makalah pernapasan

13
PERNAPASAN A. Pengertian Pernapasan (respirasi) adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung O2 ke dalam tubuh serta menghembuskan udara yang banyak mengandung CO2 sebagai sisa dari oksidasi keluar dari tubuh. penghisapan udara ini disebut inspirasi dan menghembuskan disebut ekspirasi. Jadi dalam paru-paru terjadi pertukaran zat antara O2 dan CO2. O2 ditarik dari udara masuk ke dalam darah dan CO2 akan dikeluarkan dari darah secara psmosis. Seterusnya CO2 akan dikeluarkan melalui traktus respiratorius dan O2 masuk ke dalam tubuh melalui kapiler-kapiler vena pulmonalis kemudian masuk keserambi kiri jantung – ke aorta – ke seluruh tubuh disini terjadi oksidasi sebagai ampas dari pembakaran adalah CO2 dan zat ini dikeluarkan melalui peredaran darah vena masuk ke jantung – ke bilik kanan dan dari sini keluar melalui arteri pulmonalis – ke jaringan paru-paru akhirnya dikeluarkan menembus lapisan epitel dari alveoli. Proses pengeluaran CO2 ini adalah sebagian dari sisa metabolisme sedangkan sisa dari metabolisme lainnya akan dikeluarkan melalui traktus urogenitas, dan kulit. B. Proses Pernapasan Istilah pernapasan berlaku untuk pertukaran 2 gas, O2 dan karbondioksida, antara tubuh dan lingkungannya. Pernapasan dapat dibagi dalam 4 proses penting: 1. Pertukaran udara paru-paru, yaitu pemasukan dan pengeluaran udara antara atmosfir dan alveoli 2. Difusi O2 dan CO2 antara alveoli dan darah 3. Transfor O2 dan CO2 ke dan dari sel-sel organisme melalui darah 4. Pengaturan ventilasi Selama pemasukan udara atmosfir ke dalam alveoli paru-paru, udara dipanaskan hingga mencapai suhu tubuh dan dilembabkan secara maksimal. Proses Pertukaran Dasar Karena luasnya daerah permukaan membran pernapasan dan kenyataan bahwa membran adalah sangat tipis, maka pengambilan O2 dari alveoli ke dalam darah kapiler paru-paru dan alveoli menjadi sama meskipun darah belum mencapai pertengahan kapiler. Perbedaan tekanan rata-rata yang mengalami integrasi selama pernapasan normal adalah sekitar 11 mm Hg. Di perifer, sewaktu darah teroksigenasi mengalir melalui kapiler jaringan, proses berlangsung sebaliknya. PO2 yang tinggi dalam darah

Upload: operator-warnet-vast-raha

Post on 20-Jul-2015

122 views

Category:

Devices & Hardware


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah pernapasan

PERNAPASAN

A. Pengertian

Pernapasan (respirasi) adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang

mengandung O2 ke dalam tubuh serta menghembuskan udara yang banyak

mengandung CO2 sebagai sisa dari oksidasi keluar dari tubuh. penghisapan

udara ini disebut inspirasi dan menghembuskan disebut ekspirasi.

Jadi dalam paru-paru terjadi pertukaran zat antara O2 dan CO2. O2 ditarik

dari udara masuk ke dalam darah dan CO2 akan dikeluarkan dari darah

secara psmosis. Seterusnya CO2 akan dikeluarkan melalui traktus

respiratorius dan O2 masuk ke dalam tubuh melalui kapiler-kapiler vena

pulmonalis kemudian masuk keserambi kiri jantung – ke aorta – ke seluruh

tubuh disini terjadi oksidasi sebagai ampas dari pembakaran adalah CO2 dan

zat ini dikeluarkan melalui peredaran darah vena masuk ke jantung – ke bilik

kanan dan dari sini keluar melalui arteri pulmonalis – ke jaringan paru-paru

akhirnya dikeluarkan menembus lapisan epitel dari alveoli. Proses

pengeluaran CO2 ini adalah sebagian dari sisa metabolisme sedangkan sisa

dari metabolisme lainnya akan dikeluarkan melalui traktus urogenitas, dan

kulit.

