makalah pribadi
DESCRIPTION
Public HealthTRANSCRIPT
Makalah Pribadi
PERAN SERTA MASYARAKAT DAN UPAYA KESEHATAN
BERBASIS MASYARAKAT DI PUSKESMAS PAUH
Oleh :
CUT MUTIARA SABRINA
No. BP. 1010313071
Preseptor :
Dr. Rima Semiarty, MARS
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah
pribadi ini dengan judul “Peran Serta Masyarakat Dan Upaya Kesehatan
Berbasis Masyarakat Di Puskesmas Pauh” sebagai salah satu syarat untuk
dapat menyelesaikan kepaniteraan klinik di Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas – Padang. Semoga shalawat dan salam
senantiasa dilimpahkan atas junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya pada Ibu dr. Rima
Semiarty, MARS selaku preseptor yang telah berkenan memberikan bimbingan
kepada penulis dalam penyusunan makalah pribadi ini; Ibu Kepala Puskesmas
Pauh – Padang, dr. Hj. Ratna Sari, atas kontribusi pemikiran dan bantuannya
dalam pengumpulan data; serta pihak-pihak lain yang secara langsung maupun
tidak langsung turut serta dalam penyelesaian makalah pribadi ini. Penulis
menyadari naskah ini masih jauh dari sempurna dan berbagai pihak, baik secara
langsung maupun tidak langsung, turut terlibat dalam penulisan makalah pribadi
ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari seluruh pihak
yang membaca demi kesempurnaan makalah pribadi ini.
Akhir kata, penulis berharap Allah SWT berkenan membalas kebaikan
seluruh pihak yang turut membantu. Semoga makalah pribadi ini dapat
memberikan sumbangan dan manfaat kepada ilmu pengetahuan, masyarakat, dan
pembaca lainnya.
Padang, 16 Juni 2014
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................................i
Daftar Isi........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang..................................................................................1
1.2. Tujuan Penulisan..............................................................................2
1.3. Batasan Penulisan.............................................................................2
1.4. Metode Penulisan.............................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Peran Serta Masyarakat....................................................................4
2.1.1.Definisi.........................................................................................4
2.1.2.Dasar Hukum Peran Serta Masyarakat.......................................4
2.1.3.Tujuan Peran Serta Masyarakat...................................................5
2.1.4.Faktor yang Mempengaruhi Peran Serta Masyarakat..................5
2.1.5.Prinsip Penggerakan Peran Serta Masyarakat.............................5
2.1.6.Wujud Peran Serta.......................................................................6
2.2. Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat............................................6
2.2.1.Definisi.........................................................................................6
2.2.2.Sasaran.........................................................................................7
2.2.3.Tingkat Perkembangan................................................................8
2.2.4. Jenis – Jenis UKBM....................................................................8
BAB III ANALISA SITUASI......................................................................14
BAB IV PEMBAHASAN............................................................................18
BAB V PENUTUP
3.1 Kesimpulan.....................................................................................20
3.2 Saran...............................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Puskesmas sebagai penanggungjawab penyelenggara upaya kesehatan
tidak hanya berfungsi sebagai pusat pelayanan kesehatan tingkat satu, tetapi juga
sebagai pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat agar berperan aktif dalam
penyelenggaran upaya kesehatan.
Peran serta masyarakat adalah ikut sertanya seluruh anggota masyarakat
dalam memecahkan permasalahan-permasalahan masyarakat tersebut. Di dalam
hal ini masyarakat sendirilah yang aktif memikirkan, merencanakan,
melaksanakan, melaksanakan dan mengevaluasikan program-program kesehatan
masyarakatnya1. Hal ini disebutkan dalam UU No.36 tahun 2009 tentang
Kesehatan pada pasal 174, yang berbunyi “Masyarakat berperan serta, baik secara
perseorangan maupun terorganisasi dalam segala bentuk dan tahapan
pembangunan kesehatan dalam rangka membantu mempercepat pencapaian
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya”2.
Di bidang kesehatan, wujud nyata peran serta masyarakat berupa Upaya
Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM). UKBM adalah wahana pemberdayaan
masyarakat yang dibentuk atas dasar kebutuhan masyarakat, dikelola oleh, dari,
untuk, dan bersama masyarakat dengan bimbingan dari petugas puskesmas, lintas
sektor, dan lembaga terkait. Jenis UKBM bermacam-macam, yang paling dikenal
oleh masyarakat adalah Posyandu.
