makalah pelaksanaan pekerjaan frankie
DESCRIPTION
Pelaksanaan Pekerjaan FrankieTRANSCRIPT
-
1 | P O N D A S I T I A N G P A N C A N G
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ....................................................................................................................................... 1
BAB I ................................................................................................................................................... 2
PENDAHULUAN ............................................................................................................................... 2
A. Latar Belakang ....................................................................................................................... 2
B. Rumusan Masalah .................................................................................................................. 3
C. Tujuan ..................................................................................................................................... 3
D. Batasan Masalah .................................................................................................................... 3
BAB II ................................................................................................................................................. 4
TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................................................... 4
2. Material yang digunakan ....................................................................................................... 6
3. Gambar Detail Pondasi Tiang Frangki ................................................................................ 7
4. Alat Pancang Pondasi Tiang Pancang .................................................................................. 7
5. Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang ................................................................................. 8
6. Proses Pelaksanaan Pekerjaan Tiang Franki ...................................................................... 9
7. Penyambungan Tiang Mini Franki .................................................................................... 18
BAB III .............................................................................................................................................. 19
RINGKASAN ................................................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................... 20
-
2 | P O N D A S I T I A N G P A N C A N G
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan suatu konstruksi, pertama-tama sekali yang dilaksanakan dan
dikerjakan dilapangan adalah pekerjaan pondasi (struktur bawah) baru kemudian
melaksanakan pekerjaan struktur atas. Pembangunan suatu pondasi sangat besar
fungsinya pada suatu konstruksi. Secara umum pondasi didefinisikan sebagai
bangunan bawah tanah yang meneruskan beban yang berasal dari berat bangunan itu
sendiri dan beban luar yang bekerja pada bangunan ke tanah yang disekitarnya.
Bentuk dan struktur tanah merupakan suatu peranan yang penting dalam suatu
pekerjaan konstruksi yang harus dicermati karena kondisi ketidaktentuan dari tanah
berbeda-beda. Pondasi merupakan suatu pekerjaan yang sangat penting dalam suatu
pekerjaan teknik sipil, karena pondasi inilah yang memikul dan menahan suatu beban
yang bekerja diatasnya yaitu beban konstruksi atas. Pondasi ini akan menyalurkan
tegangan-tegangan yang terjadi pada beban struktur atas kedalam lapisan tanah yang
keras yang dapat memikul beban konstruksi tersebut.
Pondasi sebagai struktur bawah secara umum dapat dibagi dalam 2 (dua) jenis,
yaitu pondasi dalam dan pondasi dangkal. Pemilihan jenis pondasi tergantung kepada
jenis struktur atas apakah termasuk konstruksi beban ringan atau beban berat dan juga
tergantung pada jenis tanahnya. Untuk konstruksi beban ringan dan kondisi tanah
cukup baik, biasanya dipakai pondasi dangkal, tetapi untuk konstruksi beban berat
biasanya jenis pondasi dalam adalah pilihan yang tepat.
Secara umum permasalahan pondasi dalam lebih rumit dari pondasi dangkal.
Untuk hal ini penulis mencoba mengkonsentrasikan makalah ini pada perencanaan
pondasi dalam, yaitu Pondasi tiang pancang. Secara umum tiang pancang dapat
diklasifikasikan antara lain: dari segi bahan ada tiang pancang bertulang, tiang
pancang pratekan, tiang pancang baja, dan tiang pancang kayu. Dari segi bentang
penampang, tiang pancang bujur sangkar, segitiga, segi enam, bulat padat, pipa, huruf
-
3 | P O N D A S I T I A N G P A N C A N G
H, huruf I, dan bentuk spesifik. Dari segi teknik pemancangan, dapat dilakukan
dengan palu jatuh (drop hammer), diesel hammer, dan hidrolic hammer.
