makalah perilaku gas
DESCRIPTION
makalah perilaku gas tugas kimia fisikaTRANSCRIPT
MAKALAH KIMIA FISIKA
PERILAKU GAS
Oleh : Kelompok 1
Ambar Maresya 1306370796
Ardita Rizky P.A 1306402293
Fairuz Nawfal 1306413435
Nadia Tuada Afnan 1306413422
Nugrahirani Hijrianti 1306402766
TEKNOLOGI BIOPROSES
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
OKTOBER 2014
1
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat
dan karunia-Nya yang telah dilimpahkan sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah kimia fisika yang berjudul “PERILAKU GAS” ini dengan baik.
Makalah kimia fisika ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah
kimia fisika dari pemicu 1. Selain itu, penulisan makalah ini bertujuan agar kami
dapat memahami prinsip dasar perilaku gas, suhu, tekanan, dan hukum-hukum gas
ideal sehingga dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan materi-materi
tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Penulis banyak menerima masukan dan bantuan terkait penyusunan
makalah ini. Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Setiadi, M.Eng., selaku dosen mata kuliah Kimia
Analitik yang telah berkenan memberikan pengarahan dan bimbingan
kepada kami selama mempelajari mata kuliah ini.
2. Kak Sabrina Zahra dan Kak Jason Gabriel Jonathan, selaku asisten
dosen mata kuliah Kimia Fisika yang telah membantu kami dalam
pemeriksaan tugas dan memberi informasi terkait cara menyelesaikan
tugas dan makalah.
3. Semua pihak yang telah membantu, baik secara langsung maupun
tidak langsung yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu.
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh rekan
mahasiswa serta seluruh kalangan masyarakat. Namun, kami menyadari bahwa
makalah ini masih memiliki banyak kekurangan dari segi ilmiah maupun
penyajiannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun bagi perbaikan makalah di masa yang akan datang.
Depok, 20 Oktober 2014
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .....................................................................1
DAFTAR ISI .............................................................................................2
BORANG KONTRIBUSI .................................................................................3
BAB I : TEORI .................................................................................4
BAB II : PROBLEM SET ....................................................................11
BAB III : KESIMPULAN ....................................................................20
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................21
LAMPIRAN ............................................................................................22
3
BORANG KONTRIBUSI
Kelompok 1
Nama NPM Kontribusi
Ambar Maresya 1306370796 - Mengerjakan soal
problem lapangan
kompresi gas
- Menggabungkan
makalah
Ardita Rizky P. A. 1306402293 - Mengerjakan materi
perilaku gas
- Mencetak makalah
Fairuz Nawfal H. 1306413435 - Mengerjakan materi
perilaku gas tentang
tekanan
- Membuat materi
hukum-hukum gas ideal
Nadia Tuada Afnan 1306413422 - Mengerjakan materi
kompresi gas
- Mengerjakan materi
hukum van der waals
Nugrahirani Hijrianti 1306402766 - Mengerjakan Problem
set 1.1 dan 1.22
- Membuat kesimpulan
4
BAB I
TEORI
1. Perilaku Gas
Gas adalah suatu wujud atau bentuk dari unsur-unsur tertentu di bumi.
Fasa unsur dalam bentuk gas umumnya memiliki ciri-ciri diantaranya memiliki
volume dan bentuknya menyesuaikan bentuk wadahnya, dapat dimampatkan,
dapat dengan mudah dicampur, serta memiliki angka kerapatan yang rendah.
Gas memiliki sifat fisika dan bisa dikatakan sebagai sebuah gas ketika
sudah bisa dispesifikasi berdasarkan volume, jumlah mol, tekanan, dan suhunya.
Namun, dari empat variabel ini, hanya tiga yang dapat dispesifikasi. Sisanya
sudah pasti mempunyai nilai. Untuk hal ini, terdapat suatu persamaan yang
disebut persamaan gas.
