makalah reumatoid artritis

108
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Atas rahmat-Nya maka kami dapat menyelesaikan hasil diskusi kami yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Artritis Reumatoid”. Penulisan makalah merupakan salah satu persyaratan untuk menyelesaikan tugas pada mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah III di Stikes Pemkab Jombang. Makalah ini tersusun atas bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada Heni Maryati,S.Kep. Ns. M.Kes selaku dosen mata kuliah KMB III. Dalam hasil diskusi kami ini, kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada penulisan laporan pendahuluan maupun dalam pembuatan kasus semu, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah hasil diskusi ini. Jombang, 16 Maret 2015 Penu lis

Upload: aiey-fanie

Post on 10-Dec-2015

75 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

asuhan keperawatan pasien rheumatoid artritis

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH REUMATOID ARTRITIS

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Atas rahmat-Nya maka kami dapat menyelesaikan hasil diskusi kami yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Artritis Reumatoid”.

Penulisan makalah merupakan salah satu persyaratan untuk menyelesaikan tugas pada mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah III di Stikes Pemkab Jombang.

Makalah ini tersusun atas bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada Heni Maryati,S.Kep. Ns. M.Kes selaku dosen mata kuliah KMB III.

Dalam hasil diskusi kami ini, kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada penulisan laporan pendahuluan maupun dalam pembuatan kasus semu, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah hasil diskusi ini.

Jombang, 16 Maret 2015

Penulis

Page 2: MAKALAH REUMATOID ARTRITIS

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................

DAFTAR ISI .................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ...................................................................................................

1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................................

1.3 Tujuan ................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi dari Artritis Reumatoid ...................................................................2.2 Etiologi dari Artritis Reumatoid ....................................................................2.3 Klasifikasi Artritis Reumatoid .......................................................................2.4 Patofisiologi Artritis Reumatoid ..................................................................2.5 Manifestasi klinis pada pasien Artritis Reumatoid .......................................2.6 Pemeriksaan diagnostik yang bisa dilakukan pada pasien Artritis

Reumatoid ....................................................................................................2.7 Penatalaksanaan medis dan keperawatan untuk penderita Artritis

Reumatoid .....................................................................................................2.8 Asuhan Keperawatan Teori............................................................................

BAB III PENUTUP

3.1 Tinjauan kasus .................................................................................................

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan ........................................................................................................

4.2 Saran ..................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................

Page 3: MAKALAH REUMATOID ARTRITIS

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Artritis reumatoid adalah penyakit multisistem kronis yang penyebabnya

tidak diketahui. Terdapat berbagai manifestasi sistemik pada penyakit ini,

karakteristiknya adalah peradangan yang menetap pada cairan sendi (sinovitis),

biasanya menyerang area sekitar sendi dengan distribusi yang simetris. Potensi

dari inflamasi yang terjadi pada cairan sendi dapat menyebabkan kerusakan

kartilago, erosi pada tulang, dan perubahan yang lebih lanjut pada integritas sendi

sebagai tanda khas pada penyakit ini. Walaupun berpotensi merusak, artritis

reumatoid cukup bervariasi. Beberapa penderita hanya menunjukkan penyakit

oligoartikular yang ringan dengan durasi yang singkat disertai dengan kerusakan

sendi yang minimal, sedangkan pada penderita yang lain dapat menunjukkan

poliartritis progresif yang ditandai kerusakan fungsional.

Perubahan – perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan

makin meningkatnya usia. Perubahan tubuh terjadi sejak awal kehidupan hingga

usia lanjut pada semua organ dan jaringan tubuh. Pada usia lanjut individu akan

mengalami perubahan fisik, mental, sosial ekonomi dan spiritual yang

mempengaruhi kemampuan fungsional dalam aktivitas kehidupan sehari-hari

sehingga menjadikan lansia menjadi lebih rentan menderita gangguan kesehatan

baik fisik maupun mental. Walaupun tidak semua perubahan struktur dan

fisiologis, namun diperkirakan setengah dari populasi penduduk lansia mengalami

keterbatasan dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, dan 18% diantaranya sama

sekali tidak mampu beraktivitas. Berkaitan dengan kategori fisik, diperkirakan

85% dari kelompok umur 65 tahun atau lebih mempunyai paling tidak satu

masalah kesehatan(HealthyPeople,1997).

Dan jumlah penduduk lansia yang tinggi kemungkinan membuat rematik

jadi keluhan favorit. Penyakit otot dan persendian ini sering menyerang lansia,

Page 4: MAKALAH REUMATOID ARTRITIS

melebihi hipertensi dan jantung, gangguan pendengaran dan penglihatan, serta

diabetes(Health-News,2007).

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa definisi dari Artritis Reumatoid?

2. Apa saja etiologi dari Artritis Reumatoid?

3. Bagaimana klasifikasi Artritis Reumatoid?

4. Bagaimana patofisiologi Artritis Reumatoid?

5. Apa saja manifestasi klinis pada pasien Artritis Reumatoid?

6. Apa saja pemeriksaan diagnostik yang bisa dilakukan pada pasien Artritis

Reumatoid?

7. Bagaimana penatalaksanaan medis dan keperawatan untuk penderita

Artritis Reumatoid?

8. Bagaimana contoh kasus semu dan asuhan keperawatan pada penderita

Artritis Reumatoid?

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui dan mempelajari penyakit Artritis Reumatoid yang

berhubungan dengan system muskuloskeletal

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui definisi dari Artritis Reumatoid

2. Untuk mengetahui etiologi dari Artritis Reumatoid

3. Untuk mengetahui klasifikasi Artritis Reumatoid

4. Untuk mengetahui patofisiologi Artritis Reumatoid

5. Untuk mengetahui manifestasi klinis pada pasien Artritis Reumatoid

6. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik yang bisa dilakukan pada

pasien Artritis Reumatoid

7. Untuk mengetahui penatalaksanaan medis dan keperawatan untuk

penderita Artritis Reumatoid

Page 5: MAKALAH REUMATOID ARTRITIS

8. Untuk mengetahui contoh kasus semu dan asuhan keperawatan pada

penderita Artritis Reumatoid

Page 6: MAKALAH REUMATOID ARTRITIS

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi dari Artritis Reumatoid

Artritis reumatoid adalah penyakit inflamasi non bakterial yang

bersifat sistemik, progresif, cenderung kronik dan mengenai sendi serta

jaringan ikat sendi secara simetris. Insiden : artritis reumatoid merupakan

inflamasi kronik yang paling sering ditemukan pada sendi. Insidennya

sering 3% dari penduduk menderita kelainan ini dan terutama ditemukan

pada usia 20-30tahun. Lebih sering pada wanita daripada pria, dengan

perbandingan 3:1. Penyakit ini menyerang sendi sendi kecil pada tangan

serta pergelangan kaki dan sendi sendi besar seperti lutut, panggul serta

pergelangan tangan.

Gambar 1.1 Rematoid Artritis

Lokasi persensian yang biasa mengalami rematoid artritis adalah

sebagai berikut :

Gambar 1.2 Lokasi Rematoid Artritis

Page 7: MAKALAH REUMATOID ARTRITIS

2.2 Etiologi dari Artritis Reumatoid

Penyebab utama kelainan ini tidak diketahui. Ada beberapa teori yang

dikemukakan mengenai penyebab artritis reumatoid yaitu :

1. Infeksi streptokokus hemolitikus, streptokokus non hemolitikus

2. Endokrin

3. Autoimun

4. Metabolik

5. Faktor grnrtik serta faktor pemicu lingkungan

pada saat ini, artritis reumatoid diduga disebabkan oleh faktor autoimun dan

infeksi. Autoimun ini bereaksi terhadap kolagen tipe II, faktor infeksi mungkin

disebabkan oleh virus dan organisme mikroplasma atau grup difterioid yang

menghasilkan antigen kolagen tipe II dari tulang rawan sendi penderita.

2.3 Klasifikasi Artritis Reumatoid

a. Kelainan pada sinovial, tendon dan tulang

Kelainan yang terjadi pada daerah artikuler dibagi atas 3 stadium, yaitu :

Stadium I ( stadium sinovitis) pada tahap ini terjadi kongesti vaskuler,

proliferasi sinovial disertai infiltrasi lapisan subsinovial oleh sel-sel

polimorf limfosit dan sel plasma. Selanjutnya terjadi penebalan struktur

kapsul sendi disertai pembentukan vili pada sinovium dan efusi pada sendi

serta pembungkus tenon.

Stadium II ( stadium destruksi) pada stadium ini inflamasi berlanjut

menjadi kronik serta terjadi destruksi sendi an tendon. Kerusakan pada

tulang rawan sendi disebabkan oleh enzim kproteolitik dan oleh jaringan

vaskuler pada lipatan sinovial serta oleh jaringan granulasi yang terbentuk

pada permukaan sendi (panus). Erosi tulang terjadi pada bagian tepi sendi

akibat invasi jaringan granulasi dan akibat resopsi osteoklas. Pada tendon

tenosinovitis dapat menyebabkan ruptur tendon baik parsial maupun total.

Page 8: MAKALAH REUMATOID ARTRITIS

Stadium III ( stadium deformitas) stadium ini kombinasi antara dekstruksi

sendi dan ruptur tendon akan menyebabkan instabilitas dan deformitas

sendi. Kelainan yang mungkin ditemukan pada stadium ini adalah

ankilosis jaringan yang selanjutnya dapat terjadi ankilosis tulang.

Inflamasi yang terjadi mungkin sudah berkurang dan kelainan yang timbul

terutama olwh karena gangguan mekanik dan fungsional pada sendi.

b. Kelainan pada jaringan ektra artikuler

Perubahan patologis yang dapat terjadi pada jaringan ekstra artikuler:

otot : pada otot terjadi miopati yang elektromiograf menunjukan adanya

degenerasi serabut otot. Degeneradi ini berhubungan dengan fragmentasi

serabut otot serta gangguan retikulu, sarkoplasma dan partikel glikogen.

Selain itu umumnya pada artritis reumatoid terjadi pengecilan otot yang

disebabkan oleh kurangnya penggunaan otot (disuse atrophi) akibat

inflamasi sendi yang ada.

Nodul subkutan : nodul subkutan terdiri atas jaringan nekrotik dibagoian

sentral dan dikelilingi oleh lapisan sel mononuklear yang tersusun secara

radier dengan jaringan ikat yang padat dan diinfiltrasi oleh sel-sel bulat.

Nodul subkutan hanya ditemukan paa 25% dar seluruh penderita artritis

reumatoid.

Pembuluh darah perifer : pada pembuluh darah perifer terjadi proferasi

tunika intima, lesi pada pembuluh darah arteriol dan venosa. Terjadi

perubahan pada pembuluh darah sedang dan kecil berupa artritis nekrotik.

Akibatnya terjadi gangguan respon arteriol terhadap pembuluh darah

sedang dan kecil berupa artritis nekrotik. Akibatnya terjadi gangguan

respon arteriol terhadap temperatur.

Kelenjar limfe : terjadi pembesaran kelenjar limfe yang berasal dari aliran

limfe sendi, hiperplasia folikuler, peningkatan aktivitas sistem

retikuloendotelial dan proferasi jaringan ikat yang mengakibatkan

splenomegali.

Page 9: MAKALAH REUMATOID ARTRITIS

Saraf : pada saraf terjadi perubahan pada jaringan perineural berupa

nekrosis fokal, reaksi epiteloid serta infiltrasi leukosit yang menyebabkan

neuropati sehingga terjadi gangguan sensoris.

