyang, Rempuyang

Klasifikasi :

a) Kingdom : Plantae

b) Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

c) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

d) Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

e) Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)

f) Sub Kelas : Commelinidae

g) Ordo : Zingiberales

h) Famili : Zingiberaceae (suku jahe-jahean)

i) Genus : Zingiber

j) Spesies : Zingiber aromaticum Val.

Morfologi Lempuyang :

Herba rendah sampai tinggi, perennial, batang asli berupa rimpang di bawah tanah, tinggi

lebih dari 1 m.

a. Batang Lempuyang

Merupakan batang semu, terdiri dari helaian kelopak daun yang saling membungkus dan

berseling, di atas tanah, beberapa batang berkoloni, hijau, rimpang; merayap, berdaging,

gemuk, aromatik.

3

b. Rimpang Lempuyang

Berukuran besar, daging berwarna kuning pucat, rasa lempuyang wangi tajam dan berbau

harum, rasa lempuyang pahit tajam dan pahit dilidah dengan bau yang tidak kuat.

c. Daun Lempuyang

Berbentuk mata lembing atau bulat memanjang, ujung runcing dan pangkal mengecil,

tunggal, berpelepah, duduk berseling, pelepah; membentuk batang semu, helaian; bentuk

lanset sempit, telebar di tengah atau di atas tengah, panjang 3-7 kali lebar, pangkal runcing

atau tumpul, ujung sangat runcing atau meruncing, berambut di permukaan atas, tulang daun

atau di pangkal, 14-40 x 3-8,5 cm, tangkai berambut, 45 mm. Lidah daun tegak, tumpul,

seperti membran, berambut 1,5-3 cm.

d. Bunga Lempuyang

Susunan majemuk bulir, bentuk bulat telur, muncul di atas tanah, tegak, berambut halus,

ramping tebal, 9-31 cm, 2-2,5 kali lebar, ujung runcing agak lebar, daun pelindung dengan

ujung datar, ukuran 1,54 x 1,54 cm., sisik tangkai bulir 4-6, lanset, tumpul, berambut, merah

3-6,5 cm. Daun pelindung sangat lebih besar dari kelopak, sama panjang dengan tabung

mahkota. Ukuran bulir 3,5-10,5 x 1,75-5,5 cm. Kelopak: 13-17 mm. Mahkota: kuning terang,

hijau gelap, atau. putih, tabung 2-3 cm, cuping bulat telur bulat memanjang, ujung meruncing

atau runcing, daun mahkota posterior paling besar 1,5-2,5 x 1-2 cm, bibir bibiran bulat telur

atau membulat, jingga .atau kuning lemon, 12 - 20 x 15 - 20 mm. Benang sari: kepala sari

elip bulat memanjang, kuning terang, 8 - 10 mm, penghubung 7 mm. Putik: bakal buah 3

ruang, bakal biji banyak, posisi aksiler, tangkai putik bercabang dua bebas. Buah: bulat telur

terbalik, merah, 12 x 8 mm. Biji: bulat memanjang bola, rata rata 4 mm.

Rumus bunga : Ca 3,Co 3,A 2,G (3) 

Diagram bunga :

4

e. Habitat : Banyak tumbuh liar, tempat yang disukainya, dengan ketinggian 0-1200 m

dpl.

f. Pengembangbiakan :

Lempuyang seperti kerabat tanaman berimpang lainnya dapat diperbanyak dengan

rimpangnya. Rimpang yang cukup tua ditumbuhkan dahulu akar dan tunasnya, baru dipindah

di kebun. Selain itu perbanyakan dapat dilakukan dengan pemisahan anakan.

g. Kandungan :

Rimpang: minyak atsiri yang tersusun dari a-kurkumen, bisabolen, zingiberen, kariofilen,

seskuifelandren, zerumbon, limonen, kamfer; di samping itu zat pedas gingerol, sogaol,

zingeron, paradol, heksahidrokurkumin, dihidrogingerol; informasi lain menyebutkan damar,

tanin, resin, pati, gula.

