makalah sistem informasi akuntansi dan manajemen
DESCRIPTION
makalah SIAM, makalah sistem informasi akuntansi dan manajemenTRANSCRIPT
MAKALAH
SISTEM INFORMASI PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Sistem Informasi Akuntansi dan Manajemen
Disusun Oleh:
Sarifah Aini (1303507)
AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2015
1
Sistem-Sistem Informasi Pendukung
Pengambilan Keputusan
Definisi Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan merupakan proses pemilihan alternatif tindakan untuk mencapai
tujuan atau sasaran tertentu. Pengambilan keputusan dilakukan dengan pendekatan sistematis
terhadap permasalahan melalui proses pengumpulan data menjadi informasi serta ditambah
dengan faktor – faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan
1. Sistem pendukung pengambilan keputusan / Decision Support System(DSS)
Sistem pendukung keputusan adalah sistem interaktif berbasis komputer yang
mendukung pemakai dalam kemudahan akses terhadap data dan model keputusan, serta
dalam upaya untuk membantu proses pengambilan keputusan yang efektif untuk
memecahkan masalah yang bersifat semi terstruktur dan tidak terstruktur. Dengan adanya
DSS ini, pengguna bisa melihat garis besar kegiatan yang telah dan tengah terjadi,
membantu memperkirakan arah kegiatan kedepannya, dan meningkatkan efisiensi
pemikiran dalam pengambilan keputusan. Karena itu harus mampu:
a. Ditambah / dikembangkan
b. Mendukung analisis data dan model desisi
c. Berorientasi pada masa yang akan datang
d. Digunakan dalam waktu yang tidak terjadwal
Sistem pendukung ini membantu pengambilan keputusan manajemen dengan
menggabungkan data, model-model dan alat-alat analisis yang komplek, serta perangkat
lunak yang akrab dengan tampilan pengguna ke dalam satu sistem yang memiliki
kekuatan besar yang dapat mendukung pengambilan keputusan yang semi atau tidak
terstruktur. DSS menyajikan kepada pengguna satu perangkat alat yang fleksibel dan
2
memiliki kemampuan tinggi untuk analisis data penting. Dengan kata lain, DSS
menggabungkan sumber daya intelektual seorang individu dengan kemampuan komputer
dalam rangka meningkatkan kualitas pengambilan keputusan. DSS diartikan sebagai
tambahan bagi para pengambil keputusan, untuk memperluas kapabilitas, namun tidak
untuk menggantikan pertimbangan manajemen dalam pengambilan keputusannya.
Sistem pendukung keputusan merupakan sistem informasi interaktif yang
menyediakan informasi, pemodelan, dan pemanipulasian data yang digunakan untuk
membantu pengambilan keputusan pada situasi yang semiterstruktur dan situasi yang
tidak terstruktur di mana tak seorangpun tahu secara pasti bagaimana keputusan
seharusnya dibuat. DSS lebih ditujukan untuk mendukung manajemen dalam melakukan
pekerjaan yang bersifat analitis, dalam situasi yang kurang terstruktur dan dengan kriteria
yang kurang jelas. DSS tidak dimaksudkan untuk mengotomasikan pengambilan
keputusan, tetapi memberikan perangkat interaktif yang memungkinkan pengambil
keputusan dapat melakukan berbagai analisis dengan menggunakan model-model yang
tersedia.
Dalam suatu penelitiannya Steven S. Alter mengembangkan satu taksonomi dari
enam jenis DSS yang didasarkan pada tingkat dukungan pemecahan masalah. Keenam
jenis tersebut tampak pada gambar berikut :
Jenis DSS yang memberikan dukungan paling sedikit adalah jenis yang
memungkinkan manajer mengambil hanya sebagian kecil informasi (unsur-unsur
informasi) seperti terlihat pada kolom 1 gambar di atas. Manajer dalam hal ini dapat
bertanya pada database untuk mendapatkan angka/jumlah tingkat penyerapan anggaran
pada satu satker dibawah lingkup kerjanya.
