makalah promkes

Upload: rendy-rentol

Post on 10-Oct-2015

159 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

promosi kesehatan

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar belakangPada zaman sekarang ini masalah di masyarakat sangat banyak. Baik yang ditimbulkan oleh masyarakat itu sendiri ataupun oleh lingkungan lingkungan yang ada di sekitarnya, misalnya lingkungan industri yang menghasilkan limbah yang berbahaya . Misalnya kurangnya keinginan untuk menjaga lingkungan agar tetap bersih dan sehat atau membuat lingkungan tetap asri. Yang sering kita lihat di masyarakat adalah mereka sering membuang sampah di lingkungan yang dekat dengan lingkungan dan juga tidak memperdulikan kelancaran aliran air parit di sekitar rumah mereka yang dapat menyebabkan berkembangbiaknya bibit bibit penyakit dan suatu saat akan menyerang manusia yang berada dilingkungan tersebut dan akibatnya dapat merugikan manusia itu sendiri.Oleh karena itu, kita harus mimiliki kesadaran bahwa kesehatan itu perlu, baik untuk diri sendiri mupun masyarakat pada umumnya. Sebagai orang yang lebih paham akan kesehatan, kita seharusnya melakukan advokasi kepada masyarakat agar tercipta lingkungan yang bersih dan sehat.Tentunya dalam melakukan advokasi kesehatan kepada masyarakat kita harus memahami bagaimana cara menyampaikannya, salah satunya adalah dengan komunikasi. Di dalam menyampaikan komunikasi tidak mudah apalagi menyangkut dengan komunikasi yang berhunbungan dengan kesehatan, maka dari itukita harus memahami bagaimana berkomunikasi yang baik, agar apa yang kita sampaikan kepada masyarakat mudah dipahami. Oleh karena itu, makalah ini bertujuan untuk memberi kita pehamaman tentang advokasi kesehatan dan komunikasi kesehatan.Penulis menulis makalah tentang advokasi pendidikan kesehatan dan komunikasi kesehatan untuk menambah wawasan. Dengan kita mengetahui dan memahamikedua hal tersebut, akan memudahkan kita dalam melakukan promosi pendidikan kesehatan kepada masyarakat. Di dalam makalah ini akan dijelaskan tentang landasan komunikasi kesehatan, pengertian komunikasi, komponen komunikasi kesehatan, unsur - unsur komunikasi kesehatan, cakupan komunikasi kesehatan, tujuan komunikasi kesehatan, manfaat mempelajari komunikasi kesehatan, macam media komuniksi, komunikasi dalam advokasi, pengertian advokasi, proses dan arah advokasi, arus komunikasi advokasi kesehatan, prinsip-prinsip dan tujuan advokasi, kegitan kegiatan advokasi / metode dan tekhnik advokasi, argumentasi untuk advokasi, langkah langkah advokasi, indikator advokasi, unsur-unsur advokasi, pendekatan utama advokasi

B. Tujuan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:1. Untuk memahami apa yang dimaksud dengan komunikasi ?2. Untuk mengetahuai apa saja komponen komunikasi kesehatan?3. Untuk mengetahui apa saja unsur - unsur komunikasi kesehatan?4. Untuk mengetahui apa saja cakupan komunikasi kesehatan?5. Untuk mengetahui tujuan komunikasi kesehatan?6. Untuk mengetahui apa saja manfaat mempelajari komunikasi kesehatan?7. Untuk mengetahui macam media komuniksi?8. Untuk mengetahui komunikasi dalam advokasi?9. Untuk mengetahui pengertian advokasi?10. Untuk mengetahui proses dan arah advokasi?11. Untuk mengethui arus komunikasi advokasi kesehatan?12. Untuk mengetahui prinsip-prinsip dan tujuan advokasi?13. Untuk mengetahui apa kegitan kegiatan advokasi / metode dan tekhnik advokasi,?14. Untuk mengetahui apa saja argumentasi untuk advokasi?15. Untuk mengetahui apa saja langkah langkah advokasi?16. Untuk mengetahui apa saja indikator advokasi?17. Untuk mengetahui apa saja unsur-unsur advokasi?18. untuk mengetahui apa saja pendekatan utama advokasi?C. ManfaatAdapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:1. Menambah wawasan kepada mahasiswa/i jurusan kesehatan lingkungan untuk mengetahui lebih mendalam tentang komunikasi kesehatan, serta advokasi dalam promosi kesehatan.BAB IIDASAR TEORIA. Komunikasi1. Landasan Komunikasi KesehatanDalam Undang-undang Kesehatan nomor 23 tahun 1992 pasal 63 dijelaskan perlunya pengembangan Sistem Informasi Kesehatan yang mantap agar dapat menunjang sepenuhnya pelaksanaan manajemen dan upaya kesehatan dengan menggunakan teknologi dari yang sederhana hingga yang mutakhir disemua tingkat administrasi kesehatan. Sistem Informasi Kesehatan dikembangkan terutama untuk mendukung manajemen kesehatan. Pendekatan sentralistis di waktu lampau menyebabkan tidak berkembangnya manajemen kesehatan di unit-unit kesehatan dan di Daerah. Manajemen memang akan berkembang dengan baik pada saat suatu unit atau Daerah diberi kewenangan untuk mengurus dirinya sendiri (otonom).Dengan kurang jelasnya manajemen kesehatan diwaktu lampau, maka kebutuhan informasi dan datanya pun menjadi tidak jelas pula.Oleh karena itu, tahun 2001 yang merupakan awal pelaksanaan Otonomi Daerah dapat dianggap sebagai momentum yang tepat untuk mulai mengembangkan kembali Sistem Informasi Kesehatan. Mendukung hal tersebut maka pada tahun tersebut di terbitkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 551/Menkes/SK/V/2002 tentang Kebijakan dan Strategi Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS). Seiring dengan pesatnya perkembangan di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT) maka pada tahun 2003 dikeluarkan Instruksi Presiden RI Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengem-bangan egovernment. Kemudian dijabarkan lagi melalui surat Keputusan Menteri Informasi & Komunikasi nomor 56/KEP/M.KOMINFO/12/2003 tentang Panduan Manajemen Sistem Dokumen Elektronik (versi 1.0) dan Surat Keputusan Kepala Badan Administrasi Negara Nomor 239/IX/6/8/ 2003 tentang Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

2. Pengertian Komunikasi Komunikasi adalah "suatu proses dalam mana seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa nonverbal Kata atau istilah komunikasi (dari bahasa Inggris communication),secara etimologis atau menurut asal katanya adalah dari bahasa Latin communicatus, dan perkataan ini bersumber pada kata communis Dalam kata communis ini memiliki makna berbagi atau menjadi milik bersama yaitu suatu usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna.Komunikasi secara terminologis merujuk pada adanya proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Jadi dalam pengertian ini yang terlibat dalam komunikasi adalah manusia. Bahwa komunikasi manusia adalah proses yang melibatkan individu-individu dalam suatu hubungan, kelompok, organisasi dan masyarakat yang merespon dan menciptakan pesan untuk beradaptasi dengan lingkungan satu sama lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa nonverbal Sedangkan komunikasi kesehatan adalah study yang mempelajari bagaimana menggunakan strategi komunikasi untuk menyebarluaskan informasi kesehatan yang dapat mempengaruhi individu dan komunitas agar mereka dapat membuat keputusan yang tepat berkaitan dengan pengelolaan kesehatanStudi yang menekankan peranan teori komunikasi yang dapat digunakan dalam penelitian dan praktek yang berkaitan dengan promosi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan. Proses untuk mengembangkan atau membagi pesan kesehatan kepada audiens dengan maksud mempengaruhi pengetahuan, sikap dan keyakinan mereka tentang pilihan perilaku hidup sehat. Komunikasi kesehatan meliputi informasi tentang pencegahan penyakit, promosi kesehatan, kebijaksanaan pemeliharaan kesehatan, regulasi bisnis dalam bidang kesehatan, yang sejauh mungkin mengubah dan membaharui kualitas individu dalam suatu komunitas atau masyarakat dengan mempertimbangkan aspek ilmu pengetahuan dan etika.

