makalah radiasi fix

10
Positron Emission Tomography-Computed Tomography (PET/CT) Review Pusporini, 1 H.N. Aini, 1,a) 1 Program Studi Fisika Fakultas MIPA, Institut Teknologi Bandung 40116, Indonesia Positron Emission Tomography-Computed Tomography (PET/CT) merupakan alat imaging medis yang mengkombinasikan Positron Emission Tomography (PET) dengan Computed Tomography (CT), sehingga gambaran yang diperoleh dapat diambil berturut-turut pada sesi yang sama dari pasien dan dikombinasikan menjadi sebuah gambar terintegrasi. PET-CT telah memberikan perkembangan besar dalam diagnosa medis, dengan menambahkan lokalisasi anatomi yang lebih teliti pada gambaran fungsional yang sebelumnya merupakan kekurangan pada gambaran PET murni. Disamping itu, kelebihan PET/CT adalah dapat menghasilkan citra dengan kualitas yang bagus yang menggambarkan anatomi tubuh dengan baik. Namun, terdapat beberapa hal yang menjadi kekurangan penggunaan PET/CT yaitu proses pencitraan memakan waktu lama, memungkinkan adanya reaksi alergi pada pasien akibat unsur radiofarmasi yang digunakan hingga biaya penggunaan alat yang mahal. Beberapa kegunaan PET/CT adalah dapat digunakan untuk mendeteksi sel kanker, menentukan apakah sel kanker telah menyebar di dalam tubuh, menilai efektivitas dari rencana pengobatan seperti radioterapi atau kemoterapi, mendeteksi tumbuhnya tumor baru setelah dilakukan pengobatan, menentukan peredaran darah yang menuju ke otot jantung dan mengidentifikasi kelainan pada otak seperti tumor. I. PENDAHULUAN Bahan radioaktif banyak digunakan dalam bidang kesehatan. Hampir 80% dari penggunaan zat radioaktif terletak di bidang ini. 1 Misalnya pada proses fisiologi, biokimia, patologi dan farmakologi berbagai macam obat dapat dipelajari menggunakan isotop radioaktif. Disamping itu, ada pula cabang ilmu kedokteran yang memanfaatkan gelombang elektromagnetik pendek seperti sinar x yang disebut radiologi. Radiologi dimanfaatkan untuk menunjang diagnosis penyakit dan terapi radiasi. Perkembangan radiologi memunculkan berbagai alat pendiagnosa dan terapi radiasi. Beberapa diantaranya seperti Computed Tomography (CT scan) dan Positron Emission Tomography (PET). CT scan merupakan alat yang paling banyak digunakan karena murah dan kualitas citra yang dihasilkan relatif bagus tetapi kelemahannya kontras pada citra untuk jaringan lunak kurang bagus. Adapun PET, kontras citra untuk jaringan lunak yang dihasilkannya lebih bagus daripada CT scan bahkan a) Electronic mail:[email protected] 1

Upload: puspo-rini

Post on 09-Nov-2015

63 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

PET CT

TRANSCRIPT

3 Pusporini, H.N. Aini (2015)

Positron Emission Tomography-Computed Tomography (PET/CT) ReviewPusporini, 1 H.N. Aini,1,a)1 Program Studi Fisika Fakultas MIPA, Institut Teknologi Bandung 40116, Indonesia

Positron Emission Tomography-Computed Tomography (PET/CT) merupakan alat imaging medis yang mengkombinasikan Positron Emission Tomography (PET) dengan Computed Tomography (CT), sehingga gambaran yang diperoleh dapat diambil berturut-turut pada sesi yang sama dari pasien dan dikombinasikan menjadi sebuah gambar terintegrasi. PET-CT telah memberikan perkembangan besar dalam diagnosa medis, dengan menambahkan lokalisasi anatomi yang lebih teliti pada gambaran fungsional yang sebelumnya merupakan kekurangan pada gambaran PET murni. Disamping itu, kelebihan PET/CT adalah dapat menghasilkan citra dengan kualitas yang bagus yang menggambarkan anatomi tubuh dengan baik. Namun, terdapat beberapa hal yang menjadi kekurangan penggunaan PET/CT yaitu proses pencitraan memakan waktu lama, memungkinkan adanya reaksi alergi pada pasien akibat unsur radiofarmasi yang digunakan hingga biaya penggunaan alat yang mahal. Beberapa kegunaan PET/CT adalah dapat digunakan untuk mendeteksi sel kanker, menentukan apakah sel kanker telah menyebar di dalam tubuh, menilai efektivitas dari rencana pengobatan seperti radioterapi atau kemoterapi, mendeteksi tumbuhnya tumor baru setelah dilakukan pengobatan, menentukan peredaran darah yang menuju ke otot jantung dan mengidentifikasi kelainan pada otak seperti tumor.