Visera : kelainan artritis reumatoid juga dapat terjadi pada organ visera

seperti jantung, paru-paru, ginjal dan salurang gastrointestinal.

c. Kelainan Daerah Artikuler

Gambaran klinis artritis reumatoid sangat bervariasi tergantung onset,

distribusi, stadium dan progresivitas penyakit. Gejala awal terjadi pada beberapa

sendi sehingga disebut poli-atritis reumatoid. Persendian yang paling sering

terkena adalah sendi tangan, pergelangan tangan, sendi lutut, sendi siku,

pergelangan kaki, sendi bahu serta sendi panggul dan biasanya bersifat bilateral

atau simetris. Tetapi kadang-kadanh artritis reumatoid dapat terjadi hanya pada

satu sendi dan sisebut artritis reumatoid mono artikuler.

Stadium awal biasanya dengan gangguan keadaan umum berupa malaise,

penurunan berat badan rasa capek, sakit demam, dan anemia. Gejala lokal yang

berupa pembengkakan, nyeri dan gangguan gerak pada sendi metakarpofalageal.

Pada pemeriksaan fisik mungkin ditemukan tenosinovitis pada daerah ekstensor

pergelangan tangan dan fleksor jari-jari. Pada sendi besar, misal sendi lutut gelaja

peradangan lokal berupa pembengkakan nyeri serta tanda-tanda efusi sendi.

Kurang lebih 25% dari penderita akan mengalami masa remisi, tetapi serangan

akan timbul kembali seperti semula.

Pada stadium lanjut terjadi kerusakan sendi dan deformitas yang bersifat

permanen, selanjutnya timbul ketidakstabilan sendi akibat ruptur tendon/ligamen

yang menyebabkan deformitas reumatoid yang khas berupa deviasi ulnar jari-jari,

deviasi radiar/volar pergelangan tangan serta valgus lutut dan kaki.

Page 10: MAKALAH REUMATOID ARTRITIS

2.4 Patofisiologi Artritis Reumatoid

Pathway

Penyakit autoimun Perubahan musculoskeletal Bakteri,virus ,miko Sendi plasma

Terjadinya proses imunologi Penurunan elastisitas sendi Menginfeksi sendi

Destruksi jaringan sendi Tendon,Ligamen secara antigenesis

Radikal O2 Metabolik Degenerasi,erosi,klasifikasi Respon antibody terAsam bikarbonat Kartilago dan kapsul sendi hadap mikroorganime

Berkurang

Fleksibilitas sendi hilang

Penurunan luas gerak sendi

Peradangan peradangan akut

Pembengkakan sendi Pembentukan jaringanDeformitas sendi lemah Akut

Rentang gerak berkurang kekakuan sendi

Mk.Resiko terjadinya truma fisik

Mk. Hambatan Fisik

Mk.Kurang perawatan diri

Mk.Nyeri

REMATHOID ARTRITIS

Mk.gangguan citra tubuh

Page 11: MAKALAH REUMATOID ARTRITIS

Pada artritis reumatoid, reaksi autoimune terutama terjadi pada jaringan

sinovial. Proses fagositosis menghasilkan enzim-enzim dalam sendi. Enzim-enzim

tersebut akan memecah kolagen sehingga terjadi edema, proliferasi membran

sinovial, dan akhirnya membentuk panus. Panus akan menghancurkan tulang

rawan dan menimbulkan erosi tulang, akibatnya menghilangkan permukaan sendi

yang akan menggangu gerak sendi. Otot akan turut terkena karena serabut otot

akan mengalami perubahan generatif dengan menghilangnya elastisitas otot dan

kekuatan kontraksi otot.

2.5 Manifestasi klinis pada pasien Artritis Reumatoid

Ada beberapa manifestasi klinis yang lazim ditemukan pada klien artritis

reumatoid. Manifestasi ini tidak harus timbul sekaligus pada saat yang bersamaan.

Oleh karenanya penyakit ini memiliki manifestasi klinis yang sangat bervariasi.

Gejala-gejala konstitusional, misalnya lelah, anoreksia, berat badan

menurun dan demam. Terkadang dapat tejadi kelelahan yang hebat.

Poliartritis simetris, terutama pada sendi perifer, termasuk sendi-sendi

interfalangs distal. Hampir semua sendi diartrodial dapat terserang.

Kekakuan di pagi hari selama lebih dari satu jam, dapat bersifat

generalisata tetapi terutama menyerang sendi-sendi.kekakuan ini berbeda

dendan kekakuan sendi pada osteortritis , yang biasanya hanya

berlangsung selama beberapa menit dan selalu kurang dari satu jam.

Artritis erosif merupakan ciri khas artritis reumatoid pada gambaran

radiologik. Peradangan sendi yang kronik mengakibatkan erosif di tepi

tulang dan dapat dilihat pada radiogram.

DEFORMITAS

Kerusakan dari struktur-struktur penunjang sendi dengan perjalanan

penyakit. Dapat terjarjadi pergeseran ulnar atau deviasi jari, subluksasi sendi

metakarpofalangeal, deformitas boutonniere, dan leher angsa merupakan beberapa

devormitas tangan yang sering dijumpai pada klien. Pada kaki terdapat protrusi

(tonjolan) kaput metatarsal yang timbul sekunder dari subluksasi metatarsal.

Page 12: MAKALAH REUMATOID ARTRITIS

Sendi-sendi yang besar juga dapat terserang dan akan mengalami pengurangan

kemampuan bergerak dalam melakukan gerakan ekstensi.

Nodul-nodul reumatoid adalah massa subkutan yang ditemukan pada sekitar

sepertiga orang dewasa pendirita artritis reumatoid. Lokasi yang paling sering dari

devormitas ini adalah bursa olekrannon ( sendi siku) atau di sepajang permukaan

ekstensor dari lengan, walaupun demikian nodu- nodul ini dapat juga timbul pada

tempat- tempat lainnya. Adanya nodul-nodul ini biasanyamerupakan suatu

petunjuk penyakit yang aktif dan lebih berat.

Manifestasi ekstraartikuler, artitis traumatoid juga dapat menyerang organ-organ

lain diluar sendi. Jantung ( perikarditis, paru-paru) pleuroritis mata, dan pembuluh

darah dapat rusak.

Organ Manifestasi

Kulit Nodula sukutan. faskulitis menyebabkan

bercak-bercak coklat, lesi-lesi ekimotik,

Jantung Perikarditis. Tamponade perikardium

(jarang). Lesi peradangan pada

miokardium dan katup jantung

Paru-paru Pleuritis dengan atau tanpa efusi.

Peradangan pada paru-paru.

Mata Skleritis

Sistem saraf Neuropati perifer. Sindrom kompresif

perifer, termasuk sindrom carpa

tunner,neuropati saraf ulnaris, paralisis,

peronialis, dan abnormalitas vertebra

servikal.

Sistemik Anemia (sering). Osteoporosis

generalisata. Sindrom felti. Sindrom

sjogren (keratokonjungtivitis sika).

Amiloidosis (jarang).

Page 13: MAKALAH REUMATOID ARTRITIS

Tabel 15.2 Kriteria American Rheumatism Association untuk Artritis Reumatoid,

Revisi 1987.

Kriteria Definisi

1. Kaku pagi hari Kekakuan pagi hari pada persendian dan di sekitarnya,

sekurangnya selama satu jam sebelum perbaikan maksimal.

2. Artritis pada 3 daerah Pembengkakan jaringan lunak, persendian atau terjadi efusi

(bukan pertumbuhan tulang) pada sekurang-kurangnya tiga sendi

secara bersamaan yang diobservasi oleh seorang dokter. Dalam

kriteria ini terdapat 14 persendian yang memenuhi kriteria yaitu

PIP*, MCP*, pergelangan tangan, siku pergelangan kaki, serta

MTP* kiri dan kanan.

3. Artritis pada persendian

tangan

Sekurang-kurangnya terjadi pembengkakakn satu persendian

tangan seperti yang tertera di atas.

4. Artritis simetris Keterlibatan sendi yang sama (seperti yang tertera pada kriteria

dua) pada kedua belah sisi (keterlibatan PIP,MCP atau MTP

bilateral dapat diterima walaupun tidak mutlak bersifat simetris).

5. Nodul reumatoid Nodul subkutan pada penonjolan tulang atau permukaan

ekstensor atau daerah juksta-artikular yang diobservasi oleh

seorang dokter.

6. Faktor reumatoid serum Terdapatnya titer abnormal factor reumatoid serum yang

diperiksa dengan cara yang memberikan hasil positif kurang dari

5% kelompok control yang diperiksa.

7. Perubahan gambaran Perubahan gambaran radiologis yang khas bagi artritis reumatoid

pada pemeriksaan sinar X tangan posteroanterior atau

pergelangan tangan yang harus menunjukkan adanya erosi atau

dekalsifikasi tulang yang berlokalisasi pada sendi atau daerah

yang berdekatan dengan sendi (perubahan akibat osteoarthritis

Page 14: MAKALAH REUMATOID ARTRITIS

saja tidak memenuhi persyaratan).

Untuk keperluan klasifikasi, seseorang dikatakan menderita artritis reumatoid jika sekurang-

kurangnya memenuhi empat dari tujuh kriteria di atas. Kriteria satu sampai empat harus terdapat

minimal selama enam minggu. Pasien dnegan dua diagnosis tidak dieksklusikan. Pembagian

diagnosis sebagai artritis reumatoid klasik, definit, probable, atau possible tidak perlu dibuat.

* PIP : Proksimal Interphalangeal, MCP : Metacarpophalangeal, MTP : Metatarsophalangeal

2.6 Pemeriksaan diagnostik yang bisa dilakukan pada pasien Artritis

Reumatoid

Sedimentasi eritrosit meningkat

Darah, bisa terjadi anemia dan leukositosis Test Serologi

Rhematoid faktor, terjadi 50-90% penderita

Pemerikasaan radiologi

Periartricular osteoporosis, permulaan persendian erosi

Kelanjutan penyakit: ruang sendi menyempit, sub luksasi dan ankilosis

Aspirasi sendi

Cairan sinovial menunjukkan adanya proses radang aseptik, cairan dari

sendi dikultur dan bisa diperiksa secara makroskopik.

Pemeriksaan Laboratorium

1. Peningkatan laju endap darah

2. Anemia normostik hipokrom

3. Reaksi C protein positif dan mukoprotein yang meninggi

4. Faktor reumatoid positif 80% (uji rose water) dan antinuklera faktor positif

80%, kedua uji ini tidak spesifik

5. Pemeriksaan cairan sendi melalui biospi, cairan sendi yang keruh

mengandung banyak leukosit dan kurang kental dibandingan cairan sendi

yang normal

Pemeriksaan Radiologis

Page 15: MAKALAH REUMATOID ARTRITIS

Foto polos : pada ahap awal penyakit foto rontgen tidak menunjukan

kelainan yang menyolok. Pada tahap selanjutnya terlihat rarefaksi korteks

sendi dengan difus dan disertai trabekulasi tulang, obliterasi ruang

sendiyang memberikan gambaran perubahan perubahan degeneratif berupa

densitas, irregularitas, permukaa sendi serta marginal spurring. Selanjunya

bila terjadi destruksi tulang rawan, maka akan terlihat penyempitan ruang

sendi dengan erosi pada beberapa tempat.

