makalah plh

43
PENATAAN LAHAN KRITIS SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU DAN DAERAH RESAPAN AIR DISEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 2 PEKANBARU DISUSUN OLEH : Drs. MAIYURLIS SMK NEGERI 2 PEKANBARU

Upload: al-jamil-aditya

Post on 22-Nov-2015

109 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

lingkungan

TRANSCRIPT

  • PENATAAN LAHAN KRITIS SEBAGAI RUANG

    TERBUKA HIJAU DAN DAERAH RESAPAN AIR

    DISEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 2

    PEKANBARU

    DISUSUN OLEH :

    Drs. MAIYURLIS

    SMK NEGERI 2 PEKANBARU

  • i

    Kata Pengantar

    Puji Syukur kita panjatkan kehadirat Allah AWT karena berkat Rakhmat dan

    karunianya penyusunan makalah Penataan Lahan Kritis Sebagai Ruang Terbuka

    Hijau dan Daerah Resapan Air di SMK Negeri 2 Pekanbaru dapat diselesaikan, dan

    sekaligus telah menghasilkan Program Kegiatan Tahun 2012 sampai 2013 sebagai

    panduan untuk mengimplementasikan aksi ini di lapangan.

    Dengan tersusunnya makalah lingkungan hidup ini, maka diharapkan

    kegiatan pendidikan lingkungan ini lebih meningkat di sekolah kita, terdokumentasi

    dengan baik. Untuk itu kepada seluruh warga sekolah, kami meminta partisipasinya

    dalam kegiatan yang akan kita laksanakan ke depan. Terutama ketua-ketua jurusan,

    yang menyusun program tersendiri di jurusannya.

    Terakhir saya mengucapkan terima kasih kapada semua pihak yang telah

    menyusun dan mendukung program ini, semoga kita semua dapat melaksanakan

    dengan tertib.

    Pekanbaru, 20 April 2012

    Penyusun

    Drs. MAIYURLIS

  • ii

    DAFTAR ISI

    Kata Pengantar ............................................................................................. i

    Daftar Isi ...................................................................................................... ii

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1

    1.2 Perumusan Masalah ................................................................... 2

    1.3 Manfaat Makalah ....................................................................... 3

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Lahan Kritis................................................................................ 4

    2.2 Ruang Terbuka Hijau ................................................................. 5

    BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

    3.1 Profil SMKN 2 Pekanbaru ......................................................... 12

    3.2 Ruang Terbuka Hijau dan Keindahan Taman ............................ 17

    3.2.2 Tahapan Pembuatan Ruang Terbuka Hijau ..................... 19

    3.2.3 Pengelompokan berdasarkan Pembentuk

    dan Ornamental Space ..................................................... 25

    3.2.4 Teknis Penanaman, dan Pemeliharaan

    Tanaman di RTH ............................................................. 28

    3.2.5 Tahapan Kegiatan Pemeliharaan ...................................... 32

    3.3 Kondisi eksisting lahan kritis sebelum dan setelah di buat ruang terbuka

    hijau di SMK N 2 Pekanbaru .................................................... 32

    BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

    4.1 Kesimpulan ................................................................................ 37

    4.2 Saran........................................................................................... 38

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 2 merupakan salah satu

    sekolah kejuruan yang ada di Kota Pekanbaru. Sekolah ini menempati lahan

    seluas 2 ha, dengan 2.400 orang siswa, dan 250 orang guru dan karyawan.

    Selanjutnya sekolah ini didukung dengan beberapa program keahlian dengan

    berbagai program studi.

    Sejak tahun 2006 sampai saat ini sekolah ini merupakan sekolah

    bertaraf internasional ( SBI ), dan sejak tahun 2009 sekolah ini berganti status

    menjadi Sekolah SBI MODEL INVEST ADB.

    Seiring dengan adanya bantuan baik fisik maupun non fisik dari

    INVEST ADB maka SMK N 2 Pekanbaru sedang - giat giatnya berbenah,

    terutama renovasi berbagai ruang dan workshop, oleh karena itu tidaklah

    mengherankan jika disana- sini banyak di jumpai sisa lahan yang tidak lagi

    diperuntukkan sebagai tapat bangunan serta sisa lahan yang banyak ditimbuni

    puing puing bekas reruntuhan.

    Di SMK N 2 Pekanbaru berdasarkan pengamatan yang penulis

    lakukan terdapat 6 (enam) titik lokasi lahan yang dianggap lahan kritis,

    diantaranya : di seputar workshop otomotif, di sekitar workshop Survai

    pemetaan, di depan workshop bangunan gedung, di sebelah aula, di samping

    kantor Badan Pusat Statistik,

  • 2

    Tentu saja ini sangat mengganggu pemandangan, oleh karena itu

    pihak sekolah berusaha menata sisa lahan yang dianggap sebagai lahan kritis

    untuk dijadikan sebagai ruang terbuka hijau yang sangat bermanfaat bagi

    warga sekolah karena ruang terbuka hijau bermanfaat sebagai :

    - Penyedia oksigen

    - Penyerap air

    - Memberikan jasa lingkungan ataupun nilai estetika

    - Penyerap debu

    - Penyerap suhu

    - Serta penyerap kebisingan.

    Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk

    membuat makalah dengan judul PENATAAN LAHAN KRITIS DI

    SEKOLAH MENENGAH NEGERI 2 PEKANBARU SEBAGAI

    RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) DAN DAERAH RESAPAN AIR

    1.2 Perumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang diatas maka timbul permasalahan sebagai

    berikut :

    1. Bagaimana menata Lahan kritis yang timbul karena renovasi

    bangunan agar berubah menjadi ruang terbuka hijau ( RTH)

    2. Bagaimana menata Lahan Kritis sebagai daerah resapan air.

  • 3

    1.3 Manfaat Makalah

    Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

    1. Diharapkan dapat sebagai masukan terhadap pengelolaan lingkungan

    sekolah yang berbasis green school khususnya untuk Sekolah

    Menegah Kejuruan Negeri 2 Pekanbaru dan umumnya untuk

    sekolah-sekolah lainnya ( sekolah aliansi ). Selain itu, juga

    diharapkan untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan

    khususnya pendidikan berwawasan lingkungan

  • 4

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Lahan Kritis

    Lahan kritis dapat didefinisikan sebagai lahan yang telah mengalami

    kerusakan sehingga berkurang fungsinya sampai pada batas yang ditentukan

    atau diharapkan.

