makalah pneumotoraks dan hemotoraks

70
MAKALAH KEPERAWATAN KLINIK VI (KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH) ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN PNEUMOTHORAX DAN HEMOTHORAX Disusun Oleh Kelompok 6 Program A 2010 DEDE RENOVALDI RIZKY IKA WINDA TRI SASMI IRVA Dosen Pembimbing : Siti Rahmalia Hairani. D, MNS PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU 2012 1

Upload: fhauzy30

Post on 04-Jan-2016

1.275 views

Category:

Documents


41 download

DESCRIPTION

jkmnnkjkm

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Pneumotoraks Dan Hemotoraks

MAKALAH KEPERAWATAN KLINIK VI

(KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH)

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN PNEUMOTHORAX DAN HEMOTHORAX

Disusun Oleh Kelompok 6 Program A 2010

DEDE RENOVALDI

RIZKY IKA WINDA

TRI SASMI IRVA

Dosen Pembimbing : Siti Rahmalia Hairani. D, MNS

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS RIAU

PEKANBARU

2012

1

Page 2: Makalah Pneumotoraks Dan Hemotoraks

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan

hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat dengan waktunya.

Kami mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada Ibu Siti Rahmalia Hairani. D,

MNS selaku dosen pembimbing yang telah membimbing dalam menyelesaikan makalah ini.

Serta kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Dalam pembuatan makalah ini, penulis menyadari masih banyak ada kekurangan baik

dari isi materi maupun penyusunan kalimat. Namun demikian, perbaikan merupakan hal yang

berlanjut sehingga kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini sangat penulis

harapkan.

Akhirnya penulis menyampaika terimakasih kepada pembaca dan teman-teman sekalia

yang telah membaca dan mempelajari makalah ini.

Pekanbaru, September 2012

Penulis

2

Page 3: Makalah Pneumotoraks Dan Hemotoraks

DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………………………………………..i

Daftar Isi……………………………………………………………………………………...ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang………………………………………….…………………………1

B. Rumusan Masalah……………………………………..…………………………..2

C. Tujuan……………………………………………………………………………..2

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Anatomi dan Fisiologis Paru-paru………………………………………………. 3

B. Pneumotoraks……………………………………………………………………. 4

C. Hemotoraks………………………………………………………………………10

Lampiran……………………………………………………………………………..20

BAB III TINJAUAN KASUS

A. Kasus 1 (Pneumotoraks)………………………………………………………….24

B. Kasus 2 (Hemotoraks)……………………………………………………………34

C. Penatalaksanaan Farmakologis Pneumotoraks dan Hemotoraks………………...40

D. Health Education………………………………………………………………....41

E. Tujuan Pembelajaran…………………………………………………………..…42

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………….43

Lampiran WSD ……………………………………………………………………………………..…44

3

Page 4: Makalah Pneumotoraks Dan Hemotoraks

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem pernapasan adalah salah satu sistem penting dalam tubuh manusia karena saat

bernapas tubuh manusia menghirup oksigen yang sangat berfungsi sebagai gas kehidupan

pada sel dan membuang karbondioksida yang merupakan zat sisa metabolisme. Oleh karena

itu, gangguan apapun yang terjadi pada sistem ini akan berpengaruh secara sistemik pada

sistem-sistem tubuh lainnya. Terdapat banyak gangguan yang berkemungkinan terjadi pada

system pernapasan, diantaranya yaitu Pneumotoraks dan Hemotoraks.

Pneumotoraks adalah keadaan terdapatnya udara atau gas dalam rongga pleura.

Sedangkan Hemotoraks adalah terdapatnya darah dalam rongga pleura. (Price & Wilson,

1995). Pada keadaan normal rongga pleura tidak berisi udara, gas, cairan ataupun darah,

karena paru-paru membutuhkan pleura agar dapat leluasa mengembang terhadap rongga

dada. Sehingga jika terdapat benda asing pada pleura ini akan mengakibatkan paru-paru akan

sulit berelaksasi dirongga dada dan mengalami kesulitan untuk mendapatkan asupan oksigen

yang cukup bagi tubuh.

Insiden pneumotoraks sulit diketahui karena episodenya yang acak penyebabnya.

Namun diketahui berdasarkan penelitian Seaton dkk. Menyebutkan bahwa pria lebih banyak

mengidap pneumotoraks daripada wanita dengan perbandingan 5:1 dan sekitar 81% kasus

pneumotoraks berada pada rentang umur dibawah 45 tahun. Di Olmested Country,

Minessota, Amerika, Melton et al melakukan penelitian selama 25 tahun (tahun 1950-1974)

pada pasien yang terdiagnosa pneumotoraks , didapatkan 75 pasien karena trauma, 102 pasien

karena iatrogenic dan sisanya 141 pasien karena pneumotoraks spontan (terjadi tiba-tiba

tanpa ada penyebab). Pada kasus pneumotoraks spontan didapatkan angka insidensi yaitu 7,4-

8,6/100.000 pertahun untuk pria dan 1,2/100.000 pertahun untuk wanita. (loddenkemper,

2003)

Sedangkan untuk Hemotoraks sangat jarang terjadi untuk etiologi spontan karena

kebanyakan kasus terdapatnya darah pada rongga pleura diakibatkan oleh cedera atau trauma

pada dada kecuali ada komplikasi lainnya. Menurut epidemiologinya, angka kejadian

4

Page 5: Makalah Pneumotoraks Dan Hemotoraks

hemotoraks terkait trauma atau cedera di Amerika Serikat adalah sebanyak 300.000 kasus

pertahun.

Berdasarkan prevalensi dan angka kejadian yang cukup tinggi untuk pneumotoraks dan

hemotoraks inilah yang menyebabkan penulis tertarik untuk mengangkatnya menjadi suatu

makalah, sehingga akan ditemui konsep mendalam dan asuhan keperawatan mengenai

gangguan system pernapasan ini.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan pneumotoraks dan hemotoraks ?

C. Tujuan

Untuk mengetahui informasi mengenai pneumotoraks dan hemotoraks mulai dari

definisi, penyebab, penatalaksanaan, hingga asuhan keperawatan dan akhirnya mampu

mengaplikasikannya saat di lapangan.

5

Page 6: Makalah Pneumotoraks Dan Hemotoraks

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Anatomi dan Fisiologi Paru-paru

Pleura merupakan membran tipis pembungkus paru yang terdiri dari 2 lapisan yaitu

pleura viseralis dan pleura parietalis. Kedua lapisan ini bersatu di daerah hilus arteri dan

mengadakan penetrasi dengan cabang utama bronkus, arteri dan vena bronkialis, serabut saraf

dan pembuluh limfe. Secara histologis kedua lapisan ini terdiri dari sel mesotelial, jaringan

ikat, pembuluh darah kapiler dan pembuluh getah bening. (Syaifuddin, 2009)

Normalnya rongga pleura selalu ada cairan serosa yang berfungsi untuk mencegah

melekatnya pleura viseralis dan pleura parietalis, sehingga gerakan paru dapat mengembang

dan mengecil dengan mulus tanpa terjadinya friksi. Cairan pleura merupakan filtrate dari

plasma yang terus-menerus direabsorbsi sehingga selalu dalam keadaan yang tetap. Cairan

fisiologis ini disekresi oleh pleura parietalis dan diabsorbsi kembali oleh pleura viseralis.

Dalam keadaan normal cairan pleura berkisar antara kurang dari 5 ml – 15 ml dan setiap

peningkatan jumlah cairan di atas nilai ini dianggap sebagai efusi pleura (Syaifuddin, 2009).

Normalnya cairan pleura terbentuk karena tekanan hidrostatis pada pleura parietalis lebih

besar dari tekanan onkotik, fitrat masuk rongga pleura.

6

Page 7: Makalah Pneumotoraks Dan Hemotoraks

B. Pneumotoraks

1. Definisi

Pneumothoraks adalah suatu keadaan terdapatnya udara didalam rongga pleura

(Harrison, 2000). Luka tembus dada merupakan penyebab umum dari pneumotoraks

traumatik pengumpulan udara dalam ruang potensial. Pneumotoraks adalah cedera dada

hebat yang disebabkan karena adanya udara yang keluar dari paru kedalam ruang pleura

(Brunner & Suddart, 2010).

Pada pneumotoraks udara atau gas terakumulasi antara pleura parietal dan viseral.

Banyaknya udara yang terjebak dalam ruangan intrapleura menentukan tingkat kolaps

paru. Pneumotoraks diklasifikasikan sesuai dengan penyebabnya yaitu traumatik, spontan,

dan terapeutik (Harrison, 2000).