B. Rumusan Masalah
Masalah-masalah yang akan dibahas dalam makalah proses pelaksanaan
pondasi tiang Frangki sebagai berikut :
1. Apakah pengertian Pondasi Tiang Pancang?
2. Sebutkan material pondasi tiang Frangki?
3. Bagaimana gambar detail pondasi tiang Fangki?
4. Sebutkan alat pemancangan pada pondasi tiang Frangki?
5. Bagaimana daya dukung pada tiang Frangki?
6. Bagaimanakah proses pelaksanaan pengerjaan pondasi Frangki?
7. Bagaimana penyambungan pada tiang mini Frangki?
8. Apakah ada toleransi posisi dan kemiringan tiang Frangki?
C. Tujuan
Dalam membuat makalah ini, penulis memiliki tujuan yang akan dicapai dari
pekerjaan pelaksanaan pengerjaan pondasi tiang Frangki ini antara lain :
1. Dapat mengetahui penggunaan pondasi tiang pancang pada bangunan
gedung bertingkat.
2. Dapat mengetahui spesifikasi pada pondasi tiang Frangki.
3. Dapat mengetahui proses pelaksanaan pengerjaan pondasi Frangki.
D. Batasan Masalah
1. Tidak membahas biaya pembangunan proses pelaksanaan pengerjaan pondasi
tiang Frangki.
2. Membahas spesifikasi pondasi tiang Frangki.
3. Membahas proses pelaksanaan pengerjaan pondasi tiang Frangki.
-
4 | P O N D A S I T I A N G P A N C A N G
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Pondasi Tiang Pancang
Teknik Pondasi adalah suatu upaya teknis untuk mendapatkan jenis dan
dimensi pondasi bangunan yang efisien, sehingga dapat menyangga beban yang bekerja
dengan baik. Jenis pondasi yang digunakan dalam suatu perencanaan bangunan tergantung
dari jenis tanah dan beban yang bekerja pada lokasi rencana proyek. Pondasi didesain agar
memiliki kapasitas dukung dengan penurunan/settlement tertentu, desain utamanya
mempertimbangkan penurunan dan daya dukung tanah, dalam beberapa kasus semisal turap,
defleksi/lendutan pondasi juga diikutkan dalam pertimbangan. Ketika berbicara penurunan,
yang diperhitungkan biasanya penurunan total (keseluruhan bagian pondasi turun bersama-
sama) dan penurunan diferensial (sebagian pondasi saja yang turun/miring). Ini dapat
menimbulkan masalah bagi struktur yang didukungnya.
Daya dukung pondasi merupakan kombinasi dari kekuatan gesekan tanah terhadap
pondasi (tergantung pada jenis tanah, massa jenisnya, nilai kohesi adhesinya, kedalamannya,
dsb), kekuatan tanah dimana ujung pondasi itu berdiri, dan juga pada bahan pondasi itu
sendiri. Dalamnya tanah serta perubahan-perubahan yang terjadi di dalamnya amatlah sulit
dipastikan, oleh karena itu beban yang bekerja dibatasi, biasanya sepertiga dari kekuatan
desainnya.
Beban yang bekerja pada suatu pondasi dapat diproyeksikan menjadi:
Beban Horizontal/ Beban Geser, contohnya beban akibat gaya tekan tanah, transfer
beban akibat gaya angin pada dinding.
Beban Vertikal/Beban Tekan dan Beban Tarik, contohnya:
Beban Mati, contoh berat sendiri bangunan
Beban Hidup, contoh beban penghuni, air hujan dan salju
Gaya Gempa
Gaya Angkat Air (Lifting Force)
-
5 | P O N D A S I T I A N G P A N C A N G
Pondasi tiang pancang (pile foundation) adalah bagian dari struktur yang digunakan
untuk menerima dan mentransfer (menyalurkan) beban dari struktur atas ke tanah penunjang
yang terletak pada kedalaman tertentu, tujuan dari pondasi tiang adalah:
untuk menyalurkan beban pondasi ke tanah keras
untuk menahan beban vertical, lateral, dan beban uplift
Struktur yang menggunakan pondasi tiang pancang apabila tanah dasar tidak
mempunyai kapasitas daya pikul yang memadai. Kalau hasil pemeriksaan tanah menunjukkan
bahwa tanah dangkal tidak stabil & kurang keras atau apabila besarnya hasil estimasi
penurunan tidak dapat diterima pondasi tiang pancang dapat menjadi bahan pertimbangan.