h. Khasiat :

Rimpang: biasanya digunakan dalam bentuk seduhan rimpang untuk obat asma,

merangsang nafsu makan, merangsang membran mukosa lambung, mengurangi rasa

nyeri, pembersih darah, penambah nafsu makan, menurunkan kesuburan pada wanita,

pencegah kehamilan, pereda kejang; di samping itu sering digunakan juga untuk

mengobati penyakit empedu, penyakit kuning, radang sendi, batuk rejan, kolera,

anemia, malaria, penyakit syaraf, nyeri perut, mengatasi kecacingan, masuk angin.

Pada pemakaian luar digunakan untuk mengurangi rasa nyeri .

Cara pemakaian :

1. Menambah nafsu makan

Rimpang lempuyang pahit sebanyak 150 g dicuci hingga bersih, kemudian parut

hingga halus, rebuslah parutan ini dengan 2500 cc air hingga airnya tinggal

separuh. Untuk menghilangkan rasa pahit dapat ditambahkan gula merah 50 g,

saring terlebih dahulu sebelum diminum, air ini diminum 3X sehari cukup 1

sendok makan.

5

2. Mengobati batuk rejan

Rimpang lempuyang pahit dicampur kayu manis cina dan bawang merah yang

sudah dipanggang. Campuran tersebut di tumbuk dan diperas, kemudian minum

hasil perasannya.

3. Mengobati gatal akibat alergi udang dan ikan laut

Iris tipis-tipis rimpang lempuyang, seduh seperti teh dan diminum setiap hari

hingga gejala alergi hilang.

4. Mengobati masuk angin:

Digunakan 10 gram rimpang segar lempuyang wangi; setelah dicuci, diparut,

diperas dan disaring, kemudian hasil saringan ditambah 2 sendok makan madu

dan 1/2 gelas air matang (panas), diaduk diminum dua kali sehari pagi dan sore

sama banyak.

5. Mengobati rematik

Rimpang lempuyang wangi dikupas, lalu dicampur cabe jawa, lumatkan, dan

ditambah nasi kering, ramuan itu ditempelkan pada tubuh yang sakit.

6. Obat penambah darah

Rimpang Lempuyang wangi diparut, lalu dicampur dengan gula jawa, rebus

dengan air secukupnya. Airnya diminum sehari 3X sebanyak satu sendok makan.

7. Lempuyang wangi dapat untuk mengobati asma & obat pengurang rasa sakit.

8. Wanita yang terlalu subur dapat mengurangi kesuburannya dengan minum jamu

lempuyang wangi.

6

2. TEMBELEKAN

Nama Latin : Lantana camara Linn

Nama daerah : Tahi ayam, Tembelekan, Telekan

Klasifikasi :

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas : Asteridae

Ordo : Lamiales

Famili : Verbenaceae 

Genus : Lantana

Spesies : Lantana camara L.

Ciri-ciri :

Perawakan:

Perdu, tegak atau agak memanjat, tinggi 0,5 - 4 m, berbau.

Batang:

Berkayu, bercabang banyak, ranting bentuk segi empat, berduri, berambut.

7

Daun:

Tunggal, berhadapan, bundar telur, ujung runcing, pangkal tumpul, tepi

bergerigi, pertulangan menyirip, kedua permukaan berambut, perabaan

kasar, panjang 5 - 8 cm, lebar 3,5 - 5 cm, warnanya hijau tua.

Bunga:

Perbungaan majemuk bentuk bulir, mahkota bagian dalam berambut,

warnanya putih, merah muda, jinga, kuning dan sebagainya.

Buah:

Buah buni, tangkai berambut, masih muda hijau, bila masak hitam

mengkilap.