Pemeriksaan radio – isotop : Pemeriksaan ini menggunakan konsentrasi

xat radio isotop terlihat meninggi pada daerah sendi yang mengalami

kelainan.

2.7 Penatalaksanaan medis dan keperawatan untuk penderita Artritis

Reumatoid

Bila Rhematoid artritis progresif dan, menyebabkan kerusakan sendi,

pembedahan dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri dan memperbaiki fungsi.

Pembedahan dan indikasinya sebagai berikut:

1. Sinovektomi, untuk mencegah artritis pada sendi tertentu, untuk

mempertahankan fungsi sendi dan untuk mencegah timbulnya kembali

inflamasi.

2. Arthrotomi, yaitu dengan membuka persendian.

3. Arthrodesis, sering dilaksanakan pada lutut, tumit dan pergelangan tangan.

4. Arthroplasty, pembedahan dengan cara membuat kembali dataran pada

persendian.

Tujuan utama terapi adalah:

1. Meringankan rasa nyeri dan peradangan

2. memperatahankan fungsi sendi dan kapasitas fungsional maksimal penderita.

3. Mencegah atau memperbaiki deformitas

Page 16: MAKALAH REUMATOID ARTRITIS

Program terapi dasar terdiri dari lima komponen dibawah ini yang

merupakan sarana pembantu untuk mecapai tujuan-tujuan tersebut yaitu:

1. Istirahat

2. Latihan fisik

3. Panas

4. Pengobatan

a. Aspirin (anti nyeri)dosis antara 8 s.d 25 tablet perhari, kadar salisilat

serum yang diharapakan adalah 20-25 mg per 100 ml

b. Natrium kolin dan asetamenofen meningkatkan toleransi saluran cerna

terhadap terapi obat

c. Obat anti malaria (hidroksiklorokuin, klorokuin) dosis 200 – 600 mg/hari

mengatasi keluhan sendi, memiliki efek steroid sparing sehingga

menurunkan kebutuhan steroid yang diperlukan.

d. Garam emas

e. Kortikosteroid

5. Nutrisi diet untuk penurunan berat badan yang berlebih

2.8 Asuhan Keperawatan Teori

Pengkajian

a. Biodata Pasien

Mencakup identitas klien, nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan,

alamat, no. medrek, Dx medis, tanggal masuk, dan tanggal pengkajian.

b. Riwayat kesehatan

Keluhan Utama

Pada kasus reumatoid artritis, ditemukan keluhan utama adanya nyeri

sendi dan kekakuan sendi. Adanya keluhan sakit dan kekakuan pada

tangan, atau pada tungkai. Perasaan tidak nyaman dalam beberapa

periode/waktu sebelum pasien mengetahui dan merasakan adanya

perubahan pada sendi.

Page 17: MAKALAH REUMATOID ARTRITIS

Riwayat Kesehatan Dahulu

Kaji adanya riwayat nyeri atau kesemutan yang sering terjadi

sebelumnya.

Riwayat Kesehatan Keluarga

Riwayat penyakit kronis/generative keluarga yang ada.

Riwayat Psiko Sosial

Pasien dengan RA mungkin merasakan adanya kecemasan yang cukup

tinggi apalagi pad pasien yang mengalami deformitas pada sendi-sendi

karean ia merasakan adanya kelemahan-kelemahan pada dirinya dan

merasakan kegiatan sehari-hari menjadi berubah. Perawat dapat

melakukan pengkajian terhadap konsep diri klien khususnya aspek

body image dan harga diri klien.

Pengkajian Fisik

Keadaan Umum :

Kaji (GCS) tingkat kesadaran dan kaji pula sensasi saraf (Nervus I-XII )

Respon Membuka

Spontan  4

Berdasarkan perintahverbal                                 3Berdasarka rangsangan nyeri                                2Tidak member respon                                            1

Respon MotorikMenurut perintah                                                  6Melikalisir rangsangan nyeri                                 5Menarik/berlawanan rangsangan nyeri                  4Fleksi abnormal (terhadap nyeri)                          3Ekstensi (terhadap nyeri)                                      2Tidak member respon                                            1

Page 18: MAKALAH REUMATOID ARTRITIS

Respon VerbalOrientasi baik                                                        5Konversi kacau (bicara bingung)                          4Kata-kata kacau (tidak sesuai)                              3Bersuara inkomprehensif (suara tidak ada kata)   2Tidak memberikan respon                                     1

Keterangan :

Compos mentis : 15     Somnolen : 12-14  Soporus : 8-11    Coma : 3-7      

Kaji TTV (Tanda-tanda Vital) :

RR, Nadi, TD, dan Suhu. Perubahan TD (hipertensi atau hipotensi); nadi

mungkin tidak teratur, defisit nadi, bunyi jantung

irama tak teratur, bunyi ekstra, denyut menurun, warna kulit dan kelembaban

berubah, missal; pucat sianosis, berkeringat, edema, haluaran urine menurun

bila curah jantung menurun berat.

Syaraf

Nervus I Olfaktori /penciuman

Nervus II Optic /penglihatan

Nervus III Okulomotor / gerak ekstraokuler mata, kontriksi

dilatasi pupil

Nervus IV Trokhlear /gerak bola  mata ke atas ke bawah

Nervus V Trigeminal / sensori kulit wajah, penggerak otot

rahang

Nervus VI Abdusen / gerak bola mata menyamping

Nervus VII Fasial / ekspresi fasial dan pengecapan

Nervus VIII Oditori /pendengaran

Nervus IX Glosovaringeal / gangguan pengecapan, kemampuan

menelan, gerak lidah

Page 19: MAKALAH REUMATOID ARTRITIS

Nervus X Vagus / sensasi faring, gerakan pita suara

Nervus XI Asesori / gerakan kepala dan bahu

Nervus XII Hipoglosal / posisi lidah

Aktivitas/Istirahat

Gejala :

Nyeri sendi karena pergerakan, nyeri tekan, yang memburuk

dengan stres pada sendi; kekakuan sendi pada pagi hari biasanya terjadi secara

bilateral dan simeteris. Keterbatasan fungsional yang berpengaruh pada gaya

hidup, aktivitas istirahat, dan pekerjaan. Gejala lain adalah keletihan dan

kelelahan yang hebat.

Tanda :

Malaise, keterbatasan rentang gerak; atrofi otot, kulit;kontraktur/kelainan pada

sendi dan otot.

Kardiovaskular

Gejala :

Fenomena Raynaud jari tanganl/kaki, misal pucat intermitten, sianotik,

kemudian kemerahan pada jari sebelum warna kembali normal.

Integritas Ego

Gejala :

Faktor – faktor stres akut/kronis, misal finansial, pekerjaan, ketidakmampuan,

faktor-faktor hubungan sosial.keputusan dan ketidakberdayaan. Ancaman

pada konsep diri, citra diri, citra tubuh, identitas diri misal ketergantungan

pada orang lain, dan perubahan bentuk angota tubuh.

Page 20: MAKALAH REUMATOID ARTRITIS

Makanan/cairan

Gejala :

Ketidakmampuan untuk menghasilkan / mengkonsumsi makanan/cairan

adekuat; mual, anoreksia, dan kesulitan untuk mengunyah. Penurunan berat

badan, dan membran mukosa kering.

Higine

Gejala :

Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan pribadi secara

mandiri. Ketergantungan pada orang lain.

Neurosensori

Gejala :

Kebas/kesemutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari tangan.

Pembengkakan sendi simetris.

Nyeri/kenyamanan

Gejala :

Kulit mengilat, tegang; nodussubkutaneus. Lesi kulit, ulkus kaki, kesulitan

dalam menangani tugas/pemeliharaan rumah tangga. Demam ringan menetap,

kekeringan pada mata, dan membran mukosa.

Interaksi sosial

Gejala :

Kerusakan interaksi dengan keluarga/orang lain, perubahan peran, isolasi.

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosis keperawatan yang dapat di temukan pada klien reumatoid artritis

(Doenges, 2000) adalah sebagai berikut :

1. Nyeri akut/kronis berhubungan dengan distensi jaringan akibat akumulasi

cairan/proses inflamasi, destruksi sendi.

Page 21: MAKALAH REUMATOID ARTRITIS

2. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas skeletal,

nyeri/ketidaknyamanan, intoleransi terhadap aktivitas atau penurunan

kekuatan otot.

3. Gangguan citra tubuh/perubahan penampilan peran berhubungan dengan

perubahan kemampuan untuk melakukan tugas-tugas umum, peningkatan

penggunaan energi atau ketidakseimbangan mobilitas.

4. Kurang perawatan diri (uraikan) berhubungan dengan kerusakan

muskuluskeletal, penurunan kekuatan, daya tahan, nyeri saat bergerak atau

depresi.

5. Resiko tingi kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah berhubungan

dengan proses penyakit degeneratif jangka panjang, sistem pendukung

tidak adekuat.

6. Kurang pengetahuan /kebutuhan belajar mengenai penyakit, prognosis,

dan pengobatan berhubungan dengan kurang pemajanan/mengingat,

kesalahan interprestasi informasi.

Sementara Carpenito (1995)merumuskan diagnosiskeperawatan pada klien

reumatoid artritis, adalah sebagai berikut :

1. Kelemahan berhubungan dengan penurunan mobilitas.

2. Risiko tinggi kerusakan membran mukosa oral berhubungan dengan

pengaruh obat dan sindrom sjogren.

3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri, fibrosistis.

4. Risiko tinggi isolasi sosial berhubungan dengan kelemahan dan

kesulitan ambulasi

5. Gangguan pola seksual berhubungan dengan nyeri, kelemahan, sulit

mengatur posisi, kurang adekuat lubrikasi.

6. Gangguan proses keluarga berhubungan dengan

kesulitan/ketidakmampuan klien.

7. Ketidakberdayaan berhubungan dengan perubahan fisik dan psikologis

akibat penyakit.

Page 22: MAKALAH REUMATOID ARTRITIS

INTERVENSI KEPERAWATAN

Rencana asuhan keperawatan pada klien artritis reumatoid di bawah ini,

disusun berdasarkan diagnosis keperawatan, tindakan keperawatan, dan

rasionalasis (Doenges).

Diagnosis keperawatan : nyeri akut/kronis berhubungan dengan distensi

jaringan akibat akumulasi cairan/proses inflamasi, destruksi sendi.

Tindakan Rasional

Mandiri

1. Kaji keluhan nyeri, skala

nyeri, serta cacat lokasi dan

intensitas, faktor faktor yang

mempercepatm dan respons

rasa sakit nonverbal.

1.Membantu dalam menentukan

kebutuhan manajemen nyeri dan

efektivitas program.

2. Berikan matras/kasur keras.

Tinggikan tempat tidur sesuai

kebutuhan.

2. Matras yang empuk/lembut,

bantal yang besar akan menjaga

pemeliharaan kesejajaran tubuh

yang tepat, menempatkan stres

pada sendi yang sakit. Peninggian

tempat tidur menurunkan tekanan.

3. Berikan klien mengambil

posisi yang nyaman waktu

tidur atau duduk di kursi.

3.pada penyakit yang

berat/eksaserbasi, tirah baring

mungkin di perlukan untuk

Page 23: MAKALAH REUMATOID ARTRITIS

Tingkatkan istirahat di

tempat tidur sesuai indikasi.

membatasi nyeri/cedera.