P = f(T, V, n)
Dan terdapat pula satu persamaan yang disebut persamaan gas ideal, yang dapat
ditulis sebagai berikut:
P = n.R.T/V
1.1 Tekanan
Tekanan dapat didefinisikan sebagai gaya yang diberikan per satuan luas
area dimana gaya tersebut diberikan. Semakin besar gaya yang diberikan, maka
semakin besar pula tekanan yang dihasilkan. Sebaliknya, apabila luas areanya
semakin besar, maka tekanan yang dihasilkan akan berkurang. Untuk kasus gas,
tekanan yang dihasilkan oleh suatu gas berasal dari hantamannya ke dinding
tempat gas tersebut berada. Banyaknya jumlah hantaman yang diberikan membuat
gas tersebut menghasilkan sebuah gaya yang tunak, dan tekanan yang tunak pula.
Satuan Internasional untuk tekanan adalah Pascal (Pa). 1 Pa didefinisikan
sebagai 1 N m-2. Selain Pa, terdapat pula satuan yang digunakan secara luas di
seluruh dunia, seperti misalnya bar. 1 bar kurang lebih sama dengan 1 atm, atau
5
bila dikonversi menjadi Pa adalah 105 Pa. Satuan ini sering digunakan untuk
mengidentifikasi tekanan pada suatu keadaan, atau biasa ditulis sebagai pϴ.
Tekanan Tinggi Tekanan Rendah
Dinding yang dapat bergerak
Tekanan Sama
Tekanan rendah Tekanan tinggi
Gambar 1. Ilustrasi Kesetimbangan Mekanis
Ilustrasi diatas menggambarkan, bahwa apabila terdapat gas bertekanan
rendah dan tinggi dalam satu wadah yang dipisahkan oleh sebuah dinding yang
dapat bergerak (piston), maka gas dengan tekanan lebih tinggi akan
menggerakkan dinding tersebut dan menekan ke area dimana gas bertekanan
rendah berada. Namun akan ada saat ketika dua area yang dipisahkan piston
6
tersebut memiliki tekanan yang sama, sehingga tidak menggerakkan
pistontersebut. Kondisi ini disebut dengan kesetimbangan mekanis.
a) Pengukuran Tekanan
Tekanan dapat diukur menggunakan barometer. Barometer diciptakan oleh
Toricelli. Barometer awalnya merupakan sebuah tabung merkuri yang
dibalikkan lalu ditutup pada bagian atasnya. Ketika merkuri berada pada
kesetimbangan mekanis dengan tekanan atmosfer, maka tekanan pada bagian
dasar tabung sama dengan tekanan atmosfer di tempat tersebut. Itu berarti
tinggi merkuri dalam tabung tersebut sama dengan tekanan atmosfer.
Gambar 2. Barometer Klasik
(sumber: http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/4/4c/Old-
barometers.jpg)
Gambar. 3. Cara Kerja Barometer Toricelli
7
(sumber:http://www.earthonlinemedia.com/ebooks/tpe_3e/circulation/
merc_barometer.jpg)
b) Bagaimana cara mengukur tekanan di dalam air?
Tekanan di dalam air disebut tekanan hidrostatis. Rumus dari tekanan ini
didapat dari penurunan rumus tekanan P = FA
. Dimana F = m.g . Massa (m)
sendiri merupakan nilai massa jenis air (C) dikalikan volume wadah air
tersebut (V). Volume wadah itu sendiri dapat dijabarkan sebagai luas
permukaan (A) dikalikan tinggi (h). Sehingga rumus tekanan dapat dijabarkan
sebagai P = ρ . A .h . g
A = ρ.h.g.
1.2 Suhu
Konsep suhu berkembang dari penelitian mengenai kondisi fisik seperti
adanya perubahan volume yang dapat terjadi ketika ada dua objek berbeda yang
saling terhubung satu sama lain. Dalam penelitian tersebut didapatkan adanya
pergerakan energi dari satu objek ke objek lain. Suhu merupakan besaran yang
menyatakan derajat panas atau dingin suatu benda yang menunjukkan adanya
aliran energi pada kondisi benda tersebut. Alat yang digunakan untuk mengukur
suhu disebut termometer.