B. Proses Pernapasan

Istilah pernapasan berlaku untuk pertukaran 2 gas, O2 dan karbondioksida,

antara tubuh dan lingkungannya. Pernapasan dapat dibagi dalam 4 proses

penting:

1. Pertukaran udara paru-paru, yaitu pemasukan dan pengeluaran udara

antara atmosfir dan alveoli

2. Difusi O2 dan CO2 antara alveoli dan darah

3. Transfor O2 dan CO2 ke dan dari sel-sel organisme melalui darah

4. Pengaturan ventilasi

Selama pemasukan udara atmosfir ke dalam alveoli paru-paru, udara

dipanaskan hingga mencapai suhu tubuh dan dilembabkan secara maksimal.

Proses Pertukaran Dasar

Karena luasnya daerah permukaan membran pernapasan dan

kenyataan bahwa membran adalah sangat tipis, maka pengambilan O2

dari alveoli ke dalam darah kapiler paru-paru dan alveoli menjadi

sama meskipun darah belum mencapai pertengahan kapiler.

Perbedaan tekanan rata-rata yang mengalami integrasi selama

pernapasan normal adalah sekitar 11 mm Hg.

Di perifer, sewaktu darah teroksigenasi mengalir melalui kapiler

jaringan, proses berlangsung sebaliknya. PO2 yang tinggi dalam darah

Page 2: Makalah pernapasan

arteri (sekitar 95 mm Hg) berdifusi akibat gradien ini ke dalam cairan

intertisial sebesar 40 mm Hg. Darah arteri yang masuk dalam kapiler

jaringan mengandung CO2 yang relatif rendah antara cairan interstisal

dan darah kapiler masih cukup untuk menjamin cepat untuk

terjadinya keseimbangan PCO2 sebagai akibat PCO2 darah vena

adalah juga sekitar 45 mm Hg.

Pada waktu darah sampai dalam kapiler paru-paru, PCO2 adalah

sekitar 45 mm Hg. Jadi, gradien PCO2 jauh lebih kurang dari pada

gradien O2 seperti antara gas alveoli dan arteri paru-paru. Karena

koefisien difusi CO2 20 kali lebih besar daripada koefisien difusi O2,

CO2 dalam darah secara cepat diseimbangkan dengan CO2 dalam

alveoli. Ini berlangsung selama kurang dari pertengahan pertama

waktu aliran darah melalui kapiler paru-paru.

Pengertian O2 dan CO2

Hemoglobin adalah molekul utama yang bertanggung jawab bagi

transper O2 dan CO2 dalam darah. Hemoglobin yang terkandung

dalam eritrosit dapat menerangkan semua kadar O2 “Ekstra” dalam

darah dan sebagian dari CO2 “ekstra” yang penting. Normal sekitar 97

– 98 % dari O2 diangkut dari paru-paru kejaringan dalam gabungan

yang reversibel dengan molekul hemoglobin. Ini dapat digambarkan

secara sederhana oleh persamaan.

Hb + O2 HbO2

Dimana Hb = hemoglobin yang terdeoksigenasi dan HbO2 =

Oksihemoglobin

Terdapat 4faktor yang penting yang menyebabkan pergeseran

disosiasi O2 hemoglobin ke kanan :

1. Peningkatan ion hidrogen atau keasaman

2. Peningkatan tekanan CO2

3. Peningkatan suhu

4. Peningkatan konsentrasi 2-3 difosgliseat

Kecepatan transpor O2 ke jaringan tergantung pada pemakaian O2

per unit volume, yaitu koefisien pemakaian O2, serta cardiac output.

Pemakaian O2 normal adalah sekitar 5 ml/dl darah kadar O2 normal

adalah 20 ml/dl darah.

Dalam jaringan perifer, pemakaian O2 tidak diatur oleh persediaannya

tetapi lebih penting oleh konsentrasi ADP dalam sel tesedia untuk

prosesfosforilasi oksidatif. Bila tekanan O2 dalam jaringan perifer

lebih besar dari 44 mm Hg, rekasi kimia sel dapat berjalan terus tanpa

memperhatikan persediaan O2.

Kadar CO2 dalam darah, seperti O2 tergantung pada faktor-faktor lain

Page 3: Makalah pernapasan

disamping larutnya dalam darah. Sesungguhnya hanya sekitar 6% dari

CO2 yang terdapat dalam darah terdapat dalam bentuk larutan CO2

menurut persamaan.