3
Jenis DSS yang memberikan dukungan yang sedikit lebih tinggi memungkinkan
baginya menganalisis seluruh isi file mengenai tingkat penyerapan anggaran pada unit-
unit lain yang terkait. Contohnya adalah laporan gaji bulanan pegawai yang disiapkan
dari file gaji.
Dukungan yang lebih lagi diberikan oleh sistem yang menyiapkan laporan total
penyerapan anggaran biaya pegawai dan tunjangan-tunjangan yang diterimanya yang
diolah dari berbagai file sistem penggajian.
Ada dua tipe DSS yang dikenal, yaitu: Model-driven DSS dan Data-driven DSS.
1. Jenis DSS yang pertama (Model-driven DSS) merupakan suatu sistem yang berdiri
sendiri terpisah dari sistem informasi organisasi secara keseluruhan. DSS ini sering
dikembangkan langsung oleh masing-masing pengguna dan tidak langsung dikendalikan
dari divisi sistem informasi. Kemampuan analisis dari DSS ini umumnya dikembangkan
berdasarkan model atau teori yang ada dan kemudian dikombinasikan dengan tampilan
pengguna yang membuat model ini mudah untuk digunakan.
2. Jenis DSS yang kedua, data-driven DSS, menganalisis sejumlah besar data yang ada
atau tergabung di dalam sistem informasi organisasi. DSS ini membantu untuk proses
pengambilan keputusan dengan memungkinkan para pengguna untuk mendapatkan
informasi yang bermanfaat dari data yang tersimpan di dalam database yang besar.
Banyak organisasi atau perusahaan mulai membangun DSS ini untuk memungkinkan
para pelanggannya memperoleh data dari website-nya atau data dari sistem informasi
organisasi yang ada.
A. Tujuan DSS
Menurut Turban (2005), Tujuan dari DSS adalah sebagai berikut:
1) Membantu dalam pengambilan keputusan atas masalah yang terstruktur.
2) Memeberikan dukungan atas pertimbangan managerial dan bukannya dimaksudkan
untuk menganti fungsi manager.
3) Meningkatkan efektivitas keputusan yang diambil daripada perbaikan efisiensinya.
4
4) Kecepatan komputasi.
5) Meningkatkan produktifitas
6) Dukungan kualitas
7) Berdaya saing
8) Mengatasi keterbatasan koognitif dalam pemrosesan dan penyimpanan.
B. Karakteristik DSS
Beberapa Karakteristik DSS antara lain adalah sebagai berikut :
1) Menawarkan keluwesan, kemudahan beradaptasi, dan tanggapan yang cepat.
2) Memungkinkan pemakai memulai dan mengendalikan masukan dan keluaran.
3) Dapat dioperasikan dengan sedikit atau tanpa bantuan pemrogram profesional.
4) Menyediakan dukungan untuk keputusan dan permasalahan yang solusinya tak
dapat ditentukan di depan.
5) Menggunakan analisis data dan perangkat pemodelan yang canggih.
5
2. Sistem Pengambilan Keputusan Kelompok / Group Decision Support System
(GDSS)
A. Konsep GDSS
Sistem pendukung pengambilan keputusan kelompok (group decision
support system GDSS) adalah “sistem berbasis komputer yang membantu
sekelompok orang melakukan tugas (atau mencapai tujuan) yang sama dan
memberikan antarmuka untuk digunakan bersama.” istilah lain juga digunakan
untuk menggambarkan aplikasi tekhnologi informasi kedalam situasi kelompok.
Istilah lain antara lain sistem pendukung kelompok , kejasama berbantuan
komputer, dukungan kerja kolaboratif terkomputerisasi, dan sistem penemuan
elektronik.
B. Letak Lingkungan GDSS
GDSS membantu memecahkan masalah dengan cara menyediakan lokasi
yang kondusif untuk komunikasi. Jika anggota bertemu pada saat yang bersamaan,
maka lokasi ini disebut pertukaran sinkron salah satu contoh adalah pertemuan
komite. Jika para anggota bertemu pada watu yang berbeda-beda, maka lokasi ini
disebut Pertukaran asinkron salah satu contohnya adalah saling berbalas
komunikasi melalui e-mail.