2. Etiologi

Saat inspirasi, tekanan intrapleura lebih negative daripada tekanan intrabrokhial,

sehingga paru-paru akan berkembang mengikuti dinding toraks dan udara dari luar yang

tekanannya nol akan masuk ke bronkus hingga sampai alveoli. Saat ekspirasi, dinding

dada menekan rongga dada sehingga tekanan intra pleura akan lebih tinggi dari tekanan di

alveolus ataupun dibronkus sehingga udara ditekan keluar melalui bronkus. Tekanan intra

bronchial meningkat apabila ada tahanan jalan napas. Tekanan inrabronkhial akan lebih

meningkat lagi pada waktu batuk, bersin, mengedan karena pada keadaan ini glottis

menutup. Apabila dibagian perifer dari bronchus atau alveolus ada bagian yang lemah,

bronchus atau alveolus itu akan pecah atau robek.

Pneumotoraks terjadi karena adanya kebocoran dibagian paru yang berisi udara

melalui robekan atau pecahnya pleura. Robekan ini berhubungan dengan bronkhus.

Pelebaran alveoli dan pecahnya septa-septa alveoli kemudian membentuk suatu bulla yang

disebut granulomatous fibrosis. Granulomatous fibrosis adalah salah satu penyebab sering

terjadinya pneumotoraks karena bulla tersebut berhubungan dengan adanya obstruksi

empiema.

Pneumotoraks diklasifikasikan sesuai dengan penyebabnya yaitu traumatik, spontan,

dan terapeutik. (Harrison, 2000)

7

Page 8: Makalah Pneumotoraks Dan Hemotoraks

a. Pneumotoraks Traumatik

Pneumotoraks traumatik adalah pneumotoraks yang terjadi akibat suatu trauma,

baik trauma penetrasi maupun bukan yang menyebabkan robeknya pleura, dinding

dada maupun paru.

Berdasarkan kejadiannya pneumotoraks traumatik dibagi 2 jenis yaitu :

1). Pneumotoraks Traumatik bukan Iatrogenik, adalah pneumotoraks yang terjadi

karena jejas pada dinding dada baik terbuka maupun tertutup, barotrauma.

2). Pneumotoraks Traumatik Iatrogenik, adalah pneumotoraks yang terjadi akibat

komplikasi dari tindakan medis. Pneumotoraks jenis ini dibedakan menjadi 2 yaitu :

Pneumotoraks traumatik Iatogenik Aksidental, adalah pneumotoraks yang

terjadi akibat tindakan medis karena kesalahan atau komplikasi tindakan

tersebut, misalnya pada tindakan parenthesis dada, biopsi dada, biopsi pleura,

biopsy transbronkial, biopsi/aspirasi paru perkutaneus, kanulasi vena sentral,

barotrauma (ventilasi mekanik).

Pneumotoraks Traumatik Iatrogenik Artifisial, adalah pneumotoraks yang

sengaja dilakukan dengan cara mengisi udara ke dalam rongga pleura melalui

jarum dengan suatu alat Maxwell box. Biasanya untuk terapi tuberkulosis atau

untuk menilai permukaan paru.

b. Pneumotoraks Spontan

Pneumotoraks spontan adalah pneumotoraks yang terjadi secara tiba-tiba dan tak

terduga dengan atau tanpa penyakit paru-paru yang mendasarinya. Pneumotoraks

akan terjadi apabila ada hubungan antara bronkus atau alveolus dengan rongga pleura,

sehingga udara dapat masuk ke rongga pleura melalui kerusakan yang ada,

menyebabkan pneumotoraks terbuka, tertutup, dan tekanan.

Pneumotoraks spontan terbagi 2 yaitu :

1). Pneumotoraks Spontan Primer

Pneumotoraks spontan primer terjadi karena robeknya suatu kantong udara

dekat pleura viseralis.Penelitian secara patologis membuktikan bahwa pasien

8

Page 9: Makalah Pneumotoraks Dan Hemotoraks

pneumotoraks spontan yang parunya direseksi tampak adanya satu atau dua ruang

berisi udara dalam bentuk bleb dan bulla.Bulla merupakan suatu kantong yang

dibatasi sebagian oleh pleura fibrotikyang menebal.

2). Pneumotoraks Spontan Sekunder

Pneumotoraks spontan sekunder terjadi karena pecahnya bleb viseralis atau

bulla subpleura dan sering berhubungan dengan penyakit paru yang

mendasarinya.Patogenesis pneumototaks spontan sekunder umumnya terjadi akibat

komplikasi penyakit PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik), asma, fibrosis kistik,

tuberculosis paru, penyakit-penyakit paru lainnya.

Pneumotoraks Terbuka, yaitu terjadi akibat adanya hubungan terbuka antara

rongga pleura dan bronkus dengan lingkungan luar. Terjadi karena luka terbuka

pada dinding dada sehingga pada saat inspirasi udara dapat keluar melalui luka

tersebut.

Pneumotoraks Tertutup, yaitu rongga pleura tertutup dan tidak berhubungan

dengan lingkungan luar. Udara yang dulunya ada di rongga pleura (tekanan

positif) karena direasorpsi dan tidak ada hubungan lagi dengan lingkungan luar

maka tekanan udara di rongga pleura menjadi negatif. Tetapi paru belum bisa

berkembang penuh. Sehingga masih ada rongga pleura yang tampak meskipun

tekanannya sudah normal.

Pneumotoraks Ventil, terjadi selama melakukan ventilasi mekanis atau upaya

resusitatif. Tekanan pleura positif bersifat mengancam jiwa karena ventilasi sangat

menurun dan juga karena tekanan positif diteruskan ke mediastinum, yang

mengakibatkan berkurangnya aliran balik vena kejantung dan turunnya curah

jantung.

3. Manifestasi Klinis (LWW, 2011)

Pneumotoraks Tanda dan Gejala

Tertutup Pneumotoraks yang luas dan cepat menimbulkan:

- Nyeri tajam saat ekspirasi terutama pada paru yang

sakit.

- Peningkatan frekuensi napas

9

Page 10: Makalah Pneumotoraks Dan Hemotoraks

- Kecemasan meningkat

- Produksi keringat berlebihan

- Penurunan tekanan darah

- Takikardi

- Inspeksi dan palpasi: penurunan sampai hilangnya

pergerakan dada pada sisi yang sakit.

- Perkusi: hiperresonan pada sisi sakit

- Auskultasi: penurunan suara napas.

spontanNapas pendek dan timbul secara tiba-tiba tanpa ada trauma

dari paru.

Ventil

- Inspeksi dan sesak napas berat, penurunan pergerakan

dada.

- Perkusi: hiperresonan pada sisi sakit

- Auskultasi: penurunan suara napas.

Terbuka

- Terlihat ada luka terbuka dan suara mengisap di

tempat luka.

- Perkusi: hiperresonan pada sisi sakit

- Auskultasi: penurunan suara napas.

4. Evaluasi Diagnostik (PDIPDI, 2009)

a. Pemeriksaan Radiologi

Gambaran radiologi pneumotoraks akan tampak hitam, rata, dan paru yang kolaps

akan tampak garis yang merupakan tepi paru. Kadang-kadang paru yang kolaps tidak

membentuk garis, tetapi berbentuk lobuler yang sesuai dengan lobus paru.

Adakalanya paru yang mengalami kolaps tersebut, hanya tampak seperti massa yang

berada di daerah hilus. Keadaan ini menunjukkan kolaps paru yang luas sekali.

Besarnya kolaps paru tidak selalu berkaitan dengan berat ringan sesak napas yang

dikeluhkan. Perlu diamati ada tidaknya pendorongan. Apabila ada pendorongan

jantung atau trakea ke arah paru yang sehat, kemungkinan besar telah terjadi

pneumotoraks ventil dengan tekanan intrapleura yang tinggi.

b. Saturasi oksigen

Saturasi oksigen harus diukur biasanya normal kecuali adanya penyakit paru.

c. Ultrasonografi atau CT 10

Page 11: Makalah Pneumotoraks Dan Hemotoraks

Keduanya lebih baik dari poto toraks dalam mendeteksi pneumotoraks kecil dan

biasanya digunakan setelah biopsi perkutan.

5. WOC (Web of Caution) Teoritis

11

Kebocoran dibagian paru yang berisi udara melalui robekan atau pecahnya pleura. Robekan ini akan berhubungan dengan bronkus

Tekanan intrabrokhial meningkat

Pelebaran alveoli dan pecahnya septa alveoli

Membentuk bulla, kemudian pecah menembus pleura

Terjadi hubungan langsung antara rongga pleura dengan udara lain

Tekanan positif intra pleura menurun

Gangguan ventilasi: pengembangan paru tidak normal

Pola nafas tidak efektif

Terpasang bullow drainase/WSD

Tanda dan gejala:

- mual, - BB turun- Tidak bisa makan

akibat sesak- intake nutrisi

tidak adekuat,

Nyeri

Perubahan pemenuhan nutrisi kurang dari

kebutuhan.