CO2 + H2O H2CO3

CO2 bereaksi dengan air dalam darah untuk membentuk asam

karbonat (H2 CO3), walaupun reaksi ini sangat lambat tanpa adanya

aktivitas katalisis.

Hemogalobin merupakan bufer utama dalam darah yang mengambil

ion hidrogen, bebas dari darah untuk membentuk hemogalobin

berproton “membebaskan” sejumlah eukimolar ion bikarbonat.

Terdapat pertentangan antara ikatan CO2 dan ikatan DPG pada

molekul hemoglobin, akan tetapi, walaupun transpor CO2, peranannya

kecil bila dibandingkan dengan transpor CO2 dalam bentuk

bikarbonat.

Pemindahan CO2 dari darah setelah oksigenasi hemoglobin

disebabkan oleh persediaan proton yang meningkat ini untuk

bergabung dengan ion bikarbonat untuk membentuk asam karbonat.

Tunjangan kabarmino – CO2 bagi transpor CO2 pada orang dewasa

pada waktu istirahat hanya sekitar 10%.

Ratio pertukaran pernapasan adalah perbandingan CO2 yang

disebabkan dalam paru-paru dengan kecepatan “uptake” oksigen

dalam paru-paru.

Ratio pertukaran respiratorik berubah dalam berbagai keadaan

metabolisme.

Sistem buffer darah chloride shift

Daya penyangga suatu sistem buffer paling besar adalah pada pH

yang sama dengan Pka-nya, pH cairan tubuh ekstrasel adalah 7,4

sedangkan PKa sistem buffer bikarbonat CO2 adalah 6,1 . Dari

persamaan henderson – hassel boleh dapat dilihat bahwa pada pH 7,4

konsentrasi ion berkarbonat adalah 20 kali lebih besar dari pada

konsentrasi CO2 yang larut, suatu keadaan yang apriori tidak

menghasilkan daya buffer yang berarti ini dapat dilihat dengan

perhitungan berikut ini, yang mempergunakan persamaan henderson

–hassel-balch untuk keadaan dalam darah :

7,4 = PH darah

6,1 = Pka of H2 CO3

PH = Pka + 10 g (gram)

(asam)

7,4 = 6,1 + 10 g (HCO3)

(H2CO3)

antiblog 1,3 = 20

Page 4: Makalah pernapasan

(HCO3) = 20

(H2CO3) 1

Akan tetapi, karena konsentrasi masing-masing komponen sistem

bikarbonat asam karbonat dapat diatur secara fisiologis, maka ini

merupakan suatu sistem buffer yang sangat kuat bagi organisme.

Tekanan CO2 dapat ditingkatkan dalam darah baik oleh produksi

yang meningkat dari jaringan perifer maupun pembuangan yang

menurun oleh ventilasi Henderson-Hasselbalch juga jelas bahwa

tekanan CO2 yang meninggi akan menyebabkan penurunan pH dan

asidosis. Asidosis karena retensi CO2 yang berlebihan disebabkan

oleh ventilasi yang tidak memadai untuk laju produksi CO2. Misalnya,

ventilasi yang berkurang sampai ¼ kecepatan normal pada waktu

istirahat menaikan tekanan CO2 dan menurunkan pH dari 7,4 hingga

sekitar 7,0. Sebaliknya peningkatan kecepatan ventilasi alveoli 2 kali

lipat akan mengurangi tekanan CO2 dan menimbulkan peninggian pH

darah sampai sekitar 7,6. Karena ventilasi alveoli dapat diturunkan

sampai nol atau dinaikkan sampai kira-kira 15 kali normal, maka

mudah dimengerti bagaimana perubahan pada ventilasi sangat

mempengaruhi pH cairan ekstersel, yang membutuhkan peranan

penting sistem buffer bikarbonat CO2.

C. Hubungan HCO3 / H2CO3 dengan PH Darah

Peranan paru dan ginjal dalam keseimbangan asam basa

Basa adalah ion atau molekul yang dapat menerima ion hidrogen

sebagai contoh, ion bikarbonat, HCO3 adalah suatu basa karena dia

dapat bergabung dengan satu ion hidrogen untuk membentuk H2CO3.

