makalah repro anjing-1

48
TUGAS KOASISTENSI EKS LABORATORIUM FISIOLOGI REPRODUKSI GELOMBANG XXII SUB KELOMPOK B 4 – 12 JUNI 2015 Disusun Oleh: Tiya Arif Rachmasari, S.KH 061323143077 Yusuf Eko Hari Prasetyo, S.KH 061323143079 U’un Pramesthi, S.KH 061323143088 1

Upload: yuriz-ridwan

Post on 16-Dec-2015

298 views

Category:

Documents


50 download

DESCRIPTION

makalah reproduksi anjing

TRANSCRIPT

TUGAS KOASISTENSI

EKS LABORATORIUM FISIOLOGI REPRODUKSI

GELOMBANG XXII SUB KELOMPOK B

4 12 JUNI 2015

Disusun Oleh:

Tiya Arif Rachmasari, S.KH

061323143077

Yusuf Eko Hari Prasetyo, S.KH

061323143079

Uun Pramesthi, S.KH

061323143088

Yuke Novia Hardiyanti, S.KH

061323143103

Septya Kurnia Pratiwi, S.KH

061323143111

Yudik Rizky Ridwanul Alim, S.KH

061323143116

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2015

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar BelakangMakalah ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis anjing di Indonesia serta bagaimana penerapan manajemen reproduksi, manajemen pakan dan penyakit reproduksi yang dialami anjing. Dengan demikian dapat berguna sebagai bahan informasi dan gambaran dalam usaha peningkatan populasi ternak anjing bagi peningkatan potensi daerah.1.2Rumusan MasalahDari latar belakang diatas, dapat dirumuskan suatu masalah yaitu:

1. Bagaimana karakteristik anjing di Indonesia?

2. Bagaimana manajemen reproduksi anjing?

3. Bagaimana manajemen pakan anjing?

4. Apa saja penyakit reproduksi yang dialami anjing serta bagaimana penanganannya?1.3TujuanTujuan dari penyusunan makalah ini adalah:1. Untuk mengetahui karakteristik anjing di Indonesia.

2. Untuk mengetahui menejemen reproduksi anjing.

3. Untuk mengetahui manajemen pakan anjing.

4. Untuk mengetahui penyakit reproduksi yang dialami anjing serta bagaimana penanganannya.BAB II

PEMBAHASAN2.1Deskripsi AnjingCanis (lupus) familiaris atau Anjing adalah mamalia karnivora yang telah mengalami domestikasi dari serigala abu-abu (Canis lupus) sejak 15.000 tahun yang lalu atau mungkin sudah sejak 100.000 tahun yang lalu berdasarkan bukti genetik berupa penemuan fosil dan tes DNA. Beberapa penelitian lain mengungkap sejarah domestikasi anjing yang belum begitu lama. Melalui pembiakan silang yang selektif (selective breeding), anjing telah berkembang menjadi ratusan ras dengan berbagai macam variasi yang biasa kita kenal dengan sebutan anjing ras (Imbran, 2010). Sebagaimana halnya dengan jenis hewan piara lainnya, anjingpun berasal dari hewan liar yang kemudian didomestikasikan. Menurut Mac Donald (1983) anjing merupakan hewan pertama yang didomestikasikan, diantara hewan-hewan piara lainnya. Beberapa ilmuwan berpendapat bahwa anjing-anjing yang ada sekarang (Canis familiaris) berasal dari serigala (canis lupus), bangsa anjing yang pertama didomestikasikan sejak 5000 tahun yang lalu.Saat sekarang ini diperkirakan lebih dari 320 jenis keturunan anjing yang ada di dunia. Hal ini terjadi karena adanya pengaruh mutasi alam, iklim, lingkungan atau hasil kawin silang yang dilakukan manusia dalam proses domestikasi.Anjing mempunyai kedudukan yang unik dalam hubungannya dengan manusia. Keistimewaan ini karena anjing merupakan hewan yang sangat setia, mempunyai inteligensia cukup dan naluri yang tajam. Kegunaan anjing sebagai kawan bermain, penunggu dan penjaga rumah yang setia sudah lama dikenal. Disamping itu banyak lagi kegunaan hewan ini dalam kehidupan sehari-hari. Penciumannya yang tajam telah membuat anjing sebagai alat yang paling efektif untuk mencari jejak dalam tugas-tugas kepolisian, pencarian obat-obat terlarang, dan juga untuk pertahanan dan keamanan. Anjing juga dipakai untuk menggembalakan ternak, untuk rekreasi seperti berburu, perlombaan dan tontonan yang mengasyikkan. Karena kesetiaan dan nalurinya yang tajam, anjingpun dapat digunakan untuk menolong orang yang tersesat di hutan ataupun penuntun orang buta. Dalam bidang penelitian, banyak dihasilkan penemuan-penemuan ilmiah dimana anjing bertindak sebagai objeknya. Semua kegunaan ini membuat manusia banyak memelihara dan mengembangbiakkan anjing.Untuk meningkatkan kegunaan hewan ini dalam kehidupan manusia, maka salah satu aspeknya adalah mempelajari siklus reproduksinya.

2.1.2Asal-Usul, Penyebaran dan Habitat AnjingCanis (lupus) familiaris atau anjing adalah mamalia karnivora yang telah mengalami domestikasi dari serigala abu-abu (canis lupus) sejak 15.000 tahun yang lalu tau mungkin sudah sejak 100.000 tahun yang lalu berdasarkan bukti genetic berupa penemuan fosil dan tes DNA. Beberapa penelitian lain mengungkapkan sejarah domestikasi anjing yang belum begitu lama.

Melalui pembiakan silang yang selektif, anjing telah berkembang menjadi ratusan ras dengan berbagai macam variasi yang biasa kita kenal dengan sebutan anjing ras atau anjing trah. Melalui penelitian genetika dapat diidentifikasi 14 ras anjing kuno berasal dari Asia timur diantaranya adalah : chow chow, sharpie, akita, shiba dan basenji.

2.1.3Perilaku kawin

Feromon yang keluar melalui leleran vagina dan urine dari betina yang estrus dapat menarik pejantan dari jarak tertentu, dan pejantan akan mencari sewaktu mengikuti betina estrus. Sewaktu berada serumah dengan betina yang estrus, anjing dapat menolak untuk makan atau minum selama beberapa hari. Beberapa anjing juga sangat vokal dan menggonggong selama beberapa hari. Beberapa dapat mencoba untuk lari dengan menabrak pintu atau jendela, menggali lantai di kandangnya atau melompat pagar.

