makalah parasitologi

Download MAKALAH PARASITOLOGI

If you can't read please download the document

Upload: zerlinda-anita-saraswati

Post on 12-Dec-2015

117 views

Category:

Documents


43 download

DESCRIPTION

belajar parasitologi via online

TRANSCRIPT

MAKALAH PARASITOLOGIPEMERIKSAAN ANGKA KAPANG DAN KHAMIR PADA SEDIAAN BEDAK BAYIDisusun oleh :Zerlinda Anita Saraswati A102.09.070 AKADEMI ANALIS KESEHATAN NASIONAL SURAKARTA2015KATA PENGANTARPuji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah PEMERIKSAAN ANGKA KAPANG DAN KHAMIR PADA SEDIAAN BEDAK BAYI ini dengan baik. Dalam penyusunan makalah ini tidak dapat terlepas dari bantuan beberapa pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharap saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak. Kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak dan pembaca untuk dapat menambah pengetahuan dan wawasan. Surakarta, 15 April 2015 PenulisBAB IPENDAHULUANLatar BelakangKosmetik merupakan komoditi yang digunakan oleh hampir seluruh lapisan masyarakat di Indonesia. Salah satu penyebab kerusakan kosmetik adalah pencemaran mikroba. Pencemaran ini dapat berasal dari air, bahan baku yang digunakan dan ruangan tempat pembuatan. Di pasaran kemungkinan terkait dengan kondisi tempat penyimpanan dan kemasan yang tidak memadai dari kosmetik itu sendiri. Pencemaran mikroba yang sering terjadi adalah pencemaran jamur. Pencemaran jamur ini penting karena kosmetik digunakan terus-menerus dan dalam waktu yang lama. Selain itu Indonesia memiliki iklim tropis dengan kelembapan tinggi sehingga memungkinkan jamur untuk tumbuh dan berkembang biak.Ada beberapa jamur yang sering terdapat di alam diantaranya jenis dari Aspergillus sp yang dilaporkan dapat menyebabkan infeksi telinga, alergi dan asma. Beberapa spesies jamur ini menghasilkan mikotoksin yang dapat menimbulkan penyakit kanker pada manusia dan binatang. Aspergillus sp umumnya menimbulkan asma. Secara akut dapat menimbulkan edema dan bronchiospasms, secara kronis dapat berkembang menjadi emfisema paru. Mucor sp sering ditemukan pada tanah, humus, kotoran kuda, buah-buahan, barang-barang yang terbuat dari kulit, daging, produk susu, rambut binatang serta rami. Pengujian pada kulit dan paru spesies jamur ini (zygomycetes) dapat menyebabkan alergi. Jamur Mucor sp dapat menimbulkan mukorosis pada individu yang mempunyai sistem imunitas rendah.Rumusan MasalahApakah yang dimaksud dengan Kosmetik pada bedak bayi? Apakah yang dimaksud kapang dan khamir?Bagaimana standar angka kapang dan khamir pada bedak bayi?Bagaimana cara identifikasi perhitungan angka kapang dan khamir pada bedak bayi?TujuanMengetahui definisi Kosmetik pada bedak bayi.Mengetahui definisi kapang dan khamir.Mengetahui standar angka kapang dan khamir pada bedak bayi.Mengetahui cara identifikasi angka kapang dan khamir pada bedak bayi.BAB IIISIKosmetikPengertian KosmetikMenurut Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dalam Peraturan Perundang-Undangan di Bidang Kosmetikpasal 1No: HK. 00.05.4.175tahun 2004, kosmetik adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia(epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ genital bagian luar) atau gigi dan mukosa mulut terutama untuk membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan, dan atau memperbaiki bau badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik. (BPOM, 2004)Persyaratan dan Penggolongan KosmetikKosmetik yang diproduksi atau diedarkan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :Menggunakan bahan yang memenuhi standar dan persyaratan mutu serta persyaratan lain yang ditetapkanProduksi kosmetik menggunakan cara pembuatan kosmetik yang baikTerdaftar dan mendapat izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan.Berdasarkan bahan dan penggunaannya serta untuk maksud evaluasi produksi, kosmetik dibagi 2 golongan :Kosmetik golongan I adalah :Kosmetik yang digunakan untuk bayiKosmetik yang digunakan di sekitar mata, rongga mulut dan mukosa lainnyaKosmetik yang mengandung bahan dan fungsinya belum lazim serta belum diketahui keamanan dan kemanfaatannya.Kosmetik