Habitat : Bisa ditemukan dari dataran rendah sampai ketinggian 1.700 m dpl., pada tempat-

tempat terbuka yang terkena sinar matahari atau agak ternaung. Sampel tanaman dalam

pembuatan sistematika ini diambil dari kebun obat Universitas sanata Dharma.

Kandungan :

Daun mengandung lantadene A, lantadene B, lantanolic acid, lantic acid, humule

(mengandung minyak asiri), b - caryophyllene, g - terpidene, a -pinene dan r -cymene. 

Khasiat

1. Akar

bersifat tawar dan sejuk. Berkhasiat sebagai pereda demam (antipiretik), penawar

racun (antitoksik), penghilang nyeri (analgesik) dan penghenti perdarahan

(hemostatis). Dapat juga untuk mengatasi influenza disertai demam tinggi, TBC

kelenjar (skrofuloderma), rematik, bengkak terbentur (memar), keputihan

(leukorea), kencing nanah (gonore), gondongan (parotitis, mumps), dan sakit kulit

yang berkaitan dengan gangguan emosi (neuridermatitis).

8

2. Daun

Bersifat pahit, sejuk, berbau da sedikit beracun (toksik) , yang berkhasiat

menghilangkan gatal (anti-pruritus) , anti-toksik, menghilamngkan bengkak dan

perangsang muntah. Dapat juga digunakan untuk mengobati sakit kulit, gatal-

gatal, bisul, luka, batuk, dan rematik, memar, bengkak.

3. Bunga

Manis rasanya dan sejuk, berkhasiat sebagai penghenti perdarahan. Dapat juga

untuk mengatasi TB paru dengan batuk berdarah dan sesak napas (asmatik).

Cara pemakaian :

1. TB Paru dengan batuk berdarah 

Bunga tembelekan kering sebanyak 6 - 10 g direbus dalam 3 gelas air bersih

sampai tersisa separo, setelah dingin disaring, dibagi untuk 3 kali minum.

Minumlah pada pagi, siang dan sore, masing-masing 1/2 gelas.

2. Rematik 

Akar tembelekan kering sebanyak 1 genggam direbus dalam 5 liter air sampai

mendidih selama 15 menit. Hangat-hangat dipakai untuk mandi.

Daun tembelekan segar secukupnya direbus, airnya digunakan untuk mandi

Daun tembelekan segar secukupnya dipipis. tambahkan air kapur sirih sambil

diaduk sampai menjadi adonan seperti bubur kental. Borehkan pada bagian yang

sakit.

3. Keputihan, Kencing nanah 

Akar tembelekan kering sebanyak 45 g dipotong tipis-tipis lalu direbus dalam 3

gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, lalu dibagi sama banyak

untuk 2 kali minum. pagi dan sore

4. Dermatitis, Eksim, Jamur Kulit, Bisul 

Daun tembelekan segar sebanyak 1 genggam direbus dengan 3 gelas air sampai

mendidih selama 15 menit. Hangat-hangat dipakai untuk mencuci kelainan kulit.

5. Bisul 

Daun tembelekan segar secukupnya dicuci bersih lalu ditumbuk sampai halus.

Bubuhkan pada bisul, lalu dibalut. Ganti 2 - 3 kali seharri.

9

6. Memar, Luka berdarah 

Bunga dan daun tembelekan segar secukupnya dicuci lalu dibilas dengan air

masak. Tumbuk kedua bahan tersebut sampai halus kemudian bubuhkan pada

tempat yang sakit, lalu dibalut. Ganti 2 - 3 kali sehari.

7. Batuk 

Daun tembelekan kering sebanyak 5 g direbus dalam 3 gelas air sampai tersisa

separonya. setelah dingin disaring, dibagi sama banyak untuk 3 kali minum, yaitu

pagi, siang dan sore.