Berdasarkan Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Barat tahun 2012,
Sumatera Barat memiliki 7.030 unit posyandu dengan jumlah kader sebanyak
1
35.210 orang, dimana Kota Padang memiliki 864 unit posyandu dengan jumlah
kader sebanyak 3.534 orang3. Sementara itu, sebanyak 70 unit Posyandu terdapat
di wilayah kerja Puskesmas Pauh dengan jumlah kader sebanyak 280 orang4.
Tetapi, angka pencapaian D/S posyandu di wilayah kerja Puskesmas Pauh hanya
82%, sementara target yang ditentukan adalah 85%. Oleh karena itu, perlu
dilakukan analisis untuk mencari permasalahan yang menghambat kelancaran dari
peran serta masyarakat & UKBM di wilayah kerja Puskesmas Pauh.
1.2. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk memperoleh gambaran mengenai peran serta masyarakat dan
upaya kesehatan berbasis masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Pauh.
2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui peran serta aktif masyarakat di wilayah kerja Puskesmas
Pauh.
2. Mengetahui permasalahan yang menghambat kelancaran peran serta
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Pauh.
3. Mengetahui UKBM aktif di wilayah kerja Puskesmas Pauh
4. Mengetahui permasalahan yang menghambat kelancaran pelaksanaan
UKBM di wilayah kerja Puskesmas Pauh.
1.3. Batasan Penulisan
Makalah ini membahas mengenai peran serta masyarakat dan upaya
kesehatan berbasis masyarakat (UKBM) di wilayah kerja Puskesmas Pauh.
2
1.4. Metode Penulisan
Metode penulisan makalah ini berupa tinjauan pustaka yang merujuk
dari berbagai literatur, laporan triwulan I Puskesmas Pauh, serta diskusi dengan
pemegang program Promosi Kesehatan Puskemas Pauh.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Peran Serta Masyarakat
2.1.1. Definisi
Peran serta masyarakat adalah ikut sertanya seluruh anggota
masyarakat dalam memecahkan permasalahan-permasalahan masyarakat
tersebut. Di dalam hal ini masyarakat sendirilah yang aktif memikirkan,
merencanakan, melaksanakan, melaksanakan dan mengevaluasikan
program-program kesehatan masyarakatnya1.
2.1.2. Dasar Hukum Peran Serta Masyarakat
Peran serta masyarakat memiliki arti penting dalam pembangunan
umumnya dan pembangunan kesehatan pada khususnya. Hal ini terbukti
dengan dicantumkannya peran serta masyarakat dalam UU No.36 tahun
2009 tentang Kesehatan2.
Pasal 9 ayat (1)
“Setiap orang berkewajiban ikut mewujudkan, mempertahankan, dan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya”.
Pasal 174 ayat (1)
“Masyarakat berperan serta, baik secara perseorangan maupun
terorganisasi dalam segala bentuk dan tahapan pembangunan kesehatan
dalam rangka membantu mempercepat pencapaian derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya”.
4
2.1.3. Tujuan Peran Serta Masyarakat
Tujuan program peran serta masyarakat adalah :
1. Meningkatkan peran, kemandirian, dan kerjasama dengan lembaga-
lembaga non pemerintah yang memiliki visi sesuai.
2. Meningkatkan kuantitas dan kualitas jejaring kelembagaan dan
organisasi non pemerintah dan masyarakat.
3. Memperkuat peran aktif masyarakat dalam setiap tahap dan proses
pembangunan melalu peningkatan jaringan kemitraan dengan
masyarakat.
2.1.4. Faktor yang Mempengaruhi Peran Serta Masyarakat
1. Manfaat kegiatan yang dilakukan
2. Adanya kesempatan
3. Memiliki keterampilan
4. Rasa memiliki
5. Faktor tokoh masyarakat
2.1.5. Prinsip Penggerakan Peran Serta Masyarakat
Kesehatan merupakan kebutuahn setiap orang. Oleh karena itu
kesehatan seharusnya tercermin dalam kegiatan setiap insan. Peran serta
masyarakat dibidang kesehatan di arahkan melalui tiga macam utama,
sebagai berikut.