C. Ruang Keputusan
Ruang keputusan (decision room) adalah tempat sekelompok kecil orang
bertemu langsung. Ruang ini membantu komunikasi melalui kombinasi perabotan,
peralatan dan tempat. Peralatan mencakup kombinasi komputer, mikrofon
penangkap suara, kamera video, dan layar lebar. Ditengah tengah ruangan terletak
konsol fasilitator. Fasilitator adalah seorang yang tugas utamanya adalah menjaga
diskusi dijalurnya.
6
D. Manfaat penggunaan GDSS
1. Meningkatkan perencanaan awal, yaitu untuk membuat diskusi atau
pertemuan menjadi lebih efektif dan efisien.
2. Meningkatkan partisipasi, sehingga setiap peserta dari berbagai latar
belakang dapat memberikan kontribusinya dengan optimal.
3. Menciptakan iklim yang lebih terbuka dan kolaboratif, yaitu tanpa membuat
pihak yang tingkatannya lebih rendah merasa takut dan terancam. Dan juga
tidak membuat pihak yang tingkatannya lebih tinggi mendominasi jalannya
suatu rapat, pertemuan/meeting.
4. Setiap ide yang ditawarkan bebas dari kritik, memungkinkan peserta rapat,
pertemuan/meeting mengkontribusikan ide atau pendapatnya tanpa takut untuk
dikritik.
5. Evaluasi yang objektif, menciptakan atmosfir di mana suatu ide akan
dievaluasi secara objektif dan tidak memandang siapa yang memberikan ide
tersebut.
6. Menghasilkan ide organisasi, yaitu bagaimana tetap memfokuskan pada
tujuan rapat, pertemuan/meeting, mencari cara yang paling efisien untuk
mengorganisir ide yang dihasilkan dalam sesi brainstorming, dan mengevaluasi
ide dalam batasan waktu yang paling sesuai.
E. Keterbatasan bekerja dalam grup:
1.Tekanan sosial agar selalu menyesuaikan diri (pemikiran grup, dimana ide baru sulit
ditoleransi)
2.Menghabiskan waktu, prosesnya lambat.
3.Keterbatasan koordinasi, perencanaan pertemuan yang jelek.
4.Pengaruh jelek dari grup dinamis (takut berbicara, suasana yang kaku)
5.Kecenderungan anggota untuk mengandalkan saja yang lain dalam mengerjakan
tugas.
6.Waktu yang tak produktif (sosialisasi, persiapan, menunggu orang.
7
GDSS banyak diterapkan di organisasi-organisasi yang sudah mapan.
Banyak cara yang digunakan untuk menerapkan GDSS untuk membantu
mempertajam proses decison making dan meningkatkan produktifitas dari rapat,
baik dengan mempercepat proses pengambilan keputusan ataupun dengan
meningkatkan kualitas dari keputusan yang dihasilkan. Hal ini bisa terwujud dengan
menyediakan dukungan terhadap pertukaran ide-ide, opini, dan pilihan-pilihan di
dalam kelompok. Kapabilitas yang melekat pada GDSS sangat membantu
organisasi-organisasi yang menggunakannya untuk memungkinkan terciptanya
koordinasi proses kegiatan baik internal maupun eksternal dengan cara yang lebih
akurat.
Lebih lanjut dengan GDSS perusahaan-perusahaan mapan yang memiliki
cabang diberbagai belahan dunia atau multinational companies memiliki
kemampuan untuk menggabungkan ide-ide dan masukan untuk rapat pengambilan
keputusan dari cabang yang berada pada letak geografis yang berbeda sekalipun.
Oleh karena itu GDSS biasa disebut sebagai paradigma penghubung antara
synchronous vs asynchronous, atau local vs distant. Dengan sistem ini
penggabungan memberikan bantuan yang sangat signifikan untuk menentukan
strategi perusahaan dalam mengekspan dan merancang bisnis baru. Juga untuk
meramalkan keputusan yang mengarah lebih dalam ke tingkat global.