4. Tempatkan/pantau

penggunaan bantal, karung

pasir, gulungan trokanter,

bebat atau brance.

4.mengistirahatkan sendi-sendi

yang sakit dan mempertahankan

posisi netral, penggunaan brace

dapat menurunkan nyeri/kerusakan

pada sendi. Imobilisasi yang lama

dapat mengakibatkan hilang

mobilitas/fungsi sendi.

5. Anjurkan klien untuk sering

merubah posisi, batu klien

untuk bergerak di tempat

tidur, sokong sendi yang

sakit di atas dan di bawahm

serta hindari gerakan yang

menyentak.

5.mencegah terjadinya kelelahan

umun dan kekakuan sendi.

Menstabilkan sendi, mengurangi

gerakan/rasa sakit pada sendi.

6. Anjurkan klien untuk mandi

air hangat. Sediakan waslap

hangat untuk kompres sendi

tyang sakit. Pantau suhu air

kompres, air mandi, dan

sebagainya

6.meningkatkan relaksasi otot dan

mobilitas, menurunkan rasa sakit,

dan menghilangkan kekakuan pada

siang hari. Sensivitas pada panas

dapat dihilangkan dan luka dermal

dapat disembuhkan.

7. Berikan masase yang lembut 7.meningkatkan

relaksasi/menguranggi teganggan

Page 24: MAKALAH REUMATOID ARTRITIS

angkut.

8. Dorong penggunaan teknik

managemen stres, misal

relaksasi progresif, sentuhan

terapeutik, , visualisasi,

pedoman imajinasi, hipnosis

diri, dan pengendalian napas.

8.meningkatkan relaksasi,

memberikan rasa kontrol nyeri, dan

dapat meningkatkan kemampuan

koping.

9. Libatkan dalam aktivitas

hiburan sesuai dengan jadwal

aktivitas klien.

9.memfokuskan kembali perhatian,

memberikan stimulasi, dan

meningkatkan rasa percaya diri dan

perasaan sehat.

10. Beri obat sebelum dilakukan

aktivitas/latihan yang di

rencanakan sesuai petunjuk.

10.meningkatkan relaksasi,

mengurangi teganggan otot/spasme,

memudahkan untuk ikut serta

dalam terapi.

Kolaborasi

11. Berikan obat sesuai

petunjuk :

- Asetilsalisilat (aspirin).

11.Obat – obatan:

- Bekerja sebagai antiinflamasi

dan efek analgesik ringan

dalam menguranggi kekakuan

dan meningkatkan

mobilitas.ASA harus dipakai

secara regular untuk

mendukung kadar dalam darah

terapeutik.riset

Page 25: MAKALAH REUMATOID ARTRITIS

- SAID lainnya, misal ibuprofen

(motrin), naproksen, sulindak,

piroksikam (feldene),

fenoprofen.

- D-penisilamin (cupriminer).

- Antasida.

mengindikasikan bahwa ASA

memiliki indeks toksisitas

yang paling rendah dari

NSAID lain yang diresepkan.

- Dapat di gunakan bila klien

tidak memberikan respons

pada aspirin atau untuk

meningkatkan efek dari

aspirin.

- Dapat mengontrol efek-efek

sistematemik dari RA jika

terapi lainya tidak berhasil.

Efek samping yang lebih berat

misalnya trombositopenia,

leukopenia, anemia aplastik

membutuhkan pemantauan

yang ketat. Obat harus

diberikan diantara waktu

makan, karena absorbsi obat

terjadi tidak seimbang akibat

makanan dan produk antasida

dan besi.

- Diberikan bersamaan dengan

NSAID untuk meminimalkan

iritasi/ketidaknyamanan

lambung.

- Meskipun narkotik umumnya

Page 26: MAKALAH REUMATOID ARTRITIS

- Produk kodein. adalah kontraindikasi, namun

karena sifatnya kronis dari

penyakit, penggunaan jangka

pendek mungkin diperlukan

selama periode eksaserbasi

akut untuk mengontrol nyeri

yang berat.

12. Bantu klien dengan terapi

fisik, misal sarung tangan

parafin, bak mandi dengan

kolam bergelombang

12.memberikan dukungan

hangat/panas untuk sendi yang

sakit.

13. Berikan kompres dingin jika

dibutuhkan

13.rasa dingin dapat

menghilangkan nyeri dan bengkak

pada periode akut.

14. Pertahankan unit TENS jika

digunakan.

14.rangsangan elektrik tingkat

rendah yang konstan dapat

menghambat transmisi sensasi

nyeri.

15. Siapkan intervensi

pembedahan, misal

sinovektomi.

15.pengangkatan sinovium yang

meradang dapat mengurangi nyeri

dan membatasi progresi dari

perubahan degeneratif.

Page 27: MAKALAH REUMATOID ARTRITIS

Diagnosis keperawatan : kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan

deformitas skeletal, nyeri/ketidaknyamanan, intoleransi terhadap aktivitas atau

penurunan kekuatan otot.

Tindakan Rasional

Mandiri

1. Evaluasi/lanjutkan

pemantauan tingkat

inflamasi/rasa sakit pada

sendi.

1. Tingkat aktivitas/latihan

tergantungdari perkembangan

resolusi proses inflamasi.

2. Pertahankan istirahat tirah

baring/duduk jika

diperlukan. Buat jadwal

aktivitas yang sesuai

dengan toleransi untuk

memberikan periode

istirahat yang terus-

menerus dan tidur malam

hari yang tidak terganggu.

2.Istirahat sistemik dianjurkan

selama ekserbasi akutdan seluruh

fase penyakit yang penting, untuk

mencegah kelelahan, dan

mempertahankan kekuatan.

3. Bantu klien latihan

rentang gerak pasif/aktif,

demikian juga latihan

resistif dan isometrik jika

memungkinkan.

3.mempertahankan/meningkatkan

fungsi sendi, kekuatan otot, dan

stamina umum. Latihan yang tidak

adekuat dapat menimbulkan

kekakuan sendi, karenanya

aktivitas yang berlebihan dapat

merusak sendi.

4. Ubah posisi klien setiap 4.menghilangkan tekanan pada

Page 28: MAKALAH REUMATOID ARTRITIS

dua jam dengan bantuan

personel yang cukup.

Demonstransikan/ bantu

teknik pemindahan dan

penggunaan bantuan

mobilitas.

jaringan dan meningkatkan

sirkulasi. Mempermudah

perawatan diri dan kemandirian

klien. Teknik pemindahan yang

tepat dapat mencegah robekan

abrasi kulit.

5. Posisikan sendi yang sakit

dengan bantal,

kantungpasir, gulungan

trikanter, bebat, dan

brance.

5.meningkatkan stabilitas

jaringan(menguranggi risiko

cedera) dan mempertahankan

posisi sendi yang diperlukan dan

kesejajaran tubuh serta dapat

menguranggi kontraktur.

6. Gunakan bantal kecil/tipis

di bawah leher.

6.mencegah fleksi leher.

7. Dorong klien

mempertahankan postur

tegak dan duduk, berdiri,

berjalan.

7.memaksimalkan funngsi sendi,

mempertahankan mobilitas.

8. Berikan lingkungan yang

aman, misal menaikkan

kursi/kloset,

menggunakan peganggan

tangga pada bak/pancuran

dan toilet, penggunaan

alat bantu mobilitas/kursi

roda.

8.menghindari cedera akibat

kecelakaan/jatuh.

Page 29: MAKALAH REUMATOID ARTRITIS

Kolaborasi

9. Konsultasi dengan ahli

terapi fisik/okupasi dan

spesialis vokasional.

9.berguna dalam

memformulasikan program

latihan/aktivitas yang berdasarkan

pada kebutuhan individual dan

dalam mengidentifikasi

alat/bantuan mobilitas.

10. Berikan matras

busa/pengubah tekanan.

10.menurunkan tekanan pada

jaringan yang mudah pecah untuk

menguranggi risiko

imobilitas/terjadi dekubitus.

11. Berikan obat-obatan

sesuai

Indikasi :

- Agen Antireumatik, misal

garam emas, natrium

tiomaleat.

- Steroid

11.Obat-obatan

- Krisoterapi (garam emas) dapat

menghasilkan remisi

dramatis/terus-menerus terapi

dapat mengakibatkan inflamasi

rebound bila terjadi penghentian

atau dapat terjadi efek samping

serius, misal krisis nitrotoid

seperti pusing, penglihatan kabur,

kemerahan tubuh, dan

berkembang menjadi syok

anafilatik.

- Mungkin dibutuhkan untuk

menekan inflamasi sistemik akut

Page 30: MAKALAH REUMATOID ARTRITIS

12. Siapkan intervensi bedah

- Artroplasti.

- Prosedur pelepasan tunnel,

perbaikan tendon,

ganglionektomi.

- Implan sendi.

12.Intervensi bedah:

- Perbaikan pada kelemahan

periartikuler, dan subluksasi

dapat meningkatkan stabilitas

sendi.

- Perbaikan berkenan dengan defek

jaringan penyambung,

meningkatkan fungsi, mobilitas.

- Pergantian mungkin diperlukan

untuk memperbaiki fungsi

optimal dan mobilitas.

Diagnosis Keperawatan : Gangguan citra tubuh/perubahan penampilan peran

berhubungan dengan perubahan kemampuan untuk melakukan tugas-tugas

umum, peningkatan penggunaan energi atau ketidakseimbangan mobilitas.

Tindakan Rasional

Mandiri

1. Dorong klien

mengungkapkan

perasaannya mengenai

proses penyakit dan harapan

masa depan.

2. Diskusikan arti dari

kehilangan /perubahan pada

klien/orang terdekat.

Pastikan bagaimana

1. Memberikan kesempatan

untuk mengidentifikasi rasa

takut/ kesalahan konsep dan

mampu menghadapi masalah

secara langsung.

2. Mengidentifikasi bagaimana

penyakit memengaruhi

persepsi diri dan interaksi

dengan orang lain akan

menentukan kebutuhan

terhadap intervensi

Page 31: MAKALAH REUMATOID ARTRITIS

pandangan pribadi klien

dalam berfungsi dalam gaya

hidup sehari-hari, termasuk

aspek-aspek seksual.

3. Diskusikan persepsi klien

mengenai bagaimana orang

terdekat menerima

keterbatasan klien.

4. Akui dan terima perasaan

berduka, bermusuhan, serta

ketergantungan.

5. Observasi prilaku klien

terhadap kemungkinan

menarik diri, menyangkal

atau terlalu memperhatikan

perubahan tubuh.

6. Susun batasan pada prilaku

maladaptif. Bantu klien

untuk Mengidentiflkasi

prilaku positif yang dapat

membantu mekanisme

koping yang adaptif.

7. Ikut sertakan klien dalam

merencanakan perawatan

dan membuat jadwal

aktifitas.

8. Bantu kebutuhan perawatan

yang diperlukan klien.

/konseling lebih lanjut.

3. Isyarat verbal /nonverbal

orang terdekat dapat

memengaruhi bagaimana

klien memandang dirinya

sendiri.

4. Nyeri konstan akan

melelahkan, perasaan marah,

dan permusuhan umum

terjadi.

5. Dapat menunjukkan

emosional atau metode

koping maladaptif,

membutuhkan intervensi

lebih lanjut/ dukungan

psikologis.

6. Membantu klien untuk

mempertahankan kontrol diri,

yang dapat meningkatkan

perasaan harga diri.