Sewaktu pejantan bertemu betina yang estrus, gerakan tubuhnya biasanya menunjukkan sikap menggoda, tergantung pada status sosialnya. Pejantan mendekati betina dengan ekor yang bergoyang dan telinganya berdiri dan biasanya menghindari tatapan pada betina. Pejantan dapat berdiri di samping betina jika dibolehkan untuk mendekat dan menjilati telinga dan mulut betina. Jika ditanggapi, pejantan akan menciumi betina dan menaruh kakinya pada belakang betina atau menyandarkan kepalanya di bagian belakang betina. Jika betina menerima, pejantan akan menaiki sesudah melakukan sedikit pemanasan. Jika betina enggan, pejantan akan mengajak bermain dengan merendahkan bagian depannya, berbaring atau mengundang betina untuk mendekatinya.

Perkawinan normal dapat diklasifikasikan menjadi enam tingkatan yaitu: menaiki (mounting), ereksi awal dengan gerakan dorongan pelvis (thrusting) dan gerakan memasukkan penis vagina (intromission), ereksi penuh dengan pembesaran bulbus glandis dan pelepasan ejakulat fraksi pertama (pre-sperm), ejakulasi dengan pelepasan fraksi kedua (rich-sperm), gerakan memutar (rotasion), gerakan mengunci (tie) dengan pengeluaran fraksi ketiga (post-sperm) dan terakhir lepas dan turun.

2.1.4Karasteristik Anjing

Anjing merupakan mahkluk sosial seperti halnya manusia. Anjing memiliki posisi unik dalam hubungannya dengan manusia. Kesetiaan dan pengabdian yang ditunjukkan anjing sangat mirip dengan konsep manusia tentang cinta dan persahabatan. Kedekatan anjing dengan manusia menjadikan anjing bisa dilatih, diajak bermain, tinggal bersama manusia serta bersosialisasi secara intens dengan manusia, anjing maupun hewan lain.

Kedekatan manusia dengan anjing tidak terjadi begitu saja. Hal ini terbentuk melalui sebuah proses panjang yang berlangsung selama ribuan tahun. Seiring perkembangan waktu, peradaban manusia terus berubah dan berkembang. Masyarakat nomaden mulai menetap dan berkembang menjadi masyarakat agraris. Pada peradaban agraris berkembang fungsi-fungsi khas anjing, antara lain berkembang fungsi anjing gembala, anjing penjaga ternak, anjing penangkap hama dan berbagai peran khusus anjing bagi manusia dalam peradaban agrikultur.

Masyarakat agraris secara perlahan berkembang menjadi masyarakat industry yang dikenal dengan peradaban modern. Perkembangan teknologi dan industry membawa manusia pada pola hidup yang semakin dinamis dan kompleks. Pertumbuhan desa menjadi kota, tumbuhnya kawasan pemukiman dan industry membawa manusia pada keragaman mata pencaharian. Hal ini membawa perubahan pada peran anjing didalam kehidupan manusia. Fungsi-fungsi sosial anjing semakin berkurang. Peran anjing dalam masyarakat agraris semakin berkurang dan tergantikan dengan cara hidup baru yang berorientasi pada pemanfaatan teknologi dan mesin-mesin modern.

Namun demikian, kemampuan anjing masih terus dimanfaatkan di dalam bidang-bidang tertentu seperti kedokteran, militer, sains dan kemanusiaan. Selain itu, sebagian besar populasi anjing saat ini hanyalah berperan sebagai hewan peliharaan.

2.1.5 Manajemen Pemeliharaan Anjing

Manajemen pemeliharaan anjing harus memperhatikan kesejahteraan hewan (animal welfare) dan berlandasan kepada ketentuan lima kebebasan hewan (five freedoms). Lima kebebasan hewan adalah (1) bebas dari lapar dan haus, (2) bebas dari rasa tidak nyaman, (3) bebas dari sakit, disakiti, dan penyakit, (4) bebas dari rasa takut dan tercekam, serta (5) bebas mengekspresikan tingkah laku alami. Manajemen pemeliharaan anjing terbagi menjadi manajemen kesehatan, manajemen pakan, manajemen lingkungan tempat tinggal, dan manajemen tingkah laku.

Manajemen kesehatan meliputi pemeriksaan anjing ke dokter hewan secara rutin, pemberian vaksin, pengendalan parasit seperti cacing, kutu, dan caplak, serta pengobatan jika anjing sakit. Manajemen pakan adalah pemberian jenis pakan sesuai dengan kebutuhan dan umur anjing. Manajemen pakan berguna untuk menghindari anjing dari obesitas dan masalah kesehatan lainnya yang berkaitan dengan pakan. Anjing juga membutuhkan air yang cukup. Manajemen lingkungan tempat tinggal adalah memperhatikan suhu, kelembaban, dan kebersihan dimana anjing diletakkan. Anjing yang tinggal di dalam rumah (indoor) perlu diperhatikan suhu dan ventilasi udara ruangan. Anjing yang tinggal di luar rumah (outdoor) juga membutuhkan perlindungan dari suhu dan cuaca. Tempat perlindungan seperti rumah anjing harus tersedia. Pengendalian parasit lebih sulit pada anjing yang tinggal di luar rumah. Tempat defekasi atau litter box perlu disediakan agar anjing tidak defekasi sembarangan. Manajemen tingkah laku dilakukan dengan melatih anjing melakukan perintah tuannya, membawa anjing jalan-jalan, dan memberikan kebebasan anjing mengekspresikan sifat alaminya. Anjing dibawa jalan-jalan paling sedikit dua kali sehari.

Perawatan anjing yang lain adalah grooming. Grooming bertujuan untuk menyikat rambut yang rontok. Rambut rontok ini dapat menghalangi udara masuk ke dalam kulit sehingga dapat menimbulkan penyakit kulit. Kuku anjing perlu dipotong secara berkala. Jika kuku dibiarkan tumbuh panjang, kuku dapat tumbuh ke dalam bantalan kuku (Minnesotta 1995; UCDAVIS 2008)2.2Manajemen Reproduksi Anjing