3. Komponen Komunikasi KesehatanKomunikator adalah orang atau lembaga yang menyampaikan pesan.Pesan adalah pernyataan yang didukung oleh lambang yang mempunyai arti, contohnya bias berupa slogan tentang hidup sehat dan lain-lain.Komunikan adalah orang yang menerima pesan. Komunikan bias berupa manyarakat maupun lembaga tertentu yang bertanggung jawab atas peningkatan derajat kesehatan masyarakat.Media adalah sarana atau saluran yang mendukung proses penyampaian pesan. Media dimaksud bias berupa media cetak maupun elektronik yang dahulu biasa dilakukan dengan kegiatan penyuluhan.Efek adalah dampak atau akibat yang ditimbulkan oleh pesan . efek atau dampak ialah nilai ketercapaian kita dalam penyanpaian pesan. Nilai baik maupun sebaliknya tergantung cara kita dalam menyampaikan pesan tersebut.

4. Unsur - Unsur Komunikasi KesehatanDalam proses komunikasi ada tiga unsur yang mutlak harus dipenuhi karena merupakan suatu bentuk kesatuan yang utuh dan bulat . Bila salah satu unsur tidak ada , maka komunikasi tidak akan pernah terjadi . Dengan demikian , setiap unsur dalam komunikasi itu memiliki hubungan yang sangat erat dan selaing ketergantungan satu dengan lainnya . Artinya , keberhasilan komunikasi ditentukan oleh semua unsur tersebut. Unsur - unsur komunikasi yaitu :1. Komunikator / pengirim / sender.Merupakan orang yang menyampaikan isi pernyataannya kepada komunikan. Komunikator bisa tunggal, kelompok, atau organisasi pengirim berita. Komunikator bertanggung jawab dalam hal mengirim berita dengan jelas, memilih media yang ocok untuk menyampaikan pesan tersebut, dan meminta kejelasan apakah pesan telah diterima dengan baik. Untuk itu, seorang komunikator dalam menyampaikan pesan atau informasi harus memperhatikan dengan siapa dia berkomunikasi, apa yang akan dia sampaikan, dan bagaimana cara menyampaikannya.2. Komunikan / penerima / receiver.Merupakan penerima pesan atau berita yang disampaikan oleh komunikator. Dalam proses komunikasi, penerima pesan bertanggung jawab untuk dapat mengerti isi pesan yang disampaikan dengan baik dan benar . Penerima pesan juga memberikan umpan balik kepada pengirim pesan untuk memastikan bahwa pesan telah diterima dan dimengerti secara sempurna .3. Saluran / media / channel . Merupakan saluran atau jalan yang dilalui oleh isi pernyataan komunikator kepada komunikan dan sebaliknya. Pesan dapat berupa kata - kata atau tulisan, tiruan, gambaran atau perantara lain yang dapat digunakan untuk mengirim melalui berbagai channel yang berbeda seperti telepon, televisi, fax, photo copy, email, sandi morse, semaphore, sms, dan sebagainya. Pemilihan channel dalam proses komunikasi tergantung pada sifat berita yang akan disampaikan

Dari berbagai definisi dapat disimpulkan bahwa komunikasi kesehatan meliputi unsur unsur:1.Proses komunikasi manusia (human communication) demi mengatasi masalah kesehatan. Komunikasi yang sama dengan komunikasi pada umumnya, yaitu ada komunikator kesehatan, komunikan, pesan, media, efek, ada konteks komunikan kesehatan. Beroperasi pada level atau konteks komunikasi antar personal, kelompok, organisasi, publik dan komunikasi masa. Belajar memanfaatkan strategi komunikasi. Belajar tentang peranan teori komunikasi dalam penelitian dan praktek yang berkaitan dengan promosi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan. Penyebar luasan informasi tentang kesehatan.2.Keterpengaruhan dari individu dan komunitas dalam pembuatan keputusan yang berkaitan dengan kesehatan. Pemanfaatan media dan tehnologi komunikasi dan tehnologi informasi dalam penyebarluasan informasi kesehatan. Pengubahan kondisi yang kondusif yang memungkinkan tumbuhnya kesehatan manusia dan lingkungannya. Variasi interaksi dalam kerja kesehatan misalnya komunikasi dengan pasien diklinik, self help groups, mailings, hotlines, kampanye media massa hingga penciptaan peristiwa. Pendidikan kesehatan.

5. Cakupan komunikasi kesehatan.Banyak sekali teori, modal dan perspektif mengenai komunikasi kesehatan. Namun semua model teoritik maupun praktis itu meliputi :1.Komunikasi persuasif dan komunikasi yang berdampak pada perubahan perilaku kesehatan.2.Faktor-faktor psikologis individual yang mempengaruhi persepsi terhadap kesehatan.: Stimulus ( objek persepsi ) > sense organ dan pemaknaan stimulus ( respons ). Bagaimana mengorganisir stimulus >berdasarkan aturan, skemata dan label. Interpretasi dan evaluasi berdasarkan pengetahuan, pengalaman dan lain- lain Memory dan Recall.3.Pendidikan kesehatan ( health education ) yang bertujuan Memperkenalkan perilaku hidup sehat melalui informasi dan pendidkan kepada individu dengan menggunakan aktivitas material maupun terstruktur. Cakupan pendidikan kesehatan meliputi : Jenis pendidikan profesional dibidang kesehatan (kurikulum dll ). Penjenjangan pendidikan profesi. Pelatihan profesional ( jenis, jenjang dan kurikulum) Pendidikan masyarakat ( informal ).4.Pemasaran sosial yang bertujuan untuk memperkenalkan atau mengubah perilaku positif melalui prinsip-prinsip pemasaran dengan mengintervensi informasi kesehatan yang bermanfaat bagi komunitas.5.Penyebarluasan informasi kesehatan melalai media ( sosialisasi , informasi, pendidikan, hiburan, opini, pemberitaan dll )6.Advokasi, pendampingan melalui komunitas, kelompok atau media massa yang bertujuan untuk memperkenalkan : Kebijakan. Peraturan. Program-program untuk memperbaharui kesehatan.7.Resiko komunikasi bertujuan untuk menyebar luaskan informasi yang benar mengenai resiko yang dihadapi oleh masyarakat terhadap informasi mengenai kesehatan termasuk dampak penggunaan informasi yang salah mengenai kesehatan, dan mengusulkan cara-cara utk mengatasi kesalahan informasi.8.Komunikasi dengan pasien meliputi informasi utk seorang individu misalnya informasi yang berkaitan dengan kondisi kesehatan individu, bagaimana memaksimalkan perawatan, pemberian terapi, atau penyampaian pendekatan alternatif, termasuk dalam tema ini adalah bgm melayani pasien secara komunikatif.9.Informasi kesehatan untuk para konsumen ---- satu aktivitas komunikasi yang ditujukan kepada para individu- konsumen demi membantu individu untuk memahami kesehatan individu, bgm individu membuat keputusan yang berkaitan dengan kesehatan individu, kesehatan keluarga, misalnya berhubungan dengan penyedia jasa kesehatan, asuransi kesehatan atau aspek pemeliharaan kesehatan jangka panjang.10.Merancang health entertain atau hiburan yang didalamnya mengandung informasi kesehatan, yang meliputi pilihan jenis hiburan yang dijadikan sebagai event utk mengomunikasikan tema-tema mengenai kesehatan individu maupun keshatan masyarakat.11.Komunikasi kesehatan yang interaktif yakni komunikasi kesehatan yang dilakukan melalui media intreaktif sehingga terjadinya dan diskusi antara sumber dengan penerima melalui media massa.12.Strategi komunikasi yang menjadi desain pilihan : Komunikasi kesehatan. Pesan-pesan kesehatan. Media kesehatan. Komunikasi keshatan ( audiens sasaran komunikasi) Mereduksi hambatan komunikasi. Menentukan atau memilih konteks komunikasi kesehatan.