7. Meningkatkan perasaan

kompetensi /harga diri,

mendorong kemandirian dan

mendorong partisipasi dalam

terapi.

8. Mempertahankan penampilan

yang dapat meningkatkan

citra diri.

Page 32: MAKALAH REUMATOID ARTRITIS

9. Berikan resp[ons/pujian

positif bila perlu.

Kolaborasi

10. Rujuk pada konseling

psikiatrio, misal perawat

spesialis psikiatri,

psikiatri/psikulog, pekerja

sosial.

11. Berikan obat-obatan sesuai

petunjuk, misal antiansietas

dan obat-obatan peningkat

alam perasaan.

9. Memungkinkan klien untuk

merasa senang terhadap

dirinya sendiri. Menguatkan

prilaku positif, dan

meningkatkan rasa percaya

diri.

10. Klien/orang terdekat

mungkin membutuhkan

dukungan selama berhadapan

dengan proses jangka

panjang/ketidakmampuan.

11. Mungkin dibutuhkan pada

saat munculnya depresi hebat

sampai klien mampu

mengembangkan

kemempuan koping yang

lebih efektif.

Diagnosis keperawatan : Kurang perawatan diri (uraikan) berhubungan

dengan kerusakan muskuloskeletal, penurunan kekuatan, daya tahan, nyeri

saat bergerak atau depresi.

Tindakan Rasional

Mandiri

1. Diskusian dengan klien

tingkat fungsional umum

sebelum

timbulnya/eksaserbasi

1. Klien mungkin dapat

melenjutkan aktifitas

umum dengan melakukan

adaptasi yang diperlukan

Page 33: MAKALAH REUMATOID ARTRITIS

penyakit dan resiko

perubahan yang diantisipasi.

2. Pertahankan mobilitas,

kontrol terhadap nyeri, dan

program latihan.

3. Kaji hambatan klien dalam

partisipasi perawatan diri.

Identifikasi/buat rencana

untuk modifikasi lingkungan.

Kolaborasi

4. Konsultasi dengan ahli terapi

okupasi.

5. Mengatur evaluasi kesehatan

dirumah sebelum dan setelah

pemulangan.

6. Membuat jadwal konsul

dengan lembaga lainnya,

misal pelayanan perawatan di

rumah, ahli nutrisi.

pada keterbatasan saat ini.

2. Mendukung kemandirian

fisik/ emosional klien.

3. Menyiapkan klien untuk

menyiapkan kemandirian,

yang akan meningkatkan

harga diri.

4. Berguna dalam

menentukan alat bantu

untuk memenuhi kebutuhan

individual,misal memasang

kancing,menggunakan alat

bantu,memakai sepatu atau

menggantungakan

peganganan untuk mandi

pancuran.

5. Mengidentifikasi masalah-

masalah yang mungkin

dihadapi karena tingkat

ketidakmampuan aktual.

Memberikan lebih banyak

keberhasilan usaha tim

dengan orang lain yang ikut

serta dalam perawatan,

misal tim terapi okupasi.

6. Klien mungkin

membutuhkan berbagai

bantuan tambahan untuk

partisipasi situasi di rumah.

Page 34: MAKALAH REUMATOID ARTRITIS

Diagnosis keperawatan : Risiko tinggi kerusakan penatalaksaan pemeliharaan

rumah berhubungan dengan proses penyakit degeneratif jangka panjang,

sistem pendukung tidak adekuat

Tindakan Rasional

Mandiri

1. Kaji tingkat fungsional fisik

klien.

2. Evaluasi lingkungan sekitar

untuk mengkaji kemampuan

klien dalam melakukan

perawatan diri sendiri.

3. Tentukan sumber-sumber

finansial untuk memenuhi

kebutuhan situasi individual.

Identifikasi sistem pendukung

yang tersedia untuk klien,

misalnya membagi

perbaikan/tugas-tugas rumah

tangga antara anggota

keluarga atau pelayanan.

4. Identifikasi peralatan yang

diperlukan untuk mendukung

aktivitas klien, misalnya

peninggian dudukan

toilet,kursi roda.

1. Mengidentifikasi tingkat

bantuan/dukungan yang

diperlukan klien.

2. Menentukan kemungkinan

susunan yang

ada/perubahan susunan

rumah untuk memenuhi

kebutuhan klien.

3. Menjamin bahwa

kebutuhan klien akan

dipenuhi secara terus-

menerus.

4. Memberikan kesempatan

untuk untuk mendapatkan

peralatan sebelum pulang

untuk menunjang aktivitas

klien dirumah.

5. Bermanfaat untuk

mengidentifikasi peralatan,

cara-cara untuk mengubah

berbagai tugas dalam

mempertahankan

Page 35: MAKALAH REUMATOID ARTRITIS

Kolaborasi

5. Koordinasikan evaluasi di

rumah dengan ahli terapi

okupasi.

6. Identifikasi sumber-sumber

komunitas, misal pelayanan

pembantu rumah tangga,

pelayanan sosial (bila ada).

kemandirian.

6. Memberikan kemudahan

berpindah pada/mendukung

kontinuitas dalam situasi di

rumah.

Page 36: MAKALAH REUMATOID ARTRITIS

Diagnosis Keperawatan : Kurang pengetahuan/kebutuhan belajar mengenai

penyakit, prognosis, dan pengobatan berhubungan dengan kurang

pemajanan/mengingat, kesalahan interpretasi informasi.

Tindakan Rasional

Mandiri

1. Tinjau proses penyakit,

prognosis, dan harapan masa

depan.

2. Diskusikan kebiasaan klien

dalam penatalaksanaan proses

sakit memalui diet, obat-

obatan, serta program diet

seimbang, latihan dan

istirahat.

3. Bantu klien dalam

merencanakan jadwal

aktivitas terintegrasi yang

ralistis, periode istirahat,

perawatan diri, pemberian

obat-obatan, terapi fisik, dan

manajemen stres.

4. Tekankan pentingnya

melanjutkan manajemen

farmakoterapeutik.

1. Memberikan pengetahuan

di mana klien dapat

membuat pilihan

berdsarkan informasi yang

disampaikan.

2. Tujuan kontrol penyakit

adalah untuk menekan

inflamasi sendi/jaringan

lain guna mempertahankan

fungsi sendi dan mencegah

deformitas.

3. Memberikan struktur dan

mengurangi ansietas pada

waktu menangani proses

penyakit kronis yang

kompleks.

4. Keuntungan dari terapi

obat-obatan tergantung

ketepatan dosis, misal

aspirin harus diberikan

secara reguler untuk

mendukung kadar

terapeutik darah 18-25 mg.

Page 37: MAKALAH REUMATOID ARTRITIS

5. Rekomendasikan penggunaan

aspirin bersalut/dibuper

enterik atau salisilat nonasetil,

misal kolin slisilat

(anthropan) atau kolin

magnesium trisalisilat

(trilisate).

6. Anjurkan klien untuk

mencerna obat-obatan dengan

makanan,susu atau antasida.

7. Identifikasi efek samping

obat-obatan yang merugikan,

misal tinitus, intoleransi

lambung, perdarahan

gastrointestinal, dan ruam

purpurik.

8. Tekankan pentingnya

membaca label produk dan

mengurangi penggunaan obat

yang dijual bebas tanpa

persetujuan dokter.

9. Tinjau pentingnya diet yang

seimbang dengan makanan

5. Preparat bersalut/dibufer

dicerna dengan makanan,

meminimalkan iritasi

gaster, mengurangi resiko

pendarahan. Produk

nonasetil sedikit

dibutuhkan untuk

mengurangi iritasi

lambung.

6. Membatasi iritasi gaster.

Pengurangan nyeri akan

meningkatkan kualitas tidur

dan meningkatkan kadar

darah serta mengurangi

kekakuan dipagi hari.

7. Memperpanjang dan

memaksimalkan dosis

aspirin dapat

mengakibatkan takar lajak

(overdosis). Tinitus

umumnya mengindikasikan

kadar terapeutik darah yang

tinggi. Jika terjadi tinitus,

dosis umumnya diturunkan

menjadi satu tablet setiap

tiga hari sampai berhenti.

8. Banyak produk

mengandung salisilat

tersembunyi (misal obat

diare,pilek) yang dapat

meningkatkan risiko

Page 38: MAKALAH REUMATOID ARTRITIS

yang banyak mengandung

vitamin,protein, dan zat besi.

10. Dorong klien yang obesitas

untuk menurunkan berat

badan dan berikan informasi

penurunan berat badan sesuai

kebutuhan.

11. Berikan informasi mengenai

alat bantu, misal bermain

barang-barang yang

bergerak,tongkat untuk

mengambil, piring-piring

ringan, tempat duduk toilet

yang dapat dinaikkan, palang

keamanan.

12. Diskusikan teknik

menghemat energi, misal

duduk lebih baik dari pada

berdiri dalam menyiapkan

makanan dan mandi.

13. Dorong klien untuk

mempertahankan posisi tubuh

yang benar, baik saat istirahat

maupun saat aktifitas, misal

menjaga sendi tetap

meregang, tidak fleksi.

overdosis obat/efek

samping yang berbahaya.

9. Meningkatkan perasaan

sehat umum dan

perbaikan/regenerasi sel.

10. Penurunan berat badan

akan mengurangi tekanan

pada sendi, terutama

pinggul, lutut,pergelangan

kaki, dan telapak kaki.

11. Mengurangi paksaan untuk

menggunakan sendi dan

memungkinkan individu

untuk ikut serta secara

lebih nyaman dalam

aktivitas yang dibutuhkan.

12. Mencegah

kepenatan,memberikan

kemudahan perawatan diri,

dan kemandirian.

13. Mekanika tubuh yang baik

harus menjadi bagian dari

gaya hidup klien untuk

mengurangi tekanan sendi

Page 39: MAKALAH REUMATOID ARTRITIS

14. Tinjau perlunya inspeksi

sering pada kulit dan lakukan

perawatan kulit lainnya di

bawah bebat, gips, alat

penyokong. Tunjukkan

pemberian bantalan yang

tepat.

15. Diskusikan pentingnya obat-

obatan lanjutan/pemeriksaan

laboratorium, misal LED,

kadar salisilat, PT.

16. Berikan konseling seksual

sesuai kebutuhan.

17. Identifikasi sumber-sumber

komunitas, misal yayasan

artritis (bila ada).

dan nyeri.

14. Mengurangi resiko

iritasi/kerusakan kulit.

15. Terapi obat-obatan

membutuhkan

pengkajian/perbaikan yang

terus-menerus untuk

menjamin efek optimal dan

mencegah overdosis,serta

efek samping yang

berbahaya ,PT,peningkatan

resiko pendarahan.

Krisoterapi akan menekan

trombosit, potensi risiko

untuk trombositopenia.

16. Informasi mengenai posisi-

posisi yang berbeda dan

teknik dan/atau pilihan lain

untuk pemenuhan seksual

mungkin dapat

meningkatkan hubungan

pribadi dan perasaan harga

diri/percaya diri.

17. Bantuan/dukungan dari

orang lain dapat

meningkatkan pemulihan

maksimal.

BAB III

Page 40: MAKALAH REUMATOID ARTRITIS

TINJAUAN KASUS

Tn. B berumur 25 tahun dibawa ke RSUD pukul 07.00 pada 19 Maret 2015

dengan keluhan utama rasa sakit pada jari jari tangan sebelah kanan sejak 7

minggu yang lalu. Setelah dilakukan pemeriksaan didapat pasien terlihat kesakitan

dan terlihat letih. Pasien memegangi jari-jari tangannya sebelah kanan yang

mengalami pembengkakan dan terdapat nodul subkutan pada daerah sendi.