Lebih jauh lagi, estimasi biaya dapat menjadi indicator bahwa pondasi tiang pancang
biayanya lebih murah daripada jenis pondasi yang lain dibandingkan dengan biaya perbaikan
tanah. Dalam kasus konstruksi berat, kapasitas daya pikul dari tanah dangkal tidak akan
memuaskan,dan konstruski seharusnya di bangun diatas pondasi tiang. Tiang pancang juga
digunakan untuk kondisi tanah yang normal untuk menahan beban horizontal. Tiang pancang
merupakan metode yang tepat untuk pekerjaan diatas air, seperti jetty atau dermaga.
Dalam tugas ini akan dibahas tentang pondasi tiang beton, khususnya pondasi tiang
beton cor di tempat (cast in situ). Pondasi tiang beton cast in situ pada prinsipnya adalah
lubang dibuat dalam tanah dan baru dilakukan pengecoran. Ada tiga tipe pondasi cast in
situ, yaitu:
1. Tiang beton tanpa kulit baja
2. Tiang beton dengan kulit baja
3. Tiang ulir
Dalam tugas ini akan membahas tipe tiang beton tanpa kulit baja. Penggunaan tiang
beton tanpa kulit baja didasarkan pada dua keadaan tanah di lapangan, yaitu:
a. Jenis tanah dasar pondasi tidak mudah runtuh
Dengan kondisi tanah seperti ini biasanya digunakan pondasi tipe Strausz. Secara
umum pelaksanaan pondasi Strausz adalah, mula-mula dibuat lubang ke dalam tanah,
kemudian tanah dikeluarkan dari dalam lubang tersebut. Lalu tulangan dimasukkan dan
-
6 | P O N D A S I T I A N G P A N C A N G
selanjutnya dilakukan pengecoran. Untuk mengurangi volume beton, dimasukkan geotekstil
ke dalam lubang bor untuk melapisi bidang kontak antara tiang dan tanah sebelum tiang dicor.
b. Jenis tanah dasar pondasi mudah runtuh
Jika kondisi tanah dasar pondasi seperti ini dapat digunakan pondasi jenis Franki.
Tiang Franki adalah tipe pondasi yang paling ekonomis pada kondisi tanah yang sesuai.
Karena alasan tersebut, maka pondasi tiang Franki tetap eksis dan banyak digunakan sebagai
pondasi pada bangunan tinggi di berbagai kota besar di Indonesia. Secara umum
pelaksanaannya adalah, pipa baja yang terbuka ujungnya dan dipancang ke dalam tanah.
Kemudian tanah di dalam pipa dikeluarkan lalu tulangan pondasi dimasukkan. Bersamaan
dengan pelaksanaan pengecoran beton, pipa baja dicabut. Metode lain jika ukuran tiang kecil,
dapat digunakan sepatu dibagian ujung tiang, sehingga tidak diperlukan usaha untuk
mengeluarkan tanah dari dalam pipa. Pada waktu pelaksanaan pengecoran, pipa baja dicabut
dan bagian sepatu tertinggal di dalam tanah.
Pondasi tiang beton digunakan untuk bangunan tinggi (high rise building) dengan
pelaksanaan sebagai berikut :
1. Melakukan pemetaan dan test untuk menentukan kedalaman tanah keras dan klasifikasi
panjang tiang pancang sesuai pembebanan yang telah diperhitungkan.