6. Tujuan Komunikasi Kesehatan1. Tujuan strategis Pada umumnya program-program yang berkaitan dengan komunikasi kesehatan yang dirancang dalam bentuk paket acara atau paket modul dapat berfungsi untuk :1. Relay information, meneruskan informasi kesehatan dari suatu sumber kepada pihak lain secara berangkai ( hunting ).2. Enable informed decision making memberikan informasi akurat untuk memungkinkan pengambilan keputusan.3. Promote peer information exchange and emotional support mendukung pertukaran pertama dan mendukung secara emosional pertukaran informasi kesehatan.4. Promote healthy behavior informasi untuk memperkenalkan perilaku hidup sehat.5. Promote self care memperkenalkan pemeliharaan kesehatan diri sendiri.6. Manage demand for health services memenuhi permintaan layanan kesehatan.2. Tujuan praktis secara praktis tujuan khusus komunikasi kesehatan itu meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui beberapa usaha pendidikan dan pelatihan agar dapat :1.Meningkatkan pengetahuan yang mencakup : Prinsip-prinsip dan proses komunikasi manusia . Menjadi komunikator yang memiliki etos, patos ,logos kredibilitas dll. Menyusun pesan verbal dan non verbal dalam komunikasi mkehatan. Memilih media yang sesuai dengan konteks komunikasi kesehatan. Menentukan segmen komunikasi yang sesuai dengan konteks komunikasi kesehatan. Mengelola umpan balik atau dampak pesan kesehatan yang sesuai dengan kehendak komunikator dan komunikan. Mengelola hambatan-hambatan dalam komunikasi kesehatan. Mengenal dan mengelola konteks komunikasi kesehatan. Prinsip-prinsip riset.2.Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan Berkomunikasi efektif. Praktis berbicara, berpidato, memimpin rapat, dialog, diskusi, negosiasi, menyelesaikan konflik, menulis, membaca, wawancara, menjawab pertanyaan, argumentasi dll.3.Membentuk sikap dan perilaku berkomunikasi.berkomunikasi yang menyenangkan, empati. berkomunikasi dengan kepercayaan pada diri. menciptakan kepercayaan publik dan pemberdayaan publik. membuat pertukaran gagasan dan informasi makin menyenangkaqn. memberikan apresiasi terhadap terbentuknya komunikasi yang baik.

7. Manfaat Mempelajari Komunikasi Kesehatan 1. Memahami interaksi antara kesehatan dengan perilaku individu .2.Meningkatkan kesadaran kita tentang isu kesehatan.Ini berkaitan dengan level penyelenggaraan komunikasi kesehatan yakni pada level: komunikasi antar personal ( antara dua atau tiga orang partisipan komunikasi kesehatan ).kelompok kecil atau komunitas sosial maupun kulturak.organisasi.massa.3. Sebagai tindak lanjut dari kesadaran tsb kita dapat melakukan strategi intervensi pada tingkat komunitas.4. Menghadapi disparitas pemeliharaan kesehatan antar etnik atau antar ras dalam suatu masyarakat.5. Menampilkan ilustrasi ketrampilan, menggambarkan berbagai jenis ketrampilan utk memelihara kesehatan pencegahan, advokasi atau sistem layanan kesehatan kepada masyarakat.6. Menjawab permintaan terhadap layanan kesehatan, tujuan kita mempelajari komunikasi kesehatan agar kita dapat mengetahui in formasi tentang kesehatan, layanan kesehatan dll.7. Memperkuat infrastruktur kesehatan masyarakat dimasa yang akan datang.8. Memperbaharui peranan para profesional dibidang kesehatan masyarakat.9. Memperbaharui kepustakaan tentang komunikasi kesehatan dengan memberikan informasi kesehatan.Mengelola pesan dalam komunikasi kesehatan.Hakekat pesan yakni :1.Isi (content) pesan (message) merupakan basis dari pengaruh komunikator (juga media), inilah yang paling utk dipelajari.2.Isi pesan dirancang secara cermat oleh perancang, produser, penulis, editor utk mempengaruhi audiens.3. Isi pesan tidak selalu terikat pada hal yang benar tetapi juga pada isu yang tidak benar.4. Studi tentang isi pesan mendorong kita utk meramalkan dampak terhadap audiens.Yang dimaksud dengan content/isi informasi (pesan) kesehatan :1. Content/isi adalah kelengkapan jumlah (kuantitas) dan kualitas informasi verbal dan visual mengenai kesehatan yang didistribusikan oleh komunikator atau media.2.Jumlah/kuantitas isi itu merujuk pada jumlah waktu yang digunakan dalam detik, menit, jam untuk memuat berita, film dan lain-lain. Atau jumlah kolom surat kabar/majalah yang memuat berita, opini, gambar, cerpen, berita daerah, kolom, feature, dalam satu kali terbitan.3. Kualitatif merujuk pada mutu, kualitas isi, penampilan faktual, pemerolehan berita, daya guna sebuah berita, fakta, keabsahan, metode dan tehnik pengolahan.

Kategori fungsi isi pesan1.Fungsi mengawasi lingkungan, memperingatkan ancaman dan bahaya tentang dunia disekeliling kita , memperingatkan bahaya penyakit menular, bahasa hiv/aids dll.2.Fungsi korelasi, melalui tajuk dan propaganda sehingga membuat audiens menghubungkan peringatan tersebut dengan pengawasan lingkungan diatas.3.Transmisi, isi mengalihkan norma masyarakat dalam berbagai cara.4.Hiburan, manusia normal berpikir bahwa mereka butuh hiburan, santai, humor. Isi pesan bisa dirancang sedemikian rupa untuk menampilkan juga aspek hiburan agan audiens menikmati.Memahami dan memakai pesan verbal dalam komunikasi kesehatan.Dalam komunikasi verbal artinya pesan-pesan disampaikan dlm bentuk verbal berupa kata-kata yang diucapkan(vokal), ditulis (visual).1. Penggunaan bahasa secara pragmatis.Seorang komunikator kesehatan hendaklah memperhatikan kebiasaan dan kepraktisan bahasa dikalangan ibu-ibu desa yang berkunjung dipuskesmas, bapak-bapak nelayan dipantai, para gadis dipasar umum, orang-orang yang berada dalam perjalanan dll.2. Ingat variasi berbahasa Dalam komunikasi kesehatan, apalagi dalam situasi antar budaya, hendaklah kita memperhatikan beberapa variasi berbahasa yang bersumber pada : dialek.masing-masing daerah mempunyai dialek utk menerangkan kata atau istilah lokal. aksen. Menunjukan kehasan tekanan dalam ucapan bahasa lisan.3. Struktur pesan.Ditunjukan dengan :-Pola penyimpulan (tersirat atau tersurat).-Pola urutan argumentasi (mana yang lebih dahulu).-Argumentasi (yang disenangi atau tidak disenangi), pola obyektivitas (satu sisi atau dua sisi).4. Gaya pesan (bahasa).Gaya pesan merupakan variasi linguistik dalam penyampaian pesan dengan:-Pengulangan.-Mudah dimengerti.-Perbendaharaan kata.-Kemampuan menggunakan gaya bahasa. 5.Daya tarik pesan.Yang dimaksud dengan daya tarik pesan (message appeals) mengacu pada motif-motif psikologi yang dikandung pesan yakni : rasional emosional. fear appeals (daya tarik ketakutan) reward appeals (daya tarik ganjaran).

8.Macam Media KomuniksiMedia komunikasi dapat dibedakan menjadi 3 yaitu :1. Media komunikasi audio adalah suatu alat komunikasi yang dapat ditangkap melalui alat pendengaran. Contoh : telepon, radio dan tape recorder2. Media komunikasi visual adalah alat komunikasi yang ditangkap melalui alat penglihatan. Contoh : surat, transparansi dan chart3. Media komunikasi audio visual adalah alat komunikasi yang dapat dilihat dan dapat didengar. Contoh : VCD, televisi, internetPengolongan media komunikasi kesehatan Pengolongan media komunikasi kesehatan ini dapat ditinjau dari berbagai aspek antara lain:a) Berdasarkan bentuk umum pengunaannya:Berdasarkan pengunaan media promosi dalam rangka promosi kesehatan, dibedakan menjadi:a. Bahan bacaan : modul, buku rujukan/bacaan, folder,leaflet, majalah, buletin, dan sebagainya.b. Bahan peragaan : foster tunggal, poster seri, flipchart, tranparan, slide, film, dan sebagaianyab) Berdasarkan cara produksi:Berdasarkan cara produksinya, media promosi kesehatan dikelompokkan menjadi:a. Media cetak, yaitu media statis dan mengunakan pesan pesan visual. Media cetak pada umumnya terdiri dari gambaran sejumlah kata, gambar atau foto dalam tata warna, seperti mposter, leaflet, brosur, majalah, surat kabar, lembar balik, stiker, dan pamflet.b. Media elektronika yaitu suatu media bergerak dan dinamis, dapat dilihat dan didengar dalam menyampaikan pesannya melalui alat bantu eletronika, seperti TV, radio, film, video film, CD, VCDc. Media luar ruangan yaitu media yang menyampaikan pesannya di luar ruang secara umum melalui media cetak dan eletronika secara statis, misalnya papan reklame, spanduk, pameran, banner, TV layar lebar.