Pemeriksaan TTV didapat TD :130/90 mmHg S : 37,8 oC N : 110x/menit RR:

24x/menit. Dari hasil pemeriksaan penunjang (foto Rontgen) didapatkan adanya

dekalsifikasi tulang pada sendi. Dari semua pemeriksaan yang telah dilakukan

dokter mendiagnosa Tn. B menderita Remautoid Artritis Stadium II.

3.1 Pengkajian Keperawatan

a. Identitas Klien

Nama Klien     : Tn. B

Jenis Kelamin  :L

Usia : 25 tahun

Agama             : Islam

Pendidikan      : Sarjana

Pekerjaan         : PNS

Alamat              : Perak Jombang

No. Reg : 13150201

Tanggal Masuk : 19 Maret 2015

b. Riwayat Keperawatan Sekarang

a. Keluhan Utama

Nyeri (Pasien mengeluh sakit dan kaku pada sendi jari)

P : Px mengatakan nyeri & kaku sendi saat dibuat bergerak/ istirahat

Q : Nyeri tertekan

R : Jari-jari tangan kanan

S : Skala nyeri 7

Page 41: MAKALAH REUMATOID ARTRITIS

T : Nyeri dan kaku sendi pada pagi hari

b. Riwayat MRS

Pada tanggal 19 Maret 2015, pukul 07.00 Saat itu pasien merasa jari jari

tangannya sulit digerakkan dan terasa kesemutan yang saat amat. Keluhan ini

sebenarnya sudah dirasa sejak 7 minggu yang lalu sehingga dibawa kelurganya

ke RSUD. Setelah itu dilakukan pengkajian. Pasien mengeluh rasa sakit pada

jari-jari tangan kanannya. Jari-jari tangannya mengalami pembengkakan dan

terdapat nodul. . TD : 130/90 mmHg. Suhu : 37,8 oC. Nadi : 110x/ menit. RR :

24x/menit. Dari hasil pemeriksaan penunjang (foto rontgen) pasien didiagnosa

Remaoutoid Artritis.

c. Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien mengatakan pernah sakit pada sendi-sendi tangannya sebulan yang

lalu. Namun, pasien mengabaikan hanya di belikan obat dari toko nyeri hilang.

d. Riwayat Kesehatan Keluarga

Keluarga mengatakan bahwa tidak ada saudara dari pasien, yang menderita

penyakit Remautoid Artritis atau penyakit menular.

e. Riwayat Kesehatan Lingkungan

Lingkungan rumah bersih cukup terjaga

.

f. 11 Pola Gordon

N

O

POLA Sebelum MRS Saat MRS

1. Persepsi Penggunaan obat

sesuai resep dokter

Pasien mandi dan

gosok gigi 2x sehari

Penggunaan obat

sesuai resep dokter

Pasien hanya di seka

dan tidak gosok gigi

2. Nutrisi Pasien makan 3x

sehari 1 porsi habis

Pasien makan 2x

sehari 1 porsi habis

Page 42: MAKALAH REUMATOID ARTRITIS

Menu:

nasi,lauk,sayur

Menu : bubur

3 Eliminasi BAB 1x sehari.

Konsistensi :

lembek, bau khas,

warna kuning

kecoklatan

BAK 3-4 x sehari

BAB 1x sehari

Konsistensi :

lembek, bau khas,

warna kuning

kecoklatan

BAK 3-4 x sehari

4 Aktivitas Sebagai kepala

keluarga bekerja

sebagai pegawai

negeri.

Pasien hanya bisa

berbaring di tempat

tidur dan

memerlukan

bantuan perawat

Skala ADL 3

5 Istirahat tidur Pasien tidur siang 1

jam / hari

Pasien tidur malan 7

jam / hari

Pasien tidur siang 3

jam / hari sering

bangun

Pasien tidur malam

6-7 jam/ hari sering

terbangun

6 Sensori dan

kogninif

Penglihatan

Pasien

menggunakan kaca

mata (+) rabun dekat

Pendengaran

Pasien dapat mendengar

dengan baik (jarak 5-6

meter)

Penglihatan

Pasien

menggunakan kaca

mata (+) rabun

dekat ,

Pendengaran

Pasien dapat

mendengar dengan

baik (jarak 5-6

meter)

Page 43: MAKALAH REUMATOID ARTRITIS

7 Persepsi dan

konsep diri

Gambaran diri

Tidak ada gangguan pada

fisik

Ideal diri

Pasien ingin selalu sehat

dan dijauhkan dari penyakit

Harga diri

Pasien berusaha untuk

kehidupan yang lebih baik

Peran diri

Berperan sebagai kepala

keluarga

Gambaran diri

Ada gangguan pada fisik

karena perubahan bentuk

jari (swan neck)

Ideal diri

Pasien ingin cepat sembuh

agar bisa segera pulang

Harga diri

Pasien bersikap kooperatif

dengan petugas medis

Peran diri

Peran diri terganggu karena

pasien tidak bisa

beraktifitas seperti biasanya

8 Hubungan

peran

Hubungan dengan keluarga

dan lingkungan sekitar

rumah baik

Hubungan dengan petugas

dan lingkungan rumah sakit

baik

9 Seksualitas Pasien seorang laki-laki Pasien seorang laki-laki

10 Penanganan

stress

Pasien berusaha mengatasi

masalahnya sendiri jika

berada dalam kesulitan

Pasien meminta bantuan

keluarga untuk mengatasi

maslahnya

11 Keyakinan-

nilai

Pasien beribadah rutin

sholat 5 waktu

Pasien hanya bisa berdoa di

tempat tidurya

g. Pemeriksaan Fisik (Head to toe)

Pemeriksaan Fisik (Head To Toe)

Page 44: MAKALAH REUMATOID ARTRITIS

a) KeadaanUmum : Pasien baik

b) Kesadaran : Sadar penuh (Compos mentis)

4 Px membuka mata spontan                                

5 Orientasi baik

6 Px menurut perintah

Kepala Inspeksi

simetris,penyebaran rambut merata,warna rambut hitam

beruban,kulit kepala bersih,wajah simetris.

Mata Palpasi

tidak ada tekanan intra okuler

Inspeksi

Simetris, kelopak mata tidak peradangan, pasien

menggunakan kacamata. Skleritis

Telinga Inspeksi

Simetris, bersih, tidak ada benjolan

Palpasi

Tidak ada nyeri tekan

Hidung Inspeksi

Terdapat pernapasan cuping hidung

Palpasi

Tidak ada nyeri tekan

Mulut Inspeksi

Membran mukosa lembab

Leher Inspeksi

Page 45: MAKALAH REUMATOID ARTRITIS

Bentuk simetris

Palpasi

Tidak ada benjolan

Dada

Paru-paru&Jantung

Palpasi

Takikardi, Tekanan darah meningkat,

Auskultasi

S1 tunggal LUB....DUB

Abdomen Palpasi

Tidak ada pembesaran Limpa, tidak adanya nyeri tekan

Tidak ada pembesaran hepar, tidak adanya nyeri telan

kanan atas

Ekstremitas Atas

dan Bawah

Kelemahan otot turun ADL 3, butuh bantuan perawat

Intergumen Turgor kulit pada jari buruk, Bengkak pada jari tangan

kanan, adanya nodul subkutan

Genetalia Klien berjenis kelamin laki-laki

h. Pemeriksaan Penunjang

Test Darah

SEL DARAH NORMAL HASIL

Eritrosit 4.0-5.5 juta sel/mm3 5 juta sel/mm3

Leukosit 8.000-10.000 sel /mm3 18.000 sel/mm3

Hematokrit 40-54% 40%

Hemoglobin 13.5-18.0 gram/dl 14 gram/dl

Laju Endap Darah <15 mm/jam pertama 20 mm/jam pertama

Test Radiologis

Page 46: MAKALAH REUMATOID ARTRITIS

Analisa Data :

DATA MASALAH ETIOLOGI

DS :

- Px mengatakan sakit

pada jari-jari tangan

kanannya

P : Px mengatakan

nyeri & kaku sendi saat

dibuat bergerak/

istirahat

Q : Nyeri tertekan

R : Jari-jari tangan

kanan

S : Skala nyeri 7

T : Nyeri dan kaku

sendi pada pagi hari

DO :

- TD : 130/90 mmHg.

- Nadi : 110x/ menit.

- Px terlihat kesakitan

- Px terlihat letih

- Px memegangi jari-

Nyeri akut Proses Inflamasi

Page 47: MAKALAH REUMATOID ARTRITIS

jari tangannya

- Leukosit 18.000

/mm3

- Laju endap darah

120 mm/ jam

DS :

- Px mengatakan jari-

jari tangan kanannya

sakit dan sulit

digerakkan

DO :

- Px dalam

melakukan aktifitas

dibantu orang lain

- Keterbatasan

rentang gerak sendi

- ADL 3

- Pasien bed rest

- Pasien terlihat lemas

Hambatan Fisik Kontraktur

DS :

- Pasien merasa malu

menderita

penyakitnya

DO :

- Adanya Perubahan

bentuk jari-jari

sebelah kanan

- Aktivitas dibantu

oranglain

- Pasien

Gangguan Citra Tubuh Perubahan fisik

Page 48: MAKALAH REUMATOID ARTRITIS

menyembunyikan

jari-tangan

kanannya yang sakit

Dx :

1. Nyeri akut berhubungan dengan proses inflamasi yang ditandai dengan :

- Px mengatakan sakit pada jari-jari tangan kanannya

P : Px mengatakan nyeri & kaku sendi saat dibuat bergerak/ istirahat

Q : Nyeri tertekan

R : Jari-jari tangan kanan

S : Skala nyeri 7

T : Nyeri dan kaku sendi pada pagi hari

- TD : 130/90 mmHg.

- Nadi : 110x/ menit.

- Px terlihat kesakitan

- Px terlihat letih

- Px memegangi jari-jari tangannya

- Leukosit 18.000 /mm3 dan Laju endap darah 120 mm/ jam

2. Hambatan fisik yang berhubungan dengan kontraktur yang ditandai

dengan :

- Px mengatakan jari- jari tangan kanannya sakit dan sulit digerakkan

- Px dalam melakukan aktifitas dibantu orang lain

- Keterbatasan rentang gerak sendi

- ADL 3

- Pasien bed rest

- Pasien terlihat lemas

3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan fisik yang

ditandai dengan :

Page 49: MAKALAH REUMATOID ARTRITIS

- Pasien merasa malu menderita penyakitnya

- Adanya Perubahan bentuk jari-jari sebelah kanan

- Aktivitas dibantu oranglain

- Pasien menyembunyikan jari-tangan kanannya yang sakit

Page 50: MAKALAH REUMATOID ARTRITIS

Intervensi 1

No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria

Hasil

Intervensi Rasional

19/03/152. Nyeri akut berhubungan

dengan proses inflamasi

yang ditandai dengan :

- Px mengatakan sakit

pada jari-jari tangan

kanannya

P : Px mengatakan

nyeri & kaku sendi saat

dibuat bergerak/ istirahat

Q : Nyeri tertekan

R : Jari-jari tangan

kanan

S : Skala nyeri 7

T : Nyeri dan kaku

Tujuan

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama 3x 24 jam

masalah nyeri

berkutrang

Kriteria Hasil

Px mengatakan

nyeri berkurang

skala (3-5)

TD : 120/80

mmHg

Nadi:60-100x/

menit

Mandiri :

1. Kaji keluhan nyeri,

skala nyeri, serta cacat

lokasi dan intensitas,

faktor faktor yang

mempercepatm dan

respons rasa sakit

nonverbal.