    Fungsi yang dimaksud pada defenisi tersebut adalah fungsi produksi

    dan fungsi tata airnya. Fungsi produksi berkaitan dengan fungsi tanah sebagai

    sumber unsur hara bagi tumbuhan dan fungsi tata air berkaitan dengan fungsi

    tanah sebagai tempat berjangkarnya akar dan menyimpan air tanah.(

    Zoeraini Djamal. 2004)

    Menurut Wahyu Askari( 2012) faktorfaktor yang menyebabkan

    terjadinya lahan kritis adalah :

    1. Terjadinya longsor dan letusan gunung berapi.

    2. Penebangan liar (illegal logging).

    3. Kebakaran hutan.

    4. Pemanfaatan sumber daya hutan yang tidak berasaskan kelestarian.

    5. Penataan zonasi kawasan belum berjalan.

    6. Pola pengelolaan lahan tidak konservatif.

    7. Pengalihan status lahan (berbagai kepentingan)

  • 5

    Di SMK N 2 Pekanbaru lahan kritis yang ada sesuai dengan kategori

    pengalihan status lahan dimana lahan ini semula sebagai tapak bangunan

    karena adanya renovasi, maka ada pergeseran posisi bangunan sehingga lahan

    yang ditinggalkan merupakan lahan beton yang tandus dan tidak menyerap

    air.

    Adapun beberapa upaya reklamasi Lahan Kritis menurut Henry

    Feriadi ( 2009) bisa dilakukan dengan cara penanaman tanaman

    penghijauan, yaitu secara teknis lahan kritis tidak dapat diolah untuk tujuan

    usaha pertanian tanaman semusim dan harus dikelola dengan melakukan

    penghijauan dengan menanam tanaman tahunan. Lahan kritis digunakan

    sebagai lahan tangkapan air dan digunakan sebagai perlindungan mata air.

    Upaya reklamasi lainnya yang dapat dilakukan dengan sistem

    penanaman jalur penyekat yaitu guna mempersiapkan suatu kondisi

    awal dalam usaha pengembangan pertanian ataupun usaha perkebunan

    di lahan yang bervegatasi alangalang. Areal ini kelak akan dapat

    dimanfaatkan untuk perkebunan yang bebas dari erosi dan kerusakan

    lainnya.

    Sistem reklamasi lainnya dengan pembuatan teras. Tujuan dari

    pembuatan teras untuk mengurangi kecepatan aliran air permukaan

    sehingga mengurangi terjadinya erosi.

    2.2 Ruang Terbuka Hijau ( RTH )

    Pengertian RTH menurut Purnomo Hadi (1995), adalah:

  • 6

    1. Suatu lahan yang ditumbuhi berbagai tetumbuhan, pada berbagai

    strata, mulai dari penutup tanah, semak, perdu dan pohon (tanaman

    tinggi berkayu);

    2. Sebentang lahan terbuka tanpa bangunan yang mempunyai ukuran,

    bentuk dan batas geografis tertentu dengan status penguasaan

    apapun, yang didalamnya terdapat tetumbuhan hijau berkayu dan

    tahunan (perennial woody plants), dengan pepohonan sebagai

    tumbuhan penciri utama dan tumbuhan lainnya (perdu, semak,

    rerumputan, dan tumbuhan penutup tanah lainnya), sebagai tumbuhan

    pelengkap, serta benda-benda lain yang juga sebagai pelengkap dan

    penunjang fungsi RTH yang bersangkutan .

    Ruang terbuka hijau pada sekolah merupakan ruang yang fungsinya

    ditunjukan bagi penyeimbang lingkungan dan sekaligus sebagai fasilitas

    penunujang lingkungan yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan

    penghuninya (Pusat Pengembangan dan Pemberdayaa Pendidik dan Tenaga

    kependidikan. 2009).

    Taman dalam sebuah hunian merupakan hal yang sangat penting.

    Selain menyuplai udara segar, taman juga bisa menjadi penghalang (barrier)

    dari serangan polusi udara seperti debu dan asap kendaraan bermotor serta

    polusi suara yang timbul akibat kebisingan (Kurniati. 2009 ) Tanaman juga

    bisa membantu menurunkan suhu udara bangunan atau sekitar pemukiman

    karena menyerap kalor udara.

  • 7

    Keceriaan sebuah taman tidak hanya melalui bunga tetapi dapat

    melalui ragam hias warna daunnya ( Viva. 2005). Sebuah taman sekolah di

    kota banyak menerapkan varian warna daun variegata pada taman

    sekolahnya. Keberadaan taman yang selain memberi keindahan visual juga

    berfungsi sebagai penyangga terhadap kepadatan lalu lintas sekitar.

    Taman sekolah diharapkan dapat menjadi penyangga visual supaya

    privasi area sekolah tetap terjaga. Selain itu deretan tanaman yang sengaja

    ditanam jika tumbuh tinggi dan merapat kelak sehingga dapat menjadi

    penyaring debu dan peredam suara bising di luar (Wahyu. 2009).

    Sarkawi (2010) mengatakan upaya meninggikan massa bangunan

    merupakan cara yang paling banyak diterapkan oleh desainer untuk menjaga

    privasi sebuah sekolah. Dengan posisi taman yang terbentuk, maka dari arah

    luar pandangan ke arah sekolah tidak terlihat secara langsung sehingga tidak

    diperlukan lagi pagar masif yang tinggi.

    Komposisi tanaman disisi halaman dalam ditata searah, dengan

    struktur pagar sebagai latar belakang dari komposisi tersebut. Beberapa

    tanaman pohon ditempatkan sebagai penyambung antara komposisi yang

    lebih rendah dan massa bangunan yang tinggi sehingga terlihat dalam skala

    ruang yang seimbang. Tampak terlihat Palem sadeng dan pohon Palm

    mengisi taman samping untuk memberi efek keteduhan dari kanopinya tanpa

    menghalangi pandangan visual dan cahaya matahari. Untuk area yang

    menghadap ke Jalan dibagian muka dipilih jenis pohon yang lebih ber-

    karakter melebar seperti perdu agar perannya sebagai penutup visual dapat

  • 8

    lebih maksimal (Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikan dan

    Tenaga Kependidikan. 2009).