I. PENDAHULUAN

Bahan radioaktif banyak digunakan dalam bidang kesehatan. Hampir 80% dari penggunaan zat radioaktif terletak di bidang ini.1 Misalnya pada proses fisiologi, biokimia, patologi dan farmakologi berbagai macam obat dapat dipelajari menggunakan isotop radioaktif. Disamping itu, ada pula cabang ilmu kedokteran yang memanfaatkan gelombang elektromagnetik pendek seperti sinar x yang disebut radiologi. Radiologi dimanfaatkan untuk menunjang diagnosis penyakit dan terapi radiasi.Perkembangan radiologi memunculkan berbagai alat pendiagnosa dan terapi radiasi. Beberapa diantaranya seperti Computed Tomography (CT scan) dan Positron Emission Tomography (PET). CT scan merupakan alat yang paling banyak digunakan karena murah dan kualitas citra yang dihasilkan relatif bagus tetapi kelemahannya kontras pada citra untuk jaringan lunak kurang bagus. Adapun PET, kontras citra untuk jaringan lunak yang dihasilkannya lebih bagus daripada CT scan bahkan bisa melihat pembengkakan pada tubuh namun kontras untuk tulang kurang bagus sehingga gambaran anatomi yang dihasilkan PET lebih buruk dibandingkan dengan CT. Pada tahun 2000, dikembangkan alat PET/CT yang pada prinsipnya menggabungkan antara CT scan dan PET sehingga citra yang dihasilkan mempunyai kontras yang bagus baik untuk jaringan lunak maupun tulang. Teknologi PET/CT memberikan harapan dalam hal melihat proses dalam tubuh secara molekuler, sehingga berpotensi untuk mengindentifikasi penyakit sejak dini tanpa banyak intervensi terhadap tubuh pasien. PET/CT ini merupakan teknologi diagnosa citra yang noninfasif dan dengan pengecualian pada penyuntikan bahan radioaktif perunut, maka metode ini merupakan salah satu metoda diagnosa yang minim rasa sakit. Saat ini metode PET/CT dapat menghasilkan citra yang langsung menunjuk ke lokasi yang tidak normal dari tubuh. Pada makalah ini akan dibahas kelebihan, prinsip kerja, kegunaan, manfaat, kekurangan dan aplikasi PET/CT.II. PEMBAHASANA. Computed Tomography scan (CT-scan)Computed Tomography scan (CT-scan) merupakan suatu perangkat imaging standar yang sering digunakan untuk membantu mendiagnosa berbagai kondisi kesehatan pasien. CT scan ditemukan oleh seorang insinyur Inggris bernama Sir Godfrey Hounsfield dan Dr. Alan Cormack pada tahun 1972.2CT scan dapat menghasilkan gambaran rinci mengenai jaringan lunak, otot, organ-organ internal, tulang dan tumor. CT scan juga dapat digunakan untuk melihat gejala atau penyakit seperti adanya gumpalan darah di dalam paru-paru, pendarahan di dalam otak, batu ginjal, kanker, dan tulang yang retak.