2. Berikan klien

mengambil posisi yang

nyaman waktu tidur

atau duduk di kursi.

Tingkatkan istirahat di

1. Membantu dalam

menentukan kebutuhan

manajemen nyeri dan

efektivitas program.

2. Pada penyakit yang

berat/eksaserbasi, tirah

baring mungkin di

perlukan untuk

membatasi nyeri/cedera.

Page 51: MAKALAH REUMATOID ARTRITIS

sendi pada pagi hari

- TD : 130/90 mmHg.

- Nadi : 110x/ menit.

- Px terlihat kesakitan

- Px terlihat letih

- Px memegangi jari-

jari tangannya

-

Px terlihat rileks tempat tidur sesuai

indikasi.

3. Anjurkan klien untuk

sering merubah posisi,

batu klien untuk

bergerak di tempat

tidur, sokong sendi yang

sakit di atas dan di

bawahm serta hindari

gerakan yang

menyentak.

4. Berikan masase yang

lembut

5. Dorong penggunaan

teknik managemen

3. Mencegah terjadinya

kelelahan umun dan

kekakuan sendi.

Menstabilkan sendi,

mengurangi gerakan/rasa

sakit pada sendi.

4. Meningkatkan

relaksasi/menguranggi

teganggan angkut.

5. Meningkatkan relaksasi, memberikan rasa kontrol nyeri, dan dapat meningkatkan

Page 52: MAKALAH REUMATOID ARTRITIS

stres, misal relaksasi

progresif, sentuhan

terapeutik, , visualisasi,

pedoman imajinasi,

hipnosis diri, dan

pengendalian napas

Kolaborasi :

- Asetilsalisilat (aspirin)

- SAID lainnya, misal

ibuprofen (motrin),

naproksen, sulindak,

piroksikam (feldene),

kemampuan koping.

- Bekerja sebagai

antiinflamasi dan efek

analgesik ringan dalam

menguranggi kekakuan

dan meningkatkan

mobilitas

- Dapat di gunakan bila

klien tidak memberikan

respons pada aspirin

Page 53: MAKALAH REUMATOID ARTRITIS

fenoprofen.

- D-penisilamin

(cupriminer).

- Antasida

- Siapkan intervensi

pembedahan, misal

sinovektomi.

- Dapat mengontrol efek-

efek sistematemik dari

RA jika terapi lainya

tidak berhasil.

- Diberikan bersamaan

dengan NSAID untuk

meminimalkan

iritasi/ketidaknyamanan

lambung.

- Pengangkatan sinovium

yang meradang dapat

mengurangi nyeri dan

membatasi progresi dari

Page 54: MAKALAH REUMATOID ARTRITIS

perubahan degeneratif.

Intervensi 2 :

No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria

Hasil

Intervensi Rasional

19/03/15 Hambatan fisik yang

berhubungan dengan

kontraktur yang ditandai

dengan :

- Px mengatakan

jari- jari tangan

kanannya sakit dan

sulit digerakkan

- Px dalam

melakukan

aktifitas dibantu

orang lain

- Keterbatasan

Tujuan

Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan

selama 3x 24 jam

masalah hambatan

fisik teratasi

Kriteria Hasil

Px mengatakan

rasa sakit

berkurang

Px belajar

melakukan

Mandiri :

1. Evaluasi / lanjutkan

pemantauan tingkat

inflamasi/rasa sakit

pada sendi.

2. Pertahankan istirahat

tirah baring/duduk

jika diperlukan. Buat

jadwal aktivitas

yang sesuai dengan

toleransi untuk

1. Tingkat aktivitas/latihan

tergantungdari

perkembangan resolusi

proses inflamasi

2. Istirahat sistemik dianjurkan

selama ekserbasi akutdan

seluruh fase penyakit yang

penting, untuk mencegah

kelelahan, dan

mempertahankan kekuatan.

Page 55: MAKALAH REUMATOID ARTRITIS

rentang gerak

sendi

- ADL 3

- Pasien bed rest

- Pasien terlihat

lemas

aktifitas ringan

sendiri

memberikan periode

istirahat yang terus-

menerus dan tidur

malam hari yang

tidak terganggu.

3. Bantu klien latihan

rentang gerak

pasif/aktif, demikian

juga latihan resistif

dan isometrik jika

memungkinkan.

Kolaborasi :

- Konsultasi dengan ahli

terapi fisik/okupasi dan

spesialis vokasional.

3.Mempertahankan/meningkatkan

fungsi sendi, kekuatan otot, dan

stamina umum. Latihan yang

tidak adekuat dapat menimbulkan

kekakuan sendi, karenanya

aktivitas yang berlebihan dapat

merusak sendi.

- Berguna dalam

memformulasikan program

latihan/aktivitas yang

berdasarkan pada kebutuhan

Page 56: MAKALAH REUMATOID ARTRITIS

individual dan dalam

mengidentifikasi alat/bantuan

mobilitas.

Intervensi 3 :

No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria

Hasil

Intervensi Rasional

19/03/15 Gangguan citra tubuh

berhubungan dengan

perubahan fisik yang

ditandai dengan :

- Pasien merasa malu

menderita

penyakitnya

- Adanya Perubahan

bentuk jari-jari

sebelah kanan

- Aktivitas dibantu

Tujuan

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama 2x 24 jam

masalah Gangguan

citra tubuh teratasi

Kriteria Hasil

Px merasa tidak

malu lagi dengan

penyakitnya

Pasien merasa

percaya diri

Mandiri :

1. Dorong klien

mengungkapkan

perasaannya mengenai

proses penyakit dan

harapan masa depan.

2. Diskusikan arti dari

kehilangan /perubahan

pada klien/orang

terdekat. Pastikan

1. Memberikan

kesempatan untuk

mengidentifikasi rasa

takut/ kesalahan

konsep dan mampu

menghadapi masalah

secara langsung.

2. Mengidentifikasi

bagaimana penyakit

memengaruhi persepsi

diri dan interaksi

Page 57: MAKALAH REUMATOID ARTRITIS

oranglain

- Pasien

menyembunyikan

jari-tangan

kanannya yang

sakit

bagaimana pandangan

pribadi klien dalam

berfungsi dalam gaya

hidup sehari-hari,

termasuk aspek-aspek

seksual.

3. Diskusikan persepsi

klien mengenai

bagaimana orang

terdekat menerima

keterbatasan klien.

4. Akui dan terima

perasaan berduka,

bermusuhan, serta

ketergantungan.

5. Observasi prilaku klien

terhadap kemungkinan

dengan orang lain

akan menentukan

kebutuhan terhadap

intervensi /konseling

lebih lanjut.

3. Isyarat verbal

/nonverbal orang

terdekat dapat

memengaruhi

bagaimana klien

memandang dirinya

sendiri.

4. Nyeri konstan akan

melelahkan, perasaan

marah, dan

permusuhan umum

terjadi.

5. Dapat menunjukkan

Page 58: MAKALAH REUMATOID ARTRITIS

menarik diri,

menyangkal atau terlalu

memperhatikan

perubahan tubuh.

6. Susun batasan pada

prilaku maladaptif.

Bantu klien untuk

Mengidentiflkasi

prilaku positif yang

dapat membantu

mekanisme koping

yang adaptif.

7. Ikut sertakan klien

dalam merencanakan

perawatan dan

membuat jadwal

aktifitas.

8. Bantu kebutuhan

emosional atau metode

koping maladaptif,

membutuhkan

intervensi lebih lanjut/

dukungan psikologis.

6. Membantu klien untuk

mempertahankan

kontrol diri, yang

dapat meningkatkan

perasaan harga diri.

7. Meningkatkan

perasaan

kompetensi /harga

diri, mendorong

kemandirian dan

mendorong partisipasi

dalam terapi.

8. Mempertahankan

Page 59: MAKALAH REUMATOID ARTRITIS

perawatan yang

diperlukan klien.

9. Berikan resp[ons/pujian

positif bila perlu.

Kolaborasi

10. Rujuk pada konseling

psikiatrio, misal

perawat spesialis

psikiatri,

psikiatri/psikulog,

pekerja sosial.

penampilan yang

dapat meningkatkan

citra diri.

9. Memungkinkan klien

untuk merasa senang

terhadap dirinya

sendiri. Menguatkan

prilaku positif, dan

meningkatkan rasa

percaya diri.

10. Klien/orang terdekat

mungkin

membutuhkan

dukungan selama

berhadapan dengan

proses jangka

Page 60: MAKALAH REUMATOID ARTRITIS

panjang/ketidakmamp

uan.

Page 61: MAKALAH REUMATOID ARTRITIS

Implementasi 1

Tanggal Tindakan Keterangan

19/03/15 1. Mengkaji keluhan nyeri, skala nyeri, serta

cacat lokasi dan intensitas,

2. Mengatur posisi yang nyaman waktu tidur

atau duduk di kursi.

3. Mengubah posisi pasien

4. Melakukan masase yang lembut

5. Melakukan teknik managemen stres, misal

relaksasi

6. Memberikan obat sesuai advice dokter

Implementasi 2 :

Tanggal Tindakan Keterang

an

19/03/15 1. Mengobservasi tingkat inflamasi/rasa sakit pada

sendi.

2. Pengaturan jadwal istirahat dengan pasien

3. Melakukan latihan rentang gerak pasif/aktif,

demikian juga latihan resistif dan isometrik jika

memungkinkan.

4. Konsultasi dengan ahli terapi fisik/okupasi dan

spesialis vokasional.

Page 62: MAKALAH REUMATOID ARTRITIS

Implementasi 3 :

Tanggal Tindakan Keterang

an

19/03/15 1. Melakukan pendekatan dengan klien

mengungkapkan perasaannya mengenai proses

penyakit dan harapan masa depan.

2. Mendiskusikan arti dari /perubahan pada

klien/orang terdekat.

3. Mendiskusikan persepsi klien mengenai

bagaimana orang terdekat menerima

keterbatasan klien.

4. Mengobservasi prilaku klien terhadap

kemungkinan menarik diri, menyangkal atau

terlalu memperhatikan perubahan tubuh.

5. Meerencanakan perawatan dan membuat jadwal

aktifitas.

6. Merujuk pada konseling psikiatrio,

Page 63: MAKALAH REUMATOID ARTRITIS

EVALUASI

Nyeri akut berhubungan dengan proses inflamasi

Tanggal Perkembangan19/03/15 S :

- Px mengatakan sakit pada jari-jari tangan kanannya

P : Px mengatakan nyeri & kaku sendi saat dibuat bergerak/

istirahat

Q : Nyeri tertekan

R : Jari-jari tangan kanan

S : Skala nyeri 7

T : Nyeri dan kaku sendi pada pagi hari

O :

- TD : 110/80 mmHg.

- Nadi : 110x/ menit.