golongan II adalah kosmetik yang tidak termasuk golongan I, dimaksudkan dalam golongan II apabila :Mengandung bahan dengan persyaratan kadar dan penandaannyaMengandung bahan dengan fungsi belum lazim serta belum diketahuiSediaan berbentuk aerosol.BEDAK BAYIBedak bayi menurut SNI 16-4950-1998 adalah kosmetika berbentuk serbuk atau padat kompak merupakan campuran bahan kimia dan atau bahan yang digunakan untuk menyererap air dan keringat serta melindungi kulit bayi dan memberikan rasa nyaman.Bedak bayi adalah sediaan kosmetika bayi yang berguna untuk menyerap keringat dan mencegah adanya luka karena gesekan, juga karena mempunyai permukaan yang luas maka mungkin dapat mempunyai efek mendinginkan kulit. Sebagai bahan dasar zat pembawa sering digunakan talk, karena talk selain sebagai polein dan penghalus kulit, juga dapat menempel lama pada kulit dan tidak akan menghalangi keluar keringat. Karena talk mempunyai sifat kurang menyerap air, maka kedalam sediaan bedak bayi sering ditambahkan suatu zat penyerap (absorbent). Zat penyerap yang sering ditambahkan adalah kaolin, amilum, MgCO3, dsb. Al, Zn, Mg stearat sering digunakan untuk menambah daya lekat.KHAMIRKhamir adalah fungi ekasel (uniselular), organisme eukariota, uniseluler, heterotrof yang termasuk dalam kingdom Eumycota dan keberadaanya tersebar pada berbagai habitat, pada beberapa jenis spesiesnya umum digunakan untuk membuat roti, fermentasi minuman beralkohol, dan bahkan digunakan percobaan sel bahan bakar (Nagahama, 2006). Khamir (yeast) merupakan bentuk fungi berupa sel tunggal dengan pembelahan sel melalui pertunasan (Pratiwi, 2008). Khamir dapat membentuk lapisan filament di atas permukaan medium cair. Produksi pigmen karoteroid menandakan adanya pertumbuhan genus Rhodotorula(Entjang, 2003). Sel khamir mempunyai bentuk yang bermacam-macam seperti bulat, oval, silinder, dan bulat. Bentuk-bentuk dari sel khamir tersebut dapat membantu dalam mempermudah untuk pengidentifikasian dari khamir.Khamir pada umumnya diklasifikasikan berdasarkan sifat-sifat fisiologinya dan tidak atas perbedaan morfologinya seperti pada kapang. Beberapa khamir tidak membentuk spora dan digolongkan ke dalam fungi Imperfekti, dan yang lainnya membentuk spora seksual sehingga digolongkan ke dalam Ascomycetes dan Basidiomycetes. Khamir dapat melakukan reproduksi atau perkembangbiakan dengan beberapa cara yaitu : pertunasan, pembelahan, pembelahan tunas, yaitu kombinasi antara pertunasan dan pembelahan sporulasi atau pembetukan spora yang dapat dibedakan atas 2 macam yaitu : spora aseksual dan spora seksual.KAPANGKapang adalah fungi multiseluler yang mempunyai filamen, dan pertumbuhannya pada makanan mudah dilihat karena penampakkannya yang berserabut seperti kapas. Pertumbuhannya mula-mula akan berwarna putih, tetapi jika spora telah timbul akan terbentuk berbagai warna tergantung dari jenis kapang. Sifat-sifat morfologi kapang baik penampakkan mikroskopik dan makroskopik digunakan dalam identifikasi dan klasifikasi kapang (Hidayat, 2006). Kapang merupakan mikroorganisme yang termasuk dalam anggota Kingdom Fungi yang membentuk hifa. Kapang bukan merupakan kelompok taksonomi yang resmi, sehingga anggota-anggota dari kapang tersebar ke dalam filum Glomeromycota, Ascomycota, dan Basidiomycota. Menurut Fardiaz, 1992 bahwa kapang terdiri dari suatu thallus yang tersusun dari filamen yang bercabang yang disebut hifa. Kumpulan dari hifa membentuk suatu jalinan yang disebut miselium.IDENTIFIKASI KAPANG ATAU KHAMIRStandar Angka Kapang dan Khamir pada Bedak bayiUji Angka Kapang Khamir (AKK) digunakan untuk menetapkan total kapang khamir dalam tiap gram atau tiap ml sampel yang akan ditetapkan. Setiap sediaan mensyaratkan batas angka kapang atau khamir tertentu yang masih dianggap aman untuk digunakan. Berdasarkan SNI 16-4950-1998 dan keputusan DirektoratJendral POM RINo. 00.06.4.02894 tentang sediaan bedak bayi untuk angka kapang dan khamir pada bedak bayi adalah koloni/ gram negatifPersiapan Alat dan BahanAlat :ErlenmeyerInkubator Tabung reaksiCawan petri sterilPipet ukurBahan : Pepton Dilution Fluid (PDF)Potato Dextrose