2. Melakukan pengeboran tanah dengan mesin pengeboran.
3. Melakukan perakitan tulangan pondasi yang sudah di desain.
4. Melakukan pengecoran di lubang yang sudah terdapat tulangan pondasi.
2. Material yang digunakan
Beton untuk pembuatan tiang Mini Franki MF28 mempunyai mutu K-500.
Tulangan utama tiang menggunakan 3 buah besi beton ulir diameter 16mm mutu
BJTD 40 dan diikat spiral besi beton polos 6 mm dengan jarak as ke as 5 cm
dan 10 cm.
Pelat untuk sambungan tiang memakai pelat baja dengan tebal 10 mm yang
dihubungkan pada tulangan utama dengan pengelasan. Tepi pelat setebal 5 mm
dibuat kemiringan 45 (bevel) untuk pengelasan.
-
7 | P O N D A S I T I A N G P A N C A N G
Kawat las yang dipergunakan untuk penyambungan adalah kawat las 3,2 mm,
Low Hydrogen mutu AWS E7018.
3. Gambar Detail Pondasi Tiang Frangki
4. Alat Pancang Pondasi Tiang Pancang
Berat palu pancang minimal 1,50 ton.
Gerak palu, baik arah maupun tinggi jatuh dapat diatur sehingga kelurusan tiang
maupun energi dapat diatur selama pemancangan tiang.
-
8 | P O N D A S I T I A N G P A N C A N G
Selama pemancangan digunakan helmet pada kepala tiang agar energi pukulan
palu terbagi merata.
Untuk mencegah rusaknya kepala tiang akibat pukulan-pukulan palu (impact),
digunakan paking (cushion) dari plywood setebal minimum 5 cm. Paking tersebut
diperiksa dan diganti secara periodik selama pemancangan.
5. Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang
Pemancangan tiang dihentikan setelah kriteria set sesuai daya dukung yang
diinginkan tercapai. Kriteria set untuk menentukan kapasitas daya dukung
tiang Mini Franki, dihitung dengan menggunakan Hileys Formula
Ru = W.h. Ru = Daya dukung tiang ultimate (ton)
s+c/2 Ru = Faktor keamanan x daya dukung
tiang yang diijinkan (Q)
Apabila : Q = 25 ton, maka Ru = 2,5 x 25 = 62,50 ton
W = Berat palu (hammer) = 1,50 ton
h = Tinggi jatuh efektif palu
= 0,80 x 1,00 m = 0,80 m = 31,50
= efficiency pemancangan = 0,60
s = kalendering/jumlah penetrasi per pukulan
(inci)
c = kompresi elastis sementara = 0,50
62,50 = 1,50 x 31,50 x 0,60
s + (0,50 / 2)
s + 0,25 = (28,35 / 62,50)
s = 0,454 - 0,25
= 0,204 per pukulan
-
9 | P O N D A S I T I A N G P A N C A N G
= 5,18 cm / 10 kali pukulan
Kalendering diambil 5,20 cm untuk total 10 kali pukulan palu dengan tinggi jatuh
palu 1,0 m.
6. Proses Pelaksanaan Pekerjaan Tiang Franki
Pekerjaan pondasi umumnya merupakan pekerjaan awal dari suatu proyek. Oleh
karena itu yang penting adalah dilakukan pemetaan terlebih dahulu. Proses ini sebaiknya
sebelum alat-alat proyek masuk, karena kalau sesudahnya susah untuk melakukan nembak
titik lokasi pondasi. Dari pemetaan ini maka dapat diperoleh suatu patokan yang tepat antara
koordinat pada gambar kerja dan kondisi lapangan. Pekerjaan pondasi tiang bor memerlukan
alat-alat berat pada proyek tersebut. Disebut alat-alat berat memang karena bobotnya alat
yang berat, oleh karena itu manajer proyek harus dapat memastikan perkerjaan persiapaan
apa yang diperlukan agar alat yang berat tersebut dapat masuk ke areal dengan baik.