    Pada sudut pertemuan sisi samping dan sisi muka ditempatkan

    komposisi tanaman yang berperan sebagai eye catcher taman ini. Paduan

    Heliconia rostrata dengan bunga gantungnya menjadi aksen di antara

    komposisi hijau dedaunan. Kolom-kolom yang menyangga koridor di

    sepanjang garis bangunan diperlunak dengan komposisi yang lebih

    ornamental seperti jenis tanaman eksklusif Pandan akar dengan akar

    gantungnya yang unik (Rohman. 1999). Beberapa jenis tanaman hias daun

    variegata dengan pola bercak warna daunnya dikombinasikan dengan

    tanaman berdaun hijau sehingga ekspresi warna dari daun variegata tersebut

    semakin terlihat menonjol.

    Selanjutnya dikatakan beberapa jenis tanaman variegata tersebut

    merupakan jenis-jenis lama yang sudah sering dijumpai sebagai tanaman

    pengisi lanskap. Namun ada beberapa jenis baru yang masih langka seperti

    soka, gardenia, alpinia, sambang dara, dan oleander yang lebih banyak

    dijumpai dalam bentuk warna daun yang hijau alamiah. Ternyata keragaman

    warna daun-daun tersebut memberi kesegaran yang tidak membosankan.

    Pembangunan yang baik adalah pembangunan dengan tidak

    mengesampingkan keberadaan Ruang Terbuka Hijau dengan terus

    melestarikan lingkungan mengingat kebutuhan oksigen bagi penghuninya.

    Oksigen sangat penting bagi manusia bahkan oksigen merupakan kebutuhan

    yang sangat vital bagi makhluk hidup. Pada kondisi biasa (tidak melakukan

    aktivitas apa-apa seperti kerja berat ataupun olah raga), kebutuhan rata-rata

  • 9

    manusia untuk oksigen adalah 375 liter per hari. Jika 1 liter setara dengan 1

    kg, maka jika dikonversikan ke kg, kebutuhan manusia akan oksigen per hari

    adalah 375 gr Kebutuhan oksigen ini didapatkan secara gratis atau cuma-

    cuma (Wahyu. 2009).

    Menurut Kementrian Negara Lingkungan Hidup (2010), oksigen

    secara cuma-cuma didapatkan melalui pohon ketika melakukan proses

    fotosintesis. Pohon menyerap CO2 dan mengeluarkan O2 (oksigen) yang

    dihirup oleh manusia. Persoalannya adalah ketersediaan oksigen gratis ini

    sering disia-siakan oleh manusia. Penyebab menipisnya ketersediaan oksigen

    gratis ini paling tidak disebabkan oleh dua hal yaitu uncontrol deforestry dan

    demoralisasi manusia.

    Selanjutnya dikatakan, tumbuhan/tanaman dalam kehidupannya

    sehari-hari melakukan fotosintesis. Dalam proses fotosintesius ini selain

    diproduksi zat organik juga dihasilkan gas oksigen. Penyerapan CO2 oleh

    tumbuhan memberi andil dalam mengurangi pencemar CO2 di udara. Suatu

    laporan menyebutkan bahwa sebatang pohon selama hidupnya diprediksi

    mampu menyerap 7.500 gram karbon. Karena alasan inilah tumbuhan

    dikenal sebagai pelaku carbon sinks.

    Suatu estimasi dilaporkan bahwa 1 acre (0,405 ha) luas pertanaman

    di Amerika dalam setahun menyerap CO2 yang setara dengan CO2 yang

    diemisikan oleh sebuah mobil yang menempuh jarak 26.000 mile

    (41.842,944 km); dan menurut sumber tersebut 0,405 Ha luas lahan

    berpepohonan di brooklyn cukup untuk mengkonpensasi penggunaan bahan

  • 10

    bakar oleh sebuah mobil yang menempuh jarak 7.2008700 mile

    (11.587,27 4.001,29 km) (Irma Kurniati. 2010).

    Rohman (2009) mengatakan hasil estimasi ilmiah menunjukkan

    bahwa dalam sejam satu lembar daun memperoduksi oksigen sebanyak 5 ml.

    Dengan mengambil contoh pekarangan rumah anda dan sekitarnya yang

    ditanami pepohonan dan bila rata-rata jumlah daun per pohon 200 lembar,

    maka pohon-pohon di tempat tinggal anda dan sekitarnya akan menyumbang

    oksigen sebanyak 10 x 100 x 200 x 5 ml = 1.000 liter per jam. Angka ini

    setara dengan jumlah kebutuhan oksigen untuk pernapasan sebanyak 18

    orang (kebutuhan oksigen untuk satu orang bernapas adalah 53 liter per jam).

    Seiring dengan itu Irma Kurniati (2009) mengatakan tanaman hijau

    seperti mahoni, beringin dan lain- lain yang berukuran sedang, rata- rata

    menghasilkan oksigen 1400 gram/ hari, sementara setiap individu

    memerlukan oksigen 350 gram/ hari.

    Tanaman hijau seperti mahoni, beringin yang berukuran sedang, rata-

    rata menghasilkan oksigen 1400 gram/ hari, ( Irma Kurniati. 2009 ),

    sementara setiap individu memerlukan oksigen 350 gram/ hari . Jika terdapat

    2600 penghuni sekolah yang terbagi menjadi dua sift maka diperlukan

    tanaman= ( 1300 x 350 ) gram : 1400 tanaman = 455000 : 1400 tanaman =

    325 tanaman, maka di area sekolah minimal harus ada tanaman keras

    sebanyak 325 tanaman.

    Penghijauan di lingkungan sekolah akan meningkatkan kualitas

    kehidupan warga sekolah , sekolah yang memiliki keteduhan serta tanaman

    besar yang rindang dapat mengurangi kebisingan serta pencemaran udara,

  • 11

    penghijauan meningkatkan produksi oksigen yang mendukung kehidupan

    sehat bagi manusia serta meningkatkan kualitas iklim makro (Henry 2008).