GAMBAR 1. Alat Computed Tomography scan (CT-scan)9Prinsip dasar CT scan mirip dengan perangkat radiografi yang sudah lebih umum dikenal. Kedua perangkat ini sama-sama memanfaatkan intensitas radiasi terusan setelah melewati suatu obyek untuk membentuk citra/gambar. Perbedaan antara keduanya adalah pada teknik yang digunakan untuk memperoleh citra dan juga pada citra yang dihasilkan. Tidak seperti citra yang dihasilkan dari teknik radiografi, informasi citra yang ditampilkan olehCT scantidak tumpang tindih (overlap). Citradari CT scandapat menampilkan informasi tampang lintang obyek yang diinspeksi maka citra ini dapat memberikan sebaran kerapatan struktur internal obyek sehingga citra yang dihasilkan olehCT scanlebih mudah dianalisis daripada citra yang dihasilkan oleh teknik radiografi konvensional. CT scan dapat digunakan untuk pengambilan gambar otak, dada, tulang belakang dan abdomen. Beberapa aplikasi CT scan adalah untuk mendiagnosa penyakit, mengidentifikasi tumor termasuk kanker, dan untuk mempelajari pembuluh darah.3Kelebihan CT scan adalah gambar yang dihasilkan memiliki resolusi yang baik dan akurat, tidak invasif (tindakan non-bedah), gambar yang direkonstruksi dapat dimanipulasi dengan komputer sehingga dapat dilihat dari berbagai sudut pandang dan relatif murah jika dibandingkan dengan prosedur pendiagnosa yang lain. Namun terdapat beberapa kekurangan yakni pasien harus tahan dalam posisi tertentu untuk waktu yang lama pada saat pengambilan gambar, adanya reaksi alergi yang dimiliki pasien pada zat kontras yang diberikan.4 Penggunaan zat kontras dapat membantu dalam memperoleh informasi fungsional tentang jaringan. Zat kontras yang biasa digunakan adalah iodium dan barium. Kekurangan lain dari CT scan adalah kontras gambar kurang bagus dan muncul artifacts atau objek yang harusnya tidak ada tetapi ikut tergambar.

B. Positron Emmision Tomography (PET)

PET adalah singkatan dari Positron Emission Tomography, Alat ini dikembangkan oleh Ter-pogossian pada tahun 1975.5,6,7,8 PET disebut juga PET imaging atau PET scan yang merupakan pemeriksaan diagnostik dengan cara visualisasi fungsi tubuh menggunakan radioisotop yang memancarkan positron.

GAMBAR 2. Alat Positron Emission Tomography (PET)11Kelebihan PET yaitu sangat baik untuk mencitrakan gambaran fungsional aliran darah atau proses metabolik dibandingkan pemeriksaan radiologi lainnya seperti foto rontgen, Computed Tomography (CT), dan Magnetic Resonance Imaging (MRI). CT scan dan MRI hanya mampu mendeteksi kanker terbatas pada aspek anatomi tubuh saja dan tidak dapat memantau metabolisme tubuh, sedangkan PET mampu mengetahui pencitraan kejadian di tingkat sel. Penggunaan PET diutamakan untuk mendeteksi keganasan dari suatu kanker.PET dapat digunakan pula untuk menganalisa hasil penanganan kanker yaitu setelah dilakukan operasi perlu dilakukan pemeriksaan apakah masih ada jaringan kanker yang tersisa. Untuk keperluan ini, PET merupakan metode yang paling tepat karena pada kondisi ini keberadaan kanker sulit dilihat secara fisik. Selain itu, PET dapat pula digunakan untuk memantau kemajuan pengobatan kanker. PET scan memberikan resolusi yang lebih baik daripada single photon emission CT karena memiliki aktifitas radioaktif dan coincidences yang intens sehingga meningkatkan rasio sinyal dibandingkan noise. Kamera PET memiliki kejernihan citra yang lebih baik dibandingkan dengan kamera gamma yang secara umum digunakan pada kedokteran nuklir. Hal ini dikarenakan pendeteksiannya didasarkan pada coincidence detection. Ketika positron dilepaskan dari fluor-18, partikel ini akan segera bergabung dengan elektron dan terjadilah anihilasi. Radiasi gelombang elektromagnetik dihasilkan dari proses anihilasi tersebut. Adanya dua buah foton yang dilepaskan secara bersamaan ini memungkinkan dilakukan coincidence detection. Pada coincidence detection ini, sinyal yang ditangkap oleh detektor akan diolah jika dua buah sinyal diperoleh secara bersamaan. Jika hanya satu buah sinyal yang ditangkap, sinyal tersebut dianggap sebagai pengotor. Oleh karena itu, hampir seluruh sinyal pengotor dapat dieliminasi dengan cara ini.1Kekurangan utama dari PET yaitu dari segi biaya dan keterbatasan ketersediaan teknologi. Selain itu karena PET membutuhkan radioisotop maka terdapat sampah radioaktif yang harus ditangani secara tepat. Gambaran anatomi yang dihasilkan PET lebih buruk dibandingkan dengan MRI ataupun CT.Unsur yang diperlukan dalam pemeriksaan yaitu radioisotop dan radiofarmaka. Radioisotop berfungsi untuk memancarkan positron ketika dalam proses peluruhan inti, sedangkan untuk membawa radioisotop diperlukan radiofarmaka.C. Positron Emission Tomography-Computed Tomography (PET/CT)