Protein dalam tubuh juga berfungsi sebagai basa karena beberapa

asam amino yang membangun protein dengan muatan akhir negatif

siap darah merah dan protein dalam sel-sel tubuh yang lain

merupakan basa-basa tubuh yang paling penting.

Asam kuat adalah asam yang berdisonasi dengan cepat dan terutama

melepaskan sejumlah besar ion H+ dalam larutan. Contohnya adalah

HCL, asam lemah mempunyai lebih sedikit kencenderungan untuk

mendisosiasikan ion-ionnya dan oleh karena itu, dengan cepat

menghilangkannya dari larutan. Contoh yang khas adalah OH-, yang

bereaksi dengan H+ untuk membentuk air. Basa lemah yang khas

adalah HCO3 karena HCO3 berikatan dengan H+ secara jauh lebih

lemah dari pada OH-.

Garis pertahanan kedua terhadap gangguan asam basa adalah

pengaturan konsentrasi CO2 cairan ekstraseluler oleh paru-paru,

tempat CO2 berdifusi ke dalam alveoli dan kemudian ditransfer ke

atmosfir melalui ventilasi paru-paru. Rata-rata, secara normal

Page 5: Makalah pernapasan

terdapat sekitar 1,2 mol/liter CO2 yang terlarut di dalam cairan ekstra

seluler yang sama dengan PCO2 40 mm Hg.

Bila kecepatan pembentukan CO2 metabolik menurunkan PCO2 cairan

ekstra seluler juga meningkat. Sebaliknya, penurunan kecepatan

metabolik P CO2 dalam cairan ekstraselular.

Ginjal mengontrol keseimbangan asam basa dengan mengeluarkan

urin yang asam atau yang basa. Pengeluaran urin asam akan

mengurangi jumlah asam dalam cairan ekstraselular, sedangkan

pengeluaran urin basa berarti menghilangkan basa dari cairan

ekstraselular.

Keseluruhan mekanisme ekskresi urin asam atau basa oleh ginjal

adalah sebagai berikut :

Sejumlah besar ion bikarbonat disaring secara terus menerus ke

dalam tubulus dan bila ion bikarbonat di ekskresikan ke dalam urin

keadaan ini menghilangkan basa dari darah sebaliknya sejumlah besar

ion hidrogen juga di sekresikan ke dalam lumen tubulus oleh sel epitel

tubulus,jadi menghilangkan asam dari cairan ekstraselular. Sebaliknya

, bila 1 bh banyak bikarbonat yang disaring dari pada hidrogen yang di

sekresikan akan terdapat kehilangan basa.

Bila terdapat pengurangan konsentrasi ion hidrogen cairan

ekstraselular,ginjal gagal mereabsorbi semua bikarbonat pada

asdosis,ginjal tidak mengeksresikan bikarbonat ke dalam urin tetapi

mereabsorbsi semua bikarbonat yang disaring dan menghasilkan

bikarbonat baru,yang ditambahkan kembali ke cairan

ekstraselular.hal ini mengurangi konsentrasi ion hidrogen cairan

ekstraselular kembali menuju normal.

Jadi ginjal mengatur konsentrasi ion hidrogen cairan ekstraselular

melalui tiga mekanisme dasar :

1. Sekresi ion hidrogen

2. Reabsorpsi ion bikarbonat yang di saring

3. Produksi ion bikarbonat baru

Semua proses ini dicapai melalui mekanisme dasar yang sama.

Ekskresi bikarbonat di hitung sebagai kecepatan aliran uraian dikali

konsentrasi bikarbonat urin.jumlah ini menunjukan betapa cepatnya

ginjal membersihkan ion bikarbonat dari darah pada

alkalosis,kehilangan ion bikarbonat membantu mengembalikan PH

plasma menjadi normal jumlah bikarbonat baru yang disumbangkan

ke dalam darah pada waktu kapapun sama jumlah hidrogen yang

disekresikan yang berakhir di lumen tubulus dengan penyangga non

bikarbonat urin.