Excavator mempersiapkan areal proyek agar alat-alat berat yang lain bisa masuk.
Di suatu lokasi proyek dapat terjadi hal-hal yang diluar perkiraan mengenai kondisi
tanah, untuk menghindari amblesnya alat-alat berat tadi maka diperlukan pelat baja. Pelat baja
tersebut dimaksudkan agar alat-alat berat tidak ambles jika kekuatan tanahnya diragukan. Jika
sampai ambles, untuk mengangkat alat saja biayanya lebih besar dibanding biaya yang
diperlukan untuk mengadakan pelat-pelat tersebut.
-
10 | P O N D A S I T I A N G P A N C A N G
Paralel dengan pekerjaan persiapan, maka pembuatan penulangan tiang bor telah
dapat dilakukan. Ini penting, karena jangan sampai jika sudah dibor ternyata tulangannya
belum siap. Jika tertunda lama, tanah pada lubang bor bisa rusak (mungkin karena hujan atau
lainnya). Jika hal itu terjadi perlu dilakukan pengerjaan bor lagi. Pemilihan tempat untuk
merakit tulangan tidak boleh terlalu jauh, masih terjangkau oleh alat-alat berat tetapi tidak
boleh sampai mengganggu manuver alat-alat berat itu sendiri.
Pekerjaan penulangan pondasi tiang bor
Jenis pondasi yang digunakan dalam pembahasan ini adalah pondasi Franki, tipe
Franki dipilih karena tanah dasar pondasi mudah runtuh. Franki mempunyai khas dibagian
bawahnya membesar. Diameter pondasi bisa mencapai 1 m lebih, kedalaman pondasi adalah
sampai tanah keras (SPT 50).
Dalam melakukan pengeboran diperlukan crane atau excavator tersendiri, karena
mesin bornya terpisah.
Proses pengeboran merupakan proses awal dimulainya pengerjaan pondasi tiang bor,
kedalaman dan diameter tiang bor menjadi parameter utama dipilihnya alat-alat bor. Selain
-
11 | P O N D A S I T I A N G P A N C A N G
itu juga terdapatnya batuan atau material dibawah permukaan tanah. Ini perlu diantisipasi
sehingga bisa disediakan metode, dan peralatan yang cocok.
Setelah pengeboran selesai dan mencapai suatu kedalaman yang mencukupi, untuk
menghindari tanah di tepi lubang berguguran maka perlu di pasang casing, yaitu pipa yang
mempunyai ukuran diameter dalam kurang lebih sama dengan diameter lubang bor.
Pada prinsipnya cara pemasangan casing sama: diangkat dan dimasukkan pada lubang
bor. Tentu saja kedalaman lubang belum sampai bawah, secukupnya. Kalau menunggu
sampai kebawah, maka bisa-bisa tanah berguguran semua. Lubang tertutup lagi. Jadi
pemasangan casing penting. Setelah casing terpasang, maka pengeboran dapat dilanjutkan,
-
12 | P O N D A S I T I A N G P A N C A N G
mata auger diganti dengan Cleaning Bucket yaitu untuk membuang tanah atau lumpur di dasar
lubang.
Jika pekerjaan pengeboran dan pembersihan tanah hasil pengeboran dan akhirnya
sudah menjadi kondisi tanah keras. Maka untuk sistem pondasi Franky Pile maka bagian
bawah pondasi yang bekerja dengan mekanisme bearing dapat dilakukan pembesaran. Untuk
itu dipakai mata bor khusus, Belling Tools.
Cleaning Bucket dan Belling Tools
-
13 | P O N D A S I T I A N G P A N C A N G
Setelah beberapa lama dan diperkirakan sudah mencapai kedalaman rencana maka perlu
dipastikan terlebih dahulu apakah kedalaman lubang bor sudah mencukupi, yaitu melalui
pemeriksaan manual.