Awal ditemukannya termometer yang dirancang berdasarkan penelitian,
suhu diukur dengan suatu kolom cairan yang akan menampilkan perbedaan tinggi
cairan pada kolom apabila kontak dengan es mencari dan juga dengan air
mendidih. Perbedaan tinggi cairan pada kolom ini dijadikan batas atas dan batas
bawah dari termometer dan ditetapkan dalam skala 100-0. 100 untuk titik tertinggi
ketika kontak dengan air mendidih, 0 untuk titik terendah ketika kontak dengan
es. Skala 100-0 ini dinyatakan dalam derajat Celsius (°C) sesuai nama penemunya
yaitu Anders Celcius.
Namun, terdapat perbedaan skala ketika cairan yang digunakan berbeda,
atau kolom dan peralatan penelitiannya berbeda. Perbedaan ini menyebabkan
adanya ketidakseragaman skala yang digunakan pada saat itu. Oleh karena itu,
dibuatlah skala gas ideal yang disebut skala suhu termodinamika dengan satuan
8
Kelvin (K). Skala ini digunakan sebagai skala suhu universal (Skala Internasional
– SI) yang dilambangkan hanya sebagai ‘K’ tanpa ‘°’. Penggunaan satuan ini akan
membedakan skala gas ideal dengan skala lain yang tidak absolut. Hubungan
antara Skala Termodinamika dengan Skala Celsius yaitu :
TK
= ϴ° C
+273.15
1.3 Hukum-hukum gas
Ada beberapa hukum gas yang sering dipelajari diantaranya :
a) Hukum Boyle : pV = konstan, ketika n dan T tetap
b) Hukum Charles : V/T = konstan, ketika n dan p tetap
c) Prinsip Avogadro : p/T = konstan, ketika n dan V tetap
dimana p adalah tekanan, T adalah suhu, V adalah volume, dan n adalah mol
unsur/senyawa. Hukum-hukum gas ini secara umum memiliki kesamaan bahwa
hal-hal yang mempengaruhi perilaku gas adalah faktor-faktor dalam persamaan
diatas. Oleh karena itu, ada keterkaitan dalam persamaan yang diekspresikan
sebagai suatu konstanta gas atau dinotasikan sebagai R. Dan persamaan akhirnya
yaitu :
pV=nRT
yang disebut sebagai persamaan gas ideal. Gas ideal didefinisikan sebagai gas
yang memiliki karakteristik menaati persamaan diatas, yaitu ada kesebandingan
antarfaktor dalam persamaan tersebut. Dalam realitanya di Bumi, tidak ada gas
yang ideal (selalu memenuhi persamaan gas ideal diatas).
2. Faktor Kompresi
Faktor kompresi adalah sebuah ukuran penyimpangan keadaan gas nyata
dibandingkan dengan keadaan gas ideal. Faktor kompresi sebuah gas dipengaruhi
oleh tekanan serta temperatur dengan mematuhi persamaan van der Waals.
PV =RTZ
9
Maka, Z=P VmRT
Faktor kompresi juga didapatkan dengan membandingkan Volume molar
gas nyata dengan volume molar gas ideal;
Z= VmactualVm perfect
Perilaku gas nyata tercerminkan dengan nilai Z yang terbagi menjadi 3 bagian
utama, yaitu;
z = 1 pada tekanan rendah, berkelakuan secara ideal
z < 1 pada tekanan sedang maka gaya tarikan dominan
z > 1 pada tekanan tinggi terlihat gaya tolakan dominan
Selain dengan persamaan van der Waals, nilai faktor kompresi juga dapat dihitung
menggunakan persamaan Virial.