Faktor yang menentukan pH Darah

Disamping asam karbonat yang dibuang oleh alat pernafasan debagai

Page 6: Makalah pernapasan

CO2, asam lain yang tidak menguap, diproduksi oleh proses

metabolisme. Ini termasuk asam anorganik yang lebih penting, asam

Hcl,asam fosfat dan asam sulfat kira-kira 50-150 meq, asam-asam

organik dibuang oleh ginjal dalam periode 24 jam.

Alat lain yang digunakan ginjal untuk mendapat asam dan dengan

demikian melindungi basa tetap adalah produksi amonia dari asam

amino.

D. Gangguan Keseimbangan Asam Basa

a. Perubahan BIOKIMIA

Gangguan keseimbangan asam basa yang disebabkan oleh perubahan

kadar bikarbonat dalam darah dikatakan berasal dari metabolisme.

Kekurangan bikarbonat tanpa perubahan H2CO3 akan menimbulkan

asiodosis metabolik. Kompensasi dapat terjadi oleh penyesuaian

konsentrasi asam karbonat, dalam hal yang sama pertama oleh

pembuangan lebih banyak CO2 plasma jelas lebih rendah daripada

normal pada asidosis metabolik dan lebih tinggi daripada noraml pada

alkalosis metabolik.

Asidosis Metabolik

Disebabkan oleh penurunan praksi bikar, baik tanpa perubahan

maupun perubahan yang relatif kecil pada fraksi asam karbonat ini

merupakan jenis asidosis klasik yang paling sering terjadi, ini terjadi

pada diabetes mellitus yang paling sering terjadi, ini terjadi pada

diabetes mellitus yang tak terkontrol dengan ketosis, pada payah

ginjal, keracunan garam asam, kehilangan cairan usus yang

berlebihan (terutama dari usus halus bagian bawah dan kolon, seperti

pada diare atau kolitis). Percepatan pernapasan pernapasan

(hyperpnea) mungkin menjadi gejala penting pada asidosis

dekompensata, dan merupakan suatu usaha untuk menetapkan

kembali rasio 20 : 1 bagi HCO3 dengan mengurangi tekanan CO3

darah selayaknya.

Asidosis Respiratorik

Disebabkan oleh peningkatan relatif asam karbonat dibandingkan

dengan bikarbonat. Keadaan ini bisa terjadi pada setiap penyakit yang

mengganggu pernapasan, seperti pneumonia, emfisema, oleh

keracunan morfin). Respirator yang tidak berfungsi baik dapat pula

membantu menimbulkan asidosis respiratorik.

Alkalosis Metabolik Respiratorik

Terjadi bila terdapat peningkatan fraksi bikarbonat, baik tanpa

perubahan maupun perubahan yang relatif kecilpada fraksi asam

Page 7: Makalah pernapasan

karbonat. Kelebihan alkali biasa yang menyebabkan alkalosis

ditimbulkan oleh makan alkali yang berlebihan, seperti yang dapat

terjadipada penderita yang diobati untuk ulkus peptikum. Tetapi jenis

alkalosis ini lebih sering terjadi sebagai akibat obstruksi usus tinggi

(seperti pada stenosis pilorus).

Setelah lama muntah-muntah mengeluarkan isi lambung yang asam

atau setelah pembuangan cairan lambung yang mengandung asam

hidroklorida secara berlebihan(seperti pada penyedotan lambung).

Ion klorida yang hilang kemudian diganti dengan bikarbonat. Jenis

alkalosis metabolik ini secara tepat disebut alkalosis “hipokloremik”.

Defisiensi kalium sering dikaitkan dengan timbulnya alkalosis

hipokloremik, karena tidakadanya H+ untuk ditukar dengan Na+ dari

lumen tubuli ginjal.

Pada semua jenis alkalosis dekompensata, pernapasan adalah lambat

dan dangkal : urin mungkin menjadi alkali, tetapi biasanya oleh

karena disertai kekurangan natrium dan kalium, akan memberi reaksi

asam, walaupun bikarbonat yang berlebihan oleh ginjal perlu disertai

oleh kehilangan natrium yang dalam keadaan sepertiini (rendah

natrium) tidak dapat dihemat. Dengan demikian ginjal menyerah

pada kebutuhan untuk mempertahankan kosentrasi natrium dalam

cairan ekstrasel sambil mengorbankan keseimbangan asam-basa.