A. Dewasa Kelamin (pubertas)Pubertas (dewasa kelamin) adalah suatu periode dalam kehidupan makhluk jantan dan betina, dimana organ-organ reproduksi mulai berfungsi dan perkembangbijakan dapat terjadi (Cole dan Cupps, 1977). Pada hewan jantan pubertas ditandai oleh kesanggupan berkopulasi dan menghasilkan sperma disertai perubahan-perubahan kelamin sekunder lainnya. Pada hewan betina, pubertas ditandai dengan terjadinya berahi dan ovulasi.Anjing mencapai saat pubertas pada umur 7-9 bulan dengan variasi 6-18 bulan (Kirk, 1970). Sedangkan menurut Mc Donald (1980) pubertas pada anjing dapat terjadi pada umur 6-12 bulan, dan lebih dulu terjadi pada anjing bangsa kecil dibanding bangsa besar. Biasanya, anjing mencapai saat pubertas dalam dua sampai tiga bulan setelah tercapai berat badan dewasa, dan pubertas lebih dulu terjadi beberapa minggu pada hewan betina (Stabenfeldt dan Shille, 1977).Namun demikian pubertas sangat bergantung pada lingkungan, dimana anjing yang hidup bebas (free roaming animals) mencapai dewasa kelamin lebih cepat dibanding anjing yang dikandangkan (kenneled animals) (Mc Donald, 1980).B. Musim Kawin

Musim kawin adalah suatu musim dalarn setahun dimana hewan menampakkan aktivitas perkawinan. Anjing termasuk hewan monoestrus yang mengalami dua kali musim kawin (siklus berahi) dalam setahun.American Kennel Club telah mempelajari siklus berahi pada anjing-anjing Cokcker, Setter, Great Dane dan Pekingese, dan melaporkan bahwa musim kawin dapat terjadi sepanjang tahun. Anjing jenis Airdale dan Beagle dapat memperlihatkan estrus sepanjang tahun dengan frekuensi terbesar pada akhir musim panas dan beberapa pada musim gugur (Mc Donald, 1980).

Anjing bangsa kecil cenderung mempunyai musirn kawin tiga sampai empat kali dalam setahun, dan bangsa besar hanya sekali setahun. Sebagai contoh, Basenji hanya mengalami satu kali estrus dalam setahun, yang biasanya berlangsung pada musim gugur. Menurut Stabenfeldt dan Shille (1977) sebenarnya terdapat variasi yang besar pada siklus berahi anjing, sekitar 16-56 minggu.Sokolowski, Stover dan Ravenswaay (1977) mempelajari siklus berahi anjing yang dikandangkan. Dari hasil pengamatan didapatkan kesimpulan bahwa anjing-anjing yang dikandangkan atau dibatasi ruang geraknya memperlihatkan sedikit bahkan hampir tidak mempunyai musim kawin ( Tabel 1).

Tabel 1. Musim Kawin Beberapa Jenis Anjing yang Dikandangkan

Jenis AnjingFrekuensi Musim Kawin

German Sepherd2-4/tahun

Cocker Spaniel2/tahun

Basset Hound2/tahun

Toy Poodle1.5/tahun

Pekingese1.5/tahun

Boston Terrier1.5/tahun

Beagle1.5/tahun

Sumber: Seasonal Incidence of Estrus and Interestrous Interval for Bitches of Seven Breeds, Sokolowski et al., 1977

Dapat disimpulkan bahwa iklim dan lingkungan sangat berpengaruh terhadap musim kawin anjing.

D. Birahi dan Ovulasi

Pada waktu pubertas telah tercapai dan musim kawin telah dimulai, pada hewan betina tidak bunting akan menunjukkan gejala berahi atau estrus untuk pertama kali dan akan diikuti oleh berahi kedua dan seterusnya menurut suatu siklus ritmik yang khas. Interval antara timbulnya suatu periode berahi ke permulaan periode berahi berikutnya dikenal sebagai suatu siklus berahi (Toelihere, 198l). Sedangkan berahi itu sendiri adalah saat dimana hewan betina bersedia menerima jantan untuk berkopulasi, dan merupakan fase terpenting dalam siklus berahi (Partodihardjo, 1980).

Siklus estrus terdiri dari empat tahap yaitu proestrus, estrus, diestrus, dan anestrus. Anjing betina bersifat anestrus dan non musiman, mereka tidak siklus terus menerus dan tidak birahi tergantung dengan musim. Satu-satunya pengecualian untuk hal ini adalah Basenji, yang siklus birahinya saat musim gugur di belahan bumi utara.

Proestrus adalah tahap di mana anjing betina menunjukkan perubahan fisik dan perilaku panas. Perubahan fisik yang terjadi yaitu pembengkakan vulva dan keluarnya cairan serosanguinus vulva. Cairan ini muncul di dalam rahim dan tidak boleh hemoragik atau memiliki bau busuk. Anjing jantan akan tertarik ke anjing betina yang proestrus tapi betina tidak akan membiarkan jantan untuk mengawininya. Proestrus berlangsung rata-rata 9 hari tetapi mungkin berkisar 0-17 hari.

(Gambar 1. Vulva bengkak dan cairan vulva serosanguinous; tanda khas proestrus)

Estrus atau standing heat, adalah tahap di mana betina memungkinkan jantan untuk menaiki dan mengawininya. Tanda-tanda klasik termasuk pelunakan vulva dan perubahan warna cairan vulva dari serosanguinus menjadi kemerah-merahan pada estrus onset. Namun, kebanyakan betina yang subur tidak menunjukkan perubahan fisik. Beberapa betina estrus akan menaiki betina lainnya. Jantan akan menyelidiki bagian vulva betina dan betina akan mengizinkan jantan untuk menaiki dan mengawininya. Fase estrus berlangsung rata-rata 9 hari tetapi mungkin berkisar antara 3-21 hari.

(Gambar 2. Pelunakan vulva dan cairan berwarna kehitaman; tanda khas estrus)

Diestrus adalah tahap di mana betina yang dikawini berhasil hamil. Sebagian besar spesies memiliki mekanisme untuk pengenalan kehamilan namun betina yang tidak hamil memotong fase ini menjadi siklus pendek dan kembali ke proestrus dan estrus berulang kali kecuali siklus rusak oleh kehamilan, penyakit atau musim. Betina tidak mengenali kehamilan tetapi semua betina yang melalui estrus lanjut ke prolonged diestrus tidak peduli apakah nanti mereka kawin atau tidak dan apakah mereka hamil atau tidak. Cairan kental berbau dapat dilihat pada awal diestrus tetapi, secara umum, cairan vulva seharusnya berhenti selama tahap ini. Karena semua perubahan hormonal kehamilan berlangsung, bahkan betina yang tidak hamil dapat menunjukkan perkembangan payudara dan laktasi di akhir diestrus. Anjing jantan tidak lagi tertarik. Beberapa betina menunjukkan kelesuan ringan selama tahap ini. Diestrus berlangsung sekitar 60 hari.