5
a. Kepemimpinan, yaitu melakukan intervensi kepemimpinan yang
berwawasan kesehatan untuk semua bagi semua pemimpin, baik
formal maupun informal, dari tingkat terbawah sampai tingkat atas.
b. Pengorganisasian, yaitu melalui intervensi community development di
bidang kesehatan pada setiap kelompok masyarakat sehingga muncul
bentuk UKBM di setiap kelompok masyarakat.
c. Pendanaan, yaitu mengembangkan sumber dana masyarakat untuk
membiayai berbagai bentuk kegiatan di bidang kesehatan, dari tingkat
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
2.1.6. Wujud Peran Serta
Peran serta dapat diwujudkan dalam bentuk:
1. Tenaga, seseorang berperanserta dalam kegiatan kelompok dengan
menyumbangkan tenaganya, misalnya menyiapkan tempat dan
peralatan dan sebagainya.
2. Materi, seseorang berperanserta dalam kegiatan kelompok dengan
menyumbangkan materi yang diperlukan dalam kegiatan kelompok
tersebut, misalnya uang, pinjaman tempat dan sebagainya.
2.2. Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat
2.2.1. Definisi
UKBM (Upaya Kesehatan Bersumberdaya Manusia) adalah salah satu
wujud nyata peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan. UKBM
adalah wahana pemberdayaan masyarakat yang dibentuk atas dasar
6
kebutuhan masyarakat, dikelola oleh, dari, untuk, dan bersama masyarakat
dengan bimbingan dari petugas puskesmas, lintas sektor, dan lembaga
terkait.
2.2.2.Sasaran
Sasaran UKBM yaitu :
a. Individu/Toma berpengaruh
b. Keluarga dan perpuluhan keluarga
c. Kelompok masyarakat : generasi muda, kelompok wanita, angkatan
kerja, dll
d. Organisasi masyarakat: organisasi profesi, LSM, dll
e. Masyarakat umum: desa, kota, dan pemukiman khusus
2.2.4. Tingkat Perkembangan UKBM
Pada umumnya, UKBM dibagi menjadi 4 tingkat, yaitu :
1. Pratama (Warna Merah), yaitu UKBM yang baru dibentuk.
Pelaksanaannya masih belum mantap, kegiatan belum bisa rutin tiap bulan
dan kader aktifnya terbatas.
2. Madya (Warna Kuning), yaitu UKBM yang dapat melaksanakan kegiatan
lebih dari delapan kali setiap tahun, jumlah kader kurang lebih 5 orang,
dimana kelestarian kegiatan sudah lebih baik, tetapi masih rendah
cakupannya (<50%).
3. Purnama (Warna Hijau), yaitu UKBM yang dapat melaksanakan kegiatan
lebih dari delapan kali setiap tahun, jumlah kader 5 orang atau lebih,
7
cakupannya lebih dari 50%. Sudah ada program tambahan, bahkan
mungkin sudah ada dana sehat yang masih sederhana.
4. Mandiri (Warna Biru), yaitu UKBM yang kegiatannya sudah teratur, ada
program tambahan, dan dana sehat telah menjangkau lebih dari 50% KK.
Dana sehat menggunakan prinsip Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Masyarakat (JPKM) serta mampu berswasembada6.
2.2.5. Jenis-Jenis UKBM
1. Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)
Posyandu merupakan salah satu bentuk jenis UKBM yang dikelola
dan diselenggarakan dari, oleh, dan untuk masyarakat dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan
masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk
mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi. Posyandu meliputi
lima program prioritas yaitu: KB, KIA, gizi, imunisasi, dan penanggulangan
diare, terbukti mempunyai daya ungkit besar terhadap penurunan angka
kematian bayi.
Prinsip Dasar Posyandu :
- Pos pelayanan terpadu merupakan usaha masyarakat dimana terdapat
perpaduan antara pelayanan profesional dan non profesional (oleh
masyarakat).
- Adanya kerjasama lintas program yang baik (KIA, KB, gizi, imunisasi,
penanggulangan diare).
8
- Kelembagaan masyarakat (pos desa, kelompok tumbang, pos imuniasis,
pos kesehatan, dan lain-lain).
- Mempunyai sasaran penduduk yang sama (bayi 0-1 tahun, balita, ibu
hamil, PUS).
- Pendekatan yang dibutuhkan adalah pengembangan dan PKMD/PHC.
Kegiatan posyandu lebih di kenal dengan sistem lima meja yang meliputi :
1. Meja 1 : Pendaftaran
2. Meja 2 : Penimbangan
3. Meja 3 : Pengisian Kartu Menuju Sehat
4. Meja 4 : Penyuluhan Kesehatan pembarian oralit Vitamin A, dan tablet
besi.
5. Meja 5 : Pelayanan kesehatan yang meliputi imunisasi, pemeriksaan
kesehatan dan pengobatan,serta pelayanan keluarga berencana.