PV=RT (1+ BV m
+ C
V m2+…)
maka,
Z=PVmRT
=¿)
3. Persamaan van der Waals
Persamaan van der Waals mengekspresikan perilaku gas nyata (real gas)
yang berbeda dengan gas ideal. Persamaan ini diturunkan dari persamaan virial di
mana faktor kompresi dapat dicari dengan memasukkan nilai spesifik gas secara
langsung. Persamaan yang dimaksud adalah;
P= RTV−nb
−a ( nV
)2
10
dengan nb adalah penyimpangan gaya tolak pada gas nyata. Gaya tolak menolak
yang terjadi menyebabkan volume gas menyusut dengan penyusutan yang tidak
bisa diabaikan. Gaya tersebut menyebabkan gas bergerak dalam volume yang
lebih kecil, sesuai dengan V−nb. Sedangkan a ( nV
)2
adalah penyimpangan gaya
tarik antar molekul. Gaya tarik menarik molekul akan mengurangi gaya tumbukan
pada wadah, sebanding dengan konsentrasi molar. Persamaan volume molar
sebagai berikut;
Vm=Vn
Berkurangnya tumbukan gas akan berpengaruh pada berkurangnya tekanan, hal
ini diekspresikan dengan tanda minus (-) pada persamaan di atas.
Persamaan van der Waals berkaitan erat dengan persamaan volume molar.
Kedua persamaan tersebut dapat disubstisusi maka dapatlah persamaan sebagai
berikut,
P= RTVm−b
− aVm ²
di mana nilai a dan b adalah konstanta yang telah ditetapkan untuk masing-masing
gas.
11
BAB II
PROBLEM SET
1. Problem 1.1
Recent communication with the inhabitants of Neptune have revealed that they
have a Celcius-type temperature scale, but based on the melting point (0°N) and
boiling point (100°N) of their most common substance, hydrogen. Further
communications have revealed that the Neptunians know about perfect gas
behaviour and they find that, in the limit of zero pressure, the value of pV is 28
dm3 atm at 0°N and 40 dm3 atm at 100°N. What is the value of the absolute zero
of temperature on their temperatur scale?
Jawab : Persamaan Gas Ideal
pV=nRT
dengan P adalah tekanan, V adalah volume, n adalah jumlah mol, R adalah konstanta gas
ideal, dan T adalah suhu.
Dari soal 1.1 diatas, diketahui pada saat suhu Neptunian menunjukkan 0°N, nilai pV
yaitu 28 dm3 atm dan pada saat suhu Neptunian 100°N, nilai pV gas ideal 40 dm3
atm. Maka, kita perlu mencari suhu dalam K sesuai persamaan gas ideal diatas.
pV = nRT
T=P VnR
0°N ----> T=P Vn R
=28 dm3 atm0.082
= 341.5 K
100°N ----> T=P VnR
=40 dm3 atm0.082
= 487.8 K
Dari nilai suhu tersebut didapatkan perbandingan skala suhu Neptunian dengan
suhu mutlak K yaitu :
12
487.8−341.5100−0
=146.3100
=1.463
Nilai perbandingan ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan/perubahan 1° suhu
Neptunian sama dengan kenaikan/perubahan 1.463° suhu mutlak K. Perbandingan ini
dapat kita gunakan sebagai nilai pembanding pada suhu nol absolut (yang ditanyakan
dalam soal) :
T = 0 K ----> 341.5−0=1.463 (0−x )
341.5=1.463 (−x )
−x=341.51.463
x=−233.424
x=−233° N
Maka, suhu nol mutlak sama dengan -233° pada skala Newtonian.
2. Problem 1.22
Derive an expression for the compression factor of a gas that obeys the equation
of state p(V-nb) = nRT, where b and R are constants. If the pressure and
temperature are such that Vm = 10b, what is the numerical value of the
compression factor?
Jawab : Sesuai dengan definisinya, Z adalah rasio antara Volume molar suatu gas
dengan Volume molar gas ideal. Jika dirumuskan menjadi :
