makalah rekam medis.docx

37
BAB I PENDAHULUAN 1

Upload: riskiyah

Post on 11-Jul-2016

119 views

Category:

Documents


22 download

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH REKAM MEDIS.docx

BAB IPENDAHULUAN

1

Page 2: MAKALAH REKAM MEDIS.docx

BAB IIPEMBAHASAN

 2.1 Definisi Rekam MedisMenurut PERMENKES No: 269/MENKES/PER/III/2008 yang dimaksud rekam medis

adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen antara lain identitas pasien, hasil pemeriksaan,

pengobatan yang telah diberikan, serta tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan

kepada pasien. Catatan merupakan tulisan-tulisan yang dibuat oleh dokter atau dokter gigi

mengenai tindakan-tindakan yang dilakukan kepada pasien dalam rangka palayanan

kesehatan. Bentuk Rekam Medis dalam berupa manual yaitu tertulis lengkap dan jelas dan

dalam bentuk elektronik sesuai ketentuan.

Rekam medis terdiri dari catatan-catatan data pasien yang dilakukan dalam

pelayanan kesehatan. Catatan-catatan tersebut sangat penting untuk pelayanan bagi

pasien karena dengan data yang lengkap dapat memberikan informasi dalam

menentukan keputusan baik pengobatan, penanganan, tindakan medis dan lainnya.

Dokter atau dokter gigi diwajibkan membuat rekam medis sesuai aturan yang berlaku.

Menurut PERMENKES No: 269/MENKES/PER/III/2008 data-data yang harus

dimasukkan dalam Medical Record dibedakan untuk pasien yang diperiksa di unit rawat

jalan dan rawat inap dan gawat darurat. Setiap pelayanan baik di rawat jalan, rawat

inap dan gawat darurat dapat membuat rekam medis dengan data-data sebagai berikut:

1. Pasien Rawat JalanData pasien rawat jalan yang dimasukkan dalam medical record sekurang-kurangnya

antara lain:

a. Identitas pasien

b.Tanggal dan waktu.

c. Anamnesis (sekurang-kurangnya keluhan, riwayat penyakit).

d. Hasil Pemeriksaan fisik dan penunjang medis.

2

Page 3: MAKALAH REKAM MEDIS.docx

e. Diagnosis

f. Rencana penatalaksanaan

g. Pengobatan dan atau tindakan

h. Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.

i. Untuk kasus gigi dan dilengkapi dengan odontogram klinik dan

j. Persetujuan tindakan bila perlu.

2. Pasien Rawat Inap

Data pasien rawat inap yang dimasukkan dalam medical record sekurang-kurangnya

antara lain:

a.Identitas Pasien

b.Tanggal dan waktu.

c. Anamnesis (sekurang-kurangnya keluhan, riwayat penyakit.

d. Hasil Pemeriksaan Fisik dan penunjang medis.

e. Diagnosis

f. Rencana penatalaksanaan

g. Pengobatan dan atau tindakan

h. Persetujuan tindakan bila perlu

i. Catatan obsservasi klinis dan hasil pengobatan

j. Ringkasan pulang (discharge summary)

k. Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan tertentu yang

memberikan pelayanan ksehatan.

l. Pelayanan lain yang telah diberikan oleh tenaga kesehatan tertentu.

m. Untuk kasus gigi dan dilengkapi dengan odontogram klinik

3. Ruang Gawat DaruratData pasien rawat inap yang harus dimasukkan dalam medical record sekurang-

kurangnya antara lain:

a. Identitas Pasien

b. Kondisi saat pasien tiba di sarana pelayanan kesehatan

3

Page 4: MAKALAH REKAM MEDIS.docx

c. Identitas pengantar pasien

d. Tanggal dan waktu.

e. Hasil Anamnesis (sekurang-kurangnya keluhan, riwayat penyakit.

f. Hasil Pemeriksaan Fisik dan penunjang medis.

g. Diagnosis

h. Pengobatan dan/atau tindakan

i. Ringkasan kondisi pasien sebelum meninggalkan pelayanan unit gawat darurat dan

rencana tindak lanjut.

j. Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan tertentu yang

memberikan pelayanan kesehatan.

k. Sarana transportasi yang digunakan bagi pasien yang akan dipindahkan ke sarana

pelayanan kesehatan lain dan

l. Pelayanan lain yang telah diberikan oleh tenaga kesehatan tertentu.

Contoh Data-data Identitas Pasien antara lain:

– Nama :

– Jenis Kelamin :

– Tempat Tanggal lahir :

– Umur :

– Alamat :

– Pekerjaan :

– Pendidikan :

– Golongan Darah :

– Status pernikahan :

– Nama orang tua :

– Pekerjaan Orang tua :

– Nama suami/istri :

2.2    Tujuan dan Kegunaan Rekam MedisDi dalam uraian ini terdapat dua pengertian yang sangat erat kaitannya yaitu :

a.       Tujuan Rekam Medis

4

Page 5: MAKALAH REKAM MEDIS.docx

               Tujuan rekam medik adalah menunjang tercapainya tertib administrasi dalam

rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Tanpa didukung suatu

sistem pengelolaan rekam medis yang baik dan  benar, tidak mungkin tertib 

administrasi rumah sakit akan berhasil sebagaimana yang diharapkan. Sedangkan

tertib administrasi merupakan salah satu faktor yang menentukan di dalam upaya

pelayanan kesehatan di rumah sakit.  

b.      Kegunaan Rekam Medis

               Kegunaan rekam medis dapat dilihat dari beberapa aspek, antara lain:

1.      Aspek Administrasi 

       Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai administrasi, karena Isinya 

menyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung jawab sebagai tenaga

medis dan para medis dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan.

2.      Aspek Medis

      Sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan atau perawatan yang harus

diberikan kepada seorang pasien.

3.      Aspek Hukum

      Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai  hukum, karena isinya menyangkut

masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar keadilan, dalam rangka usaha

untuk menegakkan hukum serta penyediaan bahan bukti untuk menegakkan keadilan. 

4.      Aspek Keuangan

      Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai uang, karena isinya mengandung data /

informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek keuangan.

5.      Aspek Penelitian

      Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai penelitian, karena isinya menyangkut

data / informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek penelitian dan pengembangan

ilmu pengetahuan dibidang kesehatan.

6.      Aspek Pendidikan

      Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai pendidikan, karena isinya menyangkut

data / informasi tentang perkembangan kronologis dan kegiatan pelayanan medik yang

diberikan kepada pasien. Informasi tersebut dapat dipergunakan sebagai bahan atau

referensi pengajaran dibidang profesi si pemakai.