Anestrus adalah tahap ketenangan reproduksi. Perubahan hormonal yang mendasari selama tahap ini ditandai dengan meningkatnya frekuensi dan amplitudo sekresi gonadotropin, dimediasi oleh dopamin. Tidak ada perubahan fisik atau perilaku tertentu. Anestrus berlangsung sekitar 4,5 bulan pada betina tetapi dapat bervariasi. Rata-rata betina memulai proestrus baru setiap 7 bulan.

2.3Manajemen Pakan AnjingPakan anjing yang lengkap dan seimbang harus memenuhi persyaratan standar dari Association of American Feed Control Officials (AAFCO) yang juga memenuhi profil nutrisi atau melewati pemeriksaan pakan. AAFCO membagi profil nutrisi pakan anjing untuk pertumbuhan (puppies), dan untuk pemeliharaan anjing dewasa. Standar pakan meliputi kandungan bahan kering seperti protein, lemak, vitamin larut lemak, vitamin larut air, dan mineral

NutrisiSatuan dasar bahan keringMinimal

Pertumbuhan dan ReproduksiMinimal

Pemeliharaan anjing dewasaMaximal

Protein%22.018.0-

Arginine%0.620.51-

Histidine%0.220.18-

Isoleucine%0.450.37-

Leucine%0.720.59-

Lysine%0.770.63-

Methionine-cystine%0.530.43-

Phenylalanine-tyrosine%0.890.73-

Threonine%0.580.48-

Tryptophan%0.200.16-

Valine%0.480.39-

Fatb%8.05.0-

Linoleic acid%1.01.0-

Minerals

Calcium%1.00.62.5

Phosphorous%0.80.51.6

Ca:P ratio%1:11:12:1

Potassium%0.60.6-

Sodium%0.30.06-

Chloride (Cl)%0.450.09-

Magnesium%0.040.040.3

Ironcmg/kg80.080.03,000.0

Copperdmg/kg7.37.3250.0

Manganesemg/kg5.05.0-

Zincmg/kg120.0120.01,000.0

Iodinemg/kg1.51.550.0

Seleniummg/kg0.110.112.0

Vitamins

Vitamin AIU/kg5,000.05,000.0250,000.0

Vitamin DIU/kg500.0500.05,000.0

Vitamin EIU/kg50.050.01,000.0

Vitamin B1 (thiamin)emg/kg1.01.0-

Vitamin B2 (riboflavin)mg/kg2.22.2-

Vitamin B5 (pantothenic acid)mg/kg10.010.0-

Vitamin B3 (niacin)mg/kg11.411.4-

Vitamin B6 (pyridoxine)mg/kg1.01.0-

Folic Acidmg/kg0.180.18-

Vitamin B12 (cyanocobalamin)mg/kg0.0220.022-

Cholinemg/kg1200.01200.0-

2.4Penyakit Reproduksi yang Dialami Anjing Abortus Abortus merupakan ketidakmampuan fetus untuk bertahan hidup sebelum waktunya dilahirkan, namun proses organogenesis (pembentukan organ) telah selesai. Apabila kebuntingan berakhir sebelum terjadinya organogenesis, prosesnya dinamakan kematian embrio dini (early embrionic death). Apabila fetus mati sesaat setelah dilahirkan, kasus ini dinamakan stillbirth (bayi lahir mati/kelahiran mati). Berbagai etiologi abortus juga dapat menyebabkan stillbirth, mumifikasi dan deformitas atau kelemahan neonatus.Gejala klinis dari abortus yaitu fetus lahir prematur, pada saat lahir lemah dan kemudian mati atau fetus sudah mati di dalam uterus. Pada kebanyakan kasus abortus, fetus mati di dalam uterus dan akan dikeluarkan dalam waktu 24-72 jam dimana telah terjadi autolisis. Abortus pada anjing dan kucing kadang-kadang dapat terjadi tanpa diketahui dan induknya memakan fetus yang abortus tersebut, sedangkan abortus pada hewan besar mungkin diperlukan bantuan untuk mengeluarkan fetus yang abortus dengan metode obstetrik normal.

Kematian awal dan pengeluaran ova, embrio atau fetus umumnya diklasifikasikan sebagai infertilitas. Kematian ova yang telah dibuahi dapat dihubungkan dengan siklus birahi normal. Siklus birahi yang lama dan tidak menentu dapat disebabkan oleh kematian dan abortus embrio atau fetus pada sapi dan biasanya terjadi pada kebuntingan 1,5 3 bulan sebelum fetus dikeluarkan cukup besar untuk dikenal. Kebuntingan normal pada sapi terjadi selama 9 bulan, apabila abortus yang terjadi sebelum bulan kelima masa kebuntingan biasanya tidak disertai dengan retensio secundinae tetapi apabila abortus yang terjadi sesudah bulan kelima sering disertai dengan retensio secundinae.

Abortus pada anjing, kucing dan babi kadang-kadang dapat terjadi fenomena resorbsi fetus. Pada kasus ini, kebuntingan yang telah dikonfirmasi ternyata kemudian ditemukan tidak bunting dan tidak teramati adanya kejadian abortus. Pada kasus lain, jumlah fetus yang lahir lebih sedikit daripada jumlah fetus yang jelas terlihat pada hasil ultrasonografi sebelumnya pada kebuntingan awal. Pada kasus ini, jaringan fetus mengalami autolisis dan dicerna (difagositosis) oleh sel-sel pertahanan di dalam darah. Rangkaian scan ultrasonografi pada pasien tersebut dapat menunjukkan kematian dan hilangnya fetus di dalam uterus, biasanya terlihat pada umur kebuntingan 4 5 minggu. Penyebab terjadinya kematian fetus tesebut tidak diketahui secara pasti tetapi kemungkinan besar disebabkan oleh kurangnya ruang plasenta untuk masing-masing fetus tersebut.Begitu proses abortus terjadi pada hewan, tidak banyak yang dapat dilakukan untuk menghentikannya. Semua kasus abortus harus diteliti untuk memastikan penyebab dari abortus tersebut dan untuk memastikan bahwa penyebab abortus tersebut bukan terjadi karena infeksi yang dapat ditularkan ke hewan yang lain. Tindakan higienis pencegahan dilakukan sesegera mungkin sampai didapatkan diagnosa yang pasti. PyometraPyometra, secara harfiah berarti nanah di dalam uterus, adalah penyakit umum yang khas pada anjing betina yang belum di steril. Kejadian pyometra biasanya terdiagnosa mulai dari 4 minggu sampai 4 bulan setelah estrus. Penyakit ini akan menyebabkan perubahan yang tidak signifikan pada stadium awal, oleh karena itu, pada prosesnya penyakit ini lambat terdiagnosa. Anjing dengan pyometra terdapat discharge vagina (open-cervix pyometra) atau tanpa discharge vagina (closed-cervix pyometra) dan tidak jarang juga dengan terbentuknya kista. Closed cervix pyometra merupakan kasus darurat yang membutuhkan penanganan cepat untuk mencegah sepsis dan kemungkinan terjadinya kematian (Smith, 2006).Gejala klinis dari pyometra sangat tergatung pada kondisi cervik uterus yang bersifat terbuka atau tertutup, jika bersifat terbuka nanah dari uterus akan terlihat keluar melalui vagina dan bulu dibawah ekor terlihat kotor. Demam, lesu, anoreksia dan stress dapat muncul pada hewan menderita pyometra. Jika cervik uterus tertutup, maka nanah yang terbentuk didalam uterus tidak mampu mengalir keluar melalui vagina sehingga nanah akan terakumulasi didalam uterus dan dapat menyebabkan bengkak/penggelembungan pada daerah abdomen. Bakteri-bakteri yang terdapat didalam uterus akan melepaskan toksin-toksin yang akan diserap dan dibawah melalui sirkulasi darah ke seluruh tubuh dan biasanya dapat berakhir dengan kematian. Patogenesa penyakit ini pada hewan betina yang mengalami pyometra tertutup berlangsung sangat akut, hewan akan memperlihatkan gejala anoreksia, sangat lesu, depresi, muntah atau sering terjadinya diare.