    Menurut Henry tumbuh-tumbuhan seluas 1 hektar dapat memberikan

    kontribusi serapan karbondioksida 900 kg / hari, penyaringan debu 85 % serta

    penurunan suhu sampai 4 o C.

  • 12

    BAB III

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    3.1. Profil SMK N 2 Pekanbaru

    Sekolah yang awalnya bernama STM Karya Bakti ini telah berdiri

    selama 40 tahun. Awalnya sekolah ini merupakan STM pertama yang ada di

    kota Pekanbaru dan hanya memiliki tiga jurusan. Sekolah ini mengusung visi

    meningkatkan kualitas pembelajaran yang berbasis skill enterprener pada

    bidang produk dan jasa. Tiga jurusan yakni teknik mesin, listrik, dan

    bangunan, seiring dengan perkembangannya penambahan jurusan dilakukan,

    sehingga menjadi lima jurusan, adapun jurusan baru yang ditambahan, teknik

    elektro dan otomotif.

    Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi dan permintaan di

    dunia kerja, sekolah yang saat ini dipimpin oleh Dr. H. Syahril S.Pd, MM ini

    telah memiliki dua belas jurusan antara lain: teknik kimia, teknik informatika,

    gambar bangunan, bangunan gedung, lafalo, mesin produktif, dan mesin

    perkakas yang siap mencetak tenaga muda yang terampil dan siap kerja.

    Sekolah ini telah diakui sebagai sekolah teknik negeri bertaraf Internasional

    dan bahkan mendapatkan peringkat ke tujuh se-Indonesia setelah mengikuti

    serangkaian seleksi dari Pemerintah Pusat.

    Walaupun pada mulanya hanya jurusan otomotif saja yang diakui

    sebagai jurusan yang bertaraf Internasional, namun sekarang seluruh jurusan

  • 13

    yang ada di sekolah ini telah mendapatkan pengakuan bertaraf Internasional

    dan sesuai dengan pengakuan sebagai sekolah teknik bertaraf Internasional,

    SMK Negri 2 mencoba melakukan kerjasama dengan berbagai pihak, salah

    satunya dengan membentuk pola kerjasama segi tiga dengan pihak Riau Pulp

    dan Institute of Technology Singapore untuk menampung tenaga kerja lulusan

    dari sekolah ini. Selain itu SMKN 2 juga mengirimkan sebagian siswa untuk

    mengikuti Pratek Kerja Industri (Prakerin) ke beberapa negara tetangga.

    Tidak hanya kualitas siswa yang diutamakan di SMKN 2 yang

    beralamat di Jalan Pattimura Pekanbaru ini, namun kualitas pengajar juga

    ditingkatkan untuk mengimbangi perkembangan ilmu pengetahuan dunia

    dengan berbagai cara, salah satunya dengan mengirim beberapa guru untuk

    melanjutkan pendidikannya di luar negeri.

    Dengan bermodalkan fasilitas yang berteknologi tinggi untuk setiap

    jurusannya, siswa SMKN 2 mampu berwirausaha dengan menghasilkan

    berbagai macam produk yang siap pakai di masyarakat, seperti pagar besi,

    mesin penggiling padi, berbagai macam roda gigi, serta menghasilkan

    konstruksi pembuat air untuk produk, dan perbengkelan untuk jasa.

    Karena Animo masyarakat untuk memasuki SMK meningkat dari

    tahun ketahun, maka SMK Negeri 2 Pekanbaru perlahan-lahan menambah

    Jurusan dan bidang keahlian yang memungkinkan, dengan pedoman dasar

    hasil Re Engineering yang dilaksanakan sekolah bersama dengan Bapeda

    Kota Pekanbaru.

  • 14

    Bidang Keahlian listrik kembali dibuka, dengan program keahlian

    Listrik Industri. Tahun-tahun berikutnya program kealian dan jurusan selalu

    dikembangkan hingga saat ini. SMK Negeri 2 Pekanbaru memiliki 7 Bidang

    Keahlian dengan 14 Program Keahlian, mulai tahun 2008 disebut

    Kompetensi Keahlian.

    Tahun 2006 Program Keahlian Automotive mendapat predikat sebagai

    Sekolah Nasional Bertaraf Internasional, dengan program Keahlian Advance

    Automotive. Akhir tahun 2007 SMK Negeri 2 Pekanbaru Ditetapkan sebagai

    Sekolah Nasional Bertaraf Internasional. Dengan demikian Seluruh program

    Keahlian yang ada disekolah ini diakui sebagai Sekolah berstandard

    Internasional.

    Perkembangan berikutnya pada akhir 2008, diprogramkan menjadi

    SMK SBI Model Invest ADB, kegiatannya dimulai tahun 2009 dengan tugas

    tambahan membimbing 3 Sekolah Aliansi yang diharapkan 4 tahun ke depan

    telah menjadi sekolah bertaraf Internasional, sehingga sekolah ini menerima

    berbagai bantuan baik fisik maupun non fisik.

    Akibat adanya renovasi bangunan menyebabkan beberapa lokasi

    lahan yang beralih fungsinya dari tapak bangunan berubah menjadi lahan

    yang bercor semen ataupun beton yang ditinggalkan akibat letak bangunan

    yang bergeser ataupun lahan yang berfungsi sebagai lahan penimbunan puing

    bangunan.

    Di SMK N 2 Pekanbaru berdasarkan pengamatan yang penulis

    lakukan terdapat 5 (lima ) titik lokasi lahan yang dianggap lahan kritis,

  • 15

    diantaranya : di seputar workshop otomotif, di sekitar workshop Survai

    pemetaan, di depan workshop bangunan gedung, di sebelah aula, dibelakang

    workshop Survai Pemetaan, di samping kantor Badan Pusat Statistik,

    Gambar berikut adalah lokasi lahan kritis yang ada di SMK N 2 Pekanbaru

    diantaranya :

    Gambar 1. Lahan kritis disekitar Workshop Otomotif

    Gambar 2. Lahan kritis di sebelah Aula

  • 16

    Gambar 3. Lahan kritis disekitar Workshop Bangunan Gedung

    Gambar 4. Lahan kritis disekitar Workshop Survey Pemetaan

    `

    Gambar 5. Lahan kritis disamping BPS

  • 17

    3.2.1. Ruang Terbuka Hijau dan Keindahan Taman

    Fungsi Ruang Terbuka Hijau (RTH) di SMK N 2 Kota Pekanbaru

    berfungsi:

    1) Paru-paru sekolah (photosynthesa)

    2) Sumber air tanah/resapan air (hidrologis)

    3) Mencegah erosi (orologis)

    4) Keindahan dan kehidupan satwa (estetika dan edaphis)

    5) Menciptakan iklim (klimatologis)

    6) Unsur pendidikan (edukatif)

    Penghijauan sekolah menurut kegunaannya adalah sebagai berikut:

    1) Hijau sebagai pengaman : dimaksudkan untuk pengamanan sarana

    sekolah tertentu, agar tidak digunakan untuk kepentingan lain.