Akan tetapi, penyebab ekskresi yang sama(bila tidak, dalam keadaan

biasa, penyebab yang lebih penting) dari urin yang asam dengan

adanya bikarbonat plasma yang meninggi adalah pengaruh

kekurangan kalium atas ekskresi ion hidrogen yang disebut diatas

oleh ginjal. Alkalosis metabolik yang biasanya ditemukan dalam klinik

hampir selalu disertai oleh defisiensi kalium.

Terjadi bila terdapat penurunan fraksi asam karbonat. Ini dapat

ditimbulkan oleh hiperventilasi, baik yang terjadi dengan sendirinya

maupun yang dipaksa. Contohnya adalah hiperventilasi histeris,

penyakit susunan saraf pusat yang mempengaruhi sistem

pernapasan, keracunan silisilat stadium dini, atau pemakaian

respirator yang tidak tepat. Alkalosis respiratorik juga dapat terjadi

pada penderita koma hepatikum.

b. Kelainan yang menyebabkan atau disertai gangguan asam basa

- Asidosis Respiratorik Disebabkan oleh Penurunan Ventilasi

dan Peningkatan PCO2

Faktor apa pun yang menurunkan kecepatan ventilasi paru juga

meningkatkan PCO2 cairan ekstraselular. Hal ini menyebabkan

Page 8: Makalah pernapasan

peningkatan H2CO3 dan konsentrasi ion hidrogen, sehingga

menghasilkan asidosis. Karena asidosis disebabkan oleh gangguan

respirasi, maka disebut asidosis respiratorik.

asidosis respiratorik sering terjadi akibat kondisi patologis yang

merusak pusat pernapasan atau yang menurunkan kemampuan

paru untuk mengeliminasi CO2. Sebagai contoh, kerusakan pusat

pernapasan di medula oblogata dapat menimbulkan asidosis

respiratorik. obstruksi jalur traktus respiratorius, pneumonia, atau

penurunan luas permukaan membran pulmonal demikian juga

dengan faktor apa pun yang mempengaruhi pertukaran gas antara

darah dan udara alveolar dapat juga menyebabkan asidosis

respiratorik.

Pada asidosis respiratorik, respons kompensasi yang tersedia

adalah (1) penyanggacairan tubuh dan (2) ginjal, yang

membutuhkan waktu beberapa hari untuk mengkompensasi

gangguan.

- Alkalosis Respiratorik yang Disebabkan oleh Peningkatan

Ventilasi dan Penurunan PCO2

Alkalosis respiratorik disebabkan oleh ventilasi yang berlebihan

oleh paru-paru. Hal ini jarang terjadi akibat kondisi patologis fisik.

Akan tetapi, seseorang dengan gangguan neurosis kadang-kadang

bernapas secara berlebihan sehingga ia mengalami alkalosis. Jenis

alkalosis respiratorik fisiologis juga terjadi ketika seseorang

mendaki hingga mencapai tempat yang tinggi. Kadar oksigen yang

rendah dalam ukuran akan merangsang pernapasan CO2 dan

terbentuknya alkalosis respiratorik ringan. Sekali lagi, alat untuk

kompensasi adalah penyangga kimiawi cairan tubuh dan

kemampuan ginjal untuk meningkatkan ekskresi bikarbonat.

- Asidosis Metabolik yang Disebabkan oleh Penurunan

Konsentrasi Bikarbonat Cairan Ekstraselular

Istilah asidosis metabolik merujuk pada semua tipe asidosis lain di

samping yang disebabkan oleh kelebihan CO2 dalam cairan tubuh.

Asidosis metabolik dapat disebabkan oleh beberapa penyebab

umum :

kegagalan ginjal untuk mengeksresikan asam metabolik

yang normalnya dibentuk dalam tubuh,

pembentukan asam metabolik yang berlebihan dalam

tubuh

penambahan asam metabolik ke dalam tubuh melalui

makanan atau infus asam, dan

Page 9: Makalah pernapasan

kehilangan basa dari cairan tubuh, yang memiliki efek yang

sama seperti penambahan asam ke dalam cairan tubuh.

Beberapa kondisi khusus yang menyebabkan asidosis

metabolik adalah sebagai berikut .