Diagnosa untuk membuktikan terjadi atau tidaknya pyometra adalah dengan melakukan USG dan radiologi. Apabila dilakukan USG, maka akan terlihat adanya cairan didalam uterus, disertai denganterlihatnya dinding uterus yang menebal. Sedangkan penampakan radiologi yang terlihat adalah adanya bentukan tubular yang terisi oleh cairan dan terletak diantara colon decenden dan vesica urinaria (Lopate, 2010).

Mummifikasi fetus Kematian fetus dapat terjadi pada pertengahan atau sepertiga terakhir masa kebutingan tanpa regresi korpus luteum dan abortus dalam waktu 1 minggu atau 10 hari berikutnya atau dekomposisi fetus dalam waktu beberapa bulan kemudian, diikuti perubahan-perubahan autolitik pada fetus, absorbsi cairan fetal dan plasenta maternal dan mummifikasi fetus.

Maserasi fetusMaserasi fetus atau penghancuran fetus dapat terjadi pada setiap kebuntingan. Kematian embrio dini dan maserasi disebabkan oleh beberapa mikroorganisme yang terdapat di dalam uterus, dan sering terdapat pada hewan yang menderita penyakit trichomoniasis atau vibriosis. MetritisMetritis adalah peradangan pada uterus yang terjadi setelah kehamilan. Biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri. Faktor-faktor seperti kebuntingan berkepanjangan dan retained fetus atau plasenta dapat menyebabkan metritis. Escherichia coli adalah penyebab umum dari infeksi rahim. Tanda utama infeksi adalah keluarnya caira seperti nanah dari vulva. Anjing betina dengan metritis biasanya depresi, demam, dan mungkin mengabaikan anak mereka. Anak anjing menjadi gelisah dan menangis tak henti-hentinya. Infeksi ini didiagnosis melalui pemeriksaan fisik, USG, dan pemeriksaan laboratorium. Treatment dengan pemberian cairan, perawatan suportif, dan antibiotik.

Endometritis/metritis septikaEndometritis adalah penyakit infeksi pada uterus (rahim). Kejadiannya dapat setelah patrus, ketuaan ataupun sesudah perkawinan dan hal ini sering mengakibatkan infertilitas (infertil) pada hewan tersebut. Endometritis dapat disebabkan kuman yang berasal dari bagian lain alat reproduksi tetapi dapat pula atau dapat dikatakan lebih sering oleh kuman yang secara normal ada di dalam uterus tetapi karena suatu sebab kuman tersebut menjadi pathogen (kuman yang menyebabkan penyakit pada inangnya). Yang disangka menyebabkan perubahan sifat ini adalah karena adanya perubahan hormonal, mucous post partus atau waktu estrus.

Endometritis dapat terjadi pada :

1. Kelahiran abnormal, misalnya karena fetus emphysematosa, fetus raksasa, kembar, torsio uteri, dan distokia dapat mengakibatkan endometris 1-10 hari post partus misalnya reternsi plasenta.

2. Anatomi reproduksi betina.

Endometris sering dijumpai pada hewan tua dengan anus menjorok ke dalam dan vulva hampir horizontal, labia vulva tipis dan atrofi.

3. Infeksi post coital.

Penyakit kelamin menular, misalnya Trichomoniasis, Brucellosis, Vibriosis, Endometritis berat biasanya dapat disebabkan oleh bakteri Clostridium pyogenes. DistokiaBanyak faktor yang dapat menyebabkan distokia, termasuk masalah rahim, jalan lahir terlalu kecil, janin besar, atau posisi abnormal janin selama kelahiran. Distokia harus mempertimbangkan salah satu dari keadaan berikut: 1) Anjing yang memiliki sejarah distokia; 2) kelahiran yang terjadi dalam waktu 24 jam dari penurunan suhu rektal (tanda lahir yang akan datang); 3) kontraksi yang kuat terus menerus selama lebih dari 20 - 30 menit tanpa terjadi kelahiran ; 4) kerja aktif selama lebih dari 1 - 2 jam tanpa terjadi kelahiran; 5) periode istirahat berlangsung lebih dari 2 - 4 jam; 6) sakit yang jelas pada ibu; dan 7) cairan yang abnormal dari daerah vulva. Setelah penyebabnya teridentifikasi, pengobatan yang tepat dapat ditentukan. X-ray atau ultrasonografi bisa menunjukkan berapa banyak janin yang terdapat pada kehamilan. Obat dapat membantu kemajuan jika induk dan janin masih dalam kondisi stabil dan tidak ada halangan. Bedah (operasi caesar) dilakukan jika induk atau janin tidak stabil atau ada halangan.