9. Komunikasi Dalam AdvokasiUraian sebelumnya telah disebutkan bahwa advokasi adalah berkomunikasi dengan para pengambil keputusan atau penentu kebijakan. Oleh sebab itu advokasi di sektor kesehatan adalah komunikasi antara para pejabat atau petugas kesehatan di semua tingkat dan tatanan dengan para penentu kebijakan ditingkat atau tatanan tersebut. Dengan demikian maka sasaran komunikasi atau komuniaknnya secara struktural lebih tinggi daripada komunikator, atau paling tidak yang setingkat. Dengan perkataan lain arah komunikasinya dalah vertikal dan horizontal. Dengan demikian maka bentuk komunikasi adalah lebih berat pada komunikasi interpersonal (interpersonal communication).Keberhasilan komunikasi interpersonal dalam advokasi sangat ditentukan oleh efektivitas komunikasi para perugas kesehatan dengan para pembuat atau penentu kebijakan tersebut. Selanjutnya untuk menghasilkan komunikasi yang efektif diperlukan prakondisi antara lain sebagai berikut :1. Atraksi InterpersonalAtraksi intrapersonal adalah daya tarik seseorang atau sikap positif pada seseorang yang memudahkan orang lain untuk berhubungan atau berkomunikasi dengannya. Atraksi interpersonal ditentukan oleh factor sebagai berikut:a. Daya tarikDaya tarik ini sangat ditentukan sikap dan perilaku orang terhadap orang lain. Oleh sebab itu daya tarik pun dapat dipelajari misalnya, dengan membiasakan senyum terhadap setiap orang, berpikir positif terhadap orang lain, dengan sebagai berikut.b. Percaya diri.Percaya diri bukan berarti menyombongkan diri, melainkan suatu perasaan bahwa ia mempunyai kemampuan atau menguasi ilmu atau pengalaman dibidangnya. Oleh sebab itu agar percaya diri harus mendalami pengetahuan teoritis lapangan tentang bidangnya, terutama program yang akan dikomunikasikannya.c. KemampuanHal ini berkaitan dengan percaya diri. Orang yang mau melakukan tugas-tugasnya,ia akan lebih percaya diri.d. Familiarity.Artinya petugas kesehatan yang sering muncul atau hadir dalam event tertentu, misalnya rapat, pertemuan informal,seminar, dansebagainya, akan lebih pamiliar, termasuk dalam kalangan pemuda setempat atau bupati.e. Kedekatan (proximity)Artinya menjalin hubungan baik atau kekeluargaan dengan para pejabat atau keluarga pejabat setempat adalah factor yang penting untuk melakukan advokasi.2. Perhatian.Sasaran komunikasi (komunikan) dalam advokasi adalah para pembuat kepurusan atau penentu kebijakan. Para pembuat atau penentu kebijakan di semua tingkatan dan tatanan, secara struktural lebih tinggi atau yang sederajat dengan petugas/ pejabat kesehatan pada lingkup atau tatanan yang sama. Seperti telah disebutkan di atas tujuan utama advokasi adalah memperoleh komitmen atau dukungan kebijakan dari para pembuat keputusan. Untuk memberikan komitmen dan dukungan terhadap sesuatu pertama kali ia harus mempunyai perhatian terhadap sesuatu tersebut.Berdasarkan teori psikologis ada dua factor yang mempengaruhi perhatian seseorang, yaitu factor internal dan factor eksternal. Factor internal adalah factor yang berasal dalam diri orang itu sendiri. Factor internal terdiri dari, faktor biologis (biologis,seks), dan factor psikologis (pengetahuan, sikap, motivasi, kebiasaan, kemauan, kebutuhan, dan sebagainya). Oleh sebab itu, apabila kita akan melakukan advocacy atau berkomunikasi dengan para pejabat tersebut kita harus melaluinya dengan hal hal yang berkaitan dengan minat, kebiasaan atau kebutuhan mereka. Kebutuhan seorang pejabat pada umumnya telah sampai pada taraf kebutuhan yang paling tinggi, yakni aktualisasi diri (Abraham Maslow). Maka dengan memberi dukungan terhadap sektor kesehatan, yang akan berdampak terhadap prestasi atau keberhasilan pembangunan di wilayahnya, dan akhirnya memperoleh penghargaan adalah merupakan salah satu bentuk aktualisasi diri.3. Intesitas komunikasiArtinya pesan atau imformasi yang akan disampaikan melalui peruses komunikasi advokasi adalah program-program kesehatan yang akan dimintakan kometmen atau dukungan nya dari pada para pembuat keputusan tersebut. Oleh sebab itu agar komunikasi advokasi efektif, maka program yang ingin didukung dengan pejabat harus sering dikomunokasikan melalui berbagai kesempatan atau pertemuan, baik pertemuan formal atau informal,melalui seminar dan sebagainya.4. Visualisasi.Seperti telah disebutkan di atas, untuk memperileh perhatian dari para pembuat atau penentu kebijakan, maka pesan-pesan atau program-program kesehtan yang kita tawarkan harus mempunyai intestas tinggi. Disamping itu impormasi atau pesan yang menarik perlu divisualisasi dalam media, khususnya media interpersonal.media interpersonal yang paling efektif dalam rangka komunikasi advokasi adalah flip chard, booklet, slidi atau video cassette. Pesan tersebut berdasarkan fakta-fakta yang diilustrasikan melaluigrafik, table, gambar, atau foto.

B. Advokasi1. Pengertian AdvokasiAdvokasi secara harfiah berarti pembelaan, sokongan atau bantuan terhadap seseorang yang mempunyai permasalahan. Istilah advokasi mula mula digunakan dibidang hokum atau pengadilan. Advokasi dalam kesehatan diartikan upaya untuk memperoleh pembelaan, bantuan, atau dukungan terhadap program kesehatan .Menurut Wobster Encyclopedia advokasi adalah act of pleading for supporting or recommending active espousal atau tindakan pembelaan, dukungan, atau rekomendasi : dukungan aktif menurut ahli retorika ( foss and foss, et al : 1980 ) Advokasi diartikan sebagai upaya persuasi yang mencakup kegiatan : penyadaran, rasionalisasi, argumentasi dan rekomendasi tindak lanjut mengenai sesuatu hal .Menurut Johns Hopkins ( 1990 ) Advokasi adalah usaha untuk mempengaruhi kabijakan publik melalui bermacam macam bentuk komunikasi persuasip . Dari beberapa catatan tersebut, dapat disimpulkan secara ringkas, bahwa advokasi adalah upaya atau proses untuk memperoleh komitmen , yang dilakukan secara persuasip dengan menggunakan informasi yang akurat dan tepat .

2. Proses Dan Arah AdvokasiIstilah advocacy (adpokasi) mulai digunakan dalam program kesehatan masyarakat pertama kali oleh WHO pada tahun 1984, sebagai salah satu strategi global pendidikan atau promosi kesehatan. WHO merumuskan, bahwa dalam mewujudkan visi dan misi pendidikan/promosi kesehatan secara efektif menggunakan 3 strategi pokok, yaitu:a. Advocacy (advokasi)b. Social support (dukungan social) c. Empowerment (pemberdayaan masyarakat)Strategi global ini dimaksudkan bahwa, pelaksanaan program kesehatan masyarakat antara lain sebagai berikut : 1. Melakukan pendekatan lobying dengan para pembuat keputusan setempat, agar mereka menerima commited, dan akhirnya mereka bersedia mengeluarkan kebijakan, atau keputusan-keputusan untuk membantu atau mendukung program tersebut. Dalam pendidikan kesehatan para pembuat keputusan, baik di tingkat pusat maupun daerah, disebut sasaran tersier.2. Melakukan pendekatan dan pelatihan-pelatihan kepada tokoh para masyarakat setempat, baik tokoh masyarakat formal maupun informal. Tujuannya agar para tokoh masyarakat setempat mempunyai kemampuan seperti yang diharapkan program, dan dapat membantu menyebarkan informasi program atau melakukan penyuluhan kepada masyarakat dan agar para toma berfikir positif sehingga dapat dicontoh oleh masyarakat dan hal ini merupakan sasaran sekunder pendidikan kesehatan.3. Petugas kesehatan bersama-sama tokoh masyarakat melakukan kegiatan penyuluhan kesehatan, konseling melalui berbagai kesempatan dan media. Tujuan dari kegiatan ini untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat untuk hidup sehat. Oleh sebab itu kegiatan ini disebut pemberdayaan atau empowerment. Masyarakat umum yang menjadi sasaran utama dalam setriap program kesehatan ini disebut sasaran primer.