Pengembangan aplikasi GSDD mulai diperkenalkan di dunia agroindustri
untuk membantu negara-negara berkembang memprediksi dampak perubahan
teknologi atau kebijakan pertanian dan pemanfaatan sumberdaya alam. Model
aplikasi ini akan memungkinkan manajer, pembuat kebijakan atau pemimpin
pemerintah untuk mengembangkan skenario dan menguji berbagai pilihan sebelum
menerapkan prakteknya dilapangan. GDSS juga akan menyertakan data dasar kritis
untuk analisis spasial eksplisit geografi, lingkungan dan model biofisik, yang juga
akan menyediakan sarana untuk menilai interaksi antara penggunaan lahan dan
8
basis sumber daya alam. Hal ini juga akan menyediakan akses melalui jaringan
global untuk model lain dan sumber informasi yang relevan.
9
3. Sistem Informasi Eksekutif/Executive Support Systems (ESS)
Sistem informasi eksekutif adalah sistem informasi yang menyediakan fasilitas
yang fleksibel bagi manajer dan eksekutif dalam mengakses informasi eksternal dan
internal yang berguna untuk mengidentifikasi masalah atau mengenali peluang. Pemakai
yang awam dengan komputerpun tidak sulit mengoperasikannya karena sistem
dilengkapi dengan antarmuka yang sangat memudahkan pemakai untuk
menggunakannya (user-friendly).
Dalam sistem pendukung pengambilan keputusan eksekutif istilah executive
support system (ESS) sering dipertukarkan dengan executive information system (EIS).
Namun, ada juga yang membedakan keduanya. Jika dibedakan, EIS sering didefinisikan
sebagai sistem informasi berbasis komputer yang menyajikan kebutuhan informasi
eksekutif puncak. Sistem ini memberikan akses cepat atas informasi dan laporan
manajamen. Di sisi lain, ESS adalah sistem pendukung komprehensif yang mempunyai
kemampuan lebih dari EIS. ESS menyangkut juga sistem komunikasi, otomatisasi
kantor, dukungan analisis, dan intelejensia.
ESS dibangun terutama untuk menyajikan gambaran operasional suatu
organisasi; melayani kebutuhan informasi eksekutif puncak; menyajikan tampilan yang
akrab di pengguna, sesuai dengan tipe keputusan individu, menyajikan penelusuran dan
pengendalian yang tepat waktu dan efektif; menyajikan akses cepat atas informasi rinci
dengan teks, angka, atau grafik; mengindentifikasikan masalah; serta menyaring,
mengkompres, dan melacak data dan informasi kritikal.
A. Karakteristik Teknologi Informasi untuk ESS
Dari definisi ESS, dapat diketahui ESS berhubungan erat dengan pengelolaan
dan perepresentasian informasi dengan menggunakan komputer. Dengan .demikian, EIS
sangat erat kaitannya dengan teknologi informasi.
10
Karakteristik teknologi informasi yang dibutuhkan oleh EIS adalah sebagai berikut :
1. Executive-friendly, sesuai dengan keahlian mengoperasikan komputer yang dimiliki
oleh kalangan eksekutif.
2. Memungkinkan pengguna untuk meng-undo prosedur atau kembali ke tampilan layar
yang diakses sebelumnya.
3. Memiliki on-line help.
4. Sesuai dengan kebutuhan eksekutif dalam hal kecepatan.
5. Graphic-oriented dan dapat menampilkan tampilan grafis yang bervariasi, sesuai
dengan kebutuhan.
B. Karakteristik ESS antara lain :
1) Dapat digunakan untuk meringkas, menapis, dan memperoleh detil data.
2) Menyediakan analisis kecenderungan (trend analysis), pelaporan perkecualian, dan
kemampuan drill-down.
3) Dapat digunakan untuk mengakses dan memadukan data internal dan eksternal.
4) Mudah digunakan dan terkadang tidak perlu atau hanya perlu sedikit pelatihan
untuk menggunakannya.
5) Dapat digunakan secara langsung oleh eksekutif tanpa perantara.
6) Menyajikan informasi dalam bentuk teks, grafik, dan table.
7) Terkadang dilengkapi fasilitas komunikasi elektronis (e-mail dan konferensi dengan
komputer), kemampuan analisis data (spreadsheet, bahasa query, dan DSS), dan
perangkat produktivitas pribadi (seperti kalendar elektronis).