Tanda-tanda:

Klien terlihat menahan nyeri, Respon nyeri,

adanya luka pasca pemasangan bullow

drainase

Tanda dan gejala:

- Sesak napas

- Napas cuping hidung

- RR diatas 20x

- Irama nafas tidak teratur

Intervensi:

- Kaji skala nyeri

- Ajarkan tekhnik relaksasi

- Kolaborasi dengan penggunaan analgesik

Intervensi:

- Kaji kualitas, frekuensi dan kedalaman pernapasan.

- Posisikan pasien (semifowler)

- Observasi TTV

Intervensi:

- Kaji kebiasaan makan

- Anjurkan klien makan dalam porsi kecil tapi sering

- Hidangkan makanan yg

Page 12: Makalah Pneumotoraks Dan Hemotoraks

7. Penatalaksanaan Medis

Penatalaksanaan pneumotoraks bergantung pada jenis pneumotoraks yang dialaminya,

derajat kolaps, berat ringannya gejala, penyakit dasar, dan penyulit yang terjadi saat

melaksanakan pengobatan yang meliputi tindakan dekompresi yaitu membuat hubungan

antara rongga pleura dengan lingkungan luar dengan cara : (PDIPDI, 2009)

a. Menusukkan jarum melalui dinding dada hingga masuk ke rongga pleura, dengan

demikian tekanan udara yang positif di rongga pleura akan berubah negatif. Hal ini

disebabkan karena udara keluar melalui jarum tersebut. Cara lainnya adalah

melakukan penusukan ke rongga pleura memakai transfusion set.

b. Membuat hubungan dengan udara luar melalui kontraventil :

Penggunaan pipa Water Sealed Drainage (WSD).

Pipa khusus (kateter toraks) steril, dimasukkan ke rongga pleura dengan

perantara troakar atau dengan bantuan klem penjepit (pen), memasukkan pipa

plastik (kateter toraks) dapat juga dillakukan melalui celah yang dibuat dengan

bantuan insisi kulit dari sela iga ke-4 pada garis aksila tengah atau pada garis

aksila belakang.Selain itu, dapat pula melalui sela iga ke-2 dari garis klavikula

tengah.Selanjutnya ujung selang plastic di dada dan pipa kaca WSD di

hubungkan melalui pipa plastic lainnya.Posisis ujung pipa kaca yang berada di

botol sebaiknya berada 2 cm di bawah permukaan air supaya gelembung udara

dapat dengan mudah keluar melalui perbedaan tekanan tersebut.

Pengisapan Kontinu (continuous suction)

Pengisapan dilakukan secara kontinu apabila tekanan intrapleura tetaap positif.

Pengisapan dilakukan dengan cara memberi tekanan negative sebesar 10-20

cm H2O. Tujuannya adalah agar paru cepat mengembang dan segera terjadi

perlekatan antara pleura viseralis dan pleura parietalis.

Pencabutan Drain

Apabila paru telah mengembang maksimal dan tekanan intrapleura sudah

negatif kembali, drain dapat dicabut. Sebelum dicabut, drain ditututp dengan

cara dijepit atau ditekuk selama 24 jam. Apabila paru tetap mengembang

penuh, drain dapat dicabut.

12

Page 13: Makalah Pneumotoraks Dan Hemotoraks

c. Tindakan Bedah

Pembukaan dinding toraks dengan cara operasi, maka dapat dicari lubang yang

menyebabkan terjadinya pneumotoraks, lalu lubang tersebut dijahit.

d. Pada pembedahan, jika dijumpai adanya penebalan pleura yang menyebabkan paru

tidak dapat mengembang, maka dapat dilakukan pengelupasan atau dekortisasi.

Pembedahan paru kembali bila ada bagian paru yang mengalami robekan atau bila ada

fistel dari paru yang rusak, sehingga paru tersebut tidak berfungsi dan tidak dapat

dipertahankan kembali.

C. Hemotoraks

1. Definisi

Hemotoraks merupakan suatu keadaan dimana darah terakumulasi pada rongga pleura

yang disebabkan karena adanya trauma pada dada yang menjadi predisposisi terpenting

perembesan darah berkumpul dikantong pleura tidak bisa diserap oleh pleura (Muttaqin,

2008). Hemotoraks yaitu trauma pada rongga toraks yang berakibat pendarahan (Patrick,

2002). Penyebab paling umum dari hemothorax adalah trauma dada.

2. Etiologi

Hemothoraks dapat dibagi berdasarkan penyebabnya : (LWW, 2011)

a. Hemotoraks Spontan

Oleh kerena primer ( rupture blep), sekunder (Infeksi keganasan).

b. Hemotoraks yang didapat

Oleh karena iatrogenic, barotrauma, trauma.

Penyebab paling umumdari hemotoraks adalah trauma dada, misalnya :

a. Luka tembus paru-paru, jantung, pembuluh darah besar, atau dinding dada

b. Trauma tumpul dada kadang-kadang dapat mengakibatkan lecet hemotoraks.

Penyebab dari hemotoraks adalah laserasi paru atau laserasi dari pembuluh darah

intercostal atau arteri mammaria internal yang disebabkan oleh cedera tajam atau

cedera tumpul. Dislokasi fraktur dari vertebrata torakal juga dapat menyebabkan

hemotoraks. Biasanya perdarahan berhenti spontan dan tidak memerlukan intervensi

13

Page 14: Makalah Pneumotoraks Dan Hemotoraks

operasi. Penyebab paling umum dari hemothorax adalah trauma dada. Dapat juga

terjadi pada pasien yang memiliki:

Kematian jaringan paru-paru (paru-paru infark )

Kanker paru-paru atau pleura.

Menusuk dada ( ketika senjata seperti pisau atau memotong peluru paru-paru

Operasi jantung

Tuberkulosis

Sebuah cacat pembekuan darah

Trauma tumpul dada

Hematoraks masif adalah terkumpulnya darah dengan cepat lebih dari 1500 cc

dalam rongga pleura. Penyebabnya adalah luka tembus yang merusak pembuluh darah

sistemik atau pembuluh darah pada hilus paru. Selain itu juga dapat disebabkan

cedera benda tumpul. Kehilangan darah dapat menyebabkan hipoksia.

c. Manifestasi Klinis (LWW, 2011)

Gangguan pengembangan dada

Perubahan kedalaman pernapasan

Sesak napas mendadak

Nyeri dada

Perkusi dada pekak

Perdarahan nyata (massif)

Sianosis

Hipoksia

Takikardi

Hipotensi

d. Evaluasi Diagnostik

a. Perkusi memperlihatkan bunyi napas yang samar dan saat auskultasi bunyi napas

berkurang atau tidak ada di sisi yang diserang.

b. Torasentesis menghasilkan darah atau cairan serosanguinosa

c. Sinar-X dada menunjukkan cairan pleural dengan atau tanpa pergeseran

mediastinal.

d. Analisis gas darah arterial bias mendokumentasikan gagal respiratorik.

14

Page 15: Makalah Pneumotoraks Dan Hemotoraks

e. Kadar hemoglobin bisa turun, tergantung pada darah yang hilang.

e. WOC Teoritis

f.

(Muttaqin, 2008)

6. Diagnosa dan Intervensi Keperawatan

15

Trauma pada Thoraks

Gangguan ventilasi: pengembangan paru tidak optimal, gangguan difusi, distribusi, dan transportasi oksigen

Akumulasi darah di kantong pleura

Pendarahan jaringan interstitium. Pendarahan intraalveolar, kolaps arteri dan kapiler-kapiler kecil, hingga tahanan perifer pembuluh darah

paru meningkat.

Reabsorpsi darah oleh pleura tidak memadai/ tidak optimal

Ketidakefektifan pola nafas

Keluhan sistemis, mual, intake nutrisi tidak adekuat, malaise, kelemahan,

dan keletihan fisik, kecemasan, serta ketidaktahuan akan prognosis

Terpasang bullow drainase / WSD

Tanda-tandanya:

- Sesak napas

- Napas cuping hidung

- RR diatas 20x

- Irama nafas tidak teratur

Intervensi:

- Kaji kualitas, frekuensi dan kedalaman pernapasan.