Perlu juga diperhatikan bahwa tanah hasil pemboran perlu juga dichek dengan data
hasil penyelidikan terdahulu. Apakah jenis tanah adalah sama seperti yang diperkirakan
dalam menentukan kedalaman tiang bor tersebut. Ini perlu karena sampel tanah sebelumnya
umumnya diambil dari satu dua tempat yang dianggap mewakili. Tetapi dengan proses
pengeboran ini maka secara otomatis dapat dilakukan prediksi kondisi tanah secara tepat, satu
persatu pada titik yang dibor.Apabila kedalaman dan juga lubang bor telah siap, maka
selanjutnya adalah penempatan tulangan rebar.
-
14 | P O N D A S I T I A N G P A N C A N G
Jika pemasangan tulangan telah selesai, maka lubang bor siap untuk di cor
Setelah proses pemasangan tulangan baja maka proses selanjutnya adalah pengecoran
beton. Ini merupakan bagian yang paling kritis yang menentukan berfungsi tidaknya suatu
pondasi. Meskipun proses pekerjaan sebelumnya sudah benar, tetapi pada tahapan ini gagal
maka gagal pula pondasi tersebut secara keseluruhan. Pengecoran disebut gagal jika lubang
pondasi tersebut tidak terisi benar dengan beton, misalnya ada yang bercampur dengan galian
tanah atau segresi dengan air, tanah longsor sehingga beton mengisi bagian yang tidak tepat.
-
15 | P O N D A S I T I A N G P A N C A N G
Adanya air pada lobang bor menyebabkan pengecoran memerlukan alat bantu khusus, yaitu
pipa tremi. Pipa tersebut mempunyai panjang yang sama atau lebih besar dengan kedalaman
lubang yang dibor.
Ujung di bagian bawah agak khusus , tidak berlubang biasa tetapi ada detail khusus
sehingga lumpur tidak masuk kedalam tetapi beton di dalam pipa bisa mendorong keluar.
Setelah pipa tremi berhasil dimasukkan ke lubang bor. Perhatikan ujung atas yang ditahan
sedemikian sehingga posisinya terkontrol (dipegang) dan tidak jatuh. Corong beton dipasang.
Pada kondisi pipa seperti ini maka pengecoran beton siap. Truk readymix siap mendekat
-
16 | P O N D A S I T I A N G P A N C A N G
Karena pipa tremi tadi perlu dicabut lagi. Jadi kalau beton yang dituang terlalu banyak
maka jelas mencabut pipa yang tertanam menjadi susah. Sedangkan jika terlalu dini mencabut
pipa tremi, sedangkan beton pada bagian bawah belum terkonsolidasi dengan baik, maka bisa-
bisa terjadi segresi, tercampur dengan tanah. Oleh karena itu dalam proses ini diperlukan
pengalaman yang benar-benar handal agar tidak terjadi kesalahan sedikitpun. Jika beton yang
di cor sudah semakin ke atas (volumenya semakin banyak) maka pipa tremi harus mulai
ditarik ke atas, karena pengecoran beton masih diteruskan maka diperlukan bucket karena
beton tidak bisa langsung dituang ke corong pipa tremi tersebut.
-
17 | P O N D A S I T I A N G P A N C A N G
Adanya pipa tremi tersebut menyebabkan beton dapat disalurkan ke dasar lubang
langsung dan tanpa mengalami pencampuran dengan air atau lumpur. Karena BJ beton lebih
besar dari BJ lumpur maka beton makin lama makin kuat untuk mendesak lumpur naik ke
atas. Jadi pada tahapan ini tidak perlu takut dengan air atau lumpur. Gambar foto di bawah
menunjukkan air / lumpur mulai terdorong ke atas, lubang mulai digantikan dengan beton
segar tadi. Proses pengecoran ini memerlukan supply beton yang continous, jika sampai
terjadi setting maka pipa treminya bisa tertanam dibawah dan tidak bisa dicabut. Sedangkan
kalau dicabut terlalu dini maka tiang beton bisa tidak continue.