5

Page 6: MAKALAH REKAM MEDIS.docx

7.      Aspek Dokumentasi

      Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai dokumentasi, karena isinya

menyangkut sumber ingatan yang harus didokumentasikan dan dipakai sebagai bahan

pertanggung jawaban dan laporan rumah sakit. 

            Dengan melihat beberapa aspek tersebut diatas, rekam medis mempunyai

kegunaan yang sangat luas, karena tidak hanya menyangkut antara pasien dengan

Dokter saja, tapi terdapat beberapa manfaat yaitu:

Sebagai alat komunikasi antara dokter dengan tenaga ahli lainnya yang ikut

ambil bagian didalam memberikan pelayanan, pengobatan, perawatan kepada

pasien.

 Sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan / perawatan yang harus

diberikan kepada seorang pasien.

 Sebagai bukti tertulis atas segala tindakan pelayanan, perkembangan penyakit

dan pengobatan selama pasien berkunjung / dirawat di rumah sakit.

Sebagai bahan yang berguna untuk analisa, penelitian dan evaluasi terhadap

kualitas pelayanan yang diberikan kepada pasien.

 Melindungi kepentingan hukum bagi pasien, rumah sakit maupun Dokter dan

tenaga kesehatan dan lainnya.

 Menyediakan data-data khusus yang sangat berguna untuk keperluan penelitian

dan pendidikan.

 Sebagai dasar ingatan penghitungan biaya pembayaran pelayanan medik

pasien.

  Menjadi sumber ingatan yang harus didokumentasikan 

2.3 Tata Cara Penyelenggaraan Rekam Medisa.    Tata Cara Penyelenggaraan Rekam Medis

        Pasal 46 ayat (1) UU Praktik Kedokteran menegaskan bahwa dokter dan dokter

gigi wajib membuat rekam medis dalam menjalankan  praktik kedokteran. Setelah

memberikan pelayanan praktik kedokteran kepada pasien, dokter dan dokter gigi

segera melengkapi rekam medis dengan mengisi atau menulis semua pelayanan

praktik kedokteran yang telah dilakukannya.

6

Page 7: MAKALAH REKAM MEDIS.docx

        Setiap catatan dalam rekam medis  harus dibubuhi nama, waktu, dan tanda

tangan petugas yang memberikan pelayanan atau tindakan. Apabila dalam pencatatan

rekam medis menggunakan teknlogi informasi elektronik, kewajiban membubuhi tanda

tangan dapat diganti dengan menggunakan nomor identitas pribadi/personal

identification number (PIN).

        Dalam hal terjadi kesalahan saat melakukan pencatatan pada rekam medis,

catatan dan berkas tidak boleh dihilangkan atau dihapus dengan cara apapun.

Perubahan catatan atas kesalahan dalam rekam medis hanya dapat dilakukan dengan

pencoretan dan kemudian dibubuhi parafpetugas yang bersangkutan. Lebih lanjut

penjelasan tentang tata cara ini dapat dibaca pada Peraturan Menteri Kesehatan

tentang Rekam Medis dan pedoman pelaksanaannya.

b.    Kepemilikan Rekam Medis

        Sesuai UU Praktik Kedokteran, berkas rekam medis menjadi milik dokter, dokter

gigi, atau sarana pelayanan kesehatan, sedangkan isi rekam medis dan lampiran

dokumen menjadi milik pasien.

c.    Penyimpanan Rekam Medis

        Rekam medis harus disimpan dan dijaga kerahasiaan oleh  dokter, dokter gigi dan

pimpinan sarana kesehatan. Batas waktu lama penyimpanan menurut Peraturan

Menteri Kesehatan paling lama 5 tahun dan resume rekam medis paling sedikit 25

tahun.

Prosedur penyimpanan rekam medis adalah salah satu bagian pekerjaan yang

dilakukan sehubungan dengan akan disimpan suatu warkat. Ada dua macam

penyimpanan yaitu penyimpanan warkat yang belum selesai atau masih proses (File

Pending) dan penyimpanan warkat yang sudah dip roses (File Tetap).

1.   Penyimpanan Sementara

File pending adalah file yang digunakan untuk penyimpanan sementara sebelum suatu

warkat selesai diproses. Sesudah selesai diproses berubah warkat yang dipending itu

7

Page 8: MAKALAH REKAM MEDIS.docx

disimpan pada file penyimpanan, file pending biasanya ditempatkan pada salah satu

laci dari almari arsip yang dipergunakan.

2.   Penyimpanan Tetap

File tetap adalah file yang digunakan untuk memperhatikan prosedur atau langkah-

langkah penyimpanan warkat, untuk pekerjaan filling yang dilakukan oleh satu orang

seperti misalnya pada pekerjaan sekertaris, prosedur penyimpanan tidaklah begitu

penting kelihatannya.

   Kalau dirinci secara seksama, maka langkah-langkah atau prosedur penyimpanan

adalah sebagaimana disajikan berikut in:

1.         Pemeriksaan

2.         Mengindeks

3.         Memberi tanda

4.         Menyortir dahulu

5.         Menyimpan

e.    Pembinaan, Pengendalian, dan Pengawasan

        Untuk Pembinaan, Pengendalian dan Pengawasan tahap Rekam Medis dilakukan

oleh  pemerintah pusat, Konsil Kedokteran Indonesia, pemerintah daerah, organisasi

profesi.

2.4 Alur Rekam Medis               Alur rekam medis pasien rawat jalan dari mulai pendaftaran hingga

penyimpanan rekam medis secara garis besar (Menurut Depkes) adalah sebagai

berikut:

8

Page 9: MAKALAH REKAM MEDIS.docx

1.   Pasien membeli karcis di loket pendaftaran.

2.  Pasien dengan membawa karcis mendaftar ke tempat penerimaan pasien Rawat

Jalan. 

3.  Petugas tempat penerimaan, pasien Rawat Jalan mencatat pada buku register

nama pasien, nomor Rekam Medis,  identitas, dan data sosial pasien dan

mencatat keluhan pada kartu poliklinik.

4.  Petugas tempat penerimaan pasien membuat kartu berobat untuk diberikan

kepada pasien, yang harus dibawa apa pasien berobat ulang.

5.  Pasien ulangan yang sudah memiliki kartu berobat  disamping harus

memperlihatkan karcis juga harus menunjukan kartu berobat kepada petugas

akan mengambil berkas Rekam Medis pasien ulangan tersebut.