2. Tanaman Obat Keluarga (TOGA)
Tanaman obat keluarga (TOGA) adalah sebidang tanah dihalaman
atau ladang yang dimanfaatkan untuk menanam yang berkhasiat sebagai
obat. Dikaitkan dengan peran serta masyarakat, TOGA merupakan wujud
partisipasi masyarakat dalam bidang peningkatan kesehatan dan pengobatan
sederhana dengan memanfaatkan obat tradisinal. Fungsi utama dari TOGA
adalah menghasilkan tanaman yang dapat dipergunakan antara lain untuk
menjaga dan meningkatan kesehatan dan mengobati gejala (keluhan) dari
beberapa penyakit yang ringan. Selain itu, TOGA juga berfungsi ganda
9
mengingat dapat digunakan untuk memperbaiki gizi masyarakat, upaya
pelestarikan alam dan memperindah tanam dan pemandangan.
3. PHBS (Perilaku Bersih & Sehat)
PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran
sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri
dibidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan di
masyarakat3.
Manfaat PHBS bagi masyarakat adalah sebagai berikut.
- Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat.
- Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah-masalah
kesehatan.
- Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.
- Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber
Masyarakat (UKBM)3.
4. Upaya Kesehatan Kerja (UKK)
Upaya Kesehatan Kerja adalah bentuk operasional di lingkungan
pekerja, merupakan wadah dari serangkaian upaya pemeliharaan kesehatan
pekerja yang terencana, teratur dan berkesinambungan yang di
selenggarakan oleh masyarakat pekerja atau kelompok kerja yang memiliki
jenis kegiatan usaha yang sama dan bertujuan untuk meningkatkan
produktivitas kerja.
Dalam implementasinya selalu mencakup 3 pilar yaitu :
- Adanya kerja sama lintas sektor
10
- Adanya pelayanan dasar kesehatan kerja
- Adanya peran serta masyarakat
5. Pengobatan Tradisional (BATRA)
Pengobatan Tradisional (BATRA) merupakan salah satu upaya
pengobatan dan perawatan denga cara lain diluar ilmu kedokteran mencakup
cara obat dan pengobatannya. Dalam pelaksanaannya mengacu kepada
pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan turun-temurun baik yang asli
maupun berasal dari luar Indonesia dan diterapkan sesuai norma yang
berlaku.
6. Pos Kesehatan Kelurahan (Poskeskel)
Poskeskel merupakan unit kesehatan dibawah Puskesmas yang
dibangun berdasarkan swadaya masyarakat. Dikepalai oleh
bidan/dokter/perawat setempat (berdomisili di lokasi Poskeskel). Poskeskel
melayani kesehatan masyarakat secara umum sebagai perpanjangan dari
Puskesmas. Poskeskel akan membawahi beberapa Posyandu di
lingkungannya.
7. Saka Bhakti Husada (SBH)
Saka Bhakti Husada merupakan bentuk partisipasi generasi muda
khususnya pramuka dalam bidang kesehatan. Misi dari SBH ini adalah
untuk mewujudkan kader di bidang kesehatan yang dapat membantu
melembagakan norma hidup sehat bagi semua anggota gerakan pramuka
dan masyarakat di lingkungannya.
11
8. Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren)
Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren) merupakan wujud partisipasi
masyarkat pondok pesantren dalam bidang kesehatan. Biasanya dalam
poskestren ini muncul kegiatan, antara lain pos obat pondok pesantren
(POP), santri hasada ( kader kesehatan di kalangan santri), pusat informasi
kesehatan di pondok pesantren, dan upaya kesehatan lingkungan di sekitar
pesantren.
9. Pos Obat Desa (POD)
Pos obat desa merupakan wujud peran serta masyarakat dalam hal
pengobatan sederhana. Kegiatan ini dapat dipandang sebagai perluasan
kuratif sederhana, melengkapi kegiatan preventif dan promotif yang telah di
laksanakan di posyandu. Dalam implementasinya POD dikembangkan
melalui beberapa pola di sesuaikan dengan stuasi dan kondisi setempat.
Beberapa pengembangan POD itu antara lain :
a. POD murni, tidak terkait dengan UKBM lainnya.
b. POD yang diintegrasikan dengan Dana Sehat
c. POD yang merupakan bentuk peningkatan posyandu
d. POD yang dikaitkan dengan pokdes/ polindes
e. Pos Obat Pondok Pesantren (POP) yang dikembangkan di beberapa
pondok pesantren.