-
18 | P O N D A S I T I A N G P A N C A N G
7. Penyambungan Tiang Mini Franki
Tiang Mini Franki disambung dengan mengelas plat baja pada kedua tiang yangakan disam
bung secara las keliling penuh menggunakan sistem las listrik, menggunakan mesin las
berkapasitas 250 amper. Sebelum pengelasan dilakukan, bagian tiang yang akan disambung
diatur hingga posisinya satu garis dengan bagian tiang yang telah terpancang didalam tanah
dan pelat yang akan disambung dibersihkan. Setelah pengelasan selesai dilaksanakan,
sambungan tersebut diberi lapisan aspal.
8. Toleransi Posisi dan Kemiringan Tiang
Toleransi posisi tiang akhir harus tidak lebih dari 8,0 cm terhadap letak titik
rencana, dan jarak antara dua buah tiang Mini Franki tidak boleh berubah lebih
dari 15,0 cm dari jarak yang seharusnya.
Toleransi kemiringan untuk tiang adalah maximum 1/75.
-
19 | P O N D A S I T I A N G P A N C A N G
BAB III
RINGKASAN
Pondasi merupakan suatu pekerjaan yang sangat penting dalam suatu pekerjaan teknik
sipil, karena pondasi inilah yang memikul dan menahan suatu beban yang bekerja diatasnya
yaitu beban konstruksi atas. Pondasi ini akan menyalurkan tegangan-tegangan yang terjadi.
Jenis pondasi yang digunakan dalam suatu perencanaan bangunan tergantung dari jenis tanah
dan beban yang bekerja pada lokasi rencana proyek. Pondasi didesain agar memiliki kapasitas
dukung dengan penurunan/settlement tertentu, desain utamanya mempertimbangkan
penurunan dan daya dukung tanah. Pada makalah ini penulis membahas tentang pondasi tiang
Franki. Tiang Franki adalah tipe pondasi yang paling ekonomis pada kondisi tanah yang
sesuai.
Secara umum pelaksanaannya adalah, pipa baja yang terbuka ujungnya dan dipancang
ke dalam tanah kemudian tanah di dalam pipa dikeluarkan lalu tulangan pondasi dimasukkan.
Bersamaan dengan pelaksanaan pengecoran beton, pipa baja dicabut. Metode lain jika ukuran
tiang kecil, dapat digunakan sepatu dibagian ujung tiang, sehingga tidak diperlukan usaha
untuk mengeluarkan tanah dari dalam pipa. Pada waktu pelaksanaan pengecoran, pipa baja
dicabut dan bagian sepatu tertinggal di dalam tanah.
Tiang pancang juga digunakan untuk kondisi tanah yang normal untuk menahan
beban horizontal. Tiang pancang merupakan metode yang tepat untuk pekerjaan diatas air,
seperti jetty atau dermaga.
-
20 | P O N D A S I T I A N G P A N C A N G
DAFTAR PUSTAKA
Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Laporan Kerja Praktek mahasiswa Universitas Pelita Harapan (UPH) 2007
Skripsi Universitas Kristen Petra
Suryolelono K. Basah,1994, Teknik Pondasi Bagian 2, Yogyakarta, NAFIRI
______ , 2013. pelaksanaan-pekerjaan-pondasi-tiang. From http://belajar-teknik-
sipil.blogspot.com/2012/05/pelaksanaan-pekerjaan-pondasi-
tiang.html#sthash.ehroY3JL.dpuf, 16 Desember 2013.
________ , 2013. From http://www.frankipile.co.id/download/MF28.pdf, 16 Desember 2013
-
21 | P O N D A S I T I A N G P A N C A N G