    Tumbuhan hijau sebagai pengaman yang ada di area SMK N 2

    Pekanbaru adalah pohon Mahoni, pohon Ketapang, Pohon Matoa dan

    lain-lain. Tumbuhan tersebut dikatakan sebagai pengaman karena

    tumbuhan tersebut mempunyai daun yang rindang. Daun berfungsi

    sebagai tempat fotosintesis sehingga tumbuhan dapat menghasilkan

    oksigen dan dalam proses fotosintesis yang dilakukan tumbuhan

    memerlukan karbon dioksida (CO2). Berarti dengan keberadaan

    tumbuhan di akan dapat mengurangi CO2, menambah kesejukan suatu

  • 18

    tempat, menghambat dan mengurangi debu yang masuk ke dalam

    ruangan, meredam suara dan sebagainya.

    2) Hijau sebagai taman sekolah : dimaksudkan untuk menjadikan sekolah

    sebagai sekolah hijau dan melestarikan keadaan sekitarnya. Tumbuhan

    hijau sebagai taman sekolah yang ada di area SMK N 2 Pekanbaru

    seperti tumbuhan Ketapang, tanaman Puding dan lain sebagainya.

    3) Hijau sebagai sumber produksi : dimaksudkan penghijauan dengan

    tanaman/pohon-pohon yang produktif. Misalnya pohon-pohon produktif

    yang ada di area SMK N 2 adalah belimbing, matoa, Selain hasil

    fotosintesanya dapat menghasilkan oksigen yang bersih.

    Kebutuhan tanaman di area sekolah sesuai dengan jumlah warga

    sekolah adalah 350 tanaman keras. Kondisi tanaman yang ada di SMKN 2

    berdasarkan pengamatan penulis adalah sebagai berikut :

    No Jenis Tanaman Jarak Tanam Umur

    Tanaman

    Jumlah Tanaman

    1. Glondokan 1,5 meter - < 1 tahun

    - 1-3 tahun

    - 3- 6 tahun

    - > 6 tahun

    - 90 batang

    - 33 batang

    - 15 batang

    - 5 batang

    2. Ketapang 3 meter - < 1tahun

    - 1-3 tahun

    - 3- 6 tahun

    - 6-9 tahun

    - > 9 tahun

    - 95 batang

    - 20 batang

    - 8 batang

    - 8 batang

    - 2 batang

    3. Matoa 3 meter - < 1tahun

    - 1-3 tahun

    - 3- 6 tahun

    - 6-9 tahun

    - > 9 tahun

    - 10 batang

    - 5 batang

    - 10 batang

    - 10 batang

    - 2 batang

  • 19

    -

    4. Mahoni 2,5 meter - < 1tahun

    - 1-3 tahun

    - 3- 6 tahun

    - 6-9 tahun

    - > 9 tahun

    - 20 batang

    - 10 batang

    - 5 batang

    - 3 batang

    - 3 batang

    5. Palm 2 meter - < 1tahun

    - 1-3 tahun

    - 3- 6 tahun

    - > 6 tahun

    - 5 batang

    - 15batang

    - 5batang

    - 3 batang

    6. pulai - 1-5 tahun 8 batang

    Total 300 batang

    Sumber: Data Primer

    Dari data yang ada, maka jumlah tanaman yang ada belum

    memenuhi kebutuhan minimum oksigen warga sekolah, dimana jumlah

    tanaman keras yang harus ditambah sebanyak 25 tanaman. Tanaman ini akan

    ditanam pada lahan kritis yang tersebar pada lima lokasi.

    3.2.2. TAHAPAN PEMBUATAN RUANG TERBUKA HIJAU

    3.2.2.1 Pemilihan jenis tanaman

    Berdasarkan bentuk massa, tajuk dan struktur tanaman,Laurie (1986)

    dan Djuwita (2007) mengelompokkan tanaman menjadi :

    a. Tanaman pohon

    Tanaman pohon adalah jenis tanaman berkayu yang biasanya

    mempunyai batang tunggal dan dicirikan dengan pertumbuhan yang sangat

    tinggi. Tanaman berkayu adalah 176 tanaman yang membentuk batang

    sekunder dan jaringan xylem yang banyak. Biasanya, tanaman pohon

    digunakan sebagai tanaman pelindung dan centre point. Flamboyan danadap

  • 20

    merah termasuk jenis tanaman pohon. Namun demikian pengelompokan

    pohon lebih dicirikan oleh ketinggiannya yang mencapai lebih dari 8m. Di

    SMKN 2 tanaman jenis ini seperti terlihat pada gambar dibawah ini

    b. Tanaman perdu

    Tanaman golongan perdu merupakan tanaman berkayu yang pendek

    dengan batang yang cukup kaku dan kuat untuk menopang bagian-bagian

    tanaman. Golongan perdu biasanya dibagi menjadi tiga, yaitu perdu rendah,

    perdu sedang, dan perdu tinggi. Bunga sikat botol, krossandra dan euphorbia

    termasuk dalam golongan tanaman perdu. Di SMKN 2 tanaman jenis ini

    seperti terlihat pada gambar dibawah ini

  • 21

    c. Tanaman semak (shrubs)

    Tanaman golongan semak dicirikan dengan batang yang berukuran

    sama dan sederajat. Bambu hias termasuk dalam golongan tanaman ini. Pada

    umumnya tanaman ini mempunyai ketinggian di bawah 8 m. Di SMKN 2

    tanaman jenis ini seperti terlihat pada gambar dibawah ini

    d. Tanaman merambat (liana)

    Tanaman golongan liana lebih banyak digunakan untuk tanaman

    rambat dan tanaman gantung. Liana dicirikan dengan batang yang tidak

    berkayu dan tidak cukup kuat untuk menopang bagian tanaman lainnya.