3. Arus Komunikasi Advokasi Kesehatan

Komunikasi dalam rangka advokasi kesehatan memerlukan kiat khusus agar komunikasi tersebut efektif . Kiat kiat agar komunikasi advokasi efektif antara lain sebagai berikut:1. Jelas ( clear ) : pesan yang akan disampaikan kepada sasaran harus disusun sedemikian rupa sehingga jelas , baik isinya maupun bahasa yang digunakan 2. Benar ( correct ) : apa yang disampaikan ( pesan ) harus didasarkan kepada kebenaran .3. Konkret ( concrete ) : apabila petugas kesehatan dalam advokasinya mengajukan usulan program yang dimintakan dukungan dari pejabat terkait , maka harus dirumuskan dalam bentuk yang kongkrit ( bukan kira kira ) atau dalam bentuk oprasional .4. Lengkap ( complete ) : timbulnya kesalah pahaman atau mis komunikasi adalah karena belum atau tidak lengkapnya pesan yang disampaikan kepada orang lain .5. Ringkas ( concise ) : pesan komunikasi harus lengkap , tetapi padat , tidak bertele tele.6. Meyakinkan ( convince ) : Agar komunikasi advokasi kita diterima oleh para pejabat , maka harus meyakinkan .7. Kontekstual ( contextual ) : advokasi kesehatan hendaknya bersipat kontekstual , artinya pesan atau program yang akan di apokasikan harus diletakkan atau dikaitkan dengan masalah pembangunan daerah yang bersangkutan .8. Berani ( courage ) : seorang petugas kesehatan yang akan melakukan advokasi kepada para pejabat , harus mempunyai keberanian berargumentasi dan berdiskusi dengan para pejabat yang bersangkutan .9. Hati hati ( coutious ) : meskipun berani , tetapi harus berhati hati dan tidak boleh keluar dari etika berkomunikasi dengan para pejabat , hindari sikap menggurui para pejabat yang bersangkutan .10. Sopan ( courtous ) : disamping hati hati , advokator harus bersikap sopan , baik sopan dalam tutur kata maupyn penampilan pisik , termasuk cara berpakaian .

4. Prinsip-Prinsip Dan Tujuan AdvokasiAdvokasi tidak hanya sekedar melakukan lobby politik,tetapi mencakup kegiatan persuasif ,memberikan semangat dan bahkan sampai memberikan pressure atau tekanan kepada para pemimpin institusi.Advokasi tidak hanya dilakukan individu,tetapi juga oleh kelompok atau organisasi,maupun masyarakat. Tujuan utama advokasi adalah untuk mendorong kebijakan publik seperti dukungan tentang kesehatan. Dengan demikian dapat disimpuilkan bahwa advokasi adalah kombinasi antara pendekatan atau kegiatan individu dan social,untuk memperoleh komitmen politik,dukungan kebijakan ,penerimaan social, dan adanya sistem yang mendukung terhadap suatu program atau kegiatanAdvokasi adalah kombinasi antara pendekatan atau kegiatan individu dan sosial, untuk memperoleh komitmen politik, dukungan kebijakan, penerimaan sosial, dan adanya sistem yang mendukung terhadap suatu program kesehatan. Untuk mencapai tujuan advokasi ini, dapat diwujudkan dengan berbagai kegiatan atau pendekatan. Untuk melakukan kegiatan advokasi yang efektif memerlukan argumen yang kuat. Oleh sebab itu, prinsip-prinsip advokasi ini akan membahas tentang tujuan, kegiatan, dan argumentasi-argumentasi advokasi.Dari batasan advokasi, secara inklusif terkandung tujuan-tujuan advokasi, yakni : political commitment, policy support, social acceptance, and system support.1. Political Commitment (Komitmen politik)Komitmen para pembuat keputusan atau penentu kebijakan di tingkat dan di sector mana pun sangat diperlukan terhadap permasalahan kesehatan dan upaya pemecahan permasalahan kesehatan. Pembangunan masional tidak terlepas dari pengaruh kekuasaan politik yang sedang berjalan. Oleh sebab itu pembangunan di sector kesehatanjuga tidak terlepas dari kondisi dan situasi politik pada saat ini. Baik kekuasaan eksekutif maupun legislative di Negara mana pun ditentukan oleh proses politik, terutama hasil pemeliharaan umum pada waktu yang lampau. Seberapa jauh komitmen politik para eksekutif dan legislative terhadap masalah kesehatan masyarakat, ditentukan oleh pemahaman mereka terhadap masalah-masalah kesehatan.Demikian pula seberapa jauh mereka mengalokasikan anggaran pembangunan nasional bagi pembangunan sector kesehatan, juga tergantung pada cara pandang dan kepedulian (concern) mereka terhadap kesehatan dalam konteks pembangunan nasional. Oleh sebab itu untuk meningkatkan komitmen para eksekutif dan legislative terhadap kesehatan perlu advokasi kepada mereka. Komitmen public ini dapat diwujudkan antara lain dengan pernyataan-pernyataan, baik secara lisan maupun tulisan, dari para pejabat eksekutif maupun legislative, mengenai dukungan atau persetujuan terhadap isu-isu kesehatan.Misalnya pembahasan tentang naiknya anggaran untuk sector kesehatan, pembahasan rencana undang-undang lingkungan oleh parlemen, dan sebagainya. Contohnya konkret di Indonesia antara lain pencanangan Pekan Imunisasi Nasional oleh Presiden, pencanangan atau penandatanganan deklarasi Indonesia Sehat 2010 oleh Presiden. Hal ini semua merupakan keputusan public yang harus didukung oleh semua pejabat lintas sektoral di semua administrasi pemerintahan.2. Policy Support (Dukungan kebijakan)Dukungan konkret yang diberikan oleh para pimpinan institusi di semua tingkat dan di semua sector yang terkait dalam rangka mewujudkan pembangunan di sector kesehatan. Dukungan politik tidak akan berarti tanpa dikeluarkannya kebijakan yang konkret dari para pembuat keputusan tersebut. Oleh sebab itu, setelah adanya komitmen politik dari para eksekutif maka perlu ditindaklanjuti dengan advocacy lagi agar dikeluarkan kebijakan untuk mendukung program yang telah memperoleh komitmen politik tersebut. Dukungan kebijakan ini dapat berupa undang-undang, peraturan pemerintah atau peraturan daerah, surat keputusan pimpinan institusi baik pemerintah maupun swasta, instruksi atau surat edaran dari para pemimpin lembaga/institusi, dan sebaginya. Misalnya kasus di Indonesia, dengan adanya komitmen politik tentang Indonesia Sehat 2010, maka jajaran Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial harus menindak lanjutinya dengan upaya memperoleh dukungan kebijakan dengan adanya PP, Kepres, termasuk juga kebijakan alokasi anggaran kesehatan yang memadai, dan sebagainya.3. Social Acceptance (Penerimaan sosial)Dukungan masyarakat berarti diterimanya suatu program oleh masyarakat. Suatu program kesehatan apa pun hendaknya memperoleh dukungan dari sasaran utama program tersebut yakni masyarakat, terutama tokoh masyarakat. Oleh sebab itu apabila suatu program kesehatan telah memperoleh komitmen dan dukungan kebijakan, maka langkah selanjutnya adalah mensosialisasikan program tersebut untuk memperoleh dukungan masyarakat. Untuk sosialisasi program ini, para petugas tingkat operasional atau local, misalnya petugas dinas kesehatan kabupaten dan puskesmas, mempunyai peranan yang sangat penting. Oleh sebab itu, para petugas tersebut juga memerlukan kemampuan advokasi. Untuk petugas kesehatan tingkat distrik, sasaran advokasi adalah kepala distrik dan sebagainya. Sedangkan sasaran advokasi petugas puskesmas adalah kepala wilayah kecamatan, pejabat lintas sektoral tingkat subdistrik, para tokoh masyarakat setempat, dan sebagainya.4. System Support (Dukungan sistem)Agar suatu program atau kegiatan berjalan dengan baik, perlu adanya system, mekanisme, atau prosedur kerja yang jelas yang mendukungnya. Oleh sebab itu system kerja atau organisasi kerja yang melibatkan kesehatan perlu dikembangkan. Mengingat bahwa masalah kesehatan merupakan dampak dari berbagai sector, maka program untuk pemecahnya atau penanggulangannya pun harus bersama-sama dengan sector lain.Dengan perkataan lain, semua sector pembangunan yang mempunyai dampak terhadap kesehatan, harus memasukan atau mempunyai unit atau system yang menangani masalah kesehatan di dalam struktur organisasinya. Unit ini secara internal menangani masalah-masalah kesehatan yang dihadapi oleh karyawannya, dan secara eksternal mengatasi dampak institusi tersebut terhadap kesehatan masyarakat. Misalnya suatu industri harus mempunyai poliklinik atau K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja), dan mempunyai unit Amdal (Analisis Dampak Lingkungan).Dalam mengembangkan organisasi atau system kerja, suatu institusi terutama yang mempunyai dampak terhadap kesehatan perlu mempertimbangkan adanya unit kesehatan tersebut. Terwujudnya unit kesehatan di dalam suatu organisasi kerja di industri-industri atau institusi kerja tersebut memerlukan pendekatan advokasi oleh sector kesehatan di semua tingkat.Tujuan kesehatan masyarakat yang dapat diatasi dengan advokasi antara lain: Mengubah political will untuk kepentingan kesehatan masyarakat Mengubah social climate untuk mendukung kesehatan masyarakat Menerbitkan atau memperbaharui undang-undang atau peraturan Pelaksanaan undang-undang yang seolah-olah tertidur Mengubah alokasi sumberdaya serta pendanaan Mengubah pelaksanaan serta prioritas suatu institusi Meningkatkan pengawasan pelayanan bagi publik Mempercepat modifikasi produk.Tujuan advokasi melalui media bisa mencakup beberapa hal antara lain: 1. Mengemas sebaik-baiknya definisi isu kesehatan yang sedang ditangani, sebagai contoh: mempromosikan bahwa rokok merupakan suatu bahan yang bisa menimbulkan adiksi, bukan merupakan suatu pilihan. 2. Mengemas kembali definisi lainnya tentang isu kesehatan tersebut yang kiranya akan merupakan penghambat program kita 3.Mengenalkan dan menekankan informasi terbaru tentang isu kesehatan tersebut 4. Mengurangi atau menekan jumlah liputan media dari oposisi kita 5. Meningkatkan kredibilitas advokat 6. Menurunkan kredibilitas oposisi kita (misalnya dengan mengingatkan masyarakat terhadap motif komersial dibalik riset yang dibiayai oleh industri rokok).Tujuan advokasi secara umum1.Memberikan penyaluhan kepada masyarakat2.Memberikan penyaluhan kepada intansi intansi terkait3.Memberitahukan akan pentingnya menjaga lingkungan di sekitar4. Mempromosikan adanay penyakit yang berbahaya di sekitar kita5.Menginformasikan adanya penyakit baru yang berbahya6.Menginformasikan gejala gejala di akan adanya penyakit yang berbahaya.7.Menginformasikan penaggulanagnnya 8.Menginformasikan suatu ilmu kesehatn yang belum di ketahui masyarakat.