Positron Emission TomographyComputed Tomography (PET/CT) merupakan alat imaging medis yang mengkombinasikan Positron Emission Tomography (PET) dengan Computed Tomography (CT), sehingga gambaran yang diperoleh dari kedua alat tersebut dapat diambil berturut-turut pada sesi yang sama dari pasien dan dikombinasikan menjadi sebuah gambar terintegrasi.13 Alat ini ditemukan oleh Dr Ron Nutt dan Dr David Townsend pada tahun 2000. Gambaran fungsional didapatkan dengan PET, yang menggambarkan ruangan distribusi dari aktivitas biokimia atau metabolik dalam tubuh dapat lebih tepat dihubungkan atau dikorelasikan dengan gambaran anatomi yang diperoleh dengan CT scan. PET/CT telah memberikan perkembangan besar dalam diagnosis medis, dengan menambahkan lokalisasi anatomis yang lebih teliti pada gambaran fungsional, yang sebelumnya merupakan kekurangan pada gambaran PET murni. PET/CT scan juga lebih efisien karena hasilnya dapat dideteksi dari ujung kaki hingga ujung kepala, sedangkan CT scan tidak bisa langsung seluruh badan.

GAMBAR 3. Alat PET/CT12Prinsip kerja PET/CT dalam mendiagnostik sel kanker adalah dengan memanfaatkan salah satu sifat sel kanker yaitu sel kanker dapat membuat adanya perbedaan yang signifikan dengan metabolisme jaringan sel normal. Sel normal dan sel kanker menggunakan glukosa untuk membesar tetapi pembesaran pada sel kanker jauh lebih besar dibandingkan dengan sel normal. Oleh itu, sel kanker menggunakan lebih banyak glukosa dari sel normal.1 Dengan demikian digunakanlah FDG F-18 (18F-2-fluro-D-deoxy-glucose) yang merupakan bahan radioaktif mirip glukosa untuk mendeteksi sel-sel kanker.14 Sel-sel kanker yang aktif secara metabolik akan memakan FDG F-18 pada jumlah yang lebih banyak daripada sel normal. F-18 FDG yang terperangkap di dalam sel-sel kanker. Rasio nuklida ini akan membuat metabolisme tumor tersebut mengeluarkan zat tertentu yang dapat dijadikan sebagai tanda jejak sel tumor dan dapat secara jelas ditampilkan dalam gambar sehingga terlihat adanya perbedaan metabolisme jaringan sel normal tubuh dan jaringan tumor. Hal ini membuat PET/CT dapat digunakan untuk mendeteksi dini tumor, merancang pengobatan dan memantau hasil pengobatan.

GAMBAR 4. Tingkat keakuratan PET/CT terhadap diagnosis tumor/kanker15Beberapa kegunaan PET/CT adalah sebagai berikut.16 Untuk mendeteksi sel kanker. Untuk menentukan apakah sel kanker telah menyebar di dalam tubuh. Untuk menilai efektivitas dari rencana pengobatan, seperti radioterapi atau kemoterapi. Untuk mendeteksi tumbuhnya tumor baru setelah dilakukan pengobatan. Untuk menentukan peredaran darah yang menuju ke otot jantung. Mengidentifikasi kelainan pada otak misalnya tumor.