6. Kartu poliklinik dikirim ke poliklinik yang dituju sesuai dengan keluhan pasien,

sedangkan pasien datang sendiri ke poliklinik.

7. Petugas poliklinik mencatat pada buku Register Pasien Rawat Jalan nama,

nomor rekam medis, jenis kunjungan, tinakan atau pelayanan yang diberikan dan

sebagainya.

8.  Petugas di Poliklinik (perawat) membuat laporan atau rekapitulasi harian pasien

Rawat jalan.

9.  Petugas rekam medis memeriksa kelengkapan pengisian Rekam Medis dan

untuk yang belum lengkap segera diupayakan kelengkapannya.

10.Petugas rekam medis membuat rekapitulasi setiap akhir bulan, untuk membuat

laporan dan statistik rumah sakit. 

11.  Berkas Rekam Medis pasien disimpan menurut nomor Rekam Medisnya.

2.5 Aspek Hukum, Disiplin, Etik dan Kerahasiaan Rekam Medis  a. Uu Ri No 29 Th 2004 Tentang Praktek Kedokteran

Pasal 46 “Dokter Wajib Membuat Rm Yang Harus Dibubuhi Nama, Waktu &

Tanda Tangan”

Pasal 47 (1) “ Rm Milik Dokter Atau Sarana Pelayanan Kesehatan, Isi Milik

Pasien”(2) “ Rm Harus Dijaga Kerahasiaannya”

9

Page 10: MAKALAH REKAM MEDIS.docx

Pasal 48 (2) “ Rahasia Kedokteran Dapat Dibuka Untuk Kepentingan Kesehatan

Pasien, Perundang-Undangan, Kepentingan Pasien Sendiri

2.      Uu Ri No 36 Th 2009 Tentang Kesehatan Pasal 57 (1) “ Setiap Orang Berhak Atas Rahasia Kondisi Pribadinya Yang Telah

Dikemukakan Kepada Penyelenggara Pelkes “(2) “ Ketentuan Mengenai Hak

Atas Kondisi Rahasia Pribadi Tdk Berlaku Dlm Hal Perintah Uu, Perintah

Peradilan, Izin Yg Bersangkutan, Kepentingan Masyarakat, Kepentingan Orang

Tsb.

3.      Uu Ri No 44 Th 2009 Tentang Rumah Sakit Pasal 32 (1, Butir I)“ Memperoleh Informasi Ttg Hak & Kewajiban Pasien”

Pasal 38 (1)“ Setiap Rumah Sakit Harus Menyimpan Rahasia Kedokteran”, (2) “

Rahasia Kedokteran Tsb Hanya Dapat Dibuka Kepentingan Pasien, Permintaan

Aparat Penegak Hukum “

Pasal 44 (1)“ Rumah Sakit Dpt Menolak Mengungkapkan Segala Informasi

Kepada Publik (2) “Pasien/Keluarga Yg Menuntut Rs & Menginformasikan Kpd

Media Masa Dianggap Telah Melepaskan Rahasiannya Kpd Umum

“(3)“Penginformasian Kpd Media Masa Tersebut Memberikan Kewenangan

Terhadap Rs Untuk Mengungkapkan Rahasia Kedokteran Sebagaimana Hak

Jawab Rs

4.      Kuh Pidana Pasal 48, Pasal 50, Pasal 515.      Permenkes 269/Menkes/Per/Iii/2008

Pasal 10 Ayat 1” Informasi Tentang Identitas Diagnosis, Riwayat Penyakit,

Pemeriksaan, Pengobatan Pasien Harus Dijaga Kerahasiaanya Oleh Dr/Drg &

Tenaga Kesehatan Ttt, Petugas Pengelola & Pimpinan Saranapelayanan

Kesehatan.

Ayat (2) “ Informasi Tsb Dapat Dibuka Dalam Hal : a. Kepentingan Kesehatan Pasien

b. Mengetahui Permintaan Aparat Penegak Hukum Atas Perintah Pengadilan

c. Permintaan & Persetujuan Pasien Sendiri.

d. Permintaan Institusi/Lembaga Berdasarkan Ketentuan Perundang-Undangan

10

Page 11: MAKALAH REKAM MEDIS.docx

e. Untuk Kepentingan Penelitian, Pendidikan & Audit Medis Sepanjang Tidak

Menyebutkan Identitas Pasien

Ayat (3) “Permintaan Tsb Harus Dilakukan Secara Tertulis Kpd Pimpinan Sarana

Pelayanan Kesehatan “

Pasal 12 Ayat (1) “Berkas Rekam Medis Milik Sarana Pelayanan Kesehatan

”Ayat (2) “ Isi Rekam Medis Merupakan Milik Pasien

“Ayat (3) “ Isi Rekam Medis Sebagaimana Dimaksud Pada Ayat 2 Dlm Bentuk

Ringkasan Rekam Medis

”Ayat (4) “ Ringkasan Medis Tersebut Dpt Diberikan, Dicatat/Dikopi Oleh

Pasien/Orang Yg Diberi Kuasa “

2.6 Sanksi Hukum :1.      Sanksi Pidana

Uu Ri No 29 Th 2004 Tentang Praktek Kedokteran,

Pasal 79 Butir (B)

“Dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling

banyak Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah), setiap dokter atau dokter gigi

yang dengan sengaja tidak memasang papan nama sebagaimana dimaksud

pada Pasal 41 ayat (1);

Dengan sengaja tidak membuat rekam medis sebagai mana dimaksud dalam

Pasal 46 ayat (1); atau

Pasal 46 ayat (1) “Setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik

kedokteran wajib membuat rekam medis.Rekam medis sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) harus segera dilengkapi setelah pasien selesai meneriman

pelayanan kesehatan. Setiap catatan rekam medis harus dibubuhi nama, waktu,

dan tanda tangan petugas yang memberikan pelayanan atau tindakan.

Dengan sengaja tidak memenuhi kewajiban sebagai mana dimaksud dalam

Pasal 51 huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, huruf e.

Pasal 51 “Dokter atau dookter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran

mempunyai kewajiban:

11

Page 12: MAKALAH REKAM MEDIS.docx

a. Memberikan pelayanan medis sesuai dengan stanadr profesi dan standar

prosedur operasional serta kebutuhan medis pasien;

b. Merujuk pasien kedokter atau kedokter gigi lain yang mempunyai keahlian atau

kamampuan yang lebih baik, apabila tidak mampu melakukan suatu

pemeriksaan atau pengobatan;

c. Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, bahkan juga

setelah pasien itu meninggal dunia;

d. Melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin

ada orang lain yang bertugas dan mampu melakukannya; dan

e. Menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu kedokteran

atau kedokteran gigi.