5. Kegitan Kegiatan Advokasi / Metode Dan Tekhnik Advokasi Seperti yang diuraikan di atas, bahwa tujuan utama advokasi di sektor kesehatan adalah memperoleh komitmen dan dukungan kebijakan para penentu kebijakan atau pembuat keputusan di segala tingkat.Metode atau cara dan tehnik advokasi untuk mencapai tujuan itu semua ada bermacam-macam, antara lain:a. Lobi Politik (political lobbying)Lobi adalah berbincang-bincang secara informal kepada para pejabat untuk menginformasikan dan membahas masalah dari program kesehatan yang akan dilaksanakan.b. Seminar atau presentasiSeminar atau presentasi yang dihadiri oleh para pejabat lintas program dan lintas sektor. Petugas kesehatan menyajikan masalah kesehatan di wilayah kerjanya, lengkap dengan data dan ilustrasi yang menarik, serta rencana program pemecahannya, diperoleh komitmen dan dukungan terhadap program yang akan dilaksanakan.c. Media advokasi (media advocacy)Advokasi media adalah melakukan kegiatan advokasi dengan menggunakan media khususnya media massa. Melalui media cetak maupun media elektronik permasalahan kesehatan disajikan baik dalam bentuk lisan, artikel, berita, diskusi, penyampain pendapat, dan sebagainya.d. Perkumpulan (asosiasi) peminatAsosiasi atau perkumpulan orang-orang yang mempunyai minat atau keterkaitan terhadap masalah terntu atau perkumpulan profesi adalah juaga merupakan bentuk advokasi.

6. Argumentasi Untuk AdvokasiSecara sederhana, advokasi adalah kegiatan untuk meyakinkan para penentu kebijakan atau para pembuat keputusan sedemikian rupa sehingga mereka memberikan dukungan baik kebijakan, fasilitas dan dana terhadap program yang ditawakan.Meyakinkan para pejabat terhadap pentingnya program kesehatan tidaklah mudah, memerlukan argumentasi argumentasi yang kuat. Dengan kata lain, berhasil tidaknya advokasi bergantung pada kuat atau tidaknya kita menyiapkan argumentasi. Dibawah ini adalah beberapa hal yang dapat memperkuat argumentasi dalam melakukan kegiatan advokasi yaitu :a. Meyakinkan (Credible)Program yang kita tawarkan atau ajukan itu harus meyakinkan para penentu kebijakan atau oembuat keputusan. Agar program tersebut dapat meyakinkan harus didukung dengan data, dan sumber yang dapat dipercaya. Hal ini berarti bahwa program yang diajukan tersebut harus didasari dengan permasalahan yang utama dan faktual, artinya masalah tersebut memang ditemukan di lapangan dan penting untuk segera ditangani. Kalau tidak segera ditangani akan membawa dampak yang lebih besar bagi masyarakat. Oleh sebab itu, sebaiknya sebelum program itu diajukan harus dilakukan kajian lapangan, jangan hanya berdasarkan data atau laporan yang tersedia, yang kadang kadang tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan. Survei adalah metode yang cepat dan tepat untuk memperoleh data yang akurat sebagai dasar untuk menyusun program.Orang yang akan melalukan advokasi (petugas kesehatan) harus Creadible. Seseorang itu Creadible apabila mempunyai 3 sifat, yakni:1)Capability (kapabilitas), yakni mempunyai kemampuan tentang bidangnya.2)Autority ( otoritas), yakni adanya otoritas atau wewenang yang dimiliki seseorang berdasarkan aturan organisasi yang bersangutan.3)Integrity (integritas), adalah komitmen seseorang tehadap jabatan atau tanggung jawab yang diberikan kepadanya.b.Layak (Feasibel)Program yang diajukan tersebut, baik secara teknik, politik maupun ekonomi, dimungkinkan atau layak. Layak secara teknik (feasibel) artinya program tersebut dapat dilaksanakan, petugas mempunyai kemampuan yang cukup, sarana dan prasarana pendukung tersedia. Layak secara politik artinya program tersebut tidak akan membawa dampak politik pada masyarakat. Sedangkan layak secara ekonomi artinya didukung oleh dana yang cukup, dan apabila program tersebut adalah program pelayanan, masyarakat mampu membayarnya.c. Relevan (Relevant)Program yang diajukan tersebut paling tidak harus mencakup 2 kriteria, yakni :memenuhi kebutuhan masyarakat dan benar benar dapat memecahkan masalah yang dirasakan masyarakat. Semua pejabat di semua sektor setuju bahwa tugas mereka adalah menyelenggarakan pelayanan masyarakat untuk mencapai kesejahteraan. Oleh sebab itu, semua program yang benar benar relevan, dalam arti dapat membantu pemecahan masalah masyarakat dan memenuhi kebutuhan masyarakat sudah barang tentu akan didukung.d. Penting (Urgent)Program yang diajukan tersebut harus mempunyai urgensi yang tinggi dan harus segera dilaksanakan, kalau tidak akan menimbulkan masalah yang lebih besar lagi. Oleh sebab itu, program alternatif yang diajukan adalah yang paling baik di antara alternatif alternatif yang lain.e. Prioritas Tinggi (High Priority)Program yang diajukan tersebut harus mempunyai prioritas yang tinggi. Agar para pembuat keputusan atau penentu kebijakan menilai bahwa program tersebut mempunyai prioritas tinggi, diperlukan analisis yang cermat, baik terhadap masalahnya sendiri, maupun terhadap aternatif pemecahan masalah atau program yang akan diajukan. Hal ini terkait dengan argumentasi sebelumnya, yakni program mempunyai prioritas tinggi apabila feasibel baik secara teknis, politik maupun ekonomi, relevan dengan kebutuhan masyarakat, dan mampu memecahkan permasalahan masyarakat.Dari uraian singkat di atas dapat simpulkan, bahwa apabila petugas kesehatan akan melakukan advokasi kepada para penentu kebijakan atau pengambil keputusan untuk memperoleh dukungan terhadap program kesehatan, program tersebut harus didukung dengan argumen yang kuat. Program akan mempunyai argumen kuat bila program tersebut disusun berdasarkan data yang akurat, layak secara teknis, politis, relevant, urgent dan mempunyai prioritas yang tinggi.