  • 22

    Alamanda termasuk dalam golongan tanaman liana. Di SMKN 2 tanaman

    jenis ini seperti terlihat pada gambar dibawah ini

    e. Tanaman Herba, Terna, Bryoids dan Sukulen

    Golongan herba (herbaceous) atau terna merupakan jenis tanaman

    dengan sedikit jaringan sekunder atau tidak sama sekali (tidak berkayu)

    tetapi dapat berdiri tegak. Kana dan tapak darah termasuk dalam golongan

    tanaman herba. Tanaman bryoids, terdiri dari lumut, paku-pakuan, dan

    cendawan. Ukurannya dibagi berdasarkan tinggi vegetasi. Bentuk dan

    ukuran daunnya ada yang besar, lebar, menengah, dan kecil (jarum dan

    rumput-rumputan) dan campuran. Tekstur daun ada yang keras, papery dan

    179 sekulen. Coverage biasanya sangat beragam, ada tumbuhan yang sangat

    tinggi dengan penutupan horizontal dan luas, relatif dapat sebagai penutup,

    ada yang menyambung dan terpisah-pisah. Penutupan tumbuhan merupakan

    indikasi dari sistem akar di dalam tanah. Sistem akar sangat penting dan

    mempunyai pengaruh kompetisi pada faktor-faktor ekologi.

  • 23

    Tanaman sekulen adalah jenis tanaman lunak yang tidak berkayu

    dengan batang dan daun yang mampu menyimpan cadangan air dan tahan

    terhadap kondisi yang kering. Kaktus termasuk dalam golongan tanaman

    sekulen. Di SMKN 2 tanaman jenis ini seperti terlihat pada gambar dibawah

    ini

    Beberapa Karakteristik Tanaman dalam Membentuk Ruang

    Unsur estetika / artistik visual sangat penting dalam membentuk ruang

    dan karakter arsitektural kota melalui penataan RTH yang baik. Masing-

    masing tanaman memiliki karakter yang khas. Beberapa unsur yang sering

    dipertimbangkan dalam memilih type estetika tanaman di perkotaan antara

    lain:

    a. Bertajuk indah

    b. Tajuk mudah dibentuk

    c. Berdaun indah

    d. Berbunga indah, dan

    e. Beraroma wangi / harum yang khas.

  • 24

    Sebagai unsur yang dominan dalam RTH, berdasarkan tampilan

    artistik visual dan estetika, pohon dapat dikelompokkan menjadi:

    a. Berdasarkan bentuk tajuknya, pohon dapat dikelompokkan

    menjadi :

    1) pohon berbentuk tiang /kolom

    2) pohon berbentuk paying

    3) Pohon bertajuk bulat

    4) Pohon bertajuk oval

    5) Pohon bertajuk melebar di atas

    6) Bohon bertajuk segi tiga

    7) Pohon bertajuk tidak beraturan

    b. Berdasarkan kerapatan/kepadatan massanya, dapat dikelompokkan

    menjadi:

    1) Transparan, seperti flamboyan dan cemara angin;

    2) Sedang, seperti angsana, akasia, dan sebagainya.

    3) Massif, seperti beringin dan cemara gembel;

    c. Berdasarkan kesan truktural yang ditimbulkannya, terdapat pohon

    yang memberi kesan :

    1) Berstruktur ringan jika tanaman itu membneri kesan ramping,

    yaitu tanaman dengan cabang atau ranting kecil, berdaun kecil

    atau halus dan jarang;

    2) Berstruktur sedang, yaitu jika batang, cabang, dan rantingnya

    sedang seperti palem hijau, rambutan, akalipa, dan sebagian jenis

    puring;

  • 25

    3) Berstuktur berat, jika batang, cabang dan rantingnya besar dan berdaun

    lebat seperti beringin, trembesi, dan karet munding;

    Selain itu ada pula pohon yang terkesan gagah seperti beringin,

    ataupun yang terkesan magis seperti kamboja dan cempaka.

    3.2.3. Pengelompokan berdasarkan Pembentuk dan Ornamental Space

    Penanaman tumbuhan yang mempertimbangkan aspek arsitekrural

    akan lebih meningkatkan fungsi RTH. Penggolongan tanaman berdasarkan

    aspek arsitektural berarti tanaman itu fungsinya lebih ditingkatkan dalam

    konsep pembentukan ruang luar / space. Membentuk space berarti mengolah

    tanaman sebagai pembatas maupun pengisi space. Menurut Djamal (2005)

    dan DPU (1996), fungsi tanaman dalam pembentuk dan pengisi ruang

    meliputi:

    a. Tanaman Pelantai (Ground Cover)

    Tanaman pelantai adalah tanaman yang membentuk kesan lantai.

    Tanaman kelompok ini termasuk tanaman penutup tanah seperti rerumputan

    dan lumut. Tanaman ini setinggi tinggi sekitar mata kaki. Selain rumput,

    beberapa jenis tanaman herba berbunga juga sering dimanfaatkan sebagai

    penutup tanah. Selain untuk menutupi tanah dari curahan air hujan langsung,

    tanaman hias bunga ini pun memberikan kesan semarak karena akan

    berbunga pada masanya. Portulaka dan kacang hias merupakanjenis tanaman

    hias bunga yang sering digunakan sebagai penutup tanah di taman.

  • 26

    b. Tanaman Pendidinding, Pembatas dan Pengarah

    Tanaman pendinding adalah tanaman yang membentuk kesan dinding,

    dibagi menjadi :

    1) Tanaman yang membentuk dinding rendah, yaitu tanaman setinggi

    mata kaki sampai setinggi lutut seperti semak yang masih pendek

    dan tanaman border (pembatas);

    2) Tanaman yang membentuk dinding sedang, yaitu tanaman yang

    setinggi lutut sampai setinggi badan seperti semak yang sudah

    besar dan perdu;

    3) Tanaman yang membentuk dinding tinggi, yaitu tanaman yang

    setinggi badan sampai beberapa meter seperti tanaman perdu dan

    beberapa jenis cemara dan bambu.