Kehamilan Palsu (Pseudopregnancy)

Kehamilan palsu adalah hal yang umum pada anjing betina. Hal ini terjadi pada akhir heat cycles dan ditandai dengan pembengkakan kelenjar susu, produksi susu, dan perubahan perilaku. Beberapa anjing berperilaku seolah-olah telah terjadi kelahiran dan "induk" akan merawat benda mati serta menolak untuk makan. Dokter hewan akan menghilangkan kemungkinan kehamilan palsu dengan melihat riwayat medis, melakukan pemeriksaan fisik, serta X-ray atau USG. Seringkali pengobatan tidak dianjurkan karena kondisi akan berakhir dalam 1 - 3 minggu. Sebaiknya tidak memerah kelenjar mamae, karena hal ini akan merangsang produksi lebih banyak susu. Pengobatan dapat diberikan kepada hewan yang tidak nyaman karena produksi susu. Kista Folikuler

Struktur berisi cairan ini berkembang dalam ovarium dan menyebabkan sekresi estrogen berkepanjangan dan tanda-tanda estrus terus menerus serta atraktif kepada pejantan. Ovulasi mungkin tidak terjadi selama siklus abnormal ini. Kista folikel harus diduga pada anjing yang menunjukkan tanda-tanda estrus selama lebih dari 40 hari. Kondisi ini dapat didiagnosis melalui USG dan tes laboratorium. Pilihan pengobatan adalah pengangkatan ovarium dan uterus. Jika anjing akan dikawinkan, pemberian obat yang dapat menyebabkan ovulasi dapat mengatasi kondisi ini. Namun, anjing ini harus dipantau secara ketat untuk penyakit rahim.

MastitisMastitis adalah peradangan pada kelenjar susu yang terjadi pada anjing setelah melahirkan. Hal ini disebabkan oleh infeksi bakteri. Faktor risiko dalam perkembangan mastitis termasuk kondisi sanitasi yang buruk, trauma yang ditimbulkan oleh keturunan, dan infeksi seluruh tubuh. Mastitis dapat melibatkan satu atau beberapa kelenjar. Biasanya susu abnormal pada warna atau konsistensi. Puting yang terkena akan terasa panas dan menyakitkan. Jika mastitis berkembang menjadi infeksi umum, tanda-tanda penyakit seperti demam, depresi, kurang nafsu makan, dan kelesuan dapat dilihat. Penyakit ini didiagnosis berdasarkan pemeriksaan fisik dan riwayat kesehatan anjing. Kompres hangat diberikan pada puting yang terkena 4 - 6 kali sehari, dan anak-anak anjing harus didorong untuk menyusui dari puting ini. Kelenjar susu yang bengkak harus dibuka, dikeringkan, dan dirawat layaknya luka terbuka. Ovariant Remnant SyndromeOvarian Remnant Syndrome (sindrom sisa ovarium) disebabkan oleh jaringan ovarium yang tertinggal ketika anjing tersebut disteril. Hal ini merupakan komplikasi dari operasi. Tanda-tanda yang paling umum adalah estrus (pembengkakan vulva, lesu, dan berdiri untuk dinaiki). Jaringan ovarium diangkat pada saat operasi.

Subinvolusi PlasentaGangguan ini terjadi setelah kehamilan sebagai akibat dari perbaikan abnormal dari lapisan rahim (dimana plasenta melekat). Setelah melahirkan, uterus perlahan kembali ke ukuran normal dalam proses yang disebut involusi. Biasanya, keluar discharge disertai darah sampai 16 minggu setelah lahir. Pada beberapa anjing, discharge berlangsung lebih lama. Kondisi ini sering terjadi pada anjing kurang dari 3 tahun. Tidak ada tanda-tanda lain kecuali discharge dari uterus yang mengandung darah. Kehilangan darah tidak parah pada kondisi ini. Kejadian ini dapat sembuh dengan sendirinya dan biasanya tidak kambuh. Steril merupakan tindakan kuratif tetapi tidak diperlukan jika ada keinginan untuk anjing berkembang biak lagi. Overgrowth Vagina (Vagina Prolaps, Vagina Hypertrophy)