7. Langkah Langkah AdvokasiAdvokasi adalah proses atau kegiatan yang hasil akhirnya adalah diperolehnya dukungan dari para pembuat keputusan terhadap program kesehatan yang ditawarkan atau diusulkan. Oleh sebab itu, proses ini antara lain melalui langkah-langkah sebagai berikut:1. Tahap persiapan Persiapan advokasi yang paling penting adalah menyusun bahan / materi atau bukti informasi instrumen advokasi . Bahan advokasi adalah : data yang dikemas dalam bentuk tabel , grapik atau diagram yang menjelaskan besarnya masalah kesehatan , akibat atau dampak masalah ,dampak ekonomi , program yang diusulkan /proposal program.2. Tahap pelaksanaan Pelaksanaan advokasi tergantung dari metode atau cara advokasi. Cara advokasi yang sering digunakan adalah lobbi dan seminar atau presentasi.3. Tahap penilaian Seperti yang disebutkan diatas bahwa hasil advokasi yang diharafkan adalah adanya dukungan dari pembuat keputusan, baik dalam bentuk perangkat lunak (software) maupun perangkat keras (hardware). Oleh sebab itu, untuk menilai atau mengevaluasi keberhasilan advokasi dapat menggunakan indikator-indikator seperti dibawah ini:a.Software (pirangkat lunak): misalnya dikeluarkannya:-Undang-undang- Peraturan pemerintah-Peraturan pemerintah daerah (perda)- Keputusan menteri-Surat keputusan gubernur/ bupati-Nota kesepahaman(MOU), dan sebagainyab. Hardware (piranti keras): misalnya:-Meningkatnya anggaran kesehatan dalam APBN atau APBD-Meningkatnya anggaran untuk satu program yang di prioritaskan-Adanya bantuan peralatan, sarana atau prasarana program dan sebagainya.

8. Indikator AdvokasiAdvokasi adalah suatu kegiatan yang diharapkan akan menghasilkan suatu produk, yakni adanya komitmen politik dan dukungan kebijakan dari penentu kebijakan atau pembuat keputusan. Advokasi sebagai suatu kegiatan, sudah barang tentu mempunyai masukan (input) proses keluaran (output). Oleh sebab itu, apabila kita akan menilai keberhasilan advokasi, maka kita harus menilai tiga hal tersebut. Penilaian ketiga hal ini didasarkan pada indikator indikator yang jelas. Dibawah ini akan diuraikan tentang evaluasi advokasi serta indikator indikator evaluasi tentang 3 komponen tersebut.1. InputInput untuk kegiatan advokasi yang paling utama adalah orang (man) yang akan melakukan advocacy (advocator), dan bahan bahan (material) yakni data atau informasi yang membantu atau mendukung argumen dalam advokasi. Indikator untuk mengevaluasi kemampuan tenaga kesehatan dalam melakukan adokasi sebagai input antara lain :a. Berapa kali petugas kesehatan, terutama para pejabat, telah mengikutipelatihan pelatihan tentang komunikasi, advokasi atau pelatihan pelatihan yang berkaitan pengembangan kemampuan hubungan antarmanusia (human relation). Pada tingkatan provinsi apakah kepala dinas, kepala sub dinas atau kepala seksi telah memperoleh pelatihan tentang advokasi.b.Sebagai institusi, dinas kesehatan baik tingkat provinsi maupun kabupaten, juga mempunyai kewajiban untuk memfasilitasi para petugas kesehatan dengan kemampuan advokasi melalui pelatihan pelatihan. Oleh sebab itu, pelatihan advokasi yang diselenggarakan oleh pusat, dinas provinsi, maupun dinas kabupaten juga merupakan indikator input.c.Disamping input sumber daya manusia, evidence merupakan input yang sangat penting. Hasil hasil studi, hasil surveillance, atau laporan laporan yang menghasilkan data, diolah menjadi informasi, dan informasi dianalisis menjadi evidence. Evidence inilah yang kemudian dikemas dalam media khususnya media interpersonal dan digunakan sebagai alat bantu untuk memperkuat argumentasi kita kepada pengambil keputusan atau penentu kebijakan yang mendukung program kita. Jadi indikator untuk input ini adalah tersedianya data/ infomasi/ eveidence/ yang dikemas dalam bentuk buku, leaflet, slide, flif chart, dan sebagainya tentang situasi dan masalah kesehatan di wilayah institusi yang bersangkutan.

2. Proses Proses advokasi adalah kegiatan untuk melakukan advokasi, oleh sebab itu evaluasi proses advokasi harus sesuai dengan bentuk kegiatan advokasi tersebut. Dengan demikian maka indikator proses advokasi antara lain :a. Berapa kali melakukan lobying dalam rangka memperoleh komitmen dan dukungan kebijakan terhadap program yang terkait dengan kesehatan. Dengan siapa saja lobying itu dilakukan.b. Berpa kali menghadiri rapat atau pertemuan yang membahas masalah dan program program pembangunan termasuk program kesehatan di daerahnya. Oleh siapa rapat tersebut diadakan, dan seberapa jauh program kesehatan dibahas dalam rapat tersebut.c. Berpa kali seminar atau lokakarya tentang masalah dan program program kesehatan diadakan, dan mengundang sektor pembangunan yang terkait kesehatan.d. Berapa kali pejabat kesehatan menghadiri seminar atau lokakarya yang diadakan oleh sekotr lain dan membahas masalah masalah dan program program pembangunan yang terkait dengan kesehatan.e. Seberapa sering media lokal termasuk media elektronik membahas atau mengeluarkan artikel tentang kesehatan atau pembangunan yang terkait dengan masalah kesehatan.3. Output Keluaran atau output advokasi sektor kesehatan dapat diklasifikasikan dalam dua bentuk, yakni output dalam bentuk perangkat lunak (software), dan output dalam bentuk perangkat keras (hardware).Indikator output dalam bentuk perangkat lunak, adalah peraturan peraturan atau undang undang sebagai bentuk kebijakan atau perwujudan dari komitmen politik terhadap program program kesehatan, misalnya :a. Undang undangb. Peraturan pemerintahc. Keputusan presidend. Keputusan menteri atau dirjene. Peraturan daerahf. Surat keputusan gubernur, bupati, atau camat dan seterusnya.Sedangkan indikator output dalam bentuk perangkat keras, antara lain :a. Meningkatkan dana atau anggaran untuk pembangunan kesehatanb. Tersedianya atau dibangunnya fasilitas atau sarana pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas, poliklinik, dan sebagainyac.Dibangunnya atau tersedianya sarana dan prasarana kesehatan, isalnya air bersih, jamban keluarga, atau jamban umum, tempat sampah dan sebagainyad.Dilengkapinya perlatan kesehatan, seperti laboratotium, perlatan pemeriksaan fisik dan sebagainya.

9. Unsur-Unsur Advokasi1. Penetapan tujuan advokasi, Sering sekali masalah kesehatan masyarakat sangat kompleks,banyak faktor dan saling berpengaruh. Agar upaya advokasi dapat berhasil tujuan, advokasi perlu dibuat lebih spesifik.2. Pemanfaatan data dan riset untuk advokasi, Adanya data dan riset untuk pendukung sangaat penting agar keputusan dibuat berdasarkan informasi yang tepat dan benar.3. Identifikasi khalayak sasaran advokasi, Bila isu dan tujuan telah disusun,upaya advokasi telah disususn, upaya advokasi harus ditunjukan bagi kelompok yang dapat membuat keputusan dan idealnya ditujukan bagi orang yang berpengaruh dalam pembuatan keputusan, misalnya staf, penasihat, orang tua yang berpengaruh, media masa dan masyarakat.4. Pengembangan dan penyampaian pesan advokasi, Khalayak sasaran berbeda bereaksi tidak sama atas pesan yang berbeda. Seorang tokoh politik mungkin termotivasi kalau dia mengetahui bahwa banyak dari konstituen yang diwakilinya peduli terhadap masalah tertentu.5. Membangun koalisi, Sering kali kekuatan sebuah advokasi dipengaruhi oleh jumlah orang atau organisasi yang mendukung advokasi tersebut. Hal ini sangat penting dimana situasi dinegara tertentu sedang membangun masyarakat demokratis dan advokasi merupakan suatu hal yang relatif baru.6. Membuat persentasi yang persuasif, Kesempatan untuk mempengaruhu khalayak sasaran kunci sering sekali terbatas waktunya.7. Penggalangan dana untuk advokasi, Semua kegiatan termasuk upaya advokasi memerlukan dana.8. Evaluasi upaya advokasi, Untuk menjadi atvokator yang tangguh diperlukan unpan balik berkelanjutan serta evaluasi atas upaya advokasi yang telah dilakukan.