Agar (PDA) + Kloramfenikol (100 mg/L) (0,01%)Air Suling Agar (ASA) 0,05 %Cara KerjaSampel ditimbang 1gram kemudian dilarutkan dalam 10ml larutan pengencer Air Suling Agar (ASA)Lakukan pengenceran sampai di dapat konsentrasi 10-1 hingga 10-4Dari masing-masing pengenceran dipipet 0,5 ml kemudian dituangkan pada permukaan media Potato Dextrose Agar (PDA) yang mengandung 100mg/l kloramfenikol, segera diratakan. Sebagai kontrol adalah media PDA dan larutan pengencer.Seluruh cawan petri diinkubasi pada suhu 20-25C selama 5-7 hari. Sesudah 5 hari inkubasi, dicatat jumlah koloni jamur yang tumbuh, pengamatan terakhir pada inkubasi 7 hari. Perhitungan :Dipilih cawan petri dari satu pengenceran yang menunjukkan jumlah koloni antara 40-60. Jumlah koloni dari kedua cawan petri dihitung kemudian dikalikan dengan faktor pengencerannya. Bila pada dua cawan petri pada dua tingkat pengenceran dan berurutan menunjukkan jumlah antara 40-60, maka dihitung jumlah koloni dan dikalikan faktor pengenceran kemudian diambil rata-rata. Angka diambil dinyatakan sebagai angka kapang/khamir dalam tiap gram contoh. Adanya beberapa kemungkinan yang berbeda dari pernyataan di atas, mengikuti petunjuk sebagai berikut :Bila hanya salah satu di antara kedua cawan petri dari pengenceran yang sama menunjukkan jumlah koloni antara 40-60, dihitung jumlah koloni dari kedua cawan dan dikalikan dengan faktor pengenceran.Bila pada tingkat pengenceran yang lebih tinggi didapat jumlah koloni lebih besar dari dua kali jumlah koloni pada pengenceran di bawahnya, maka dipilih tingkat pengenceran terendah.Bila dari seluruh cawan petri tidak ada satupun yang menunjukkan jumlah antara 40-60 koloni, maka dicatat angka sebenarnya dari tingkat pengenceran terendah dan dihitung sebagai angka kapang/khamir perkiraan.Bila tidak ada pertumbuhan pada semua cawan dan bukan disebabkan faktor inhibitor, maka angka kapang/khamir dilaporkan sebagai kurang dari satu dikalikan faktor pengenceran.Persyaratan : Jumlah angka kapang memenuhi aturan Departemen Kesehatan jika kurang dari 104.BAB IIIPENUTUPKESIMPULANBedak bayi menurut SNI 16-4950-1998 adalah kosmetika berbentuk serbuk atau padat kompak merupakan campuran bahan kimia dan atau bahan yang digunakan untuk menyererap air dan keringat serta melindungi kulit bayi dan memberikan rasa nyaman. Apabila perhitungan angka kapang dan khamir (AKK) ditemukan pertumbuhan koloni jamur, kontaminasi jamur ini mungkin didapat dari bahan baku, pada proses produksi dan selama proses penyimpanan yang tidak baik atau karena kemasan yang tidak memadai misalnya kemasan bocor atau tidak tertutup rapat sehingga dapat berhubungan dengan udara luar, spora-spora jamur yang sering terdapat di alam dapat menempel pada kosmetik tersebut dan tumbuh menjadi jamur. Selalu perhatikan pra-analitik, analitik, dan analitiknya.SaranDisarankan apabila ingin dilakukan pemeriksaan angka kapang dan khamir (AKK) pada sediaan bedak bayi dengan nomor batch yang sama, mulai dari bahan baku selama proses produksi hingga beberapa lama di pasaran (3 bulan, 6 bulan, 9 bulan) sehingga dapat diketahui sumber pencemaran dari jamur.DAFTAR PUSTAKABadan Pengawas Obat dan Makanan. 2004. Peraturan Perundang-Undangan di Bidang Kosmetik.Jakarta; Departemen Kesehatan Republik Indonesia.Badan PengawasObat danMakanan.Keputusan Dirjen POM RI mengenai cemaran mikroba pada kosmetik.[serial online] diunduh : 15 April 2015 pukul 20.35https://husinrm.files.wordpress.com/2008/06/sk_dirjenpom_hk000602894.pdfEntjang, Indan. 2003. Mikrobiologi Dan Parasitologi Untuk Akademi Perawat Dan Sekolah Tenaga Kesehatan yang Sederajat. Bandung : PT. Citra aditia bakti.Fardiaz, S., 1992.Mikrobiologi Pangan 1. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.Hidayat, Nur. 2006.Mikrobiologi Industri. Yogyakarta: Penerbit AndiNagahama, T. 2006. yeast biodiversity in freshwater, marine and deep-sea environments.Pratiwi, Sylvia. 2008.Mikrobiologi Farmasi. Jakarta: ErlanggaRaini Mariana, Handayani Rini Sasanti, Isnawati Ani. 2004. Gambaran Cemaran Jamur Pada Kosmetik Bedak Bayi dan Bayangan Mata. Media Litbang Kesehatan vol XIV nomor 4