Pada overgrowth vagina, jaringan vagina menjadi bengkak selama estrus. Pembengkakan jaringan vagina dapat dilihat melalui vulva. Kondisi ini disebabkan oleh estrogen dan sering terjadi pada anjing muda. Penyakit ini didiagnosis melalui riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik. Vagina overgrowth dapat sembuh dengan sendirinya saat fase produksi estrogen berakhir. Namun, biasanya kambuh setiap estrus. Pengobatan mungkin termasuk pembersihan harian daerah yang terkena, pencegahan trauma, dan salep antibiotik. Elizabeth collar mungkin diperlukan untuk mencegah self-trauma. Anjing penderita tetap dapat melakukan reproduksi dengan melalui IB, tetapi anak-anak anjing betina juga rentan terhadap kondisi ini. VaginitisPeradangan vagina dapat terjadi sebelum pubertas pada anjing dewasa. Hal ini biasa terjadi pada anak anjing. Vaginitis ini terutama disebabkan infeksi bakteri. Infeksi virus, benda asing pada vagina, atau kanker juga dapat menjadi penyebab vaginitis. Tanda paling umum adalah keluarnya cairan dari vulva. Hewan mungkin juga menjilat vulva. Penyakit ini didiagnosis melalui pemeriksaan laboratorium dan tes fisik. Biasanya vaginitis pada anakan dapat sembuh dengan sendirinya ketika anjing telah mencapai kematangan fisik. Dalam kasus infeksi persisten, antibiotik diberikan. Pengobatan estrogen mungkin bermanfaat dalam pengobatan anjing yang telah disteril. UrolithiasisUrolithiasis merupakan batu, biasa dikenal sebagai kalkuli atau urolith yang terbentuk karena mineral dalam urin mengendap menjadi kristal-kristal kecil. Urolith tersebut dapat berada dimana saja dalam sistem urinaria, baik dalam ginjal, ureter, vesika urinaria, maupun uretra. Ada beberapa bentuk tipe urolith, tiap-tiap bentuk berasal dari kombinasi kompleks berbagai mineral dan berkembang hanya pada keadaan tertentu (Bartges et al., 2007). Urolith yang biasa ditemukan pada hewan domestik merupakan kombinasi dari beberapa garam, asam organik atau asam anorganik, atau material lain seperti sistin atau xanthine, struvit (amoniomagnesium fosfat heksahidrat), karbonat, silika, urat, dan benzokoumarin (Confer & Panciera, 1995).Berdasarkan penelitian pada tahun 1990, kristal kalsium oksalat (CaOx) merupakan mineral yang paling banyak ditemukan pada kasus urolithiasis (Grover et al., 2007). Urolith dapat ditemukan di pelvis renalis, ureter, dan saluran urinaria bagian bawah. Urolith pelvis renalis biasanya memiliki bentuk dan ukuran sesuai bentuk dari kaliks ginjal. Urolith vesika urinaria dapat terbentuk satu atau lebih dengan variasi yang lebih beragam antara 2-10 mm. Ada pula yang berupa butiran pasir halus sehingga terlihat seperti gumpalan awan pada urin. Urolihtiasis menyebabkan obstruksi dan trauma pada mukosa saluran urinaria. Ditandai dengan atau tanpa hematuria dan rasa sakit ketika urinasi. Pada hewan jantan, disuria dapat menyertai urolith berukuran besar namun obstruksi saluran urinaria biasanya terjadi karena adanya urolith berukuran kecil di dalam uretra (Confer & Panciera, 1995). NefritisWest (1995) membedakan nefritis menjadi tiga bentuk, yaitu nefritis akut atau subakut, nefritis kronis, dan nefritis purulenta.Mendiagnosa bentuk nefritis sangat sulit karena gejala klinis antara ketiganya sulit dibedakan.Nefritis akutadalah inflamasi pada seluruh atau sebagian jaringan ginjal dan merupakan nefritis yang paling sering menyerang hewan.Nefritis akut dan subakut umumnya dihubungkan denganLeptospirosiskhususnya infeksi olehLeptospiracanicola.Predisposisi sangat jarang namun bila ada kemungkinan besar karena ekspos dingin, kondisi yang lembab, dan sistem imun yang rendah.Gejala klinis berupa depresi, tidak mau makan,haus, muntah, dan kifosis.Disertai demam dan kadang-kadang dapat ditemukan ulkus di mulut.Nefritis kronis merupakan kelanjutan dari bentuk akut atau nefritis yang tidak terdeteksi sebelumnya.Anjing yang telah terserang nefritis memiliki kemungkinan lebih besar untuk mendapat serangan kembali.Nefritis kronis biasanya terjadi pada anjing dewasa atau tua.Nefritispurunlentamerupakan kondisi yang ditunjukkan dengan terjadinya abses pada salah satu atau kedua ginjal.Semua spesies dapat terkena kondisi tersebut.Nefritis purulenta disebabkan oleh organismepyogenikyang memiliki akses ke dalam ginjal baik melalui aliran darah maupun melalui ureter dari vesika urinaria (West, 1995). HidronefrosisHidronefrosis disebabkan karena distensi progresif dari pelvis renalis yang disertai atropi parenkim ginjal sekunder sehingga menyebabkan obstruksi pada kebanyakan hewan.Obstruksi biasanya terjadi unilateral serta dapat terjadi secara menyeluruh atau sebagian dari ginjal atau ureter (Bercovitch, 1997; Green, 1997).Hidronefrosis kemungkinan merupakan tahap dalam kejadian nefritis dan melibatkan kerusakan tubulusginjal.Hal tersebut menyebabkan defek pada proses filtrasi ginjal sehingga albumin terekskresi ke dalam urin.Hidronefrosis dapat disebabkan oleh keracunan garam logam berat dan macam-macam toksin lainnya, atau merupakan kelanjutan dari penyakit lain (West, 1995).Kausa hidronefrosis adalah urolith, neoplasia, penyakit retroperitoneal, trauma, radioterapi, atau paska pembedahan ureter.Bilateralhidronefrosisjarang terjadi, bila terjadi merupakan kausa sekunder dari kelainan padatrigonalvesika urinaria,kelenjar prostatatau uretra.Kejadian pada anjing lebih banyak daripada kucing.Gejala klinis yang dapat ditemukan adalah anoreksia, lemah,polidipsia,poliuria, hematuria, dan pada hidronefrosis bilateral biasanya menyebabkanuremia.Dari pemeriksaan fisik pada beberapa hewan dapat terlihat normal, renomegali, nyeridi daerah ginjal, abdominal atau lumbal, dan ada massa abdominal saat dilakukan palpasi (Bercovitch, 1997). Kista IntrarenalKista adalah ruang yang dibatasi oleh sel epitel dan berisi cairan. Kista ginjal terbentuk akibat dilatasi segmen nefron dan saluran pengumpul, dapat terbentuk tunggal maupun jamak (Lulich, 1997). Polikista atau kista jamak bersifat keturunan dandominanautosomal ras anjingCairn terrierdanBeagle(Lulich, 1997; Forrester, 2000). Kista dapatan dapat tumbuh bersamaan dengan kelainan ginjal kronis. Pembesaran abdomen secara progresif merupakan gejala klinis yang umum ditemukan. Gejala klinis lain pada kelainan ini, berupa vomit, anoreksia, penurunan bobot badan, dan poliuria atau polidipsia (Forrester, 2000).Kista berukuran kecil seringkali tidak terdeteksi dan tidak menimbulkan rasa sakit meskipun dilakukan palpasi. Hingga saat ini belum diketahui pasti penyebab kelainan ini namun dipercaya distimuli oleh genetik, faktor endogen, dan lingkungan yang mendukung proses pembentukan kista. Faktor endogen terdiri dari komponen-komponen yang dapat menstimulasi hiperplasia sel seperti hormon paratiroid, vasopresin, dan endotoksin yang berasal dari mikroba saluran pencernaan (Lulich, 1997). CystitisCystitis adalah inflamasi atau peradangan pada vesika urinaria yang dapat disebabkan oleh berbagai kausa, salah satunyaoleh mikroorganisme tertentu.Mikroorganisme biasanya berasal dari ginjal melalui ureter atau infeksi vagina melalui uretra pada betina.LeptospirosisdanEscherichia colimerupakan penyebab umum nefritis dan cystitis pada hewan ternak dan anjing. Pada anjing, sering ditemukan cystitis karena adanya cacingCapillaria plicadi dalam vesika urinaria. Telur cacing tersebut mudah ditemukan bersama sedimen urin. Inflamasi vesika urinaria dapat menyebabkan terjadinya abrasi terhadap deposit kristalin dan menstimulasi pembentukan urolith(West, 1995).

Hiperplasia ProstatHiperplasia biasa terjadi pada semua jenishewan terutama anjing (West,1995;Acland, 1995).Gejala klinisnya dapat berupadischargeberdarah dari uretra dan hematuria namun tidak terjadi pada semua anjing (Klausner, 1997).Luka sampai terjadinya obstruksi secara signifikan dapat menurunkan atau menghambat fungsi ginjal sehingga terjadi efek sistemik.Efek sistemik tersebut adalah azotemia, uremia, kehilangan plasma protein, ketidakseimbangan air-elektrolit dan asam, hiperparatiroidismus dan osteodistropi, serta retensi obat.Anjing merupakan satu-satunya hewan yang mengalami perkembangan spontan hiperplasia prostat seiring dengan pertambahan umur.Pada anjing tua pembesaran prostat sering menyebabkan kesulitan defekasi, ejakulat berdarah, dan disuria.Konsekuensi klinis dari penyakit ini adalah obstruksi dan infeksi pada saluran urinaria, hidronefrosis, dan konstipasi.Hiperplasia prostat memiliki bentuk yang bermacam-macam (Acland, 1995).Hiperplasia prostat yang sangat hebat bukan hanya akan menyebabkan tersumbatnya urin namun juga menyebabkan obstruksi pada feses.Anjing dengan umur antara 5 - 6 tahun berangsur-angsur akan mengalami pembesaran prostat.Hiperplasia prostat juga dapat disebabkan oleh infeksi akut yang ditunjukkan dengan rasa sakit (West, 1995).