- Posisikan pasien (semifowler)

- Observasi TTV

Nyeri

Tanda-tanda:

Klien terlihat menahan nyeri,

Respon nyeri, adanya luka pasca

pemasangan bullow drainase

Intervensi:

- Kaji skala nyeri

- Ajarkan tekhnik relaksasi

- Kolaborasi dengan penggunaan analgesik

Tanda:

- mual, - BB turun- Tidak bisa makan akibat sesak

Perubahan pemenuhan nutrisi

kurang dari kebutuhan.

Intervensi:

- Kaji kebiasaan makan

- Anjurkan klien makan dalam porsi kecil tapi sering

- Hidangkan makanan yg hangat.

Page 16: Makalah Pneumotoraks Dan Hemotoraks

Diagnosa keperawatan Pneumotoraks dan Hemotoraks yang mungkin muncul secara teoritis :

(Doenges, 2000)

No. Diagnosa Keperawatan Intervensi Rasional

1. Ketidakefektifan pola pernapasan

yang berhubungan dengan gangguan

pertukaran gas

Kaji kualitas,

frekuensi, dan

kedalaman

pernapasan ,

laporkan setiap

perubahan yang

terjadi.

Dengan mengkaji

kualitas, frekuensi,

dan kedalamn

pernapasan, kita dapat

mengetahui sejauh

mana perubahan

kondisi klien.

Baringkan klien

dalam posisi yang

nyaman, atau dalam

posisi duduk.

Penurunan diafragma

memperluas daerah

dada sehingga

ekspansi paru bias

maksimal.

Observasi tanda-

tanda vital (nadi,

RR).

Peningkatan RR dan

takikardi merupakan

indikasi adanya

penurunan fungsi

paru.

Lakukan auskultasi

suara napas tiap 2-4

jam.

Auskultasi dapat

menentukan kelainan

suara napas pada

bagian paru.

Kemungkinan akibat

dari berkurangnya

atau tidak

berfungsinya lobus,

segmen, dan salah

satu dari paru. Pada

16

Page 17: Makalah Pneumotoraks Dan Hemotoraks

daerah kolaps paru,

suara pernapasan

tidak terdengar tetapi

bila hanya sebagian

yang kolaps suara

pernapasan tidak

terdengar dengan

jelas. Hal tersebut

dapat menentukan

fungsi paru yang baik

da nada tidaknya

atelectasis paru.

Bantu dan ajarkan

klien untuk batuk

dan napas dalam

yang efektif.

Menekan daerah yang

nyeri ketika batuk

atau napas dalam.

Penekanan otot-otot

dada serta abdomen

membuat batuk lebih

efektif.

Kolaborasi untuk

tindakan dekompresi

dengan pemasangan

WSD.

Dengan

memungkinkan udara

keluar dari rongga

pleura dan

mempertahankan agar

paru tetap

mengembang dengan

jalan

mempertahankan

tekanan negative pada

interpleura.

2. Nyeri berhubungan dengan batuk Tentukan Penggunaan skala/

17

Page 18: Makalah Pneumotoraks Dan Hemotoraks

menetap adanya selang dada,

ditandai dengan nyeri dada, gelisah,

keadaan umum lemah.

karakteristik nyeri rentang nyeri

membantu pasien

dalam mengkaji

tingkat nyeri,

meningkatkan kontrol

nyeri.

Kaji pernyataan

verbal dan non

verbal nyeri pasien

Ketidaksesuaian

antara petunjuk

verbal/ non verbal

dapat menunjukkan

derajat nyeri

Dorong pasien untuk

melakukan tehnik

relaksasi

Meningkatkan

relaksasi dan

penglihatan perhatian

Bantu aktivitas

perawatan diri,

pernapasan dan

latihan tangan

Mendorong dan

membantu fisik

diperlukan untuk

beberapa waktu

sebelum pasien

mampu untuk

kreativitas karena

nyeri/ takut nyeri.

Berikan periode

istirahat, berikan

lingkungan tenang

Penurunan

kelemahan,

menghemat energi

dan meningkatkan

koping.

18

Page 19: Makalah Pneumotoraks Dan Hemotoraks

Berikan analgesik

rutin sesuai indikasi

Mempertahankan

kadar obat lebih

konstan menghindari

puncak periode nyeri

3. Gangguan pemenuhan kebutuhan

nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan intake yang

tidak adekuat.

Kaji kebiasaan

makan makanan

kesukaan atau

ketidaksukaan

Mengidentifikasi

defisiensi/kekurangan,

menduga

kemungkinan

intervensi.

Timbang berat badan

klien setelah sakit

Mengawasi

penurunan BB /

mengawasi efektifitas

intervensi.

Anjurkan klien

makan dalam porsi

kecil tapi sering

Makanan sedikit

dapat menurunkan

kelemahan dan

meningkatkan

masukan juga

mencegah distensi

gaste/ peregangan .

Beri motivasi klien

untuk menghabiskan

porsi makanannya

Dengan memotivasi

klien menghabiskan

makanannya, klien

lebih kuat untuk ingin

sembuh.

. Hidangkan makanan

selagi hangat

Menambah nafsu

makan klien.

19

Page 20: Makalah Pneumotoraks Dan Hemotoraks

Jelaskan pentingnya

nutrisi yang adekuat

untuk proses

penyembuhan

Nutrisi penting untuk

penyembuhan karna

mengembalikan

kestabilan sistem

tubuh.

Kolaborasi dengan

ahli gizi untuk

memberikan diit

makanan

Metode makan dan

kebutuhan dengan

upaya kalori

didasarkan pada

kebutuhan individu

untuk memberikan

nutrisi maksimal

dengan upaya

minimal pasien

/penggunaan energi.

Kolaborasi

pemberian obat anti

emetic

Obat antiemetik yaitu

obat yang mengatasi

mual dan muntah.

7. Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan (LWW, 2011)

a. Medis

1) Resusitasi cairan

Terapi awal hemotoraks adalah dengan penggantian volume darah yang

dilakukan bersamaan dengan dekompresi rongga pleura. Dimulai dengan

infuse cairan kristaloid secara cepat dan kemudian pemberian darah dengan

golongan spesifik secepatnya. Darah dari rongga pleura dapat dikumpulkan

dalam penampungan yang cocok untuk autotranfusi, bersamaan dengan

pemberian infuse dipasang pula chest tube (WSD).

2) Pemasangan WSD (Water Sealed Drainage)

20

Page 21: Makalah Pneumotoraks Dan Hemotoraks

WSD adalah suatu system drainase yang menggunakan water seal untuk

mengalirkan udara atau cairan dari rongga pleura.

3) Pasien yang sulit bernapas bisa memanfaatkan terapi oksigen supplemental.

4) Analgesic bisa diberikan untuk mengontrol nyeri.

5) Terapi IV bisa digunakan untuk mngembalikan volume cairan.

6) Auto transfuse diperlukan jika pasien kehilangan darah yang signifikan (lebih

dari 1 liter)

7) Torafotomi diperlukan jika pipa dada tidak memperbaiki kondisi pasien, untuk

mengevakuasi darah dan gumpalan dan untuk mengontrol perdarahan.

b. Penatalaksanaan Keperawatan Pneumotoraks dan Hemotoraks

Menurut LWW (2011), penatalaksanaan pneumotoraks dan hemotoraks umumnya

adalah sebagai berikut:

No Tindakan Rasional

1. Lihat apakah klien pucat dan terengah-

engah.

Klien akan terlihat pucat dan terengah-

engah saat mengalami nyeri

2. Pantau tanda vital setiap jam Untuk mengindikasikan syok, distress

respiratorik, Tekanan darah turun, nadi

naik dan tingkat respiratorik naik bisa

mengindikasikan tingkat keparahan

pneumotoraks.

3 Tempatkan pipa dada. Minta pasien

batuk dan bernapas dalam. Kemudian

beri analgesic.

Untuk mempermudah ekspansi dada.

Analgesic dapat mengurangi nyeri.

4. Pada pasien yang menjalani drainase

pipa dada, lihat adakan kebocoran.

Catat jumlah drainasenya.

Jika ada penggelembungan berarti

mengindikasikan kelainan paru gagal

menutup.

21

Page 22: Makalah Pneumotoraks Dan Hemotoraks

5. Lihat apakah klien mengenakan

ventilator. Lihat apakah klien sulit

bernapas.

Ventilator dapat membantu pasien

mendapatkan oksigen yang cukup.

6. Ganti pembalut disekitar masuknya

pipa dada seperlunya. Berhati-hatilah

untuk tidak memposisikan kembali

pipa.

Kebocoran pipa drainase dapat

memperburuk keadaan klien.

7. Bantu pasien berjalan semampunya

(biasanya sehari setelah operasi)

Untuk melatih inspirasi dalam dan

ekspansi paru-paru.