Asidosis Tubulus Ginjal

Jenis asidosis ini adalah akibat dari gangguan

eksreksi ion hidrogen atau reabsorpsi bikarbonat

oleh ginjal, menyebabkan hilangnya bikarbonat

dalam urin, atau (2) ketidakmampuan mekanisme

sekresi hidrogen tubulus ginjal untuk mencapai

keasaman urin yang normal, menyebabkan eksresi

urin yang alkalis. Pada keadaan ini, dieksresi asam

tertitrasi dan yang tidak adekuat, sehingga terdapat

pengumpulan asam dalam cairan tubuh.

Diare

Diare berat mungkin merupakan penyebab asidosis

yang paling sering. Penyebab asidosis ini adalah

hilangnya sejumlah besar natrium bikarbonat ke

dalam feses. Sekresi gastrointestinal secara normal

mengandung sejumlah besar bikarbonat, dan diare

menyebabkan hilangnya ion bikarbonat ini dari

tubuh, yang memberi efek yang sama seperti

hilangnya sejumlah besar bikarbonat dalam urin.

Bentuk asidosis metabolik ini berlangsung berat dan

dapat menyebabkan kematian, terutama pada anak-

anak.

Muntah

Memuntahkan isi lambung sendiri akan

menyebabkan hilangnya asam dan kecenderungan

ke arah alkalosis karena sekresi lambung sangat

bersifat asam. Akan tetapi, memuntahkan sejumlah

besar isi dari bagian traktus gastrointestinal yang

lebih lanjut, yang seringkali terjadi, menyebabkan

hilangnya bikarbonat dan menimbulkan asidosis

metabolik dalam cara yang sama seperti diare

menimbulkan asidosis.

Diabetes Melitus

Diabetes melitus disebabkan oleh tidak adanya

sekresi insulin oleh pankreas, yang kemudian

menghambat penggunaan normal glukosa dalam

metabolisme. Sebaliknya, beberapa lemak

dipecahkan menjadi asam asetoasetat, dan asam ini

dimetabolisme oleh jaringan untuk menghasilkan

Page 10: Makalah pernapasan

energu menggantikan glukosa. Pada diabetes melitus

yang berat, kadar asam asetoasetat darah dapat

meningkat sangat tinggi, sehingga menyebabkan

asidosis metabolik yang berat. Dalam usaha untuk

mengkompensasi asidosis ini, sejumlah besar asam

diekskresikan dalam urin, seringkali sebanyak 500

mmool hari.

Penyerapan asam.

Jarang sekali sejumlah besar asam diserap dari

makanan normal. Akan tetapi, asidosis metabolik

yang berat kadang-kadang dapat disebabkan oleh

keracunan seperti akibat penyerapan racun asam

tertentu. Beberapa racun tersebut antara lain

asetilsalisilat (aspirin) dan metil alkohol

(yang saat dimetabolisme membentuk asam format).

Gagal ginjal kronis.

Saat fungsi ginjal sangat menurun, terdapat

pembentukan anion dari asam lemah dalam cairan

tubuh yang tidak diekskresikan oleh ginjal. Selain

itu, penurunan laju filtrasi glomerulus mengurangi

ekskresi fosfat dan , yang mengurangi jumlah

bikarbonat yang ditambahkan kembali ke dalam

cairan tubuh. Jadi, gagal ginjal kronis dapat

dihubungkan dengan asi¬dosis metabolik berat

- Alkalosis Metabolik Disebabkan oleh Peningkatan

Konsentrasi Bikarbonat Cairan Ekstraselular

Bila terdapat retensi bikarbonat yang berlebihan atau hilangnya

ion hidrogen dari dalam tubuh. keadaan ini menyebabkan alkalosis

metabolik. Alkalosis metabolik tidak begitu umum seperti asidosis

metabolik, tetapi beberapa penyebab alkdosis metabolik adalah

sebagai berikut.

Alkalosis yang disebabkan oleh pemberian diuretika

(kecuali penghambat karbonik anhidrase). Semua diuretika

menyebabkan peningkatan aliran cairan di sepanjang

tubulus, biasanya menyebabkan peningkatan aliran dalam

tubulus distal dan tubulus koligentes. Keadaan ini

kemudian menimbulkan peningkatan reabsorpsi ion-ion

natrium dari bagian nefron ini. Karena reabsorpsi natrium

di sini berpasangan dengan sekresi ion hidrogen,

peningkatan reabsotpsi natrium juga menimbulkan

peningkatan sekresi ion hidrogen dan peningkatan

Page 11: Makalah pernapasan

reabsorpsi bikarbonat. Perubahan ini kemudian

menyebabkan terbentuknya alkalosis yang ditandai dengan

peningkatan konsetrasi bikarbonat cairan ekstraselular

Kelebihan Aldosteron menyebabkan alkalosis metabolik.