Pasal 112 Kuh Pidana

“Barang siapa dengan sengaja mengumumkan surat-surat, berita-berita atau

keterangan-keterangan yang diketahuinya bahwa harus dirahasiakan untuk

kepentingan negara, atau dengan sengaja memberitahukan atau

memberikannya kepada negara asing, diancam dengan pidana penjara paling

lama tujuh tahun”

Pasal 322 Kuh Pidana

(1) Barang siapa dengan sengaja membuka rahasia yang wajib disimpannya

karena jabatan atau pencariannya, baik yang sekarang maupun yang dahulu,

diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau pidana denda

paling banyak sembilan ribu rupiah.

(2) Jika kejahatan dilakukan terhadap seorang tertentu, maka perbuatan itu

hanya dapat dituntut atas pengaduan orang itu.

Pasal 216 (1)

(1) Barang siapa dengan sengaja tidak menuruti perintah atau permintaan yang

dilakukan menurut undang-undang oleh pejabat yang tugasnya mengawasi

sesuatu, atau oleh pejabat berdasarkan tugasnya, demikian pula yang diberi

12

Page 13: MAKALAH REKAM MEDIS.docx

kuasa untuk mengusut atau memeriksa tindak pidana; demikian pula barang

siapa dengan sengaja mencegah, menghalang-halangi atau menggagalkan

tindakan guna menjalankan ketentuan undang-undang yang dilakukan oleh salah

seorang pejabat tersebut, diancam dengan pidana penjara paling lama empat

bulan dua minggu atau pidana denda puling banyak sembilan ribu rupiah.

(2) Disamakan dengan pejahat tersebut di atas, setiap orang yang menurut

ketentuan undang-undang terus-menerus atau untuk sementara waktu diserahi

tugas menjalankan jabatan umum.

(3) Jika pada waktu melakukan kejahatan belum lewat dua tahun sejak adanya

pemidanaan yang menjadi tetap karena kejahatan semacam itu juga, maka

pidananya dapat ditambah sepertiga.

2.      Sanksi Perdata

Pasal 1365 KUH Perdata menyatakan :

“Tiap perbuatan melanggar hukum yang membawa kerugian kepada orang lain,

mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian

tersebut.”

Sedangkan ketentuan pasal 1366 KUH Perdata menyatakan:

“setiap orang bertanggung-jawab tidak saja untuk kerugian yang disebabkan karena

perbuatannya, tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan karena kelalaiannya atau

kurang hati-hatinya”.

Ketentuan pasal 1365 tersebut di atas mengatur pertanggung-jawaban yang

diakibatkan oleh adanya perbuatan melawan hukum baik karena berbuat (positip=culpa

in commitendo) atau karena tidak berbuat (pasif=culpa in ommitendo). Sedangkan

pasal 1366 KUH Perdata lebih mengarah pada tuntutan pertanggung-jawaban yang

diakibatkan oleh kesalahan karena kelalaian (onrechtmatigenalaten).

13

Page 14: MAKALAH REKAM MEDIS.docx

Lebih lanjut, Pasal 1367 KUH Perdata, menyebutkan:

“ Seorang tidak saja bertanggung-jawab untuk kerugian yang disebabkan karena

perbuatannya sendiri, tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan karena perbuatan

orang-orang yang menjadi tanggungannya, atau disebabkan oleh orang-orang yang

berada di bawah pengawasannya … dst”.

Berdasarkan kutipan pasal tersebut di atas, secara umum memberikan

gambaran mengenai batasan ruang lingkup akibat dari suatu perbuatan melawan

hukum. Akibat perbuatan melawan hukum secara yuridis mempunyai konsekwensi

terhadap pelaku maupun orang-orang yang mempunyai hubungan hukum dalam bentuk

pekerjaan yang menyebabkan timbulnya perbuatan melawan hukum. Jadi, akibat yang

timbul dari suatu perbuatan melawan hukum akan diwujudkan dalam bentuk ganti

kerugian terehadap korban yang mengalami.

Penggantian kerugian sebagai akibat dari adanya perbuatan melawan hukum,

sebagaimana telah disinggung diatas, dapat berupa penggantian kerugian materiil dan

immateriil. Lajimnya, dalam praktek penggantian kerugian dihitung dengan uang , atau

disetarakan dengan uang disamping adanya tuntutan penggantian benda atau barang-

barang yang dianggap telah mengalami kerusakan/perampasan sebagai akibat adanya

perbuatan melawan hukum pelaku.

Jika mencermati perumusan ketentuan pasla 1365 KUHPerdata, secara limitatif

menganut asas hukum bahwa penggantian kerugian dalam hal terjadinya suatu

perbuatan melawan hukum bersifat wajib. Bahkan, dalam berbagai kasus yang

mengemuka di pengadilan, hakim seringkali secara ex-officio menetapkan penggantian

kerugian meskipun pihak korban tidak menuntut kerugian yang dimaksudkan.

Secara teoritis penggantian kerugian sebagai akibat dari suatu perbuatan melawan

hukum diklasifikasikan ke dalam dua bagian, yaitu : kerugian yang bersifat actual

(actual loss) dan kerugian yang akan datang. Dikatakan kerugian yang bersifat actual

adalah kerugian yang mudah dilihat secara nyata atau fisik, baik yang bersifat materiil

dan immateriil. Kerugian ini didasarkan pada hal-hal kongkrit yang timbul sebagai akibat

14

Page 15: MAKALAH REKAM MEDIS.docx

adanya perbuatan melawan hukum dari pelaku. Sedangkan kerugian yang bersifat

dimasa mendatang adalah kerugian-kerugian yang dapat diperkirakan akan timbul

dimasa mendatang akibat adanya perbuatan melawan hukum dari pihak pelaku.

Kerugian ini seperti pengajuan tuntutan pemulihan nama baik melalui pengumuman di

media cetak dan atau elektronik terhadap pelaku. Ganti kerugian dimasa mendatang ini

haruslah didasarkan pula pada kerugian yang sejatinya dapat dibayangkan dimasa

mendatang dan akan terjadi secara nyata.