8. Beri keyakinan pada pasien dan

jelaskan mengenai pneumotoraks.

Menambah pengetahuan kesehatan pada

klien.

9. Posisikan klien senyaman mungkin. Biasanya klien pneumotoraks merasa

paling nyaman saat duduk tegak lurus.

Lampiran

22

Page 23: Makalah Pneumotoraks Dan Hemotoraks

Step I :

Terminologi (Kata Sulit) :

o Pneumotoraks

Suatu keadaan terdapatnya udara didalam rongga pleura.

o Hematoraks

Trauma pada rongga toraks yang berakibat pendarahan.

o Hematoraks massif

Terkumpulnya darah dengan cepat lebih dari 1500 cc dalam rongga pleura.

o Pneumotoraks Traumatik

Pneumotoraks yang terjadi akibat suatu trauma, baik trauma penetrasi maupun bukan

yang menyebabkan robeknya pleura, dinding dada maupun paru.

o Pneumotoraks Traumatik bukan Iatrogenik

Pneumotoraks yang terjadi karena jejas pada dinding dada baik terbuka maupun

tertutup, barotrauma.

Pneumotoraks Traumatik Iatrogenik

Pneumotoraks yang terjadi akibat komplikasi dari tindakan medis.

o Pneumotoraks Spontan

Pneumotoraks yang terjadi secara tiba-tiba dan tak terduga dengan atau tanpa

penyakit paru-paru yang mendasarinya.

o Pneumotoraks Spontan Primer

Robeknya suatu kantong udara dekat pleura viseralis.

o Kolaps

Kelemahan anggota tubuh karena kegagalan peredaran darah.

o Bulla

Gelembung berisi cairan lebih besar dari pada vesikel.

o Pneumotoraks Spontan Sekunder

karena pecahnya bleb viseralis atau bulla subpleura dan sering berhubungan dengan

penyakit paru yang mendasarinya.

o Pneumotoraks Terbuka

Terjadi akibat adanya hubungan terbuka antara rongga pleura dan bronkus dengan

lingkungan luar.

23

Page 24: Makalah Pneumotoraks Dan Hemotoraks

o Pneumotoraks Tertutup

Rongga pleura tertutup dan tidak berhubungan dengan lingkungan luar.

o Pneumotoraks Ventil

Terjadi selama melakukan ventilasi mekanis atau upaya resusitatif.

o Biopsi

Pengambilan sampel dengan menggunakan bagian tubuh.

o Pleura

Selaput yang menutupi permukaan paru-paru.

o Hilus

Tempat masuk dan keluar pembuluh-pembuluh darah dan saraf.

o Septa

Sekat atau dinding pembatas.

o Obstruksi

Penyumbatan atau keadaan tersumbat.

o Empiema

Penanahan rongga badan, biasanya dirongga dada.

o Predisposisi

Kepekaan tersembunyi terhadap suatu penyakit yang dapat dicetuskan oleh keadaan-

keadaan tertentu.

o Tuberkulosis

Penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis.

o Torasentesis

Tindakan mengaspirasi cairan pleural atau udara, dilakukan untuk menghilangkan

tekanan, nyeri atau dispnea.

o Serosanguinosa

Trauma tumpul dada.

o Bleb

Kista (struktur abnormal seperti kantung yang bisa ditemukan di manapun di tubuh)

berisi udara di dekat atau pada permukaan paru-paru.

o WSD (Water Sealed Drainage)

24

Page 25: Makalah Pneumotoraks Dan Hemotoraks

Tindakan invasive yang dilakukan untuk mengeluarkan udara, cairan (darah,pus) dari

rongga pleura, rongga thorax; dan mediastinum dengan menggunakan pipa

penghubung.

o Dekompresi

Meniadakan atau mengurangi tekanan.

o Dekortisasi

Pengelupasan.

o Frekuensi

Jumlah berapa kali suatu hal terjadi dalam satuan waktu tertentu.

o Indikasi

Petunjuk yang menjadi alas an dilakukannya tindakan.

o Undulasi

Pergerakan cairan di selang dan adanya gelembung udara yang keluar dari air dalam

botol WSD.

o Adekuat

Cukup atau memadai.

o Obstruksi

Penyumbatan atau keadaan tersumbat.

o Obat antiemetik

Obat yang mengatasi mual dan muntah.

o Spasme

Ketegangan atau kekakuan otot.

Step II :

1. Bagaimana pneumotoraks dan hemotoraks dapat menyebabkan hipoksia?

2. Bagaimana prognosis pneumotoraks dan hemotoraks?

3. Bagaimana penatalaksanaan nonfarmakologis untuk pneumotoraks dan hemotoraks?

Step III :

1. Pada kasus pneumotoraks dan hemotoraks terdapat gangguan ventilasi, difusi dan

perfusi akibat dari kebocoran paru yang menembus dan substansi memenuhi pleura

sehingga oksigen yang seharusnya diedarkan keseluruh tubuh mengalami deficit

25

Page 26: Makalah Pneumotoraks Dan Hemotoraks

akibat ekspansi paru yang tidak memadai untuk berkontraksi sehingga paru

mengalami kolaps.

2. Pasien dengan pneumotoraks dan hemotoraks spontan hampir separuhnya akan

mengalami kekambuhan, setelah sembuh dari observasi maupun pemasangan tube

thoracostomy. Kekambuhan jarang terjadi pada pasien yang dilakukan toraktomi

terbuka. Pasien yang penatalaksanaannya baik umumnya tidak dijumpai komplikasi.

Pasien pneumotoraks dan hemotoraks spontan sekunder tergantung penyakit paru

yang mendasarinya, misalnya pada pasien PPOK harus lebih berhati-hati karena

sangat berbahaya.

3. Sampai saat ini penulis belum dapat menemukan penatalaksanaan

nonfarmakologisnya. Hal ini dimungkinkan karena jenis penyakit ini yang sangat

membutuhkan tindakan medis yang lanjut.

26

Page 27: Makalah Pneumotoraks Dan Hemotoraks

BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Kasus 1

1. Uraian Kasus (Pneumothorax) :

Bapak K mengalami sesak hebat setelah melakukan olahraga. Dua tahun yang lalu

didiagnosa TBC dengan riwayat putus obat. Saat ini dipasang WSD satu botol dan

oksigen binasal 2 L/menit. Udara banyak keluar tetapi pasien masih sesak. Ekstremitas

ferifer sianosis dan dingin, kesadaran samnolen.

2. Pengkajian

a. Identitas Klien

Nama : Tn. K

Jenis kelamin : Laki-laki

b. Riwayat Kesehatan

1) Keluhan Utama

Klien mengalami sesak hebat

2) Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien mengalami sesak hebat setelah melakukan olahraga. Dan saat ini

dipasang WSD satu botol dan oksigen binasal 2 L/menit.

3) Riwayat Penyakit Sebelumnya

Dua tahun yang lalu pasien didiagnosa TBC dengan riwayat putus obat.

3. Analisa Data

a. Data Subjektif :

1) Pasien mengalami sesak hebat setelah melakukan olahraga

b. Data Objektif :

1) Pasien terlihat sesak

2) Ekstremitas perifer pasien terlihat sianosis dan dingin

3) Kesadaran pasien samnolen

4) Pasien terpasang WSD satu botol

5) Pasien terpasang oksigen binasal 2 L/menit

27

Page 28: Makalah Pneumotoraks Dan Hemotoraks

No. Data EtiologiMasalah

Keperawatan

1. DS : pasien mengalami sesak

hebat setelah melakukan

olahraga.

DO :

- Pasien terlihat sesak..

- Pasien terpasang WSD

satu botol

- Pasien terpasang

oksigen binasal

2L/menit

Kebocoran paru akibat

robeknya pleura

Hub. Langsung antara rongga

pleura dan udara dalam pipa

Gangguan ventilasi (ekspansi

paru - ), difusi, distribusi dan

transportasi

Sesak napas

Ketidakefektifan pola napas

Ketidakefektifan

pola pernapasan

2. DS : pasien mengalami sesak.

DO :

- Pasien terlihat sesak

- Kesadaran somnolen

Kebocoran paru akibat

robeknya pleura

Hub. Langsung antara rongga

pleura dan udara dalam pipa

Gangguan ventilasi, difusi,

distribusi dan transportasi

Gangguan oksigen pada

jaringan otak

Kesadaran menurun

Gangguan perfusi cerebral

Gangguan perfusi

cerebral

3. DS : pasien mengalami sesak

hebat setelah melakukan

olahraga.