10. Pendekatan Utama AdvokasiAda 5 pendekatan utama dalam advokasi (UNFPA dan BKKBN 2002) yaitu: 1.Melibatkan para pemimpinPara pembuat undang-undang, mereka yang terlibat dalam penyusunan hukum, peraturan maupun pemimpin politik, yaitu mereka yang menetapkan kebijakan publik sangat berpengaruh dalam menciptakan perubahan yang terkait dengan masalah sosial termasuk kesehatan dan kependudukan. Oleh karena itu sangat penting melibatkan meraka semaksimum mungkin dalam isu yang akan diadvokasikan.2.Bekerja dengan media massaMedia massa sangat penting berperan dalam membentuk opini publik. Media juga sangat kuat dalam mempengaruhi persepsi publik atas isu atau masalah tertentu. Mengenal, membangun dan menjaga kemitraan dengan media massa sangat penting dalam proses advokasi.3.Membangun kemitraan Dalam upaya advokasi sangat penting dilakukan upaya jaringan, kemitraan yang berkelanjutan dengan individu, organisasi-organisasi dan sektor lain yang bergerak dalam isu yang sama. Kemitraan ini dibentuk oleh individu, kelompok yang bekerja sama yang bertujuan untuk mencapai tujuan umum yang sama/hampir sama.4.Memobilisasi massa Memobilisasi massa merupakam suatu proses mengorganisasikan individu yang telah termotivasi ke dalam kelompok-kelompok atau mengorganisasikan kelompok yang sudah ada. Dengan mobilisasi dimaksudkan agar termotivasi individu dapat diubah menjadi tindakan kolektif5. Membangun kapasitasMembangu kapasitas disini di maksudkan melembagakan kemampuan untuk mengembangakan dan mengelola program yang komprehensif dan membangun critical mass pendukung yang memiliki keterampilan advokasi. Kelompok ini dapat diidentifikasi dari LSM tertentu, kelompok profesi serta kelompok lain.

BAB IIIPENUTUPA. Kesimpulan Komunikasi adalah "suatu proses dalam mana seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain. Sedangkan komunikasi kesehatan adalah study yang mempelajari bagaimana menggunakan strategi komunikasi untuk menyebarluaskan informasi kesehatan yang dapat mempengaruhi individu dan komunitas agar mereka dapat membuat keputusan yang tepat berkaitan dengan pengelolaan kesehatanDidalam komunikasi kesehatan terdapat komponen komponen yaitu komunikator, komunikan, media dan efek. keberhasilan komunikasi ditentukan oleh semua unsur. Unsur - unsur komunikasi yaitu komunikator / pengirim / sender, komunikan / penerima / receiver, saluran / media / channel.Tujuan komunikaasi kesehatan terdiri dari:1. Tujuan strategis pada umumnya program-program yang berkaitan dengan komunikasi kesehatan yang dirancang dalam bentuk paket acara atau paket modul.2. Tujuan praktis secara praktis tujuan khusus komunikasi kesehatan itu meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui beberapa usaha pendidikan dan pelatihan agar dapat :Pengolongan media komunikasi kesehatan ini dapat ditinjau dari berbagai aspek antara lain:1. Berdasarkan bentuk umum pengunaannya Bahan bacaan Bahan peragaan 2. Berdasarkan cara produksi: Media cetak Media elektronika Media luar Keberhasilan komunikasi interpersonal dalam advokasi sangat ditentukan oleh efektivitas komunikasi para perugas kesehatan dengan para pembuat atau penentu kebijakan tersebut. Selanjutnya untuk menghasilkan komunikasi yang efektif diperlukan prakondisi antara lain sebagai berikut :1. Atraksi Interpersonal2. Perhatian.3. Intesitas komunikasi4. Visualisasi.Ada beberapa kiat-kiat khusus agar komonikasi dalam advokasi efektif sepertiJelas ( clear ), Benar ( correct ), Konkret ( concrete) Lengkap ( complete ), Ringkas ( concise ), Kontekstual ( contextual ), Berani ( courage ), Hati hati,( coutious ), dan Sopan ( courtous ) Advokasi sebagai suatu kegiatan, sudah barang tentu mempunyai masukan (input) proses keluaran (output). Oleh sebab itu, apabila kita akan menilai keberhasilan advokasi, maka kita harus menilai tiga hal tersebut. Penilaian ketiga hal ini didasarkan pada indikator indikator yang jelas. Advokasi sebagai upaya pendekatan (approaches) terhadap orang lain yang dianggap mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan suatu program atau kegiatan yang dilaksanakan. Advokasi (advocacy) mulai digunakan dalam program kesehatan masyarakat pertama kali oleh WHO pada tahun 1984, sebagai salah satu strategi global promosi kesehatan.WHO merumuskan, bahwa dalam mewujudkan visi dan misi promosi kesehatan secara efektif, menggunakan 3 strategi pokok, yakni :a. Advokasi (advocacy)b. Dukungan social (social support)c. Pemberdayaan masyarakat (empowerment)Advokasi adalah proses atau kegiatan yang hasil akhirnya adalah diperolehnya dukungan dari para pembuat keputusan terhadap program kesehatan yang ditawarkan atau diusulkan. Oleh sebab itu, proses ini antara lain melalui langkah-langkah seperti tahap persiapan, tahap pelaksanaan, penilaian.Didalam advokasi ada 5 pendekatan utama menurut (UNFPA dan BKKBN 2002) yaitu: 1.Melibatkan para pemimpin2.Bekerja dengan media massa3.Membangun kemitraan 4.Memobilisasi massa5. Membangun kapasitasMetode atau cara dan tehnik advokasi untuk mencapai tujuan itu semua ada bermacam-macam, antara lain:1. Lobi Politik (political lobbying)2. Seminar atau presentasi3. Media advokasi (media advocacy)4. Perkumpulan (asosiasi) peminatPentingnya program kesehatan tidaklah mudah, memerlukan argumentasi argumentasi yang kuat. Beberapa hal yang dapat memperkuat argumentasi dalam melakukan kegiatan advokasi yaitu :a. Meyakinkan (Credible)b. Layak (Feasibel)c. Relevan (Relevant)d. Penting (Urgent)e. Prioritas Tinggi (High Priority)

B. Saran Komunikasi sangatlah penting dalam mempromosikan kesehatan, karena komunikasi yang disampaikan dengan baik, baik melalui media atau diri kita sendiri dan juga kita akan mendapatkan pendekatan yang beragam dan multidisiplin untuk mencapai audiens yang berbeda dan berbagi informasi kesehatan terkait dengan tujuan mempengaruhi, menarik dan mendukung individu, masyarakat, profesional kesehatan, kelompok khusus, pembuat kebijakan dan masyarakat untuk juara, memperkenalkan, mengadopsi, atau mendukung perilaku, praktek atau kebijakan yang pada akhirnya akan meningkatkan hasil kesehatan. Sebab tanpa komunikasi, interaksi antara mahluk hidap tidak akan berjalan dengan lancar.Untuk melakukan kegiatan advokasi perlu adanya pendekatan yang baik antara pemimpin suatu organisasi atau institusi kerja, baik di lingkungan pemerintah maupun swasta, serta organisasi kemasyarakatan. Dan dibutuhkan komunikasi yang baik terutama kepada para penentu kebijakan (policy maker) atau para pembuat keputusan (decision makers) pada semua tingkat dan tatanan social. Dalam melakukan suatu advokasi kita terlebih dahulu harus mengetahui kondisi masyarat pada saat itu dan fasilitas apa saja yang mereka butuhkan.

27