8. Perangsang Muntah pada Keracunan Makanan 

Daun tembelekan segar sebanyak 1 genggam dicuci bersih lalu diseduh dengan

setengah gelas air. Biarkan selama 15 menit. Hangat-hangat diminum sekaligus.

9. Catatan: 

Kelebihan dosis menyebabkan pusing dan muntah. 

Perempuan hamil jangan minum rebusan tembelekan, karena dapat menyebabkan

kematian janin.

10

3. TURI

Turi (Sesbania grandiflora) merupakan pohon kecil (tinggi mencapai 10m).

Asalnya dari Asia Selatan dan Asia Tenggara namun sekarang telah tersebar ke berbagai

daerah tropis dunia.

Nama ilmiah : Sesbania grandiflora Pers

Nama daerah : Turi

Klasifikasi :

a) Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

b) Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

c) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

d) Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

e) Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

f) Sub Kelas : Rosidae

g) Ordo : Fabales

h) Famili : Fabaceae (suku polong-polongan)

i) Genus : Sesbania

j) Spesies : Sesbania grandiflora Pers

Morfologi :

Pohon 'kurus' berumur pendek, tinggi 5-12 m, ranting kerapkali menggantung. Kulit

luar berwarna kelabu hingga kecoklatan, tidak rata, dengan alur membujur dan melintang

tidak beraturan, lapisan gabus mudah terkelupas. Di bagian dalam berair dan sedikit

berlendir. Percabangan baru keluar setelah tinggi tanaman sekitar 5 m.

11

Daun

Berdaun majemuk yang letaknya tersebar, dengan daun penumpu yang panjangnya 0,5-1 cm.

Panjang daun 20-30 cm, menyirip genap, dengan 20-40 pasang anak daun yang bertangkai

pendek. Helaian anak daun berbentuk jorong memanjang, tepi rata, panjang 3-4 cm, lebar

0,8-1,5 cm.

Bunga

Bunganya besar dalam tandan yang keluar dari ketiak daun, letaknya menggantung dengan 2-

4 bunga yang bertangkai, kuncupnya berbentuk sabit, panjangnya 7-9 cm. Bila mekar,

bunganya berbentuk kupu-kupu. Ada 2 varietas, yang berbunga putih dan berbunga merah.

Buah

Buah bentuk polong yang menggantung, berbentuk pita dengan sekat antara, panjang 20-55

cm, lebar 7-8 mm. Biji 15-50, letak melintang di dalam polong.

Akar

Akarnya berbintil-bintil, berisi bakteri yang dapat memanfaatkan nitrogen, sehingga bisa

menyuburkan tanah.

Rumus bunga : S  K (5) C 5. A 1 + (9). G 1

Diagram Bunga

Kandungan :

Kulit batang: Tanin, egatin, zantoagetin, basorin, resin, calsium oksalat, sulfur,

peroksidase, zat warna.

Daun: Saponin, tanin, glikoside, peroksidase, vitamin A dan B.

12

Bunga: Kalsium, zat besi, zat gula, vitamin A dan B.

Khasiat

1. Kulit batang

Sariawan, disentri, diare, scabies, cacar air, demam dengan erupsi kulit

2. Daun

Keseleo, memar akibat terpukul (hematoma), luka, keputihan (fluor albus),

batuk, hidung berlendir, sakit kepala, memperbanyak produksi ASI, beri-beri,

demam nifas, radang tenggorokan.

3. Bunga

Memperbanyak dan memperlancar peneluaran ASI, hidung berlendir.

4. Akar

Pegal linu (rheumatism), batuk berdahak.

Cara pemakaian

1. Sariawan

a. Kulit batang segar secukupnya diremas-remas dalam air, untuk kumur-

kumur. Lakukan 3 kali sehari.

b. Kulit batang sebesar ibu jari direbus, minum. Lakukan beberapa kali.

2. Sariawan, sakit tenggorokan :

Daun secukupnya dicuci bersih lalu diremas-remas dalam air matang.