Z=V mactual
V m perfect
=V m
V m0
V m0 gas ideal dapat dijabarkan sebagai berikut : p V m
0 =RT
Persamaan yang diberikan pada kasus ---> p (V m−nb )=nRT
V m=b+ RTp
=b+V m0
13
V m=10 b
10 b=b+V m0
V m0 =10 b−b=9 b
Maka persamaan Z dapat diubah menjadi --->
Z=b+V m
0
V m0 =1+ b
V m0
Z=1+ b9b
=1+ 19=10
9
Z=1.11
3. Real Problem tentang Perilaku Gas di Lapangan
1. Hitunglah berapa harga kompressibilitas faktor (”Z”) untuk masing-masing
komponen gas serta campuran gas tersebut (sesuai kel. )----minimal 5
komponen
2. Hitunglah volume molar untuk campuran gas (sesuai kel.)
Berbagai Komposisi Gas Alam Beserta Sumbernya
Anggap Gas pada tekanan 13.94 MPa [2021 psia] and 331 K [595 oR]
Component
Gas
Kangean-Selat
Madura
(untuk Kel 1)
Badak-Kaltim
(Untuk Kel 2)
Riau
(Untuk Kel 3)
Laut Jawa
Jawa Barat
(Untuk kel. 4)
C1 89.907 84.19 52.80 50.11
C2 3.059 5.26 7.02 6.52
C3 1.960 2.96 5.16 10.46
n-C4 0.442 0.64 1.80 2.01
14
i-C4 0.319 0.55 0.96 1.75
i-C5 0.205 0.23 0.74 0.55
n-C5 0.121 0.16 0.76 0.46
C6+ 0.230 0.36 4.70 0.92
CO2 2.424 5.60 19.66 25.18
N2 1.323 0.05 6.15 0.18
H2S nd 0.50 ppbw nd nd
(senyawa
belerang)
nd 25 ppbw nd nd
Jawaban:
1. A. Nilai Z 5 Komponen
Komponen Tc (K) Pc (bar) T Tr P Pr
C1 190,6 46,21655 331 1,736621196 139,4 3,016235413
C2 562,7 49,25724 331 0,588235294 139,4 2,830040743
C3 369,822 42,50255 331 0,895025174 139,4 3,279803079
CO2 304,2 73,83448 331 1,088099934 139,4 1,888006725
N2 125,95 33,9931 331 2,628026995 139,4 4,100831812
C1
o Pr = P/Pc
= 139,4/46,21655
= 3,0162354
o Tr = T/xTc
15
= 331/190,6
= 1,736621196
o Z = f(Tpr, Ppr). Menggunakan grafik Z (terlampir) dan teknik
interpolasi 2 titik
x−x1x2−x 1 = y− y 1
y2− y1
1,7−1,61,8−1,6 = y−0,7
0,8−0,7
y = z = 0,75
C2
o Pr = P/Pc
= 139,4/49,25724
= 2,830040743
o Tr = T/xTc
= 331/562,7
= 0,588235294
o Z = f(Tpr, Ppr). Menggunakan grafik Z (terlampir) dan teknik
interpolasi 2 titik.
x−x1x2−x 1 = y− y 1
y2− y1
0,58−0,11,05−0,1 = y−0,6
0,8−0,6
y = z = 0,701
C3
o Pr = P/Pc
= 139,4/42,50255
16
=3,279803079
o Tr = T/xTc
= 331/369,822
= 0,89502517
o Z = f(Tpr, Ppr). Menggunakan grafik Z (terlampir) dan teknik
interpolasi 2 titik.
x−x1x2−x 1 = y− y 1
y2− y1
0,9−0,51,05−0,5 = y−0,7
0,8−0,7
y = z = 0,7727
CO2
o Pr = P/Pc
= 139,4/73,83448
=1,888006725
o Tr = T/xTc
= 331/304,2
= 1,08809993
o Z = f(Tpr, Ppr). Menggunakan grafik Z (terlampir) dan teknik
interpolasi 2 titik.
x−x1x2−x 1 = y− y 1
y2− y1
1,08−1,051,1−1,05 = y−0,7
0,8−0,7
y = z = 0,76
N2
17
o Pr = P/Pc
= 139,4/33,9931
= 4,100831812
o Tr = T/xTc
= 331/125,95
= 2,628026995
o Z = f(Tpr, Ppr). Menggunakan grafik Z (terlampir) dan teknik
interpolasi 2 titik.