Bila sejumlah besar aldosteron disekresikan oleh kelenjar

adrenal, terbentuk alkalosis metabolik ringan. aldosteron

meningkatkan reabsorpsi ion natrium dalam jumlah banyak

dari tubulus distal dan tubulus distal dan tubulus

koligentes. dan pada waktu yang bersamaan merangsang

sekresi ion hidrogen oleh sel-sel intercalated pada tubulus

koligentes. Peningkatkan sekresi ion hidrogen ini

menimbulkan peningkatan ekskresi ion hidrogen oleh ginjal

dan karena itu, menimbulkan alkalosis metabolik.

Memuntahkan Isi Lambung Menyebarkan Alkalosis

metabolik. Memuntahkan isi lambung, tanpa memuntahkan

isi traktus gastrointes¬tinal yang lebih rendah,

menyebabkan hilangnya HCI yang disekresikan oleh

mukosa lambung. Hasil akhirnya adalah hilangnya asam

dari cairan ekstraselular dan terbentuknya alkalosis

metabolik. Tipe alkalosis ini terutama terjadi pada neonalus

yang menderita obstruksi pilorus akibat hipertrofi otot

sfineter pilorus.

Alkalosis metabolik yang disebabkan oleh penyerapan obat

alkalin. Salah satu penyebab umum dari alkalosis metabolik

adalah penyerapan obat alkalin, seperti natrium

bikarbonat, untuk pengobatan gastritis atau ulkus peptik.

- Pengobatan Asidosis atau Alkalosis

Pengobatan yang paling baik untuk asidosis atau alkalosis adalah

mengoreksi keadaan yang telah menyebabkan kelainan. Seringkali

pengobatan ini menjadi sulit, terutama pada penyakit kronis yang

menyebabkan gangguan fungsi paru atau gagal ginjal. Pada

keadaan ini, berbagai zat dapat digunakan untuk menetralkan

kelebihan asam atau basa dalam cairan ekstraselular.

Untuk menetralkan kelebihan asam, sejumlah besar natrium

bikarbonat dapat diserap melalui mulut Natrium bikarbooat

diabsorbsi dari traktus gastrointestinal ke dalam darah dan

meningkatkan bagian bikarbonat pada sistem penyangga

bikar¬bonat, sehingga meningkatkan pH menuju normal. Natrium

bikarbonat dapat juga diberikan secara intravena, tetapi akibat

efek fisiologis pengobatan semacam ini yang secara potensial

cukup berbahaya. zat-zat lain sering digunakan untuk

menggantikannya, seperti natrium laktat dan natrium glukonat.

Page 12: Makalah pernapasan

Molekul laktat dan glukonat dimetabolisme dalam tubuh,

meninggalkan natrium di dalam cairan esktraselular dalam bentuk

natrium bikarbonat dan dengan demikian meningkatkan pH

cair¬an menuju normal.

Untuk pengobatan alkalosis, amonium klorida dapat diberikan

melalui mulut. Saat amonium klorida diabsorbsi ke dalam darah,

bagian amonium dikonversi oleh hati menjadi ureum. Reaksi ini

membebaskan HCL yang segera bereaksi dengan penyangga cairan

tubuh untuk menggeser konsentrasi ion hidrogen ke arah asam.

Amonium klorida kadang-kadang diberikan secara. intravena,

tetapi amonium klorida juga sangat toksik. dan prosedur ini dapat

berbahaya.

Page 13: Makalah pernapasan

MATERI

DI SUSUN

O

L

E

H

KELOMPOK 4

WA ODE AULIA NURFATULLAH

SITI AISYAH

SITI CHOIROTIN

WAODE WAHYUNI

SITTI MAYANSARI

SINAR HASRI

SITI SARIANDI

SITI ALMAFINDRA

T.A 2014