12
BAB III
ANALISA SITUASI
3.1. Peran Serta Masyarakat
Tabel 3.1. Peran Serta Masyarakat (kader) Menurut Kelurahan Januari - Maret 2014
Kelurahan Jumlah Posyandu Jumlah Kader
Limau Manis 7 28Koto Luar 8 32Kapalo Koto 7 28Cupak Tangah 8 32Binuang Kp.Dalam 7 28Pisang 10 40Piai Tangah 8 32Limau Manis Selatan 12 48Lambung Bukit 3 12
Jumlah 70 280 Sumber : Laporan Triwulan I 2014 Puskesmas Pauh
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah kader di 9 kelurahan di
Wilayah kerja Puskesmas Pauh sebanyak 280 orang dengan jumlah kader paling
banyak terdapat di Kelurahan Limau Manis Selatan, yaitu sebanyak 48 orang, dan
paling sedikit di Kelurahan Lambung Bukit sebanyak 12 orang.
3.2. Posyandu
Gambar 3.1 Strata Posyandu Puskesmas Pauh Januari – Maret 2014
30%
49%
21%
MadyaPurnamaMandiri
13
Sumber : Laporan Triwulan I 2014 Puskesmas Pauh
Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa strata Posyandu Puskesmas
Pauh pada Januari – Maret 2014 adalah Strata Madya sebanyak 21 unit (30%),
Strata Purnama sebanyak 34 unit (53%) dan Strata Madya sebanyak 14 unit
(20%).
Tabel 3.2 Pencapaian D/S Januari – Maret 2014
Kelurahan D/S (%)
Limau Manis 78.9Cupak Tangah 83Koto Lua 85.5Piai Tangah 73.8Binuang Kp. Dalam 86.9Pisang 83.2Kapalo Koto 89Limau Manis Selatan 75.3Lambung Bukit 82.7
PUSKESMAS 82,0
Sumber : Laporan Triwulan I 2014 Puskesmas Pauh
Dari tabel diatas menunjukan pencapaian D/S pada bulan Januari – Maret
2014 di Puskesmas Pauh adalah 82% dimana pencapaian paling tinggi di
Kelurahan Kapalo Koto sebesar 89% dan pencapaian paling rendah pada
Kelurahan Piai Tangah yaitu sebesar 73,8%.
14
3.3. TOGA
Tabel 3.3 Data TOGA
KelurahanJumlah KK ada TOGA
Jenis TOGA ada di Kelurahan
Jumlah KK manfaatkan
TOGA<10 10-25 >25
Limau Manis 269 11 6 12
Cupak Tangah 3217 13 2 17
Koto Luar 1911 7 2 10
Piai Tangah 2312 8 3 11
Binuang Kp. Dalam 178 6 3 8
Pisang 2511 10 4 9
Kapalo Koto 2414 8 2 12
Limau Manis Selatan 2614 9 3 7
Lambung Bukit 1710 5 2 8
Jumlah 209 106 77 27 94 Sumber : Laporan Tahunan 2013 Puskesmas Pauh
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa di wilayah kerja Puskesmas Pauh
terdapat 209 KK yang memiliki TOGA, dimana KK dengan TOGA terbanyak di
Kelurahan Cupak Tangah, yaitu sebanyak 32 KK dan KK dengan TOGA terendah
di Kelurahan Lambung Bukit & Binuang masing-masing sebanyak 17 KK.
4. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS)
Tabel 3.4 PHBS Data Januari – Maret 2014
KelurahanJumlah
KKJumlah RT di Survey
Rumah Tangga yang Ber PHBS
% RT Sehat
Pisang 1587 210 146 69.5%Binuang Kp Dalam
1288 210 145 69.5%
Piai Tangah 988 210 137 65.2%Cupak Tangah 1521 210 150 71.4%
15
Kapalo Koto 1293 210 150 71.4%Koto Luar 1741 210 141 67.1%Lambung Bukit 851 210 130 61.9%Limau Manis Selatan
2043 210 146 69.5%
Limau Manis 1149 210 140 66.6%PUSKESMAS 12452 1890 1440 76,2%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 1890 KK yang disurvei,
hanya 1440 rumah tangga yang menerapkan PHBS (76,2%), dimana rumah
tangga PHBS terendah di Kelurahan Lambung Bukit sebanyak 130 rumah
(61,9%), dan terbanyak di Kelurahan Cupak Tangah dan Kapalo Koto masing-
masing sebanyak 150 rumah (71,4 %).