Kista ProstatKista yang terbentuk dapat berupa kista tunggal yang besar ataupun kista berukuran kecil dalam jumlah banyak (Acland, 1995).Kista pada prostat dan periprostat bisa berbentuk tunggal maupun jamak, epitel sebaris, dan struktur serosanguineous berisi cairan.Kista seringkali besar dan menempel di sekitar atau pada bagian dalam kelenjar prostat.Walaupun belum diketahui secara pasti, beberapa kemungkinan penyebab kista prostat antara obstruksi duktus prostatis, ekspansi kista berukuran mikroskopis yang berasal dari hiperplasiaprostat jinak, serta hematoma.Gejala klinis yang ditimbulkan antara laindisuria, tenesmus,dischargedari uretra, dan distensi abdominal.Penyebab dan faktor predisposisi dari penyakit ini salah satunya karena pengaruh hormon androgenik (Cowan,1997).BAB III

PENUTUP

3.1KesimpulanAnjing merupakan mahkluk sosial seperti halnya manusia. Anjing memiliki posisi unik dalam hubungannya dengan manusia. Kesetiaan dan pengabdian yang ditunjukkan anjing sangat mirip dengan konsep manusia tentang cinta dan persahabatan. Pada hewan jantan pubertas ditandai oleh kesanggupan berkopulasi dan menghasilkan sperma disertai perubahan-perubahan kelamin sekunder lainnya. Pada hewan betina, pubertas ditandai dengan terjadinya berahi dan ovulasi. Anjing memiliki siklus estrus yang terdiri dari empat tahap yaitu proestrus, estrus, diestrus, dan anestrus. Standar pakan meliputi protein, lemak, vitamin larut lemak, vitamin larut air, dan mineral. Penyakit dan gangguan reproduksi yang di alami anjing yaitu pyometra, distokia, abortus, urolithiasis, vaginitis, maserasi, mumifikasi, masitis, endometritis, nefritis dan metritis.3.2SaranPerlu dilakukan peningkatan manajemen reproduksi dan terutama manajemen pakan yang dapat mengganggu kesehatan dan performance pada anjing.DAFTAR PUSTAKA

Acland HM. 1995. Reproductive System: Male. Di dalam: Carlton WW, McGavin MD, editor. Thomsons Special Veterinary Pathology. Ed ke-2. Missouri: Mosby-Year Book, Inc. hlm. 556

Bercovitch MG. 1997. Hydronephrosis. Di dalam: Tilley LP, Smith FWK, MacMurray AC, editor. The 5 Minute Veterinary Consult: Canine and Feline. Maryland: Williams and Wilkins A Waverly Company. hlm. 688

Cole, H. H. and P. T. Cupps., 1977. Reproduction in Domestic Animals. 3rd Ed. Academic Press, New York and London.

Confer AW, Panciera RJ. 1995. The Urinary System. Di dalam: Carlton WW, McGavin MD, editor. Thomsons Special Veterinary Pathology. Ed ke-2. Missouri: Mosby-Year Book, Inc. hlm. 209, 236, 241-242

Cowan L. 1997. Prostatic Cysts. Di dalam: Tilley LP, Smith FWK, MacMurray AC, editor. The 5 Minute Veterinary Consult: Canine and Feline. Maryland: Williams and Wilkins A Waverly Company. hlm. 972-973

Forrester SD. 2000. Diseases of the Kidney and Ureter. Di dalam: Birchard SJ, Sherding RG, editor. Saunders Manual of Small Animal Practice. Ed ke-2. Philadelphia: WB Saunders Company. hlm. 935

Imbran, F.F. 2010. Dog Shelter Yogyakarta Dengan Pendekatan Perilaku Lingkungan. http://e-journal.uajy.ac.id/2072/. [6 Juni 2015].

Kirk, R. W., 1970. Dogs. In : E. S. E. Hafez, ed. Reproduction and Breeding Techniques for Laboratory Animals. Lea and Febiger, Philadelphia.

Klausner JS. 1997. Benign Prostatic Hyperplasia. Di dalam: Tilley LP, Smith FWK, MacMurray AC, editor. The 5 Minute Veterinary Consult: Canine and Feline. Maryland: Williams and Wilkins A Waverly Company. hlm. 389 Kustritz M.R. 2011. Clinical Canine and Feline Reproduction: Evidence-Based Answers. Wiley-Blackwell.Lopate, C. 2010. Pyometra in the Bitch. www.reproductiverevolutions.com. [7 Juni 2015]Lulich J. 1997. Polycystic Kidney Disease. Di dalam: Tilley LP, Smith FWK, MacMurray AC, editor. The 5 Minute Veterinary Consult: Canine and Feline. Maryland: Williams and Wilkins A Waverly Company. hlm. 964

Mac Donald, 1983. The Mac Donald Encyclopedia of Dogs. Mac Donald & Co Ltd, London & Sydney.

Mc Donald, L. E., 1980. Reproductive Patterns of Dogs. In : L. E. Mc Donald, ed. Veterinary Endocrinology and Reproductions. 3rd Ed. Lea and Febiger, Philadelphia.Minnesota Departement of Agriculture. 1995. Dogs and Cats-Best Management Standards/Care. http://www.mda.state.mn.us/animals/animals/dogcat.htm [06 Juni 2015].

Partodihardjo, S., 1980. Ilmu Reproduksi Hewan. Mutiara, Jakarta.

Smith, FO. 2006. Canine Pyometra. Science Direct. 66 : 610-612.

Stabenfeldt, G. H. and V. M. Shille., 1977. Dog. In: H. H Cole and P. T. Cupps, ed. Reproduction in the Domestic Animals. 3rd Ed. Academic Press Inc., New York, San Francisco, London.

Toelihere, M. R., 198l. Fisiologi Reproduksi Pada Ternak. Angkasa, Bandung.

UCDAVIS. 2005. Provide Basic Care such as Food, Water, and Shelter. http://www.vetmed.ucdavis.edu/CCAB/provide.htm [06 Juni 2015].

West, G. 1995. Blacks Veterinary Dictionary. Ed ke-18. London: A and C. Black Limited.30