    Selain sebagai physical barrier, tanaman ini dapat berfungsi menjadi

    pengarah pergerakan, pengontrol visual , kebisingan maupun debu dan

    polutan lainnya. Tanaman pembatas, pengarah dan pembentuk pandangan

    adalah jenis tanaman berbentuk pohon atau perdu yang berfungsi sebagai

    pembatas pemandangan yang kurang baik, pengarah gerakan bagi pemakai

    jalan pada jalan yang berbelok atau menuju ke suatu tujuan tertentu, juga

    karena letak dapat memberikan kesan yang berbeda sehingga dapat

    menghilangkan kejenuhan bagi pemakai jalan.

    Tanaman pengarah, penahan dan pemecah angina adalah jenis

    tanaman yang berfungsi sebagai pengarah, penahan dan pemecah angin,

  • 27

    dapat berbentuk pohon atau perdu yang diletakkan dengan suatu komposisi

    membentuk kelompok.

    c. Tanaman Pengatap atau Peneduh

    Tanaman peneduh atau pengatap adalah jenis tanaman berbentuk

    pohon dengan percabangan yang tingginya Iebih dari 2 meter, mempunyai

    percabangan melebar ke samping seperti pohon yang rindang dan dapat

    memberikan keteduhan dan menahan silau cahaya matahari, terutama bagi

    pejalan kaki. Bentuk pengatapan juga dapat menggunakan tanaman pergola

    seperti bougenvile dan stefanot.

    d. Tanaman sebagai Ornamen dan Pengisi Ruang

    Tanaman sebagai ornamen atau penghias adalah tanaman yang

    mempunyai warna menarik pada bunga, daun, kulit batang atau dahan, serta

    yang bertajuk indah. Sebagai tanaman penghias, bisa dimanfaatkan untuk

    menghias dinding, pengisi ruang atau yang lainnya. Kehadiran tanaman

    pengisi ruang cenderung menjadi point of interest melalui penataan yang

    sculptural. Tanaman untuk fungsi ini bias ditanam secara sendirian atau

    berkelompok (komunal)

    3.2.4. Teknis Penanaman dan Pemeliharaan Tanaman di RTH

    3.4.1. Pekerjaan Penanaman

    Terdapat beberapa tahapan dalam kegiatan penanaman tanaman.

    Beberapa tahapan tersebut meliputi:

  • tanaman peneduh

    lubang

    biopori

    lubang

    biopori

    lubang

    biopori

    lubang

    biopori

    lubang

    biopori

    lubang

    biopori

    lubang

    biopori

    lubang

    biopori

    lubang

    biopori

    lubang

    biopori

    tanaman pendiNding

    tanaman pelantai

    28

    a. Pekerjaan Persiapan

    Persiapan penanaman meliputi

    1) Pembuatan desain RTH

    Pembentukan Tanah Lansekap dengan penambahan tanah (urugan

    / fill) ataupun pengurangan tanah ( galian / cut) untuk

    menghasilkan bentukan lahan sesuai dengan rencana.

  • 29

    b. Pekerjaan Pemasangan Bangunan Taman

    Pekerjaan ini dilaksanakan sebelum pekerjaan penanaman tanaman

    dilakukan. Bangunan taman biasanya terdiri dari

    1) Bak Tanaman

  • 30

    2) Pergola

    3) Jalan Setapak

    4) Bangku Taman

    5) Selokan atau Tali Air.

    6) kolam dan air mancur

    Untuk pembuatan atau selokan tali air pada daerah lansekap

    disesuaikan dengan kebutuhan pembuangan air di seluruh permukaan agar

    tidak terjadi genangan. Air yang menggenang akan menyebabkan

    pembusukan akar tanaman. Untuk pembuatan tali air biasanya Iangsung

    dibentuk dipermukaan tanah sedalam 10 cm - 15 cm dengan kelandaian yang

    diatur agar setelah tali air selesai dibuat, permukaannya dilapisi dengan

    rumput

  • 31

    c. Tahapan Penanaman Tanaman

    Pengaturan perletakan (posisi) tanaman yang akan ditanam harus

    sesuai Gambar Rencana. Pembuatan/penggalian lubang tanam harus lebih

    besar dari perakaran bibit tanaman. Setelah selesai penanaman, semua

    lubang tanam (titik tanam) harus diurug kembali dengan media tanam (tanah

    subur + pupuk kandang). Di sekitar lubang (titik tanam) dibuatkan piringan

    untuk menampung siraman air.

    3.2.5. Tahapan Kegiatan Pemeliharaan

    Pekerjaan pemeliharaan tanaman harus selalu dilakukan, baik setelah

    penanaman maupun secara rutin pada masa pertumbuhannya. Pekerjaan ini

    termasuk juga pemangkasan dahan yang kering, penyiangan, perbaikan

    saluran-saluran yang tererosi, penggunaan fasilitas perlindungan,

    memperbaiki daerah-daerah dimana lempengan rumput tidak tumbuh dengan

    baik dan penggantian tanaman yang mati serta penyiraman

  • 32

    3.3 Kondisi eksisting lahan kritis sebelum dan setelah di buat

    ruang terbuka hijau di SMK N 2 Pekanbaru

    Gambar 11. lahan kritis disebelah Badan Pusat Statistik, gambar 12. Lahan kritis yang

    sudah di tata menjadi RTH

  • 33

    Gambar 13. Lahan kritis disekitar Workshop Otomotif, gambar 14 lahan kritis yang sudah ditata

    menjadi RTH

    Gambar 15. lahan kritis disekitar Aula, gambar 16. lahan kritis yang sudah ditata

    menjadi RTH

  • 34

    Gambar 17. lahan kritis disekitar Bangunan Gedung, Gambar 18. lahan kritis yang

    sudah ditata menjadi RTH

    Gambar 19. lahan kritis disekitar Survey Pemetaan, Gambar 20. lahan kritis yang

    sudah ditata menjadi RTH

  • 35

    Penataan daerah resapan air di SMK N 2 Pekanbaru dilakukan

    dengan lubang biopori pada RTH dengan jarak 1 meter tiap lubang biopori,

    seperti terlihat pada gambar dibawah ini

  • 36

    BAB IV

    KESIMPULAN DAN SARAN

    4. 1 Kesimpulan

    Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan maka dapat diambil kesimpulan :

    1. Yang dimaksud lahan kritis di SMK N 2 Pekanbaru adalah daerah bekas tapak

    bangunan yang bergeser posisi bangunannya karena adanya renovasi ruang

    belajar dan workshop, dan daerah timbunan puing puing reruntuhan bangunan

    yang direnovasi sehingga daerah ini menjadi tandus.