Sedangkan manfaat PET/CT scanner adalah sebagai berikut.16 Dengan mengidentifikasi perubahan tubuh pada tingkat sel, pencitraan PET dapat mendeteksi secara dini suatu penyakit sebelum terbukti pada tes pencitraan lain seperti CT atau MRI. Diperoleh citra yang lebih detail dengan tingkat akurasi yang lebih tinggi, karena kedua scan dilakukan pada satu waktu yang sama sehingga pasien tak harus mengubah posisi dengan demikian dapat meminimalisir terjadinya kesalahan. Bagi pasien yang akan melaksanakan tes CT dan PET akan merasa lebih nyaman karena pemeriksaan dilakukan dalam satu waktu yang bersamaan. Risiko radiasi yang diterima oleh tubuh sangatlah rendah karena dosis radiotracer yang diberikan adalah kecil.

Prosedur diagnostik kedokteran nuklir telah digunakan selama lebih dari lima dekade, dan tidak ada efek merugikan jangka panjang dari paparan dosis rendah tersebut

Adapun kekurangan dari PET/CT scanner adalah sebagai berikut.16 Reaksi alergi terhadap radiofarmasi dapat terjadi namun sangat jarang terjadi dan biasanya ringan. Injeksi radiotracer dapat menyebabkan nyeri ringan dan kemerahan namun dalam jangka waktu yang singkat. Keterbatasan tersedianya alat PET/CT dan mahal. Prosedur kedokteran nuklir dapat memakan waktu. Hal ini dapat memakan waktu beberapa jam sampai hari untuk radiotracer dapat menumpuk di bagian tubuh yang diinginkan dan proses pencitraan bisa memakan waktu hingga beberapa jam, meskipun dalam beberapa kasus, peralatan baru sudah tersedia untuk dapat mempersingkat waktu prosedur. Resolusi struktur tubuh dengan menggunakan kedokteran nuklir mungkin tidak setinggi dengan teknik pencitraan lain, seperti CT atau MRI. Namun, scan kedokteran nuklir lebih sensitif daripada teknik lain untuk berbagai indikasi.

Prosedur PET/CT secara umum dibagi menjadi empat tahap yaitu tahap persiapan, sebelum penyuntikan unsur (dalam hal ini digunakan F-18 FDG), selama proses penyuntikan, dan selama proses scanning. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada setiap tahap tersebut ialah sebagai berikut.13,16,17Tahap persiapan:

Pasien disarankan untuk tidak melibatkan diri dalam latihan otot yang berat selama dua hari sebelum menjalani pemeriksaan. Jika pasien memiliki penyakit diabetes, maka pasien diharuskan untuk berkonsultasi dengan dokter. Pasien harus berpuasa selama 4-6 jam sebelum menjalani scanning, namun masih diijinkan untuk meminum air dan obat-obatan. Pasien tidak diijinkan untuk memakai perhiasan. Jika pasien seorang yang klaustrofobia (takut berada dalam ruang kecil) maka harap diberi informasi sebelumnya.

Tahap sebelum penyuntikan F-18 FDG: Pasien diantar ke ruang khusus. Pasien diarahkan untuk melepaskan semua benda logam di tubuh dan diminta untuk mengenakan pakaian khusus. Pasien diminta untuk berbaring di atas tempat tidur dan akan diambil sampel darah untuk mengukur kadar glukosa dalam darah.

Proses penyuntikan F-18 FDG: Pada hari pemeriksaan, pasien berada dalam posisi terlentang selama kurang lebih 15 menit agar meminimalkan aktivitas otot, yang kemungkinan dapat terlihat sebagai metabolisme abnormal. Pasien disuntik bolus 18F-FDG secara intravena, biasanya dilakukan pada vena disalah satu lengan pasien. Dosis yang diberikan berkisar 0.1-0.2 mCi per kg berat badan. Pasien harus tinggal di tempat tidur selama satu jam agar FDG F-18 dapat menyebar ke seluruh tubuh.