3.      Sanksi Administratif         Uu Ri No 44 Th 2009 Tentang Rumah Sakit Pasal 29 (1) Butir (A), (K), (L), Pasal

29 (2)Setiap Rumah Sakit mempunyai kewajiban:a. memberikan informasi yang benar tentang pelayanan Rumah Sakit kepada masyarakat;b. memberi pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, antidiskriminasi, dan efektif denganmengutamakan kepentingan pasien sesuai dengan standar pelayanan Rumah Sakit;c. memberikan pelayanan gawat darurat kepada pasien sesuai dengan kemampuan pelayanannya;d. berperan aktif dalam memberikan pelayanan kesehatan pada bencana, sesuai dengan kemampuanpelayanannya;e. menyediakan sarana dan pelayanan bagi masyarakat tidak mampu atau miskin;f. melaksanakan fungsi sosial antara lain dengan memberikan fasilitas pelayanan pasien tidakmampu/miskin, pelayanan gawat darurat tanpa uang muka, ambulan gratis, pelayanan korbanbencana dan kejadian luar biasa, atau bakti sosial bagi misi kemanusiaan;g. membuat, melaksanakan, dan menjaga standar mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakitsebagai acuan dalam melayani pasien;h. menyelenggarakan rekam medis;i. menyediakan sarana dan prasarana umum yang layak antara lain sarana ibadah, parkir, ruangtunggu, sarana untuk orang cacat, wanita menyusui, anak-anak, lanjut usia;j. melaksanakan sistem rujukan;k. menolak keinginan pasien yang bertentangan dengan standar profesi dan etika serta peraturanperundang-undangan;l. memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai hak dan kewajiban pasien;m. menghormati dan melindungi hak-hak pasien;n. melaksanakan etika Rumah Sakit;o. memiliki sistem pencegahan kecelakaan dan penanggulangan bencana;p. melaksanakan program pemerintah di bidang kesehatan baik secara regional maupun nasional;q. membuat daftar tenaga medis yang melakukan praktik kedokteran atau kedokteran gigi dan tenagakesehatan lainnya;r. menyusun dan melaksanakan peraturan internal Rumah Sakit (hospital by laws);s. melindungi dan memberikan bantuan hukum bagi semua petugas Rumah Sakit dalammelaksanakan tugas; dant. memberlakukan seluruh lingkungan rumah sakit sebagai kawasan tanpa rokok.

(2) Pelanggaran atas kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenakan sanksi admisnistratifberupa:a. teguran;b. teguran tertulis; atauc. denda dan pencabutan izin Rumah Sakit.

15

Page 16: MAKALAH REKAM MEDIS.docx

                  Permenkes 269 Th 2008 Tentang Rekam Medis Pasal 17 (1) (2)

Pasal 17(1)Dalam rangka pembinaan dan pengawasan, Menteri, Kepala Dinas Kesehatan Propinsi, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, dapat mengambil tindakan administratif sesuai dengan kewenangannya masing-masing.(2)Tindakan administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa teguran lisan, teguran tertulis sampai dengan pencabutan izin.

         Rekam medis dapat melindungi minat hukum (legal interest) pasien, rumah sakit,

dan dokter serta staff rumah sakit bila ketiga belah pihak melengkapi kewajibannya

masing-masing terhadap berkas rekam medis.

Dasar hukum rekam medis di Indonesia :

1.    Peraturan Pemerintah No.10 Tahun 1966 tentang Wajib Simpan Rahasia

Kedokteran

2.    Peraturan Pemerintah No.32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan

3. Keputusan Menteri Kesehatan No.034/Birhub/1972 tentang Perencanaan dan

Pemeliharaan Rumkit dimana rumah sakit di wajibkan:

 Mempunyai dan merawat statistic yang up to date

Membina rekam medis berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan

4.    Peraturan Menteri Kesehatan No.749a/Menkes/Per/xii/89 tentang rekam medis

a.       Rekam Medis Sebagai Alat Bukti

            Rekam medis dapat digunakan sebagai salah satu alat bukti tertulis di

pengadilan.

b.      Kerahasiaan Rekam Medis

            Setiap dokter atau dokter gigi dalam  melaksanakan praktik kedokteran wajib

menyimpan kerahasiaan yang menyangkut riwayat penyakit pasien yang tertuang

dalam rekam medis. Rahasia kedokteran tersebut dapat dibuka hanya untuk

kepentingan pasien untuk memenuhi permintaan aparat penegak hukum (hakim

16

Page 17: MAKALAH REKAM MEDIS.docx

majelis), permintaan pasien sendiri atau berdasarkan ketentuan perundang-

undangan yang berlaku.

            Berdasarkan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana, rahasia kedokteran

(isi rekam medis) baru dapat dibuka bila diminta oleh hakim majelis di hadapan

sidang  majelis. Dokter dan dokter gigi bertanggung jawab atas kerahasiaan rekam

medis sedangkan kepala sarana pelayanan kesehatan bertanggung jawab

menyimpan rekam medis.

c.       Sanksi Hukum

            Dalam Pasal 79 UU Praktik Kedokteran secara tegas mengatur bahwa setiap

dokter  atau dokter gigi yang dengan sengaja tidak membuat rekam medis dapat

dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling

banyak Rp 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah).

            Selain tanggung jawab pidana, dokter dan dokter gigi yang tidak membuat

rekam medis juga dapat dikenakan sanksi secara perdata, karena dokter dan

dokter gigi tidak melakukan yang seharusnya dilakukan (ingkar janji/wanprestasi)

dalam hubungan dokter dengan pasien.

d.      Sanksi Disiplin dan Etik

            Dokter dan dokter gigi yang tidak membuat rekam medis selain mendapat

sanksi hukum juga dapat dikenakan sanksi disiplin dan etik sesuai dengan UU

Praktik Kedokteran, Peraturan KKI, Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI) dan

Kode Etik Kedokteran Gigi Indonesia (KODEKGI).

            Dalam Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 16/KKI/PER/VIII/2006

tentang Tata Cara Penanganan Kasus Dugaan Pelanggaran Disiplin MKDKI dan

MKDKIP, ada tiga alternatif sanksi disiplin yaitu :

 Pemberian peringatan tertulis.

 Rekomendasi pencabutan surat tanda registrasi atau surat izin praktik.

Kewajiban mengikuti pendidikan atau pelatihan di institusi pendidikan kedokteran

atau kedokteran gigi.

17

Page 18: MAKALAH REKAM MEDIS.docx

            Selain sanksi disiplin, dokter dan dokter gigi yang tidak membuat rekam medis

dapat dikenakan sanksi etik oleh organisasi profesi yaitu Majelis Kehormatan Etik

Kedokteran (MKEK) dan Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Gigi (MKEKG).