11
4. Sistem Pakar/Expert System (ES)
Sistem pakar (expert system), yaitu sistem yang meniru kepakaran (keahlian)
seseorang dalam bidang tertentu dalam menyelesaikan suatu permasalahan (Horn, 1986).
Bentuk umum sistem pakar adalah suatu program yang dibuat berdasarkan suatu set
aturan yang menganalisis informasi (biasanya diberikan oleh pengguna suatu sistem)
mengenai suatu kelas masalah spesifik serta analisis matematis dari masalah tersebut.
Tergantung dari desainnya, sistem pakar juga mampu merekomendasikan suatu
rangkaian tindakan pengguna untuk dapat menerapkan koreksi. Sistem ini
memanfaatkan kapabilitas penalaran untuk mencapai suatu simpulan.
A. Konfigurasi Sistem Pakar
Sistem pakar tediri dari empat bagian utama antara lain :
1) Interface Pengguna
2) Basis Pengetahuan (knowledge basis)
3) Mesin Inferensi (inference engine)
4) Mesin Pengembangan
1) Interface Pengguna
Memungkinkan manajer untuk memasukan instruksi dan informasi
kedalam sistem pakar yang menerima informasi dari sistem tersebut. Intruksi ini
menentukan parameter yang mengarahkan sistem pakar dalam
prosespemikirannya. Input informasi berbentuk nilai yang dikaitkan dengan
penjelasan. Terdapat dua penjelasan : penjelasan dari pertanyaan yang diberikan
manajer dan penjelasan mengenai solusi masalah
2) Basis Pengetahuan (knowledge basis).
Berisikan fakta yang menggambarkan masalah serta tekhnik
penggambaran pengetahuan yang menjelaskan bagaimana fakta bersentuhan
12
secara logis. Istilah Domain masalah (problaim domain) digunakan untuk
menggambarkan area permasalahan.
3) Mesin Inferensi (inference engine)
Bagian dari sistem pakar yang melakukan pemikiran dengan cara
menggunakan isi basis pengetahuan dalam urutan tertentu. Selama konsultasi,
mesin inferensi memeriksa aturan-aturan basis peengetahuan satu demi satu,
dan jika persyaratan satu aturan benar, maka suatu tindakan dilaksanakan .
Dalam terminologi sistem pakar, aturan diberhentikan jika tindakan diambil.
4) Mesin Pengembangan
Sistem pengembangan, yang digunakan untuk membuat sistem pakar. Ada
dua pendekatan yang tersedia : bahasa pemograman dan kerangka sistem pakar.
Kerangka sistem pakar (expert system shell) adalah prosesor siap pakai dan
dapat disesuaikan untuk masalah tertentu dengan cara menambahkan basis
pengetahuan yang sesuai. Cara pikir berbasis kasus (casebased reasoning–CBR)
pendekatan ini menggunakan data historis sebagai dasar untuk
pengidentifikasian masalah dan merekomendasikan solusi.
B. Ciri-ciri Sistem Pakar
Ciri-ciri Sistem Pakar menurut Syasudin aries (2004) adalah :
1. Memiliki fasilitas informasi yang handal
2. Mudah dimodifikasi
3. Dapat digunakan dalam berbagai jenis komputer
4. Memilki kemampuan untuk belajar beradaptasi.
5. Bekerja secara sistematis berdasarkan pengetahuan dan mekanisme tertentu.
6. Pengambilan keputusan berdasarkan kaidah-kaidah tertentu dan dapat merespons
masukkan user (melalui kotak dialog).
7. Dapat menalar data-data yang tidak pasti dan memberikan beberapa alasan pemilihan.
8. Dikembangkan secara bertahap dan terbatas pada bidang keahlian tertentu saja.
9. Outputnya berupa saran atau anjuran.
13
C. Kelebihan Sistem Pakar
Secara garis besar, banyak manfaat yang dapat diambil dengan adanya sistem
pakar, antara lain :
1. Memungkinkan orang awam bisa mengerjakan pekerjaan para ahli.
2. Bisa melakukan proses secara berulang secara otomatis.
3. Menyimpan pengetahuan dan keahlian para pakar.
4. Meningkatkan output dan produktivitas.
5. Meningkatkan kualitas.
6. Mampu mengambil dan melestarikan keahlian para pakar (terutama yang termasuk
keahlian langka).