GAMBAR 5. Proses scanning pada PET-CT9Selama proses scanning: Pasien diletakkan di dalam alat PET-CT, biasanya terlentang dengan memposisikan kedua lengan diatas kepala, tergantung daerah utama yang akan diperiksa. CT scan dilakukan terlebih dahulu dan diikuti oleh PET. Automatic bed akan menggerakkan kepala pertama kali ke dalam gantry. Operator menggunakan komputer PET-CT untuk mengidentifikasi pasien dan memilih parameter peninjauan dan memulai tahap penerimaan gambar. Pasien secara otomatis digerakkan kepalanya pertama kali ke dalam CT gantry dan tomogram X-ray diperoleh. Kemudian pasien secara otomatis digerakkan menuju PET gantry, yang dipasang paralel dengan CT gantry. Setelah pasien meninggalkan alat, PET-CT software mulai merekonstruksi dan menggabungkan gambar-gambar dari CT dan PET.

Proses scan akan dilakukan selama 30 menit, bergantung terhadap organ atau jaringan yang ingin diperiksa. Untuk kasus-kasus tertentu diperlukan tes tambahan yang akan memakan waktu sampai 3 jam. Proses scan dilakukan dari pangkal tengkorak sampai ke paha tengah pasien. Gambar yang dihasilkan merupakan potongan-potongan dengan ketebalan 2-3 mm. Unsur yang sering digunakan pada PET dan PET/CT terdapat pada tabel 1. Sedangkan perbandingan dosis radiasi antara 18F-fluoride dan 99mTc-MDP terdapat pada tabel 2.TABEL 1. Unsur yang digunakan pada PET dan PET/CT beserta aplikasinya.9Unsur Aplikasi

18FDGMelihat metabolism glukosa pada otak, hati dan oncology.

H215O Melihat kerja otak (rCBF)

C 15O2

Melihat kerja otak (rCBF) dan pendarahan otak.

11C-tyrosineAsam amino untuk melihat yang ada di otak dan oncology.

11C-raclopride; 18F-DOPA Ammonia untuk aliran darah pada jantung.

13NH3 Penyakit parkinsons dan sistem syaraf.

11C-acetate Digunakan untuk yang berkaitan dengan jantung.

TABEL 2. Perbandingan dosis radiasi antara 18F-fluoride dan 99mTc-MDP.14PatientIntravenous Administered Activity

MBq (mCi)Organ Receiving The Largest Radiation Dose mGy per MBq

(rad per mCi)Effective Dose

mSv per MBq

(rem per mCi)

18 F-Fluoride

Adult185-370 MBq

(5-10 mCi)0.22 mGy/MBq

Bladder*

(0.81 rad/mCi)0.024 mSv/MBq

(0.089 rem/mCi)

Child (5 y old)2.22 MBq/kg

(0.06 mCi/kg)0.61 mGy/MBq

Bladder*

(2.3 rad/mCi)0.086 mSv/MBq

(0.32 rem/mCi)

99mTc-MDP

Adult740-1,110 MBq

20-30 mCi0.063 mGy/MBq

Bone Surfaces

(0.23 rad/mCi)0.0057 mSv/MBq

(0.021 rem/mCi)

Child (5 y old)7-11 MBq/kg

(0.2-0.3 mCi/kg)0.22 mGy/MBq

Bone Surfaces

(0.81 rad/mCi)0.025 mSv/MBq

(0.092 m/mCi)

Berikut adalah beberapa aplikasi penggunaan PET/CT dalam berbagai penyakit:18 Penyakit kanker: check up pencegahan kanker, sensitivitas yang tinggi dalam mendeteksi dini lesi kanker stadium awal, membedakan stadium kanker dengan tepat, mencari sumber kanker atau kanker primer maupun hasil penyebarannya, memantau dan mengevaluasi hasil pengobatan operasi, kemoterapi dan radioterapi. Penyakit tumor: mengidentifikasi tumor ganas atau jinak, serta tingkat keganasannya, mengukur dengan tepat lingkup penyinaran radioterapi ke sasaran tumor, membantu menentukan posisi tumor yang tepat untuk melakukan tusukan. Penyakit jantung: menentukan kelainan otot jantung, menentukan viabilitas sel otot jantung. Penyakit otak: Menentukan kelainan fungsi otak, misalnya penyakit degenerasi (pikun/alzheimer) Infeksi: mencari lokasi infeksi yang sulit ditentukan secara klinis