    2. Pada lokasi SMK N 2 Pekanbaru untuk kesediaan oksigen bagi warga sekolah

    diperlukan tanaman keras / jenis peneduh sebanyak 25 ( dua puluh lima )

    tanaman yang sudah ditanam pada lahan kritis yang sudah ditata menjadi Ruang

    Terbuka Hijau dan daerah resapan air.

    3. Penataan Ruang Terbuka hijau di SMK N 2 Pekanbaru tanaman yang ditanam

    pada lahan kritis terdiri atas tanaman peneduh, tanaman pendinding , tanaman

    pelantai .serta tanaman lain yang masuk kategori tanaman artistic visual.

    4. Untuk menata daerah resapan air di lokasi SMK N 2 Pekanbaru, pada Ruang

    terbuka hijau dibuat lubang biopori dengan jarak satu meter satu lubang biopori.

  • 37

    4.2 SARAN

    1. Disarankan pada semua warga sekolah agar bersama sama memelihara

    semua tanaman yang ada demi tercukupinya kebutuhan oksigen serta

    fungsi RTH yang lain.

    2. Diharapkan dilakukan penelitian lanjutan demi terlaksananya pendidikan

    berwawasan lingkungan di SMK N 2 Pekanbaru.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Anonimus. 2007. Desain Tanaman Hias di Koridor. Majalah Asri. Jakarta

    Anonimus. 2009a. Sick Building Syindrome. Media Informasi Lingkungan

    PSIL UNRI. Pekanbaru. 5(2): 28-30

    Anonimus. 2009b. Urgensi Pendidikan Lingkungan Hidup Berbasis di Sekolah

    Dasar. Media Informasi Lingkungan PSIL UNRI. Pekanbaru. 6 (2):20-22

    Anonimus. 2010. Perencanaan Pembangunan dan Rehabilitasi SMK SBI

    Invest. Jakarta.( Tidak dipublikasikan)

    Anonimus. 2010a. Tentang Sekolah Bertaraf Internasional.

    http://www.averroes.or.id/breaking-news/tentang-sekolah-bertaraf-

    internasional.html. Download: 28 Oktober 2010

    Anwar, S. 2009. Alternatif Kebijakan Sekolah Dalam mewujudkan Program

    Go Green School Sebagai Antisipasi Dampak Pemanasan Gelobal.

    Http://one-geo.blogspot.com/2009/12/alternatif-kebijakan-sekolah-

    dalam.html. Download: 28 Oktober 2010)

    DIREKTORAT PEMBINAAN SMK. 2010. Pedoman Pelaksanaan

    Pembangunan dan Rehabilitasi SMK SBI Invest ( Tidak dipublikasikan).

    Jakarta

    DEPDIKNAS dan DIRJEN PMPTK. 2008. KTSP (Tidak

    dipublikasikan).Bandung

    Ernamaiyanti. 2009. Fruticose dan Foliose Lichens di Taman Wisata

    Tawangmangu, Solo, Jawa Tengah. Media informasi Lingkungan PSIL

    UNRI. Pekanbaru. 8 (2): 6-8

    Fardiaz. 2006. Polusi Air dan Udara. Karnisus. Yogyakarta.

    Henry Feriadi dan Heinz Frick. 2008. Atap Bertanaman Ekologis dan

    Fungsional. Kanisius. Yogyakarta.

    Nybakken, W. J. 1992. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. Gramedia.

    Jakarta

    KNLH. 2007. Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jakarta.

    Kementrian Negara Lingkungan Hidup.2010. Wujudkan sekolah peduli dan

    berbudaya Lingkungan. Jakarta.

    Kurniati.2010. Tanaman penghasil oksigen. Http://one-

    geo.blogspot.com/2009/12/alternatif-kebijakan-sekolah-dalam.html.

    Download: 28 Oktober 2010)

  • Matra, I B. 1985, Perencanaan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat. Pusat

    Penyuluhan Masyarakat. Jakarta.

    Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik Dan Tenaga

    Kependidikan. 2008. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. ( Tidak

    dipublikasikan . Bandung

    Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik Dan Tenaga

    Kependidikan.2009. Pendidikan Berwawasan Lingkungan. Malang

    PPLH. 2009. ADIWIYATA Sekolah Peduli & Berbudaya Lingkungan.

    Pekanbaru

    Poerwadarminta.1976. Social Behaviour Housing Factor and Their Interactive

    Effects. Southeast Asian I trop. Meed . Thailand.

    Rita. M. dkk 2009. Pengelolaan Lingkungan Belajar. Kencana Prenada

    Media Group. Jakarta.

    Rohman, S.A. 1999. Pohon : Penyerap CO2 Pencemar, Penghasil Oksigen Dan

    Penyimpan Karbon. Lembaga Penelitian Universitas Pakuan. Bogor

    Sukarni, M. 1994. Kesehatan Keluarga dan Lingkungan. Kanisius.

    Yogyakarta.

    Sarkowi. 2010. Dalam Http : www. Google . co. id. Ruang Lingkup Pendidikan

    Lingkungan Hidup/ 15 April 2010

    Undang undang R.I. No. 20. 2003. Pendidikan Nasional . Jakarta.

    Undang Undang No 23. 1997. Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jakarta.

    UU. R I. No. 32. Tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan Pengelolaan

    Lingkungan Hidup. Jakarta .

  • Viva Rahwidhiasa. 2005. taman Variegata. Griya Asri, Jakarta.

    Wahyu Surakusumah , 2009, // www. Google . co. id. Konsep Pendidikan

    Lingkungan /16 April 2010

    Wahyu Askari. 2012,// www. Google . co. id. Konsep R uang Terbuka Hijau/17

    April 2012