7. Mampu beroperasi dalam lingkungan yang berbahaya.
8. Memiliki kemampuan untuk mengakses pengetahuan.
9. Memiliki reliabilitas.
10. Meningkatkan kapabilitas sistem komputer.
11. Memiliki kemampuan untuk bekerja dengan informasi yang tidak lengkap dan
mengandung ketidakpastian.
12. Sebagai media pelengkap dalam pelatihan.
13. Meningkatkan kapabilitas dalam penyelesaian masalah.
14. Menghemat waktu dalam pengambilan keputusan
D. Kelemahan Sistem Pakar
Di samping memiliki beberapa keuntungan, sistem pakar juga memiliki beberapa
kelemahan, antara lain :
1.Biaya yang diperlukan untuk membuat dan memeliharanya relatif mahal karena
diperlukan banyak data.
2.Perlu admin khusus yang selalu update informasi dalam bidang yang sesuai dengan
sistem pakar.
14
3.Pengembangan perangkat lunak sistem pakar lebih sulit dibandingkan perangkat
lunak konvensional.
4.Susah di kembangkan.
5.Membutuhkan waktu yang lama.
E. Tujuan pengembangan Sistem Pakar adalah :
Menurut Syamsudinn aries ( pengantar system pakar.2004) tujuan pengembangan
system pakar antara lain :
a) Mempermudah kerja tenaga ahli
b) Mengganti tenaga ahli
c) Menggabungkan kemampuan tenaga ahli
d) Training tenaga ahli
e) Mengurangi resiko pada pekerjaan yang berbahaya
f) Menyediakan ahli pada bidang pekerjaan “kering”
Para ahli atau pakar biasanya memiliki pengetahuan (knowledge) dan
pengalaman khusus untuk masalah tertentu. Mereka paham betul alternatif pemecahan,
kemungkinan keberhasilannya, serta keuntungan dan kerugian yang mungkin timbul.
Mereka biasanya digunakan oleh instansi untuk memberi nasehat atas masalah tertentu,
seperti pada Departemen Pertahanan masalah pembelian peralatan militer yang
teknologinya canggih, penyelesaian tuntutan pembubaran Bisnis TNI,
perampingan/reorganisasi departemen, dan strategikomunikasi dengan media massa.
Makin tidak terstruktur masalahnya, makin spesialis nasehat yang dibutuhkan dari
mereka.
Expert systems (ES) mencoba untuk meniru pengetahuan pakar tersebut. Sistem
ini biasanya digunakan jika organisasi harus memberikan keputusan atas suatu masalah
yang kompleks. Secara khusus, ES adalah paket komputer untuk memecahkan atau
mengambil keputusan atas suatu masalah spesifik atau terbatas, yang kemampuan
pemecahannya dapat sama atau melebihi suatu tingkat kemampuan seorang pakar.
15
ES bisa dibagi dalam dua bagian: lingkungan pengembangan (development
environment) dan lingkungan konsultasi (consultation environment). Lingkungan
pengembangan digunakan oleh pengembang ES untuk membangun komponen
komponen ES dan menempatkan pengetahuan (knowledge) pada basis pengetahuan
(knowledge base). Lingkungan konsultansi digunakan oleh non-pakar untuk
memperoleh pengetahuan dan nasehat para pakar yang disimpan di sistem. Tiga
komponen utama yang biasanya ada dalam ES adalah basis pengetahuan, mesin
inferensi (inference engine), dan tampilan pengguna (user interface).
16
Daftar Pustaka
Syamsuddin, Aries , PENGANTAR SISTEM PAKAR , 2004.
https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_pendukung_keputusan
https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_pakar
http://aditya.blogstudent.mb.ipb.ac.id/2010/12/03/gdss-group-decision-support-systems/
http://pritha1904.blogspot.co.id/2013/01/group-decision-support-system-gdss.html
www.google.com