Kebocoran paru akibat

robeknya pleura

Gangguan perfusi

jaringan

28

Page 29: Makalah Pneumotoraks Dan Hemotoraks

DO :

- pasien terlihat sesak.

- Ekstremitas perifer

pasien terlihat sianosis

dan dingin

Hub. Langsung antara rongga

pleura dan udara dalam pipa

Gangguan ventilasi, difusi,

distribusi dan transportasi

Suplai oksigen terganggu pada

perifer

Gangguan perfusi jaringan

4. DS : -

DO :

- Pasien terpasang WSD

satu botol

Kebocoran paru akibat

robeknya pleura

Hub. Langsung antara rongga

pleura dan udara dalam pipa

Gangguan ventilasi, difusi,

distribusi dan transportasi

Terpasang WSD

Respon nyeri pasca

pemasangan WSD

Nyeri

Nyeri

29

Page 30: Makalah Pneumotoraks Dan Hemotoraks

4. WOC Kasus Pneumotoraks

30

Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan gangguan pertukaran gas

Mycobacterium tuberculosis membentuk granuloma fibrosis

Bulla pecah menembus pleura

kebocoran paru akibat robeknya pleura

Hub. Langsung antara rongga pleura dengan udara dalam paru

Tekanan positif intra pleura menurun

Gangguan ventilasi (Ekspansi paru berkurang)

Gangguan perfusi

Tanda:

- Kesadaran menurun

- GCS menurun

Tanda:

- Sianosis

- Akral dingin

- CRT <2”

Ketidakefektifan pola nafas

Tanda-tandanya:

- Sesak napas

- Napas cuping hidung

- RR diatas 20x

- Irama nafas tidak teratur

Intervensi:

- Kaji kualitas, frekuensi dan kedalaman pernapasan.

- Posisikan pasien (semifowler)

- Observasi TTV

Nyeri

Tanda-tanda:

Klien terlihat menahan nyeri, Respon nyeri, adanya luka pasca pemasangan bullow drainase

Intervensi:

- Kaji skala nyeri

- Ajarkan tekhnik relaksasi

- Kolaborasi dengan penggunaan analgesik

Pemasangan WSD

Gangguan perfusi cerebral bd. Suplai O2 menurun

Gangguan perfusi jaringan bd. Gangguan pertukaran gas

Intervensi:

- Kaji tingkat kesadaran

- Pantau TTV

Intervensi:

- Kaji adanya pucat

- Pantau TTV

- Kaji CRT

Page 31: Makalah Pneumotoraks Dan Hemotoraks

5. Asuhan keperawatan

No. Diagnosa

Keperawatan

Tujuan/Kriteria

Hasil

Intervensi

Keperawatan

Rasional

1. Ketidakefektifan

pola pernapasan

yang berhubungan

dengan

menurunnya

ekspansi paru

sekunder terhadap

peningkatan

tekanan dalam

rongga pleura.

Tujuan : Dalam

waktu 3x24 jam

setelah

diberikan

intervensi pola

pernapasan

klien kembali

efektif.

Kriteria hasil :

Irama,

frekuensi, dan

kedalaman

pernapasan

berada dalam

batas normal,

pada

pemeriksaan

rontgen toraks

terlihat adanya

pengembangan

paru, bunyi

napas terdengar

jelas.

Kaji kualitas,

frekuensi, dan

kedalaman

pernapasan ,laporkan

setiap perubahan yang

terjadi

Baringkan klien

dalam posisi yang

nyaman, atau dalam

posisi duduk.

Observasi tanda-tanda

vital (nadi, RR).

Lakukan auskultasi

suara napas tiap 2-4

jam.

Dengan mengkaji

kualitas, frekuensi,

dan kedalamn

pernapasan, kita dapat

mengetahui sejauh

mana perubahan

kondisi klien.

Penurunan diafragma

memperluas daerah

dada sehingga

ekspansi paru bisa

maksimal.

Peningkatan RR dan

takikardi merupakan

indikasi adanya

penurunan fungsi paru

Auskultasi dapat

menentukan kelainan

suara napas pada

bagian paru.

Kemungkinan akibat

dari berkurangnya

atau tidak

berfungsinya lobus,

segmen, dan salah

satu dari paru. Pada 31

Page 32: Makalah Pneumotoraks Dan Hemotoraks

Bantu dan ajarkan

klien untuk batuk dan

napas dalam yang

efektif.

Kolaborasi untuk

tindakan dekompresi

dengan pemasangan

WSD.

daerah kolaps paru,

suara pernapasan tidak

terdengar tetapi bila

hanya sebagian yang

kolaps suara

pernapasan tidak

terdengar dengan

jelas. Hal tersebut

dapat menentukan

fungsi paru yang baik

da nada tidaknya

atelectasis paru

Menekan daerah yang

nyeri ketika batuk atau

napas dalam.

Penekanan otot-otot

dada serta abdomen

membuat batuk lebih

efektif.

Dengan

memungkinkan udara

keluar dari rongga

pleura dan

mempertahankan agar

paru tetap

mengembang dengan

jalan mempertahankan

tekanan negative pada

interpleura.

2. Gangguan perfusi

cerebral

Tujuan : perfusi Kaji faktor-faktor

yang menyebabkan

hipoksia yang parah

dapat menyebabkan

32

Page 33: Makalah Pneumotoraks Dan Hemotoraks

berhubungan

dengan

menurunnya

suplay oksigen

cerebral normal

Kriteria hasil :

kesadaran

normal, TTV

normal

terjadinya koma atau

menurunnya perfusi

jaringan otak.

Monitor status

neurologis secara

teratur.

Monitor tanda-tanda

vital.

Kaji fungsi-fungsi

yang lebih tinggi

seperti: fungsi bicara

jika pasien

perubahan tingkat

kesadaran, koma dan

dapat fatal.

status neurologis

meliputi tingkat

kesadaran, rangsang

selaput otak, system

motorik, system

sensorik dan mental

peningkatan RR dan

takikardi merupakan

adanya indikasi

penurunan fungsi

paru. peningkatan TD

terjadi karena

peningkatan TIK, jika

diikuti oleh penurunan

kesadaran. Demam

dapat mencerminkan

kerusakan

hipotalamus

klien dengan keadaan

kesadaran yang baik

dapat memfungsikan

seluruh panca indera

3. Gangguan perfusi

jaringan

berhubungan

Tujuan :

gangguan

perfusi jaringan

Observasi perubahan

yang tiba-tiba.

pertukaran gas

yang tidak normal

dapat menyebabkan 33

Page 34: Makalah Pneumotoraks Dan Hemotoraks

dengan

ganggauan

pertukaran gas.

dapat diatasi

Kriteria hasil:

akral hangat, ttv

dalam batas

normal,

capillary fill

time <2”

Kaji adanya pucat

(sianosis)

Observasi tanda-tanda

vital.

Kaji kekuatan nadi

perifer

Kaji tanda-tanda

dehidrasi.

Observasi intake dan

output cairan.

iskemik jaringan yang

dapat mempengaruhi

system tubuh sistemik.

sirkulasi yang terhenti

menyebabkan

transport O2

keselurug tubuh

berhenti sehingga

akral menjadi pucat

dan dingin karena

merupakan bagian

yang paling jauh

dengan jantung.

peningkatan RR dan

takikardi merupakan

adanya indikasi

penurunan fungsi

paru. peningkatan TD

terjadi karena

peningkatan TIK, jika

diikuti oleh penurunan

kesadaran. Demam

dapat mencerminkan

kerusakan

hipotalamus.

kekuatan nadi perifer

menandakan

kemampuan

transportasi oksigen

pada tubuh.

dehidrasi dapat

34

Page 35: Makalah Pneumotoraks Dan Hemotoraks

Pantau pengisian

kapiler (CRT)

membuat keadaan

vital pasien menjadi

lebih komplikasi

untuk menghindarkan

kelebihan dan

kekuaran cairan yang

dapat berujung pada

dehidrasi.

suplai darah kembali

normal jika CRT

kurang dari 2 detik

dan menandakan

suplai O2 kembali

normal.

4. Nyeri

berhubungan

dengan

pemasangan WSD

Tujuan : nyeri

hilang/terkontrol

Kriteria hasil:

klien

mengatakan

nyerinya

berkurang dan

lebih rileks.

Tentukan

karakteristik nyeri

Kaji pernyataan

verbal dan non verbal

nyeri pasien

Dorong pasien untuk

melakukan tehnik

relaksasi

Penggunaan skala/

rentang nyeri

membantu pasien

dalam mengkaji

tingkat nyeri,

meningkatkan kontrol

nyeri

Ketidaksesuaian

antara petunjuk

verbal/ non verbal

dapat menunjukkan

derajat nyeri

Meningkatkan

relaksasi dan

35

Page 36: Makalah Pneumotoraks Dan Hemotoraks

Bantu aktivitas

perawatan diri,

pernapasan dan

latihan tangan

Berikan periode

istirahat, ciptakan

lingkungan yang

nyaman.