Digunakan untuk kumur-kumur pada tenggorokan (gargle).

3. Radang tenggorokan :

Segenggam daun turi merah direbus dengan air bersih secukupnya. Setelah

dingin disaring, airnya dipakai untuk kumur-kumur. Lakukan kumur-kumur

sebanyak 4 kali sehari.

4. Disentri berak darah:

Kulit batang sebesar ibu jari dari pohon turi yang bunganya merah direbus

dengan 2 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas, setelah dingin disaring, lalu

diminum. Lakukan 2 kali sehari.

13

5. Kuku jari bengkak akibat tersandung atau terpukul:

Daun secukupnya dicuci bersih lalu ditumbuk halus. Taruh diatas kuku yang

sakit dan kulit sekitarnya, lalu dibalut. Ganti 2-3 kali sehari. Bekukan darah

dibawah kuku akan hilang dan sakitnya akan berkurang.

6. Keputihan:

Segenggam daun turi putih dan kunyit sebesar ibu jari dicuci bersih lalu

digiling halus. Tambahkan 3/4 cangkir air minum, diaduk merata lalu diperas

dan disaring, minum. Lakukan 2 kali sehari.

7. Batuk:

Daun turi merah dan daun inggu masing-masing 1 genggam dicuci lalu

ditumbuk halus, tambahkan air perasan sebuah jeruk pecel. Aduk merata, lalu

diperas dan disaring, minum.

8. Batuk berdahak:

Akar turi sebesar jari telunjuk dicuci bersih lalu digiling halus, tambahkan 1/2

cangkir air masak dan 1 sendok madu. Aduk sampai merata, lalu diperas dan

disaring dengan sepotong kain. Minum.

9. Penambah ASI:

a. Daun turi yang masih muda dikukus, dimakan sebagai lalab matang.

b. Bunga dari turi putih dimasak, makan.

10. Pegal linu:

Akar dari pohon turi berbunga merah secukupnya digiling halus, tambahkan

sedikit air sampai menjadi adonan seperti bubur. Gosokkan kebagian badan

yang sakit.

11. Cacar air, demam dengan erupsi kulit:

Kulit batang sebesar ibu jari direbus dengan air secukupnya. Setelah dingin

disaring, minum.

12. Hidung berlendir, sakit kepala:

Segenggam daun dan bunga digiling halus, tambahkan 1/2 cangkir air masak.

Aduk merata, lalu diperas dan disaring. Minum.

13. Demam nifas:

Daun turi 1/3 genggam dicuci bersih lalu digiling sampai halus. Tambahkan

3/4 cangkir air minum dan sedikit garam. Diperas dan disaring, lalu diminum.

14

PENGURUTAN USIA TANAMAN

15

BAB III

PENUTUP

Tanaman Class Sub-class Urutan Usia

Turi Dikotil Rosidae 1

Tembelekan Dikotil Asteridae 2

Lempuyang Monokotil Commelinidae 3

Simpulan

Berdasarkan penelitian sistematika yang telah dilakukan, dapat diperoleh simpulan bahwa

urutan usia tanaman dari yang paling tua adalah sebagai berikut

1. Turi

2. Tembelekan

3. Lempuyang Wangi

16

Daftar Pustaka

http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?id=65

http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?mnu=2&id=105

http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?mnu=2&id=236

Tjitrosoepomo, Gembong, 2005, Morfologi Tumbuhan, Gadjah Mada University Press,

Yogyakarta

LAMPIRAN

1. TEMBELEKAN

Ujung daun meruncing ( acuminatus )

Tulang daun menyirip

Tepi daun bergerigi (

Bangun daun bulat telur

2. TURI

Bangun daun bulat memanjang ( oblongus )

Ujung daun membulat ( rotundatus )

Daun majemuk genap

Pangkal daun membulat ( rotundatus )

3. LEMPUYANG

Bentuk mata lembing atau bulat memanjang