5.    Kaitan Rekam Medis dengan Manajemen Informasi KesehatanRekam medis sangat terkait dengan manajemen informasi kesehatan karena  data-data

di rekam medis dapat dipergunakan sebagai :

Alat komunikasi (informasi) dan dasar pengobatan bagi dokter, dokter gigi  dalam

memberikan pelayanan medis.

 Masukan untuk menyusun laporan epidemiologi penyakit dan demografi (data

sosial pasien) serta sistem informasi manajemen rumah sakit 

 Masukan untuk menghitung biaya pelayanan 

Bahan untuk statistik kesehatan 

 Sebagai bahan/pendidikan dan penelitian data

2.7 Contoh Kasus Hukum Rekam Medisa. Kasus Prita VS RS OMNI International

Jakarta – Jangan sampai kejadian saya ini akan menimpa ke nyawa manusia

lainnya. Terutama anak-anak, lansia, dan bayi. Bila anda berobat berhati-hatilah

dengan kemewahan rumah sakit (RS) dan title international karena semakin mewah RS

dan semakin pintar dokter maka semakin sering uji coba pasien, penjualan obat, dan

suntikan.

Saya tidak mengatakan semua RS international seperti ini tapi saya mengalami

kejadian ini di RS Omni International. Tepatnya tanggal 7 Agustus 2008 jam 20.30 WIB.

Saya dengan kondisi panas tinggi dan pusing kepala datang ke RS OMNI Internasional

dengan percaya bahwa RS tersebut berstandard International, yang tentunya pasti

mempunyai ahli kedokteran dan manajemen yang bagus.

Saya diminta ke UGD dan mulai diperiksa suhu badan saya dan hasilnya 39

derajat. Setelah itu dilakukan pemeriksaan darah dan hasilnya adalah thrombosit saya

18

Page 19: MAKALAH REKAM MEDIS.docx

27.000 dengan kondisi normalnya adalah 200.000. Saya diinformasikan dan ditangani

oleh dr Indah (umum) dan dinyatakan saya wajib rawat inap. dr I melakukan

pemeriksaan lab ulang dengan sample darah saya yang sama dan hasilnya dinyatakan

masih sama yaitu thrombosit 27.000.

dr I menanyakan dokter specialist mana yang akan saya gunakan. Tapi, saya

meminta referensi darinya karena saya sama sekali buta dengan RS ini. Lalu referensi

dr I adalah dr H. dr H memeriksa kondisi saya dan saya menanyakan saya sakit apa

dan dijelaskan bahwa ini sudah positif demam berdarah.

Mulai malam itu saya diinfus dan diberi suntikan tanpa penjelasan atau izin

pasien atau keluarga pasien suntikan tersebut untuk apa. Keesokan pagi, dr H visit

saya dan menginformasikan bahwa ada revisi hasil lab semalam. Bukan 27.000 tapi

181.000 (hasil lab bisa dilakukan revisi?). Saya kaget tapi dr H terus memberikan

instruksi ke suster perawat supaya diberikan berbagai macam suntikan yang saya tidak

tahu dan tanpa izin pasien atau keluarga pasien.

Saya tanya kembali jadi saya sakit apa sebenarnya dan tetap masih sama

dengan jawaban semalam bahwa saya kena demam berdarah. Saya sangat khawatir

karena di rumah saya memiliki 2 anak yang masih batita. Jadi saya lebih memilih

berpikir positif tentang RS dan dokter ini supaya saya cepat sembuh dan saya percaya

saya ditangani oleh dokter profesional standard Internatonal.

Mulai Jumat terebut saya diberikan berbagai macam suntikan yang setiap suntik

tidak ada keterangan apa pun dari suster perawat, dan setiap saya meminta keterangan

tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan. Lebih terkesan suster hanya

menjalankan perintah dokter dan pasien harus menerimanya. Satu boks lemari pasien

penuh dengan infus dan suntikan disertai banyak ampul.

Tangan kiri saya mulai membengkak. Saya minta dihentikan infus dan suntikan

dan minta ketemu dengan dr H. Namun, dokter tidak datang sampai saya dipindahkan

ke ruangan. Lama kelamaan suhu badan saya makin naik kembali ke 39 derajat dan

datang dokter pengganti yang saya juga tidak tahu dokter apa. Setelah dicek dokter

tersebut hanya mengatakan akan menunggu dr H saja.

19

Page 20: MAKALAH REKAM MEDIS.docx

Esoknya dr H datang sore hari dengan hanya menjelaskan ke suster untuk

memberikan obat berupa suntikan lagi. Saya tanyakan ke dokter tersebut saya sakit

apa sebenarnya dan dijelaskan saya kena virus udara. Saya tanyakan berarti bukan

kena demam berdarah. Tapi, dr H tetap menjelaskan bahwa demam berdarah tetap

virus udara. Saya dipasangkan kembali infus sebelah kanan dan kembali diberikan

suntikan yang sakit sekali.

Malamnya saya diberikan suntikan 2 ampul sekaligus dan saya terserang sesak

napas selama 15 menit dan diberikan oxygen. Dokter jaga datang namun hanya

berkata menunggu dr H saja.

Jadi malam itu saya masih dalam kondisi infus. Padahal tangan kanan saya pun

mengalami pembengkakan seperti tangan kiri saya. Saya minta dengan paksa untuk

diberhentikan infusnya dan menolak dilakukan suntikan dan obat-obatan.

Esoknya saya dan keluarga menuntut dr H untuk ketemu dengan kami. Namun,

janji selalu diulur-ulur dan baru datang malam hari. Suami dan kakak-kakak saya

menuntut penjelasan dr H mengenai sakit saya, suntikan, hasil lab awal yang 27.000

menjadi revisi 181.000 dan serangan sesak napas yang dalam riwayat hidup saya

belum pernah terjadi. Kondisi saya makin parah dengan membengkaknya leher kiri dan

mata kiri.

dr H tidak memberikan penjelasan dengan memuaskan. Dokter tersebut malah

mulai memberikan instruksi ke suster untuk diberikan obat-obatan kembali dan

menyuruh tidak digunakan infus kembali. Kami berdebat mengenai kondisi saya dan

meminta dr H bertanggung jawab mengenai ini dari hasil lab yang pertama yang

seharusnya saya bisa rawat jalan saja. dr H menyalahkan bagian lab dan tidak bisa

memberikan keterangan yang memuaskan.