- Px terlihat kesakitan

- Px terlihat letih

- Px tidak memegangi jari-jari tangannya lagi

- Leukosit 18.000 /mm3 dan Laju endap darah 120 mm/ jam

A :Masalah teratasi sebagianP : Lanjutkan Intervensi ! Mandiri :

1. Kaji keluhan nyeri, skala nyeri, serta cacat lokasi dan

intensitas,.

2. Berikan klien mengambil posisi yang nyaman waktu tidur

atau duduk di kursi.

3. Anjurkan klien untuk sering merubah posisi, batu klien untuk

bergerak di tempat tidur, sokong sendi yang sakit.

4. Berikan masase yang lembut

5. Dorong penggunaan teknik managemen stres, misal relaksasi

Kolaborasi :

Page 64: MAKALAH REUMATOID ARTRITIS

- Asetilsalisilat (aspirin)

- SAID lainnya, misal ibuprofen (motrin), naproksen, sulindak,

piroksikam (feldene), fenoprofen.

- D-penisilamin (cupriminer)

- Antasida

- Siapkan intervensi pembedahan, misal sinovektomi.

20/03/15 S :

- Px mengatakan sakit pada jari-jari tangan kanannya berkurang

P : Px mengatakan nyeri & kaku sendi saat dibuat bergerak/

istirahat

Q : Nyeri tertekan

R : Jari-jari tangan kanan

S : Skala nyeri 6

T : Nyeri dan kaku sendi pada pagi hari

O :

- TD : 110/80 mmHg.

- Nadi : 100x/ menit.

- Px tidak kesalitan lagi

- Px terlihat lebih rileks

- Px tidak memegangi jari-jari tangannya lagi

- Leukosit 13.000 /mm3 dan Laju endap darah 120 mm/ jam

A :Masalah teratasi sebagianP : Lanjutkan Intervensi ! Mandiri :

1. Kaji keluhan nyeri, skala nyeri, serta cacat lokasi dan

intensitas,

2. Berikan klien mengambil posisi yang nyaman waktu tidur atau

duduk di kursi.

3. Anjurkan klien untuk sering merubah posisi, batu klien untuk

bergerak di tempat tidur, sokong sendi yang

Page 65: MAKALAH REUMATOID ARTRITIS

4. Dorong penggunaan teknik managemen stres, misal relaksasi

Kolaborasi :

- Asetilsalisilat (aspirin)

- SAID lainnya, misal ibuprofen (motrin), naproksen, sulindak,

piroksikam (feldene), fenoprofen.

- D-penisilamin (cupriminer)

- Antasida

- Siapkan intervensi pembedahan, misal sinovektomi.

21/03/15

- Px mengatakan sakit pada jari-jari tangan kanannya berkurang

P : Px mengatakan nyeri & kaku sendi saat dibuat bergerak/

istirahat

Q : Nyeri tertekan

R : Jari-jari tangan kanan

S : Skala nyeri 5

T : Nyeri dan kaku sendi pada pagi hari

O :

- TD : 110/80 mmHg.

- Nadi : 100x/ menit.

- Px tidak kesalitan lagi

- Px terlihat lebih rileks

- Px tidak memegangi jari-jari tangannya lagi

- Leukosit 13.000 /mm3 dan Laju endap darah 120 mm/ jam

A :Masalah teratasi sebagianP : Lanjutkan Intervensi ! Mandiri :

1. Kaji keluhan nyeri, skala nyeri, serta cacat lokasi dan

intensitas,

2. Berikan klien mengambil posisi yang nyaman waktu tidur atau

duduk di kursi.

Page 66: MAKALAH REUMATOID ARTRITIS

3. Anjurkan klien untuk sering merubah posisi, batu klien untuk

bergerak di tempat tidur, sokong sendi yang sakit.

4. Dorong penggunaan teknik managemen stres, misal relaksasi

Kolaborasi :- Asetilsalisilat (aspirin)

- SAID lainnya, misal ibuprofen (motrin), naproksen, sulindak,

piroksikam (feldene), fenoprofen.

- D-penisilamin (cupriminer)

- Antasida

- Siapkan intervensi pembedahan, misal sinovektomi.

Hambatan fisik yang berhubungan dengan kontraktur

Tanggal Perkembangan19/03/15 S :

- Px mengatakan jari- jari tangan kanannya sakit dan sulit

digerakkan

O :

- Px dalam melakukan aktifitas dibantu orang lain

- Keterbatasan rentang gerak sendi

- ADL 3

- Pasien bed rest

- Pasien terlihat lemas

A :Masalah belum teratasi P : Lanjutkan Intervensi ! Mandiri :

1. Evaluasi / lanjutkan pemantauan tingkat inflamasi/rasa sakit

pada sendi.

2. Pertahankan istirahat tirah baring/duduk jika diperlukan.

3. Bantu klien latihan rentang gerak pasif/aktif, demikian juga

latihan resistif dan isometrik jika memungkinkan.

Kolaborasi :

Page 67: MAKALAH REUMATOID ARTRITIS

1. Konsultasi dengan ahli terapi fisik/okupasi dan spesialis vokasional.

.

20/03/15 S :

- Px mengatakan sakit berkurang pada jari-jari tangannya

O :

- Px dalam melakukan aktifitas dibantu orang lain

- Keterbatasan rentang gerak sendi

- ADL 3

- Pasien bed rest

- Pasien terlihat tidak lemas lagi

A :Masalah teratasi sebagian P : Lanjutkan Intervensi ! Mandiri :

1. Evaluasi / lanjutkan pemantauan tingkat inflamasi/rasa

sakit pada sendi.

2. Pertahankan istirahat tirah baring/duduk jika diperlukan.

3. Bantu klien latihan rentang gerak pasif/aktif, demikian juga

latihan resistif dan isometrik jika memungkinkan.

Kolaborasi :

1. Konsultasi dengan ahli terapi fisik/okupasi dan spesialis

vokasional.

21/03/15 S :

- Px mengatakan sakit berkurang pada jari-jari tangannya

O :

- Px dalam melakukan aktifitas dibantu orang lain

- Keterbatasan rentang gerak sendi

- ADL 3

- Pasien bed rest

- Pasien terlihat tidak lemas lagi

A :Masalah teratasi sebagian P : Lanjutkan Intervensi ! Mandiri :

1. Evaluasi / lanjutkan pemantauan tingkat inflamasi/rasa sakit

Page 68: MAKALAH REUMATOID ARTRITIS

pada sendi.

2. Pertahankan istirahat tirah baring/duduk jika diperlukan.

3. Bantu klien latihan rentang gerak pasif/aktif, demikian juga

latihan resistif dan isometrik jika memungkinkan.

Kolaborasi :

1. Konsultasi dengan ahli terapi fisik/okupasi dan spesialis

vokasional.

Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan fisik

Tanggal Perkembangan19/03/15 S :

- Pasien merasa malu menderita penyakitnya

O :

- Adanya Perubahan bentuk jari-jari sebelah kanan

- Aktivitas dibantu oranglain

- Pasien menyembunyikan jari-tangan kanannya yang sakit

A :Masalah belum teratasi P : Lanjutkan Intervensi !

1. Dorong klien mengungkapkan perasaannya mengenai proses

penyakit dan harapan masa depan.

2. Diskusikan arti dari perubahan pada klien/orang terdekat.

Pastikan bagaimana pandangan pribadi klien dalam berfungsi

dalam gaya hidup sehari-hari, termasuk aspek-aspek seksual.

3. Diskusikan persepsi klien mengenai bagaimana orang terdekat

menerima keterbatasan klien.

4. Observasi prilaku klien terhadap kemungkinan menarik diri,

menyangkal atau terlalu memperhatikan perubahan tubuh.

5. Susun batasan pada prilaku maladaptif. Bantu klien untuk

Page 69: MAKALAH REUMATOID ARTRITIS

Mengidentiflkasi prilaku positif yang dapat membantu

mekanisme koping yang adaptif.

6. Ikut sertakan klien dalam merencanakan perawatan dan

membuat jadwal aktifitas.

Kolaborasi

7. Rujuk pada konseling psikiatrio, misal perawat spesialis

psikiatri, psikiatri/psikulog, pekerja sosial..

20/03/15 S :

- Pasien masih merasa malu menderita penyakitnya

O :

- Adanya Perubahan bentuk jari-jari sebelah kanan

- Aktivitas dibantu oranglain

- Pasien menyembunyikan jari-tangan kanannya yang sakit

A :Masalah teratasi sebagian P : Lanjutkan Intervensi !

1. Dorong klien mengungkapkan perasaannya mengenai proses

penyakit dan harapan masa depan.

2. Diskusikan arti dari perubahan pada klien/orang terdekat.

Pastikan bagaimana pandangan pribadi klien dalam berfungsi

dalam gaya hidup sehari-hari, termasuk aspek-aspek seksual.

3. Diskusikan persepsi klien mengenai bagaimana orang terdekat

menerima keterbatasan klien.

4. Observasi prilaku klien terhadap kemungkinan menarik diri,

menyangkal atau terlalu memperhatikan perubahan tubuh.

5. Susun batasan pada prilaku maladaptif. Bantu klien untuk

Mengidentiflkasi prilaku positif yang dapat membantu

mekanisme koping yang adaptif.

6. Ikut sertakan klien dalam merencanakan perawatan dan

membuat jadwal aktifitas.

Page 70: MAKALAH REUMATOID ARTRITIS

Kolaborasi

7. Rujuk pada konseling psikiatrio, misal perawat spesialis

psikiatri, psikiatri/psikulog, pekerja sosial..

21/03/15 S :

- Pasien sudah tidak merasa malu dengan penyakitnya

O :

- Adanya Perubahan bentuk jari-jari sebelah kanan

- Aktivitas dibantu orang lain

- Pasien tidak menyembunyikan jari-tangan kanannya yang sakit

- Pasien lebih kooperatif dan mulai percaya diri

A :Masalah teratasi P : Hentikan Intervensi !

BAB IV

PENUTUP

Page 71: MAKALAH REUMATOID ARTRITIS

4.1Simpulan

Artritis reumatoid adalah penyakit inflamasi non bakterial yang

bersifat sistemik, progresif, cenderung kronik dan mengenai sendi serta

jaringan ikat sendi secara simetris. Insiden : artritis reumatoid merupakan

inflamasi kronik yang paling sering ditemukan pada sendi. Insidennya

sering 3% dari penduduk menderita kelainan ini dan terutama ditemukan

pada usia 20-30tahun. Lebih sering pada wanita daripada pria, dengan

perbandingan 3:1. Penyakit ini menyerang sendi sendi kecil pada tangan

serta pergelangan kaki dan sendi sendi besar seperti lutut, panggul serta

pergelangan tangan.

4.2 Saran

Meningkatkan kembali pengetahuan terkait konsep dasar pada pasien

dengan aritmia;

Meningkatkan pengetahuan perawat dalam pemberian layanan asuhan

keperawatan dengan aritmia;mia

Memperluas kembali pengetahuan demi perkembanga keperawatan

terutama pada klien dengan gangguan pada jantung.

DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marilyn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta: EGC

Page 72: MAKALAH REUMATOID ARTRITIS

Herdman,T.Heather.2012.Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2012-2014.Jakarta:EGC

Ningsih, Nurna. 2009. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan SistemMuskuloskeletal. Jakarta : Salemba Medika

Rasjad,Chairuddin. 2003. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi.Makasar : Rasjad Chairuddin

Sudoyo,Aru W.dkk.2006.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam,Jilid II,.Jakarta :FKUI

Page 73: MAKALAH REUMATOID ARTRITIS