III. SIMPULANPerkembangan radiologi memunculkan berbagai alat pendiagnosa dan terapi radiasi. Beberapa diantaranya seperti Computed Tomography (CT scan) dan Positron Emission Tomography (PET). Baik CT scan, PET atau alat diagnosa lain tentu memiliki kekurangan. PET/CT dikembangkan untuk menyempurnakan citra dan kekurangan yang ada pada CT scan dan PET sebelumnya. Prinsip kerja PET/CT dalam mendeteksi sel kanker ialah pemetaan pada unsur yang digunakan. PET/CT mampu menghasilkan citra dengan kualitas yang lebih bagus dan memiliki lebih banyak kegunaan sehingga dapat diaplikasikan pada berbagai hal. Namun, terdapat beberapa kekurangan yakni adanya kemungkinan reaksi alergi pada pasien terhadap unsur yang digunakan, proses pencitraan memakan waktu lama hingga keterbatasan alat membuat biaya penggunaan alat ini menjadi mahal.1 A. Maulina. E. Mawarni. M. Tilla. N. Veronika. Kegunaan Radioisotop dalam Bidang Kedokteran dan Pertanian (2013).

2 V.U. Pietrzyk, Positron Emission Tomography-Physical Background and Applications, lihat pada http://www.medizinphysik.uni-wuppertal.de/download_home/Pietrzyk_habil_final_corrected.pdf3 Lihat pada http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/003330.htm4 Sunardi, Computed Tomography Scan (CT Scan) dan Magnetic Resonance Imaging (MRI) Pada Sistem Neurologis, lihat pada https://nardinurses.files.wordpress.com/2008/01/konsep-ct-scan-mri.pdf5 Z.H. Cho, J.K. Chan, L. Eriksson, Circular Ring Transverse Axial Positron Camera for 3-Dimensional Reconstruction of Radionuclide Distribution, IEEE Trans Nucl Sci, 23,613-622 (1976).6 S.E. Derenzo, H. Zaklad H, T.F. Budinger, Analytical Study of a Highresolution Positron Ring Detector System for Transaxial Reconstruction Tomography, J Nucl Med,16:1166-1173 (1975).

7 M.E. Phelps, E.J. Hoffman, N.A.Mullani, M.M. Ter-Pogossian, Application of Annihilation Coincidence Detection to Transaxial Reconstruction Tomography, J Nucl Med,16:210-224 (1975).

8 M.M. Ter-Pogossian, M.E. Phelps, E.J. Hoffman, N.A. Mullani, A Positron-Emission Transaxial Tomograph for Nuclear Imaging (PETT), Radiology,114:89-98 (1975). 9A.M.J. Paans, Positron Emission Tomography, lihat pada https://cas.web.cern.ch/cas/Pruhonice/PDF/DB2.pdf10 Gambar diambil dari http://unbeknownst.net/wp-content/uploads/2011/01/ctscanner.jpg11 Gambar diambil dari http://kumpulsore.blogspot.com/2013/12/pet-positron-emission-tomography.html12 Principles and Practice of PET/CT Part 113 R.Boellaard, M.J. ODoherty, FDG PET and PET/CT: EANM Procedure Guidelines for Tumour PET imaging: version 1.0. Eur J Nucl Med Mol Imaging DOI 10.1007-s00259-009-1297-4. 14SNM Guideline for Sodium 18F-Fluoride PET/CT Bone Scans.15 I. Sachelarie, K. Kerr, Integrated PET-CT: Evidence-Based Review of Oncology Indications, Psychiatric Times, http://www.psychiatrictimes.com (2005).16 Positron Emission Tomography - Computed Tomography (PET/CT) Page 1 of 8 (2014).17 Procedure Guideline for Tumor Imaging with 18F-FDG PET/CT 1.0

18 Principles and Practice of PET/CT part.

a)Electronic mail:[email protected]