Keesokannya kondisi saya makin parah dengan leher kanan saya juga mulai

membengkak dan panas kembali menjadi 39 derajat. Namun, saya tetap tidak mau

dirawat di RS ini lagi dan mau pindah ke RS lain. Tapi, saya membutuhkan data medis

yang lengkap dan lagi-lagi saya dipermainkan dengan diberikan data medis yang fiktif.

20

Page 21: MAKALAH REKAM MEDIS.docx

Dalam catatan medis diberikan keterangan bahwa bab (buang air besar) saya

lancar padahal itu kesulitan saya semenjak dirawat di RS ini tapi tidak ada follow up-nya

sama sekali. Lalu hasil lab yang diberikan adalah hasil thrombosit saya yang 181.000

bukan 27.000.

Saya ngotot untuk diberikan data medis hasil lab 27.000 namun sangat

dikagetkan bahwa hasil lab 27.000 tersebut tidak dicetak dan yang tercetak adalah

181.000. Kepala lab saat itu adalah dr M dan setelah saya komplain dan marah-marah

dokter tersebut mengatakan bahwa catatan hasil lab 27.000 tersebut ada di Manajemen

Omni. Maka saya desak untuk bertemu langsung dengan Manajemen yang memegang

hasil lab tersebut.

Saya mengajukan komplain tertulis ke Manajemen Omni dan diterima oleh

Og(Customer Service Coordinator) dan saya minta tanda terima. Dalam tanda terima

tersebut hanya ditulis saran bukan komplain. Saya benar-benar dipermainkan oleh

Manajemen Omni dengan staff Og yang tidak ada service-nya sama sekali ke customer

melainkan seperti mencemooh tindakan saya meminta tanda terima pengajuan

komplain tertulis.

Dalam kondisi sakit saya dan suami saya ketemu dengan Manajemen. Atas

nama Og (Customer Service Coordinator) dan dr G (Customer Service Manager) dan

diminta memberikan keterangan kembali mengenai kejadian yang terjadi dengan saya.

Saya benar-benar habis kesabaran dan saya hanya meminta surat pernyataan

dari lab RS ini mengenai hasil lab awal saya adalah 27.000 bukan 181.000. Makanya

saya diwajibkan masuk ke RS ini padahal dengan kondisi thrombosit 181.000 saya

masih bisa rawat jalan.

Tanggapan dr G yang katanya adalah penanggung jawab masalah komplain

saya ini tidak profesional sama sekali. Tidak menanggapi komplain dengan baik. Dia

mengelak bahwa lab telah memberikan hasil lab 27.000 sesuai dr M informasikan ke

saya. Saya minta duduk bareng antara lab, Manajemen, dan dr H. Namun, tidak bisa

dilakukan dengan alasan akan dirundingkan ke atas (Manajemen) dan berjanji akan

memberikan surat tersebut jam 4 sore.

21

Page 22: MAKALAH REKAM MEDIS.docx

Setelah itu saya ke RS lain dan masuk ke perawatan dalam kondisi saya

dimasukkan dalam ruangan isolasi karena virus saya ini menular. Menurut analisa ini

adalah sakitnya anak-anak yaitu sakit gondongan namun sudah parah karena sudah

membengkak. Kalau kena orang dewasa laki-laki bisa terjadi impoten dan perempuan

ke pankreas dan kista.

Saya lemas mendengarnya dan benar-benar marah dengan RS Omni yang telah

membohongi saya dengan analisa sakit demam berdarah dan sudah diberikan suntikan

macam-macam dengan dosis tinggi sehingga mengalami sesak napas. Saya tanyakan

mengenai suntikan tersebut ke RS yang baru ini dan memang saya tidak kuat dengan

suntikan dosis tinggi sehingga terjadi sesak napas.

Suami saya datang kembali ke RS Omni menagih surat hasil lab 27.000 tersebut

namun malah dihadapkan ke perundingan yang tidak jelas dan meminta diberikan

waktu besok pagi datang langsung ke rumah saya. Keesokan paginya saya tunggu

kabar orang rumah sampai jam 12 siang belum ada orang yang datang dari Omni

memberikan surat tersebut.

Saya telepon dr G sebagai penanggung jawab kompain dan diberikan

keterangan bahwa kurirnya baru mau jalan ke rumah saya. Namun, sampai jam 4 sore

saya tunggu dan ternyata belum ada juga yang datang ke rumah saya. Kembali saya

telepon dr G dan dia mengatakan bahwa sudah dikirim dan ada tanda terima atas nama

Rukiah.

Ini benar-benar kebohongan RS yang keterlaluan sekali. Di rumah saya tidak

ada nama Rukiah. Saya minta disebutkan alamat jelas saya dan mencari datanya sulit

sekali dan membutuhkan waktu yang lama. LOgkanya dalam tanda terima tentunya ada

alamat jelas surat tertujunya ke mana kan? Makanya saya sebut Manajemen Omni

pembohon besar semua. Hati-hati dengan permainan mereka yang mempermainkan

nyawa orang.

Terutama dr G dan Og, tidak ada sopan santun dan etika mengenai pelayanan

customer, tidak sesuai dengan standard international yang RS ini cantum.

22

Page 23: MAKALAH REKAM MEDIS.docx

Saya bilang ke dr G, akan datang ke Omni untuk mengambil surat tersebut dan

ketika suami saya datang ke Omni hanya dititipkan ke resepsionis saja dan pas dibaca

isi suratnya sungguh membuat sakit hati kami.

Pihak manajemen hanya menyebutkan mohon maaf atas ketidaknyamanan kami

dan tidak disebutkan mengenai kesalahan lab awal yang menyebutkan 27.000 dan

dilakukan revisi 181.000 dan diberikan suntikan yang mengakibatkan kondisi kesehatan

makin memburuk dari sebelum masuk ke RS Omni.

Kenapa saya dan suami saya ngotot dengan surat tersebut? Karena saya ingin

tahu bahwa sebenarnya hasil lab 27.000 itu benar ada atau fiktif saja supaya RS Omni

mendapatkan pasien rawat inap.

Dan setelah beberapa kali kami ditipu dengan janji maka sebenarnya adalah

hasil lab saya 27.000 adalah fiktif dan yang sebenarnya saya tidak perlu rawat inap dan

tidak perlu ada suntikan dan sesak napas dan kesehatan saya tidak makin parah

karena bisa langsung tertangani dengan baik.

Saya dirugikan secara kesehatan. Mungkin dikarenakan biaya RS ini dengan

asuransi makanya RS ini seenaknya mengambil limit asuransi saya semaksimal

mungkin. Tapi, RS ini tidak memperdulikan efek dari keserakahan ini.