Berikan analgesik

rutin sesuai indikasi

penglihatan perhatian

Mendorong dan

membantu fisik

diperlukan untuk

beberapa waktu

sebelum pasien

mampu untuk

kreativitas karena

nyeri/ takut nyeri.

Penurunan kelemahan,

menghemat energi dan

meningkatkan koping.

Mempertahankan

kadar obat lebih

konstan menghindari

puncak periode nyeri

B. Kasus 2

1. Uraian Kasus (Hemothoraks)

Ny. A terjatuh dari motor dan dada membengkak serta membiru, Dibawa ke rumah

sakit, dilakukan X-Ray dan ditemukan adanya perdarahan dirongga paru. Pasien

mengeluh sesak dan nyeri saat tarik napas dalam. Vital sign : TD 110/70 mmHg, Nadi

110 x/menit, RR 29 x/menit.

36

Page 37: Makalah Pneumotoraks Dan Hemotoraks

2. Pengkajian

a. Identitas

Nama : Ny.A

Jenis Kelamin : Perempuan

b. Riwayat Kesehatan

1) Keluhan Utama

Dada membengkak serta membiru. Pasien mengeluh sesak dan nyeri saat tarik

nafas dalam.

2) Riwayat Penyakit Sekarang

Adanya perdarahan dirongga paru.

3. Analisa Data

a. Data Subyektif :

1) Pasien mengeluh sesak dan nyeri saat tarik nafas dalam.

b. Data Obyektif :

1) Dada pasien membengkak dan membiru

2) Ditemukan adanya perdarahan di rongga paru

3) TTV pasien :

TD : 110/70 mmhg

Nadi : 110 x/menit

RR : 29x/menit

No. Data Etiologi Masalah Keperawatan

1. DS : Pasien mengeluh

sesak dan nyeri saat tarik

napas dalam.

DO :

- Dada pasien

membengkak dan

membiru

- Ditemukan adanya

perdarahan

dirongga paru

Trauma pada toraks

Cedera paru dan Perdarahan

dalam pleura

Reabsorbsi darah oleh pleura

tidak memadai

Akumulasi darah dalam pleura

Gangguan ventilasi (ekspansi

paru - ), difusi, distribusi dan

Ketidakefektifan pola

pernapasan

37

Page 38: Makalah Pneumotoraks Dan Hemotoraks

- TD : 110/70

mmHg (Normal :

120/80)

Nadi : 110 x/menit

(normal : 60-80)

RR : 29x/menit

(normal : 16-20)

transportasi

Sesak napas

Ketidakefektifan pola napas

2. DS : Pasien mengeluh

sesak dan nyeri saat tarik

napas dalam.

DO :

- Dada pasien

membengkak dan

membiru

- Ditemukan adanya

perdarahan

dirongga paru

- TD : 110/70

mmHg (Normal :

120/80)

Nadi : 110 x/menit

(normal : 60-80)

RR : 29x/menit

(normal : 16-20)

Trauma pada toraks

Cedera paru dan Perdarahan

dalam pleura

Reabsorbsi darah oleh pleura

tidak memadai

Akumulasi darah dalam pleura

Gangguan ventilasi (ekspansi

paru - ), difusi, distribusi dan

transportasi

Nyeri saat tarik napas dalam

Nyeri

4. WOC KASUS HEMOTHORAKS

38

Trauma pada toraks akibat kecelakaan motor

Mencederai paru hingga perdarahan dirongga paru (pleura)

Reabsorbsi darah oleh pleura tidak memadai

Akumulasi darah dikantong pleura

Page 39: Makalah Pneumotoraks Dan Hemotoraks

5. Asuhan keperawatan

No.Diagnosa

keperawatan

Tujuan / Kriteria

HasilIntervensi Rasional

1. Ketidakefektifan

pola pernapasan

yang berhubungan

Tujuan : Dalam

waktu 3x24 jam

setelah diberikan

Identifikasi faktor

penyebab kolaps

spontan, trauma

Memahami

penyebab dari

kolaps paru sangat 39

Nyeri saat nafas dalam

Nyeri berhubungan dengan trauma dan akumulasi

darah di pleura

Gangguan ventilasi (ekspansi dada terganggu), difusi, distribusi dan

transportasi oksigen

Ketidakefektifan pola nafas

Tanda-tandanya:

- Sesak napas

- Napas cuping hidung

- RR diatas 20x

- Irama nafas tidak teratur

Intervensi:

- Kaji kualitas, frekuensi dan kedalaman pernapasan.

- Posisikan pasien (semifowler)

- Observasi TTV

Tanda-tanda:

Klien terlihat menahan nyeri, Respon nyeri, adanya luka pasca pemasangan

bullow drainase

Intervensi:

- Kaji skala nyeri

- Ajarkan tekhnik relaksasi

- Kolaborasi dengan penggunaan analgesik

Page 40: Makalah Pneumotoraks Dan Hemotoraks

dengan menurunnya

ekspansi paru

sekunder terhadap

peningkatan tekanan

dalam rongga pleura

intervensi pola

pernapasan klien

kembali efektif.

Kriteria hasil :

Irama, frekuensi,

dan kedalaman

pernapasan

berada dalam

batas normal,

pada pemeriksaan

rontgen toraks

terlihat adanya

pengembangan

paru, bunyi napas

terdengar jelas.

keganasan, infeksi

komplikasi mekanik

pernapasan.

Kaji kualitas,

frekuensi, dan

kedalaman

pernapasan ,laporka

n setiap perubahan

yang terjadi.

Baringkan klien

dalam posisi yang

nyaman, atau dalam

posisi duduk.

Observasi tanda-

tanda vital (nadi,

RR).

Lakukan auskultasi

suara napas tiap 2-4

jam.

penting untuk

mempersiapkan

WSD pada

pneumotoraks dan

menentukan untuk

intervensi lainnya.

Dengan mengkaji

kualitas, frekuensi,

dan kedalamn

pernapasan, kita

dapat mengetahui

sejauh mana

perubahan kondisi

klien.

Penurunan

diafragma

memperluas daerah

dada sehingga

ekspansi paru bisa

maksimal.

Peningkatan RR dan

takikardi merupakan

indikasi adanya

penurunan fungsi

paru

Auskultasi dapat

menentukan

kelainan suara napas

pada bagian paru.

40

Page 41: Makalah Pneumotoraks Dan Hemotoraks

Bantu dan ajarkan

klien untuk batuk

dan napas dalam

yang efektif.

Kolaborasi untuk

tindakan

dekompresi dengan

Kemungkinan

akibat dari

berkurangnya atau

tidak berfungsinya

lobus, segmen, dan

salah satu dari paru.

Pada daerah kolaps

paru, suara

pernapasan tidak

terdengar tetapi bila

hanya sebagian

yang kolaps suara

pernapasan tidak

terdengar dengan

jelas. Hal tersebut

dapat menentukan

fungsi paru yang

baik da nada

tidaknya atelectasis

paru

Menekan daerah

yang nyeri ketika

batuk atau napas

dalam. Penekanan

otot-otot dada serta

abdomen membuat

batuk lebih efektif.

Dengan

memungkinkan

udara keluar dari

rongga pleura dan

41

Page 42: Makalah Pneumotoraks Dan Hemotoraks

pemasangan WSD. mempertahankan

agar paru tetap

mengembang

dengan jalan

mempertahankan

tekanan negative

pada interpleura

2. Nyeri berhubungan

dengan trauma dan

akumulasi darah di

pleura

Tujuan : nyeri

hilang/terkontrol

Kriteria hasil:

klien mengatakan

nyerinya

berkurang dan

lebih rileks

Tentukan

karakteristik nyeri

Kaji pernyataan

verbal dan non

verbal nyeri pasien

Dorong pasien

untuk melakukan

tehnik relaksasi

Bantu aktivitas

perawatan diri,

pernapasan dan

latihan tangan

Penggunaan skala/

rentang nyeri

membantu pasien

dalam mengkaji

tingkat nyeri,

meningkatkan

kontrol nyeri

Ketidaksesuaian

antara petunjuk

verbal/ non verbal

dapat menunjukkan

derajat nyeri

Meningkatkan

relaksasi dan

penglihatan

perhatian

Mendorong dan

membantu fisik

diperlukan untuk

beberapa waktu

sebelum pasien

mampu untuk

kreativitas karena

42

Page 43: Makalah Pneumotoraks Dan Hemotoraks

Berikan periode

istirahat, ciptakan

lingkungan yang

nyaman.