x−x1x2−x 1 = y− y 1
y2− y1
2,62−2,62,8−2,6 = y−0,6
0,7−0,6
y = z = 0,61
B. Mencari nilai Z campuran
Kompone
n
Fraksi
Tc (K) xTc Pc (bar) xPc
Mol
(x)
C10,89907 190,6 171,363
46,216
6 41,5519
C20,03059 562,7 17,213
49,257
2 1,50678
C30,0196 369,822 7,24851
42,502
6 0,83305
n-C4 0,00442 425,15 1,87916 38,460 0,17
18
7
i-C40,00319 407,75 1,30072
36,993
4 0,11801
i-C50,00205 460,35 0,94372
34,234
5 0,07018
n-C50,00121 469,85 0,56852
34,053
8 0,04121
C6+0,0023 507,65 1,1676
30,608
3 0,0704
CO20,02424 304,2 7,37381
73,834
5 1,78975
N20,01323 125,95 1,66632
33,993
1 0,44973
TOTA
L 210,724 46,601
o Pr = P/ΣxPc
= 139,4/46,60101
= 2,991351427
o Tr = T/xTc
= 331/210,7240892
= 1,570774377
o Z = f(Tpr, Ppr). Menggunakan grafik Z (terlampir) dan teknik
interpolasi 2 titik.
19
x−x1x2−x 1 = y− y 1
y2− y1
1,57−1,51,6−1,5 = y−0,6
0,8−0,6
y = z = 0,74
2. Volum molar campuran gas
– Dik:
o Z = 0,74
o P = 137,5 atm
o T = 331 K
o R = 0.082058 L atm / mol K
– Dit: Volum molar campuran gas
– Jawab:
• Vm = 0,74 x 0.082058 x 331
137.5
• Vm = 0,146 L/mol
Vm = ZRT
P
20
BAB III
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan mengenai perilaku gas
dan permasalahan lapangan yang diberikan antara lain :
3.1 Gas adalah wujud atau bentuk dari suatu unsur yang memiliki ciri-ciri
diantaranya memiliki volume dan bentuknya sesuai bentuk wadahnya,
dapat dimampatkan, dapat dengan mudah dicampur, serta memiliki
kerapatan yang rendah.
3.2 Gas Ideal adalah gas yang memenuhi hukum-hukum gas ideal. Pada
hukum gas ideal tersebut, gas tidak berubah volumenya apabila pada
keadaan tekanan dan suhu yang sama. Persamaan gas ideal yaitu :
P = n.R.T/V
dimana P = tekanan
n = mol
R = tetapan gas ideal
T = suhu
V = volume
3.3 Gas Nyata adalah gas-gas yang ada di Bumi, yaitu di atmosfer Bumi. Gas
nyata ini tidak memenuhi hukum gas ideal. Sebagai rumus untuk
menghitung nilai-nilai gas nyata, kita dapat menggunakan hukum Van der
Waals berikut :
P= RTV m−b
− aV m ²
dimana a dan b adalah konstanta Van der Waals gas tertentu.
3.4 Faktor Kompresi adalah faktor Z berguna untuk memperkirakan perilaku
gas sesungguhnya. Jika Z bernilai satu, maka gas merupakan gas ideal.
Jika Z tidak bernilai satu, maka gas merupakan gas nyata.
3.5 Berdasarkan problem set 1.1, nilai suhu nol mutlak sama dengan -233°
pada skala Newtonian.
3.6 Berdasarkan problem set 1.2, nilai Z=1.11.
21
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2001. Kinwtika Reaksi Kimia. Dari laman oc.its.ac.id/ambilfile.php?
idp=1561 (Diakses pada 22 Oktober 2014 pukul 05.40 WIB)
Atkins, Peter. 2006. Physical Chemistry. New York : W.H. Freeman and
Company.
Coker, A. Cayode, Ph. D. 2001. Modeling of Chemical Kinetics and Reactor
Design. Texas : Gulf Publishing Company.
H. Helmi. 2011. Suhu dan Tekanan. Dari laman
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23998/4/Chapter%20II.pdf
(Diakses pada 21 Oktober 2014 pukul 22.05 WIB)
22
LAMPIRAN
Grafik Faktor Kompresibilitas Gas (Z)