16
Sumber : Laporan Tahunan 2013 Puskesmas Pauh
BAB IV
PEMBAHASAN
1.1. Peran Serta Masyarakat
Dari tabel 3.1 dapat diketahui bahwa jumlah kader di 9 kelurahan di
Wilayah kerja Puskesmas Pauh sebanyak 280 orang dengan jumlah kader paling
banyak terdapat di Kelurahan Limau Manis Selatan, yaitu sebanyak 48 orang dan
paling sedikit di Kelurahan Lambung Bukit sebanyak 12 orang.
Dari hasil diskusi dengan pemegang program promosi kesehatan, dari 280
orang kader, hanya 261 orang yang aktif. Hal ini dikarenakan kesibukan dari
masing-masing kader dan kurangnya motivasi dari kader sendiri menyebabkan
tidak semua kader dapat aktif di posyandu.
1.2. Posyandu
Dari gambar 3.1 dapat diketahui bahwa strata Posyandu Puskesmas Pauh
pada Januari – Maret 2014 yang terbanyak adalah Strata Purnama sebanyak 53%,
sedangkan target yang ditentukan oleh Dinas Kesehatan adalah 40%, sehingga
dapat dikatakan bahwa pencapaian unit posyandu dengan strata purnama di
wilayah kerja Puskesmas Pauh sudah mencapai target.
Dari tabel 3.2 menunjukan pencapaian D/S pada bulan Januari – Maret
2014 di Puskesmas Pauh adalah 82%, pencapaian ini belum mencapai target yang
ditentukan oleh Dinas Kesehatan yaitu 85%. Dari hasil diskusi dengan pemegang
program, penyebab rendahnya D/S di wilayah Kerja Puskesmas Pauh adalah
pencatatan SIP di posyandu belum semua terlaksana, kemudian kemampuan kader
dalam memberikan penyuluhan masih kurang, dan juga kurangnya dukungan
17
lintas sektorat terhadap posyandu. Selain itu, keberadaan posyandu masih belum
diminati masyarakat.
1.3. TOGA
Dari tabel 3.3 dapat diketahui bahwa di wilayah kerja Puskesmas Pauh
terdapat 209 KK yang memiliki TOGA, dimana KK dengan TOGA terbanyak di
Kelurahan Cupak Tangah, yaitu sebanyak 32 KK dan KK dengan TOGA terendah
di Kelurahan Lambung Bukit & Binuang masing-masing sebanyak 17 KK. Dari
hasil diskusi dengan pemegang program, permasalahan utama program ini adalah
belum terdatanya KK yang memiliki TOGA. Kendala lain yaitu belum adanya
pedoman baku dari DKK Padang tentang pembinaan TOGA.
1.4. PHBS
Dari tabel 3.5 dapat diketahui bahwa pencapaian rumah tangga yang
menerapkan PHBS di wilayah kerja hanya 76,2%. Angka ini masih belum
mencapai target yang ditentukan oleh Kemenkes, yaitu 80%. Dari hasil diskusi,
permasalahan yamg dihadapi adalah belum tercatatnya KK yang menerapkan
PHBS dan kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya PHBS.
18
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Jumlah kader di wilayah kerja Puskesmas Pauh adalah 280 orang, dimana
jumlah kader aktif 261 orang.
2. Permasalahan yang menghambat kelancaran peran serta masyarakat di
wilayah kerja Puskesmas Pauh adalah kesibukan masing – masing kader
dan kurangnya motivasi.
3. UKBM aktif di wilayah kerja Puskesmas Pauh adalah Posyandu, TOGA,
dan PHBS.
4. Permasalahan yang menghambat kelancaran pelaksanaan UKBM di
wilayah kerja Puskesmas Pauh antara lain adalah kurangnya minat
masyarakat untuk berpastisipasi, kurangnya kemampuan kader &
dukungan lintas sektorat.
5.2. Saran
1. Mensosialisasikan kembali fungsi posyandu.
2. Menggalakkan pentingnya PHBS kepada masyarakat melalui penyuluhan.
3. Memberikan reward kepada kader guna meningkatkan motivasi & dan
mengadakan pelatihan.
4. Meningkatkan kerjasama lintas sektor.
19
DAFTAR PUSTAKA
1. Notoatmodjo, S. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka
Cipta; 2007.
2. UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
3. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Barat tahun 2012.
4. Laporan Triwulan I 2014 Puskesmas Pauh.
5. Departemen Kesehatan RI. Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. Jakarta;
2006.
6. Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat. Arrif : Pedoman Manajemen Peran
Serta Masyarakat. Padang: Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat; 2006.
20