Sdr Og menyarankan saya bertemu dengan direktur operasional RS Omni (dr B).

Namun, saya dan suami saya sudah terlalu lelah mengikuti permainan kebohongan

mereka dengan kondisi saya masih sakit dan dirawat di RS lain.

Syukur Alhamdulilah saya mulai membaik namun ada kondisi mata saya yang

selaput atasnya robek dan terkena virus sehingga penglihatan saya tidak jelas dan

apabila terkena sinar saya tidak tahan dan ini membutuhkan waktu yang cukup untuk

menyembuhkan.

Setiap kehidupan manusia pasti ada jalan hidup dan nasibnya masing-masing.

Benar. Tapi, apabila nyawa manusia dipermainkan oleh sebuah RS yang dipercaya

untuk menyembuhkan malah mempermainkan sungguh mengecewakan.

23

Page 24: MAKALAH REKAM MEDIS.docx

Semoga Allah memberikan hati nurani ke Manajemen dan dokter RS Omni

supaya diingatkan kembali bahwa mereka juga punya keluarga, anak, orang tua yang

tentunya suatu saat juga sakit dan membutuhkan medis. Mudah-mudahan tidak terjadi

seperti yang saya alami di RS Omni ini.

Saya sangat mengharapkan mudah-mudahan salah satu pembaca adalah

karyawan atau dokter atau Manajemen RS Omni. Tolong sampaikan ke dr G, dr H, dr

M, dan Og bahwa jangan sampai pekerjaan mulia kalian sia-sia hanya demi

perusahaan Anda. Saya informasikan juga dr H praktek di RSCM juga. Saya tidak

mengatakan RSCM buruk tapi lebih hati-hati dengan perawatan medis dari dokter ini.

b. Analisa Kasus Prita VS RS OMNI

Melihat kasus tersebut, dapat ditemukan sebuah contoh malpraktik administrasi

berupa pelanggaran dalam rekam medis. Dalam PERMENKES No. 269 Tahun 2008

tentang Rekam Medis disebutkan pengertian Rekam medis adalah berkas yang

berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan,

tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.dan pada pasal 2

dinyatakan bahwa Rekam medis harus dibuat secara tertulis, lengkap dan jelas atau

secara elektronik.

Pasal 14 Permenkes No 269 Tahun 2008 dinyatakan bahwa Pimpinan sarana

pelayanan kesehatan bertanggung jawab atas hilang, rusak, pemalsuan, dan/atau

penggunaan oleh orang atau badan yang tidak berhak terhadap rekam medis.

Dalam kasus di atas telah terjadi pemalsuan data tentang kondisi pasien sesuai

dengan pengakuan dari pasien atau si penderita yang menyebutkan bahwa “Dalam

catatan medis diberikan keterangan bahwa bab (buang air besar) saya lancar padahal

itu kesulitan saya semenjak dirawat di RS ini tapi tidak ada follow up-nya sama sekali.

Lalu hasil lab yang diberikan adalah hasil thrombosit saya yang 181.000 bukan 27.000.”

hal ini dinilai telah melanggar hukum adminitrasi, karena data yang dilaporkan dalam

rekam medis pasien adalah fiktif dan tidak sesuai dengan kenyataannya, bersamaan

24

Page 25: MAKALAH REKAM MEDIS.docx

dengan itu juga tenaga kesehata dinilai telah lalai dari kewajibannya dalam

menyediakan rekam medis pasien.

Sebagai tindak lanjut dari kasus ini adalah dapat dilakukan sanksi administratif

berdasarkan Permenkes No 2569 Tahun 2008 tentang Rekam Medis Pasal 17

(1)Dalam rangka pembinaan dan pengawasan, Menteri, Kepala Dinas Kesehatan

Propinsi, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, dapat mengambil tindakan

administratif sesuai dengan kewenangannya masing-masing.

(2)Tindakan administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa teguran

lisan, teguran tertulis sampai dengan pencabutan izin.

Sanksi Administratif ini diberikan kepada tenaga kesehatan yang terlibat

menangani pasien tersebut.

Disamping itu menurut analisa kelompok bahwa atas kasus Prita tersebut dapat dioroses dengan sanksi hukum perdata berdasarkan pasal 1365, 1366, 1367 yang berisi:

Pasal 1365 KUH Perdata menyatakan :

“Tiap perbuatan melanggar hukum yang membawa kerugian kepada orang lain,

mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian

tersebut.”

Sedangkan ketentuan pasal 1366 KUH Perdata menyatakan:

“setiap orang bertanggung-jawab tidak saja untuk kerugian yang disebabkan karena

perbuatannya, tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan karena kelalaiannya atau

kurang hati-hatinya”.

Pasal 1367 KUH Perdata, menyebutkan:

“ Seorang tidak saja bertanggung-jawab untuk kerugian yang disebabkan karena

perbuatannya sendiri, tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan karena perbuatan

orang-orang yang menjadi tanggungannya, atau disebabkan oleh orang-orang yang

berada di bawah pengawasannya … dst”.

25

Page 26: MAKALAH REKAM MEDIS.docx

.

Penggantian kerugian sebagai akibat dari adanya perbuatan melawan hukum,

sebagaimana telah disinggung diatas, dapat berupa penggantian kerugian materiil dan

immateriil. Lajimnya, dalam praktek penggantian kerugian dihitung dengan uang , atau

disetarakan dengan uang disamping adanya tuntutan penggantian benda atau barang-

barang yang dianggap telah mengalami kerusakan/perampasan sebagai akibat adanya

perbuatan melawan hukum pelaku.

26

Page 27: MAKALAH REKAM MEDIS.docx

BAB IIIPENUTUP

3.1 Kesimpulana. Peraturan yang mengatur Rekam Medis diatur dalam Peremenkes nomr 269

tahun 2008 tetang rekam medis dinyatan bahwa Rekam medis adalah berkas

yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan,

pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.

Pimpinan sarana pelayanan kesehatan bertanggung jawab atas hilang, rusak,

pemalsuan, dan/atau penggunaan oleh orang atau badan yang tidak berhak

terhadap rekam medis.

b. Sanksi hukum yang berhubungan dengan Rekam Medis berupa sanksi hukum

pidana, perdata dan sanksi administrative.

3.2 Sarana. Diharapkan kepada dokter /dokter gigi selalu membuat rekam medis pasien

secara lengkap.

b. Diharapkan kepada dokter/ dokter gigi untuk selalu membuat rekam medis

dengan lengkap, jelas, dan tidak adanya pemalsuan data rekam medis.

27