Berikan analgesik

rutin sesuai indikasi

nyeri/ takut nyeri.

Penurunan

kelemahan,

menghemat energi

dan meningkatkan

koping

Mempertahankan

kadar obat lebih

konstan

menghindari puncak

periode nyeri

C. Penatalaksanaan Farmakologis Pneumotoraks dan Hemotoraks

Darah atau udara yang memasuki rongga pleura biasanya akan dikeluarkan melalui selang

WSD. Melalui selang tersebut juga bisa dimasukkan obat untuk membantu memecahkan

pembekuan darah, misalnya Streptokinase dan Streptodonase. Jika perdarahan tersebut

berlanjut walau sudah dikeluarkan melalui selang tersbut, maka harus dilakukan pembedahan.

1. Streptokinase-streptodornase adalah obat yang digunakan untuk memecahkan

gumpalan darah yang telah terbentuk didalam pembuluh darah.

2. Penggunaan obat analgesic juga dipakai saat keadaan klien dengan hipoksemia kronik

seperti Morfin dan Meperidin

D. Health Education

Pneumotoraks adalah suatu keadaan yang tidak normal pada paru paru yaitu

terdapatnya udara yang berlebihan pada rongga paru (pleura). Sedangkan hemotoraks adalah

suatu keadaan yang juga tidak normal pada paru-paru yaitu terdapatnya darah pada rongga

paru-paru.

43

Page 44: Makalah Pneumotoraks Dan Hemotoraks

Penyebabnya jarang diketahui secara spesifik namun yang paling jelas adalah akibat

trauma fisik atau penyakit-penyakit paru lainnya yang bersifat iritatif pada lapisan paru. Pada

umumnya, pasien yang tediagnosa pneumotoraks ataupun hemotoraks akan dilakukan

penyedotan/aspirasi udara atau darah yang terdapat dalam rongga paru dengan menggunakan

alat WSD (Water Sealed Drainage).

Tips perawatan WSD adalah sebagai berikut:

a. Pastikan bahwa selang tidak terlipat, tertindih , terlipat atau mengganggu

pergerakan klien.

b. Dengan perlahan pijat selang, pastikan adanya fluktuasi dari cairan yang

menandakan aliran masih lancer.

c. Pastikan tidak ada tanda kebocoran pada WSD, bisa dilihat dari tidak berjalannya

cairan atau tidak adanya gelembung pada aquades dalam botol.

d. Laporkan SEGERA jika ada tanda-tanda nafas cepat, dangkal dank lien terlihat

pucat.

e. Anjurkan klien untuk mengambil napas dalam dan batuk dalam rentang yang

teratur.

f. Jika klien akan dipindahkan, letakkan botol diatas area dada. Jika selang terlepas,

segera laporkan pada perawat.

44

Page 45: Makalah Pneumotoraks Dan Hemotoraks

g. Hindari udara yang tercemar dari sekitar klien. (Rokok, asap pembakaran, parfum

dll)

h. Laporkan pada perawat jika botol WSD sudah tiga hari atau sudah penuh.

i. Amati dan laporkan pada perawat jika:

- Tidak ada cairan yang keluar

- Tidak ada gelembung udara yang keluar

- Pernapasan klien tidak ada masalah/gangguan dan tidak ada kesulitan

bernapas.

E. Tujuan Pembelajaran

Setelah membaca makalah ini diharapkan tujuan pembelajaran mahasiswa adalah

mengetahui informasi mengenai:

a. Definisi pneumotoraks dan hemotoraks.

b. Pathway dan Patofisiologi pneumotoraks dan hemotoraks.

c. Penatalaksanaan medis dan keperawatan pneumotoraks dan hemotoraks.

d. Asuhan keperawatan yang tepat dan benar mengenai pneumotoraks dan hemotoraks.

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2010. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC

Doenges, ME dkk. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk

Perencanaan & Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: EGC

Harrison. 2000. Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam Edisi 13 Volume 3. Jakarta:

EGC

45

Page 46: Makalah Pneumotoraks Dan Hemotoraks

Muttaqin, A. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan: Sistem

Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika

Perhimpunan Dokter Ilmu Penyakit Dalam Indonesia (PDIPDI). 2009. Buku Ajar Ilmu

Penyakit Dalam Jilid III edisi V. Jakarta: Internal Publishing

Price, SA & Wilson, LM. 1995. Patofisiologi, Konsep Klinis Proses Penyakit,

Jakarta: EGC

Syaifuddin. 2009. Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta :

Salemba Medika

Williams, L & Wilkins. 2011 Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit. Jakarta:

Indeks

Lampiran

Pemasangan WSD (Water Sealed Drainage)

WSD adalah suatu system drainase yang menggunakan water seal untuk

mengalirkan udara atau cairan dari rongga pleura. Tujuan Pemasangan

WSD:

- Mengeluarkan cairan atau darah udara dari rongga pleura dan

rongga thorak.46

Page 47: Makalah Pneumotoraks Dan Hemotoraks

- Mengembalikan tekanan negative pada rongga pleura.

- Mengembangkan kembali paru yang kolaps.

- Mencegah refluks drainage kembali ke dalam rongga dada.

- Dalam keadaan normal rongga pleura memiliki tekanan negatif

hanya sedikit cairan pleura/lubricant.

Indikasi pemasangan WSD:

a. Peneumotoraks: spontan >20% oleh karena rupture bleb, luka tusuk

tembus, klem dada yang terlalu lama, kerusakan selang pada sistem

drainase.

b. Hemotoraks: Robekan pleura, kelebihan antikoagulan, pasca beda thoraks..

Kontra insikasi pemasangan WSD: indikasi pada tempat pemasangan, dan

gangguan pembekuan darah yang tidak terkontrol.

Tempat pemasangan WSD:

- Bagian apex paru (apical) yaitu pada anterolateral interkosta ke 1-2

berfungsi untuk mengeluarkan udara dari rongga pleura.

- Bagian basal yaitu pada posterior lateral intercostal 8-9 berfungsi untuk

mengeluarkan cairan (darah, pus) dari rongga pleura.

Jenis-jenis WSD yaitu:

a. WSD dengan satu botol

WSD dengan satu botol merupakan sistem drainage sederhana, dimana

drainage ini berdasarkan adanya gravitasi. Botol berfungsi selain

sebagai water seal juga berfungsi sebagai botol penampung, umumnya

digunakan pada kasus pneumotoraks.

b. WSD dengan dua botol

Botol pertama berfungsi sebagai penampung/drainase dan botol yang

kedua sebagai water seal. Kedua botol ini dapat dihubungkan dengan

suction kontrol. Keuntungan WSD dengan dua botol ini yaitu water seal

tetap pada satu level.

c. WSD denagn tiga botol

Botol pertama berfungsi sebagai penampung/drainase, botol kedua

sebagai water seal, dan botol ketiga sebagai suction kontrol, tekanan

dikontrol menggunakan manometer.

47

Page 48: Makalah Pneumotoraks Dan Hemotoraks

Cara pemasangan WSD yaitu:

- Tentukan tempat pemasangan, pada pasien pneumotoraks pada

sela iga IV-V di linea aksilaris anterior dan media.

- Lakukan analgesia/ anesthesia pada tempat yang telah ditentukan.

- Buat insisi kulit dan sub kulit searah dengan pinggir iga,

perdalam sampai muskulus interkostalis.

- Masukkan Kelly klem melalui pleura parietalis kemudian

dilebarkan. Masukkan jari melalui lubang tersebut untuk

memastikan sudah sampai rongga pleura/ menyentuh paru.

- Masukkan selang (chest tube) melalui lubang yang telah dibuat

dengan menggunakan kelly forceps.

- Selang (chest tube) yang telah terpasang, difiksasi dengan jahitan

ke dinding dada.

- Selang (chest tube) disambung ke WSD yang telah disiapkan.

- Foto X-ray dada untuk menilai posisi selang yang telah

dimasukkan.

8) Pasien yang sulit bernapas bisa memanfaatkan terapi oksigen supplemental.

9) Analgesic bisa diberikan untuk mengontrol nyeri.

10) Terapi IV bisa digunakan untuk mngembalikan volume cairan.

11) Auto transfuse diperlukan jika pasien kehilangan darah yang signifikan (lebih

dari 1 liter)

12) Torafotomi diperlukan jika pipa dada tidak memperbaiki kondisi pasien, untuk

mengevakuasi darah dan gumpalan dan untuk mengontrol perdarahan.

48

Page 49: Makalah Pneumotoraks Dan Hemotoraks

49